Anemia

33
ANEMIA Oleh: Rahmawati Aliwarman 11101-052 Pembimbing: Dr. Inva Yolanda, Sp.PD

description

anemia

Transcript of Anemia

ANEMIA

Oleh:Rahmawati Aliwarman

11101-052

Pembimbing:Dr. Inva Yolanda, Sp.PD

Anemia

Masalah Dunia

Terutama di Negara berkembang

Dampak pada kesejahteraan sosial, ekonomi, kesehatan fisik

•Penurunan jumlah massa eritrosit

•Tidak dapat membawa O2 ke jaringan perifer

Anemia

•Laki-laki Ht <41%, Hb 13,5gr/dl

•Perempuan Ht <37%, Hb 12gr/dl

Anemia pada dewasa

•Laki-laki dewasa Hb <13gr/dl

•Perempuan tidak hamil Hb <12gr/dl

•Perempuan hamil Hb <11gr/dl

WHO

•<10gr/dl

Indonesia

No Klasifikasi anemia berdasarkan etiopatogenesis

1 Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang A. kekurangan bahan essensial pembentuk eritrosita. Anemia defisiensi besib. Anemia defisiensi asam folatc. Anemia defisiensi vitamin B12

B. gangguan penggunaan besid. Anemia akibat penyakit kronike. Anemia sideroblastik

C. kerusakan sumsum tulangf. Anemia aplastikg. Anemia mieloptisikh. Anemia pada keganasan hematologii. Anemia diseritropoietikj. Anemia pada sindrom mielodisplastik

Anemia akibat kekurangan eritropoietin: Anemia pada gagal ginjal kronik

2 Anemia akibat hemoragiA. Anemia pasca perdarahan akutB. Anemia akibat perdarahan kronik

3 Anemia hemolitikA. Anemia hemolitik intrakorpuskulara. Gangguan membran eritrosit (membranopati)b. Gangguan enzim eritrosit (enzimopati); anemia akibat defisiensi G6PDc. Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)- Thalassemia- Hemoglobinopati structural: HbS, HbE

B. Anemia hemolitik ekstrakorpuskulara. Anemia hemolitik autoimunb. Anemia hemolitik mikroangiopatic. Lain-lain

4 Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis yang komples

Klasifikasi berdasarkan morfologi

• MCV <80 fL• MCH <27 pg

Hipokrom mikrositer

• MCV 80-95 fL• MCH 27-34 pg

Normositik normokrom

• MCV >95 fLMakrositik

No Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi dan etiologi

1 Anemia hipokromik mikrositera. Anemia defisiensi besib. Thalasemia mayorc. Anemia akibat penyakit kronikd. Anemia sideroblastik

2 Anemia normokromik normositera. Anemia paska perdarahan akutb. Anemia aplastikc. Anemia hemolitik didapatd. Anemia akibat penyakit kronike. Anemia pada gagal ginjal kronikf. Anemia pada sindrom mielodisplastikg. Anemia pada keganasan hematologik

3 Anemia makrositera. Bentuk megaloblastik

1. anemia defisiensi asam folat2. anemia defisiensi B12, termasuk anemia perniseosa

b. Bentuk non-megaloblastik1. anemia pada penyakit hati kronik2. anemia pada hipotiroidisme3. anemia pada sindrom mielodiplastik

No

Normal Anemia def. Fe

Anemia peny. kronik

1 Fe plasma (mg/dl) 70-90 30 30

2 TIBC 250-400 >450 <200

3 Persen saturasi 30 7 15

4 Kandungan Fe di makrofag

++ - +++

5 Feritin serum 20-200 10 150

6 Reseptor transferin serum

8-28 >28 8-28

Status pasienIdentitasNama pasien : JarunaUmur : 55 tahunJenis kelamin : PerempuanPekerjaan : Ibu rumah tanggaAlamat : Alahan panjang, rumbio jayaStatus pernikahan : Sudah menikahPendidikan : Tamat SDAgama : IslamTanggal masuk : 18/09/2015AnamnesisAutoanamnesisKeluhan utamaPasien merasa pusing-pusing sejak seminggu yang lalu

Riwayat penyakit sekarang•pusing-pusing (+) •Lemah(+), lesu (+), cepat lelah (+),•Pandangan berkunang-kunang(+) •Kaki tangan terasa dingin (+)•Anemia (+) •transfusi darah 5 kali dalam 1 th ini (+) •Transfusi sekali dalam 4 bulan 5-7 kantong•nyeri di ulu hati (+)•buang air besar kehitaman (+)

Riwayat penyakit dahuluDM (-), anemia (+), jantung (-), Maag (-)

Riwayat penyakit keluargaKeluarga (-)

Riwayat pekerjaan, sosial ekonomi, kejiwaan dan kebiasaanibu rumah tangga, menjaga cucunya, dan bekerja di ladang menanam sayuran Merokok (+), minum alkohol (+), olahraga (+)

Pemeriksaan Tanda VitalT : 90/60mm/HgPols : 76 x/menitRR : 24 x/menitT : 36,3 ºC

Pemeriksaan Fisik diagnostikKeadaan umum : tampak sakit sedangKeadaan gizi : sedangKesadaran : komposmentisTinggi badan : 155Berat badan : 41kg

Pemeriksaan GeneralisataA. Pemeriksaan KepalaKepala : Normocephal (+)Mata : CA (+/+), SI (-/-)Telinga : Normotia B. Pemeriksaan LeherInspeksi : Bentuk simetrisPalpasi : pembesaran KGB (-)Trakea : deviasi trakea (-)Kelenjar tiroid: pembesaran kelenjar (-)

C. Pemeriksaan ThorakParuInspeksi : NormochestPerkusi : Sonor (+/+)Palpasi : Fremitus (+/+)Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-)JantungInspeksi : Iktus kordis (-)Palpasi : Iktus kordis (+), midclavikula sinistra di SIC VPerkusi : batas atas : SIC III kiri

Batas kanan : linea parasternalis dextra Batas kiri : di linea midclavikula sinistra Batas bawah: SIC V

Auskultasi : Bunyi jantung regular, gallop (-/-), murmur (-/-)

D. Pemeriksaan AbdomenInspeksi : simetris (+)Auskultasi : Bising usus (+)Perkusi : Timpani (+), SIC V batas paru heparPalpasi : nyeri tekan di epigastrium (+)E. Pemeriksaan EkstremitasTangan : pucat (+), CRT >2detikPemeriksaan LokalisataPemeriksaan abdomen : Nyeri tekan di ulu hati (+)

Pemeriksaan penunjangDarah lengkapHemoglobin : 4,2 gr%Leukosit : 6,1 103/mm3

Hematokrit : 15,8 %Trombosit : 390 103/mm3

DiabetesKGD : 98 mg/dlFungsi hatiSGOT : 13 U/LSGPT : 10 U/LFungsi ginjalCreatinin: 0,6 mg/dlUreum : 15 mg/dl

Feses rutinMakro : Warna :kuning

kecoklatanKonsistensi : padatDarah : negativeLender :

negativeMikro : eritrosit : 0-2 LPB

Leukosit : 0-3 LPBAmoeba : negativeSisa makanan :

positifTelor cacing : negative

Morfologi Eritrosit: Mikrositer (+)hipokrom (+) anisositosis (+) Fragmentosit (+)

Leukosit: jumlah cukup↑eosinofil 20%

Trombosit: jumlah cukupmorfologi normal

Kesan: Anemia hipokrom mikrositer dengan sangkaan suatu gambaran defisiensi besi

EKG: hipertrofi ventrikel kanan (+)

Daftar Masalah•Pusing (+)•Lemas (+)•mata kunang-kunang (+)•Kaki tangan dingin (+)•Anemia (+)•Nyeri ulu hati (+)•BAB kehitaman (+)

Diagnosis dan Diagnosis bandingDiagnosis kerja:PSMBA ed gastritis erosifAnemia gravisDiagnosis banding:Anemia defisiensi besi

PenatalaksanaanNon farmakologiTirah baringFarmakologiDiet sonde via NGTIVFD NaCl 0,9% 20tpmOmeprazol 90gr/12 jamCefotaksim /12 jam ganti ceftriaxoneAsam traneksamat sirup /24 jamEpisan sirup 3x1Benozym 3x1

Follow up1. 19-09-2015S :nyeri uluhati (+), BAB hitam (+), pusing (+), lemah (+)O : BP : 90/60 Hb : 4,2

Puls : 76 CA:(+/+) SI : (-/-)

RR: 24 T : 36,3

A : PSMBA ed gastritis erosif + anemia gravis P : tirah baring + diet bubur

Episan syrBenozym 3x1IVFD NaClCeftriaxone 2x1Omeprazole 2x1Asam tranexamat 1x1

2. 20-09-2015S :nyeri uluhati (+), BAB

hitam (+), pusing (+), lemah (+)O : BP : 100/60 Hb : 4,2

Puls : 80 CA : (+/+) SI: (-/-)

RR: 24 T :36,3

A : PSMBA ed gastritis erosif + anemia gravis

P : Lanjut pengobatan

3. 21-09-2015S : nyeri uluhati (+), BAB hitam (+), O : TD : 110/60 Hb: 6,6

N : 64 CA : (+/+) RR: 20 S :36,5

A : PSMBA ed gastritis esosif + anemia gravis

P : tirah baring + diet sonde via NGT+ lanjut pengobatanPirantel pamoat 1X500EKG, Cek darah rutin, feses rutinTransfuse 5 bag PRC 250cc

4. 22-09-2015S : BAB hitam (+)O : TD : 100/70 Hb :

6,6 N : 84 CA: (+/+)

RR: 20 S :36,1

A : PSMBA ed gastritis esosif + anemia gravis

P : tirah baring + diet buburLanjut terapiRencana endoskopi rabu

5. 23-09-2015S : BAB hitam (+)O : TD : 120/70 Hb :

6,6 N : 68 CA :(+/+) RR: 24 S :36,3

A : PSMBA ed gastritis esosif + anemia gravis

P : Lanjutkan pengobatanendoskopi (-), perbaiki KUUSGTransfusi I 250 cc PRC

6. 24-09-2015S : BAB hitam (+)O : TD : 110/70 Hb :

6,6 N : 76

RR: 24 S : 36,3

A : PSMBA ed gastritis esosif + anemia gravis

P : Lanjutkan pengobatanTransfusi II 250 cc PRC

7. 25-09-2015S : BAB hitam (+)O : TD : 110/70 Hb :

6,6 N : 60 RR: 20 S :36,3

A : PSMBA ed gastritis esosif + anemia gravis

P : Lanjutkan pengobatanUSGRencana endoskopiTransfuse III 250 cc PRC

8. 26-09-2015S : BAB hitam (+), O : TD : 110/70 Hb :

10,1 N : 64 RR: 24 S :36,7

A : PSMBA ed gastritis esosif + anemia gravis

P : Lanjutkan pengobatanTransfuse IV, V 250 cc PRC Pasien Pulang

Pembahasan

Pada kasus di atas, dari anamnesis didapatkan bahwa pasien merasa lemas sejak seminggu yang lalu, nyeri ulu hati, BAB yang berwarna kehitaman sejak 2 tahun lalu. Kemudian pada pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis, tangan kaki pucat, dan dari pemeriksaan penunjang ditemukan Hb 4,2gr/dl, Ht 15,8, morfologi eritrosit mikrositer hipokrom. Hal ini menyatakan bahwa pasien telah mengalami perdarahan kronik saluran cerna bagian atas, perdarahan kronis ini disebabkan oleh peradangan pada lambung yang telah mengalami erosif, sehingga Hb pasien ditemukan sangat rendah dan termasuk kedalam kriteria berat.