anotasi fathurrahman

19
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik, 2007, Jakarta, Prestasi pustaka. Dalan buku ini di bahas tentang model-model pembelajaran dan teori pembelajaran yang mendukungnnya termasuk didalamnya tentang model pembelajaran konstruktivisme dimana pada model pembelajaran ini siswa memndapat kesempatan untuk mengeluarkan pikiran serta pendapat yang di bangun dari lingkungannnya baik lewat pengalamannnya, membaca, mendengar mapun dengan apa yang dilihat disekitarnya dengan demikian anak menjadi belajar lebih enak dan menyenangkan karena apa yang di pelajararinya tersebut berkaitan langsung dengan kondisi lingkunannya kehidupannya. Pada bab-bab berikutnya menjelaskan tentang model pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif , pengajaran berdasarkan masalah, strategi-strategi belajar, pembelajaran kontekstual, pembelajaran model diskusi, model pembelajaran inkuiri, strategi belajar PQ4R dan strategi belajar konsep. Buku yang kecil dan tidak begitu tebal ini yang terdiri dari 10 bab dan terdiri dari 166 halaman ini merupakan sebuah karya yang menurutku sangat berguna bagi guru, mahasiswa bahakan para pengamat serta orang yang berkompeten dalam dunia pendidikan karena dalam pembahasan buku yang sangat simple jelas dan dengan bahasa yang sederhana dan sangat mudah untuk dipahami. Sumantri,M.N. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, 2001, Bandung, PT Remaja Rosdakarya. Buku ini merupakan kumpulan dari beberapa penulis dan di beri nama menggagas pembaharuan pendidikan IPS yang di dalamnya terkandung tentang pembahasan IPS secara komprehensip dari berbagai Isu dari pendidikan IPS. Dalam buku ini juga di jelaskan dengan sangat rinci tentang paradigma baru pendidikan IPS dan menunjukkan 1

Transcript of anotasi fathurrahman

Page 1: anotasi fathurrahman

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik, 2007, Jakarta, Prestasi pustaka.

Dalan buku ini di bahas tentang model-model pembelajaran dan teori pembelajaran yang mendukungnnya termasuk didalamnya tentang model pembelajaran konstruktivisme dimana pada model pembelajaran ini siswa memndapat kesempatan untuk mengeluarkan pikiran serta pendapat yang di bangun dari lingkungannnya baik lewat pengalamannnya, membaca, mendengar mapun dengan apa yang dilihat disekitarnya dengan demikian anak menjadi belajar lebih enak dan menyenangkan karena apa yang di pelajararinya tersebut berkaitan langsung dengan kondisi lingkunannya kehidupannya. Pada bab-bab berikutnya menjelaskan tentang model pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif , pengajaran berdasarkan masalah, strategi-strategi belajar, pembelajaran kontekstual, pembelajaran model diskusi, model pembelajaran inkuiri, strategi belajar PQ4R dan strategi belajar konsep.

Buku yang kecil dan tidak begitu tebal ini yang terdiri dari 10 bab dan terdiri dari 166 halaman ini merupakan sebuah karya yang menurutku sangat berguna bagi guru, mahasiswa bahakan para pengamat serta orang yang berkompeten dalam dunia pendidikan karena dalam pembahasan buku yang sangat simple jelas dan dengan bahasa yang sederhana dan sangat mudah untuk dipahami.

Sumantri,M.N. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, 2001, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Buku ini merupakan kumpulan dari beberapa penulis dan di beri nama menggagas pembaharuan pendidikan IPS yang di dalamnya terkandung tentang pembahasan IPS secara komprehensip dari berbagai Isu dari pendidikan IPS. Dalam buku ini juga di jelaskan dengan sangat rinci tentang paradigma baru pendidikan IPS dan menunjukkan keorisinilan dari tulisan ini akibat dari banyaknya pengalaman dari penulis, secara ringkas dalam buku ini menjelaskan beberapa hal diantaranya : Disiplin ilmu pendidikan dan pendidikan disiplin ilmu, menata batang tubuh pendidikan IPS, Gerakan pembaharuan dalam pendidikan IPS, Pendidikan IPS ditengah dinamika nasional dan Global, membudayakan dialog kreatif, metode mengajar pendidikan kewarganegaraan, sosok pridabadi dan kepemimpinan, kesan-kesan dari sahabat, rekan sejawat dan mahasiswa. Begitu luas dan lengkap isi buku ini sehingga sangat penting dan berguna bagi kemajuan pengembangan pengetahuan ilmu pengetahuan social.

Buku yang lengkap dan tebal ini sangat penting dan perlu di baca bagi pendidik dan mahasiswa terutama yang sedang mengajar dan belajar tentang Pendidikan Ilmu social dengan tujuan dan harapan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang pendidikan ilmu social yang kita

1

Page 2: anotasi fathurrahman

rasakan sekarang ini masih di pandang sebelah mata di kalangan akademik dan masyararakat itu sendiri.

Sadullah Uyoh. Pengantar Filsafat Pendidikan, 2008, Bandung, Alfabeta.

uku ini berisi tentang pendidikan tidak cukup dengan pengalaman saja namun membutuhkan pemikian dan pemahaman yang luas dan mendalam, tidak dapat di pungkiri bahawa pengkajian ilmiah merupakan suatu keharusan dalam pendidikan karena akan mengungkapkan fakta-fakta yang berkaitan dengan pengalaman dalam pendfidikan. Kajian filosofis katanya dalam buku ini penulis akan membantu memberikan informasi yang berkaitan dengan pengetahuan, sumber pengetahuan, bagaimana pengetahuan tersebut dapat diperoleh oleh manusia. Hal ini akan sangat membantu dalam menentukan isi pendidikan dan bagaimana kita akan menyampaikan pendidikan kepada generasi penerus. Dan disamping itu kajian filosofis juga kan memberikan informasi tentang nilai, sumber nilai dan bagaimana manusia memperoleh nilai tersebut. Sehingga dengan lebih jauh akan akan membantu untuk menentukan bagaimana seharusnya pendidikan itu dilaksanakan.

Dalam buku ini yang berisi filsafat-filsafat pendidikan serta beberapa mazhab dan aliran yang berkaitan dengan filsafat pendidikan, dan buku akan memiliki nilai tambah bagai mahasiswa, guru, dan yang berkecimpung dalam dunia pendidikan khususnya. Dengan saya abaca buku ini menambah pemahamanku tentang menkaji pendidikan tidak cukup dengan kajian ilmiah teknis teknologis namun dibutuhkan kajian lain yang menyeluruh dan komprehensif.

Joyce, Bruce. Weil Marshal dan Emily Calhoun . Model-Model Pengajaran, 2009, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Buku ini menjelaskan secara ringkas dan lugas tentang Model-model pembelajaran yang di pakai oleh para pendidik di dunia ini, buku ini menjelaskan seluruh model pembelajaran misalnya model Cooperative learning, Advance organizer, concept attainment, inductive learning, assist to memory dan lain sebagainya dan ini merupakan tema-tema yang di bahas dengan mendalam lengkap dengan kasus-kasus dan metode penerapannya dalam kelas. Buku juga menyadarkan kepada guru betapa pentingnya guru untuk belajar tentang berbagai model pembelajaran yang dapat diakses didalamnya, serta trategi-strategi yang ada didalamnya berdasrakan penelitian dan sehingga sangat praktis dan kontektual dengan keadaan dan kondisi kekinian. Dengan buku ini akan membantu para guru mahasiswa untuk memahami serta menghafal bebagai konsep, membangaun dan menguji hepotesis serta dapat kita simpul bahawa isi dari buku ini akan semakin mempermudah kita dalam proses pembelajran di kelas karena kita telah memiliki

2

Page 3: anotasi fathurrahman

frame work dan konsep yang jelas untuk menyampaikan materi kepada siswa yang begitu variatif sehingga membuthkan berbagai metodologi serta pendekatan dan model yang variasi juga.

Konstri busi buku ini sangat besar dan penting bagi para pembaca, mahasiswa, guru praktisi pendidikan untuk menjadi modal awal serta pengayaan dalam memahami dan menerapkan serta mempraktekkan dalam proses pembelajaran sehingga akan menciptakan suasana pembelajran yang menyenangkan dan bernilai bagai anak didik..

Syah, Muhibbin.. Psikologi Belajar, 2006, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.

Dalam buku ini di sajikan tentang priskologi belajar bagi tenaga pendidik, dengan pendekatan kognitif Islam buku menyajikan tentang berbagai teori belajar, tetapi kebanyak berasal dari barat sehingga kurang tampak teori-teori yang berasal dari timur khususnya Indonesia seperti Kihajar Dewantaratara dengan falsafahnya yang terkenal Tut Wuri Handayani yang mempunyai arti simbolik yang bermakna. Pada buku ini terdiri dari 7 bab sebagai berikut:

Bab I penulis menjelaskan ilustrasi buku serta pendekatan psikologinya, yaitu psikologi kognitif. Bab II penulis mengutarakan tentang perkembangan psiko-fisik siswa yang meliputi perkembangan fisik motorik, kognitif, dan perkembangan social dan motorik. Bab III tentang arti pentingnya belajar bagi perkembangan dan kehidupan manusia. Bab IV tentang karakteristik, manifestasi, dan ragam belajar, tapi saying dalam buku ini tidak tertulis tentang belajar kreatif, padahal kreatifitas merupakan salah satu bagian yang menentukan keberbakatan dan keunggulan prestasi disamping kemampuan umum dan motivasi intrinsik. Pada bab V tentang devinis belajar ditinjau dari sudut usaha dan dari sudut usaha. Dan pada bab VI disini dibahas tentang transfer belajar dan bagaimana terjadi, apa yang menyebabkan seseorang lupa dan bagaimana menguranginya. Bab terakhir pada bab VII menyangkut evaluasi dan prestasi belajar termasuk evaluasi prestasi efektif dan psikomotor.

Secara keseluruhan buku ini bermanfaat bagi kita semua selaku tenaga pendidik termasuk calon guru dan calon dosen. Kelebihanya antara lain ialah bahwa model-model belajar dan bagan-bagan di tampilkan secara sistgematis sehingga mempermudahkan pemahaman dan pembelajarannya.

Shepherd, C. E., et.al. 2009. Examining Preservice Teacher Inquiry through Video-Based, Formative Assessment e-Portfolios. Journal of Computing in Teacher Education Volume 25 / Number 1 Fall 2008

3

Page 4: anotasi fathurrahman

Sejak pertengahan 1980-an, guru guru telah menggunakan dokumen portofolio untuk guru pre-service, memfasilitasi belajar mandiri, mempromosikan penilaian sumatif dan formatif, mengembangkan keterampilan pedagogis, dan merangsang reHection. Dengan mengumpulkan artefak - biasanya refleksi tertulis yang disesuaikan dengan standar profesional guru pre-service mengartikulasikan keyakinan mereka tentang peringkat, praktik kelas, dan keterampilan mengajar. Dalam dekade terakhir, banyak program beralih dari ro self-contained berbasis kertas, kepada ePortofolio untuk penyimpanan dan pengambilan data, serta program akreditasi. Tahapan eportofolio, biasanya berfokus pada penilaian sumatif, telah diubah untuk layanan guru pre-service ilmu-ilmu sosial untuk memasukkan video penilaian formatif berbasis e-portofolio. Dengan rancangan studi kasus pemeriksaan sistematis eportofolio artefak memberikan sudut pandang yang berbeda ke dalam kelas praktek dan dipengaruhi persepsi kesuksesan guru preservis. Namun, peserta pelatihan menunjukkan bahwa guru tidak memelihara portofolio. Studi ini meneliti penggunaan evaluasi formatif eportofolio untuk menangkap bukti dari praktek guru preservis, panduan penyelidikan pribadi, dan mengajar menginformasikan keputusan mengenai keterlibatan mahasiswa aktif. Studi juga menemukan bahwa eportofolio membantu guru-guru pre-service untuk merefleksikan dan menanyakan keberhasilan dan kegagalan yang dirasakan di kelas, meneliti keterlibatan aktif mahasiswa melalui bukti video, dan menghasilkan rencana perbaikan diri. []

Bottge, B. A. 2009. Assessing and Tracking Students’ Problem Solving Performances in Anchored Learning Environments. Education Technology Research Development (2009) 57:529–552.

Laporan pemerintah seperti What Work Requires of Schools: Sebuah Laporan SCANS Amerika tahun 2000 menekankan pentingnya para pekerja memiliki keterampilan dasar dan kemampuan untuk menggunakan teknologi untuk memecahkan masalah-masalah penting. Untuk mencapai tingkat keahlian dalam matematika, guru harus memberikan masalah siswa dengan situasi yang mengembangkan keterampilan prosedural ketika mereka bekerja mengembangkan pemahaman konseptual mereka (yaitu, memecahkan masalah-masalah yang melibatkan bilangan rasional), sebuah strategi yang mendukung riset sains kognitif. Selain itu, masalah ini harus disajikan dalam otentik-seperti konteks dan menyelaraskan erat dengan pekerjaan aktual aplikasi. Tujuan dari percobaan acak ini adalah untuk membandingkan kinerja tinggi, sedang, dan rendah pencapaian siswa sekolah menengah yang

4

Page 5: anotasi fathurrahman

dinilai dengan versi paralel tes berbasis komputer (CBT) atau tes pensil kertas (PPT). Tes disampaikan dalam interaktif, lingkungan immersive seperti CBT mungkin memiliki keuntungan dari menyediakan guru dengan alat diagnostik yang dapat menyebabkan pengajaran disesuaikan dengan kebutuhan siswa pada tingkat pencapaian yang berbeda. Untuk menguji kelayakan CBT, siswa secara acak ke CBT atau kondisi tes PPT untuk mengukur apa yang telah mereka pelajari dari metode pengajaran yang disebut pengajaran matematika yang disempurnakan. Kedua metode penilaian menunjukkan bahwa siswa menikamti pembelajaran dan siswa berkompetisi di dalamnya. []

Muslich Mansur, KTSP dasar pemahaman dan pengembangan, 2008, Jakarta, Bumi

Aksara.

Buku yang tidak begitu tebal ini hanya terdiri dari lima Bab dan 80 halaman yang berisi tentang langkah-langkah kongkrit yang bisa di pakai sebagai panduan pelaksanaan pendidikan (khususnya guru) dalam pengembangan KTSP. Sehingga urutan dalam penyampean buku ini pada dasarnya mencerminkan urutan kegiatan dalam pengembangan kurikulum sehingga akan mampu membuat guru untuk bisa merencanakan, melaksankan, dan menilai pembelajaran bagi siswa. Di samping itu juga buku yang simple ini menjawab pertanyaan mendasar tentang KTSP, yaitu apa sebenarnya KTSP dan bagaimana cara mengembangkannya, kemudian disetai dengan contoh-contoh sehingga akan dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh para guru serta lembaga tersebut dalam pelaksanakan KTSP tersebut.

KTSP yang merupakan hasil penyempurnaan dari kurikulum 2004 merupakan kirikulum operasional yang disusun dan dilkaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan yang penekanannya pada standar isi, dan konpetensi. Sehingga dengan diterbitkannya buku ini akan menjadi dasar pemahaman dan pengembangan dan diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman para guru, Kepala Madrasah, dan dewan sekolah serta pihak-pihak lain yang berkaitan yang berkepentingan dengan sekolah.

Sardiman, Intraksi dan Motivasi Belajar Mengajar, 2007, Jakarta, PT Raja Grafindi Persada

Buku ini berisi tentang dasar-dasar dan cara memotivasi kegitan belajar siswa dan latihan mengola intraksi belajar mengajar yang efektif dalam pengajaran seperti : pemahaman awal melalui intraksi induktif, konsep belajar dan mengajar,

5

Page 6: anotasi fathurrahman

tujuan pendidikan dan pengajaran sebagai tujuan motifasi, motivai dan aktivitas dalam belajar, hakekat anak didik, kedudukan guru, penglolaan intraksi belajar mengjar dari isi buku diatas akan dapat memberikan konstribusi yang sangat besar bagi kita sebagai seorang pendidik untuk memahami konsep-konsep awal terkait dengan aktivitas dan motovasi dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan motivasi pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam kegiatan dalam kegiatan belajar, sehingga sangat penting terbina hubungan yang bersifat edukatif antar guru dan siswa.

Buku ini akan berisi tentang bentuk intraksi yang bisa di gunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan interaksi tersebut diharapkan bisa meningkatkan motivasi belajar siswa untuk menunjukkan minat belajar, inisitif, aktif dalam kegiatan belajar. Sehingga akan menimbulkan komunikasi timbal balik antar guru dan siswa. Dengan demikian akan diperoleh hasil yang lebih baik bagi siswa dan tidak sekedar ilmu pengetahuan tetapi juga nilai-nilai yang bisa membentuk pribadi siswa seutuhnya.

Blazˇic, B. J. 2007. An Assessment of the Usability of an Internet-Based Education System in a Cross-Cultural Environment: The Case of the Interreg Crossborder Program in Central Europe. Journal of The American Society for Information Science and Technology, 58(1):66–75, 2007.

Pada artikel ini, sistem e-learning berbasis internet untuk di sebuah lingkungan lintas budaya dievaluasi. Konteks evaluasi dan pengujian adalah meluncurkan program pelatihan dengan tujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan cara baru dalam mempelajari dan memahami teknologi di daerah-daerah dengan tingkat pendidikan rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kegunaan dari sistem e-learning dengan berbagai metode dan pendekatan untuk mendapatkan penilaian yang baik dari learnability dan penerapannya dalam berbagai keadaan. Metodologi yang disajikan dalam artikel ini untuk menilai rasionalitas dan kemampuan beradaptasi pengguna dan untuk mengevaluasi learnability dalam konteks kegunaan dari sistem seperti itu secara praktis, namun memberikan pemahaman kognitif yang lebih baik. Penelitian menunjukkan bahwa penyediaan sumber daya dan jasa e-learning adalah tugas kompleks yang pantas dilakukan dengan lebih dari satu metode yang berbeda dari pandangan dan pendekatan HCI tradisional. Dengan menggabungkan hasil dan temuan dari pandangan yang berbeda akhirnya memberikan informasi penting bagi para produsen dan desainer e-learning pengguna layanan tentang bagaimana belajar dari masalah-masalah mereka dalam berinteraksi dengan sistem. Hal ini tentu relevan untuk badan-badan dan lembaga-lembaga pemerintah untuk mendukung sistem

6

Page 7: anotasi fathurrahman

pembelajaran melalui internet dan meningkatkan mutu pendidikan. []

Tsuei, M.P. A. 2008. Web-Based Curriculum-based Measurement System for Class-wide Ongoing Assessment. Journal of Computer Assisted Learning (2008), 24, 47–60.

Teknologi internet telah menawarkan kesempatan untuk mengembangkan sistem penilaian yang berkelanjutan untuk evaluasi kelas berbasis harian (classroom-based evaluation on a daily basis). Dalam studi ini, peneliti mengembangkan sebuah webbased, kurikulum berbasis sistem pengukuran dengan fitur dinamis yang dapat menghasilkan berbagai jenis probe matematika, melacak kemajuan siswa dan memberikan informasi didiagnosis instruksional, serta saran bagi para guru. Para guru di semua kelompok menggunakan kurikulum berbasis web berbasis sistem pengukuran dengan berbagai jenis pengukuran. Temuan positif menunjukkan bahwa kelas-besar bisa menerapkan model pertumbuhan dinamis serta penilaian kompetensi matematika terintegrasi dalam proses pengajaran yang memfasilitasi siswa belajar matematika. Oleh karena itu, berbasis web, kurikulum berbasis sistem pengukuran bukan hanya sebuah sistem penilaian, tetapi juga merupakan alat bagi guru untuk mengintegrasikan strategi pengajaran berdasarkan kurikulum berbasis pengukuran. Sebagai simpulan, pendekatan model pertumbuhan dinamis dari kelas-lebar dalam eksplorasi ini menunjukkan tingkat pertumbuhan optimisme siswa dalam pengaturan kelas umum. Artinya, siswa dapat mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi melalui model kelas-lebar pertumbuhan dinamis daripada melalui pertumbuhan linear model prediksi. Penelitian ini memperluas penelitian sebelumnya dengan menjelajahi fitur dinamis yang melekat dalam ECBM, yang handal dan bermanfaat bagi penilaian berbasis teknologi untuk kemajuan matematika dasar. []

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, 2009, Bandung, Alfabeta.

Buku ini disusun untuk memenuhi kebutuhan para calon guru dan guru dalam rangka studi konsep dasar belajar dan pembelajaran yang di awalai dengan pengkajian tentang paradigma alternative pendidikan dan memberi arah baru tentang proses dan dimensi-dimensi pendidikan yang semakin mendorong terjadinya perubahan konsep dan cara alternative pembelajaran. Ada beberapa pembahasan

7

Page 8: anotasi fathurrahman

dalam buku ini yaitu : 1. Prinsip-prinsip pembelajaran. 2) hakekat dan cirri-ciri belajar . 3) evaluasi pembelajaran. Dan termasuk didalamnya mengenai pembinaan pengembembangan moral dan implikasinya dalam pembelajaran.

Saya memahami dalam buku ini juga banyak membahas tentang pendekatan atau model-model pembelajaran yang memanfaatkan piranti elektronik melalalui wahana on line yang di sebut dengan E-Learning. Namun terkait dengan proses pembelajaran yang tidak sempit sehingga kita harus menyikapinya secara arif dan penuh rasa tanggung jawab untuk mengembangkan potensi peserta didik secara seimbang dan utuh melalui proses belajar dan pembelajaran.

Podjiadi,Ana. Sains Teknologi Masyarakat, 2007, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Adapun isi buku ini terdiri dari tiga komponen utama yaitu sains bagian pertama kemudian bagaian kedua teknologi dan bagain ketiga hungaunnya dengan masyarakat. Dan disini di tulis bahwa sejarah telah mencatat bahwa teknologi sudah ada sejak zaman purbah di mana manusia masih belum mengenal tulisan. Dan dalam buku ini ditulis tentang teknologi lahir karena manusia membutuhkan pralatan untuk mempermudahkan aktivitas mereka sehingga inilah yang melatar belakangi penulisan buku ini dimana mereka manusia jaman dahulu membuat alat-alat dari batu untuk keprluan menggali tanah, memotong kayu, bahkan untuk menangkap binatang buruan sekaligus di gunkan sebagai senjata untuk mempertahan kan diri dari serangan musuh dan binatang buas.

Dalam buku ini juga di bahas sain dimana di jelaskan bahwa sain itu berbeda dengan teknologi di mana sains berkembang atau ada karena rasa ingin tau manusia tentang alam semesta, dimana sain ini lahir akibat adanya pengamatan dan pemikiran oleh manusia. Perkembangan sains juga mempengaruhi perkembangan teknologi dan di jelaskan juga tentang teknologi juga menjelaskan tentang perkembangan sains yang dapat di pergunakan sebagai sarana pembelajaran dengan menggunakan berbagai pendekatan dan model dalam proses pembelajaran sains dan teknologi kepada siswa sehingga ketia mereka sebagai masyarakat akan mampu menerapkan teknologi yang ada dalam kehidupannya.

Buku ini tidak begitu tebal namun namun menurutku buku ini sangat sarat dengan makna dan nilai yang akan sangat berguna bagai setiap orang termasuk yang paling penting bagi guru karena di sini juga di jelaskan dengan gambland dan lugas tentang contoh pembelajaran yang terkait dengan sains dan teknoligi.

Oliver, K. 2008. A Comparison of Web-Based Concept Mapping Tasks for Alternative Assessment in Distance Teacher Education. Journal of Computing in Teacher Education Volume 24 / Number 3 Spring 2008.

8

Page 9: anotasi fathurrahman

Pengiriman dan pengamanan tes tradisional ke tempat yang jauh sudah dimaklumi banyak mengalami kendala. Pemetaan Konsep instruktur jarak jauh menyediakan alat penilaian alternatif untuk menentukan apa yang siswa ketahui tentang domain pengetahuan yang relatif sempit terkait dengan bacaan atau laboratorium yang diperlukan. Tiga bagian dari pendidikan jarak jauh pada kelas yang sama menyelesaikan serangkaian konsep peta penilaian berbasis web menggunakan salah satu dari dua metode. Peta terbuka diterapkan dalam bagian dimana siswa melakukan lebih banyak berpikir relasional secara keseluruhan, tetapi varian dalam item peta sangat tinggi lebih memperkenalkan subjektivitas dalam penilaian. Istilah pemetaan terpilih diterapkan dalam memimpin 2-3 bagian siswa untuk mengklasifikasikan secara benar banyak konsep dan mengungkapkan hubungan yang tepat dibandingkan dengan peta instruktur. Untuk guru, rekomendasi ini tidak sepenuhnya tepat untuk satu konsep tugas pemetaan struktur. Guru pembina tertarik untuk memikirkan sebuah topik kursus relasional serta dapat memilih pemetaan terbuka, terutama jika peta digunakan sebagai sebuah proyek atau kegiatan dan bukan skor penilaian. Pemetaan terbuka dapat digunakan untuk penilaian, tetapi guru harus menyadari sifat subjektif tugas penilaian dengan analisis isi umum. Guru yang merancang sebuah penilaian obyektif mungkin menemukan bahwa pemetaan istilah membawa presisi lebih. []

Cheng, G. 2008. Implementation Challenges of The English Language Eportfolio System from Various Stakeholder Perspectives. Journal of Educational Technology Systems, Vol. 37(1) 97-118, 2008-2009

Portfolio bukan lagi istilah baru di bidang penelitian pendidikan. Portfolio telah banyak diadopsi oleh berbagai perguruan tinggi sebagai suatu pembelajaran dan alat penilaian di berbagai negara. Fitur utama dari Portfolio adalah bahwa hal itu mendukung belajar sepanjang hayat dengan pengarsipan dan memamerkan artefak yang dipilih dari individu pembelajar, rekaman pengembangan profesional mereka dan sharing hasil karya dengan orang lain. Untuk memudahkan siswa menghasilkan ePortfolio mereka secara efektif dan nyaman, diperlukan pengembangan platform online. Artikel ini melukiskan gambaran yang jelas tentang masalah yang diajukan oleh berbagai pihak yang berkaitan dengan suatu sistem ePortfolio, bagaimana desain sistem menanggapi keprihatinan mereka, dan bagaimana para pemangku kepentingan yang terkena dampak oleh sistem. Menurut hasil wawancara setelah peluncuran sistem, pengembang dan administrator sistem menemukan bahwa dalam sistem dimensi, manajemen waktu bagi

9

Page 10: anotasi fathurrahman

sistem baru relatif pendek bila dibandingkan dengan LMS. Selain itu, peningkatan stabilitas sistem secara keseluruhan juga tercapai. Dalam presentasi dan dimensi pembelajaran, siswa menyadari bahwa sistem adalah alat yang baik untuk menyampaikan kemampuan pribadi, untuk memahami kekurangan masing-masing, untuk belajar dari orang lain 'prestasi dan umpan balik, serta untuk merencanakan perbaikan diri. Dalam penilaian dimensi, guru berpengalaman bahwa sistem menyediakan metode efisien untuk mengevaluasi secara menyeluruh kemampuan siswa bahasa Inggris dengan meneliti artefak multimedia mereka dengan pengurangan turn around times. []

Fahey, K., et.al. 2007. Using Make Learning Public. Journal of Adolescent & Adult Literacy 50:6 March 2007.

Pada artikel ini dijelaskan bagaimana menggunakan lingkungan belajar kolaboratif yang melihat dan menanggapi karya siswa. Tujuan kegiatan bukan untuk mendirikan sebuah sistem untuk pengumpulan, pengorganisasian, dan mengevaluasi karya siswa sesuai tujuan. konstruktivisme mengubah cara-cara guru dan apa yang siswa pikirkan, bicarakan, serta bagiamana menggunakan data. Umumnya, model ini dianggap sebagai solusi bagi banyak masalah. Sistem ini sendiri dapat dikelola untuk mengumpulkan, mengorganisir, menyimpan, atau menampilkan semua tulisan, video, presentasi, proyek, dan hasil karya seni siswa. Timilty Community Forum (di www.timilty.org) dan Salem Education Forum (www.salemedforum.org) adalah ePortofolio yang mampu mengatasi kebutuhan tersebut. Para mentor berusaha untuk mengubah cara-cara guru dan siswa berpikir, berbicara, dan menggunakan data. Dalam kasus siswa remaja, metode ini berkontribusi pada tingkat motivasi dan keterlibatan yang lebih tinggi. Sebagai konsekuensinya adalah peningkatan kesempatan untuk belajar. Dalam kasus mahasiswa sarjana dan pascasarjana, diharapkan konteks kelas yang lebih kolaboratif akan berkontribusi untuk pemahaman yang lebih baik dalam belajar-mengajar. Untuk mencapai tujuan ini, para mentor membuat pertemuan (sharing), peer review, dan evaluasi sejawat tentang kejadian sehari-hari yang diharapkan, dapat diprediksi, dan rutinitas yang tidak dapat dihindari. []

García, P., et.al. 2008. An Enhanced Bayesian Model to Detect Students’ Learning Styles inWeb-based Courses. Journal of Computer Assisted Learning (2008), 24, 305–315

10

Page 11: anotasi fathurrahman

Bagian pertama artikel ini menguraikan portfolio siswa dan bagaimana itu dapat digunakan. Berikutnya, penulis mendiskusikan dasar filosofis pendekatan portfolio Dalam bagian ketiga, penulis menguraikan secara singkat di mana terjadinya siswa belajar. Siswa tidak hanya mempelajari suatu area isi dan bagaimana cara menerapkan teori untuk area isi itu, tetapi juga, dan lebih penting, mereka mempelajari tentang proses dalam belajar. Akhirnya, penulis menguraikan penilaian menggunakan penilaian portofolio. Di mana relevan, penulis memasukkan komentar dari riset kelas yang penulis diselenggarakan pada portfolio siswa. Rubrik ini mengijinkan penulis untuk menilai dengan cepat dan dengan sengaja masing-masing tugas portfolio dan menyediakan umpan balik koreksi ke siswa. Pada awal artikel tidak nampak suatu sumber yang mempunyai reputasi atau mempunyai cukup konten untuk siswa. Penulis sudah menemukan portfolio siswa itu mengijinkan penulis untuk menilai siswa yang belajar secara autentik dengan sengaja memusatkan pada hasil belajar siswa untuk masing-masing tugas. Secara keseluruhan, penulis telah terhibur oleh mutu pelajaran yang ada di portfolio siswa dan laporan siswa bahwa mereka sudah memperoleh keterampilan peer-collaboration di dalam riset.[]

11

Page 12: anotasi fathurrahman

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran, 2009, Jakarta, Kencana Prenada Media Group.

Buku ini sesuai dengan KBK yang telah di implementasikan melalui kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), bahwa guru merupakan agen pembaharuan dalam bidang pendidikan maka harus mammpu menyampaikan proses pembelajaran secara kontekstual dengan melibatkan langsung secara langsung peran serta peserta didik dalam proses pembelajaran secara aktif (student centre). Sebaik apapun substansi materi pembelajaran tapi kalau guru tidak mampu menyampaikan dengan baik maka subtansi pelajran tersebut tidak akan sampai kepada siswa.

Sehingga dalam buku ini juga menjelaskan tentang bagaimana model pembelajaran yang inovatif, progresif dan konstruktif, dari kerangka konseptual hingga kontekstual sehingga akan menambah serta memberikan pemahaman bagai guru untuk mengaplikasikan nya dalam proses pembelajaran.

Setelah say abaca buku yang tebal ini ternyata sangat menarik terutama bagai para praktisi pendidikan, mahasiswa, peneliti, konsultan pendidikan, pengawas, guru serta bahkan untuk siswa sebagai acuan untuk memahami apa itu pendidikan, model-model pembelajaran, strategi belajar, penyusunan perangkat , instrument pembelajaran yang inovatif dan progresif serta assessment dan system penilaian inovatif progresif. Tentu semua itu akan sangat bergauna bagai pihak-pihak yang terkait di atas.

Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, 1996, Jakarta, Erlangga.

Buku ini disusun untuk memenuhi kebutuhan para calon guru, mahasiswa dan guru dalam rangka studi tentang macam-macam teori belajar untuk dapat melaksanakan tugas mereka dengan baik di lapangan sehingga ketiak mengajar mereka dapat memahami bagai mana anak-anak untuk belajar lebih baik dan lebih cepat memahami materi yang sedang di ajarkan tentu dengan teori belajar yang begitu variatif. Ada beberapa aspek pembahasan dalam buku ini yaitu: 1. Landasan teoritik berkenaan dengan teori dan konstruksi teori yang tertuang pada bab pertama . 2) Macam-macam teori belajar yang di sajikan dalam bab dua dan bab tiga . 3) model-model pembelajaran pada bab enam, Tujuh, delapan, sembilan dan Sepuluh. Dan termasuk didalamnya mengenai pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prossedural.

Saya memahami dalam buku ini bab demi bab terfokus tentang teori-teori dan model pembelajaran bagi guru, dalam pembahasan buku ini begitu detail dan rinci sehingga bagai kita sebagai guru sangat pas dan sangat mudah kita cerna karena pembahasannya sistematis dan lugas. Teri serta model pembelajaran merupakan suatu modal bagi guru untuk dilaksankan oleh guru disekolah. Dengan memahami teori-teori pembelajaran tentu akan mempermudah bagi guru untu menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa dengan menggunakan berbagai model dan pendekatan.

12

Page 13: anotasi fathurrahman

Glover, D. dan Law, S. (2002). Improving Learning: Professional Practice in Secondary School. Philadelphia: Open University Press.

Buku ini merupakan hasil penelitian panjang yang dilakukan oleh akade-misi dan praktisi yang tertarik untuk mengetahui konteks seperti apa yang membuat kegiatan mengajar dan belajar di sekolah menengah dapat berlang-sung secara efektif. Sajian dalam buku ini bertolak dari sebuah premis bahwa kegiatan pembelajaran tidak pernah terjadi dalam situasi yang isolatif, melain-kan tak terlepas dari pengaruh lingkungan fisik, sosio-ekonomi, dan budaya sekolah, hubungan guru-siswa, gaya belajar siswa, dan gaya mengajar guru.

Sajian isi buku dikemas ke dalam 10 bab. Bab 1 mengemukakan konteks belajar, yang mencakup ciri sekolah yang baik, budaya, kepemimpinan, manaje-men, dan komitmen guru. Bab 2 menjelaskan latar belakang riset dan sejumlah prinsip penelitian tindakan yang digunakan sebagai titik tolak riset, serta cara mengukur persepsi warga sekolah (pimpinan, guru, admisi, dan siswa) serta pemangku kepentingan (stakeholder) tentang hal-hal yang terkait dengan profil dan kemajuan sekolah. Pada bab 3-8 disajikan ikhtisar temuan tentang lingkungan, harapan, tantangan, praktik, hubungan, dan segenap hal yang mendukung terjadinya kegiatan mengajar-belajar yang menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat melayani bermacam gaya belajar siswa. Bab 9 menggambarkan pelbagai upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran, penghormatan, dan sekaligus keadilan gender. Bab 10 mengungkap-kan hal-hal yang dilakukan untuk menerjadikan perubahan, dalam hal ini pembelajaran yang mengakomodasi keragaman gaya belajar siswa.

Melalui kesepuluh bab itu, penulis berupaya untuk menyajikan hasil riset-nya dengan dibingkai oleh kerangka teoretik yang cukup solid untuk dapat menerjadikan perbaikan dan peningkatan mutu kegiatan pembelajaran. Agar masing-masing bab itu dapat dipahami dan diterapkan dengan mudah baik oleh pengambil kebijakan, pengawas, kepala sekolah, dan guru, penulis pun meleng-kapinya dengan kiat-kiat dan contoh-contoh praktis.

13

Page 14: anotasi fathurrahman

14

Page 15: anotasi fathurrahman

Makalah

PENGEMBANGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM IPS

Mata Kuliah : Inovasi Pendidikan Dosen : PROF DR. H. Said Hamid Hasan, M.A

Oleh :

FATHURRAHMAN NIM : 0909587

Kelas : B Kementerian Agama

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPSSEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA2010

15