AnggaranDasarKNPI

17

description

ad art

Transcript of AnggaranDasarKNPI

  • ANGGARAN DASAR Komite Nasional Pemuda Indonesia

    PEMBUKAAN

    Dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, generasi muda memiliki peranan yang sangat menonjol dalam memainkan peran kepeloporan dalam mencetuskan ide-ide pembaharuan yang didasari pada militansi dan idealisme sebagaimana dibuktikan pada Tahun 1908 dengan momentum Kebangkitan Nasional, Tahun 1928 dengan lahirnya Sumpah Pemuda, Tahun 1945 dengan usaha merebut dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia, Tahun 1973 terbentuk KNPI melalui Deklarasi Pemuda, serta Tahun 1998 dengan semangat kejuangannya yang kritis, dinamis dan rasional untuk menegakkan demokrasi, keadilan dan supremasi hukum yang berakumulasi secara sinergik dengan lahirnya era reformasi. Kaum muda sebagai sumber insani dan ahli waris serta penerus cita-cita bangsa, perlu mempersiapkan dan membina diri menjadi kader-kader bangsa, agar dapat menjadi generasi penerus yang berpandangan rasional, berbudi pekerti luhur, dan memiliki keterampilan serta bertanggung jawab demi masa depan yang lebih baik. Generasi muda Indonesia sebagai bagian dari Bangsa Indonesia, memiliki tanggung jawab moral untuk menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran kaum muda sebagai suatu bangsa yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, ikut serta mengisi kemerdekaan dengan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mempercepat pembangunan nasional demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk melanjutkan dan melaksanakan citacita bangsa serta mempersiapkan tunas tunas bangsa dengan panggilan sejarah dan mewujudkan tanggung jawabnya, maka Organisasi Kemasyarakatan Pemuda dan seluruh potensi pemuda Indonesia yang berhimpun dalam Komite Nasional Pemuda Indonesia, dengan landasan semangat kebersamaan untuk menumbuhkan, menggerakkan militansi dan idealisme pemuda serta menyalurkan potensi pemuda Indonesia demi tercapainya masa depan yang lebih baik. Sadar akan sepenuhnya akan panggilan sejarah, potensi, peranan, dan tanggung jawab kaum muda, maka dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami generasi muda dengan ini menetapkan ANGGARAN DASAR KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA sebagai berikut :

    BAB I

  • NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

    Pasal I 1. Organisasi ini bernama Komite Nasional Pemuda Indonesia disingkat KNPI. 2. KNPI didirikan pada tanggal 23 Juli 1973 di Jakarta untuk jangka waktu yang tidak

    ditentukan. 3. Pusat organisasi KNPI berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.

    BAB II AZAS DAN TUJUAN

    Pasal 2

    KNPI berazaskan Pancasila dan UUD 1945.

    Pasal 3 KNPI memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Terwujudnya persatuan dan kesatuan pemuda Indonesia demi tegaknya Negara

    Kesatuan Republik Indonsia; 2. Terciptanya pemuda Indonesia yang memiliki kemampuan intelektual, berahlak mulia

    dan memiliki keahlian profsional, dalam rangka menjamin kesinambungan Pembangunan Nasional;

    3. Terberdayakannya seluruh potensi pemuda Indonesia dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara demi mempercepat terwujudnya masyrakat Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

    BAB III

    KEDAULATAN

    Pasal 4 Kedaulatan KNPI berada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Kongres

    BAB IV

    STATUS, SIFAT DAN FUNGSI

    Pasal 5 Status

    Status KNPI adalah satu-satunya wadah berhimpun Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Indonesia.

    Pasal 6

    Sifat KNPI bersifat terbuka dan independen

  • Pasal 7 Fungsi

    KNPI memiliki fungsi sebagai berikut; 1. Sebagai wadah perekat kemajemukan pemuda Indonesia dalam rangka meningkatkan

    kualitas kehidupan kemasyarakatan, berbangsa dan bernegara guna mempercepat usaha pencapaian tujuan nasional;

    2. Sebagai laboratorium kader pemuda Indonesia dalam rangka mengembangkan potensi pemuda yang berwawasan kebangsaan, mandiri dan bertanggung jawab, guna terjaminnya proses regenerasi dan kesinambungan masa depan bangsa;

    3. Sebagai wadah perjuangan pemuda Indonesia dalam rangka peningkatan derajat, taraf hidup, status dan kesejahteraan social, guna mempercepat terciptanya masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.

    BAB V

    U S A H A

    Pasal 8 Berdasarkan azas, tujuan, status, sifat dan fungsinya maka KNPI sebagai wadah berhimpun Organisasi Kemasyarakatan Pemuda memiliki usaha sebagai berikut : 1. Membina dan menjalin komunikasi diantara komponen kepemudaan yang tergabung

    dalam Organisasi Kemasyarakatan Pemuda dan Jenjang struktural kepengurusan KNPI melalui serangkaian program komunikasi dan kerjasama;

    2. Mengalang kerjasama antar pemuda, baik di tingkat lokal, nasional, regional maupun Internasional, melalui program kepedulian secara aktif terhadap berbagai dinamika kemasyrakatan dan kepemudaan, baik yang sedang berlangsung maupun yang akan terjadi dalam rangka menciptakan ketahanan nasional dan perdamaian dunia;

    3. Mengembangkan dan meningkatkan integritas moral, jati diri bangsa dan semangat patriotisme di kalangan pemuda dan masyarakat;

    4. Memelihara dan mepertahankan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui usaha pengembangan kualitas Sumber Daya Pemuda tingkat partisipasi dalam pembangunan, serta komunikasi diantara sesame pemuda dan potensi nasional lainnya;

    5. Melaksanakan upaya-upaya agregasi dan artikulasi terhadap berbagai aspirasi dan kepentingan pemuda;

    6. Menggalang, mengembangkan dan memantapkan kemampuan social ekonomi pemuda dalam rangka memperkokoh ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan rayat.

  • BAB VI KEANGGOTAAN

    Pasal 9

    1. Pada hakekatnya seluruh pemuda Indonesia adalah Anggota KNPI 2. Anggota KNPI adalah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang mengakui

    eksistensi KNPI sebagai wadah berhimpun Organisasi Kemasyarakatan Pemuda serta wadah perkat persatuan dan kesatuan pemuda Indonesia;

    3. Hak dan kewajiban anggota diatur dalam ART KNPI. Catatan : Perlu diatur syarat, kriteria dan tata cara penerimaan Anggota Keberhimpunan OKP termasuk OKP yang tidak aktif, bagaimana status keberhimpunannya di KNPI.

    BAB VII

    ORGANISASI DAN KEDUDUKAN

    Pasal 10 Struktur Organisasi

    1. Organisasi KNPI terdiri dari Majelis Pemuda Indonesia dan Dewan Pengurus 2. Majelis Pemuda Indonesia merupakan forum koordinasi dan konsultasi Organisasi

    Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang berhimpun di KNPI guna memberikan masukan-masukan dan saran-saran yang konstruktif dan strategis untuk kemajuan KNPI

    3. Majelis Pemuda Indonesia hanya memiliki sifat koordinasi dari pusat sampai ke daerah 4. Dewan Pengurus mempunyai hubungan hirarkhi dan vertikal dari pusat sampai

    kecamatan.

    Pasal 11 Hirarki dan Kedudukan Organisasi

    1. KNPI Pusat terdiri dari Majelis Pemuda Indonesia ( MPI ) dan Dewan Pengurus Pusat (DPP KNPI ), berkedudukan di Ibukota Negara

    2. KNPI Daerah Provinsi terdiri dari MPI di daerah Tingkat Provinsi dan Dewan Pengurus Daerah Tingkat Provinsi ( DPD Tingkat Provinsi KNPI ), berkedudukan di Ibukota Provinsi Daerah Tingkat Provinsi

    3. KNPI Daerah Kabupaten/Kota terdiri dari MPI di daerah Tingkat Kabupaten/Kota dan Dewan Pengurus Daerah Tingkat Kabupaten/Kota (DPD Tingkat Kabupaten/Kota KNPI), berkedudukan di Ibukota Daerah Tingkat Kabupaten/Kota

    4. KNPI Kecamatan disebut Pengurus Kecamatan (DPK KNPI) berkedudukan di Kota Kecamatan.

  • BAB VIII PERMUSYAWARATAN

    Pasal 12

    Permusyawaratan dan Rapat-Rapat 1. Jenis-jenis Permusyawaratan :

    a. Kongres b. Kongres Luar Biasa c. Musyawarah Pimpinan Paripurna d. Rapat Kerja Nasional e. Musyawarah Provinsi f. Musyawarah Provinsi Luar Biasa g. Rapat Kerja Provinsi h. Musyawarah Kabupaten/Kota i. Musyawarah Kabupaten/Kota Luar Biasa j. Rapat Kerja Kabupaten/Kota k. Musyawarah Kecamatan l. Rapat Kerja Kecamatan

    2. Jenis-Jenis Rapat : a. Rapat Pleno Dewan Pengurus b. Rapat Harian Dewan Pengurus c. Rapat Koordinasi Dewan Pengurus d. Rapat Komisi Dewan Pengurus e. Rapat Majelis Pemuda Indonesia f. Rapat Konsultasi MPI dengan Dewan Pengurus

    Pasal 13

    K o n g r e s 1. Kongres adalah pemegang kekuasaan tertinggi Komite Nasional Pemuda Indonesia

    (KNPI) di tingkat Nasional; 2. Kongres diadakan sekali dalam 3 (Tiga) Tahun; 3. Kongres berwenang :

    a. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga; b. Menilai Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat dan Majelis Pemuda

    Indonesia Pusat; c. Menetapkan Pokok-Pokok Program Kerja Nasional dan Organisasi (PPKNO), serta

    kebijakan-kebijakan organisasi lainnya; d. Memilih dan menetapkan Ketua Umum/ Ketua Formatur Dewan Pengurus Pusat

    KNPI; e. Memilih dan menetapkan anggota formatur; f. Menetapkan ketua Majelis Pemuda Indonesia Pusat.

    4. Penyelenggara dan Penanggungjawab Kongres adalah Dewan Pengurus Pusat KNPI; 5. Materi Kongres dipersiapkan pada Musyawarah Pimpinan Nasional.

  • Pasal 14 Kongres Luar Biasa

    1. Kongres Luar Biasa dapat diadakan apabila terjadi pelanggaran terhadap AD/ART KNPI oleh ketua Umum Dewan Pengurus Pusat.

    2. Kongres Luar Biasa diadakan atas permintaan secara tertulis dari: a. Lebih setengah jumlah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Tingkat Pusat yang

    berhimpun, dan b. Lebih setengah jumlah Dewan Pengurus Provinsi

    3. Kongres Luar Biasa berwenang untuk memilih dan menetapkan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat pada Periodesasi berjalan dan kebijakan organisasi strategis lainnya yang dianggap penting dan mendesak.

    Pasal 15

    Musyawarah Daerah KNPI Provinsi 1. Musyawarah Daerah KNPI Provinsi adalah pemegang kekuasaan tertinggi KNPI di

    Tingkat Provinsi; 2. Musyawarah Daerah KNPI Provinsi diadakan sekali dalam 3 (Tiga) Tahun ; 3. Musyawarah Daerah KNPI Provinsi berwenang :

    a. Menilai Laporan Pertanggung jawaban DPD KNPI Provinsi dan Laporan Majelis Pemuda Indonesia Provinsi;

    b. Menetapkan Pokok-Pokok Program Kerja Provinsi dan Organisasi (PPKPO) dalam rangka penjabaran dan pelaksanaan Pokok-Pokok Program Kerja Nasional dan Organisasi (PPKNO);

    c. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi, dan d. Menetapkan Pimpinan Majelis Pemuda Indonesia Provinsi.

    4. Musyawarah Daerah KNPI Provinsi diselenggarakan dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi;

    5. Materi Musyawarah Daerah KNPI Provinsi disiapkan melalui Rapat Pimpinan Provinsi.

    Pasal 16 Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Propinsi

    1. Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Provinsi dapat diadakan apabila Ketua DPD KNPI Provinsi melanggar AD/ART KNPI;

    2. Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Provinsi diadakan atas permintaan secara tertulis dari: a. Lebih setengah jumlah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Tingkat Propinsi yang

    berhimpun, dan b. Lebih setengah jumlah Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota.

    3. Musyawarah daerah luar biasa KNPI Provinsi berwenang unuk memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pengurus Daerah pada periodesasi berjalan

  • Pasal 17 Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota

    1. Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota adalah pemegang kekuasaan tertinggi KNPI ditingkat Kabupaten / Kota

    2. Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun; 3. Musyawarah Kabupaten/Kota berwenang:

    a. Menilai Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Kabupaten/Kota dan Majelis Pemuda Indonesia Kabupaten/Kota

    b. Menetapkan Program Kerja Kabupaten/Kota dan Organisasi (PPKKO) dalam rangka penjabaran dan pelaksanaan pokok-pokok Program Kerja Propinsi dan pelaksanaan pokok-pokok program kerja Provinsi dan Organisasi (PPKPO) yang merupakan penjabaran dari Pokok-Pokok Program Kerja Nasional dan Organisasi (PPKNO);

    c. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota, dan Pimpinan Majelis Pemuda Indonesia Kabupaten/Kota.

    4. Musyawarah Kabupaten/Kota diselenggarakan dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota;

    5. Materi Musyawarah Kabupaten/Kota disiapkan melalui rapat Pimpinan Kabupaten/Kota.

    Pasal 18 Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Kabupaten/Kota Luar Biasa

    1. Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Kabupaten / Kota dapat diadakan apabila Ketua DPD KNPI Provinsi melanggar AD/ART KNPI;

    2. Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Kabupaten / Kota dapat diadakan atas permintaan secara tertulis dari: a. Lebih setengah jumlah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Tingkat

    Kabupaten/kota yang berhimpun, dan b. Lebih setengah jumlah Dewan Pengurus Kecamatan

    3. Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Kabupaten / Kota berwenang untuk memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pengurus Daerah pada Periodesasi berjalan.

    Pasal 19

    Musyawarah Kecamatan 1. Musyawarah Kecamatan adalah pemegang kekuasaan tertinggi KNPI ditingkat

    Kecamatan; 2. Musyawarah Kecamatan diadakan sekali dalam 3 (tiga) Tahun; 3. Musyawarah Kecamatan berwenang:

    a. Menilai Laporan Pertanggung jawaban Pengurus KecamatanKNPI dan Laporan Majelis Pemuda Indonesia kecamatan;

    b. Menetapkan Pokok-Pokok Program Kerja Kecamatan dan Organisasi (PPKCO) dalam rangka penjabaran dan pelaksanaan Pokok-Pokok Program Kerja Kabupaten/Kota dan Organisasi (PPKKO) yang merupakan penjabaran dari Pokok-Pokok Program Kerja Provinsi dan Organisasi (PPKPO) serta Pokok-Pokok Program Kerja Nasional (PPKNO);

  • c. Memilih dan menetapkan Komposisi dan Personalia Pengurus Kecamatan KNPI, dan Pimpinan Majelis Pemuda Indonesia Kecamatan.

    4. Musyawarah Kecamatan diselenggarakan dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Pengurus Kecamatan KNPI;

    5. Materi Musyawarah Kecamatan disiapkan melalui Rapat Pimpinan Kecamatan.

    BAB IX MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

    Pasal 20

    Musyawarah Pimpinan Paripurna 1. Musyawarah Pimpinan Paripurna merupakan forum yang kedudukannya setingkat

    dibawah Kongres dan Kongres Luar Biasa; 2. Musyawarah Pimpinan Paripurna diadakan sedikitnya sekali diantara 2 (dua) Kongres. 3. Musyawarah Pimpinan Paripurna berwenang:

    a. Menyiapkan rancangan materi dan mentepkan peserta Kongres; b. Merekomendasikan kebijakan strategis organisasi selain kebijakan organisasi yang

    telah ditetapkan pada Kongres atau Kongres Luar biasa 4. Musyawarah Pimpinan Paripurna sepenuhnya diselenggarakan dan menjadi tanggung

    jawab Dewan Pengurus Pusat.

  • Pasal 21 Rapat Kerja Nasional

    1. Rapat Kerja Nasional diadakan untuk menjabarkan hasil-hasil Keputusan Kongres, khususnya tentang perumusan arah dan kebijakan serta program kerja yang akan dilakasanakan dalam satu periode kepengurusan Dewan Pengurus Pusat;

    2. Rapat Kerja Nasional diadakan sekurang-kurangnya 1(satu) kali diantara 2 (dua) Kongres; 3. Rapat Kerja Nasional sepenuhnya diselenggarakan dan menjadi tanggung jawab Dewan

    Pengurus Pusat.

    Pasal 22 Musyawarah Pimipinan Daerah KNPI Provinsi

    1. Musyawarah Pimpinan Daerah KNPI provinsi merupakan forum yang kedudukannya setingkat dibawah Musyawarah Provinsi dan Musyawarah Provinsi Luar Biasa;

    2. Rapat Kerja Nasional diadakan sekurang-kurangnya 1(satu) kali diantara 2 (dua) Musyawarah Daerah KNPI Provinsi;

    3. Musyawarah Pimpinan Daerah KNPI Provinsi berwenang; a. Memutuskan kebijakan strategis organisasi selain kebijakan organisasi yang telah

    ditetapkan pada Musyawarah Daerah KNPI Provinisi atau Musyawarah Daerah luar biasa KNPI Provinsi.

    b. Menyiapkan rancangan materi dan menetapkan peserta Musyawarah Daerah KNPI Provinisi

    4. Musyawarah Pimpinan Daerah KNPI sepenuhnya diselenggarakan dan menjadi tanggung jawab Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi.

    Pasal 23

    Rapat Kerja Daerah KNPI Provinsi

    1. Rapat Kerja Daerah KNPI Provinisi diadakan untuk menjabarkan hasil-hasil Keputusan ketetapan Musyawarah Daerah KNPI Provinsi, khususnya tentang perumusan arah dan kebijakan serta program kerja yang akan dilakasanakan dalam satu periode Masa Bakti kepengurusan Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi;

    2. Rapat Kerja Daearah KNPI Provinisi diadakan sekurang-kurangnya 1(satu) kali diantara 2 (dua) Musyawarah Daerah KNPI Provinsi;

    3. Rapat Kerja Daearah KNPI Provinisi sepenuhnya diselenggarakan dan menjadi tanggung jawab Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi.

  • Pasal 24 Musyawarah Pimpinan Daerah KNPI Kabupaten/Kota

    1. Musyawarah Pimpinan Daerah KNPI Kabupaten/Kota diadakan untuk menjabarkan hasil-hasil ketetapan Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota dan kebijakan strategis organisasi lainnya yang tidak bertentangan dengan hasil ketetapan Musyawarah Pimpinan Daerah KNPI Kabupaten/Kota dan Kongres sebelumnya;

    2. Musyawarah Pimpinan Daerah KNPI Kabupaten/Kota diadakan sekurang-kurangnya 1(satu) kali diantara 2 (dua) Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota;

    3. Musyawarah Pimpinan Daerah KNPI Kabupaten/Kota berwenang; a. Memutuskan kebijakan strategis organisasi sebagai penjabaran dari hasil Musyawarah

    Kabupaten/Kota b. Menetapkan kebijakan strategis sesuai kebutuhan Daerah diberlakukan secara lokal

    Kabupaten/Kota; c. Menyiapkan rancangan materi dan menetapkan peserta Musyawarah Daerah KNPI

    Kabupaten/Kota berikutnya. 4. Musyawarah Pimpinan Daerah KNPI Kabupaten/Kota sepenuhnya diselenggarakan dan

    menjadi tanggung jawab Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota;

    Pasal 25 Rapat Kerja Daerah KNPI Kabupaten/Kota

    1. Rapat Kerja Daerah KNPI Kabupaten/Kota diadakan untuk menjabarkan hasil-hasil Keputusan ketetapan Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota, khususnya tentang perumusan arah dan kebijakan serta program kerja yang akan dilakasanakan dalam satu periode Masa Bakti kepengurusan Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota;

    2. Rapat Kerja Daearah KNPI Kabupaten/Kota diadakan sekurang-kurangnya 1(satu) kali diantara 2 (dua) Musyawarah Kabupaten/Kota;

    3. Rapat Kerja Daearah KNPI Kabupaten/Kota sepenuhnya diselenggarakan dan menjadi tanggung jawab Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota.

    Pasal 26

    Musyawarah Pimpinan Kecamatan 1. Musyawarah Pimpinan Kecamatan diadakan untuk menjabarkan hasil-hasil ketetapan

    Musyawarah Kecamatan dan kebijakan strategis organisasi lainnya yang tidak bertentangan dengan hasil ketetapan Musyawarah Kecamatan dan Kongres sebelumnya;

    2. Musyawarah Pimpinan Kecamatan diadakan sekurang-kurangnya 2(dua) kali diantara 2 (dua) Musyawarah Kecamatan;

    3. Musyawarah Pimpinan Kecamatan berwenang; a. Memutuskan kebijakan organisasi sebagai penjabaran dari hasil Musyawarah

    Kecamatan; b. Menetapkan kebijakan strategis lainnya sesuai kebutuhan Daerah yang akan

    diberlakukan secara lokal Kecamatan; c. Menyiapkan rancangan materi dan menetepkan peserta Musyawarah Kecamatan

    berikutnya.

  • 4. Rapat Kerja Kecamatan sepenuhnya diselenggarakan dan menjadi tanggung jawab Pengurus Kecamatan;

    Pasal 27

    Rapat Kerja Kecamatan 1. Rapat Kerja Kecamatan diadakan untuk menjabarkan hasil-hasil Keputusan ketetapan

    Musyawarah Kecamatan, khususnya tentang perumusan arah dan kebijakan serta program kerja yang akan dilakasanakan dalam satu periode Masa Bakti kepengurusan Pengurus Kecamatan;

    2. Rapat Kecamatan diadakan sekurang-kurangnya sekali diantara 2(dua) Musyawarah Kecamatan;

    3. Rapat Kerja Kecamatan berwenang; a. Memutuskan arah dan kebijakan pelaksanaan program satu Masa Bakti Kepengurusan

    sebagai penjabaran dari hasil Musyawarah Kecamatan; b. Menetapkan Pokok-Pokok Program Kerja yang akan dijalankan dalam satu Masa Bakti

    Kepengurusan Pimpinan Kecamatan. 4. Rapat Kerja Kecamatan sepenuhnya diselenggarakan dan menjadi tanggung jawab

    Dewan Pengurus Kecamatan.

    BAB X KEPENGURUSAN

    Pasal 28

    Dewan Pengurus Pusat 1. Dewan Pengurus Pusat disusun oleh Formatur untuk Periode 3 (Tiga) Tahun; 2. Dewan Pengurus Pusat terdiri dari Pengurus Harian dan Pengurus Pleno; 3. Pengurus Harian terdiri dari seorang Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, beberapa Ketua,

    Sekretaris Jenderal, beberapa Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, beberapa Wakil Bendahara Umum.

    4. Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Harian, komisi-komisi serta Pimpinan Badan-Badan Khusus.

    5. Dalam melaksanakan program kerjanya Dewan Pengurus Pusat didukung beberapa Badan-Badan Khusus atau Lembaga Otonom;

    6. Jumlah Pengurus DPP KNPI terdiri dari 50% unsur keterwakilan 1 (satu) orang untuk 1 (satu) OKP yang berhimpun di Pusat secara eksponensial, 20% unsur kesinambungan, 20% unsur potensi pemuda lainnya dan 10 % unsur kebutuhan Organisasi.

    Pasal 29

    Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi 1. Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi oleh Musyawarah Provinsi untuk Masa Jabatan

    3(Tiga) Tahun; 2. Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi terdiri dari Pengurus Harian dan Pengurus Pleno;

  • 3. Pengurus Harian terdiri dari seorang Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, beberapa Ketua, Sekretaris Jenderal, beberapa Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, beberapa Wakil Bendahara Umum.

    4. Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Harian, komisi-komisi serta Pimpinan Badan-Badan Khusus.

    5. Dalam melaksanakan program kerjanya Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi didukung beberapa Badan-Badan Khusus atau Lembaga Otonom;

    6. Jumlah Pengurus Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi KNPI terdiri dari 50% unsur keterwakilan 1 (satu) orang untuk 1 (satu) OKP yang berhimpun di Provinsi bersangkutan secara eksponensial, 20% unsur kesinambungan, 20% unsur potensi pemuda lainnya dan 10 % unsur kebutuhan Organisasi.

    Pasal 30

    Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota 1. Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota dipilih oleh Musyawarah Daearah KNPI

    Kabupaten/Kota untuk Masa Jabatan 3(Tiga) Tahun; 2. Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota terdiri dari Pengurus Harian dan Pengurus

    Pleno; 3. Pengurus Harian terdiri dari seorang Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, beberapa Ketua,

    Sekretaris Jenderal, beberapa Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, beberapa Wakil Bendahara Umum.

    4. Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Harian, komisi-komisi serta Pimpinan Badan-Badan Khusus.

    5. Dalam melaksanakan program kerjanya Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota dibantu beberapa Badan-Badan Khusus atau Lembaga Otonom;

    6. Jumlah Pengurus DPD KNPI Kabupaten/Kota terdiri dari 50% unsur keterwakilan 1 (satu) orang untuk 1 (satu) OKP yang berhimpun di Kabupaten/Kota bersangkutan secara eksponensial, 20% unsur kesinambungan, 20% unsur potensi pemuda lainnya dan 10 % unsur kebutuhan Organisasi.

    Pasal 31

    Pengurus Kecamatan KNPI 1. Pengurus Kecamatan KNPI dipilih oleh Musyawarah Kecamatan untuk Masa Jabatan

    3(Tiga) Tahun; 2. Pengurus Kecamatan terdiri dari Pengurus Harian dan Pengurus Pleno; 3. Pengurus Harian terdiri dari seorang Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, beberapa Ketua,

    Sekretaris Jenderal, beberapa Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, beberapa Wakil Bendahara Umum.

    4. Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Harian, komisi-komisi serta Pimpinan Badan-Badan Khusus.

    5. Dalam melaksanakan program kerjanya Pengurus Kecamatan dibantu oleh beberapa Badan-Badan Khusus atau Lembaga Otonom;

  • 6. Jumlah Pengurus Kecamatan KNPI terdiri dari 50% unsur keterwakilan 1 (satu) orang untuk 1 (satu) OKP yang berhimpun di Kecamatan bersangkutan secara eksponensial, 20% unsur kesinambungan, 20% unsur potensi pemuda lainnya dan 10 % unsur kebutuhan Organisasi.

    BAB XI MAJELIS PEMUDA INDONESIA

    Pasal 32

    Majelis Pemuda Indonesia 1. Majelis Pemuda Indonesia bekerja secara kolektif dan bertugas menyelenggarakan

    pengawasan dan penilaian terhadap kinerja Dewan Pengurus sesuai dengan tingkatannya masing-masing

    2. Pengawasan dan penilaian Majelis Pemuda Indonesia, diselenggarakan secara tertulis, obyektif, rasional dan disampaikan langsung kepada Dewan Pengurus sesuai tingkatannya dan atau disampaikan melalui forum permusyawaratan dan rapat-rapat;

    3. Anggota Majelis Pemuda Indonesia mencakup Tokoh-Tokoh pemuda, mantan Dewan Pengurus KNPI serta Ketua Umum/Ketua OKP (ex-Officio) sesuai tingkatannya;

    4. Majelis Pemuda Indonesia dibentuk disemua tingkatan organisasi, Dewan Pengurus terdiri dari: a. Majelis Pemuda Indonesia Pusat di tingkat Nasional; b. Majelis Pemuda Indonesia Daerah di tingkat Provinsi; c. Majelis Pemuda Indonesia Daerah di tingkat Kabupaten/Kota; d. Majelis Pemuda Indonesia Kecamatan di tingkat Kecamatan.

    5. Kepemimpinan Majelis Pemuda Indonesia terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris, dan sejumlah orang anggota;

    6. Dalam upaya menjamin kesinambungan organisasi, maka Ketua Majelis Pemuda Indonesia semua tingkatan dijabat oleh Ketua Umum/Ketua KNPI Demisioner dan atau salah seorang dari Ketua/ Wakil Ketua KNPI Demisioner yang ditunjuk oleh Ketua Umum/Ketua Demisioner;

    7. Dalam hal Dewan Pengurus semua tingkatan tidak baik untuk menyelenggarakan Kongres/ Musyawarah Daerah KNPI Provinsi/Musywarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota/Musyawarah Kecamatan masa 6 (enam) bulan setelah Masa Baktinya berakhir, maka Majelis Pemuda Indonesia sesuai tingkatannya dapat mengambil inisiatif sebagai fasilitator untuk menyelenggarakan Kongres/ Musyawarah Daerah KNPI Provinsi/Musywarah Daerah KNPI Kabupaten-Kota/Musyawarah Kecamatan setelah mendapatkan persetujuan rapat Majelis PemudaIndonesia.

  • BAB XII BADAN- BADAN KHUSUS

    Pasal 33

    1. Dewan Pengurus semua tingkatan dapat membentuk Badan-Badan Khusus atau Lembaga-Lembaga, Otonom yang dibentuk menurut kebetuhan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan organisasi;

    2. Badan-Badan Khusus adalah alat kelengkapan Dewan Pengurus yang berorientasi pada pengembangan profesi pemuda Indonesia dalam bentuk Lembaga-Lembaga, Pusat-Pusat studi dan Badan-Badan lainnya yang tidak bertentangan dengan hakikat keberadaan KNPI;

    3. Badan-Badan khusus dibentuk serta disahkan oleh Dewan Pengurus yang menjadi satu kesatuan kepengurusan sesuai tingkatannya;

    4. Tugas dan kewajiban Badan-Badan Khusus diatur dalam ART KNPI.

    BAB XIII

    A T R I B U T

    Pasal 34 KNPI memiliki Lambang, lagu dan atribut-atribut lainnya yang diatur dalam ART KNPI

    BAB XIV

    K E U A N G A N

    Pasal 35

    Sumber Dana Keuangan KNPI diperoleh dari : 1. Iuran personalia Dewan Pengurus yang ditetapkan oleh masing-masing tingkatan

    Dewan Pengurus. 2. Sumbangan anggota, yaitu OKP yang berhimpun; 3. Bantuan perorangan dan Instansi lainnya yang Halal dan tidak mengikat.

    Pasal 36

    Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan 1. Dewan Pengurus setiap tingkatan bertanggungjawab atas penggunaan dana dan

    pengelolaan harta kekayaan organisasi sesuai dengan sistem keuangan dan akuntansi Indonesia

    2. Bendahara secara rutin setiap 6 (enam) bulan sekali memberikan laporan keuangan kepada Rapat Pleno Dewan Pengurus sesuai tingkatannya;

    3. Laporan Pertanggungjawaban bidang keuangan harus disusun berdasarkan hasil audit oleh akuntan publik yang ditunjuk oleh Pimpinan DPP KNPI dan Majelis Pemuda Indonesia

  • 4. Khusus dalam penyelenggaraan Kongres dan Musyawarah Provinsi/Kabupaten/Kota/ Kecamatan, pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan panitia dipertanggung jawabkan kepada Dewan Pengurus berikutnya sesuai tingkatannya, melalui Panitia Verifikasi yang ditunjuk khusus untuk tugas itu.

    BAB XV PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

    Pasal 37

    1. Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan melalui Kongres dan atau Kongres Luar Biasa yang diadakan khusus untuk maksud itu;

    2. Untuk melakukan perubahan Anggaran Dasar, Kongres dan atau Kongres Luar Biasa harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (Dua Pertiga) dari jumlah utusan yang hadir.

    BAB XVI

    PEMBUBARAN ORGANISASI

    Pasal 38 1. Pembubaran Organisasi KNPI hanya dapat dilakukan melalui Kongres Luar Biasa yang

    diadakan khusus untuk maksud itu, 2. Untuk melakukan pembubaran Organisasi KNPI, Kongres Luar Biasa harus disetujui oleh

    sekurang-kurangnya 2/3 (Dua Pertiga) dari jumlah utusan yang hadir. 3. Pengalihan kekayaan organisasi seteleh organisasi dibubarkan, ditentukan lebih lanjut

    oleh Kongres Luar biasa sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini.

    BAB XVII ATURAN PERALIHAN

    Pasal 39

    1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga;

    2. Hal-hal yang akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

  • BAB XVIII

    P E N U T U P

    Pasal 40 1. Anggaran Dasar ini merupakan perubahan dan penyempurnaan dari Anggaran Dasar

    yang ditetapkan dalam Kongres XIII Pemuda/KNPI pada tanggal 24-28 Oktober 2011 Jakarta;

    2. Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

    DITETAPKAN DI : Jakarta PADA TANGGAL : 28 Desember 2011