ppt transfusi

55
TRANSFUSI DARAH ELFANY NUR HAJJAH AGRI MOHAMMAD IQBAL

description

transfusi

Transcript of ppt transfusi

Page 1: ppt transfusi

TRANSFUSI DARAHELFANY NUR HAJJAH

AGRI MOHAMMAD IQBAL

Page 2: ppt transfusi

Latar BelakangTransfusi darah proses penerimaan darah ke

orang lain secara intravena dengan tujuan untuk memperbaiki keadaan umum orang tersebut.

Setiap tahun angka transfusi darah mencapai 85 juta kali dilakukan penanganan perdarahan aktif, perbaiki KU pre operatif/ sebelum terapi sitostatika.

Saat ini PRC dan FFP lebih banyak digunakan

Page 3: ppt transfusi

Alat transportasi O2, bahan hasil metab, pertahanan tubuh.

55%plasma (cairan: albumin, globulim,

f.pembekuan, transferin untuk mengatur tekanan osmosis)

45%sel-sel darah

Vol darah1/3 BB orang dewasa (4-5

L)

Terdapat 7 fungsi:Mengangkut O2, C02, sari

makanan, oksidasi, mengedarkan hormon, menjaga suhu,keseimbangan asam basa

tubuh

DARAH

Page 4: ppt transfusi

Sel-Sel darah merah

Eritrosit Leukosit Trombosit

Page 5: ppt transfusi

Eritrosit / Sel darah merah pipih dengan garis tengah 7,5cm, bikonkaf dan tidak

berinti

Hemoglobin berfungsi mengikat O2 mempengaruhi warna eritrosit

Konsentrasi eritrosit pada laki-laki 5,1 - 5,8 juta permililiter kubik darah, dan pada wanita normal 4,3 - 5,2 juta permililieter kubik darah.

Page 6: ppt transfusi

Leukosit / Sel darah Putih neutrofil, eosinofil, basofil monosit, limfosit dan sel

plasma.

Netrofil, eosinofil, dan basofil memiliki granula-granula sehingga sering disebut granulosit.

limfosit dan monosit di sebut agranulasit.

dewasa memiliki sekitar 4.800 - 10.800 leukosit permililiter kubik darah, terdiri dari 62% neutrofil, 2.3% eosinofil, 0,4% basofil, 5,3% monosit, dan 30% limfosit.

Page 7: ppt transfusi

Trombosit / keping-keping darahberbentuk cakram dan tidak berinti

Masa hidup trombosit sekitar 8-10 hari

Jumlah keping darah adalah 150 ribu - 400 ribu per darah.

Page 8: ppt transfusi

Golongan DarahGolongan darah hasil dari pengelompokan darah

berdasarkan ada atau tidaknya substansi antigen pada permukaan sel darah merah (eritrosit)..

Dikenal lebih dari 20 golongan darah, untuk kepentingan klinik hanya dikenal 2 sistem penggolongan darah yaitu sistem ABO dan sistem RH.

Apabila seseorang dengan golongan darah A memiliki antigen A ditransfusi dengan golongan darah Breaksi hemolitik

Page 9: ppt transfusi

HEMATOPOIESIS

Page 10: ppt transfusi

Hematopoiesis Minggu pertama embrio SDM

primitif di produksi di yolk sac pertengahan semester hati sbg organ utama produksi SDM bulan terakhir dan sesudah lahir di sumsum tulang.

Tahapan diferensiasi sel darah merah. Proerythroblast erythroblast polychromatophylic erithoblast normoblast reticulocyte sel darah merah

Page 11: ppt transfusi

HEMOSTASIS Hemostasis adalah suatu mekanisme pertahanan

tubuh yang amat penting dalam menghentikan perdarahan pada pembuluh darah yang luka.

Hemostasis mempunyai fungsi untuk menjamin bahwa sirkulasi darah tetap cair ketika di dalam pembuluh darah, dan untuk menghentikan perdarahan pada pembuluh darah yang luka.

Komponen-komponen: pembuluh darah, trombosit, faktor koagulasi, inhibitor, sistem fibrinolisis keseimbangan yang baik dan interaksi yang kompleks.

Page 12: ppt transfusi

Mekanisme Hemostasis

Terdiri dari : 

- respon vaskular 

- perlekatan platelet

- pembentukan bekuan

- stabilisasi bekuan

- pembatasan bekuan hanya pada tempat jejas oleh regulator antikoagulan

- pengembalian lumen pembuluh darah oleh fibriolisis

- penyembuhan

Page 13: ppt transfusi

Mekanisme Koagulasi

Dalam proses koagulasi, beberapa faktor pembekuan tergantung pada vitamin K.

Mekanisme koagulasi ini terdiri dari dua jalur, yaitu jalur Ekstrinsik dan jalur Intrinsik.

Page 14: ppt transfusi

JALUR EKSTERINSIK

Dimulai saat jaringn mengalami cideraterpaparnya faktor jaringan (TF) yang ada di membran sel (jalur utama homeostasis in vivo) TF diekspresikan endotel dan makrofag setelah aktivasi jejas langsung oleh sitokin, kompleks imunTF berinteraksi dgn faktor VII teraktivasiVIIa

JALUR INTERINSIKAktivasi faktor XII akibat

kontak dengan permukaan bermuatan negatif, adanya prekallikrein dan HMWK, F. XIIa aktivasi F. XI jd XIaaktivasi F IX dan seterusnya. (secara in vivo faktor ini berkumpul dan teraktivasi pd membran fosfolipid)

Tidak sering terjadi in vivo tp penting untuk menjaga konsentrasi F.Xa oleh ikatan TF/VIIa akan dihambat oleh TFPI. Contoh pasien hemofilia

Page 15: ppt transfusi

Inhibitor dan Promotor Koagulasi

Inhibitor fisiologis

• TFPI• Antitrombin III• Trombomodulin, protein C dan protein S

Fibrinolisis

• Melarutkan fibrin pd pemb.darah untuk mempertahankan patensi lumen dan membantu penyembuhan luka

Inhibitorpatologis

• Inhibitor yang didapat bertindak sebagai antibodi thd koagulasi tertentu. pd penderita defisiensi faktor koagulasi (20% Hemofilia A, 5% Hemofilia B

Inhibitorfarmakologi

s

• Antitrombin (heparin)• Defibrogenating agent (sejumlah bisa ular)• Antagonis Vitamin K (dikumarol dan wafarin)

Page 16: ppt transfusi

Respon Fisiologis terhadap Perdarahan

Respon tubuh terhadap perdarahan tergantung pada volume, kecepatan, lama perdarahan dan keadaan penderita sebelum perdarahan. Penderita dewasa muda yang sehat dengan perdarahan 10% dari jumlah estimated blood volume (EBV) tidak mengalami perubahan frekuensi nadi, tekanan darah, sirkulasi perifer dan tekanan vena sentral.

Penderita dengan perdarahan 30% EBV akan merangsang reseptor di jantung untuk mendeteksi penurunan volume, lalu menstimulasi sistem saraf simpatik lewat pusat vasomotor yang menyebabkan vasokonstriksi sehingga perpindahan cairan ke dalam ruang interstitial berkurang dan perfusi ginjal menurun yang menyebabkan retensi air dan ion Na+. Mekanisme ini mengembalikan volume intra vaskular menuju normal dalam 12 jam. Proses kompensasi ini sangat efektif sampai perdarahan sebanyak 30%.

Page 17: ppt transfusi

Perdarahan dengan jumlah di bawah 30% EBV atau kadar hematokrit di atas 20%, masih dapat diganti dengan cairan kristaloid atau yang komposisinya sama dengan darah. Ringer laktat adalah salah satu jenis kristaloid yang komposisinya sama dengan darah. Transfusi darah diperlukan bila kehilangan darah lebih dari 30% dan didapatkan tanda-tanda hipoksia jaringan.

Page 18: ppt transfusi

Respon fisiologis tubuh kita terhadap perdarahan akut yang dialami adalah dengan mengaktifkan empat sistim fisiologis utama, yaitu: sistem hematologi, sistem kardiovaskular, sistem ginjal dan sistim neuroendokrin.

Page 19: ppt transfusi

Sistem hematologi berespon terhadap kehilangan darah akut yang berat dengan cara mengaktivasi kaskade koagulasi dan mengkonstriksikan pembuluh darah

Sistem kardiovaskular awalnya berespon terhadap syok hipovolemik dengan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kontraktilitas miokard, dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer.

Page 20: ppt transfusi

Sistem renalis berespon terhadap syok hemoragik dengan merangsang peningkatan sekresi renin dari apparatus juxtaglomeruler. Renin akan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I, selanjutnya dikonversi menjadi angiotensin II oleh paru-paru dan hati.

Sistem neuroendokrin berespon terhadap syok hemoragik dengan peningkatan sirkulasi hormon antidiuretik (ADH).

Page 21: ppt transfusi

Definisi Transfusi DarahTransfusi darah adalah tindakan mentransferkan

komponen darah atau darah dari satu orang (donor) ke dalam aliran darah orang lain (penerima). Transfusi dilakukan sebagai tindakan menyelamatkan hidup dengan menggantikan sel darah atau produk darah yang hilang akibat perdarahan

Page 22: ppt transfusi

Indikasi Transfusi Darah Transfusi sel darah merah hampir selalu diindikasikan pada kadar Hemoglobin

(Hb) <7 g/dl, terutama pada anemia akut. Transfusi dapat ditunda jika pasien asimptomatik dan/atau penyakitnya memiliki terapi spesifik lain, maka batas kadar Hb yang lebih rendah dapat diterima.

Transfusi sel darah merah dapat dilakukan pada kadar Hb 7-10 g/dl apabila ditemukan hipoksia atau hipoksemia yang bermakna secara klinis dan laboratorium.

Transfusi tidak dilakukan bila kadar Hb ≥10 g/dl, kecuali bila ada indikasi tertentu, misalnya penyakit yang membutuhkan kapasitas transport oksigen lebih tinggi (contoh: penyakit paru obstruktif kronik berat dan penyakit jantung iskemik berat).

Transfusi pada neonatus dengan gejala hipoksia dilakukan pada kadar Hb ≤11 g/dL; bila tidak ada gejala batas ini dapat diturunkan hingga 7 g/dL (seperti pada anemia bayi prematur). Jika terdapat penyakit jantung atau paru atau yang sedang membutuhkan suplementasi oksigen batas untuk memberi transfusi adalah Hb ≤13 g/dL.

Page 23: ppt transfusi

Transfusi satu unit darah lengkap (whole blood) atau sel darah merah pada pasien dewasa berat badan 70 kg yang tidak mengalami perdarahan dapat meningkatkan hematokrit kira-kira 3% atau kadar Hb sebanyak 1 g/dl. Tetapi, kadar Hb bukan satu-satunya faktor penentu untuk transfusi sel darah merah. Faktor lain yang harus menjadi pertimbangan adalah kondisi pasien, tanda dan gejala hipoksia, kehilangan darah, risiko anemia karena penyakit yang diderita oleh pasien dan risiko transfusi

Page 24: ppt transfusi

Banyak transfusi sel darah merah dilakukan pada kehilangan darah ringan atau sedang, padahal kehilangan darah itu sendiri tidak menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas perioperatif

Page 25: ppt transfusi

Beberapa faktor spesifik yang perlu menjadi pertimbangan transfusi adalah:

Pasien dengan riwayat menderita penyakit kardiopulmonal perlu transfusi pada batas kadar Hb yang lebih tinggi.

Volume darah yang hilang selama masa perioperatif baik pada operasi darurat maupun elektif, dapat dinilai secara klinis dan dapat dikoreksi dengan penggantian volume yang tepat.

Konsumsi oksigen, dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor penyebab antara lain adalah demam, anestesia dan menggigil. Jika kebutuhan oksigen meningkat maka kebutuhan untuk transfusi sel darah merah juga meningkat.

Page 26: ppt transfusi

Pertimbangan untuk transfusi darah pada kadar Hb 7-10 g/dl adalah bila pasien akan menjalani operasi yang menyebabkan banyak kehilangan darah serta adanya gejala dan tanda klinis dari gangguan transportasi oksigen yang dapat diperberat oleh anemia.

Kehilangan darah akut sebanyak <25% volume darah total harus diatasi dengan penggantian volume darah yang hilang. Hal ini lebih penting daripada menaikkan kadar Hb. Pemberian cairan pengganti plasma (plasma subtitute) atau cairan pengembang plasma (plasma expander) dapat mengembalikan volume sirkulasi sehingga mengurangi kebutuhan transfusi, terutama bila perdarahan dapat diatasi.

Page 27: ppt transfusi

Pada perdarahan akut dan syok hipovolemik, kadar Hb bukan satu-satunya pertimbangan dalam menentukan kebutuhan transfusi sel darah merah. Setelah pasien mendapat koloid atau cairan pengganti lainnya, kadar Hb atau hematokrit dapat digunakan sebagai indikator apakah transfusi sel darah merah dibutuhkan atau tidak.

Page 28: ppt transfusi

Pertimbangan dalam memutuskan jumlah unit transfusi sel darah merah:

Menghitung berdasarkan rumus umum sampai target Hb yang disesuaikan dengan penilaian kasus per kasus.

Menilai hasil/efek transfusi yang sudah diberikan kemudian menentukan kebutuhan selanjutnya.

Page 29: ppt transfusi

Macam Transfusi Darah

• Darah Lengkap atau Whole Blood (WB)• Packed Red Cell • Leukosit/Granulosit konsentrat• Trombosit• Plasma Biasa dan Plasma Segar Beku

Page 30: ppt transfusi

Darah Lengkap atau Whole Blood (WB)

Untuk perdarahan akut, syok hipovolemik, bedah mayor dengan perdarahan >1500 ml, darah lengkap terdiri dari:

1. Darah segar

2. Darah Baru

3. Darah Simpan

Page 31: ppt transfusi

Packed Red Cell

• PRC berasal dari darah lengkap yang disedimentasikan selama penyimpanan, atau dengan sentrifugasi putaran tinggi. Sebagian besar (2/3) dari plasma dibuang.

• Satu unit PRC dari 500 ml darah lengkap volumenya 200-250 ml dengan kadar hematokrit 70-80%, volume plasma 15-25 ml, dan volume antikoagulan 10-15 ml.

• Secara umum pemakaian PRC ini dipakai pada pasien anemia yang tidak disertai penurunan volume darah.

• PRC diberikan sampai tanda oksigen need hilang. Biasanya pada Hb 8-10 gr/dl.

• Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl diperlukan PRC 4 ml/kgBB atau 1 unit dapat menaikkan kadar hematokrit 3-5 %.

Page 32: ppt transfusi

Keuntungan transfusi PRC dibanding darah lengkap:

Kemungkinan overload sirkulasi menjadi minimal

Reaksi transfusi akibat komponen plasma menjadi minimal.

Reaksi transfusi akibat antibodi donor menjadi minimal.

Efek samping akibat volume antikoagulan yang berlebihan menjadi minimal.

Meningkatnya daya guna pemakaian darah karena sisa plasma dapat dibuatmenjadi komponen-komponen yang lain.

Page 33: ppt transfusi

Kerugian PRC

Masih cukup banyak plasma, lekosit, dan trombosit yang tertinggal sehingga masih bisa terjadi sensitisasi yang dapat memicu timbulnya pembentukan antibodi terhadap darah donor.

Untuk mengurangi efek samping komponen non eritrosit maka dibuat PRC yang dicuci (washed PRC). Dibuat dari darah utuh yang dicuci dengan normal saline sebanyak tiga kali untuk menghilangkan antibodi. Washed PRC hanya dapat disimpan selama 4 jam pada suhu 4oC, karena itu harus segera diberikan.

Page 34: ppt transfusi

Plasma Biasa dan Plasma Segar Beku

• Dari 250 ml darah utuh diperoleh 125 ml plasma. Plasma banyak digunakan untuk mengatasi gangguan koagulasi yang tidak disebabkan oleh trombositopenia, mengganti plasma yang hilang, defisiensi imunoglobulin dan overdosis obat antikoagulans (warfarin,dsb).Plasma tersedia dalam berbagai bentuk sediaan sebagai berikut:

Plasma segar (Fresh Plasma)• Dari darah utuh segar (<6 jam). Berisi semua faktor pembekuan (juga faktor

labil) dan trombosit. Harus diberikan dalam 6 jam.• Plasma Segar Beku (Fresh Frozen Plasma)• Didapat dari pemisahan darah segar (darah donor < 6 jam) dengan metode

pemutaran, kemudian dibekukan dan disimpan pada temperatur –30oC. Karena dibuat dari darah segar, maka hampir semua faktor-faktor pembekuan masih utuh selama penyimpanan –30oC kecuali trombosit. Tapi bila disimpan pada temperatur 4oC, maka semua faktor pembekuan yang labil itu akan rusak menjadi plasma biasa.

Page 35: ppt transfusi

Kriteria pemberian Fresh Frozen Plasma: Perdarahan menyeluruh yang tidak dapat

dikendalikan dengan jahitan bedahatau kauter.

Peningkatan PT atau PTT minimal 1,5 kali dari normal.

Hitung trombosit lebih besar dari 70.000/mm3 (untuk menjamin bahwatrombositopenia bukan merupakan penyebab perdarahan).

Page 36: ppt transfusi

ASA merekomendasikan pemberian FFP dengan mengikuti petunjuk berikut: Segera setelah terapi warfarin Untuk koreksi defisiensi faktor koagulasi yang mana untuk faktor yang spesifik

tidak tersedia. Untuk koreksi perdarahan mikrovaskuler sewaktu terjadi peningkatan >1,5 kali

nilai normal PT atau PTT Untuk koreksi perdarahan sekunder mikrovaskuler yang meningkat

akibatdefisiensi faktor koagulasi pada pasien yang ditransfusi lebih dari satu unitvolume darah dan jika PT dan PTT tidak dapat diperoleh saat dibutuhkan.

FFP sebaiknya diberikan dalam dosis yang diperhitungkan mencapai suatukonsentrasi plasma minimum 30% (biasanya tercapai dengan pemberian 10-15ml/kg), kecuali setelah pemberian warfarin yang mana biasanya cukup antara5-8 ml/kg.

FFP dikontraindikasikan untuk peningkatan volume plasma atau konsentrasialbumin.

Page 37: ppt transfusi

Plasma biasa (Plasma Simpan)

Mengandung faktor stabil fibrinogen, albumin, dan globulin. Didapat dari dari darah lengkap yang telah mengalami penyimpanan. Dari 250 cc darah lengkap diperoleh 125 cc plasma. Dapat bertahan selama 2 bulan pada suhu 4oC.

Indikasi: Untuk mengatasi keadaan shok (sebelum darah datang). Memperbaiki volume sirkulasi darah. Mengganti protein plasma yang hilang pada luka bakar yang luas. Mengganti dan menambah jumlah faktor-faktor tertentu yang hilang misalnya

fibrinogen, albumin, dan globulin.

Plasma diberikan pada kehilangan plasma misalnya dengue hemoragik fever, atau luka bakar yang luas.Dosis pemberian tergantung keadaan klinis.Umumnya diberikan 10-15 ml/kgBB/hari.Hati-hati pada orang tua, karena kemungkinan terjadinya payah jantung atau overload sirkulasi.Indikasi ini sekarang tidak dianjurkan lagi karena lebih aman menggunakan terapi larutan koloid atau albumin yang bebas resiko transmisi penyakit.

Page 38: ppt transfusi

Teknik Transfusi DarahSebelum ditransfusikan, periksa sekali lagi sifat dan

jenis darah serta kecocokan antara darah donor dan penderita. Penderita dipersiapkan dengan pemasangan infus dengan jarum besar (16-18). Jarum yang terlalu kecil (23-25) dapat menyebabkan hemolisis.

Page 39: ppt transfusi

Transfusi dilakukan dengan transfusi set yang memiliki saringan untuk menghalangi bekuan fibrin dan partikel debris lainnya. Transfusi set baku memiliki saringan dan ukuran pori-pori 170 mikron. Pada keadaan normal, sebuah transfusi set dapat digunakan untuk 2 sampai 4 unit darah. Vena terbaik untuk kanulasi darah adalah vena pada bagian dorsal tangan dan pada lengan atas. Dalam keadaan darurat dapat dilakukan venaseksi untuk menjamin kelancaran dan kecepatan transfusi.

Page 40: ppt transfusi

Waktu mengambil darah dari lemari es, perhatikan plasmanya. Jika ada tanda-tanda hemolisis (warna coklat hitam, keruh) jangan diberikan. Darah yang belum akan ditransfusikan harus tetap di dalam lemari es.

Sebelum transfusi, diberikan terlebih dahulu 50-100 ml NaCl fisiologik. Jangan menggunakan larutan lain karena dapat merugikan. Larutan dekstrose dan larutan garam hipotonik dapat menyebabkan hemolisis

Page 41: ppt transfusi

Ringer laktat atau larutan lain yang mengandung kalsium akan menyebabkan koagulasi. Jangan menambahkan obat apapun ke dalam darah yang ditransfusikan

Page 42: ppt transfusi

Jika sejumlah besar darah akan ditransfusikan dalam waktu yang singkat, maka dibutuhkan darah hangat, karena darah yang dingin akan mengakibatkan aritmia ventrikel bahkan kematian

Page 43: ppt transfusi

Transfusi set mengalirkan darah 1 ml dalam 20 tetes. Laju tercepat yang bisa tercapai adalah 60 ml permenit. Laju transfusi tergantung pada status kardiopulmoner resipien. Jika status kardiopulmoner normal, maka dapat diberikan 10-15 ml/kgBB dalam waktu 2-4 jam. Jika tidak ada hemovolemia maka batas aman transfusi adalah 1 ml/kgBB/jam (1 unit kurang lebih 3 jam) atau 1000 ml dalam 24 jam. Tetapi jika terdapat gagal jantung yang mengancam maka tidak boleh ditransfusikan melebihi 2 ml/kgBB/jam

Page 44: ppt transfusi

Kasus-kasus dengan perdarahan yang hebat kadang-kadang dibutuhkan transfusi yang cepat sampai 6-7 bag dalam setengah jam. Setelah sirkulasi tampak membaik dikurangi hingga 1 bag tiap 15 menit

Cara-cara Meningkatkan Kecepatan Transfusi: Letakkan botol darah setinggi mungkin. Peningkatan 2 kali

menyebabkan kecepatan transfusi meningkat 2 kali pula. Pergunakan jarum atau kanula sebesar mungkin. Dengan memompakan darah meningkatkan tekanan udara

dalam botol. Dengan memompakan darah-darah yang berada di dalam

kateter bawah.

Page 45: ppt transfusi

Komplikasi Transfusi DarahKomplikasi imunologi

Komplikasi transmisi penyakit infeksius

Bahaya spesifik dari transfusi darah yang masif

Page 46: ppt transfusi

Komplikasi imunologis

Komplikasi imunologi biasanya terjadi pada pasien yang telah menerima donor darah sel darah merah, sel darah putih, platelet, dan protein plasma. Komplikasi yang dapat terjadi adalah reaksi transfusi hemolitik dan reaksi transfusi imun non hemolitik.

Page 47: ppt transfusi

Reaksi transfusi hemolitik : reaksi hemolitik akut & lambat

Reaksi transfusi non hemolitik : reaksi febris, urtikaria, nonkardiogenik

Page 48: ppt transfusi

Komplikasi transmisi penyakit infeksius : infeksi virus, parasit, & bakteri

Bahaya spesifik dari transfusi darah yang massif

Perdarahan massif adalah perdarahan lebih dari sepertiga volume darah dalam waktu kurang dari 30 menit. Transfusi masif adalah transfusi sejumlah darah yang telah disimpan, dengan volume darah yang lebih besar daripada volume darah resipien dalam waktu 24 jam. Berikut adalah bahaya spesifik dari transfusi darah yang massif yaitu koagulopati, hipotermia

Page 49: ppt transfusi

SKENARIO KASUSTn. X, usia 42 tahun datang diantar warga ke UGD

RS.Dustira setelah terjatuh dari motor akibat menabrak truk yang sedang terparkir. Os mengatakan kaki pasien tidak dapat digerakkan, celana pada bagian paha kiri robek dan basah oleh rembesan darah. Warga mengatakan bahwa keadaaan motor korban tampak rusak berat. Korban dibawa ke UGD digotong oleh warga sekitar.

Page 50: ppt transfusi

Pada pemeriksaan fisik di UGD didapatkan :

Kesadaran composmentis, tampak lemah, membuka mata dengan spontan, mampu menjawab pertanyaan namun lemah.

Nadi 120x/m ( takikardi )

Respirasi 30x/m ( takipneu )

Tensi 80/50 mmHg ( hipotensi)

Akral dingin, os terlihat pucat .

Inspeksi :

Look :- Luka lecet pada kepala

- Pergerakan dinding dada simetris, breathing clear

- Fraktur dan luka terbuka pada paha kiri yang tampak masih

mengeluarkan darah.

Feel :

- Palpasi thoraks tidak ada kelainan

- Pada paha kiri, terdapat nyeri tekan.

Page 51: ppt transfusi

Listen :

- Suara napas tambahan (-) airway clear

- VBS kanan = kiri normal, breathing clear

- VF kanan = kiri normal, breathing clear

- Bunyi jantung cepat, irama regular

Page 52: ppt transfusi

Differential Diagnosis :

- Syok hemoragik + open fracture femur sinisrtra

Kriteria diagnosis penyebab syok :

- Adanya perdarahan

- Tanda-tanda klinis syok : kulit dingin, pucat, takikardi, hipotensi, kesadaran menurun, CRT memanjang, takipneu, urin output menurun

Diagnosis kerja :

syok hemoragik ec perdarahan karena fraktur terbuka femur sinistra

Page 53: ppt transfusi

Penatalaksanaan:

1. Airway clear

2. Breathing clear

menjamin airway yang paten dengan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat. pemberian oksigen diberikan untuk mempertahankan saturasi >95%

3. Resusitasi sirkulasi :

hentikan perdarahan balut tekan pada paha kiri

memperoleh akses intravena yang cukup dan menilai perfusi jaringan

apabila kateter sudah terpasang, darah diambil untuk pemeriksaan golongan darag dan crossmatch, darah rutin, pemeriksaan laboratorium yang sesuai, dan pemeriksaan toksikologi.

Page 54: ppt transfusi

resusitasi cairan yaitu

Berikan larutan isotonik hangat/RL / Normal saline:

Cairan jenis ini mengisi volume intravaskuler dalam waktu yang singkat dan juga menstabilkan volume vaskuler dengan cara menggantikan kehilangan cairan yang hilang ke dalam ruang interstisial dan intraseluler. Infus RL yang dihangatkan mendekati suhu tubuh untuk mencegah terjadinya hipotermi. Dosis awal 1-2 L dengan tetesan cepat sebagai bolus. Larutan elektrolit yang digunakan untuk resusitasi awal menggunakan rumus “3 in 1” yaitu 3 mL cairan kristaloid dapat menggantikan 1 mL kehilangan darah.

Respon pasien di observasi selama pemberian cairan.

Page 55: ppt transfusi

Apabila jumlah pemberian cairan resusitasi melebihi dari perkiraan, maka perlu penilaian ulang yang teliti untuk mencari penyebab lain dari syok.

dipertimbangkan kemungkinan pemberian transfusi darah dengan sebelumnya dilakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan darah rutin dan melakukan cross match, transfusi darah dilakukan apabila kadar Hb pasien ≤ 7 mg/dl.

Reposisi fraktur dan pasang bidai, persiapkan untuk pemeriksaan radiologi, foto femur dan foto thorax.