Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

32
PEMBENTUKAN TIM SUKSES PEMENANGAN PILEG 2013 CALEG DPR JATENG”

Transcript of Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

Page 1: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

PEMBENTUKAN TIM SUKSES PEMENANGAN PILEG 2013

CALEG DPR JATENG”

SEMARANG 2013/2014

Page 2: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

”Kenali musuh, kenali diri

sendiri, maka kemenangan

tidak akan terancam. Kenali

lapangan, kenali iklim, maka

kemenangan akan lengkap (Sun

Tzu).”

Page 3: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam rangka membantu calon anggota dewan untuk maju

dalam pemilihan legislative harus membangun kompetensi dan

kapasitas dirinya, utamanya dalam mempersiapkan perangkat kerja

strategis pemenangan pemilu dengan berbasis pada aspirasi

konstituen, maka perlu kita kaji lebih mendalam bagaimana strategi

para calon legislatif dalam memenangkan pemilihan kepala daerah

dan pemilu legislatif, dalam membangun strategi pemenangan pemilu

yang efisien, efektif, terukur dan mudah diterima banyak pihak.

B. TUJUAN

Tujuan dari penulisan ini adalah

1. Untuk memenangkan pemilihan calon legislatif DPR JATENG .

2. Untuk mengeksplorasi strategi komunikasi politik pada pelaksanaan

pemilihan calon legislatif DPR JATENG

3. Strategi timses dalam menghadapi pemilihan calon legislatif DPR

JATENG

C. RUMUSAN MASALAH

Menjelaskan strategi-strategi dalam memenankan pemilu yaitu:

1. Strategi kampanye

a. Sistem Kampanye

Page 4: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

Pemilu dapat dikatakan aspiratif dan demokratis apabila

memenuhi beberapa persyaratan. Pertama, harus besifat

kompetetitif, dalam artian Pemilu bebas dan otonom. Kedua,

Pemilu diselenggarakan secara teratur dengan jarak waktu

yang jelas. Ketiga, Pemilu harus inklusif, artinya semua

kelompok masyarakat harus memiliki peluang yang sama

untuk berpatisipasi dalam Pemilu. Keempat, pemilih harus

diberi keleluasaan untuk mempertimbangkan dan

mendiskuiskan alternatif pilihannya dalam suasana bebas

tidak di bawah tekanan dan akses informasi yang luas.

Kelima, penyelenggara Pemilu yang tidak memihak dan

independen. Benang merah dari terjalinnya interaksi politik

antara cabup dan cawabub dengan massa pemilih dapat

divisualisasikan ke dalam interaksi proses komunikasi politik

diantara keduanya. Dampak komunikasi politik dapat diukur

melalui hasil pemungutan suara dalam Pemilu. Untuk itu

strategi komunikasi politik yang harus digunakan ialah

merawat ketokohan dan membesarkan partai, menciptakan

kebersamaan dan membangun consensus berdasarkan visi,

misi dan program politik yang jelas. Sedangkan kegiatan

Pemilu yang berkaitan langsung dengan komunikasi politik

ialah kampanye danpemungutan suara

Pengaturan mengenai materi kampanye calon legislatif

meliputi visi, misi, dan program caleg dan partai politik.

Page 5: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

Sedangkan metode yang dapat dipergunakan dalam

pelaksanaan kampanye pemilihan legislatif meliputi pertemuan

terbatas; pertemuan tatap muka; media massa cetak dan

media massa elektronik; penyebaran bahan kampanye

kepada umum; pemasangan alat peraga di tempat umum;

rapat umum; dan kegiatan lain yang tidak melanggar larangan

kampanye dan peraturan perundang-undangan. Agar

penyampaian pesan politik pada bagian kampanye pemilihan

kepala daerah dan pemilu legislatif dapat diketahui oleh

banyak orang pada tempat yang berbeda-beda, maka

diperlukan upaya yang maksimal dalam rangka penyampaian

pesan kampanye oleh Peserta calon legislatif kepada

masyarakat. Penggunaan Media massa dalam bentuk

pemberitaan, penyiaran dan iklan kampanye adalah solusi

efektif untuk memaksimalkan upaya penyampaian pesan

politik pada tahapan kegiatan kampanye tersebut. Pesan

kampanye itu sendiri dapat berupa tulisan, suara, gambar,

tulisan dan gambar, atau suara dan gambar, yang bersifat

naratif, grafis,karakter, interaktif atau tidak interaktif, serta

yang dapat diterima melalui perangkat penerima pesan.

b. Konsep Kampanye

Beberapa pengertian kampanye diantaranya, a

communication campaign is an organized communication

activity, directed at a particular audience, for a particular

Page 6: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

period of time, to achieve a particular goal. Sedangkan Roger

dan Storey mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian

tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan

menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang

dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.

Setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya harus

mengandung 4 hal yakni:

1) Tidakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek

atau dampak tertentu,

2) Jumlah khalayak sasaran yang besar

3) Biasanya dipusatkan dalam kurun waktu dan

4) Melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisir.

Disamping keempat hal tersebut kampanye juga

memiliki karakter yaitu sumber yang jelas yang menjadi

penggagas, perancang, penyampai sekaligus penanggung

jawab suatu produk kampanye, sehingga setiap individu yang

menerima pesan kampanye dapat mengindetifikasi bahkan

mengevaluasi kredibilitas sumber pesan tersebut setiap saat.

Persoalan untuk mengemas pesan politik dalam kampanye

pemilu menjadi urusan yang sangat penting bagi partai politik

dan wakil yang maju bersamanya, agar makna pesan dapat

diterima secara efektif oleh audiensnya. Pesan sebagai

elemen kampanye diartikan sebagai pernyataan ringkas yang

menyebutkan mengapa pemilih harus memilih seorang

Page 7: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

kandidat tertentu. Pesan adalah salah satu aspek terpenting

dalam setiap kampanye politik. Dalam kampanye politik

modern, pesan harus disusun dengan sangat hati-hati

sebelum disebarkan dan menjadi konsumsi media dan publik.

Untuk dapat menghasilkan pesan kampanye yang

efektif, maka perlu dilakukan orientasi yang mendalam

terhadap berbagai hal yang diinginkan khalayaknya. Orientasi

calon legislatif DPR JATENG terhadap kondisi khalayak dalam

menyusun pesan politiknya perlu memperhatikan Teori Stealth

democracy (demokrasi sembunyisembunyi). oleh Hibbing dan

Theiss-Morse (2002) bahwa ketimbang pembicaraan tentang

isu-isu politik dan pengalaman dalam politik, praktik-praktik

dan strategi kampanye yang memberikan petunjuk tentang

kepribadian, kecedasan, kecakapan dan komptensi kandidat

lebih mempengaruhi pilihan dalam pemilu. Lawan dari

pendapat ini disampaikan Lipsitz dengan membandingkannya

melalui conventional wisdom (kearifan konvensional), bahwa

rakyat tidak suka kampanye karena sifatnya yang negatif,

dangkal dan terlalu bergantung pada jumlah uang yang

dibelanjakan. Rakyat suka pada kampanye yang lebih bersih,

lebih substansial dan lebih deliberatif. Teori stealth democracy

mengasumsikan rakyat walaupun tidak suka dengan

kampanye, belum tentu suka pada kampanye deliberatif atau

diskusi isu yang lebih substansial. Mereka senang dengan

Page 8: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

informasi yang sederhana dan dengan sesedikit mungkin

menampilkan konflik atau ketidaksetujuan diantara para

kontenstan Setidaknya ada 2 aspek penting yang harus

diperhatikan berkaitan pengaruh pesan terhadap keberhasilan

kampanye yaitu isi pesan dan struktur pesan. Isi pesan

mensyaratkan materi pendukung seperti ilustrasi dan kejadian

bersejarah sangat berpengaruh terhadap kekuatan pesan

dalam mempengaruhi sikap orang yang menerima pesan

tersebut. Isi pesan juga harus menyertakan visualisasi

mengenai dampak positif atas respons tertentu yang

diharapkan muncul dari khalayak sasaran. Sedangkan struktur

pesan mensyaratkannya atas sisi pesan (message

sidedness), susunan penyajian (order of presentation) dan

pernyataan kesimpulan (drawing conclusion). Sisi pesan

memperlihatkan bagaimana argumentasi yang mendasari

suatu pesan persuasif disajikan kepada khalayak. Bila pelaku

kampanye hanya menyajikan pesan-pesan yang mendukung

posisinya maka ia menggunakan pola pesan satu sisi (one

sided fashion). Kelemahannya kekuatan posisi pihak lawan

tidak pernah dinyatakan secara eksplisit. Susunan penyajian

erat kaitannya dengan cara penyusunan klimaks, antiklimaks

dan susunan pyramidal. Pernyataan kesimpulan terkait

apakah khalayak perlu disajikan kesimpulan secara eksplisit

atau memberiakannya untuk menarik kesimpulan sendiri. Ada

Page 9: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

beberapa model kampanye yang bisa dijadikan rujukan dalam

penelitian ini yaitu

1) Model komponensial, kampanye yang diidentifikasikan

dengan pendekatan transmisi ketimbang interaksi dan

model ini lebih bersifat satu arah.

2) Model Kampanye Ostergaard, langkah pertama bagi

sumber kampanye adalah mengindetifikasi masalah faktual

yang dirasakan, setelah itu melakukan pengelolaan

kampanye yang dimulai dari perancangan sampai evaluasi.

Model ini diakhiri pada tahap mengarahkan tingkah laku

khalayak.

3) The Five Functional Stages Development Model, model ini

memfokuskan pada tahapan kegiatan kampanye bukan

pada proses pertukaran pesan antara kandidat dengan

khalayak.

4) The Communicative Functions Model, model ini dimulai

dari surfacing (pemunculan), memetakan daerah

kampanye, tahap primary yaitu memfokuskan perhatian

khalayak pada kandidat, dan tahap terakhir adalah tahap

pemilihan yang dilaksanakan saat kampanye sudah

berakhir.

Kemampuan calon bupati dan wakil bupati dan caeg

dalam menyusun pesan politik juga ditentukan oleh

pemahamannya terhadap keputusan khalayak terhadap pesan

Page 10: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

politik yang diterimanya. Berdasarkan teori Elaboratin

Likelihood yang disajikan oleh pakar komunikasi persuasive

Richard E Petty dan John T Caciopp, bahwa keputusan yang

dibuat khalayak bergantung pada jalur yang ditempuhnya

dalam memproses sebuah pesan. Jika seseorang secara

sungguh-sungguh mengolah pesan-pesan persuasif yang

diterimanya dengan semata-mata berfokus pada isi pesan

tersebut, maka orang tersebut menurut teori ini dianggap

menggunakan jalur sentral (central route). Sementara jika

orang tersebut tidak melakukan evaluasi yang mendalam

terhadap isi pesan yang diterimanya melainkan lebih

memperhatikan daya tarik penyampai pesan, kemasan produk

dan aspek periferal lainnya, maka ia dipandang menggunakan

jalur pinggiran (peripheral route). Asumsi yang mendasari teori

ini adalah bahwa setiap orang dapat memproses pesan

persuasive dengan cara yang berbeda. Pada satu situasi kita

menilai sebuah pesan secara mendalam, hati-hati dan dengan

pemikiran kritis. Namun pada situasi lain kita menilai pesan

sambil lalu tanpa mempertimbangkan argumen yang

mendasari isi pesan tersebut.

2. Strategi Kampanye

a. Pemetaan Politik

1) Pemetaan Politik adalah untuk memenuhi informasi yg

dibutuhkan oleh kandidat dan tim suksesnya.

Page 11: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

2) Pemetaan Politik adalah kegiatan pengumpulan pendapat

atau persepsi masyarakat terhadap berbagai hal

menyangkut seorang tokoh atau kandidat calon legislatif

DPR JATENG dengan cara mewawancarai sejumlah

masyarakat.

3) PETA POLITIK adalah untuk seberapa besar kemungkinan

(kans) seorang kandidat dapat meraih kemenangan

dibanding dengan kandidat lain di daerah tertentu

4) Output dari survei ini adalah sebuah rekomendasi tentang

bagaimana cara MEMPERTAHANKAN dan atau

MEMPERBESAR tingkat kemungkinan seorang kandidat

menang dalam pemilihan legislatif

Bagi Kandidat:

a) Posisi Tawar

Peta politik dapat dijadikan alat bukti ilmiah yang

menyakinkan/sangat kuat bagi kandidat agar parpol dan

organisasi politik lainya mendukungnya.

b) Memilih Pasangan Yang Paling Tepat

Peta politik dapat digunakan untuk menentukan siapa

orang yang paling tepat secara taktis dan strategis

untuk dijadikan pendamping

c) Efisiesni Dana Kampanye

Dengan melihat peta politk ini, kandidat dapat

menentukan skala prioritas kampanye sehingga dana

Page 12: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

yanga ada tidak dihabiskan untuk hal-hal yang tidak

produktif

d) Efektivitas Kampanye

Peta politik juga dapat digunakan untuk menentukan

berbagai bentuk kampanye mana yang paling efektif

menarik pemilih.

Bagi Partai Politik:

a) Menentukan tim sukses berdasarkan jaringan partai

Melalui peta politk , partai politik dapat menentukan

jaringan berpotensi untuk memenangkan pemilu

b) Mengetahui Peta Politik Lokal

Peta politik ini juga akan memberikan gambaran yg

komprehensif tentang peta politik local

Mengetahui Kekuatan dan

Kelemahan Diri Sendiri

1) Mengetahui seberapa besar pemilih di jorong, nagari dan

kecamatan yang akan memberikan suaranya kepada

masing-masing kandidat

2) Mengetahui kelompok/segmen masyarakat (agama, klas

sosial, suku, umur, jenis kelamin, pendidikan, afiliasi politik,

jorong, nagari kecamatan.) mana yang mendukung dan

tidak mendukung terhadap masing-masing kandidat.

Page 13: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

3) Mengetahui bagaimana kelebihan (citra positif) dan

kekurangan (citra negatif) dari masing-masing kandidat.

Mengetahui Kekuatan dan

Kelemahan Lawan

1) Mengetahui variabel apa saja yang menjadi “modal” bagi

kandidat lawan.

2) Mengetahui basis dukungan dari kandidat lawan, dilihat dari

aspek agama, suku, umur, jenis kelamin, pendidikan, afiliasi

politik, kecamatan, desa, klas sosial dll

3) Mengetahui kelebihan (citra positif) dan kekurangan (citra

negatif) dari kandidat lawan.

Mengetahui Karakteristik

Perilaku Pemilih Dan Media Komunikasi

1) Mengetahui alasan seseorang memilih calon, dililihat dari

aspek wilayah, agama, suku, umur, klas sosial, afiliasi

politik, pendidikan dll

2) Mengetahui media komunikasi (sosial dan massa) yang

paling efektif digunakan oleh masyarakat, misalnya

spanduk, radio, selebaran dll

Mengetahui Masalah/Isu/Topik

Sosial dan Politik Lokal

1) Mengetahui tema kampanye yang diinginkan oleh

masyarakat

Page 14: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

2) Mengetahui masalah-masalah mendesak yang dibutuhkan

masing-masing segmen social

3) Mengetahui berbagai usulan dari masyarakat tentang

bagaimana seharusnya yang harus dilakukan oleh kandidat

agar sukses dalam pilkada.

Pemetaan Perilaku Pemilih

• Memetakan pemilih berdasarkan demografi dan preferensi

politik

• Memetakan isu-isu strategis lokal

• Memetakan nama-nama yg berpotensi menjadi kawan dan

lawan

• Memetakan media komunikasi yg efektif digunakan oleh

pemilih

• Output : Strategi Mempengaruhi Perilaku Pemilih

Pemetaan Jaringan

• Inventarisir Jaringan yang potensial jadi mesin politik

• Memetakan wilayah dari masing-masing jaringan

• Inventarisir Nama-nama yang memiliki potensi menjadi tim

sukses

• Ouput : Strategi Mobilisasi

Pemetaan Media Massa

• Menginventarisir semua media baik media massa dan internet

khususnya

• Menganalisis Kecenderungan isi media

Page 15: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

• Menjajaki kemungkinan kerja sama

• Analisis media paling efektif

• Output : Strategi Pencitraan

3. Strategi Mobilisasi

a. PEMBANGUNAN JARINGAN DAN ORGAN POLITIK

Design Struktur tim sukses, Pembentukan tim sukses tingkat

kabupaten, kecamatan, nagari, jorong dan perluasan jaringan

sosial.

b. PELATIHAN MANAJEMEN TIM SUKSES

Pemahaman perilaku pemilih, organisasi tim sukses, media

kampanye, targeting, penyusunan dan evaluasi program

c. PENYUSUNAN PROGRAM PEMENANGAN

Design program kunjungan, ceramah, aksi sosial, peresmian,

kontrak politik, turnamen, pawai, hiburan, komunikasi

tradisional, komunikasi multimedia dan alternatif

d. PEMBENTUKAN TIM KAMPANYE

- tim sukses kampanye caleg

- tim relawan

e. PEMBENTUKAN TIM SAKSI

f. PEMBENTUKAN TIM MOBILISATOR

Page 16: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

4. STRATEGI PENCITRAAN

a. PEMBENTUKAN MEDIA CENTER

Mengorganisasi program, target dan evaluasi program

pencitraan kandidat

b. STRATEGI KOMUNIKASI MEDIA INTERNET , RADIO

iklan radio dan jaringan sosial dan website di internet

c. STRATEGI KOMUNIKASI MEDIA OUT DOOR

Baleho, pamlet, stiker, kaos dll

d. STRATEGI KOMUNIKASI SOSIAL

Kunjungan-kunjungan dalam pengertian membantu masyarakat

seperti contoh membantu anak yatim, korban longsor atau

kebakaran

e. STRATEGI KOMUNIKASI TATAP MUKA

Ceramah, seminar (MLM), dll

5. STRATEGI KOMUNIKASI ALTERNATIF

a. Storming

Tim stroming yang terdiri

1. Pengumpul data

2. Akademis

3. Tokoh masyarakat lokal

4. Jaringan IT (media sosial, dll)

5. Jaringan MLM

6. Jaringan Usaha Kecil Menengah (bengkel, toko

kelontong, warnet, counter HP, dll)

Page 17: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

7. Tokoh pemuda lokal

8. Struktur pemerintah desa

9. Kelompok-kelompok organisasi massa

10.Kelompok-kelompok pertanian, peternakan, dll.

11.Komunitas-komunitas hobby (mancing, motor, IT, dll)

12. Organisasi kepemudaan (karang taruna dll)

13. Jaringan bisnis

14. Jaringan Dakwah (pesantren, pengajian, remaja masjid

dll)

15.dan masih banyak lagi yang tidak dapat kami sebutkan

satu persatu.

b. LINGKARAN PEMILIH

Kandidat dikomukasikan oleh seluruh pelaku tranportasi

dan pelaku ekonomi yang ada di wilayah tertentu. Sebagai

contoh seorang ibu pasti pergi kepasar untuk memenuhi

kebutuhannya maka butuh tranportasi untuk maka tukang ojek

menyarankan untuk memilih kandidat, lalu ibu membeli cabe

maka penjual cabe menyarankan memilih kandidat yang sama,

lalu membeli kebutuhan lainnya maka saran yang sama

didapatkan oleh ibu tadi,

Secara nyata bahwa masyarakat Indonesia masih

tradisional dan emosional berdasar fakta pemilu pileg 2009

maka secara psikologis ibu tadi telah mendapatkan pemahaman

bahwa dia sudah punya pilihan dalam pilkada dan pemilu

Page 18: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

legsilatif , ibu tadi tidak punya kemampuan untuk mencroscek

informasi yang ia dapatkan, maka ia telan informasi tersebut

secara mentah

c. SMS legislatif (visi dan misi serta pengenalan)

Satu perangkat system dengan sms mampu mengirim

pesan 10.000 nomor setiap jam, is isms berupa pesan, arahan,

pemberitahuan, pengenalan karakter maupun ucapan-ucapan

tertentu

Ungaran , 09 Juni 2013

Mengetahui

Koordinator Timses

(Hari Anggoro)

Ketua Sekretaris Bendahara

(HM Nur Hafidh. Z.A) (Syaiful Amri) (Samsul Effendi)

Page 19: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri
Page 20: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

Lampiran 1

STRUKTUR TIM PEMENANGAN CALEG DPR JATENG“AGUS WARSITO”

KetuaHM Nur Hafidh. Z.A

Sekretaris Syaiful Amri

Bendahara Samsul Effendi

Bidang kaderisasi : H. Muh. Zainul Arifin SuyantoBidang perempuan Eni Mutiara Sri Tinawati Bidang IT :Ardi NugrohoWahyu Bidang Kehumasan WidodoAli Sofyan Halim

Koordinator TIMSESHari Anggoro

Wakil Sekretaris Yulianto

Wakil Bendahara Drs. Suryatmoko R

Page 21: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

Lampiran 2

RENCANA AWAL TIMSES TIAP WILAYAH

1. Kodya Salatiga a. Bambang b. Muntohac. Gatotd. Bendol

2. Ambarawa/tuntang a. Imamb. Gunawanc. Riskyd. Eko

3. Tengaran a. Wiyartob. Wahyudic. Triyanto

4. Kabupaten kendala. Kunjari b. Sardi

5. Kotamadya semaranga. Ganang b. Joko waluyo c. Singgih

6. Kabupaten Semarang Timses BCAD caleg DPRD II

Untuk wilayah2 lainnya menyusul menunggu koordinasi dari timses inti.

Jadwal pembentukan timses tiap wilayah menyesuaikan dengan jadwal kegiatan caleg DPR JATENG

Page 22: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri
Page 23: Struktur Tim Pemenangan Caleg Dpr Ri

Lampiran 3

Kebutuhan awal TIMSES :

Guna tercapainya semua kegiatan tersebut dalam proposal ini maka

kami selaku timses membutuhkan beberapa akomodasi dan media

untuk kelancaran dan keberhasilan timses ini. Maka dari itu kami

mengajukan rencana awal guna memperlancar kegiatan timses

didaerah kami, yaitu :

1. Biaya pembentukan jaringan melalui MLM

2. Kantor pemenangan caleg DPR JATENG

3. Akomodasi (kaos, pamlet, poster, stiker dll)

Untuk hal-hal lainnya bisa dibicarakan setelah pembentukan timses

wilayah dan gerakan awal sudah berjalan.

Ungaran , 09 Juni 2013

Mengetahui

Koordinator Timses

(Hari Anggoro)

Ketua Sekretaris Bendahara

(HM Nur Hafidh. Z.A) (Syaiful Amri) (Samsul Effendi)