ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU...

104
ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU CHAIRUL TANJUNG SI ANAK SINGKONG KARYA TJAHJA GUNAWAN DIREDJA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I ) Oleh: KARTIKA SARI NIM: 108051000194 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M

Transcript of ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU...

Page 1: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

ANALISIS WACANA PESAN MORAL

DALAM BUKU CHAIRUL TANJUNG SI ANAK SINGKONG

KARYA TJAHJA GUNAWAN DIREDJA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam

( S.Kom.I )

Oleh:

KARTIKA SARI

NIM: 108051000194

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M

Page 2: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku
Page 3: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku
Page 4: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

i

ABSTRAK

Analisis Wacana Pesan Moral

Dalam Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong

Karya Tjahja Gunawan Diredja

Buku sebagai media komunikasi yang di dalamnya terdapat proses komunikasi

banyak mengandung pesan, baik pesan sosial, pesan moral, maupun pesan

keagamaan. Buku yang mengandung nilai-nilai moral adalah buku yang ceritanya

menyangkut aspek-aspek kehidupan sosial, mengandung ajaran tentang tingkah

laku yang baik, buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong merupakan salah satu

buku biografi luar biasa karya Tjahja Gunawan Diredja. Setiap bab selalu ada hal

yang membuat peneliti merenung memikirkan isi buku ini. Karena tak hanya

sekedar cerita tapi lebih menganggapnya pelajaran hidup.

Moral dan akhlak dilihat dari arti kebahasaan mengandung pengertian yang sama

yakni budi pekerti, kelakuan atau kebiasaan tetapi dilihat dari landasan

kebahasaan moral berarti adat atau kebiasaan yang bertumpu pada etika,

sedangkan akhlak berarti budi pekerti (khuluq) yang bertumpu pada nilai-nilai

Illahiyah dan Rabbaniyah.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan teknik analisis

wacana Model analisis wacana yang digunakan adalah model Teun A Van Dijk,

modelnya kerap disebut sebagai kognisi sosial terutama untuk menjelaskan

struktur dan proses terbentuknya teks. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini

adalah Tjahja Gunawan Diredja selaku penyusun buku biografi Chairul Tanjung

Si Anak Singkong, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah pesan

moral yang terkandung dalam buku tersebut.

Penelitian ini melakukan observasi teks yaitu pengamatan untuk menganalisis

makna pesan moral yang terdapat dalam teks tersebut, pengolahan data akan

disesuaikan dengan kerangka analisis wacana model Teun A. Van Dijk, yaitu

menganalisis pesan moral dilihat dari analisis teks, kognisi sosial dan konteks

sosial.

Hasil dalam penelitian ini ditemukan adanya pesan-pesan yang mengandung nilai

moral antara lain: berbakti kepada orang tua terutama Ibu, kerja keras, ikhlas dan

bersyukur, komitmen dan menepati janji, serta jujur, disiplin, dan tanggung jawab.

Page 5: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahirabil’alamin, segala puji dan syukur kepada Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Tidak lupa shalawat serta

salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta

keluarga dan para sahabatnya.

Akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, bukan hanya karena kerja keras

dan doa penulis, namun banyak pihak yang turut serta berjuang dan berdoa di

dalamnya. Jazakumullah khoirul jaza’, karena tanpa adanya bantuan dari orang-

orang tercinta tersebut, skripsi ini mungkin tidak akan selesai. Ucapan terima

kasih ini penulis hanturkan kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Dr. H.

Arief Subhan, MA, Pudek I Drs. Wahidin Saputra, MA, Pudek II Drs. H.

Mahmud Jalal, MA, dan Pudek III Drs. Study Rijal LK, MA. yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang

telah diperoleh dalam bentuk karya tulis ini, semoga Allah SWT

memberikan balasan yang setimpal.

2. Drs. Jumroni, M. Si, Selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam dan Dra. Umi Mussyarofah, MA. Selaku Sekretaris Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Page 6: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

iii

3. Bapak DR. H. Sunandar, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang

selalu memberikan bimbingan dan motivasi serta dapat meluangkan

waktunya untuk membenahi hal-hal yang salah di dalam bimbingan.

4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

banyak memberikan ilmu-ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis

dalam menyelesailan studi maupun dalam menyelesaikan penulisan skripsi

ini.

5. Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, beserta staffnya.

6. Terimakasih kepada Bapak Tjahja Gunawan Diredja selaku penyusun

buku biografi Chairul Tanjung sekaligus sebagai narasumber yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan informasi dan bantuan

yang dibutuhkan kepada penulis.

7. Kedua orang tua penulis yang tercinta: Ayahanda dan Ibu, yang selalu

mendidik, melindungi menjaga dan mendo’akan ananda dengan kasih

sayang yang tidak terhingga dan tidak ternilai dengan apapun. Semoga

allah selalu melindungi dan memberikan kebahagiaan dunia maupun

akhirat.

8. Saudara-saudari sekandung penulis: (kaka), (adik) yang selalu mendukung,

menghibur dan memberikan masukan bagi penulis.

9. Teman-teman Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu

Komunikasi Jurusan KPI 2008: beserta teman-teman lainnya yang belum

tersebut, kakak dan adik-adik kelas yang telah memberikan semangat dan

bantuannya dalam pembuatan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat tercinta dan terbaik yang selalu penulis sayangi dan

hormati: . Terimakasih atas persahabatan, dukungan yang selalu bersedia

Page 7: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

iv

Page 8: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 7

D. Metodologi Penelitian .......................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka .................................................................. 13

F. Sistematika Penulisan .......................................................... 16

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pesan Moral .......................................................................... 18

1. Pengertian Pesan ............................................................ 18

2. Pengertian Moral, Etika, dan Akhlak ............................. 20

B. Analisis Wacana ................................................................... 25

1. Pengertian Analisis Wacana ........................................... 25

2. Wacana Model Teun A. Van Dijk .................................. 29

3. Varian Analisis Wacana ................................................. 32

C. Ruang Lingkup Biografi ...................................................... 34

1. Pengertian Biografi ........................................................ 34

Page 9: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

vi

2. Jenis-jenis Biografi ......................................................... 36

3. Langkah-langkah Mengulas Buku Biografi ................... 38

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Buku Chairul Tanjung ............................ 40

B. Gambaran Umum Penyusun Tjahja Gunawan Diredja ........ 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Teks Wacana Pesan Moral ..................................... 46

B. Analisis Kognisi Sosial Wacana Pesan Moral ..................... 69

C. Analisis Konteks Sosial Wacana Pesan Moral .................... 75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 87

B. Saran-saran ........................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 90

LAMPIRAN ....................................................................................................... 92

Page 10: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

1

BAB I

LATAR BELAKANG MASALAH

A. Latar Belakang Masalah

Kehadiran keanekaragaman media komunikasi adalah salah satu yang dapat

dimanfaatkan oleh umat Islam sebaik-baiknya sebagai sarana peningkatan iman dan

takwa, media komunikasi juga dapat digunakan untuk penyampaian pesan moral baik

yang terkandung dalam Islam maupun yang hanya disepakati oleh masyarakat. Oleh

karena itu praktisi dakwah dituntut untuk bisa berinovasi melalui media alternatif

dalam menyampaikan nilai moral kepada masyarakat dan kebenaran Islam. Pesan

moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku biografi. Buku

merupakan salah satu dari sekian banyak media komunikasi, yang sangat berperan

dalam kegiatan komunikasi, dalam skripsi ini lebih dikhususkan kepada buku

Biografi.

Di antara hadirnya media tersebut, yang banyak diminati masyarakat adalah

buku, karena buku bisa dibaca berulang-ulang sesuka pembacanya. Selain itu juga

buku merupakan salah satu bentuk hasil dari kebudayaan yang kehadirannya saat ini

akrab dengan keseharian manusia. Oleh karena itu buku adalah medium komunikasi

yang ampuh, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan pendidikan

(edukatif) secara penuh (media yang komplit). Karena dalam penyampaian pesan-

pesan kepada masyarakat disajikan secara halus dan menyentuh relung hati tanpa

merasa digurui.

1

Page 11: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

2

Buku sebagai media komunikasi yang di dalamnya terdapat proses

komunikasi banyak mengandung pesan, baik pesan sosial, pesan moral, maupun

pesan keagamaan. Buku adalah alat untuk pengajaran moral dan pendidikan, yang

mengkritik tentang kepincangan moral bangsa. Buku yang mengandung nilai-nilai

moral adalah buku yang ceritanya menyangkut aspek-aspek kehidupan sosial,

mengandung ajaran tentang tingkah laku yang baik, itu akan mudah diterima oleh

khalayak pembaca karena buku memberi ruang pikir bagi khalayak untuk menerima

atau menolak pesan maupun gagasan yang disampaikan.

Moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai pesan, amanat atau

message. Bahkan unsur amanat itu sebenarnya merupakan gagasan yang mendasari

penulisan karya itu, gagasan yang mendasari diciptakannya karya sastra sebagai

pendukung pesan. Hal itu didasarkan pada pertimbangan bahwa pesan moral yang

disampaikan lewat cerita fiksi tentulah berbeda efeknya dibandingkan lewat cerita

nonfiksi. Karya sastra fiksi, senantiasa menawarkan pesan moral yang berhubungan

dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan harkat dan martabat manusia.

Sifat-sifat luhur kemanusiaan tersebut pada dasarnya bersifat universal.

Artinya, sifat-sifat itu dimiliki dan diyakini kebenarannya oleh seluruh manusia. Ia

tidak hanya bersifat kesebangsaan, apalagi keseorangan, walau pada praktiknya

memang terdapat ajaran moral kesusilaan yang berlaku dan diyakini oleh kelompok

tertentu. Sebuah karya fiksi yang menawarkan pesan moral yang bersifat universal,

akan dapat diterima kebenarannya secara universal pula.

Page 12: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

3

Chairul Tanjung si anak Singkong, menurut peneliti adalah salah satu buku

biografi luar biasa karya Tjahja Gunawan Diredja. Setiap bab selalu ada hal yang

membuat peneliti merenung memikirkan isi buku ini. Karena tak hanya sekedar cerita

tapi lebih menganggapnya pelajaran hidup. Buku ini mengisahkan kisah perjalanan

Chairul Tanjung yang berhasil mengubah hidupnya dari no body menjadi somebody,

from zero to hero.

Biografi Chairul Tanjung diawali dengan kisah bagaimana di tengah

keterbatasan kondisi ekonomi keluarga, Chairul Tanjung mampu melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi. Kedua orangtua sangat tegas dalam mendidik anak-

anaknya termasuk Chairul Tanjung. Orangtuanya mempunyai prinsip, “Agar bisa

keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh

dengan segala daya dan upaya.” Apa pun akan mereka upayakan agar anak-anak

mereka dapat melanjutkan pendidikan tinggi sebagai bekal utama kehidupan masa

depan.

Itulah masalah Chairul Tanjung muda, jalan hidupnya ternyata penuh

perjuangan untuk menggapai sukses. Dan bagaimana seorang Chairul Tanjung,

berhasil menjadi pengusaha sukses dengan hasil kerja kerasnya dan hasil keringatnya

sendiri, dan bukan warisan keluarga konglomerat.

Dalam buku ini, Chairul Tanjung mengungkapkan bahwa, “bagi saya, ibu

adalah segalanya.” Chairul Tanjung percaya bahwa surga ada di telapak kaki ibu.

“Bila kita benar-benar berbakti kepada ibu sepenuh hati dan ikhlas, maka surga akan

kita gapai di dunia. Itu yang saya alami sendiri,” demikian Chairul Tanjung

berpendapat.

Page 13: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

4

Buku ini juga menjadi perbincangan yang sangat seru di berbagai situs

jejaring sosial karena sarat akan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dan

penulisannya yang cukup unik yakni alurnya yang maju-mundur, yang membuat

pembaca benar-benar harus berpikir dalam menginterpretasikannya.

Berkaitan dengan pemaknaan atau interpretasi teks (wacana) mengenai pesan

moral dalam buku Chairul Tanjung si Anak Singkong, pada penelitian ini peneliti

akan menggunakan analisis wacana dengan teori Teun A. Van Dijk dengan analisis

wacana kritis, guna mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan elemen wacana

Van Dijk dan dapat melahirkan kritikan yang menjadikan karya sastra ini sesuatu

yang patut untuk diperbincangkan serta di kritisi karena nilai-nilai yang terkandung

di dalamnya.

Semakin banyak buku-buku yang bermunculan di penerbit yang kian

menghadirkan banyak pilihan, namun ada satu buku yang mencuri hati peneliti, ini

adalah sebuah buku yang sedang diganderungi masyarakat ibukota saat ini yaitu buku

autobiografi dari seorang tokoh yang sekarang menjadi konglomerat.

Buku “Chairul Tanjung si Anak Singkong” diluncurkan bertepatan dengan

usia Chairul Tanjung (CT) setengah abad. CT, demikian nama panggilannya, adalah

pengusaha Indonesia yang sukses dalam wirausahanya dan memperluas usahanya.

Buku setebal 382 halaman yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas (PBK) ini

disusun oleh wartawan Kompas Tjahja Gunawan Diredja. Buku ini diberi kata

pengantar oleh Jakob Oetama, Pendiri dan Pemimpin Umum Harian Kompas.

Page 14: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

5

Buku Chairul Tanjung si anak Singkong, dilihat dari perspektif komunikasi

sebagai salah satu karya sastra yang juga membawa nilai-nilai moral Islam sebagai

bentuk dakwahnya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian lebih mendalam mengenai buku "Chairul Tanjung Si Anak

Singkong" karya Tjahja Gunawan Diredja, yang mengemas pesan moral dengan

kehidupan duniawi sehingga mudah dipahami dan diambil hikmahnya melalui kajian

wacana yang ditampilkan dalam buku tersebut.

Dalam pengantar buku itu, Jakob Oetama menulis bahwa ia kagum dan

mengapresiasi anak muda yang sukses, yang kesuksesannya dirintis, dikembangkan,

dan diperoleh berkat kerja keras, bekerja tuntas, punya komitmen, dan sedikit banyak

digerakkan ambisi. Menurut Jakob, Chairul Tanjung telah membuktikan bahwa

entrepreneurship itu bisa dilahirkan, bukan diturunkan.

Buku ini selain menarik untuk diteliti juga menarik untuk dibaca dan

bermanfaat bagi siapa saja yang ingin mengetahui bagaimana seorang Chairul

Tanjung berhasil menjadi pengusaha sukses dengan hasil kerja kerasnya dan hasil

keringatnya sendiri, dan bukan warisan keluarga konglomerat.

Page 15: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

6

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian lebih dalam mengenai buku "Chairul Tanjung Si Anak Singkong" karya

Tjahja Gunawan Diredja, yang mengemas pesan moral dengan kehidupan duniawi

sehingga mudah dipahami dan diambil hikmahnya melalui kajian wacana yang

ditampilkan dalam buku tersebut. Dengan demikian berdasarkan permasalahan di atas

maka peneliti ingin mengkaji lebih dalam mengenai pesan moral apa saja yang

terkandung di dalam buku tersebut dengan memberi judul “ Analisis Wacana Pesan

Moral Dalam Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan

Diredja ’’

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Untuk menghindari meluasnya pembahasan, maka ruang lingkup yang akan

diteliti dibatasi pada pesan moral yang terdapat pada “tagline” masing-masing bab

dalam buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja,

terdiri dari 40 bab, 382 halaman, yang diterbitkan oleh Kompas.

Berdasarkan batasan masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana wacana pesan moral dilihat dari analisis Teks yang terdapat dalam

buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong?

2. Bagaimana wacana pesan moral dilihat dari Kognisi sosial yang terdapat

dalam buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong?

3. Bagaimana wacana pesan moral dilihat dari Konteks sosial yang terdapat

dalam buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong?

Page 16: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan batasan dan rumusan masalah tersebut di atas, maka yang

menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana wacana pesan moral berdasarkan analisis Teks

yang terdapat dalam buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong.

2. Untuk mengetahui bagaimana wacana pesan moral berdasarkan Kognisi

Sosial yang terdapat dalam buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong.

3. Dan Untuk mengetahui bagaimana wacana pesan moral berdasarkan Konteks

Sosial yang terdapat dalam buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong.

Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan

komunikasi, terutama studi tentang analisis wacana, dengan fokus kepada

analisis wacana karya sastra, sehingga secara umum dapat bermanfaat dan

memberikan kontribusi bagi kajian komunikasi penyiaran Islam.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi pelengkap dan

bahan perbandingan bagi penelitian serupa yang telah ada, dan memberikan

masukan serta inspirasi bagi para peminat peminat karya sastra dengan

muatan dakwah dan pesan moral yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia

seperti yang dilakukan Tjahja Gunawan Diredja.

Page 17: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

8

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan teknik

analisis wacana terhadap buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya

Tjahja Gunawan Diredja. Model analisis wacana yang digunakan adalah

model Teun A Van Dijk, modelnya kerap disebut sebagai kognisi sosial

terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya teks.

Menurutnya penelitiannya atas wacana tidak cukup hanya hasil dari suatu

praktek produksi yang harus diamati.1

Analisis wacana merupakan salah satu alternatif dari analisis isi selain

kuantitatif yang dominan dan banyak digunakan dalam sebuah penelitian. Jika

analisis kuantitatif lebih memfokuskan pada sisi komunikasi yang tampak

(tersurat/tampak/nyata). Sedangkan untuk menjelaskan hal-hal yang tersirat

(latent), misalnya ideologi apa yang ada di balik suatu berita, maka dilakukan

riset analisis isi kualitatif. Dalam perkembangan Ilmu Komunikasi, metode

analisis isi kualitatif berkembang menjadi beberapa varian metode, analisis

wacana salah satunya di samping analisis framing dan semiotik.2 Pretensi

analisis wacana adalah pada muatan, nuansa dan makna yang latent

(tersembunyi) dalam teks media.3

1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta : LKis, 2001), h. 221

2 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis : Riset Komunikasi. (Jakarta : Kencana, 2006), h. 62

3 Alex Sobur, Analisis Teks Media. (Bandung : Rosdakarya, 2004), Cet K.e-4, h. 70

Page 18: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

9

Berdasarkan level konseptual teoritis, wacana diartikan sebagai

domain umum dari semua pernyataan, yaitu semua ujaran atau teks yang

mempunyai makna dan mempunyai efek dalam dunia nyata. Sementara dalam

konteks penggunaannya, wacana berarti sekumpulan pernyataan yang dapat

dikelompokkan ke dalam kategori konseptual tertentu. Pengertian ini

menekankan pada upaya untuk mengidentifikasi struktur tertentu dalam

wacana, yaitu kelompok ujaran yang diatur dengan suatu cara tertentu,

misalnya wacana imprealisme dan wacana feminisme. Sedangkan dilihat dari

metode penjelasannya, wacana merupakan suatu praktik yang diatur untuk

menjelaskan sejumlah pertanyaan.4

Van Dijk menggambarkan wacana dalam tiga dimensi, yaitu: Teks,

kognisi sosial dan konteks sosial. Analisis wacana Van Dijk menggunakan

pendekatan kritis dimana pandangan ini memiliki dasar teoritis dalam

memandang hubungan timbal balik antara peristiwa mikro (peristiwa verbal)

dan struktur-struktur makro yang mengondisikan dan menghasilkan peristiwa

mikro. Bila digambarkan maka skema penelitian dan metode yang bisa

dilakukan dalam kerangka Van Dijk adalah sebagai berikut:

4 Alex Sobur, Analisis Teks Media. h. 11

Page 19: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

10

Tabel 1. Skema dan Metode Penelitian Van Dijk

Struktur Metode

Teks

Menganalisa bagaimana strategi wacana yang

dipakai untuk menggambarkan seseorang atau

peristiwa tertentu

Struktur makro:

Tematik

Super struktur:

Skematik

Struktur mikro:

Semantik

Sintaksis

Stilistik

Retoris

Kognisi Sosial

Menganalisa bagaimana peritiwa dipahami,

didefinisikan dan ditafsirkan dengan

memasukkan informasi yang digunakan untuk

menulis dari suatu wacana tertentu. (alasan

penulis)

Konteks Sosial

Menganalisa bagaimana wacana

menggambarkan teks dan konteks secara

bersama-sama dalam suatu proses komunikasi.

Page 20: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

11

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian dalam menganalisis data menggunakan

deskriptif kualitatif, yang merupakan suatu teknik yang objektif, sistematik

dengan menggunakan metode observasi serta menggambarkan secara

kualitatif pernyataan komunikasi yang diungkapkan.5

3. Objek dan Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Tjahja Gunawan Diredja selaku

penyusun buku biografi Chairul Tanjung Si Anak Singkong, sedangkan yang

menjadi objek penelitiannya adalah pesan moral yang terkandung dalam buku

tersebut.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Analisis Wacana Teun A. Van Dijk

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data Research

Document, yaitu analisis pada buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya

Tjahja Gunawan Diredja. Sebagai metode ilmiah, observasi adalah suatu cara

penelitian untuk memperoleh data dalam bentuk pengamatan dan pencatatan

dengan sistematis fenomena yang diselidiki.6 Penelitian ini melakukan

observasi teks yaitu pengamatan untuk menganalisis makna pesan moral yang

terdapat dalam teks tersebut. Peneliti menghimpun data-data dan literatur,

5 Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Public Relation dan Komunikasi. (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2003), h. 215 6 Sutrisno, Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi Offset, 1989), h. 192

Page 21: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

12

baik buku-buku, internet, yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini melalui

penelitian kepustakaan.

Pengolahan data akan disesuaikan dengan kerangka analisis wacana

model Teun A. Van Dijk, yaitu menganalisis pesan moral dilihat dari analisis

teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Dalam dimensi teks yang diteliti

adalah struktur dari teks yang masing-masing bagian saling mendukung,

dalam dimensi kognisi sosial difokuskan bagaimana sebuah teks diproduksi,

sedangkan konteks sosial melihat bagaimana suatu teks dihubungkan lebih

jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam publik

atas suatu wacana. Kemudian dari ketiga dimensi di atas peneliti akan

melakukan interpretasi berdasarkan temuan data yang terdapat dalam teks,

kognisi sosial, dan konteks sosial.

b. Wawancara

Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan dan menguatkan data

dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada penulis buku Chairul

Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja, dan juga kepada

beberapa pembaca buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong.

5. Analisis Data

a. Proses Penafsiran data

Analisis wacana lebih menekankan pada pemaknaan teks daripada

penjumlahan unit kategori. Dasar dari analisis wacana adalah interpretasi,

karena analisis wacana merupakan bagian dari metode interprétatif yang

Page 22: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

13

mengandalkan interpretasi dan penafsiran penulis. Setiap teks pada dasarnya

dapat dimaknai secara berbeda, dan dapat ditafsirkan secara beragam7. Dalam

tahap ini, penulis akan memperhatikan data-data yang terdapat dalam buku

Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja, kemudian

akan ditafsirkan penulis dengan disesuaikan pada kerangka analisis wacana

yang dikemukakan oleh Van Dijk.

b. Penyimpulan Hasil Penelitian

Kesimpulan hasil penelitian diambil berdasarkan pada interpretasi

peneliti atas obyek yang diteliti dan data yang diperoleh dalam kegiatan

penelitian.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan penelitian ini, terdapat beberapa skripsi yang dijadikan

tinjauan pustaka, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. “Representasi Gaya Hidup Wanita Metropolis Dalam Novel (Analisis Wacana

Teun A. Van Dijk Mengenai Representasi Gaya Hidup Wanita Metropolis

Dalam Novel Indiana Chronicles "Blues" Karya Clara Ng)”. Skripsi ini ditulis

oleh mahasiswi Universitas Indonesia bernama Khairia Rahmatika, Fakultas

Ilmu Komunikasi. Skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana Novel Indiana

Chronicles "Blues" Karya Clara Ng menggambarkan gaya hidup wanita

metropolis dengan bahasa yang ektreem namun pesan yang tersampaikan

sangat menarik, dan novel ini merupakan salah satu novel best seiler di dunia.

7 Alex Sobur. Analisis Teks Media. h. 70

Page 23: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

14

2. “Analisis Wacana Pesan Moral dalam Novel Rembulan Tenggelam di

Wajahmu Karya Tere Liye”. Skripsi ini di tulis oleh mahasiswi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Fakultas Dakwah dan Komunikasi, skripsi

ini menjelaskan tentang bagaimana Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu

Karya Tere Liye menggambarkan nilai moral yang terkandung dalam novel

tersebut.

3. “Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tere

Liye” oleh Heni Sintawati, Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatulllah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam. Skripsi ini secara umum menyajikan tentang

kuantitas pesan dakwah yang terkandung dalam Novel Hafalan Solat Delisa

yang ditulis oleh Tere Liye.

4. “Analisis Wacana Pesan Dakwah Novel „Ketika Cinta Bertasbih‟ Karya

Habiburrahman El-Shirazy”. Skripsi ini ditulis oleh Fatma Irmawati,

mahasiswi fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi, Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam. Skripsi ini menggunakan model analisis wacana klasik Van

Djik dengan mengelompokkan pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam

novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburahman El-Shirazy. Novel yang

sangat fenomenal beberapa tahun lalu dan juga salah satu Novel bernuansa

islami dengan penjualan terbaik di Indonesia dan Timur Tengah.

Dari keempat tinjauan pustaka tersebut, perlu ditekankan bahwa penelitian

yang akan dilakukan mempunyai ciri khas tersendiri yang merupakan karakter dari

penelitian ini, hal ini dapat dilihat dari tema, latar belakang, dan analisis yang berbeda

Page 24: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

15

antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Novel pada kajian pustaka nomor satu merupakan novel yang menceritakan tentang

kehidupan metropolis jauh dari nilai-nilai keislaman, dan penjabarannya lebih

menekankan pada penggunaan bahasa yang dikomunikasikan dalam novel tersebut

yang dinilai ekstreem sedangkan pada penjabaran skripsi ini lebih mendetail pada

wacana pesan moral yang disajikan dan dianalisis menurut teori Van Dijk.

Sementara pada kajian pustaka kedua, memiliki kesamaan kaitannya dengan

penulis novel namun judul dan hal yang dibahas berbeda, jika pada skripsi yang

terdahulu dibahas seputar analisis isi (content analyze) pesan dakwah dan pada skripsi

ini mengenai analisis wacana pesan moral. Dan terakhir pada kajian pustaka ketiga

yang ditulis oleh Fatma Irmawati memiliki kesamaan pada objek yang diteliti yakni

novel, namun berbeda pada spesifikasi penelitiannya. Jika pada skripsi yang diajukan

Fatma mengenai analisis wacana pesan dakwah sementara skripsi ini diajukan

mengenai analisis wacana pesan moral.

Keempat penelitian yang disebutkan di atas hanya digunakan oleh penulis

sebagai referensi dalam mengembangkan tahapan demi tahapan dalam penulisan

skripsi ”Analisis Wacana Pesan Moral dalam Buku Chairul Tanjung Si Anak

Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja”.

Page 25: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

16

F. Sistematika Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi). Karya Hamid Nasuhi dkk yang

diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Untuk memudahkan susunan penyusunan laporan akhir (skripsi) maka

dibuatlah sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab dan bab-bab tersebut

memiliki beberapa sub-bab, yakni sebagai berikut:

BAB I : Berisi Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,

Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Berisi Tinjauan Teori yang terdiri dari Analisis Wacana yang

meliputi: Pengertian Analisis Wacana, Analisis Wacana Teun A. Van Dijk, Kerangka

Analisis Wacana: Teks, Kognisis Sosial, dan Konteks Sosial, Varian Analisis

Wacana, Ruang Lingkup Buku Biografi meliputi: Pengertian Biografi, Unsur-Unsur

dalam Biografi, Jenis-Jenis Biografi, Pesan Moral meliputi Pengertian Pesan,

Pengertian Moral, Etika dan Akhlaq.

BAB III : Berisi Gambaran Umum tentang Biografi (Riwayat Hidup) Tjahja

Gunawan Diredja dan Chairul Tanjung yang meliputi sejarah singkat mereka, Visi

Misi hidup mereka serta Visi Misi Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya

Tjahja Gunawan Diredja dan Ringkasan Cerita Buku Chairul Tanjung Si Anak

Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja.

BAB IV : Berisi Analisis Wacana Pesan Moral Dalam Buku Chairul Tanjung

Page 26: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

17

Si Anak Singkong dilihat dari Aspek-aspek Moral, Analisis Wacana Pesan Moral

dilihat dari Kognisis Sosial, Analisis Wacana Pesan Moral dilihat dari Konteks

Sosial, dan Bentuk-Bentuk Pesan Moral dalam Buku Chairul Tanjung Si Anak

Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja.

BAB V : Berisi Penutup yang memuat tentang Kesimpulan dari keseluruhan

penelitian dan juga Saran-saran yang bisa bermanfaat.

Bagian paling akhir dari susunan skripsi ini memuat antara lain seperti: Daftar

Pustaka dan Lampiran-Lampiran.

Page 27: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pesan Moral

Sebelum peneliti menjelaskan mengenai pengertian pesan moral, peneliti

akan menguraikan terlebih dahulu tentang definisi pesan dan definisi moral secara

umum, diantaranya sebagai berikut :

1. Pengertian Pesan

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pesan diartikan sebagai perintah,

nasehat permintaan, amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada orang

lain. Menurut Onong Uchjana pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang

disampaikan oleh komunikator.

Dalam suatu kegiatan komunikasi, pesan merupakan isi yang disampaikan

oleh komunikator, atau juga keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh

komunikator terhadap komunikannya. Pesan dapat disampaikan secara langsung

dengan lisan atau tatap muka, bisa juga dengan menggunakan media atau saluran.

H.A.W. Widjaja dalam bukunya: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat

menjelaskan bentuk pesan yang dapat bersifat informatif, persuasif; dan coersif.

a. Informatif, berarti memberikan keterangan-keterangan dan kemudian

komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri.

b. Persuasif, atau bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran

seseorang bahwa apa yang disampaikan akan memberikan rupa pendapat

atau sikap sehingga ada perubahan.

18

Page 28: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

19

c. Coersif, memaksa dengan sanksi-sanksi. Bentuk yang terkenal dengan

penyampaian cara ini adalah agitasi dengan penekanan-penekanan yang

menimbulkan tekanan batin dan ketakutan di antara sesamanya dan

kalangan publik. Coersif dapat berbentuk perintah, intruksi dan

sebagainya.1

Pesan adalah keseluruhan dan apa yang disampaikan oleh komunikator.

Pesan mempunyai inti pesan yang sebenarnya menjadi pengarah di dalam usaha

mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat secara

panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti pesan dari komunikasi akan

selalu mengarah kepada tujuan akhir komuniikasi itu.2 Adapun bentuk pesan

adalah:

a. Pesan verbal adalah pesan dengan menggunakan symbol-symbol verbal.

b. Pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata.3

Melalui berbagai pengertian pesan di atas, maka penulis berpendapat bahwa

novel maupun buku merupakan media komunikasi penyampaian pesan yang

memberikan informasi sekaligus bujukan yang memberikan kesadaran bagi

pembacanya melalui pesan-pesan dalam novel maupun bukunya tersebut.

1 H.A.W. Widjaya, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta :

Rajawali Pers, 2003), cet. Ke-5 h. 14-15 2 Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta : Rineke Cipta, 1988) h. 32

3 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung : Remaja Rosdakarya,

2007), h. 343

Page 29: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

20

2. Pengertian Moral, Etika, dan Akhlak

Secara umum moral mengarah pada pengertian (ajaran tentang) baik dan

buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan

sebagainya: akhlak, budi pekerti, dan susila.4

Kata moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin yaitu mores jamak dari

kata mos yang berarti adat kebiasaan. Secara etimologi moral adalah istilah yang

digunakan untuk menentukan batas dari sifat, perangai, kehendak pendapat atau

perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, atau buruk.5

Moral menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya

dilakukan manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh

manusia di dalam perbuatannya dan menunjukkan jalan untuk melakukan jalan

tentang hal yang harus diperbuat.6 Sumber dan ajaran-ajaran moral adalah tradisi,

adat istiadat, ajaran agama dan ideologi-ideologi tertentu.

Moral sebenarnya memuat dua segi yang berbeda, segi batiniah dan segi

lahiriah. Orang-orang yang baik adalah orang yang memiliki sikap yang batin

yang baik dan melakukan perbuatan yang baik pula. Dengan kata lain moral hanya

dapat diukur secara tepat apabila hati maupun perbuatannya ditinjau secara

bersama.7

Gambaran tentang moral dalam pengertian di atas tidak jauh berbeda dengan

pengertian moral dalam Islam. Dalam agama Islam kata moral lebih dikenal

dengan istilah akhlak.8

4 Widjaya, Komunikasi : Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h.14-15

5 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : Rajawali Press, 2003) cet. Ke-5, h. 94

6 Ahmad Amin, ETIKA : Ilmu Akhlak, (Jakarta : Bulan Bintang, 1995), cet. Ke-8 h. 8

7 Purwa Hadiwardoyo, Moral dan Masalahnya, (Yogyakarta : Kanisius, 1990), cet. Ke-9,

h. 13 8 Quraish Shihab, Wawasan al-Quran, (Bandung : Mizan, 1997), h. 253

Page 30: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

21

Moral dan akhlak dilihat dari arti kebahasaan mengandung pengertian yang

sama yakni budi pekerti, kelakuan atau kebiasaan tetapi dilihat dari landasan

kebahasaan moral berarti adat atau kebiasaan yang bertumpu pada etika,

sedangkan akhlak berarti budi pekerti (khuluq) yang bertumpu pada nilai-nilai

Illahiyah dan Rabbaniyah.

Dalam hal ini Zakiah Daradjat mendefinisikan moral adalah kelakuan sesuai

dengan ukuran (nilai-nilai) masyarakat, yang timbul dari hati bukan paksaan dari

lkhtiar yang disertai pula dengan tanggung jawab atas kelakuan tersebut. Tindakan

itu haruslah mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.9

Moral merupakan unsur isi, gagasan inti yang yang ingin disampaikan oleh

penulis biografi kepada pembaca. Biasanya mengenai pandangan yang

bersangkutan, pandangan-pandangannya mengenai nilai-nilai kebenaran. Moral

dapat dipandang sebagai amanat, message, atau pesan. Bahkan unsur amanat itu

merupakan gagasan yang mendasari penulisan karya sastra itu, gagasan yang

mendasari diciptakannya karya sastra adalah sebagai pendukung pesan. Hal itu

didasarkan pada pertimbangan bahwa pesan moral yang disampaikan melalui

cerita fiksi tentulah berbeda efeknya dibandingkan lewat tulisan nonfiksi.10

9 Zakiah Daradjat, Peranan Agama Islam dalam Kesehatan Mental, (Jakarta : Haji

Masagung, 1993) h. 63 10

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta : Gadjah Mada University

Press, 1998), h. 321-322

Page 31: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

22

Kategori pesan moral, meliputi:

a. Kategori hubungan manusia dengan Tuhan.

b. Kategori hubungan manusia dengan diri sendiri, seperti ambisi, harga

diri, rasa percaya diri, takut, maut, rindu, dendam, kesepian,

keterombang-ambingan dalam pilihan.

c. Kategori hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkungan

sosial, termasuk hubungannya dengan alam.11

Ketiga kategori inilah yang kemudian menjadi landasan bagi penulis dalam

menentukan bentuk-bentuk pesan moral yang terdapat dalam buku biografi Charul

Tanjung karya Tjahja Gunawan Diredja.

Moral dalam karya sastra atau hikmah selalu dalam pengertian yang baik.

Dengan demikian, jika dalam sebuah karya ditampilkan sikap dan tingkah laku

tokoh-tokoh yang kurang terpuji, baik mereka berlaku sebagai tokoh antagonis

maupun protagonis, tidaklah berarti bahwa pengarang menyarankan kepada

pembaca untuk bersikap dan bertindak demikian, namun sikap dan tingkah laku

tersebut hanyalah model yang sengaja ditampilkan pengarang agar pembaca dapat

mengambil hikmah dari cerita yang berkaitan. Karena biasanya eksistensi sesuatu

yang baik akan lebih mencolok jika dikonfrontasikan dengan sebaliknya.

Etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos, yang berarti adat istiadat

(kebiasaan), perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan.

Etika juga merupakan ajaran tentang keseluruhan budi baik dan buruk.12

11

Ibid, h. 323 12

Abuddin Nata. Akhlak Tasawuf, (Jakarta : Rajawali Press, 2003) cet. Ke-5 h.11

Page 32: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

23

Menurut Frans Margin Suseno, etika adalah sarana orientasi bagi usaha

manusia untuk menjawab suatu pertanyaan yang amat fundamental tentang

bagaimana manusia bertindak.

Dalam buku Communicate yang ditulis Rudolph F. Verderber sebagaimana

dikutip Richard L. Johansen dalam bukunya Ethics in Human Communications,

yang diterjemahkan oleh Dedy Djamaluddin dan Deddy Mulyana dalam buku

Etika Komunikasi dinyatakan bahwa etika adalah standar-standar moral yang

mengatur perilaku kita, bagaimana kita bertindak dan mengharapkan orang lain

bertindak.13

Etika pada dasarnya merupakan dialekika antara kebebasan dan tanggung

jawab, antara tujuan yang hendak dicapai dan cara untuk mendapat tujuan itu. la

berkaitan dengan penilaian tentang perilaku benar atau tidak benar, yang baik atau

tidak baik, yang pantas atau tidak pantas, yang berguna atau tidak berguna, yang

harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan.14

Etika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang segala soal

kebaikan dalam hidup manusia semuanya, mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa

yang merupakan pertimbangan perasaan sampai mengenai tujuannya yang

merupakan perbuatan.

Dari beberapa definisi di atas tentang moral, peneliti menyimpulkan bahwa

moral merupakan nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku dan menjadi

pedoman bagi suatu komunitas atau kelompok masyarakat tertentu dalam

mengatur segala tingkah laku. Sedangkan etika merupakan ilmu yang membahas

suatu upaya dalam menentukan ukuran nilai baik-buruknya tingkah laku manusia

13

Ibid, h. 11 14

Dedy Jamaludin, Deddy Mulyana, Etika Komnikasi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,

1996), h. 5

Page 33: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

24

yang dihasilkan oleh akal manusia.

Selain etika yang mempunyai kesamaan makna dengan moral yaitu akhlak.

Akhlak menurut Imam Al-Ghazali merupakan suatu sifat yang tetap pada jiwa,

yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak

membutuhkan kepada pikiran.15

Ahmad Amin mengatakan dalam kitabnya Al-Akhlaq, sebagaimana yang

dikutip Rachmat Djatnika bahwa Akhlaq merupakan ilmu yang menjelaskan arti

baik dan buruk, menerangkan apa yang harus dilaksanakan oleh sebagian manusia

terhadap sebagiannya, menjelaskan tujuan yang hendak dicapai oleh manusia

dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan yang lurus yang harus

diperbuat.16

Untuk ukuran baik dan buruk, sejarah menunjukkan bahwa agama lah yang

lebih banyak berpengaruh, karena bagi orang beragama apapun yang

diperintahkan oleh agama ditangkap sebagai sesuatu yang pasti akan membawa

kebaikan, bagi kehidupan individu, maupun sosial. Kebaikan individu (diri

sendiri) pun diyakini bukan hanya membawa kebaikan dalam persoalan dunia

tetapi juga untuk kehidupan akhirat.

Dari berbagai pengertian pesan dan moral di atas dapat peneliti simpulkan

bahwa pesan moral merupakan pesan yang isinya mengandung muatan moral atau

nilai-nilai kebaikan, baik itu nilai kebaikan terhadap Tuhan, diri sendiri, maupun

hubungan sosial.

15

Rachmat Djantika, Sistem Ethika Islami : Akhlak Mulia, (Jakart : Pustaka Panjimas,

1996) h. 27 16

Ibid, h. 30

Page 34: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

25

Nilai-nilai kebaikan tersebut bersumber dari akal manusia dan budaya yang

tumbuh dan dilestarikan dalam masyarakat. Namun, nilai moral juga banyak yang

diadopsi dari agama. Karena mengenai agama ini dasarnya adalah keyakinan,

maka keyakinan itu berkekuatan untuk menjadi dasar moral bagi pemeluknya

yang mengimani. Orang beragama yakin bahwa agamanya itu benar dan datang

dari Tuhan sebagai sang Pencipta, bukan dari hasil pemikiran manusia.

B. Analisis Wacana

1. Pengertian Analisis Wacana

Analisis wacana berasal dari dua kata yakni analisis dan wacana. Kata

analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat dalam beberapa

pengertian yakni:

a. Kata analisis sebagai penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,

perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya

(sebab musabab, duduk perkaranya, dsb).

b. Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu

sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang

tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

c. Penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya.17

Sedangkan istilah wacana secara etimologis berasal dari bahasa sansekerta

wac/wak/vak, artinya 'berkata' atau ‘berucap'. Kata tersebut mengalami

perkembangan menjadi wacana. Jadi kata wacana dapat diartikan sebagai

perkataan atau tuturan. Istilah wacana diperkenalkan dan digunakan oleh para

17

DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005). Edisi ke-

3, h.43

Page 35: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

26

linguis di Indonesia sebagai terjemahan istilah dari bahasa Inggris discourse. Kata

ini diturunkan dari dis (dan/dalam arah yang berbeda) dan currere (lari).18

Makna istilah di atas berkembang sehingga kemudian memiliki arti sebagai

pertemuan antar bagian yang membentuk satu kepaduan. Analisis wacana

menekankan bahwa wacana adalah juga bentuk interaksi. Analisis wacana adalah

ilmu baru yang muncul beberapa puluh tahun belakangan ini, aliran-aliran

linguistik selama ini membatasi penganalisisannya hanya pada soal kalimat, dan

barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa memalingkan perhatian kepada

penganalisisan wacana.19

Dalam buku Alex Sobur dituliskan pengertian wacana menurut Ismail

Maharimin, yakni sebagai kemampuan untuk maju (dalam pembahasan) menurut

urutan-urutan yang teratur dan semestinya, komunikasi buah pikiran, baik lisan

maupun tulisan, yang resmi dan teratur.20

Dari definisi ini, wacana harus mempunyai dua unsur penting, yaitu

kesatuan (unity) dan kepaduan (cohérence). Alex Sobur berupaya merangkum

pengertian wacana dari berbagai pendapat, ia memandang wacana sebagai

rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal

(subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam suatu kesatuan yang

koheren, dibentak oleh unsur segmental maupun non segmental bahasa.21

18

Dede Oetomo, Kelahiran dan perkembangan analisis wacana, (Yogyakarta : Kanisius,

1993), h. 3 19

Hamid Hasan Lubis, Analisis Wacana Pragmatik. (Bandung : Angkasa, 1993), h. 121 20

Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002) h. 10 21

Ibid, h. 11

Page 36: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

27

Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana itu dapat dikemukakan sebagai

berikut:

a. Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam

masyarakat (rule of use - menurut Winowson).

b. Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam

konteks, teks dan situasi (Firth).

c. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui

intepretasi semantik (Beller).

d. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak

berbahasa (what is said front what is done - menurut Labov).

e. Analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara

fungsional (functional use language – menurut Coulyhard).22

Ada tiga pandangan mengenai analisis wacana dalam bahasa. Pandangan

pertama diwakili kaum positivism-empisris, menurutnya analisis wacana

menggambarkan tata tuturan kalimat, bahasa, dan pengertian bahasa. Pandangan

kedua disebut sebagai kontruktivisme, yang menempatkan analisis wacana sebagai

suatu analisis untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu.

Pandangan ketiga, disebut sebagai pandangan kritis yang menekankan pada

konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna,

dimana bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk

subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya

22

Ibid, h. 72

Page 37: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

28

Awal perkembangan analisis wacana kritis dikemukakan oleh Van Dijk

(1985), yaitu tahun 1970-an dengan menunjukkan dua kecenderungan.

Kecenderungan pertama, analisis struktural teks atau analisis percakapan menjadi

kajian abstrak dan terlepas dari penggunaan bahasa yang aktual (formal).

Kecenderungan kedua, kajian bahasa dalam konteks sosial mengambil

perhatianpada contoh-contoh penggunaan bahasa dalam komunikasi. Analisis

wacana ini mendapat pengaruh dari teori linguistik kritis, teori kritis Frankfurt,

dan teori pascastrukturalisme yang berkembang di Perancis23

.

Dalam hal ini, ada berbagai varian teori analisis wacana kritis yang

dilahirkan oleh para ahli di dunia, di antaranya analisis wacana Michel Foucault,

Roger Fowler, dkk., Théo Van Leeuwen, Sara Mills yang mengendepankan

feminisme, dan lainnya.

Riyono Pratiknyo sebagaimana dikutip Alex Sobur dalam bukunya Analisis

Teks Media menjelaskan bahwa wacana adalah sebuah proses berpikir seseorang

yang mempunyai ikatan dengan ada tidaknya sebuah kesatuan dan koherensi

dalam tulisan yang disajikannya. Menurutnya, makin baik cara atau pola pikir

seseorang, maka akan terlihat jelas adanya kesatuan dan koherensi itu.24

Alex Sobur dalam bukunya tersebut menggambarkan wacana dalam

berbagai aspek makna kebahasaan, di antaranya:

a. Komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi ide-ide atau gagasan-

gagasan konversasi atau percakapan

b. Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu subjek studi atau

pokok telaah

23

Yoce Aliah Darma, Analisis Wacana Kritis, (Bandung : Yrama Widya, 2009), Cet. Ke-I.

h. 68-69. 24

Alex Sobur, Analisis Teks Media h. 10

Page 38: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

29

c. Risalat tulis, disertasi formal, kuliah, ceramah, khotbah.25

Dari berbagai pengertian analisis dan wacana di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa analisis wacana merupakan suatu kegiatan mengkaji dan menelaah suatu

produk komunikasi dari perspektif kebahasaan dengan melihat teks kemudian

dikaitkan dengan ideologi di balik terbentuknya teks tersebut dengan melihat

kognisi dan konteks sosial.

2. Analisis Wacana Teun A. Van Dijk

Dari sekian banyak model analisis wacana yang diperkenalkan dan

dikembangkan oleh para ahli, model yang paling banyak digunakan adalah model

Teun A. Van Dijk. Inti analisis Van Dijk menghubungkan tiga dimensi wacana ke

dalam satu kesatuan analisis. Dimensi tersebut adalah dimensi teks, kognisi sosial,

(analisis) konteks.26

Ia melihat suatu wacana terdiri atas berbagai

struktur/tingkatan, yang masing-masing bagian saling mendukung.27

Menurut Van Dijk, sebagaimana yang dikutip Eriyanto penelitian atas

wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks atas teks semata, karena

teks hanya hasil dari suatu proses praktik produksi yang juga harus diamati, dan

harus dilihat juga bagaimana suatu teks bisa semacam itu.28

Berikut ini analisis

wacana sesuai dengan model Van Dijk:

25

Ibid, h. 10 26

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta : LkiS, 2006), h.

224. 27

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h.77 28

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 221

Page 39: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

30

a. Kognisi Sosial

Analisis wacana tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur teks,

tetapi bagaimana suatu teks diproduksi. Dalam pandangan Van Dijk perlu ada

penelitian mengenai kognisi sosial yang meneliti kesadaran mental wartawan,

dalam hal karya sastra maka bisa dikatakan kesadaran mental pengarangnya

dalam membentuk teks dalam karyanya.

Analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur

wacana itu sendiri menunjukkan atau menandakan sejumlah makna, pendapat, dan

ideologi. Untuk membongkar bagaimana makna tersembunyi dari teks, maka

dibutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks sosial.

Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai

makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa. Kognisi sosial itu penting

dan menjadi kerangka yang tidak terpisahkan untuk memahami teks media.29

b. Konteks Sosial

Konteks sosial berusaha memasukkan semua situasi dan hal yang berada di

luar teks dan memperngaruhi pemakaian bahasa. Titik perhatian dari analisis

wacana adalah menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam

suatu proses komunikasi, konteks sangat penting untuk menentukan makna dari

suatu tujuan.

Dalam pandangan Van Dijk, segala teks bisa dianalisis dengan

menggunakan elemen tersebut. Dan untuk memperoleh gambaran ihwal elemen-

elemen struktur wacana (teks) tersebut, berikut adalah penjelasan singkat:

29

Ibid, h. 221

Page 40: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

31

1) Tematik, secara harfiah tema berarti "sesuatu yang diuraikan", kata ini

berasal dari kata Yunani 'tithenai' yang berarti meletakkan. Tema adalah

suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.30

2) Skematik, menggambarkan bentuk wacana umum yang disusun dengan

sejumlah kategori seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan

masalah, penutup, dan sebagainya. Struktur skematik memberikan

tekanan: bagian mana yang didahulukan dan bagian mana yang bisa

dikemudiankan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi

penting.

3) Semantik, adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna satuan

lingual, baik makna leksikal (unit semantik terkecil) maupun makna

gramatikal (makna yang terbentuk dari gabungan satuan-satuan

kebahasaan).31

4) Sintaksis, secara etologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata

menjadi kelompok kata atau kalimat. Sintaksis ialah bagian dari ilmu

bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan

frase.32

5) Stilistik, pusat perhatiannya adalah style (gaya bahasa) yaitu cara yang

digunakan penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan

bahasa sebagai sarana.

6) Retoris, adalah gaya bahasa yang diungkapkan ketika seseorang berbicara

atau menulis. Misalnya dengan pemakaian kata yang berlebihan

30

Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Ende-Flores : Nusa

Indah, 1980) h. 107 31

Wijana, Dasar-dasar Pragmatik, (Yogyakarta : ANDI. 1996), h. 1 32

Mansoer Pateda, Linguistik: Sebuah Pengantar, (Bandung : Angkasa, 1994), h. 85

Page 41: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

32

(hiperbolik) atau bertele-tele. Retoris mempunyai fungsi persuasif, dan

berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu disampaikan kepada

khalayak.33

3. Varian Analisis Wacana

Dalam perkembangannya, model analisis wacana dikemukakan para ahli

melalui pendekatan yang beragam, di antara para ahli yang mengembangkan

model analisis wacana adalah:

a. Michel Foucault

Foucault memulai analisis wacana atau diskursus yang bersifat politis

dan ideologis. Michel Foucault (1990) menjelaskan definisi fenomenal dari

wacana beserta potensi politis dan kitannya dengan kekuasaan 'Diskursus atau

wacana adalah elemen taktis yang beroperasi dalam kuncah relasi kekuasaan'.

Antara wacana dan kekuasaan memiliki timbal balik, seperti yang dikatakan

Michel Foucault, 'elemen taktis' yang sangat terkait dengan kajian strategis dan

poilitis. Dari definisi yang diberikan Foucault, terungkap bahwa wacana adalah

alat bagi kepentingan kekuasaam, hegemoni, dominasi budaya dan ilmu

pengetahuan. Distribusi wacana ke tengah masyarakat pada era postmodern ini

dilaksanakan secara strategis melalui media, baik itu media cetak maupun

elektronik.

33

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 82-84

Page 42: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

33

b. Roger Fowler, dkk.

Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress, dan Tony Trew mulai

dikenal sejak diterbitkannya buku Language and Control pada tahun 1979.

Mereka menggunakan pendekatan critical linguistics yang memandang bahwa

bahasa sebagai praktik sosial. Para linguis kritis percaya bahwa pilihan bahasa

dibuat menurut seperangkat kendala, seperti ideologi, politik, sosial, dan

kultural. Impilikasinya masyarakat dapat dimanipulasi dalam aturan yang baik

sesuai dengan apa yang dikehendaki dan dinilai peran dan statusnya ke dalam

dikotomi34

.

Atasan-bawahan, superior-inferior melalui strategi sosial yang

melibatkan aspek kekuasaan, aturan, subordinasi, solidaritas, kohesi,

antagonism, kesenangan, dan sebagainya, yang semuanya merupakan bagian

integral dari sistem kontrol masyarakat Critical Linguistics terutama

dikembangkan dari teori linguistik yang melihat bagaimana tata bahasa

(grammar) tertentu menjadikan kata tertentu (diksi) membawa implikasi dan

ideologi tertentu.35

34

Dikotomi: pembahagian (pemisahan) antara dua kumpulan (kelompok dan lain-lain)

dalam sesuatu hal yang saling bertentangan. 35

Yoce Aliah Darma, Analisa Wacana Kritis. (Bandung : Yrama Widya, 2009), Cet Ke-l ,

h. 84

Page 43: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

34

C. Ruang Lingkup Biografi

1. Pengertian Biografi

Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah

biografi lebih kompleks daripada sekedar daftar tanggal lahir atau mati dan data-

data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat

dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut. Dalam biografi tersebut dijelaskan

secara lengkap kehidupan seorang tokoh sejak kecil sampai tua, bahkan sampai

meninggal dunia. Semua jasa, karya, dan segala hal yang dihasilkan atau

dilakukan oleh seorang tokoh dijelaskan juga di dalam biografi tersebut.

Menurut Lytton Strachey berpendapat bahwa biografi adalah penafsiran

terhadap sebuah kehidupan, dan blak-blakan adalah syarat utamanya. Ia

mengibaratkan penulis biografi sebagai seseorang yang mengayuh perahu di

lautan fakta yang maha luas dan mencemplungkan ember kecil untuk menciduk

satu contoh kehidupan, lalu mengulitinya habis-habisan. Biografi adalah yang

paling pelik dan manusiawi dari semua cabang seni menulis, sesuatu yang sangat

relevan dalam hidup kita.36

Sedangkan menurut Leon Edel, mengumpamakan pekerjaan menulis

biografi seperti mencari figur di bawah karpet, pola yang terpapar di sisi

tersembunyinya kehidupan. Ia mengatakan bahwa biografi terlihat tak relevan

jika ia tak menemukan tumpang tindih antara apa yang dilakukan oleh seseorang

dan kehidupan, yang menjadikan hal itu mungkin. Tanpa menemukan itu, Anda

hanya punya kejadian-kejadian tanpa bentuk dan gosip.

36

http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2165751-pengertian-biografi-menurut-

lytton-strachey/#ixzz2LQO0pChR di akses pada 12 Maret 2013.

Page 44: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

35

Biografi, secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat

hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja (singkat),

namun juga dapat berupa lebih dari satu buku (panjang). Perbedaannya adalah,

biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang

dan peran pentingnya sementara biografi yang panjang meliputi, tentunya,

informasi-informasi penting namun dikisahkan dengan lebih mendetail dan

tentunya dituliskan dengan gaya bercerita yang baik.

Biografi menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup

seseorang. Lewat biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari

tindakan tertentu atau misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan

mengenai tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi seringkali bercerita mengenai

seorang tokoh sejarah, namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup.

Banyak biografi ditulis secara kronologis. Beberapa periode waktu tersebut

dapat dikelompokkan berdasar tema-tema utama tertentu (misalnya "masa-masa

awal yang susah" atau "ambisi dan pencapaian"). Walau begitu, beberapa yang

lain berfokus pada topik-topik atau pencapaian tertentu.

Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan

utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping

koran. Sedangkan bahan-bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku-

buku referensi atau sejarah yang memaparkan peranan subyek biografi itu.

Biografi adalah suatu kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang

yang bersumber pada subjek rekaan (non-fiction/kisah nyata). Sebuah biografi

lebih kompleks daripada sekadar daftar tangga lahir atau mati dan data-data

pekerjaan seseorang, tetapi juga menceritakan tentang perasaan yang terlibat

Page 45: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

36

dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut yang menonjolkan perbedaan

perwatakan termasuk pengalaman pribadi.

2. Jenis-jenis Biografi

Biografi adalah suatu kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang

yang bersumber pada subjek rekaan (non-fiction / kisah nyata). Sebuah biografi

lebih kompleks daripada sekadar daftar tangga lahir atau mati dan data-data

pekerjaan seseorang,tetapi juga menceritakan tentang perasaan yang terlibat

dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut yang menonjolkan perbedaan

perwatakan termasuk pengalaman pribadi. Jenis-jenis biografi yaitu:

a. Berdasarkan Sisi Penulis, dibedakan dari :

1. Autobiografi: Ditulis sendiri oleh tokoh yang tercatat perjalanan

hidupnya

2. Biografi: Ditulis oleh orang lain, berdasarkan izin penulisan dibagi

atas:

a. Authorized biography, yaitu biografi yang penulisannya seizin atau

sepengetahuan tokoh didalamnya.

b. Unauthorized biography, yaitu ditulis seseorang tanpa

sepengetahuan atau izin dari tokoh di dalamnya (biasanya karena

telah wafat)

Page 46: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

37

b. Berdasarkan Isinya, dibagi atas :

1. Biografi Perjalanan Hidup, Isinya berupa perjalanan hidup lengkap

atau sebagian paling berkesan.

2. Biografi Perjalanan Karir, Isinya berupa perjalanan karir dari awal

karir hingga karir terbaru, atau sebagian perjalanan karir dalam

mencapai sukses tertentu.

c. Berdasarkan Persoalan yang dibahas, dibagi atas:

1. Biografi politik, yaitu penulisan tokoh-tokoh di negeri ini dari sudut

politik. Dalam biografi semacam ini bahan-bahan dikumpulkan

biasanya melalui riset. Namun, biografi semacam ini kadang kala tidak

lepas dari kepentingan penulis ataupun sosok yang ditulisnya.

Intelektual biografi yang juga disusun melalui riset dan segenap

temuan dituangkanpenulisnya dalam gaya penulisan ilmiah.

2. Biografi jurnalistik ataupun biografi sastra, yaitu materi penulisan

biasanya diperoleh dari hasil wawancara terhadap tokoh yang akan

ditulis maupun yang menjadi rujukan sebagai pendukung penulisan. Ini

lebih ringan karena hanya keterampilan dan wawancara.

Page 47: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

38

d. Berdasarkan Penerbitannya, dibagi atas:

1. Buku Sendiri, bahwa penerbitan buku kategori ini dilakukan atas

inisiatif penerbit dengan seluruh biaya penulisan, percetakan,

danpemasaran ditanggung oleh produsen. Biografi jenis ini biasanya

memuat kisah hidup tokoh-tokoh yang diperkirakan akan menarik

perhatian publik.

2. Buku Subdisi, bahwa biaya pembuatan buku jenis ini sebagian dibiayai

oleh sponsor. Biasanya pola ini dilakukan pada buku-buku yang

diperkirakan dari segi komersial tidak akan laku atau kalaupun bisa

dijual harganya sangat tinggi sehingga tidak terjangkau.

3. Langkah-langkah dalam Mengulas Sebuah Biografi

Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan dalam membuat ulasan

buku biografi yaitu:

a. Membuat ringkasan riwayat hidup tokoh dalam biografi

b. Mencatat gagasan dan sikap atau tindakan yang mengagumkan atau

mengharukan dari tokoh.

c. Memilih sikap atau tindakan tokoh yang dapat dicontoh dalam

kehidupan sehari-hari.

d. Menyusun kerangka ulasan dengan memanfaatkan ringkasan, catatan,

dan pendapat.

Page 48: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

39

Dari beberapa jenis-jenis biografi diatas, jenis buku biografi yang peneliti

gunakan yaitu Authorized biography dengan kata lain biografi yang didasarkan

kepada sisi penulis dan telah mendapat izin dari tokoh yang akan diulas sejarah

hidupnya, dalam hal ini sejarah tentang kehidupan Chairul Tanjung. Pada bab

selanjutnya akan dibahas lebih dalam sesuai dengan metode dan model penelitian

yang digunakan.

Page 49: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

40

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Buku Chairul Tanjung si Anak Singkong

Buku Chairul Tanjung si anak Singkong, menurut peneliti adalah salah

satu buku biografi luar biasa karya Tjahja Gunawan Diredja. Karena tak hanya

sekedar cerita tapi lebih menganggapnya pelajaran hidup. Buku ini mengisahkan

kisah perjalanan Chairul Tanjung yang berhasil mengubah hidupnya dari orang

kecil menjadi orang yang luar biasa besar.

Buku ini diterbitkan pertama kali dalam bahasa Indonesia oleh Penerbit

Buku Kompas pada Juni 2012 bertepatan pada usia Chairul Tanjung ke 50, buku

setebal 382 halaman ini bernomor ISBN 978-979-709-650-2 dengan panjang 15

cm x 23 cm.

Page 50: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

41

Buku Biografi Chairul Tanjung diawali dengan kisah bagaimana di tengah

keterbatasan kondisi ekonomi keluarga, Chairul Tanjung mampu melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi. Kedua orangtua sangat tegas dalam mendidik

anak-anaknya, termasuk Chairul Tanjung. Orangtuanya mempunyai prinsip,

“Agar bisa keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang

harus ditempuh dengan segala daya dan upaya.” Apa pun akan mereka upayakan

agar anak-anak mereka dapat melanjutkan pendidikan tinggi sebagai bekal utama

kehidupan masa depan.

Itulah masalah Chairul Tanjung muda, jalan hidupnya ternyata penuh

perjuangan untuk menggapai sukses. Dan bagaimana seorang Chairul Tanjung,

berhasil menjadi pengusaha sukses dengan hasil kerja kerasnya dan hasil

keringatnya sendiri, dan bukan warisan keluarga konglomerat.

Buku Chairul Tanjung si anak Singkong adalah buku karya Tjahja

Gunawan Diredja yang diluncurkan bertepatan usia Chairul Tanjung setengah

abad. CT, demikian nama panggilannya, adalah pengusaha Indonesia yang sukses

dalam wirausahanya dan memperluas usahanya. Sang ibunda, Halimah,

mengatakan bahwa uang kuliah Chairul Tanjung pertama yang diberikan

kepadanya, diperoleh ibunda dari menggadaikan kain halus miliknya.

Bab-bab berikutnya masih menceritakan kehidupan masa muda Chairul

Tanjung, saat-saat menjadi mahasiswa sampai kisah awalnya menjadi wirausaha.

Tahun 1987, Chairul Tanjung menjadi kontraktor pembangunan pabrik sumpit di

Citeureup, Bogor, seluas 800 meter persegi. Tapi yang jadi malah pabrik sandal.

Page 51: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

42

Buku ini juga mengisahkan kehidupan rumah tangga dan keluarga Chairul

Tanjung, ketika Chairul Tanjung bertemu dengan perempuan Jawa, Anita

Ratnasari, yang tegas dan tegar.

Dalam buku ini, Chairul Tanjung mengungkapkan bahwa, “bagi saya, ibu

adalah segalanya.” Chairul Tanjung percaya bahwa surga ada di telapak kaki ibu.

“Bila kita benar-benar berbakti kepada ibu sepenuh hati dan ikhlas, maka surga

akan kita gapai di dunia. Itu yang saya alami sendiri,” demikian Chairul Tanjung

berpendapat.

Chairul Tanjung juga menyampaikan pandangan-pandangannya tentang

persoalan ekonomi dan menceritakan aktivitasnya sebagai pengusaha. Chairul

Tanjung mengembangkan Para Group, kemudian mengganti nama perusahaannya

menjadi CT Corp. Secara umum CT Corp terdiri atas tiga perusahaan subholding

yaitu Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources. Mega Corp adalah

perusahaan induk untuk jasa keuangan yang melayani masyarakat di sektor

perbankan, asuransi, pembiayaan, dan pasar modal.

Trans Corp adalah perusahaan induk yang bergerak di bisnis media, gaya

hidup, dan hiburan. Dalam perusahaan ini, terdapat dua stasiun TV, yaitu Trans

TV dan Trans 7, portal berita Detik, dan perusahaan ritel Careefour. Selain itu

juga ada perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman, hotel, biro

perjalanan, dan sejumlah department store yang menyediakan kebutuhan fashion

merek terkenal dan high-end. Sedangkan CT Global Resources adalah perusahaan

induk yang fokus pada bisnis perkebunan.

Melalui buku biografi ini, Chairul Tanjung ingin berbagi kisah dan cerita

dengan seluruh pembaca tentang lika-liku, pengalaman, serta makna dan nilai-

Page 52: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

43

nilai kehidupan yang Ia pegang, mulai dari kehidupan di masa kecil hingga

sekarang. Dengan memahami sejarah hidupnya, Chairul percaya para pembaca

akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari mimpi seorang Chairul Tanjung

untuk mewujudkan kebanggan dan kesejahteraan bagi pembaca yang pada

akhirnya akan menjadikan Indonesia yang lebih baik.

B. Gambaran Umum Riwayat Hidup Tjahja Gunawan Diredja

Tjahja Gunawan Diredja adalah seorang wartawan harian Kompas yang

lahir di Subang pada tanggal 8 maret 1966. Ia bergabung dengan harian Kompas

sejak September 1990, ia juga pernah ditugaskan di Bandung, Surabaya, dan

Tangerang. Mendirikan Forum Wartawan Independen (FOWI) di Bandung.

Tahun 1995, pindah ke Jakarta menjadi wartawan ekonomi Kompas. Banyak

menulis soal perbankan, ekonomi makro, dan properti.

Tahun 1999, ia pernah mengikuti Bourse Game, pelatihan transaksi di

pasar uang yang diselenggarakan Citibank. Tahun 2000, ia mengikuti Program

Studi Jepang untuk Eksekutif Internasional yang diselenggarakan JICA di Tokyo,

Jepang.

Pada tahun 2000, ia pernah ditugaskan sebagai wartawan Kompas di

Istana Kepresidenan. Pada tahun 2002, menjadi wakil Kepala Biro Kompas Jawa

Timur dan merintis penerbitan Kompas edisi Jawa Timur. Tahun 2002 pula,

mengikuti short course tentang People Management di Prasetiya Mulya Business

School. Tahun 2004, menjadi Kepala Biro Kompas Jawa Barat sekaligus yang

merintis penerbitan Kompas edisi Jawa Barat.

Page 53: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

44

Tahun 2006, ia menjadi wakil Kepala Desk Ekonomi Kompas. Pada tahun

2007 hingga 2009 ia menjadi Ketua Perkumpulan Karyawan Kompas (PKK).

Tahun 2009, mengikuti Middle Management Development Program (MMDP) di

Prasetiya Mulya Business School. Sejak tahun 2011 ia sudah menjadi wakil

Kepala Desk Multimedia Harian Kompas.

Perkenalan Tjahja dengan seorang Chairul Tanjung berawal pada tahun

1995 ketika Tjahja masih menjadi seorang reporter Kompas dan ditugaskan untuk

meliput di Departemen Keuangan. Kemudian berlanjut saat Indonesia dilanda

kritis moneter yang berimbas menjadi krisis ekonomi nasional dan politik pada

tahun 1998.

Pada saat yang sama banyak pengusaha-pengusaha yang bangkrut dan

tidak sedikit pula bank nasional yang kolaps, tetapi seorang CT justru bertahan

dan berjuang hingga Bank Mega yang Ia beli mampu mencetak keuntungan yang

signifikan di tahun 1996. Pada periode itu Tjahja sering bertemu dan berdiskusi

dengan CT, terutama saat Bank Mega mengadakan program “Indonesia Berbagi”

yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang pada waktu itu kesulitan

mendapatkan bahan pokok.

Dalam suatu obrolan di kantor Para Group di gedung Plaza Bapindo

Jakarta, Chairul Tanjung pernah bercerita kepada Tjahja tentang pahit getir dan

jatuh bangunnya Ia sebagai pengusaha yang merintis usaha dari nol tanpa fasilitas

pemerintah. Mendengar cerita itu Tjahja kagum dengan seorang Chairul Tanjung

karna mampu berjuang sendirian melewati berbagai rintangan dan berhasil

menjadi pengusaha sukses meskipun pada waktu itu banyak orang yang belum

mengenal sosok CT dan bahkan meragukan kemampuannya.

Page 54: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

45

Pada masa rezim Orde Baru sejumlah pengusaha yang sukses umumnya

karena mendapatkan fasilitas dan proteksi dari pengusaha lainnya, sedangkan

seorang CT mampu berjuang sendiri melewati berbagai rintangan dan berhasil

menjadi pengusaha sukses. Ketika masa krisis ekonomi itu Tjahja meminta

kepada Chairul agar kisah perjalanan hidupnya dapat di-share kepada orang lain

terutama generasi muda, agar mereka bisa terinspirasi atas apa yang telah dijalani

oleh seorang Chairul Tanjung.

Pada tahun 2010 Tjahja memulai menulis kisah perjalanan Si Anak

Singkong yang meniti usaha dari nol sampai besar seperti sekarang, dengan

panduan langsung dari Chairul Tanjung. Gaya bahasa yang digunakan adalah

gaya bahasa formal, bertutur, dan disertai sikap rendah hati, sesuai dengan gaya

bahasa sastrawan Ramadhan K.H. (alm) yang disukai Chairul. Metode penulisan

biografi ini tidak semata-mata wawancara langsung dengan CT, tetapi diawali

dengan kegiatan survei ke tempat masa kecil seorang CT di kawasan yang dulu

kumuh di Gang Abu jalan Batutulis, di kawasan pecenongan, Jakarta Pusat.

Selain melakukan survei, Tjahja juga mewawancarai beberapa teman CT

sewaktu Ia kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, hingga

teman SMA dan SMP, bahkan beberapa pengamat ekonomi dan narasumber

lainnya. Tidak sekedar menulis, Tjahja juga berusaha mendapatkan soul dari

setiap kisah perjalanan hidup Si Anak Singkong, dengan begitu Ia pun turut

belajar banyak dari lika-liku kehidupan dan perjalanan hidup seorang CT.

Page 55: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

46

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Teks Wacana Pesan Moral Dalam Buku Chairul Tanjung Si

Anak Singkong

Analisis wacana model Van Dijk ini digambarkan mempunyai tiga

dimensi, diantaranya ialah: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti dari

analisis model Van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut

ke dalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah

bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan

suatu tema tertentu.1

Dalam bab ini peneliti akan menguraikan pesan-pesan yang terdapat dalam

buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja, baik

pesan-pesan secara umum maupun secara khusus (pesan moral). Dalam penelitian

ini, peneliti akan memaparkan temuan-temuan data berdasarkan pesan secara

umum, mewacanakannya dan mendeskripsikan kalimat-kalimat yang memiliki

muatan-muatan sebagai pesan moral, dan untuk mengetahui pesan-pesan moral

tersebut, terlebih dahulu peneliti akan mendeskripsikan pesan-pesan secara umum

berdasarkan analisis teks.

Dalam analisis teks, peneliti memfokuskan pada strategi wacana serta

teknik penulisan yang dipakai untuk menggambarkan peristiwa tertentu, dengan

1 Eriyanto, Analisis Wacana “Pengantar Analisis Teks Media”, (Yogyakarta : LkiS, 2001),

h. 224

Page 56: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

47

47

cara menguraikan struktur kebahasaan secara makro (tematik), superstruktur

(skematik), dan struktur mikro (semantik, sintaksis, stilistik dan retoris).

1. Struktur Makro (Tematik)

Tema merupakan gagasan inti dari suatu suatu teks yang menggambarkan

apa yang ingin dikomunikasikan oleh seorang penulis kepada pembaca melalui

tulisannya dalam melihat atau memandang suatu peristiwa. Tema dalam suatu

karya fiksi baik novel atau buku merupakan gagasan sentral yang menjadi

dasar penulisan sebuah karya dan dalam tema itu tercakup persoalan dan tujuan

atau amanat pengarang kepada pembaca melalui tulisannya tersebut.

Tema yang secara umum terdapat pada buku Chairul Tanjung Si Anak

Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja adalah dengan menggunakan kata “Si

Anak Singkong” di belakang nama Chairul Tanjung tersebut. Dari segi

kebahasaan sendiri kata anak singkong di golongkan sebagai anak yang berasal

dari kalangan menengah ke bawah dan tidak berasal dari kalangan menengah

ke atas maupun elit.

Tema utama dalam buku tersebut di atas di pakai karena tokoh yang

diceritakan dalam buku itu adalah seorang yang berasal dari keluarga tidak

mampu dan membeci kemiskinan sehingga ia bersikeras untuk keluar dari jerat

kemiskinan. Tema buku itu juga ingin menunjukkan bahwa sang tokoh ingin

mengajarkan kepada pembaca untuk tidak pasrah dengan kenyataan hidup

yang sedang dihadapi dan bisa membuktikan bahwa seorang Chairul Tanjung

yang bukan siapa-siapa, yang hanya sekedar anak singkong yang berasal dari

Page 57: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

48

48

perkampungan kumuh Jakarta, dapat menjelma menjadi sosok yang bisa

dijadikan contoh dalam menjalani dan memaknai hidup.

Selain tema utama yang berasal dari judul buku tersebut, terdapat pula

sub-sub tema yang ada dari masing-masing judul bab per bab setiap kisah yang

akan ditampilkan, sub tema yang terdapat dari beberapa judul adalah sebagai

berikut:

1) Pada bagian awal sub judul menceritakan tentang pengorbanan

seorang ibu yang rela menggadaikan kain halus kesayangannya untuk

biaya kuliah sang anak. Begitu besar kecintaan dan harapan terhadap

anaknya agar dapat menjadi seseorang yang lebih baik di masa

depannya kelak. Setelah dapat masuk di perguruan tinggi Negeri

seorang Chairul Tanjung menjalani kehidupan akademisnya dengan

tidak mengandalkan uang saku dari orang tuanya, Ia mencoba melihat

peluang dalam setiap kesempatan dan menjadikan kesempatan itu

sebagai usaha agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari di

kampusnya. Salah satu peluang yang Ia lihat adalah bisnis fotokopi

yang berhasil Ia jalani dalam kurun waktu yang begitu cepat dan hal

itu yang menjadi awal modal keberaniannya untuk dapat

mengembangkan bisnisnya dibidang lain.

2) Pada tema selanjutnya disesuaikan dengan kisah yang akan

diceritakan dari masing-masing bab tersebut namun, beberapa kisah

tidak mengikuti alur pada buku biografi kebanyakan, alur dalam buku

biografi ini dibuat unik dengan alur maju-mundur di setiap babnya.

Page 58: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

49

49

Hal ini ditujukan agar pembaca dapat melihat alur kisah yang lampau

menjadi penyebab suksesnya seorang Chairul Tanjung di masa

sekarang.

3) Tidak ada kehidupan yang sia-sia. Besar atau kecil, semua berarti.

Banyak orang tidak pernah berhenti mempertimbangkan apakah arti

hidup itu. Kebanyakan mereka hanya memandang ke belakang dan

tidak mengerti mengapa kehidupan mereka berantakan dan mengapa

mereka merasa begitu kosong walaupun mereka telah berhasil

mencapai apa yang mereka cita-citakan.

Hidup dalam pandangan Islam adalah kebermaknaan dalam

kualitas secara berkesinambungan dari kehidupan dunia sampai

akhirat, hidup yang penuh arti dan manfaat bagi lingkungan. Hidup

seseorang dalam Islam diukur dengan seberapa besar ia melaksanakan

kewajiban-kewajiban sebagai manusia hidup yang telah diatur oleh

Islam. Ada dan tiadanya seseorang dalam Islam ditakar dengan

seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh umat dengan kehadiran

dirinya. Oleh karena itu hidup dipandang tidak berarti ketika

seseorang melupakan dan meninggalkan kewajiban-kewajiban yang

telah diatur Islam.

Secara umum, manusia yang ditakdirkan sebagai ciptaan

Tuhan hakikatnya ialah menelesuri perjalanan yang disebut

'kehidupan' secara sistemik yang artinya semua yang dijalani saling

berhubungan satu dengan yang lainnya, baik yang belum terjadi

Page 59: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

50

50

maupun yang akan terjadi. Dapat diartikan bahwa peristiwa hidup

mempunyai makna besar maupun kecil tergantung bagaimana

individu tersebut yang memaknainya.

4) Jika melihat sub tema dipertengahan buku ini mungkin akan timbul

pertanyaan “apakah hidup ini adil bagi seorang Chairul yang

membenci kebodohan dan kemiskinan”. Jawabannya "ya".

Firman Allah SWT mengenai hal ini terangkai dalam surah

An-Nisa sebagai berikut:

ة وإى تك حست يضبعفهب ويؤث هي لد ل يظلن هثقبل ذز إى للا

عظيوب أجسا

"Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun

sebesar zarah dan jika ada kebajikan sebesar zarah niscaya Allah

akan melipatgandakan dan memberikan dari sisi-Nya pahala yg

besar." (Q.S. An-Nisa: 40)

Sesungguhnya bukan hanya dalam kenyataan tetapi dalam benak

pun tergambar bahwa Allah tidak menganiaya seseorang walaupun

sebesar dzarrah, yakni sekecil apa pun. Betapa Dia akan menganiaya,

padahal Dia Mahakuasa, dan segala yang ada di alam raya ini adalah

ciptaan dan milik-Nya. Bahkan Dia memberi ganjaran, karena itu jika

Ada kebajikan sebesar dzarrah, bahkan lebih kecil dari dzarrah,

niscaya Allah akan melipatgandakannya sampai tujuh ratus kali,

bahkan lebih, dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya yang

Page 60: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

51

51

tidak tergambar sebelumnya dalam benak siapa pun2. Demikian

sebaliknya keburukan sekecil apapun akan dibalas sebuah keburukan

walaupun hanya sebesar dzarrah.

Ketika CT sedang menjalani usaha jual-beli mobil bekas

bersama kedua temannya yakni Molen dan Firmon, ia sering kali

mengingatkan kepada Molen agar tidak boros dalam hal keuangan,

suatu waktu CT berkata kepada Molen temannya “Molen, saya sangat

benci kemiskinan. Tolong tanamkan itu di kepala dan batin kamu

juga. Suatu waktu saya bercita-cita ingin memiliki mal, bank, koran,

dan televisi”. Sebuah keinginan yang besar disertai usaha dan kerja

keras yang Ia lakukan, maka tidak ada yang tidak mungkin jika Allah

SWT sudah berkehendak.

Sesuai dengan firman Allah berikut:

.ىى إوب أهس إذا أزاد شيئب أى يقىل ل كي فيك

Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu

hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia. (Q.S.

Yaasin: 82)

Ayat ini berbicara tentang kuasa Allah yang tidak dapat

terlukiskan dengan kata-kata, karena kekuasaan-Nya itulah maka Dia

memiliki wewenang memerintah. Perintahnya tidak dapat dibatalkan

atau dielakkan untuk mewujudkan sesuatu Dia hanya memerintah dan

perintahnya itu terlaksana dengan mudah, dan sesuatu yang di-

2 Quraish Shihab. Tafsir Al-Mishbah Vol. 2: Pesan, Kesan, don keserasian Al-Qur'an

(Jakarta: Lentera Hati. 2002), h. 537

Page 61: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

52

52

kehendakiNya serta merta wujud dengan sangat cepat, semudah, dan

secepat kun (bila manusia mengucapkannya) bahkan lebih mudah dan

lebih cepat. Tahir Ibn Asyur memahami kata amr dalam arti keadaan.

Menurutnya makna ini lebih tepat dengan konteks keraguan kaum

musyrikin atas kuasa Allah menghidupkan tulang belulang yang telah

hancur.3

Pesan moral yang dapat diperoleh adalah harus disadari bahwa

tidak layak kita sebagai makhluk bersikap sombong, sebab jika Allah

berkehendak atas kita baik, maka kebaikan maupun keburukan pasti

akan terjadi. Karena hal itu, kita harus selalu berhati-hati dalam sikap

dan perbuatan. Dan kita mengakui bahwa kita adalah makhluk yang

lemah. Bukti yang tak bisa dipungkiri adalah kematian. Tidak

seorang makhluk pun yang bernyawa di dunia ini yang tidak mati,

tidak ada seorang makhluk pun dapat memastikan bahwa detik,

menit, ataupun hari esok kita masih bernafas, dan dari semua

kehendak-Nya manusia hanya bisa berencana.

5) Bersyukur adalah Nikmat. Ketika kita merasa hidup ini menyakitkan

dan merasa lelah dengan semua penderitaan yang dialami maka itu

saatnya kita harus melihat ke atas, berharap akan ada kabar baik untuk

kita, janji-janji, dan masa depan yang masih dapat kita perjuangkan.

Bersyukur kepada Allah adalah salah satu konsep yang secara

prinsip ditegaskan di dalam Al-quran, perumpamaan dari orang yang

3 Quraish Shihab. Tafsir Al-Mishbah Vol. 2: Pesan, Kesan, dan keserasian Al-Qur'an.

(Jakarta: Lentera Hati. 2002), h. 537

Page 62: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

53

53

bersyukur dan kufur diberikan dan keadaan mereka di akhirat

digambarkan. Alasan kenapa begitu pentingnya bersyukur kepada

Allah adalah fungsinya sebagai indikator keimanan dan pengakuan

atas keesaan Allah.

Dalam salah satu ayat, bersyukur digambarkan sebagai

penganutan tunggal kepada Allah:

تن إى ك يبأيهب الريي ءاهىا كلىا هي طيببث هب زشقبكن واشكسوا لل

إيب تعبدوى

"Hai orang-orang yang beriman! Makanlah di antara rezeki yang

baik yang kami berikan kepadamu. Dan bersyukurlah kepada

Allah jika benar-benar hanya kepada Nya kamu menyembah."

(Q.S. Al-Bagarah: 172)

Kesadaran iman yang bersemi di hati mereka menjadikan ajakan

Allah kepada orang-orang beriman sedikit berbeda dengan ajakan-Nya

kepada seluruh manusia. Bagi orang-orang mukmin, tidak lagi disebut

halal, sebagaimana yang disebutkan pada ayat sebelumnya. Mereka

(orang-orang mukmin) di sini diperintahkan untuk bersyukur disertai

dengan dorongan kuat yang tercermin pada penutup ayat ini, yaitu

bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu

menyembah. Syukur adalah mengakui dengan tulus bahwa anugerah

yang diperoleh semata-mata bersumber dari Allah SWT sambil

menggunakannya sesuai tujuan penganugerahannya, atau

Page 63: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

54

54

menempatkannya pada tempat yang semestinya.4

6) Nilai sosial. Hal ini mengacu kepada hubungan individu dengan

individu yang lain dalam sebuah masyarakat. Bagaimana seseorang

harus bersikap, bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah, dan

menghadapi situasi tertentu. Kesadaran akan menghargai dan

menghormati pengorbanan orang lain adalah hal bijak yang

seharusnya dilakukan manusia sebagai makhluk sosial. Dengan

demikian, dapat tercipta sikap toleransi dan rasa persaudaraan yang

lebih kental dan kuat.

2. Superstruktur (Skematik)

Skematik merupakan teks atau wacana umumnya yang mempunyai alur

dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-

bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti.

Secara struktur, bangunan buku yang diteliti ini telah lengkap dan pembaca

secara jelas disodorkan pada suatu nilai pemahaman, bahwa dalam hidup

seseorang harus selalu dapat mensyukuri apa yang diberikan oleh Tuhan dan

berusaha sekeras mungkin untuk mewujudkan cita-cita yang ingin diraih.

Sudah seharusnya orang memiliki tujuan dalam hidup. Dimana dengan

menyelesaikan tujuan itu maka dia akan tersenyum disetiap hela nafas

kehidupan yang Ia jalani. Seseorang yang memiliki tujuan hidup, maka baginya

tidak akan ada pertanyaan tentang kenapa Tuhan selalu mengambil sesuatu

4 Quraish Shihab. Tafsir A1-Mishbah: Pesar, Kesan dan keserasian Al-Qur an. (Jakarta :

Lentera Hati. 2002), h. 359

Page 64: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

55

55

yang menyenangkan darinya, kenapa dia harus dilemparkan lagi ke dalam

kesedihan.

Baginya semua proses yang dialami, menyakitkan atau menyenangkan

semuanya untuk mewujudkan tujuan itu. Struktur bangunan atau skema pada

teks dalam buku Chairul Tanjung si Anak Singkong ini dikemas dalam alur

maju-mundur, sehingga membuat pembaca harus mendeskripsikan sendiri

setiap kisah yang diceritakan. Namun, jika diambil bangunan skema secara

umum, pada skema awal, fase-fase awal bab dalam buku ini menceritakan

kisah hidup Chairul Tanjung ketika menjadi mahasiswa di FKG UI dan

mencoba peruntungannya dalam setiap bisnis atau usaha yang Ia jalani.

Sebelum mengisahkan kehidupan akademis dan usaha di sektor kampus,

Ia membuka awal kisah buku ini dengan menceritakan proses awal masuk

perguruan tinggi negeri di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

dengan alasan biayanya yang murah, ketika itu keadaan ekonomi keluarga

Chairul Tanjung sedang berada pada tingkat terendah dan harus tinggal di

kawasan kumuh ibukota Jakarta yaitu di Gang Abu, Batutulis, Gambir, Jakarta

Pusat. Rasa bahagia dapat masuk salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta

bercampur kegelisahan akan biaya kuliah yang terbilang cukup besar saat itu

namun, orang tua Chairul meyakinkan agar tetap fokus terhadap pendidikan

yang akan Ia jalani, hal ini disebabkan ketegasan kedua orang tua Chairul

dalam mendidik anak-anaknya, Ia mempunyai prinsip “Agar bisa keluar dari

jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh dengan

segala daya dan upaya”.

Page 65: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

56

56

Kemudian pada skema tengah, buku ini mengkisahkan tentang sepak

terjang seorang CT dalam menjalani berbagai jenis usaha di bidang apapun,

baik dalam usahanya membangun pabrik sepatu, mengelola dan

membangkitkan Bank Mega yang hampir bangkrut, hingga mengelola bisnis di

bidang media yaitu mendirikan Trans Tv dan mengelola Trans 7 bekerjasama

dengan Kompas Gramedia. Bahkan hingga memiliki saham Carrefour yang

sebelumnya dimiliki pengusaha dari luar Indonesia.

Pada skema akhir, buku ini mengakumulasikan kisah dari awal hingga

akhir perjalanan hidup seorang Chairul Tanjung, berbagai usaha dan bisnis

yang Ia jalani tidak semata-mata mengandalkan kesempatan di setiap

kemungkinan, segalanya penuh perhitungan secara mendalam agar usaha dan

bisnis yang dijalani dapat bersinergi antara satu dengan yang lainnya.

Bekerjakeras hingga batas menjadi tolak ukur seorang CT dalam menjalani

setiap langkah kehidupannya, memiliki cita-cita untuk selalu menjadi lebih

baik disertai dengan kerja keras hingga batas kemampuan akan mendorong

setiap orang untuk mewujudkan semuanya, karena setiap orang berhak untuk

berhasil dan mengubah nasib mereka masing-masing.

Page 66: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

57

57

3. Struktur Mikro

1. Semantik

Semantik adalah makna yang ingin ditekankan dalam teks dari hubungan

antar kalimat, hubungan antar preposisi yang membangun makna tertentu

dalam bangunan teks. Elemen-elemen semantik adalah sebagai berikut:

a. Latar

Latar merupakan bagian teks yang bisa mempengaruhi semantik

(arti kata) dan makna yang ingin ditampilkan, dari 40 sub judul pada

buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong ini dalam setiap kisahnya rata-

rata mengisahkan tentang latar belakang keluarganya yang kurang

mampu. Latar yang terdapat dalam buku ini adalah latar historis yaitu

latar yang banyak mengisahkan kejadian di masa lalu dan cenderung

mengisahkan pada masa lalu yang kelam dalam kehidupan keluarganya,

dan seringkali di temui kilas balik atau flashback di setiap kisah yang

sedang berlangsung.

“Gang Abu, Batutulis, tahun tujuh puluhan merupakan salah satu

daerah terkumuh di Jakarta. Jalanan tanah, becek dan banjir di kala

hujan, panas gersang berdebu saat musim kemarau. Semua rumah di

sepenjuru kampung merupakan rumah petak kecil beratap pendek,

dinding tambal sulam menggunakan beragam bahan seadanya”.

“Tinggal di lingkungan kumuh di Gang Abu, dengan berbagai

permasalahan dan kesulitan yang saya alami, tidak serta-merta harus

diceritakan kepada teman-teman di kampus. Tidak! Ini ranah privacy

Page 67: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

58

58

saya dan segala masalah yang ada harus bisa diselesaikan sendiri”.

Kutipan di atas sangat jelas menggambarkan bahwa daerah tempat

tinggal seorang CT di masa lalu dapat dikategorikan tempat tinggal bagi

kalangan keluarga menengah kebawah dan kalangan kurang mampu,

namun, hal tersebut tidak serta merta harus diceritakan kepada teman-

teman di kampusnya karena CT menganggap hal itu adalah ranah

privacy dan tidak ingin mengharapkan belas kasih dari teman-temannya,

Ia justru sebaliknya tetap tegar dan tersenyum dalam menjalani

kehidupan akademisnya dengan bertekad untuk tidak meminta uang

saku kepada orang tuanya.

b. Detail

Detail berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan

komunikator atau pengarang. Pengarang akan menampilkan secara

berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau citra yang baik.

Sebaliknya, ia akan menampilkan informasi dalam jumlah sedikit, hal

yang merugikan dirinya.

Detail dalam buku ini banyak menampilkan sosok Chairul

Tanjung yang tiada lelah dalam kerja kerasnya demi mewujudkan

keinginan dan menggapai cita-citanya, hal tersebut tentu menjadi tujuan

disusunnya buku biografi ini agar para pembaca dapat termotivasi dan

mencontoh atas apa yang telah CT lakukan semasa proses hidupnya,

seperti kutipan di bawah ini:

“Kembali kita bicarakan mengenai rencana kegiatan sosial di

Page 68: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

59

59

Sumatera Barat. Di satu sisi, saya tidak mau para relawan harus

sengsara, baik transportasi maupun akomodasi lainnya, di sisi lain, saya

juga harus memastikan pekerjaan di lapangan nantinya dengan mutu

tidak asal-asalan. Ini merupakan sebuah pekerjaan pengorganisasian

yang sama sekali tidak mudah, sangat memusingkan kepala”.

Dalam kutipan di atas mengandung pesan moral, bahwa dalam

menjalani hidup kita tidak boleh mudah putus asa walau sesulit apapun

tantangan yang ada di depan mata, syukurilah dan jalani dengan penuh

ketabahan dan keikhlasan. Sadari bahwa tidak ada sesuatu yang sia-sia

yang Allah gariskan dalam setiap garis hidup manusia. Selain itu juga,

pesan moral yang terkandung yakni mengenai bagaimana kita membantu

sesama manusia baik dalam kegiatan sosial ataupun kegiatan lainnya

secara utuh dan maksimal tanpa menyerah dengan kesulitan yang

dihadapi.

c. Maksud

Elemen wacana maksud hampir sama dengan elemen detail.

Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan komunikator

akan diuraikan secara eksplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang

merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunyi.

Berikut ini dua kutipan yang diambil dari dua sub judul yang berbeda

namun masih dalam ranah usaha yang sama :

“Pak, selama ini mahasiswa membeli berbagai peralatan

praktikum langsung ke toko dengan harga lebih mahal, sementara kami,

Page 69: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

60

60

sebagian besar tak selalu punya cukup uang. Uang kiriman dari orang

tua sering kali tidak cukup sehingga sebagian dari mahasiswa tidak bisa

mengikuti praktikum karena ketiadaan alat. Kasihan saya melihat teman-

teman”.

Kutipan di atas adalah perkataan CT kepada Brigjen drg. Sarkawi,

kepala kesehatan gigi di Angkatan Darat, ia adalah ayah Vera yang

merupakan juniornya di FKG UI, CT ingin membantu teman-temannya

agar dapat membeli alat praktikum dengan harga yang lebih murah dari

toko, dan sekaligus melihat ini sebagai peluang usaha yang akan

berlanjut setelah ia berhasil mendapat kepercayaan untuk mengimport

alat praktikum tersebut dengan bantuan Pak Sarkawi.

Elemen maksud di dalam kisah ke empat ini dapat terlihat secara

jelas dan eksplisit, kutipan di atas menjelaskan alasan mengapa CT

bertemu dengan Pak Sarkawi, dan dijelaskan pula alasan ingin

membantu teman-temannya agar bisa mengikuti praktikum dengan

membeli alat lebih murah dibandingkan dengan toko. Tersirat juga pesan

moral di balik kutipan tersebut yakni, membangun sebuah usaha tidak

harus serta merta mencari keuntungan semata demi kepuasan sendiri

namun, membantu sesama manusia baik terhadap teman maupun orang

lain secara tidak langsung menghadirkan keuntungan tersendiri di saat

kita ikhlas melakukan hal tersebut.

Page 70: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

61

61

Selain elemen maksud yang menjelaskan secara jelas dan eksplisit,

terdapat beberapa kutipan yang penjelasannya implisit dan cenderung

samar, seperti kutipan di bawah ini :

“Selain laku keras, kedekatan dengan teman-teman dan kebiasaan

saya mentraktir mereka di kampus rupanya berlanjut. Walhasil, tempat

usaha di Jalan Senen Raya menjadi tempat nongkrong semua orang,

terutama teman-teman kampus. Kebiasaan mahasiswa, siang ikut

nongkrong, makan dan tidur-tiduran hingga berlanjut malam bahkan

tidak pulang. Enak nian, semua ada, tinggal pesan makan minum di

warung padang sebelah dan kasbon atas nama toko saya. Tak apalah

saya pikir, karena tanpa bantuan mereka, usaha saya di dalam kampus

tidaklah mungkin berjalan lancar”.

Kutipan di atas adalah penyebab terjadinya kegagalan pertama CT

saat mencoba usaha di luar kampus, karena catatan keuangan perusahaan

menunjukkan lebih besar pengeluaran dari pada pemasukan, akhirnya

CT memutuskan untuk menutup toko tersebut. Peneliti melihat

penjelasan penyebab kegagalan usaha di atas terlalu implisit dan samar

karena di kisah ini CT terlalu cepat menyerah dibanding kisah lain yang

ada di dalam buku ini.

Kedua kutipan dari kisah yang berbeda di atas menunjukkan

perbedaan elemen maksud yang terdapat dalam buku ini, namun kedua

kegiatan usaha di atas dilakukan CT semata-mata karena kepedulian

terhadap teman-temannya. Pesan moral yang dapat diambil dari kedua

Page 71: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

62

62

kutipan tersebut adalah perduli terhadap sesama baik di kala senang

maupun sulit, karena manusia adalah makhluk sosial yang harus saling

beradaptasi dan berkomunikasi satu sama lain.

2. Sintaksis

Sintaksis adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk

wacana, kalimat, klausa, dan frase. Dalam hal ini menerangkan tentang

bagaimana pengarang menggunakan kalimat hingga menjadi satu kesatuan.

a. Koherensi: merupakan pertalian antar kata / kalimat, biasanya dapat

diamati dengan memakai kata penghubung (konjungsi) seperti : dan,

atau, tetapi, namun, seperti, karena, meskipun, jika, demikian pula,

agar, dan sebagainya. Hal tersebut dapat terlihat pada kutipan di bawah

ini :

“Alhamdulillah, menit-menit terakhir menjelang shalat Id, bapak

akhirnya pulang dan memberikan sejumlah uang untuk membayar zakat

kami sekeluarga. Pukul 03.30 pagi saya bangunkan pengurus masjid

yang tengah lelap dalam tidurnya dan menyerahkan uang itu. Setelah itu

lega luar biasa. Langsung bergegas ke masjid untuk shalat Id meski

tanpa pakaian baru seperti teman-teman lainnya”.

Penempatan kata „dan‟, „setelah itu‟, dan „meski‟ pada kutipan di

atas mempunyai fungsi sebagai kata penghubung antar kalimat satu

dengan kalimat lainnya. Kata penghubung „dan‟ yang pertama menjadi

penghubung antara kalimat pernyataan „bapak akhirnya pulang‟ dan

Page 72: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

63

63

kalimat aktif „memberikan sejumlah uang‟ dengan keterangan „untuk

membayar zakat kami sekeluarga‟, kemudian kata „setelah itu‟ menjadi

koherensi sebab-akibat yang ditunjukkan pada kalimat sebab

„membayar zakat kami sekeluarga‟ dan pada kalimat „lega luar biasa‟

menjadi akibat atas sebab yang dilakukan.

Kemudian kata „meski‟ menjadi koherensi pembeda yang

menghubungkan dua keadaan berbeda di dalam satu kalimat, kalimat

„langsung bergegas ke masjid untuk shalat Id‟ menjadi tidak terhubung

ketika penempatan kata „meski‟ diganti menjadi „dan‟ karena kalimat

„tanpa pakaian baru seperti teman-teman lainnya‟ menjelaskan

perbedaan kenyataan hidup yang dialami antara CT dengan teman-

teman sebayanya.

b. Bentuk kalimat: adalah sintaksis yang berhubungan dengan cara

berpikir logis. Menjelaskan tentang proposisi-proposisi yang diatur

dalam satu rangkaian kalimat. Maksudnya, proposisi-proposisi mana

yang akan ditempatkan di awal atau akhir kalimat. Kutipan berikut

dapat menjelaskan dan membedakan mana subjek, predikat, objek, dan

keterangan.

“setelah lama saya mempertimbangkan banyak hal, akhirnya saya

memutuskan untuk berangkat menemani Ibu pergi ke Tanah Suci.

Setelah tiba di sana, saya justru menjadi khusyuk menunaikan ibadah

haji bersama Ibu”.

Page 73: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

64

64

Kata “saya” dalam kutipan di atas dikategorikan sebagai subjek

yakni CT, dan kalimat “memutuskan untuk” adalah sebagai predikat

atas apa yang dilakukan subjek, dan kalimat “berangkat menemani Ibu”

adalah sebagai objek.

Penempatan proposisi tersebut dapat mempengaruhi makna yang

timbul karena akan menunjukkan bagian mana yang lebih ditonjolkan

kepada pembaca. Dari kutipan di atas, yang menempatkan 'setelah lama

saya' sebagai subjek dalam kalimat pertama, dengan penempatan posisi

di awal kalimat, menunjukkan bahwa tokoh utama dalam buku biografi

ini ingin memberikan pemahaman kepada pembaca bahwa apapun

pengorbanan akan dilakukan untuk sosok Ibu yang dicintai meskipun

banyak hal yang harus dipertimbangkan namun, tetap ada hikmah di

balik pengorbanan itu.

c. Kata ganti : kata ganti yang banyak digunakan dalam Buku Chairul

Tanjung Si Anak Singkong ini adalah kata ganti “saya” dan “kita”.

Dalam menceritakan setiap kisahnya, kata „saya‟ banyak digunakan

karena tokoh utama dari buku biografi ini bertindak sebagai narator

tunggal. Namun, selain kata „saya‟, kata-kata „kita‟ juga sering ditemui

dalam buku ini seperti kutipan berikut :

“Kita butuh banyak wirausaha yang nasionalis, nasionalis

kerakyatan, karena ini tugas kemanusiaan. Karena kekayaan tidak

dibawa mati. Inilah watak kebangsaan paling sejati. Kita berbuat, tidak

sekedar beretorika”.

Page 74: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

65

65

Kutipan di atas menjelaskan kata „kita‟ mempunyai makna yang

jamak yang berarti „orang-orang yang berpengaruh untuk bangsa‟.

Pemakaian kata „kita‟ mempunyai implikasi menumbuhkan solidaritas,

perhatian publik, menghilangkan batas, menciptakan perasaan yang

dirasakan bersama antara komunikator dengan khalayak pembaca, apa

yang diungkapkan oleh komunikator seolah-olah khalayak menyetujui.

3. Stilistik

Stilistik adalah cara yang digunakan pengarang untuk menyatakan

maksud melalui pilihan kata yang digunakan. Dalam menyajikan cerita,

pengarang menggunakan bahasa yang lugas. Pada dasarnya elemen ini

menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai

kemungkinan kata yang tersedia. Pilihan kata yang dipakai pengarang dalam

buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong karya Tjahja Gunawan Diredja ”

menunjukkan ideologi dan religiutasnya. Seperti kutipan sebagai berikut:

“Sungguh indah apabila semua bergerak saling membantu saudara yang

lain dan tidak perlu menunggu komando perintah, seperti yang kita lakukan

dulu tahun 1998. Menghapus tangis dan meretas lingkar kemiskinan”.

Kutipan tagline di atas menunjukkan kebencian seorang CT terhadap

kemiskinan dan kepedihan sebagian masyarakat, karena baginya jika kita

membiarkan kemiskinan semakin bertambah sama halnya dengan kejahatan

yang dilakukan manusia terhadap manusia lainnya. Selain makna dari kutipan

Page 75: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

66

66

tersebut, elemen leksikon atau pemilihan kata yang digunakan adalah kata

„meretas‟ yang dapat diganti dengan kata „mengurangi‟, kemudian kata

„menghapus‟ yang dapat diganti dengan kata „menghilangkan‟, pemilihan kata

tersebut dipakai karena sesuai dengan pemaknaan terhadap realitas yang

dihadapi.

4. Retoris

Retoris adalah gaya yang diungkapkan pengarang untuk menyatakan

sesuatu dengan sebuah intonasi dan penekanan, serta bagaimana dan dengan

cara apa penekanan dilakukan.

a. Grafis: elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang

ditekankan atau ditonjolkan oleh seseorang yang dapat diamati dari

teks. Elemen grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang

dibuat lain dibandingkan tulisan lain. pemakaian huruf tebal, cetak

miring, pemakaian garis bawah, huruf yang dibuat dengan ukuran

lebih besar (kapital) termasuk di dalamnya adalah pemakaian

caption, raster, grafik, gambar, atau tabel untuk mendukung arti

penting suatu pesan.5

Elemen grafis itu juga muncul dalam bentuk foto, gambar, atau

tabel untuk mendukung gagasan, serta pemakaian angka-angka yang

diantaranya untuk mensugestikan kebenaran dan ketelitian, serta

dengan penggunaan huruf besar dan kecil. Salah satunya pada

5 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 257-258

Page 76: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

67

67

kutipan berikut:

“Melihat beliau mengurus proses haji ibunya tahap

demi tahap dan telaten membuat saya terharu. Dari mulai

melempar jumrah sampai tawaf, Pak Chairul Tanjung terus memeluk

ibunya, seperti sepasang kekasih. Perhatiannya sangat luar biasa”.

Pada kutipan tagline ke 20 di atas terdapat perbedaan ukuran

huruf yang berarti ada penekanan makna yang dilakukan. Pernyataan

dari Ibu Mien Uno di atas menekankan atas kerja keras seorang CT

dalam mengurus proses ibadah haji yang akan Ia lakukan bersama

sang Ibu tercintanya.

b. Metafora: kalimat yang mendukung kiasan, ungkapan sehari-hari,

pepatah, nasihat agama, semuanya digunakan untuk memperjelas

pesan utama, agar orang yang membaca akan mudah mengingat dan

memahami isi pesan tersebut. Metafora berusaha membandingkan

dua hal yang dinyatakan sesecara eksplisit.6 Pada buku Chairul

Tanjung Si Anak Singkong, penulis menuliskan kalimat yang

mengandung muatan informasi untuk menguatkan pesan utama.

Berikut kutipannya:

“...hidup sebagai mahasiswa yang memiliki penghasilan

sendiri sungguh indah luar biasa kala itu. Dunia cerah ceria laksana

bulan tanpa terhalang awan di puncak purnama”.

Kutipan di atas mengandung kata kiasan yang menggambarkan

6 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 299

Page 77: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

68

68

betapa bahagia dan bangganya seorang CT yang berhasil

memanfaatkan peluang usaha fotokopi dan memiliki penghasilan

sendiri sewaktu kuliah karena Ia bertekad untuk tidak meminta uang

saku kepada orang tuanya, terlebih setelah sang Ibu menyampaikan

bahwa uang saku pada awal kuliah didapatkan dari hasil

menggadaikan kain halus miliknya.

Kerasnya kehidupan yang dialami Chairul Tanjung semasa

kecil dan masalah keterbatasan ekonomi keluarganya membuat CT

muda bertekad untuk mandiri dan tidak ingin merepotkan orang

tuanya bahkan orang lain. Kerja keras yang ia lakukan terbukti kini

membuahkan hasil yang patut dibanggakan, hal ini tentu bukan tanpa

usaha yang maksimal dan tekad yang kuat untuk mewujudkan semua

cita-cita yang Ia miliki, pesan moral yang dapat diambil adalah jika

seseorang mempunyai kemauan untuk mengubah sesuatu dan

berusaha sekuat mungkin maka pintu kebaikan terbuka lebar-lebar

untuknya. Sebagaimana firman Allah SWT:

ل يغيس هب ب فسهن إى للا قىم حتى يغيسوا هب بأ

Artinya: "....sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu

kaum sehingga mereka merubah sendiri keadaan yang ada

pada diri mereka sendiri.... " (Q.S. Ar-Ra'd: 11)

Ayat tersebut berbicara tentang dua pelaku perubahan. Pelaku

yang pertama adalah Allah SWT, yang mengubah nikmat yang

dianugerahkan-Nya kepada suatu masyarakat. sedang pelaku kedua

adalah manusia yang melakukan perubahan untuk dirinya sendiri.

Page 78: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

69

69

Selanjutnya ayat tersebut menekankan bahwa perubahan yang

dilakukan oleh Allah haruslah didahului oleh perubahan yang

dilakukan oleh masyarakat / individu menyangkut sisi dalam mereka

sendiri.7

B. Analisis Kognisi Sosial Wacana Pesan Moral dalam Buku Chairul

Tanjung si Anak Singkong

Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada

struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau menandakan

sejumlah makna, pendapat, dan ideologi. Untuk membongkar bagaimana makna

tersembunyi dari teks, kita membutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks

sosial.8

Pada analisis kognisi sosial difokuskan bagaimana sebuah teks diproduksi,

dipahami dan ditafsirkan. Pada penulisan Buku Chairul Tanjung Si Anak

Singkong ini sebenarnya ditulis langsung oleh Chairul Tanjung dan peran Tjahja

Gunawan hanya menyusun dan menyempurnakan setiap kisah yang ingin

dituliskan. Seperti yang diungkapkan oleh Tjahja berikut ini :

“Saya kira itu hak semua orang untuk menafsirkan apapun dari buku dari

anak singkong ini, tapi yang jelas buku itu buku auto biography, yang

sebenarnya dia yang nulis saya penyusunnya, jadi benar-benar kata-katanya

dia cermati betul, dia tidak mau ada kata-kata yang menyombongkan diri

atau menyinggung orang lain”.9

7 Quraish Shihab. Tafsir Al-Mishbah Vol. 6: Pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an.

(Jakarta : Lentera Hati. 2002), h. 233 8 Eriyanto, Analisis Wacana “Pengantar Analisis Teks Media”, (Yogyakarta : LkiS,

2001), h. 260 9 Wawancara pribadi dengan Tjahja Gunawan Diredja pada 25 Juni 2013

Page 79: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

70

70

Pemilihan kata pada setiap kisah dalam buku ini diawasi secara mendetail

dan serius oleh CT, penggunaan bahasa formal, bertutur santun, dan sedikit puitis

menjadi ciri khas dari buku biografi ini. Pendekatan kognitif didasarkan pada

asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh

pemakai bahasa, atau lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai

bahasa.

Bagaimana peristiwa dipahami dan dimengerti didasarkan pada skema.

Van Dijk menyebut skema ini sebagai model. Skema dikonseptualisasikan

sebagai struktur mental di mana tercakup di dalamnya bagaimana kita

memandang manusia, peranan sosial, dan peristiwa. Skema menggambarkan

bagaimana seseorang menggunakan informasi yang tersimpan dalam memorinya

dan bagaimana itu diintegrasikan dengan informasi baru yang menggambarkan

bagaimana peristiwa dipahami, ditafsirkan, dan dimasukkan sebagai bagian dari

pengetahuan kita tentang suatu realitas.10

Pandangan terhadap sesuatu baik manusia, peranan sosial, maupun

peristiwa menjadi sebuah skematik yang ada dalam setiap individu, begitu pula

dengan Tjahja selaku penyusun dari buku Chairul Tanjung si Anak Singkong ini,

bagaimana pandangannya terhadap sosok Chairul Tanjung, penilaiannya terhadap

peranan sosial dan memori mengenai sesuatu yang dekat hubungannya dengan

CT, berikut ungkapannya :

“Hubungan kami awalnya formal, saya sebagai wartawan Kompas

meliput bidang ekonomi, dan ketika itu Chairul Tanjung sebagai

narasumber saya, tapi lama kelamaan hubungannya bukan lagi sekedar

10

Eriyanto, Analisis Wacana, h. 261

Page 80: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

71

71

wartawan dan narasumber tapi sudah akrab seperti sahabat seperti teman.

Dia banyak bercerita tentang pengalaman hidupnya, saya sering

mendengarkannya, tipikal orangnya juga bukan suka publikasi, tadinya saya

berharap setiap ketemu orang termasuk Chairul Tanjung adalah bahan yang

bisa saya tulis untuk berita, tapi tidak demikian dengan Chairul Tanjung,

setiap saya ada kesempatan ketemu dia, tidak mesti bahan pembicaraan saya

itu bisa untuk pemberitaan, jadi dia bilang untuk informasi saya saja, karena

yang dia bicarakan juga tentang usaha dia atau obsesi dia, jadi

pembicaraanya lebih banyak sebagai teman”11

.

Kedekatan antara Tjahja sebagai penyusun buku biografi dengan CT

sebagai objek dalam buku tersebut, mengakibatkan pergeseran pandangan antara

manusia terhadap manusia lain, peranan sosialnya, serta peristiwa-peristiwa yang

dialaminya. Penilaian tersebut mempunyai pengaruh besar pada teks yang dapat

ditemukan pada analisis teks sebelumnya, karena umumnya struktur kognisi

mempunyai kecenderungan atau perspektif tertentu ketika memahami suatu

peristiwa maupun individu.

11

Wawancara pribadi dengan Tjahja Gunawan Diredja pada 25 Juni 2013

Page 81: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

72

72

Ada beberapa macam skema / model yang dapat digambarkan seperti

berikut ini :12

Skema Person (Person Schemas) Skema ini menggambarkan bagaimana

seseorang menggambarkan dan memandang

orang lain.

Skema Diri (Self Schemas) Skema ini berhubungan dengan bagaimana diri

sendiri dipandang, dipahami, dan digambarkan

oleh seseorang.

Skema Peran (Role Schemas) Skema ini berhubungan dengan bagaimana

seseorang memandang dan menggambarkan

peranan dan posisi yang ditempati seseorang

dalam masyarakat.

Skema Peristiwa (Event Schemas) Skema ini yang paling banyak di pakai, karena

hampir tiap hari kita selalu melihat, mendengar

peristiwa yang lalu-lalang. Dan setiap

peristiwa selalu kita tafsirkan dan maknai

dalam skema tertentu.

Pada tabel skema di atas dapat terlihat yang termasuk dalam kategori

pengarang atau penyusun baik cerita fiksi maupun buku biografi adalah skema

person, karena pada dasarnya seseorang memandang dan menggambarkan orang

lain berdasarkan penilaiannya terhadap seseorang itu, penilaian terkadang tidak

sepenuhnya sama, hal itu bergantung dari sudut mana seseorang itu melihatnya.

Salah satu elemen yang sangat penting dalam proses kognisi sosial selain

model adalah memori. Lewat memori kita bisa berpikir tentang sesuatu dan

mempunyai pengetahuan tentang sesuatu itu pula. Dalam setiap memori

terkandung di dalamnya pemasukan dan penyimpanan pesan-pesan, baik saat ini

12

Eriyanto, Analisis Wacana, h. 262

Page 82: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

73

73

maupun dahulu yang terus-menerus digunakan oleh seseorang dalam memandang

suatu realitas.13

Secara umum, memori terdiri atas dua bagian. Pertama, memori jangka

pendek (short-term memory), yakni memori yang dipakai untuk mengingat

peristiwa, kejadian, atau hal yang ingin kita acu yang terjadi beberapa waktu lalu

(durasi waktunya pendek). Kedua, memori jangka panjang (long-term memory),

yakni memori yang dipakai untuk mengingat atau mengacu peristiwa, objek yang

terjadi dalam kurun waktu yang lama.14

Memori yang umum digunakan dalam penulisan buku atuo biography ini

adalah memori jangka panjang (long-term memory), karena jenis memori ini

terdiri atas dua bagian utama yakni memori episodik (episodic memory) dan

memori semantik (semantic memory), di mana memori episodik berperan untuk

menjelaskan siapa diri kita, siapa orang tua, dan dari mana kita berasal, sedangkan

memori semantik berperan untuk menjelaskan sesuatu yang diketahui mengenai

realitas.

13

Ibid, h. 264 14

Ibid, h. 264-265

Page 83: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

74

74

Buku biografi Chairul Tanjung si Anak Singkong ini ditulis berdasarkan

memori jangka panjang seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya namun,

kendala dalam menggunakan memori jangka panjang terkadang terdapat pada

kurang tepatnya mengingat kejadian-kejadian yang telah lampau, untuk mencegah

hal tersebut, Tjahja melakukan wawancara kepada beberapa sumber yang dapat

dipercaya demi kesempurnaan buku biografi ini seperti yang diungkapkannya

berikut :

“Cerita itu betul-betul tentang pengalaman hidupnya, cerita itu di-

kumpulkan dari teman-teman dia dari dia SD, SMP, SMA, kuliah sampai

sekarang yang kenal dia dan tau tentang perjalanan hidupnya, dan 80%

kesaksian perjalanan hidupnya berasal dari teman-temannya tersebut”15

.

Penjelasan di atas menegaskan bahwa kisah-kisah dalam buku biografi ini

disusun berdasarkan informasi yang bersumber dari orang-orang yang pernah

terlibat langsung di setiap kejadian yang dialami CT, selain menguatkan setiap

kisah dalam buku tersebut, hal itu ditanggapi oleh Tjahja sebagai soul dari setiap

kisah yang diceritakan. Semua kejadian yang telah dilalui dimaknai dalam model

yang telah dibuat, yang relevan akan dimasukkan dan ditambahkan kedalam kisah

tersebut, yang tidak relevan akan dihilangkan sehingga teks akan membentuk

pemahaman tertentu dalam suatu model tertentu.

15

Wawancara pribadi dengan Tjahja Gunawan Diredja pada 25 Juni 2013

Page 84: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

75

75

C. Analisis Konteks Sosial Wacana Pesan Moral dalam Buku Chairul

Tanjung Si Anak Singkong

Dimensi ketiga dari analisis Van Dijk adalah analisis sosial. Wacana

adalah bagian wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga perlu

dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu

hal yang diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Titik penting dari

analisis ini adalah untuk menunjukkan bagaimana makna yang di hayati bersama,

kekuasaan sosial diproduksi lewat praktik diskursus dan legitimasi.16

Dalam proses penyusunan sampai diterbitkannya buku biografi ini tentu

menuai banyak persepsi yang berbeda dari berbagai kalangan masyarakat,

sebagian ada yang berpendapat buku diterbitkan hanya untuk meninggikan citra

seorang CT untuk kepentingan pemilu di 2014 mendatang, ada pula yang

berpendapat buku ini sengaja diterbitkan untuk berbagi kiat sukses yang telah

diraih seorang CT.

“Saya kira itu hak semua orang untuk menafsirkan apapun dari buku

anak singkong ini, namanya persepsi sah-sah saja tapi yang penting ini

buku auto biography Chairul Tanjung yang tadinya Nothing menjadi

something kira-kira begitu. Saya kira sangat patut dijadikan role model

bagi anak-anak muda sekarang bahwa kerja keras itu tidak semudah

membalikkan telapak tangan”.17

16

Eriyanto, Analisis Wacana, h. 271 17

Wawancara pribadi dengan Tjahja Gunawan Diredja pada 25 Juni 2013

Page 85: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

76

76

Berbagai wacana yang berkembang di masyarakat tidaklah sama, ada yang

menanggapi serius mengenai isu-isu yang ditujukan untuk CT ada menanggapinya

biasa saja, Tjahja pun menanggapinya dengan tenang bahkan tetap percaya jika

buku biografi CT ini bisa menjadi contoh bagi kamu muda, agar mau dan mampu

mengembangkan jiwa entrepreneurship dengan kerja keras dan tidak mudah

menyerah begitu saja.

Menurut Van Dijk, dalam analisis mengenai masyarakat ini ada dua poin

yang penting: kekuasaan (power), dan akses (acces). Faktor kekuasaan diartikan

sebagai kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok (atau anggotanya), untuk

mengontrol kelompok lain. Kekuasaan ini umumnya didasarkan pada

kepemilikkan atau sumber-sumber yang bernilai, seperti uang, status, dan

pengetahuan. Sedangkan akses merupakan suatu alur bagaimana akses di antara

masing-masing kelompok dalam masyarakat. Kelompok elit mempunyai akses

lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasa.18

Faktor kekuasaan yang dimiliki seorang CT secara umum meliputi CT

Corp yang terdiri atas tiga perusahaan subholding, yaitu Mega Corp, Trans Corp,

dan CT Global Resources. Mega Corp adalah perusahaan induk untuk jasa

keuangan yang melayani masyarakat di sektor perbankan, asuransi, pembiayaan,

dan pasar modal, sedangkan Trans Corp adalah perusahaan induk yang bergerak

di bisnis media, gaya hidup (lifestyle), dan hiburan, perusahaan ini juga meliputi

stasiun televisi Trans TV dan Trans 7, portal berita Detik, serta perusahaan ritel

18

Eriyanto, Analisis Wacana, h. 272

Page 86: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

77

77

Carrefour. Sementara CT Global Resources merupakan induk yang fokus pada

bisnis perkebunan.

Faktor kekuasaan yang dimiliki CT tersebut di atas tentu akan sangat

memudahkannya dalam menyebarkan ideologi dan nilai-nilai sosial yang selama

ini di pegang, dengan kekuasaan tersebut Ia dapat dengan mudah mengontrol

opini massa terkait apapun yang ingin disampaikannya dalam buku biografi ini.

Faktor kekuasaan CT tidak hanya berhenti sebatas itu, Ia pun banyak mengenal

kalangan pejabat dan menteri-menteri dalam kabinet Indonesia bersatu II, hal

tersebut akan semakin melancarkan penyebaran ideologi dan membentuk realitas

tersendiri di balik teks yang ada dalam buku biografi ini.

Dari berbagai usaha yang Ia miliki yang tergabung dalam CT Corp, faktor

akses terhadap media pun menjadi sangat mudah dikarenakan Ia memiliki media

sendiri. Selain memiliki, Ia juga bekerjasama terhadap beberapa perusahaan media

seperti Kompas dan memiliki 40 persen saham dari perusahaan ritel Carrefour.

Akses ke dalam sektor pemerintahan pun menjadi mudah dikarenakan kedekatan

seorang CT terhadap beberapa menteri di kabinet Indonesia Bersatu jilid II bahkan

hingga terhadap Presiden SBY.

Jika disesuaikan dengan prinsip konteks sosial maka faktor kekuasaan dan

akses yang lebih besar bukan hanya memberi kesempatan untuk mengontrol

kesadaran khalayak lebih besar lagi, tetapi juga dapat menentukan topik dan apa

wacana yang ingin disebarkan. Khalayak yang turut menjadi konsumen juga

Page 87: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

78

78

berperan dalam memperbesar lewat pembicaraan dengan keluarga, teman, dan

sebagainya.

Berikut ini adalah Tagline yang sudah di kelompokan ke dalam

Dimensi Analisis Van Dijk

Tagline 1

“Chairul, uang kuliah pertamamu yang

ibu berikan beberapa hari yang lalu ibu

dapatkan dari menggadaikan kain halus

ibu. Belajarlah dengan serius, nak.”

Dimensi teks : Semantic (struktur

mikro)

Tagline 2

“keuntungan awal dari bisnis fotokopi

ini RP. 15.000 dan praktis didapatkan

dengan proses mudah. Kuncinya

sederhana: jaringan dan kepercayaan”

Dimensi teks : Skematik (super

struktur)

Tagline 3

“… hidup sebagai mahasiswa yang

memiliki penghasilan sendiri sungguh

indah luar biasa kala itu. Dunia cerah

ceria laksana bulan tanpa terhalang awan

di puncak purnama”

Dimensi teks : Retoris (Struktur

mikro)

Tagline 4

“kemudian saya mulai diberi barang atau

peralatan praktikum yang terdiri dari

pinset, gypsum, wax, eskavator, dan

lain-lain. Saya jual kepada teman-teman

dengan harga lebih murah daripada

harga di toko yang biasa mereka beli”

Dimensi teks : Semantik (struktur

mikro)

Tagline 5

“beberapa buku sengaja saya baca

hingga habis agar memiliki banyak

referensi sebagai bahan berbincang

dengan Sang Jenderal seputar senjata

dan perang. Saya hanya mahasiswa, dan

lawan bicara nanti adalah seorang

jenderal berpengalaman”

Dimensi teks : retoris ( struktur mikro)

Page 88: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

79

79

Tagline 6

“saya masih terlalu muda, masih sangat

idealis, polos lebih tepatnya. Namun,

dari situ saya petik pelajaran yang sangat

berharga yang tidak akan pernah lupa

sampai kapan pun. Betapa jahatnya

politik.”

Dimensi teks: skematik (super

struktur)

Tagline 7

“Kamu itu punya selera bisnis yang lain

daripada yang lain, bakat juga ada,

latihan sejak awal kuliah pun sudah

kamu lakukan, apa lagi? Sudah, lupakan

jadi dosen, biar yang lain yang

mengurusi masalah pendidikan. Bicara

pengabdian, banyak cara untuk

mewujudkan hal itu.”

Dimensi teks : stilistik (struktur mikro)

Tagline 8

“Dan benar, catatan keuangan

perusahaan menunjukkan jauh lebih

besar pasak daripada tiang. Cukup berat

memutuskan hingga akhirnya mau tidak

mau harus juga diambil, kelangsungan

usaha kecil ini tidak bisa

dipertahankan.”

Dimensi teks: sintaksis (struktur

mikro)

Tagline 9

“Pola pendidikan yang diterapkan orang

tua saya lebih kepada tingkah laku

seperti pola orang tua zaman dulu pada

umumnya, lebih kepada bentuk dan

contoh konkret.”

Dimensi konteks sosial

Tagline 10

“beberapa kali air mata ini sempat

menetes, sangat sesak rasanya. Ada

tetangga yang memperhatikan dan

sempat akan memberi keluarga kami

zakat, saya tolak.”

Dimensi konteks sosial

Page 89: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

80

80

Tagline 11

“Setiap tahun pasti ada study tour ke

luar kota di SMP Vanlith. Saya mencari

dan menyiapkan kendaraan untuk study

tour ke Yogyakarta. Saya kerjakan

dengan seksama dan memastikan tidak

ada yang terlewat, tetapi saya sendiri

tidak ikut karena tidak mempunyai

uang.”

Dimensi kontek sosial

Tagline 12

“Saya senang membaca, mungkin

karena sering menemui perihnya

kehidupan menjadikan saya serius

memandang segala sesuatu dan lebih

peka dibandingkan teman saya lainnya.”

Dimensi kontek sosial

Tagline 13

“Uang hasil mengamen kami

dikumpulkan, dibagi rata untuk makan

bersama tukang becak, tukang bajaj di

sekitar Warsed, atau makan lesehan di

depan kompleks kehakiman Utan Kayu”

Dimensi konteks sosial

Tagline 14

“pelajaran semasa teater merupakan

salah satu proses pendidikan yang benar-

benar saya pegang. Kemampuan

mengontrol diri untuk meminimalkan

publikasi diri sendiri. Manusia menjadi

tinggi karena publikasi, saat sudah

begitu rasa sakit saat jatuh menjadi tak

terperi.”

Dimensi konteks sosial

Tagline 15

“Kalau saja tidak berinisiatif menawar

harga tambang, dipastikan es shanghai

itu hanya berada pada ruang angan dan

tegukan ludah di tenggorokan.

Kesempatan tidak hanya dicari, tapi juga

diciptakan. Itu mungkin insight-nya jika

saya simpulkan.”

Dimensi teks :stilistik (struktur social)

Page 90: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

81

81

Tagline 16

“di luar berbagai keunggulan, harus

diakui bahwa Boedoet memang terkenal

keras. Sering tawuran dan sangat jarang,

bahkan bisa dikatakan tidak ada kenek

bus berani menagih ongkos saat

beberapa dari kami menumpang bus

mereka.”

Dimensi konteks sosial

Tagline 17

“Pendidikan informal di teater sejak

SMA, dilanjutkan lebih sistematis di

KIR Jaya, merupakan salah satu

landasan pembentukan tentang sikap,

karakter, kepedulian, dan soal transfer

ilmu pengetahuan. Itu semua merupakan

modal berharga bagi saya hingga saat

ini.”

Dimensi konteks sosial

Tagline 18

“Tahun 1987 adalah kali pertama

membuat PT bersama dua orang kawan.

Betul, awalnya membuat pabrik sepatu

sesuai arahan Chiam, bila kemudian di

akhir cerita malah berakhir menjadi

pabrik sandal, entahlah.”

Dimensi teks: skematik (super

struktur)

Tagline 19

“kebiasaan bekerja keras dan hidup di

bawah tekanan sudah dijalani sejak

kecil. Jadi sudah menjadi hal biasa, rasa

galau dan stress harus dijadikan teman

hidup sehari-hari dan menjalaninya

dengan tenang dan ringan.”

Dimensi konteks sosial

Tagline 20

“melihat beliau mengurus proses haji

ibunya tahap demi tahap dan telaten

membuat saya terharu. Dari mulai

melempar jumrah sampai tawaf, pak

Chairul Tanjung terus memeluk ibunya,

seperti sepasang kekasih. Perhatiannya

sangat luar biasa.”

Dimensi kognisi sosial

Page 91: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

82

82

Tagline 21

“hingga kini kemampuan membaca

cepat benar-benar berguna dalam

keseharian. Tumpukkan dokumen di

meja kerja akan menghabiskan waktu

berhari-hari jika dibaca detail satu per

satu, sementara saya hanya memiliki

waktu tidak lebih dari 30 menit.”

Dimensi teks : skematik (super

struktur)

Tagline 22

“kita butuh banyak wirausaha yang

nasionalis, nasionalis kerakyatan, karena

ini tugas kemanusiaan, karena kekayaan

tidak dibawa mati. Inilah watak

kebangsaan paling sejati. Kita berbuat,

tidak sekedar beretorika.”

Dimensi teks: skematik (super

struktur)

Tagline 23

“Sungguh indah apabila semua bergerak

saling membantu saudara yang lain dan

tidak perlu menunggu komando

pemerintah, seperti yang kita lakukan

dulu tahun 1998. Menghapus tangis dan

meretas lingkar kemiskinan. ”

Dimensi konteks sosial

Tagline 24

“Program ini bertujuan mengajak

seluruh orang Indonesia yan kebetulan

memiliki kemampuan dan kepedulian

terhadap bangsanya untuk membantu

saudara-saudaranya yang tengah dalam

kesulitan.”

Dimensi teks : skematik (super

struktur)

Tagline 25

“Bank kecil yang tengah sakit keras,

saldo merahnya di BI mencapai Rp. 90

miliar. Lebih dari 90 persen kredit macet

semua. Operasional Mega Bank tanpa

teknologi, semua mengandalkan buku-

buku besar. Computer hanya ada dua,

satu di sekretaris direksi di Kebon Sirih,

Jakarta, dan satu lagi di Surabaya.”

Dimensi teks : stilistik (struktur mikro)

Page 92: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

83

83

Tagline 26

“Alhamdulillah, atas kerja keras semua,

hingga kini PT Bank Mega Tbk. Masih

merupakan bank dengan kepemilikan

100 persen warga Indonesia, saat

mayoritas usaha di sector keuangan

Indonesia dimonopoli oleh asing.”

Dimensi teks: skematik (super

struktur)

Tagline 27

“Bank Mega Syariah adalah satu-

satunya bank syariah yang

mempekerjakan orang non-muslim

untuk menjadi karyawannya. Pada

waktu dikonversi dari Bank Tugu

menjadi Bank Mega Syariah, semua

karyawan non-muslin tidak di PHK.

Mereka justru diberi pengertian bahwa

Islam adalah rahmatan lil alamin.”

Dimensi teks: skematik (super

struktur)

Tagline 28

“manajemen PBSI saya terapkan

professional. Tidak ada lagi kedekatan

pribadi selain kepada kemampuan kerja

yang masing-masing memang berbeda.

Mantan atlet yang selama ini menjadi

pelatih, dan bisa diajak kerja sama

mengikuti pola kerja saya, kemudian

saya sarankan agar focus saja melatih

para atlet. Penetuan prestasi mereka

dibuktikan nanti saat pertandingan.”

Dimensi teks: skematik (super

struktur)

Tagline 29

“kataMadani sengaja dipilih dengan

sadar karena mengandung arti

peradaban. Tidak mungkin peradaban

mampu diwujudkan tanpa didasari

pendidikan layak dan keahlian. Rumah

Anak Madani (RAM) sengaja dibangun

di Medan untuk menampung anak-anak

korban bencana tsunami di Aceh.”

Dimensi teks: skematik (super

struktur)

Page 93: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

84

84

Tagline 30

“sekolah yang kami dirikan adalah

sekolah unggulan, sebagai salah satu

upaya memberikan akses kepada siswa-

siswi lulusan SMP dan Tsanawiyah yang

berasal dari warga miskin, tetapi

memiliki prestasi yang membanggakan.”

Dimensi teks: skematik (super

struktur)

Tagline 31

“seusai acara, semua menyalami saya

selaku ketua harian, padahal jelas ini

semua bukan semata hasil kerja saya

sendiri. Seraya memeluk, dan berjalan

dari Gelora Bung Karno, di depan

Presiden, Pak Jusuf Kalla sebagai wakil

presiden waktu itu berkata, „Pak SBY,

kalau ada nilai satu hingga sepuluh

untuk Pak Chairul, kita berikan 15!‟.”

Dimensi teks: stilistik (struktur mikro)

Tagline 32

“Visi Indonesia 2030 merupakan

sumbangan pemikiran Yayasan

Indonesia Forum sebagai komponen

bangsa yang mengimpikan Indonesia

bisa maju dan sejajar dengan Negara

besar di dunia. Saya sangat yakin

Indonesia bisa menjadi Negara maju dan

modern serta masyarakatnya sejahtera.”

Dimensi teks: skematik (super

struktur)

Tagline 33

“Ulama bertanggung jawab atas

ketidakmampuan umat Islam yang

meyoritas dalam jumlah, tetapi minoritas

dalam penguasaan sector ekonomi.”

Dimensi teks: skematik (super

struktur)

Tagline 34

“kami juga menginginkan agar reformasi

tidak sekadar berubah. Kami ingin

perubahan yang berkelanjutan. Kami

ingin Indonesia menjadi lebih baik,

bukan hanya satu tahapan, melainkan

berkelanjutan dan tidak pernah putus.

Maka kami pilih transformasi. Trans

TV.”

Dimensi teks: skematik (super

struktur)

Page 94: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

85

85

Tagline 35

“ada tiga peran yang harus bisa

dilakukan media, terutama media

televise, yakni memberikan informasi,

melakukan edukasi, dan menyuguhkan

hiburan. Agar ketiga peran tersebut bisa

dilakukan, perusahaan harus mempunyai

sarana, yaitu keuntungan. Jadi,

mendapatkan keuntungan itu bukan

tujuan, melainkan saran aagar

perusahaan bisa menjalankan cita-

citanya.”

Dimensi teks: skematik (super

struktur)

Tagline 36

“akan sangat tidak baik kalau jaringan

retail di Indonesia tidak dikuasai orang

Indonesia sendiri. Oleh karena itu,

kepemilikkan Carrefour Indonesia

dibuat sedemikian rupa sebagai jalur

distribusi agar keberadaannya

bermanfaat bagi bangsa Indonesia.”

Dimensi teks: skematik (super

struktur)

Tagline 37

“Era baru tersebut adalah kolusi

pemerintah dengan pengusaha adalah

sebuah kolusi untuk membuat ekonomi

Indonesia lebih maju, dan sebuah kolusi

untuk menghadirkan kesejahteraan ke

tengah masyarakat secara nyata.”

Dimensi teks: skematik (super

struktur)

Tagline 38

“di bidang gaya hidup dan dunia

hiburan, kami memfokuskan diri pada

konten, bukan pada sarana dan

prasarana. Contohnya, hampir semua

acara di Trans TV maupun Trans 7

dibuat oleh kami sendiri yang semuanya

diproduksi untuk memenuhi kebutuhan

pemirsa.”

Dimensi teks: skematik (super

struktur)

Page 95: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

86

86

Tagline 39

“pada acara tersebut, Ketua MPR Taufik

Kiemas sambil berselorah menyebutkan,

setelah 30 tahun jadi pengusaha, ini

untuk pertama kalinya si Chairul berani

memakai namanya sendiri (CT Corp).”

Dimensi teks: skematik (super

struktur)

Tagline 40

“selama 50 tahun perjalanan hidup saya,

pengalaman berharga yang saya rasakan

adalah saat kita memiliki cita-cita untuk

selalu menjadi lebih baik. Hari ini harus

lebih baik daripada hari kemarin, dan

esok harus lebih baik daripada hari ini. ”

Dimensi kognisi sosial

Page 96: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

87

87

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menganalisis dan menjabarkan pokok-pokok permasalahan pada bab-

bab sebelumnya, serta mengolah data-data yang telah diperoleh dari berbagai sumber

menjadi satu kesatuan utuh dalam penelitian ini, maka dapat peneliti simpulkan

wacana pesan moral yang terdapat pada buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong

karya Tjahja Gunawan Diredja antara lain :

1. Berbakti kepada orang tua

Bagi seorang Chairul Tanjung sosok Ibu adalah orang nomer satu dan

tidak bisa ditawar-tawar lagi, seandainya sang Ibu tidak menggadaikan

kain halus miliknya, mungkin Chairul Tanjung belum tentu bisa menjadi

pengusaha sukses seperti sekarang, mengabdi dan berbakti kepada kedua

orang tua adalah pesan utama yang terdapat dalam buku biografi ini

2. Kerja keras

Kerja keras hingga batas kemampuan adalah salah satu kunci kesuksesan

yang Ia raih, dengan berusaha sekeras mungkin bukan tidak mungkin

kesuksesan menghampiri, sesuai yang diajarkan Islam dalam surat Ar-rad

ل يغير ما بقىم حتى يغيروا ما بأنفسهم إن للا

Artinya: "....sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum

sehingga mereka merubah sendiri keadaan yang ada pada diri

mereka sendiri.... " (Q.S. Ar-Ra'd: 11)

Page 97: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

88

88

3. Ikhlas dan bersyukur

Ikhlas menerima kenyataan hidup dan selalu bersyukur atas apa yang kita

miliki namun tetap berusaha menjadi yang terbaik menjadi faktor utama

dalam menjalani hidup, menurut CT kondisi ekonomi keluarga yang

pasang-surut justru menjadikannya tumbuh lebih matang dari teman

sebayanya, ia tidak menyesali hal itu namun sebaliknya, mensyukuri apa

yang telah menjadi kehendak Allah SWT.

4. Jujur, disiplin, dan tanggung jawab

Pembelajaran sejak dini merupakan pengalaman yang berharga bagi CT,

menurutnya pengalaman sewaktu Sekolah Dasar (SD) tidak pernah Ia

lupakan, sejak diajarkan berjualan es mambo, kacang, dan kue. Hasil dari

penjualan tersebut harus dipertanggungjawabkan dengan jujur apa adanya

dan tidak dilebihkan maupun dikurangi.

5. Komitmen dan menepati janji

Menepati janji adalah satu cara agar kita dapat dipercaya orang lain, hal

tersebut yang membuat CT sering mendapat kepercayaan dari teman-

temannya. Komitmen terhadap cita-cita dan kemauan yang besar menjadi

tanggungjawab pribadi yang harus dipenuhi, menurut CT jika sudah

berkomitmen maka kita harus berusaha untuk mewujudkannya.

Page 98: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

89

89

B. Saran

Peneliti memiliki beberapa saran yang ingin disampaikan terkait buku biografi

Chairul Tanjung Si Anak Singkong yang telah diteliti, diantaranya sebagai berikut :

1. Beberapa kisah yang terdapat di buku biografi ini dirasa masih ada yang

kurang spesifik, baik dari alur kisah dan konten dari beberapa sub bab

dalam buku ini.

2. Alur maju-mundur yang diterapkan dalam buku biografi ini diharapkan

bisa diperpendek lagi jarak waktu antara kisah satu dengan kisah yang

lain. Agar pembaca bisa mendapatkan view dari kisah-kisah yang

sedang berlangsung.

3. Penggunaan tanda bahasa seperti : titik, atau koma dan sebagainya agar

lebih diperhatikan lagi dalam setiap kisah yang diceritakan.

4. Jilid ke 2 atau spesial story diharapkan hadir untuk melengkapi kisah-

kisah yang dirasa masih kurang maksimal, dengan begitu akan ada nilai-

nilai moral tambahan yang belum tersampaikan dalam buku biografi

yang pertama ini.

5. Diharapkan ada penelitian lanjutan mengenai studi perbandingan antara

buku biografi dari tokoh yang berbeda dan mencari pesan moral yang

terdapat didalamnya.

Page 99: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

90

Hasil wawancara

1. Bagaimana awal hubungan Bapak dengan Chairul Tanjung?

Hubungan kami awalnya formal, saya sebagai wartawan Kompas meliput bidang

ekonomi, dan ketika itu Chairul Tanjung sebagai narasumber saya, tapi lama

kelamaan hubungannya bukan lagi sekedar wartawan dan narasumber tapi sudah

akrab seperti sahabat seperti teman.

Dia banyak bercerita tentang pengalaman hidupnya, saya sering mendengarkannya,

tipikal orangnya juga bukan suka publikasi, tadinya saya berharap setiap ketemu

orang termasuk Chairul Tanjung adalah bahan yang bisa saya tulis untuk berita, tapi

tidak demikian dengan Chairul Tanjung, setiap saya ada kesempatan ketemu dia, tidak

mesti bahan pembicaraan saya itu bisa untuk pemberitaan, jadi dia bilang untuk

informasi saya saja, karena yang dia bicarakan juga tentang usaha dia atau obsesi dia,

jadi pembicaraanya lebih banyak sebagai teman.

2. Tadi Bapak menyinggung bahwa dia bukan suka dipublikasi hidupnya,

mengapa dia berfikiran untuk membuat buku, bukannya itu termasuk publikasi

juga?

Nah itu karena lebih kepada janji lama atau komitmen lama dia, dia berharap suatu

saat perjalanan hidupnya (Chairul Tanjung) akan saya tulis. Menurut saya pribadi

tujuan beliau membuat buku ini bukan untuk narsis tapi untuk men-share,

memprovokasi, atau memotivasi anak-anak remaja untuk menjadi pengusaha lebih

maju daripada dia, dan bisa menjadi inspirasi. Jadi buku itu betul-betul tentang true

story Chairul Tanjung, jadi dalam buku tersebut tidak terdapat motif politik apapun.

3. Adakah pendapat-pendapat Bapak yang dituangkan dalam buku tersebut?

Itu tidak ada, cerita itu betul-betul tentang pengalaman hidupnya, cerita itu

dikumpulkan dari teman-teman dia dari dia SD, SMP, SMA, kuliah sampai sekarang

yang kenal dia dan tau tentang perjalanan hidupnya, dan 80% kesaksian perjalanan

hidupnya berasal dari teman-temannya tersebut.

4. Rencana jangka panjang Bapak setelah terbitnya buku ini ?

InsyaAllah kalau ada orang lain yang ingin pengalaman hidupnya ditulis saya siap

membantu.

5. Rencana jangka pendek tentang buku ini?

Menghadiri bedah buku, diskusi, saya menjadi narasumber dalam acara tersebut.

Page 100: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

91

6. Keuntungan bagi beliau dan bapak sendiri mengenai buku itu apa?

Keuntungan bagi beliau atas buku ini adalah sebagai amal jariyah, karena royalti dari

buku tersebut diberikan ke penulis dia tidak mengambil keuntungan apapun. Bagi

saya untuk menulis biography Chairul Tanjung sudah bersyukur Alhamdulillah.

7. Apa nilai-nilai moral yang dapat diambil dari buku itu?

Terlebih dari itu ada nilai-nilai kehidupan yang bisa diambil, ada tentang kerja keras,

Hormat kepada orang tua terutama Ibu. Kemudian komitmen, pertama tentang

Hormat kepada ibu sudah menjadi way of life dia, Ibu adalah orang nomer satu dan

tidak bisa ditawar- tawar lagi, di berbagai forum bedah buku ia sempat ditanya siapa

orang yang paling berpengaruh dan mempengaruhi dalam kehidupannya? Dia

menjwab pertama, Ibu, kedua ibu, dan ketiga ibu, jadi bagi dia ibu adalah segalanya.

Lalu yang kedua kerja keras karena dia hidup dari keluarga miskin, jadi anak

singkong itu adalah simbol dari keluarga miskin, jadi kerja keras bagi dia sudah biasa,

sebelum dia menikah dengan Ibu Anita dia sudah kerja keras setiap hari dari mulai

jam 8 pagi hingga dini hari sampai jam 1 jam 2 dini hari sudah biasa.

Jadi menurut dia sukses adalah hak setiap orang tapi untuk meraih sukses butuh ekstra

ordinary, butuh kerja keras yang luar biasa, tidak sekedarnya aja.

Ketiga komitmen, jadi kalo Ia sudah mempunyai keinginan dia komitmen dan

melakukannya untuk mewujudkan semua hal tersebut, dia akan full support usahanya.

Dia juga tidak pernah lupa dengan teman lama, jadi saya sudah lama tidak ketemu,

sejak bertemu di 2006 atau 2007 kemudian lama tidak komunikasi tapi setelah itu dia

menghubungi lagi di pertengahan 2010. lalu dia tanya kerjaan saya bagaimana, lalu

kemudian saya ditawari untuk nulis buku, tadinya mau yang nulis buku biografinya

adalah Ramadhan K.H, tapi Ramadhan K.H. keburu meninggal, jika beliau belum

meninggal maka yang nulis bukunya adalah Ramadhan K.H, jadi saya disuruh pak CT

menggantikan Ramadhan K.H. untuk menulis biographynya, lalu saya terima dan

saya pelajari dulu buku-buku Ramadhan K.H seperti gaya penulisannya dan lain

sebagainya.

8. Tahun 2014 ini akan ada pemilihan Presiden, apakah Chairul Tanjung membuat

buku ini sebagai penyebar citra dia?

Saya kira itu hak semua orang untuk menafsirkan apapun dari buku anak singkong ini,

tapi yang jelas buku itu buku auto biography, yang sebenarnya dia yang nulis saya

penyusunnya, jadi benar-benar kata-katanya dia cermati betul, dia tidak mau ada kata-

kata yang menyombongkan diri atau menyinggung orang lain, dan buku itu bukan

buku politik, hingga akhirnya ada persepsi macam-macam itu hak orang lain,

Page 101: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

92

namanya persepsi sah-sah saja tapi yang penting ini buku auto biography Chairul

Tanjung yang tadinya Nothing menjadi something kira-kira begitu. Saya kira sangat

patut dijadikan role model bagi anak-anak muda sekarang bahwa kerja keras itu tidak

semudah membalikkan telapak tangan.

9. Apa harapan bapak mengenai buku ini?

Saya ingin buku ini bisa dinikmati oleh semua kalangan, terutama generasi muda, jadi

jangan sampai buku ini bukan untuk kalangan akademisi saja, dengan kalimat-kalimat

yang enak dibaca, True story mengalir apa adanya, dan ada nilai dari setiap sub bab

buku tersebut.

10. Jika untuk Kompas sendiri, apa keuntungannya dengan diterbitkannya buku

ini?

Karena ini diterbitkan di penerbit buku Kompas juga, ini ada kerjasama antar lembaga

itu saja dalam hal ini penerbit buku Kompas. Jadi keuntungannya bisa berbagi

informasi mengenai pengalaman hidup Chairul tanjung.

Tjahja Gunawan Diredja

Penyusun Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong

Page 102: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

93

FOTO PENULIS DAN CHAIRUL TANJUNG

Page 103: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku

94

FOTO PENULIS DAN PENULIS BUKU CHAIRUL

TANJUNG SI ANAK SINGKONG

Page 104: ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27813/1/KARTIKA... · moral hendaknya dikemas secara komprehensif seperti halnya buku