anemia dalam kehamilan ny serli Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan...

18

description

Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia dalam kehamilan disebut “potential danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak) memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini terdepan (Manuaba I.B.G, 2009, hal.29).

Transcript of anemia dalam kehamilan ny serli Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan...

Page 1: anemia dalam kehamilan ny serli Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap
Page 2: anemia dalam kehamilan ny serli Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai

kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas

sumber daya manusia. Anemia dalam kehamilan disebut “potential danger to mother and

child” (potensial membahayakan ibu dan anak) memerlukan perhatian serius dari semua

pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini terdepan (Manuaba I.B.G, 2009,

hal.29).

Frekuensi ibu hamil dengan anemia lebih banyak terjadi di negara berkembang

dibandingkan dengan negara maju. Di Amerika hanya sekitar 6% ibu hamil yang menderita

anemia, sedangkan di Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5%. Sebagian besar disebabkan karena

kurangnya zat gizi dan perhatian terhadap ibu hamil sehingga dapat menyebabkan terjadinya

anemia defisiensi zat besi. (Saifuddin A.B, 2007, hal.281).

Anemia dalam kehamilan patut diwaspadai karena menjadi penyebab potensial terjadinya

morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Masalah kesehatan ibu hingga saat ini masih menjadi

hal yang memprihatinkan di Indonesia. Hal ini terlihat dari angka kematian ibu (AKI) yang

tertinggi di Asia Tenggara pada tahun 2011 yaitu berkisar 290,8 per 100.000 kelahiran hidup.

( Hidayatullah. 2010).

Pada Dinas kesehatan sulawesi selatan  pada tahun 2011 tercatat 91.020 (87,29%) ibu

hamil yang menderita anemia dari 104.271 ibu hamil yang memeriksakan diri,

diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu anemia ringan 42.510 (50%), anemia sedang

42.043 (46,19%) dan anemia berat 3.467 (3,81%). (bataviase. 2011).

Berdasarkan data yang diperoleh dari medical record RSKDIA Siti Fatimah Makassar

pada tahun 2011 sekitar 276 orang ibu hamil yang memeriksakan dirinya dengan

mengelompokkan anemia ringan 179 orang (64.85%),anemia sedang 92 orang

(33.33%),anemia berat 5 orang (1.81 %) sedangkan pada tahun 2012 mulai dari bulan januari

sampai juni terdapat 56 orang anemia ringan,32 orang anemia sedanf dan 2 orang anemia

berat.

Anemia dapat terjadi karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah. Banyak ibu

hamil mengalami anemia defisiensi zat besi disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak

memenuhi syarat gizi, kebutuhan yang meningkat dan kehamilan berulang dalam waktu

Page 3: anemia dalam kehamilan ny serli Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap

singkat. Cadangan zat besi ibu yang belum pulih akhirnya terkuras untuk keperluan janin

yang dikandung berikutnya. (Indoglobal. 2012).

Banyak penyulit yang dapat muncul pada kehamilan yang disertai dengan anemia,

diantaranya abortus, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, partus prematurus,

perdarahan antepartum, bahkan kematian ibu dan janin (Manuaba I.B.G, 2009, hal.31).

Penanggulangan anemia terutama untuk wanita hamil sudah dilakukan secara nasional

dengan pemberian suplementasi pil zat besi. Ibu hamil sangat disarankan minum pil ini

selama tiga bulan, yang harus diminum setiap hari.(Indoglobal 2012).

Berdasarkan tingginya kejadian anemia, mendorong penulis untuk mengkaji

permasalahan dan memaparkannya lewat karya tulis ilmiah sebagai wujud perhatian dan

tanggung jawab penulis dalam memberikan konstribusi pemikiran pada berbagai pihak yang

berkompeten dengan masalah tersebut guna mencari solusi terbaik atas permasalahan diatas.

B.  Ruang Lingkup Pembahasan

Adapun ruang lingkup pembahasan dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah Bagaimana

menerapkan “Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Pada Ny “K” Dengan Anemia

Ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar yang dilaksanakan pada tanggal 05 dan 17 januari

2014.

C.  Tujuan Penulisan

1.   Tujuan Umum

Dapat melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Pada Ny.“K” Dengan

Anemia Ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar yang dilaksanakan pada tanggal 05 dan

17 januari 2014dengan menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan sesuai

dengan wewenang bidan.

2.   Tujuan Khusus

a.   Dapat melaksanakan pengkajian dan analisis data pada Ny”K” gestasi 28 minggu dengan

anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tanggal 17 januari 2014.

b.   Dapat merumuskan diagnosa/masalah aktual pada Ny.“K” gestasi 28 minggu dengan

anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tanggal 17 januari 2014

Page 4: anemia dalam kehamilan ny serli Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap

c.   Dapat merumuskan diagnosa/masalah potensial pada Ny.“K” gestasi 28 minggu dengan

anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tanggal 17 januari 2014

d.   Dapat mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny”K” gestasi 28

minggu dengan anemia ringan di RSKDIA  Siti Fatimah Makassar tanggal 17 januari

2014.

e.   Dapat menetapkan rencana di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tindakan asuhan kebidanan

pada Ny.“K” gestasi 28 minggu dengan anemia ringan tanggal 17 januari 2014.

f.    Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada Ny.“K” gestasi

28 minggu dengan anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar  tanggal 17 januari

2014.

g.   Dapat mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny.“K” gestasi 28

minggu dengan anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar  tanggal 17 januari

2014.

h.  Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang telah diberikan pada Ny.“K”

gestasi 28 minggu dengan anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tanggal 17

januari 2014.

D.  Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan pada kasus tersebut diatas adalah :

1. Sebagai salah satu persyaratan penulis dalam menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan

Kebidanan Poltekes Kesehatan Makassar.

2. Manfaat praktisi, sebagai salah satu sumber informasi bagi Dinas Kesehatan dalam

menentukan kebijakan khususnya dalam penanganan asuhan kebidanan pada gestasi 28

minggu dengan anemia ringan.

3. Sebagai Manfaat bagi institusi pendidikan dalam penerapan penulisan karya tulis ilmiah

selanjutnya.

4. Sebagai tambahan pengalaman berharga bagi penulis untuk memperluas dan menambah

wawasan dalam asuhan kebidanan.

BAB II

Page 5: anemia dalam kehamilan ny serli Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap

TINJAUAN PUSTAKA

A.  Tinjauan Umum Tentang Kehamilan

Pengertian Kehamilan

a. Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama

haid terakhir (Saifuddin A.B, 2007, hal. 89).

b.   Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari ovulasi sampai persalinan aterm, sekitar

280 hari (Manuaba I.B.G, 2009, hal.125).

B.  Tinjauan Tentang Anemia

1. Pengertian Anemia

a. Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya kadar zat warna merah

dalam sel darah merah atau eritrosit yang disebut sebagai hemoglobin

(http:www//sinarharapan.co.id, diakses 14 juni 2012).

b. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana kadar hemoglobin kurang dari 10 gr /100

ml (Curtis G.B, 2008, hal.322)

2. Macam-Macam Anemia Dalam Kehamilan (Wiknjosastro H, 2002, hal.451-458)

a. Anemia Defisiensi Besi.

Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai adalah anemia kekurangan zat besi. Hal ini

disebabkan karena kurangnya zat besi dalam makanan, karena gangguan resorbsi, atau

karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.

b. Anemia Megaloblastik

Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folik, malnutrisi dan infeksi yang kronik.

c. Anemia Hipoplastik.

Anemia ini disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru.

d. Anemia Hemolitik.

Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari

pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil,

maka anemia biasanya menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan

menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.

Klasifikasi anemia :

1) Menurut Depkes

Page 6: anemia dalam kehamilan ny serli Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap

a)  Normal > 10,5 gr%.

b)  Anemia Ringan 9 – 10,4 gr%.

c)   Anemia Sedang 7,6 – 8,9 gr%.

d)  Anemia Berat < 7,5 gr%.

2) Menurut WHO yang dikutip dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, 2006, hal.30 yang dapat dilakukan

dengan menggunakan metode Sahli yaitu :

a) Hb 11 gr% tidak anemia.

b) Hb 9 – 10 gr% anemia ringan

c) Hb 7 – 8 gr% anemia sedang.

d) Hb < 7 gr% anemia berat.

3.   Patofisiologi Anemia

Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena keperluan akan zat-zat makanan

makin bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang.

Volume darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau

hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan plasma,

sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi). Pertambahan tersebut berbanding sebagai

berikut: plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%. Hemodilusi dianggap sebagai

penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi ibu yaitu dapat

meringankan beban kerja jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, yang

disebabkan oleh peningkatan  cardiac output akibat hipervolemia. Kerja jantung lebih ringan

apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah

tidak naik. Kedua, pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih

sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental. Bertambahnya darah dalam

kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam

kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro H, 2002, hal.448).

4. Tanda dan Gejala Anemia

Gejala umum yang terjadi pada seseorang dengan anemia adalah lemas, pusing, cepat

lelah, mudah mengantuk, konsentrasi menurun, pandangan berkunang-kunang terutama bila

bangkit dari duduk, tampak pucat. Kepucatan dapat dilihat pada konjungtiva

(http://www.sinarharapan.com, diakses 14 juni 2012).

5. Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan (Manuaba I.B.G, 2009, hal.31-32)

a. Bahaya selama kehamilan

Page 7: anemia dalam kehamilan ny serli Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap

1)  Dapat terjadi abortus.

2)  Persalinan prematuritas.

3)  Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim.

4)  Mudah terjadi infeksi.

5)  Mola hidatidosa.

6)  Hiperemesis gravidarum.

7)  Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%).

8)  Perdarahan antepartum.

9)  Ketuban pecah dini.

b. Bahaya terhadap janin

1) Abortus.

2) Terjadi kematian intra uterin.

3) Persalinan prematuritas tinggi.

4) Berat badan lahir rendah.

5) Kelahiran dengan anemia.

6) Dapat terjadi cacat bawaan.

7) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.

8) Intelegensia rendah.

6.   Diagnosis Anemia pada Kehamilan

a. Anamnese: Pada anamnese akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata

berkunang-kunang dan keluhan mual muntah lebih berat pada hamil muda (Manuaba

I.B.G, 2009, hal.30).

b. Pemeriksaan Fisik: Keluhan lemah, kulit pucat, sementara tensi masih dalam batas normal,

pucat pada membran mukosa, dan konjungtiva oleh karena kurangnya sel darah merah

pada pembuluh darah kapiler serta pucat pada kuku dan jari tangan (Saifuddin A.B, 2007,

hal.282).

c. Pemeriksaan: DarahPemeriksaan dan pengawasan Hb untuk menentukan derajat anemia

dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Pemeriksaan darah dilakukan minimal

dua kali selama kehamilan terutama pada trimester satu dan trimester tiga (Manuaba I.B.G,

2009, hal.30).

7.   Pencegahan dan Penanganan Anemia

a. Pencegahan Anemia (Arisman,2010,hal.152-154)

1) Pemberian tablet atau suntikan zat besi

Page 8: anemia dalam kehamilan ny serli Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap

Dosis suplementatif yang dianjurkan dalam satu hari adalah dua tablet (satu tablet

mengandung 60 mgFe dan 200 mg asam folat) yang di makan selama paruh kedua

kehamilan karena pada saat tersebut kebutuhan akan zat besi sangat tinggi.

2) Pendidikan.

Ibu hamil harus diberikan pendidikan yang tepat misalnya tentang bahaya yang mungkin

terjadi akibat anemia. Dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu penyebab anemia

adalah defisiensi zat besi.

3) Modifikasi makanan

Asupan zat besi dari makanan dapat ditingkatkan yaitu dengan pemastian konsumsi

makanan yang  mengandung kalori dan meningkatkan ketersediaan hayati zat besi yang

dimakan, yaitu dengan jalan mempromosikan makanan yang dapat memacu dan

menghindarkan pangan yang bisa mereduksi penyerapan zat besi.

4) Pengawasan penyakit infeksi

Pengawasan penyakit infeksi ini memerlukan upaya kesehatan masyarakat melalui

pencegahan seperti penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi lingkungan dan kebersihan

perorangan.

5) Fortifikasi makanan

Fortifikasi makanan yang banyak dikonsumsi dan diproses secara terpusat merupakan

inti penanganan anemia. Produk makanan fortifikasi yang lazim adalah tepung gandum

serta roti makanan yang terbuat dari jagung dan bubur jagung dan produk susu.

b. Penanganan Anemia

1) Anemia Ringan; Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih dianggap ringan sehingga

hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/ hari besi dan 250 mg asam folat peroral sekali

sehari. Hemoglobin dapat dinaikkan sebanyak 1 gr /dl sehari mulai dari hari kelima dan

seterusnya (Arisman, 2010, hal.150-151).

2) Anemia Sedang: Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg  zat besi dan 500 mg asam

folat peroral sekali sehari. (Arisman, 2010, 150).

3) Anemia Berat: Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2006 yang dikutip

dari “The Management of Nutrition in Major Emergencie’s” (Manajemen Ilmu Gizi

Dalam Keadaan Darurat) penanganan anemia berat dilakukan dengan pemberian preparat

besi 600 mg dan 400 mg asam folat peroral sekali sehari selama 3 bulan.

C.   Tinjauan Variabel Yang Diteliti

1. Umur Ibu

Page 9: anemia dalam kehamilan ny serli Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap

Umur adalah satuan waktu yang mengukur keberadaan suatu benda atau mahluk, baik

yang hidup maupun mati. Misalnya manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia

lahir hingga waktu umur itu dihitung. Ada banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya

berbagai komplikasi pada masa kehamilan diantaranya adalah umur ibu pada saat hamil.

Jika umur ibu terlalu muda yaitu usia kurang dari 20 tahun, secara fisik rahim dan panggul

belum berkembang optimal sehingga dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian

pada masa kehamilan, persalinan dan nifas. Secara mental ibu belum siap menghadapi segala

perubahan pada masa kehamilan, dimana dalam usia kurang dari 20 tahun ibu takut terjadi

perubahan pada postur tubuhnya/takut gemuk, sehingga ibu cenderung mengurangi porsi

makan, sehingga asupan gizi termasuk asupan zat besi kurang yang berakibat bisa terjadi

anemia. Sedangkan pada usia diatas 35 tahun kondisi kesehatan ibu mulai menurun, fungsi

rahim menurun, serta meningkatnya komplikasi medis pada kehamilan sampai persalinan

seperti perdarahan antepartum dan perdarahan post partum yang berakibat terjadinya anemia

pada ibu, diakses tanggal 18 Juni 2011).

2. Paritas

Menurut Helen Varney (2002), paritas adalah jumlah kehamilan yang diakhiri dengan

kelahiran janin yang memenuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan (28 minggu atau

1000 gram).

Terlalu banyak anak (> 4 orang) dapat mengakibatkan terjadinya penyulit dalam

kehamilan sampai melahirkan, diantaranya adalah anemia. Makin sering seorang wanita

mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi

makin anemis. Jika persediaan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan

Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya (Manuaba, IGB,

2001).

.

Page 10: anemia dalam kehamilan ny serli Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka konsep

A. Dasar pemikiran variabel penelitian

Anemia adalah keadaan menurunnya kadar hemoglobin dan sel-sel darah merah dibawah nilai

normal yang dipatok untuk perorangan. Anemia pada ibu hamil erat kaitannya dengan

pendidikan ibu, paritas, umur ibu dan umur kehamilan, sedangkan faktor-faktor lain yang erat

kaitannya dengan anemia pada ibu hamil tetapi tidak di teliti yaitu status ekonomi dan

frekuensi ANC.

1. Umur Ibu.

Umur adalah satuan waktu yang mengukur keberadaan suatu benda atau mahluk, baik

yang hidup maupun mati. Misalnya manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir

hingga waktu umur itu dihitung. Pada usia antara 20 tahun sampai 35 tahun merupakan usia

paling baik untuk proses kehamilan dan persalinan, karena pada usia tersebut secara fisik

kondisi kesehatan ibu optimal, organ-organ reproduksi sudah matang, sehingga proses

kehamilan dan persalinan dapat dilalui dengan aman dan sehat.

Jika umur ibu terlalu muda yaitu usia kurang dari 20 tahun, secara fisik rahim dan panggul

belum berkembang optimal sehingga dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian

pada masa kehamilan, persalinan dan nifas. Secara mental ibu belum siap menghadapi segala

perubahan pada masa kehamilan, dimana dalam usia kurang dari 20 tahun ibu takut terjadi

perubahan pada postur tubuhnya/takut gemuk, sehingga ibu cenderung mengurangi porsi

makan, sehingga asupan gizi termasuk asupan zat besi kurang yang berakibat bisa terjadi

anemia.

Sedangkan pada usia diatas 35 tahun kondisi kesehatan ibu mulai menurun, fungsi rahim

menurun, serta meningkatnya komplikasi medis pada kehamilan sampai persalinan seperti

perdarahan antepartum dan perdarahan post partum yang berakibat terjadinya anemia pada

ibu

2. Paritas

Paritas adalah jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran janin yang memenuhi

syarat untuk melangsungkan kehidupan. Paritas memberi pengaruh besar pada terjadinya

Page 11: anemia dalam kehamilan ny serli Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap

anemia pada ibu hamil, makin sering ibu mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin

banyak kehilangan zat besi dan makin meningkatkan kejadian anemia.

Terlalu banyak anak (> 4 orang) dapat mengakibatkan terjadinya penyulit dalam

kehamilan sampai melahirkan, diantaranya adalah anemia. Makin sering seorang wanita

mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi

makin anemis. Jika persediaan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan

Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya (Manuaba, IGB,

2001).Maka dari itu berikan tablet Fe pada ibu hamil minimal 90 tablet.

B. Kerangka konsep

Berdasarkan pemikiran yang dirumuskan, maka disusunlah konsep variable yang diteliti :

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari kata hopo dan thesis. Hipo rtinya sementara / lemah kebenaranya

dan thesis artinya pernyataan / teori.Dengan demikian hipotesis pernyataan yang perlu diuji

kebenaranya.( Hastono 2006)

Faktor interna (Karakteristik) Ibu

- Umur ibu

- Umur Kehamilan

- Paritas

Fakktor Eksterna:

- Pendidikan

- Pengetahuan

- Sosial Budaya

- Ekonomi

ANEMIA

Page 12: anemia dalam kehamilan ny serli Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap

Dalam pengujian hipotesis yaitu hipotesis nol ( Ho) dan dalam hipotesis (Ha), berikut akan

diuraikan lebih jelas tentang masing” hipotesis tersebut

a. Hipotesis Nol

Hipotesis yang menyatakan ada perbedaan sesuatu kejadian antara kedua kelompok.atau

hipotesis yang menyatakan tindak ada hubungan antara variabel satu dengan variabel

lainnya.

b. Hipotesis Alternatif ( Ha )

Hipotesis yangmenyatakan ada perbedaan sesuatu kejadian antara kedua kelompak.atau

hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya.

Hipotesis yang digunakan oleh penelitian adalah Hipotesis Alternatif,yaitu ada hubugan

antara Pendidikan Ibu hamil dengan Kejadian Anemia.

Daftar pustaka

Dalam Parwirhaso S.Ilmu Kebidan.Edisi Ke -4.Jakarta : Bagian Obstetri Ginekologi FKUL

2008; 278-87.

Page 13: anemia dalam kehamilan ny serli Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap

Notoatamodjo 2002.Metodologi penelitian Kesehatan .Jakarrta : EGC.

Rofiq A 2008.Anemia pada ibu Hamil.Availabel from:http:// rofiqahmad.wordpress.com

Suheimi,HK 2008.Annemia dalam kehamila.