Anatomi Kaninus Permanen Dan Deciduous Rahang Atas

14
Inas Sania Afanina Habib / 160110140099 A. Anatomi Kaninus Deciduous Rahang Atas 1.Aspek Labial Kecuali untuk bentuk akar, aspek labial kaninus rahang atas tidak serupa dengan insisivus sentral dan insisivus lateral. Mahkota lebih mengerucut pada serviks dalam kaitannya dengan lebar mesiodistalnya, dan permukaan mesial dan distal lebih cembung. Incisal edge atau tepi incisal relatif lurus dan memiliki cusp yang panjang, tajam, dan berkembang dengan baik. Dibandingkan dengan kaninus permanen rahang atas, cusp pada kaninus primer lebih panjang dan lebih tajam. Dan puncak garis mesial tidak sejauh ke arah bagian insisal. Garis yang ditarik melalui area kontak dari kaninus primer akan membagi dua garis yang ditarik dari serviks ke ujung cusp. Pada kaninus permanen, area kontak tidak pada tingkat yang sama. Saat puncak tersebut utuh, mesial cusp

description

kedokteran gigi

Transcript of Anatomi Kaninus Permanen Dan Deciduous Rahang Atas

Inas Sania Afanina Habib / 160110140099

A. Anatomi Kaninus Deciduous Rahang Atas

1. Aspek Labial

Kecuali untuk bentuk akar, aspek labial kaninus rahang atas tidak

serupa dengan insisivus sentral dan insisivus lateral. Mahkota lebih

mengerucut pada serviks dalam kaitannya dengan lebar mesiodistalnya, dan

permukaan mesial dan distal lebih cembung. Incisal edge atau tepi incisal

relatif lurus dan memiliki cusp yang panjang, tajam, dan berkembang dengan

baik.

Dibandingkan dengan kaninus permanen rahang atas, cusp pada

kaninus primer lebih panjang dan lebih tajam. Dan puncak garis mesial tidak

sejauh ke arah bagian insisal. Garis yang ditarik melalui area kontak dari

kaninus primer akan membagi dua garis yang ditarik dari serviks ke ujung

cusp. Pada kaninus permanen, area kontak tidak pada tingkat yang sama. Saat

puncak tersebut utuh, mesial cusp slope lebih panjang dari distal cusp slope.

Akar kaninus primer panjangnya lebih dari dua kali panjang mahkota, tipis,

dan runcing.

2. Aspek Lingual

Aspek lingual menunjukkan enamel ridge yang saling menyatu yaitu

cingulum, mesial dan distal marginal ridge, dan pegunungan incisal cusp,

selain itu ada tuberkulum di ujung cusp, yang merupakan kelanjutan dari

lingual ridge yang menghubungkan cingulum dan ujung cusp. Lingual ridge

ini membagi permukaan lingual menjadi fossa mesiolingual dan fossa

distolingual. Akar gigi ini mengecil pada bagian lingual. Biasanya cenderung

distal juga di atas sepertiga tengah.

3. Aspek Mesial

Dari aspek mesial, bentuk garis yang mirip dengan gigi insisivus lateral

dan sentral. Namun, prngukuran labiolingual pada sepertiga serviks jauh

lebih besar. Kenaikan ini dalam ukuran mahkota dalam hubungannya dengan

lebar dan panjang akar, memungkinkan daya tahan terhadap kekuatan gigi.

Fungsi gigi ini adalah untuk menyobek dan menahan bahan makanan.

4. Aspek Distal

Permukaan ini berlawanan dengan permukaan mesial. Perbedaannya

hanya lengkungan garis serviks menuju ujung cusp lebih rendah dari

permukaan mesial.

5. Aspek Incisal

Dari aspek insisal, terlihat mahkota berbentuk seperti berlian. Sudut

yang ditemukan pada area kontak mesial dan distal yaitu cingulum pada

permukaan lingual; dan sepertiga serviks atau enamel ridge pada permukaan

labial yang lebih jelas dan tidak terlalu bulat daripada yang ditemukan pada

kaninus permanen. Ujung cusp mengarah distal ke pusat mahkota dan mesial

cusp slope lebih panjang dari distal cusp slope. Hal ini memungkinkan untuk

intercuspation dengan kaninus rahang bawah yang memiliki slope

terpanjang ke arah distal.

B. Anantomi Kaninus Permanen Rahang Atas

Posisi gigi ini terletak pada sudut mulut, di sebelah gigi seri, dan merupakan

gigi yang paling panjang dalam rongga mulut. Fungsinya adalah untuk mengoyak

makanan. Jumlahnya ada 4, dengan pembagian 2 di tiap rahang, 1 di kiri dan 1 di

kanan. Gigi susu kaninus diganti dengan gigi kaninus permanen pada usia 11 – 12

tahun.

Gigi kaninus merupakan gigi kedua setelah gigi molar ketiga yang

berfrekuensi tinggi untuk mengalami impaksi. Meskipun demikian gigi anterior di

rahang atas lainnya seperti gigi insisivus pertama dan kedua rahang atas juga dapat

mengalami kesulitan tumbuh akibat terletak salah di dalam rahang. Posisi gigi

kaninus yang impaksi terletak di daerah palatal lengkung gigi.

Kaninus/canine/cuspid adalah gigi ketiga dari garis tengah, dan satu-satunya

gigi di rahang yang mempunyai satu cusp. Mahkotanya adalah mahkota yang

terpanjang di dalam mulut dan berbentuk baik sekali baik kekuatan terhadap stress

dan pemakaian maupun kebersihan. Pada umumnya gigi ini adalah gigi terakhir yang

akan tanggal, kadang kala masih tetap di rahang sesudah gigi lainnya hilang. Sering

kali dipakai untuk pegangan dari geligi tiruan. Karena posisinya dalam rahang,

panjang dan angulasi akarnya maka gigi kaninus menjadi struktur yang penting dari

wajah, yang memberi karakter, kekuatan dan kecantikan (Corner-stone).

Gigi kaninus permanen rahang atas, mempunyai satu cusp, akar yang panjang,

ukuran labiolingual lebih lebar dari incisivus 1 dan incisivus 2 rahang atas dan

mempunyai bentuk yang mudah dibersihkan.

1. Aspek labial

Kurva yang dibentuk oleh garis servikal lebih sempit dari pada I1,

karena akarnya lebih sempit pada permukaan ini. Akarnya panjang,

meruncing dan biasanya melengkung ke distal pada apexnya. Mesial dari

mahkota berbentuk cembung dengan area kontak pada batas bagian sepertiga

tengah insisal di mana kaninus berkontak dengan incisivus lateral. Bagian

distal sedikit cekung di antara garis cervical dan area kontak distal. Area

kontak ini terletak pada bagian sepertiga tengah panjang mahkota. Titik ini

berkontak dengan permukaan mesial dari P1.

Mahkota dan akar lebih sempit pada bagian mesiodistal daripada

incisivus sentral rahang atas. Perbedaan ukurannya sekitar 1 mm

Puncak cusp ada di tengah-tengah mahkota dan akar

Mempunyai labial ridge yang menonjol dari cervical ke incisal

Di kiri dan kanan cusp ada lekukan

Pada cuspnya lereng mesial lebih pendek dari lereng distal

Titik kontak di mesial 13

panjang mahkota dan distal ½ panjang mahkota

2. Aspek Palatinal

Mahkota dan akarnya lebih sempit pada aspek lingual daripada labial.

Garis cervical dari aspek lingual agak berbeda dari kurva yang ada pada

aspek labial, hampir lurus dan pendek. Memiliki cingulum yang besar dan

terkadang menyerupai cusp kecil. Pada aspek ini ditemukan mesio marginal

ridge, disto marginal ridge, dan palatinal ridge yang berjalan dari cingulum ke

puncak cusp.

Kadang-kadang, lingual ridge berkembang dengan baik terlihat

konfluen dengan ujung cusp dan meluas ke titik dekat cingulum. Daerah

cekung dangkal yang jelas antara lingual ridge dan marginal ridge disebut

fossa mesial dan distal lingual.

3. Aspek Mesial

Bentuk permukaannya seperti bentuk gigi insisivus hanya agak

cembung. Mahkotanya meruncing dari puncak kurva dari garis cervical labial

dan palatal ke ujung cusp. Puncak cusp tidak pada pertengahan akar, agak

lebih ke labial. Kelengkungan mahkota di bawah garis cervical secara labial

dan lingual sesuai dengan kelengkungan gigi insisivus sentralis dan lateral

rahang atas. Namun, garis cervical ditemukan pada tingkat yang lebih insisal

± 2 ½ mm, karena bagian tengah lobus labial dan lobus lingual lebih

berkembang.

Ukuran labio-palatal lebih besar sehingga mahkotanya menjadi lebih

kuat dan tebal. Garis labial sedikit cembung dari crest labial ke ujung cusp.

Garis labial pada kaninus lebih cembung daripada garis labial pada insisivus

sentral dari cerviks ke incisal ridge.

Garis lingual mahkota dari aspek mesial dapat ditunjukkan oleh garis

cembung yang menggambarkan cingulum, dimana konveksitas menunjukkan

sepertiga tengah, dan menjadi cekung lagi di sepertiga insisal.

Permukaan mesial akar terlihat besar dengan depresi perkembangan

dari panjang akar, depresi perkembangan pada akar yang kuat membantu

menahan gigi di tulang alveolar dan membantu mencegah rotasi dan

displacement.

4. Aspek Distal

Permukaan ini berlawanan dengan permukaan mesial, dengan ciri-ciri

garis servikalnya tidak begitu melengkung ke insisal, garis cervical ± 1 ½ mm

ke insisal, permukaan distal lebih sempit dari mesial, distal marginal ridge

lebih tidak teratur pada garisnya, permukaan palatal lebih cekung daripada

permukaan mesial dan pada akar ada depresi yang jelas.

5. Aspek Incisal

Secara umum, ukuran labiolingual lebih besar daripada mesiodistal.

Kadang-kadang ukurannya hampir sama. Punggung lobus labial tengah

sangat terlihat dari aspek insisal dan merupakan konveksitas yang terbesar di

sepertiga servikal mahkota, menjadi lebih luas dan datar di sepertiga tengah

dan sepertiga insisal.

Sebuah garis membagi dua titik puncak dan titik puncak pegunungan

ditarik ke arah mesiodistal hampir lurus dan membagi dua fossa mewakili

area kontak mesial dan distal.

Sumber:

Nelson, Stanley J. And Major M. Ash. 1993. Wheeler’s Dental Anatomy, Physiology, and

Occlusion 9th edition. Philadelphia: W. B. Saunders Company