Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui...

18
Analisis Wacana Kritis: Mengungkap Posisi Perempuan di dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan mela Written by Educatio Indonesiae Wednesday, 21 March 2012 15:03 - Last Updated Thursday, 20 June 2013 04:33  Educatio Indonesiae, Volume 15, Nomor 1, Januari 2007 Hal. 69-104, ISSN: 1411-6936 // Ummul Qura Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dj FKIP-UHAMKA In analysis of critical discourse, discourse is not solely understood as study of language. Language in this analysis is also associated within context. One advantage of analysis on discourse is its capability to see and extricate politic of ideology in media. Hon> media and language used by dominant group as contraption to represent reality, therefore the essential reality is distorted. In this context media is not become the focus of attention of communication science but also politic, social, culture and linguistic. It is expected that through analysis of the critical analysis can help researcher to see how women presented improperly in news. Keywords: Critical discourse analysis, language in media 1 / 18

description

Posisi perempuan menghadapi hegemoni surat kabar

Transcript of Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui...

Page 1: Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui Surat Kabar

Analisis Wacana Kritis: Mengungkap Posisi Perempuan di dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan melalui Surat Kabar

Written by Educatio IndonesiaeWednesday, 21 March 2012 15:03 - Last Updated Thursday, 20 June 2013 04:33

 

Educatio Indonesiae, Volume 15, Nomor 1, Januari 2007

Hal. 69-104, ISSN: 1411-6936

//

Ummul Qura

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dj FKIP-UHAMKA

In analysis of critical discourse, discourse is not solely understood as study of lan­guage.Language in this analysis is also associated within context. One advantage of analysis ondiscourse is its capability to see and extricate politic of ideology in media. Hon> media andlanguage used by dominant group as contraption to represent real­ity, therefore the essentialreality is distorted. In this context media is not become the focus of attention of communicationscience but also politic, social, culture and lin­guistic. It is expected that through analysis of thecritical analysis can help researcher to see how women presented improperly in news.

Keywords: Critical discourse analysis, language in media

1 / 18

Page 2: Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui Surat Kabar

Analisis Wacana Kritis: Mengungkap Posisi Perempuan di dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan melalui Surat Kabar

Written by Educatio IndonesiaeWednesday, 21 March 2012 15:03 - Last Updated Thursday, 20 June 2013 04:33

Apabila kita hanya terpaku pada materi berita-berita yang ditawarkan oleh surat kabar, tentukita belum dapat "menangkap" apa yang terdapat di balik berita itu. Tetapi, dengan mencoba"bertanya" lebih jauh tentang "bagaimana" dan "mengapa" berita tersebut dihadirkan, makaakan segera muncul motif-motif politik ideologis tertentu uang (ber(ter-) sembunyi di balikteks-teks berita tersebut. Secara sederhana, cara membaca yang lebih mendalam dan "jauh"itu disebut analisis wacana.

Oleh karena penelitian kecil menggunakan analisis wacana kritis (critical discourse analysis), maka paradigma yang digunakan adalah paradigma kritis. 1. Pada akhirnya, analsisiswacana tidakdipahami semata sebagai studi bahasa dianalisis, tetap bahasa yang dianalisis di sini agakberbeda dengan studi bahasa dalam pengertian linguistic tradisional. Bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan semata dari aspek kebahasaan, tetapi jugamenghubungkan dengan konteks. Konteks di sini berarti bahasa itu dipakai untuk tujuan danpraktik tertentu, termasuk di dalamnya praktik kekuasaan.

Berdasarkan hal di atas, maka penelitian bahwa analisis wacana kritis tidak hanya dapatmelakukan textual interrogation terhadap hegemoni kekuasaan terhadap perempuan, tetapijuga dapat dilakukan untuk mempertautkan hasil interogasi tersebut dengan konteks makroyang "tersembunyi" di balik teks sebagai suatu academic exercise ataupun dalam rangkaupaya penyadaran, pemberdayaan, dan transformasi sosial terhadai peran perempuan.

Salah satu kekuatan dari analisis wacana adalah kemampuan untuk melihat dan membongkarpolitik ideologi di dalam media. Bagaimana media dan bahasa yang digunakan oleh kelompokdominan sebagai alat untuk merepresentasikan realitas, sehingga realita yang sebenarnyamenjadi terdistrosi. Pada konteks ini, media bukan saja menjadi titik perhatian dari ilmukomunikasi tetapi juga politik, sosial, budaya, dan linguistik. Diharapkan melalui analisis wacanakritis ini dapat membantu peneliti untuk "melihat" bagaimana wanita ditampilkan secara tidakadil, dipandang secara tidak semestinya di dalam sebuah pemberitaan. Bahkan proses tersebutberlangsung secara damai, tanpa tindakan kekerasan. Sejalan dengan itu. Antonio Gramscimembangun suatu teori yang tnenekankan bagiamana penerimaan kelompok yang didominasiterhadap kehadiran kelompok dominan yang berlangsung dalam suatu proses yang damai,

2 / 18

Page 3: Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui Surat Kabar

Analisis Wacana Kritis: Mengungkap Posisi Perempuan di dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan melalui Surat Kabar

Written by Educatio IndonesiaeWednesday, 21 March 2012 15:03 - Last Updated Thursday, 20 June 2013 04:33

tanpa tindakan kekerasan. Teori ini disebut teori hegemoni. Secara umum, hegemoni berartikekuasaan yang dilakukan oleh suatu kelompok sosial terhadap kelompok sosial lain.Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian yang diajukan adalahbagaimanakah posisi perempuan di dalam menghadapi kekuasaan yang diungkap melaluiwacana surat kabar?

Acuan Teoretik

1. Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis)

Analisis wacana adalah sebuah istilah yang banyak digunakan dalam berbagai disiplin ilmudengan beragam pengertian. Namun demikian, titik singgungnya semuanya berhubungandengan bahasa. Ynag menjadi pertanyaan adalah bagaimanakah bahasa dipandang dalamanalisis wacana kritis?

Analisis wacana kritis tidak dipusatkan pada kebenaran/ketidakbenaran struktur tata bahasaatau proses penafsiran seperti pada analisis konstruktivisme. Analisis wacana dalam paradigmaini menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produk dan reproduksimakna. Individu tidak dianggap sebagai subjek yang netral yang dapat menafsirkan secarabebasa sesuai dengan pikirannya. Bahasa dalam pandangan kritis dipahami sebagairepresentasi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu,maupun strategi-strategi di dalamnya. Oleh karena itu, analisis wacana dipakai untukmembongkar kekuasaan yang ada dalam suatu proses bahasa: Dengan pandangan semacamitu, wacana melihat bahasa selalu terlibat di dalam hubungan kekuasaan, terutama dalampembentukan subjek, dan berbagai tindakan representasi; yang dalam masyarakat.

//

3 / 18

Page 4: Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui Surat Kabar

Analisis Wacana Kritis: Mengungkap Posisi Perempuan di dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan melalui Surat Kabar

Written by Educatio IndonesiaeWednesday, 21 March 2012 15:03 - Last Updated Thursday, 20 June 2013 04:33

 

 

//

2. Karakteristik Analisis Wacana Kritis

Dalam analisis wacana kritis, wacana tidak dipahami semata sebagai studi bahasa. Padaakhirnya, analisis wacana memang menggunakan bahasa dalam teks untuk dianalisis, tetapibahasa dihubungkan dengan konteks.

Menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis melihat wacana pemakaian bahasa sebagai bentuk dan praktik sosial. Menggambarkan wacana sebagai praktik sosialmenyebabkan sebuah hubungan dialektis di antara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi,institusi, dan struktur sosial yang membentuknya. Praktik wacana bisa jadi menampilkanideologi: ia dapat memproduksi hubungan kekuasaan yang tidak imbang antara kelas sosial,laki-laki dan perempuan, kelompok mayoritas dan minoritas melalui perbedaan itu direpresentasikan dalam posisi sosial yang ditampilkan. Melalui wacana, sebagaicontoh, keadaan yang rasis, seksis, atau ketimpangan kehidupan sosial dipandang sebagaisuatu common sense, suatu kewajaran/alamiah, dan memang seperti kenyataannya.Analisis wacana kritis melihat bahasa sebagai faktor penting, yakni bagaimana bahasa digunakan untuk melihat ketimpangan kekuasaan dalam masyarakat terjadi. Berikut ini disajikan karakteristik penting dari analisis wacana kritis. Bahan diambil dari tulisan Teun A.Van Dijk, Fairclough, dan Wodak.

a. Tindakan

Prinsip pertama, wacana dipahami sebagai sebuah tindakan (action). Dengan pemahamanseperti itu wacna diasosiasikan sebagai bentuk interaksi. Wacana bukan ditempatkan sepertidalam ruang tertutup dan internal. Ada beberapa konsekwensi tentang bagaimana wacanaharus dipandang, yaitu (1) wacana dipandang sebagai sesuatu dan bertujuan, apakah untukmempengaruhi, mendebat, membujuk, menyanggah, bereaksi, dan sebagainya, dan (2)wacana dipahami sebagai suatu yang diekspresikan secara sadar, terkontrol, bukan suatu yang

4 / 18

Page 5: Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui Surat Kabar

Analisis Wacana Kritis: Mengungkap Posisi Perempuan di dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan melalui Surat Kabar

Written by Educatio IndonesiaeWednesday, 21 March 2012 15:03 - Last Updated Thursday, 20 June 2013 04:33

di luar kendali atau diekspresikan di luar kesadaran.

b. Konteks

Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks wacana, seperti: latar, situasi, peristiwa, dankondisi. Wacana disini dipandang, diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu kontekstertentu. Mengikuti Guy Cook, analisis wacana juga memerika konteks dari komunikasi:siapa yang mengkomunikasikan dengan siapa dan mengapa: dalam jenis khalayak dan situasiapa: melalui medium apa; bagaimana perbedaan tipe dari perkembangan komunikasi;dan hubungan untuk setiap masing-masing pihak. Guy Cook menyebut ada tiga hal yangsentral dalam pengertian wacana; teks, konteks, dan wacana. Teks adalah semua bentukbahasa, bukan hanya kata-kata yang terletak di lembar kerta, tetapi juga semua jenis ekspresikomunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra, dan sebagainya. Konteks memasukkansemua situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa, sepertipertisipasi dalam bahasa, situasi dimana teks tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan,dan sebagainnya. Sedangkan wacana dimaknai sebagai teks dan konteks bersama-sama. Titikperhatian dari analisis wacana adalah menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi. Di sini dibutuhkan tidak hanya proses kognisidari arti umum, tetapi juga gambaran spesitik dari budaya yang dibawa. Studi mengenai bahsadi sini, memasukkan konteks, kerena bahasa selalu berada dalam konteks, dan tidak adatindakan komunikasi tanpa partisipasi interteks, situasi, dan sebagainya.

c. Historis

Menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu, berarti wacana diproduksi dalam kontekstertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan konteks yang menyertainya, Salah satuaspek pentik untuk bisa mengerti teks adalah dengan menempatkan wacana itu dalam kontekhistoris tertentu. Pemahaman mengenai wacana teks ini hanya akan diperoleh kalau kita bisamemberikan konteks historis dimana teks itu diciptakan. Bagaimana situasi sosial politik,suasana pada saat itu. Oleh karena rtu, pada waktu melakukan analisis perlu tinjauan untukmengerti tftengapa wacana yang berkembang atau dikembangkan seperti itu, Mengapa bahasayang dipakai seperti itu, mengapa bahasa yang dipakai seperti itu, dan seterusnya.

d. Kekuasaan

5 / 18

Page 6: Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui Surat Kabar

Analisis Wacana Kritis: Mengungkap Posisi Perempuan di dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan melalui Surat Kabar

Written by Educatio IndonesiaeWednesday, 21 March 2012 15:03 - Last Updated Thursday, 20 June 2013 04:33

Analisis wacana kritis juga mempertimbangkan elemen kekuasaan (power) di dalamanalisisnya. Di sini, setiap wacana yang muncul, dalam bentuk teks, percakapan atau apapun, tidak dipandang sebagai suatu yang alamiah, wajar, dan netral tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Konsep kekuasaan adalah salah satu kunci hubunganantara wacana dengan masyarakat. Seperti kekuasaan laki-laki dalam wacana mengenaiseksisme atau kekuasaan perusahaan berbentuk dominasi pengusaha kelas atas kepadabawahan, dan sebagainya.

Pandangan tersebut di atas mengimplikasikan analisis wacana kritis tidak hanya membatasidirinya pada deal teks atau struktur wacana saja tetapi juga menghubungkan dengan kekuatan dan kondisi sosial, politik, ekonomi, dan budaya tertentu. Percakapan antara buruhdengan majikan bukanlah percakapan yang alamiah, karena di situ terdapat dominasikekuasaan majikan terhadap buruh tersebut. Aspek kekuasaan itu perlu dikritisi untuk melihat,misalnyaj jangan-jangan apa yang dikatakan oleh buruh tadi hanya untul< menyenangkanatasannya. Bukan saja pada isi wacana yang dipakai tetapi bisa juga struktur wacana, karenaucapan seseorang buruh dibuat sedemikian rupa agar tidak menyinggung atasan atau supayatampak sopan, hal yang tidak dilakukan oleh majikan pada buruh.

Kekuasaan dalam hubungan dengan wacana adalah sebagai kontrol. Satu orang atau kelompok mengontrol orang atau kelompok lain melalui wacana. Kontrl yang dimaksuddisini tidak harus selalu dalam bentuk fisik dan langsung. Tetapi juga kontrol secara mental atau psikis, Kelompok yang dominan mungkin membuat kelompok lain bertidnak sesuai dengan yang diinginkannya. Mengapa hanya bisa dilakukan oleh kelompokdominan? Karena menurut Van Dejk, mereka lebih memiliki akses dibandingkan dengankelompok yang tidak dominan. Kelompok dominan lebih mempunyai akses sepertipengetahuan, uang, dan pendidikan dibandingkan dengan kelompok yang tidak diminan.

Bentuk kontrol terhadap wacana tersebut bisa bermacam-macam. Bisa berupa kontrol ataskonteks, yang secara muah dapat dilihat dari siapakah yang boleh dan herus dibicara,sementara siapa pula yang hanya bisa mendengar dan mengiyakan. Seorang sekretaris

dalam suatu rapat, kerena tidak mempunyai kekuadaan tugasnya dalam bentuk mengontrolstruktur wacana. Seseorang yang mempunyai lebih besar kekuasaan bukan hanya menentukanbagaimana ia harus ditampilkan. Ini misalnya dapat dilihat dari penonjolan atau pemakaiankata-kata tertentu.

6 / 18

Page 7: Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui Surat Kabar

Analisis Wacana Kritis: Mengungkap Posisi Perempuan di dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan melalui Surat Kabar

Written by Educatio IndonesiaeWednesday, 21 March 2012 15:03 - Last Updated Thursday, 20 June 2013 04:33

e. Ideologi

Ideologi juga konsep yang sentral dalam analisis wacana yang bersifat kritis. Hal ini karenateks, percakapan, dan lainnya dalma bentuk dari praktik ideologi atau pencerminan dari ideologitertentu. Teori-teori klasik tentang ideologi diantaranya mengatakan bahwa ideologi dibangunoleh kelompok yang dominan dengan tujuan untuk memproduksi dan melegitimasi dominasimereka. Salah satu strategi utamanya adalah dengan membuat kesadaran kepadakhalayak bahwa dominasi itu diterima secra taken for granted. Wacana dalam pendekatansemacam ini dipandang sebagai medium melalui kelompok yang dominan mempersuasi danmengkomunikasikan kepada khalayak produksi kekuasaan dan dominasi yang mereka miliki,sehingga tampak absah dan benar. Ideologi dari kelompok dominan hanya efektif jika didasarkan pada kenyataan bahwa anggota komunitas termasuk yang didominasi menganggap hal tersebut sebagai kebenaran dan kewajaran. Di sini, menurut van Dijk, dapat menjelaskan fenomena apa yang disebut sebagai "kesadaran palsu", bagaimanakelompok dominan memanipulasi ideologi keapada kelompok yang tidak dominan melaluikampanye disinformasi.

Pertanyaan utama di sini terutama peranan wacana dalam kerangka ideologi. Seperti dikatakanoleh Teun A. Van Dijk, ideologi terutama dimasksudkan untuk mengatur masalah tindakan danpraktik individu atau anggota suatu kelompok akan bertindak dalam situasi yang sama, dapatmenghubungkan masalah mereka, dan memberikan kontribusi dalam membentuk solidaritasdan kohesi dalam kelompok. Dalam prespektif ini, ideologi mempuynai ttnplikasi penting. Pertama, ideologi secara inheren bersifat sosial, tidak personal dan individual; ia membutuhkan share di antara an

ggota kelompok, organisasi atau kolektivitas dengan orang ya. Hal yang du/wn'-kan tersebutbagi anggota kelompokdigunakan untuk membentuk solidaritas dan kesatuan langkah dalam tindakan dan bersikap.Katakanlah kelompok yang mempunyai ideologi feminis, antiras, dan prolingkungan.

Kedua ideologi meskipun bersifat sosial, ia digunakan secara internal di antara anggotakelompok atau komunitas. Oleh karena itu, ideologi tidak hanya menyediakan fungsi koordinatifdan kohesi I tetapi juga membentuk idenritas diri kelompok, membedakan dengan kelompoklain. Dalam teks berita misalnya, dapat dianalisis apakah teks yang muncul tersebutpencerminan dari ideologi seseorang, apakah dia feminis, anrifeminis, kapitalis, sosialis, dansebagainya.

7 / 18

Page 8: Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui Surat Kabar

Analisis Wacana Kritis: Mengungkap Posisi Perempuan di dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan melalui Surat Kabar

Written by Educatio IndonesiaeWednesday, 21 March 2012 15:03 - Last Updated Thursday, 20 June 2013 04:33

3. Konsep Hegemoni ;

Konsep hegemondi dipopulerkan oleh seorang ahli filsafat politik terkemuka yang berasal dariItalia yaitu Antonio Gramci. la berpendapat bahwa kekuatan dan dominasi kapitalis tidak hanyamelalui dimensi material dari saran ekonomi dan relasi produksi, tetapi juga kekuatan (force) dan hegemoni. Jika kekuatan menggunakan daya paksa untuk membuat orang banyak mengikuti danmematuhi syarat-syara suatu cara produksi atau nilai-nilai tertentu, maka hegemoni meliputiperluasan dan pelestarian "kepatuhan aktif" (seara sukarela) dari kelompok-kelompok yangdidominasi oleh kelas penguasa melaui penggunaan kepemimpinan intelektual, moral, danpolitik. Hegemoni menekankan pada bentuk ekspresi, scara penerapan, mekanisme yangdijalankan untuk mempertahankan, dan mengembangkan diri melalui kepatuhan padakorbannya, sehingga upaya itu berhasil mempengaruhi dan membnetuk alam pikiran mereka.Proses itu terjadi dan meresap, serta berperna dalam menafsirkan pengalaman tengankenyataan.9 Pernyataan itu sejalan dengan pendapat Raymond William yang mengatakanbahwa hegemoni bekerja melalui dua saluran: ideologi dan budaya. Dengan hegemoni, ideologikelompok dominan dapat disebarkan dan nilai kepercayaan dapat ditularkan. Hal itu berbedadengan manipulasi ataupun indoktrinasi, hegemoni justru terlihat wajar, orang akan menerimasebagai suatu kewajaran atau sukarela.

//

 

 

//

Metodologi Penelitian

8 / 18

Page 9: Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui Surat Kabar

Analisis Wacana Kritis: Mengungkap Posisi Perempuan di dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan melalui Surat Kabar

Written by Educatio IndonesiaeWednesday, 21 March 2012 15:03 - Last Updated Thursday, 20 June 2013 04:33

1. Tujuan Khusus Penelitian

Secara khusus penelitian ini ingin mengungkap posisi perempuan di dalam menghadapihegemoni kekuasaan yang diungkap melalui wacana surat kabar Kompas.

2. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif. Lebih khusus, penelitian ini mengacu paapenekanan fenomenologi-hermeneutika. Fenomenologi memahami bagaimana manusiamengkonstruksi makna seara intersubjektif karena pengalaman manusia tentang dunia adalahintersubjktif, yaitu mengalami duan dengan melalui orang lain. Sedangkan hermeneutikamerupakan studi tentang prinsip-prinsip atau seni intepretasi. Fokus hermeneutika adalahproblem pemahaman tentang apa yang dikatakan di dalam teks.

Pada tahapan operasioanal, penelitian ini juga menggunakan prinsip-prinsip moetode analisisisi kualitatif, yaitu suatu metode yang biasa digunakan untuk memahami pesan simbolik dariwacana atau teks.

3. Data dan Sumber Data

Wujud data penelitian ini adalah (1) wacana atau teks berita politik secara keseluruhan dan (2)kalimat-kalimat yang terdapat dalam teks berita. Sumber data penelitian ini adalah Kompasyang terbit tanggal 5, 10 dan 28 Desember 2005. Harian Kompas dipilih karena Kompasmerupakan salah satu surat kabar yang berskala nasional dan memiliki visi dan misi padaupaya pencerahan (termasuk perempuan) untuk mewujudkan masyarakat yang lebihdemokratis.

4. Prosedur Pengumpulan Data

9 / 18

Page 10: Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui Surat Kabar

Analisis Wacana Kritis: Mengungkap Posisi Perempuan di dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan melalui Surat Kabar

Written by Educatio IndonesiaeWednesday, 21 March 2012 15:03 - Last Updated Thursday, 20 June 2013 04:33

Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi. Peneliti dalam halini mengumpulkan dokumen-dokumen yang berupa surat kabar, membacanya, mengkajinya, dan menentukan bagian mana surat kahbar yang memuhi kriteria untuk diangkat sebagaidata penelitian.

Secara rinci pengumpulna data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Pertama, mengumpulkan surat kabar yang dijadikan sumber data, yakni Kompas dariRepublika. Kedua, membaca dua surat kabar tersebut selanjutnya menyeleksi teksberdasarkan kriteria yang tleah ditetapkan. Y^etiga, mengklasifikasi berdasarkan tujuan penelirian.

5. Analisis Data

Untuk dapat mengungkap "fakta sosial" di balik teks maka langkah-langkah analsisis dilakukanhal-hal berikut:

1. Tahap pertama: mengidentifikasi tanda-tanda yang terdapat dalam teks. Oleh sebabitu diperlukan suatu analisis teks.

2. Tahap kedua; memberi makna terhadap tanda-tanda tersebut. Untuk itu diperlukan saturnetode interpretasi yang berbasis teoretis.

3. Tahap keriga; memperkirakan motifasi/tujuan si pembuat teks yang tersimpan dalam teksyang dibuatnya. Untuk itu diperlukan rnetode prediksi tujuan secara semantis.

4. Tahap keempat; mengetahui faktor-faktor mengapa si pembuat teks menggunakantanda-tanda tertentu dalam teksnya.

10 / 18

Page 11: Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui Surat Kabar

Analisis Wacana Kritis: Mengungkap Posisi Perempuan di dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan melalui Surat Kabar

Written by Educatio IndonesiaeWednesday, 21 March 2012 15:03 - Last Updated Thursday, 20 June 2013 04:33

//

 

 

//

Pembahasan

1. Wacana "Mereka Selalu Dibayani Ketakutan ..."

Judul wacana "Mereka Selalu Dibayani Ketakutan ..." pada harian Kompas 5 Desember 2005,memberi kesan kalau menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) hidup ridak pernah tenang, selaludalam kondisi yang menakutkan. Padahal kenyataanya tidak semua TKW dalam kondisi sepertiitu. Bahkan, ada beberapa orang TKW yang senang menjalani pekerjaannya karena merekamenganggap itulah pekerjaan yang terbaik dengan sesuai dengan dirinya.

Selain itu, wartawan yang melaporkan peristiwa itu, ingin memberi informasi kepada pembacaKompas atau TKW itu tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang aturan birokrasi.Hal ini tergambar dari pertanyaan yang (mungkin dikutip? Atau dibuat-buat) dikutip olehwartawan, yiatu "MaafPak, apa sekarangpemerintah melarang keluarga menjemput TKWIndonesia yang akan pulang kampung? Dari kontek kalimat tanya itu, diketahuikalau pertanyaan itu dikemukakan oleh TKW pada beberapa ornag di Bandara InternasionalHongkong, masalahnya mengapa pertanyaan itu tidak ditanyakan oelh TKW kepada pihakkedutaan. Boleh jadi kalimat itu hanya kalimat yang dibuat oleh wartawan yang ingin"mengantar" pembaca kepada kesimpulan berita ini yaitu Garuda membuka jalut penerbangan Hongkong-Surabaya. Kesimpulan itu pulalah yang menjadi maksud tersembunyi dari berita ini. Selain itu, kesimpulanitu ingin disosialisasikan (diiklankan) melalui Surat kabar Kompas.

Untuk mendukung maksud di atas, maka wartawan banyak melaporkan kejadian yang tidak

11 / 18

Page 12: Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui Surat Kabar

Analisis Wacana Kritis: Mengungkap Posisi Perempuan di dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan melalui Surat Kabar

Written by Educatio IndonesiaeWednesday, 21 March 2012 15:03 - Last Updated Thursday, 20 June 2013 04:33

menyenangkan yang dialami oleh TKW asal Jawa Timur di Bandara Soekarno Hatta.

"Cerita soal pemerasan terhadap TKW di Bandara Soekarno Hatta kbususnya di Terminar 3,bukan cerita bam. banyak cerita sedih para TKW dan TKI menjadi korban tidak kriminal ditempat ini. Opiati adalab TKW yang pernah jadi korban pemerasan. Tahun 2003, Opiati diperasoleh orang dan petugas Bandara yang menawarkan jasa baik untuk mengantar pulang kekampungnya.

Satu hal yang tidak logis dari laporan wartawan Kompas ini adalah dia dapat melaporkan duakejadian secara bersamaan di tempat yang terpisah dengan waktu yang sama. Satu kejadianyang dilaporkan di Bandara Internasional Hongkong dan satunya lagi peristiwa yang terjadi diBandara Suekarno Hatta.

"Dengan wajah cemas, seorang TKW'yang berjuang mencari nafkah di bekas koloni Inggrismencari tahu kebenaran itu kepada beberapa orang Indonesia di ruang tunggu BandaraInternasional Hongkong, jumat (2/12)sore"

Kejadian lain dengan yang sama juga si wartawan melaporkan kejadian di Bandara SoekarnoHatta.

"Seperti disaksiskan Kompas, Jumat (2/12) malam adu mulut dan dorong-mendorong antarapetugas bandara Soekarno Hatta dengan beberapa TKW' yang tiba dari Hongkong, petugasmelarang TKW 7 keluar melaluipintuk khusus".

Secara keseluruhan wacana ini hanya ingin menyampaikan atau mensosialisasikan kalauGaruda Indonesia membuka penerbangan Hongkong-Surabaya, bukan menginformasikantentang nasif TKW yang selalu menakutkan seperti yang tertera di judul berita. Untuk"membungkus" itu, wartawan mengantarkan dengan menceritakan betapa menakutkan apabilaTKW asal Jawa Timur melalui Jakarta.

"Kasus-kasus pemerasan yang string dialami TKWjang pulang dari luar negeri dijadikan salahsatu pertimbangan Garuda membuka penerbangan langsung Hongkon-Surabaya. Tanpa

12 / 18

Page 13: Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui Surat Kabar

Analisis Wacana Kritis: Mengungkap Posisi Perempuan di dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan melalui Surat Kabar

Written by Educatio IndonesiaeWednesday, 21 March 2012 15:03 - Last Updated Thursday, 20 June 2013 04:33

bermaksud mengabaikan kenyamanan dan keamanan TKW dari luar Jawa Timur.

Lebih jauh laih pernyataan bahwa pembukaan penerbangan Hongkong-Surabaya adalah untukmembantu keamanan dan kenyamanan TKW asal Jawa Timur seluruhnya tidak benar. Tetapipembukaan jalur penerbangan itu, semata adalah pertimbangan bisnis. Manajemen Garudahanya melihat peluang pasar yang sangat menjanjikan. Pernyataan tersebut didukung oleh teks

"... Garuda baru memfokuskan perhatiannya kepada TKW asal Jatim karena sesuai datakonsulat Jenderal RI di Hongkong, lebih dari 75% dari 98.000 TKW di Hongkong berasal ariJatim," ujar Sjaiful Bahri.

Dari urian dia tas terlihat kalau dengan dalih memperjuangkan nasib perempuan (TKW) padahaldi balik itu ada kepentingan bisnis. Perempuan, khususnya di Indonesia belum dapatmenentukan pilihan dan nasibnya sendiri. Mereka masih dipermainkan oleh media maupun olehpebisnis.

2. Wacana "Perlindungan PRT Masih Kurang'

Dari berita yang berjudul "Perlindungan PRT Masih Kurang" Harian Kompas, 5 Desember 2005dapat dimaknai bahwa perempuan yang kurang berpendidikan menjadi Pembantu RumahTangga (PRT) adalah pilihan terbaik diantara semua pilihan yang terjelek. Di tambah lagiperlindungan (PRT) di Indonesia kurang memadai karena tidak ada perangkat hukum yangmelindunginya. Oleh sebab itu, berita ini memuat dua misi yaitu: (1) mengusulkan danmendukung lahirnya undang-undang yang dapat melindungi PRT dan (2) memberi perhatiankhusus bagi PRT yang beragama tertentu.

Pernyataan butir pertama didukung oleh teks

13 / 18

Page 14: Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui Surat Kabar

Analisis Wacana Kritis: Mengungkap Posisi Perempuan di dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan melalui Surat Kabar

Written by Educatio IndonesiaeWednesday, 21 March 2012 15:03 - Last Updated Thursday, 20 June 2013 04:33

"Hingga saat ini PRT di Indonesia kurang mendapat perlindungan. Mereka mengerjakanpekerjaan domestik hingga manajerial rumah tangga tanpa batas waktu kerja dan sangat rentanterhadap kekerasan. Untuk itu perlu adanya undang-undang yang mampu melindungi PRT."

Pernyataan yang mendukung butir (2) tercantum pada teks,

"sebagai PRT, ia juga membutuhkan waktu libur, terutama hari Minggu, karena ia inginmenunaikan ibada di gereja dan bertemu teman-temannya."

Kaitannya dengan hegemoni kekuasaan, perempuan yang menjadi PRT selain flsiknya dikuasijuga termasuk kebutuhan rohaninya. Bahkan yang menguasainya bukan saja majikannya tetapianak majikannya juga ikut menguasainya.

"Yuli juga pernah diberi tugas mengelola keuangan rumab tangga, seperti membayar berbagaitagihan, Namun, anak majikannya sering memaksa untuk meminjam uang tersebut tanpamengembalikannya. "saya dipaksa berbohong sudah melunasi tagihan ".

Dari teks di atas, tergambar bahwa seorang PRT sangat tidak bisa menolak "kekuasaan"karena itu menganggap bahwa seorang PRT wajar diperlakukan sperti di atas. Bahkan, ia tidakberani mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya baik kepada majikan maupun kepadalembaga yang selayaknya melindungi PRT.

Perlakuan yang dialami oleh PRT di atas dianggap wajar karena ia memang bekerja di bawahdomestik dan susah dipantau. Pernyataan itu didukung oleh teks

"Valentina menjelaskan, karena bekerja di wilayah domestik, para PRT renta mengalamikekerasan dalam rumah tangga. Sementarapengawasan kepada mereka sulit dilakukan.

14 / 18

Page 15: Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui Surat Kabar

Analisis Wacana Kritis: Mengungkap Posisi Perempuan di dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan melalui Surat Kabar

Written by Educatio IndonesiaeWednesday, 21 March 2012 15:03 - Last Updated Thursday, 20 June 2013 04:33

3. Wacana "Tertinggal dan Perlu Ditangani"

Wacan ini sebenarnya berisi tentang laporan wartawan rnengenai kegiatan seminar.Pelunculran buku dan film. Adapun tajuk seminar adalah "Bum Mencari Harapan" sedangkanbuku dan film masing-masing berjudul "Seribu Impian Perempuan Bum" dan "Impian Siska".Mengenai berita tentang preman hanya merupakan sebagian dari wacana ini.

Dari teks-teks yang membicarakan tentang kawin piara terungkap kondisi perempuan,khususnya di Pulau Bum tergambar masih berada di bawah kekuasaan laki-laki dan pemegangadat,

"Selain karena perintah raja, masyarakat setempat masih menjalankan kebiasaan yang disebut'karvin piara'. Tradisi Bum memungkinkan para lelaki menikahi kaum perempuan di usia sangatdini bahkan kadang sejak di dalam kandungan"

perbuatan semacam itu dianggap wajar karena sudah menjadi tradisi di pulau itu. Padahal,betapa beratnya beban yang ditanggung oleh seorang perempuan apabila dia terpilih sebagaicalon istri yang termasuk kawin piara. Usianya masih beliah sudah harus tinggal di rumah calonmertua dan mengerjakan pekerjaan.; fisik yang seharusnya dikerjakan oleh orang dewasa.

"Umumnya, mereka dibesarkan, tepatnya 'dipiara' di rumah snami, hingga tiga waktunyamenjalankan tugas sebagai istri dan ibu nimah tangga, disaat mereka dewasa. Biasanya,gadisyang sudah 'dipilih' tidak lagi dii^inkan sekolah. Di usia mereka yang kadang baru enamtahun, apra bocab itu sudah hams belajar di lading di dapur".

Selain kawin piara yang dilaksanakan berdasarkan adat, juga dengan dilaksanakan alasanuntuk mempererat tali kekeluargaan.

"lnce Hukumala, anak Mama Lusi, misalnya, pada usia yang baru menginjak enam tahun,sudah dipinangkan. Ayah luce meminangkan dengan Roly Wael, anak lelaki dusun tetangga

15 / 18

Page 16: Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui Surat Kabar

Analisis Wacana Kritis: Mengungkap Posisi Perempuan di dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan melalui Surat Kabar

Written by Educatio IndonesiaeWednesday, 21 March 2012 15:03 - Last Updated Thursday, 20 June 2013 04:33

yang keni kelas VI SD. Keluarga Ince tidak bisa menolak pinangan itu karena keluarga RolyWael merupakan tetangga baik. Perkaivinan dua anak ini dimaksudkan untuk mempererat talipersaudaraan ".

Dari uraian di atas bahwa perempuan masin berada di bawah hegemoni adat dan kuasalaki-laki. Oleh sebab itu diperlukan pemurnian kembali nilai-nilai adat yang membelengguperempuan dari ketertinggalan dan ketertindasan.

4. Wacana "Perempaun Pedagang Kopu Diculik dan Diperkosa"

Membaca lebih dalam wacana yang berjudul "Perempaun Pedagang Kopu Diculik danDiperkosa" akan tergambar betapa lemahnya posisi menjadi seorang perempuan. Sebagaiseorang perempuan dapat diperlakukan dengan seenaknya saja oleh seorang laki-laki yangotomatis memiliki kekuatan fisik lebih dibanding dengan perempuan. Apalagi jika laki-laki itumemiliki kelebihan fasilitas dibandingkan dengan seorang perempuan.

"menurut RH, ketika dirinya berjualan padan selasa dini hari kemarin, dua pria bersepedahmotor datang untuk membeli kopi panas. Namun, RH yang bam akan menyeduh kopi tiba-tibadipaksa naik ke sepedah motor".

Seorang perempuan tergambar dalam wacana itu kalau ia tidak bisa menjalani kehidupannyatanap bantuan orang lain. Artinya sama sekali tidak berdaya melindungi diri tanpa bantuanorang lain, "suasana saat itu sepi sehingga tidak ada seorang pun yang mengetahui peristiwaitu. Kedua pria itu membawa RH ke rumah kontrakan pelaku di Kelurahan ..."

//

16 / 18

Page 17: Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui Surat Kabar

Analisis Wacana Kritis: Mengungkap Posisi Perempuan di dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan melalui Surat Kabar

Written by Educatio IndonesiaeWednesday, 21 March 2012 15:03 - Last Updated Thursday, 20 June 2013 04:33

 

 

//

Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan di atas, maka akan didapati gambaran tenang perempuanyang masih tertindas. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya pendidikan,pengalaman, dankeberanian perempuan. Perempuan kerap pula dijadikan "pelampiasan" dendam, amarah,bahkan nafsu oleh laki-laki (lihat wacana "Perempaun Pedagang Kopu Diculik dan Diperkosa").Hal yang paling sering terjadi adalah dengan dalih mengangkat derajat perempuan ataumemberi rasa aman dan kenyamanan padahal di belakang perlakuan itu ada kepentinganbisinis.

Daftar Kepustakaan

Bell, Peter Garret dan Allah. 1998. Media and Discourse: A Crotical Overview. Oxford:Blackwell Publishers.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media.Yogyakarta: LKIS.

Hikam, Mohammad A.S. 1996. "Bahasa dan Politik: Penghampiran Discursive Practice" dalam

17 / 18

Page 18: Analisis Wacana Kritis Mengungkap Posisi Perempuan Di Dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan Melalui Surat Kabar

Analisis Wacana Kritis: Mengungkap Posisi Perempuan di dalam Menghadapi Hegemoni Kekuasaan melalui Surat Kabar

Written by Educatio IndonesiaeWednesday, 21 March 2012 15:03 - Last Updated Thursday, 20 June 2013 04:33

Yudi Latif dan Idi Subandy Ibrahim (ed). Bahasa dan Kekuasaan: Politik Wacana di PanggungOrde Bam. Bandung: Mizan.

Guy Cook. 1994. The Discoruse of Advertising. London and new York: Roudedge.

Latif, Yudi. 1997. "Hegemoni Budaya dan Alternatif Media sebagai Wahana Budaya Tanding"dalam Idi Subandy Ibrahim dan Dedy Djamaludin Malik (ed) Hegemoni Budaya. Yogyakarta:Benteng, him. 294.

Wodak dan Norman Fairclough. 1997. Critical Ciscourse Analysis", dalam Teun A van Dijk(ed.). Discourse as Social Interaction: discourse Studies A. Multidiciplinary Introduction. Vol 2.London: Sage Publication.

 

//

 

18 / 18