ANOVA
-
Upload
gisti-ayu-pratiwi -
Category
Documents
-
view
426 -
download
0
Transcript of ANOVA
80
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sebuah penelitian, terkadang kita ingin membandingkan hasil perlakuan (treatment)
pada sebuah populasi dengan populasi yang lain dengan metode uji hipothesis yang ada.
Membandingkan satu rata-rata populasi dengan satu rata-rata populasi yang lain, selain
memakan waktu, juga beresiko mengandung kesalahan yang besar. Untuk itu, kita memerlukan
sebuah metode yang cepat dan beresiko mengandung kesalahan lebih kecil, yakni ANOVA
(Analysis of Variance).
Asumsi yang digunakan adalah subjek diambil secara acak menjadi satu kelompok n.
Distribusi mean berdasarkan kelompok normal dengan keragaman yang sama. Ukuran sampel
antara masing-masing kelompok sampel tidak harus sama, tetapi perbedaan ukuran kelompok
sampel yang besar dapat mempengaruhi hasil uji perbandingan keragaman.
Anova dibagi menjadi 2 yaitu Anova satu arah dan Anova 2 arah .Dimana Anova dua jalur
memiliki perbedaan dibanding anova satu jalur. Perbedaannya adalah pada jumlah variabel
independen. Pada anova satu jalur hanya ada satu variabel independen, sementara pada anova
dua jalur ada dua atau lebih variabel independen.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari modul ANOVA ini adalah :
1. Mampu melakukan perhitungan ANOVA (Analysis of Variance).
2. Mampu membedakan antara One Way ANOVA dengan Two Way ANOVA.
3. Mampu menentukan variabel-variabel yang termasuk faktor maupun level faktor.
1.3 Batasan Praktikum
Batasan dari modul ANOVA ini adalah :
1. One Way ANOVA menggunakan desain tabel acak sempurna.
2. Two Way ANOVA menggunakan desain faKtorial (2 level).
1.4 Manfaat Praktikum
Manfaat dari modul ANOVA ini adalah :
1. Praktikan dapat melakukan perhitungan ANOVA.
2. Praktikan dapat membedakan antara One Way ANOVA dan Two Way ANOVA.
3. Praktikan dapat menerapkan perhitungan ANOVA terhadap semua desain eksperimen.
4. Praktikan dapat membedakan variabel yang termasuk faktor dan level faktor.
81
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian ANOVA
ANOVA digunakan untuk menganalisis perbedaan rata – rata variabel tergantung
(dependent variabel) berdasarkan lebih dari dua kelompok (atau kategori) yang terdapat pada
variabel bebas (independant variabel).
2.2 Klasifikasi ANOVA
Setiap jenis pengujian ANOVA memiliki metode dan ciri tersendiri. Dalam menganalisa
dengan menggunakan metode ANOVA terlebih dahulu kita harus mengklasifikasikannya. Anova
dibedakan menjadi dua, yaitu One Way ANOVA dan Two Way ANOVA.
2.2.1 One Way ANOVA
Analisis Variansi searah merupakan alat uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah
k populasi yang independen mempunyai rata – rata yang berbeda atau tidak. Dalam analisis
variansi searah teradapat 1 variabel tak bebas (variabel dependen) dan 1 variabel bebas atau
(independen). Dalam pengujian One Way ANOVA, sampel dibagi menjadi beberapa kategori dan
replikas. Kolom bertindak sebagai kategori dan baris sebagai replikasi. Contohnya seperti
perbededaan rata-rata diantara 10 tanaman yang dipupuk dan diamati dalam beberapa minggu.
Dalam pengujian One Way ANOVA, sampel dibagi menjadi beberapa kategori dan replikasi.
Kolom bertindak sebagai kategori dan baris sebagai replikasi.
2.2.2 Two Way ANOVA
Pengujian hipotesis dua arah merupakan pengujian hipotesis beda tiga rata-rata atau lebih
dengan dua faktor yang berpengaruh. Two Way ANOVA diklasifikasikan ke dalam dua jenis
berdasarkan ada/tidak adanya interaksi antar variabel faktor. Contoh Anova dua arah tanpa
interaksi misalnya adalah pengaruh 3 mesin produksi dan operator yang berbeda terhadap
hasil produksi perusahaan tanpa memandang pengaruh operator yang bekerja. Contoh di atas
jika dimasukkan dalam Anova dua arah dengan interaksi berarti, juga memandang pengaruh
operator yang bekerja pada setiap mesin.
Two Way ANOVA diklasifikasikan ke dalam dua jenis berdasarkan ada/tidak adanya
interaksi antar variabel faktor.
1. ANOVA dua arah tanpa interaksi
Dalam kategori, terdapat blok atau sub-kelompok
Kolom : kategori 1
Baris : blok, kategori 2
82
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
Setiap sel berisi satu data.
2. ANOVA dua arah dengan interaksi
Dalam kategori, terdapat blok atau sub-kelompok
Kolom : kategori 1
Baris : blok, kategori 2
Setiap blok diulang, satu sel berisi beberapa data.
2.3 Langkah Pengujian ANOVA
Berikut adalah langkah – langkah pengujian One Way ANOVA dan Two Way ANOVA.
2.3.1 Pengujian One Way ANOVA
Langkah-langkah pengujian klasifikasi satu arah (one way ANOVA) adalah sebagai berikut:
1. Menentukan formulasi hipotesis
H0 : µ1 = µ2 = µ3 = µ4
H1 : sekurang-kurangnya ada satu perbedaan antara rata-rata satu dengan yang lainnya
2. Menentukan taraf nyata (α) dan nilai F tabel
Taraf nyata (α) ditentukan dengan derajat pembilang (v1) dan derajat penyebut (v2), di mana
V1 = k-1 dan V2 = k(n-1)dan, sehingga ( )
3. Menentukan kriteria pengujian
H0 diterima apabila F0 ≤ ( ) H0 ditolak apabila F0 ˃ ( )
4. Membuat penyajian data sampel dalam bentuk tabel
Tabel 2.1 Penyajian Data Dalam Desain Acak Sempurna
PERLAKUAN JUMLAH
1 2 … K
Data Pengambilan
Y11
Y1n1
Y21
Y2n2
… …
Yk1 Yk2 Yknk
Jumlah J1 J2 Jk2 ∑
Banyak Pengamatan
n1 N2 nk ∑
Rata-rata 1 2 k
Sumber : Sudjana (1995)
Selanjutnya dilakukan perhitungan :
a. Jumlah Kuadrat Semua Nilai Pengamatan ∑ ∑ ∑
(2-1)
Sumber : rakhma.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14470/ANOVA.DOC
b. JKR
(2-2)
Sumber : rakhma.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14470/ANOVA.DOC
c. JKP ∑ ( ) ∑ (
)
(2-3)
Sumber : rakhma.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14470/ANOVA.DOC
d. JKE ∑ ∑ ( )
∑ (2-4)
Sumber : rakhma.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14470/ANOVA.DOC
83
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
5. Membuat analisis variansnya dalam bentuk tabel ANOVA
Tabel 2.2 Tabel One Way Anova
Sumber Variansi Derajat bebas
(db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F0
Rata-rata 1 JKR KTR =
F =
Antar Perlakuan
(k-1)
JKP =
( )
Error (n-1) JKE KTE =
( )
Jumlah Total N(k-1) ∑
Sumber : Sudjana (1995)
5. Membuat kesimpulan dengan membandingkan antara langkah ke-5 dengan kriteria
pengujian pada langkah ke-3.
2.3.2 Langkah pengujian Two Way ANOVA
Berikut ini adalah langkah-langkah pengujian Two Way ANOVA.
2.3.2.1 Two Way ANOVA Tanpa Interaksi
Langkah-langkah pengolahan data Two Way ANOVA dengan interaksi :
1. Menentukan formulasi hipotesis
a (pengaruh baris nol)
: sekurang- kurangnya satu tidak sama dengan nol
b (pengaruh kolom nol)
: sekurang- kurangnya satu tidak sama dengan nol
2. Menentukan taraf nyata beserta F tabel
a. Untuk baris: ( ) = b – 1 ( ) = (k-1)(b-1)
b. Untuk kolom: ( ) = k –1 ( ) = (k-1)(b-1)
Fα( ; ) = ...
3. Menentukan kriteria Pengujian
diterima jika ≤ Fα ( ; )
ditolak jika > Fα ( ; )
Gambar 2.1 Kriteria pengujian
4. Membuat analisis varians dalam bentuk tabel ANOVA
Tabel 2.3 Tabel Two Way Anova tanpa Interaksi Sumber Variasi
Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Rata- rata Kuadrat
Rata - rata baris (b - 1) JKB
⁄
Rata - rata kolom (k – 1) JKK
⁄
Eror (b - 1)(k – 1) JKE
Total (kb – 1) JKT
Sumber : Sudjana (1995)
84
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
JKT = ∑ ∑
(2-5)
Sumber : rakhma.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14470/ANOVA.DOC
JKB = ∑
-
(2-6)
Sumber : rakhma.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14470/ANOVA.DOC
JKK = ∑
(2-7)
Sumber : rakhma.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14470/ANOVA.DOC
JKE = JKT – JKB – JKK (2-8)
Sumber : rakhma.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14470/ANOVA.DOC
5. Membuat Kesimpulan
2.3.2.2 Two Way ANOVA Dengan Interaksi
Langkah-langkah pengolahan data Two Way ANOVA dengan interaksi :
1. Menentukan formulasi hipotesis
a
: sekurang- kurangnya satu tidak sama dengan nol
b
: sekurang- kurangnya satu tidak sama dengan nol
c ( ) ( ) ( ) ( )
: sekurang- kurangnya satu ( ) tidak sama dengan nol
2. Menentukan taraf nyata beserta F tabel
a. Untuk baris: ( ) = b –1 ( ) = (kb)(n-1)
b. Untuk kolom: ( ) = k –1 ( ) = (kb)(n-1)
c. Untuk interaksi : ( ) = (k –1)(b – 1) ( ) = (kb)(n-1)
Fα( ; ) = ...
3. Menentukan kriteria Pengujian
Untuk baris, kolom dan untuk interaksi
diterima jika ≤ Fα ( ; )
ditolak jika > Fα ( ; )
Gambar 2.2 Kriteria pengujian
85
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
4. Membuat analisis varians dalam bentuk tabel ANOVA
Tabel 2.4 Tabel Two Way Anova Dengan Interaksi Sumber Variasi
Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Rata- rata Kuadrat
Rata- rata baris (b - 1) JKB
⁄
Rata- rata kolom (k – 1) JKK
⁄
Interaksi (b - 1)(k – 1) JKI
Eror bk (n – 1) JKE
Total (bkn – 1) JKT
Sumber : Sudjana (1995)
JKT = ∑ ∑ ∑
(2-9)
Sumber : rakhma.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14470/ANOVA.DOC
JKB = ∑
-
(2-10)
Sumber : rakhma.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14470/ANOVA.DOC
JKK = ∑
(2-11)
Sumber : rakhma.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14470/ANOVA.DOC
JKI = ∑ ∑
– ∑
∑
(2-12)
Sumber : rakhma.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14470/ANOVA.DOC
JKE = JKT – JKB – JKK – JKI (2-13) Sumber : rakhma.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14470/ANOVA.DOC
5. Membuat Kesimpulan
2.4 Post HOC dengan LSD
Post HOC dengan LSD (least significant difference) adalah metode yang digunakan untuk
mengetahui variabel dengan perbedaan yang signifikan dan mempunyai asumsi homogenitas
varian terpenuhi.
1. LSD (least significant difference) adalah analisi perbandingan yang digunakan untuk
mengetahui pasangan rata rata mana yang paling berbeda di antara pasangan yang ada
2. Analisis Post Hoc adalah analisis yang dilakukan setelah data dikumpulkan, meliputi
a. Uji Student-Newman-Keuls (SNK)
Pengujian rata rata dengan mengguanakan rata rata kelompok perlakuan yang
didasarkan pada uji range untuk kelompok homogen. Kelompok perlakuan ini akan
homogen dalam hal mereka tidak berbeda dalam kelompok tetapi berbeda dari
kelompok lain.
b. Uji Range Duncan
Uji ini digunakan untuk menguji perbandingan berpasangan antar beberapa rata-
rata. Dengan melakukan uji ini kita bisa mengetahui kelompok rata- rata mana yang
berbeda dan dari kelompok tersebut berisi variabel yang sama.
86
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
Metode Fisher’s LSD (Least Significant Difference) Post Hoc dengan LSD digunakan ketika uji
F dalam ANOVA signifikan dan digunakan sebagai pembanding terencana tanpa memperhatikan
banyaknya perlakuan. Langkah pengujian LSD :
1. LSD
a. Menentukan nilai KTG dan derajad kebebasan yang diperoleh dari tabel analisis ragam
b. Menentukan nilai t-student
c. Menghitung nilai LSD
2. Selisih Rata – rata
a. Mengurutkan rata-rata perlakuan (urutan menaik/menurun)
b. Membuat tabel matriks selisih rata-rata diantara perlakuan.
Kriteria Pengujian
Jika | | , maka H0 ditolak (terdapat perbedaan yang nyata)
Jika | | , maka H0 diterima (tidak terdapat perbedaan yang nyata)
Dimana :
√
(2-15)
Sumber : Ade Setiawan, 2009. Mean-comparison.pdf
√
(2-16)
Sumber : Ade Setiawan, 2009. Mean-comparison.pdf
Dengan :
= Nilai t-student
= taraf nyata
Db = derajat bebas galat
√ (
)
√
(2-17)
Sumber : Ade Setiawan, 2009. Mean-comparison.pdf
Dengan :
= Galat Baku (Standard Error, SED)
KTG = Kuadrat Tengah Galat
r = banyaknya ulangan (pengamatan)
87
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir
Berikut ini adalah diagram alir dari penelitian ANOVA yang telah dilakukan.
mulai
Identifikasi masalah
Tinjauan pustaka
Pengambilan
data one way
ANOVA
Data sekunder dari skripsi
Pengolahan dan analisis
data
manual spss
Analisis dan intrepretasi
data
Kesimpulan dan saran
selsesai
Gambar 3.1 Diagram alir one way anova
mulai
Identifikasi masalah
Pengambilan data
two way anova
Tinjauan pustaka
Masukkan bahan
Buat adonan kue
Masukkan adonan
ke dalam oven
manual spss
Analisis dan intrepretasi data
Kesimpulan dan saran
selesai
Mengambil 10 sampe
dan ukur ketinggian kue
Pengolahan data dan
analisis data
Gambar 3.10 Diagram alir two way anova
88
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
3.2 Alat dan Bahan Praktikum
Berikut ini adalah alat dan bahan yang diperlukan pada saat praktikum One Way ANOVA dan
Two Ways ANOVA.
3.2.1 Alat Dan Bahan Praktikum One Way ANOVA
Berikut ini merupakan alat dan bahan yang perlu dipersiapkan saat melakukan penelitian
One Way ANOVA, yaitu:
1. Data sekunder skripsi yang memiliki 1 faktor dengan minimal memiliki 4 level faktor dan
minimal 10 replikasi
3.2.2 Alat Dan Bahan Praktikum Two Way ANOVA
Berikut ini merupakan alat dan bahan yang perlu dipersiapkan saat melakukan penelitian
Two Way ANOVA, yaitu:
1. Timbangan bahan
2. Oven
3. Mixer
4. Cetakan
5. Loyang
6. Pengaduk dan wadah
7. Jangka sorong
8. Tabel Pengamatan
3.3 Prosedur Praktikum
Berikut ini adalah prosedur praktikum One Way ANOVA dan Two Way ANOVA.
3.3.1 Prosedur Praktikum One Way ANOVA
Untuk memudahkan praktikum dan mengklasifikasikan tugas-tugas yang harus dilakukan
dalam modul statistik parametrik ini diperlukan prosedur praktikum yang sistematis.
Adapun prosedur yang harus dilakukan, yaitu:
1. Pengambilan data sekunder bisa melalui data skripsi dengan 1 faktor dengan minimal 4
level faktor dengan sampel kecil kurang dari 30 sampel minimal 10 replikasi.
2. Menyertakan bukti data skripsi sebagai lampiran.
3. Identifikasi masalah terhadap data sekunder.
4. Pengolahan data sekunder, bisa melalui perhitungan manual maupun perhitungan lewat
SPSS.
5. Analisis data dan interprestasi data.
6. Kesimpulan dan saran.
89
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
7. Menyusun laporan.
8. Selesai.
3.3.2 Prosedur Praktikum Two Ways ANOVA
Untuk memudahkan praktikum dan mengklasifikasikan tugas-tugas yang harus dilakukan
dalam modul statistik parametrik ini diperlukan prosedur praktikum yang sistematis.
Adapun alat dan bahan Two Way ANOVA adalah:
Pelaksanaan praktikum
1. Pengambilan eksperimen melalui suatu eksperimen pembuatan roti dengan oven. Batasan
pada praktikum ini, yaitu dengan menggunakan dua faktor sebagai bahan pertimbangan
dalam mempengaruhi output, sehinggan menggunakan desain tabel faktorial. Sampel yang
diambil sejumlah 10 sampel tiap perlakuan.
2. Persiapan alat dan bahan.
3. Penentuan faktor yang akan digunakan.
4. Persiapan pembuatan adonan.
5. Pengambilan sampel
6. Pengukuran tinggi kue bolu
7. Penggabungan data dari beberapa kelompok untuk memenuhi permintaan tabel desain
faktorial.
8. Pengolahan data primer, perhitungan manual dan perhitungan SPSS.
9. Analisis data dan interprestasi data.
10. Kesimpulan dan saran.
11. Menyusun laporan.
12. Selesai.
90
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
Pada praktikum ini, praktikan mengambil beberapa data yang dinilai dapat digunakan
sebagai data untuk melakukan tes ANOVA.
4.1.1 One Way ANOVA
Studi kasus pada percobaan One Way ANOVA adalah pengambilan data sekunder dari hasil
skripsi tentang pengujian temperatur rata-rata pembakaran yang terdiri dari 1 faktor yang
memiliki 5 level faktor, dengan 10 kali replikasi.
Tabel 4.1 Tabel Data One Way ANOVA
Menit ke Temperatur Rata-Rata Pembakaran
0% 2% 6% 10% 15%
1 328.2679 339.9279 345.2771 375.1786 331.7807
2 272.7714 259.2479 208.3264 246.0529 255.1307
3 272.8007 263.1871 211.5864 253.8793 270.1700
4 274.4743 270.0557 255.2550 268.7357 272.5621
5 320.0964 332.8636 341.3557 366.8964 363.6021
6 286.8193 272.8114 280.1107 284.7014 297.4786
7 291.5000 279.8136 297.0393 294.5457 311.9357
8 298.3000 286.7650 298.4007 303.8921 314.7614
9 303.5521 295.3493 332.6986 309.4821 317.2829
10. 314.5214 314.0036 340.2900 358.4129 383.9621
4.1.2 Two Way ANOVA
Studi kasus pada percobaan Two Way ANOVA adalah data tinggi roti yang diambil dari
bermacam-macam hasil produksi roti pada kombinasi 2 fakktor yang berbeda. Ada dua macam
perlakuan yang ada dalam percobaan ini, yaitu besarnya suhu dan bahan pengembang. Berikut
merupakan data ANOVA dua arah dengan interaksi.
Tabel 4.2 Tabel Data Two Way ANOVA
Jenis bahan Suhu
140 150 160
SP
5.95 5.61 5.30 5.94 5.72 5.74 5.88 5.96 5.49 5.26
5.62 5.71 5.97 5.70 5.70 5.62 5.64 5.45 5.53 5.38
5.95 5.40 5.60 5.60 5.65 5.50 5.75 5.40 5.50 5.60
BP
5.52 5.20 5.46 5.48 5.52 5.80 5.43 5.90 5.70 5.91
6.10 5.83 5.43 5.56 5.83 5.97 6.05 6.06 6.07 6.12
5.47 5.54 5.45 5.60 5.71 5.65 5.32 5.39 5.29 5.67
91
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
4.2 Pengolahan Data
Data-data yang telah terkumpul kemudian diolah secara manual dan dengan menggunakan
SPSS. Dari kedua hasil tersebut kemudian data dianalisis dan diinterpretasikan berdasarkan
masing-masing datanya.
4.2.1 One Way ANOVA
Pengujian data ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari pengujian
temperatur rata-rata pembakaran dan persentase yang terjadi. Data akan dihitung secara
manual dan SPSS sehingga nantinya akan didapatkan perbedaan hasil dari kedua perhitungan.
4.2.1.1 Pengolahan Data Dengan SPSS
Berikut ini adalah pengolahan data dengan menggunakan SPSS.
4.2.1.1.1 Pengujian Kenormalan
Berikut adalah pengujian kenormalan data dengan menggunakan SPSS :
1. Melakukan uji kenormalan data dengan menekan menu bar Analyze – Descriptive Statistics –
Explore.
Gambar 4.1 Pengujian kenormalan
2. Lalu masukkan Dependent List dan Factor Listnya. Setelah iu tekan Plots lalu centang
Normality Plots with Tests. Tekan continue lalu tekan OK. Maka muncullah output uji
kenormalan.
Tabel 4.3 Tabel Data Distribusi Normal Tests of Normality
persentase
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
suhu 0% .147 10 .200* .957 10 .752
2% .146 10 .200* .916 10 .324
6% .132 10 .200* .980 10 .966
10% .182 10 .200* .926 10 .410
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
H0 diterima apabila sig ≥ 0,05 dan ditolak apabila sig<0,05. Berdasarkan nilai sig pada
output diatas, nilai sig pada Kolmogorov-Smirnov* dan Saphiro-Wilk ≥ 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima yaitu databerdistribusi normal.
92
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
4.2.1.1.2 Pengujian Homogenitas Varians
Berikut adalah pengujian Homogenitas Variansdengan menggunakan SPSS :
Melakukan uji homogenitas varians dengan menekan menu barAnalyze – General Linear Model –
Univariate. Masukkan Suhu ke dalam Dependent Variabel dan presentase ke dalam Fixed Factor.
Gambar 4.2 Pengujian homogenitas varians
2. Klik Options, centang Descriptive Statistics dan Homogenity test lalu klik continue.
3. Setelah itu klik OK. Maka muncullah output uji homogen
Tabel 4.4 Tabel Homogenitas Varians Test of Homogeneity of Variances
Suhu
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.575 3 36 .069
H0 = Data homogen
H1 = Data tidak homogen
H0 diterima apabila nilai Sig > α = 0,05 dan ditolak apabila nilai Sig< α = 0,05
Dilihat dari tabel diatas nilai Sig dari Test of Homogeneity of Variances bernilai 0,069 yang
menunjukkan nilai tersebut berada diatas nilai α= 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
H0 diterima, sehingga data tersebut homogen.
4.2.1.1.3 Pengujian One Way ANOVA
Berikut adalah pengujian One Way ANOVAdengan menggunakan SPSS :
1. Melakukan uji One Way ANOVA dengan menekan menu bar Analyze – Compare Means – One
Way ANOVA.
2. Masukkan Suhu ke dalam kotak Dependent List. Masukkan Presentase ke Factor List.
Gambar 4.3 Langkah-langkah pengujian one way anova
3. Klik Ok. Maka muncullah output uji One Way ANOVA.
Tabel 4.5 Tabel Pengujian One Way ANOVA ANOVA
Suhu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 110952.074 3 36984.025 4.497 .009 Within Groups 296068.667 36 8224.130 Total 407020.741 39
Hipotesis :
H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata antara presentase ampas tebu dengan suhu
H1 : Minimal ada satu perbedaan rata-rata antara presentase ampas tebu dengan suhu
H0 diterima jika nilai sig ≥ 0,05
93
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
Dari tabel ANOVA diatas , dapat dilihat bahwa nilai sig 0,009 < 0,05 dimana nilai sig lebih
rendah dari nilai taraf nyata dan dinyatakan H0 ditolak yaitu terdapat minimal ada satu
perbedaan rata-rata antara presentase ampas tebu dengan suhu.
4.2.1.1.4 Pengujian Post Hoc dengan LSD
Berikut adalah pengujian Post Hoc dengan LSD dengan menggunakan SPSS :
Tabel 4.6 Tabel Pengujian Post Hoc Dengan LSD Multiple Comparisons
Suhu LSD
(I) persentase (J) persentase Mean Difference (I-
J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
0% 2% -119.5358800* 40.5564536 .006 -201.788180 -37.283580
6% -129.1673600* 40.5564536 .003 -211.419660 -46.915060
10% -114.3110800* 40.5564536 .008 -196.563380 -32.058780
2% 0% 119.5358800* 40.5564536 .006 37.283580 201.788180
6% -9.6314800 40.5564536 .814 -91.883780 72.620820
10% 5.2248000 40.5564536 .898 -77.027500 87.477100
6% 0% 129.1673600* 40.5564536 .003 46.915060 211.419660
2% 9.6314800 40.5564536 .814 -72.620820 91.883780
10% 14.8562800 40.5564536 .716 -67.396020 97.108580
10% 0% 114.3110800* 40.5564536 .008 32.058780 196.563380
2% -5.2248000 40.5564536 .898 -87.477100 77.027500
6% -14.8562800 40.5564536 .716 -97.108580 67.396020
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
H0 diterima jika nilai dari sig lebih besar dari nilai taraf nyata (0,05)
H0 ditolak jika nilai dari sig lebih kecil dari nilai taraf nyata (0,05)
1. Perbandingan 0% dan 2%
H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata suhu pada presentase ampas tebu 0% dan 2%
H1 : Ada perbedaan rata-rata suhu pada presentase ampas tebu 0% dan 2%
Diperoleh nilai sig < 0,05 yaitu 0,006 < 0,05, sehingga H0 ditolak yang dapat diartikan bahwa
terdapat perbedaan rata-rata suhu pada presentase ampas tebu 0% dan 2%.
2. Perbandingan 0% dan 6%
H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata suhu pada presentase ampas tebu 0% dan 6%
H1 : Ada perbedaan rata- suhu pada presentase ampas tebu 0% dan 6%
Diperoleh nilai sig < 0,05 yaitu 0,003 < 0,05, sehingga H0 ditolak yang dapat diartikan bahwa
terdapat perbedaan rata-rata suhu pada presentase ampas tebu 0% dan 6%.
3. Perbandingan 0% dan 10%
H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata suhu pada presentase ampas tebu 0% dan 10%
H1 : Ada perbedaan rata-rata suhu pada presentase ampas tebu 0% dan10%
Diperoleh nilai sig < 0,05 yaitu 0,008 < 0,05, sehingga H0 ditolak yang dapat diartikan bahwa
terdapat perbedaan rata-rata suhu pada presentase ampas tebu 0% dan 10%.
4. Perbandingan 2% dan 6%
H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata suhu pada presentase ampas tebu 2% dan 6%
H1 : Ada perbedaan rata-rata suhu pada presentase ampas tebu 2% dan 6%
94
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
Diperoleh nilai sig ≥ 0,05 yaitu 0,814 ≥ 0,05, sehingga H0 diterima yang dapat diartikan
bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata suhu pada presentase ampas tebu 2% dan 6%.
5. Perbandingan 2% dan 10%
H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata suhu pada presentase ampas tebu 2% dan 10%
H1 : Ada perbedaan rata-rata suhu pada presentase ampas tebu 2% dan 10%
Diperoleh nilai sig ≥ 0,05 yaitu 0,898 ≥ 0,05, sehingga H0 diterima yang dapat diartikan
bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata suhu pada presentase ampas tebu 2% dan 10%.
6. Perbandingan 6% dan 10%
H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata suhu pada presentase ampas tebu 6% dan 10%
H1 : Ada perbedaan rata-rata suhu pada presentase ampas tebu 6% dan 10%
Diperoleh nilai sig ≥ 0,05 yaitu 0,716 ≥ 0,05, sehingga H0 diterima yang dapat diartikan
bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata suhu pada presentase ampas tebu 6% dan 10%.
4.2.1.2 Perhitungan Manual
Uji ANOVA adalah suatu uji yang menganalisa perbedaan rata-rata variabel terikat yang
berdasarkan dua tau lebih kelompok yang terdapat di variabel bebas. Berikut ini adalah
perhitungan manual dari pengujian One Way ANOVA.
4.2.1.2.1 Perhitungan Manual One Way ANOVA
Berikut adalah pengujian manual One Way ANOVA :
1. Formulasi Hipotesis
H0 : tidak ada perbedaan rata-rata antara presentase ampas tebu dengan suhu
H1 : terdapat perbedaan rata-rata antara presentase ampas tebu dengan suhu
2. Menentukan taraf nyata α
Derajat pembilang (V1) = k-1 = 4-1 = 3
Derajat penyebut (V2) = k(n-1) = 4(10-9) = 36
α = 0,05
Ftabel(0,05;4,36) = 2,866
3. Menentukan kriteria pengujian
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel
H1 ditolak jika Fhitung ≥ Ftabel
95
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
4. Analisis Varians
Tabele 4.7 Tabel Analisis Varians Menit ke 0% 2% 6% 10% Total
1 331.7807 339.9279 445.2771 375.1786 1492.164 2 255.1307 459.2479 508.3264 446.0529 1668.758 3 270.1700 463.1871 411.5864 553.8793 1698.823 4 272.5621 470.0557 455.2550 268.7357 1466.609 5 363.6021 332.8636 341.3557 366.8964 1404.718
6 297.4786 572.8114 480.1107 584.7014 1935.102 7 311.9357 379.8136 397.0393 394.5457 1483.334 8 314.7614 586.7650 598.4007 403.8921 1903.819 9 317.2829 395.3493 532.6986 309.4821 1554.813
10. 383.9621 314.0036 240.2900 558.4129 1496.669 Jumlah (Xi) 3118.666 4314.025 4410.34 4261.777 16104.81 Jumlah Xi
2 9726079 18610813 19451098 18162744 259364905,1
N = 40
k= 4
n= 10
∑∑
∑∑
∑
(
)
JKE = JKT – JKK =
( )
( )
5. Kesimpulan
Dari pengolahan data manual yang telah dilakukan diperoleh nilai Fhitung ≥ Ftabel yaitu
788,4264 ≥ 0,05, maka H0 ditolak sehingga dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan rata-rata
anatar presentase ampas tebu dengan suhu.
4.2.1.3 Pengujian Post HOc dengan LSD
Berikut ini adalah pengujian Post Hoc secara manual data One Way ANOVA:
Formulasi Hipotesis :
H0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata
H1 : terdapat perbedaan rata-rata
Tabel 4.8 Tabel Pengujian Post Hoc Manual Sumber Variasi Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Rata-rata kuadrat Fhitung
JKK (4-1) = 3 110952,1 s12 =
( )
Fhitung =
JKE 4(10-1) = 36 296068,7 s22 =
( )
Total (10 x 4)-1 = 39 40720,7
KTE = 8224,13
96
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
db = 36
r = 3
t(0,05;45) = 2,028
√
√
( )
Jika | | maka H0 ditolak
Jika | | maka H0 diterima
Tabel 4.9 Tabel Pengujian Post Hoc Manual
No Presentase Suhu 0 % 2% 6% 10%
311,8666 431,4025 441,034 426,1777 1 0 % 311,8666 0 119,53 129,167 114,311
2 2 % 431,4025 119,53 0 9,63 5,225
3 6 % 441,034 129.167 9,63 0 14,856
4 10 % 426,1777 114.311 5,225 14,856 0
Contoh perhitungan manual post hoc :
Presentase pada baris – presentase pada kolom = presentase 0% baris – presentase 2% baris
= 311,8666 – 431,4025 = 119,53
Untuk suhu pemanasan pada presentase ampas tebu sebesar 0% dan 2% diperoleh hasil
| | yaitu 119,535 > 74,04 , maka H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan rata-
rata suhu antara 0% dan 2%.
Untuk suhu pemanasan pada presentase ampas tebu sebesar 0% dan 6% diperoleh hasil
| | yaitu 129,167 > 74,04 , maka H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan rata-
rata suhu antara 0% dan 6%.
Untuk suhu pemanasan pada presentase ampas tebu sebesar 0% dan 10% diperoleh hasil
| | yaitu 114,311 > 74,04 , maka H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan rata-
rata suhu antara 0% dan 10%.
Untuk suhu pemanasan pada presentase ampas tebu sebesar 2% dan 6% diperoleh hasil
| | yaitu 9,63 , maka H0 diterima sehingga tidak terdapat perbedaan
rata-rata suhu antara 2% dan 6%.
Untuk suhu pemanasan pada presentase ampas tebu sebesar 2% dan 10% diperoleh hasil
| | yaitu 5,225 , maka H0 diterima sehingga tidak terdapat perbedaan
rata-rata suhu antara 2% dan 10%.
Untuk suhu pemanasan pada presentase ampas tebu sebesar 6% dan 10% diperoleh hasil
| | yaitu 14,856 , maka H0 diterima sehingga tidak terdapat perbedaan
rata-rata suhu antara 0% dan 2%.
97
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
4.2.1.4 Analisis dan Intrepretasi Data
Pada pengujian yang telah dilakukan secara spss dapat disimpulkan bahwa nilai sig 0,009 <
0,05 dimana nilai sig lebih rendah dari nilai taraf nyata dan dinyatakan H0 ditolak yaitu terdapat
perbedaan rata-rata antara presentase ampas tebu dengan suhu.
Sedangkan pada pengujian manual diperoleh nilai Fhitung ≥ Ftabel yaitu 4,49 ≥ 0,05, maka H0
ditolak sehingga dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan rata-rata antar presentase ampas
tebu dengan suhu. Selain itu telah dilakukan pengolahan data Post Hoc dengan LSD diperoleh
nilai | | , maka H0 diterima yaitu tidak terdapat perbedaan rata-rata antara
presentase ampas tebu dengan suhu dan ditolak jika | | .
4.2.2 Two Way ANOVA
Pengujian data ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari pengujian
temperatur rata-rata pembakaran dan persentase yang terjadi. Data akan dihitung secara
manual dan SPSS sehingga nantinya akan didapatkan perbedaan hasil dari kedua perhitungan.
4.2.2.1 Pengolahan Data Dengan SPSS
Berikut ini adalah pengolahan data Two Way ANOVA dengan menggunakan SPSS.
4.2.2.1.1 Pengujian Kenormalan
1. Melakukan uji kenormalan data dengan menekan menubar Analyze – Descriptive Statistics –
Explore. Lalu masukkan Dependent List dan Factor Listnya. Setelah iu tekan Plots lalu
centang Normality Plots with Tests.
Gambar 4.4 Pengujian kenormalan
2. Tekan continue lalu tekan OK. Maka muncullah output uji kenormalan.
Tabel 4.10 Tabel Test Kenormalan Terhadap Bahan Pengembang
Tests of Normality
bahan
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
tinggi_kue Sp .102 30 .200* .956 30 .242
Bp .124 30 .200* .948 30 .151
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Hipotesis :
a. Untuk bahan pengembang BP
H0 : Data bahan pengembang BP berdistribusi normal
H1 : Data bahan pengembag BP tidak berdistribusi normal
98
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
H0 diterima jika nilai sig ≥ taraf nyata (0,05)
H0 ditolak jika nilai sig BP < taraf nyata (0,05)
Karena nilai sig dari bahan pengembang BP pada uji Kolmogorov-Smirnova dan Shapiro-
Wilk adalah ≥ 0,05 maka H0 diterima yaitu dengan bahan pengembang BP berdistribusi
normal.
b. Untuk bahan pengembang SP
H0 : Data bahan pengembang SP berdistribusi normal
H1 : Data bahan pengembag SP tidak berdistribusi normal
H0 diterima jika nilai sig ≥ taraf nyata (0,05)
H0 ditolak jika nilai sig SP < taraf nyata (0,05)
Karena nilai sig dari bahan pengembang SP pada uji Kolmogorov-Smirnova dan Shapiro-
Wilk adalah ≥ 0,05 maka H0 diterima yaitu dengan bahan pengembang SP berdistribusi
normal. Tabel 4.11 Tabel Test Kenormalan Terhadap Suhu
Tests of Normality
suhu
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
tinggi_kue 140 .138 20 .200* .930 20 .157
150 .149 20 .200* .928 20 .144
160 .118 20 .200* .967 20 .692
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Tabel di atas menunjukkan hasil dari tes kenormalan data dimana data dapat dikatakan
normal apabila nilai sig pada Kolmogorov-Smirnov ≥ 0.05.
Hipotesis :
a. Untuk suhu 1400 C
H0 : Data suhu 1400C berdistribusi normal
H1 : Data suhu 1400 C tidak berdistribusi normal
H0 diterima jika nilai sig 1400 C ≥ taraf nyata (0,05)
H0 ditolak jika nilai sig 1400 C < taraf nyata (0,05)
Karena nilai sig dari suhu 1400 C pada uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka H0 diterima
yaitu data suhu 1400 C berdidtribusi normal.
b. Untuk suhu 1500 C
H0 : Data suhu 1500 C berdistribusi normal
H1 : Data suhu 1500 C tidak berdistribusi normal
H0 diterima jika nilai sig 1500 C ≥ taraf nyata (0,05)
H0 ditolak jika nilai sig 1500 C < taraf nyata (0,05)
Karena nilai sig dari suhu 1500 C pada uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka H0 diterima
yaitu data suhu 1500 C berdidtribusi normal.
c. Untuk suhu 1600 C
99
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
H0 : Data suhu 1600 C berdistribusi normal
H1 : Data suhu 1600 C tidak berdistribusi normal
H0 diterima jika nilai sig 1600 C ≥ taraf nyata (0,05)
H0 ditolak jika nilai sig 1600 C < taraf nyata (0,05)
Karena nilai sig dari suhu 1600 C pada uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka H0 diterima
yaitu data suhu 1600 C berdidtribusi normal.
4.2.2.1.2 Pengujian Homogenitas Varians
Berikut ini adalah pengujian Homogenitas Varians data Two Way ANOVA dengan
menggunakan SPSS :
Melakukan uji homogenitas varians dengan menekan menubar Analyze – General Linear Model –
Univariate.
Gambar 4.5 Pengujian homogenitas varians
1. Setelah itu klik OK. Maka muncullah output uji homogenitas varians.
Tabel 4.12 Tabel Test Homogenitas Varians Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:tinggi_kue
F df1 df2 Sig.
1.623 5 54 .170
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + suhu + bahan + suhu * bahan
Tabel di atas menunjukkan nilai uji dari homogenitas varians.
Hipotesis :
H0 : Variansi Data Homogen
H1 : Variansi Data Tidak Homogen
H0 diterima jika nilai sig lebih besar dari nilai taraf nyata (0.05)
H0 ditolak jika nilai sig lebih kecil dari nilai taraf nyata (0.05)
Dari tabel test of homogeneity of variances kita dapat melihat nilai sig kedua variable ≥ 0.05
dimana nilai sig lebih besar dari nilai taraf nyata (0.170 ≥ 0.05) dan dinyatakan H0 diterima
yaitu variansi data homogen.
100
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
4.2.2.1.3 Pengujian Two Way ANOVA
Berikut ini adalah hasil pengujian ANOVA dengan SPSS.
Tabel 4.13 Tabel Pengujian Two Way ANOVA Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:tinggi_kue
Source Type III Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Corrected Model .913a 5 .183 4.294 .002
Intercept 1917.045 1 1917.045 45089.857 .000 Suhu .468 2 .234 5.505 .007 Bahan .014 1 .014 .325 .571 suhu * bahan .431 2 .215 5.068 .010 Error 2.296 54 .043
Total 1920.254 60
Corrected Total 3.209 59
a. R Squared = .284 (Adjusted R Squared = .218)
Hipotesis :
H0 diterima jika nilai sig ≥ taraf nyata (0,05)
H1 diterima jika nilai sig < taraf ntara (0,05) 1. Bahan Pengembang
H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara perlakuan bahan pengembang terhadap
tinggi kue.
H1 : terdapat perbedaan rata-rata antara perlakuan bahan pengembang terhadap tinggi kue.
Nilai sig ≥ 0,05 yaitu 0,571 ≥ 0,05 dan dinyatakan H0 diterima yaitu tidak terdapat perbedaan
rata-rata antara perlakuan bahan pengembang terhadap tinggi kue.
2. Suhu
H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara perlakuan suhu terhadap tinggi kue.
H1 : terdapat perbedaan rata-rata antara perlakuan suhu terhadap tinggi kue.
Nilai sig < 0,05 yaitu 0,007 < 0,05 dan dinyatakan H0 ditolak yaitu terdapat perbedaan rata-
rata antara perlakuan suhu terhadap tinggi kue.
3. Interaksi antara Bahan Pengembang dan Suhu
H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara perlakuan bahan pengembang dan suhu
terhadap tinggi kue.
H1 : terdapat perbedaan rata-rata antara perlakuan bahan pengembang dan suhu terhadap
tinggi kue.
Nilai sig < 0,05 yaitu 0,01<0,05 dan dinyatakan H0 ditolak yaitu tidak terdapat perbedaan
rata-rata antara perlakuan bahan pengembang dan suhu terhadap tinggi kue.
4.2.2.2 Perhitungan Manual
Berikut ini adalah perhitungan manual data Two Way ANOVA.
4.2.2.2.1 Perhitungan Manual Two Way ANOVA
Berikut ini adalah perhitungan manual data Two Way ANOVA .
b = 2 ; k= 3 ; n= 10
101
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
1. Formulasi Hipotesis
a. H0 : tidak ada perbedaan rata-rata antara perlakuan suhu terhadap tinggi kue
H1 : ada perbedaan rata-rata antara perlakuan suhu terhadap tinggi kue
b. H0 : tidak ada perbedaan rata-rata antara perlakuan bahan pengembang terhadap tinggi
kue
H1 : apa perbedaan rata-rata antara perlakuan bahan pengembang terhadap tinggi kue
c. H0 : tidak ada perbedaan rata-rata antara perlakuan suhu dan bahan pengembang
terhadap tinggi kue
H1 : ada perbedaan rata-rata antara perlakuan suhu dan bahan pengembang terhadap
tinggi kue
2. Menentukan taraf nyata beserta F table
= 0,05
a. Untuk baris: ( ) = b –1 = 1 ( ) = (kb)(n-1)= 54, ( )= 4,019
b. Untuk kolom: ( ) = k –1 = 2 ( ) = (kb)(n-1)=54, ( )= 3,168
c. Untuk interaksi : ( ) = (k –1)(b – 1)= 2 ( ) = (kb)(n-1)= 54, ( )= 3,168
3. Kriteria Pengujian
a. diterima jika ≤ 4,019
ditolak jika > 4,019
b. diterima jika ≤ 3,168
ditolak jika > 3,168
c. diterima jika ≤ 3,168
ditolak jika > 3,168
4. Analisis varian
Tabel 4.14 Tabel Analisis Varians Two Way ANOVA
Jenis bahan Suhu
140 150 160 SP 5,95
5,61 5,30 5,94 5,72 5,74 5,88 5,96 5,49 5,26
5,62 5,71 5,97 5,70 5,70 5,62 5,64 5,45 5,53 5,38
5,95 5,40 5,60 5,60 5,65 5,50 5,75 5,40 5,50 5,60
BP 5,52 5,20 5,46 5,48 5,52 5,80 5,43 5,90 5,70 5,91
6,10 5,83 5,43 5,56 5,83 5,97 6,05 6,06 6,07 6,12
5,47 5,54 5,45 5,60 5,71 5,65 5,32 5,39 5,29 5,67
Tabel 4.15 Tabel Pengolahan Data Manual Two Way ANOVA
Jenis Bahan Suhu
Total 140 150 160
SP 56,85 56,32 55,95 169,12
BP 55,92 59,02 55,09 170,03 Total 112,77 115,34 111,04 339,15
102
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
JKT(Jumlah Kuadrat Total) = -
=1920,254 -
=1920,254-1917,045 =3,209
JKR(jumlah Kuadrat Rata- rata) =
= 1917,045
JKA(Jumlah Kuadrat Faktor Bahan Pengembang) =
-
=
-
= 1917,059177-1917,045
= 0,014176666
JKB(Jumlah Kuadrat Faktor Suhu) =
–
=1917,5135 – 1917,045
= 0,4685
(Jumlah Kuadrat Faktor Bahan Pengembang dan Suhu)
1917,059177 1917,51 1917,045 = 0,4 1
JKE(Jumlah Kuadrat Kekeliruan) = JKE = JKT – JKA – JKB – JKAB
= 3,209 – 0,0141767 – 0,4685 – 0,431 = 2,2953
Tabel 4.16 Tabel Perhitungan Two Way ANOVA Sumber varians Jumlah kuadrat Derajat bebas Rata-rata kuadrat Fhitung Rata-rata baris A (bahan pengembang)
0,0141767 1
F1 = S12/S4
2 = 0,0141767/0,0425 = 0,333
Rata-rata kolom B (suhu)
0,4676 2
F2 = S22/S4
2 = 0,2338/0,0425= 5,5
Interaksi AB 0,431 2
F3 = S32/S4
2 = 0,2155/0,0425 = 5,068
Eror 2,2962 54
Total 3,209 59
5. Kesimpulan
Dari tabel ANOVA diatas dapat disimpulkan bahwa :
a. Untuk bahan pengembang
Fhitung ≤ Ftabel = 0,333 ≤ 4,019, menunjukkan bahwa H0 diterima yaitu tidak ada
perbedaan rata-rata antara perlakuan bahan pengembang terhadap tinggi kue .
b. Untuk Suhu
Fhitung > Ftabel = 5,5 > 3,168, menunjukkan bahwa H0 ditolak yaitu ada perbedaan rata-
rata antara perlakuan suhu terhadap tinggi kue .
c. Untuk Interaksi antara bahan pengembang dan suhu
Fhitung > Ftabel = 0,5068 > 3,168, menunjukkan bahwa H0 ditolak yaitu ada perbedaan
rata-rata antara perlakuan bahan pengembang dan suhu terhadap tinggi kue .
4.2.2.2.2 Analisis dan Intrepretasi Data
Dari pengolahan data menggunakan SPSS, untuk perlakuan pengembang diperoleh nilai sig
0.571 > 0.05 dimana nilai sig lebih besar dari nilai taraf nyata sehingga H0 diterima yaitu tidak
103
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
ada perbedaan rata-rata antara perlakuan bahan pengembang dengan hasil tinggi kue. Untuk
perlakuan suhu diperoleh nilai sig < 0,05 yaitu 0,007< 0,05 dan dinyatakan H0 ditolak yaitu
terdapat perbedaan rata-rata antara perlakuan suhu terhadap tinggi kue. Sedangkan untuk
interaksi pengembang dengan suhu diperoleh Nilai sig < 0,05 yaitu 0,01<0,05 dan dinyatakan H0
ditolak yaitu terdapat perbedaan rata-rata antara perlakuan bahan pengembang dan suhu
terhadap tinggi kue.
Sedangkan perhitungan manual untuk perlakuan bahan pengembang diperoleh nilai Fhitung
≤ Ftabel = 0,333 ≤ 4,019, menunjukkan bahwa H0 diterima yaitu tidak ada perbedaan rata-rata
antara perlakuan bahan pengembang terhadap tinggi kue . Untuk perhitungan manual perlakuan
suhu diperoleh nilai Fhitung > Ftabel = 5,5 > 3,168, menunjukkan bahwa H0 ditolak yaitu ada
perbedaan rata-rata antara perlakuan suhu terhadap tinggi kue. Dan untuk perhitungan manual
interaksi bahan pengembang dengan suhu diperoleh nilai Fhitung > Ftabel = 0,5068 > 3,168,
menunjukkan bahwa H0 ditolak yaitu ada perbedaan rata-rata antara perlakuan bahan
pengembang dan suhu terhadap tinggi kue .
104
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada pengujian ANOVA yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada pengolahan data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berkut :
a. One Way ANOVA
1) Pengolahan SPSS
Pada pengujian yang telah dilakukan secara spss dapat disimpulkan bahwa nilai sig
0,009 < 0,05 dimana nilai sig lebih rendah dari nilai taraf nyata dan dinyatakan H0
ditolak yaitu terdapat perbedaan rata-rata antara presentase ampas tebu dengan
suhu.
2) Pengolahan Manual
Sedangkan pada pengujian manual diperoleh nilai Fhitung ≥ Ftabel yaitu 4,49 ≥ 0,05,
maka H0 ditolak sehingga dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan rata-rata
antara presentase ampas tebu dengan suhu. Selain itu telah dilakukan pengolahan
data Post Hoc dengan LSD diperoleh nilai | | , maka H0 diterima
yaitu tidak terdapat perbedaan rata-rata antara presentase ampas tebu dengan suhu
dan ditolak jika | |
b. Two Way ANOVA
1) Pengolahan SPSS
Pada pengujian Two Way ANOVA yang telah dilakukan secara spss dapat
disimpulkan bahwa pada perlakuan bahan pengembang bahwa nilai sig ≥ 0,05
yaitu 0,571 ≥ 0,05 sehingga H0 diterima yaitu ada perbedaan rata-rata perlakuan
bahan pengembang dengan hasil tinggi kue. Pada perlakuan suhu diperoleh nilai sig
< 0,05 yaitu 0,007 < 0,05 sehingga H0 ditolak maka terdapat perbedaan rata-rata
antara perlakuan suhu terdapat tinggi kue. Sedangkan pada perlakuan interaksi
suhu dan bahan pengembang diperoleh nilai sig < 0,05 yaitu 0,01 < 0,05 sehingga
H0 ditolak maka terdapat perbedaan rata-rata antara perlakuan bahan pengembang
dan suhu terhadap tinggi kue.
2) Pengolahan Manual
Pada pengujian Two Way ANOVA manual yang telah dilakukan secara manual dapat
disimpulkan bahwa pada perlakuan bahan pengembang diperoleh nilai Fhitung ≤ Ftabel
yaitu 0,333 ≤ 4,019 sehingga H0 diterima , maka tidak ada perbedaan rata-rata
antara perlakuan bahan pengembang terhadap tinggi kue. Pada perlakuan suhu
diperoleh nilai Fhitung > Ftabel yaitu 5,5 > 3,168 , maka H0 ditolak sehingga terdapat
perbedaan rata-rata antara perlakuan suhu terhadap tinggi kue. Sedangkan pada
105
LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS
MODUL V ANOVA
perlakuan interaksi antara suhu dan bahan pengembang diperoleh nilai Fhitung > Ftabel
yaitu 0,5068 H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan antara interaksi suhu dan
bahan pengembang terhadap tinggi kue.
2. Terdapat perbedaan antara pengujian One Way ANOVA dan Two Way ANOVA. Pada
pengujian One Way ANOVA yaitu pengujian searah yang digunakan untuk menguji sejumlah
populasi yang independen mempunyai rata-rata yang berbeda atau tidak. Dalam analisis
variansi searah terdapat 1 variabel dependen dan 1 variabel independen. Sedangkan pada
pengujian Two Way ANOVA yaitu pengujian yang memiliki hipotesis beda tiga rata-rata atau
lebih dengan dua faktor yang berpengaruh.
3. Pada pengujian One Way ANOVA terdapat 1 faktor yaitu presentase temperatur rata-rata
yang memiliki 4 level faktor yaitu 0%, 2%, 6%, dan10% yang dilakukan sebanyak 10 kali
perulangan. Sedangkan pada pengujian Two Way ANOVA terdapat 2 faktor sebagai variabel
independen yaitu suhu dan bahan pengembang sedangkan untuk variabel dependen yaitu
tinggi kue.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada hasil pengujian ANOVA kali ini adalah sebagai berikut.
1. Praktikan sebaiknya lebih mempelajari materi dan prosedur praktikum ANOVA sebelum
melaksanakan praktikum, agar praktikum berjalan dengan lebih lancar dan praktikan
dapat lebih mendapatkan manfaat dari jalannya praktikum.
2. Praktikan sebaiknya lebih teliti dalam melakukan pengolahan data baik One Way ANOVA
secara manual, Post Hoc dengan LSD, maupun dengan SPSS. Selain itu lebih teliti melakukan
pengolahan data Two Way ANOVA baik secara manual dan SPSS.