Anemia
-
Upload
nida-dhida-masitoh -
Category
Documents
-
view
75 -
download
0
Transcript of Anemia
ANEMIA
By
Anas Khafid
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SEL DARAH MERAH
DEFINISI
Merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin yg tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dalam tubuh
Secara laboratoris, dijabarkan anemia sebagai penurunan kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit dibawah normal
KRITERIA ANEMIA
Batasan nilai hemoglobin menurut WHO (1968) Laki-laki dewasa : Hb <13 gr/dl Perempuan dewasa tidak hamil : Hb < 12 gr/dl Perempuan hamil : Hb <11 gr/dl Anak usia 6-14 tahun Hb < 12
gr/dl Anak usia 6 bulan – 6 tahun Hb <11
gr/dl Kriteria anemia di klinik / RS
Hb < 10 gr/dl Hematokrit < 30 % Eritrosit < 2,8 juta / mm2
DERAJAT ANEMIA
Ditentukan oleh kadar Hb Ringan sekali Hb 10gr/dl-13
gr/dl Ringan Hb 8gr/dl-9,9
gr/dl Sedang Hb 6 gr/dl-7,9
gr/dl Berat Hb < 6 gr/dl
PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah merah atau kehilangan sel darah merah melalui perdarahan kronis, perdarahan mendadak, atau lisis (destruksi) sel darah merah yg berlebihan.
Timbul gejala : Anoksia target karena berkurangnya jumlah
oksigen yg dapat dibawa oleh darah ke jaringan Mekanisme kompensasi tubuh terhadap anemia Kedua penyebab ini akan menimbulkan gejala yg
disebut sindrom anemia
SKEMA PATOFISIOLOGI ANEMIA
Penurunan eritrosit & Hb
Kapasitas angkut O2 menurun
Anoksia organ target Mekanisme kompensasi tubuh
Menimbulkan gejala anemia pd organ yg terkena
Sistm cardiovaskuler Sistm syaraf
Sistm urogenital
epitel
Penurunan afitas Hb thdp O2 dg meningkatkan enzim 2,3 DPG (dipspo gliserat)
Peningkatan curah
jantung
Redistribusi aliran darah
Penurunan tekanan O2
vena
Gejala anemia
GEJALA ANEMIA
Gejala umum Sistem cardiovaskuler ; lesu, cepat lelah,
palpitasi, takikardi, sesak nafas saat aktivitas, angina pektoris, dan gagal jantung
Sistem syaraf : sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang, kelemahan otot, iritabilitas, lesu, serta persaan dingin pada ekstremitas
Sistem urogenitas : gangguan haid dan libido menurun
Epitel : warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas menurun, rambut tipis dan halus.
Gejala khas masing-masing anemia : Anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil
lidah, stomatitis angularis. Anemia defisiensi asam folat : lidah merah (buffy
tongue) Anemia hemolitik : ekterus dan
hepatosplenomegali Anemia aplastik : perdarahan kulit atau mukosa
dan tanda-tanda infeksi
Gejala akibat penyakit dasar Gejala ini timbul karena penyakit-penyakit yg
mendasari anemia tersebut, misal anemia defisiensi besi yg disebabkan oleh infeksi cacing tambang berat akan menimbulkan gejala spt pembesaran parotis dan telapak tangan berwarna kuning seperti jerami
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan lab hematologi 1. Tes penyaring
1. Kadar Hb2. Indeks eritrosit (MCV, MCH, dan MCHC)3. Apusan darah tepi
2. pemeriksaan rutin untuk mengetahui kelainan sistem leukosit dan trombosit ( LED, hitung deferensial, hitng retikulosit)
3. Pemeriksaan sumsum tulang 4. Pemeriksaan indikasi khusus : akan dikerjakan
jika telah mempunyai dugaan diagnosa asal sehingga fungsinya untuk mengonfirmasi.
5. Anemia defisiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin dan feritin serum
6. Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12
7. Anemia hemolitik : hitung retikulosit, tes coombs, dan elektroforesis
8. Anemia pada leukemia akut biasanya dilakukan pemeriksaan sitokimia.
2. Pemeriksaan lab non hematologi1. Faal ginjal2. Faal Endokrin 3. Asam urat4. Faal hati5. Biakan kuman
3. Pemeriksaan penunjang lain 1. Biopsi dilanjutkan dengan histopatologi2. Radiologi : thorak, bone suvey, USG,
limfangiografi3. Pemeriksaan sitogenik4. Pemeriksaan biologi molekuler (PCR :
polymerase chain reaction, FISH : fluorescence in situ hybridization)
PENATALAKSANAAN TERAPI
1. Terapi gawat darurat Pd anemia dg payah jantung atau ancaman payah jantung, maka harus diberikan terapi darurat dengan tranfusi sel darah merah (PRC) untuk mencegah perburukan
2. Terapi khas untuk masing-masing anemiaMisal preparat besi untuk defisiensi besi
3. Terapi kausal untuk mengobati penyakit dasar yg menjadi penyebab anemia. Misal anemia defisien si besi yg disebabkan oleh cacing tambang harus diberikan anti cacing tambang
4. Terapi ex juvantivus (empiris)Terapi ini hanya dilakukan jika tidak tersedia fasilitas diagnosis yg mencukupi ( penderita harus diawasi secara ketat)
ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI
DEFINISI
Anemia yg timbul akibat kosongnya cadangan zat besi dalam tubuh, sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang yg pada akhirnya pembentukan hemoglobin berkurang
ETIOLOGI
1. Kehilangan zat besi krn perdarahan menahun misal :
1. Saluran cerna : akibat dari tukak peptik kangker lambung, kangker kolon, divertikulosis, hemoroid, infeksi cacing tambang
2. Saluran genetalia wanita : menoragi atau metroragi3. Saluran kemih : hematuria4. Saluran nafas : hemoptoe
2. Faktor nutrisi : akibat kurang jumlah zat besi dalam makanan
3. Kebutuhan besi meningkat : spt pada prematuritas dalam masa pertumbuhan dan kehamilan
4. Gangguan absorbsi besi : gastrektomi, kolitis kronis
PATOFISIOLOGI
Perdarahan menahun menyebabakan kehilangan zat besi shg menyebabkan cadangan zat besi menurun hal ini disebut (irone dipleted state)
Kekurangan zat besi berlanjut eritropoesis berkurang gangguan bentuk eritrosit hal ini di sebut (deficent erythropoesis)
Sehingga timbul anemia hipokromik mikrositik disebut (deficiensi anemia) terjadi kekurangang zat besi pada epitel serta pada beberapa enzim menimbulkan gejala pada kuku, epitel mulut dan faring, serta gejala lain
GEJALA KLINIS
1. Gejala umum (sindrome anemia)Lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang,
telinga mendenging, (pada anemia defisiensi zat besi tidak mencolok)
2. Gejala khas akibat defisensi besi Koilorikia: kuku (kuku sendok, rapuh, bergaris-
garis vertikal) Atrofi papila lidah : permukaan lidah licin,
mengkilap krn papila lidah menghilang Stomatitis angularis : peradangan pd sudut mulut,
bercak warna pucat keputihan Disfagia : nyeri menelan (kerusakan epitel
hipofaring) Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan
alkoria
3. Gejala penyakit dasar Anemia defisiensi besi disebabkan cacaing tambang dijumpai : dispepsia, parotis bengkak kulit telapak tangan berwana kunign
PEMERIKASAAN LAB
Kadar Hb dan eritrosit : mikrositik hipokromik (Hb ringang s/d berat), apusan darah menunjukan mikrositik hipokromik, anisositosisi, poikilositosis anulosis, leukosit dan trombosit normal, retikulosit rendah
Totol iron binding capasity (TIBC) menurun < 50 mg/dl
Kadar serum feritin: jika terjadi infeksi feritin sampai dengan 60 Ug/dl
Portoporfirin meningkat hingga > 100 Ug/dl Sumsum tulang menunjukkan hiperplasia
normoblastik.
PENATALAKSANAAN MEDIS DAN TERAPI
Terapi kausal : tergantung penyebab misal : cacing tambang, hemoroid dan monoragi
Pemberian preparat besi Besi peroral : sulfat, glukonat, fumarat dan
suksinat pemberian sambai 6 bulan Besi parenteral : diberikan bila ada indikasi
malabsorbsi, kurang toleransi terhadap oral, kurang kooperatif, membutuhkan Hb secara cepat (pre operasi, hamil) preparat obat iron dextra komplex dan iron citic acid complex (IM/ IV)
Pengobatan lain Diet tinggi protein terutama hewani Vitamin C 3x 100 mg (untuk meningkatkan
absorbsi besi) Tranfusi darah indikasi dengan defisiensi besi
Andanya penyakit jantung anemik Anemia yg simtomatik Penderita memerlukan peningkatan Hb yg cepat
ANEMIA MEGALOBLASTIK
DEFINISI
Anemia yg ditandai dg adanya sel megaloblast dalam sumsum tulang
Sel megaloblas : sel perkusor yg eritrosit dg bentuk sel yg besar, dimana maturasi sitoplasma normal tetapi inti besar dg susunan kromosom yg longgar
ETIOLOGI
1. Defisiensi vit B121. Asupan kurang : pada vegetarian2. Malabsorbsi3. Gangguan metabolik seluler
2. Defisiensi asam folat 1. Asupan kurang 2. Peningkatan kebutuhan3. Gangguan metabolisme folat4. Penurunan cadangan folat di hati
KLASIFIKASI
Anemia megaloblastik krn defisiensi vit b12 Anemia megaloblastik krn defisiensi asam
folat Anemia megaloblastik krn kombinasi
defisiensi vit B12 dan asam folat.
PATOFISIOLOGI
akibat defisiensi vit 12 dan as folat gangguan Sintesis DNA sel2 eritoblast, pembentukan mielin terganggu terjadi perlambatan maturasi inti sel kromatin lebih longgar dan sel menjadi lebih besar krn pembelahan sel yg lambat (sel megaloblas)
Sel megaloblas fungsinya tidak normal dihancurkan saat masih di sumsum tulang eritopoesis infeksis masa hidup eritrosit lbh pendek anemia
GEJALA KLINIS
Anemia karena eritropoisis yg inefektif Ikterus ringan akibat pemecahan globin Glositis dg lidah berwarna merah, spt daging
(buffy tongue) stomatitis angularis Purpura trombositopeni krn maturasi
megakarosit terganggu Neuropati pada defisiensi vit B12
LABORATORIUM Hb : penurunan 3-4mg/dl Makrosit berbentuk oval dg poikilositosis berat,
MCV meningkat 110-125 fl, retikulosit normal Sering di jumpai leukopenia ringan dg
hipersegmentasi neutrofil Kadang di temukan trombositopenia ringan Px sumsum tulang di temukan gejala :
Hiperplasia eritoid sel megaloblast Giant metamyelocyte Sel megakariosit besar Cadangan besi sumsum tulang meningkat
Kadar bilirubin indirek serum dan LDH meningkat
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Untuk kekurangan vit B12 yg dilakukan :1. Anamnesis makanan2. Tes absorbsi vit B12 3. Penentuan faktor intrinsik dan antibodi
terhadap sel pareital lambung4. Endoskopi foto saluran makanan bagian atas5. Analisis cairan lambung
2. Untuk kekurangan asam folat yg dilakukan 1. Tes malabsorbsi2. Biopsi jejenum3. Tanda-tanda penyakit dasar penyebab
PENATALAKSANAAN MEDIS / TERAPI
1. Terapi suportif : tranfusi bila ada hipoksia dan suspensi trombosit bila trombositopenia mengancam jiwa
2. Terapi untuk defisiensi vit B121. Pemberian vit B12 100-1000 Ug/hari (IM)
selama 2 minggu selanjutnya B12 100-1000 Ug / bulan.
2. Tranfusi darah sebaiknya dihindari kecuali ada kelainan faal jantung, hipotensi, infeksi berat
3. Terapi untuk defisiensi asam folat : pemberian AF 1-5 mg/hari (oral) selama 4 bln , jika tidak ada malabsorbsi
4. Terapi penyakit dasar : menghentikan obat penyebab anemia megaloblastik
ANEMIA HEMOLITIK
DEFINISI
Anemia yg disebabkan oleh proses hemolisis, yaitu pemecahan eritrosit dalam pembuluh darah sebelum waktunya
KLASIFIKASI
1. Anemia hemolitik krn faktor dari eritrosit sendiri (intrakorpuskular), sebagian besar bersifat herediter-familier.
2. Anemia hemolitik krn faktor luar eritrosit (ekstrakorpuskular) yg sebagian besar bersifat didapatkan
ETIOLOGI
1. Anemia sel sabit 2. Malaria3. Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir4. Reaksi tranfusi
PATOFISIOLOGI
1. Penurunan kadar hemoglobin anemia Hemolisis dpt terdjadi berlahan2 tubuh
mengalami kompensasi Hemolisis dpt terdjadi tiba-tiba penurunan
hemoglobin
2. Komponen sumsum tulang meningkatkan eritropisis. Peningkatan eritropoisis ditandai dg peningkatan jumlah eritroblas dlm sumsum tulang shg terjadi hiperplasia normoblastik
3. Peningkatan hasil pemecahan eritrosit dalam tubuh. Hemolisis berdasarkan tempatnya dibagi menjadi dua
1. Hemolisis ekstravaskuler2. Hemolisis intravaskuler
Hemolisis ekstravaskuler
Hemoglisis terjadi pada sel makrofag dr sistem RES (retikulo entotelial sistem) terutama pada lien, hepar dan sumsum tulang
Lisis terjadi karena kerusakan membran presipitasi hemoglobin dlm sitoplasma dan fleksibilitas eritrosit
Pemecahan eritrosit menghasilkan globin yg akan dikembalikan ke protein pool. Besi akan dikembalikan ke makrofag selanjutnya akan digunakan kembali,sedangkan protoporfirin akan menghasilkan co dan bilirubin
Bilirubin dlm darah akan berikantan dengan albumin mjd bilirubin indirek, mengalami konjugasi dlm hatu menjadi bilirubin direk, kemudian dibuang mll empedu shg meningkatkan sterkobilinogen dalam feses dan urobilinogen dalam urin.
Hemoglobin
Hem Globin
Besi protoporfirin
Makrofag ( RES)
reutilisasi
CO
Udara habis
Biliribin tdk konjugasi
hati
Bilirubin konjugasi
empedu
Urobilinogen sterptkobilinogen
fesesurin
HEMOLISIS INTRAVASKULER
Pemecahan eritrosin di intravaskuler Hb bebas ke plasma diikat hepato globin HB plasma menurun
Apabila kapasistas hepatoglobin melampaui Hb bebas dalam plasma(hemoglobinemia) terjadi oksidasi metemoglobin (metemoglobinemia)
Hemoglobin bebas akan keluar mll urin (hemoglobinuria)
Pemecahan eritrosit intravaskuler akan melepaskan banyak LDH yg terdapat dlm eritrosit peningkatan LDH
Hemoglobin
Hb bebas dalam plasma
Komplek Hb-hepatoglobin
Komplek Hb-hemopeksin
metmeoglobinemia
hemoglobinemia
Epitel tubulus
hemosiderinuria
Cleareance oleh RES
Cleareance oleh RES