ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

83
ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR DENGAN PENDEKATAN EKONOMI SKRIPSI Oleh MUHAMMAD FADHIL T. NIM: 105710226615 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2020

Transcript of ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

Page 1: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR

DENGAN PENDEKATAN EKONOMI

SKRIPSI

Oleh

MUHAMMAD FADHIL T. NIM: 105710226615

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2020

Page 2: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

i

ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR

DENGAN PENDEKATAN EKONOMI

SKRIPSI

Oleh

MUHAMMAD FADHIL T. NIM: 105710226615

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2020

Page 3: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

ii

PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah ini kupersembahkan kepada :

Kedua orang tuaku, Bapak Taswar Waris dan Ibu Husniah yang telah

melimpahkan kasih sayang dan cintanya, doa yang tak pernah putus,

serta kerja keras ikhlas tanpa pernah lelah untuk memberikan yang terbaik

bagi kesuksesanku.

Almamaterku tercinta khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhamadiyah Makassar

Teman terkasih atas motivasi dan semangatnya

Para Dosen, Karyawan dan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

yang telah banyak membantu.

MOTTO HIDUP

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

Q.S Al-Insyirah Ayat 5 - 6 ”

Page 4: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …
Page 5: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …
Page 6: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …
Page 7: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

vi

ABSTRAK

MUHAMMAD FADHIL T., Tahun 2019. Analisis Tingkat Kriminalitas di Kota

Makassar Dengan Pendekatan Ekonomi. Dibimbing oleh Pembimbing I Hj. Naidah dan Pembimbing II Ismail Badollahi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengangguran dan Kemiskinan Terhadap Tingkat Kriminalitas di Kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan teknik analisis data adalah regresi linear berganda dengan bantuan SPSS 21. Adapun hasil dari penelitian ini dapat dilihat dari uji analisis t yang dimana untuk hipotesis pertama (X1) pengangguran secara signifikan tidak berpengaruh terhadap variable (Y) Kriminalitas. Ini ditunjukkan oleh tabel coefficient yang dimana jika nilai signifikan > 0,05 maka keputusannya adalah ditolak atau variable dependen. Berbeda dengan uji hipotesis kedua (X) Kemiskinan yang dimana secara parsial berpengaruh terhadap tingkat kriminalitas ini disebabkan karena nilai signifikannya < 0,05 yang berarti keputusannya adalah diterima atau variable independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variable dependen.

Kata Kunci : Pengangguran, Kemiskinan dan Tingkat Kriminalitas

Page 8: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

vii

ABSTRACT

MUHAMMAD FADHIL T., 2019. Analysis of Criminality Levels in Makassar City with Economic Approach. Supervised by Supervisor I Hj. Naidah and Advisor II Ismail Badollahi. This study aims to determine the effect of unemployment and poverty on crime rates in the city of Makassar. This type of research is quantitative research with data analysis techniques is multiple linear regression with the help of SPSS 21. The results of this study can be seen from the t analysis test which for the first hypothesis (X1) unemployment significantly does not affect the variable (Y) Criminality . This is indicated by the coefficient table where if the value is significant> 0.05 then the decision is rejected or the dependent variable. In contrast to the second hypothesis test (X) Poverty which partially influences the level of crime is caused by the significant value <0.05 which means the decision is accepted or the independent variable partially has a significant effect on the dependent variable.

Keywords: Unemployment, Poverty and Crime

Page 9: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

viii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat

dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW bserta

para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada

ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Kriminalitas di

Kota Makassar dengan Pendekatan Ekonomi”.

Skripsi yang penulis ini buat bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

kedua orang tua penulis bapak Taswar Waris dan ibu Husniah yang senantiasa

memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tanpa

pamrih. Dan seluruh keluargaku tercinta yang senantiasa mendukung dan

memberikan semangat serta doa restu atas keberhasilan penulis dalam

menuntut ilmu hingga akhir studi ini. Semoga apa yang telah mereka berikan

kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di

akhirat.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Page 10: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

ix

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah, SE., M. Si., selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Hj. Naidah, SE., M. Si., selaku pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Ismail Badollahi, SE., M. Si.AK.CA.CSP selaku pembimbing II yang

telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian

skripsi.

6. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya

kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

8. Sahabat-sahabat Kapak Merah (A.Faisal Ansary, Nurul Fatwa, Taswin,

Fahrul Agussalim, Adnan Musyawir, Ancu Kundang, Muhammad Rifki, Tomy

Wahyudi, dan Ikhwan Saputra) yang telah menjadi sahabat sekaligus telah

menjadi saudara selama studi ini.

9. Saudara-Saudara UKM PAHALA Unismuh Makassar yang selalu menjadi

tempat ternyaman berbagi kisah dan kasih selama bersama-sama dalam

studi ini.

10. Teman-teman kelas EP.15 D yang telah menemani dan memperhatikan saya

selama studi ini.

Page 11: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

x

11. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Ekonomi Pembangunan Angkatan 2015 (AGENSI) yang selalu belajar

bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi

penulis.

12. Rekan-rekan di Himpuanan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembanguan (HMJ

IESP) Periode 2017/2018 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit

bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

13. Dan taklupa juga saya berterima kasih dengan Nining Devina Ardita telah

membantu saya dan setia menemani saya dalam menyelesaikan skirpsi ini.

14. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya

sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Makassar, 2020

Penulis

Page 12: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL ..........................................................................................................

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv

LEMBAR PERNYATAAN................................................................................ v

ABSTARK INDONESIA .................................................................................. vi

ABSTRACK ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7

A. Tinjauan Teori .................................................................................... 7

B. Tinjauan Empiris ................................................................................ 18

C. Kerangka Konsep .............................................................................. 20

D. Hipotesis ............................................................................................ 21

III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 22

A. Jenis Penelitian .................................................................................. 22

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 22

C. Definisi Operasional dan Pengukuran ............................................... 23

D. Populasi dan Sampel ......................................................................... 23

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 24

F. Teknik analisis .................................................................................. 24

Page 13: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

xii

VI. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 29

A. Gambaran Umum Obejek Penelitian ................................................. 29

B. Hasil Penelitian .................................................................................. 33

C. Pembahasan ...................................................................................... 49

V. PENUTUP ................................................................................................ 53

A. Kesimpulan ........................................................................................ 53

B. Saran .................................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 56

LAMPIRAN .....................................................................................................

BIOGRAFI

Page 14: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 21

Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kota Makassar ............ ........ 33

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Makassar ............................................. 35

Tabel 4.3 Jumlah Tingkat Kriminalitas di Kota Makassar ........................... 37

Tabel 4.4 Jumlah Penganggura di Kota Makassar ................................... 40

Tabel 4.5 Jumlah Kemiskinan di Kota Makassar ...................................... 42

Tabel 4.6 Uji Analisis Linear Berganda ..................................................... 43

Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas .................................................................... 46

Tabel 4.8 Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 49

Tabel 4.9 Uji t ............................................................................................. 50

Tabel 4.10 Uji F .......................................................................................... 51

Page 15: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep…………………………………………………24

Gambar 4.1 Grafik Pengamatan Kriminalitas…………………………………37

Gambar 4.2 Uji Normalitas……………………………………………………...45

Gambar 4.3 Uji Heterokedastisitas…………………………………………….48

Page 16: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata

pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks

perkembangan manusia yang kurang dibandingkan negara global. Sesuai

namanya, negara berkembang pastilah memiliki berbagai macam

permasalahan yang masih harus ditangani. Dibutuhkan waktu yang cukup

lama untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di negara

berkembang.

Menurut Jamaluddin (2016), beberapa permasalahan tersebut

membutuhka penaganan serius dari semua pihak, baik masalah yang

bersifat sosial, ekonomi, budaya dan politik. Bahkan hampir di setiap wilayah

daerah memiliki masalah sosial dengan karakteristiknya masing-masing.

Dari macam-macam masalah tersebut, tidak dapat dipungkiri mengakibatkan

timbulnya potensi tindak kriminalitas atau kejahatan. Kejahatan merupakan

akibat dari situasi dan kondisi ketidakadilan hukum, keberpihakan hukum

kepada kelompok dan status sosial tertentu, atau karena hukum itu hanya

tajam ke bawah namun tumpul ke atas. Kejahatan disebabkan juga oleh

keserakahan manusia yang selalu merasa miskin sehingga ingin memenuhi

nafsunya untuk memenuhi kepuasan dirinya sendiri. Kejahatan juga

merupakan gejala perubahan orientasi manusia secara instan ingin

memuaskan hidup manusiawinya.

Page 17: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

2

Berkembangnya zaman saat ini diiringi juga dengan perkembangan

kejahatan yang pesat dimana berkembang baik dari segi jumlah atau

bentuknya. Daerah perkotaan merupakan pusat terjadinya tindak kriminal hal

ini terjadi karena di daerah perkotaan terjadi persaingan yang ketat karena

daerah perkotaan menjadi pusat kegiatan perokonomian di suatu wilayah

sehingga setiap orang dituntut untuk dapat bersaing dengan keras sesuai

kemampuan dan keahlian masing-masing untuk memenuhi kebutuhan

ekonomi. Hal itu ditambah juga dengan tingginya arus urbanisasi yang

menyebabkan daerah perkotaan menjadi wilayah padat penduduk (Priatna,

2016).

Jumlah penduduk yang terlalu banyak sementara sumber daya yang

tersedia terbatas, penyebaran penduduk yang tidak merata, serta migrasi

penduduk dari daerah satu ke daerah lain yang amat berbeda dari sisi kultur

dan bahasanya memberikan kontribusi untuk lahirnya konflik. Kartono dalam

Icksan (2016) faktor penyebab kriminalitas antara lain faktor biologik,

sosiologik yang terdiri dari faktor-faktor ekonomi (sistem ekonomi, populasi,

perubahan harga pasar, krisis moneter, kurangnya lapangan kerja dan

pengangguran), faktor-faktor mental (agama, bacaan, harian-harian, film),

faktor-faktor fisik: keadaan Iklim dan lain-lain, dan faktor-faktor pribadi (umur,

ras dan nasionalitas, alkohol, perang). Kasus kejahatan yang terjadi pada

masyarakat saat ini sangat beraneka ragam jenisnya. Kasus kejahatan

konvensional yang menjadi gangguan keamanan dan ketertiban dalam

masyarakat antara lain pembunuhan, pencurian dengan kekerasan,

pencurian dengan pemberatan, pencurian kendaraan bermotor, kebakaran,

Page 18: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

3

pemerkosaan, pemerasan, penyalah gunaan narkotika, kenakalan remaja

dan perjudian.

Jumlah kejahatan di Indonesia untuk provinsi/polda. Selama tahun

2016 telihat Sumatera Utara diurutan kedua, yaitu sebanyak 35.102 kasus.

Sedangkan untuk urutan pertama Polda Metro Jaya mencatat jumlah

kejahatan terbanyak yaitu 43.842 kasus, kemudian diurutan ketiga adalah

Jawa Barat sebanyak 29.351 kasus. Sedangkan Polda Maluku, Kep. Bangka

Belitung, dan Maluku Utara jumlah kejadian kejahatan berturut-turut

sebanyak 2.559 kasus, 2.094 kasus, dan 1.096 kasus, merupakan tiga Polda

dengan jumlah kejahatan paling sedikit. Perlu menjadi catatan bahwa jumlah

kejahatan bisa sangat dipengaruhi dengan banyaknya jumlah penduduk di

suatu wilayah.

Banyak wilayah-wilayah di Indonesia yang mempunyai jumlah

penduduk tinggi terkadang mempunyai banyak permasalahan sosial yang

timbul akibat efek dari pertumbuhan penduduk. Terlebih lagi didaerah

perkotaan yang identik dengan banyaknya penduduk dan disertai dengan

terbatasnya lahan yang tersedia, menimbulkan banyak sekali permasalahan

sosial. Seringkali masalah yang timbul diperkotaan akibat banyaknya

penduduk antara lain kemiskinan, pengganguran, kriminalitas, pemukiman

kumuh, gelandangan, dan lain-lain (Nugroho,2014). Maka dari itu, baik

secara nasional maupun daerah, kriminalitas yang terjadi di berbagai wilayah

Indonesia disebabkan oleh hal yang sama, begituh juga dengan tingkat

kriminalitas yang terjadi di Sulawesi Selatan, khususnya di Kota Makassar.

Konsekuensi negatif yang potensial dari pertumbuhan penduduk

terhadap pembangunan ekonomi dapat di pilah-pilah menjadi tujuh kategori,

Page 19: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

4

yakni dampak-dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi, kemiskinan,

pendidikan, kesehatan, ketersedian bahan pangan, lingkungan hidup, serta

imigrasi internasional. Kenaikan jumlah penduduk yang cepat sejalan

dengan meningkatnya kepadatan penduduk, dimana dapat berpotensi

menimbulkan kemiskinan. Sebagian besar tersangka tindak kriminal

merupakan mereka yang bermasalah pada sisi status ekonominya.

Sebagian besar narapidana di penjara adalah meraka yang berasal dari

strata ekonomi menengah kebawah (Hadianto dalam Ichsan, 2016).

Besarnya jumlah penduduk miskin di perkotaan mengindikasikan

adanya ketimpangan pendapatan antara penduduk. Ketimpangan distribusi

pendapatan yang tidak merata mengakibatkan timbulnya kecemburuan

sosial. Kecemburuan sosial tersebut apabila diikuti dengan sulitnya

mendapatkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan secara layak akan

memicu penyimpangan perilaku yaitu melakukan hal yang tak wajar untuk

mendapatkan materi yang dibutuhkan, salah satunya yaitu tindak pencurian.

Upaya atau kebijakan untuk melakukan pencegahan dan

penanggulangan kejahatan termasuk bidang kebijakan kriminal, dimana

tidak terlepas dari kebijakan yang lebih luas, yaitu kebijakan sosial yang

terdiri dari kebijakan atau untuk kesejahteraan sosial dan perlindungan

masyarakat.

Dengan cara melihat faktor-faktor penyebab apa saja yang menjadi

alasan bagi pelaku melakukan tindak kejahatan, diharapkan dapat

menurunkan tindak kriminalitas secara tidak langsung. Maka penulis teratrik

untuk mengangkat masalah ini menjadi sebuah penelitian yang berjudul:

Page 20: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

5

“Analisis Tingkat Kriminalitas di Kota Makassar Dengan Pendekatan

Ekonomi”.

B. Perumusan Masalah

. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan

merumuskan masalah, yaitu :

1. Apakah pengangguran di Kota Makassar berpengaruh terhadap tingkat

kriminalitas ?

2. Apakah kemiskinan di Kota Makassar berpengaruh terhadap tingkat

kriminalitas ?

C. Tujuan Peneltian

Berdasarkan permasalahan di atas, dirumuskan tujuan penelitian

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat kriminalitas di Kota Makassar

terhadap pengangguran.

2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat kriminalitas di Kota Makassar

terhadap kemiskinan.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini untuk memberikan gambaran perkembangan Kota

Makassar serta mengetahui pengaruh pengangguran dan kemiskinan

terhadap tingkat kriminalitas di Kota Makassar.

Page 21: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

6

2. Manfaat praktis

Diharapkan sebagai informasi dan referensi dan bahan rujukan bagi

para semua pihak yang melakukan penelitian lanjut mengenai hubungan

variabel pengangguran dan kemiskinan dengan tingkat kriminalitas di

Kota Makassar.

Page 22: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Kriminalitas

Batasan mengenai kejahatan menurut Bonger (2016:45) adalah

“Perbuatan-perbuatan yang sangat anti sosial yang memperoleh tantangan

dengan sadar dari Negara berupa pemberian penderitaan (hukuman atau

tindakan”. Bonger juga mengatakan “Kejahatan merupakan sebagian dari

perbuatan immoral. Oleh sebab itu perbuatan immoral adalah perbuatan

anti sosial. Secara sosiologi kejahatan merupakan segala prilaku manusia

yang menimbulkan kerugian materi, psikologis dan menganggu kehidupan

bersama. Kejahatan dapan terjadi kapan saja dan dimana saja, kejahatan

harus diperangi sebagaimana menurut ilmu hukum karena karena

kejahatan menyebabkan kerugian (Maulana, 2014: 22).

Menurut Peter Hoefnagels dalam Dirdjosisworo (2015), kejahatan

dalam sudut pandang kriminologi dapat terbagi menjadi dua bentuk, yaitu:

a. Kriminal yang sempurna, merupakan pemberian nama dan kondisi

yangluar biasa, termasuk tindakan represi negara, seperti penahanan,

polisi, penjara, dan ritual-ritual yang kokoh. Publikasi dalam surat-surat

kabar misalnya merupakan yang esensial dan diperlukan agak suatu

tindakan dapat menjadi perbuatan yang dikenal sebagi kejahatan.

Page 23: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

8

Dengan demikian, sekadar perilaku saja belum cukup untuk dianggap

sebagai kejahatan.

b. Kriminal yang tidak utuh, dimana menurut Hoefnagels, melakukan

rekonstruksi terhadap cara memosisikan seorang pelaku kejahatan.

berkehidupan bebas bagaikan seniman atau pahlawan adalah keliru.

Hal ini disebabkan mereka menganggap dirinya bagaikan orang yang

kalah atas pemilihan dalam dunianya. Mereka melihat perbuatannya

tidak sebagai pencapan orang lain, tetapi sebagai kesalahannya

sendiri.

Secara Yuridis, Kejahatan diartikan sebagai suatu perbuatan

melanggar hukum atau yang dilarang oleh undang-undang. Disini

diperlukan suatu kepastian hukum, karena dengan ini orang akan tahu apa

perbuatan jahat dan apa yang tidak jahat (Herpandi, 2017:11).

Bagi kalangan kriminolog, kejahatan merupakan suatu

keniscayaan, yang tidak dapat dihindari keberadaanya dalam suatu

komunitas. Anggapan bahwa kejahatan adalah suatu hal yang normal

dalam masyarakat ini dikemukakan oleh Emile Durkheim (Darmawan,

2007: 7.2).

Menurut Durkheim, kejahatan memiliki fungsinya tersendiri bagi

setiap masyarakat. Setidaknya ada dua fungsi kejahatan bagi masyarakat

menurut Durkheim, yaitu kejahatan sebagai agen perubahan, dan sebagai

sesuatu yang dapat mempersatukan masyarakat. Kejahatan sebagai agen

perubahan diartikan bahwa kejahatan merupakan indikator bagi adanya

Page 24: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

9

perkembangan dalam suatu masyarakat. Kejahatan tidak akan terjadi

dalam masyarakat yang stagnan, yang bertingkah laku dalam cara yang

sama, dan akan setuju dengan seluruh prinsip sosial yang ada. Jadi,

kejahatan merupakan suatu perbuatan yang akan membawa pada adanya

perubahan dalam masyarakat. Selanjutnya kejahatan sebagai pemersatu

masyarakat. Pendapat ini didasari oleh anggapan bahwa kejahatan adalah

“penyakit sosial” sehingga warga masyarakat akan secara bersama-sama

melakukan reaksi untuk mengevaluasi norma-norma sosial yang telah

disepakati (Darmawan, 2007: 73).

Adanya pelanggaran terhadap norma-norma sosial merupakan

tolak ukur suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai suatu perbuatan jahat

ataupun tidak. Walau definisi norma sosial dipandang secara berbeda oleh

banyak kriminolog. Perbedaan pendapat tersebut setidaknya terlihat pada

pemikiran Edwin H. Sutherland dan Thorsten Sellin.

Sutherland memandang norma sosial yang dimaksud adalah

norma-norma yang telah diformalkan secara tertulis. Ia membatasi

kejahatan sebagai perbuatan yang melanggar Undang-Undang, yaitu suatu

norma-norma sosial yang telah bersifat formal, telah ada tolak ukur yang

baku terhadap suatu perbuatan itu jahat atau tidak, suatu perbuatan jahat

hanya apa yang telah diatur oleh Undang-Undang (Darmawan, 2007: 1.4).

Berbeda dengan Sutherland, Sellin berpendapat bahwa

kriminologi harus diperluas dengan mempelajari “conduct norms” (norma-

norma tingkah laku), yaitu norma-norma tingkah laku yang telah digariskan

Page 25: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

10

atau ditentukan oleh berbagai kelompok masyarakat di mana individu

merupakan anggota dari padanya (Darmawan, 2007: 1.6).

2. Kriminalitas Dalam Sudut Ekonomi

Ilmu ekonomi sendiri memandang kejahatan merupakan sesuatu

yang dapat menyebabkan ketidak efisienan alokasi sumberdaya dan

mendistorsi harga sehingga jumlahnya harus ditekan. Ilmu ekonomi

menggunakan kerangka yang dimiliki dalam mengoptimalkan alokasi

penggunaan sumber daya untuk menekanangka kejahatan ke tingkat

yang serendah-rendahnya (Herpandi2017 :16).

Hipotesis Becker (2015;34) bahwa kejahatan merupakan tindakan

rasional dengan memperhitungkan untung rugi yang didapatkan dari

melakukan tindakan ilegal tersebut. Tidak jauh berbeda dengan model

yang dijelaskan Becker, rasionalitas kejahatan menurut Sullivian

(2017:33) menjelaskan bahwa landasan individu dalam bertindak

kriminalitas hanyalah untung dan rugi yang akan ia dapatkan, maka dari

itu ia membuat keputusan pemikiran yang rasional tanpa

mempertimbangkan benar atau salahnya suatu hal. Keputusan

melakukan tindak kriminalitas tersebut merupakan keputusan yang

rasional berdasarkan maksimisasi kepuasan yang bedasarkan pada

ekspetasi kepuasan dari tindakan yang mereka pilih. Jika ekspetasi

kepuasan dari tindakan kriminalitas dapat diperoleh maka nilainya sama

dengan kepuasan dalam melakukan tindakan legal.

Page 26: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

11

Ekonomi kriminalitas mempunyai asumsi rasionalitas pelaku

kejahatan dalam melakukan aksinya. Pelaku akan melakukan tindak

kriminalitas apabila manfaat yang diperoleh (harta rampasan) melebihi

biaya dari tindak kriminal tersebut (peluang tertangkap dan biaya jika

tertangkap). Kejahatan bagi pelaku merupakan cara untuk meningkatkan

utilitas dengan memperbesar pendapatan secara ilegal (Hakim 2009 :

45).

Menurut Detotto dan Otrando (2010 :46), disatu sisi aktivitas

kriminal memungkinkan adanya tambahan konsumsi barang dan jasa dari

harta jarahan walaupun dianggap tidak pantas. Sementara disisi lain,

kriminalitas membebankan biaya yang besar di sektor publik maupun

swasta seperti pencurian dan perusakan aset, kehilangan sumber daya

manusia, tambahan biaya keamanan dan tambahan biaya kesehatan.

Kriminalitas bersifat seperti pajak di perekonomian secara keseluruhan,

yaitu memunculkan keengganan pihak asing dan domestik untuk

berinvestasi langsung, mengurangi daya saing perusahaan, relokasi

sumberdaya, menciptakan ketidak pastian dan inefisiensi.

3. Jenis Tindak Kriminalitas

Menurut Pasaribu (2014:50), jenis tindak kriminalitas/kejahatan

dibagi menjadi :

a. Kejahatan Perorangan dengan kekerasan meliputi bentuk-bentuk

perbuatan kriminal seperti pembunuhan dan pemerkosaan. Kejahatan

ini tidak memperoleh dukungan dari kelompok manapun, walaupun

Page 27: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

12

mungkin terdapat batasan-batasan dalam sub-kebudayaan yang

mendukung penggunaan kekerasan secara umum. Kejahatan ini

terdapat suatu reaksi sosial yang sangat kuat.

b. Kejahatan terhadap harta benda yang dilakukan sewaktu-waktu, yang

termasuk didalamnya pencurian, perampokan yang menyebabkan

hilangnya harta benda orang lain. Kejahatan ini terdapat dukungan dari

norma-norma kelompok dan bersifat pelanggaran atas nilai-nilai

kepemilikan pribadi.

c. Kejahatan-kejahatan yang dilakukan dalam pekerjaaan dan kedudukan

tertentu yang pada umumnya dilakukan oleh orang-orang yang

berkedudukan tinggi. Sifat kejahatan yang dilakukan amat rumit dan

tidak kelihatan nyata, hal ini dikarenakan status sosial ekonomi pelaku

kejahatan.

d. Kejahatan politik yang meliputi penghianatan, spionase, sabotase, dan

sebagainya. Kejahatan ini memperoleh sokongan dari kelompoknya,

tetapi masyarakat sebagai keseluruhan melakukan reaksi sosial yang

kuat apabila perbuatan itu dipandang sebagai ancaman bagi

masyarakat.

e. Kejahatan terhadap ketertiban umum. Pelanggar hukum jenis ini

misalnya seperti pelacuran yang tidak dikehendaki sebagian

masyarakat. Sementara bentuk lainya seperti gelandangan dipandang

semata-mata kegagalan sistem ekonomi yang ada.

Page 28: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

13

f. Kejahatan konvensional yang meliputi antara lain perampokan dan

bentuk-bentuk pencurian dengan keerasan dan pemberatan. Pelanggar

hukum melakukanya sebagai “part timer career” dan seringkali untuk

menambah penghasilan melalui kejahatan. Perbuatan ini berkaitan

dengan tujuan-tujuan ekonomi, yang melanggar nilai kepemilikan pribadi

seseorang.

g. Kejahatan terorganisasi yang meliputi antara lain pemerasan,

Pelacuran, dan perjudian terorganisasi serta peredaran narkotika dan

sebagainya. Pelaku biasanya berasal dari golongan bawah dan

mempunyai hubungan dengan kelompok penjahat, dan juga terasing

dari masyarakat luar, tetapi golongan atasnya tidak berbeda dengan

warga masyarakat pada umumnya bahkan sering kali bertempat tinggal

dilingkungan yang baik.

h. Kejahatan professional yang dilakukan sebagai suatu cara hidup

seseorang. Mereka memandang dirinya sebagi penjahat dan bergaul

dengan penjahat lainya serta mempunyai status tinggi dalam dunia

kejahatan. Mereka juga terasing dari masyarakat luas serta menempuh

suatu karir penjahat.

4. Faktor Penyebab Tindak Kriminalitas

Becsi (2011:35), memaparkan beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi sesorang melakukan tindakan kriminalitas antara lain:

kepadatan penduduk, tingkat pengangguran, pendapatan personal dan

Page 29: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

14

pendidikan. Gillani (2009) menambahkan, kemiskinan juga dapat

mempengaruhi seseorang melakukan tindakan kriminalitas.

Menurut Pasaribu (2014:73), Faktor-faktor yang mempengaruhi

kriminalitas yaitu :

a. Faktor biopsikogenik yang terdiri dari : mesomorfik fisik yakni keadaan

fisik yang dikaitkan dengan sifat atau tempramen tertentu yang

menyebabkan prilaku jahat.

b. Faktor sosiogenik yang meliputi: asosiasi diferensial, misalnya menjadi

anggota geng, asosiasi dengan poila prilaku kriminal dan seterusnya

Frustasi karena perbedaan perlakuan atau kepahitan di masa lampau,

tekanan-tekan karena rasa takut, adanya ancaman-ancaman, kemiskinan

dan lain sebagainya.

c. Faktor lingkungan yang fundamental, yang mencakup taraf kepatuhan

agama yang relatif rendah, oleh karena itu tidak berhasil menjiwai ajaran

dan norma-norma agama, hal ini dikarenakan tidak adanya bimbingan

dari keluarga, pecahnya keluarga, dan sebagainya : disorganisasi sosial

seperti pudarnya nilai dan norma-norma dalam masyarakat yang

mengakibatkan warga masyarakat kehilangan pedoman untuk berperilaku

pantas.

d. Faktor pendukung dalam lingkungan, yang terdiri dari kesempatan atau

peluang, moralitas sosial yang relative rendah konflik kebudayaan atau

konflik antara bagian-bagian dari suatu kebudayaan.

Page 30: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

15

e. Waktu, waktu sangat mempengaruhi tindakan seseorang penjahat untuk

melakukan aksi kejahatanya seperti : malam hari, sepi merupakan

suasana yang baik untuk melakukan kejahatan.

f. Tempat, Para penjahat akan memilih tempat tempat yan menguntungkan

baginya, misalnya tempat yang jauh dari polisi, gelap dan sebagainya.

g. Sosial, gejala dalam proses atau interaksi sosial yang berkaitan dengan

kejahatan dalam proses ini masyarakat bergeser dari masyarakat.

Diantaranya kurang atau mengendornya pengawasan atau kontrol sosial

sebagai kekuatan yang mempertahankan norma-norma sosialnya. Hal ini

juga memberikan gaya hidup kriminal yang melibatkan cara pemikiran

tertentu dan mendukung perilaku anti sosial kurang harmonis dengan

orang lain.

h. Keadaan keluarga, Keluarga merupakan kelompok lingkungan yang

terkecil dalam masyarakat namun keluarga merupakan lingkungan yang

terkuat dalam mendidik seseorang dalam membentuk kepribadianya.

Secara teoritik M.Harvey Brenner mengidentifikasi beberapa

pandangan yang berbeda mengenai latar belakang kejahatan dalam

hubungannya dengan pengaruh langsung ekonomi terhadap kejehatan,

yakni:

a. Penurunan pendapatan nasional dan lapangan kerja akan menimbulkan

kegiatan-kegiatan industri ilegal.

b. Terdapatnya bentuk-bentuk “inovasi” sebagai akibat kesenjangan antara

nilai-nilai atau tujuan-tujuan sosial dengan sarana-sarana sosioal

Page 31: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

16

struktural untuk mencapainya. Dalam masa kemunduran ekonomi,

banyak warga masyarakat yang kurang mempunyai kesempatan

mencapai tujuan-tujuan sosial dan menjadi “inovator” potensial yang

cenderung mengambil bentuk pelanggaran hukum.

c. Perkembangan karir kejahatan dapat terjadi sebagai akibat

tersumbatnya kesempatan dalam sektor-sektor ekonomi yang sah.

d. Pada beberapa tipe kepribadian tertentu, krisis ekonomi akan

menimbulkan frustasi oleh karena adanya hambatan atau ancaman

terhadap pencapaian cita-cita dan harapan yang pada gilirannya

menjelma dalam bentuk-bentuk perilaku agresif.

e. Pada kelompok-kelompok tertentu yang mengalami tekanan ekonomi

terhadap kemungkinan besar bagi berkembangnya sub-kebudayaan

delinkuen.

f. Sebagai akibat krisis ekonomi yang menimbulkan pengangguran

sejumlah warga masyarakat yang menganggur dan kehilangan

penghasilannya cenderung untuk menggabungkan diri dengan teman-

teman yang menjadi pengangguran pula dan dengan begitu lebih

memungkinkan dirancang dan dilakukannya suatu kejahatan.

5. Pengangguran Terhadap Kriminalitas

Pengangguran adalah masalah makro ekonomi yang mempengaruhi

manusia secara langsung dan merupakan masalah yang paling besar.

Bagi kebanyakan orang kehilangan pekerjaan berarti penurunan standar

kehidupan dan tekanan psikologis. Jadi tidaklah mengejutkan jika

Page 32: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

17

pengangguran menjadi topik yang sering dibicarakan dalam perdebatan

politik dan para politisi sering mengklaim bahwa kebijakan yang mereka

tawarkan akan membantu menciptakan lapangan kerja (Mankiw,2007).

Untuk menghitung tingkat pengangguan terdapat rumus yaitu :

TP=

x 100%

Pengangguran terbuka tercipta sebagai akibat pertambahan

lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja.

Sebagai akibat dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja

yang tidak dapat memperoleh pekerjaan. Efek dari keadaan ini di dalam

suatu jangka masa yang cukup panjang mereka tidak melakukan sesuatu

pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu

oleh karenanya dinamakan pengangguran terbuka. Pengangguran

terbuka dapat pula wujud sebagai akibat dari kegiatan ekonomi yang

menurun, dari kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga

kerja, atau sebagai akibat dari kemunduran perkembangan suatu industri

(Sukirno, 2004).

6. Kemiskinan Terhadap Kriminalitas

Supriatna (2008) menyatakan bahwa kemiskinan merupakan kondisi

yang serba terbatas da terjadi bukan atas kehendak orang yang

bersangkutan. Penududuk dikatakan miskin apabila ditandai oleh

rendahnya tingkat pendidikan, produktivitas kerja, pendapatan,

kesehatan, dan gizi serta kesejahteraan hidup, yang menunjukan

lingkaran ketidakberdayaan.

Page 33: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

18

Kemiskinan menjadi salah satu faktor penyebab dari tindak

kriminalitas karena pasalnya, menurut Chambers (2017 : 13). Kemiskinan

berkaitan dengan masalah deprivasi sosial, dimana akar masalah

kemiskinan adalah ketergantungan, isolasi, ketidak berdayaan dan

rendahnya harapan hidup. Dengan hidup dalam keterbatasan maupun

kekurangan akan mempersulit kebutuhan hidupnya baik dari segi

kebutuhan sandang (pakaian), pangan (makanan), dan papan (tempat

tinggal), maka untuk memenuhi segala kebutuhan tersebut seseorang

melakukan berbagaicara guna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

termasuk dengan cara melakukan tindak kriminalitas atau kejahatan. Hal

ini berarti semakin banyak jumlah penduduk miskin maka akan semakin

tinggi pula tingkat kriminalitas.

B. Tinjauan Empiris

Untuk lebih memperkaya khasanah pengetahuan dari penelitian

ini,maka perlu disajikan tinjauan-tinjauan empiris dari penelitian-penelitian

sebelumnya yang kurang lebih berkaitan dengan penelitian ini. diantaranya

yaitu hasil penelitian yang dilakukan.

Yogi Yedia Pritna (2016) penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh

Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Kejahatan Pencurian di Daerah Istimewa

Yogyakarta Periode 2010-2015”. Adapaun metode yang digunkan dalam

penelitian yang menggunakan analisis data panel dengan metode fixed

effect model (FEM). Hasil menunjukkan bahwa variable independen tingkat

Page 34: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

19

pengagguran berpengaruh negatif dan signifikan. Sedangkan variabel tingkat

pendidikan dan rasio gini keduanya berpengaruh negative dan signifikan

terhdap tingkat pencurian di Daerah Yogyakarta periode 2010-2015.

Wahyu Dian Herpandi dalam penelitiannya berjudul tentang

“Pengaruh Ketimpangan Ekonomi Terhadap Tingkat Kriminalitas di Kota

Medan”. Adapun Variabel Dependen yang mempengaruhi yaitu, tingkat

kriminalitas, Rasio gini dan jumlah penduduk miskin. Hasil dari analisis ini

menunjukkan gini rasio dan jumlah penduduk miskin secara simultan

berpengaruh terhadap kejahatan sebanyak 82,7% sedangkan 17,3% lagi

dipengaruhi oleh faktor lain dan berdasarkan uji koefisien korelasi,

ketimpangan ekonomi (gini rasio) dengan tingkat kriminalitas mempunyai

hubungan cukup tinggi, sedangkan jumlah penduduk miskin dengan tingkat

kriminalitas mempunyai hubungan tergolong sangat tinggi.

Nurul Asahani Harahap (2014) dalam penelitiannya berjudul tentang

“Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tingkat Kriminalitas di Sumatera

(melalui pendektan ekonomi). Dalam penelitian ini Variabel Dependen

mempengaruhi tingkat kriminalitas, rasio gini, tingkat kemiskinan dan

pendidikan. Adapun hasil yang telah dianalisa yaitu pendekatan hasil regresi

yang diperoleh dari nilai R=0.9599 hari ini menunjukkan model yang

digunakan yaitu pendapatan perkapita. Tingkat pengangguran yang

mempengaruhi tingkat kriminalitas.

Florentius Nugro Hardanto (2009) dalam penelitian ini berjudul

tentang “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kriminalitas

Page 35: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

20

di Indonesia dari Pendekatan Ekonomi” dilihat dari Variabel yang

mempengaruhi yaitu, jumlah kriminalitas ,tingkat upah, rasio yang

terdakwa, pengeluaran pembangunan pemerintah. Adapun hasil

peneletian ini, variabel tingkat upah berpengaruh negatif dan signifikan,

sedangkan variabel pengeluaran pembangunan pemerintah untuk sektor

hukum berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kriminalitas di

Indonesia, sedangkan variabel probabilitas jumlah terdakwa yang

dihukum penjara tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat

kriminalitas.

Pinjaka Romdhon Nur Ichsan (2015) dalam penelitian ini berjudul

tentang “Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Kriminalitas

Di Provinsi Sumatera Utara”. Adapun pengaruh variabel yang

berpengaruh yaitu tingkat kriminalitas, kepadatan penduduk, tingkat

kemiskinan, tingkat pengagguran, pendidikan, PDRB perkapita. Dari hasil

penelitian menunjukkan kepadatan penduduk, tingkat kemiskinan, tingkat

pengangguran terbuka, rata-rata lama sekolah dan PDRB perkapita

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kriminalitas. Lalu

secara parsial kepadatan penduduk, tingkat pengangguran terbuka, rata-

rata lama sekolah dan PDRB perkapita berpengaruh , sedangkan tingkat

kemiskinan tidak berpengaruh terhadap tingkat Kriminalitas.

Page 36: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

21

Table. 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama

peneliti

Judul penelitian Variabel Hasil

1. Yogie Yedia Priatna (2016)

Analsis Pengaruh Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Kejahatan Pencurian Di Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2010-

2015

Variabel Dependen: - Kejahatan Pencurian Variabel

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis data panel dengan model fixed effect model (FEM). Hasil menunjukkan bahwa variabel independen tingkat pengangguran berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Sedangkan variabel tingkat pendidikan dan rasio gini keduanya berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pencurian di Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2010-2015.

2. Wahyu Dian Herpandi (2017)

Pengaruh ketimpangan ekonomi terhadap Tingkat kriminalitas di Kota Medan

Variabel Dependen: - Tingkat Kriminalitas Variabel Independen: - Rasio Gini - Jumlah Penduduk Miskin

Hasil analisis menunjukan gini rasio dan jumlah penduduk miskin secara simultan berpengaruh terhadap kejahatan sebanyak 82,7% sedangkan 17,3% lagi di pengaruhi oleh faktor lain. Dan berdasarkan uji koefisien korelasi, ketimpangan ekonomi (gini rasio) dengan tingkat

Page 37: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

22

kriminalitas mempunyai hubungan cukup tinggi, sedangkan jumlah penduduk miskin dengan tingkat kriminalitas mempunyai hubungan tergolong sangat tinggi.

3. Nurul Asahani Harahap (2014)

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat kriminalitas di Sumatera ( melalui pendekata ekinomi)

Variabel Dependen: - Tingkat Kriminalitas Variabel Independen: - Rasio Gini - tingkat kemiskinan - Pendidikan

pendekatan Hasil regresi yang diperoleh dari nilai R= 0.9599 hal ini menunjukan model yang digunakan yaitu perkapita .tingkat pengangguran yang mempengaruhi tingkat kriminalitas

4. Florentius Nugro Hardianto (2009)

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat kriminalitas diindonesia dari Pendekatan Ekonomi

Variabel Dependen: - Jumlah Kriminalitas Variabel Independen: - Tingkat Upah - Rasio yang Terdakwa - Pengeluaran Pembangunan Pemerintah

Hasil dari penelitian ini, variabel tingkat upah berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan variabel pengeluaran pembangunan pemerintah untuk sektor hukum berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kriminalitas di Indonesia. Sedangkan variabel probabilitas jumlah terdakwa yang dihukum penjara tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kriminalitas.

5. Pinjaka Romdhon

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi

Variabel Dependen:

Hasil penelitian menunjukan

Page 38: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

23

Nur Ichsan (2015)

Terhadap Tingkat Kriminalitas Di Provinsi Sumatera Utara

- Tingkat Kriminalitas Variabel Independen: - Kepadatan Penduduk - Tingkat Kemiskinan - Tingkat pengangguran - Pendidikan - PDRB Perkapita

kepadatan penduduk, tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka, rata-rata lama sekolah dan PDRB perkapita secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kriminalitas. Lalu secara parsial Kepadatan penduduk, tingkat pengangguran terbuka, rata-rata lama sekolah dan PDRB perkapita berpengaruh, sedangkan tingkat kemisikinan tidak berpengaruh terhadap tingkat kriminalitas.

C. Kerangka Konsep

Kemampuan seseoarang untuk masuk ke aktivitas ilegal atau tindak

kriminal sebagian besar disebabkan karena ketersedian waktu yang

berlebihan dan ketidak mampuannya untuk masuk ke pasar legal sehinnga

membuatnya berusaha mendapatkan kepuasan dengan cara ilegal. Dengan

semakin meningkatnya tindak kriminalitas dikarena oleh faktor

Pengangguran dan kemiskinan yang menyebabkan seseorang untuk

melakukan kejahatan demi memenuhi kebutahan ekonominya.

Page 39: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

24

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka peneliti membagi variabel

yang mempengaruhi tingkat kriminalitas di Kota Makassar menjadi satu jenis

variabel, yakni : variabel Pengangguran dan variabel kemiskinan.

Dari uraian diatas, kerangka konsep disajikan dalam Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan

penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan

perumusan masalah di atas maka penulis membuat hipotesis sebagai

berikut:

1. Diduga bahwa Pengangguran berpengaruh terhadap tingkat Kriminalitas

di Kota Makassar.

2. Diduga bahwa Kemiskinan berpengaruh terhadap tingkat kriminalitas di

Kota Makassar.

Tingkat Kriminalitas

(Y) Kemiskinan (X2)

Pengangguran (X1)

Page 40: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian

kuantitatif adalah penelitian berupa angka dan analisis menggunakan statistik.

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh

melalui kepustakaan (Library Research) serta laporan dokumentasi. karena

dalam pelaksanaannya meliputi data yang berupa angka, atau data berupa

kata-kata atau kalimat yang dikonversi menjadi data yang berbentuk angka.

Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk

mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Peneltian

Dalam penelitian, penulisan memilih kantor BPS Makassar dan Polrestabes

Makassar sebagai objek penelitian dengan data Tingkat Kriminalitas di

Kota Makassar Dengan Pendekatan Ekonomi

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini berlangsung kurang lebih 2 bulan, yakni Januari

sampai dengan Febuari, 2019.

Page 41: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

26

C. Definisi Oprasional Variabel dan Pengukuran

Untuk memudahkan penulis dalam mencari data dan menentukan

variable penelitian sekaligus untuk menyamakan persepsi tentang istilah-

istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka batasan variabelnya yaitu :

1. Tingkat kriminalitas (Y) adalah perbuatan-perbuatan yang sangat anti

sosial.

2. Pengangguran (X1) adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian

yang secara aktif mencari pekerjaan akan tetapi belum memperolehnya.

(satuannya adalah orang).

3. Kemiskinan (X2) adalah keadaan saat ketidak mampuan untuk

memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat

berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan

oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses

terhadap pendidikan dan pekerjaan (satuannya adalah orang).

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi penelitian

Menurut Sugiyono (2013) pengertian poulasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Adapun Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah

jumlah tingkat kriminalitas, pengangguran dan kemiskinan dari tahun

2014-2018.

Page 42: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

27

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling

jenuh. Menurut Sugiyono (2014), bahwa : “Teknik sampling jenuh

merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel.” Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah

jumlah tingkat kriminalitas, pengangguran dan kemiskinan dari tahun

2014 - 2018.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang di gunakan pada penelitian ini adalah

riset kepustakaan (library research). Riset kepustakaan yaitu pengumpulan

data dan informasi yang diperoleh pada instansi tempat penelitian

berdasarkan dokumentasi kepustakaan, litenatur- litenatur dan laporan

lainnya, sehubungan dengan perkembangan tingkat kriminalitas,

pengangguran dan kemiskinan yang berada di Kota Makassar. Seperti

perpustakaan Badan Pusat Statistik (BPS), jurnal, browsing Internet serta

berbagai sumber penerbitan seperti buku-buku yang ada hubungannya

dengan penelitian ini.

F. Teknik Analisis

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah variablel

independen/bebas dan variabel dependen/ terikat. Dimana variabel bebas

dalam penelitian ini yaitu, pengangguran (X1) dan kemiskinan (X2), kemudian

variabel dependen/terikatnya yaitu tingkat kriminalitas (Y). Dalam penelitian

ini menggunakan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif merupakan suatu

Page 43: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

28

bentuk analisis yang diperuntukkan bagi data yang besar yang

dikelompokkan ke dalam kategori-kategori yang berwujud angka-angka,

dimana data yang akan di peroleh adalah data sekunder yang akan di

kumpulkan oleh peneliti dari berbagai sumber, dari data yang di peroleh

kemudian akan di olah menggunakan teknik analisis regresi berganda,

dengan cara menganalisis data menggunakan statistik deskriptif uji hipotesis

yang terdiri dari uji R2 uji f, dan uji t dan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji

normalitas, uji autokolerasi, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas

dengan bantuan komputer melalui program IBM SPSS 21 for windows.

1. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif yang digunakan adalah dengan

mengumpulkan, mengolah, mengklasifikasikan dan menginterpretasikan

data penelitian sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai objek

yang diteliti.

2. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

variabel bebas (pengangguran dan kemiskinan) terhadap variabel terikat

(tingkat kriminalitas). Bentuk umum persamaan regresi berganda adalah:

𝑦 = 𝑎 + 𝑏1𝑥1 + 𝑏2𝑥2 + 𝑒

Dimana :

Y : Tingkat kriminalitas

a : Konstanta

b1,b2 : Koefisien regresi

X1 : Pengangguran

X2 : Kemiskinan

Page 44: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

29

e : Standard error (error term)

Kemudian setelah di tentukan tehnik analisis regresi berganda yang di

lakukan dalam penelitian ini, maka akan di lakukan uji asumsi klasik yang

terdiri dari uji normalitas, uji multikoleritas, dan uji heteroskedastisitas

kemudian uji hipotesis yang terdiri dari uji determinasi R2, uji f (simultan),

dan uji t (parsial).

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji kesalahan model

regresi berganda yang digunakan dalam penelitian.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah model dalam

regresi, variabel bebas dan variabel terikat semuanya memiliki

kontribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini

menggunakan bantuan SPSS versi 21, dengan menggunakan SPSS

versi 21 ini agar mengetahui apakah data distribusi normal atau tidak

hanya dilihat pada baris Asyimp. Sig (2-tailed). Jika nilai tersebut

kurang dari taraf signifikasi yang ditentukan misalnya 5% maka data

distribusi tersebut berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai Asymp.

Sign lebih dari atau sama dengan 5% maka data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi diantara variabel bebas. Nilai korelasi

tersebut dapat dilihat dari colliniearity statistics, apabila nilai VIF

(Variance Iflation Factor) memperlihatkan hasil yang lebih besar dari

10 dan nilai tolerance tidak boleh lebih kecil dari 0,1 maka

Page 45: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

30

menunjukkan adanya gejala multikolinearitas, sedangkan apabila nilai

VIF urang dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1, maka

gejalan multikolinearitas tidak ada.

c. Uji Heterokedastisitas

Asumsi heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana

varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Jika terdapat perbedaan varians maka dijumpai

gejala heterokedastisitas. Pengujian heterokedastisitas dilakukan

menggunakan uji Glejser. Dengan uji Glejser, nilai absolute residual

diregresikan pada tiap-tiap variabel independen. Uji heterokedastisitas

dengan Glejser dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi

23. Dengan menggunakan SPSS versi 23 untuk menafsirkan hasil

analisis yang perlu dilihat adalah angka koefisien antara variabel

bebas dengan absolute residu dan signifikasinya. Jika nilai signifikasi

tersebut lebih besar atau sama dengan 0,05 maka asumsi

homosedastisitas terpenuhi, tetapi jika nilai signifikasi tersebut kurang

dari 0,05 maka asumsi homosedastisitas tidak terpenuhi.

4. Uji Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian

ini dilakukan dengan uji koefisisien determinasi, uji t dan uji f.

a. Uji Koefisien Determinasi

Imam Ghozali (2016) koefisien determinasi pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan sebuah model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah anatara Nol dan satu nilai yang kecil berarti variasi

Page 46: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

31

variabel dependen yang sangant terbatas dan nilai yang mendekati

1 berarti varabel-variabel independen sudah dapat memberi semua

informasi yang dibutuhkan.

b. Uji Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel independen secara parsial terhahap variabel

dependen, ditunjukkan oleh tabel coefficient. Jika nilai signifikansi >

0,05 maka keputusannya adalah ditolak atau variabel independen

secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen. Sebaliknya, jika nilai signifikansi < 0,05 maka

keputusannya adalah diterima atau variabel independen secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

c. Uji Simultan (Uji-f)

Uji f dalam analisis regresi linier berganda bertujuan untuk

mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen secara simultan, yang ditunjukkan dalam tabel anova.

Jika nilai signifikansi > 0,05, maka keputusannya adalah ditolak atau

variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai signifikansi < 0,05

maka keputusannya adalah terima atau variabel independen secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Page 47: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Kondisi Geografis dan Administrasi Kota Makassar.

Secara astronomis, Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi

Selatan, yang terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu

disebut Ujung Pandang, terletak antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan

5º8’6’19” Lintang Selatan yang berbatasan sebelah Utara dengan

Kabupaten Maros, sebelah Timur Kabupaten Maros, sebelah selatan

Kabupaten Gowa dan sebelah Barat adalah Selat Makassar. Kota

Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2°(datar) dan

kemiringan lahan 3-15° (bergelombang). Luas Wilayah Kota Makassar

tercatat 175,77 km persegi. Kota Makassar memiliki kondisi iklim sedang

hingga tropis memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 26,°C sampai

dengan 29°C. Kota Makassar adalah kota yang terletak dekat dengan

pantai yang membentang sepanjang koridor barat dan utara dan juga

dikenal sebagai “Waterfront City” yang didalamnya mengalir beberapa

sungai (Sungai Tallo, Sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang) yang

kesemuanya bermuara ke dalam kota wilayah administrasi. Kota

Makassar terdiri dari 15 kecamatan, luas daratan masing-masing

kecamatan, yaitu: Mariso (1,82 km2), Mamajang (2,25 km2), Tamalate

(20,21 km2), Rappocini (9,23 km2), Makassar (2,52 km2), Ujung Pandang

(2,63 km2), Wajo (1,99 km2), Bontoala (2,10 km2), Ujung Tanah

(4,40km2), Tallo (5,83 km2), Panakkukang (17,05 km2), Manggala (24,14

Page 48: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

33

km2), Biringkanaya (48,22 km2), serta Tamalanrea (31,84 km2), dan

Kecamatan Kep.Sangkarrang (1,54 km2).

Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecematan di Kota Makassar, 2018

No. Kecamatan Luas (km) Persentase

1 Mariso 1,82 1,04

2 Mamajang 2,25 1,28

3 Tamalate 20,21 11,50

4 Rappocini 9,23 5,25

5 Makassar 2,52 1,43

6 Ujung Pandang 2,63 1,50

7 Wajo 1,99 1,13

8 Bontoala 2,1 1,19

9 Ujung Tanah 4,4 2,50

10 Kep. Sangkarrang 1,54 0,88

11 Tallo 5,83 3,32

12 Panakukang 17,05 9,70

13 Manggala 24,14 13,73

14 Biringkanaya 48,22 27,43

15 Tamalanrea 31,84 18,11

Kota Makassar 175.77 100,00

Sumber data: BPS Kota Makassar ,2019

Luas wilayah Kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih

175,77 daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar di tambah

luas wilayah perairan kurang lebih 100 Km2. Kota Makassar mempunyai

posisi strategis karena berada di persimpangan jalur lalu lintas dari arah

selatan dan utara dalam propinsi di Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat

ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah utara ke wilayah

selatan Indonesia.

Page 49: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

34

Dengan kata lain wilayah Kota Makassar terletak di pesisir pantai

barat Sulawesi Selatan pada koodinat 119 derajat bujur timur dan 5,8

derajat lintang selatan dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25

meter dari permukaan laut, dengan suhu udara antara 20 sampai

dengan 32 , dengan batas-batas berikut :

- Batas utara : Kabupaten Pangkajene Kepulauan

- Batas selatan : Kabupaten Gowa

- Batas Timur : Kabupaten Maros

- Batas Barat : Selat Makassar

Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan

kemiringan 0-5 derajat ke arah barat, di apit 2 sungai yaitu sungai tallo

yang yang bermuara di bagian utara kota dan sungai je’neberang yang

bermuara di selatan kota. Secara administrasi jumlah kecamatan di Kota

Makassar sebanyak 14 kecamatan dan 143 kelurahan. Di antara

kecamatan tersebut, ada 7 kecamatan yang berbatasan dengan pantai

yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung Tanah, Tallo,

Tamalanrea, dan Biringkanaya. Kota Makassar salah satu daerah tujuan

wisata di Sulawesi Selatan, disamping sebagai daerah transit para

wisatawan yang akan menuju Tana Toraja dan daerah-daerah lainnya.

Kota Makassar juga sebagi kota terbeser di Indonesian Timur dan

kota Mertopolitan, tidak bisa pula terlepas yang nama kejahat–kejahat

maupun tindak kriminalitas yang di kota-kota terbesar termasuk di Kota

Makassar.

Page 50: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

35

2. Jumlah penduduk di Kota Makassar

Kota Makassar memiliki jumlah penduduk yang terus meningkat

setiap tahunnya seperti pada tahun 2018 jumlah penduduk tercatat

sebanyak 1,5 juta jiwa atau setara dengan 17,15% total penduduk.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar penduduk yang

menetap di suatu daerah dan tercatat resmi di BPS, namun ada

penurunan drastis jumlah penduduk di tahun 2018 ini.

Tabel 4.2 Data Jumlah Penduduk Kota Makassar Tahun 2009-2018

Tahun Jumlah petumbuhan penduduk

(Jiwa)

2009 1,272,349

2010 1,339,374

2011 1,352,136

2012 1,369,606

2013 1,408,072

2014 1,398,804

2015 1,651,146

2016 1,658,503

2017 1,769,920

2018 1.671.001

Sumber data: BPS Kota Makassar ,2019

Menurut hasil survey Badan Pusat Statistik Makassar, jumlah

penduduk di Kota Makassar dari tahun 2007-2018 mengalami

peningkatan setiap tahunnya namun hanya di tahun 2018 itu sendiri

mengalami penurunan secara drastis.

Page 51: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

36

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Deskriptif

Berikut ini akan di gambarkan atau di deskriktifkan dari data masing-

masing informasi mengenai data yang didapatkan dari kantor BPS Kota

Makassar, Polrestabes Makassar dan perpustakan lainya yang akan

menampilkan karakteristik sampel dari penelitian.

a. Deskripsi Jumlah tingkat kriminalitas di Kota Makassar Tahun 2007 –

2018.

Kriminalitas merupakan segala macam bentuk tindakan dan

perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan psikologis yang

melanggar hukum yang berlaku dalam negara Indonesia serta norma-

norma sosial dan agama. Dapat diartikan bahwa, tindak kriminalitas

adalah segala sesuatu perbuatan yang melanggar hukum dan

melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya.

Laporan Evaluasi Data Kriminalitas Polri, Polrestabes Makassar

dan Badan Pusat Statistik Kota Makassar merupakan laporan

tahunan Mabes Polri maupun Polrestabes yang menyajikan

gambaran mengenai situasi keamanan dan ketertiban masyarakat

pada level nasional dan provinsi. Data kriminalitas yang disajikan

meliputi karakteristik kejadian kejahatan, pelaku dan jumlah kerugian.

Data kriminalitas ini hanya mencakup seluruh peristiwa atau kejadian

kriminalitas yang dilaporkan oleh masyarakat, atau aksi kriminalitas

yang pelakunya tertangkap tangan oleh kepolisian. Mengingat masih

tingginya keengganan masyarakat untuk melapor, diduga data yang

dihasilkan cenderung ”under-estimate”. Artinya, kejadian kejahatan-

Page 52: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

37

kejahatan atau kriminalitas yang sesungguhnya diduga lebih besar

dari yang dilaporkan. Dengan kata lain, angka gelap (dark number)

kejahatan masih relatif lebih besar.

Berikut ini disajikan tabel perkembangan jumlah tingkat

kriminalitas di Kota Makassar periode 2007 – 2018.

Tabel 4.3. Jumlah tingkat kriminalitas di Kota Makassar Tahun 2007 – 2018

Sumber data: BPS Kota Makassar ,2019, BIRO OPS POLDA SULSEL

Pada tabel 4.3 menunjukan jumlah tingkat kriminalitas dalam

kurun waktu 2007 – 2018 menunjukan adanya kenaikan yang cukup

drastis.

Gambar Grafik 4.1

Grafik pengamatan Jenis-jenis kriminalitas Tahun 2007 – 2018

Jenis Kriminal 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Narkoba 107 186 192 296 330 402 295 779 1161 1569 1645 1871

Pembunuhan 51 42 39 25 38 36 14 110 94 88 74 70

Kejahatan Seksual 40 20 31 35 23 36 529 507 370 451 384 401

Penganiayaan 1.732 1048 1179 935 1638 1528 3862 3678 3501 3270 4301 5028

Pencurian 2.077 1451 1383 1884 2191 887 2329 2218 1904 2225 3682 3811

Penipuan 1061 5722 700 553 359 395 1649 1600 1649 1791 3028 2939

Pemalsuan Uang 12 15 13 9 13 16 14 7 11 9 5 10

Jumlah Total 5080 8484 3537 3737 4592 3300 8692 8899 8690 9403 13119 14130

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

Narkoba

Pembunuhan

Kejahatan Seksual

Penganiayaan

Pencurian

Penipuan

Pemalsuan Uang

Page 53: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

38

Adapun diatas ini grafik 4.1 grafik pengamatan jenis-jenis

kriminalitas yang dapat kita amati bahwa adanya peningkatan dan

penurunan jenis kriminalitas setiap tahunnya.

Jenis kriminalitas yang pertama yaitu Narkoba, dapat dilihat dari

pengamatan garfik diatas bahwa jenis kasus narkoba di Kota

Makassar pada tahun 2007 - 2018 mengalami peningkatan dari tahun

ke tahunnya terkecuali pada tahun 2013 yang sempat mengalami

penurunan

Jenis kriminalitas yang ke-dua yaitu pembunuhan, dilihat dari

pengamatan grafik diatas bahwa jenis kasus pembunuhan di Kota

Makassar pada tahun 2007-2018 mengalami peningkatan kasus

pembunuhan pada tahun 2014 yang berjumlah 110 korban jiwa dan

sampai tahun 2018 mengalami penurunan.

Jenis kriminalitas yang ke-tiga yaitu kejahatan seksual, dilihat

dari pengamatan grafik diatas bahwa jenis kasus kejahatan seksual di

Kota Makassar pada tahun 2007 - 2018 mengalami penurunan pada

tahun 2011 dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan dengan

jumlah 529 kasus. Dilihat dari tabel terdapat peningkatan dan

penuruan dalam kasus kejahatan seksual.

Jenis kriminalitas yang ke-empat yaitu kejahatan penganiayaan,

dilihat dari pengamatan grafik diatas bahwa jenis kasus kejahatan

penganiayaan di Kota Makassar pada tahun 2007-2018 mengalami

penurunan di tahun 2010 berjumlah 935 orang, namun pada tahun

2018 mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari setiap tahunya

dalam kasus ini yaitu penganiyaan.

Page 54: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

39

Jenis kriminalitas yang ke-lima yaitu pencurian, dapat dilihat dari

pengamatan grafik diatas bahwa kasus pencurian di Kota Makassar

pada tahun 2007-2018 dilihat dari tabel di tahun 2008 jumlah yang

sangat tinggi mencapai 5722 orang dan di tahun 2011 menurun

hingga 553 kasus. Namun pada saat di tahun 2012-2018 mengalami

peningkatan yang cukup tinggi.

Jenis kriminlatas yang ke-enam yaitu penipuan, dilihat dari

pengamatan grafik diatas bahwa kasus penipuan ini dari tahun ke

tahun mengalami penurunan dan peningkatan. Dimana pada tahun

2017 ada sebnyak 3028 jiwa ini adalh tahun yang peningkatannya

sangat tinggi disbanding tahun sebelumnya.

Jenis kriminalitas yang ke-tujuh yaitu pemalsuan uang, dilihat

dari pengamatan grafik diatas bahwa kasus pemalusan uang tidak

terlalu besar yang hanya mencapai angka tidak lebih dari 17, yang

dimana setiap tahunnya mengalami peningkatan dan penuruan.

b. Deskripsi Jumlah pengangguran di Kota Makassar Tahun 2007 - 2018

Pengangguran merupakan masalah makroekonomi yang

mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan yang paling

berat. Kebanyakan orang kehilangaan pekerjaan berarti penurunan

standar kehidupan dan rekanan psikologis. Jadi tidaklah mengejutkan

jika pengangguran menjadi topik yang sering dibicarakan dalam

perdebatan politik dan para politis sering mengklaim bahwa kebijakan

yang mereka tawarkan akan membantu menciptakan lapangan kerja

(Mankiw, 2006).

Page 55: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

40

Tabel 4.4 Jumlah Pengangguran di Kota Makassar 2007-2019

Tahun Jumlah Orang

2007 543

2008 613

2009 712

2010 809

2011 860

2012 5159

2013 5269

2014 6267

2015 6547

2016 6782

2017 6495

2018 6493 Sumber : BPS Kota Makassar, 2019, Dinas Ketenagakerjaan

Berdasarkan tabel yang diperoleh dari BPS Kota Makassar,

dapat dijelaskan bahwa setiap jumlah pengangguran dari tahun ke

tahun memiliki tingkat penurunan dengan kenaikan yang jauh

berbeda, yang berarti setiap tahunnya bisa dikatakan akan mengalami

kenaikan yang sangan melunjak dan akan mengalami penurunan

yang sangat drastic. Dilihat dari periode 2007 sampai dengan 2018,

tingkat pengangguran yang sangat tinggi hingga mencapai 6782

orang itu berada di periode 2016, dan pada saat itu tingkat

pengangguran yang terendah yaitu 543 berada pada periode 2007. itu

dikarenakan adanya faktor pendidikan dan bertambahnya lapangan

pekerjaan.

c. Deskripsi Jumlah Kemiskinan di Kota Makassar Tahun 2007 - 2018.

Definisi mengenai kemiskinan dibentuk berdasarkan

identifikasi dan pengukuran terhadap sekelompok masyarakat/

Page 56: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

41

golongan yang selanjutnya disebut miskin (Nugroho, 1995). Pada

umumnya, setiap negara termasuk Indonesia memiliki sendiri definisi

seseorang atau suatu masyarakat dikategorikan miskin. Hal ini

dikarenakan kondisi yang disebut miskin bersifat relatif untuk setiap

negara misalnya kondisi perekonomian, standar kesejahteraan, dan

kondisi sosial. Setiap definisi ditentukan menurut kriteria atau ukuran-

ukuran berdasarkan kondisi tertentu, yaitu pendapatan rata-rata, daya

beli atau kemampuan konsumsi rata-rata, status kependidikan, dan

kondisi kesehatan.

Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004, kemiskinan

adalah kondisi sosial ekonomi seseorang atau sekelompok orang

yang tidak terpenuhinya hak-hak dasarnya untuk mempertahankan

dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kebutuhan dasar

yang menjadi hak seseorang atau sekelompok orang meliputi

kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan,air

bersih, pertanahan, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman

dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk

berpartisipasi dalam penyelenggaraan kehidupan sosial dan politik.

Page 57: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

42

Tabel 4.5 Jumlah Kemiskinan di Kota Makassar Tahun 2007 – 2018

Tahun Jumlah Orang

2007 502

2008 601

2009 69,7

2010 78,7

2011 71,7

2012 69,9

2013 66,4

2014 64,23

2015 63,24

2016 66,78

2017 6810

2018 66,22 Sumber : BPS Kota Makassar, 2019

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kota Makassar, dapat

dijelaskan bahwa jumlah kemiskinan pada tahun 2007-2018

mengalami peningkatan dan penurunan, bisa dikaitkan dengan jumlah

pengangguran yang dimana setiap tahunnya akan mengalami

kenaikan dan penurunan, karena semakin banyaknya tingkat

pengangguran disitu pula tingkat kemiskinan akan bertambah. Dilihat

dari tahun 2007 sampai dengan 2018 jumlah kemiskinan yang paling

besar yaitu pada tahun 2016 yang dimana mencapai 66,78 orang,

sedangkan jumlah kemiskinan yang melonjak turun ada pada periode

2007 yang berjumlah 502 orang.

2. Analisis Regresi Berganda

Regresi Linear Berganda adalah metode analisis regresi linear

berganda (Multiple Regression Analysis). Suliyanto (2011) menyatakan

bahwa dalam regresi berganda variabel tergantung dipengaruhi oleh dua

Page 58: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

43

atau lebih variabel bebas, di samping juga terdapat pengaruh dari

variabel lain yang tidak diteliti (e).

Penelitian ini dilandaskan pada hubungan fungsional ataupun

kausal satu variabel dependen untuk menyatakan ada atau tidaknya

hubungan antara variabel X dan Y, dan jika ada, bagaimanakah arah

hubungan dan seberapa besar hubungan tersebut. Untuk mengetahui

pengaruhnya dapat digunakan persamaan analisis linear bergana

sebagai berikut :

𝑦 = 𝑎 + 𝑏1𝑥1 + 𝑏2𝑥2 + 𝑒

Dimana :

Y : Tingkat Kriminalitas

a : constanta (koefisien regresi)

b1 : Koefisien regresi untuk X1 (Pengangguran)

b2 : Koefisien regresi untuk X2 (Kemiskinan)

X1 : Pengangguran

X2 : Kemiskinan

e : Standard error (error term)

Hasil analisis persamaan linear berganda

Tabel 4.6 Uji Analisis Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error

Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3,103 ,088 35,432 ,000

Pengangguran ,023 ,017 ,275 1,320 ,219 ,404 2,473

Kemiskinan ,054 ,016 ,688 3,302 ,009 ,404 2,473

a. Dependent Variable: Kriminalitas

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2019

Page 59: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

44

Berdasarkan dari tabel hasil analisis data dengan menggunakan

SPSS 21, maka diperoleh hasil regresi sebagai berikut :

Y= 3,103 + 0,023 + 0,054 + e

Dimana merujuk pada hasil di atas maka diperoleh hasil analisis

variabel independen ke dependen :

a. Dari hasil perhitungan data yang diperoleh nilai constanta sebesar

3,103 yang artinya jika X1 dan X2 = 0 maka pengangguran serta

kemiskinan menunjukkan bahwa tingkat kriminalitas sebesar 3,103

satuan. yang mana berarti seiring meningkatnya jumlah

pengangguran dan kemiskinan berpengaruh terhadap tindakan

kriminalitas yang terjadi dikota Makassar.

b. Nilai Koefisien Regresi pengangguran atau X1 adalah 0,023, artinya

jika Variabel pengangguran (X1) meningkat sebesar 1% dengan

asumsi kulitas kemiskinan (X2) dan Konstanta (a) adalah 0 (nol),

maka tingkat kriminalitas pada Pengangguran meningkat sebesar

0,023. Hal tersebut menunjukkan bahwa variable Pengangguran

(X1) yang berpengaruh positif bagi tingkat kriminalitas, sehingga

semakin tinggi tingkat pengangguran maka melambung pula tingkat

kriminalitas.

c. Variabel jumlah Kemiskinan (X2) memiliki kofisien regresi sebesar

0,054 artinya jika variable Kemiskinan (X2) meningkat 1% dengan

asumsi variable Pengangguran(X1) dan konstanta (a) adalah (nol),

maka tingkat kriminalitas pada kemisikinan meningkat sebesar

0,054. Hal ini menunjukan bahwa adanya pengaruh hubungan yang

positif terhadap jumlah kriminalitas yang terjadi, Sehingga makin

Page 60: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

45

besar jumlah kemiskinan maka melambung pula jumlah kriminalitas

pada Kota Makassar

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji kesalahan model regresi

bergandayang digunakan dalam penelitian.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah model dalam

regresi variabel bebas dan variabel terikat semuanya memiliki

kontribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, untuk menguji

normalitas peneliti menggunakan analisis gambar yaitu dengan

melihat pada gambar histogram yang memiliki bentuk seperti

lonceng, dan pada gambar grafik dimana sebaran titik-titik

mendekati atau berada disepanjang garis diagonal.

Gambar 4.2 Uji Normalitas

Sumber : Data sekunder diolah, 2019

Berdasarkan hasil uji data normalitas di atas maka diperoleh hasil

dimana bentuk garis menunjukkan diagonal dengan pola titik-titik

Page 61: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

46

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya dan

menyebar di arah garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan

bahwa pada uji normalitas terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi diantara variabel bebas. Nilai korelasi

tersebut dapat dilihat dari colliniearity statistics, apabila nilai VIF

(Variance Iflation Factor) memperlihatkan hasil yang lebih besar dari

10 dan nilai tolerance tidak boleh lebih kecil dari 0,1 maka

menunjukkan adanya gejala multikolinearitas, sedangkan apabila

nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1, maka

gejalan multikolinearitas tidak ada. Hasil pengujian multikolinearitas

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error

Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3,103 ,088 35,432 ,000

Pengangguran ,023 ,017 ,275 1,320 ,219 ,404 2,473

Kemiskinan ,054 ,016 ,688 3,302 ,009 ,404 2,473

a. Dependent Variable: Kriminalitas

Sumber : Data sekunder diolah, 2019

Dari hasil perhitungan yang ada pada tabel uji multikolenieritas,

dilihat dari nilai Tolerance adalah sebesar 0,404 artinya nilai ini lebih

besar dari 0,10,berdasarkan nilai tolerance maka indikasinya adalah

tidak terjadi gejala multikolinieritas. Selanjutnya dilihat dari nilai VIF

sebesar 1,996 artinya nilai ini lebih kecil dari 10 sehingga dapat

Page 62: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

47

dikatakan tidak terjadi masalah atau gejala multikoliniertitas. Jadi

ksimpulannya adalah model regresi pengaruh pengagguran dan

kemiskinan terhadap kriminalitas tidak terjadi gejala multikolinieritas.

c. Uji Heterokedastisitas

Asumsi heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana

varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Jika terdapat perbedaan varians maka dijumpai

gejala heterokedastisitas. Pengujian heterokedastisitas dilakukan

menggunakan uji Glejser. Dengan uji Glejser, nilai absolute residual

diregresikan pada tiap-tiap variabel independen. Uji heterokedastisitas

dengan Glejser dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi

21. Dengan menggunakan SPSS versi 21 untuk menafsirkan hasil

analisis yang perlu dilihat adalah angka koefisien antara variabel

bebas dengan absolute residu dan signifikasinya. Jika nilai signifikasi

tersebut lebih besar atau sama dengan 0,05 maka asumsi

homosedastisitas terpenuhi, tetapi jika nilai signifikasi tersebut kurang

dari 0,05 maka asumsi homosedastisitas tidak terpenuhi. Hasil

pengujian heterokedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 63: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

48

Gambar. 4.3 Uji Heterokedastisitas

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2019

Berdasarkan uji heterokedasititas di atas maka, diperoleh hasil bahwa

titik- titik yang terdapat dalam gambar di atas menunjukkan bahwa

penyebaran titik - titik di atas tidak membentuk pola,kemudian tidak

membentuk gelombang dan penyebaran titik di atas tidak tertuju pada

satu titik saja, namun pola titik di atas menyebar dengan rata,

sehhingga dapat disimpulkan bahwa, dalam uji ini tidak terdapat

heterokedasititas.

4. Uji Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini

dilakukan dengan uji koefisien determinasi ( uji t dan uji f.

a. Uji Koefisien Determinasi ( )

Koefisien determinasi ( ) digunakan untuk menunjukkan berapa

besar persentase variabel dependen

Page 64: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

49

Tabel 4.8 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,918a ,842 ,807 ,04059

a. Predictors: (Constant), Kemiskinan, Pengangguran

b. Dependent Variable: Kriminalitas

Sumber : Data Sekunder diolah, 2019

Berdasarkan hasil Uji koefisien determinasi maka di peroleh nilai R

Ssquare sebesar 0,807 dimana angka ini sama dengan 80,7%, dari

hasil ini dapat di asumsikan bahwa variabel jumlah pengangguran

(X1), dan jumlah kemiskinan (X2) secara fakta di lapangan memiliki

pengaruh terhadap meningkatnya tingkat kriminalitas (Y) Di Kota

Makassar. Sedang sisanya 19,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

b. Uji t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

variabel independen secara parsial terhahap variabel dependen,

ditunjukkan oleh tabel coefficient. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka

keputusannya adalah ditolak atau variabel independen secara parsial

tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya,

jika nilai signifikansi < 0,05 maka

keputusannya adalah diterima atau variabel independen secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Page 65: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

50

Tabel 4.9 Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error

Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3,103 ,088 35,432 ,000

Pengangguran ,023 ,017 ,275 1,320 ,219 ,404 2,473

Kemiskinan ,054 ,016 ,688 3,302 ,009 ,404 2,473

a. Dependent Variable: Kriminalitas

Sumber : Data Olahan Spss, 2019

Berdasarkan tabel 4.9 di atas maka dapat dijelaskan pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut :

1. Untuk Hipotesis pertama (H1)

Pengaruh variable Pengangguran (X1) terhadap tingkat

kriminalitas (Y). Berdasarkan tabel 4.9 pada model regresi tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kriminalitas pada

kota Makassar hal ini terlihat dari signifikan variable

pengangguran (X1) 0,219 > 0,05

Dan untuk nilai T tabel = t (a/2; n-k-1 = t (0,05/2; 12-2-1) = (0,025-

9) = 2.26216. berarti nilai T hitung lebih kecil dari T tabel (1,320 <

2.36462) sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak yang

berarti tidak terdapat pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y.

2. Untuk Hipotesis Kedua (H2)

Pengaruh kemiskinan (X2) terhadap tingkat kriminalitas (Y).

Berdasarkan tabel 4.9 variabel kemiskinan (X2) pada model

regresi terdapat pengaruh pada tingkat kriminalitas (Y) di kota

Makassar hal ini terlihat dari signifikan variable Kemiskinan X2

yang dimana 0,009 < 0,05

Page 66: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

51

Dan untuk nilai T tabel = t (a/2; n-k-1 = t (0,05/2; 12-2-1) = (0,025-

7) = 2.26216 berarti nilai T hitung lebih kecil dari T tabel (3,302 >

2.26216) sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang

berarti terdapat pengaruh X2 terhadap Y.

c. Uji f

dalam analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara

simultan, yang ditunjukkan dalam tabel anova. Jika nilai signifikansi >

0,05, maka keputusannya adalah ditolak atau variabel independen

secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen. Sebaliknya, jika nilai signifikansi < 0,05 maka

keputusannya adalah terima atau variabel independen secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.10

Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares df

Mean Square

F Sig.

1 Regression ,079 2 ,039 23,953 ,000b

Residual ,015 9 ,002

Total ,094 11

a. Dependent Variable: Kriminalitas

b. Predictors: (Constant), Kemiskinan, Pengangguran

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2019

Page 67: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

52

Berdasarkan Output diatas diketahui nilai signifikan untuk pengaruh

X1 dan X2 secara simultan terhadap Y sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai

F hitung 23,953 > F tabel 4,10 sehingga dapat disimpulkan terdapat

pengaruh variable X secara simultan terhadap variable Y.

C. Pembahasan

Penelitian ini menggunakan 2 variabel X yaitu Pengangguran dan

Kemiskinan dan 1 variabel Y yaitu Tingkat Kriminalitas. pengangguran adalah

Pengangguran merupakan masalah makroekonomi yang mempengaruhi

manusia secara langsung dan merupakan yang paling berat. kemiskinan

adalah kondisi sosial ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang tidak

terpenuhinya hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan

mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Pengujian seperti diatas yang

bertujuan untuk mengetahui apakah pengangguran dan kemiskinan

berpengaruh terhadap tingkat kriminalitas di Kota Makassar. Dari hasil

analisis maka pembahasan tentang hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengaruh pengangguran Terhadap tingkat kriminalitas di Kota Makassar.

Pengaruh variable Pengangguran (X1) terhadap tingkat kriminalitas (Y).

Berdasarkan tabel 4.9 pada model regresi tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap tingkat kriminalitas pada kota Makassar hal ini terlihat

dari signifikan variable pengangguran (X1) 0,023 > 0,05

Dan untuk nilai T tabel = t (a/2; n-k-1 = t (0,05/2; 12-2-1) = (0,025-9) =

2.26216. berarti nilai T hitung lebih kecil dari T tabel (1,320 < 2.36462)

Page 68: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

53

sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak yang berarti tidak terdapat

pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y.

Saat ini Kota Makassar mengalami fenomena dimana banyaknya

pengangguran disebabkan beberapa faktor seperti masih banyaknya

lulusan baru perguruan tinggi yang memilih-milih pekerjaan, banyaknya

lulusan sarjana yang tidak mau melakukan pekerjaan sembarangan

karena dianggap tidak setara dengan kompetensi yang dimiliki. Alhasil

para lulusan ini malah menganggur dan tidak bekerja sama sekali. Tidak

sesuainya kompetensi ilmu dengan kebutuhan di dunia kerja dan

kualifikasi yang dimiliki.

Hal ini berbeda dengan orang yang memiliki pendidikan rendah dalam arti

pendidikan yang ditamatkan hanya sebatas sekolah dasar dan sekolah

menengah pertama yang cendrung menerima pekerjaan apa saja untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka tidak memikirkan

kualifikasi yang mereka miliki dan hanya memikirkan bagaimana caranya

mendapatkan uang. Ini menjadi salah satu penyebab mengapa

pengangguran di kota Makassar dalam penelitian ini tidak sesuai dengan

teori yang ada tetapi masih menyebabkan hubungan yang langsung dan

signifikan.

Menurut Badan Pusat Statistik (2019) pengangguran tertinggi di dominasi

oleh pengangguran terdidk yaitu, tamatan akademik/diploma dan

perguruan tinggi/universitas. Apabila hal ini terjadi maka kecil

kemungkinan untuk melakukan tindakan kriminalitas dikarenakan orang

yang berpendidikan tinggi akan memiliki pemikiran yang rasional

sehingga tidak akan melakukan kegiatan yang melanggar hukum.

Page 69: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

54

Hal ini yang menyebabkan pengangguran berpengaruh negatif terhadap

kriminalitas. Hasil ini sejalan dengan penelitian Wulansari (2017) yang

mengatakan bahwa pengangguran memiliki hubungan yang negatif

dengan kriminalitas di Indonesia. Dan hasil ini juga sejalan dengan

penelitian Priatna (2016) yang juga mengatakan bahwa angka

pengangguran memiliki pengaruh negatif terhadap angka kejahatan di

daerah Yogyakarta.

Jadi secara singkat dapat dikatakan pada model regresi tidak adanya

pengaruh pengangguran secara signifikan terhadap tingkat kriminalitas

pada kota Makassar, hal ini terlihat dari signifikan variable X1

pengangguran yang dimana lebih besar dari 0,05. Tidak hanya itu dilihat

pula dari uji t tabel yang dimana nilai uji T hitung lebih kecil dibanding

dengan nilai t tabel. Ini membuktikan bahwa variable pengangguran tidak

berdampak atau tidak berpengaruh terhadap kriminalitas di Kota

Makassar..

2. Pengaruh kemiskinan terhadap tingkat Kriminalitas di Kota Makassar.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemiskinan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kriminalitas di Kota Makassar.

Artinya, jika kemiskinan meningkat maka kriminalitas akan meningkat di

kota Makassar dan sebaliknya jika kemiskinan mengalami penurunan

maka kriminalitas juga akan mengalami penrunan di Kota Makassar.

Kemiskinan merupakan kondisi yang serba terbatas dan terjadi bukan

atas kehendak orang yang bersangkutan. Penududuk dikatakan miskin

apabila ditandai oleh rendahnya tingkat pendidikan, produktivitas kerja,

Page 70: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

55

pendapatan, kesehatan, dan gizi serta kesejahteraan hidup, yang

menunjukan lingkaran ketidakberdayaan.

Pengaruh kemiskinan (X2) terhadap tingkat kriminalitas (Y). Dilihat dari

Berdasarkan tabel 4.9 variabel kemiskinan (X2) pada model regresi

terdapat pengaruh pada tingkat kriminalitas (Y) di kota Makassar hal ini

terlihat dari signifikan variable Kemiskinan X2 yang dimana 0,009 < 0,05

Dan untuk nilai T tabel = t (a/2; n-k-1 = t (0,05/2; 12-2-1) = (0,025-7) =

2.26216 berarti nilai T hitung lebih kecil dari T tabel (3,302 > 2.26216)

sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang berarti terdapat

pengaruh X2 terhadap Y.

Hal ini sejalan dengan penelitian Khan (2015) yang juga mengatakan

bahwa kemiskinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kriminalitas di Pakistan. Semakin meningkat kemiskinan cendrung akan

meningkatkan angka kriminalitas di suatu Negara. Kemiskinan dapat

meyebabkan tingkat stres dan meyebabkan individu mengadopsi perilaku

kriminal untuk hanya sekedar memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa meningkatnya kemiskinan

juga akan meningkatkan kriminalitas. Kemiskinan akan memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap kriminalitas yang artinya setiap

naiknya kemiskinan maka naiknya pula tingkat kriminalitas.

Page 71: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dan pembahasan yang

telah dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengaruh variable Pengangguran (X1) terhadap tingkat kriminalitas (Y).

Berdasarkan tabel 4.9 pada model regresi tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap tingkat kriminalitas pada kota Makassar hal ini terlihat

dari signifikan variable pengangguran (X1) 0,219 > 0,05

Dan untuk nilai T tabel = t (a/2; n-k-1 = t (0,05/2; 12-2-1) = (0,025-9) =

2.26216. berarti nilai T hitung lebih kecil dari T tabel (1,320 < 2.36462)

sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak yang berarti tidak terdapat

pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y. Hasil ini sejalan dengan

penelitian Wulansari (2017) yang mengatakan bahwa pengangguran

memiliki hubungan yang negatif dengan kriminalitas di Indonesia. Dan

hasil ini juga sejalan dengan penelitian Priatna (2016) yang juga

mengatakan bahwa angka pengangguran memiliki pengaruh negatif

terhadap angka kejahatan di daerah Yogyakarta.

2. Pengaruh kemiskinan (X2) terhadap tingkat kriminalitas (Y).

Berdasarkan tabel 4.9 variabel kemiskinan (X2) pada model regresi

terdapat pengaruh pada tingkat kriminalitas (Y) di kota Makassar hal ini

terlihat dari signifikan variable Kemiskinan X2 yang dimana 0,009 < 0,05

Page 72: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

57

Dan untuk nilai T tabel = t (a/2; n-k-1 = t (0,05/2; 12-2-1) = (0,025-7) =

2.26216 berarti nilai T hitung lebih kecil dari T tabel (3,302 > 2.26216)

sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang berarti terdapat

pengaruh X2 terhadap Y.

Hal ini sejalan dengan penelitian Khan (2015) yang juga

mengatakan bahwa kemiskinan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kriminalitas di Pakistan. Semakin meningkat kemiskinan

cendrung akan meningkatkan angka kriminalitas di suatu Negara.

Kemiskinan dapat meyebabkan tingkat stres dan meyebabkan individu

mengadopsi perilaku kriminal untuk hanya sekedar memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa meningkatnya kemiskinan

juga akan meningkatkan kriminalitas. Kemiskinan akan memberikan

dampak positif dan tidak signifikan terhadap kriminalitas yang artinya

setiap naiknya angka kemiskinan mengharuskan orang untuk semakin

bekerja keras untuk memenuhihi kebutuhan hidup sehari-hari dan

menekan tindakan kejahatan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka saran yang

dapat

diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:

1. Pemerintah Kota Makassar hendaknya terus memperhatikan motif yang

menjadi alasan terjadinya tindakan kriminal di Kota Makassar.

Page 73: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …
Page 74: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

58

2. Pemerintah memperbaiki kualitas pendidikan agar mampu mempengaruhi

perubahan kriminal yang terjadi di Kota Makassar mengingat ekonomi

tumbuh meningkat tentunya berawal dari pendidikan yang baik.

3. Untuk peneliti selanjutnya, dari permasalahan yang dirasakan peneliti

bahwa untuk pemilihan variabel independen yang digunakan sebaiknya

dikaji kembali sesuai dengan keilmuan kriminalitas sehingga akan

didapatkan hasil analisis yang lebih baik. Kemudian dicoba menggunakan

metode statistika yang lain untuk memodelkan persentase kriminalitas di

Kota Makassar untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih baik.

Page 75: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

59

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincoln. 2010. Ekonomi Pembangunan Edisi 5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Badan Pusat Statistik.2018. Statistik Kota Makassar https://makassarkota.bps.go.id

Badan Pusat Statistik.2019. Statistik Kota Makassar https://makassarkota.bps.go.id

Badan Pusat Statistik.2018. Statistik Kriminalitas. Diakses Pada Tanggal 18 Desember 2019.

Badan Pusat Statistik.2019. Statistik Kemiskinan. Diakses Pada Tanggal 2 Januari 2020

Badan Pusat Statistik.2019. Statistik Pengaguran. Statistik Kemiskinan. Diakses Pada Tanggal 23 Desember 2019

Bonger (2016:45). mengenai kejahatan .Becker, Gary S. 2007. “Crime and Punishment: An Economic Approach.” The

Journal of Political Economy, Vol 76, No.2 .Becsi, Zsolt, 2011. “Economics and Crime in the State Atlanta”, Federal Reserve Bank of Atlanta. Brenner, M. Harvey, 1986, Pengaruh Ekonomi Terhadap Perilaku dan Penyelenggaraan Peradilan Pidana, Kanisius, Yogyakarta. Chambers (2017 : 13). Kemiskinan Detotto, Claudio dan Edoardo Otranto. 2010. Does Crime Affect Economic

Grotwh?KYKLOS, Vol. 63, No.3 330-345. United Kingdom. Darmawan, M. Kemal, 2007. Teori Kriminologi. Jakarta: Penerbit Universitas

Terbuka. Dirdjosisworo 2015.Hardianto, Florentinus Nugroho. 2009. Analisis Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Kriminalitas di Indonesia dari Pendekatan Ekonomi. Bina Ekonomi Majalah Ilmiah Fakultas Unpas, Vol. 13, No. 2:28-41

Gillani (2009). Nassaruddin, Ende Hasbi. 2016. Kriminologi. Bandung: PUSTAKA SETIA.

Hadinoto, Suyono. 2011. Analisis Dampak Kependudukan Terhadap Pertahanan

Dan Keamanan: Dampak Kependudukan Terhadap Kriminalitas Dan Keamanan Individu. Direktorat Analisis Dampak Kependudukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta.

Hakim, Riski Abinul. 2009. Analisis Determinan Tingkat Kejahatan Properti di Jawa Tahun 2007. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Depok: Skripsi.

Page 76: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

60

Herpandi, Wahyu Dian. 2017. Pengaruh Ketimpangan Ekonomi Terhadap Tingkat Kriminalitas Di Kota Medan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara. Medan: Skripsi.

Ichsan, Pinjaka Romdhon Nur. 2015. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Kriminalitas Di Provinsi Sumatera Utara. Universitas Airlangga. Surabaya: Skripsi.

Jamaludin, Adon Nasrullah. 2016. Dasar-dasar Patologi Sosial. Bandung: PUSTAKA SETIA.

Jhinghan, M.L. 2010. Ekonmomi Pembangunan dan Perencanaan, Terjemahan. Penerbit Rajawali. Jakarta.

Priatna, Yogie Yedia. 2016. Analsis Pengaruh Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Kejahatan Pencurian Di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010-2015. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta: Tesis.

Prayetno. 2013. Kausalitas Kemiskinan Terhadap Perbuatan Kriminal

(Pencurian)

Pasaribu (2014:50), jenis tindak kriminalitas/kejahatan Peter Hoefnagels dalam Dirdjosisworo (2015), kejahatan dalam sudut pandang

kriminologi Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta:

Rajawali Pers. Suliyanto (2011) analisis regresi linear berganda (Multiple Regression Analysis).

Supriatna (2008). Chambers (2017 : 13). Kemiskinan

Tassa, Ince Adista. 2013. Pengaruh Kemiskinan, Pendapatan Perkapita, Penganggguran, Pendidikan, dan Kepadatan Penduduk Terhadap Kejahatan Properti Di Jawa Timur Periode Tahun 2002-2010. Skripsi

tidak diterbitkan. Surabaya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.

Todaro, M. P. dan Smith, Stephen C. 2006. Pembangunan Ekonomi. Erlangga :

wJakarta. Wulansari, Fira Ambar. 2017. Analisis Pengaruh Pengangguran Dan Distribusi

Pendapatan Terhadap Kriminalitas Dan Investasi Di Indoensia Tahun

20112015.

Page 77: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

Lampiran 1 Data SPSS

Correlations

Kriminalitas Pengangguran Kemiskinan

Pearson Correlation

Kriminalitas 1,000 ,806 ,901

Pengangguran ,806 1,000 ,772

Kemiskinan ,901 ,772 1,000

Sig. (1-tailed)

Kriminalitas . ,001 ,000

Pengangguran ,001 . ,002

Kemiskinan ,000 ,002 .

N

Kriminalitas 12 12 12

Pengangguran 12 12 12

Kemiskinan 12 12 12

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1 Kemiskinan,

Pengangguranb

. Enter

a. Dependent Variable: Kriminalitas

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Mod

el

R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics Durbin-

Watson R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 ,918a ,842 ,807 ,04059 ,842 23,953 2 9 ,000 2,083

a. Predictors: (Constant), Kemiskinan, Pengangguran

b. Dependent Variable: Kriminalitas

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Kriminalitas 3,6783 ,09233 12

Pengangguran 7,8150 1,12559 12

Kemiskinan 7,4525 1,18751 12

Page 78: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression ,079 2 ,039 23,953 ,000b

Residual ,015 9 ,002

Total ,094 11

a. Dependent Variable: Kriminalitas

b. Predictors: (Constant), Kemiskinan, Pengangguran

Coefficient Correlationsa

Model Kemiskinan Pengangguran

1

Correlations Kemiskinan 1,000 -,772

Pengangguran -,772 1,000

Covariances Kemiskinan ,000 ,000

Pengangguran ,000 ,000

a. Dependent Variable: Kriminalitas

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions

(Constant) Pengangguran Kemiskinan

1

1 2,983 1,000 ,00 ,00 ,00

2 ,012 15,475 ,94 ,05 ,19

3 ,005 25,411 ,06 ,95 ,81

a. Dependent Variable: Kriminalitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 3,103 ,088 35,432 ,000

Pengangguran ,023 ,017 ,275 1,320 ,219 ,404 2,473

Kemiskinan ,054 ,016 ,688 3,302 ,009 ,404 2,473

a. Dependent Variable: Kriminalitas

Page 79: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 3,5782 3,7738 3,6783 ,08471 12

Std. Predicted Value -1,182 1,127 ,000 1,000 12

Standard Error of Predicted Value ,016 ,029 ,020 ,004 12

Adjusted Predicted Value 3,5677 3,7746 3,6771 ,09040 12

Residual -,06662 ,06560 ,00000 ,03672 12

Std. Residual -1,641 1,616 ,000 ,905 12

Stud. Residual -2,279 2,322 ,012 1,177 12

Deleted Residual -,12842 ,13548 ,00128 ,06360 12

Stud. Deleted Residual -3,303 3,459 ,025 1,581 12

Mahal. Distance ,879 4,757 1,833 1,301 12

Cook's Distance ,001 1,915 ,327 ,674 12

Centered Leverage Value ,080 ,432 ,167 ,118 12

a. Dependent Variable: Kriminalitas

Page 80: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …
Page 81: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …
Page 82: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …
Page 83: ANALISIS TINGKAT KRIMINALITAS DI KOTA MAKASSAR …

BIOGRAFI PENULIS

Muhammad Fadhil T. lahir di Makassar pada tanggal 3

September 1996 sebagai anak keempat dari pasangan Bapak

Taswar Waris dan Ibu Husniah. Penulis selama masa

perkuliahan tinggal di jl. Perintis Kemerdekaan KM3, Kompleks

BTN Antara Kota Makasar. Penulis telah menempuh pendidikan

sebagai berikut, penulis masuk SD. Inpres Gotong-Gotong II

Makassar dan lulus tahun 2008, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 32

Makassar dan lulus pada tahun 2011, kemudian melanjutkan ke jenjang

pendidikan tingkat atas di SMK Nasional Makassar dan lulus pada tahun 2014.

Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan

tinggi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar program strata satu sampai sekarang.

Sebagai tugas akhir, maka penulis menulis sebuah skripsi yang berjudul “Analisis

Tingkat Kriminalitas di Kota Makassar dengan Pendekatan Ekonomi”.