ANALISIS TINGKAT KETERKAITAN ANTAR INDIKATOR …

20

Transcript of ANALISIS TINGKAT KETERKAITAN ANTAR INDIKATOR …

1

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA DAN PEMBELAJARANNYA (SN-MPIPA)

MEMBANGUN MANUSIA INDONESIA BERKARAKTER ISLAMI MELALUI MPIPA DAN PEMBELAJARANNYA Banda Aceh, 1 Agustus 2015

Program Studi Magister Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala (MPIPA) kerjasama dengan Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia (PPII)

ISBN 978-602-97672-9-1

2

SEMINAR NASIONAL MIPA DAN PEMBELAJARANNYA

(SN-MPIPA)

MEMBANGUN MANUSIA INDONESIA BERKARAKTER ISLAMI MELALUI MPIPA DAN PEMBELAJARANNYA

Diselenggarakan oleh: PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2015

ii

iii

REVIEWER

Yusrizal

P

.

Saiman

332 xiv Halaman

Faku

http://www.fkip.unsyiah.ac.id/E- [email protected]

iv

v

SAMBUTAN DIREKTUR PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH

wr. wb.!

Yang Terhormat Bapak Narasumber Ketua Program Studi di lingkungan PPs Universitas Syiah Kuala Para Pemakalah, hadirin dan hadirat yang kami hormati

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas qudrah dan iradah-Nya kita dapat bertemu di forum "Seminar Nasional MIPA dan Pembelajarannya" dalam rangka pertemuan ilmiah yang pertama sekali dilaksanakan oleh Program Studi Magister Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bekerjasama dengan Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia. Kegiatan ini diberi tema Membangun manusia Indonesia berkarakter islami melalui MIPA dan pembelajarannya rsebut dipandang urgen saat ini dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan karakter peserta didik di seluruh Indonesia, terutama di provinsi Aceh yang berbahagia ini.

Saya berharap bahwa tema yang dibicarakan dalam seminar ini merupakan wujud respon positif Program Studi Magister Pendidikan IPA PPs Unsyiah sebagai lembaga yang terdepan dan harus selalu bersinergi dalam memajukan dalam mempromosikan dan meningkatkan kualitas pendidikan MIPA dan pembelajarannya. Penelitian dan pengembangan yang terkait dengan dunia pendidikan MIPA harus terus digalakkan dan dikomunikasikan kepada semua stakeholder. Karenanya, upaya mengundang narasumber yang relevan akan memberi warna tersendiri terhadap kualitas penyelenggaraan seminar ini.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada seluruh panitia penyelenggara dan reviewer yang terlibat dalam merancang dan mengarahkan kegiatan tersebut, atas kerjasama melahirkan upaya kreatif yang cukup mendasar sehingga pelaksanaannya berjalan lancar dan sukses. Saya berharap bahwa tindak lanjut dari seminar ini bukan hanya menghasilkan sejumlah artikel dalam prosiding, tetapi juga pengembangan-pengembangan ide dan kreatifitas yang mudah diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas di masa mendatang.

Demikianlah sambutan ini disampaikan, mudah-mudahan Seminar Nasional ini berjalan dengan baik dan lancar serta menjadi tonggak awal bagi keberlanjutan kegitan-kegiatan semacam ini yang akan dilaksanakan oleh Program Studi Magister Pendidikan IPA PPs Unsyiah. Untuk itu, saya sangat mendukung.

Direktur PPs Unsyiah

vi

Kata Sambutan Panitia Seminar Nasional

wr. wb.!

Syukur alhamdulillah, segala puji dan penghambaan diri kita persembahkan kepada Allah S.W.T, atas karunia dan keridhaan- MIPA dan Pembelajarannyadalam rangka pertemuan ilmiah untuk pertama sekali dapat dilaksanakan oleh Program Studi Magister Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala melalui kerjasama dengan Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia. Kegiatan ini kami beri tema Membangun manusia Indonesia berkarakter islami melalui MIPA dan pembelajarannyasangat urgen diperbincangkan saat ini karena pemerintah Republik Indonesia telah memberlakukan kurikulum 2013 bagi jenjang pendidikan Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, yang hakekatnya meningkatkan mutu pendidikan dan menumbuhkan karakter peserta didik yang berakhlak mulia di seluruh Indonesia, terutama di provinsi Aceh yang terletak di paling barat ini.

Seminar Nasional MIPA dan Pembelajarannya diselenggarakan oleh Program Studi Magister Pendidikan IPA PPs Unsyiah di Gedung Prof. Ibrahim Hasan, MBA Lantai 1 Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kopelma Darussalam Kota Banda Aceh pada tanggal 1 Agustus 2015. Pada kegiatan seminar ini kami mengundang 3 orang narasumber yaitu; Prof. Dr. Mustanir, M.Sc., guru besar Jurusan Kimia FMIPA Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Jamaluddin Idris, M.Ed., guru besar ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Ar-raniry, dan Drs. Syaridin, M.Pd., alumni Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unsyiah yang saat ini masih dipercaya sebagai Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Banda Aceh yang sangat komit mewujutkan pendidikan karakter bagi semua peserta didik SD hingga SMA di Kota Banda Aceh, melalui pemberlakuan kurikulum 2013 yang telah dicanangkan secara nasional.

Pada kesempatan yang baik ini, kami menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Direktur dan Asisten Direktur yang selalu memotivasi dan membimbing kami sehingga terwujudnya acara ini, kepada para tamu undangan, para pemakalah dari luar provinsi Aceh, pemakalah dari berbagai PTN dan PTS dalam provinsi Aceh, serta seluruh peserta seminaryang mendukung dan telah berpartisipasi dalam kegiatan ini. Rasa bangga dan terimakasih juga kami sampaikan kepada seluruh anggota panitia yang telah bekerja keras, bahu membahu untuk menyukseskankegiatan yang baik ini. Akhirnya kami mengucapkan selamat mengikuti seluruh rangkaian seminar yang telah kami susun, semoga bermanfaat dan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Panitia Seminar Ketua

vii

Daftar Isi

SAMBUTAN DIREKTUR PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH .................................................................................................................................................... v

Kata Sambutan Panitia Seminar Nasional ..................................................................................................... vi

Daftar isi ........................................................................................................................................................... vii

JADWAL SEMINAR .......................................................................................................................................... xi

PENDIDIKAN MIPA UNTUK MEMBENTUK MANUSIA INDONESIA BERKARAKTER ISLAMI ...................... 1

Mustanir .......................................................................................................................................................... 1

Strategi Implementasi SNPT Bidang MIPA untuk Menghasilkan Lulusan yang Berkualitas .................... 11

Jamaluddin Idris .............................................................................................................................................. 11

PEMBINAAN GURU MIPA PROFESIONAL YANG BERKARAKTER ISLAMI ............................................... 55

Syaridin ......................................................................................................................................................... 55

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS INKUIRI DISERTAI ASESMEN OTENTIK PADA MATERI ZAT ADITIF MAKANAN UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR SISWA SMP ............. 65

Hairida .......................................................................................................................................................... 65

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI PADA MATA PELAJARAN KIMIA UNTUK MEMBERDAYAKAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH ................................................................... 73

Rahmat Rasmawan ...................................................................................................................................... 73

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE INQUIRY LABS (CIL) PADA MATERI SUHU DAN KALOR ............................................................................ 81

Nurul Fajri Saminan ...................................................................................................................................... 81

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DITINJAU DARI JENIS KELAMIN PADA MATERI KALOR KELAS X SMAN 11 BANDA ACEH ..... 89

Nelly Shahromi Yanti .................................................................................................................................... 89

DAMPAK KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA PELAJARAN FISIKA ............................................................................................................................ 95

Khairul Hanif ................................................................................................................................................. 95

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA MELALUI KEGIATAN LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN ENDED ........... 103

Ayel Sarwono Lahra.................................................................................................................................... 103

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SAINS 3 SMA NEGERI 12 BANDA ACEH PADA MATERI EKOSISTEM DENGAN PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER ................................................................................................................. 111

Syarifah Farissi Hamama1 dan Nurjannah2 ................................................................................................. 111

viii

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH PADA KONSEP LARUTAN PENYANGGA DI SMA NEGERI 1 PADANG TIJI ..................................................................................................................................................123

Masykurni ....................................................................................................................................................123

Pengembangan Modul Pratikum Berbasis Pendekatan PACE (Planing, Activities, Class Discussion, Exercise)Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Motivasi Belajar Siswa........................133

Syukriamsyah ..............................................................................................................................................133

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS MULTIPLE INTELLENGENCES PADA MATERI LENSA UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL-SPASIAL DI SMP NEGERI 2 BANDA ACEH ..................................................................................................................141

Mahyana ......................................................................................................................................................141

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP RETENSI DAN PRESTASI SISWA .......................149

Titik Nora Verawati ......................................................................................................................................149

Penerapan Model Guided Discovery Terhadap Pemahaman Konsep Dan Hasil Belajar Siswa ............157

Hafni Mauli Diana ........................................................................................................................................157

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SFAE PADA MATERI REAKSI REDOKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 UNGGUL DARUL IMARAH ..........................................................................................................................................................167

Rahmadania Ningsih1, Abdul Gani Haji2, dan Zulfadli MY.2 .........................................................................167

LKS berbasis Inkuiri Terbimbing Terhadap Ketrampilan Proses Sains dan Ketrampilan Berpikir .......173

Mahyuna ......................................................................................................................................................173

PENGGUNAAN TEKNOLOGI MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA SMP ......................................................................................................................181

Yusrizal1, Suhrawardi Ilyas2, dan Sarifah Azmar3 ........................................................................................181

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistim Pencernaan Manusia Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas XI-IA2 Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012 Di SMA Negeri 4 Banda Aceh......................................................................................................191

Syarifah Rosmiati ........................................................................................................................................191

DAMPAK GAYA BERPIKIR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SAINS ..................................................197

Suriana ........................................................................................................................................................197

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E BERBANTU ICT UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETRAMPILAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA ..................................................................................................................................................205

Kasmadi ......................................................................................................................................................205

ix

PEMBELAJARAN HIDROKARBON DENGAN MENGGUNAKAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER KESADARAN LINGKUNGAN SISWA SMA ................................................................... 213

Sulastri1, Ade Ismayani1, dan Asmaul Husna2 ............................................................................................. 213

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI SMAN 5 BANDA ACEH ................................................................................. 225

Putri Khairuzan1, Abdul Gani Haji2, dan Latifah Hanum2 ............................................................................ 225

Kajian Integrasi Nilai-nilai Islam dalam Hukum Termodinamika .............................................................. 232

Anjar Purba Asmara1* dan Nurhayati2 ......................................................................................................... 232

ANALISIS TINGKAT KETERKAITAN ANTAR INDIKATOR KETRAMPILAN GENERIK SAINS DALAM PEMBELAJARAN FISIKA .............................................................................................................................. 244

A. Halim1*, Jon Darmawan2, dan Syahrun Nur3. .......................................................................................... 244

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Titrasi Asam Basa Di Kelas XI SMA Negeri 6 Lhokseumawe ....................... 250

Bakhtiar ....................................................................................................................................................... 250

PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PENDEKATAN INKUIRI KONSEP KEMAGNETAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA .............. 262

Ellidawartika ................................................................................................................................................ 262

UJI DAYA SERAP SERBUK GERGAJI KAYU MEDANG (LITSEA SP) TERHADAP ION LOGAM KROMIUM (VI) ................................................................................................................................................ 274

Ibnu Khaldun*1, Muhammad Nazar1, Desi Karmaini2 .................................................................................. 274

PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN ALGORITMIK SISWA KELAS XII MAN MODEL BANDA ACEH PADA TAHUN AJARAN 2014/2015 TERHADAP MATERI ELEKTROLISIS ................................................ 287

Rusman1 , Latifah Hanum1 dan Husneidy Syah Zikra 1 .............................................................................. 287

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS PESERTA DIDIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA DI SMP NEGERI I MEULABOH ............ 294

Surya Hafnidar ............................................................................................................................................ 294

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MAN RUKOH BANDA ACEH MATERI LARUTAN PENYANGGA PADA PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBASIS INKUIRI .................................... 303

Zarlaida Fitri, Ade Ismayani, dan Naziratul Husna ...................................................................................... 303

x

244

ANALISIS TINGKAT KETERKAITAN ANTAR INDIKATOR KETRAMPILAN GENERIK SAINS DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

A. Halim1*, Jon Darmawan2, dan Syahrun Nur3. 1*Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

2Guru SMA Negeri 2 Sabang, Aceh 3Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

*email: [email protected]

Abstrak

Pengetahuan tentang kontribusi masing-masing indikator terhadap KGS sangat penting untuk diketahui oleh peneliti pendidikan sains, karena hal ini akan terpengaruh pada pemilihan indikator KGS yang akan digunakan dalam pendidikan sains. Melalui penelitian ini ingin diketahui konstribusi masing-masing indikator dalam pembelajaran konsep-konsep fisika, melalui analisis tingkat keterkaitan antar indikator dan juga dengan kontribusi total dari semua indikator KGS. Setelah pemilihan sampel penelitian melalui acak kelas (random sampling), didapat kelas yang digunakan dalam penelitian adalah kelas XI IPA.1 dengan jumlah 24 siswa (sebagai kelas eksperimen) dan kelas XI IPA.2 berjumlah 24 siswa (sebagai kelas kontrol). Instrumen pengumpulan data menggunakan tes pilihan ganda sebanyak 21 item, dengan 4 subkonsep bidang fluida statis. Analisis data menggunakan program SPSS untuk mengetahui korelasi antar indikator dan juga dengan skor total untuk semua indikator. Hasil analisis data menunjukkan bahwa indikator pengamatan tak lansung memiliki kontribusi terbesar dan kerangka taat asas memiliki kontribusi terkecil terhadap peningkatan KGS. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bahwa dalam setiap pengukuran ketrampilan generik sains, selalu harus diikutsertakan tiga indikator utama, yaitu pengamatan lansung, pengamatan tak lansung, dan inferensi logika. Kata kunci: KGS, pengamatan lansung, inferensi logika, konsep, fluida statis.

Abstract

Knowledge of the contribution of each indicator against SGS is very important to be known by science education researchers, because it will be affected in the selection KGS indicators that will be used in science education. Through this research we want to know the contribution of each indicator in learning physics concepts, through the analysis of the relationship between the level indicator and also with a total contribution of all the indicators KGS. After selecting a random sample through grade (random sampling), obtained grade used in the study are a class XI student IPA.1 the number 24 (as an experimental class) and class XI IPA.2 totaling 24 students (as grade control). Data collection instruments using a multiple-choice test as many as 21 items, with 4 subconcepts static fluid field. Data analysis using SPSS to determine the correlation between the indicator and also with the total score for all indicators. The result showed that indirect observation of the indicators has the largest contribution and consistent framework has the smallest contribution to the improvement of SGS. Based on the results of this study suggested that in every measurement generic science skills, always have included three main indicators, namely direct observation, indirect observation, and inference logic. Keywords : SGS, direct observation, inference logic, concept, static fluid.

245

PENDAHULUAN

Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 bahwa, pada tingkat SMA/MA pelajaran fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan beberapa pertimbangan. Pertama, selain memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran Fisika dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, mata pelajaran Fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Pembelajaran fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Berdasarkan pertimbangan di atas, terlihat jelas bahwa tujuan pembelajaran fisika pada tingkat SMA/MA adalah sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir siswa. Kemampuan berpikir yang dimaksudkan disini adalah kemampuan berpikir ilmiah dimana salah satu diantaranya adalah keterampilan generik sains.

Berdasarkan pengamatan langsung penulis di salah satu SMA di Kota Sabang, pemahaman konsep siswa sangat rendah. Hal ini terlihat dari kebiasaan siswa yang hanya mampu menghafal rumus fisika tanpa mengerti asal usul dan aplikasi rumus tersebut. Selain itu, nilai rata-rata siswa terutama pada materi fluida statis belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai rata-rata siswa pada materi fluida statis tahun pembelajaran 2010/2011 adalah 51, sementara nilai KKM 65. Rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep fisika dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran yang diterapkan guru tidak secara inkuiri ilmiah sesuai amanah Permendiknas nomor 22 tahun 2006. Guru cenderung menerapkan metode pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru dimana metode pembelajaran tersebut masih tradisional atau mekanistik. Dengan metode pembelajaran tersebut guru lebih menekankan pada latihan mengerjakan soal atau drill and practice, kemudian prosedur penggunaan rumus. Dengan demikian siswa tidak terbiasa memecahkan masalah terutama aplikasi konsep fisika yang terjadi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, pemahaman konsep fisika dan keterampilan generik sains tidak terbangun. Oleh karena itu nilai rata-rata siswa terutama pada materi fluida statis perlu ditingkatkan dengan merubah metode pembelajaran.

Fisika merupakan pelajaran yang didasarkan pada pengamatan eksperimen sehingga pembelajarannyapun lebih sesuai jika menggunakan metode eksperimen. Banyak guru fisika menggunakan metode pembelajaran eksperimen, tetapi eksperimen yang dilakukan masih bersifat verifikasi yaitu membuktikan konsep atau prinsip yang telah dibahas sebelumnya. Eksperimen seperti ini persis seperti resep masakan yang tinggal mengikuti saja prosedurnya sehingga akan diperoleh bukti sesuai konsep dan prinsip yang telah dibahas. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian studi kasus yang dilakukan oleh Darmawan (2012) pada salah satu SMA di Kota Sabang. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen masih sangat kurang. Selain itu kegiatan eksperimennya masih bersifat verifikasi, dimana guru tersebut beralasan bahwa kegiatan eksperimen yang dilakukan untuk membuktikan teori yang telah dipelajari sebelumnya. LKS yang disiapkan oleh guru juga masih bersifat verifikasi.

246

Metode eksperimen seperti tersebut di atas sudah sesuai dengan karakteristik dasar fisika tetapi belum memenuhi amanah Permendiknas nomor 22 tahun 2006 dimana pembelajaran fisika di SMA dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu metode eksperimen yang bersifat verifikasi tersebut perlu dilakukan inovasi agar berlangsung dalam suasana yang bersifat inkuiri ilmiah (scientific inquiry). Metode pembelajaran eksperimen yang barlangsung dalam suasana inkuiri dinamakan metode eksperimen berbasis inkuiri. Dengan metode pembelajaran ini diharapkan terjadi peningkatan pemahaman konsep fisika siswa dan keterampilan generik sains karena sangat sesuai dengan anjuran Permendiknas nomor 22 tahun 2006 agar pembelajaran fisika berlangsung secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry).

Penelitian yang relevan telah dilakukan sebelumnya seperti penelitian yang dilakukan oleh Suma (2010) menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis inkuiri lebih efektif daripada pembelajaran tradisional dalam meningkatkan pemahaman konten fisika dan penalaran ilmiah mahasiswa calon guru fisika. Penelitian yang dilakukan oleh Suriyani (2012) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan generik sains dan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Hidayat, dkk (2010) dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran IPA fisika dengan percobaan berbasis inkuiri terbimbing dapat menarik minat siswa untuk aktif selama proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan Budiman (2010) menyimpulkan bahwa pembelajaran praktikum berbasis inkuiri lebih memotivasi siswa dalam pembelajaran juga dapat meningkatkan prestasi siswa lebih baik daripada pembelajaran praktikum verifikasi. Penelitian yang dilakukan oleh Saptorini (2008) menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran praktikum kimia analisis instrumen berbasis inkuiri mampu meningkatkan penguasaan keterampilan generik sains calon guru kimia sampai pada tingkat pencapaian harga N-gain kategori tinggi dan sedang.

Masalah pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah apakah metode pembelajaran eksperimen berbasis inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan generik sains siswa SMA pada materi fluida statis. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan generik sains siswa SMA melalui penerapan metode pembelajaran eksperimen berbasis inkuiri. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi. Eksperimen kuasi yang digunakan adalah desain the matching-only pretest-posttest control group Desain penelitian seperti disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest E (Eksperimen) O X O

K (Kontrol) O C O Sumber: Fraenkel, dkk (2012)

Keterangan:

O : Tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) untuk mengukur pemahaman konsep dan keterampilan generik sains.

247

X : Perlakuan terhadap kelas eksperimen, yaitu penerapan metode pembelajaran eksperimen berbasis inkuiri.

C : Perlakuan terhadap kelas kontrol, yaitu penerapan metode pembelajaran eksperimen bersifat verifikasi.

Dalam penelitian ini digunakan instrumen yang dirancang untuk mengumpulkan data sesuai

dengan desain penelitian. Instrumen tersebut adalah tes pemahaman konsep terintegrasi dengan keterampilan generik sains dan angket skala Likert untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran eksperimen berbasis inkuiri yang dilaksanakan. Guna memperoleh soal tes yang baik maka soal tersebut dinilai validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan generik sains sebelum dan setelah kegiatan pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus:

(Hake, 1999)

Keterangan:

Spre = Skor tes awal Spost = Skor tes akhir

Gain ternormalisasi ini diinterpretasikan guna menyatakan peningkatan pemahaman konsep fluida statis dan keterampilan generik sains dengan kriteria sebagaimana Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Kategori Tingkat Gain Ternormalisasi Batasan Kategori

< g > > 0,7 Tinggi

g Sedang

< g > < 0,3 Rendah

Sumber: Hake, 1999

Hasil perbandingan peningkatan pemahaman konsep fluida statis dan keterampilan generik sains kelas eksperimen dan kelas kontrol dihitung dengan menggunakan statistik parametrik jika berdistribusi normal dan non parametrik jika data tidak berdistribusi normal.

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peningkatan Keterampilan Generik Sains Indikator keterampilan generik sains yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi meliputi pengamatan langsung, pengamatan tak langsung, hukum sebab akibat, kerangka logika taat asas, dan inferensi logika. Perbandingan N-gain setiap indikator keterampilan generik sains yang antara kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti ditunjukkan Gambar 3.

248

Gambar 3. Diagram perbandingan N-gain untuk setiap indikator keterampilan generik sains antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

Berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa persentase N-gain keterampilan generik sains tertinggi

kelas eksperimen terjadi pada indikator pengamatan tak langsung sebesar 87,50% dengan kategori tinggi dan terendah terjadi pada indikator kerangka logika taat asas sebesar 33,54% dengan kategori sedang. Sedangkan pada kelas kontrol persentase N-gain keterampilan generik sains tertinggi terjadi pada indikator inferensi logika sebesar 40,63% dengan kategori sedang dan terendah terjadi pada indikator kerangka logika taat asas sebesar 14,38% dengan kategori rendah.

Gambar 3 menunjukkan bahwa perolehan persentase N-gain setiap indikator keterampilan generik sains siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen berbasis inkuiri lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan generik sains siswa pada materi fluida statis dibanding metode eksperimen verifikasi.

Peningkatan keterampilan generik sains tertinggi terjadi pada indikator pengamatan tak langsung disebabkan pembiasaan siswa menggunakan peralatan eksperimen dan mengumpulkan data hasil eksperimen. Hal ini sesuai dengan pendapat Brotosiswoyo (2011) bahwa indikator keberhasilan pada pengamatan tak langsung adalah: (1) menggunakan alat/benda sebagai alat bantu indera dalam mengamati percobaan/gejala alam; (2) mengumpulkan fakta-fakta hasil percobaan atau fenomena alam; dan (3) mencari perbedaan dan persamaan. Dalam kegiatan eksperimen berbasis inkuiri, alat bantu indera sangat berperan dalam menghasilkan data dan fakta eksperimen. Terpenuhinya peralatan sesuai dengan karakteristik eksperimen menyebabkan kegiatan eksperimen berbasis inkuiri berjalan sangat baik. Selain itu, siswa dilatih melalui pengamatan tak langsung untuk menafsirkan data yang dihasilkan untuk membuat kesimpulan guna membuktikan hipotesis yang dibuatnya. Berdasarkan pengamatan tak langsung ini akan membimbing siswa untuk belajar berfikir hipotesis deduktif (Liliasari, 2005), sehingga setelah melalui proses pembelajaran ini siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. Kondisi ini berimplikasi langsung pada peningkatan indikator pengamatan tak langsung. Perolehan skor N-gain yang rendah pada kelas kontrol disebabkan banyak siswa yang meperoleh nilai pretest sama dengan nilai posttest.

Rendahnya perolehan nilai N-gain keterampilan generik sains pada indikator kerangka logika taat asas menunjukkan bahwa metode pembelajaran eksperimen berbasis inkuiri berdasarkan penelitian ini belum maksimal untuk meningkatkan indikator tersebut. Indikator keberhasilan kerangka logika taat asas belum optimal dicapai sehingga peningkatan kerangka logika taat asas belum sesuai dengan harapan.

64.65

87.50

53.68 33.54

64.93

28.54 20.83 28.19 14.38

40.63

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.0090.00

100.00N

-gai

n (%

)

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

249

Indikator keberhasilan kerangka logika taat asas menurut Brotosiswoyo (2011) adalah: (1) mencari hubungan logis antara dua aturan dan (2) menjelaskan sesuatu atau gejala alam melalui hukum-hukum yang telah ditentukan. Kegiatan demonstrasi dan eksperimen dalam metode pembelajaran berbasis inkuiri yang dilakukan siswa belum maksimal dalam mengungkap hubungan logis antara dua aturan. Kondisi ini berpengaruh pada rendahnya peningkatan indikator kerangka logika taat asas. Selain itu beberapa siswa pada kelas eksperimen memperoleh nilai pretest yang sama dengan nilai posttest dan salah seorang siswa memperoleh nilai pretest lebih baik dibandingkan nilai posttest. Sedangkan pada kelas kontrol terdapat beberapa siswa memperoleh nilai pretest lebih baik dibandingkan nilai posttest. KESIMPULAN

Persentase rata-rata N-gain setiap indikator keterampilan generik sains kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Urutan indikator yang paling tinggi kontribusi terhadap ketrampilan generik sains adalah (i) pengamatan tak lansung, (ii) inferensi logika, (iii) pengamatan lansung, (iv) Hukum sebab-akibat, dan (v) Kerangka-logika taat asas.

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pemikiran untuk terlaksanaannya penelitian ini, terutama semua pengelola Program studi Magister Pendidikan IPA, PPs Unsyiah. Selain itu peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala SMA Negeri 2 Sabang dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Sabang yang telah memberikan izin pengumpulan data.

DAFTAR PUSTAKA

Dahar, R.W. 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Darmawan, J. 2012.

Sabang. Banda Aceh: PPs Unsyiah. Fraenkel, dkk. 2012. How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill. Hake, R.R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores, diakses pada www.physics.indiana.edu [tanggal 6

Februari 2013]. Hofstein, A. and Lunetta, V. 2004. The Laboratory in Science Education: Foundation for The Twenty-First

Century. Science Education. 88:28-54. Nur Hidayat, T, dkk. 2010. Pembelajaran Fisika Pada Pokok Bahasan Cahaya Dengan Percobaan

Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, diakses pada http:// lib.unnes.ac.id [tanggal 17 November 2012].

Saptorini. 2008. Peningkatan Keterampilan Generik Sains Bagi Mahasiswa Melalui Perkuliahan Praktikum Kimia Analisis Instrumen Berbasis Inkuiri. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. Vol 2, No 1.

Suma, K. 2010. Efektivitas Pembelajaran Berbasis Inkuiri Dalam Peningkatan Penguasaan Konten dan Penalaran Ilmiah calon Guru Fisika. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Universitas Pendidikan Ganesha, Jilid 43, Nomor 6, halaman 47 55.

Suriyani. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Keterampilan Generik Sains Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tinombo. Jurnal Mitra Sains. ISSN: 2302-2027.

Wiyanto. 2006. Pengembangan Kemampuan Merancang Kegiatan Laboratorium Fisika Berbasis Inkuiri Bagi Mahasiswa Calon Guru. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2.

250

PENGGUNAA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

TITRASI ASAM BASA DI KELAS XI SMA NEGERI 6 LHOKSEUMAWE

Bakhtiar Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA, PPs Universitas Syiah Kuala

Email: [email protected]

Abstrak

Telah dilakukan penelitian tentang Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi titrasi asam basa di kelas XI SMA Negeri 6 Lhokseumawe. Penelitian ini bertujuan mengetahui motivasi, hasil belajar dan tanggapan siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan titrasi asam basa. Jenis penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMAN 6 Lhokseumawe, satu kelas sebagai kelas kontrol dan kelas berikutnya sebagai kelas eksperimen. Sebelum dilakukan pengumpulan data terlebih dahulu dilakukan penyiapan bahan penelitian, angket, LKS sesuai dengan materi, kemudian dilakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Pengumpulan data dilakukan melalui tes, dan angket. Soal tes dan angket telah divalidasi isi oleh pakar. Diawal pembelajaran diberikan pretes, kemudian diakhir pertemuan diberikan angket dan postes. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol secara signifikan diketahui dengan uji t nilai postes, dan nilai N gain kedua kelas. Nilai N gainkedua kelas juga menunjukkan perbedaan, kelas kontrol nilai N gain siswa terletak pada kategori sedang, sedangkan pada kelas eksperimen terletak pada kategori tinggi. Persentase siswa yang memberi tanggapan positif terhadap penggunaan model kooperatif tipe STAD mencapai rata-rata 95%, dan siswa yang memberikan tanggapan negatif rata-rata sebesar 5%. Penggunaan model tipe STAD juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kimia materi titrasi asam basa menggunakan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa serta memberikan tanggapan positif.

Kata Kunci : Model STAD, Titrasi Asam Basa, Motivasi, Hasil Belajar

Abstract

Research on Use of STAD type of cooperative learning model to improve motivation and student learning outcomes in acid-base titration material in class XI SMAN 6 Lhokseumawe. This study aims to find motivation, learning outcomes and student responses using cooperative learning model type STAD on the subject of acid-base titration. This research uses quasi-experimental methods. The subjects were students of class XI SMAN 6 Lhokseumawe, one class as the control class and the next class as a class experiment. Before the data collection conducted prior preparation of materials research, questionnaires, worksheets according to the material, then do learning activities in accordance with the lesson plan has been prepared. Data collected through tests and questionnaires. About tests and questionnaires have been validated by the content experts. Given pretest at the beginning of learning, then the end of the meeting was given a questionnaire and posttest. The results showed an increase in student learning outcomes in experimental class with the control class is significantly determined by t test posttest value, and the value of N gain both classes. N value gain both classes also showed differences, class students gain control value N lies in the medium category, while the experimental class lies in the high category. The percentage of students who responded positively to the use of the model type STAD cooperative reached