Transfusi , Donor Dan Komersialisasi Darah

download Transfusi , Donor Dan Komersialisasi Darah

of 17

Transcript of Transfusi , Donor Dan Komersialisasi Darah

1. 2.

3. 4.

Untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan dan penyimpangan praktik yang berhubungan dengan transfusi darah telah diatur dalam bentuk peraturan pemerintah ( PP ) diantaranya disebutkan : transfusi darah adalah tindakan medis memberikan darah kepada pasien, yg darah nya telah tersedia dalam botol atau kantong plastik. Usaha transfusi darah adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan yang mencakup masalah-masalah pengaduan, pengolahan dan penyampaian darah kepada orang sakit. Darah adalah darah manusia atau bagian bagian yg diambil dan diolah secara khusus untuk tujuan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Penyumbang darah adalah semua yang memberikan darah untuk maksud dan tujuan transfusi darah

Lembaga yg menyelenggarakan transfusI darah adalah palang merah indonesia ( PMI ). Sejak awal berdirinya, upaya ini menimbulkan masalah tentang hukumnya di kalangan ulama. Karena itu, majlis pertimbangan kesehatan dan syara departemen kesehatan ( MPKS ) REPUBLIK INDONESIA pada 2 oktober 1956 mengeluarkan fatwa HALAL nya.

Permasalahan yg terkait dalam pelaksanaan transfusi darah terkait status kenajisan darah dan keharaman mengkonsumsinya. Para ulama sepakat bahwa hukumnya najis dan haramuntuk di konsumsi. Dasar dalilnya, antara lain disebut dalam al-quran yg artinya : sesungguhnya ALLAH hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,daging babi dan binatang yang ( ketika disembelih) disebut ( nama) selain ALLAH, tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakanya ) sedang dia yidak menginginkanya dan tidak pula melampui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya ALLAH maha pengampun lagi maha penyayang ( Q.S. al baqarah (2) :173)

Dalam tafsir al manar, syeikh sayyid ridla menyebutkan hikmah diharamkannya darah karena berbahaya dan menjijikan, sebagaimana bangkai. Darah menjijikan berdasarkan perasaan umum . Membahayakan karena sulit di cerna dan banyak mengandung zat-zat yang dapat membahayakan tubuh, dimungkinkan memngandung virus atau bakteri berbahaya yang dapat menularkan kepada yg mengkonsumsikannya.

Tidak ada dalil dalam al quran dan hadist yg tegas menyatakan bahwa darah hukumnya najis, kecuali darah haid,sebagaimana di sebutkan dalam hadist nabi SAW : dari asma binti abi bakr r.a. menceritakan, seorang wanita pernah bertanya kepada rasulullah saw, ya rasulullah saw bagaimana pendapat anda bila salah seorang kami kainnya kena darah haid, apa yg harys diperbuat ? Nabi menjawab : jika salah seorang di antara kamu kena darah haid, maka kikislah lalu cuci dengan air, kemudian shalatlah dengan mengenakan pakaian itu ulama berpenda pendapat tentang najisnya darah selain darah haid. Rincian perbedaan pendapat tersebut adalah sebagai berikut : Sebagian besar fikaha menyatakan najisnya darah. Alasanya antara lain : A. darah haram dimakan , mereka menyebutkan 4 alasan diharamkan nya mengkonsumsi sesuatu, jika termasuk salah satu atau lebih illat( sebab), yaitu : 1. terhormatnya sesuatu itu, 2. membahayakan kesehatan, 3. menjijikan 4. najis

1.

2.

Hanya sedikit ulama yg menyatakan bahwa darah tidak najis. Mereka mengemukakan 3 alasan ,yaitu : A. bahwa tiap sesuatu pada asalnya adalah suci kecuali ada dalil yg tegas menajiskannya. Dalam hal ini tidak ada dalil yg menajiskan darah kecuali darah haid. B. Tidak selalu yg haram dimakan adlah najis hukumnya, tetapi tiap yg najis haram di dikonsumsi C. dalil yg menajiskan darah haid bersifat khusus, tidak dapat di gunakan untuk menajiskan darah selain haid.

Tidak ada nash yg jelas tentang hukum transfusi darah. Apalagi jika mengeluarkan darah karena adanya manfaat tertentu. Transfusi darah bagi orang kekurangan darah, dilihat dari segi teknis dan tujuannya dengan mengkonsumsinya secara oral, ulama berbeda pendapat tentang hukumnya, sebagaian mereka mengharamkannya dan mayoritas ulama membolehkan ; alasan ulama yg mengharamkannya , antara lain : Kesepakatan ulama bahwa pada prinsipnya memanfaatkan organ manusia adalah HARAM. Berdasarkan Q.S. al maidah (5):3 , darah yg di maksud bersifat umum, dan darah manusia lebih haram dari pada darah yg lain. Dikhawatirkan transfusi darah justru akan berakibat buruk kepada pihak penerima. Larangan nabi secara khusus, seperti diriwayatkan abu nuaim dari salim abi hind al hujjam : aku pernah membekam rasulullah saw,.setelah selesai segera aku meminum darah bekam itu,dan aku bilang ,ya rasulullah aku telah meminumnaya, kata nabi : celaka engkau salim,tidakkah engkau tahu bahwa darah itu haram,jgn engkau ulangi. Kadang-kadang darah seseorang mengandung bakteri atau berpotensi menularkan penyakit tertentu Berdasarkan hadis nabi bahwa segala penyakit ada obatnya itu, yg dimaksudkan disitu adalah yg halal,tidak termasuk yg haram Darah tidak termasuk pada keadaan darurat yg di bolehkan sebagaimana anggota tubuh yg lainnya

1. 2. 3. 4.

5. 6. 7.

1. 2.

Adapun ulama yg membolehkan transfusi darah , antara lain : Ditinjau dari segi dalil tentang hukum donor darah, tidak ada nash sharih yg secara eksplisit melarangnya Dilihat dari segi manfaatnya menolong orang lain yg sangat memerlukannya, menolong jiwa sesama nya dan jika diniayi untuk mencari ridho ALLAH maka termasuk ibadah

1) 2)

Ada sejumlah ulama kontemporer tentang hukum transfusi darah. Pada umumnya mereka menghalalkannya dengan alasan darurat dan haram menjadikannya sebagai komuditas komersil. Di antara lembaga fatwa yg telah mengeluarkan fatwa tentang hukum transfusi darah, antara lain, majlis agung ulama kerajaan saudi arabia : Kalau benar-benar tidak beresiko, seseorang boleh mendonorkan darahnya untuk membantu kaum muslimin yg membutuhkan Boleh mendirikan bank islam ( semacam PMI) yg bekerja menerima sumbangan donor darah mesyarakat dan kemudian menyimpannya guna membantu kaum muslimin yg memerlukan. Tetapi dengan syarat , pihak bank tidak dibenarkan memungut bayaran dari pasien atau keluarganya terhadap darah yg di sumbangkannya,apalagi mengkomersilkannya

1. 2. 3.

4.

5.

MPKS ( majlis pertimbangan kesehatan dan syara) pada tahun 1956 menetapkan fatwa khusus : Bahwa yg diharamkan mengenai arah dalam al Quran ialah : memakan atau meminumnya , yaitu memasukannya melalui kerongkongan Alim ulama yg berpendapat haramnya darah, adalah beralasan karena darah itu najis Berobat dengan darah boleh hukumnya karena tidak ada nash yg sharih (jelas) dari al Quran dan hadis mengenai : A. haramnya darah buat jadi obat B. najisnya darah C. larangan berobat dengan najis Karena darah itu ada manfaatnya , bahwa ada kalanya terpaksa orang berobat dengan darah dengan jalan memindahkan darah yg sehat dan cocok, maka tetaplah pengobatan dengan pemindahan darah itu boleh hukumnya. Dalam keadaan darurat yg tidak ada obatnya lagi kecuali darah , sehingga si sakit hanya mungkin diselamatkan jiwanya dengan pemindahan darah, maka pengobatan dengan darah untuk si sakit itu tidak saja boleh tetapi wajib hukumnya.

Tidak ada nash yg jelas melarang mendonorkan darah. bagi ulama fikih yg membolehkan transfusi darah mereka menetapkan bahwa mendonorkan darah di bolehkan untuk membantu orang lain yg sangat membutuhkan. Tindakan ini sejalan dan bahkan termasuk dalam kerangka tujuan syariat islam untuk kemaslahatan manusia, menjaga jiwa ( hifzh al-nafs ) jg bertujuan untuk menghindari segala bentuk kemudaratan. Tindakan ini termasuk bentuk tolong menolong dalam kebaikan, sekalan dengan perintah dalam ayat al Q uran : dan tolong menolonglah kamu dalam ( mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran ( Q.s. al maidah (5):2)

Ulama fikih jg mendasarkan pendapat mereka pada tindakan Nabi berbekam dengan cara mengeluarkan darah untuk menghilangkan penyakit, darah yg dikeluarkan itu di buang begitu saja , maka menurut mereka menyumbangkan karena sangat diperlukan tentu jg boleh, bahkan tujuannya untuk menyelamatkan jiwa seseorang. Menyumbangkan darah dengan ikhlas , sangat jelas manfaatnya dapat menyelamatkan jiwa manusia, penyelamatan satu jiwa seolah menyelamatkan seluruh manusia , sebagaimana di jelaskan dalam : dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia , maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusisa semua ( Q.s. al maidah (5):32)

1.

Antara lain : Pihak donor tidak dirugikan ketika transfusi darah dilaksanakan, artinya dia tidak bertanggung jawab atas resiko yg mungkin timbul setelah transfusi darah dilakukan,sejalan dgn kaidah suatu kemudaratan tidak dihilangkan jika menimbulkan kemudaratan yg lain apa yg dibolehkan karena darurat(harus) diukur sesuai dengan kadar kedaruratnya Dilakukan dalam keadaan darurat, tujuannya untuk menyelamatkan orang lain Dilakukan secara suka rela,ikhlas, tanpa paksaan dan tanpa bayaran.

2. 3.

Sebelum membahas tentang hukum jual beli darah, perlu dibahas terlebih dulu hukum memperjualbelikan sesuatu najis.fukaha berbeda pendapat tentang hukumnay,bahkan di kalangan satu mazhab tertentu kadang terjadi beda pendapat. Perbedaan pendapat ulama tersebut terangkum dalam 3 kelompok : a. Mengharamkan secara mutlak b. Menghalalkan secara mutlak c. Membedakan jenisnya, fises manusia dan hewan, fises manusia tidak boleh ,fises hewan boleh berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ulama berbeda pendapat tentang hukum menjual darah. Mayoritas ulama menyatakan bahwasegala cara yg mengacu pada pemberian imbalan bagi donor darah tidak dibenarkan syarak, kecuali jika hanya sekedar makan dan minum atau transportasi yg diberikan kpd pendonor sekadar untuk mengembalikan stamina atau mengganti ongkos perjalanan. Minoritas ulama melihat pada sisi manfaatnya, darah dalam kaitan dengan transfusi darah sangat bermanfaat maka boleh memperjualbelikan.

Mendonorkan darah merupakan pengorbanan yg sangat besar dan sedekah yg paling utama, sebab memberikan darah pada saat seperti itu kedudukannya sama dengan menyelamatkan hidupnya. Apabila bersedekah dengan harta memiliki kedudukan yg demikian tinggi dalam pandangan agama dan mendapat pahala yg besar di sisis ALLAH , akan dilipat gandakan hingga 700 kali, bahkan lebih dari itu maka dermakan darah lebih tinggi kedudukannya dan lebih besar pahala nya Di sisis lain , bentuk amal saleh yg memiliki nilai lebih tinggi dari nilai tersebut adalah memberi pertolongan kepada kepada orang yg membutuhkan pertolongan dan menghilangkan kesusahan seseorang pada saat yg sangat kritis dan sangat membutuhkanya : barangsiapa yang memenuhi keperluan saudaranya maka akan memenihi keperluan nya dan barang siapa yang menghilangkan kesusahan orang muslim maka ALLAH akan menghilangkan kesusahannya pada hari kiamay ( HR.al bukhari dan muslim)

mayoritas ulama berpendapat bahwa secara kepemilikan organ manusia termasuk darah manusia, bukan milik atau hak nya ,tetapi hak ALLAH , maka mengkormesilkannya hukumnya haram Apapun penilaian tentang status darah , dalam keadaan darurat saat tidak ada alternatif lain, untuk pengobatan dan penyembuhan, demi untuk menyelamatkan jiwa manusia, mempercepat proses penyembuhan boleh dilakukan