Angkutan Umum

download Angkutan Umum

of 6

description

angkutan umum perkotaan

Transcript of Angkutan Umum

  • GTZ Sustainable Urban Transport ProjectKantor Bappeda Surabaya, Ruang Prambanan,

    Jl. Pacar No.8 Surabaya 60272, Indonesia Tel 62-31-5353770; alt. 9982484 Fax 62-31 5353770; alt. 5319287

    [email protected]; http://www.sutp.org

    Sistem transportasi yang berkelanjutan bagi Surabaya: 20 langkah

    Revisi Mei 2001

    Deutsche Gesellschaft frTechnische Zusammenarbeit (GTZ) GmbHKerjasama Teknis Jerman

    2

    20 Usul kebijakan untuk mencapaitransportasi kota yang berkelanjutan

    Angkutan umum Angkutan tak bermtor Langkah-langkah teknis Langkah-langkah keuangan,

    penerapan pajak Reformasi kelembagaan,

    peranserta masyarakat

    3

    1.1 Memperbaiki sistem angkutan umum. Segera dimulai perbaikan percontohan dalam koridor-koridor kebutuhan angkutan umum yang tinggi (penerapkan perizinan yang berdasarkan kriteria kualitas pelayanan dengan izin dibagikan melalui tender dan berdasarkan atas pemantauan dan penegakan yang ketat, gaji tetap untuk pengemudi bis). Menyesuaikan sistem trayek agar memenuhi tuntutan angkutan umum secara lebih efi sien; mereviu struktur tarip guna mendukung mutu pelayanan, pengurangan emisi dan tarip pengangkutan yang terjangkau, memastikan pengoperasian koridor-koridor permintaan yang tinggi dengan bus-bus mutakhir beremisi rendah, membangun prasarana angkutan umum yang mendukung (halte-halte bis yang terpelihara dengan baik, informasi konsumen, trotoar dan penyebrangan jalan untuk penumpang bis); memastikan adanya satu badan yang bertanggung-jawab atas penyediaan pelayanan bis kota di Surabaya.

    Hasil dapat dicapai dalam: Jangka pendek hingga menengah

    Pelaksanaan: DLLAJ KS (Sie Angkutan, sie-sie lain); DLLAJ Jatim; DLLAJ Sidoarjo; Dir-Jen Perhubungan Darat(Pelaksanaan telah dimulai dalam suatu trayek percontohan)

    1. Angkutan umum (1)

    4

    1.2 Menyusun program penyelenggaraan bus-bus kota yang kurang mencemari di Surabaya. Bus-bus yang kurang mencemari diperkendalkan melalui program retrofi t untuk bus-bus yang sedang digunakan dengan memasang perangkap jelaga diesel dan pengenalan bus-bus berbahan bakar gas yang memenuhi standar ULEV atau EEV.

    Persyaratan untuk emisi (misalnya mengembangkan bus-bus BBG-ULEV atau EEV) diperlukan. Sebagai langkah pertama: larangan pengoperasian bus-bus tua yang tinggi pencemarannya di pusat kota. Ini merupakan pelaksanaan teknologi modern secara bertahap. Bus-bus yang kurang mencemari dapat diperkenalkan melalui sistem perizinan: misalnya dalam jangka waktu menengah dapat dijadikan prasyarat untuk ikut dalam tender untuk trayek, bahwa bus menggunakan BBG.

    Hasil dapat dicapai dalam: Jangka menengah - jangka panjang

    Pelaksanaan: DLLAJ KS, DLLAJ Jatim; BPTD. Kerjasama pemerintah kota, propinsi dan pusat; kemitraan swasta-pemerintah perlu dibentuk, mempertimbangkan subsidi bagi pengusaha yang menerapkan program ini, proyek perintis: mengimpor bus bahan bakar gas alam dengan katalis dari Eropa untuk peragaan.

    1. Angkutan umum (2)

  • 1.3 Meningkatkan perilaku berkendaraan, terutama pengemudi bus. Pengendalian terhadap perizinan pengemudi bus perlu diperkuat dan tingkah laku pengemudi di jalan raya dipantau dan diperbaiki.

    Mengemudi secara rasional dapat mengurangi konsumsi bahan bakar dan biaya-biaya perawatan dan suku cadang. Hasil-hasil latihan menunjukkan bahwa rata-rata 12 17% bahan bakar dihemat, setelah pengemudi mengikuti pelatihan mengemudi secara ekonomis. Perusahaan angkutan tertarik karena pengurangan pemakaian bahan bakar mempunyai dampak langsung atas biaya operasi, bahkan unsur-unsur biaya yang lain juga berkurang akibat berkurangnya mengerem, misalnya ausnya mesin dan kopling. Biaya yang relatif rendah untuk pelatihan, dengan 2 orang sopir mengopersikan satu bus, dapat kembali setelah 2 3 bulan.

    Pengurangan konsumsi bahan bakar pada gilirannya mengurangi emisi sekitar 30%.

    Ijin mengemudi bus mewajibkan diperolehnya sertifi kat dari kursus mengemudi rasional, sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan perusahaan yang bersangkutan.

    Hasil dapat dicapai dalam: Jangka waktu menengah panjang

    Pelaksanaan: Segera dimulai program pelatihan PO-PO & Damri, Organda, Satlantas, DLLAJ. Pengalaman yang menguntungkan dari Bluebird dan PO di Jakarta. Bahan pelatihan telah disiapkan di GTZ SUTP.Pemda dapat menerapkan kewajiban untuk pemilik-pemilik trayek bis. Mercedes-Benz di Jerman, Hino dan Mitsubishi memberikan kursus untuk pengemudi. Pengamalan baik dari Spanyol, Jerman dan Meksiko.

    1.4 Memperkenalkan kewajiban untuk mendapatkan ijin taksi dan angkot, yg terkait dengan persyaratan lingkungan. Penerbitan izin baru atau pembaharuan izin untuk operasi taksi dan angkot harus dikaitkan dengan tingkat pencemaran dari armada taksi atau angkot tersebut.

    Pembatasan umur kendaraan pada 10 tahun.

    Untuk izin baru hanya mobil dengan BBG yang diperbolehkan.

    Untuk pembaharuan izin, izin inspeksi dan perawatan harus diperoleh 2 kali setahun.

    Penggunaan bensin tanpa timbal diharuskan sejak tersedianya bahan bakar tersebut di Surabaya. Rencana peremajaan armada taksi dan angkot harus dikembangkan.

    Hasil dapat dicapai dalam: Jangka pendek

    Pelaksanaan: Dalam 3 bulan persyaratan-persyaratan untuk penerbitan izin harus sudah dikembangkan. Perkiraan-perkiraan untuk pengurangan emisi harus diadakan. Dalam waktu 6 bulan sistim tersebut harus sudah terlaksana. Sertifi kat uji inspeksi dan perawatan harus disiapkan. Program penggantian kendaraan-kendaraan tua harus didukung dengan kredit berbunga rendah dari Dana Khusus Lingkungan. Perlu ada program retrofi t (pemasangan) kendaraan yang relatif baru (

  • 92. Angkutan tak bermotor (3)

    2.3 Mengembangkan strategi untuk memperlambat lalu lintas di daerah pemukiman dan daerah campuran. Dengan upaya-upaya peredaan lalulintas bisa dicapai penurunan kecepatan kendaraan, peningkatan keselamatan, pengurangan kebisingan dan pencemaran udara, penghijauan, dan revitalisasi toko-toko di pinggir jalan. Ini pada akhirnya akan punya kontribusi kuat untuk meningkatkan perekonomian setempat dan nilai lingkungan terutama untuk daerah-daerah yang sensitif seperti perumahan, rumah sakit, sekolah, dll. Lankgah ini bukan saja akan mendorong penggalakan pejalan kaki dan pemakaian kendaraan tidak bermotor, tetapi juga akan menigkatkan ekonomi setempat dan nilai sosial di ruang jalan.

    Hasil dapat dicapai dalam: Jangka menengah - panjang

    Pelaksanaan: DLLAJ KS (Sie Lalin), Dinas PU Bina Marga, Dinas Taman. Berdasarkan survai di lapangan, menentukan titik-titik ber masalah. Menyiapkan rancangan-rancangan perbaikan secara rinci. Melaksanakan perbaikan dalam dua daerah percontohan (Kedungdoro dan Jemursari). Memantau dan menyempurnakan pelaksanaan. Mengembangkan perbaikan-perbaikan yang mirip di lokasi lain di Surabaya.

    10

    3. Langkah-langkah teknis (1)3.1 Perbaikan program inspeksi & perawatan. Program Inspeksi dan Perawatan yang efektif harus dilaksanakan secara bertahap. Suatu jadwal untuk jenis-jenis kendaraan yang berbeda harus disusun. Beroperasinya suatu fasilitas I/P yang terpusat harus dilaksanakan oleh perusahaan swasta setelah memenangkan lelang.

    Menyiapkan pengawasan oleh Pemerintah Daerah Menentukan ambang batas untuk emisi kendaraan diesel Menentukan ambang batas untuk emisi kendaraan bensin Mengembangkan sistim stiker yang tidak dapat dipalsukan Mengadakan inspeksi dijalan.

    Hasil dapat dicapai dalam: Jangka pendek

    Pelaksanaan: Melaksanakan kampanye penyadaran masyarakat; Tahun pertama: I/P untuk bis, truk, taksi dan angkot, untuk diuji dua kali setahun. Tahun kedua: kendaraan swasta diuji sekali setahun.Jangka pendek: Mengembangkan persyaratan-persyaratan teknis untuk suatu sistim I/P yang efektif; Mengembangkan suatu prosedur lelang.Jangka menengah: Mendirikan pusat uji yang terpusat dan diopersikan perusahaan swasta; Membangun suatu sistem pengendalian oleh Pemerintah Daerah.DLLAJ Jatim; DLLAJ KS; BPTD

    11

    3. Langkah-langkah teknis (2)3.2 Memulai program perintis dengan bensin tanpa timbal. Pengenalan bensin tanpa timbal adalah pra-syarat untuk pemakaian katalis. Timbal adalah suatu racun yang berbahaya. Bensin dengan timbal mengurangi umur kerja knalpot dan busi dengan faktor dua sampai tiga.

    Pemerintah Daerah memulai suatu program percontohan untuk pengisian bahan bakar tanpa timbal untuk semua kendaraan dinas yang sekarang memakai bensin bertimbal.

    Hasil dapat dicapai dalam: Jangka pendek

    Pelaksanaan: Pengubahan suatu stasiun pengisian bahan bakar untuk pengisian mobil-mobil dinas. Kampanye penyadaran masyarakat tentang keunggulan bensin tanpa timbal, dengan mengacu pada pengalaman di Thailand dan Philippines.Mentamben; Pertamina; DPRD Surabaya

    Sumber: GTZ SUTP 2000

    Bank Dunia telah memperingatkan bahwa sebanyak 18 juta anak menghadapi kerusakan otak secara permanen disebabkan oleh konsentrasi logam timbal yang berlebihan di dalam tubuh.

    12

    3.3 Mempromosikan retrofi t terhadap angkot-angkot denganperalatan konversi BBG, dan memastikan penyediaan angkot baru yang memakai BBG. Bila bunga kredit berkisar antara 10 16% maka mikrolet yang mengkonsumsi bahan bakar 25 liter per hari menghemat setiap tahun sekitar Rp 3,5 juta. Selain layak dari segi ekonomi, bahan bakar gas menghasilkan pencemaran jauh dibawah penggunaan bensin atau solar.

    Hasil dapat dicapai dalam: Jangka pendek

    Pelaksanaan; pengalaman: Pembuat dan penjual angkot baru; Organda; Kopatas; Bengkel Pemasang Alat Konversi; Pihak pemberi kredit; Pertamina; PGN. Mempromosikan penjualan angkot BBG, dan perluasan stasiun-stasiun pengisian. Mendorong agar penjualan BBG tetap disubsidi. Kalaupun bensin maupun solar tidak menerima subsidi, harga BBG di pasaran dunia adalah dibawah setengah dari harga bensin. Informasi kelayakan ekonomi BBG disampaikan ke organisasi-organisasi pemilik dan pengemudi angkot. Organisasi-organisasi ini yang kemudian menyebarluaskannya ke anggotanya. Pihak penjual peralatan konversi telah menyatakan siap melayani permintaan di Surabaya. Bank Dunia dan bank-bank pemberi kredit lainnya didekati supaya bisa dikembangkan suatu skema kredit dengan bunga rendah (seperti yang dilakukan di Kota Meksiko) yang dapat membantu dalam peremajaan armada angkot yang ada.

  • 13

    3. Langkah-langkah teknis (4)3.4 Melaksanakan retrofi t terhadap mobil dan truk kota dan propinsi dengan peralatan konversi BBG. Kendaraan-kendaraan dengan BBG mengeluarkan emisi jauh lebih rendah daripada kendaraan-kendaraan dengan bensin. Dengan melakukan retrofi t kendaraan-kendaraan yang lebih muda umurnya, yang keadaannya lebih bagus, emisi dari kendaraan-kendaraan dinas yang ada dapat dikurangi cukup besar.

    Hasil dapat dicapai dalam: Jangka pendek

    Pelaksanaan: Keadaan saat pemasangan dikendalikan secara ketat, dan prosedur-prosedur dipusatkan pada satu kantor saja. Pelaksanaan dilakukan sesudah SK Walikota (untuk mobil dan truk Pemerintah Kota) atau SK Gubernur (untuk mobil dan truk Pemerintah Propinsi) diterbitkan, dan anggaran khusus disediakan untuk konversi ke BBG. Biaya nanti dikembalikan melalui penghematan bahan bakar, dan Pemerintah dengan cara ini menjadi teladan untuk pemilik kendaraan lainnya. Pilih kendaraan-kendaraan dinas yang ada yang sesuai untuk di-retrofi t. Siapkan suatu jadwal untuk program retrofi t. Alokasikan anggaran untuk program retrofi t. Perkiraan pengurangan emisi diperoleh. Pelaksanaan dapat dimulai dalam waktu tiga bulan.

    14

    3. Langkah-langkah teknis (5)3.5 Pengelolaan kualitas udara. Termasuk di dalam langkah ini adalah jaringan kualitas udara (sebagaimana telah dimulai di dalam proyek Bapedal/KMS di Kota Surabaya) dengan data secara teratur diberikan kepada masyarakat, penyusunan inventaris emisi, pemodelan mutu udara (misalnya dengan menggunakan model Umweltbundesamt) dan pengumpulan data terkait (komposisi armada kendaraan, aliran lalulintas, kegiatan industri, dsb.).

    Hasil dapat dicapai dalam: Jangka pendek-menengah

    Pelaksanaan: Bapedalda Jatim (pengelolaan database kualitas udara, inventarisasi emisi, kebijakan pengendalian, pemantauan udara ambien dengan lab mobile), Hiperkes (pemantauan sumber cerobong), Bagian LH KS (pemantauan ambien secara kontinyu), DLLAJ Tk.I (pengujian kendaraan bermotor)

    Surabaya Integrated Transport Network Project (SITNP), yang dilakukan Dorsch Consult untuk Bank Dunia, telah menganjurkan wilayah parkir terbatas di daerah pusat kota. Anjuran ini menjadi inti program pembatasan lalu lintas SITNP, tetapi sampai sekarang belum ditindaklanjuti.

    15

    4. Langkah-langkah keuangan4.1 Menetapkan pajak bahan bakar guna menggalakkan penggunaan bahan bakar bersih. Sekarang ini bahan bakar dan energi di Indonesia disubsidi. Subsidi bahan bakar berjumlah sekitar AS$4 milyar per tahun, yang notabene 2,5 kali lipat anggaran untuk sektor kesehatan dan pendidikan.

    Penggunaan bahan bakar yang lebih bersih perlu dipromosikan dengan cara pembedaan menurut kualitas bahan bakar. Pembedaan dapat dilakukan melalui pajak bahan bakar 5% yang ditentukan dalam UU No.18/1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Bensin tanpa timbal seharusnya dijual untuk harga sedikit di bawah harga bensin yang memakai timbal. Kebijakan ini diterapkan di semua negara dalam proses transisi.

    Hasil dapat dicapai dalam: Jangka pendek

    Pelaksanaan: Dispenda Kota Surabaya; Bappeko; serta Pemerintah Pusat

    4.2 Mengembangkan pola-pola pengelolaan parkir: mempertimbangkan langkah-langkah seperti tarif parkir, pajak parkir yang berbeda. Kebijakan parkir dapat digunakan untuk membatasi penggunaan kendaraan pribadi.

    Hasil dapat dicapai dalam: Jangka pendek - jangka menengah

    Pelaksanaan: DLLAJ KS (Sie TSP), Dinas Parkir, BPTD, Komisi C DPRD KS

    4.3 Menciptakan suatu dana khusus lingkungan (environmental trust fund) untuk mendukung secara fi nansial langkah-langkah menuju pengangkutan berkelanjutan (Mis. jalur sepeda, jalur bus, stasiun pemantau pencemaran, kampanye kesadaran masyarakat, pembangunan trotoar, dsb.).

    Kelangkaan dana sering merupakan hambatan bagi perbaikan lingkungan. Suatu tambahan pungutan untuk lingkungan misalnya dikenakan pada ongkos parkir, izin operasi taksi, angkot dan bis harus dibentuk. Dana khusus lingkungan tersebut harus dipergunakan untuk proyek-proyek percontohan, bantuan keuangan bagi retrofi t kendaraan-kendaraan (taksi, angkot, bis). Pembagian dana tersebut diatur Otorita Angkutan Surabaya. Penggunaan dana diumumkan supaya transparan.

    Hasil dapat dicapai dalam: Jangka pendek

    Pelaksanaan; pengalaman: Mendirikan sebuah dewan untuk semacam dana perserikatan, meningkatkan kepedulian di antara perusahaan-perusahaan swasta, menyiapkan, misalnya pendapatan dari denda peraturan lingkungan; pengalaman di AS, Meksiko, Jerman, Swedia

    Jangka pendek: Kelompok Kerja dibentuk Skema untuk mendirikan Dana Khusus Lingkungan harus disiapkan dalam tiga bulan. Suatu rencana penggunaan dana khusus yang dikumpulkan dalam setahun pertama harus disusun dalam waktu enam bulan. Jangka menengah: Laporan tahunan tentang penggunaan dana khusus lingkungan harus diterbitkan. Harus dibentuk pengendali independenDispenda Kota Sby, Komisi C DPRD, Bagian Perekonomian, Bappeko

  • 17

    5. Reformasi kelembagaan danperanserta masyarakat (1)

    5.1 Mendirikan sebuah komisi (terdiri para ahli yang ditunjuk dari pihak berwenang yang berpengaruh) untuk mengevaluasi kinerja sistem administratif di sektor angkutan dan lingkungan, dan kemungkinan penggabungan dinas. Komisi ini akan mengevaluasi kinerja sistem administratif di sektor angkutan dan lingkungan (di dalam dan di antara pihak-pihak yang berwenang pada tingkat nasional, provinsi dan kotamadya). Secara khusus menganalisis tanggungjawab yang tumpang tindih, persaingan mengenai kekuasaan penegakan di antara tingkat-tingkat pemerintah yang berbeda-beda, kesenjangan dalam undang-undang dan pemberdayaan yang disebabkan oleh ketidak-jelasan dalam pemerintahan.

    Hasil dapat dicapai dalam: Jangka pendek (tugas ini harus dilaksanakan secepat mungkin, karena hanya implementasi rekomendasi komisi inilah yang akan menciptakan manfaat lingkungan)

    Pelaksanaan: Persetujuan antara pemerintah kota dan provinsi

    18

    5. Reformasi kelembagaan danperanserta masyarakat (2)5.2 Reformasi kelembagaan (berdasarkan temuan komisi): mendirikan Otorita Angkutan Surabaya; penggubangan instansi. Melibatkan pemerintah Propinsi dan Kota; lembaga baru harus memiliki tanggungjawab untuk merencanakan, mengelola dan memberi ijin bagi semua jasa angkutan umum dan taksi, untuk merencanakan dan menggalakkan angkutan tak bermotor, dan untuk merencanakan dan mengelola lalulintas.

    Otoritas Angkutan Surabaya bertujuan meningkatkan kualitas, lingkup, efi siensi dan tanggapan-permintaan angkutan perkotaan, melalui insentif-insentif dan persaingan sehat: Bertanggung-jawab atas penyediaan pelayanan angkutan umum yang pantas di Surabaya; Menentukan kebijakan transportasi Mengatur penyusunan rencana angkutan umum tiga-tahunan Mengatur administrasi prosedur dan pengaturan baru Menerima dukungan profesional dari DLLAJ Kota Surabaya.

    Hasil dapat dicapai dalam: Jangka pendek - menengah

    Pelaksanaan: Persetujuan antara pemerintahan Propinsi, Kota, dan Kabupaten. Pelaksanaan dilakukan melalui SK Walikota dan/atau dibawah ketentuan seperti dalam UU 22/1999 ttg Pemerintahan Daerah, Pasal 91 Ayat 1.

    19

    5. Reformasi kelembagaan danperanserta masyarakat (3)

    5.3 Membentuk pemantauan di dalam pemerintahan mengenai konsekuensi terhadap lingkungan dan pengangkutan dari semua peraturan perundang-undangan yang dipertimbangkan. Kajian konsekuensi suatu peraturan atau undang-undang terhadap transportasi dan lingkungan telah dibakukan di banyak pemerintahan, termasuk di Pemerintah Federal Jerman.

    Hasil dapat dicapai dalam: Jangka pendek

    Pelaksanaan: Jangka pendek - jangka menengah. Sebelum usul ini dapat dilaksanakan di Surabaya prosedur-prosedur dalam pembuatan peraturan perundang-undangan perlu diteliti dan dikembangkan, dan kemudian dapat ditentukan langkah-langkah rinci yang diperlukan.Bagian Hukum KS, DPRD

    20

    5. Reformasi kelembagaan danperanserta masyarakat (4)

    5.4 Mengembangkan dan melaksanakan strategi keselamatan lalulintas, untuk mengurangi kecelakaan yang mengakibatkan kematian dan cedera. Masyarakat akan dilindungi dari segala pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh angkutan perkotaan. Ini termasuk strategi komprehensif untuk meningkatkan keselamatan. Ada lima bidang kebijakan keselamatan yang diusulkan dikembangkan menjadi rencana aksi:

    1. Menggunakan dan menyimpan kuesionar-kuesioner kecelakaan menurut standar-standar internasional untuk semua kecelakaan yang tercatat; 2. Menentukan titik-titik rawan (analisis blackspot); 3. Mencatat kematian menurut Konvensi Vienna; 4. Merombak kembali penanggung-jawaban atas keselamatan lalulintas di Jawa Timur, dengan semua stakeholder utama; 5. Memperbaiki program-program pendidikan sekolah, dengan menerapkan bahan-bahan pelatihan yang ada; dan memperkuat kesadaran masyarakat.

    Hasil dapat dicapai dalam: Jangka menengah

    Pelaksanaan: DLLAJ KS (Sie Lalin Subsie Bimkes) & Jatim, Stakeholder swasta, Satlantas

  • 21

    5.5 Meningkatkan kesadaran masyarakat akan perlunya suatu sistem transportasi yang berkelanjutan di Surabaya. Melibatkan partisipasi semua kelompok masyarakat, perusahaan dan pihak berwenang terkait dalam proses perencanaan; menentukan tema dan tujuan-tujuan, pesan-pesan dan tahap-tahap, dan kelompok-kelompok sasaran, dan melaksanakan berbagai kegiatan kampanye dengan melibatkan mitra-mitra.

    Hasil dapat dicapai dalam: Jangka pendek

    Pelaksanaan: Membentuk sebuah Kelompok Kerja terdiri dari instansi-instansi pemerintah, para konsultan, dan kelompok-kelompok masyarakat. Menentukan topik, tujuan-tujuan, dan pesan-pesan kampanye. Menentukan kelompok-kelompok sasaran. Membuat perencanaan untuk 1 atau 2 tahun ke depan (tergantung dana yang ada), dan merencanakan kegiatan-kegiatan secara rinci pada waktu menjelang pelaksanaan. Melakukan kegiatan berdasarkan peniliain sebelumnya atas efi siensi suatu kegiatan dalam mencapai kelompok sasaran. Mencari mitra untuk kerjasama dan ikut mendukung pelaksanaan setiap kegiatan. Kelompok Kerja telah dibentuk pada bulan April 2000, dan kampanye telah diluncurkan pada Hari Bumi, tanggal 22 April 2000.Humas KS, DLLAJ KS, media, LSM, akademisi, & warga masyarakat

    5. Reformasi kelembagaan danperanserta masyarakat (5)

    5.6 Menerapkan pedoman-pedoman internasional peng kajian dampak lingkungan dan transportasi untuk setiap proyek utama prasarana, Pengkajian dampak lingkungan dan transportasi untuk setiap proyek utama prasarana dilakukan secara rutin di Eropa, Australia, Singapura, AS, dan banyak negara lain, menurut pedoman-pedoman ketat.

    Hasil dapat dicapai dalam: Jangka pendek

    Pelaksanaan: Peraturan perundang-undangan pada tingkat nasional. Suatu proyek percontohan dapat dinilai oleh rencana transportasi yang diusulkan. Pengalaman di seluruh dunia. SEA diproyeksikan dikembangkan lebih lanjut dengan perencanaannya Jaringan Trans Eropa (TEN) oleh Uni Eropa. Membangun jalan baru memungkinkan lebih banyak orang memakai mobil pribadi, dan hal ini dapat menghilangkan keuntungan-keuntungan yang diharapkan dari akses baru. Fenomena ini dilihat di semua daerah perkotaan.

    5. Reformasi kelembagaan danperanserta masyarakat (6)

    22