Angka Kematian Ibu

download Angka Kematian Ibu

of 2

description

Angka Kematian Ibu

Transcript of Angka Kematian Ibu

ANGKA KEMATIAN IBU

Program AkinoProvinsi NTB Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi Tahun 2013By Zaenuddin Zein on January 13, 2014@TDA_ZeinLOMBOK Preneur.com-Program Akino yang menjadi program unggulan pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sejauh ini dirasakan mampu menekan angka kematian ibu dan bayi.Hingga bulan Oktober 2013 angka kematian ibu dan bayi mengalami penurunan angka kematian ibu melahirkan pada tahun 2013 menurun signifikan hingga mencapai 26.00/100.00 untuk ibu melahirkan dan 42/10.000 untuk bayi ditahun 2013terangnya.Hal tersebut disampaikan oleh kepala Dinas Kesehatan Eka Junaidi dalam acara sosialisasi gerakan 3A (akino, adono, absono) yang dirangkaikan dengan seminar angka kematian ibu dan anak menuju nol (AKINO) yang bertemakan Generasi Emas dan Proyeksi IPM NTB 2025Eka menegaskan akino tetap menjadi prioritas karena kematian ibu melahirkan menuju nol adalah program unggulan pemprov NTB, dimana program ini juga tergabung dengan Generasi Emas.Sekedar diketahui Akino sekarang akan dijalankan lebih komprehensip, tidak seperti dahulu terpisah antara akino dengan program anak gizi buruk. sekarang menjadi satu paket kegiatan digabung dalam satu program yakni Aksi Seribu Hari Kehidupan (ASHAR)Tujuannya supaya ibu pada saat melahirkan dengan selamat dan pemantauan terhadap gizi anak sampai usia 2 tahun dengan mensosialisasikan kemasyarakat dan bekerja sama dengan rumah sakit, puskesmas, dan posyanduKarena salah satu faktor yang mengurangi angka akino kematian ibu dan anak adalah dari segi SDM seperti disetiap desa ditaruh tenaga bidan di setiap poskesdes. Sehingga kadis kesehatan ini berharap disetiap desa terpencil seperti dipulau sumbawa, karena sangat mendukung dalm mengurangi angka kematian ibu.Reporter: Sijarudinhttp://www.lombokpreneur.com/senggang/program-akinoprovinsi-ntb-tekan-angka-kematian-ibu-dan-bayi-tahun-2013.php

Ironi Provinsi NTB, Surga Wisata Dengan Angka Kematian Ibu Melahirkan Tertinggi Senin, 18 November 2013 10:17 WIBTRIBUNNEWS.COM, MATARAM - Memiliki ragam kekayaan pariwisata, ternyata tak membuat provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 'sukses' dalam membuat masyarakatnya berkecukupan di bidang kesehatan.Hal ini terbukti dari status sebagai daerah dengan tingkat angka kematian ibu dan bayi tertinggi di Indonesia. Data Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) mengungkapkan, angka kematian bayi menembus 55 jiwa per 1000 kelahiran. Sementara angka kematian ibu melahirkan 242,9 orang per 100 ribu proses melahirkan.Menurut Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Kesehatan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Hanibal Hamidi, kondisi tersebut menjadi perhatian khusus pemerintah pusat, apalagi melihat potensi ekonomi yang sebenarnya bisa menunjang tindakan preventif.Di sisi lain, status tertinggi dalam angka kematian ibu melahirkan dan kematian bayi, membuat provinsi NTB menjadi tuan rumah Jambore Perdesaan Sehat 2013. Tujuan implisitnya tak lain, memberi spirit bagi provinsi beribukota Mataram ini untuk bangkit dan menata diri dalam hal kesehatan ibu dan anak."Tentu saja statistik tersebut mengejutkan, apalagi pada idiom masyarakat, Papua dan Maluku dianggap sebagai daerah dengan level kesehatan rendah. Nyatanya justru NTB yang berstatus itu, padahal di sini banyak potensi ekonomi, terutama pariwisata. Karenanya, keberadaan acara Jambore Perdesaan Sehat bisa menjadi pintu awal agar program kesehatan ibu dan anak menjadi perhatian," kata Hanibal.Rendahnya perhatian kesehatan ibu dan anak di provinsi NTB, berkorelasi pada keberdaan gizi buruk. Satu yang tertinggi angka gizi burul di NTB adalah Kabupaten Lombok Timur. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur, dr. Utun Supria mengatakan, angka penderita gizi buruk di daerahnya memang tertinggi di NTB. Dari data yang ada periode Januari - Juli 2013, sebanyak 163 orang ditemukan penderita gizi buruk.Tingginya kasus gizi buruk ini juga disebabkan faktor tingkat populasi penduduk sangat tinggi. Selain itu, pola kehidupan masyarakat masih minim pengetahuannya dalam mengkonsumsi makanan. Pola hidup masyarakat, pendidikan keluarga juga mempengaruhi terjadinya gizi buruk pada anak. Bahkan tidak sedikit keluarga atau orang tua anak menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI), sehingga tidak ada keluarga yang memperhatikan kondisi kesehatan dan mengantarkan anak ke Posyandu. http://www.tribunnews.com/kesehatan/2013/11/18/ironi-provinsi-ntb-surga-wisata-dengan-angka-kematian-ibu-melahirkan-tertinggi