ANODONTIA

5
ANODONTIA A. Definisi 1,3 Anodontia atau anodontia vera (complete anodontia) merupakan kelainan yang secara umum digambarkan dengan keadaan tidak tumbuhnya semua gigi, dan sangat jarang terjadi dalam bentuk kelainan tunggal tanpa abnormalitas lain. Anodontia dapat terjadi hanya pada periode gigi tetap/permanen, walaupun semua gigi susu terbentuk dalam jumlah lengkap. Anodontia termasuk dalam kriteria gangguan maloklusi yaitu susunan gigi yang tidak beraturan dan hubungan gigi antara rahang atas dan bawah tidak ideal. Kelainan lain yang jarang terjadi namun lebih umum daripada anodontia vera adalah anodontia parsial yang terdiri dari hipodontia dan oligodontia. Hipodontia merupakan suatu kelainan genetik yang melibatkan absennya 1 hingga 6 gigi, sedangkan istilah oligodontia dipakai untuk mendeskripsikan kondisi di mana lebih dari 6 gigi hilang/ tidak tumbuh. Gambar 1.1.Hipodontia, Oligodontia, dan Anodontia Kondisi ini dapat melibatkan gigi sulung dan gigi permanen, namun kebanyakan kasus hanya terjadi pada gigi permanen. Fenomena ini

description

Gigi Mulut

Transcript of ANODONTIA

Page 1: ANODONTIA

ANODONTIA

A. Definisi

1,3

 Anodontia atau anodontia vera (complete anodontia) merupakan kelainan yang secara umum

digambarkan dengan keadaan tidak tumbuhnya semua gigi, dan sangat jarang terjadi dalam

bentuk kelainan tunggal tanpa abnormalitas lain. Anodontia dapat terjadi hanya pada periode gigi

tetap/permanen, walaupun semua gigi susu terbentuk dalam jumlah lengkap. Anodontia termasuk

dalam kriteria gangguan maloklusi yaitu susunan gigi yang tidak beraturan dan hubungan gigi

antara rahang atas dan bawah tidak ideal. Kelainan lain yang jarang terjadi namun lebih umum

daripada anodontia vera adalah anodontia parsial yang terdiri dari hipodontia dan oligodontia.

Hipodontia merupakan suatu kelainan genetik yang melibatkan absennya 1 hingga 6 gigi,

sedangkan istilah oligodontia dipakai untuk mendeskripsikan kondisi di mana lebih dari 6 gigi

hilang/ tidak tumbuh.

Gambar 1.1.Hipodontia, Oligodontia, dan Anodontia

Kondisi ini dapat melibatkan gigi sulung dan gigi permanen, namun kebanyakan kasus hanya

terjadi pada gigi permanen. Fenomena ini sering dikaitkan dengan sindroma non-progresif kulit

dan saraf yang disebut ectodermal dysplasia. Anodontia, khususnya, sering menjadi bagian dari

gejala sindroma tersebut dan jarang terjadi sebagai satu kondisi tunggal.

B. Etiologi

2

Penyebab anodontia, baik  complete maupun partial anodontia, secara garis besar disebabkan

oleh dua faktor yaitu faktor lingkungan dan genetik. Kegagalan proliferasi sel basal gigi dari

lamina dental dapat disebabkan oleh infeksi (misal: rubella, osteomielitis), trauma, obat-obatan

Page 2: ANODONTIA

(misal: thalidomide), kemoterapi atau radioterapi. Mutasi beberapa gen diketahui menyebabkan

tidak tumbuhnya gigi permanen. Anodontia sering terlihat sebagai bagian gejala dari sebuah

sindroma, terutama yang melibatkan anomali ektodermal (seperti sindroma

oculomandibulodyscephaly, mesoectodermal dysplasia dan ectodermal dysplasia), dan juga pada

beberapa kondisi non-sindrom seperti labioschisis dengan atau tanpa palatoschisis.

Oculomandibulocephaly ditandai dengan adanya mikroftalmia, sclera biru, mikrosefali, gigi

sulung tumbuh namun gigi permanen tidak terbentuk. Tanda-tanda mesoektodermal dysplasia

adalah wajah yang lebar, deformitas mata, distrofi otot, premaksila tidak berkembang, dan

komplit hypodontia. Ektodermal dysplasia  pada pasien ditandai dengan adanya kuku jari tangan

dan kaki yang distrofi, kelainan kelenjar eksokrin dan kelenjar keringat. Agenesis gigi

kemungkinan disebabkan oleh defek beberapa gen, yang secara sendiri-sendiri atau bersamaan

menyebabkan munculnya gejala.

C. Patogenesis

Gigi berasal dari dua jaringan embrional, yaitu ektoderm, yang membentuk enamel, dan

mesoderm yang membentuk dentin, sementum, pulpa, dan juga jaringan-jaringan penunjang.

Perkembangan gigi geligi pada masa embrional dimulai pada minggu ke-6 intrauterin ditandai

dengan proliferasi epitel oral yang berasal dari jaringan ectodermal membentuk lembaran epitel

yang disebut dengan primary epithelial band. Primary epithelial band yang sudah terbentuk ini

selanjutnya mengalami invaginasi ke dasar  jaringan mesenkimal membentuk 2 pita pada

masing-masing rahang yaitu pita vestibulum yang berkembang menjadi segmen bukal yang

merupakan bakal pipi dan bibir dan pita lamina dentis yang akan berperan dalam pembentukan

benih gigi. Pertumbuhan dan perkembangan gigi dibagi dalam 3 tahap, yaitu

perkembangan,kalsifikasi, dan erupsi. Tahap perkembangan gigi dibagi lagi menjadi

inisiasi, proliferasi, histodiferensiasi, morfodiferensiasi, dan aposisi. Penderita anodontia

mengalami halangan pada proses pembentukan benih gigi dari epitel mulut, yakni pada tahap

inisiasi.

D. Klasifikasi

1. Hipodontia adalah keadaan dimana pada rahang tidak tumbuh 1-6 gigi.

2. Oligodontia adalah keadaan dimana lebih dari 6 gigi tidak tumbuh.

Page 3: ANODONTIA

 

3. Anodontia adalah keadaan dimana semua gigi tidak tumbuh, dan lebih sering mengenai gigi-

gigi tetap dibandingkan gigi-gigi sulung. Anodontia diklasifikasikanlagi menjadi:

a. Anodontia total adalah keadaan dimana pada rahang tidak ada lagi gigi susu maupun gigi

tetap. 

b. Anodontia parsial adalah keadaan dimana pada rahang terdapat satu atau lebih gigi yang tidak

tumbuh dan lebih sering terjadi pada gigi permanen daripada gigi susu.

E. Diagnosis

Diagnosa anodontia biasanya membutuhkan pemeriksaan radiografik untuk memastikan memang

semua benih gigi benar-benar tidak terbentuk. Pada kasushypodontia, pemeriksaan radiografik

panoramik berguna untuk melihat benih gigi manasaja yang tidak terbentuk

F . Terapi

Dilakukan konsultasi dengan dokter gigi sedini mungkin bila terdapat kecurigaan terjadinya

kelainan ini. Terapi yang diberikan oleh dokter gigi adalah pembuatan dan pemasangan gigi

prostetik.

 

Page 4: ANODONTIA

Daftar Pustaka

1. Institute of Dental and Craniofacial Research. 2011. Anodontia.

http://children.webmd.com/anodontia  

2. Wu, C.C., Wong, R.W., Hagg, U. A review of hypodontia: the possible etiologiesand

orthodontic, surgical and restorative treatment options — conventional andfuturistic.

Hong Kong Dent J. Vol 4 No 2 December 2007.

3. Ohno, K., Ohmori, I. Anodontia with hypohidrotic ectodermal dysplasia in a

youngfemale: a case report. Pediatric Dentistry –22:1, 2000