ANALISIS VEGETASI
Click here to load reader
-
Upload
tri-suwandi -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
description
Transcript of ANALISIS VEGETASI
Analisis Vegetasi Oleh: Tri Suwandi & Eko Budiyono
ANALISIS VEGETASI
A. Latar Belakang
Vegetasi (komunitas tumbuhan) digolongkan berdasarkan spesies atau bentuk
hidup yang dominan, habitat fisik atau kekhasan yang fungsional. Oleh karena
itu, maka komunitas tumbuhan dapat dicontohkan seperti vegetasi padang
rumput, vegetasi pantai pasir, vegetasi kebun kopi, atau vegetasi hutan bakau.
Dalam mempelajari pengamat melakukan penelitian terhadap unit penyusun
vegetasi ditempat mana dilakukan penelitian. Unit penyusun vegetasi
(komunitas) adalah populasi, sedangkan unit penyusun populasi adalah individu
yang berada di tempat pengamatan dilakukan. Oleh karena itu dalam penelitian
vegetasi tumbuhan dilakukan dengan cara mengamati individu-individu dalam
penyusun populasi. Kajian mengenai vegetasi mengungkapkan sifat dari setiap
populasi sehingga dapat menggambarkan vegetasi berdasarkan karakteristik suatu
populasi tersebut.
Untuk mengamati unit penyusun vegetasi yang luas secara tepat sangat sulit
dilakukan karena pertimbangan kompleksitas, luas area, waktu dan biaya. Oleh
karena itu, dalam pelaksanannnya peneliti bekerja dengan melakukan
pencuplikan (sampling). Unit cuplikan atau unit sampling dalam analisis vegetasi
dapat berupa bidang (plot, kuadrat), garis atau titik. Dalam perkembangannya
unit cuplikan yang dipergunakan untuk suatu analisis vegetasi menggambarkan
metode yang dipergunakan. Dengan demikian dalam pencuplikan mengenai suatu
vegetasi digunakan berbagai alternetif metode diantaranya: metode kuadrat
(quadrat metods), metode garis (line intercept, strip transek, bisect metods) dan
metode titik (poin methods).
Analisis Vegetasi Oleh: Tri Suwandi & Eko Budiyono
Dalam pelaksanaan pencuplikan, penempatan unit cuplikan di dalam sebuah
tegakan suatu vegetasi dapat dilakukan secara sistematik atau secara acak.
Pencuplikan secara acak dapat dilakukan dengan menempatkan unit cuplikan
pada tegakan berdasarkan angka random atau pengundian. Sedangkan pencuplian
secara sistematik dilaksanakan dengan menempatkan unit cuplikan secara merata
diseluruh tegakan. Untuk mencapai pola ini, unit cuplikan ditempatkan pada jarak
yang seragam di sepanjang garis transek dan merata diseluruh tegakan. Walaupun
pengambilan unit cuplikan yang dilakukan secara ramdom lebih sahih dalam
pnerapan statistic, tetapi menurut Greig-Smit (1964) penyusunan plot-plot secara
sistematis relatif mudah dicapai, dan oleh beberapa peneliti dianggap lebih
mendekati ciri sebenarnya dari tegakan yang bersangkutan.
Gambaran tentang suatu vegetasi dapat dilihat dari keadaan unit penyusun
vegetasi yang dicuplik. Hal tersebut dapat dinyatakan dengan variabel berupa
nilai dari :
1. Kerapatan. Kerapatan menggambarkan cacah anggota populasi persatuan unit
cuplikan (luas dalam metode kuadrat atau panjang dalam metode line
intercept). Dalam pengunaan metode kuadrat kerapatansering dinyatakan
sebagai kepadatan (density). Kepadatan diartikan sebagi cacah individu untuk
setiap unit sampling (luasan). Kerapatan sering juga di samakan dengan
kelimpahan (abundance) merupakan ukuran rerata keberadaan spesies
tumbuhan pada unit cupikan (kuadrat atau segmen) tumbuhan yang dimaksud
berada.
2. Penutupan (cover), adalah persentase daerah yang ditutupi oleh kanopi dari
setiap unit cuplikan. Kanopi dari tumbuhan membuat suatu lingkungan mikro
yang lebih kecil. Penutupan dapat pula dinyatakan dengan dominansi.
Dominansi merupakan basal area atau naungan tajuk per satuan luas.
3. Frekuensi, adalah persentase terdapatnya tumbuhan dalam unit cuplikan atau
merupakan fraksi (bagian) unit cuplikan yang didapatkan adanya spesies
tertentu.
Semua nilai untuk analisis vegetasi tersebut di atas dapat dihitung secara mutlak
(absolut) maupun secara nisbi (relatif). Nilai mutlak merupakan nilai yang
Analisis Vegetasi Oleh: Tri Suwandi & Eko Budiyono
diperoleh untuk menggambarkan keberadaan spesies tumbuhan tertentu dari
totalitas unit cuplikan yang dilakukan. Sedangkan nilai relatif merupakan
perbandingan keberadaan spesies tumbuhan dibandingkan dengan totalitas
keberadaan semua spesies pada semua unit cuplikan yang diambil.
Nilai nisbi untuk kerapatan, penutupan (dominansi), dan frekuensi merupakan
tiga macam ukuran yang berbeda tentang arti penting spesies yang bersangkutan
di dalam komunitas. Ketiganya dapat dikombinasikan menjadi nilai penting yang
menggambarkan ketiga ukuran tersebut. Berbagai ukuran tersebut dapat dihitung
dengan rumus berikut:
Cacah individu
Kerapatan Total =
Ukuran cuplikan
Perhitungan kerapatan dilakukan pula untuk setiap spesies dalam bentuk
kerapatan mutlak dan kerapatan nisbi. Perhitungan kerapatan nisbi dinyatakan
sebagai berikut :
Kerapatan untuk suatu spesies
Kerapatan Nisbi = X 100%
Total kerapatan untuk semua spesies
Total nilai basal area atau penutupan
Dominansi Total =
Ukuran pencuplikan
Dominansi juga dapat dihitung untuk setiap spesies dalam bentuk dominansi
mutlak dan dominansi nisbi. Perhitungan dominansi nisbi dinyatkan dengan
perhitungan sebagai berikut :
Dominansi untuk suatu pesies
Dominansi Nisbi = X 100%
Total dominansi untuk semua spesies
Cacah plot yang didalamnya terdapat spesies ybs
Frekuensi Total =
Total cacah plot yang dicuplik
Seperti kerapatan dan dominansi frekuensi juga dapat dinyatakan untuk setiap
setiap spesies dengan frekuensi mutlak dan frekuensi nisbi.
Analisis Vegetasi Oleh: Tri Suwandi & Eko Budiyono
Nilai frekuensi untuk suatu spesies
Frekuensi Nisbi= X 100%
Total nilai frekuensi untuk semua spesies
Pada akhirnya dari penjumlahan setiap nilai nisbi didapat Nilai Penting suatu
spesies dalam suatu vegetasi.nilai penting suatu spesies dinyatakan sebagai
berikut :
Nilai Penting = Kerapatan Nisbi + Dominansi Nisbi + Frekuensi Nisbi
B. Tujuan
Setelah praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. melakukan pencuplikan dan analisis suatu vegetasi dengan metode kuadrat
(quadrat metods)
2. membandingkan nilai penting pada vegetasi yang berbeda
3. melatih keterampilan dalam pengamatan dan determinasi tumbuhan
4. meningkatkan kemampuan dalam menganalisis vegetasi.
C. Analisis Vegetasi dengan Cara Pencuplikan Kuadrat
Ada sejumlah cara untuk mendapatkan informasi tentang struktur dan komposisi
komunitas tumbuhan darat. Namun yang paling umum diterapkan adalah cara
pencuplikan dengan kuadrat atau plot ukuran baku. Cara pencuplikan kuadrat
dapat digunakan untuk semua tipe komunitas tumbuhan dan juga untuk
mempelajari komunitas hewan yang menempel (sessile) atau yang tidak
berpindah (sidentary). Rincian mengenai prosedur pencuplikan kuadrat meliputi
ukuran, cacah, dan susunan plot cuplikan harus ditentukan untuk bentuk
komunitas tertentu yang dicuplik berdasarkan pada macam informasi yang
diinginkan.
1. Bentuk dan Ukuran Plot
Bentuk plot penting artinya sehubungan dengan kemudahan untuk
meletakkan plot dan dalam efisiensi pencuplikan. Pada vegetasi rendah, plot
Analisis Vegetasi Oleh: Tri Suwandi & Eko Budiyono
lingkaran dapat dengan mudah diletakkan dengan menggunakan sebuah kutub
pusat dan garis jari-jari (radius) yang berputar bebas. Dengan garis jari-jari
yang berupa pita ukur dari kain, plot lingkaran dengan ukuran yang
diinginkan akan dapat ditentukan dengan cepat. Tingkat efisiensi berdasarkan
sejumlah studi yang pernah dilakukan, menunjukkan bahwa plot empat
persegi panjang dapat menghasilkan analisis yang lebih akurat mengenai
komposisi suatu tegakaan vegetasi daripada plot melingkar dalam jumlah
yang sama di daerah yang sama. Hal ini berlaku terutama bila sumbu
memanjang plot tersebut diorientasikan sejajar dengan sumbu gradien
lingkungan di daerah yang dicuplik.
Ukuran plot hendaknya ditemntukan berdasarkan pada kondisi objektif dari
ukuran dan kerapatan tumbuhan yang dicuplik. Plot hendaknya mencakup
individu-individu dalam cacah yang memadai sehingga individu-individu
yang ada dapat dipilah-pilah, dihitung, dan diukur tanpa membingungkan,
sehingga mengakibatkan adanya individu yang terlampaui atau dihitung lebih
dari satu kali. Oleh karena itu, perlu ditentukan ukuran plot minimal untuk
vegetasi yang akan diamati.
Ukuran plot minimal dapat ditentukan dengan cara survey pendahuluan untuk
menentukan ukuran luas plot minimal. Menentukan luas minimal plot dapat
dilakukan dengan cara membuat kurva minimal terlebih dahulu. Untuk
bentuk plot persegi, dimulai dengan membuat sebuat plot (bidang datar)
persegi pada suatu tegakan dengan kuadrat (luas) terkecil, misalnya untuk
lapangan rumput 25 x 25 cm2, selanjutnya dicatat speises tumbuhan yang
terdapat dalam kuadtrat terkecil tersebut. Kemudian kuadrat diperluas dua
kali luas semula dan kemudian penambahan spesies baru yang terdapat dalam
kuadrat luasan dicatat. Perluasan kuadrat dilanjutkan dengan ukuran dua kali
luas sebelumnya, sampai tidak ada lagi penambahan spesies baru. Bila tidak
penambahan spesies baru atau penambahan kurang dari 10%, maka ukuran
kuadrat minimal dapat ditentukan. Bila bentuk plot berupa lingkaran, maka
penentuan luas minimal ukuran plot dapat ditentukan dengan survey
menggunakan ukuran jari-jari terkecil, selanjutnya ukuran jari-jari
Analisis Vegetasi Oleh: Tri Suwandi & Eko Budiyono
diperpanjang untuk mendapakan luasana dua kali ukuran luas pertama,
demikian seterusnya sampai perluasan lingkaran yang dilakukan tidak
mengakibatkan penambahan spesies baru.
V
III
IV
I II
Survey Luas Minimal
Cacah spesies
Kuadrat
Kurva Luas Minimal
Beberapa ahli ekologi , secara arbitrar tidak lagi menentukan luas minimal
untuk ukuran kuadrat yang diperlukan dalam analisis vegetasi. Mereka
mempergunakan beberapa pengalaman untuk menentukan ukuran luas
kuadrat minimal pada wilayah tertentu, misalnya ukuran kuadrat untuk daerah
kepualauan di Inggris menurut Gilbertson (1985) adalah:
Bentuk vegetasi Ukuran kuadrat
Lumut/lichen 0,5 x 0,5 m2
Rerumputan 1 x 1 – 2 x 2 m2
Herba/semak 2 x 2 – 4 x 4 m2
Tumbuhan perdu/pohon pendek 10 x 10 m2
Pepohonan dengan kanopi besar 20 x 20 – 50 x 50 m2
Ukuran kuadrat
minimal
Analisis Vegetasi Oleh: Tri Suwandi & Eko Budiyono
Sementara itu menurut Oosting (1956) untuk vegetasi herba disarankan plot
berukuran 1 m, untuk komunitas semak atau pohon muda yang tingginya
hingga 10 kaki disarankan 10 – 20 m2, dan untuk komunitas pepohonan di
hutan 100 m2.
2. Cacah dan Susunan Plot
Cacah plot yang dicuplik setidaknya harus cukup memadai untuk mencakup
sebagian besar spesies yang ada di tegakan. Cacah ini dapat ditentukan secara
semi objektif dengan kurva plot spesies pada saat pencuplikan dilaksanakan.
Kurva tersebut merupakan kumulatif spesies yang ada dalam cacah plot
cuplikan yang diambil. Kurva tersebut biasanya mula-mula meningkat tajam,
karena cuplikan pertama meliputi banyak spesies baru, tetapi akhirnya
mendatar. Hal tersebut menunjukkan bahwa cuplikan-cuplikan berikutnya
hanya sedikit mendapatkan spesies baru.
Kesesuaian cuplikan lebih jauh dapat diperiksa dengan mejelajahi tegakan
setelah pencuplikan selesai, kemudian mencatat cacah dan kelimpahan
spesies umum yang tidak tercakup dalam plot cuplikan.
Cacah spesies
Kuadrat
3. Pencuplikan
Tempatkan plot pengamatan pada suatu daerah secara acak, kemudian
individu tumbuhan harus diidentifikasi dan dihitung. Mungkin diperlukan
kriteria secara kasar untuk memasukkan atau mengeluarkan tumbuhan yang
terdapat di ujung plot. Misalnya, tumbuhan yang dasar perakarannya terletak
lebih dari separo di dalam batas plot, dapat dihitung dan diukur seakan-akan
Cacah kuadrat
minimal
Analisis Vegetasi Oleh: Tri Suwandi & Eko Budiyono
tumbuhan itu sepenuhnya ada di dalam plot, sedangkan tumbuhan yang lebih
dari separo terletak di luar dapat diabaikan.
Untuk beberapa tipe vegetasi mungkin diperlukan batasan secara kasar
mengenai yang dianggap sebagai suatu individu tunggal. Pengukuran basal
area atau daerah naungan tajuk harus dilakukan untuk tumbuhan dalam plot.
Untuk tumbuhan besar berkayu, diameter atau keliling batang dapat diukur
dan basal areanya dapat ditentukan dengan tabel 1 atau 2 halaman....Untuk
tumbuhan yang kecil , diameter dedaunan tajuk dapat dikur dan daerah
naungan tajuk dapat diperoleh dari tabel 1. Sedangkan untuk tumbuhan yang
lebih besar dan tinggi, basal area dapat ditentukan dengan mengukur diameter
batang yang selanjutnya dikonversikan pada basal area pada tabel 2.
Nilai yang terukur pada analisis vegetasi ini menunjukkan cacah dan ukuran
individu untuk tiap spesies yang didapatkan. Pengukuran vegetasi dalam
bentuk ringkas dapat dicatat dalam tabel 3. Cara pencuplikan kuadrat dapat
digunakan untuk pengkajian yang berhubungan dengan masalah-masalah
ekologi seperti suksesi, zonasi, atau aspeksi. Kajian-kajian dapat pula
dilakukan untuk membandingkan hasil-hasil yang diperoleh dengan ukuran
dan bentuk kuadrat yang berbeda. Hasil yang diperoleh dengan teknik
pencuplikan kuadrat bisa juga dibandingkan dengan hasil yang diperoleh
dengan cara-cara pencuplikan vegetasi yang lain.
Analisis komunitas dapat dilakukan dalam setiap lokasi tertetntu berdasarkan
pada perbedaan zona atau gradien yang terdapat dalam suatu daerah.
Perbedaan gradien faktor lingkungan biasanya akan mengakibatkan adanya
perbedaan spesies dan perbedaan pertumbuhan. Zona peralihan komunitas
dinamakan sebagai suatu ekoton. Pada zona ini, komunitas umumnya
memiliki organisme yang khas. Cacah dan macamnya spesies , seringkali
lebih besar dalam suatu ekoton daripada dalam komunitas tetangganya.
Kenaikan keanekaragaman spesies dan kerapatan spesies dalam zona
peralihan dinamakan pengaruh tepi (edge). Umumnya semakin curam gradien
lingkungan makin beragam komunitasnya.
Analisis Vegetasi Oleh: Tri Suwandi & Eko Budiyono
D. Tugas
1. Rencanakan tahapan kegiatan untuk analisis vegetasi lapangan rumput di
sekitar kampus!
2. Lakukan kegiatan pengamatan untuk menentukan nilai penting dari spesies-
spesies tumbuhan yang ada di daerah lapangan rumput di sekitar kampus!
3. Berapa luas ukuran kuadrat minimal dan jumlah kuadrat minimal yang
ditemukan?
4. Bandingkan dengan kelompok lain, mengapa terdapat perbedaan ukuran dan
jumlah kuadrat minimal?
5. Jelaskan peringkat arti penting berdasarkan kerapatan, dominansi, dan
frekuensi, bisa memberikan hasil yang berbeda!
6. Apa guna mengubah ketiga nilai mutlak tadi menjadi nilai nisbi?
7. Apa alasannya untuk menggabungkan ketiga nilai nisbi tersebut menjadi
sebuah nilai penting?
8. Diantara batas-batas apa nilai penting tersebut berkisar?
E. Daftar Pustaka
Supriatno, Bambang. 2001. Pengantar Praktikum Ekologi Tumbuhan.
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Analisis Vegetasi Oleh: Tri Suwandi & Eko Budiyono
Tabel 1. Conversion of circumference measurements to circular area values
Circ. Area Circ. Area Circ. Area Circ. Area
1 0,10 46 168,39 91 658,98 136 1471,81
2 0,32 47 175,79 92 673,56 137 1493,58
3 0,94 48 183,35 93 688,56 138 1515,47
4 1,68 49 191,06 94 703,17 139 1537,52
5 1,99 50 198,94 95 718,18 140 1559,72
6 2,86 51 206,98 96 733,41 141 1582,08
7 3,90 52 215,15 97 748,74 142 1604,60
8 5,09 53 223,53 98 764,28 143 1627,28
9 6,44 54 232,05 99 779,94 144 1650,12
10 7,96 55 240,72 100 795,80 145 1673,12
11 9,63 56 249,55 101 811,77 146 1696,27
12 11,46 57 258,55 102 827,95 147 1719,59
13 13,45 58 267,70 103 844,24 148 1743,07
14 15,60 69 277,02 104 860,74 149 1766,70
15 17,90 60 286,48 105 877,34 150 1790,50
16 20,37 61 296,11 106 894,16 151 1814,44
17 23,00 62 305,90 107 911,08 152 1838,56
18 25,78 63 315,69 108 928,21 153 1862,83
19 28,73 64 325,95 109 945,46 154 1887,26
20 31,83 65 336,21 110 962,92 155 1911,84
21 35,27 66 346,64 111 980,47 156 1936,60
22 38,51 67 357,23 112 998,25 157 1961,52
23 42,10 68 367,98 113 1016,12 158 1986,57
24 45,84 69 378,88 114 1034,22 159 2011,81
25 49,74 70 389,93 115 1052,41 160 2037,18
26 53,79 71 401,16 116 1070,83 161 2062,73
27 58,01 72 412,54 117 1089,33 162 2088,43
28 62,39 73 424,08 118 1108,07 163 2114,30
29 66,92 74 435,78 119 1126,89 164 2140,31
30 71,62 75 447,64 120 1145,95 165 2166,50
31 76,47 76 459,65 121 1165,10 166 2192,83
32 81,49 77 471,83 122 1184,43 167 2219,34
33 86,66 78 484,16 123 1203,93 168 2245,99
34 91,99 79 494,66 124 1223,58 169 2272,81
35 97,48 80 509,31 125 1243,40 170 2299,80
36 103,13 81 522,11 126 1263,37 171 2326,92
37 108,94 82 535,08 127 1283,51 172 2354,23
38 114,90 83 548,21 128 1303,79 173 2381,67
39 121,04 84 561,50 129 1324,25 174 2409,29
40 127,48 85 574,95 130 1344,86 175 2437,06
41 133,77 86 588,57 131 1365,63 176 2464,99
42 140,37 87 602,32 132 1386,56 177 2493,08
43 157,14 88 616,27 133 1407,64 178 2521,33
44 154,06 89 630,33 134 1428,90 179 2543,75
45 161,14 90 644,60 135 1450,30 180 2578,31
Analisis Vegetasi Oleh: Tri Suwandi & Eko Budiyono
Tabel 2. Conversion of Diameter Measurement to Circular Area Values
Diameter Area Diameter Area Diameter Area
0,5 0,20 20,5 330,06 40,5 1288,25
1,0 0,78 21,0 346,36 41,0 1320,25
1,5 1,77 21,5 363,05 41,5 1352,65
2,0 3,14 22,0 380,13 42,0 1385,44
2,5 4,91 22,5 397,61 42,5 1418,62
3,0 7,07 23,0 415,48 43,0 1452,20
3,5 9,62 23,5 433,74 43,5 1486,17
4,0 12,57 24,0 452,39 44,0 1520,53
4,5 15,90 24,5 471,43 44,5 1555,28
5,0 19,63 25,0 490,87 45,0 1590,43
5,5 23,75 25,5 510,70 45,5 1625,97
6,0 28,77 26,0 530,93 46,0 1661,90
6,5 33,18 26,5 551,54 46,5 1698,22
7,0 38,48 27,0 572,55 47,0 1734,94
7,5 44,18 27,5 593,96 47,5 1772,05
8,0 50,27 28,0 615,75 48,0 1809,56
8,5 56,75 28,5 637,94 48,5 1847,45
9,0 63,62 29,0 660,52 49,0 1885,74
9,5 70,88 29,5 683,49 49,5 1924,42
10,0 78,50 30,0 706,86 50,0 1963,49
10,5 86,59 30,5 730,62 50,5 2002,96
11,0 95,03 31,0 754,77 51,0 2042,82
11,5 103,87 31,5 779,31 51,5 2083,07
12,0 113,10 32,0 804,25 52,0 2123,71
12,5 122,72 32,5 829,58 52,5 2164,75
13,0 132,73 33,0 855,30 53,0 2206,18
13,5 143,14 33,5 881,41 53,5 2248,00
14,0 153,94 34,0 907,92 54,0 2290,22
14,5 165,13 34,5 934,82 54,5 2332,83
15,0 176,71 35,0 962,11 55,0 2375,83
15,5 188,69 35,5 989,80 55,5 2414,22
16,0 201,06 36,0 1017,88 56,0 2463,01
16,5 213,82 36,5 1046,34 56,5 2507,18
17,0 226,98 37,0 1075,21 57,0 2551,76
17,5 240,53 37,5 1104,46 57,5 2596,72
18,0 254,47 38,0 1134,11 58,0 2642,08
18,5 268,80 38,5 1164,16 58,5 2687,83
19,0 283,53 39,0 1194,59 59,0 2733,97
19,5 298,65 39,5 1225,42 59,5 2780,50
20,0 314,16 40,0 1256,64 60,0 2827,43
Analisis Vegetasi Oleh: Tri Suwandi & Eko Budiyono
Tabel 3
Lembar Pengamatan untuk pengukuran Penutupan atau Basal Area Dari berbagai Individu Dalam Cuplikan kuadrat
Tanggal Pengamatan: Lokasi: Tegakan:
Nama Pengamat: Ukuran Kuadrat:
Species tumbuhan Kuadrat 1 Kuadrat 2 Kuadrat 3 Kuadrat 4 Kuadrat 5
Analisis Vegetasi Oleh: Tri Suwandi & Eko Budiyono
Tabel 4
Ringkasan Analisis Vegetasi Dengan Menggunakan Teknik Sampling Kuadrat
Tanggal: Lokasi: Tegakan:
Nama Pengamat: Ukuran Kuadrat: Jumlah Kuadrat:
Species Kepadatan Domonansi
Relatif
Dominansi Dominansi
Relatif
Frekuensi Frekuensi
Relatif
Nilai
penting
Total
Analisis Vegetasi Oleh: Tri Suwandi & Eko Budiyono