Anestesi

17
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II ANESTESI OLEH : SUCI ANGRIANI (1301096 ) KELOMPOK 6 TANGGAL PRAKTIKUM 25 APRIL 2015 DOSEN : Dra. Sylfia Hasti Mfarm,Apt ASISTEN : ISWAN PERMADI RESTU ADITYA PROGRAM STUDI SI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU PEKANBARU 2015

description

laporan praktikum farmakologi II

Transcript of Anestesi

Page 1: Anestesi

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II

ANESTESI

OLEH :

SUCI ANGRIANI (1301096 )

KELOMPOK 6

TANGGAL PRAKTIKUM

25 APRIL 2015

DOSEN :

Dra. Sylfia Hasti Mfarm,Apt

ASISTEN :

ISWAN PERMADI

RESTU ADITYA

PROGRAM STUDI SI FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

PEKANBARU

2015

Page 2: Anestesi

ANESTESI

I. TUJUAN

Mengenal dan menguasai teknik untuk mencapai anestetik local pada

hewan.

Mengetahui cara pemberian anestetik lokal.

Mengetahui cara kerja anestetik lokal.

Memahami faktor-faktor yang melandasi perbedaan-perbedaan dalam sifat

dan potensi anestetik lokal.

Mengenal berbagai faktor yang mempengaruhi kerja anestetik lokal.

Dapat mengaitkan daya kerja anestetik lokal dengan manifestasi gejala

keracunan serta pendekatan rasional untuk mengatasi keracunan ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Anastesi local atau yang sering disebut pemati rasa adalah obat yang

menghambat hantaran saraf bila digunakan secara local pada jaringan saraf

dengan kadar yang cukup. Anastetika local atau zat-zat penghalang rasa setempat

adlah obat yang pada penggunaan local merintangi secara reversible penerusan

impuls-impuls saraf ke SSP dan dengan demikian menghilangkan atau

mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas atau dingin.

Obat bius local mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf.

Tempat kerjanya terutama di selaput lender. Di samping itu anastesi local

mengganggu fungsi semua organ dimana terjadi konduksi/transmisi dari beberapa

impuls. Artinya anestesi local mempunyai efek yang penting terhadap SSP,

ganglion otonom, cabang-cabang neuromuscular dan semua jaringan otot.

Menurut cara pemakaian anestesi lokal dibedakan menjadi :

1. Anestesi permukaan.

2. Anestesi Infiltrasi.

3. Anestesi Konduksi

4. Anestesi Regional Intravena dalam daerah anggota badan

Page 3: Anestesi

Anastesi local dapat digolongkan secara kimiawi dalam beberapa kelompok

sebagai berikut :

a. Senyawa-ester (PABA) : kokain, benzokain,prokain, oksibuprokain, dan

tetrakain ;

b. Senyawa-amida : lidokain dan prilokain, mepivakain dan bupivakain,

cinchokain, artikain, dan pramokain;

c. Lainnya : fenol, benzilalkohol, cryofluo-ran, dan etilklorida. Semua obat

tersebut di atas adalah sintetis, kecuali kokain yang alamiah.

Secara tradisional, efek anastetika dibagi dalam 4 tahap  menurut kedalaman

depresi sistem saraf pusat (SSP) :

1. Tahap Analgesia

Pada awalnya penderita mengalami analgesia tanpa amnesia. Analgesia

dan amnesia akan terjadi pada tahap pertama.

2. Tahap Eksitasi  (Excitement)

Pada tahap ini penderita akan mengigau dan tampak gelisah meskipun

dalam kondisi amnesia. Kecepatan dan volume napas tidak beraturan.

Penderita dapat meronta muntah dan kadang tidak dapat mengendalikan

pengeluaran urin. Oleh karena itu alasan – alasan di atas, berbagai usaha

telah dilakukan untuk membatasi lamanya tahap ini yang diakhiri dengan

normalnya kembali nafas.

3. Tahap Pembedahan

Tahap ini diawali dengan kembalinya nafas secara normal hingga

berhentinya nafas secara mendadak. Empat tingkatan pada tahap ke tiga

ditandai dengan perubahan gerakan bola mata, refleks mata dan ukuran

pupil, yang dalam kondisi tertentu gejala makin dalamnya anastesi.

Page 4: Anestesi

4. Tahap Depresi Medula

Tahap keempat diawali dengan berhenti totalnya nafas spontan. Tahap ini

meliputi depresi berat pada pusat vasomotor dan pusat nafas di medula.

Tanpa bantuan bantuan penuh dari alat bantu sirkulasi dan nafas maka

kematian akan terjadi dengan cepat.

Contoh obat anestesi lokal :

a. Kokain: benzoylmetilekgonin.

Derifat-tropan ini (1884) dengan struktur atropine terdapat secara alamiah di

daun tumbuhan Erytroxylon coca (Peru, Bolivia) dengan kadar 0,8-1,5%. Berbeda

dengan anestetika lain, anestetikum dari kelompok ester ini berkhasiat

vasokontriksi dan bekerjanya lebih lama, mungkin karena merintangi re-uptake

noradrenalin di ujung neuron adrenergic sehingga kadarnya di daerah reseptor

meningkat. Selain itu , kokain juga memiliki efek simpatomimetik sentral dan

perifer

Kehamilan : kokain dapat meningkatkan resiko abortus dan cacat pada janin,

terutama pada saluran urinnya.

Dosis: kedokteran mata: larutan (HCL) 1-4 %, anesthesia hidung, telinga, dan

tenggorok 1-10%.

b. Benzokain : anestesin, etileminobenzoat

Ester PABA ini (1900) merupakan derivate dari asam p-amino benzoate

yang reabsorbsinya lambat. Khasiat anestetik obat ini lemah, sehingga hanya

digunakan pada anestesi permukaan untuk menghilangkan nyeri dan gatal-gatal

(pruritus). Benzokain digunakan dalam suppositoria (250-500 mg untuk Rako)

atau salep (2%) anti-wasir (untuk Borraginol), juga dalam salep kulit, bedak tabor

5-20% dan lotion anti-sunburn (3%, Benzomid)

Page 5: Anestesi

III.ALAT DAN BAHAN

a. Alat :

Alat suntik

Oral

Gunting

Stopwatch

b. Bahan :

Kelinci

Lart. NaCl fis 0,5ml

Lart. Prokain HCL 2% dan 4%

IV. CARA KERJA

1. Siapkan 1 Ekor kelinci setiap kelompok

2. Potong kiri dan kanan bulu mata kelinci

3. Setelah dipotong bulu mata kelinci,selanjutnya teteskan kedalam kantong

konjungtivanya 0,5 ml NaCl fisiologis sebagai kontrol pada mata kiri

kelinci dan 0,5 ml lar.Prokain HCl pada mata sebelah kanan

4. Pada menit ke 8,10,12,5,15,17,5,20,25, 30,35,40,45,50,55 dan 60 lakukan

pengujian efek anastesi dengan mencolokkan bulu ijuk sebagai aplikator

pada permukaan kornea mata kelinci yang telah ditetesi NaCl fisiologis

dan Prokain HCl

5. Catat berapa kali mata merespon (mengedipkan mata) selama 10 kali

perlakuan

6. Tabel pengamatan dibuat dan dibahas serta ditarik kesimpulan dari

percobaan yang telah dilakukan.

Page 6: Anestesi

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, dilakukan uji anestetik local terhadap

hewan uji yaitu kelinci dengan menggunakan anestesi permukaan dengan

prinsip digunakan pada mukosa / permukaan luka dan berdifusi ke organ

akhir sensorik dan ke percabangan saraf terminal. Pada epidermis yang

utuh (tidak terluka), maka anestetik lokal hampir tidak berkhasiat karena

anestetik lokal hampir tidak menembus lapisan tanduk.

Teknik pemberian anestetik lokal:

1.      Anestesi permukaan.

2.      Anestesi Inhalasi

3.      Anestesi Blok

4.  Analgesi Regional

Anestesi Lokal ialah obat yang menghasilkan blokade konduksi

atau blokade lorong natrium pada dinding saraf secara sementara terhadap

rangsang transmisi sepanjang saraf, jika digunakan pada saraf sentral atau

perifer.Pada praktikum kali ini pada kantung konjungtiva sebaelah kanan

menggunakan obat anestetik lokal yaitu prokain HCl 2% dan 4%. Dan

pada mata sebelah kiri menggunakan Nacl fisiologis sebagai kontrol

(pembanding).

Prokain adalah ester aminobenzoat untuk infiltrasi, blok, spinal,

epidural, merupakan obat standart untuk perbandingan potensi dan

toksisitas terhadap jenis obat-obat anestetik local lain. Cara pemberian

obat bius prokain diberikan secara injeksi pada konjungtiva mata kelinci

pada atau sekitar jaringan yang akan di anestesi, sehingga mengakibatkan

hilangnya rasa di kulit dan di jaringan yang terletak lebih dalam.

Efek samping yang serius adalah hipersensitasi,yang kadang-

kadang pada dosis rendah sudah dapat mengakibatkan kolaps dan

kematian. Efek samping yang harus dipertimbangkan pula adalah reaksi

alergi terhadap kombinasi prokain penisilin. Berlainan dengan kokain, zat

ini tidak mengakibatkan adikasi.

Anestesi lokal mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf.

Tempat kerjanya terutama di selaput lendir. Disamping itu, anestesia lokal

Page 7: Anestesi

mengganggu fungsi semua organ dimana terjadi konduksi/transmisi dari beberapa

impuls. Artinya, anestesi lokal mempunyai efek yang penting terhadap SSP,

ganglia otonom, cabang-cabang neuromuskular dan semua jaringan otot.

Obat anestetik lokal berikatan dengan reseptor khusus di kanal

natrium sehingga menimbulkan blokade yang mencegah aliran natrium. Hal ini

lebih lanjut mencegah terjadinya perubahan potensial listrik yang artinya juga

mencegah timbulnya impuls listrik sehingga hantaran isyarat tidak terjadi.

Oleh karna itulah pada mata kanan mencit yang ditetesi dengan

Prokain HCl respon mengedipkan mata nya sedikit Berbeda dengan mata sebelah

kiri yang hanya ditetesi lar.NaCl Fisiologis mata kelinci banyak memberikan

respon kedipan mata saat dilakukan perlakuan,hal ini karna mata kiri kelinci

dalam keadaan yang normal dapat dengan segera memberikan respon karna terjadi

hantaran isyarat. Seharusnya obat yang di berikan prokain lebih banyak kedipan di

bandingkan yang hanya di berikan control. Hal ini di karenakan kesalahan pada

saat penetesan dan pada berat badan dari kelinci tersebut.

VII. KESIMPULAN

Anestesi lokal atau yang sering disebut pemati rasa adalah obat yang

menghambat hantaran saraf bila digunakan secara lokal pada jaringan saraf

dengan kadar yang cukup. Anestesi lokal bekerja pada tiap bagian susunan

saraf dengan cara merintangi secara bolak- balik penerusan impuls-impuls

saraf ke Susunan Saraf Pusat (SSP) dan dengan demikian menghilangkan

atau mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas atau rasa dingin.

Berdasarkan teknik pemberian anestetik lokal:

o Anestesi permukaan.

o Anestesi Inhalasi

o Anestesi Blok

o Analgesi Regional

Anestesi lokal mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf. Tempat

kerjanya terutama di selaput lendir. Disamping itu, anestesia lokal

Page 8: Anestesi

mengganggu fungsi semua organ dimana terjadi konduksi/transmisi dari

beberapa impuls. Artinya, anestesi lokal mempunyai efek yang penting

terhadap SSP, ganglia otonom, cabang-cabang neuromuskular dan semua

jaringan otot.

Anastesi local dapat digolongkan secara kimiawi dalam beberapa

kelompok sebagai berikut :

Senyawa-ester (PABA) : kokain, benzokain,prokain,

oksibuprokain, dan tetrakain ;

Senyawa-amida : lidokain dan prilokain, mepivakain dan

bupivakain, cinchokain, artikain, dan pramokain;

Lainnya : fenol, benzilalkohol, cryofluo-ran, dan

etilklorida.

VIII. PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Bahas secara singkat penggolongan kimia dari anastetika lokal

Jawaban: Struktur dasar anstetika local pada umumnya terdiri dari tiga bagian,

yakni suatu gugus-amino hidrofil (sekunder atau tersier) yang dihubungkan

oleh suatu ikatan ester (alcohol) atau amida dengan suatu gugus-aromatis

lipofil. Semakin panjang gugus alkoholnya, semakin besar daya kerja

anastetiknya, tetapi toksisitasnya juga meningkat.

Anastetika local dapat digolongkan secara kimiawi dalam beberapa

kelompok sbb:

a. Senyawa-ester : kokain dan ester-PABA (benzokain, prokain,

oksibuprokain, tetrakain)

b. Senyawa-amida : lidokain dan prilokain, mepivakain, bupivakain, dan

cinchokain

c. Lainnya : fenol, benzialkohol dan etilklorida Semua obat tersebut di atas

adalah sintetris kecuali kokain yang alamiah.

2. Bahas cara pemberiannya dan jenis anastetika yang bisa dicapai dengannya

Jawaban:

Page 9: Anestesi

a. Secara Parenatal

Anastetika local seering kali digunakan pada pembedahan untuk mana anastesia

umum tidak perlu atau tidak diinginkan. Jenis anatesia local yang paling

banyak digunakan sebagai suntikan adalah sbb :

Anastesia Infiltrasi

Anastesia Konduksi

Anastesia Spinal (intrathecal)

Anastesia epidural

Anatesia Permukaan

b. Cara penggunaan lain secara oral

Anastetika local digunakan sebagai larutan untuk nyeri di mulut atau tablet isap

(sakit tenggorok) juga dalam bentuk tetes-mata untuk mengukur tekanan

intraokuler atau mengeluarkan benda asing, begitu pula sebagai salep untuk

gatal-gatal atau nyeri luka bakar dan dalam pil-taruh anti-wasir. Senyawa

ester sering menimbulkan reaksi alergi kulit, maka sebaiknya dugunakan

suatu senyawa-amida yang lebih jarang mengakibatkan hipersensitasi.

c. Topikal

Anestesi lokal diabsorpsi dengan kecepatan yang berbeda pada membran

mukosa yang berbeda. Pada mukosa trakea, absorpsi yang terjadi hampir

sama dengan pada pemberian secara intravena. Pada mukosa faring,

absorpsi lebih lambat dan pada mukosa esofagus dan kandung kemih,

absorpsi lebih lambat dari aplikasi topikal di faring.

3. Apakah setiap anastetika lokal dapat dipakai sebagai anastetika permukaan?

Jelaskan.

Jawaban: Anestetik permukaan, digunakan secara local untu melawan rasa

nyeri dan gatal, misalnya larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa

nyeri di mulut atau leher, tetes mata untuk mengukur tekana okuler mata

atau mengeluarkan benda asing di mata, salep untuk menghilangkan rasa

nyeri akibat luka bakar dan suppositoria untuk penderita ambient/ wasir.

Obat yang merintangi secara reversible penerusan impuls-impuls syaraf ke

Page 10: Anestesi

SSP (susunan syaraf pusat) pada kegunaan lokal dengan demikian dapat

menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin.

4. Bahas mekanisme kerja dan penerapannya dalam bidang anastesi

Jawaban: Anatetika local mengakibatkan kehilangan rasa dengan jalan

beberapa cara. Misalnya dengan jalan menghindarkan untuk sementara

pembentukan dan transmisi impuls melalui sel saraf ujungnya. Pusat

mekanisme kerjanya terletak di membrane sel. Seperti juga alcohol dan

barbital, anastetika local menghambat penerusan impuls dengan jalan

menurunkan permeabilitas membrane sel saraf untuk ion-natrium, yang

perlu bagi fungsi saraf yang layak. Hal ini disebabkan adanya persaingan

dengan ion-kalsium yang berada berdekatan dengan saluran-saluran natrium

di membrane neuron. Pada waktu bersamaan, akibat turunnya laju

depolarisasi, ambang kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat laun

meningkat, sehingga akhirnya terjadi kehilangan rasa setempat secara

reversible.

5. Diantara anastetika lokal yang digunakan pada percobaan ini, mana yang

lebih potensial? Terangkan.

Jawaban: Prokain adalah ester aminobenzoat untuk infiltrasi, blok, spinal,

epidural, merupakan obat standart untuk perbandingan potensi dan toksisitas

terhadap jenis obat-obat anestetik local lain. Sediaan suntik prokain terdapat

dalam kadar 1-2% dengan atau tanpa epinefrin untuk anesthesia infiltrasi

dan blockade saraf dan 5-20% untuk anestesi spinal.sedangkan larutan 0,1-

0,2 % dalam garam faali disediakan untuk infuse IV. Untuk anestesi kaudal

yang terus menerus, dosis awal ialah 30 mlnlarutan prokain 1,5%.

6. Keburukan apa yang timbul bila permukaan kornea dianastesi untuk periode

waktu yang lama dan apa alasannya.

Jawaban: Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat

kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif

disertai defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang

dapat terjadi dari epitel sampai stroma. Di Amerika insiden ulkus kornea

bergantung pada penyebabnya. Insidensi ulkus kornea tahun 1993 adalah

Page 11: Anestesi

5,3 per 100.000 penduduk di Indonesia, sedangkan predisposisi terjadinya

ulkus kornea antara lain terjadi karena trauma, pemakaian lensa kontak, dan

kadang-kadang tidak di ketahui penyebabnya. Walaupun infeksi jamur pada

kornea sudah dilaporkan pada tahun 1879 tetapi baru mulai periode 1950

keratomikosis diperhatikan. Banyak laporan menyebutkan peningkatan

angka kejadian ini sejalan dengan peningkatan penggunaan kortikosteroid

topikal, penggunaan obat imunosupresif dan lensa kontak. Mortalitas atau

morbiditas tergantung dari komplikasi dari ulkus kornea seperti parut

kornea, kelainan refraksi, neovaskularisasi dan kebutaan. Berdasarkan

kepustakaan di USA, laki-laki lebih banyak menderita ulkus kornea, yaitu

sebanyak 71%, begitu juga dengan penelitian yang dilakukan di India Utara

ditemukan 61% laki-laki. Hal ini mungkin disebabkan karena banyaknya

kegiatan kaum laki-laki sehari-hari sehingga meningkatkan resiko terjadinya

trauma termasuk trauma kornea.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan Indonesia,Farmakope Indonesia edisi IV.Jakarta

Departemen kesehatan Indonesia,Farmakope Indonesia edisi III.Jakarta

Ernst Mutschler. 1986. Dinamika Obat, Farmakologi dan Toksikologi

(terjemahan), ITB : Bandung

Gunawan s, dkk. (2007). Farmakologi Dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Gaya Gon