Anfis Usus Halu Pada Bayi

download Anfis Usus Halu Pada Bayi

of 9

description

Keperawatan Anfis

Transcript of Anfis Usus Halu Pada Bayi

BAB II

BAB II

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencernaan adalah proses dimana nutrisi diperoleh dari makanan yang kita makan. Berbagai nutrisi seperti protein, lemak dan karbohidrat tidak dapat berasimilasi ke dalam aliran darah dalam bentuk molekul kompleks mereka. Mereka perlu dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana sehingga mereka dapat diserap oleh darah dan kemudian diangkut ke berbagai bagian tubuh. Misalnya, protein perlu dipecah menjadi asam amino, karbohidrat menjadi polisakarida dan monosakarida, lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Hal ini dilakukan oleh berbagai enzim pencernaan. Nutrisi yang yang diperoleh kemudian diserap ke dalam aliran darah dan mencapai sel-sel di seluruh tubuh.

Periode neonatus meliputi waktu dari sejak lahir sampai usia 28 hari, merupakan waktu penyesuaian dari kehidupan intrauteri ke ekstra-uteri (Olds, et al.,1980). Setelah lahir neonatus (BBL) harus bisa melakukan perubahan fisiologis yang sangat besar untuk beradaptasi dengan kehidupan baru. Bayi harus berupaya agar fungsi-fungsi tubuhnya menjadi efektif sebagai individu yang unik. Respirasi, pencernaan dan kebutuhan untuk regulasi harus bisa dilakukan sendiri (Gorrie et al., 1998). Ketika bayi lahir, terjadi perubahan suplai nutrisi yang awalnya berasal dari plasenta lalu melalui saluran cerna. Mau tak mau bayi harus mulai mengonsumsi nutrisi dari luar, dan ini menyebabkan usus terpapar dunia luar.

1.2 Rumusan Masalah

Anatomi fisiologis usus halus pada bayi dan anak-anak

Perkembangan usus halus pada bayi

Struktur normal usus halus pada bayi

Fungsi normal usus halus pada bayi

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui anatomo fisiologis usus halus pada bayi

Untuk mengetahui perkembangan usus halus pada bayi

Untuk mengetahui struktur normal usus halus pada bayi

Untuk mengetahui fungsi normal usus halus pada bayi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Fisiologi Usus Halus pada Bayi

Bayi sebenarnya sudah mulai belajar mencerna sejak dalam kandungan. Ultrasonografi memperlihatkan bayi sudah memiliki gerakan menelan. Bayi menelan air ketuban, mencernanya, dan mengeluarkannya lewat urin dan feses. Namun, tentunya semua dalam kondisi steril. Ketika bayi lahir, terjadi perubahan suplai nutrisi yang awalnya berasal dari plasenta lalu melalui saluran cerna. Mau tak mau bayi harus mulai mengonsumsi nutrisi dari luar, dan ini menyebabkan usus terpapar dunia luar.

Bayi baru lahir memiliki volume lambung sangat kecil sehingga makanan yang dimasukkan perlu disesuaikan. Saat bayi baru lahir, volume lambungnya hanya berkisar 30 cc (bandingkan dengan 1,5-2 liter pada orang dewasa), sehingga bayi merasa kenyang hanya dengan sedikit ASI. Meskipun secara alami usus memiliki berbagai tingkat perlindungan terhadap kuman, ASI berperan penting dalam melindungi si kecil dari infeksi. ASI mengandung antibodi dan oligosakarida, suatu zat prebiotik yang merupakan makanan untuk bakteri baik dalam usus. ASI awal mengandung kolostrum, zat yang kaya akan antibodi, sesuatu yang diperlukan bayi sebagai benteng sebelum berkenalan dengan makanan/minuman lain dari luar.

Panjang usus halus bayi adalah 250-300 cm dan akan memanjang menjadi 600-899 cm pada orang dewasa. Feses pertama bayi disebut meconium, berwarna hijau kehitaman terdiri dari mukus, vernix, lanugo, hormon, dan karbohidrat. Feses biasanya keluar dalam 24 jampertama kehidupan. Jika tidak, kemungkinan terjadi penyumbatan di area saluran cerna, misalnya pada bayi dengan atresia ani (anus yang tidak berkembang).

Bagian-bagian Usus Halus

Usus halus terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum, jejunum dan ileum. Panjang duodenum 26 cm, sedangkan jejunum + ileum : 6 m Dimana 2/5 bagian adalah jejunum (Snel, 89). Sedangkan menurut schrock 1988 panjang usus halus manusia dewasa adalah 5-6 m. Batas antara duodenum dan jejunum adalah ligamentum treits.Jejunum dan ileum dapat dibedakan dari : Lekukan lekukan jejunum terletak pada bagian atas rongga atas peritoneum di bawah sisi kiri mesocolon transversum ; ileum terletak pada bagian bawah rongga peritoneum dan dalam pelvis.

Jejunum lebih besar, berdinding lebih tebal dan lebih merah daripada ileum Dinding jejunum terasa lebih tebal karena lipatan mukosa yang lebih permanen yaitu plica circularis, lebih besar, lebih banyak dan pada jejunum lebih berdekatan, sedangkan pada bagian atas ileum lebar, dan pada bagian bawah lipatan ini tidak ada.

Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen diatas dan kiri aorta, sedangkan mesenterium ileum melekat dibawah dan kanan aorta.

Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya menmbentuk satu atau dua aarkade dengan cabang-cabang yang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding usus halus. Ileum menerima banyak pembuluh darah yang pendek, yang beraal dari 3 atau 4 atau malahan lebih arkade.

Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat pangkalan dan lemak jarang ditemukan didekat dinding usus halus. Pada ujung mesenterium ileum lemak disimpan di seluruh bagian , sehingga lemak ditemukan dari pangkal sampai dinding usus halus.

Kelompokan jaringan limfoid (Agmen Feyer) terdapat pada mukosa ileum bagian bawah sepanjang pinggir anti mesentrik.2.2 Perkembangan Usus Halus Pada Bayi

Usus menjadi matang relatif awal pada masa kehidupan janin. Pada embrio 3 mm, yaitu di minggu ke-4, usus depan primitif dan usus belakang hanya berbentuk seperti pipa ketika lambung dan sekum menjadi jelas terpisah. Pipa ini kemudian memanjang dengan cepat, menonjol ke tali pusat dan memutar berlawanan jarum jam mengelilingi arteri mesenterika superior. Pada minggu ke-8, ujung kaudal bersambung dengan rektum, yang berkembang dari kloaka. Pada minggu ke-10, usus cepat masuk kembali ke dalam perut. Kemudian, kolon mencapai bentuk sempurnanya. Pemutaran usus tengah dan usus belakang adalah kejadian-kejadian yang tersendiri. Kebanyakan anomali struktur usus adalah akibat keterlambatan atau penyimpangan pada rangkaian kejadian yang kompleks ini.

Beberapa fungsi usus berkembang relatif lebih awal, yang lain baru matang setelah lahir. Fungsi usus halus sudah matang pada masa prenatal dan pasca lahir. Pengankutan glukosa di epitel dapat dideteksi pada jejunum embrio manusia sebelum umur 20 minggu. Pada bayi, kecepatan maksimun pengangkutan glukosa adalah dari kecepatan pada orang dewasa. Aktivitas disakaridase sudah dapat diukur pada janin manusia berumur 12 minggu, sukrase dan maltase masing masing mencapai aktivitas maksimal pada minggu ke-24 dan ke-32, tetapi aktivitas laktase nai belakangan dan mencapai kadar maksimal pada minggu 36. Pada beberapa nak terutama ras kulit hitam dan asia, aktivitas laktase mulai menurun setelah beberapa tahun pertama. Usus janin setiap hari terlibat dalam pengangkutan sejumlah besar cairan amnion daan sudah ada aktivitas pompa Na+ yang besar di usus janin pada umur 10 minggu. Pengangkutan bahan larut mungkin sudah adekuat, tetapi masih sedikit pada bayi yang masih sangat muda. Oleh karena itu, dapat diperkirakan akan terjadi gangguan fungsi yang realatif berat sebagai respons terhadap penyakit usus halus, sedangkan pada anak yang lebih tua dapat diharapkan mempunyai funsi cadan yang cukup berarti.

Penyerepan lemak kurang efisien pada bayi cukup bulan dibanding pada anak yang lebih tua. Bahkan lebih tidak efisen lagi pada bayi prematur daripada bayi cukup bulan. Penentu penting untuk perbedaan yang terkait umur ini adalah sistesi dan pengangkutan garam empedu yang relati lambat pada awal kehidupan dan kurangnya sekresi getah pankreas.

Usus manusia mampu menyerap protein utuh dalam jumlah yang secara antigenik cukup berarti, terutama selama minggu-minggu awal kehidupan. Potensi masuknya antigen protein melalui sawar mukosa mungkin memainkan peran pada pada timbulnya gejala-gejala akibat makanan dan mikroba untuk kehidupan selanjutnya.

2.3 Struktur Normal Usus Halus Pada Bayi

Lapisan serosa dinding usus adalah perluasan dari peritoneum yang meluas ke arah distal sampai rektum. Ada 2 lapisan muskulus :

1. Serabut longitudinal di sebelah luar

2. Serabut sirkuler di sebelah dalam

Di kolon serabut longitudinal berbentuk pipa, atau taeniae. Lapisan submukosa adalah matriks yang kaya pleksus limfe dan makrofag dan di duodenum, terdapat kelenjer brunner. Sistem saraf usus yang kompleks merupakan faktor yang penting unutk mengatur tidak hanya aliran mikrovaskuler., melainkan juga fungsi epitel. Mukosa usus halus di rancang dengan baik untuk menyerap makanan karena permukaan untuk penyerapannya mempunyai daerah yang amat luas unutk memperbanyak gerakan villi secara tetap yang meluas ke dalam lumen. Pada anak villi ini cenderung berbentuk seperti daun bukannya tonjolan-tonjolan berbentuk jari. Dengan demikian, daerah permukaan fungsional usus halus kemungkinan meningkat sesuai dengan meningkatnya umur.

Permukaan mukosa kolon datar, dengan banyak kripta tubuler yang membuka ke arah permukan, sedangkan pada rektum permukaanya halus. Lamina propria, lapisan selulernya terletak tepat di bawah epitelium yang mengandung sel yang mampu fagositosis dan mesitesis imunoglobulin, memeberikan inti jaringan ikat untuk epital dan pasokan vaskulernya. Jaringan limfoid terkonsentrasi di lempeng payeri, yang menjadi lebih banyak di bagian usus halus. Ada beberapa jenis sel epitel di usus halus :

1) Sel kolumner penyerapa yang dominan

2) Sel-sel goblet yang myekresikan mukosa

3) Sel-sel endokrin yang mensekresi hormon usus tertentu

4) Di dalam sel kripta ada sel-sel paneath yang fungsinya belum diketahui

5) Pada daerah kelompokan limfoid ada sel m yang berpotensi antigenik

Sel kolumner penyerap terpolarisasi dengan brush border mikrovili pada permukaan lumen, tempat menempelnya dengan erat glikokaliks atau fuzz coat. Pembelahan aktif sel entrosit terjadi di kripta-kripta tersebut., dan ketika sel bermigrasi ke ats villi, mereka berdifferensiasi. Ergeseran dramatis

Ekspresi gena terjadi ada sambungan kripta vilus. Hal ini sesuai dengan differensiasi entrosit villus dewasa. Epitel yeyunum diperbarui total dalam 4-5 hari.,sehingga memberikan mekanisme penyembuhan yang cepat setelah jejas, tetapipada bayi yang sangat muda proses ini mungkin berlangsung lambat.2.4 Fungsi Normal Usus Halus Pada Bayi Karbohidrat, protein dan lemak pada keadaan normal diserap oleh setengah bagian atas usus halus. Segmen bagian distal merupakan cadangan kapasitas penyerapan yang sangat besar. Sebagian besar natrium, kalium, klorida dan air diserap didalamm usus halus. Garam empedu dan vitamin B12 di serap secara selektif di bagian distal ileum, besi dalam duodenum dan jejunum proksimal.

Disakarida dihidrolisis oleh disakaridase di atas permukaan luar membran mikrovilli dan hasil monosakarid diangkut secara aktif melalui sel, terutama ke aliran vena porta. Dipeptida dan peptida besar dapat dihidrolisis pada permukaan brush border, tetapi juga dapat masuk ke dalam sel secara utuh sebelum mereka berkontak dengan peptidase. Usus halus mempunyai jalur-jalur pengangkutan aktif untuk kelompok asam amino spesifik dan untuk oligopeptida, sama dengan yang dditemukan pada tubulus ginjal. Monogliserida dan asam lemak masuk ke epitelium secara utuh. Trigliserida mengalami resintesis, bergabung dengan fosfolipid dan lipoprotein menjadi kilomiron, dan dilepas ke dalam sistem limfe. Trigliserida rantai medium mungkin diserap utuh kemudian dilepaskan ke dalam aliran porta.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bayi sebenarnya sudah mulai belajar mencerna sejak dalam kandungan. Panjang usus halus bayi adalah 250-300 cm dan akan memanjang menjadi 600-899 cm pada orang dewasa. Feses pertama bayi disebut meconium, Usus menjadi matang relatif awal pada masa kehidupan janin. Pada embrio 3 mm, yaitu di minggu ke-4, usus depan primitif dan usus belakang hanya berbentuk seperti pipa ketika lambung dan sekum menjadi jelas terpisah. intususepsi adalah masuknya segmen usus proksimal (kearah oral) kerongga lumen usus yang lebih distal (kearah anal) sehingga menimbulkan gejala obstruksi berlanjut strangulasi ususDAFTAR PUSTAKA

De Jong, Wim, Syamsuhidayat, R. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. Hal. 627-628.

Ein, S. and A. Daneman. 2003. Intussusception, Operative Pediatric Surgery. M. Zicgler, R. Azizkhan and T. Weber. New York, Mc Graw-Hill Professional Page. 647-689.

Behrman,kliegman. arvin,nelson .1996. Ilmu Kesehatan Anak. Penerbit buku kedokteran egc

Invaginasi. 2005. www.bedahugm.nethttp://kioswikan.blogspot.com/2011/07/invaginasi-pada-anak.html