ANATOMI CALEG DPR RI TERPILIH 2019-2024 - Parlemen...

76
ANATOMI CALEG DPR RI TERPILIH PEMILU 2019 FORMAPPI – JAKARTA KAMIS 5 SEPTEMBER 2019

Transcript of ANATOMI CALEG DPR RI TERPILIH 2019-2024 - Parlemen...

  • ANATOMI CALEG DPR RI TERPILIH PEMILU 2019

    FORMAPPI – JAKARTA

    KAMIS 5 SEPTEMBER 2019

  • PENGANTAR (1)

    • FORMAPPI melakukan kajian secara khusus terhadap caleg DPR RIterpilih untuk melihat komposisi anggota DPR RI periode 2019 -2024.

    • Kajian ini diharapkan menjadi input bagi partai politik, DPR, calegterpilih dan masyarakat.

    • Metodologi: sumber data dari dokumen resmi KPU (CV dan dokumenlainnya); - dikategorisasi dalam dua jenis data (generik dan nongenerik);

    • Perkiraan kinerja DPR hasil Pemilu 17 April 2019

  • PENGANTAR (2)

    • Jumlah kursi DPR mengalami penambahan dari 560 di 2014 menjadi 575 di Pemilu 2019.

    • Pemilu untuk memilih anggota DPR RI 2019 diikuti oleh 16 Parpol:PKB, Gerindra, Golkar, PDIP, Nasdem, Garuda, Berkarya, PKS, Perindo, PPP, PSI, PAN, Hanura, Demokrat, PBB, dan PKPI.

    • Dari 16 Parpol ini, hanya 9 parpol yang memenuhi syarat ambang batas parlemen 4% dari suara sah nasional yaitu: PKB (58), Gerindra (78), PDIP (128), Golkar (85), Nasdem (59), PKS (50), PPP (19), PAN (44), dan Demokrat (54).

    • Tak satu pun Parpol baru yang lolos PT, bahkan 1 parpol (Hanura) yang pada 2014 lalu berhasil mendapatkan kursi, kali ini terjungkal.

  • KLASIFIKASI

    VARIABEL GENERIK

    • JENIS KELAMIN

    • USIA

    • PENDIDIKAN

    • AGAMA

    • STATUS PERKAWINAN

    VARIABEL NON-GENERIK

    • PEKERJAAN

    • DOMISILI

    • INCUMBENT

    • ARTIS

    • KEKERABATAN

  • PERBANDINGAN JUMLAH CALEG TERPILIH 2019 DAN 2014 PER PARPOL

    58

    78

    128

    85

    59

    4450

    19

    5447

    73

    109

    91

    35

    49

    40 39

    61

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    PKB GERINDRA PDIP GOLKAR NASDEM PAN PKS PPP DEMOKRAT

    2019 2014

    PKB, Gerindra, PDIP, NASDEM, dan PKS masing-masing memperoleh tambahan kursi di Pemilu 2019. Sedangkan Golkar, PAN, PPP dan Demokrat mengalami penurunan dari Pemilu 2014. PDIP berhasil mendapatkan kursi terbanyak (128), sedangkan PPP menjadi yang paling sedikit (19). Hanura yang lolos pada 2014 dengan 16 kursi pada pemilu 2019 tidak lolos PT.

  • PERBANDINGAN CALEG TERPILIH 2014 DAN 2019 BERDASARKAN JENIS KELAMIN

    2019

    45880%

    11720%

    LAKI-LAKI PEREMPUAN

    2014

    46383%

    9717%

    LAKI-LAKI PEREMPUAN

    Dari 575 caleg terpilih Pemilu 2019, 458 (80%) berjenis kelamin laki-laki , dan 117 (20) lainnya adalah perempuan. Pada tahun 2014, dari 560 caleg terpilih, 463 merupakan laki-laki dan 97 lainnya adalah Perempuan. Caleg perempuan terpilih mengalami peningkatan sebesar 3% dari 97 (17%) ke 117 (20%). Meskipun naik tetapi masih jauh dari kuota 30%.

  • PERBANDINGAN CALEG TERPILIH 2014 DAN 2019 BERDASARKAN JENIS KELAMIN PER PARPOL

    37

    62

    88

    75

    31

    40

    39

    29

    48

    10

    11

    21

    16

    4

    9

    1

    10

    13

    0 20 40 60 80 100

    PKB

    GERINDRA

    PDIP

    GOLKAR

    NASDEM

    PAN

    PKS

    PPP

    DEMOKRAT

    PEMILU 2014

    PEREMPUAN LAKI-LAKI

    46

    66

    103

    66

    40

    37

    42

    14

    44

    12

    12

    25

    19

    19

    7

    8

    5

    10

    0 20 40 60 80 100 120

    PKB

    GERINDRA

    PDIP

    GOLKAR

    NASDEM

    PAN

    PKS

    PPP

    DEMOKRAT

    PEMILU 2019

    PEREMPUAN LAKI-LAKI

    Satu-satunya parpol yang berhasil memenuhi kuota 30% perempuan hanya Nasdem (32,2%).

  • Catatan

    • Terjadi perubahan jumlah kursi yang diperoleh parpol-parpol dari 2014 dan 2019. Sebagian parpol mengalami kenaikan, sebagian lainnya mengalami penurunan.

    • Nasdem memperoleh kenaikan kursi paling tinggi sebanyak 24 kursi, disusul PDIP: 19 kursi, PKB: 11 kursi, PKS: 10 Kursi, dan Gerindra: 5 kursi.

    • Parpol yang mengalami penurunan perolehan kursi yaitu PPP: 20 kursi, Demokrat: 7 kursi, Golkar: 6 kursi, PAN: 5 kursi.

    • Penambahan jumlah kursi dari 560 ke 575 tidak otomatis mendongkrak perolehan kursi dari semua parpol peserta pemilu. Ini sekaligus membuktikan bahwa kemampuan parpol dalam menarik simpati pemilih bervariasi. Selain itu juga persoalan internal parpol dan efek Pilpres, misalnya efek jokowi terhadap partai PDIP, PKB, dan Nasdem.

  • KATEGORI CALEG TERPILIH PEMILU 2019 BERDASARKAN USIA

    529%

    42774%

    9617%

    21-35 36-60 60>

    Usia 36-60 mendominasi caleg terpilih 427 (74%), milenial hanya 52 (9%) dan 96 (17%) lainnya berusia diatas 60 tahun. Total 83% dari keseluruhan caleg terpilih berusia produktif.

  • KATEGORI USIA CALEG TERPILIH 2019 PER PARPOL

    69 9

    510

    60 2

    5

    42

    52

    100

    65

    4033

    45

    14

    36

    1017 19 15

    95 5 3

    13

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    PKB GERINDRA PDIP GOLKAR NASDEM PAN PKS PPP DEMOKRAT

    21-35 36-60 >60

    PKS satu-satunya parpol yang tak meloloskan satu orangpun milenial. Sementara Nasdem tercatat menjadi parpol dengan jumlah milenial terbanyak (10).

  • CATATAN

    • Dominasi caleg terpilih berusia produktif (83%). Angka ini memberikan harapan pada DPR baru, minimal dari sisi stamina. Harus disadari faktor usia bukan satu-satunya penentu terhadap performa DPR.

    • DPR hasil Pemilu 2014 menjadi contoh, 77,3 % caleg produktif 2014 nyatanya tak berefek apapun dalam menghasilkan kinerja DPR.

  • PERBANDINGAN BERDASARKAN PENDIDIKAN TAHUN 2014 DAN 2019

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    SMAD3

    D4/S1S2

    S3NN

    58

    6

    214 222

    59

    16

    48

    2

    251

    216

    43

    0

    2019 2014

    Mayoritas caleg terpilih Pemilu 2014 dan 2019 berpendidikan S1 dan S2. Terdapat 16 orang caleg terpilih pemilu 2019 yang sengaja tidak menampilkan keterangan tentang pendidikannya di profil.

  • KATEGORI BERDASARKAN PENDIDIKAN PER PARPOL PEMILU 2019

    85

    11

    57

    57

    46

    0 1 0 1 1 12

    0 0

    2427

    60

    30

    22

    1316

    6

    16

    24

    35

    3942

    26

    19

    107

    20

    2

    9

    13

    7

    25

    15

    1

    5

    0 1

    5

    0 1 1 0 1

    7

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    PKB GERINDRA PDIP GOLKAR NASDEM PAN PKS PPP DEMOKRAT

    SMA D3 S1 S2 S3 NN

    Komposisi caleg terpilih berpendidikan S1-S3 mendominasi daftar caleg terpilih dari 9 Parpol.

  • Catatan

    • Trend semakin membaiknya tingkat pendidikan caleg terpilih terus meningkat. Namun kecenderungan itu tidak serta merta menjelaskan hubungan linear dengan kinerja DPR.

    • 16 orang tidak mencantumkan keterangan tentang tingkat pendidikan adalah sbb: Sondang Tiar Debora Tampubolon (PDIP/DKI I), Drs. Muhammad Nurdin, M.M(PDIP/Jabar X), H.Didi Irawadi Syamsuddin, SH (Demokrat/Jabar X), Mochamad Herviano (PDIP/Jateng I), Wastam (Demokrat/Jateng VIII), Krisdayanti (PDIP/Jatim V), Guruh Sukarno Putra, S.AP. (PDIP/Jatim VI), Sri Wahyuni (Nasdem/Jatim VII), Slamet Ariyadi, S.Psi (PAN/Jatim IX), Nur Aeni (Demokrat/Banten II), Ir. H. Nanang Samodra, KA, MSc (Demokrat/NTB II), Anita Jacoba Gah, SE (Demokrat/NTT II), Bambang Purwanto, S.ST, MH (Demokrat/Kalteng), H. Muhammad Nur(Gerindra/Kalsel II), Hasan Saleh (Demokrat/Kalut), H.M Amir Uskara, M.Kes(PPP/Sulsel I).

  • KATEGORI BERDASARKAN AGAMA CALEG TERPILIH PEMILU 2019

    ISLAM47983%

    PROTESTAN549%

    KATOLIK275%

    HINDU112%

    BUDHA4

    1%

    Hampir semua agama terwakili dan nyaris proporsional sesuai dengan jumlah pemeluk agama.

  • KATEGORI BERDASARKAN AGAMA PER PARPOL PEMILU 2019

    55

    7471

    74

    47

    42

    50

    19

    47

    02

    35

    48

    20 0

    32 2

    13

    4 40 0 0

    20 0

    7

    20 0 0 0

    21 02 1 0 0 0 0 0

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    PKB GERINDRA PDIP GOLKAR NASDEM PAN PKS PPP DEMOKRAT

    ISLAM PROTESTAN KATOLIK HINDU BUDHA

  • Catatan

    • Semua caleg terpilih beragama.

    • 5 agama di Indonesia terwakili di parlemen.

    • Ini menunjukkan adanya kebhinekaan dalam wajah parlemen kita.

    • Sayangnya tak ada korelasi sebab-akibat antara fakta caleg terpilih beragama dengan kinerja parlemen.

  • KATEGORI BERDASARKAN STATUS PERKAWINAN CALEG TERPILIH PEMILU 2019

    53092%

    285%

    173%

    SUDAH KAWIN BELUM KAWIN PERNAH KAWIN

  • KATEGORI BERDASARKAN STATUS PERKAWINAN PER PARPOL PEMILU 2019

    54

    72

    117

    80

    52

    39

    50

    18

    48

    1 48

    3 5 3 0 043 2 3 2 2 2 0 1 2

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    PKB GERINDRA PDIP GOLKAR NASDEM PAN PKS PPP DEMOKRAT

    SUDAH KAWIN BELUM KAWIN PERNAH KAWIN

  • KATEGORI BERDASARKAN DOMISILI CALEG TERPILIH PEMILU 2019

    2019

    JABODETABEK NON JABODETABEK

    31055%

    25045%

    2014

    JABODETABEK NON JABODETABEK

    28649,74%

    28950,26%

    Caleg Terpilih 2019 berimbang antara caleg berdomisili di Jabodetabek dan Non Jabodetabek. Dibandingkan 2014 terjadi pergeseran domisili dari Jabodetabeksentris menjadi lebih tersebar pada 2019.

  • PERBANDINGAN BERDASARKAN DOMISILI PER PARPOL

    25

    42

    66

    47

    20 22

    28

    9

    3033

    36

    62

    38 39

    22 22

    10

    24

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    2019

    JABODETABEK NON JABODETABEK

    20

    32

    64

    54

    18

    2926 27

    33

    27

    4145

    37

    1720

    14 12

    28

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    2014

    JABODETABEK NON JABODETABEK

  • CATATAN

    • Kecenderungan caleg terpilih yang berdomisili di Jabodetabek masih tetap tinggi.

    • Walau demikian hasil Pemilu 2019 menunjukkan mulai terjadinya pergeseran dari Jabodetabeksentris menjadi lebih tersebar ke daerah non jabodetabek.

    • Dengan begitu, mestinya aspirasi rakyat di daerah akan lebih memperoleh perhatian dari para anggota DPR.

  • PERBANDINGAN JUMLAH CALEG TERPILIH BARU DAN INCUMBENT

    25444%

    32156%

    2019

    BARU INCUMBENT

    31757%

    24343%

    2014

    BARU INCUMBENT

    Jumlah incumbent mendominasi caleg terpilih Pemilu 2019 (56%). Jumlah tersebut termasuk 21 orang anggota DPR terpilih 2014 yang diPAW namun maju kembali pada Pemilu 2019.

  • KATEGORI CALEG TERPILIH BARU – INCUMBENT PER PARPOL

    24

    31

    55

    39 40

    1520

    8

    22

    34

    47

    73

    46

    19

    29 30

    11

    32

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    2019

    BARU INCUMBENT

    30

    61

    54

    47

    34

    24

    10

    19

    26

    1712

    55

    44

    1

    2530

    20

    35

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    2014

    BARU INCUMBENT

    Seluruh parpol didominasi oleh incumbent, kecuali Nasdem yang didominasi oleh orang baru.

  • Catatan

    • Dominasi caleg terpilih petahana yang mencapai 56% pada Pemilu 2019 ini terdiri dari 300 anggota DPR aktif dan 21 anggota DPR terpilih 2014 yang di-PAW namun maju lagi pada Pemilu 2019.

    • Incumbent terbanyak berada di PDIP, sebaliknya caleg terpilih baru terbanyak ada di Nasdem.

    • Banyaknya incumbent yang terpilih membuktikan bahwa kerja politik mereka di daerah pemilihan berjalan efektif.

    • Akan tetapi hal itu sekaligus memperlihatkan bahwa Pemilu belum menjadi ajang punishment and reward terhadap anggota DPR. Buruknya kinerja DPR 2014-2019 terbukti tidak mengurangi animo masyarakat untuk memilih kembali incumbent pada Pemilu 2019

  • PENJELASAN KATEGORI CALEG TERPILIH 2019 BRDS PEKERJAAN

    POLITISI

    • ANGGOTA DPR/DPRD/DPD

    • MENTERI

    • MANTAN KEPALA DAERAH

    PROFESIONAL

    • JURNALIS

    • ADVOKAT

    • AKTIVIS

    • ARTIS

    • AGAMAWAN

    • GURU DAN DOSEN

    • STAF AHLI PEJABAT

    PENGUSAHA

    • SWASTA

    • WIRASWASTA

    • PENGUSAHA

    PENSIUNAN

    • PURNAWIRAWAN

    • PENSIUNAN SIPIL

    LAIN-LAIN

    • ASN

    • MAHASISWA

    • IBU RUMAH TANGGA

  • KATEGORI CALEG TERPILIH 2019 BERDASARKAN PEKERJAAN

    38066%

    254%

    14625%

    143%

    102%

    POLITISI PROFESIONAL PENGUSAHA PENSIUNAN LAIN-LAIN

  • KATEGORI CALEG TERPILIH 2019 BRDS PEKERJAAN PER PARPOL

    39

    47

    96

    54

    26

    33 35

    12

    38

    2 28

    4 2 14 2 0

    1721 23 21

    28

    9 10

    3

    14

    06

    15

    1 0 0 0 10 2 0 1 2 1 1 2 10

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    PKB GERINDRA PDIP GOLKAR NASDEM PAN PKS PPP DEMOKRAT

    POLITISI PROFESIONAL PENGUSAHA PENSIUNAN LAIN-LAIN

  • Catatan

    • Mayoritas caleg terpilih 2019 adalah politisi (66%), komposisi seperti ini memang sudah seharusnya karena politisi sudah dididik dan dipersiapkan sejak awal menjadi kader-kader untuk menduduki jabatan publik. Karena politisi biasanya memiliki kemampuan bernegosiasi, logikanya tidak akan terjadi pembahasan RUU maupun kebijakan pemerintah yang bertele-tele.

    • Yang justru menjadi pertanyaan adalah mengapa banyak pengusaha (25%) juga terjun ke politik?Apa motivasi mereka menjadi anggota DPR? Demikian juga dengan para profesional, pensiunan, ASN, mahasiswa, dan ibu rumah tangga?

  • PEROLEHAN KURSI BERDASARKAN NOMOR URUT PEMILU 2019

    366

    106

    29

    27

    21

    8

    10

    3

    3

    2

    0 50 100 150 200 250 300 350 400

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    Meskipun pemilu anggota DPR Didasarkan pada sistem daftar terbuka dan keterpilihannya tidak berdasarkan nomer urut tetapi suara terbanyak, namun kenyataannya caleg yang terpilih sebagian besar di nomer urut 1-3 yang pada umumnya mereka adalah incumbent. Hal ini menunjukkan bahwa pemilih kurang paham dengan sistem yang berlaku dan juga kurang memahami kinerja para caleg incumbent.

  • PERBANDINGAN JUMLAH CALEG TERPILIH BERDASARKAN NOMOR URUT 1-3

    366

    106

    29

    351

    92

    25

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    400

    1 2 3

    2019 2014

  • LAKI-LAKI Vs PEREMPUAN DI “NOMOR SAKTI” PEMILU 2019

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    1 2 3

    310

    79

    18

    58

    31

    17

    LAKI-LAKI PEREMPUAN

  • CATATAN

    • Nomor urut nampaknya tetap berpengaruh pada keterpilihan Caleg

    • Caleg nomor urut besar (di atas no urut 3) ternyata cukup banyak yang terpilih (74/12,86%) walaupun tak mampu menandingi jumlah keterpilihan caleg nomor urut 1 - 3.

    • Keterpilihan caleg nomor urut besar sangat mungkin karena faktor figur (popularitas) dan caleg dengan modal besar untuk berkampanye.

  • KETERWAKILAN PARTAI PADA DAPIL MAUPUN PROPINSI - 2019

    58

    78

    128

    85

    59

    4450

    19

    5447

    6874 74

    51

    42 45

    19

    53

    17

    2631 31 28

    22 19

    10

    23

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    PKB GERINDRA PDIP GOLKAR NASDEM PAN PKS PPP DEMOKRAT

    KURSI DAPIL PROPINSI

  • Catatan

    • Tidak semua Parpol mampu mendudukkan calegnya di semua dapil. Itu artinya konsolidasi partai ada yang masih belum merata sampai ke semua dapil. Jadi jangan-jangan kerja partai hanya musiman menjelang pemilu saja.

    • Tak satu pun partai yang bisa mengklaim menjadi wakil seluruh rakyat Indonesia.

  • NO DAERAH PEMILIHAN NAMA PARTAI NAMA CALON TERPILIH HUBUNGAN

    1 RIAU I GERINDRA MUHAMMAD RAHUL KEPONAKAN M NAZARUDDIN NAPI KORUPSI DARI DEMOKRAT

    2 LAMPUNG I GERINDRA H. AHMAD MUZANI SUAMI HIMMATUL ALIYAH DPR TERPILIH DAPIL DKI JAKARTA II

    3 DKI JAKARTA II GERINDRA HJ. HIMMATUL ALIYAH, S.Sos., M.Si. ISTRI AHMAD MUZANI DPR TERPILIH DAPIL LAMPUNG I

    4 KALIMANTAN TIMUR GERINDRA G. BUDISATRIO DJIWANDONO ANAK MANTAN GUBERNUR BI SUDRAJAT DJIWANDONO DAN KEPONAKAN

    PRABOWO

    5 SULAWESI BARAT GERINDRA Dra. Hj. RUSKATI ALI BAAL ISTRI GUBERNUR SELAWESI BARAT-ALI BAAL

    6 SUMATERA SELATAN I GOLKAR DRS. H. KAHAR MUZAKIR AYAH KANDUNG WAHYU SANJAYA DPR TERPILIH SUMSEL II

    7 JAWA BARAT VII GOLKAR DEDI MULYADI, S.H SUAMI BUPATI PURWAKARTA

    8 JAWA BARAT VII GOLKAR PUTERI KOMARUDIN ANAK KANDUNG ADE KOMARUDIN (AKOM) MANTAN KETUA DPR 2016

    9 JAWA BARAT VIII GOLKAR DAVE AKBARSHAH FIKARNO, M.E. ANAK KANDUNG MANTAN MENTERI - AGUNG LAKSONO

    10 JAWA BARAT VIII GOLKAR H. DANIEL MUTAQIEN SYAFUDDIN, S.T ANAK KORUPTOR EKS BUPATI INDRAMAYU 2016- MS IRIANTO SYAFIUDDIN

    (YANCE)

    11 JAWA TIMUR X GOLKAR DYAH RORO ESTI W.P, B.A., M.Sc ANAK KANDUNG SATYA WIDYA YUDHA DPR PERIODE 2014-2019

    12 BANTEN I GOLKAR HJ. ADDE ROSI KHOERUNNISA, S.Sos, .

    M.SI

    ISTRI WAGUB BANTEN MENANTU RATU ATUT

    13 SULAWESI UTARA GOLKAR ADRIAN JOPIE PARUNTU ANAK KANDUNG CHRISTIANY EUGENIA TETTY PARUNTU- BUPATI MINAHASA

    SELATAN

    14 SULAWESI SELATAN III GOLKAR MUHAMMAD FAUZI, S.E SUAMI BUPATI LUWU UTARA-INDAH PUTRI INDRIANI

    15 SUMATERA UTARA I NASDEM PRANANDA SURYA PALOH ANAK KANDUNG SURYA PALOH

    16 SUMATERA BARAT I NASDEM HJ. LISDA HENDRAJONI, SE., MMTr. ISTRI BUPATI PESISIR SELATAN-HENDRAJONI

    17 SUMATERA SELATAN II NASDEM HJ. PERCHA LEANPURI, B.Bus., MBA ANAK KANDUNG GUBERNUR SUMSEL-HERMAN DERU

    18 SUMATERA SELATAN II NASDEM HJ. SRI KUSTINA ISTRI BUPATI PENUKAL ABAB - LEMATANG ILIR SUMSEL

    19 KALIMANTAN BARAT II NASDEM YESSY MELANIA, SE ANAK KANDUNG PANJI -BUPATI MELAWI 2016-2021

    20 SULAWESI UTARA NASDEM HILLARY BRIGITTA LASUT, SH ANAK KANDUNG ELLY LASUT -BUPATI TERPILIH KEPULAUAN TALAUD

    21 SULAWESI SELATAN II NASDEM DRG. HJ. HASNAH SYAM, MARS ISTRI BUPATI BARRU-SUARDI SALEH

    22 MALUKU NASDEM Ir. ABDULLAH TUASIKAL, M.Si ADIK KANDUNG BUPATI MALUKU TENGAH-ABUA TUASIKAL-SUAMI DPD

    23 SUMATERA SELATAN I PAN Ir. H. ACHMAD HAFISZ TOHIR ADIK BUPATI OGAN KOMERING ILIR - SUMSEL

    24 SUMATERA SELATAN II PAN HANNA GAYATRI KAKAK BUPATI OGAN KOMERING ILIR-SUMSEL DAN KAKAK MANTAN CAWAPRES

    HATTA RAJASA

    25 DI YOGYAKARTA PAN H. A. HANAFI RAIS, S.IP, MPP ANAK AMIN RAIS

    26 SULAWESI SELATAN III PAN MITRA FAKHRUDDIN MB ANAK KANDUNG BUPATI ENREKANG -MUSLIMIN BANDO

    27 SULAWESI TENGGARA PAN FACHRY PAHLEVI KONGGOASA, SE ANAK KANDUNG BUPATI KONAWE-KERRY SAIFUL KOGGOASA

    28 SUMATERA SELATAN II PD WAHYU SANJAYA, SE ANAK KANDUNG KAHAR MUZAKIR DPR TERPILIH SUMSEL I DAN JUGA ISTRI

    DPD TERPILIH

    29 JAWA BARAT X PD H.DIDI IRAWADI SYAMSUDDIN, SH ANAK MANTAN MENTERI HUKUM DAN HAM-AMIR SYAMSUDDIN

    30 JAWA TIMUR VII PD EDHIE BASKORO YUDHOYONO, M.Sc ANAK SBY

    31 BANTEN I PD RIZKI AULIA RAHMAN NATAKUSUMAH ANAK KANDUNG BUPATI PANDENGGLANG-IRMA NARULITA

    32 SULAWESI SELATAN I PD HJ. ALIYAH MUSTIKA ILHAM, SE ISTRI WALI KOTA MAKASAR-ILHAM ARIEF SIRAJUDDIN

    33 SULAWESI SELATAN III PD MUHAMMAD DHEVY BIJAK ANAK KANDUNG BUPATI LUWU-SYUKUR BIJAK

    34 DKI JAKARTA I PDIP PUTRA NABABAN ANAK KANDUNG MANTAN ANGGOTA DPR-PANDA NABABAN

    35 JAWA TENGAH I PDIP MOCHAMAD HERVIANO ANAK KANDUNG BUDI GUNAWAN-KEPALA BIN

    36 JAWA TENGAH V PDIP PUAN MAHARANI ANAK MEGAWATI

    37 JAWA TENGAH IX PDIP PARAMITHA WIDYA KUSUMA, S.E. ANAK MANTAN BUPATI BREBES-INDRA KUSUMA

    38 JAWA TIMUR I PDIP PUTI GUNTUR SOEKARNO, S.IP KEPONAKAN MEGA WATI

    39 JAWA TIMUR VI PDIP GURUH SUKARNO PUTRA, S.AP. ADIK KANDUNG MEGAWATI

    40 KALIMANTAN BARAT I PDIP Drs. CORNELIS, M.H. AYAH KANDUNG BUPATI LANDAK (KAROLIN MARGRET NATASA) DAN CALEG

    TERPILIH DPRD KALBAR (ANGELINE FREMALCO)

    41 SULAWESI UTARA PDIP Dra. ADRIANA CHARLOTTE

    DONDOKAMBEY, M.Si

    KAKAK KANDUNG GUBERNUR SULUT OLLY DONDOKAMBEY KETUA KOMISI III

    DPRD SULUT 2014-2019

    42 SULAWESI UTARA PDIP VANDA SARUNDAJANG ANAK KANDUNG SINYO HARRY SARUNDAJANG DUBES INDONESIA UNTUK

    FILIPINA DAN MANTAN GUBERNUR SULUT DUA PERIODE

    43 SULAWESI BARAT PDIP H. ARWAN M. ARAS T, S. Kom ANAK KANDUNG H. ARAS TAMMAUNI- BUPATI MAMUJU TENGAH

    44 SUMATERA SELATAN II PKB H. BERTU MERLAS, S.T ADIK KANDUNG GUBERNUR SUMSEL-HERMAN DERU

    45 JAWA TENGAH X PKB H. YAQUT CHOLIL QOUMAS ANAK MANTAN ANGGOTA DPR, KH CHOLIL BISRI

    46 SUMATERA BARAT II PKS HJ. NEVI ZUAIRINA ISTRI GUBERNUR SUMATERA BARAT-IRWAN PRAYITNO

    47 JAWA BARAT VIII PKS Dr. HJ. NETTY PRASETIYANI, M.Si ISTRI MANTAN GUBERNUR JABAR-AHMAD HERYAWAN

    48 BANTEN I PKS DR. H. R. ACHMAD DIMYATI

    NATAKUSUMAH, S.H., M.H., M.SI.

    SUAMI BUPATI PANDEGGLANG-IRMA NARULITA

    KEKERABATAN

    Terdapat 48 caleg terpilih (sejauh penelusuran kami) yang berpotensi menjadi dinasti politik.

  • CALEG TERPILIH BERLATAR ARTISNO PROVINSI DAPIL NAMA PARTAI NU CALEG NAMA CALON TERPILIH PEKERJAAN

    1 JAWA BARAT JAWA BARAT V PKB 1 TOMMY KURNIAWAN ARTIS

    2 JAWA TIMUR JAWA TIMUR I PKB 2 ARZETI BILBINA, S.E., M.AP ANGGOTA DPR RI 2014-2019

    3 JAWA BARAT JAWA BARAT I PDIP 2 JUNICO BP SIAHAAN ANGGOTA DPR RI 2014-2019

    4 JAWA BARAT JAWA BARAT VII PDIP 1 RIEKE DIAH PITALOKA ANGGOTA DPR RI 2014-2019

    5 JAWA TIMUR JAWA TIMUR V PDIP 2 KRISDAYANTI ARTIS

    6 BANTEN BANTEN III PDIP 1 RANO KARNO, S.IP MANTAN GUBERNUR

    7 JAWA BARAT JAWA BARAT II PD 1 DEDE YUSUF MACAN EFFENDI, ST.M.I.Pol ANGGOTA DPR RI 2014-2019

    8 DKI JAKARTA DKI JAKARTA I PAN 1 EKO HENDRO PURNOMO, S.Sos ANGGOTA DPR RI 2014-2019

    9 JAWA BARAT JAWA BARAT IV PAN 1 Hj. DESY RATNASARI, M.Si, M.Psi ANGGOTA DPR RI 2014-2019

    10 JAWA BARAT JAWA BARAT V PAN 1 PRIMUS YUSTISIO, SE ANGGOTA DPR RI 2014-2019

    11 JAWA BARAT JAWA BARAT I NASDEM 1 MUHAMMAD FARHAN ARTIS

    12 JAWA BARAT JAWA BARAT I GOLKAR 4 NURUL ARIFIN ANGGOTA DPR RI 2009-2014

    13 JAWA BARAT JAWA BARAT II GERINDRA 1 RACHEL MARYAM SAYIDINA ANGGOTA DPR RI 2014-2019

    Popularitas artis nampaknya tidak signifikan menarik simpati Pemilih. Dari 13 caleg terpilih artis hanya 3 pendatang baru. Selain itu semuanya sudah terjun ke kancah politik, mulai dari jabatan kepala daerah hingga anggota DPR.

  • KESIMPULAN

    • Minimnya informasi tentang caleg mengakibatkan sulitnya mengetahui rekam-jejak lengkap (riwayat prestasi, LHKPN, riwayat

    perjuangan dsb)

    • Hampir semua informasi baik yang generik maupun non-generik mampu memberikan secercah harapan pada parlemen baru. Sayangnya, data-data pendukung (pendidikan, usia, pekerjaan, incumbent-non incumbent) dari profil ini lebih sering tak linier dengan kinerja DPR saat menjabat.

    • Terkait Keterwakilan Perempuan. Walaupun UU mengamanatkan keterwakilan perempuan 30%, faktanya pada pemilu 2019 hanya menghasilkan 20%.

    • Meskipun Pemilu sudah menggunakan Sistem Daftar Terbuka namun keterpilihan caleg masih cenderung didasarkan pada nomor urut.

    • Parpol belum mampu menyediakan kader-kader baru di DPR yang memiliki semangat kerja optimal bagi kepentingan rakyat dan negara. Hal itu terlihat dari mayoritas anggota DPR incumbent dicalonkan kembali pada Pemilu 2019.

    • Parpol belum mampu menyediakan kader-kader yang amanah dalam menjalankan fungsi-fungsinya. Dalam periode DPR 2014-2019 juga banyak kader yang terbukti kinerjanya buruk dan setelah dicalonkan kembali justru terpilih. Dengan demikian parpol masih punya tugas berat untuk mengontrol kader-kader dalam melaksanakan tupoksi DPR.

    • Masih banyaknya incumbent yang terpilih menunjukkan bahwa pemilu belum dijadikan instrumen evaluasi oleh pemilih.

  • 2019/09/05 11:41:06 WIB

    Formappi: Hanya NasDem yang Penuhi Kuota Perempuandi DPR

    Faiq Hidayat - detikNews

    Jumpa pers Formappi (Faiq/detikcom)

    Jakarta - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) melakukan kajian terhadap calegDPR RI terpilih pada Pileg 2019. NasDem jadi satu-satunya parpol yang berhasil memenuhi kuotaperempuan 30%.

    Metodologi yang dipakai Formappi adalah melalui sumber data dari dokumen resmi KPU (CV dandokumen lainnya) dengan kategori data generik dan non-generik. Kajian ini diharapkan menjadi inputbagi partai politik, DPR, caleg terpilih, dan masyarakat.

    Adapun jumlah kursi DPR sebanyak 575 orang dari berbagai partai politik. Pemilu 2019 diikuti 16 partaipolitik, yaitu PKB, Gerindra, Golkar, PDIP, NasDem, Garuda, Berkarya, PKS, Perindo, PPP, PSI, PAN,Hanura, Demokrat, PBB, dan PKPI.

    Namun hanya 9 parpol yang memenuhi ambang batas parlemen 4% dari suara sah nasional, yaitu PKB(58), Gerindra (78), PDIP (128), Golkar (85), NasDem (59), PKS (50), PPP (19), PAN (44), dan Demokrat(54).

    "Satu-satunya parpol yang berhasil memenuhi kuota 30% perempuan hanya NasDem 32,2%," katapeneliti Formappi Lucius Karus saat jumpa pers 'Anatomi Caleg DPR RI Terpilih Pemilu 2019' dikantornya, Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, Kamis (5/9/2019).

    Berikut ini perolehan jumlah kursi berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan:

  • - Demokrat : perempuan 10 kursi dan laki-laki 44 kursi- PPP : perempuan 5 kursi dan laki-laki 14- PKS : perempuan 8 kursi dan laki-laki 42 kursi- PAN : perempuan 7 kursi dan laki-laki 37 kursi- NasDem : perempuan 19 kursi dan laki-laki 40 kursi- Golkar : perempuan 19 kursi dan laki-laki 66 kursi- PDIP : perempuan 25 kursi dan laki-laki 103 kursi- Gerindra : perempuan 12 kursi dan laki-laki 66 kursi- PKB : perempuan 12 kursi dan laki-laki 46 kursi

    Lucius mengatakan, dari 575 kursi caleg terpilih Pemilu 2019, caleg laki-laki 458 atau 80% dancaleg perempuan 117 atau 20%. Untuk Pemilu 2014, dari 560 kursi caleg terpilih, 463 kursiuntuk caleg laki-laki dan 97 lainnya caleg perempuan.

    "Caleg perempuan terpilih mengalami peningkatan sebesar 3% dari 97 (17%) ke 117 (20%).Meskipun naik tetapi masih jauh dari kuota 30%," kata Lucius.(fai/imk)

    https://news.detik.com/berita/4694380/formappi-hanya-nasdem-yang-penuhi-kuota-perempuan-di-dpr

    Formappi: PKS Satu-satunya Partai yang Tak Punya WakilMilenial di DPR

    Faiq Hidayat - detikNews

    Jakarta - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) melakukan kajian terhadap calegDPR RI terpilih pada Pileg 2019. PKS merupakan salah satu parpol yang tak meloloskan caleg milineal.

    "PKS satu-satunya parpol yang tak meloloskan satu orangpun milenial. Sementara Nasdem tercatatmenjadi parpol dengan jumlah milenial terbanyak 10 kursi," kata peneliti Formappi Lucius Karus saatjumpa pers 'Anatomi Caleg DPR RI Terpilih Pemilu 2019' di kantornya, Jalan Matraman Raya, JakartaTimur, Kamis (5/9/2019).

    Metodologi melalui sumber data dari dokumen resmi KPU (CV dan dokumen lainnya) dengan kategoridata generik dan non generik. Kajian ini diharapkan menjadi input bagi partai politik, DPR, Caleg terpilihdan masyarakat.Adapun jumlah kursi DPR 575 orang dari berbagai partai politik. Pemilu 2019 diikuti 16 partai politikyaitu PKB, Gerindra, Golkar, PDIP, Nasdem, Garuda, Berkarya, PKS, Perindo, PPP, PSI, PAN, Hanura,Demokrat, PBB dan PKPI.

    Namun hanya 9 parpol yang memenuhi ambang batas parlemen 4% dari suara sah nasional yaitu, PKB(58), Gerindra (78), PDIP (128), Golkar (85), Nasdem (59), PKS (50), PPP (19), PAN (44), dan Demokrat(54).

  • Berikut kategori usia caleg terpilih pemilu 2019 per partai politik:

    1. PKBusia 21-35 tahun : 6 orangusia 36-60 tahun : 42 orangusia lebih 60 tahun : 10 orang

    2. Gerindrausia 21-35 tahun : 9 orangusia 36-60 tahun : 52 orangusia lebih 60 tahun : 17 orang

    3. PDIPusia 21-35 tahun : 9 orangusia 36-60 tahun : 100 orangusia lebih 60 tahun : 19 orang

    4. Golkarusia 21-35 tahun : 5 orangusia 36-60 tahun : 65 orangusia lebih 60 tahun : 15 orang

    5. Nasdemusia 21-35 tahun : 10 orangusia 36-60 tahun : 40 orangusia lebih 60 tahun : 9 orang

    6. PANusia 21-35 tahun : 6 orangusia 36-60 tahun : 33 orangusia lebih 60 tahun : 5 orang

    7. PKSusia 21-35 tahun : 0 orangusia 36-60 tahun : 45 orangusia lebih 60 tahun : 5 orang

    8. PPPusia 21-35 tahun : 2 orangusia 36-60 tahun : 14 orangusia lebih 60 tahun : 3 orang

    9. Demokratusia 21-35 tahun : 5 orangusia 36-60 tahun : 36 orangusia lebih 60 tahun : 13 orang

  • "Usia 36-60 tahun mendominasi caleg terpilih 427 kursi (74%), milenial 52 kursi (9%) dan 96 kursi (17%)lainnya berusia diatas 60 tahun. Total 83% dari keseluruhan caleg terpilih berusia produktif," ucapLucius.

    Selain itu, Lucius mengatakan caleg DPR terpilih berpendidikan S1 dan S2, namun ada 16 orangcaleg yang sengaja tidak menampilkan keterangan tentang pendidikannya dalam profilnya.

    Adapun 16 orang tidak mencantumkan keterangan tentang tingkat pendidikan yaitu SondangTiar Debora Tampubolon (PDIP/DKI I), Drs. Muhammad Nurdin, M.M (PDIP/Jabar X), H.DidiIrawadi Syamsuddin, SH (Demokrat/Jabar X), Mochamad Herviano (PDIP/Jateng I), Wastam(Demokrat/Jateng VIII), Krisdayanti (PDIP/Jatim V), Guruh Sukarno Putra, S.AP. (PDIP/JatimVI), Sri Wahyuni (Nasdem/Jatim VII), Slamet Ariyadi, S.Psi (PAN/Jatim IX), Nur Aeni(Demokrat/Banten II), Kemudian Ir. H. Nanang Samodra, KA, MSc (Demokrat/NTB II), AnitaJacoba Gah, SE (Demokrat/NTT II), Bambang Purwanto, S.ST, MH (Demokrat/Kalteng), H.Muhammad Nur(Gerindra/Kalsel II), Hasan Saleh (Demokrat/Kalut), dan H.M Amir Uskara, M.Kes (PPP/SulselI).

    "Terdapat 16 orang caleg terpilih pemilu 2019 yang sengaja tidak menampilkan keterangantentang pendidikannya di profil," ucap dia.

    Sementara itu, Lucius mengatakan, seluruh caleg terpilih beragama. Lima agama di Indonesiaterwakili di parlemen.

    "Ini menunjukkan adanya kebhinekaan dalam wajah parlemen kita. Sayangnya tak ada korelasisebab-akibat antara fakta caleg terpilih beragama dengan kinerja parlemen," jelas dia.

    https://news.detik.com/berita/d-4694434/formappi-pks-satu-satunya-partai-yang-tak-punya-wakil-milenial-di-dpr

    2019/09/05 13:41:00 WIB

    Formappi: 48 Anggota DPR Terpilih Berpotensi DinastiPolitik

    Faiq Hidayat - detikNews

  • Foto: Ilustrasi ruang rapat DPR (Zhacky/detikcom)

    Jakarta - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) melakukan kajian terhadap anggotalegislatif DPR RI terpilih periode 2019-2024. Terdapat 48 caleg terpilih yang disebut Formappi berpotensimenjadi dinasti politik.

    "Terdapat 48 caleg terpilih (sejauh penelusuran kami) yang berpotensi menjadi dinasti politik," katapeneliti Formappi Lucius Karus saat jumpa pers 'Anatomi Caleg DPR RI Terpilih Pemilu 2019' dikantornya, Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, Kamis (5/9/2019).48 anggota legislatif terpilih yang berpotensi menjadi dinasti politik versi Formappi, yaitu:

    1. Partai Gerindra- M Rahul (Dapil Riau I) hubungan keponakan M Nazaruddin (napi korupsi) dari eks politisi Demokrat- Ahmad Muzani (Dapil Lampung I) hubungan suami Himmatul Aliyah yang terpilih caleg DPR (Dapil DKIJakarta II)- Budisatrio Djiwandono (Dapil Kalimantan Timur) hubungan anak mantan Gubernur BI SudrajatDjiwandono dan keponakan Prabowo Subianto- Ruskati Ali Baal (Dapil Sulbar) hubungan istri Gubernur Sulbar Ali Baal.

    2. Golkar- Kahar Muzakir (Dapil Sumsel I) hubungan ayah kandung Wahyu Sanjaya yang terpilih caleg DPR (DapilSumsel II)- Dedi Mulyadi (Dapil Jabar VII) hubungan suami-istri Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika- Puteri Komarudin (Dapil Jabar VII) hubungan anak Ade Komarudin- Dave Akbarsha (Dapil Jabar VIII) hubungan anak Agung Laksono- Daniel Muttaqien (Dapil Jabar VIII) hubungan anak eks Bupati Indramayu MS Irianto- Dyah Roro Esti (Dapil Jatim X) hubungan anak Satya Yudha anggota DPR- Adde Rosi (Dapil Banten I) hubungan istri Wagub Banten menantu Ratu Atut- Adrian Jopie (Dapil Sulut) hubungan anak Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Tetty- M Fauzi (Dapil Sulsel) hubungan suami Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani

    3. NasDem- Prananda Surya Paloh (Dapil Sumut I) hubungan anak Ketum Nasdem Surya Paloh- Lisda Hendrajoni (Dapil Sumbar I) hubungan Istri Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni- Percha Leanpuri (Dapil Sumsel I) hubungan anak Gubernur Sumsel Herman Deru- Sri Kustina (Dapil Sumsel II) Istri Bupati Lematang Ilir Penukal Abab- Yessy Melania (Dapil Kalbar II) anak Bupati Melawi Panji- Hillary Brigita Lasut (Dapil Sulut) anak Bupati Talaud Elly Lasut- Hasnah Syam (Dapil Sulsel) istri Bupati Barru Suardi Saleh- Abdullah Tuasika (Dapil Maluku) adik Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal4. PAN- Achmad Hafisz (Dapil Sumsel) adik Bupati Ogan Komering Ilir

  • - Hanna Gayatri (Dapil Sumsel) kakak Hatta Rajasa- Hanafi Rais (Dapil Yogyakarta) anak Amien Rais- Mitra Fakhruddin (Dapil Sumsel) anak Bupati Enkerang Muslimin Bando- Fachri Pahlevi (Dapil Sulteng) anak Bupati Konawe Kerry Saiful

    5. Demokrat- Wahyu Sanjaya (Dapil Sumsel) anak Kahar Muzakir- Didi Irawadi (Dapil Jabar) anak Amir Syamsudin- Eddhi Baskoro (Dapil Jatim) anak SBY- Rizki Aulia Rahman (Dapil Banten) anak Bupati Pandenglang Irma Narulita- Aliyah Mustika (Dupil Sulsel) istri Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin- M Dhevy Bijak (Dapil Sulsel) anak Bupati Luwu Syukur Bijak

    6. PDIP- Putra Nababan (Dapil DKI) anak Panda Nababan- M Herviano (Dapil Jateng) anak Budi Gunawan selaku kepala BIN- Puan Maharani (Dapil Jateng) anak Ketum PDIP Megawati- Paramitha Widya Kusuma (Dapil Jateng) anak Bupati Brebes Indra Kusuma- Puti Guntur (Dapil Jatim) keponakan Megawati- Guruh Soekarnoputra (Dapil Jatim) adik Megawati- Cornelis (Dapil Kalbar) ayah Bupati Landak Karolin Margaret- Adirana Charlotte Dondokambey (Dapil Sulut) anak Gubernur Sulut Olly Dondokambey- Vanda Sarundajanf (Dapil Sulut) anak Dubes Indonesia untuk Filipinan Harry Sarundajang- Arwan M Aras (Dapil Sulbar) anak Bupati Mamuju Tengah Aras Tammauni

    7. PKB- Bertu Merlas (Dapil Sumsel) adik Gubernur Sumsel Herman Heru- Yaqut Cholil (Dapil Jateng) anak KH Cholil Bisri

    8. PKS- Nevi Zuairina (Dapil Sumbar) Istri Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno- Netty Prasetiyani (Dapil Jabar) istri Ahmad Heryawan-Achmad Dimyati (Dapil Banten) suami Bupati Pandeglang Irma Narulita

    "Jadi kenapa kekerabatan harus dikritisi karena oligarki parpol ini menjadi semakin terbuka rekrutmenparpol kader-kader punya hubungan kekerabatan karier parpol berjalan lebih cepat dan mudah," kataLucius.

    Sebut Anggota DPR 2019-2024 Didominasi Incumbent, Formappi Soroti Kaderisasi

    Formappi juga menyoroti komposisi di parlemen 2019-2024. Jumlah anggota DPR incumbent disebut-sebut masih mendominasi kursi Senayan periode mendatang.

    "Dominasi caleg terpilih petahana yang mencapai 56% pada Pemilu 2019 ini, terdiri dari 300 anggotaDPR aktif dan 21 anggota DPR terpilih 2014 yang di-PAW namun maju lagi pada Pemilu 2019," katapeneliti Formappi Lucius Karus.

    Berikut ini data kategori caleg DPR terpilih yang baru dan incumbent per partai politik menurut

  • Formappi:

    1. PKB: 24 caleg DPR baru dan 34 caleg DPR incumbent2. Gerindra: 31 caleg DPR baru dan 47 caleg DPR incumbent3. PDIP: 55 caleg DPR baru dan 73 caleg DPR incumbent4. Golkar: 39 caleg DPR baru dan 46 caleg DPR incumbent5. NasDem: 40 caleg DPR baru dan 19 caleg DPR incumbent6. PAN: 15 caleg DPR baru dan 29 caleg DPR incumbent7. PKS: 20 caleg DPR baru dan 30 caleg DPR incumbent8. PPP: 8 caleg DPR baru dan 11 caleg DPR incumbent9. Demokrat: 22 caleg DPR baru dan 32 caleg DPR incumbent

    "Incumbent terbanyak berada di PDIP, sebaliknya caleg terpilih baru terbanyak ada di NasDem.Banyaknya incumbent yang terpilih membuktikan bahwa kerja politik mereka di daerah pemilihanberjalan efektif," kata Lucius.

    "Parpol belum mampu menyediakan kader-kader baru di DPR yang memiliki semangat kerja optimalbagi kepentingan rakyat dan negara. Hal itu terlihat dari mayoritas anggota DPR incumbent dicalonkankembali pada Pemilu 2019," imbuh dia.

    Menurut Lucius, caleg DPR didominasi incumbent seharusnya kinerja parlemen akan lebih baik, namuntidak ada jaminan. Kinerja parlemen dinilai baik buruknya bukan berdasarkan pengalaman tapikomitmen partai politik.

    "Tidak ada jaminan incumbent membuat lebih baik karena dominasi incumbent bukan hal baru. Sayakira menguasai DPR kinerja baik dan buruk bukan pengalaman tapi banyak faktor lain tapi kinerja parpolyang mempunyai komitmen," ucap dia.

    Kajian ini melalui metodologi sumber data dari dokumen resmi KPU (CV dan dokumen lainnya) dengankategori data generik dan non generik. Kajian ini diharapkan menjadi input bagi partai politik, DPR, Calegterpilih dan masyarakat.

    Adapun jumlah kursi DPR 575 orang dari berbagai partai politik. Pemilu 2019 diikuti 16 partai politikyaitu PKB, Gerindra, Golkar, PDIP, Nasdem, Garuda, Berkarya, PKS, Perindo, PPP, PSI, PAN, Hanura,Demokrat, PBB dan PKPI.

    Namun hanya 9 parpol yang memenuhi ambang batas parlemen 4% dari suara sah nasional yaitu, PKB(58), Gerindra (78), PDIP (128), Golkar (85), Nasdem (59), PKS (50), PPP (19), PAN (44), dan Demokrat(54). (gbr/imk)

    https://news.detik.com/berita/d-4694584/formappi-48-anggota-dpr-terpilih-berpotensi-dinasti-politik

  • Formappi: Anggota DPR RI Tamatan SMA Meningkat diPeriode 2019-2024

    Yudi Permana

    Jumat, 06 September 2019 14:10 WIB

    Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus di KantorFormappi, Jl. Matraman Raya, Jakarta Timur, Minggu (1/9/2019). | Oktaviani

    AKURAT.CO, Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menilai masih ada anggotaDPR RI terpilih di pemilu 2019 yang berlatar belakang pendidikan SMA, dan S1. Hal tersebut berdasarkankajian terhadap caleg DPR RI terpilih pada Pileg 2019 lalu.

    Peneliti Formappi Lucius Karus menjelaskan, 58 wakil rakyat di Senayan yang terpilih di pemilu 2019berpendidikan SMA, dan pada 2014 sebanyak 48 orang.

    Sementara caleg yang berlatar belakang pendidikan S1 atau D4 sebanyak 214 orang telah duduk diSenayan pada periode 2019-2024. Padahal pada pemilu 2014 sebanyak 251 anggota DPR.

    "Mayoritas caleg terpilih Pemilu 2014 dan 2019 berpendidikan S1 dan S2," kata Lucius dalam konfrensipers terkait 'Anatomi Caleg DPR RI Terpilih Pemilu 2019' di kantornya,Matraman Raya, Jakarta Timur,Kamis (5/9/2019).

    Lebih lanjut dikatakannya, sebanyak 16 anggota DPR RI terpilih di pemilu 2019 yang sengaja tidakmenampilkan keterangan tentang pendidikannya di profil.

    Ia mengatakan, anggota DPR di periode 2019-2024 yang berpendidikan SMA ada di semua parpol, meskijumlahnya berbeda atau bervariasi.

    "Komposisi caleg terpilih berpendidikan S1-S3 mendominasi daftar caleg terpilih dari 9 Parpol," ucapLucius.

  • Ia menambahkan bahwa trend semakin membaiknya tingkat pendidikan wakil rakyat terpilih terusmeningkat di pemilu 2019.

    "Namun kecenderungan itu tidak serta merta menjelaskan hubungan linear dengan kinerja DPR,"tuturnya.

    Menurut dia, sebanyak 16 anggota DPR yang tidak mencantumkan keterangan tentang tingkatpendidikan, yakni Sondang Tiar Debora Tampubolon, Muhammad Nurdin, H.Didi Irawadi Syamsuddin,Mochamad Herviano (PDIP), Wastam (Demokrat), Krisdayanti (PDIP), Guruh Sukarno Putra, S.AP. (PDIP).

    Kemudian Sri Wahyuni (Nasdem), Slamet Ariyadi (PAN), Nur Aeni (Demokrat), H. Nanang Samodra(Demokrat), Anita Jacoba Gah (Demokrat), Bambang Purwanto (Demokrat), H. Muhammad Nur(Gerindra), Hasan Saleh (Demokrat), H.M Amir Uskara.

    https://akurat.co/news/id-752867-read-formappi-anggota-dpr-ri-tamatan-sma-meningkat-di-periode-20192024

    Pemilu 2019

    Formappi Sebut Anggota DPR yang Belum LaporkanLHKPN Calon Koruptor

    Jumat, 6 September 2019 14:36 WIB

    Peneliti Formappi, Lucius Karus di kantornya, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (14/9/2018)

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi),Lucius Karus, meminta anggota DPR RI dan DPD RI terpilih periode 2019-2024 untuk komitmenmenyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

    Dia menuding mereka yang belum menyerahkan LHKPN sebagai calon koruptor.

    "Dengan kata lain, anggota DPR/DPD yang belum menyerahkan LHKPN adalah calon kuat koruptor," kataLucius, saat dihubungi, Jumat (6/9/2019).

    Aturan penyerahan LHKPN itu telah dituangkan dalam Pasal 37 ayat 3 Peraturan KPU (PKPU) Nomor 20Tahun 2018.

    Dalam aturan itu disebutkan, "Dalam hal calon terpilih tidak menyampaikan tanda terima pelaporanharta kekayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, dan KPU/KIPKabupaten/Kota tidak mencantumkan nama yang bersangkutan dalam pengajuan nama calon terpilihyang akan dilantik kepada Presiden, kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidangdalam negeri, dan Gubernur,".

  • Dia mengaku sulit memahami alasan dari anggota DPR yang sampai sekarang belum melaporkan LHKPN.Padahal, dia menegaskan, pelaporan LHKPN dapat berdampak serius jika sanksi tak dilantik benar-benarditerapkan.

    "Kesulitan memahami juga muncul, karena LHKPN ini hanyalah ekspresi sederhana soal komitmenanggota DPR dan DPD terpilih dalam kaitannya dengan korupsi. Pelaporan LHKPN semata-mata maumenunjukkan semangat pemberantasan korupsi," kata dia.

    Adanya anggota DPR RI belum melaporkan LHKPN, kata dia, tampak sekali ketidakpahaman padaprogram pemberantasan korupsi. Dia menilai, seolah-olah tuntutan melaporkan LHKPN hanya sesuatuyang mengada-ada.

    "Padahal di undang-undang susah ada aturan yang mewajibkan mereka untuk melapor," kata dia.

    Dia meminta kepada jajaran KPU RI agar menegakkan aturan terhadap anggota DPR RI yang belummelaporkan LHKPN.

    "Dan karena itu saya kira KPU mesti konsisten untuk menghukum anggota yang belum menyerahkanLHKPN. Mereka tak boleh dilantik pada 1 Oktober nanti," tambahnya.

    Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mencatat masih tersisa sembilan anggota DPR RI periode2019-2024 yang belum menyerahkan tanda terima Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara(LHKPN). Lembaga penyelenggara pemilu itu menetapkan batas waktu penyerahan LHKPN, sampai 7September 2019.

    Apabila, LHKPN diserahkan melewati tujuh hari setelah penetapan caleg terpilih, KPU tak akanmengusulkan nama caleg itu ke presiden. Akibatnya, penundaan pelantikan.

    Komisioner KPU RI, Evi Novida Ginting, mengatakan berdasarkan tanda terima LHKPN, sampai 5September 2019 pukul 17.00 WIB, sebanyak 566 untuk DPR RI dan 136 untuk DPD RI yang sudahmenyerahkan LHKPN.

    "Dengan demikian, calon terpilih yang belum menyerahkan tanda terima LHKPN ke KPU adalah sejumlah9 orang untuk DPR, sedangkan untuk DPD semua calon terpilih sudah menyerahkan," kata Evi, Jumat(6/9/2019).

    Berdasarkan data yang disampaikan KPU RI, sembilan caleg DPR RI itu berasal dari lima partai politik.Lima partai politik tersebut, yaitu PKB (1 caleg), Gerindra (5 caleg), PDI Perjuangan (1 caleg), Nasdem (1caleg), Demokrat (1 caleg).https://www.tribunnews.com/nasional/2019/09/06/formappi-sebut-anggota-dpr-yang-belum-laporkan-lhkpn-calon-koruptor.

  • Formappi Sebut Dominasi Petahana Buat DPR Jalan diTempat

    Achmad Fardiansyah , Jurnalis · Kamis 05 September 2019 16:23 WIB

    Peneliti Formappi Lucius Karus (Foto: Okezone)

    JAKARTA - Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) memprediksi anggota DPR periode 2019 -2024 yang didominasi petahana hanya akan melahirkan undang-undang tidak akan jauh berbeda denganperiode sebelumnya. Sehingga, DPR hanya akan jalan di tempat.

    "Jumlah incumbent sebanyak 321 orang dan wajah baru sebanyak 254 orang, incumbent terbanyakberada di PDIP," kata Peneliti Formappi Lucius Karus kepada wartawan, Jalan Matraman, Jakarta Timur.Kamis (5/9/2019).

    Lucius mencontohkan, para anggota DPR paling banyak ditempati oleh muka-muka lama adalah anggotaDPR dari Fraksi PDIP. Anggota dewan petahana dari partai berlogo kepala banteng itu tercatat ada 73orang, di mana dalam periode sebelumnya hanya 55 orang.

    "Dominasi caleg petahana lanjutnya yang mencapai 56% dalam Pemilu 2019 ini terdiri dari 300 anggotaDPR aktif dan 21 anggota DPR terpilih periode 2014 yang di PAW, namun kembali mencalonkan diridalam Pemilu 2019," ujarnya.

    Menurut Lucius, banyaknya anggota DPR petahana terpilih kembali disebabkan para anggota dewanlebih mengedepankan "promosi untuk dirinya" ketimbang mengikuti sidang di Senayan.

    "Banyaknya incumbent yang terpilih kembali membuktikan jika mereka lebih banyak kampanye daripada mengikuti sidang-sidang di DPR," ujarnya.

    Sementara itu, anggota DPR yang didominasi pendatang baru, Formappi mencatat ada di PartaiNasDem. Para anggota dewan pendatang baru dinilai akan mendongkrak kepercayaan masyarakatterhadap lembaga DPR, padahal belum tentu juga.

    "Wajah baru di Senayan juga belum tentu mampu mendongkrak kepercayaan publik terhadap kinerjaDPR," ujarnya.

    https://news.okezone.com/read/2019/09/05/606/2101078/formappi-sebut-dominasi-petahana-buat-dpr-jalan-di-tempat

  • Formappi: Ada 48 Anggota DPR Terpilih yang MungkinBangun Dinasti Politik

    Kompas.com - 05/09/2019, 13:10 WIB

    Peneliti Formappi, Lucius Karus, dalam memaparkan kajian khusus terhadap caleg DPR RIterpilih di kantor Formappi, Jakarta Timur, Kamis (5/9/2019). Peneliti Formappi, Lucius Karus,dalam memaparkan kajian khusus terhadap caleg DPR RI terpilih di kantor Formappi, JakartaTimur, Kamis (5/9/2019). (KOMPAS.com/CHRISTOFORUS RISTIANTO)

    Penulis Christoforus Ristianto | Editor Icha Rastika

    JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia ( Formappi)

    mencatat, ada 48 calon legislatif terpilih periode 2019-2024 yang mungkin menciptakan dinasti

    politik di partai politik maupun di parlemen. "Dari 574 jumlah kursi yang diisi caleg terpilih di

    Pemilu 2019, 48 di antaranya memiliki hubungan kekerabatan dengan petinggi parpol tertentu,

    kepala daerah, gubernur, bupati, maupun wali kota," ujar peneliti Formappi, Lucius Karus di

    Kantor Formappi, Jakarta Timur, Kamis (5/9/2019). Berdasarkan penelusuran Formappi, 48

    caleg yang memiliki hubungan kekerabatan tersebut tersebar di tujuh parpol, yakni Gerindra

    dengan 5 caleg, Golkar (9), Nasdem (8), PAN (5), PDI Perjuangan (10), Demokrat (6), dan PKB

    (5). Partai Nasdem misalnya, anak sang Ketua Umum Surya Paloh, yakni Prananda Surya Paloh,

    menjadi caleg terpilih dari daerah pemilihan Sumatera Utara I. Baca juga: Yuk Kenali Wajah

    Anggota DPR Terpilih yang Baru 23 Tahun... Kemudian dari PAN, ada anak dari Ketua Dewan

    Kehormatan PAN Amien Rais, yakni Hanafi Rais dari dapil Yogyakarta. Lalu, dari PDI-P ada

    anak Megawati Soekarnoputri, yakni Puan Maharani dari dapil Jawa Tengah. "Selain Puan,

    keponakan Megawati, Puti Guntur Soekarno dari dapil Jawa Timur dan adik kandungnya Guruh

    Soekarnoputri dari dapil yang sama juga terpilih," ucap Lucius. Dari PKB, lanjut dia, ada istri

    mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, yakni Netty Prasetiyani dari dapil Jawa Barat.

    Kemudian, di Partai Demokrat, ada anak Susilo Bambang Yudhoyono, yakni Edhie Baskoro

    Yudhoyono dari dapil Jawa Timur. "Untuk Golkar ada anak kandung Agung Laksono, yaitu

    Dave Akbarshah Fikarno dari dapil Jawa Barat, sedangkan di Gerindra ada istri Sekjen Gerindra

    Ahmad Muzani, yaitu Himmatul Aliyah dari dapil Jakarta," ujar dia. Baca juga: Profil 3 Caleg

    DPR Terpilih yang Raih Suara Terbanyak Maka dari itu, Lucius menilai, kecendurungan dari

    tujuh parpol tersebut masih kental dengan oligarki politik. "Parpol masih dikuasai oleh satu

  • keluarga yang berjejaring secara kekerabatan. Itu yang membuat dinasti politik terus terjadi,"

    kata dia.

    https://nasional.kompas.com/read/2019/09/05/13102131/formappi-ada-48-anggota-dpr-terpilih-

    yang-mungkin-bangun-dinasti-politik.

    Formappi: Nasdem Satu-satunya Parpol di DPR yangBerhasil Penuhi Kuota 30 Persen Perempuan

    Kamis, 5 September 2019 19:55 WIB

    Reza Deni

    Peneliti Formappi, Lucius Karus di kantornya, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (14/9/2018)

    Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia(Formappi) menyebut Partai Nasdem menjadi satu-satunya partai politik yang berhasilmemenuhi kuota 30 persen perempuan duduk di DPR RI.

    Hal tersebut terungkap dalam diskusi bertajuk 'Meneropong DPR 2019-2024 berdasarkan KajianAnatomi Caleg Terpilih Pemilu 2019'.

    "Satu-satunya parpol (partai politik) yang berhasil memenuhi kuota 30 persen perempuan, hanyaNasdem (sebanyak) 32,2 persen," Peneliti Formappi Lucius Karus dalam agenda yang digelar diKantor Formappi, Matraman, Jakarta Pusat, Kamis (5/9/2019).

    Perlu diketahui, dalam melakukan kajiannya, Formappi menggunakan metodologi berupasumber data serta dokumen resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan dokumenpendukung lainnya.

    Berdasar pada perolehan jumlah kursi parlemen, partai Nasdem memiliki 19 kursi untukperempuan dan 40 kursi untuk laki-laki.

    14 anggota DPR terpilih belum lapor LHKPN

    14 anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024 masih belum menyerahkan Laporan HartaKekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke KPU.

    Komisioner KPU RI Pramono Ubaid mengira keterlambatan caleg terpilih menyerahkankewajiban tersebut bukan karena adanya persoalan dalam proses administrasi di KPK.

  • "Sejauh pengetahuan kami, tidak ada kendala apapun dari KPK," kata Pramono Ubaid kepadaTribunnews.com, Kamis (5/9/2019).

    Malahan kata dia, KPK sudah dari jauh-jauh hari menawarkan berbagai kemudahan agar paraanggota legislatif terpilih bisa merampungkan persyaratan itu.

    Misalnya, KPK terbuka kepada partai politik atau caleg yang bersangkutan untuk diajakkonsultasi.

    Selain itu, KPK juga telah menyediakan metode pelaporan LHKPN secara online.

    Para anggota DPR terpilih dapat mengurus dokumen persyaratan itu dari daerahnya masing-masing.

    Mereka tak lagi perlu datang secara langsung ke Jakarta untuk menyerahkan LHKPN-nya.

    "KPK sejak jauh-jauh hari memberi berbagai kemudahan pemenuhan syarat ini. Calon terpilihbisa mengurus dokumen ini dari daerah masing-masing. Tidak harus ke Jakarta," ungkapPramono.

    Sebagaimana diketahui, masih ada 14 anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024 dari 5 partaipolitik belum menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) keKomisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

    Saat ini, baru 561 dari 575 anggota DPR RI yang telah rampungkan kewajiban menyetorLHKPN. Ini diketahui dari catatan data terakhir KPU per tanggal 4 September 2019, tentangRekapitulasi Penerimaan LHKPN Calon Terpilih Anggota DPR.

    Kini mereka cuma punya waktu 2 hari lagi terhitung dari sekarang, sebelum pintu penerimaanlaporan ditutup pada Sabtu (7/9).

    Jika hingga batas waktu yang ditetapkan, ke-14 anggota DPR itu tak kunjung melengkapiLHKPN-nya, maka proses pelantikan mereka pada 1 Oktober besok terancam ditunda.

    Sebab, penyerahan LHKPN jadi syarat mutlak pelantikan anggota DPR terpilih.

    Hal ini berdasarkan PKPU Nomor 31 Tahun 2018 tentang Perubahan atas PKPU Nomor 20Tahun 2018 tentang pencalonan anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, danDPD, dimana tanda bukti LHKPN wajib diserahkan paling lambat tujuh hari setelah KPUmengeluarkan Surat Keputusan (SK) penetapan sebagai caleg terpilih.

    Warning

    Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mewanti-wanti anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024yang belum menyetor Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

  • Mereka yang hingga kini belum menyerahkan LHKPN, punya waktu 7 hari terhitung sejakpenetapan anggota terpilih, Sabtu (31/8/2019) sampai batas akhir, Sabtu (7/9/2019) besok.

    "Kami berharap bagi partai-partai yang belum menyerahkan LHKPN, agar segera menyerahkan7 hari setelah penetapan, setelah hari ini. Itu tanggal kalender. Jadi tanggal 7 (September) kamitunggu, hari terakhir," ungkap Komisioner KPU RI Ilham Saputra, saat dikonfirmasi, Senin(2/9/2019).

    Katanya, anggota DPR terpilih dibebaskan apakah mau menyerahkan LHKPN ke masing-masingpartai politik secara kolektif atau langsung ke KPU. Ilham menegaskan, penyerahan LHKPN jadisyarat mutlak pelantikan anggota DPR terpilih.

    Hal ini berdasarkan PKPU Nomor 31 Tahun 2018 tentang Perubahan atas PKPU Nomor 20Tahun 2018 tentang pencalonan anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, danDPD, dimana tanda bukti LHKPN wajib diserahkan paling lambat tujuh hari setelah KPUmengeluarkan Surat Keputusan (SK) penetapan sebagai caleg terpilih.

    "Karena salah satu syarat untuk dilantik adalah berdasarkan PKPU kita, itu mengumpulkanLHKPN kepada KPU," tegas dia.

    Jika hingga batas akhir pelaporan LHKPN, masih ada anggota dewan terpilih tak kunjungmenuntaskannya, maka KPU tidak akan memasukkan nama yang bersangkutan ke dalam daftaruntuk dilantik Presiden RI Joko Widodo. Pelantikan yang bersangkutan bakal ditunda sampai diamenyerahkan LHKPN kepada KPU.

    "Jika tidak sampai 7 September menyerahkan, maka kami tidak memberikan nama yangbersangkutan, yang belum menyerahkan LHKPN, untuk dilantik oleh Presiden. Sampaikemudian dia memberikan laporan LHKPN," jelas Ilham.

    Menurut data, legislator terpilih yang sudah menyerahkan LHKPN ke KPU mencapai 84 persen.Sementara senator terpilih, 77 persen.

    Jika dirinci, masih ada 85 anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024 yang tercatat belummenyerahkan LHKPN ke KPK. Hal itu terungkap berdasarkan data KPU pada Sabtu, 31 Agustus2019.

    Meski dipandang sudah cukup patuh, Ilham berharap alasan mereka yang belum melaporLHKPN karena faktor adanya persoalan administratif di KPK. Bukan dari keengganan yangbersangkutan menyetor laporan harta kekayaannya.

    "Saya berharap, belum dilaporkan karena memang masih ada persoalan administratif di KPK.Tapi bukan ketidakinginan, bukan keengganan dari calon terpilih, untuk melaporkan LHKPN,"pungkas dia.

    https://www.tribunnews.com/nasional/2019/09/05/formappi-nasdem-satu-satunya-parpol-di-dpr-yang-berhasil-penuhi-kuota-30-persen-perempuan

  • Formappi: Anggota DPR Perempuan Naik Jadi 20%, tapiMilenial Hanya 9%

    Peneliti Formappi, Lucius Karus (kanan). Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan

    Sebanyak 575 kursi DPR RI tak lama lagi akan diisi para anggota parlemen yang terpilih pada Pileg 2019.Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) memetakan ada kenaikan jumlahketerwakilan perempuan di DPR periode 2019-2024.

    Peneliti Formappi, Lucius Karus, menyebut keberadaan perempuan yang mengisi kursi parlemen akanmencapai angka 20 persen. Jumlah itu meningkat jika dibandingkan periode 2014-2019 yang tercatathanya 17 persen.

    Meski begitu dia menilai angka ini masih jauh dari target keterwakilan wanita di parlemen, yakni sebesar30 persen. Dia kini mengatakan, hampir dari seluruh partai politik peserta pemilu kemenangan partainyadidominasi oleh laki-laki.

    "Kita lihat perempuan 20 persen masih dari mencapai 30 persen di DPR. Hampir semua parpol tetapdidominasi caleg terpilih laki-laki. Satu-satunya parpol yang menembus 30 persen perempuan hanyaNasDem," kata Lucius di kantor Formappi, Jakarta, Kamis (5/9).

    Sedangkan, berdasarkan kategori usia, ia menyebut keterwakilan kaum milenial di parlemen masihminim. Milenial dengan rentang usia 21-35 tahun hanya sebesar 9 persen. Parlemen masih didominasiusia 36-60 tahun, yakni sebesar 74 persen.

    Selain itu, dia juga mengatakan, lima agama resmi di Indonesia juga terwakilkan di parlemen. Meski diamempertanyakan relevansi informasi agama yang dibuka oleh KPU dengan kinerja para anggotaparlemen terpilih nantinya.

    "Saya tak memahami pertimbangan KPU menampilkan agama caleg. Menganggap keterangan agamacaleg ini penting untuk diketahui publik," ujarnya.

  • Hal lain yang dipetakan oleh Formappi yakni terkait domisili caleg yang masih didominasi oleh calegberdomisili di Jabodetabek, namun mulai banyak caleg dari domisili luar daerah. Sehingga, diharapkandapat lebih mewakili rakyat di wilayah lain.

    KPU sebelumnya sudah menetapkan 575 anggota DPR terpilih periode 2019-2024 dalam rapat pleno dikantor KPU, Jakarta, Sabtu (31/8). Hasil rapat pleno itu dituangkan dalam lampiran keputusan KPUNomor 1318/PL.01.9-Kpt/06/KPU/VIII/2019 tentang penetapan calon terpilih anggota DewanPerwakilan Rakyat (DPR) dalam pemilihan umum tahun 2019.

    Sebanyak 575 caleg terpilih itu berasal dari 80 dapil yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Paraanggota DPR terpilih itu nantinya dilantik oleh Ketua Mahkamah Agung pada 1 Oktober 2019.

    https://kumparan.com/@kumparannews/formappi-anggota-dpr-perempuan-naik-jadi-20-tapi-milenial-hanya-9-1rnuVGGQfE0

    Formappi: 48 Caleg Terpilih Berpotensi Munculkan DinastiPolitik

    Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI) Lucius Karus memberikan kerterangan pers di KantorFORMAPPI, di Matraman, Jakarta Pusat, Kamis (22/2/2018).tirto.id/Ahsan Ridhoi

    tirto.id - Forum Masyarakat Perduli Parlemen (Formappi) telah mengeluarkan hasil kajiannya terhadapcalon anggota legislatif (caleg) DPR RI terpilih periode 2019-2024. Berdasarkan catatan Formappi, dari574 caleg terpilih, terdapat 48 anggota yang berpotensi memunculkan dinasti politik. Hal itu diungkappeneliti Formappi, Lucius Karus, dalam diskusi bertajuk "Anatomi Caleg DPR RI Terpilih Pemilu 2019" dikantornya, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (5/9/2019).Lucius menerangkan, 48 anggota tersebut memiliki hubungan kekerabatan dengan kepala daerah.Mereka tersebar di tujuh partai politik antara lain: Gerindra dengan 5 orang caleg, Golkar 9 caleg,Nasdem 8 caleg, PAN 5 caleg, Partai Demokrat 6 caleg, PDI Perjuangan 10 caleg, PKB 2 caleg, serta PKS 3caleg. Ia menyebut, misalnya, Caleg Partai Gerindra dari Dapil Kalimantan Timur, yakni BudisatrioDjiwandono. Ia merupakan anak dari mantan Gubernur BI Sudrajat Djiwandono dan keponakanPrabowo Subianto. Ada pula Caleg Partai Golkar, Adde Rosi, yang terpilih di Dapil Banten I. Adde,berdasarkan catatan Formappi, merupakan istri dari Wagub Banten, Andika Hazrumy yang jugamerupakan menantu Ratu Atut."Dari Partai Nasdem, terdapat Prananda Surya Paloh yang menjadi caleg terpilih dari daerah pemilihanSumatera Utara I. Ia merupakan putra dari Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh," tutur Lucius.

  • Selanjutnya, papar Lucius, adalah Caleg PAN Hanafi Rais dari dapil Yogyakarta. Hanafi sendiri merupakananak dari Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais. Lalu ada Eddhi Baskoro yang terpilih di Dapil JawaTimur. Pria yang akrab disapa Ibas itu merupakan anak dari Ketua Umum Partai Demokrat, SusiloBambang Yudhoyono (SBY)."Ada juga dari PDI Perjuangan yaitu Puan Maharani dari dapil Jawa Tengah. Puan adalah anak dari KetuaUmum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri," terangnya.Dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), terdapat Bertu Merlas yang terpilih di Dapil Sumatera Selatan. Iamerupakan adik dari Gubernur Sumsel, Herman Heru. Terakhir, dari Partai Keadilan Sejahterah (PKS),ada Nevi Zuairina yang terpilih di Dapil Sumatera Barat. Ia merupakan Istri dari Gubernur SumateraBarat Irwan Prayitno.Menurutnya, potensi munculnya dinasti partai politik sangat penting untuk dikritisi. Sebab, oligarki yangterjadi di tubuh parpol begitu terlihat jelas. Apalagi sistem perekrutan yang memberikan kemudahanbagi kader yang memiliki hubungan kekeluargaan."Mereka karir politiknya berjalan dengan cerah, baru daftar tiba-tiba jadi Sekjen. Itu parpol tak punyaharapan jadi pilar demokrasi jika elit-elitnya masih dikuasai satu keluarga atau satu kelompok yangberjejaring secara kekerabatan," imbuhnya. Dia juga khawatir, jika parlemen dikuasai oleh anggota yangmemiliki hubungan kekeluargaan dengan elite politik, peluang untuk korupsi pun semakin terbuka.Sebab, menurutnya, urusan kebijakan negara bisa diselesaikann dalam forum keluarga dan tidak resmi.

    "Hal-hal ini yang membuat DPR akan memelihara situasi penuh ketertutupan, situasi yang mendukungkorupsi. Karena kita sekarang memiliki peran yang sama agar semua lembaga negara bebas darikorupsi," tuturnya.https://tirto.id/formappi-48-caleg-terpilih-berpotensi-munculkan-dinasti-politik-ehAH

    Formappi: Anggota DPR Baru Harus Batalkan RUU KPKdi Hari Pertama Kerja

    Chandra Iswinarno | Stephanus Aranditio

    Kamis, 05 September 2019 | 16:27 WIB

    Diskusi "Parlemen Bersih Parlemen Terhormat di Gedung DPD RI, Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2019).[Suara.com/Stephanus Aranditio]

  • Jika tidak, Anggota DPR yang baru tak ada bedanya dengan periode sebelumnya.

    Suara.com - Peneliti Formappi Lucius Karus berharap anggota DPR RI terpilih 2019-2024 berani menolakRevisi Undang-undang KPK untuk memperbaiki citra buruk peninggalan anggota DPR 2014-2019.

    Jika tidak, DPR baru tak ada bedanya dengan periode sebelumnya.

    Lucius menilai, upaya DPR yang saat ini ingin merevisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 TentangKomisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menjadi usul inisiatif dari DPR RI adalah sebuah tindakannekat, sebab dilakukan di akhir masa jabatannya.

    "Kalau dalam dua minggu mereka bisa merevisi dua undang-undang ini, apa yang kita harapkan? Dalamlima tahun saja RUU KUHP, RUU PKS enggak selesai-selesai, jumlah korupsi dari DPR jumlahnya hampirsama dengan undang-undang yang disahkan DPR selama lima tahun. Koruptor yang dihasilkan DPR itusampai sekarang 23 sementara RUU yang dihasilkan sampai hari ini 29," kata Lucius dalam diskusi"Parlemen Bersih Parlemen Terhormat di Gedung DPD RI, Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2019).

    Lantaran itu, dia menilai publik tidak bisa berharap banyak selain menanti sikap tegas para anggotadewan yang baru untuk langsung menolak revisi UU KPK tersebut saat pelantikan 1 Oktober 2019mendatang.

    "Kita berharap di hari pelantikan pertama anggota dewan yang baru sudah menyatakan sikap menolakrevisi kalau belum selesai. Kalau sudah selesai, maka batalkan dan kembalikan undang-undang sebelumrevisi," tegasnya.

    Diketahui, Badan Legislasi DPR RI mengusulkan revisi undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi(RUU KPK) agar dapat menjadi RUU usulan DPR.

    Usulan Badan Legislasi DPR RI soal RUU Usul Badan Legislasi DPR RI tentang Perubahan Kedua atasUndang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tersebutdibawa ke rapat paripurna untuk mendengarkan pandangan fraksi pada Kamis (5/9/2019).

    Dalam rapat tersebut, seluruh fraksi partai politik di parlemen satu suara menyetujui revisi undang-undang tersebut. Selanjutnya, pembahasan akan ditindaklanjuti melalui mekamisme yang ada.

    https://www.suara.com/news/2019/09/05/162754/formappi-anggota-dpr-baru-harus-batalkan-ruu-kpk-di-hari-pertama-kerja

    Formappi: 48 Anggota DPR Terpilih Potensi Jadi DinastiPolitik

    Yustinus Paat / YUD Kamis, 5 September 2019 | 20:27 WIB

    Jakarta, Beritasatu.com - Peneliti dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), LuciusKarus, mengungkapkan terdapat 48 nama anggota DPR terpilih yang berpotensi menghidupkan kembali

  • dinasti politik. Pasalnya, ke-48 nama ini mempunyai hubungan kekerabatan dengan pejabat atau politisitertentu.

    Berdasarkan hasil penelusuran Formappi terhadap 575 DPR terpilih untuk periode 2019-2024, ada ke-48nama anggota DPR terpilih mayoritas adalah anak kandung dari kepala daerah dan anak kandung politisisenior. Selain itu, terdapat pula istri kepala daerah, suami kepala daerah atau adik kandung dari kepaladaerah.

    "Setidaknya berdasarkan penelusuran hingga saat ini masih banyak anggota DPR terpilih yang memilikiunsur kekerabatan dengan politisi atau tokoh daerah tertentu. Jumlah ini potensial menghidupkandinasti politik," ujar Lucius di Kantor Formappi, Matraman, Jakarta, Kamis (5/9/2019).

    Menurut Lucius, dinasti politik bakal berdampak buruk terhadap partai politik. Kaderisasi, kata dia,kemungkinan tidak akan berjalan jika dinasti politik yang menguasai parpol. Pasalnya, para individu yangberasal dari dinasti tertentu bisa naik peringkat lebih cepat dalam struktur parpol.

    "Parpol akhirnya dikuasai oleh keluarga atau pemilih modal tertentu. Oligarki parpol terus berlanjut dankader-kader berkualitas dan berintegritas bakal tidak mendapatkan ruang jika tidak memiliki hubungankekerabatan atau memiliki kekuatan finansial memadai," ungkap dia.

    Tak hanya parpol, kata Lucius, masyarakat juga akan terkena dampaknya baik langsung atau tidaklangsung. Hak masyarakat untuk mendapat pemimpin yang berkualitas dan berintegritas bakal tidak bisadiwujudkan. Termasuk, menurut dia, potensi korupsi sangat besar terjadi pada parpol yang dikuasaidinasti.

    "Nanti, urusan kebijakan negara pada akhirnya diselesaikan secara keluarga. Tentu, hal seperti ini bisamendukung iklim korupsi. Kami sejak awal mengkritisi jika ada caleg yang maju dari kalangankekerabatan ini," pungkas Lucius.

    Anggota DPR Terpilih yang punya hubungan kekerabatan

    1. Partai Gerindra

    - Muhammad Rahul (Dapil Riau I) keponakan M Nazaruddin (napi korupsi) dari eks politisi Demokrat

    - Ahmad Muzani (Dapil Lampung I) suami Himmatul Aliyah yang terpilih caleg DPR (Dapil DKI Jakarta II)

    - Budisatrio Djiwandono (Dapil Kalimantan Timur) anak mantan Gubernur BI Sudrajat Djiwandono dankeponakan Prabowo Subianto

    - Ruskati Ali Baal (Dapil Sulbar) istri Gubernur Sulbar Ali Baal.

    2. Golkar

    - Kahar Muzakir (Dapil Sumsel I) ayah kandung Wahyu Sanjaya yang terpilih caleg DPR (Dapil Sumsel II)

    - Dedi Mulyadi (Dapil Jabar VII) suami-istri Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika

  • - Puteri Komarudin (Dapil Jabar VII) anak Ade Komarudin

    - Dave Akbarsha Fikarno (Dapil Jabar VIII) anak Mantan Menteri Agung Laksono

    - Daniel Muttaqien Syafuddin (Dapil Jabar VIII) anak eks Bupati Indramayu MS Irianto

    - Dyah Roro Esti (Dapil Jatim X) anak Satya Yudha anggota DPR

    - Adde Rosi (Dapil Banten I) istri Wagub Banten menantu Ratu Atut

    - Adrian Jopie Paruntu (Dapil Sulut) anak Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Tetty

    - Muhammad Fauzi (Dapil Sulsel) suami Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani

    3. NasDem

    - Prananda Surya Paloh (Dapil Sumut I) anak Ketum Nasdem Surya Paloh

    - Lisda Hendrajoni (Dapil Sumbar I) Istri Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni

    - Percha Leanpuri (Dapil Sumsel I) anak Gubernur Sumsel Herman Deru

    - Sri Kustina (Dapil Sumsel II) Istri Bupati Lematang Ilir Penukal Abab

    - Yessy Melania (Dapil Kalbar II) anak Bupati Melawi Panji

    - Hillary Brigita Lasut (Dapil Sulut) anak Bupati Talaud Elly Lasut

    - Hasnah Syam (Dapil Sulsel II) istri Bupati Barru Suardi Saleh

    - Abdullah Tuasika (Dapil Maluku) adik Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal

    4. PAN

    - Achmad Hafisz Tohir (Dapil Sumsel I) adik Bupati Ogan Komering Ilir

    - Hanna Gayatri (Dapil Sumsel II) kakak Hatta Rajasa

    - Hanafi Rais (Dapil Yogyakarta) anak Amien Rais

    - Mitra Fakhruddin (Dapil Sulsel III) anak Bupati Enkerang Muslimin Bando

    - Fachri Pahlevi Koggoasa(Dapil Sulawesi Tenggara) anak Bupati Konawe Kerry Saiful Koggoasa

    5. Demokrat

    - Wahyu Sanjaya (Dapil Sumsel II) anak Kahar Muzakir (DPR Terpilih Sumsel 1)

    - Didi Irawadi Syamsuddin (Dapil Jabar X) anak Amir Syamsudin

  • - Eddhi Baskoro Yudhoyono(Dapil Jatim VII) anak Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono

    - Rizki Aulia Rahman (Dapil Banten I) anak Bupati Pandenglang Irma Narulita

    - Aliyah Mustika (Dupil Sulsel I) istri Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin

    - M Dhevy Bijak (Dapil Sulsel III) anak Bupati Luwu Syukur Bijak

    6. PDIP

    - Putra Nababan (Dapil DKI 1) anak dari Mantan anggota DPR Panda Nababan

    - M Herviano (Dapil Jateng I) anak Budi Gunawan selaku kepala BIN

    - Puan Maharani (Dapil Jateng V) anak Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri

    - Paramitha Widya Kusuma (Dapil Jateng IX) anak Bupati Brebes Indra Kusuma

    - Puti Guntur Soekarno (Dapil Jatim I) keponakan Megawati Soekarnoputri

    - Guruh Soekarno Putra (Dapil Jatim VI) adik Megawati

    - Cornelis (Dapil Kalbar I) ayah Bupati Landak Karolin Margaret Natasa

    - Adirana Charlotte Dondokambey (Dapil Sulut) anak Gubernur Sulut Olly Dondokambey

    - Vanda Sarundajang (Dapil Sulut) anak Dubes Indonesia untuk Filipina Harry Sarundajang

    - Arwan M Aras (Dapil Sulbar) anak Bupati Mamuju Tengah Aras Tammauni

    7. PKB

    - Bertu Merlas (Dapil Sumsel II) adik Gubernur Sumsel Herman Heru

    - Yaqut Cholil (Dapil Jateng X) anak KH Cholil Bisri

    8. PKS

    - Nevi Zuairina (Dapil Sumbar II) Istri Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno

    - Netty Prasetiyani (Dapil Jabar VIII) istri Ahmad Heryawan

    -Achmad Dimyati (Dapil Banten I) suami Bupati Pandeglang Irma Narulita

    https://www.beritasatu.com/politik/573519/formappi-48-anggota-dpr-terpilih-potensi-jadi-dinasti-politik

  • Formappi: Tiada Partai yang Bisa Klaim Wakili SeluruhRakyat

    CNN Indonesia | Jumat, 06/09/2019 01:20 WIB

    Jakarta, CNN Indonesia -- Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karusmengatakan semua partai politik (parpol) yang lolos ke DPR pada periode 2019-2024 tak bisa mengklaimsebagai representasi dari seluruh rakyat Indonesia.

    Sebab, semua parpol dinilai tak berhasil meloloskan para caleg-calegnya ke parlemen di semua daerahpemilihan (dapil) dalam Pemilu 2019.

    "Tak satu pun partai yang bisa mengklaim menjadi wakil seluruh rakyat Indonesia. Tidak semua Parpolmampu mendudukkan calegnya [di DPR] di semua dapil," kata Lucius di Kantor Formappi, Jakarta, Kamis(5/9).

    Diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan 80 dapil di seluruh Indonesia untuk anggotaDPR RI. Jumlah itu meningkat dari Pemilu 2014 lalu yang hanya 77 dapil.Lebih lanjut, Lucius lantas merinci bahwa PDIP yang ditetapkan sebagai pemenang pemilu 2019 hanyamampu meloloskan legislatornya ke DPR di 74 Dapil di 31 provinsi. Jumlah yang sama seperti PDIP jugadiraih oleh Partai Golkar dalam Pemilu 2019 ini dengan meraih kursi di 74 dapil dan 31 provinsi.

    Selanjutnya, berturut-turut ditempati oleh Partai Gerindra yang berhasil maraih kursi anggota dewandari 68 dapil di 26 provinsi, Partai NasDem (51 dapil di 28 provinsi), PKB (47 dapil di 17 provinsi), PKS (45dapil dan 19 provinsi), PAN (42 dapil dan 22 provinsi) serta PPP (19 dapil dari 10 provinsi).

    Lucius menduga konsolidasi yang dilakukan mesin parpol masih belum merata hingga seluruh Indonesia.Ia lantas meyakini kerja-kerja parpol diseluruh Indonesia hanya sebatas menjelang pemilu saja.

    "Itu artinya konsolidasi partai ada yang masih belum merata sampai ke semua dapil. Jadi jangan-jangankerja partai hanya musiman," kata dia.

    https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190905155748-32-427853/formappi-tiada-partai-yang-bisa-klaim-wakili-seluruh-rakyat

    Penambahan Kursi DPR, Formappi Sebut Paling BanyakPartai Nasdem

    Yudi Permana

    Kamis, 05 September 2019 16:20 WIB

  • Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus di Kantor Formappi, Jl.Matraman Raya, Jakarta Timur, Minggu (1/9/2019). | Oktaviani

    AKURAT.CO, Sejumlah partai politik telah memiliki tambahan jumlah kursi anggota DPR RI di periode2019-2024. Sementara ada beberapa parpol yang mengalami penurunan jumlah kursi wakil rakyat diSenayan.

    "PKB, Gerindra, PDIP, Nasdem, dan PKS masing-masing memperoleh tambahan kursi di Pemilu 2019.Sedangkan Golkar, PAN, PPP dan Demokrat mengalami penurunan dibandingkan di Pemilu 2014," kataForum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus dalam keterangan pers dikantornya, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (5/9/2019).

    Ia mengatakan, PDIP berhasil mendapatkan kursi terbanyak yakni 128 anggota DPR di pemilu 2019,karena pada 2014 sebanyak 109 kursi. Sedangkan PPP menjadi yang paling sedikit mendapat tambahankursi hanya 19 orang.

    Kemudian, dikatakan dia, Partai Golkar di pemilu 2019, mengalami penurunan jumlah kursi wakil rakyatdi Senayan yang hanya memperoleh 85 anggota DPR. Karena pada pemilu 2014, sebanyak 91 kursi diparlemen. Sedangkan PAN mendapat 44 kursi di pemilu 2019, dan di periode sebelumnya sebanyak 49anggota DPR.

    "Sementara Hanura yang lolos pada 2014 dengan 16 kursi, dan pada pemilu 2019 tidak lolos PT(Parlement Threshold)," ujarnya.

    Dengan demikian, lanjut Lucius, terjadi perubahan jumlah kursi yang diperoleh parpol dari 2014 dandibandingkan di pemilu 2019. "Sebab sebagian parpol mengalami kenaikan, dan sebagian lainnyamengalami penurunan," sambungnya.

    Ia melanjutkan, partai Nasdem memperoleh kenaikan penambahan kursi paling tinggi sebanyak 24 kursi,kemudian disusul PDIP 19 kursi, PKB memperoleh 11 kursi, PKS 10 Kursi, dan Gerindra 5 kursi.

    Sementara parpol yang mengalami penurunan perolehan jumlah kursi DPR, yakni PPP sebanyak 20 kursi,Demokrat 7 kursi, Golkar hanya 6 kursi, dan PAN 5 kursi.

    Menurut dia, penambahan jumlah kursi anggota DPR dari 560 ke 575 orang, tidak otomatismendongkrak perolehan kursi dari semua parpol peserta pemilu.

  • "Ini sekaligus membuktikan bahwa kemampuan parpol dalam menarik simpati pemilih bervariasi,"ucapnya.

    Selain itu juga, lanjut dia, persoalan internal parpol dan efek Pilpres, misalnya efek Jokowi terhadappartai PDIP, PKB, dan Nasdem. Dan Prabowo mempengaruhi perolehan kursi partai Gerindra.

    Selain itu juga, ia menambahkan, dari 575 caleg terpilih pada Pemilu 2019, sebanyak 458 (80%) berjeniskelamin laki-laki , dan 117 (20%) lainnya adalah dari kalangan perempuan.

    "Pada 2014, dari 560 caleg terpilih, sebanyak 463 merupakan laki-laki dan 97 lainnya adalah Perempuan.Maka caleg perempuan terpilih di pemilu 2019 mengalami peningkatan sebesar 3% dari 97 (17%) ke 117(20%). Meskipun naik, tetapi masih jauh dari kuota 30%," tuturnya. []

    https://akurat.co/id-751949-read-penambahan-kursi-dpr-formappi-sebut-paling-banyak-partai-nasdem

    Formappi: Anggota DPR terpilih mayoritas pemalas

    Sebagian besar dari 575 anggota DPR terpilih periode 2019-2024 disebut pemalas karenadominan petahana.

    Fadli Mubarok Kamis, 05 Sep 2019 19:18 WIB

    Sebagian besar dari 575 anggota DPR terpilih periode 2019-2024 disebut pemalas karena dominanpetahana.

    Peneliti Forum Masyarakat Pecinta Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus memaparkan terdapat321 atau 56% anggota DPR incumbent yang masuk dalam singgasana parlemen. Sedangkan untukanggota DPR baru, tercatat hanya berjumlah 254 atau 44%.

    "Ada perbedaan dengan Pemilu 2014. Sekarang incumbent lebih tinggi, tapi 2014 caleg baru yangdominan. Pada Pemilu 2014 caleg incumbent hanya 34%, sementara caleg baru 57%," kata Lucius dikantor Formappi, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (5/9).

    Melihat potret ini, ia beranggapan seharusnya kinerja parlemen bisa lebih baik. Proses alot dalammembahas setiap Undang-Undang (UU), baik Rancangan Undang-Undang (RUU) maupun revisi UUharusnya bisa lebih optimal. Apalagi jika mengerjakan proses RUU yang belum rampung pada priodesebelumnya.

    Akan tetapi berkaca dari pengalaman, Lucius tidak menjamin semuanya akan terlaksana. Pasalnya,dominasi incumbent dalam parlemen bukan sebuah hal baru.

    "Karena saya kira yang paling menguasai DPR nantinya menentukan kinerja akan baik atau tidak bukanper orangan dari anggota DPR . Tapi ada banyak faktor lain, dan itu lebih banyak ditentukan dari kinerjapartai politik (parpol)," kata dia.

  • Menurut Lucius, hanya komitmen parpol sebagai alat kontrol anggota di DPR itu yang palingmenentukan. Tapi faktanya, alih-alih melakukan itu, parpol justru jadi benteng perlindungan bagianggota DPR yang melakukan kejahatan, malas dan kerja tidak maksimal. Oleh sebab itu, dia menilaipublik tidak mempunyai harapan dari incumbent untuk membuat kinerja DPR akan lebih baik.

    Kendati ada peluang untuk berbenah diri, Lucius juga khawatir dominasi incumbent malah akanmenambah parah kinerja parlmen. Apalagi, sambungnya, jika berkaca pada pola tingkah anggota DPRperiode 2014-2019 yang malas.

    "Banyaknya anggota DPR yang terpilih kembali malah sangat mungkin membuat DPR selanjutnya itujuga mungkin berpotensi dengan rapat yang sepi, apalagi mereka dimanjakan dengan RUU yang sudahdalam proses perumusan," ujarnya.

    https://www.alinea.id/politik/formappi-anggota-dpr-terpilih-mayoritas-pemalas-b1Xm19naX

    Formappi Minta KPK Awasi Anggota DPR/DPD Terpilih

    Nasional pergantian ketua dpr

    Whisnu Mardiansyah • 06 September 2019 03:01

    Jakarta: Ketua Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus meminta KomisiPemberantasan Korupsi (KPK) mengawasi kinerja parlemen priode mendatang. Walaupun, Lucius sendirisanksi parlemen benar-benar bersih.

    "Mengharapkan parlemen bersih itu sebenarnya sudah mati karena sudah tidak ada yang diharapkan.Tapi bagaimanapun lembaga ini harus tetap ada karena sudah menjadi amanat UU. Hanya orang-orangnya saja yang perlu dikontrol dan diawasi kinerjanya," ujar Lucius di Kompleks Parlemen, Senayan,Jakarta Pusat, Kamis, 5 September 2019.

    Lucius pesimis kinerja DPR/DPD di periode terbaru sesuai harapan publik. Parpol dan juga KPU tidakpunya daya saring yang ketat untuk bisa mengusung calon anggota yang bersih. Calon-calon yang sudahterindikasi terkena kasus korupsi tetap diloloskan."Bagaimana mungkin mau mengharapkan parlemen bersih jika sejak proses rekrutmen saja para calonini sudah banyak yang bermasalah. Mereka tetap diloloskan dan terpilih," tegas Lucius.

    Kata dia, mestinya parpol berkomitemen bersama mengusung calon yang bersih. Bukan karena faktorfinansial dengan memiliki modal banyak, melainkan integritas.

    "Kerja mereka harus tetap diawasi dan KPK harus tetap melakukan pemantauan untuk memastikankinerja mereka yang bersih dari korupsi. Catatan kami memang masih banyak anggota DPD/DPR yangnamanya kerap disebut-sebut terlibat dalam kasus korupsi di KPK," ujar Lucius.

    Di kesempatan yang sama, pengamat politik Embrus Sihombing mengatakan parlemen memang sudah

  • diisi oleh orang-orang bermasalah. Mereka sendiri yang membuat UU Pemilu. Butuh perjuangan danniat baik dari setiap anggota.

    "Bagaimana mau buat buat Parlemen bersih, toh mereka juga yang membuat UU-nya. Terlihat susah,butuh perjuangan dan niat baik serta kekhilasan dari masing-masing anggota untuk mau bekerja demikepentingan rakyat," kata Emrus.

    Menurutnya, alih-alih berharap kinerja DPR, kinerja DPD yang dianggap sebelah mata perlu menunjukandiri. Anggota DPD harus lebih berani dibanding anggota DPR dalam menyuarkan kepentinganmasyarakat.

    "Saya yakin dibanding DPR masih banyak anggota DPD yang lebih bersih. Dan mereka yang didugaterlibat kasus hukum alangkah baiknya bisa diproses. Atau paling tidak diawasi KPK karena kita jugamelihat ada anggota DPD yang terindikasi punya kasus di KPK," jelasnya.https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/xkE3o5pN-formappi-minta-kpk-awasi-anggota-dpr-dpd-terpilih

    Kinerja buruk, DPR masih didominasi wajah lama

    Muhammad Nur Rochmi 11:32 WIB - Jumat, 06 September 2019

    Anggota DPR duduk di antara deretan kursi kosong pada Rapat Paripurna Pembukaan Masa PersidanganIV Tahun Sidang 2018-2019 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/3/2019). Berdasarkandaftar kehadiran, dari 560 anggota DPR hanya 281 orang yang hadir. | Rivan Awal Lingga /Antara Foto

    Banyak anggota DPR periode 2014-2019 yang terpilih kembali walau memiliki kinerja buruk. Menurutpeneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus, anggota DPR periode2019-2024 yang kembali didominasi petahana alias wajah lama.

    Berdasarkan data Formappi terhadap 575 anggota DPR terpilih, sebanyak 321 orang atau 56 persenmerupakan petahana. Wajah baru hanya ada 254 orang atau 44 persen.

    "Kondisi ini pun menunjukkan, pemilu belum menjadi ajang punishment and reward terhadap anggotaDPR," ujar Lucius di Kantor Formappi, Matraman, Jakarta, Kamis (5/9/2019) seperti dikutip dariBeritasatu.com.

    Buruknya kinerja anggota DPR periode 2014-2019 ternyata tak mengurangi hasrat masyarakat memilihkembali mereka. Idealnya, kata Lucius, makin banyak petahana yang terpilih lagi, maka tugas-tugasnyadiselesaikan makin baik. Tapi ternyata bukan jaminan. Ini bisa dilihat dari kinerja legislasi (pembuatanundang-undang) pada DPR periode 2014-2019.

    Namun bisa jadi mereka terpilih karena sebab lain. Misalnya, karena pengalaman. Juga pengaruh partaipolitik terhadap kinerja mereka masih sangat kuat. Sayangnya, walau partai politik pengaruhnya kuat,

  • tak diimbangi dengan kontrol atas kinerja wakil mereka di parlemen. "Justru parpol saat ini menjaditempat berlindung bagi anggota DPR yang bermasalah, tersangkut kasus hukum dan sebagainya," katadia.

    Dinasti politik masih lestari

    Selain wajah lama dan kinerja buruk, praktik dinasti politik masih mewarnai DPR. Dinasti politik adalahpolitik yang berdasarkan kedekatan kekerabatan atau kekeluargaan. Yang paling banyak menyumbangkekerabatan di DPR adalah PDIP dan Partai Golkar.

    Lucius menyebut, 8 dari 9 partai politik yang lolos ke parlemen menyumbang 48 legislator yang punyahubungan kekerabatan dengan politikus atau pejabat negara lainnya.

    Lucius memperinci bahwa PDIP menduduki posisi pertama penyumbang legislator yang berpotensimenjadi politik dinasti dengan 10 nama legislator. Posisi kedua, disusul oleh Partai Golkar yangmenyumbang sebanyak 9 legislator. Partai NasDem dengan delapan legislator, Partai Demokrat (6legislator), Gerindra dan PAN (masing-masing 5 legislator), PKS (3 legislator) dan terakhir PKB (2legislator).

    Jika dinasti politik marak, maka partai politik tak bisa diharapkan jadi pilar demokrasi. DPR periodemendatang berpotensi akan menjadi 'sarang' korupsi bila praktik dinasti politik masih langgeng. Paralegislator itu dipastikan akan menutupi praktik koruptif.

    "Jika parpol atau DPR dikuasai lebih banyak caleg terpilih dari faktor kekerabatan yang sama, peluangkorupsi itu makin terbuka. Karena urusan kebijakan negara bisa diselesaikan dalam forum keluarga,forum tak resmi," kata Lucius seperti dipetik dari CNN Indonesia.

    https://beritagar.id/artikel/berita/kinerja-buruk-dpr-masih-didominasi-wajah-lama

    Formappi Prediksi Kinerja Anggota DPR Baru Melempem

    Politik

    5 September 2019 | 18:04

    Oleh: Rudi Hasan

    Mataraminside.com, Jakarta -Kinerja anggota DPR periode 2020-2024 diprediksi tidak akan berbedadengan periode sebelumnya.

    Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus menyebutkan, 56 persenwakil rakyat terpilih yang dilantik nanti adalah wajah lama. “Jumlah ini termasuk 21 orang anggota DPRterpilih 2014 yang di-PAW namun maju kembali di Pemilu 2019,” ujar Lucius di Jakarta, Kamis (5/9).

  • Menurut dia, tak ada yang bisa diharapkan dari wajah-wajah lama itu. Apalagi jika mengingat dari segiadministratif seperti kehadiran mereka dalam rapat, para legislator itu sering lalai. Hampir selaluruangan tampak kosong saat sidang di parlemen.

    Lucius menyebut, kondisi itu akan berulang di periode selanjutnya. “Apalagi mereka dimanjakan karenabanyak RUU yang mulai dibahas pada periode ini,” kata dia.

    Lucius berpendapat, ada beberapa hal yang mendorong kondisi ini terjadi. Pertama, tak ada evaluasidari masyarakat. Buktinya, figur-figur lama tetap saja terpilih kembali, meski kinerjanya jauh dari katabaik.

    Selain itu, ada juga kesalahan dari partai, terutama dalam meregenerasi kader baru di DPR. Partaiseakan-akan abai mengakomodasi orang-orang yang punya semangat kerja.

    “Dalam periode 2014-2019 juga banyak kader yang terbukti kinerjanya buruk dicalonkan kembali danterpilih kembali. Dengan demikian parpol masih punya tugas berat untuk mengontrol kader-kader dalammelaksanakan tupoksi di DPR,” ujar dia. (AIJ/RU)

    https://mataraminside.com/formappi-prediksi-kinerja-anggota-dpr-baru-melempem/

    Formappi: PKS Tak Loloskan Caleg DPR Terpilih Milenial

    Wafa Ul Adnan 07:08 - 6 September 2019

    Metrobatam, Jakarta – Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) melakukan kajianterhadap caleg DPR RI terpilih pada Pileg 2019. PKS merupakan salah satu parpol yang tak meloloskancaleg milineal.“PKS satu-satunya parpol yang tak meloloskan satu orangpun milenial. Sementara Nasdem tercatatmenjadi parpol dengan jumlah milenial terbanyak 10 kursi,” kata peneliti Formappi Lucius Karus saatjumpa pers ‘Anatomi Caleg DPR RI Terpilih Pemilu 2019’ di kantornya, Jalan Matraman Raya, JakartaTimur, Kamis (5/9/2019).

    Metodologi melalui sumber data dari dokumen resmi KPU (CV dan dokumen lainnya) dengan kategoridata generik dan non generik. Kajian ini diharapkan menjadi input bagi partai politik, DPR, Caleg terpilihdan masyarakat.Adapun jumlah kursi DPR 575 orang dari berbagai partai politik. Pemilu 2019 diikuti 16 partai politikyaitu PKB, Gerindra, Golkar, PDIP, Nasdem, Garuda, Berkarya, PKS, Perindo, PPP, PSI, PAN, Hanura,Demokrat, PBB dan PKPI.Namun hanya 9 parpol yang memenuhi ambang batas parlemen 4% dari suara sah nasional yaitu, PKB(58), Gerindra (78), PDIP (128), Golkar (85), Nasdem (59), PKS (50), PPP (19), PAN (44), dan Demokrat(54).Berikut kategori usia caleg terpilih pemilu 2019 per partai politik:1. PKB1. usia 21-35 tahun : 6 orang

  • 2. usia 36-60 tahun : 42 orang3. usia lebih 60 tahun : 10 orang2. Gerindra1. usia 21-35 tahun : 9 orang2. usia 36-60 tahun : 52 orang3. usia lebih 60 tahun : 17 orang3. PDIP1. usia 21-35 tahun : 9 orang2. usia 36-60 tahun : 100 orang3. usia lebih 60 tahun : 19 orang4. Golkar1. usia 21-35 tahun : 5 orang2. usia 36-60 tahun : 65 orang3. usia lebih 60 tahun : 15 orang5. Nasdem1. usia 21-35 tahun : 10 orang2. usia 36-60 tahun : 40 orang3. usia lebih 60 tahun : 9 orang6. PAN1. usia 21-35 tahun : 6 orang2. usia 36-60 tahun : 33 orang3. usia lebih 60 tahun : 5 orang7. PKS1. usia 21-35 tahun : 0 orang2. usia 36-60 tahun : 45 orang3. usia lebih 60 tahun : 5 orang8. PPP1. usia 21-35 tahun : 2 orang2. usia 36-60 tahun : 14 orang3. usia lebih 60 tahun : 3 orang9. Demokrat1. usia 21-35 tahun : 5 orang2. usia 36-60 tahun : 36 orang3. usia lebih 60 tahun : 13 orang“Usia 36-60 tahun mendominasi caleg terpilih 427 kursi (74%), milenial 52 kursi (9%) dan 96 kursi (17%)lainnya berusia diatas 60 tahun. Total 83% dari keseluruhan caleg terpilih berusia produktif,” ucapLucius.Selain itu, Lucius mengatakan caleg DPR terpilih berpendidikan S1 dan S2, namun ada 16 orang calegyang sengaja tidak menampilkan keterangan tentang pendidikannya dalam profilnya.Adapun 16 orang tidak mencantumkan keterangan tentang tingkat pendidikan yaitu Sondang TiarDebora Tampubolon (PDIP/DKI I), Drs. Muhammad Nurdin, M.M (PDIP/Jabar X), H.Didi IrawadiSyamsuddin, SH (Demokrat/Jabar X), Mochamad Herviano (PDIP/Jateng I), Wastam (Demokrat/Jateng

  • VIII), Krisdayanti (PDIP/Jatim V), Guruh Sukarno Putra, S.AP. (PDIP/Jatim VI), Sri Wahyuni (Nasdem/JatimVII), Slamet Ariyadi, S.Psi (PAN/Jatim IX), Nur Aeni (Demokrat/Banten II),Kemudian Ir. H. Nanang Samodra, KA, MSc (Demokrat/NTB II), Anita Jacoba Gah, SE (Demokrat/NTT II),Bambang Purwanto, S.ST, MH (Demokrat/Kalteng), H. Muhammad Nur(Gerindra/Kalsel II), Hasan Saleh (Demokrat/Kalut), dan H.M Amir Uskara, M.Kes (PPP/Sulsel I).“Terdapat 16 orang caleg terpilih pemilu 2019 yang sengaja tidak menampilkan keterangan tentangpendidikannya di profil,” ucap dia.Sementara itu, Lucius mengatakan, seluruh caleg terpilih beragama. Lima agama di Indonesia terwakili diparlemen.“Ini menunjukkan adanya kebhinekaan dalam wajah parlemen kita. Sayangnya tak ada korelasi sebab-akibat antara fakta caleg terpilih beragama dengan kinerja parlemen,” jelas dia. (mb/detik)https://metrobatam.com/2019/09/06/formappi-pks-tak-loloskan-caleg-dpr-terpilih-milenial/

    Formappi: Ada 48 Caleg Terpilih Berpotensi Jadi DinastiPolitik

    5/09/2019 | 19:56

    Oleh: Muhajir

    Indonesiainside.id, Jakarta – Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menyebutada 48 Caleg terpilih berpotensi menjadi dinasti politik. Hal itu berdasarkan kajian terhadap anggotalegislatif DPR terpilih periode 2019-2024 di J