Anestesi Pada Bayi Baru Lahir
-
Upload
fitrie-desbassarie -
Category
Documents
-
view
22 -
download
9
Transcript of Anestesi Pada Bayi Baru Lahir
Anestesi pada Bayi Baru Lahir
Definisi
Bayi baru lahir didefinisikan sebagai bayi yang berusia hingga 28 hari.
Bayi premature adalah bayi yang dilahirkan sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu pascakonsepsi. Berdasarkan hal ini, usia bayi dapat dinilai berdasarkan jumlah minggu kehamilan ibu pasca konsepsi (post-conceptional age/PCA) atau usia pasca kehamilan (post gestational age/PGA).
Bayi cukup bulan dilahirkan pada usia kehamilan 37-40 minggu PGA dan bayi yang lahir di usia 42-44 minggu PGA dikatakan sebagai bayi posmatur.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, bayi eks-prematur dapat berusia lebih mudah 3 bulan dari usia yang diharapkan saat dilahirkan (bayi yang lahir di usia 28 minggu PGA dan usia 12 minggu).Bayi premature dan eksprematur memiliki factor resiko khusus yang berhubungan dengan proses anestesi. Semua bayi harus dianestesi pada instutusi kesehatan yang memiliki sumber daya tenaga kesehatan dan fasilitas yang memadai untuk merawat mereka selama periode perioperative.
Penilaian Perioperatif dan Premedikasi
Penilaian sebelum pembedahan dari bayi baru lahir antara lain
Usia dan maturitas
Berat badan
Kondisi fisik secara umum
Abnormalitas yang berhubungan dengan keadaan kongenital
Investigasi labortaorium
Vitamin K
Usia pascakehamilan dan berat badan
Bayi cukup bulan sehat yang lahir antara minggu 37-42 umumnya memiliki berat sekitar 2.5-3 kg. Bayi biasanya akan kehilangan berat badan pada minggu pertama kehidupannya dan baru setelahnya berat badannya akan naik. Efek ini akan lebih jelas terlihat pada bayi premature. Bayi dapat berukuran kecil jika dilahirkan premature atau kurang berat badannya saat lahir meski ia sudah cukup bulan. Bayi berat badan lahir sangat rendah adalah bayi dengan berat < 1500 gram dan bayi berat badan lahir terlalu rendah adalah bayi dengan berat < 1000 gram. Kelangsungan hidup pada bayi-bayi kecil ini telah berkembang dengan adanya perawatan bayi baru lahir yang semakin baik. Sayangnya hal ini berbanding terbalik dengan meningkatnya komplikasi yang umumnya muncul pada bayi-bayi kecil yang selamat dari kematian karena berat badan rendah.
Bayi yang berukuran besar untuk masa kehamilan yang cukup bulan dikatakan memiliki resiko:
Terjadi trauma lahir lebih tinggi
Hipoglikemia dan membutuhkan pemberian makan lebih banyak
Polisitemia
Penyebab yang paling sering dari kondisi bayi besar adalah diabetes yang diderita ibu selama kehamilan. Penyebab lain misalnya terjadi tranposisi dari pembuluh darah besar yang dikenal sebagai sindrom Beckwith-Wiedemann dan bayi yang lahir terlewat matur.
Premedikasi
Bayi baru lahir biasanya tidak membuthkan sedasi. Atropine dapat diberikan saat dibutuhkan misalnya dengan pemberian per oral atau Intramuskuler (lebih jarang dilakukan). Agen tersebut digunakan untuk menghasilkan aktivitas vagolitik dan menurunkan sekresi pada jalan napas. Atropine juga dapat diberikan secara intravena saat dilakukan induksi, sebagai prosedur rutin maupun jika terjadi bradikardia yang tiba-tiba.
Ametop dapat digunakan sebagi krim anestesi local untuk membantu kanulasi intravena. EMLA tidak direkomendasikan untuk diberikan untuk bayi < 12 bulan karena metabolism prilokan dapat menyebabkan methaemoglobinemia.
Pemeriksaan
Hemoglobin (Hb)
Semua bayi baru lahir harus dilakukan pemeriksaan hitung hemoglobin sebelum pembedahan karena konsentrasi Hb berhubungan dengan derajat transfuse yang diperlukan bayi atau ibu pasca melahirkan atau dilahirkan dan sebenarnya hal ini sangat sulit diprediksi. Bayi yang telah dirawat
pada waktu yang lama biasanya mengalami anemia karena:
Penyakit yang dideritanya
Kesulitan untuk menerima pemberian makan yang cukup
Pengambilan darah berulang
Anemia berhubungan dengan meningkatnya insidensi apnea pasca pembedahan, khususnya pada bayi baru lahir yang premature.
Tabel 1. Nilai normal hematologis padabayi baru lahir
Rerata saat lahir (range)
Rerata dalam 1 bulan (range)
Hemoglobin 18 (14.5-21) g/d
14 (10-16) g/dL
Total leukosit
5-25 6-15
Retikulosit 0-13-7%%
Pemeriksaan penyakit Sickle Cell
Pada saat lahir, bentuk Hb yang utama pada bayi adalah hemoglobin fetal (HbF). Jumlah sel ini akan berangsur-angsur tergantikan pada 3 bulan pertama kehidupan oleh Hb dewasa yaitu HbA. Pada pasien dengan kondisi Sickle Cell HbF tergantikan oleh HB S lebih banyak dibandingkan dengan HbA sehingga dalam 3 bulan pertama kehidupan jumlah HbS akan meningkat.
Awalnya bayi-bayi dengan Sickle Cell akan terlindungi dari efek Hb abnormal karena masih tinggi nya jumlah HbF dalam darah. Hal ini menunjukkan bahawa pemeriksaan awal Sickledex dapat memberikan hasil yang negative palsu pada bayi yang masih sangat muda dengan kondisi telah mengidap Sickle Cell karena jumlah HbS masih sangat rendah. Namun dengan menggunakan pemeriksaan elektroforesis maka hal ini dapat diperiksa secara awal karena pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi semua tipe emoglobin pada semua tingkatan usia. Mayritas bayi-bayi yang beresiko menderita Sickle Cell dapat diperiksa awal menggunakan darah yang berasal dari umblikus dan sudah dilakukan secara rutin pada banyak institusi.
Bilirubin
Bayi baru lahir seringkali mengalami kondisi kuning; 80% dari bayi premature dan 50% dari bayi cukup bulan mengalami kuning. Terdapat banyak penyebab dari kondisi kuning namun kondisi kuning hingga usia 4 minggu masih dianggap fisiologis. Kuning dapat etrjadi karena adanya polisitemia reaktif saat lahir dan adanya imaturitas dari enzim hati sehingga belum mampu untuk mengkonversi sel darah merah tambahan yang dipecah setelah lahir. Kuning yang fisiologis muncul karena adanya peningkatan jumlah dari bilirubin yang tidak terkonjugasi. Jika jumlah bilirubin yang terkonjugasi meningkat maka dokter harus mencari penyebab lain. Kuning fisiologis dapat ditatalaksana menggunakan fototerapi atau transfuse ganti dengan konsep bilirubin yang tidak terkonjugasi dapat menyebrang dan masuk ke sawar
darah-otak dan menyebabkan kerusakan pada otak (kerinkterus).
Pemeriksaan lain dilakukan dengan melihat kondisi fisik bayi tersebut. Pemeriksaan lain yang umumnya penting adalah kemampuan koagulasi karena bayi baru lahir umumnya memilii resiko dari kekurangan factor koagulasi karena adanya:
Imaturitas sistem koagulasi
Sepsis, yang seringkali berhubungan dengan trombistopenia dan koagulopati
Kuning
Defisiensi vitamin K
Vitamin K
Vitamin K peting untuk memproduksi factor koagulasi hepatic II, IV, IX dan X. Vitamin ini diberikan pada bayi baru lahir sebagai terapi rutin untuk mencegah penyakit-penyakit perdarahan pada bayi baru lahir. Vitamin ini diberikan secara intramuskuler suntikan tunggal atau jika diberikan per oral maka dosis nya adalah 3 kali pemberian. Ahli anestesi harus emmastikan bahwa vitamin K diberikan sebelum pembedahan dilakukan.
Induksi dan Pemeliharaan Anestesi
Sevoflurane merupakan agen inahalasi pilihan yang paling sering dipakai pada bayi baru lahir. Obat ini cepat memberikan efek namun tetap mempertahankan stabilitas sistem kardiovaskuler. Thiopentone juga masih dapat bermanfaat namun, propofol masih belum diizinkan untuk digunakan pada tingkatan usia ini dan hanya sedikit
informasi mengenai efek penggunannya pada bayi baru lahir. Ketamine digunakan hanya pada beberapa kasus. Untuk hampir seluruh prosedur yang dilakukan dalam waktu singkat, bayi baru lahir akan membutuhkan intubasi trakea dan ventilasi. Hal ini karena kapasitas residual fungsional berkurang sehingga volume penutupan memiliki angka yang mirip dengan volume tidal yang menyebabkan resiko terjadinya ketidaksesuaian ventilasi/perfusi.
Hal yang penting untuk dilakukan adalah proses meninimalisir ruang mati dalam paru-paru. Tanpa mengindahkan ukuran 1 LMA yang sebenarnya menyediakan kondisi jalan napas yang sudah cukup baik namun jika akan digunakan dalam prosedur yang memakan waktu yang lama dapat menyebabkan adanya cadangan pernafasan dengan derajat kecil pada bayi baru lahir.
Atrakurium adalah obat relaksan otot paling berguna karena sistem enzim pada bayi baru lahir masih bersifat imatur dengan metabolism yang tidak dapat terprediksi jika menggunakan obat-obatan lainnya.
Pemeliharaan anestesi menggunakan oksigen di dalam nitrous oksida atau di dalam udara. Hal ini penting untuk mencegah masuknya konsentrasi oksigen dalam jumlah berlebihan pada bayi-bayi premature.
Selang nasogastric digunakan untuk mendekompresi distensi abdomen yang jika terjadi dapat menghambat ekspansi paru-paru dan ventilasi dapat berkurang dengan kondisi tersebut.
Manajemen Suhu
Bayi-bayi kecil mudah mengalami kehilangan panas dan tidak memiliki mekanisme yang baik untuk mempertahankan panas tubuh.
Beberapa pendekatan yang digunakan untuk membantu merawat suhu tubuh:
Selalu pantau suhu
Jagalah suhu pada kondisi hangat
Gunakan penghangat yang selalu bekerja misalnya pemancar panas
Transfer dalam incubator
Gas hangat yang diisnpirasi atau menggunakan penukar antara suhu hangat lembab
Balut daerah yang terekspos menggunakan alumunium foil, plastic atau kapas di sekitar daerah tersebut untuk mencegah panas keluar
Gunakan matras hangat
Masukkan cairan intravena yang hangat
Analgesia
Secara riwayat, bayi baru lahir biasanya tidak merasakan nyeri namun fakta ini telah disanggah. Bayi memiliki respons stress secara hormonal yang signifikan terhadap pembedahan jika tidak diberikan obat anestesi atau analgesic yang benar. Hal yang dikemukakan adalah mereka memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi jika anestesi yang diberikan tidak mencukupi kebutuhan. Sangat sulit untuk menilai nyeri pada pasien yang sangat muda
karen respons yang dihasilkan sangat berbeda dengan anak-anak yang lebih tua.
Manajemen nyeri selama pembedahan minor biasanya menggunakan kombinasi dari anestesi local (bisa menggunakan blok atau infiltrasi terhadap luka) ditambah parasetamol. Dalam tahap pembedahan mayor, manajemen nyeri menggunakan infus morfin dan epidural dapat digunakan pada bayi baru lahir sehingga pasien anak ini dapat dipantau pada daerah yang memiliki dependensi tinggi.
Anestesi Lokal
Blok kaudal atau ilioinguinal umumnya sangat sering digunakan. Blok ini seringkali digunakan untuk dokter bedah untuk memasukkan anestesi local ke saraf ilioinguinal dibawah pengawasan langsung. Blok epidural (spinal dan kaudal) dan spinal telah digunakan bertahun-tahun pada anestesi bayi baru lahir.
Dosis dengan efek maksimum dari obat anestesi local akan lebih rendah tercapai pada bayi baru lahir.
Bupivakain atau ropivakain tanpa penambahan apapun umumnya digunakan untuk analgesic tipe epidural. Obat-obatan opiat dihindari untuk digunakan karena penggunaan obat ini memiliki efek meningkatkan insidensi efek samping, terutama mengenai depresi pernafasan.
Parasetamol
Obat ini digunakan dengan dosis maksimal 60 mg/kg/hari, per oral atau per rektal.
Obat anti inflamasi non steroid (OAINS)
OAINS tidak digunakan sebagai analgesia pada grup usia tertentu karena sistem ginjal yang masih imatur dan efek samping semua nya belum sempat dicaritahu lebih lanjut.
Opiat