anemia dalam kehamilan ny serli Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan...
-
Upload
gexz-windha-suardika -
Category
Documents
-
view
19 -
download
0
description
Transcript of anemia dalam kehamilan ny serli Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas
sumber daya manusia. Anemia dalam kehamilan disebut “potential danger to mother and
child” (potensial membahayakan ibu dan anak) memerlukan perhatian serius dari semua
pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini terdepan (Manuaba I.B.G, 2009,
hal.29).
Frekuensi ibu hamil dengan anemia lebih banyak terjadi di negara berkembang
dibandingkan dengan negara maju. Di Amerika hanya sekitar 6% ibu hamil yang menderita
anemia, sedangkan di Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5%. Sebagian besar disebabkan karena
kurangnya zat gizi dan perhatian terhadap ibu hamil sehingga dapat menyebabkan terjadinya
anemia defisiensi zat besi. (Saifuddin A.B, 2007, hal.281).
Anemia dalam kehamilan patut diwaspadai karena menjadi penyebab potensial terjadinya
morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Masalah kesehatan ibu hingga saat ini masih menjadi
hal yang memprihatinkan di Indonesia. Hal ini terlihat dari angka kematian ibu (AKI) yang
tertinggi di Asia Tenggara pada tahun 2011 yaitu berkisar 290,8 per 100.000 kelahiran hidup.
( Hidayatullah. 2010).
Pada Dinas kesehatan sulawesi selatan pada tahun 2011 tercatat 91.020 (87,29%) ibu
hamil yang menderita anemia dari 104.271 ibu hamil yang memeriksakan diri,
diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu anemia ringan 42.510 (50%), anemia sedang
42.043 (46,19%) dan anemia berat 3.467 (3,81%). (bataviase. 2011).
Berdasarkan data yang diperoleh dari medical record RSKDIA Siti Fatimah Makassar
pada tahun 2011 sekitar 276 orang ibu hamil yang memeriksakan dirinya dengan
mengelompokkan anemia ringan 179 orang (64.85%),anemia sedang 92 orang
(33.33%),anemia berat 5 orang (1.81 %) sedangkan pada tahun 2012 mulai dari bulan januari
sampai juni terdapat 56 orang anemia ringan,32 orang anemia sedanf dan 2 orang anemia
berat.
Anemia dapat terjadi karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah. Banyak ibu
hamil mengalami anemia defisiensi zat besi disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak
memenuhi syarat gizi, kebutuhan yang meningkat dan kehamilan berulang dalam waktu
singkat. Cadangan zat besi ibu yang belum pulih akhirnya terkuras untuk keperluan janin
yang dikandung berikutnya. (Indoglobal. 2012).
Banyak penyulit yang dapat muncul pada kehamilan yang disertai dengan anemia,
diantaranya abortus, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, partus prematurus,
perdarahan antepartum, bahkan kematian ibu dan janin (Manuaba I.B.G, 2009, hal.31).
Penanggulangan anemia terutama untuk wanita hamil sudah dilakukan secara nasional
dengan pemberian suplementasi pil zat besi. Ibu hamil sangat disarankan minum pil ini
selama tiga bulan, yang harus diminum setiap hari.(Indoglobal 2012).
Berdasarkan tingginya kejadian anemia, mendorong penulis untuk mengkaji
permasalahan dan memaparkannya lewat karya tulis ilmiah sebagai wujud perhatian dan
tanggung jawab penulis dalam memberikan konstribusi pemikiran pada berbagai pihak yang
berkompeten dengan masalah tersebut guna mencari solusi terbaik atas permasalahan diatas.
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Adapun ruang lingkup pembahasan dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah Bagaimana
menerapkan “Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Pada Ny “K” Dengan Anemia
Ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar yang dilaksanakan pada tanggal 05 dan 17 januari
2014.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Pada Ny.“K” Dengan
Anemia Ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar yang dilaksanakan pada tanggal 05 dan
17 januari 2014dengan menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan sesuai
dengan wewenang bidan.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisis data pada Ny”K” gestasi 28 minggu dengan
anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tanggal 17 januari 2014.
b. Dapat merumuskan diagnosa/masalah aktual pada Ny.“K” gestasi 28 minggu dengan
anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tanggal 17 januari 2014
c. Dapat merumuskan diagnosa/masalah potensial pada Ny.“K” gestasi 28 minggu dengan
anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tanggal 17 januari 2014
d. Dapat mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny”K” gestasi 28
minggu dengan anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tanggal 17 januari
2014.
e. Dapat menetapkan rencana di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tindakan asuhan kebidanan
pada Ny.“K” gestasi 28 minggu dengan anemia ringan tanggal 17 januari 2014.
f. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada Ny.“K” gestasi
28 minggu dengan anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tanggal 17 januari
2014.
g. Dapat mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny.“K” gestasi 28
minggu dengan anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tanggal 17 januari
2014.
h. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang telah diberikan pada Ny.“K”
gestasi 28 minggu dengan anemia ringan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tanggal 17
januari 2014.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan pada kasus tersebut diatas adalah :
1. Sebagai salah satu persyaratan penulis dalam menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan
Kebidanan Poltekes Kesehatan Makassar.
2. Manfaat praktisi, sebagai salah satu sumber informasi bagi Dinas Kesehatan dalam
menentukan kebijakan khususnya dalam penanganan asuhan kebidanan pada gestasi 28
minggu dengan anemia ringan.
3. Sebagai Manfaat bagi institusi pendidikan dalam penerapan penulisan karya tulis ilmiah
selanjutnya.
4. Sebagai tambahan pengalaman berharga bagi penulis untuk memperluas dan menambah
wawasan dalam asuhan kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan
Pengertian Kehamilan
a. Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir (Saifuddin A.B, 2007, hal. 89).
b. Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari ovulasi sampai persalinan aterm, sekitar
280 hari (Manuaba I.B.G, 2009, hal.125).
B. Tinjauan Tentang Anemia
1. Pengertian Anemia
a. Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya kadar zat warna merah
dalam sel darah merah atau eritrosit yang disebut sebagai hemoglobin
(http:www//sinarharapan.co.id, diakses 14 juni 2012).
b. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana kadar hemoglobin kurang dari 10 gr /100
ml (Curtis G.B, 2008, hal.322)
2. Macam-Macam Anemia Dalam Kehamilan (Wiknjosastro H, 2002, hal.451-458)
a. Anemia Defisiensi Besi.
Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai adalah anemia kekurangan zat besi. Hal ini
disebabkan karena kurangnya zat besi dalam makanan, karena gangguan resorbsi, atau
karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.
b. Anemia Megaloblastik
Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folik, malnutrisi dan infeksi yang kronik.
c. Anemia Hipoplastik.
Anemia ini disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru.
d. Anemia Hemolitik.
Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari
pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil,
maka anemia biasanya menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan
menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.
Klasifikasi anemia :
1) Menurut Depkes
a) Normal > 10,5 gr%.
b) Anemia Ringan 9 – 10,4 gr%.
c) Anemia Sedang 7,6 – 8,9 gr%.
d) Anemia Berat < 7,5 gr%.
2) Menurut WHO yang dikutip dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, 2006, hal.30 yang dapat dilakukan
dengan menggunakan metode Sahli yaitu :
a) Hb 11 gr% tidak anemia.
b) Hb 9 – 10 gr% anemia ringan
c) Hb 7 – 8 gr% anemia sedang.
d) Hb < 7 gr% anemia berat.
3. Patofisiologi Anemia
Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena keperluan akan zat-zat makanan
makin bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang.
Volume darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau
hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan plasma,
sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi). Pertambahan tersebut berbanding sebagai
berikut: plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%. Hemodilusi dianggap sebagai
penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi ibu yaitu dapat
meringankan beban kerja jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, yang
disebabkan oleh peningkatan cardiac output akibat hipervolemia. Kerja jantung lebih ringan
apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah
tidak naik. Kedua, pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih
sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental. Bertambahnya darah dalam
kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam
kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro H, 2002, hal.448).
4. Tanda dan Gejala Anemia
Gejala umum yang terjadi pada seseorang dengan anemia adalah lemas, pusing, cepat
lelah, mudah mengantuk, konsentrasi menurun, pandangan berkunang-kunang terutama bila
bangkit dari duduk, tampak pucat. Kepucatan dapat dilihat pada konjungtiva
(http://www.sinarharapan.com, diakses 14 juni 2012).
5. Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan (Manuaba I.B.G, 2009, hal.31-32)
a. Bahaya selama kehamilan
1) Dapat terjadi abortus.
2) Persalinan prematuritas.
3) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim.
4) Mudah terjadi infeksi.
5) Mola hidatidosa.
6) Hiperemesis gravidarum.
7) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%).
8) Perdarahan antepartum.
9) Ketuban pecah dini.
b. Bahaya terhadap janin
1) Abortus.
2) Terjadi kematian intra uterin.
3) Persalinan prematuritas tinggi.
4) Berat badan lahir rendah.
5) Kelahiran dengan anemia.
6) Dapat terjadi cacat bawaan.
7) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.
8) Intelegensia rendah.
6. Diagnosis Anemia pada Kehamilan
a. Anamnese: Pada anamnese akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah lebih berat pada hamil muda (Manuaba
I.B.G, 2009, hal.30).
b. Pemeriksaan Fisik: Keluhan lemah, kulit pucat, sementara tensi masih dalam batas normal,
pucat pada membran mukosa, dan konjungtiva oleh karena kurangnya sel darah merah
pada pembuluh darah kapiler serta pucat pada kuku dan jari tangan (Saifuddin A.B, 2007,
hal.282).
c. Pemeriksaan: DarahPemeriksaan dan pengawasan Hb untuk menentukan derajat anemia
dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Pemeriksaan darah dilakukan minimal
dua kali selama kehamilan terutama pada trimester satu dan trimester tiga (Manuaba I.B.G,
2009, hal.30).
7. Pencegahan dan Penanganan Anemia
a. Pencegahan Anemia (Arisman,2010,hal.152-154)
1) Pemberian tablet atau suntikan zat besi
Dosis suplementatif yang dianjurkan dalam satu hari adalah dua tablet (satu tablet
mengandung 60 mgFe dan 200 mg asam folat) yang di makan selama paruh kedua
kehamilan karena pada saat tersebut kebutuhan akan zat besi sangat tinggi.
2) Pendidikan.
Ibu hamil harus diberikan pendidikan yang tepat misalnya tentang bahaya yang mungkin
terjadi akibat anemia. Dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu penyebab anemia
adalah defisiensi zat besi.
3) Modifikasi makanan
Asupan zat besi dari makanan dapat ditingkatkan yaitu dengan pemastian konsumsi
makanan yang mengandung kalori dan meningkatkan ketersediaan hayati zat besi yang
dimakan, yaitu dengan jalan mempromosikan makanan yang dapat memacu dan
menghindarkan pangan yang bisa mereduksi penyerapan zat besi.
4) Pengawasan penyakit infeksi
Pengawasan penyakit infeksi ini memerlukan upaya kesehatan masyarakat melalui
pencegahan seperti penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi lingkungan dan kebersihan
perorangan.
5) Fortifikasi makanan
Fortifikasi makanan yang banyak dikonsumsi dan diproses secara terpusat merupakan
inti penanganan anemia. Produk makanan fortifikasi yang lazim adalah tepung gandum
serta roti makanan yang terbuat dari jagung dan bubur jagung dan produk susu.
b. Penanganan Anemia
1) Anemia Ringan; Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih dianggap ringan sehingga
hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/ hari besi dan 250 mg asam folat peroral sekali
sehari. Hemoglobin dapat dinaikkan sebanyak 1 gr /dl sehari mulai dari hari kelima dan
seterusnya (Arisman, 2010, hal.150-151).
2) Anemia Sedang: Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg asam
folat peroral sekali sehari. (Arisman, 2010, 150).
3) Anemia Berat: Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2006 yang dikutip
dari “The Management of Nutrition in Major Emergencie’s” (Manajemen Ilmu Gizi
Dalam Keadaan Darurat) penanganan anemia berat dilakukan dengan pemberian preparat
besi 600 mg dan 400 mg asam folat peroral sekali sehari selama 3 bulan.
C. Tinjauan Variabel Yang Diteliti
1. Umur Ibu
Umur adalah satuan waktu yang mengukur keberadaan suatu benda atau mahluk, baik
yang hidup maupun mati. Misalnya manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia
lahir hingga waktu umur itu dihitung. Ada banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya
berbagai komplikasi pada masa kehamilan diantaranya adalah umur ibu pada saat hamil.
Jika umur ibu terlalu muda yaitu usia kurang dari 20 tahun, secara fisik rahim dan panggul
belum berkembang optimal sehingga dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian
pada masa kehamilan, persalinan dan nifas. Secara mental ibu belum siap menghadapi segala
perubahan pada masa kehamilan, dimana dalam usia kurang dari 20 tahun ibu takut terjadi
perubahan pada postur tubuhnya/takut gemuk, sehingga ibu cenderung mengurangi porsi
makan, sehingga asupan gizi termasuk asupan zat besi kurang yang berakibat bisa terjadi
anemia. Sedangkan pada usia diatas 35 tahun kondisi kesehatan ibu mulai menurun, fungsi
rahim menurun, serta meningkatnya komplikasi medis pada kehamilan sampai persalinan
seperti perdarahan antepartum dan perdarahan post partum yang berakibat terjadinya anemia
pada ibu, diakses tanggal 18 Juni 2011).
2. Paritas
Menurut Helen Varney (2002), paritas adalah jumlah kehamilan yang diakhiri dengan
kelahiran janin yang memenuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan (28 minggu atau
1000 gram).
Terlalu banyak anak (> 4 orang) dapat mengakibatkan terjadinya penyulit dalam
kehamilan sampai melahirkan, diantaranya adalah anemia. Makin sering seorang wanita
mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi
makin anemis. Jika persediaan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan
Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya (Manuaba, IGB,
2001).
.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka konsep
A. Dasar pemikiran variabel penelitian
Anemia adalah keadaan menurunnya kadar hemoglobin dan sel-sel darah merah dibawah nilai
normal yang dipatok untuk perorangan. Anemia pada ibu hamil erat kaitannya dengan
pendidikan ibu, paritas, umur ibu dan umur kehamilan, sedangkan faktor-faktor lain yang erat
kaitannya dengan anemia pada ibu hamil tetapi tidak di teliti yaitu status ekonomi dan
frekuensi ANC.
1. Umur Ibu.
Umur adalah satuan waktu yang mengukur keberadaan suatu benda atau mahluk, baik
yang hidup maupun mati. Misalnya manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir
hingga waktu umur itu dihitung. Pada usia antara 20 tahun sampai 35 tahun merupakan usia
paling baik untuk proses kehamilan dan persalinan, karena pada usia tersebut secara fisik
kondisi kesehatan ibu optimal, organ-organ reproduksi sudah matang, sehingga proses
kehamilan dan persalinan dapat dilalui dengan aman dan sehat.
Jika umur ibu terlalu muda yaitu usia kurang dari 20 tahun, secara fisik rahim dan panggul
belum berkembang optimal sehingga dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian
pada masa kehamilan, persalinan dan nifas. Secara mental ibu belum siap menghadapi segala
perubahan pada masa kehamilan, dimana dalam usia kurang dari 20 tahun ibu takut terjadi
perubahan pada postur tubuhnya/takut gemuk, sehingga ibu cenderung mengurangi porsi
makan, sehingga asupan gizi termasuk asupan zat besi kurang yang berakibat bisa terjadi
anemia.
Sedangkan pada usia diatas 35 tahun kondisi kesehatan ibu mulai menurun, fungsi rahim
menurun, serta meningkatnya komplikasi medis pada kehamilan sampai persalinan seperti
perdarahan antepartum dan perdarahan post partum yang berakibat terjadinya anemia pada
ibu
2. Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran janin yang memenuhi
syarat untuk melangsungkan kehidupan. Paritas memberi pengaruh besar pada terjadinya
anemia pada ibu hamil, makin sering ibu mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin
banyak kehilangan zat besi dan makin meningkatkan kejadian anemia.
Terlalu banyak anak (> 4 orang) dapat mengakibatkan terjadinya penyulit dalam
kehamilan sampai melahirkan, diantaranya adalah anemia. Makin sering seorang wanita
mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi
makin anemis. Jika persediaan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan
Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya (Manuaba, IGB,
2001).Maka dari itu berikan tablet Fe pada ibu hamil minimal 90 tablet.
B. Kerangka konsep
Berdasarkan pemikiran yang dirumuskan, maka disusunlah konsep variable yang diteliti :
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari kata hopo dan thesis. Hipo rtinya sementara / lemah kebenaranya
dan thesis artinya pernyataan / teori.Dengan demikian hipotesis pernyataan yang perlu diuji
kebenaranya.( Hastono 2006)
Faktor interna (Karakteristik) Ibu
- Umur ibu
- Umur Kehamilan
- Paritas
Fakktor Eksterna:
- Pendidikan
- Pengetahuan
- Sosial Budaya
- Ekonomi
ANEMIA
Dalam pengujian hipotesis yaitu hipotesis nol ( Ho) dan dalam hipotesis (Ha), berikut akan
diuraikan lebih jelas tentang masing” hipotesis tersebut
a. Hipotesis Nol
Hipotesis yang menyatakan ada perbedaan sesuatu kejadian antara kedua kelompok.atau
hipotesis yang menyatakan tindak ada hubungan antara variabel satu dengan variabel
lainnya.
b. Hipotesis Alternatif ( Ha )
Hipotesis yangmenyatakan ada perbedaan sesuatu kejadian antara kedua kelompak.atau
hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya.
Hipotesis yang digunakan oleh penelitian adalah Hipotesis Alternatif,yaitu ada hubugan
antara Pendidikan Ibu hamil dengan Kejadian Anemia.
Daftar pustaka
Dalam Parwirhaso S.Ilmu Kebidan.Edisi Ke -4.Jakarta : Bagian Obstetri Ginekologi FKUL
2008; 278-87.
Notoatamodjo 2002.Metodologi penelitian Kesehatan .Jakarrta : EGC.
Rofiq A 2008.Anemia pada ibu Hamil.Availabel from:http:// rofiqahmad.wordpress.com
Suheimi,HK 2008.Annemia dalam kehamila.