AnFis RETINA by Nidie

10
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER SMF ILMU PENYAKIT MATA RSUD EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM Oleh : Nidie Putri Irmansti, S.Ked Pembimbing : dr. Sukirman. Sp.M RETINA Anatomi Retina atau selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang menerima rangsangan cahaya. 1 Retina adalah selembar tipis jaringan saraf semitransparan dan multilapis yang melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata. 2 Di bagian anterior retina berakhir pada oraserata. Pada orang dewasa, ora serata berada sekitar 6,5 mm dibelakang garis Schwalbe pada sisi temporal dan 5,7 dibelakang garis ini pada sisi nasal. [Type text] [Type text] [Type text]

Transcript of AnFis RETINA by Nidie

Page 1: AnFis RETINA by Nidie

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

SMF ILMU PENYAKIT MATA

RSUD EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM

Oleh : Nidie Putri Irmansti, S.Ked

Pembimbing : dr. Sukirman. Sp.M

RETINA

Anatomi

Retina atau selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang

menerima rangsangan cahaya.1 Retina adalah selembar tipis jaringan saraf semitransparan

dan multilapis yang melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata.2

Di bagian anterior retina berakhir pada oraserata. Pada orang dewasa, ora serata

berada sekitar 6,5 mm dibelakang garis Schwalbe pada sisi temporal dan 5,7 dibelakang garis

ini pada sisi nasal.

Gambar 1. Struktur-struktur dalam mata manusia. (dikutip dari

www.orangkesehatan.blogspot.com)

Retina berbatas dengan koroid dan badan kaca (vitreus). Retina memiliki struktur

sangat kompleks yang terbagi menjadi 10 lapisan terpisah. Lapisan Permukaan dalam retina

menghadap ke vitreus. Lapisan-lapisan retina, mulai dari sisi dalamnya, adalah sebagai

berikut :

[Type text] [Type text] [Type text]

Page 2: AnFis RETINA by Nidie

1. Membran limitans interna

Merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca.

2. Lapisan serabut saraf

Merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arah saraf optik. Di dalam lapisan-

lapisan ini terletak sebagian besar

pembuluh darah retina.

3. Lapisan sel ganglion

Merupakan lapisan badan sel dari

neuron kedua.

4. Lapisan pleksiformis dalam

Merupakan lapisan aseluler tempat

sinaps sel bipolar, sel amakrin dengan

sel ganglion.

5. Lapisan nukleus dalam

Merupakan tubuh sel bipolar, sel

horizontal, dan sel Muller. Lapis ini

mendapat metabolisme dari arteri

retina sentral.

6. Lapisan pleksiformis luar

Merupakan lapisan aseluler dan tempat sinaps

sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel

horizontal.

7. Lapisan nukleus luar

Merupakan susunan lapis nukleus sel batang

dan sel kerucut.

8. Membran limitans eksterna

Merupakan membran ilusi.

9. Lapisan fotoreseptor,

Merupakan lapisan terluar retina, terdiri atas

sel batang yang mempunyai bentuk ramping,

dan sel kerucut.

10. Lapisan sel epitel pigmen retina

Merupakan lapisan kubik tunggal dari sel epithelial berpigmen, melekat longgar pada

retina kecuali di perifer (ora serata) dan disekitar lempeng optic.

[Type text] [Type text] [Type text]

Gambar 2. Lapisan-lapisan di retina2

Page 3: AnFis RETINA by Nidie

Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan membrana bruch, khoroid, dan sklera. Di

sebagian besar tempat retina dan epitelium pigmen retina mudah terpisah hingga membentuk

suatu ruang subretina, seperti yang terjadi pada ablasio retina. Tetapi pada diskus optikus dan

ora serata, retina dan epithelium pigmen retina saling melekat kuat, sehingga membatasi

perluasan cairan subretina pada ablasio retina.

Retina mempunyai tebal 0,1 mm pada ora serata dan 0,23 mm pada kutub posterior.

Di tengah-tengah retina posterior terdapat makula lutea yang yang berdiameter 5,5 sampai 6

mm, yang secara klinis dinyatakan sebagai daerah yang dibatasi oleh cabang-cabang

pembuluh darah retina temporal dan mempunyai peran penting untuk penglihatan sentral.

Secara klinis, makula dapat didefinisikan sebagai daerah pigmentasi kekuningan yang

disebabkan oleh pigmen luteal

(xantofil), yang berdiameter 1,5 mm.

Definisi alternatif secara histologis

adalah bagian retina yang lapisan

ganglionnya mempunyai lebih dari satu

lapis sel. Di tengah makula sekitar 3,5

mm disebelah lateral diskus optikus,

terdapat fovea yang secara klinis

merupakan suatu cekungan yang

memberikan pantulan khusus bila dilihat dengan oftalmoskop. Fovea merupakan zona

avaskuler di retina dan terletak disebelah lateral dari N II. Secara histologis, fovea ditandai

dengan menipisnya lapisan inti luar dan tidak adanya lapisan-lapisan parenkim karena akson-

akson sel fotoreseptor (lapisan serat Henle) berjalan oblik dan penggeseran secara sentrifugal

lapisan retina yang lebih dekat ke permukaan dalam retina. Foveola adalah bagian paling

tengah pada fovea, disini fotoreseptornya adalah kerucut, dan bagian retina yang paling tipis.

Ruang ekstraseluler retina yang normalnya kosong potensial paling besar di makula dan

penyakit yang menyebabkan penumpukan bahan di ekstasel dapat menyebabkan daerah ini

menjadi tebal sekali.

Retina menerima darah dari dua sistem vaskuler terpisah, yaitu sistem retina (a.

Sentralis retina) dan koroid (khoriokapilaria). Khoriokapilaris yang berada tepat di luar

membrana Bruch, yang mendarahi sepertiga luar retina, termasuk lapisan fleksiformis luar

dan lapisan inti luar, fotoresptor, dan lapisan epitel pigmen retina; serta arteri sentralis retina

masuk melalui papil saraf optik yang mendarahi 2/3 sebelah dalam retina. Fovea sepenuhnya

[Type text] [Type text] [Type text]

Page 4: AnFis RETINA by Nidie

diperdarahi oleh khoriokapilaria dan mudah terkena kerusakan yang tak dapat diperbaiki bila

retina mengalami ablasi. Pembuluh darah retina mempunyai lapisan endotel yang tidak

berlubang, yang membentuk sawar darah-retina. Lapisan endotel pembuluh koroid dapat

ditembus. Sawar darah retina sebelah luar terletak setinggi lapisan epitel pigmen retina.

Pembuluh darah retina dan koroid semuanya berasal dari arteri oftalmika yang

merupakan cabang dari arteri karotis interna. Sirkulasi retina adalah sebuah sistem end-arteri

tanpa anostomose. Arteri sentralis retina keluar pada opticdisk yang dibagi menjadi dua

cabang besar. Arteri ini berbelok dan terbagi menjadi arteriole di sepanjang sisi luar optic

disk. Arteriol ini terdiri dari cabang yang banyak pada retina perifer.

Sistem vena ditemukan banyak kesamaan dengan susunan arteriol. Vena retina

sentralis meninggalkan mata melalui nervus optikus yang mengalirkan darah vena ke sistem

kavernosus.

Fisiologi

Retina bertanggung jawab untuk mengubah cahaya menjadi sinyal listrik. Integrasi

awal dari sinyal-sinyal ini juga dilakukan oleh retina. Ada dua jenis fotoreseptor di retina

yaitu sel batang (Rod cells) dan sel kerucut (cone cells). Sel-sel batang dan kerucut di lapisan

fotoreseptor mampu mengubah rangsangan cahaya menjadi impuls saraf yang dihantarkan

oleh lapisan serat saraf retina melalui saraf optikus dan akhirnya ke korteks penglihatan. Di

dalam retina kira-kira terdapat 6,5 juta sel kerucut dan 100 juta sel batang.

Sel kerucut bertanggung jawab untuk penglihatan siang hari. Subgrup dari sel kerucut

responsif terhadap gelombang pendek, menegah dan panjang (biru, hijau, merah). Karena

fungsi sel kerucut sebagai penglihatan sentral dan warna maka disebut juga penglihatan

fotopik (photopic vision). Makula bertanggung jawab pada ketajaman penglihatan dan warna,

sehingga selnya sebagian besar adalah sel kerucut. Sel-sel ini akan terkonsentrasi di fovea

yang bertanggung jawab untuk penglihatan detil seperti membaca huruf kecil. Di fovea

sentralis, terdapat hubungan hampir 1:1 antara fotoreseptor kerucut, sel ganglionnya, dan

serat saraf yang keluar, dan hal ini menjamin penglihatan yang paling panjang. Phototopic

vision ini akan berkurang setelah usia 50 tahun.

Sel batang berfungsi untuk penglihatan malam dan perifer (scotopic vision). Sel-sel

ini sensitif terhadap cahaya dan tidak memberikan sinyal informasi panjang gelombang

(warna). Sel batang menyusun sebagian besar fotoreseptor di retina bagian lainnya.

Fotoreseptor kerucut dan batang terletak di lapisan terluar yang avaskuler pada retina

sensorik dan merupakan tempat berlangsungnya reaksi kimia yang mencetuskan proses

[Type text] [Type text] [Type text]

Page 5: AnFis RETINA by Nidie

penglihatan. Setiap sel fotoreseptor kerucut mengandung rhodopsin, yang merupakan suatu

pigmen penglihatan fotosensitif. Rhodopsin merupakan suatu glikolipid membran yang

separuh terbenam di lempeng membrane lapis ganda pada segmen paling luar fotoreseptor.

Gambar 3. Fotoreseptor retina

ANATOMI BADAN KACA (VITREUS)

Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak anatar lensa

dan retina. Badan kaca menempati dua pertiga bola mata, mempunyai sifat gelatin, avaskuler

dan terdiri atas 90 % air, sisanya asam hialuronik dan anyaman kolagen halus. Badan kaca

memenuhi ruangan antara lensa mata, retina dan papil saraf optic. Bagian luar (korteks)

badan kaca bersentuhan dengan kapsul posterior lensa mata, epitel pars plana, retina dan

papil saraf optic. Badan kaca melekat erat di anterior pada retina perifer (dekat ora serata),

epitel pars plana, dan agak longgar pada makula serta pembuluh darah retina.

Fungsi badan kaca sama dengan fungsi cairan mata, yaitu mempertahankan bola mata

agar tetap bulat dan mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina.

Kebeningan badan kaca disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada

pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhan badan kaca akan memudahkan melihat bagian

retina pada pemeriksaan oftalmoskop. Apabila terjadi perubahan struktur badan kaca seperti

misalnya pencairan sel, kondensasi, pengerutan, barulah keadaan ini dapat dilihat dan inipun

hanya dengan slit-lamp dan bantuan lensa kontak.

Terlepasnya vitreous dari retina, yang umum terjadi pada usia lanjut meningkatkan

traksi pada titik-tik perlekatan erat. Hal ini kadang dapat menyebabkan robeknya retina

[Type text] [Type text] [Type text]

Page 6: AnFis RETINA by Nidie

perifer, ketika vitreous menarik sebagian retina dibawahnya. Gejala subjektif yang paling

sering pada gangguan anatomi dan fungsi vitreous ialah fotopsia dan floaters. Fotopsia ialah

keluhan berupa kilatan cahaya yang dilihat penderita seperti kedipan lampu neon di lapangan.

Kilatan cahaya tersebut jarang lebih dari satu detik, tetapi sering kembali dalam waktu

beberapa menit. Kilatan cahaya tersebut dilihat dalam suasana redup atau dalam suasana

gelap. Fotopsia diduga oleh karena rangsangan abnormal badan kaca terhadap retina. Floaters

adalah kekeruhan badan kaca yang sangat halus, dilihat penderita sebagai bayangan kecil

yang berwarna gelap dan turut bergerak bila mata digerakkan. Bayangan kecil tersebut dapat

berupa titik hitam, benang halus, cincin, lalat kecil dan sebagainya. Floaters tidak

memberikan arti klinik yang luar biasa, kecuali bila floaters ini datangnya tiba-tiba dan hebat,

maka keluhan tersebut patut mendapat perhatian yang serius, karena keluhan floaters ini

dapat menggambarkan latar belakang penyakit yang serius pula, misalnya ablasio retina atau

perdarahan di badan kaca.

Daftar Pustaka

1. Ilyas, Sidarta, SpM, Prof,. Rahayu, Sri, SpM. 2011. Ilmu Penyakit Mata Edisi

Keempat. Fakultas Kedpkteran Universitas Indonesia: Jakarta

2. Vaughan, Daniel, dkk. 2000. Oftalmologi Umum Edisi 14. Widya Medika: Jakarta

3. James, Bruce, dkk. 2006. Lecture Notes Oftamologi Edisi 19. Erlangga: Jakarta

[Type text] [Type text] [Type text]