Anemia Dan Transfusi

2
Anemia oleh WHO didefinisikan kadar hemoglobin darah <13 g/dl pada laki-laki dan <12 g/dl pada perempuan, yang terjadi pada seperempat populasi di dunia, sekitar 50% pada pasien yang dirawat di rumah sakit, 75% pada pasien lansia yang dirawat inap di rumah sakit. Peningkatan kejadian anemia selama perawatan di ICU, mulai dari 60% menjadi 66% pada saat masuk, meningkat menjadi 90% pada perawatan hari ketiga dan menjadi 97% pada hari kedelapan. Hasil pengumpulan data selama tahun 2000 menunjukkan kejadian anemia paling tinggi terjadi pada pasien CKD (34,5%), kanker (21%), penyakit jantung kronik (18%), penyakit inflamasi saluran pencernaan (13%), rheumatoid arthtritis (10%) dan HIV (10%). Anemia dapat disebabkan oleh faktor tertentu seperti defisiensi nutrisi atau juga bisa disebabkan multifaktor. Patofisiologi anemia dapat disebabkan oleh kehilangan eritrosit, penurunan produksi eritrosit, peningkatan destruksi eritrosit, pemendekkan usia eritrosit. Faktor yang biasa menyebabkan anemia pada pasien rawat inap adalah defisiensi nutrisi, penekanan produksi eritrosit akibat penggunaan obat-obatan, proses inflamasi dan pengeluaran sitokin (anemia inflamasi atau anemia pada penyakit kronis), phlebotomy dan perdarahan kronik atau akut. 1. Anemia Defisiensi Nutrisi Meskipun defisiensi besi dapat terjadi 40% pasien yang dirawat di ICU tetapi kejadian anemia akibat defisiensi besi tidak terlalu tinggi. Pada suatu penelitian ditemukan 9% Anemia pada pasien di ICU akibat defisiensi besi, 2% akibat defisiensi B12 dan 2% akibat defisiensi asam folat. 2. Phlebotomy

description

anemia

Transcript of Anemia Dan Transfusi

Page 1: Anemia Dan Transfusi

Anemia oleh WHO didefinisikan kadar hemoglobin darah <13 g/dl pada laki-laki dan <12 g/dl pada perempuan, yang terjadi pada seperempat populasi di dunia, sekitar 50% pada pasien yang dirawat di rumah sakit, 75% pada pasien lansia yang dirawat inap di rumah sakit.

Peningkatan kejadian anemia selama perawatan di ICU, mulai dari 60% menjadi 66% pada saat masuk, meningkat menjadi 90% pada perawatan hari ketiga dan menjadi 97% pada hari kedelapan.

Hasil pengumpulan data selama tahun 2000 menunjukkan kejadian anemia paling tinggi terjadi pada pasien CKD (34,5%), kanker (21%), penyakit jantung kronik (18%), penyakit inflamasi saluran pencernaan (13%), rheumatoid arthtritis (10%) dan HIV (10%).

Anemia dapat disebabkan oleh faktor tertentu seperti defisiensi nutrisi atau juga bisa disebabkan multifaktor. Patofisiologi anemia dapat disebabkan oleh kehilangan eritrosit, penurunan produksi eritrosit, peningkatan destruksi eritrosit, pemendekkan usia eritrosit.

Faktor yang biasa menyebabkan anemia pada pasien rawat inap adalah defisiensi nutrisi, penekanan produksi eritrosit akibat penggunaan obat-obatan, proses inflamasi dan pengeluaran sitokin (anemia inflamasi atau anemia pada penyakit kronis), phlebotomy dan perdarahan kronik atau akut.

1. Anemia Defisiensi NutrisiMeskipun defisiensi besi dapat terjadi 40% pasien yang dirawat di ICU tetapi kejadian anemia akibat defisiensi besi tidak terlalu tinggi. Pada suatu penelitian ditemukan 9% Anemia pada pasien di ICU akibat defisiensi besi, 2% akibat defisiensi B12 dan 2% akibat defisiensi asam folat.

2. Phlebotomy3. Reaksi Obat4. Komplikasi perdarahan di ICU5. Gangguan koagulopati6. Perdarahan Saluran cerna