Angie Forpat

32
LAPORAN KASUS VISUM ET REPERTUM KEMATIAN AKIBAT LUKA BAKAR Oleh : ANGELA SANDI TAGAROI RAHASIA NIM. 11.2009.136 Pembimbing : Dr. ZULHASMAR. S, Sp.F DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK & MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA RUMAH SAKIT Dr CIPTO MANGUNKUSUMO 1

description

jjhhh

Transcript of Angie Forpat

Page 1: Angie Forpat

LAPORAN KASUS

VISUM ET REPERTUM

KEMATIAN AKIBAT LUKA BAKAR

Oleh :

ANGELA SANDI TAGAROI RAHASIA

NIM. 11.2009.136

Pembimbing :

Dr. ZULHASMAR. S, Sp.F

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK & MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

RUMAH SAKIT Dr CIPTO MANGUNKUSUMO

Jl. Salemba Raya 6 Jakarta 10430, Telp 3106976, Fax 3154626

Jakarta, Juli 2011

1

Page 2: Angie Forpat

LAPORAN PRESENTASI KASUS

KEMATIAN AKIBAT LUKA BAKAR

IDENTITAS KORBAN

Nama : Tn. S.

Jenis kelamin : Laki-laki.

Umur : 42 tahun.

Bangsa : Indonesia.

Agama : Budha.

Pekerjaan : Swasta.

Alamat : Jl. H. Selong no. 200 Rt 004/011 Kel. Duri Kosambi.

Perkiraan kematian oleh polisi: Luka bakar.

RIWAYAT

Mayat korban diterima RSCM pada tanggal 31 Juli 2011, pukul 22.45, disertai surat

permintaan visum dari KAPOLRES CENGKARENG, tertanggal 31 Juli 2011, No. Pol.:

B/271/VII/2011/S.C.

Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa korban meninggal di Rumah Duka Abadi Jakarta

Barat pada tanggal 30 Juli 2011, pukul 05.30 WIB dengan riwayat diduga karena luka bakar

pada sekujur tubuhnya.

2

Page 3: Angie Forpat

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK & MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

RUMAH SAKIT Dr CIPTO MANGUNKUSUMO

Jl. Salemba Raya 6 Jakarta 10430, Telp 3106976, Fax 3154626

Nomor : 799/SK.IV/07/2011. Jakarta, 31 Juli 2011

Perihal : Hasil pemeriksaan bedah mayat -----------------------------------------------------

Lampiran : Satu ---------------------------------------------------------------------------------------

PRO JUSTITIA

VISUM ET REPERTUM

Yang bertanda tangan di bawah ini, Anita, dokter spesialis forensik pada Departemen

Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia –

Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta, menerangkan bahwa atas permintaan

tertulis dari Kapolres Cengkareng, No. Pol.: B/271/VII/2011/S.C, tertanggal 31 Juli 2011,

maka pada tanggal tiga puluh satu juli tahun dua ribu sebelas, pukul dua puluh tiga lewat lima

puluh tujuh menit waktu Indonesia bagian Barat, dan pada tanggal satu agustus tahun dua

ribu sebelas, pukul dua puluh empat lewat tiga puluh menit waktu Indonesia bagian Barat,

bertempat di ruang jenazah Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, telah

dilakukan pemeriksaan bedah mayat atas mayat dengan keterangan sebagai berikut:

Nama : Tn S.----------------------------------------------------------------------------

Jenis kelamin : Laki-laki.------------------------------------------------------------------------

Umur : 42 tahun.-------------------------------------------------------------------------

Bangsa : Indonesia.-----------------------------------------------------------------------

Agama : Budha.---------------------------------------------------------------------------

Pekerjaan : Swasta.--------------------------------------------------------------------

Alamat : Jl. H. Selong no. 200 Rt 004/011 Kel. Duri Kosambi.--------------------

---------------------------------------------- HASIL PEMERIKSAAN ----------------------------------

PEMERIKSAAN LUAR pada tanggal tiga puluh satu juli tahun dua ribu sebelas, pukul dua

puluh tiga lewat lima puluh tujuh menit waktu Indonesia bagian Barat :---------------------------

1. Label mayat : tidak

ada.-------------------------------------------------------------------------------

3

Page 4: Angie Forpat

Lanjutan Visum et Repertum Nomor: 799/SK.IV/07/2011.

Halaman ke 2 dari 7 halaman

2. Tutup mayat :------------

------------------------------------------------------------------------------

a. Tiga helai kain berbahan katun berwarna putih.

b. Satu buah plastik berwarna kuning.--------------------------------------------------------

3. Perhiasan mayat : tidak

ada.--------------------------------------------------------------------------

4. Pakaian mayat : tidak

ada.----------------------------------------------------------------------------

5. Benda disamping mayat: tidak

ada.------------------------------------------------------------------

6. Kaku mayat terdapat pada seluruh tubuh, sukar dilawan. Lebam mayat tidak dapat

dinilai.---------------------------------------------------------------------------------------------------

-

7. Mayat adalah seorang laki-laki, bangsa Indonesia, berumur empat puluh dua tahun, kulit

berwarna kuning langsat, gizi baik, panjang tubuh seratus tujuh puluh delapan sentimeter,

berat tubuh tidak ditimbang, zakar disunat.--------------------------------------------------------

8. Identifikasi khusus:--------------------------------------------------------------------------------

a. Pada lengan atas kanan sisi luar, 7 cm di bawah puncak bahu, terdapat tato

bergambar kepala singa berwarna hitam, berukuran 12 x 3 cm.

b. Pada lengan bawah kiri sisi luar, 10 cm di bawah lipat siku, terdapat tato

bergambar tengkorak berwarna hitam, berukuran 2 x 1 cm.

c. Pada tungkai bawah kiri sisi depan, 11 cm di atas pergelangan kaki, terdapat tato

berwarna hitam, bertuliskan “MISS 121094” disertai gambar salib kecil.------------

9. Rambut berwarna hitam sebagian hangus terbakar, tumbuhnya lurus, panjang dua

sentimeter.----------------------------------------------------------------------------------------------

Alis mata hangus terbakar.---------------------------------------------------------------------------

Bulu mata hangus terbakar.--------------------------------------------------------------------------

Kumis berwarna hitam, tumbuhnya tercukur rapi, sebagian terbakar, panjang satu

milimeter.----------------------------------------------------------------------------------------------

4

Page 5: Angie Forpat

Jenggot berwarna hitam sebagian beruban, tumbuhnya tercukur rapi, panjang satu

milimeter.----------------------------------------------------------------------------------------------

10. Mata kanan tertutup, selaput bening mata jernih, teleng mata bulat, diameter empat

milimeter, warna tirai mata coklat, selaput bola mata putih tampak sembab, selaput

kelopak mata berwarna putih tampak sembab.----------------------------------------------------

Lanjutan Visum et Repertum Nomor: 799/SK.IV/07/2011.

Halaman ke 3 dari 7 halaman

Mata kiri tertutup, selaput bening mata jernih, teleng mata bulat, diameter empat

milimeter, warna tirai mata coklat, selaput bola mata berwarna putih tampak sembab,

selaput kelopak mata berwarna putih tampak sembab.-----------------------------------------

11. Hidung berbentuk

pesek.------------------------------------------------------------------------------ Telinga berbentuk

oval.------------------------------------------------------------------------------- Mulut terbuka

lima belas milimeter, lidah tergigit tiga millimeter dari ujung lidah.---------

12. Gigi-geligi tidak lengkap berjumlah dua puluh tiga buah. Pada rahang atas sisi kanan,

gigi seri pertama tidak ada, gigi taring tidak ada, gigi geraham depan pertama tidak ada,

lainnya lengkap. Pada rahang atas sisi kiri, gigi seri pertama dan kedua tidak ada, gigi

taring tidak ada, gigi geraham depan pertama tidak ada, gigi geraham depan kedua sisa

akar, gigi geraham belakang kedua tidak ada, lainnya lengkap. Pada rahang bawah sisi

kanan, gigi geraham belakang kedua tidak ada, lainnya lengkap. Pada rahang bawah sisi

kiri, gigi lengkap.--------------------------------------------------------------------------------------

13. Dari lubang mulut keluar cairan berwarna merah kecoklatan. Dari lubang hidung keluar

cairan berwarna kemerahan dan tampak bulu hidung hangus. Dari lubang telinga kanan

dan telinga kiri keluar cairan berwarna merah kecoklatan. Dari lubang kemaluan keluar

cairan berwarna kemerahan. Dari lubang pelepas tidak keluar apa-apa.----------------------

14. Luka-luka: luka bakar derajat III dengan kulit ari berwarna kemerahan yang sudah

mengelupas hampir pada seluruh wajah dan kepala kecuali ubun-ubun, dada, perut

sampai 4 cm di bawah pusar, seluruh lengan sampai ke jari-jari kanan dan kiri, seluruh

tungkai sampai ke jari-jari kanan dan kiri, punggung dan bokong.-----------------------------

5

Page 6: Angie Forpat

15. Lain-lain:

a. Pada lengan atas kanan, lengan bawah kanan sampai ujung jari, perut bagian atas,

lengan bawah kiri, seluruh tungkai bawah kanan dan kiri terbungkus oleh

softratule dan kain kasa.

b. Presentase bagian tubuh yang terbakar : wajah dan kepala 9%, dada dan perut

sampai 4 cm di bawah pusar 5%, seluruh lengan sampai ke jari-jari kanan 18%,

seluruh lengan sampai ke jari-jari kiri 18%, seluruh tungkai sampai ke jari-jari

kanan 18%, seluruh tungkai sampai ke jari-jari kiri 18%, punggung dan bokong

9%.

Lanjutan Visum et Repertum Nomor: 799/SK.IV/07/2011.

Halaman ke 4 dari 7 halaman

c. Presentase bagian tubuh yang tidak terbakar : perut bagian bawah 4%, kemaluan,

buah zakar dan batang kemaluan 1%.

PEMERIKSAAN DALAM pada tanggal satu agustus tahun dua ribu sebelas, pukul dua

puluh empat lewat tiga puluh menit waktu Indonesia bagian Barat: ---------------------------

16. Jaringan lemak bawah kulit berwarna kuning, daerah dada setebal lima belas milimeter

dan daerah perut tiga puluh lima milimeter. Otot-otot berwarna merah kecoklatan, cukup

tebal. Sekat rongga badan kanan setinggi sela iga ke enam, sekat rongga badan kiri

setinggi sela iga ke enam. Tulang dada utuh, iga-iga utuh.-------------------------------------

Dalam rongga dada kanan dan kiri tidak terdapat cairan. Kandung jantung tampak tiga

jari di antara kedua paru, berisi cairan kuning jernh sebanyak lima sentimeter kubik.------

17. Jaringan ikat bawah kulit daerah leher tidak terdapat resapan darah. Otot leher tidak

terdapat resapan darah.-------------------------------------------------------------------------------

18. Selaput dinding perut berwarna putih keruh mengkilat. Otot dinding perut cukup tebal

berwarna merah kecoklatan. Dalam rongga perut tidak terdapat cairan.----------------------

19. Lidah berwarna merah kelabu, penampang berwarna merah kecokelatan. Tulang lidah,

rawan gondok, rawan cincin utuh. Kelenjar gondok berwarna merah kehitaman, perabaan

kenyal, penampang berwarna merah kecoklatan, berat sepuluh gram.------------------------

Kelenjar kacangan tidak ditemukan. Kerongkongan berisi lendir warna coklat, selaput

lendir warna kemerahan. Batang tenggorok berisi busa halus dan jelaga serta lendir

warna kehitaman, selaput lendir warna kemerahan. Pangkal lidah, selaput lendir pangkal

6

Page 7: Angie Forpat

kerongkongan, katup pangkal tenggorok dan batang tenggorok terdapat jelaga. Pangkal

batang tenggorok berwarna kemerahan dan membengkak.-------------------------------------

20. Jantung sebesar satu kali tinju kanan mayat, warna kuning kemerahan, perabaan kenyal.

Ukuran lingkaran katub serambi kanan sebelas sentimeter, kiri sepuluh koma lima

sentimeter, pembuluh nadi paru lima koma lima sentimeter dan batang nadi enam

sentimeter. Tebal otot bilik kanan tiga milimeter dan kiri dua belas milimeter. Pembuluh

nadi jantung tidak menebal, tidak tersumbat pada bagian atas, pada bagian bawah

terdapat sedikit penebalan tapi tidak tersumbat. Sekat jantung berwarna merah

kecokelatan, terdapat bercak perdarahan, berat jantung tiga ratus sembilan puluh gram.

Lanjutan Visum et Repertum Nomor : 799/SK.IV/07/2011.

Halaman ke 5 dari 7 halaman

Permukaan jantung tampak bintik-bintik perdarahan. Pada bilik jantung terdapat bekuan

darah.---------------------------------------------------------------------------------------------------

-

21. Paru kanan terdiri dari tiga baga, berwarna ungu kemerahan dengan bintik-bintik

berwarna hitam pada permukaan , perabaan kenyal spon, penampang berwarna merah

pada pemijatan keluar cairan berwarna merah kehitaman dan busa halus berwarna putih,

berat paru tujuh ratus gram.--------------------------------------------------------------------------

Paru kiri terdiri dari dua baga, berwarna ungu kemerahan dengan bintik-bintik berwarna

hitam pada permukaan, perabaan kenyal, penampang berwarna merah, pemijatan keluar

cairan berwarna merah terang dan busa halus berwarna putih, berat paru lima ratus lima

puluh gram.-----------------------------------------------------------------------------------------

22. Limpa berwarna merah keunguan, permukaan keriput, perabaan kenyal, penampang

berwarna merah keunguan, gambaran limpa jelas, pada pengikisan jaringan terikut, berat

seratus tiga puluh gram.------------------------------------------------------------------------------

23. Hati berwarna kuning kecokelatan, permukaan licin, tepi kanan bawah samping tumpul,

perabaan kenyal, penampang berwarna kuning kecokelatan, gambaran hati jelas, berat

dua ribu gram.-----------------------------------------------------------------------------------------

24. Kandung empedu berisi cairan berwarna kuning kehijauan, selaput lendir tampak seperti

beludru, saluran empedu tidak tersumbat.----------------------------------------------------

7

Page 8: Angie Forpat

25. Kelenjar liur perut berwarna kuning kecokelatan, permukaan berbaga-baga, perabaan

kenyal, penampang berwarna kuning kecoklatan, gambaran kelenjar jelas, berat seratus

delapan puluh gram.----------------------------------------------------------------------------------

26. Lambung berisi cairan berwarna kehijauan, selaput lendir berwarna putih dan terdapat

bintik dan pelebaran pembuluh darah. Usus dua belas jari berisi lendir berwarna

kecokelatan, selaput lendir berwarna kemerahan, tampak bintik-bintik perdarahan. Usus

halus tampak pelebaran pembuluh darah. Pada penggantung usus halus dan usus besar

terdapat lemak yang tebal.---------------------------------------------------------------------------

27. Kelenjar anak ginjal kanan berbentuk trapezium, warna kuning kemerahan, penampang

berlapis, berat sepuluh gram. Kelenjar anak ginjal kiri berbentuk seperti bulan sabit,

warna kuning kemerahan, penampang berlapis, berat sepuluh gram.--------------------------

Lanjutan Visum et Repertum Nomor: 799/SK.IV/07/2011.

Halaman ke 6 dari 7 halaman

28. Ginjal kanan simpai lemak sangat tebal, simpai ginjal sulit dilepas, permukaan ginjal

licin, warna merah kecokelatan, penampang berwarna merah kecokelatan, gambaran

ginjal jelas, piala ginjal kosong dan tampak bintik-bintik perdarahan, saluran kemih tidak

tersumbat, berat ginjal kanan dua ratus gram.-----------------------------------------------------

Ginjal kiri simpai lemak sangat tebal, simpai ginjal sulit dilepas, permukaan ginjal licin,

warna merah kecokelatan, penampang berwarna merah kecokelatan, gambaran ginjal

jelas, piala ginjal kosong dan tampak bintik-bintik perdarahan, saluran kemih tidak

tersumbat, berat ginjal kiri seratus ratus tujuh puluh gram.----------------------------------

29. Kandung kemih kosong, selaput lendir berwarna kelabu pucat.--------------------------------

30. Kulit kepala bagian dalam : tidak ditemukan resapan darah.------------------------------------

Tulang tengkorak utuh.------------------------------------------------------------------------

Selaput keras otak utuh dan tidak tampak perdarahan.---------------------------------------

Selaput lunak otak tampak utuh, tidak tampak perdarahan, dibawah terdapat cairan,di

bagian puncak kepala terdapat penebalan.---------------------------------------------------------

Otak besar : berat seribu tiga ratus dua puluh gram. Pada penampang otak besar batas

antara daerah abu-abu dan putih tampak jelas.----------------------------------------------------

8

Page 9: Angie Forpat

Otak kecil : tampak penonjolan otak kecil ke lubang otak besar sisi kiri. Berat seratus

delapan puluh gram. Pada penampang otak besar batas antara daerah abu-abu dan putih

tampak jelas.-------------------------------------------------------------------------------------------

Batang otak dan bilik otak : tidak tampak kelainan.----------------------------------------------

Berat otak seribu lima ratus gram.--------------------------------------------------

31. Pemeriksaan laboratorium: -------------------------------------------------------------------------

Histologi Forensik : berupa kulit, otak, jantung, paru, ginjal, hepar, dan pankreas.---------

32. Lain-lain : darah masih berwarna merah terang.--------------------------------------------------

Lanjutan Visum et Repertum Nomor : 799/SK.IV/07/2011.

Halaman ke 7 dari 7 halaman

KESIMPULAN :-------------------------------------------------------------------------------------------

-

Pada pemeriksaan mayat laki-laki berusia empat puluh dua tahun ini, kematian

disebabkan luka bakar derajat tiga (Sembilan puluh lima persen). Korban masih hidup saat

terbakar dengan ditemukannya jelaga dan sembab pada saluran pernapasan serta darah yang

berwarna merah terang.------------------------------------------------------------------------------------

Demikian telah saya uraikan dengan sejujur-jujurnya dan menggunakan pengetahuan

saya yang sebaik-baiknya mengingat sumpah jabatan, sesuai dengan Kitab Undang-undang

Hukum Acara Pidana (KUHAP).-------------------------------------------------------------------------

Dokter yang memeriksa,

(dr. Angela)

NIP. 112009136

9

Page 10: Angie Forpat

PEMBAHASAN KASUS

Prosedur Medikolegal

Dalam kepentingan penegakkan hukum serta keadilan, ilmu kedokteran forensik

bermanfaat untuk penyidik dan peradilan yaitu dalam bentuk keterangan ahli maupun visum

et repertum. Menurut pasal 184 KUHAP, alat bukti yang sah yaitu keterangan saksi,

keterangan ahli, surat, petunjuk, serta keterangan terdakwa. Menurut pasal tersebut

keterangan ahli maupun surat dalam KUHAP adalah sepadan dengan visum et repertum

adalah Stb no. 350 tahun 1937.

Visum et repertum ialah keterangan yang dibuat oleh seorang dokter atas permintaan

penyidik yamg berwenang, mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik hidup

atau mati ataupun bagian dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di bawah

sumpah, untuk kepentingan peradilan.

Dasar hukum dari pembuatan visum et repertum ialah pasal 133 KUHAP. Adapun

pasal 133 KUHAP ayat (1) adalah sebagai berikut: "Dalam hal penyidik untuk kepentingan

peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena

peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan

10

Page 11: Angie Forpat

ahli kepada ahli kedokteran hakim atau dokter dan atau ahli lainnya". Yang dimaksud dengan

penyidik disini adalah penyidik sesuai dengan pasal 6 ayat (1) butir a, yaitu penyidik yang

pejabat Polisi Negara RI.

Menurut keterangan polisi, korban adalah seorang laki-laki berusia 50 tahun dengan

inisial M, korban afalah seoran tunawisma. Jenasah diterima di RSCM pada tanggal 18

Febuari 2011 dengan Surat Keterangan Permintaan Pemeriksaan Luar dan Dalam serta

dibuatkan Visum et Repertum dari POLRI daerah Metro Jaya Resor Pelabuhan Tanjung Priok

dengan Nomor Lapor Polisi 04/ VER/ II/ 2011/ Resor Pel.

Berdasarkan KUHAP pasal 133 ayat 1 dan 2, penyidik berwenang mengajukan

permintaan keterangan ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya yang

dilakukan secara tertulis dan dalam SPV tersebut disebutkan secara tegas untuk pemeriksaan

luka atau pemeriksaan mayat atau pemeriksaan bedah mayat. Dengan diterbitkannya SPV

tersebut maka permintaan visum sah menurut undang - undang. Dengan demikian, dokter

diwajibkan memberikan bantuan pada pihak penyidik menurur pasal 179 KUHAP. Dalam hal

ini, penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia, dan ahli adalah dokter forensik

RSUPNCM.

Pada korban ditemukan label mayat yang berfungsi untuk menjamin keaslian dari

benda bukti. Hal ini sesuai dengan pasak 133 ayat 3 KUHAP sehingga keaslian benda bukti

terjamin.

Pemeriksaan Luar Mayat

Mayat diantarkan ke RSCM oleh polisi pada tanggal 18 Febuari 2011 dengan identitas

diketahui. Pemeriksaan luar mayat dilakukan pada tanggal 19 Febuari 2011 pukul 02.14

WIB.

Pada pemeriksaan jenazah laki - laki berusia 50 tahun tampak mayat berpakaian

lengkap , Kaku mayat terdapat pada rahang mudah dilawan. Lebam mayat terdapat pada

tengkuk, punggung bagian atas berwarna ungu dan hilang pada penekanan. Dari lubang mulut

keluar darah, dari lubang hidung keluar lendir berwarna kuning kemerahan, dari lubang

kemaluan keluar cairan berwarna jernih, dan dari lubang pelepas keluar darah.

Pada mayat ditemukan tanda-tanda kekerasan berupa luka-luka lecet pada bibir bawah

bagian dalam, perut, punggung dan keempat ekstremitas dan memar pada bibir bagian dalam

serta patah tulang pada tulang paha kanan, iga kiri dan kanan serta tulang kemaluan. Pada

perut tampak membesar, pada perabaan teraba seperti gas.

11

Page 12: Angie Forpat

PEMBUSUKAN (decomposition, putrefaction )

Pembusukan adalah proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan kerja

bakteri. Autolisis adalah pelunakan dan pencairan jaringan yang terjadi dalam keadaan steril.

Autolisis timbul akibat kerja digestif oleh enzim yang dilepaskan sel pasca mati dan hanya

dapat dicegah dengan pembekuan jaringan.

Setelah seseorang meninggal, bakteri yang normal hidup dalam tubuh segera masuk

ke jaringan. Darah merupakan media terbaik bagi bakteri tersebut untuk bertumbuh. Sebagian

besar bakteri berasal dari usus dan yang terutama adalah Clostridium welchii. Pada proses

pembusukan ini terbentuk gas-gas alkana, H2S dan HCN, serta asam amino dan asam lemak.

Pembusukan baru tanpak kira-kira 24 jam pasca mati berupa warna kehijauan pada

perut kanan bawah yaitu daerah sekum yang isinya lebih cair dan penuh dengan bakteri serta

terletak dekat dinding perut. Warna kehijauan ini disebabkan olaeh terbentuknya sulf-met-

hemoglobin. Secara bertahap warna kehijauan ini akan menyebar ke seluruh perut dan dada,

dan bau busukpun mulai tercium. Pembuluh darah bawah kulit akan tampak seperti melebar

dan berwarna hijau kehitaman.

Selanjutnya kulit ari akan terkelupas atau membentuk gelembung berisi cairan

kemerahan berbau busuk. Pembentukan gas didalam tubuh dimulai di dalam lambung dan

usus akan mengakibatkan tegangnya perut dan keluarnya cairan kemerahan dari mulut dan

hidung. Gas yang terdapat didalam jaringan dinding tubuh akan mengakibatkan terabanya

derik (krepitasi). Gas ini menyebabkan pembengkakan tubuh yang menyeluruh, tetapi

ketegangan terbesar terdapat di daerah dengan jaringan longgar seperti skrotum dan

payudara. Tubuh berada dalam siakap petinju (pugilistic atttitude) yaitu kedua lengan dan

tungkai dalam sikap setengah fleksi akibat terkumpulnya gas pembusukan di rongga sendi.

Selanjutnya, rambut menjadi mudah dicabut dan kuku mudah dilepas, wajah

menggembung dan berwarna ungu kehijauan, kelopak mata membengkak, pipi tembem, bibir

tebal, lidah membengkak dan sering terjulur diantara gigi. Keadaan sperti ini sangat berbeda

dengan wajah asli korban, sehingga tiadak dapat lagii dikenali oleh keluarga.

Hewan pengerat akan merusak tubuh mayat dalam beberapa jam pasaca mati terutama

bial mayat dibiarkan tergeletak di daerah rumpun. Luka akibat gigitan binatang pengerat khas

berupa lubang-lubang dagkal dengan tepi bergerigi.

12

Page 13: Angie Forpat

Larva lalat akan dijumpai setelah pembentukan gas pembusukan nyata, yaitu kira-kira

36-48 jam pasca mati. Kumpulan telur lalat telah dapat ditemukan ndalam beberapa jam

pasca mati di alis amata, sudut mata, lubang hidung dan diantara bibir. Telur lalat tersebut

kemudian akan menetas menjadi larva dalam waktu 24 jam. Dengan identifikasi spesies lalat

dan mengukur panjang larva, maka dapat diketahui usia larva tersebut, yang dapat

dipergunakan untuk memperkirakan saat mati, dengan asumsi bahwa lalat biasanya

secepatnya meletakkan telur setelah seseorang meninggal (dan tidak lagi dapat mengusir lalat

yang hinggap).

Alat dalam tubuh akan mengalami pembusukan dengan kecepatan yang berbeda.

Perubahan warna terjadi pada lambung terutama di daerah fundus, usus menjadi ungu

kecoklatan. Mukosa saluran nafas menjadi kemerahan, endokardium dan intima pembuluh

adarah juga kemerahan akibat hemolisis darah. Difusi empedu dari kandung empedu

mengakibatkan warna coklat kehijauan di jaringan sekitarnya. Otak melunak, hati menjadi

berongga seperti spons, limpa melunak dan mudah robek. Kemudian alat dalam akan

mengerut. Prostat dan uterus non gravid merupakan organ padat yang paling lama bertahan

terhadap perubahan pembusukan.

Pembusukan akan timbul lebih cepat bial suhu keliling optimal (26,5ᴼ C hingga sekitar suhu

normal tubuh), kelembaban dan udara yang cukup, banyak bakteri pembusuk, tubuh gemuk

atau menderita penyakit infeksi dan sepsis. Media tempat mayat terdapat juga berperan.

Mayat yang terdapat di udara akan lebih cepat membusuk dibandingkan yang terdapat

fidalam air dan tanah. Perbandingan kecepatan pembusukan mayat yang berada dalam tanah :

air : udara adalah 1:2:8. Bayi baru lahir umumnya lebih lambat membusuk, karena hanya

memiliki sedikit bakteri dalam tubuhnya dan hilangnya panas tubuh yang cepat akan

menghambat pertumbuhan bakteri.

PEMBAHASAN UMUM

LUKA BAKAR

13

Page 14: Angie Forpat

Etiologi

Luka bakar merupakan kecelakaan yang sering dan harus di hdapi oleh para dokter,

dan ini merupakan kecelakaan yang dapat menyebabkan kematian jika luka bakarnya cukup

luas. Faktor-faktor yang menyebabkan luka bakar tersering adalah air, lainnya minyak,

semburan gasa, cairan kimia, aliran listrik dan juga sengatan dingin. Kedalaman dan

kerusakan pada kulit tergantung lamanya waktu paparan, viskositas cairan panas, ketebalan

kulit yang terbakar dengan demikian keadaan ini akan mempengaruhi prognosis selanjutnya.

Luka bakar dapat menimbulkan efek pada :

Kulit Panas mempunyai efek merusak lapisan kulit, menyebabkan kulit menjadi melepuh,

terbuka dan mudah untuk terjadinya infeksi serta menyebabkan cairan tubuh menghilang.

Darah dan pembuluh darah. Efek panas mengakibatkan permeabilitas pembuluh darah

meningkat sehingga cairan dan protein mudah keluar dari pembuluh darah hal ini

menyebabkan terjadinya hipovolemia dan keadaan yang lebih lanjut mengakibatkan

shock hipovolemia.

DERAJAT LUKA BAKAR

Luka Bakar Dangkal

Derajat IMengenai epidermis, sifat luka adalah eriterna, kerusakan jaringan dan edema minuman.

Keluhan utamanya berupa rasa nyeri (membaik dalam 2-3 hari). Luka bakar derajat ini

sembuh dalam 5-10 hari.

Derajat IIa

14

Page 15: Angie Forpat

SUPERFICIAL, Luka bakar mengenai seluruh epidermis sehingga timbul kemerahan dan

lepuh (blister) tapi masih ada epitel yang sehat yang tersisa lepuh. Terasa sangat nyeri.

Komplikasi jarang terjadi dan penyembuhan terjadi dalam 10-14 hari.

Luka Bakar Dalam

Derajat II bPROFUNDA, mengenai stratum germinatum dan korium, warnanya ,merah atau merah muda

dan melepuh. Pada penyembuhan luka akan menjadi merah mjda dan putih akibat suplai

darah ke dermis. Penyembuhan terjadi dalam waktu 25-35 hari. Derajat kehilangan cairan

kurang lebih sama dengan dengan luka bakar derajat III. Bila terinfeksi, maka pada

penyembuhan perlu dilakukan tandur alih kulit, terasa nyeri tapi tidak seperti luka bakar

derajat II superficial dan terdapat bula.

Derajat III

Mengenai seluruh lapisan kulit, sehingga kulit menjadi mati dan kering, berwarna coklat,

putih, merah, atau hitam. Hanya dapat sembuh dengan epitelia dari margin kulit atau cangkok

kulit. Terjadi anestesi, karena terjadinya kerusakan reseptor rasa nyeri, dipakai sebuah jarum

steril ditusukan ke daerah luka bakar. Bila tidak terasa nyeri maka tes (+). Terjadi edema

hebat dan kerusakan permanen.

Derajat IV Tidak hanya terkena pada seluruh lapisan kulit tapi mengenai lemak subkutan bahkan

mengenai otot, bahkan hingga tulang.

15

Page 16: Angie Forpat

PENENTUAN LUKA BAKAR Penentuan luka bakar sangat penting untuk menentukan terapi cairan, perawatan, dan

prognosis. Pada orang dewasa digunakan rule of nine.

DEWASA = Rule of nine

- Kepala dan leher = 9 %

- Dada dan perut = 18 %

- Punggung hingga bokong = 18 %

- Anggota gerak atas masing-masing = 9 %

- Anggota gerak bawah masing-masing = 18 %

- Perinium dan genitalia eksterna = 1 %

PENANGANAN DAN PROGNOSA Tergantung oleh :

Derajat luka bakar (kedalaman)

Luas permukaan luka bakar

Usia penderita

Lokalisasi luka bakar

Keadaan kesehatan penderita

Cepat lambatnya pertolongan

16

Page 17: Angie Forpat

Fasilitas pertolongan

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum penatalaksanaan luka bakar dilakukan.

- Luas luka bakar 50% memerlukan jumlah cairan = luka bakar 50%

- Kecepatan pembentukan edema jaringan akibat luka bakar mencapai puncaknya

selama 6-8 jam pertama, kemudian menurun dan sisanya berhenti setelah lewat 48

jam.

- Setelah itu dimulai penyerapan, terutama melalui saluran getah bening (limfe).

Tetapi luka bakar yang sangat luas, lebih-lebih biladisertai infeksi, maka edema

dapat terjadi selama 2-3 minggu.

PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR 1. Perawatan di tempat, bebaskan jalan nafas, bila perlu berikan O2, resusitasi, kardio

pulmonal, bila diperlukan.

2. Bawa ke rumah sakit terdekat, bila RS terdekat perlu waktu 30 menit sementara luka

bakar dalam derajat berat, lakukan pemberian cairan IV dengan cairan kristaloid 1L/jam.

3. Singkirkan dan lepaskan pakaian yang ketat atau perhiasan yang terdapat di daerah luka

karena dapat menimbulkan edema lokal dan memungkinkan gangguan sirkulasi lokal.

4. Luka bakar kecil secepatnya diberi air dingin jangan di beri es batu walaupun luka bakar

kecil DPT menimbulkan hipotermi sistemik.

5. Atasi shock, bila stidor dan sianosis lakukan trakeotomi, bila pasien sadar ukur berat

badannya.

6. Tindakan lanjutan. Hitung luas luka bakar, bila kesakita beri morfin 2-5 mg dalam dosis

yang dititrasi setiap jamnya pada orang dewasa, morfin 0,1 mg/Kg BB setiap jamnya

pada anak-anak, selama fase resusitasi semua obat harus diberikan secara intra vena.

7. Dekompresi gaster dengan nasogastric tube untuk mencegah ileus paralitik.

8. Pemasangan kateter.

9. ATS 3000 IU/IM (dewasa), 1500 IU/IM (anak)

10. Terapi cairan dan perawatan luka

11. Terapi psikososial diberikan sedini mungkin.

PEMBERIAN KEBUTUHAN MENURUT BAXTER

17

Page 18: Angie Forpat

Paling sering di pakai, praktis dan mudah, adalah cairan ringer laktat –24 jam I RL = 4 x BB

x % luka bakar, setengahnya dari jumlah kebutuhan cairan total diberikan dalam 8 jam I,

sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya –24 jam II RL = 4 x BB x % luas luka bakar,

dalam 24 jam. Cairan diberikan sedemikian rupa sehingga produksi urine 50-100 ml/jam.

Jumlah produksi urine penderita penting untuk mengetahui apakah pengobatan cairan

memadai atau tidak.

- Antibiotik spectrum luas, paling banyak adalah gol Aminoglikosid yang efektif

terhadap pseudomonas.

- Salep anti luka bakar Silver sulfadiazi (Dermazin*, Burnazin*), yang pemakaian

jangka panjang akan menyebabkan leukopeni, dan penggunaan untuk anak 1-2

bulan tidak dianjurkan.

- Antasida untuk mencegah tukak stress

- Antipiretik untuk suhu tinggi.

Perawatan Luka :

Untuk mencegah infeksi sekunder

Mencegah kontraktur

Mempercepat penyembuhan

Penyembuhan luka dilakukan dengan :

Mencukur rambut sekitar luka, mencuci luka dengan air hangat steril, pemakaian larutan

betadine, eskarriotomi, debridemen untuk membuang jaringan mati dengan eksisi tangensial,

membuang jaringan nekrotik dan benda asing, Bula kecil dibiarkan tetapi bila besar

dipecahkan dengan cara steril.

Perawatan luka secara terbuka Luka dibiarkan terbuka dan di harapkan dapat sembuh sendiri. Perawatan harus secara steril,

bila terdapat pus kompres dengan NaCl 0,9 %.

Keunggulannya : Pengawasan luka lebih mudah, luka mudah kering, dan tidak perlu

pergantian pembalut.

Perawatan luka secara tertutup.

18

Page 19: Angie Forpat

Sekarang ini sering dikombinasikan dengan pemakaian antibiotik topical. Pemakaian

pembalut harus memiliki daya penyerapan dan diganti tiap 8-24 jam. Saat ini banyak di pakai

kassa khusus disertai pemakaian antibiotik topical, misalnya Sofratulle, Daryantulle yang

dikombinasikan dengan bioplaceton. Keunggulannnya : imobilisasi luka lebih sempurna,

penentuan dalamnya luka lebih teliti. Eksisi primer, kadang di pakai untuk pembuangan

jaringan nekrotik dengan segera, memungkinkan tandur alih kulit lebih cepat, penyembuhan

luka menjadi lebih awal, memperkecil kemungkinan infeksi.

Diet penderita luka bakarKomposisi makanan pada penderita luka bakar harus benar-benar diperhatikan untuk

mempercepat proses penyembuhan luka bakar. Pada luka bakar luas, penderita dipuasakan 24

jam 48 jam karena pada masa itu terjadi ileus paralitik. Setelah periode tersebut lewat

penderita diberikan makanan peroral dengan kombinasi sebagai berikut :

Protein 2-3 g/KgBB

Kalori 50-701 kal/KgBB

Vit A, B kompeks, C

Bila luka bakar >40% Makanan peroral ditambah manakan intravena (infuse).

Posisi anggota tubuh selama perawatan :

1. Posisi siku dalam keadaan flexi dengan sudut maksimum sebesar 30 derajat.

2. Posisi aksila dalam keadaan abduksi dengan sudut minimum sebesar 60 derajat.

3. Posisi lipat paha dalam keadaan abduksi 10 derajat, posisi lutut sedikit fleksi 10 derajat,

dan posisi pergelangan kaki adalah 90 derajat.

Lakukan fisioterapi sedini mungkin untuk mencegah kontraktur. Posisi diatas dilakukan

untuk mencegah kontraktur.

Komplikasi Luka Bakar Antara Lain :

Infeksi, merupakan masalah utama, bila terjadi infeksi berat penderita dapat mengalami

sepsis yang mengakibatkan kematian. Berikan antibiotik berspektrum luas, kortikosteroid

diberikan bila terdapat edema laring berat.

19

Page 20: Angie Forpat

Curling’s ulcer, ini merupakan komplikasi serius, pada hari 5-10 terjadi ulkus pada

duodenum /lambung. Kadang-kadang ditemukan hematemesis. Antasida harus diberikan

rutin pada penderita luka bakar sedang-berat.

Gangguan jalan nafas, paling dini dibandingkan komplikasi lainnya ( 1 Hari), terjadi

karena inhalasi, aspirasi, edema paru, dan infeksi. Penanganannya dengan membersihkan

jalan napas, memberikan O2, trakeostomi, kortikosteroid dosis tinggi dan antibiotik.

Konvulsi, komplikasi yang sering terjadi pada anak-anak, akibat ketidakseimbangan

elektrolit, hipoksia, infeksi dan obat-obatan (penisilin, aminofilin, difenhidramin)

Anemi, disebabkan oleh destruksi eritrosit pada bagian yang terbakar, depresi sumsum

tulang belakang karena sepsis, perdarahan pada luka bakar saat pergantian pembalut.

Komplikasi lainnya Edema paru, Burn shock, gagal ginjal akut (oliguri dan anuria) dan gangguan kosmetis,

hipertropi jaringan parut, dehidrasi, perdarahan, hipoproteinemia, deformitas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Budianto A, et.al. Ilmu Kedokteran forensik. Bagian Ilmu kedokteran Forensik, FKUI,

Ed.I. Cetakan II, Jakarta 1997.

2. Peraturan Perundang-undangan Bidang Kedokteran. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik

FKUI, Cetakan II, 1994.

3. Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Teknik Autopsi Forensik. Bagian

Kedokteran Forensik FKUI Jakarta. 2000.

4. Apuranto H.Luka akibat benda tumpul.2008 available at : www.fk.uwks.ac.id

20

Page 21: Angie Forpat

5. Sumiardi Karakata, dr, Bob Bachsinar, dr, Buku Bedah Minor, Hipokrates,

Jakarta 1995.

6. Schwartz, Principles of Surgery, Mc Graw Hill, 1999

7. R. Sjamsuhidayat, Wim de jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, ECG, Jakarta,

1997.

21