Anemia Dan Cacingan

39
PENCEGAHAN dan PENANGANAN PADA ANEMIA dan CACINGAN NAMA NIM FazryArzunArasy 34403714038 / IB Feti Liszayanti 34403714041 / IB G ilang Pranata 34403714044 / IB Imam Fatkhu R 34403714047 / IB Im am N F 34403714050 / IB Istiqamah 34403714053 / IB Ixm aludin A F 34403714056 / IB KartikaW M 34403714059 / IB Kiki 34403714062 / IB Lina 34403714065 / IB Lusi L 34403714068 / IB MaratusS 34403714071 / IB Mely 34403714074 / IB

description

anemia dan cacingan

Transcript of Anemia Dan Cacingan

  • PENCEGAHAN dan PENANGANAN PADA ANEMIA dan CACINGAN

    NAMA

    NIM

    Fazry Arzun Arasy

    34403714038 / I B

    Feti Liszayanti

    34403714041 / I B

    Gilang Pranata

    34403714044 / I B

    Imam Fatkhu R

    34403714047 / I B

    Imam N F

    34403714050 / I B

    Istiqamah

    34403714053 / I B

    Ixmaludin A F

    34403714056 / I B

    Kartika W M

    34403714059 / I B

    Kiki

    34403714062 / I B

    Lina

    34403714065 / I B

    Lusi L

    34403714068 / I B

    Maratus S

    34403714071 / I B

    Mely

    34403714074 / I B

  • GIZI Gizi merupakan zat -zat yang masuk ke tubuh yang berguna untuk memelihara fungsi tubuh, menyediakan energi tubuh dan mengatur berbagai proses di dalam tubuh. Gizi diartikan proses menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta menghasilkan tenaga (Djoko Pekik Irianto,2006:2)I Dewa Nyoman Suparisa dkk ( 2002:17 18) Gizi adalah proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ organ serta menghasilkan energi.

  • ANEMIA1. Pengertian Anemia Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan ( Handayani dan Hariwibowo, 2008). Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai hemoglobin, hematokrit, atau jumlah eritrosit permili meter kubik lebih rendah dari normal ( Dallman dan Mentzer, 2006 ). Menurut Ahmad Syafik dkk ( 2008) Anemia didefinisikan sebagai kadar Hb yang rendah akibat kondisi patologis. Sedangkan menurut dkk ( 1998 ) Anemia menurut Anie Kurniawan dkk ( 1998 ) didefinisikan sebagai kadar Hb rendah yang kurang dari normal.

  • 2. Gejala gejala Anemia Menurut Anie Kurniawan dkk, gejala gejala anemia adalah sebagai berikut:a. Lesu, lemah, letih, lelah, lunglai ( 5 L)b. Mengeluh pusing dan mata berkunang kunangc. gejala lebih lanjut kelopak mata, lidah , bibir, kulit dan telapak tangan pucat.

  • Menurut Handayani dan Haribowo ( 2008 ), gejala anemia dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok besar yaitu:a. Gejala umum anemia Gejala ini muncul untuk setiap jenis anemia pada kadar hemoglobin yang rendah. Hal ini dikarenakan terjadinya anoksi organ target dan mekanisme kompensasi pada organ target.

  • Klasifikasi gejala -gejala menurut organ yang terkena:1. Sistem Kardiovaskuler Gejalanya berupa lelah, lesu, sesak napas, gagal jantung dan angina.2. Sistem Saraf Gejalanya berupa : Pusing, sakit kepala, telinga mendenging, mata kunang -kunang iritabilitas, kelemahan otot, lesu dan perasaan dingin pada ekstrimitas.

  • 3. Sistem Urogenital gejalanya berupa : Gangguan haid dan libido menurun4. Sistem Epitel Gejalanya berupa : Kulit dan mukosa pucat, elastisitas kulit menurun, rambut tipis dan halus.

  • b. Gejala khas pada masing masing anemia 1. Gejala anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah dan stomatitis angularis. 2. Gejala anemia asam folat : lidah merah ( buffy tongue) 3. Gejala anemia hemolitik : ikterus, hepatosplenomegali 4. Gejala anemia aplastik: perdarahan kulit dan mukosa serta tanda -tanda infeksi.

  • c. Gejala akibat penyakit dasar Gejala ini timbul akibat penyakit penyakit yang mendasari anemia. Misalnya anemia defisiensi besi terjadi karena kekurangan zat besi yang diakibatkan oleh cacing tambang.

  • Menurut Yayan Akhyar Israr ( 2008 ), anemia pada akirnya menyebabkan lelah, sesak napas dan kurang tenaga dan gejala lainnyya. Gejala yang khas pada anemia defisiensi besi yang tidak dijumpai pada anemia jenis lain yaitu : a. Atrofi papil lidah: Permukaan lidah menjadi mengkilap dan licin dikarenakan papil menghilang. b. Glositis: iritasi lidah

  • c.Keilosis : bibir pecah pecahd. Koilinokia : Kuku jari tangan pecah -pecah dan bentuknya seperti sendok.

  • 3. Penyebab Anemia Anemia disebabkan oleh adanya perdarahan pada luka,kerusakan sel darah merah, gangguan produksi sel darah merah, thalasemia, sickle cell, kekurangan zat besi, kekurangan asam folat, kekurangan vitamin B12 . Pada anemia kronis terjadi mekanisme kompensasi pada jantung untuk mengatasi kekurangan oksigen jaringan. Jantung akan membesar apabila kadar hemoglobin mengalami penurunan sebesar 1 g / dl. Hal ini apabila dibiarkan secara terus menerus akan menyebabkan gagal jantung.

  • Menurut Tarwoto, dkk ( 2010 ) penyebab anemia adalah:a. Mengonsumsi makanan dengan kandungan zat gizi yang sedikit, terutama mengonsumsi makanan nabatib. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan makanan

  • c. Ekskresi zat besi sebesar 0,6 mg, khususnya melalui fecesd. Remaja putri mengalami haid, di mana kehilangan 1,3 mg/hari. Sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dibanding laki laki

  • Menurut Handayani Haribowo ( 2008 ), pada dasarnya gejala anemia timbul karena:a. Anoksia organ target karena berkurangnya pasokan oksigen yang dibawa darah ke jaringanb. Mekanisme kompensasi tubuh terhadap anemia

  • Menurut Anie Kurniawan, dkk ( 1998 ), anemia gizi disebabkan oleh :1.Kandaungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak sebanding dengan yang dibutuhkan tubuh2.Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi3.Meningkatnya pengeluaran zat besi oleh tubuh

  • 4. Pencegahan Anemia Menurut Tarwoto, dkk ( 2010 ), upaya upaya untuk mencegah anemia adalah sebagai berikut;a. Makan makanan yang mengandung zat besi dari sumber hewani dan nabatib. Banyak makan makanan yang mengandung vitamin c, karena vitamin c membantu penyerapan zat gizi besi di dalam tubuh

  • c. Minum 1 tablet penambah darah setiap hari, khususnya saat haidd. Konsultasikan ke dokter

  • Menurut Lubis ( 2008 ), tindakan penting untuk mencegah kekurangan zat besi adalah :a. Konseling untuk memilih makanan yang kaya zat besib. Meningkatkan konsumsi makanan tinggi zat besi, vitamin c dan menghindari minuman berkaarbonat, teh, kopi, es teh yang menghambat absorbsi besi.

  • c. Suplementasi besi. Pada remaja 1 mg/kgBB/harid. Untuk meningkatkan absorbsi besi sebaiknya pengonsumsian suplemen besi tidak berbarengan dengan kopi, teh, karbonat atau yang mengandung kalsium dan phospat.e. Skrining anemia

  • 5. Pengobatan Anemia Menurut Handayani dan Hariwibowo ( 2008 ), pada kasus anemia perlu diperhatikan prinsip prinsip sebagai berikut :1. Terapi spesifik sebaiknya diberikan setelah diagnosis ditegakkan2. Terapi diberikan atas indikasi yang jelas, rasional dan efisien.

  • Jenis jenis terapi yang dapat diberikan:1. Terapi Gawat Darurat Pada kasus anemia payah jantung atau ancaman payah jantung segera diberikan transfusi sel darah merah yang dimampatkan.2. Terapi khas pada masing masing jenis anemia Terapi ini disesuaikan dengan jenis anemia yang diderita.

  • 3. Terapi kausal Terapi ini ditujukan untuk mengobati penyakit dasar penyebab anemia.4. Terapi ex-juvantivus ( empiris ) Terapi yang diberikan sebelum diagnosa dipastikan, jika terapi ini berhasil; maka diagnosa dapat dikuatkan. Terapi dilakukan hanya jika fasilitas diagnosa tidak mencukupi dan klien perlu diawasi secara ketat. Jika terdapat respon yang baik maka terapi dilanjutkan tetapi jika tidak ada respon maka terapi perlu dievaluasi.

  • Menurut Yayan Ahrar Israr ( 2008 ) setelah diagnosa ditegakkan maka dibuat rencana terapi terhadap anemia defisiensi besi sebagai bearikut:1. Terapi Kausal.2. Memberi preparat besi untuk mengganti kekurangan besi

  • 3. Penatalaksanaan yang juga bisa dilakukan: a. Mengatasi perdarahan b. Memberi preparat besi c. Bedah : menghentikan perdarahan d. Suportif : makan gizi seimbang terutama yang banyak mengandung zat besi

  • Prinsip diet pada penderita anemia adalah tinggi kalori tinggi protein, jadi bukan hanya kuantitatif saja yang dipertimbangkan tapi juga aspek kualitatif dari makanan itu sendiri. Selanjutnya disarankan memakan makanan yang bervariasi dengan kadar zat gizi besi, asam folat, kobalamin dan vitamin c yang tinggi. Hal ini berguna dalam pemenuhan kebutuhan gizi untuk pembentukan energi dan sel darah merah, serta hindari kebiasaan terlalu sering meminum makanan berkarbonasi, kopi, dan teh yang menghambat absorbsi zat besi bagi tubuh.

  • CACINGAN1. Ascaris lumbricoides Hospes cacing ini adalah manusia dengan distribusi penyebaran diseluruh dunia, paling banyak di daerah tropis. Cacing betina lebih besar dibanding dengan cacing jantan. Cacing ini apabila masuk ke dalam tubuh akan beredar ke dalam sistem peredaran darah dan limpa, kemudian akan menuju alveolus, trakea dan akhirnya di laring. Terdapat refleks batuk akibat larva ini, larva selanjutnya akan masuk ke esophagus dan menuju usus halus, di usus halus cacing ini menjadi dewasa.

  • Tubuh kita akan mengalami beberapa gangguan serius akibat cacing ini di antaranya apabila masuk ke paru dapat menyebabkan pneumotitis ascaris dan apabila masuk ke sistem pencernaan akan mengganggu keseimbangan gizi tubuh. Di usus halus cacing ini menyerap makanan dan dapat mengakibatkan obstruksi usus, empedu dan pangkreas. Diagnosis penyakit ini ditegakkan dengan mengobservasi keberadaan telur cacing di feces. Cara pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan cara perorangan dan masal, cara perorangan dilakukan dengan memberi obat cacing : Mebendazol, piperasin, tribendazol, hetrazan,albendazol.levamisol dan pirantelpamoat.

  • 2. Trichuris Trichiura Hospes cacing ini adalah manuia. Cacing ini hidup di uus besar kadanga ada di apendiksitis dan ileum. Penyakit yang ditimbulkan akibat penyakit ini yaitu trichuris.betina lebih besaar dibandingkan jantan, betina ( 35 -50 mm) dan jantan ( 30 -45 mm). Dibagian daepan cacing ini halus dan dibagian belakang lebih tebal.Telur dari Trichuris berkembang di kolon dan tidak beredar sampai ke paru dan jantung.

  • Kelainan patologis yang terjadi adalah terjadinyya kerusakan mekanis pada dinding usus yang kadang dapat pula disertai dengan infeksi. Gejala yang timbul disentri, anemia, prolapsus rektal dan berat badan turun. Diagnosa dengan menemukan telur cacing ini. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan mebendazol, pirantelpalmoat, oksantelpamoat dan levamisol.

  • 3. Cacing Tambang ( Ancylostoma Duodenale dan Necator Americanus ) Hospes cacing ini adalah manusia, dengan tempat hidup di usus terutama di duodenum dan jejenum. Penyakit yang ditimbulkan disebut nekatoriasis dan ankilostomiasis. Cacing ini melekat di dinding usus, kemudian telurnya keluar melalui feces. Saat berbentk larva filiaform masuk melalui pembuluh darah kulit, mengikuti sistem sirkulai, paru, trakea dan esofagus hingga dewasa di usus. Gejala yang timbul akibat cacing ini adalah nekrosis jaringan usus, gangguang gizi dan kehilangan darah.

  • Pendiagnosisan yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengamati keberadaan telur di dalam feces. Sedangkan pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara pemberian mebendazol, albendazol, pirantelpalmoat, bitoskamat dan befenium hidrosinofoat.

  • 4. Strongiloides Stercoralis Hospes cacing ini adalah manusia walaupun terdapat juga pada heawan dan ternak. Cacing ini berkembang di duodenum dan jejunum dan penyakit yang ditimbulkan akibat cacing ini disebut Strongiloidiasis. Terdapat tiga siklus kehidupan cacing ini yaitu:a. Siklus langsung Dari larva Rabditiform berubah menjadi larva filariform kemudian menembus kulit memasuki sistem sirkulasi, menuju paru dan sampai ke trakea dan laring.Karena batuk cacing ini masuk ke sistem pencernaan.

  • b. Siklus tidak langsung Larva rabditiform jantan dan betina hidup bebas kemudian membentuk larva filarifom kemudian masuk ke hospes baru.c. Autoinfeksi Larva rabditiform berkembang didalam usus halus dan daerah perianal, kemudian apabila menembus mukosa maka akan terjadi permulaan daur kehidupan cacing ini di dalam tubuh.

  • Organ sasaran cacing ini yaitu usus, paru dan kulit. Diagnosis dilakukan dengan mengamati keberadaan telur di dalam feces. Pengobatan dilakukan dengan mebendazol, lavamizol dan tiabeendazol.

  • Menurut Hotes ( 2003 ) faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit cacingan dan penyebarannya melalui tanah yaitu :1. Lingkungan Lingkungan yang kumuh merupakan penyebab penyakit cacingan ini.2. Tanah Tanah yang terkontaminasi dengan telur cacing juga mengakibatkan timbulnya penyakit cacingan.

  • 3. Iklim Iklim tropis merupakan faktor yang mendorong munculnya penyakit ini, karena pada daerah tropis kelembaban tinggi.4. Perilaku5. Ekonomi6. Gizi

  • DAFTAR PUSTAKAElmi dkk. 2004. Status Gizi dan Infestasi Cacing Usus pada Anak Sekolah Dasar . Sumatera Utara.Hairunnisa. 2012. Resume Anemia. Pontianak.Huda Syamsul. Anemia.

  • TERIMA KASIH