Analisis Visi.docx

21
Analisis Visi-Misi Ditjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian DIV Akuntansi Reguler – 8A Fajar Adhi Partomo (09) & Lydia Suma T. Girsang (14)

description

Analisis Visi

Transcript of Analisis Visi.docx

Page 1: Analisis Visi.docx

Analisis Visi-Misi Ditjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian

DIV Akuntansi Reguler – 8A

Fajar Adhi Partomo (09) & Lydia Suma T. Girsang (14)

Page 2: Analisis Visi.docx

ANALISIS VISI-MISI DITJEN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Abstrak – Visi merupakan pandangan jauh ke depan mengenai hal-hal yang diinginkan oleh suatu lembaga untuk menjadi lembaga tertentu di masa yang akan datang. Secara sederhananya adalah “lembaga ingin menjadi seperti apa di masa depan?” Mengembangkan pernyataan visi sering kali dipandang sebagai langkah pertama dari perencanaan strategis yang akan menentukan pernyataan strategis selanjutnya seperti misi, rencana jangka panjang, dan rencana jangka menengah. Sedangkan misi adalah pernyataan tentang apa yang harus lembaga lakukan untuk mewujudkan visi lembaga tersebut. Dengan kata lain, misi adalah operasionalisasi dari visi lembaga. Perumusan visi dan misi bukanlah pekerjaan yang mudah dikarenakan perlu memperhatikan keberadaan lembaga, produk jasa utama, karakteristik unik, dan konsumen utama lembaga. Fakta yang sering terjadi di lapangan adalah visi dan misi merupakan warisan dari generasi pendahulu sehingga biasanya visi dan misi tersebut sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman yang ada. Oleh karena itu perlu diadakan suatu evaluasi secara berkala mengenai visi dan misi dari lembaga pemerintah.

Kata Kunci – visi, misi, lembaga pemerintah

1. Pendahuluan1.1. Latar Belakang Masalah

Visi dan misi merupakan elemen yang sangat penting dalam organisasi terutama institusi pemerintahan. Visi dan misi tersebut digunakan dalam rangka memastikan organisasi bergerak pada jalur yang diamanatkan oleh para “stakeholders” dan berharap kondisi yang diinginkan di masa yang akan datang. Pada saat perumusan visi dan misi biasanya merupakan suatu proses yang melelahkan bahkan sering terjadi perdebatan di antara anggota organisasi. Akan tetapi setelah visi dan misi tersebut telah terbentuk, sering kali implementasinya tidak sesuai sehingga sungguh disayangkan sekali jika proses perumusan visi dan misi tersebut akhirnya hanya menjadi hiasan dinding semata.

Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur adalah salah satu Ditjen (Eselon I) dari Kementerian Perindustrian. Berdasar Permenperin Nomor 105 Tahun 2010, Ditjen tersebut memiliki tugas untuk merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang basis industri manufaktur. Pada bagian berikutnya akan penulis sajikan visi dan misi dari Ditjen Basis Industri Manufaktur beserta evaluasi dari visi dan misi tersebut apakah sudah sesuai dengan Rencana Strategis, Visi, dan Misi dari Kementerian di atasnya, yakni Kementerian Perindustrian.

1.2. Maksud dan TujuanMaksud dari penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai pernyataan visi

dan misi yang ideal bagi organisasi terutama institusi pemerintahan yang mampu membawa organisasi ke arah yang seharusnya. Selain itu juga memberikan beberap konsep evaluasi visi dan misi yang dapat digunakan untuk memonitor pelaksanaan visi dan misi.

Tujuan dari penulisasi ini adalah sebagai pembelajaran bersama bagi praktek perumusan dan evaluasi visi dan misi utamanya pada lembaga pemerintahan. Diharapkan dengan adanya

1

Page 3: Analisis Visi.docx

pembelajaran tersebut, setiap anggota organisasi mampu untuk memberikan evaluasi dari implementasi visi dan misi yang tidak sesuai.

1.3. Perumusan MasalahBerikut adalah beberapa permasalahan yang akan dibahas:

1. Apa yang menjadi Visi dan Misi dari Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur?2. Kriteria apa saja yang dapat dijadikan sebagai analisis Visi dan Misi?3. Bagaimana praktek dari analisis Visi dan Misi?

2. Landasan Teori2.1. Konsep Visi dan Misi

2.1.1. Visi Organisasi2.1.1.1. Definisi

Menurut Dr. Asropi, SIP, MSi, yang disebut dengan “visi” adalah gambaran mental (mental picture) tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang akan diwujudkan oleh organisasi. Visi tersebut menyediakan fokus jangka panjang bagi seluruh unsur dalam organisasi, mulai dari pimpinan, pengurus, dan anggota[1].

J.B. Whittaker dalam bukunya berjudul “Strategic Planning and Management” mendefinisikan visi sebagai gambaran masa depan yang akan dipilih dan yang akan diwujudkan pada suatu saat yang ditentukan. Menurut versi Kotler, yang dimaksud dengan visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan[2].

2.1.1.2. Tujuan Penetapan VisiPenetapan visi organisasi memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan-tujuan

penetapan visi organisasi antara lain:1) Mencerminkan sesuatu yang akan dicapai organisasi2) Memiliki orientasi pada masa depan organisasi3) Menimbulkan komitmen tinggi dari seluruh jajaran dan lingkungan organisasi4) Menentukan arah dan fokus strategi organisasi yang jelas5) Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi

2.1.1.3. Syarat Visi OrganisasiDalam penetapan visi organisasi, harus memenuhi persyaratan-persyaratan berikut.

1) Dapat dibayangkan oleh seluruh jajaran organisasi 2) Dapat dikomunikasikan dan dapat dimengerti oleh seluruh jajaran organisasi3) Berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan zaman4) Memiliki nilai yang memang diinginkan oleh anggota organisasi5) Berfokus pada permasalahan instansi pemerintah agar dapat beroperasi

Burt Nanus, dikutip dalam artikel “The Seven Characteristics of a Powerful Visions” memberi 7 ciri dari sebuah visi yang efektif[3]:

2

Page 4: Analisis Visi.docx

1) Appropriateness (Keserasian) – cocok dengan organisasi tersebut dan jamannya, sesuai dengan sejarah, budaya, dan nilai, konsisten dengan situasi saat ini, dan memberikan penilaian yang realistik dan berwawasan tentang apa yang bisa dicapai di masa depan

2) Challenging (Menantang) – menerapkan standar yang tinggi dan merefleksikan nilai-nilai yang tinggi

3) Set Direction (Memberi arahan) – menjelaskan tujuan dan arah, persuasif dan dapat dipercaya untuk memperlihatkan apa yang harus terjadi, memberi arahan yang terfokus dan memberi harapan dan janji akan masa depan yang lebih baik

4) Inspirational (Memberi inspirasi) – menginspirasikan semangat dan menggerakkan komitmen, memperbesar dukungan bagi sang pemimpin karena memperlihatkan kebutuhan dan aspirasi orang banyak

5) Understandable (Mudah dimengerti) – disajikan dengan baik dan mudah dipahami, dapat menjadi panduan untuk strategi dan tindakan, dan dapat diserap oleh mereka yang usahanya dibutuhkan untuk mengubah visi menjadi kenyataan

6) Unique (Unik) – mencerminkan keunikan organisasi, kemampuannya yang berbeda, apa yang dipercayai, dan apa yang mereka mampu capai

7) Ambitious (Ambisius) – memperlihatkan kemajuan dan memperbesar wawasan dari organisasi

Dari sumber yang lain menyebutkan bahwa, pernyataan visi yang baik, harus memenuhi beberapa kriteria di bawah ini[4].

1) Succinct - Pernyataan visi harus singkat sehingga tidak lebih dari 3-4 kalimat.2) Appealing - Visi harus jelas dan memberikan gambaran tentang masa depan yang akan

memberikan semangat pada anggota organisasi.3) Feasible - Visi yang baik harus bisa dicapai dengan sumber daya, energi, waktu. Visi

haruslah menyertakan tujuan dan objektif yang stretch bagi anggota organisasi.4) Meaningful - Pernyataan visi harus bisa menggugah emosi positif anggota organisasi

namun tidak boleh menggunakan kata-kata yang mewakili sebuah emosi.5) Measurable - Pernyataan visi harus bisa diukur sehingga dimungkinkan untuk

melakukan pengukuran kinerja sehingga setiap anggota organisasi bisa mengetahui apakah visi sudah bisa dicapai atau belum.

2.1.1.4. Contoh Pernyataan VisiVisi dari Lembaga Administrasi Negara adalah untuk menjadi institusi yang handal

dalam pengembangan SIstem Administrasi Negara dan Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Penyelenggara Negara.

Visi dari Badan Pemeriksa Keuangan adalah menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan[5].

3

Page 5: Analisis Visi.docx

2.1.2. Misi Organisasi2.1.2.1. Definisi

Di dalam bukunya yang berjudul Strategic Management: Concept, Fred R. David menyatakan bahwa: “mission statements of purpose that distinguish one business from other similar firms. A mission statement identifies the scope of a firm’s operations in product and market terms. It addresses the basic question that faces all strategists: What is our business[6]?”

Pernyataan “misi” adalah penyataan tujuan jangka panjang yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan sejenis lain. Pernyataan “misi” mengidentifikasi cakupan operasi perusahaan dalam difinisi produk dan pasar menjawab pertanyaan “apa bisnis kita?”, menggambarkan nilai dan prioritas suatu organisasi, sifat dan cakupan operasi saat ini & evaluasi potensi pasar dan aktivitas masa depan, menggambarkan arah dan masa depan organisasi. Pernyataan “misi” menjawab pertanyaan yang mengandung alasan kenapa perusahaan ini ada (Wall et al., 1999)[7]:1) Siapa kita?2) Apa yang kita lakukan?3) Untuk siapa kita melakukan?4) Mengapa kita melakukan?

Pernyataan misi haruslah:1) mengesankan2) memaksa3) dipusatkan pada pelanggan4) mudah dihafalkan

2.1.2.2. Fungsi Penetapan MisiBerikut adalah beberapa fungsi ditetapkannya misi organisasi.

1) Memberikan arah usaha2) Memfokuskan langkah-langkah yang akan diambil3) Objektif, target, dan program organisasi dirancang berdasarkan misi yang telah

dibentuk4) Membimbing aksi dalam berbagai tingkat5) Membantu mencegah pegawai agar tidak salah melangkah

2.1.2.3. Cara Merumuskan Misi Adapun perumusan misi perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut.

1) Melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan2) Menyelaraskan kegiatan proses utama dengan sumber daya yang ada, untuk

memungkinkan perusahaan melaksanakan kegiatannya lebih baik dan dengan seefisien mungkin

3) Menentukan lingkungan yang sangat berguna untuk menentukan apakah misi organisasi perusahaan tidak bertentangan secara internal dan eksternal.

4

Page 6: Analisis Visi.docx

2.1.2.4. Contoh Pernyataan MisiSalah satu contoh pernyataan misi, misalnya adalah misi Lembaga Administrasi

Negara, yakni memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan kapasitas aparatur negara dan sistem administrasi negara guna mewujudkan tata pemerintahan yang baik, melalui:1) Perumusan kebijakan dalam bidang administrasi negara2) Pengkajian, penelitian, dan pengembangan dalam bidang administrasi negara3) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur negara4) Pembinaan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan aparatur negara5) Perkonsultasian dan advokasi dalam bidang administrasi negara6) Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi administrasi7) Peningkatan kapasitas organisasi LAN

3. Pembahasan Masalah3.1. Visi dan Misi Ditjen Basis Industri Manufaktur

Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur adalah salah satu Eselon I pada Kementerian Perindustrian yang menjalankan tugasnya di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan strandarisasi teknis di bidang basis industri manufaktur. Berikut adalah visi dan misi dari Ditjen Basis Industri Manufaktur.

3.1.1. Visi Ditjen BIMSebagai salah satu Direktorat Jenderal di Kementerian Perindustrian, Ditjen Basis Industri Manufaktur memiliki visi yakni “terwujudnya basis industri manufaktur yang kokoh, mandiri, dan berdaya saing kuat pada tahun 2025.”

3.1.2. Misi Ditjen BIMPernyataan visi Ditjen BIM tersebut dilengkapi dengan pernyataan misi sebagai berikut:“menjadikan basis industri manufaktur sebagai penggerak SDM industri memanfaatkan sumber daya alam nasional dalam rangka pengembangan kegiatan industri yang efisien, bernilai tambah tinggi, dan meningkatkan devisa negara.”

3.2. Kriteria yang Dijadikan sebagai Analisis Visi dan MisiDalam melakukan analisis visi dan misi, penulis akan menggunakan beberapa tools atau kriteria

sebagai berikut.3.2.1. Kriteria Analisis Visi

Ada beberapa kriteria yang penulis gunakan dalam menentukan visi organisasi tersebut cukup efektif atau tidak. Berikut kriteria visi yang digunakan:1) Appropriateness (Keserasian) – cocok dengan organisasi tersebut dan jamannya, sesuai

dengan sejarah, budaya, dan nilai, konsisten dengan situasi saat ini, dan memberikan penilaian yang realistik dan berwawasan tentang apa yang bisa dicapai di masa depan

2) Challenging (Menantang) – menerapkan standar yang tinggi dan merefleksikan nilai-nilai yang tinggi

3) Set Direction (Memberi arahan) – menjelaskan tujuan dan arah, persuasif dan dapat dipercaya untuk memperlihatkan apa yang harus terjadi, memberi arahan yang terfokus dan memberi harapan dan janji akan masa depan yang lebih baik

5

Page 7: Analisis Visi.docx

4) Inspirational (Memberi inspirasi) – menginspirasikan semangat dan menggerakkan komitmen, memperbesar dukungan bagi sang pemimpin karena memperlihatkan kebutuhan dan aspirasi orang banyak

5) Understandable (Mudah dimengerti) – disajikan dengan baik dan mudah dipahami, dapat menjadi panduan untuk strategi dan tindakan, dan dapat diserap oleh mereka yang usahanya dibutuhkan untuk mengubah visi menjadi kenyataan

6) Unique (Unik) – mencerminkan keunikan organisasi, kemampuannya yang berbeda, apa yang dipercayai, dan apa yang mereka mampu capai

7) Ambitious (Ambisius) – memperlihatkan kemajuan dan memperbesar wawasan dari organisasi

3.2.2. Kriteria Analisis MisiAnalisis misi organisasi dapat dilakukan dengan memeriksa ada tidaknya 9 komponen

dari misi yang baik berikut ini1) Pelanggan – Siapa pelanggan perusahaan?2) Produk/jasa – Apa produk/jasa utama perusahaan?3) Pasar – Secara geografis, dimana perusahaan berkompetisi?4) Teknologi – Apa perusahaan menerapkan teknologi terbaru?5) Perhatian akan keberlangsungan, pertumbuhan dan profitabilitas – Apakah perusahaan

berkomitmen untuk pertumbuhan dan kondisi keuangan yang baik?6) Filosofi – Apa dasar-dasar kepercayaan, nilai, aspirasi, dan prioritas etika perusahaan?7) Konsep diri – Apakah kemampuan khusus dan keunggulan kompetitif perusahaan?8) Perhatian akan citra publik – Apakah perusahaan responsif terhadap pemikiran sosial,

masyarakat dan lingkungan?9) Perhatian pada karyawan – Apakah karyawan merupakan aset yang berharga bagi

perusahaan?Selain 9 komponen di atas, pernyataan misi yang baik haruslah memenuhi beberapa

kriteria seperti di bawah ini.1) Simple and Clear

Pernyataan misi harus dicukup diwakili oleh 2-3 pernyataan saja. Semua pernyataan tersebut harus sederhana dan jelas dimengerti serta tidak menggunakan jargon-jargon organisasi.

2) Broad and long-term in futurePernyataan misi organisasi harus cukup luas mengakomodasikan perkembangan

organisasi di masa mendatang. Misi organisasi harus bisa menunjukan gambaran yang akan dicapai di masa depan dengan jelas. Pernyataan misi organisasi harus tetap valid pada 20 tahun mendatang sama seperti kondisi sekarang.

3) Focus on the presentPernyataan misi organisasi tidak boleh terlalu berorientasi pada masa depan sehingga

kurang bisa fokus pada kondisi organisasi di masa sekarang.

6

Page 8: Analisis Visi.docx

4) Easy to understandMisi organisasi harus mudah dimengerti. Misi yang mudah dimengerti akan

memudahkan mengkomunikasikan misi tersebut kepada anggota organisasi dan stakeholder.

3.3. Praktek dari Analisis Visi dan Misi3.3.1. Praktek dari Analisis Visi

Visi Ditjen BIM: “terwujudnya basis industri manufaktur yang kokoh, mandiri, dan berdaya saing kuat pada tahun 2025.”Analisis yang digunakan:1) Appropriateness (Keserasian)

Analisis: Menurut penulis, visi Ditjen Basis Industri Manufaktur sudah sesuai (appropriate) dengan tugas dari Ditjen Basis Industri Manufaktur sendiri, yakni merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan strandarisasi teknis di bidang basis industri manufaktur. Diharapkan, dengan adanya perumusan kebijakan dan standarisasi yang bagus oleh Ditjen BIM, perindustrian manufaktur di Indonesia akan kokoh, mampu mandiri, dan memiliki daya saing kuat di masa yang akan datang (tahun 2025)

2) Challenging (Menantang) Analisis: Visi yang dicanangkan oleh Ditjen Basis Industri Manufaktur telah menyebutkan

beberapa kata kunci sebagai tujuan atau perubahan yang diharapkan yakni kokoh, mandiri, dan berdaya saing kuat. Namun menurut penulis, visi tersebut kurang tepat memenuhi kriteria “challenging” dikarenakan belum ada tingkat keterukuran yang pasti dari kokoh, mandiri, dan berdaya saing kuat karena tidak ada pembanding yang digunakan (lebih kuat dari apa, mandiri seperti apa, dan berdaya saing kuat jika dibandingkan dengan siapa, misalnya)

3) Set Direction (Memberi arahan)Analisis: Visi yang ditetapkan oleh Ditjen Basis Industri Manufaktur cukup memberikan

arahan bagi organisasi ke mana arah kebijakan selanjutanya akan ditempuh, yakni mewujudkan basis industri Indonesia yang kokoh, mandiri, dan berdaya saing kuat. Kemudian misi dan program dari Ditjen BIM, seharusnya diupayakan untuk mewujudkan ketiga obyek dari tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut.

4) Inspirational (Memberi inspirasi) Analisis: Menurut penulis, visi Ditjen Basis Industri Manufaktur tersebut cukup

menginspirasikan semangat dan menggerakkan komitmen. Adanya komitmen tersebut ditunjukkan dengan harus terwujudnya basis industri yang kokoh, mandiri, dan berdaya saing di tahun 2025 (di masa depan) sehingga setiap anggota organisasi yang terlibat merasa terdorong untuk berusaha bersama-sama mewujudkannya secara tepat waktu.

7

Page 9: Analisis Visi.docx

5) Understandable (Mudah dimengerti) –Analisis: Visi Ditjen Basis Industri Manufaktur tersebut cukup singkat dan tidak lebih dari

2-3 kalimat. Visi tersebut diuraikan dengan kata-kata sifat yang jelas, namun kurang memiliiki kemampuan untuk diukur/dibandingkan. Bisa saja visi tersebut menjadi panduan pembentukan strategi dan tindakan, akan tetapi kemajuan (progress) dari pelaksanaan visi tersebut kurang dapat diukur dengan handal.

6) Unique (Unik) Analisis: Visi Ditjen Basis Industri Manufaktur tersebut memiliki karakteristik khusus di

bidang industri manufaktur dan telah spesifik memberikan arahan yang jelas yakni basis industri yang kokoh, mandiri, dan berdaya saing kuat.

7) Ambitious (Ambisius) Analisis: Menurut penulis, visi yang ditetapkan oleh Ditjen Basis Industri Manufaktur

kurang ambisius dikarenakan secara tersirat, organisasi tersebut sudah cukup merasa puas jika mampu mewujudkan basis industri yang kokoh, mandiri, dan berdaya saing dengan tidak menyebut kompetitor lain sebagai pembanding atau prestasi yang ingin dicapai di level tertentu (regional atau dunia misalnya).

Dari penjelasan di atas, jika digambarkan dalam sebuah matrik analisis visi organisasi, Ditjen Basis Industri Manufaktur memiliki visi sebagai berikut.

No Pernyataan VisiKomponen Visi

Ket.App Chal Dir Ins Und Uniq Amb

1 Terwujudnya basis industri manufaktur yang kokoh, mandiri, dan berdaya saing kuat pada tahun 2025

v x v v x v x Visi Ditjen BIM dirasa belum memiliki tingkat keterukuran

untuk mandiri, kokoh, dan berdaya saing sehingga kurang

menantang, susah dalam mengukur tingkat

keberhasilan, dan kurang ambisius.

Keterangan:App : Appropriate (kesesuaian)Chal : Challenging (menantang)Dir : Set direction (memberikan arahan)Ins : Inspirational (memberi inspirasi)Und : Understandibility (mudah dimengerti)Uniq : Unique (unik)Amb : Ambitious (ambisius)

3.3.2. Relevansi Visi Kementerian dengan Visi Eselon IKementerian Perindustrian memiliki visi yang lain daripada yang lain dengan

menetapkan visi yang berbeda-beda untuk jangka waktu tahun tertentu. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan visi Kementerian Perindustrian sebagai berikut.

8

Page 10: Analisis Visi.docx

“Visi pembangunan industri nasional jangka panjang (2025) adalah membawa Indonesia pada tahun 2025 untuk menjadi Negara Industri Tangguh Dunia yang bercirikan :

1) industri kelas dunia,2) PDB sektor industri yang seimbang antara Pulau Jawa dan Luar Jawa;3) teknologi menjadi ujung tombak pengembangan produk dan penciptaan pasar[8].”

Untuk menuju Visi tersebut, dirumuskan Visi tahun 2020 yakni “tercapainya Negara Industri Maju Baru sesuai dengan Deklarasi Bogor tahun 1995 antar para kepala Negara APEC. Sebagai Negara Industri Maju Baru, Indonesia harus mampu memenuhi beberapa kriteria dasar antara lain:1) Kemampuan tinggi untuk bersaing dengan Negara industri lainnya;2) Peranan dan kontribusi sektor industri tinggi bagi perekonomian nasional;3) Kemampuan seimbang antara Industri Kecil Menengah dengan Industri Besar;4) Struktur industri yang kuat (pohon industri dalam dan lengkap, hulu dan hilir kuat,

keterkaitan antar skala usaha industri kuat);5) Jasa industri yang tangguh.

Menurut analisis penulis, visi Kementerian Perindustrian yang terlihat kurang begitu sederhana dengan ditetapkannya beberapa visi untuk beberapa tahun ke depan dan terlalu detail untuk sebuah visi. Ketika dihubungkan dengan visi yang ditetapkan oleh Ditjen di bawahnya, yakni Ditjen Basis Industri Manufaktur belum begitu relevan. Berikut beberapa poin yang mencerminkan ketidakrelevanan antara visi Kementerian dengan visi Direktorat Jenderal di bawahnya.1) Visi Kementerian yang begitu detail sedangkan visi Eselon I cukup jelas, namun tidak dapat

diukur tingkat keberhasilannya. Tingkat kekokohan, kemandirian, dan daya saing yang menjadi visi Ditjen BIM tidak diketahui perbandingannya dengan siapa, apakah cukup berdaya saing dengan negara regional ASEAN, negara-negara lain di Asia, atau bahkan dunia.

2) Visi Kementerian yang kurang sederhana karena terdiri lebih dari 4 kalimat (terbagi menjadi 3 visi tahun 20104, visi sampai dengan tahun 2020, dan visi sampai dengan tahun 2025) sedangkan visi Eselon I yang cukup sederhana. Dari gambaran tersebut terlihat seakan-akan visi Kementerian dan Eselon I di bawahnya tidak dapat dihubungkan secara langsung.

3.3.3. Praktek dari Analisis MisiPernyataan visi Ditjen BIM tersebut dilengkapi dengan pernyataan misi sebagai berikut:

“menjadikan basis industri manufaktur sebagai penggerak SDM industri memanfaatkan sumber daya alam nasional dalam rangka pengembangan kegiatan industri yang efisien, bernilai tambah tinggi, dan meningkatkan devisa negara.”

Analisis yang digunakan:1) Konsumen/Pelanggan (customer) – Siapa konsumen/pelanggan perusahaan?

SDM industri atau masyarakat yang berminat untuk membuka industri 2) Produk/jasa (Product and service) – Apa produk/jasa utama perusahaan?

9

Page 11: Analisis Visi.docx

Ditjen BIM adalah Kantor pemerintahan yang bertugas sebagai Pembuat kebijakan atau regulator dalam basis industry manufaktur. Produk/jasa yang diberikan adalah berupa kebijakan/peraturan untuk menjadikan basis industry manufaktur sebagai penggerak SDM industri

3) Pasar (Market) – Secara geografis, dimana perusahaan berkompetisi?“Devisa Negara” menunjukkan bahwa target pasar tidak hanya dalam negeri tetapi juga luar negeri

4) Teknologi (Technology) – Apa perusahaan menerapkan teknologi terbaru?Tidak ada secara eksplisit dinyatakan dalam pernyataan misi.

5) Perhatian akan keberlangsungan, pertumbuhan dan profitabilitas (Concern for survival, growth, and profitability) – Apakah perusahaan berkomitmen untuk pertumbuhan dan kondisi keuangan yang baik?“..pengembangan kegiatan industri yang efisien, bernilai tambah tinggi, dan meningkatkan devisa negara.” Menunjukkn fokus pada keberlangsungan, pertumbuhan dan profitabilitas

6) Filosofi (Philosophy) – Apa dasar-dasar kepercayaan, nilai, aspirasi, dan prioritas etika perusahaan?“…sebagai penggerak SDM industri memanfaatkan sumber daya alam nasional” menunjukkan filosofi yang didasarkan pada prinsip dasar yang senantiasa benar yaitu memanfaatkan sumber daya alam nasional, memberdayakan potensi dalam negeri, tidak bergantung pada impor dari luar negeri

7) Konsep diri (Self-concept)– Apakah kemampuan khusus dan keunggulan kompetitif perusahaan?Tidak ada secara eksplisit dinyatakan dalam pernyataan misi.

8) Perhatian akan citra publik (Concern for public image) – Apakah perusahaan responsif terhadap pemikiran sosial, masyarakat dan lingkungan?“…sebagai penggerak SDM industri memanfaatkan sumber daya alam nasional dalam rangka pengembangan kegiatan industri yang efisien, bernilai tambah tinggi, dan meningkatkan devisa negara.” Menunjukkan perhatian akan citra public karena berusaha menggerakkan SDM industry yang artinya mendorong individu/masyarakat untuk membuka industry dengan memanfaatkan sumber daya alam nasional.

9) Perhatian pada karyawan (Concern for employees)– Apakah karyawan merupakan aset yang berharga bagi perusahaan?Tidak ada secara eksplisit dinyatakan dalam pernyataan misi.

10

Page 12: Analisis Visi.docx

Dari penjelasan di atas, jika digambarkan dalam sebuah matrik analisis misi organisasi, Ditjen Basis Industri Manufaktur memiliki misi sebagai berikut.

No Pernyataan VisiKomponen Misi

Ket.Cust Prod

Mar

Tec SurPhi

Self Pub Emp

1 Menjadikan basis industri manufaktur sebagai penggerak SDM industri memanfaatkan sumber daya alam nasional dalam rangka pengembangan kegiatan industri yang efisien, bernilai tambah tinggi, dan meningkatkan devisa negara

v v v x v v x v x

Misi Ditjen BIM dirasa belum memenuhi kriteria technology, self concept, dan concern of employee

Keterangan:Cust : Customer (konsumen/pelanggan)Prod : Product and service (produk dan jasa)Mar : Market (pasar)Tec : Technology (teknologi)PSur : Concern for survival, growth, and profitability ( perhatian akan keberlangsungan,

pertumbuhan, dan profitabilitas)Phi : Philosophy (filosofi)Self : Self Concept (konsep diri)Pub : Concern for public image (perhatian akan citra publik)Emp : Concern for employees (perhatian pada karyawan)

3.3.4. Relevansi Misi Kementerian dengan Misi Eselon IDalam rangka mewujudkan visi 2025 di atas, Kementerian Perindustrian sebagai

institusi pembina Industri Nasional mengemban misi sebagai berikut:1) Menjadi wahana pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat;2) Menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi nasional;3) Menjadi pengganda kegiatan usaha produktif di sektor riil bagi masyarakat;4) Menjadi wahana (medium) untuk memajukan kemampuan teknologi nasional;5) Menjadi wahana penggerak bagi upaya modernisasi kehidupan dan wawasan budaya

masyarakat;6) Menjadi salah satu pilar penopang penting bagi pertahanan negara dan penciptaan rasa

aman masyarakat;7) Menjadi andalan pembangunan industri yang berkelanjutan melalui pengembangan dan

pengelolaan sumber bahan baku terbarukan, pengelolaan lingkungan yang baik, serta memiliki rasa tanggung jawab sosial yang tinggi.

Sesuai dengan Visi tahun 2014 di atas, misi tersebut dijabarkan dalam misi lima tahun sampai dengan 2014 sebagai berikut:1) Mendorong peningkatan nilai tambah industri;

11

Page 13: Analisis Visi.docx

2) Mendorong peningkatan penguasaan pasar domestik dan internasional;3) Mendorong peningkatan industri jasa pendukung;4) Memfasilitasi penguasaan teknologi industri;5) Memfasilitasi penguatan struktur industri;6) Mendorong penyebaran pembangunan industri ke luar pulau Jawa;7) Mendorong peningkatan peran IKM terhadap PDB.

Menurut analisis penulis, misi jangka panjang (sampai tahun 2025) Kementerian Perindustrian memiliki relevansi dengan misi Ditjen BIM yakni: Poin 2 “Menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi nasional” dengan “Meningkatkan

devisa Negara” Poin 3 “Menjadi pengganda kegiatan usaha produktif di sektor riil bagi masyarakat”

“menjadikan basis industri manufaktur sebagai penggerak SDM industri” Poin 7 “Menjadi andalan pembangunan industri yang berkelanjutan melalui

pengembangan dan pengelolaan sumber bahan baku terbarukan, pengelolaan lingkungan yang baik, serta memiliki rasa tanggung jawab sosial yang tinggi” dengan “memanfaatkan sumber daya alam nasional dalam rangka pengembangan kegiatan industri yang efisien, bernilai tambah tinggi”

Misi Ditjen BIM juga memiliki relevansi dengan misi lima tahunan sampai tahun 2014 dari Kementerian Perindustrian yaitu: Poin 1 “Mendorong nilai tambah industri” dengan “bernilai tambah tinggi” Poin 2 “Mendorong peningkatan penguasaan pasar domestik dan internasional” dengan

“meningkatkan devisa Negara” yang artinya pasar sampai ke luar negeri Poin 6 “Mendorong penyebaran pembangunan industri ke luar pulau Jawa” dengan

“menjadikan basis industri manufaktur sebagai penggerak SDM industri memanfaatkan sumber daya alam nasional” yang artinya mendorong masyarakat/pelaku industry baru untuk memanfaatkan sumber daya alam di seluruh Indonesia (nasional), tidak hanya di Pulau Jawa.

3.3.5. Relevansi Visi Eselon I dengan Misi Eselon I Visi: “terwujudnya basis industri manufaktur yang kokoh, mandiri, dan berdaya saing kuat pada tahun 2025.”Misi: “menjadikan basis industry manufaktur sebagai penggerak SDM industri memanfaatkan sumber daya alam nasional dalam rangka pengembangan kegiatan industri yang efisien, bernilai tambah tinggi, dan meningkatkan devisa negara.”

Menurut analisis penulis, basis industri manufaktur yang kokoh akan tercapai dengan adanya basis industri manufaktur yang menggerakkan SDM untuk memanfaatkan sumber daya alam nasional dalam rangka pengembangan kegiatan industri yang efisien dan bernilai tambah tinggi. “Mandiri” akan tercapai bila sumber daya alam nasional benar-benar dimanfaatkan

dengan baik dan dengan efisien

12

Page 14: Analisis Visi.docx

“Berdaya saing kuat” akan tercapai jika industry manufaktur dapat menyumbangkan lebih banyak lagi devisa Negara, dan itu artinya target pasar tidak hanya di dalam negeri tetapi juga ke luar negeri dan harus mampu bersaing dengan industry manufaktur dari Negara lain.

4. KesimpulanBerikut adalah beberapa kesimpulan yang penulis dapat dari pembahasan masalah.

4.1. Analisis Visi Ditjen Basis Industri ManufakturPada dasarnya visi yang ditetapkan oleh Direktoret Jenderal Basis Industri Manufaktur

singkat, jelas, dan terarah. Namun ketika dilihat dari beberapa kriteria visi yang efektif, masih terdapat kekurangannya karena belum memenuhi unsur kriteria challenging (menantang), understandability (mudah dimengerti), dan ambitious (ambisius). Visi Ditjen BIM dirasa belum memiliki tingkat keterukuran untuk mandiri, kokoh, dan berdaya saing sehingga kurang menantang, susah dalam mengukur tingkat keberhasilan, dan kurang ambisius.

Seharusnya pernyataan visi tersebut memasukkan unsur keterukuran kemampuan kokoh, mandiri, dan berdaya saing dengan lebih spesifik membandingkannya dengan negara lain misalnya: “terwujudnya basis industri manufaktur yang kokoh, mandiri, dan berdaya saing kuat pada tahun 2025 di Asia”. Dengan adanya penambahan “di Asia” maka lebih mudah untuk melakukan pengukuran tingkat keberhasilan visi organisasi, lebih mudah dimengerti dan lebih ambisius dikarenakan perindustrian dituntut untuk mampu bersaing dengan negara-negara lain di benua Asia pada tahun 2025.

Jika dibandingkan dengan visi Kementerian di atasnya, secara garis besar mampu ditangkap keterkaitannya yakni dengan mewujudkan negara industri yang berdaya saing, basis industri manufaktur harus diwujudkan dengan kokoh, mandiri, dan berdaya saing tinggi. Namun, dikarenakan visi Kementerian yang terlalu kompleks dan mendetail, dibuat menjadi beebrapa visi berdasarkan jangka waktu tahun tertentu, sedangkan visi Eselon I cukup sederhana dan jelas, sehingga ketika visi Kementerian diteruskan ke Eselon I kurang begitu “klik” dan seakan-akan kurang mengena.

4.2. Analisis Misi Ditjen Basis Industri ManufakturKesimpulan analisis penulis, misi Ditjen BIM masih belum memenuhi semua komponen

pernyataan misi yang seharusnya. Komponen yang tidak dinyatakan secara eksplisit adalah teknologi, konsep diri, dan perhatian pada karyawan. Pernyataan Misi Ditjen BIM kurang mudah untuk dimengerti jika dilihat dari penggunaan kata demi kata sehingga tidak memenuhi kriteria easy to understand. Yaitu kurangnya kata sambung “untuk” yang sangat berpengaruh terhadap pemahaman pembaca atau stakeholder dari instansi ini yaitu masyarakat pada umumnya. Pernyataan misi juga tidak konsisten terhadap penulisan singkatan. Di satu sisi menyingkat Sumber Daya Manusia menjadi SDM, dan di sisi lain tidak menyingkt Sumber Daya Alam menjadi SDA.

Seharusnya pernyataan misi tersebut dituliskan “menjadikan basis industri manufaktur sebagai penggerak Sumber Daya Manusia untuk memanfaatkan sumber daya alam nasional dalam rangka pengembangan kegiatan industri yang efisien, bernilai tambah tinggi, dan meningkatkan devisa negara.” Secara garis besar, misi Ditjen Basis Industri Manufaktur telah

13

Page 15: Analisis Visi.docx

sesuai dengan misi yang dicanangkan oleh Kementerian Perindustrian. Hal ini dapat dilihat dari penekanan untuk mewujudkan basis industri yang:1) menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi nasional dengan meningkatkan devisa negara:2) menjadi pengganda kegiatan usaha produktif di sektor riil bagi masyarakat dengan menjadikan

basis industri manufaktur sebagai penggerak SDM industri.3) menjadi andalan pembangunan industry dengan memanfaatkan sumber daya alam nasional

dalam rangka pengembangan kegiatan industri yang efisien, bernilai tambah tinggi.

REFERENSI1.https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CDEQFjAB&url=http%3A%2F%2Fasropi.files.wordpress.com%2F2009%2F02%2Fperencanaan-definisi-dan-konsep-disertai-teknik-penyusunan-visi-dan-misi.pdf&ei=KzZ4UtLxJoTTswbHyYG4Dw&usg=AFQjCNG5EqvAN8QlY8D-CwPUaI6ykyw_9w&bvm=bv.55819444,d.Yms, diakses pada tanggal 05 November 20132. http://sharaarief.blogspot.com/2012/04/visi-dan-misi-perusahaan.html, diakses pada tanggal 04 November 20133. http://hikmatpembaharuan.wordpress.com/2009/01/06/353/, diakses pada tanggal 04 November 20134. http://heru.wordpress.com/2006/07/26/mereview-kembali-visi-misi-organisasi/, diakses pada tanggal 04 November 20135. http://www.bpk.go.id/web/?page_id=6, diakses pada tanggal 05 November 2013 6. David, Fred R. 2011. Strategic management: concept and cases. New Jersey: Prentice Hall. 7. http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2097945-misi-perusahaan/, diakses pada tanggal 05 November 20138. http://kemenperin.go.id/profil/70/visi-misi-kementerian-perindustrian, diakses pada tanggal 05 November 2013

14