anestesi patof muntah

5
PATOFISIOLOGI MUNTAH Muntah adalah pengeluaran isi lambung dengan kekuatan secara aktif akibat adanya kontraksi abdomen, pilorus, elevasi kardia, disertai relaksasi sfingter esofagus bagian bawah dan dilatasi esofagus. Muntah merupakan respon somatik refleks yang terkoordinir secara sempurna oleh karena bermacam-macam rangsangan, melibatkan aktifitas otot pernapasan, otot abdomen, dan otot diafragma. 1. Nausea (mual) Merupakan sensasi psikis akibat rangsangan pada organ viseral, labirinth dan emosi. Tidak selalu berlanjut dengan retching dan ekspulsi. Keadaan ini ditandai dengan keinginan untuk muntah yang dirasakan di tenggorokan atau perut, seringkali disertai dengan gejala hipersalivasi, pucat, berkeringat, takikardia dan anoreksia. Selama

description

patofisiologi muntah

Transcript of anestesi patof muntah

Page 1: anestesi patof muntah

PATOFISIOLOGI MUNTAH

Muntah adalah pengeluaran isi lambung dengan kekuatan secara aktif akibat adanya

kontraksi abdomen, pilorus, elevasi kardia, disertai relaksasi sfingter esofagus bagian bawah

dan dilatasi esofagus. Muntah merupakan respon somatik refleks yang terkoordinir secara

sempurna oleh karena bermacam-macam rangsangan, melibatkan aktifitas otot pernapasan,

otot abdomen, dan otot diafragma.

1. Nausea (mual)

Merupakan sensasi psikis akibat rangsangan pada organ viseral, labirinth dan emosi.

Tidak selalu berlanjut dengan retching dan ekspulsi. Keadaan ini ditandai dengan

keinginan untuk muntah yang dirasakan di tenggorokan atau perut, seringkali disertai

dengan gejala hipersalivasi, pucat, berkeringat, takikardia dan anoreksia. Selama periode

nausea, terjadi penurunan tonus kurvatura mayor, korpus dan fundus. Antrum dan

duodenum berkontraksi berulang-ulang, sedangkan bulbus duodeni relaksasi sehingga

terjadi refluks cairan duodenum ke dalam lambung. Pada fase nausea ini belum terjadi

peristaltik aktif. Muntah yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial dan

obstruksi saluran gastrointestinal tidak didahului oleh fase nausea.

2.Retching

Retching dapat terjadi tanpa diikuti muntah. Pada fase retching, terjadi kekejangan

Page 2: anestesi patof muntah

dan terhentinya pernafasan yang berulang-ulang, sementara glotis tertutup. Otot

pernapasan dan diafragma berkontraksi menyebabkan tekanan intratorakal menjadi

negatif. Pada waktu yang bersamaan terjadi kontraksi otot abdomen dan lambung, fundus

dilatasi sedangkan antrum dan pilorus berkontraksi. Sfingter esofagus bawah membuka,

tetapi sfingter esofagus atas masih menutup menyebabkan chyme masuk ke dalam

esofagus. Pada akhir fase retching terjadi relaksasi otot dinding perut dan lambung

sehingga chyme yang tadinya sudah masuk ke dalam esofagus kembali ke lambung. Fase

ini dapat berlangsung beberapa siklus.

3.Ekspulsi

Apabila retching mencapai puncaknya dan didukung oleh kontraksi otot abdomen dan

diafragma, akan berlanjut menjadi muntah, jika tekanan tersebut dapat mengatasi

mekanisme anti refluks dari LES (lower esophageal sphincter). Pada fase ekspulsi ini

pilorus dan antrum berkontraksi sedangkan fundus dan esofagus relaksasi serta mulut

terbuka. Pada fase ini juga terjadi perubahan tekanan intratorakal dan intraabdominal

serta kontraksi dari diafragma.Pada episode ekspulsi tunggal terjadi tekanan negatif

intratorakal dan tekanan positif intraabdominal, dan dalam waktu bersamaan terjadi

kontraksi yang cepat dari diafragma yang menekan fundus sehingga terjadi refluks isi

lambung ke dalam esofagus. Bila ekspulsi sudah terjadi, tekanan intratorakal kembali

positif dan diafragma kembali ke posisi normal.

Page 3: anestesi patof muntah

Reseptor di lantai ventrikel keempat otak mewakili zona memicu chemoreceptor,

yang dikenal sebagai daerah postrema, rangsangan yang dapat menyebabkan muntah.

Postrema daerah adalah circumventricular organ dan seperti terletak di luar blood - brain

barrier; oleh karena itu menjadi dirangsang oleh darah yang bertalian obat-obatan yang dapat

merangsang muntah atau menghambat itu. Ada berbagai sumber masukan ke pusat muntah:

Zona memicu chemoreceptor dasar ventrikel keempat telah banyak dopamin D2

reseptor 5-HT3 reseptor serotonin, reseptor opioid, reseptor asetilkolin dan reseptor

untuk zat P. rangsangan dari reseptor yang berbeda yang terlibat dalam berbeda jalur

menuju emesis, di jalur umum akhir substansi p tampaknya menjadi terlibat.

Sistem vestibular yang mengirimkan informasi ke otak melalui saraf kranial VIII

(vestibulocochlear saraf). Ini memainkan peran besar dalam mabuk dan kaya

muscarinic reseptor dan reseptor1 H histamin.

Saraf kranial X (vagus saraf), yang diaktifkan bila faring jengkel, menuju refleks

muntah.

Vagal dan enterik sistem saraf masukan yang mengirimkan informasi mengenai

keadaan sistem pencernaan. Iritasi mukosa GI oleh kemoterapi, radiasi, distention,

atau gastroenteritis infeksi akut mengaktifkan reseptor 5-HT3 input ini.

CNS menengahi muntah timbul dari gangguan kejiwaan dan stres dari otak lebih

tinggi pusat.

Meilinda Vitta Sari

030.10.173