anastesi umum

9
BAB II ISI 2.1 Sejarah Usaha menekan rasa nyeri pada tindakan operasi dengan menggunakan obat telah dilakukan sejak zaman dahulu termasuk pemberian alkohol dan opium secara oral. Tahun 1846, William Morton di Boston pertama kali menggunakan obat anastesi dietil eter untuk menghilangkan nyeri operasi. Pada tahun yang sama, James Simpson di Skotlandia, menggunakan kloroform yang 20 tahun kemudian diikuti dengan penggunaan nitrogen oksida, yang diperkenalkan oleh Davy pada era tahun 1790an. Anastetik modern mulai dikenal pada era tahun 1930an dengan pemberian barbiturat tiopental secara intravena. Beberapa puluh tahun yang lalu, kurare pun pernah dipekenalkan sebagai anastesi umum untuk merelaksasika otot skelet selama operasi berlangsung. Tahun 1956, hidrokarbon halogen yang dikenal dengan nama halotan mulai dikenal sebagai obat anastetik secara inhalasi dan menjadikannyasebagai standar pembanding untuk obat-obat anastesi lainnya yang berkembang sesudah itu. 2.2 Pengertian Anestesi umum 3

description

makalah anastesi umum

Transcript of anastesi umum

Page 1: anastesi umum

BAB II

ISI

2.1 Sejarah

Usaha menekan rasa nyeri pada tindakan operasi dengan menggunakan obat telah

dilakukan sejak zaman dahulu termasuk pemberian alkohol dan opium secara oral. Tahun

1846, William Morton di Boston pertama kali menggunakan obat anastesi dietil eter untuk

menghilangkan nyeri operasi. Pada tahun yang sama, James Simpson di Skotlandia,

menggunakan kloroform yang 20 tahun kemudian diikuti dengan penggunaan nitrogen

oksida, yang diperkenalkan oleh Davy pada era tahun 1790an. Anastetik modern mulai

dikenal pada era tahun 1930an dengan pemberian barbiturat tiopental secara intravena.

Beberapa puluh tahun yang lalu, kurare pun pernah dipekenalkan sebagai anastesi umum

untuk merelaksasika otot skelet selama operasi berlangsung. Tahun 1956, hidrokarbon

halogen yang dikenal dengan nama halotan mulai dikenal sebagai obat anastetik secara

inhalasi dan menjadikannyasebagai standar pembanding untuk obat-obat anastesi lainnya

yang berkembang sesudah itu.

2.2 Pengertian Anestesi umum

Anestesi berasal dari bahasa yunani yang berarti keadaan tanpa rasa sakit. Anestesi

dibagi menjadi dua kelompok yaitu anestesi lokal dan anestesi umum. Anestesi umum

hilangnya rasa sakit disertai hilangnya kesadaran.

Anestesi umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri atau sakit secara sentral

disertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali (reversible). Komponen trias anestesi

ideal terdiri dari hipnotik, analgesik, dan relaksasi otot.

3

Page 2: anastesi umum

4

2.3 Fungsi anestesi

Bukan terapetika atau diagnostik memfasilitasi pembedahan dan prosedur berbahaya

1. Analgesik (penghilang nyeri)

2. Amnesia

3. Hilangnya kesadaran

4. Melemahkan semua otot skeletal (motionlessness)

5. Melemahkan respon otonom

6. Reversibel

2.4 Efek samping

1. Penekanan respirasi

Ventilasi kadang diperlukan untuk mengatasi respirasi negative

2. Nousea / vomiting

Sfingter esofegal bawah mengalami relaksasi, tabung endhotrakeal diperlukan

untuk mencegah kematian, muntah post-operasi karena efek pada medulla

oblogata.

3. Hipotermia

Suhu tubuh turun saat terjadi vasokonstriksi, diperlukan cairan penghangat.

4. Kesadaran anestetik

Fenomena (1/1000) tidak merasakan nyeri.

Page 3: anastesi umum

5

2.5 Mekanisme kerja

Teori awal : Unitary Theory of Amnesia

a. Aturan Meyer-Overton

Potensi anestetik berhubungan dengan kelarutan dalam octanol (atau olive oil)

b. Senyawa dengan kelarutan dalam lemak lebih tinggi, membutuhkan konsentrasi lebih

rendah (MAC : minimum alveolar concentration) untuk menimbulkan efek anestesi.

Teori ini disanggah oleh fakta bahwa tidak semua senyawa larut lemak bisa

memberikan efek anestesi.

Saat ini diketahui banyak protein target spesifik (receptor) yang berperan pada

aktivitas anestesi. Berbagai struktur kimia yang berbeda memberikan respon yang sama _

menunjukkan lebih dari satu target kerja. Berbagai tingkat anestetik dicapai oleh aktivitas

pada reseptor yang berbeda :

Reseptor GABAA

Glycine gated chlorine channels

Receptor NMDA

Kanal K+

Tahap Anestesi

1. Analgesia

Cocok untuk pembedahan minor yang tidak butuh relaksasi neuromuskuler

2. Delirium

Umumnya berlangsung cepat

3. Anestesi pembedahan

Terjadi penurunan refleks spinal, refleks otot, relaksasi otot.

4. Paralisis pernafasan

Menunjukkan overdosis/toksik harus dihindari

Page 4: anastesi umum

6

Anestetikum akan bekerja mempengaruhi dua jenis reseptor yaitu :

1. Reseptor γ amino butiric acid (GABA) terutama reseptor GABAA.

Gamma-amino butiric acid merupakan neurotransmiter inhibitori utama di otak,

disintesis dari glutamat dengan bantuan enzim glutamic acid decarboxylase (GAD),

didegradasi oleh GABA-transaminase. Sekali dilepaskan, GABA berdifusi menyeberangi

celah sinap untuk berinteraksi dengan  reseptornya sehingga menimbulkan aksi

penghambatan fungsi SSP. Neurotransmiter GABA lepas dari ujung syaraf  gabanergik,

berikatan dengan reseptornya, membuka saluran ion Cl, ion Cl masuk ke dalam sel, terjadi

hiperpolarisasi sel syaraf , terjadi efek penghambatan transmisi syaraf , dan depresi SSP.

Reseptor GABA sebagi tempat terikatnya GABA terdiri dari dua jenis, yaitu  iono tropik

(GABA yang merupakan reseptor inhibitori, dan

2. Reseptor Glutamat yang merupakan reseptor eksitatori kususnya pada sub tipe N-

methyl D-aspartat (NMDA)

Gamma-amino butiric acid merupakan neurotransmiter inhibitori utama di otak,

disintesis dari glutamat dengan bantuan enzim glutamic acid decarboxylase (GAD),

didegradasi oleh GABA-transaminase. Sekali dilepaskan, GABA berdifusi menyeberangi

celah sinap untuk berinteraksi dengan reseptornya sehingga menimbulkan aksi penghambatan

fungsi SSP. Neurotransmiter GABA lepas dari ujung syaraf gabanergik, berikatan dengan

reseptornya, membuka saluran ion Cl, ion Cl masuk ke dalam sel, terjadi hiperpolarisasi sel

syaraf , terjadi efek penghambatan transmisi syaraf , dan depresi SSP. Reseptor GABA sebagi

tempat terikatnya GABA terdiri dari dua jenis, yaitu ionotropik (GABA A) dan metabotropik

(GABAB). Reseptor GABAAterletak di postsinaptik dan cukup penting karena merupakan

tempat aksi obat-obat benzodiazepin dan golongan barbiturat. Reseptor GABAA terdiri dari

lima subtipe (pentamer) 2α, 2ß, dan 1γ, masing  masing subtipe mempunyai N-terminal

binding site, terdiri dari 450 asam amino, dan mempunyai 4-transmembran (TM) saluran ion.

Page 5: anastesi umum

7

Sampai saat ini telah diketahui ada 19 reseptor subunit GABAA, yaitu lebih dari 85%

konsentrasinya dalam bentuk kombinasi α1ß2γ2, α2ß3γ2, dan α3ß1-3γ2. Reseptor

GABAAadalah reseptor komfleks yang memiliki beberapa tempat aksi obat, seperti

benzodiazepin (BZ), GABA, barbiturat, dan neurosteroid.

     Glutamat merupakan asam amino yang termasuk neurotransmiter eksitatori dan

berperan penting dalam fungsi sistem syaraf pusat. Reseptor glutamat yang teridentifikasi

secara farmakologi terdiri dari subtipe reseptor N-methyl D-aspartat (NMDA), 5-hydroxy

tryptamine (5HT), dan amino hydroxy methyl isoxazolepropionate (AMPA). Aktivasi

reseptor NMDA akan meningkatkan Ca+dan Na+ intrasel dan memicu aksi potensial.

Terikatnya neurostransmiter glutamat pada reseptor NMDA, menyebabkan aliran ion Ca+ dan

NA+ ke dalam sel, ion Ca+ intracellular akan meningkat, terjadi depolarisasi, menyebabkan

eksitatori, dan memicu konvulsi.

Page 6: anastesi umum

8

2.6 Cara pemberian anestesi umum

Parenteral (intramuskular/intravena).

Beberapa obat anastetik diberikan secara intravena baik tersendiri maupun

dikombinasikan dengan anastetik lainnya untuk mempercepat tercapainya stadium anestesi

ataupun sebagai obat penenang pada penderita gawat darurat yang mendapat pernafasan

buatan untuk waktu yang lama. Termasuk disini adalah barbiturat (tiopental, metoheksintal),

benzodiazepin (midazolam, diazepam), opiod analgesik dan neuroleptik, dan obat-obat lain

(profopol, etomidat) dan ketamin, arisikloheksilamin yang sering disebut disosiatif anestetik.

Digunakan untuk tindakan yang singkat atau induksi anestesi. Umumnya diberikan

Tiopental, namun pada kasus tertentu dapat digunakan ketamin, diazepam, dll. Untuk

tindakan yang lama anestesi parenteral dikombinasikan dengan cara lain.

Perektal.

Dapat dipakai pada anak untuk induksi anestesi atau tindakan singkat.

Anestesi inhalasi

Yaitu anestesi dengan menggunakan gas atau cairan anestesi yang mudah menguap

sebagai zat anestesi melalui udara pernafasan. Zat anestetik yang digunakan berupa campuran

gas (dengan O2) dan konsentrasi zat anestetik tersebut tergantung dari tekanan parsialnya.

Tekanan parsial dalam jaringan otak akan menentukan kekuatan daya anestesi, zat anestetik

tersebut dikatakan bila dengan tekanan parsial yang rendah sudah dapat memberikan

annestesi yang adekuat.