ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …
Transcript of ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …
1
ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN RELATIF
PADA LUBANG TAMBANG BAWAH TANAH BMK 35 CV. BARA
MITRA KENCANA SAWAHLUNTO
SITI ARLIDA FERLIANA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND) PADANG
2018
2
ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN RELATIF
PADA LUBANG TAMBANG BAWAH TANAH BMK 35 CV. BARA
MITRA KENCANA SAWAHLUNTO
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
SITI ARLIDA FERLIANA
1410024427143
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND) PADANG
2018
3
HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
Judul : Analisis Temperatur Efektif dan Kelembaban Relatif
Pada Lubang Tambang Bawah Tanah BMK 35 CV.
Bara Mitra Kencana Sawahlunto.
Nama : SITI ARLIDA FERLIANA
NPM : 1410024427143
Program Studi : Teknik Pertambangan
Jurusan : Teknik Pertambangan
Padang, Juli 2018
Menyetujui :
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Murad, MS, MT Jevie Eka Putra ST., MT
NIDN.007116308 NIDK.8892970018
Ketua Program Studi, Ketua STTIND Padang,
Dr. Murad, MS, MT Riko Ervil, MT
NIDN.007116308 NIDN. 1014057501
4
ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN RELATIF PADA
LUBANG TAMBANG BAWAH TANAH BMK 35 CV. BARA MITRA
KENCANA SAWAHLUNTO
Nama : Siti Arlida Ferliana
NPM : 1410024427143
Pembimbing I : Dr. Murad MS. MT
Pembimbing II : Jevie Carter Eka Putra ST., MT
RINGKASAN
CV. Bara Mitra Kencana (CV. BMK) merupakan perusahaan yang
bergerak pada bidang pertambangan bawah tanah yang terletak di Desa Batu
Tanjung, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat.
Temperatur udara efektif dan kelembaban relatif pada lubang tambang BMK-35
melebihi nilai ambang batas (NAB) yang di atur oleh KEPMEN 555K yaitu
temperatur udara efektif 26oC dengan kelembaban relatif sebesar 95,4%,
sedangkan temperatur udara efektif yang di perbolehkan berkisar antara 18-24oC
dengan kelembaban relatif maksimum sebesar 85%.
Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan pengaturan
sistem ventilasi yang baik yaitu memasang ventilasi hisap pada jalan keluar
dengan pertimbangan desain lubang tambang yang ada pada CV. BMK. Hasil
analisa yang dilakukan dengan pemasangan ventilasi hisap pada lubang tambang
BMK-35, didapatkan nilai temperatur udara efektif pada lokasi lubang bukaan
(kanopi) 19,9-21oC dengan kelembaban relatif sebesar 78-83%. Pada lokasi
percabangan, temperatur udara efektif 22,5-23,8oC dengan kelembaban relatif
sebesar 83-85%. Pada lokasi front kerja, temperatur udara efektif 23-23,5oC
dengan kelembaban relatif sebesar 83,5-85,1%.
Setelah dilakukanya pemasangan ventilasi hisap, temperatur udara efektif
dan kelembaban relatif sudah sesuai dengan NAB yang di perbolehkan oleh
KEPMEN 555K. Pengontrolan terhadap temperatur udara efektif dan kelembaban
relatif perlu dilakukan agar terciptanya kondisi kerja yang aman dan nyaman.
Kata Kunci: Ventilasi, Temperatur Efektif, Kelembaban Relatif.
5
ANALYSIS OF EFFECTIVE TEMPERATURE AND RELATIVE HUMIDITY IN
MINING HOUSE LOWER BMK 35 CV. BARA MITRA
KENCANA SAWAHLUNTO
Name : Siti Arlida Ferliana
NPM : 1410024427143
Supervisor I : Dr. Murad MS. MT
Advisor II : Jevie Carter Eka Putra ST., MT
ABSTRACT
CV. Bara Mitra Kencana (CV BMK) is a company engaged in the field
of underground mining located in Batu Batu Village, Talawi Subdistrict,
Sawahlunto City, West Sumatra Province. Effective air temperature and relative
humidity in the mine pits BMK-35 exceeds the threshold value (NAV) which is
regulated by KEPMEN 555K ie effective air temperature 26°C with a relative
humidity of 95.4%, while the effective air temperature that are allowed ranges 18-
24oC with maximum relative humidity of 85%.
Solution to overcome the problem is required arrangement of good
ventilation system that is to install suction ventilation at exit with consideration of
pit hole design in CV. BMK. The result of analysis performed with the installation
of suction ventilation at the hole BMK-35, obtained the value of effective air
temperature at the location of openings (canopy) 19,9-21oC with relative humidity
equal to 78-83%. At the branching site, the effective air temperature is 22.5-
23.8oC with relative humidity of 83-85%. At the location of thefront work, air
temperature effective 23-23,5oC with relative humidity equal to 83,5-85,1%.
After doing the installation of suction ventilation, effective air
temperature and relative humidity are in accordance with the NAB that allowed
by KEPMEN 555K. Controlling the effective air temperature and relative
humidity needs to be done in order to create safe and comfortable working
conditions.
Keywords: Ventilation, Effective Temperature, Relative Humidity.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada
waktunya.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini penulis telah dimotivasi dan di bantu
oleh berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis dengan tulus
hati mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan Do’a dan dukungan
baik moril maupun materil dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Bapak Riko Ervil, MT selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri
(STTIND) Padang.
3. Bapak Dr. Murad, MS, MT selaku ketua Prodi Teknik Pertambangan dan
selaku pembimbing I dalam tugas akhir ini.
4. Bapak Jevie C Eka Putra, ST., MT selaku pembimbing II dalam tugas akhir
ini.
5. Bapak Andi Asmunandar, ST selaku Kepala Teknik Tambang CV.BMK
6. Seluruh dosen dan karyawan/karyawati Sekolah Tinggi Teknologi Industri
(STTIND) Padang.
7. Teman-teman Mahasiswa/mahasiswi Sekolah Tinggi Teknologi Industri
(STTIND) Padang, khususnya Mahasiswa/Mahasiswi dari jurusan Teknik
Pertambangan.
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat
membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan
semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua.
Padang, Juli 2018
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .................................................................................... .....i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ....ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ....v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ....vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ....vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ .....1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................... .....4
1.3 Batasan Masalah ............................................................................ .....5
1.4 Rumusan Masalah ......................................................................... .....5
1.5 Tujuan Penelitian........................................................................... .....5
1.6 Manfaat Penelitian......................................................................... .....6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori.................... .......................................................... .....7
2.1.1 Deskripsi Perusahaan ........................................................... .....7
2.1.2 Sistem Penambangan ........................................................... .....9
2.1.3 Kegiatan Penambangan ....................................................... .....9
2.1.4 Pengertian Ventilasi Tambang ............................................. .....10
2.1.5 Fungsi Ventilasi Tambang ................................................... .....11
2.1.6 Prinsip Ventilasi Tambang .................................................. .....12
2.1.7 Lingkup Bahasan Ventilasi Tambang .................................. .....12
2.1.8 Sistem Ventilasi ................................................................... .....13
2.1.9 Gas-gas Pengotor ................................................................. .....17
2.1.10 Pengendalian Kualitas Udara Tambang ............................ .....22
2.1.11 Pengendalian Kuantitas Udara .......................................... .....25
2.1.12 Pengendalian gas-gas tambang .......................................... .....26
iii
2.1.13 Karakteristik debu di dalam tambang ................................ .....27
2.1.14 Mencari Luas Penampang dan Mekanika fluida .............. .....28
2.1.15 Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.
555.K/M.PE/1995 .............................................................. .....30
2.1.16 Penelitian yang Relevan .................................................... .....32
2.2 Kerangka Konseptual .................................................................... .....35
2.2.1 Input ..................................................................................... .....35
2.2.2 Proses ................................................................................... .....36
2.2.3 Output .................................................................................. .....36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. .....38
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................38
3.2.1 Tempat Penelitian......................................................................38
3.2.2 Waktu Penelitian........................................................................39
3.3 Variabel Penelitian ............................................................... ..............39
3.4 Data dan Sumber Data.......................................................... ..............39
3.4.1 Data ............................................................................. ..............39
3.4.2 Sumber Data..............................................................................40
3.5 Teknik Pengumpulan Data..................................................................40
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data................................................41
3.6.1 Teknik Pengolahan Data............................................................41
3.6.2 Analisa Data...............................................................................42
3.7 Kerangka Metodelogi.........................................................................43
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN
4.1 Pengumpulan Data ......................................................................... .....46
4.1.1 Data primer ...............................................................................46
4.1.2 Data Sekunder…........................................................................48
4.2 Pengolahan Data ................................................................... ..............51
4.2.1 Perhitungan Luas Terowongan ................................... ..............51
4.2.2 Perhitungan Luas Duct/Host ....................................... ..............53
4.2.3 Perhitungan Kuantitas Udara ...................................... ..............54
iv
4.2.4 Kebutuhan Udara Untuk Pernafasan dan Alat Pada Front
Kerja BMK35 ............................................................. ..............55
4.2.5 Perhitungan Temperatur Efektif ................................. ..............56
4.2.6 Kelembaban Relatif .................................................... ..............57
4.2.7 Merancang Pemasangan Ventilasi Hisap ................... ..............57
4.2.8 Perhitungan Temperatur Efektif Setelah Pemasangan
Ventilasi Hisap ........................................................... ..............58
4.2.9 Kelembaban Relatif Setelah Pemasangan Ventilasi Hisap........59
4.2.10 Perbandingan Temperatur Efektif dan Kelembaban Relatif
Sebelum dan Sesudah Pemasangan Ventilasi Hisap ..............59
BAB V ANALISA DATA
5.1 Analisa Perhitungan Kuantitas Udara ............................................ .....61
5.2 Analisa Perhitungan Kebutuhan Udara Pada Front Kerja BMK35.....61
5.3 Analisa Perhitungan Temperatur Efektif dan Kelembaban
Relatif Sebelum Pemasangan Ventilasi Hisap ............................... .....62
5.4 Analisa Perhitungan Temperatur Efektif dan Kelembaban
Relatif Sesudah Pemasangan Ventilasi Hisap ................................ .....62
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .................................................................................... .....63
6.2 Saran ............................................................................................... .....64
DAFTAR KEPUSTAKAAN ......................................................................... .....65
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Kesampaian lokasi CV. Bara Mitra Kencana .................. 8
Gambar 2.2 Metode Room and Pillar ......................................................... 9
Gambar 2.3 Proses Penambangan ............................................................... 10
Gambar 2.4 Batubara Telah Di Tambang ................................................... 10
Gambar 2.5 Kondisi Ventilasi Alami .......................................................... 14
Gambar 2.6 Pengaruh Racun Gas CO Sebagai Fungsi Waktu.................... 19
Gambar 2.7 Hubungan antara Efesiensi Kerja dan Temperatur Efektif ..... 25
Gambar 2.8 Trapesium ................................................................................ 29
Gambar 2.9 Lingkaran ................................................................................ 29
Gambar 2.10 Persegi Panjang ..................................................................... 30
Gambar 2.11 Kerangka Konseptual ............................................................ 37
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian .......................................................... 45
Gambar 4.1 Anemometer CFM 8091 .......................................................... 47
Gambar 4.2 Multigas Detector ................................................................... 47
Gambar 4.3 Digital Sling Psycometer AZ 8746 ......................................... 48
Gambar 4.4 Spesifikasi Fan/Blower Hembus ............................................. 49
Gambar 4.5 Menghitung Luas Setengah Lingkaran ................................... 51
Gambar 4.6 Menghitung Luas Persegi Panjang .......................................... 52
Gambar 4.7 Menghitung Penampang Arcis ................................................ 52
Gambar 4.8 Menghitung Penampang Trapesium........................................ 52
Gambar 4.9 Rancangan Pemasangan Ventilasi Hisap ................................ 58
Gambar 4.10 Perbandingan Temperatur Hisap Sebelum dan Sesudah
Pemasangan Ventilasi Hisap ................................................. 60
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sifat Bermacam Gas.................................................................... 21
Tabel 2.2 Komposisi Udara Segar .............................................................. 22
Tabel 2.3 Kebutuhan Udara Pernafasan ...................................................... 23
Tabel 2.4 Kelembaban Udara Relatif .......................................................... 25
Tabel 4.1 Luas Penampang Terowongan .................................................... 53
Tabel 4.2 Luas Penampang Duct/Host ........................................................ 53
Tabel 4.3 Kuantitas Udara Tersedia ............................................................ 54
Tabel 4.4 Kebutuhan Udara Pada Front Kerja ............................................ 56
Tabel 4.5 Temperatur Udara Efektif ........................................................... 56
Tabel 4.6 Kelembaban Udara Relatif .......................................................... 57
Tabel 4.7 Temperatur Efektif Setelah Pemasangan Ventilasi Hisap .......... 58
Tabel 4.8 Kelembaban Relatif Setelah Pemasangan Ventilasi Hisap ......... 59
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Peta Geologi CV. Bara Mitra Kencana.................................. 67
Lampiran B. Peta Topografi CV. Bara Mitra Kencana ............................... 68
Lampiran C. Peta Lay Out Tambang CV. Bara Mitra Kencana ................. 69
Lampiran D. Peta Lay Out Tambang BMK 35 ........................................... 70
Lampiran E. Format Pengukuran Di Lapangan .......................................... 71
Lampiran F. Perhitungan Temperatur Efektif ............................................. 80
Lampiran G. Dokumentasi Penelitian ......................................................... 81
Lampiran H. Spesifikasi Alat Blower ......................................................... 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Tambang bawah tanah adalah segala kegiatan atau aktivitas
penambangan yang dilakukan dibawah permukaan bumi dan tempat kerjanya
tidak langsung berhubungan dengan udara luar. CV. Bara Mitra Kencana
adalah salah satu perusahaan tambang batubara bawah tanah yang terletak di
Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat. CV. Bara Mitra Kencana melakukan
penambangan dengan metode room and pilar dan menggunakan penyangga
kayu sebagai penunjang operational.
Sebagai pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi, CV. Bara
Mitra Kencana wajib menerapkan kaidah pertambangan yang baik dan benar
(good mining practice) salah satunya mengenai kesehatan dan keselamatan
kerja khususnya pada kegiatan penambangan bawah tanah. Hal tersebut
sejalan dengan upaya pemerintah Republik Indonesia dalam mencegah
kecelakaan kerja yang diatur dalam Keputusan Menteri Pertambangan dan
Energi No. 555.K/M.PE/1995 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Pertambangan Umum.
Pada tambang bawah tanah, masalah pokok yang menjadi kendala pada
saat pelaksanaan adalah sistem penyangga dan sistem ventilasi. Penyanggaan
tambang batubara bawah tanah bertujuan untuk menyangga batuan yang
berada di atasnya. Apakah sistem pemambangan yang akan diterapkan dapat
2
ditunjang oleh sistem penyangga yang ada. Apakah masih menguntungkan
untuk dilakukan penambangan dengan menggunakan sistem penyangga yang
diperlukan. Selain penyangga, sistem ventilasi juga sangat berperan penting
guna memenuhi kebutuhan pernapasan manusia (pekerja) dan juga untuk
menetralkan gas-gas beracun, mengurangi konsentrasi debu yang berada
didalam udara tambang dan untuk mengatur temperatur udara tambang
sehingga akan tercipta kondisi kerja yang aman dan nyaman sehingga
nantinya akan meningkatkan produksi pada CV. Bara Mitra Kencana.
Undang-undang yang mengatur ventilasi tambang tertuang dalam Keputusan
Menteri Pertambangan dan Energi No. 555.K/M.PE/1995 pasal 369 sampai
dengan pasal 376 tentang ventilasi. Temperatur udara yang diperbolehkan oleh
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 555.K/M.PE/1995 yaitu
berkisar antara 18°C-24°C dan kelembaban relatif sebesar 85%.
Pada suatu tambang batubara bawah tanah (underground mine), dapat
terjadi berbagai jenis sumber panas yang dapat meningkatkan suhu udara di
area tambang bawah tanah. Diantaranya panas dari batuan, panas dari
peralatan yang kita gunakan, dan panas dari badan para pekerja yang bekerja
itu sendiri. Ditambah dengan minimnya pengontrolan sistem ventilasi
sehingga peningkatan suhu udara di area kerja pada tambang batubara bawah
tanah tidak dapat dihindarkan.
Hasil observasi lapangan tanggal 9 Juni 2018, temperatur udara di front
kerja BMK-35 CV. Bara Mitra Kencana pada kondisi 26oC. Hal tersebut
menimbulkan kondisi tidak nyaman dan aman bagi pekerja. Kondisi yang
3
panas menyebabkan pekerja mudah lelah sehingga kegiatan penambangan
tidak maksimal. Oleh karena itu, perlunya upaya untuk menurukan suhu udara
di area produksi yang saat ini masih diatas rata-rata menjadi suhu yang
dianjurkan oleh Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.
555.K/M.PE/1995 yaitu 18-24oC sehingga para pekerja yang bekerja di area
produksi dapat lebih nyaman dalam bekerja dan hasil produksi yang dicapai
juga lebih maksimal, hal ini juga didukung dengan sistem ventilasi yang baik.
Pada prinsipnya dalam sistem ventilasi tambang, udara akan mengalir dari
kondisi bertemperatur rendah ke temperatur panas. Jadi udara yang
bertemperatur rendah akan berusaha pergi ke tempat/area yang bertemperatur
panas seperti di daerah produksi.
Selain temperatur udara yang masih tinggi, adapun masalah lain yang
peneliti temukan di CV. Bara Mitra Kencana yaitu kurangnya kuantitas udara
alami yang masuk ke dalam tambang. Hal ini disebabkan oleh robeknya
duct/host di beberapa titik front kerja BMK-35 CV. Bara Mitra Kencana.
Akibat dari kurangnya kuantitas udara tersebut dapat menimbulkan
keberadaan debu, gas metan dan gas pengotor lain yang melebihi nilai ambang
batas dan dapat menimbulkan ledakan seperti yang terjadi pada hari Rabu
tanggal 29 Maret 2017.
Untuk menciptakan kondisi kerja yang aman dan nyaman bagi pekerja
perlu dilakukan pengkajian terhadap beberapa parameter yang meliputi jumlah
pekerja, jumlah gas methan, jumlah peralatan mesin yang beroperasi serta
kondisi suhu dan kelembaban udara sehingga dengan dilakukan pengkajian
4
terhadap parameter ini dapat ditentukan berapa kuantitas udara yang
diperlukan untuk kelangsungan operasional.
Berdasarkan permasalaan tersebut di atas, maka peneliti ingin
melakukan penelitian mengenai permasalahan yang berhubungan dengan
kuantitas dan kualitas udara dengan judul “Analisis Temperatur Efektif dan
Kelembaban Relatif Pada Lubang Tambang Bawah Tanah BMK-35 CV. Bara
Mitra Kencana, Sawahlunto”.
1.2.Identifikasi Masalah
1. Temperatur udara pada tanggal 9 Juni 2018 di dalam lubang tambang
front kerja BMK-35 melebihi ambang batas yaitu 26oC.
2. Kurang optimalnya fungsi duct/host yang menyebabkan kurangnya
kuantitas udara alami yang masuk ke dalam tambang.
3. Terdapat gas-gas berbahaya yang melebihi nilai ambang batas pada
tambang bawah tanah.
4. Terjadinya ledakan gas tambang batubara pada tanggal 29 maret 2017.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan secara terstruktur, terorganisir dan
mencapai sasarannya, maka dalam penelitian ini perlu adanya batasan masalah
yaitu analisis temperatur efektif dan kelambaban relatif untuk pemenuhan
kuantitas dan kualitas udara pada lubang tambang bawah tanah BMK-35 CV.
Bara Mitra Kencana.
5
1.4. Rumusan Masalah
1. Berapa nilai temperatur efektif dan kelembaban relatif pada lubang
tambang BMK-35 CV. Bara Mitra Kencana?
2. Bagaimana rancangan pemasangan ventilasi hisap yang baik pada lubang
tambang BMK-35 CV. Bara Mitra Kencana?
3. Berapa nilai temperatur efektif dan kelembaban relatif setelah pemasangan
ventilasi hisap pada lubang tambang BMK-35 CV. Bara Mitra Kencana?
1.5. Tujuan Penelitian
1. Mendapatkan nilai temperatur efektif dan kelembaban relatif pada lubang
tambang BMK-35 CV. Bara Mitra Kencana.
2. Merancang pemasangan ventilasi hisap pada lubang tambang BMK-35
CV. Bara Mitra Kencana.
3. Mendapatkan nilai temperatur efektif dan kelembaban relatif setelah
pemasangan ventilasi hisap pada lubang tambang BMK-35 CV. Bara
Mitra Kencana.
1.6. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Sebagai salah satu sumber informasi dan analisis sistem ventilasi untuk
mengetahui kualitas dan kuantitas pada front penambangan para pekerja,
kemudian agar dapat menjadi dasar penelitian lebih lanjut oleh perusahaan
tentang sistem ventilasi tambang.
6
2. Bagi Penulis
Penulis dapat mengetahui teknis dari kegiatan sistem ventilasi tambang
secara langsung dan penulis dapat menerapkan ilmu yang didapatkan
dibangku pendidikan dan di dunia kerja nantinya.
3. Bagi STTIND Padang
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan apa yang penulis tulis
dapat bermanfaat dan menjadi panduan bagi mahasiswa jurusan teknik
pertambangan STTIND Padang selanjutnya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Landasan teori terdiri dari seluruh referensi-referensi, konsep-konsep
dan kerangka penelitian yang didukung oleh teori-teori ilmiah, yang diperoleh
kepustakaan maupun teori yang ada yang berhubungan dengan judul
penelitian.
2.1.1 Deskripsi Perusahaan
2.1.1.1 Sejarah CV. Bara Mitra Kencana (CV. BMK)
CV. BMK adalah salah satu dari sekian banyak perusahaan di
Sumatera Barat yang bergerak dibidang pertambangan batubara berdiri pada
hari Selasa tanggal 19 Januari 2007. Status lahan yang dimanfaatkan bagi
rencana kegiatan penambangan batubara di Tanah Kuning Desa Batu Tanjung
Kec. Talawi Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat, merupakan bekas
tambang PT. BA-UPO yang telah diserahkan pengelolanya kepada
pemerintahan daerah Kota Sawahlunto.
2.1.1.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Wilayah IUP. OP CV. BMK seluas 49,61 hektar dan secara geografis
daerah penambangan tersebut terletak pada koordinat 100º47’18,39” –
100º46’48,10” Bujur Timur (BT) dan 00o37’08,22” – 00
o36’58,36” Lintang
Selatan (LS). Secara administratif lokasi CV. BMK tersebut terletak di Tanah
8
Kuning Desa Batu Tanjung Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto Provinsi
Sumatera Barat.
Lokasi tambang tersebut dapat dicapai dengan menggunakan
kendaraan roda empat dari Padang jarak tempuh +117 Km ke Kota
Sawahlunto serta menuju ke lokasi tambang dengan jarak tempuh +6 Km
selebihnya +3 Km merupakan jalan tambang yang akan digunakan untuk
menunjang kelancaran kegiatan operasional penambangan. Dapat dilihat pada
Gambar2.1 dibawah ini:
Sumber:CV. Bara Mitra Kencana(2004-2014)
Gambar 2.1 Peta Kesampaian Lokasi CV. Bara Mitra Kencana
9
2.1.2 Sistem Penambangan
Sistem penambangan pada CV. BMK adalah tambang bawah tanah
dengan metode room and pillar. Metode penambangan room and pillar
merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah untuk endapan batubara
dengan tata cara penambangan searah jurus pada lapisan dan kedudukan
batubara (strip mining). Pada gambar 2.2 dibawah ini:
Sumber:Erlangga Endri O, (2010:20)
Gambar 2.2 Metode Room And Pillar
2.1.3 Kegiatan Penambangan
Sistem penambangan pada CV. BMK adalah tambang bawah tanah
dengan metode room and pillar, dengan tata cara penambangan searah jurus
pada lapisan dan kedudukan Batubara (strip mining).
Pada kegiatan ini proses pengambilan batubara dikendalikan seara
manual oleh manusia menggunakan baling atau gancu. Proses penambangan
dilakukan dari pengambilan batubara, penumpukan di stockyard sementara,
dan kemudian di angkut keluar lubang dengan menggunakan lori. Seperti
gambar 2.3 dibawah ini:
10
Gambar 2.3 Proses Penambangan
Setelah pemecahan batubara di penambangan kemudian diangkut
menggunakan sekop maka batubara dimuat kedalam grobak untuk
meletakkan ke stockpile sementara lalu diangkut oleh lori dengan
mengerakkan sling yang ditarik menggunakan motor hoist dan aba-aba dari
operator pekerja Gambar 2.4 dibawah ini:
Gambar 2.4 Batubara Telah Ditambang
2.1.4 Pengertian Ventilasi Tambang
Ventilasi tambang merupakan salah satu aspek penunjang bagi
peningkatan produktivitas para pekerja tambang bawah tanah di CV. BMK,
sistem ventilasi diperlukan selain untuk menyediakan oksigen guna
memenuhi kebutuhan pernapasan pekerja juga dibutuhkan untuk mendilusi
11
gas-gas beracun yang mudah meledak (CO, H2S, CH4), mengurangi
kosentarsi debu yang berada didalam udara tambang dan menurunkan
temperatur udara tambang.
Ventilasi tambang adalah suatu usaha pengendalian terhadap
pergerakan udara atau aliran udara tambang, termasuk didalamnya adalah
jumlah, mutu dan arah alirannya. Adapun tujuan utama dari ventilasi tambang
adalah menyediakan udara segar dengan kuantitas dan kualitas yang cukup
baik, kemudian mengalirkan serta membagi udara segar tersebut ke dalam
tambang sehingga tercipta kondisi kerja yang aman dan nyaman baik pada
para pekerja tambang maupun proses penambangan.
2.1.5 Fungsi Ventilasi Tambang
1. Menyediakan dan mengalirkan udara segar kedalam tambang untuk
keperluan menyediakan udara segar (oksigen) bagi pernapasan para
pekerja dalam tambang dan juga bagi segala proses yang terja didalam
tambang yang memerlukan oksigen.
2. Melarutkan dan membawa keluar dari tambang segala pengotoran dari
gas-gas yang ada didalam tambang hingga tercapai keadaan
kandungan gas dalam udara tambang yang memenuhi syarat bagi
pernapasan.
3. Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang
bawah tanah hingga ambang batas yang diperkenankan.
4. Mengatur panas dan kelembapan udara ventilasi tambang bawah tanah
sehingga dapat diperoleh suasana/lingkungan kerja yang aman.
12
2.1.6 Prinsip Ventilasi Tambang
Menurut Hartman, pada pengaturan aliran udara dalam ventilasi
tambang bawah tanah, berlaku hukum alam bahwa:
1. Udara akan mengalir dari kondisi bertemperatur rendah ke temperatur
tinggi.
2. Udara akan lebih banyak mengalir melalui jalur-jalur ventilasi yang
memberikan tahanan yang lebih kecil dibandingkan dengan jalur
bertahanan yang lebih besar.
3. Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan
dalam ventilasi tambang.
2.1.7 Lingkup Bahasan Ventilasi Tambang
Dalam membahas ventilasi tambang akan tercakup tiga hal yang
saling berhubungan, yaitu:
1. Pengaturan/pengendalian kualitas tambang. Dalam hal ini akan
dibahas permasalahan persyaratan udara segar yang diperlukan oleh
para pekerja bagi pernafasan yang sehat dilihat dari segi kualitas udara
(quality control).
2. Pengaturan/pengendalian kuantitas udara tambang segar yang
dipelukan oleh pekerja tambang bawah tanah. Dalam hal ini akan
dibahas perhitungan untuk jumah aliran udar yang diperlukan dalam
ventilasi dan pengaturan jeringan ventilasi tambang sampai
perhitungan kapasitas dari kipas angin.
13
3. Pengaturan suhu dan kelembaban udara tambang agar dapat diperoleh
lingkungan kerja yang nyaman. Dalam hal ini akan dibahas mengenai
penggunaan ilmu yang mempelajari sifat-sifat udara atau psikrometri
(psychrometry).
2.1.8 Sistem Ventilasi
Sistem ventilasi tambang bawah tanah CV. BMK pada dasarnya ada
dua macam yaitu sistem ventilasi secara alami dan sistem ventilasi secara
mekanik. Penerapan sistem ventilasi secara alami merupakan distribusi udara
yang mengalir karena adanya perbedaan tekanan udara antara jalan udara
masuk dengan jalan udara keluar. Sedangkan ventilasi secara buatan
menggunakan mesin angin untuk membuat tekanan sehingga udara mengalir
ke dalam tambang.
1. Sistem Ventilasi Alami (Natural Ventilation System).
Peranginan alami adalah suatu peranginan yang mengalirkan udara
kedalam tambang dengan memanfaatkan keadaan dan tenaga alam. Setiap
kenaikan atau penurunan temperatur sebesar 1oC, semua jenis gas akan
memuai atau menyusut sebesar 1/273 kali volumenya pada 0oC. Dengan kata
lain, berat per satuan volume akan bertambah atau berkurang sebesar 1/273
kali.
Temperatur di permukaan (diluar front kerja) berubah secara drastis
tergantung dari musim (terutama di negara 2 musim). Dalam satu hari,
temperatur diluar front kerja juga mengalami perubahan kecil dari siang ke
malam. Tetapi, temperatur di dalam front kerja pada kedalaman tertentu
14
hampir tidak ada perubahan yang besar sepanjang malam dan siang.
Temperatur di dalam front kerja yang panas buminya tidak tinggi, pada
musim panas lebih rendah dari pada temperatur udara luar. Sehingga, apabila
terdapat perbedaan temperatur intake airway dan return airway yang
ketinggian mulut front kerja intake dan outtakenya berbeda, akan timbul
perbedaan kerapatan udara didalam dan diluar front kerja atau udara di intake
airway dan return airway akibat temperatur, sehingga membangkitkan daya
ventilasi. Penyebab yang dapat membangkitkan daya ventilasi adalah sebagai
berikut:
a. Perbedaan tinggi mulut front kerja intake dan outtake
b. Perbedaan temperatur intake dan return airway
c. Perbedaan temperatur di dalam dan luar front kerja
d. Komposisi udara di dalam front kerja.
e. Tekanan atmosfir
Pada suatu front kerja yang mempunyai 2 buah mulut front kerja
yang ketinggiannya berbeda seperti gambar di bawah, dimana pada musim
panas temperatur di dalam front kerja lebih rendah dari pada temperatur luar,
maka udara di dalam front kerja menjadi lebih berat dari pada udara di luar
front kerja yang sama-sama mempunyai tinggi, sehingga mulut front kerja
bawah menjadi outtake/exhaust. Pada musim dingin terjadi kebalikannya.
Dapat dilihat gambar 2.5 dibawah ini:
15
Sumber: Hartman (1997:317)
Gambar 2.5 Kondisi Ventilasi Alami
2. Ventilasi Mekanis (artificial / mechanical ventilation)
Ventilasi mekanis tambang batubara di CV. BMK pada umumnya
untuk kebutuhan peranginannya dengan menggunakan blower, angin
disalurkan dari blower dengan menggunakan selang hingga ke front kerja.
Ventilasi mekanis adalah jenis ventilasi dimana aliran udara masuk ke
dalam tambang disebabkan oleh perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh
alat mekanis. Berdasarkan cara menimbulkan udaranya serta letak mesin,
sistem ventilasi ini dibangkitkan dengan bantuan listrik. Sebagai alat supply
udaranya digunakan fan. Fan pada sistem ini bertugas sebagai pengatur
sirkulasi udara sehingga setiap front kerja pada tambang tersebut akan
tersuplai udara yang cukup. Ventilasi mekanis dibedakan menjadi dua metode
yaitu:
a. Metode hembus (Forcing sytem)
Sistem ini akan memberikan hembusan udara bertekanan positif ke
front kerja. Tekanan positif berarti aliran udara ini mempunyai tekanan lebih
besar dibandingkan udara di atmosfer. Udara dialirkan melalui plastik blower
dimana saluran ventilasi ini menghubungkan fan dengan front kerja.
16
b. Metode hisap (Exhausting sistem)
Pada metode ini mesin angin utama di letakkan pada jalan keluar.
karena adanya hisapan mesin angin ini tekanan udara di jalur udara keluar
akan mengecil, sehingga udara dari luar pada jalur udara masuk yang
mempunyai tekanan lebih besar akan mengalir kedalam tambang. setelah
melalui tempat-tempat kerja, maka udara menjadi kotor dan di hisap oleh
kipas angin dan di alirkan keluar. Udara yang dihisap adalah udara kotor atau
gas yang berbahaya.
c. Sistem overlap
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem exhausting dan forcing.
Sistem ini menggunakan 2 fan yang memeiliki tugas berbeda satu sama lain.
Ada fan yang berfungsi sebagai penyuplai udara ke front kerja, dan ada fan
yang berfungsi sebagai menghisap udara dari front kerja. Tetapi fan yang
berfungsi untuk menghisap udara dari front dipasang mundur atau jauh dari
front, sedangkan fan yang berfungsi untuk menyuplai udara dipasang lebih
dekat dengan front. Hal ini untuk mencegah agar udara yang disuplai
langsung dihisap oleh exhaust fan, sehingga udara akan memiliki waktu untuk
bersikulasi pada front kerja.
3. Sistem Ventilasi Bantu (Auxiliary Ventialtion)
Udara ventilasi yang disalurkan ke terowongan utama maupun
ventilasi permuka kerja penambangan biasanya dilakukan dengan membawa
udara masuk (intake air) secara langsung melalui jalan udara sepanjang
penampang terowongan, namun ada juga yang mengirimkan angin/udara
17
yang dibangkitkan oleh kipas angin lokal, air jet dan lain-lain, dengan
menggunakan saluran udara (air duct) ke lokasi yang tidak dapat dipenuhi
oleh ventilasi utama, seperti pada lokasi terowongan buntu (lokasi pembuatan
lubang maju). Dilihat dari segi fasilitas peralatan, ventilasi bantu dapat dibagi
menjadi ventilasi saluran udara, brattice, dan static air mover.
2.1.9 Gas-Gas Pengotor
Ada beberapa gas-gas pengotor dalam udara tambang bawah tanah.
Gas-gas ini berasal baik dari proses-proses yang terjadi dalam tambang
maupun berasal dari batuan ataupun bahan galiannya. Gas-gas pengotor pada
udara tambang yaitu:
1. Karbondioksida (CO2)
Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau dan tidak mendukung nyala
api dan bukan merupakan gas racun. Gas ini lebih berat dari pada udara,
karenanya selalu terdapat pada bagian bawah dari suatu jalan udara. Dalam
udara normal kandungan CO2 adalah 0,03%. Dalam tambang bawah tanah
sering terkumpul pada bagian bekas-bekas penambangan terutama yang tidak
terkena aliran ventilasi, juga pada dasar sumur-sumur tua. Sumber dari CO2
berasal dari hasil pembakaran, hasil peledakan atau dari lapisan batuan dan
dari hasil pernafasan manusia.
Pada kandungan CO2=0,5% laju pernafasan manusia mulai
meningkat, pada kandungan CO2=3% laju pernafasan menjadi dua kali lipat
dari keadaan normal, dan pada kandungan CO2=5% laju pernafasan
18
meningkat tiga kali lipat dan pada CO2=10% manusia hanya dapat bertahan
beberapa menit. Kombinasi CO2 dan udara biasa disebut dengan blacdamp.
2. Methan (CH4)
Gas methan ini merupakan gas yang selalu berada dalam tambang
batubara dan sering merupakan sumber dari suatu peledakan tambang.
Campuran gas methan dengan udara disebut Firedamp. Apabila kandungan
methan dalam udara tambang bawah tanah mencapai 1% maka seluruh
hubungan mesin listrik harus dimatikan. Gas ini mempunyai berat jenis yang
lebih kecil dari pada udara dan karenanya selalu berada pada bagian atas dari
jalan udara.
Methan merupakan gas yang tidak beracun, tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak mempunyai rasa. Gas methan ini akan tetap berada dalam
lapisan batubara selama tidak ada perubahan tekanan padanya. Terbebasnya
gas methan dari suatu lapisan batubara, tetapi dapat juga dinyatakan dalam
satuan volume per satuan waktu. Terhadap kandungan gas methan yang
masih terperangkap dalam suatu lapisan batubara dapat dilakukan penyedotan
dari gas methan tersebut dengan pompa untuk dimanfaatkan. Proyek ini
dikenal dengan nama “seam methane drainage”.
3. Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak ada rasa, dapat terbakar dan sangat beracun. Gas ini banyak
dihasilkan pada saat terjadi kebakaran pada tambang bawah tanah dan
menyebabkan tingkat kematian yang tinggi. Gas ini mempunyai afinitas yang
19
tinggi terhadap haemoglobin darah, sehingga sedikit saja kandungan gas CO
dalam udara akan segera bersenyawa dengan butir-butir haemoglobin
(COHb) yang akan meracuni tubuh lewat darah.
Karbonmonoksida merupakan gas beracun yang sangat mematikan
karena sifatnya yang kumulatif, misalkan gas CO pada kandungan 0,04%
dalam udara apabila terhirup selama satu jam baru memberikan sedikit
perasaan tidak enak, namun dalam waktu 2 jam dapat menyebabkan rasa
pusing dan setelah 3 jam akan menyebabkan pingsan/tidak sadarkan diri dan
pada waktu lewat 5 jam dapat menyebabkan kematian. Kandungan CO
sering juga dinyatakan dalam ppm (part per milion). Sumber CO yang
menyebabkan kematian adalah gas buangan dari mobil dan kadang-kadang
juga gas pemanas air. Gas CO mempunyai berat jenis 0,9672 sehingga selalu
terapung dalam udara. Seperti gambar dibawah ini:
Sumber:Hartman(1997:43)
Gambar 2.6 Pengaruh Racun Gas CO Sebagai Fungsi Waktu
4. Hidrogen Sulfida (H2S)
Gas ini sering juga disebut stinkdamp (gas busuk) karena baunya
seperti bau telur busuk. Gas ini tidak bewarna, merupakan gas racun dan
20
dapat meledak, merupakan hasil dekomposisi dari senyawa belerang. Gas ini
mempunyai berat jenis yang sedikit lebih berat dari udara. Merupakan gas
yang sangat beracun dengan ambang batas (TLV-TWA) sebesar 10 ppm
pada waktu selama 8 jam terdedah (exposed) dan untuk waktu singkat (TLV-
STEL) adalah 15 ppm. Walaupun gas H2S mempunyai bau yang sangat jelas,
namun kepekaan terhadap bau ini akan dapat rusak akibat reaksi gas H2S
terhadap syaraf penciuman. Pada kandungan H2S=0,01 % untuk selama
waktu 15 menit, maka kepekaan manusia akan bau ini sudah akan hilang.
5. Sulfur Dioksida (SO2)
Sulfur dioksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak bisa
terbakar. Merupakan gas racun yang terjadi apabila ada senyawa belerang
yang terbakar. Lebih berat dari pada udara dan akan sangat membantu pada
mata, hidung dan tenggorokan. Harga ambang batas ditetapkan pada keadaan
gas=2 ppm (TLV-TWA) atau pada waktu terendah yang singkat (TLV-STEL)
=5ppm.
6. Nitrogen Oksida (NOx)
Gas nitrogen oksida sebenarnya merupakan gas yang inert, namun
pada keadaan tekanan tertentu dapat teroksidasi dan dapat menghasilkan gas
yang sangat beracun. Terbentuknya dalam tambang bawah tanah sebagai hasil
peledakan dan gas buang dari motor bakar. NO2 merupakan gas yang lebih
sering terdapat dalam tambang dan merupakan gas racun. Harga ambang
batas ditetapkan 5 ppm, baik untuk waktu terendah singkat maupun untuk
waktu 8 jam kerja. Oksida nitrogen yang merupakan gas racun ini akan
21
bersenyawa dengan kandungan air dalam udara membentuk asam nitrat, yang
dapat merusak paru-paru apabila terhirup oleh manusia.
7. Gas Pengotor Lain
Gas yang dapat dikelompokkan dalam gas pengotor lain adalah gas
hidrogen yang dapat berasal dari proses pengikisan aki (battery) dan gas-gas
yang biasa terdapat pada tambang bahan galian radioaktif seperti gas radon.
Tabel 2.1 Sifat Bermacam Gas
Nama Simbol
Berat
jenis
(udara=1)
Sifat fisik Pengaruh Sumber
Max.allo
wable
conc.(%)
Fatal
point
Oksigen
O2 1,106 Tidak berbau,tidak berwarna,tidak ada
rasa
Tidak beracun
Udara normal
20,0 (minimum)
6
Nitrogen N2 0,967 Tidak berbau,tidak berwarna,tidak ada
rasa
Menyesakkan nafas
Udara normal,lapi
san
80,0 -
Karbon dioksida
CO2 1,529
Tidak berbau,tidak
berwarna,terasa
agak asam
Menyesakkan nafas
Pernafasan,
lapisan,pe
mbakaran
0,5 18
Karbon monoksi
da
CO 0,967 Tidak berbau,tidak berwarna,tidak ada
rasa
Racun,dapat
meledak,
Peledakan,motor
bakar,pemb
akaran tidak
sempurna
0,005 0,03
(12,74
explosive)
Hidrogen sulfide
H2S 1,191
Bau telur
busuk,tidak berwarna,terasa
agak asam
Racun,dapat meledak
Lapisan air tanah
0,001 0,1 (4,46
explosive)
Methana CH4 0,555 Tidak berbau,tidak berwarna,tidak ada
rasa
Dapat
meledak,men
yesakkan nafas
Lapisan
batubara 1,0
(5-15
explosive)
Nitrogen
dioksida NO2 1,590
Bau mangganggu, warna merah
coklat,terasa pahit
Racun
Peledakan,motor
bakar,pemb
akaran tidak
sempurna
0,0005 0,005
Sulfur dioksida
SO2 1,191
Bau
mangganggu,tidak berwarna,rasa
asam
racun
Oksidasi
sulfida,mot
or bakar
0.0005 0,1
Radon Rn 7,665
Tidak berbau,tidak
berwarna,tidak ada
rasa
Radio aktif Lapisan - -
Sumber: hartman (1997:32)
2.1.10 Pengendalian Kualitas Udara Tambang
22
1. Perhitungan Keperluan Udara Segar
Udara segar normal yang dialirkan pada ventilasi tambang dari
Nitrogen, Oksigen, Karbondioksida, Argon dan Gas-gas lainnya seperti tabel
berikut:
Tabel 2.2 Komposisi Udara Segar
Unsur Volume % Berat %
Nitrogen (N2)
Oksigen (O2)
Karbondioksida(CO2)
Argon (AR),dll
78,09
20,95
0,03
0,93
75,55
23,13
0,05
1,27
Sumber:Hartman, (1997:12)
Dalam perhitungan ventilasi tambang selalu dianggap bahwa udara
segar normal terdiri dari:
Nitrogen = 79 %
Oksigen = 21 %
Disamping itu selalu dianggap bahwa udara segar akan selalu
mengandung karbondioksida (CO2) sebesar 0,03 %.
Demikian pula perlu diingat bahwa udara dalam ventilasi tambang
selalu mengandung uap air dan tidak pernah ada udara yang benar-benar
kering. Oleh karena itu ada istilah kelembaban udara. Pada manusia yang
bekerja keras, angka bagi pernafasan ini (respiratori quotient) sama dengan
satu, yang berarti bahwa jumlah CO2 yang dihembuskan sama dengan jumlah
O2 yang dihirup pada pernafasannnya.
23
Tabel 2.3 Kebutuhan Udara Pernafasan
No Kegiatan
kerja
Laju
pernafasan
per menit
Udara
terhirup/pern
afasan dalam 3/(10
3mm
3)
Udara
tertiup
permenit
dalam
in3/menit
(10-
4m
3/detik)
Oksigen
ter
konsumsi
cfm (10-
5m
3/detik
)
Angka
bagi
pernafas
an
1 Istirahat 12-18 23-43(377-
705)
300-800
(0,82-2,18)
0,01
(0,47)
0,75
2 Kerja
Moderat
30 90-120(1476-
1968)
2800-3600
(7,64-9,83)
0,07 (3,3) 0,9
3 Kerja
keras
40 150(2460) 6000 0,10 (4,7) 1,0
Sumber:Hartman, (1997:34)
Dari tabel di atas menurut Hartman,1997 ada dua cara untuk
menentukan jumlah udara yang diperlukan perorang untuk pernafasan, yakni:
a. Atas dasar kebutuhan O2 minimum, yaitu 19,5 %
Jumlah udara yang dibutuhkan = Q cfm
Pada pernafasan jumlah oksigen akan berkurang sebanyak 0,1 cfm:
sehingga akan dihasilkan persamaan untuk jumlah oksigen sebagai berikut:
0,21Q – 0,1 = 0,195Q………………………….……………...…..(2.1)
(kandungan O2) – (jumlah O2 ada pernafasan) = (kandungan O2
minimum untuk udara pernafasan)
Q = (0,1/(0,21-0,195)) = 6,7 cfm (=3,2×10-3
m3/detik)
b. Atas dasar kandungan CO2 maksimum, yaitu 0,5 %
24
Dengan harga angka bagi pernafasan = 1,0 maka jumlah CO2 pada
pernafasan akan bertambah sebanyak 1,0 x 0,1 =0,1 cfm. Dengan demikian
akan didapat persamaan:
0,0003Q+0,1 = 0,005 Q…………………………………………(2.2)
(kandungan CO2 dalam udara normal) – (jumlah CO2 hasil
pernafasan) = (kandungan CO2 maksimum dalam udara)
Q = (0,1/(0.005 – 0,0003)) = 21,3 cfm (=0,01 m3/detik)
Dari kedua cara perhitungan tersebut, yaitu atas kandungan oksigen
minimum 19,5% dalam udara pernafasan dan kandungan maksimum karbon
dioksida sebesar 0,5% dalam udara untuk pernafasan, diperoleh angka
kebutuhan udara segar bagi pernafasan seseorang sebesar 6,7 cfm dan 21,3
cfm. Dalam hal ini tentunya angka 21,3 cfm yang digunakan angka kebutuhan
seseorang pernafasan.
Dalam merancang kebutuhan udara untuk ventilasi tambang
digunakan angka kurang lebih sepuluh kali lebih besar, yaitu 200 cfm per
orang (=0,1 m3/detik per orang).
2. Kelembaban relatif
Dalam kondisi panas, tujuan ventilasi adalah mengeluarkan hawa panas dan
uap air dengan laju yang sesuai, sehingga temperatur dan kelembaban udara
yang dikondisikan memungkinkan pekerja juga melepaskan panas tubuhnya
saat bekerja. Kedua faktor tersebut (panas dan kelembaban) harus
dikondisikan secara bersamaan.
3. Temperatur efektif
25
Dalam menetukan temperatur efektif dari suatu kondisi temperatur kering dan
temperatur basah serta kecepatan aliran udara tertentu dapat menggunakan
grafik psikometri dapat dilihat pada lampiran F.
4. Efisiensi kerja
Hubungan efisiensi kerja dengan temperatur efektif dapat dilihat dari
gambar berikut:
Sumber:Hartman(1997:612)
Gambar 2.7 Hubungan Antara Efesiensi Kerja dan Temperatur
Efektif
1.1.11. Pengendalian Kuantitas Udara
1. Perhitungan Kuantitas Udara
Kuantitas dihitung berdasarkan hasil kali antara kecepatan aliran
udara dengan luas penampang yang dilewatinya.
Q = 𝝂 × A……………………………………………………….(2.3)
Keterangan:
Q = Kuantitas udara (m3/detik)
𝝂 = kecepatan aliran udara tambang (m/detik)
A = luas penampang jalan udara tambang (m2)
26
2. Perhitungan Kebutuhan Udara Untuk Pernafasan
Perhitungan kebutuhan udara pada front kerja dapat dihitung
dengan rumus:
= Jumlah pekerja × kebutuhan udara perorang (m3/detik)………(2.4)
3. Perhitungan Kebutuhan Udara Untuk Alat
Perhitungan kebutuhan udara untuk alat yang di atur dalam
KEPMEN 555K pada front kerja dapat di hitung menggunakan rumus:
= 3 m3/menit x setiap tenaga kuda(HP)………………………(2.5)
1.1.12. Pengendalian Gas-gas Tambang
Beberapa cara pengendalian berikutini dapat dilakukan terhadap
pengotor gas pada tambang bawah tanah:
4. Pencegahan
a. Menerapkan prosedur peledakan yang benar
b. Perawatan dari motor-motor bakar yang baik
c. Pencegahan terhadap adanya api
5. Pemindahan
a. Penyaliran gas sebelum penambangan
b. Penggunaan ventilasi isap lokal dengan kipas
6. Absorpsi
a. Penggunaan reaksi kimia terhadap gas yang keluar dari mesin
b. Pelarutan dengan percikan air terhadap gas hasil peledakan
5. Isolasi
a. Member batas sekat terhadap daerah kerja yang terbakar
27
b. Penggunaan waktu-waktu peledakan pada saat pergantian gilir
atau waktu-waktu tertentu
6. Pelarutan
a. Pelarutan lokal dengan menggunakan ventilasi lokal
b. Pelarutan dengan aliran udara utama
Biasanya cara pelarutan akan memberikan hasil baik, tetapi sering
beberapa cara tersebut dilakukan bersama-sama. Jumlah udara segar yang
diperlukan untuk mengencerkan suatu masukan gas sampai pada nilai MAC
adalah: (Hartman. 1997:37)
𝑄 =𝑄𝑞
𝑀𝐴𝐶−𝐵− 𝑄𝑞………………………………………(2.6)
Keterangan:
𝑄𝑞 = 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑡𝑜𝑟, 𝑚3/𝑠
𝐵 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝐶 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
1.1.13. Karakteristik Debu didalam Tambang
1) Perilaku Dinamik Partikel Debu
Debu yang dihasilkan dalam operasi tambang bawah tanah dapat
menimbulkan masalah kesehatan bagi para pekerjanya.Partikel debu yang
sering dijumpai dialam biasanya terdiri dari partikel-partikel yang berukuran
lebih besar dari pada 40 mikron. Sedangkan partikel terkecil yang dapat
dilihat melalui mikroskop adalah 0,25 mikron. Kurang lebih 80% debu hasil
dari operasi tambang mempunyai ukuran partikel sekitar dibawah 1 mikron.
Partikel debu, baik yang dapat menimbulkan efek patologis atau
tebakar, umumnya berukuran lebih kecil dari 10 mikron. Sedangkan partikel
28
debu yang lebih kecil dari 5 mikron diklasifikasikan sebagai debu yang
terhisap (respirable dust). Partikel debu yang berukuran lebih besar dari 10
mikron sangat sulit untuk tersuspensi di udara dalam waktu yang lama,
kecuali kecepatan aliran udara sangat tinggi. Sedangkan partikel debu yang
sering dijumpai di tambang bawah tanah mempunyai ukuran rata-rata antara
0,5-3 mikron.
Partikel debu dengan ukuran dibawah 10 mikron, yang berbahaya bagi
kesehatan, tidak mempunyai inertia sehingga akan tersuspensi di aliran udara.
Oleh karenanya kontrol debu selalu berhubungan dengan debu yang
berukuran tersebut.
1.1.14. Mencari Luas Penampang dan Mekanika fluida
1.1.14.1. Luas Penampang
Menurut persamaan kontinuitas, perkalian luas penampang dan
kecepatan fluida pada setiap titik sepanjang suatu tabung alir adalah konstan.
Persamaan di atas menunjukkan bahwa kecepatan fluida berkurang ketika
melewati pipa lebar dan bertambah ketika melewati pipa sempit. Perkalian
antara luas penampang dan volume fluida 𝑣 𝑥 𝐴 dinamakan laju aliran.
1. Luas Penampang Trapesium
b
Gambar 2.8 Trapesium
29
Rumus mencari trapesium:
Luas= 𝑎+𝑏
2× 𝑡…………………………………………………..(2.7)
Keterangan:
a = panjang sisi atas
b = panjang sisi bawah
t = tinggi penampang
2. Luas Penampang Lingkaran
d
Gambar 2.9 Lingkaran
A = 1
4𝜋𝑑²………………………………………………………..(2.8)
Keterangan :
A = luas penampang
π = konstanta (3,14)
d = diameter
3. Luas Penampang Persegi Panjang
Gambar 2.10 Persegi Panjang
P
30
A = P×L………………………………………………………(2.9)
Keterangan:
A = Luas penampang
P = Panjang penampang
L = Lebar penampang
1.1.14.2. Mekanika Fluida
Mekanika fluida merupakan cabang dari mekanika cabang dari
mekanika terapan yang mempelajari perilaku fluida, baik dalam keadaan
diam (statika fluida) maupun yang berhubungan dengan kemampuannya
untuk mengalir (dinamika fluida).
Fluida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan diri
dengan bentuk wadahnya, akibat tidak memiliki tahanan yang tetap terhadap
gaya geser yang bekerja padanya. Debit yaitu volume fluida tiap satuan waktu
yang mengalir dalam pipa
1.1.15. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.
555.K/M.PE/1995
Pasal 369
Ventilasi Tambang
1. Pada tambang bawah tanah:
a. Kepala Teknik Tambang harus menjamin tersedianya aliran udara
bersih yang cukup untuk semua tempat kerja dengan ketentuan
volume oksigennya tidak kurang dari 19,5% dan volume
karbondioksidanya tidak lebih dari 0,5%
31
b. Dilarang memperkerjakan karyawan pada tempat kerja yang
mengandung debu, asap atau uap yang konsentrasinya dapat
mengganggu kesehatan
c. Aliran udara harus cukup untuk mengurangi atau menyingkirkan
konsentrai asap peledakan secepat mungkin.
2. Apabila dalam sistem ventilasi tambang harus terdeteksi adanya gas
yang mudah terbakar dan meledak maka kepala teknik tambang harus
melakukan tindakan pengamanan khusus untuk memperbaiki kondisi
tersebut.
3. Volume udara bersih yang dialirkan dalam sistem ventilasi harus:
a. Diperhitungkan berdasarkan jumlah pekerja terbanyak pada suatu
lokasi kerja dengan ketentuan untuk setiap orang tidak kurang dari
2𝑚3/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 selama pekerjaan berlangsung
b. Ditambah sebanyak 3𝑚3/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 untuk setiap tenaga kuda, apabila
mesin diesel dioperasikan.
4. Pelaksana Inspeksi Tambang dapat memerintahkan Kepala Teknik
Tambang untuk meningkatkan mutu dan volume aliran udara bersih
pada suatu bagian dari tambang.
5. Pada sistem ventilasi dilarang menerapkan sistem sirkulasi balik udara.
Pasal 370
Standar Ventilasi
1. Temperatur udara di dalam tambang bawah tanah harus dipertahankan
antara 18˚C-24˚C dengan kelembaban relatif maksimum 85%.
32
2. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a,
kondisi ventilasi ditempat kerja harus:
a. Untuk rata-rata 8 jam
1) Karbon Monoksida (CO) volumenya tidak lebih dari 0,005%
2) Methan (CH4 ) volumenya tidak lebih dari 0,25%
3) Hidrogen sulfida (H2S) volumenya tidak lebih dari 0,001% dan
4) Nitrogen dioksida (NO2) tidak lebih dari 0,0003%
b. Dalam tenggang waktu 15 menit
1) Co tidak boleh lebih dari 0,04% dan
2) NO2 tidak boleh lebih dari 0,0005%
2.1.16 Penelitian yang Relevan
1. Menurut Ari Febrianda program studi teknik pertambangan
Universitas Negeri Padang dalam jurnal yang berjudul Analisis Sistem
Ventilasi Tambang Untuk Kebutuhan Operasional Penambangan Pada
Tambang Bawah Tanah Ombilin 1 (Sawahluwung) PT. Bukit Asam-
UPO 2014. Bahwasanya dasar teori yang harus dipehatikan dalam
tambang bawah tanah yaitu sistem ventilasi tambang dimulai dari
menetralkan gas-gas beracun, kebocoran udara, mengurangi
konsentrasi debu yang berada didalam udara tambang, untuk mengatur
temperatur, dan kualitas udara tambang, guna mengetahui kebutuhan
operasional dan udara yang dibutuhkan para pekerja.
2.Menurut Fedi Program studi teknik pertambangan Universitas Negeri
Padang dalam jurnal yang berjudul Analisis Penurunan Suhu Udara di
33
Area Produksi Tambang Batubara Bawah Tanah PT. Bukit Asam
(Persero) Tbk, Unit Penambangan Ombilin, Sawahlunto Sumatera
Barat 2015. Bahwasanya jika temperatur udara di area produksi
berada diatas ambang rata-rata yang diperoleh oleh KEPMEN-555K
yaitu berkisar antara 18˚C-24˚C maka kondisi kerja para penambang
akan mengalami penurunan efesiensi. Dapat diasumsikan terjadi
berbagai jenis sumber panas yang dapat meningkatkan suhu udara di
area tambang bawah tanah. Diantaranya panas dari batuan, panas dari
dari peralatan yang kita gunakan, dan panas dari badan para pekerja
yang bekerja sendiri.
3.Menurut Nurul Janah program studi tektik pertambangan dalam jurnal
yang berjudul Kajian Sistem Ventilasi Tambang Emas Blok Cikoneng
PT. Cibaliung Sumberdaya, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Bahwasanya udara bersih sangat dibutuhkan dalam tambang bawah
tanah untuk menunjang kegiatan penambngan salah satunya dengan
memperhatikan pasokan aliran udara bersih yang masuk ke decline
sangat kecil dibandingkan pasokan aliran udara bersih yang masuk ke
x-cut.
4.Menurut Jide Muili dalam jurnal yang berjudul Penentuan Distribusi
Aliran Udara di Tambang Batubara Bawah Laut Okaba. Bahwasanya
asumsi pada desain untuk aliran udara tambang adalah bahawa faktor
gesekan untuk masuk adalah 0,0028 Ns2/m (untuk pipa halus), bagian
penampang entri adalah 0,899 m2, perimeter masuk adalah 3,36 m,
34
tiang model dipelihara pada panjang tetap dan diameter duktus 1,07 m
sedangkan parameter lain seperti volume udara, panjang jalan dan
lebar tiang bervariasi. Desain untuk sistem pra-ventilasi deposit Okaba
Coal membutuhkan 145 m3/det udara dengan tekanan kipas utama
2,73 kPa dan empat kipas penguat volume udara: 110 m3/s, 125 m
3/s,
105 m3/s yang tekanan kipasnya masing-masing adalah 0,63 kPa, 0,87
kPa, 0,47 kPa, 0,50 kPa, dengan kipas angin 70 m3/s pada tekanan
kipas 0,38 kPa yang dibutuhkan untuk ventilasi tambang.
5.Menurut Kristoffel Colbert Pandiangan Universitas Sumatera Utara
dalam jurnal yang berjudul Analisis Perancangan Sistem Ventilasi
Dalam Meningkatkan Kenyamanan Termal Pekerja Di Ruangan
Formulasi PT. XYZ bahwa sistem ventilasi yang baik diperlukan pada
ruangan kerja untuk meningkatkan kenyamanan dalam bekerja
terutama untuk ruangan-ruangan produksi yang menggunakan mesin-
mesin yang mengeluarkan panas. Engineering control dilakukan
dengan penggunaan turbin ventilator untuk meningkatkan
kenyamanan termal pekerja.
Dari kelima jurnal tersebut menjelaskan bahwa salah satu masalah
pokok yang harus diperhatikan pada tambang bawah tanah adalah dari segi
sistem ventilasinya. kualitas dan kuantitas udara di dalam tambang harus di
perhitungkan agar kebutuhan udara pekerja di dalam tambang terpenuhi.
Suhu udara di dalam tambang harus sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan pada Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.
35
555.K/M.PE/1995 agar terciptanya kondisi yang aman dan nyaman sehingga
dapat meningkatkan hasil produksi.
2.2. Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini terdapat kerangka konseptual yang akan
membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, yang terdiri atas:
2.2.1. Input
Data Primer:
1. Ukuran penampang/geometri terowongan.
2. Kecepatan angin ventilasi pada jalur utama ventilasi (intake airway
dan outlet), front penambangan menggunakan alat anemometer.
3. Kadar gas methan dan gas gas lain di permuka kerja dan jalur jalur
udara menggunakan alat multigas detector.
4. Temperatur kering, temperatur basah, kelembaban relatif
menggunakan alat digital sling psikometer AZ 8746.
Data Sekunder:
1. Jumlah pekerja dan alat
2. Sejarah dan profil prusahaan
3. Peta Lay out tambang bawah tanah
4. Spesifikasi Fan/Blower
5. Peta IUP CV. Bara Mitra Kencana
6. Peta topografi
7. Peta kesampaian daerah
8. Struktur organisasi
36
2.2.2. Proses
Proses merupakan teknis pemecahan masalah yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perhitungan :
1. kuantitas udara
a. Mencari luas penampang terowongan
b. Mencari luas penampang duct/host dngan rumus persamaan (2.9)
c. menghitung kuantitas udara dengan rumus persaman (2.3)
d. menghitung kebutuhan udara untuk pernafasan pekerja dengan
rumus persamaan (2.4)
e. menghitung kebutuhan udara untuk alat dengan rumus persamaan
(2.5)
2. kualitas udara
a. Menganalisis temperatur efektif menggunakan grafik paikometri
udara.
b. Menganalisis kelembaban relatif yang sudah terdeteksi pada alat
digital sling psikometer AZ 8746
c. Merancang pemasangan ventilasi hisap
d. menganalisis temperatur efektif dan kelembaban relatif setelah
pemasangan ventilasi hisap.
2.2.3. Output
Dari hasil proses pengolahan data maka selanjutnya akan didapat hasil
analisis data berupa kesimpulan dan saran.
37
Gambar 2.11 Kerangka Konseptual
a. Data Primer
1. Ukuran penampang/geometri
terowongan dan pipa
2. Pengukuran kecepatan angin
menggunakan alat anemometer.
3. Emisi gas methan dan gas-gas
lain menggunakan alat multigas
detector.
4. Temperatur kering dan basah
menggunakan alat sling
psikometer.
b. Data Sekunder
1. Jumlah pekerja dan alat
2. Sejarah dan profil prusahaan
3. Peta Lay out tambang bawah
tanah
4. Spesifikasi Fan/Blower
5. Peta IUP CV. Bara Mitra
Kencana
6. Peta topografi
7. Peta kesampaian daerah
8. Struktur organisasi
penambangan
𝐴 =𝑎 + 𝑎
2× 𝑡
𝐴 =1
4𝜋𝑑²
1. Kuantitas udara
a. Mencari luas penampang
b. Mencari luas duct/host
c. Perhitungan kuantitas udara
Q = 𝝂 x A
d. Kuantitas udara dan menghitung
kebutuhan udara pada front kerja.
= Jumlah pekerja ×kebutuhan
udara perorang (m3/detik)
e. Kebutuhan udara untuk alat
= 3 m3/menit x setiap tenaga kuda
2. Kualitas udara
a. menganalisis temperatur efektif
menggunakan grafik temperatur
efektif.
b. Menganalisis kelembaban relatif
c. merancang pemasangan ventilasi
hisap
d. analisis temperatur efektif dan
kelembaban relatif setelah
pemasangan ventilasi hisap
Kualitas udara yang
baik demi
keamanan dan
kenyamanan
pekerja saat
melakukan
kegiatan
penambangan
Input Proses Output
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian terapan (applied
research). Menurut Sugiyono (2009:9-11), penelitian terapan adalah menerapkan,
menguji, mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam
memecahkan masalah-masalah praktis.
Penelitian terapan ini digolongkan menurut tujuan, penelitian yang
bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang secara praktis dapat diaplikasikan.
Walaupun ada kalanya penelitian terapan juga untuk mengembangkan produk
penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan
memvalidasi suatu produk.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1. Tempat Penelitian
Lokasi Penelitian dilakukan di CV. BMK secara administratif terletak
pada Job Site Tanah Kuning, Desa Batu Tanjung, Kecamatan Talawi, Kota
Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. Untuk mencapai lokasi kegiatan penelitian
dapat ditempuh dari kota Padang dan perjalanan dapat dilakukan melalui jalan
darat menggunakan kendaraan roda empat dengan jarak ±117 km yang dapat
ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam perjalanan.
39
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 juni 2018 sampai dengan
tanggal 30 juni 2018.
3.3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Maka
variabel dari penelitian ini adalah analisis temperatur efektif dan kelembaban
relatif untuk meningkatkan produksi pada lubang bukaan tambang BMK-35 CV.
Bara Mitra Kencana.
3.4. Data dan Sumber Data
3.4.1. Data
3.4.1.1 Data Primer
Data primer yang dibutuhkan adalah:
5. Ukuran penampang/geometri terowongan dan duct/host.
6. Kecepatan angin ventilasi pada jalur utama ventilasi (intake airway dan
outlet), front penambangan menggunakan alat anemometer.
7. Kadar gas methan dan gas gas lain di permuka kerja dan jalur jalur udara
menggunakan alat multigas detector.
8. Temperatur kering, temperatur basah, dan kelembaban relatif
menggunakan alat sling digital psikometer AZ 8746.
3.4.1.2. Data sekunder:
Data sekunder yang dibutuhkan adalah:
9. Jumlah pekerja dan alat
40
10. Sejarah dan profil prusahaan
11. Peta Lay out tambang bawah tanah
12. Spesifikasi fan/blower
13. Peta IUP CV. Bara Mitra Kencana
14. Peta topografi
15. Peta kesampaian daerah
16. Struktur organisasi
3.4.2. Sumber Data
Sumber data yang didapatkan berasal dari pengamatan langsung di
lapangan, buku-buku, literatur dan dokumentasi dari CV. Bara Mitra Kencana.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Kuantitas udara
a. Pengukuran geometri terowongan dan geometri duct/host.
Pengukuran geometri ini menggunakan alat meteran dan dilakukan
di tiga titik yaitu di kanopi, percabangan dan front kerja.
Selanjutnya dihitung luas penampang terowongan dan luas
penampang duct/host.
b. Pengukuran kecepatan aliran udara pada lubang tambang BMK-35
menggunakan alat anemometer. Pengukuran kecepatan angin
dilakukan di tiga titik yaitu di kanopi, percabangan dan front kerja.
41
2. Kualitas udara
a. Pengukuran emisi gas O2, CO, CH4, dan H2S pada front kerja BMK-
35 menggunakan alat multigas detector. Untuk pengukuran gas
metan, alat diletakkan di bagian atap karena gas metan bersifat
ringan, untuk gas H2S dilakukan di bagian lantai karena H2S
bersifat berat, dan untuk gas lainya dilakukan di bagian tengah
terowongan.
b. Pengukuran temperatur kering, temperatur basah, dan kelembaban
relatif pada front kerja menggunakan alat sling psikometer.
pengukuran dilakukan di tiga titik yaitu di kanopi, percabangan dan
front kerja.
3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.6.1. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara dan
proses untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan tujuan
yang sudah ditetapkan. Pada pengolahan data ini ada beberapa hal yang akan
dibahas yaitu:
1. Kuantitas udara
a. Menghitung luas penampang terowongan dan duct/host dari data geometri
terowongan dan duct/host yang diketahui.
b. Menghitung kuantitas udara mengunakan rumus persamaan (2.3) dengan
diketahui kecepatan udara dan luas penampang terowongan.
42
c. Perhitungan kebutuhan udara untuk pernafasan pekerja pada front kerja
menggunakan rumus persamaan (2.4)
d. Perhitungan kebutuhan udara untuk alat pekerja pada front kerja
menggunakan rumus persamaan (2.5)
2. Kualitas udara
a. Menghitung temperatur efektif menggunakan grafik temperatur efektif
dengan data temperatur kering,temperatur basah, dan kecepatan angin
yang di ketahui.
b. Analisis kelembaban relatif yang sudah terdeteksi oleh alat digital sling
psikometer AZ 8746
c. Pemasangan ventilasi hisap pada jalan keluar
d. Menghitung temperatur efektif menggunakan grafik temperatur efektif dan
kelembaban relatif setelah pemasangan ventilasi hisap.
3.6.2. Analisa Data
Analisis perhitungan temperatur efektif dan kelembaban relatif,
Perhitungan kuantitas udara pada tambanag bawah tanah, meliputi tahap
pengukuran gas dan debu yang ada di dalam tambang.
1. Perhitungan kuantitas udara pada lubang bukaan tambang BMK-35
Analisis selanjutnya yang penulis lakukan adalah menganalisis kuantitas
udara yang ada pada lokasi lubang bukaan tambang BMK-35 tambang bawah
tanah dengan diperolehnya data kecepatan angin dan penampang terowongan.
2. Perhitungan kebutuhan udara untuk operasional penambangan
43
Analisis pertama yang penulis lakukan yaitu melakukan perhitungan berapa
kebutuhan udara untuk kegiatan penambangan yang meliputi kebutuhan
udara untuk pernafasan, dan untuk setiap tenaga kerja yang sedang produksi
di lokasi tambang bawah tanah.
3. Analisis temperatur efektif dan kelembaban relatif sebelum pemasangan
ventilasi hisap pada lubang bukaan tambang BMK-35
Dengan diketahuinya suhu dan kecepatan angin, maka dapat ditentukan
temperatur efektif menggunakan grafik temperatur efektif dan kelembaban
relatif sebelum pemasangan ventilasi hisap. Serta dengan adanya data data
mengenai udara apa saja yang ditemui di lokasi tambang bawah tanah maka
dapat diketahui kualitas udara tambang dalam kondisi baik atau tidak.
4. Analisis temperatur efektif dan kelembaban relatif setelah pemasangan
ventilasi hisap ada lubang bukaan tambang BMK-35.
Setelah pemasangan ventilasi hisab di jalan keluar BMK-35, maka dengan
diketahuinya suhu dan kecepatan angin, dapat ditentukan temperatur efektif
menggunakan grafik temperatur efektif dan kelembaban relatif sesudah
pemasangan ventilasi hisap. Serta dengan adanya data data mengenai udara
apa saja yang ditemui di lokasi tambang bawah tanah maka dapat diketahui
kualitas udara tambang dalam kondisi baik atau tidak.
3.7. Kerangka Metodologi
Kerangka metodologi yang digunakan adalah seperti diperlihatkan pada
gambar diagram alir di bawah ini.
44
Tujuan Penelitian
1. Mendapatkan nilai temperatur efektif dan kelembaban relatif pada
lubang tambang BMK-35 CV. Bara Mitra Kencana.
2. Merancang pengaturan suhu dan kelembaban udara yang baik untuk
kebutuhan pekerja pada lubang tambang BMK-35 CV. Bara Mitra
Kencana.
3. Mendapatkan nilai temperatur efektif dan kelembaban relatif setelah
pemasangan ventilasi hisap pada lubang tambang BMK-35 CV. Bara
Mitra Kencana.
Identifikasi Masalah
1. Temperatur udara pada tanggal 9 Juni 2018 di dalam lubang tambang
front kerja BMK-35 melebihi ambang batas yaitu 26oC.
2. Kurang optimalnya fungsi duct/host yang menyebabkan kurangnya
kuantitas udara alami yang masuk ke dalam tambang
3. Terdapat gas-gas berbahaya yang melebihi nilai ambang batas pada
tambang bawah tanah.
4. Terjadinya ledakan gas tambang batubara pada tanggal 29 maret 2017.
Pengambilan Data
4.
5.
Pengolahan Data
1. Menghitung luas penampang
2. Perhitungan kuantitas udara
3. Perhitungan kebutuhan udara pada front kerja
4. Analisis temperatur efektif
5. Analisis kelembaban relatif
6. Pemasangan ventilasi hisap pada jalur udara keluar
7. Analisis temperatur efektif menggunakan grafik temperatur efektif dan
kelembaban relatif setelah pemasangan ventilasi hisap
Sekunder
9. Jumlah pekerja dan alat
10. Sejarah dan profil prusahaan
11. Peta Lay out tambang bawah tanah
12. Spesifikasi Fan/Blower
13. Peta IUP CV. Bara Mitra Kencana
14. Peta topografi
15. Peta kesampaian daerah
16. Struktur organisasi
6.
Primer
5. Ukuran penampang/geometri terowongan
dan pipa
6. Pengukuran kecepatan angin menggunakan
alat anemometer.
7. Emisi gas methan dan gas-gas lain
menggunakan alat multigas detector.
8. Temperatur kering, temperatur basah, dan
kelembaban relatif menggunakan alat
digital sling psikometer AZ 8746..
Analisis Temperatur Efektif dan Kelembaban Relatif Untuk Pemenuhan Kuantitas dan
Kualitas Pada Lubang Tambang Bawah Tanah Front Kerja BMK35 CV. Bara Mitra
Kencana Kota Sawahlunto, Sumatera Barat
A
45
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Kualitas udara yang baik demi keamanan dan kenyamanan pekerja
saat melakukan kegiatan penambangan
Analisi Data
1. Perhitungan kuantitas udara pada lubang bukaan tambang BMK-35
2. Perhitungan kebutuhan udara untuk operasional penambangan
3. Analisis temperatur efektif dan kelembaban relatif pada lubang bukaan
tambang BMK-35
4. Analisis temperatur efektif dan kelembaban relatif setelah pemasangan
ventilasi hisap
A
46
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Pengumpulan Data
Sebelum melakukan perhitungan terhadap rancangan sistem ventilasi,
terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini
berupa data primer dan data sekunder yang bersumber dari pengamatan langsung
di lapangan dan arsip perusahaan, adapun data-data tersebut berupa:
4.1.1. Data Primer
Jenis data ini merupakan data yang diperoleh secara berdasarkan penelitian
langsung di lapangan terutama sistem ventilasi tambang bawah tanah. Data
tersebut berupa pengamatan aplikasi di lokasi penambangan dan pengukuran
secara langsung, data itu berupa:
1. Ukuran Penampang/Geometri Terowongan
Geometri penampang terowongan yang diukur yaitu pada lubang utama,
percabangan dan front kerja pada lubang tambang BMK-35 menggunakan alat
meteran. Penampang terowongan pada lubang utama berbentuk archis, sedangkan
pada percabangan dan front kerja berbentuk trapesium. Hasil pengukuran dimensi
lubang bukaan terlihat pada lampiran E.
2. Pengukuran Penampang/Geometri Duct/Host
Duct/host yang digunakan di BMK-35 berbentuk lingkaran. pengukuran
geometri duct/host dilakukan di tiga titik yaitu lubang bukaan utama, percabangan
dan front kerja pada lubang tambang BMK35. Pengukuran dilakukan
47
menggunakan meteran. Data pengukuran geometri duct/host dapat dilihat pada
lampiran E.
3. Pengukuran Kecepatan Angin
Kecepatan angin di ukur menggunakan alat anemometer CFM 8901 dapat dilihat
pada gambar 4.1 dan dilakukan di tiga titik yaitu pada lubang bukaan utama,
percabangan dan front kerja. Data pengukuran kecepatan angin dapat dilihat pada
lampiran E.
Gambar 4.1 Anemometer CFM 8091
4. Pengukuran Emisi Gas Metan dan Gas Lainya
Pengukuran gas metan dan gas lainya di CV. Bara mitra kencana
menggunakan alat multigas detector. Pengukuran dilakukan oleh pengawas di
pagi hari sebelum pekerja memasuki lubang tambang, dan setelah istirahat siang
sebelum pekerja masuk ke dalam lubang tambang. Alat multigas detector dapat
dilihat pada gambar 4.2 berikut:
Gambar 4.2.Multigas Detector
48
Kadar gas yang dapat terdeteksi oleh alat multigas detector antara lain gas
O2, CH4, CO,dan H2S. adapun hasil pengukuran emisi gas menggunakan alat
multigas detector dapat dilihat pada lampiran E.
5. Pengukuran Temperatur Udara
Temperatur udara diukur menggunakan alat sling psikometer meliputi
temperatur kering dan temperatur basah, pengukuran temperatur udara ini
dilakukan di tiga titik yaitu lubang bukaan utama, percabangan dan front perja.
Data pengukuran temperatur udara dapat dilihat pada lampiran E dan alat sling
psikometer dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut:
Gambar 4.3 Digital Sling Psychrometer (AZ 8746)
4.1.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah ada di perusahaan, bersumber
dari arsip dan literatur yang menyangkut kajian penelitian berupa:
1. Jumlah Pekerja
Proses penambangan di CV. Bara Mitra Kencana adalah dengan cara
manual. Aktifitas penambangan pada CV. Bara Mitra Kencana yang dilakukan
saat melakukan penelitian adalah pekerjaan penggalian lubang maju khususnya
BMK-35. Adapun tenaga kerja adalah dalam 1 shift dengan 3 orang untuk setiap
49
dalam front kerja. Pada penumpukan batubara di stockyard dilakukan
penambangan dengan khususnya tenaga kerja 2 orang untuk memasukkan
batubara ke dalam lori.
2. Spesifikasi Fan/ Blower
Mesin angin yang digunakan CV. Bara Mitra Kencana untuk menunjang
lubang maju khususnya lubang tambang BMK-35 menggunakan sistem hembus.
Mesin angin ini akan menekan udara ke dalam tambang sehingga udara mengalir
melalui jalan-jalan udara di dalam tambang. Adapun spesifikasi mesin angin dapat
dilihat pada Gambar 4.4
Gambar 4.4 Spesifikasi Fan/Blower Hembus
3. Peta Topografi
Pemetaan topografi pada CV. Bara Mitra Kencana dilakukan untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai situasi dan bentang alam di
wilayah konsesi. Pengukuran dan pemetaan topografi dengan skala 1 : 5.000
dilakukan pada wilayah seluas 70,53 Ha (sebelum penciutan), sedangkan peta
topografi yang lebih detail yaitu dengan skala 1 : 2.000 pada daerah prospek
seluas 49,61 Ha (rencana penciutan). Pete topografi dapat dilihat pada lampiran B.
4. Peta Lay out tambang bawah tanah
Peta lay out dapat dilihat pada lampiran C. Pengukuran dan pemetaan di
atas lahan 49,61 Ha juga dibangun berbagai fasilitas penunjang kelancaran
50
operasional kegiatan, baik berupa areal tertutup seperti basecamp, kantor,
workshop (bengkel), mesjid, kantin, P3K, ruang kelistrikan maupun areal terbuka,
seperti jalan masuk tambang dan overburden, stockpile serta kolam pengendap.
5. Peralatan Penunjang Penambangan
Alat penunjang penambangan merupakan alat yang digunakan sebagai
penunjang proses pengambilan batubara. Adapun alat yang digunakan CV. Bara
Mitra Kencana adalah:
a. Kayu, digunakan sebagai penyangga pada lubang tambang bawah tanah.
b. Gancu (baling), merupakan alat manual yang masih menggunakan tenaga
manusia yang terdiri dari ganggang yang terbuat dari kayu dan matanya
yang terbuat dari besi.
c. Sekop dan cangkul, digunakan dalam proses pemuatan batubara ke dalam
gerobak, batubara yang ada di dalam gerobak kemudian akan di angkut
menuju lori yang ada pada jalur utama.
d. Gerobak, alat angkut batubara dari masing masing cabang ke jalur utama
pada jalur lori.
e. Lori merupakan alat angkut batubara dari dalam lubang.
f. Pompa, digunakan untuk mengeluarkan air yang ada di dalam lubang
tambang yang akan disalurkan ke dalam sediment pond (bak
penampungan).
g. Mesin angin (blower), digunakan untuk menyuplai udara segar ke dalam
permukaan kerja.
51
h. Gas detektor, berfungsi untuk mendeteksi gas–gas yang terdapat di dalam
lubang tambang bawah tanah
i. Lampu, sebagai penerangan.
4.2. Pengolahan Data
4.2.1. Perhitungan Luas Terowongan
Penampang terowongan pada BMK35 umumnya berbentuk arcis dan
trapesium. Arcis merupakan gabungan dari setengah lingkaran dan persegi
panjang. Berikut adalah cara mencari luas terowongan pada BMK35 CV. BMK:
1. Luas Penampang Setengah Lingkaran
325,1r m
65,2d m
Gambar 4.5 Menghitung Luas Setengah Lingkaran
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 = 12 𝜋𝑟2
2325,114,3
21
1605,4 2m
2. Luas Penampang Persegi Panjang
30,2l m
52
65,2p m
Gambar 4.6 Menghitung Persegi Panjang
pA
65,2A m 30,2 m
095,6 2m
Jadi,
325,1r m
30,2l m
65,2p m Gambar 4.7 Menghitung Luas Penampang Arcis
= 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 + 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
= 1605,4 2m + 095,6 2m
2555,10 2m
3. Luas Penampang Trapesium
27,2a m
ℎ = 2,25 m
49,2b m Gambar 4.8 Menghitung Penampang Trapesium
l hba
2
25,22
49,227,2
m
355,5 2m
65,2d m
53
Luas penampang terowongan dapat di lihat pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.1
Luas Penampang Terowongan
Lokasi
Luas
(m2) Lokasi
Luas
(m2) Lokasi
Luas
(m2)
KANOPY 1 10.25 CABANG C10 6.59 FK C12 6.59
KANOPY 2 9.07 CABANG C9 6.28 FK C11 6.28
CABANG C14 5.35 FK C15-MAJU 4.51 FK C10 4.51
CABANG C13 6.67 FK C14 6.24 FK C9 6.24
CABANG C12 6.27 FK C14-MAJU 5.14 - -
CABANG C11 6.12 FK C13 5.40 - -
4.2.2.Perhitungan Luas Duct/Host
Duct/host berbetuk lingkaran, oleh karena itu mencari luas duct/host
menggunakan rumus luas lingkaran yaitu 1
4𝜋𝑑², r merupakan jari-jari dari
duct/host.
Luas duct/host kanopi 1 = 1
4𝑥 3,14𝑥 0,36² = 0,102 m
2
Adapun luas duct/host dapat dilihat dalam tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.2
Luas Penampang Duct/Host
Lokasi d(m) Luas (m2) Lokasi d(m) Luas (m2)
KANOPY 1 0.36 0.102 FK C15-MAJU 0.36 0.102
KANOPY 2 0.36 0.102 FK C14 0.36 0.102
CABANG C14 0.36 0.102 FK C14-MAJU 0.36 0.102
CABANG C13 0.36 0.102 FK C13 0.36 0.102
CABANG C12 0.36 0.102 FK C12 0.36 0.102
CABANG C11 0.36 0.102 FK C11 0.36 0.102
CABANG C10 0.36 0.102 FK C10 0.36 0.102
CABANG C9 0.36 0.102 FK C9 0.36 0.102
4.2.3. Perhitungan Kuantitas Udara
54
Kuantitas dari hasil pengamatan terhadap sistem ventilasi tambang yang ada
di CV. BMK, maka dilakukan berdasarkan kecepatan angin dan selisih antara luas
terowongan dan luas penampang pipa khususnya lubang tambang BMK-35
dengan rumus Q=VxA
Q (kanopi) = 3,49 m/s x (10,25-0,102)m = 35,21 m3/s
Kuantitas udara pada lubang tambang BMK35 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Kuatitas Udara Tersedia
Lokasi
luas
terowongan(m)
luas
duct/host(m) V(m/s)
Kuantitas
udara (m3/s)
KANOPY 1 10.25 0.102 3.49 35.42
KANOPY 2 9.07 0.102 3.53 31.66
CABANG C14 5.35 0.102 2.55 13.38
CABANG C13 6.67 0.102 2.49 16.35
CABANG C12 6.27 0.102 2.6 16.04
CABANG C11 6.12 0.102 2.53 15.23
CABANG C10 6.59 0.102 2.56 16.61
CABANG C9 6.28 0.102 2.41 14.89
FK C15-MAJU 4.51 0.102 4.68 20.63
FK C14 6.24 0.102 4.54 27.87
FK C14-MAJU 5.14 0.102 4.5 22.67
FK C13 5.4 0.102 4.33 22.94
FK C12 4.5 0.102 4.29 18.87
FK C11 5.37 0.102 4.26 22.44
FK C10 4.83 0.102 4.23 20.00
FK C9 5.06 0.102 4.2 20.82
Keterangan:
V = Kecepatan angin
4.2.4. Kebutuhan Udara Untuk Pernapasan Pada Front Kerja BMK-35
55
Dari hasil perhitungan di lapangan untuk kebutuhan udara untuk pernafasan para
pekerja menurut KEPMEN 555K adalah 2 menitm3 )03,0( 3 sm di front kerja
yaitu:
a. Berdasarkan kebutuhan udara untuk pernafasan 3 orang para pekerja
pershift di front kerja yaitu:
Jumlah udara per orang = 2 m3/menit
Jumlah pekerja = 3 orang/shift
= Jumlah pekerja x kebutuhan udara per orang 2 m3/menit
= 3 orang x 2 m3/menit = 6 m
3/menit
Jadi, kebutuhan udara untuk pekerja adalah 6 m3/menit. Dengan
dikonversikan 1m3/menit = 0,0166667 m
3/detik, maka kebutuhan udara untuk
pekerja adalah 0,10 m3/detik.
b. Berdasarkan kebutuhan udara untuk alat
Pada KEPMEN 555 K pasal 369 dijelaskan bahwa kebutuhan udara untuk alat
yaitu 3 m3/menit untuk setiap tenaga kuda apabila mesin di operasikan maka:
1) Untuk 1 unit pompa air 75 HP
= 75 HP x 3 m3/menit = 225 m
3/menit = 3,75 m
3/detik
2) Untuk 1 lampu penerangan 10 watt
10 watt = 0,0134 HP
= 0,0134 x 3 m3/menit = 0,0402 m
3/menit = 0,00067 m
3/detik
Maka kebutuhan udara untuk pernapasan pekerja dan alat dapat di lihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.4
56
Kebutuhan Udara Pada Front Kerja
LOKASI Jumlah
pekerja Alat (Unit)
Kebutuhan udara untuk
pernapasan (m/s)
Kebutuhan udara
untuk alat (m/s)
FK C15-MAJU 3 1 lampu 10 watt 0.30 0.00067
FK C14 3 1 lampu 10 watt 0.30 0.00067
FK C14-MAJU 3
1 pompa air
1 lampu 10 watt 0.30 3.75067
FK C13 3
1 pompa air
1 lampu 10 watt 0.30 3.75067
FK C12 3 1 lampu 10 watt 0.30 0.00067
FK C11 3 1 lampu 10 watt 0.30 0.00067
FK C10 3 1 lampu 10 watt 0.30 0.00067
FK C9 3 1 lampu 10 watt 0.30 0.00067
4.2.5. Perhitungan Temperatur Udara Efektif
Perhitungan temperatur efektif dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.5
Temperatur Udara Efektif
LOKASI
Rata-rata
V(m/s)
Temperatur Efektif
Pagi Siang
Pagi(OC) Siang(OC) Td (OC) Tw(OC) Td(OC) Tw(OC)
KANOPY 1 24.13 24.07 24.07 24.00 3.02 20.00 19.90
KANOPY 2 25.10 24.10 25.03 26.07 3.06 20.20 21.00
CABANG C14 27.53 27.17 26.00 26.13 2.55 24.00 23.50
CABANG C13 27.07 27.27 27.10 27.17 2.49 23.50 23.30
CABANG C12 28.07 28.20 28.30 27.57 2.60 24.40 24.10
CABANG C11 27.17 27.07 27.10 27.13 2.53 23.50 23.80
CABANG C10 27.09 27.10 26.63 26.60 2.57 23.60 22.50
CABANG C9 29.30 28.90 28.07 29.37 2.42 25.80 25.10
FK C15-MAJU 28.00 28.10 27.87 27.83 3.23 23.10 23.00
FK C14 27.47 27.73 27.87 27.70 3.20 24.00 24.30
FK C14-MAJU 27.60 27.57 27.33 27.40 3.12 23.60 23.50
FK C13 27.50 27.40 27.67 27.33 3.13 23.10 23.90
FK C12 29.27 29.40 29.43 29.30 3.00 25.10 26.00
FK C11 28.20 28.47 28.13 28.43 3.10 24.10 24.00
FK C10 27.33 27.23 27.73 27.47 3.13 23.20 24.00
FK C9 27.73 27.40 27.50 27.43 3.20 24.00 23.90
4.2.6. Kelembaban Relatif
57
Kelembaban relatif sudah dapat terdeteksi secara langsung oleh digital
sling psiometer (AZ 8746). Kelembaban relatif pada lubang tambang BMK 35
dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.6
Kelembaban Udara Relatif
LOKASI
Tgl: 9 juni 2018 tgl: 10 juni 2018 tgl: 11 juni 2018
Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang
KANOPY 1 80.0 82.0 80.0 78.0 80.0 83.0
KANOPY 2 80.0 80.0 80.0 79.0 81.0 82.0
CABANG C14 89.0 89.2 89.0 89.0 89.0 90.0
CABANG C13 89.1 89.3 89.1 89.2 89.1 89.0
CABANG C12 89.0 89.5 89.3 89.1 89.3 89.2
CABANG C11 88.0 89.0 90.0 88.9 90.0 90.1
CABANG C10 90.1 88.9 89.3 90.1 89.8 89.2
CABANG C9 90.0 91.0 91.0 90.4 90.3 90.0
FK C15-MAJU 92.0 93.5 93.2 91.9 92.0 93.5
FK C14 93.0 93.9 93.5 93.8 93.0 93.9
FK C14-MAJU 93.9 94.0 93.5 94.1 93.9 94.0
FK C13 93.8 93.7 93.5 93.6 93.8 93.7
FK C12 95.0 94.8 95.1 94.9 95.4 95.0
FK C11 95.4 95.0 95.1 94.9 94.0 94.1
FK C10 94.0 94.1 93.8 93.9 93.7 93.5
FK C9 93.1 93.2 92.8 93.1 94.0 93.5
4.2.7. Merancang Pemasangan Ventilasi Hisap
Pemasangan ventilasi hisap dilakukan pada jalur udara keluar dengan
menutup rapat lubang tambang agar tidak terjadi kebocoran udara saat udara
dalam lubang tambang dihisap keluar, dapat dilihat pada lampiran G dan
spesifikasi alat ventilasi hisap pada lampiran H. Letak pemasangan ventilasi hisap
dapat dilihat pada gambar berikut:
58
Gambar 4.9 Rancangan Pemasangan Ventilasi Hisap
4.2.8. Perhitungan Temperatur Efektif Setalah Pemasangan Ventilasi Hisap
Setelah dilakukan pemasangan ventilasi hisap pada jalur udara keluar
maka didapatkan temperatur efektif pada tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.7
Temperatur Efektif Setelah Pemasangan Ventilasi Hisap
LOKASI
Rata-rata
V(m/s)
Temperatur Efektif
Pagi Siang
Pagi(oC) Siang(oC) Td (oC) Tw(oC) Td(oC) Tw(oC)
KANOPY 1 24.10 23.50 24.00 23.00 3.10 20.00 19.40
KANOPY 2 24.50 24.00 24.10 23.50 3.12 20.20 20.00
CABANG C14 27.10 25.20 27.10 27.00 2.60 23.00 23.00
CABANG C13 26.50 25.10 27.03 27.17 2.51 22.50 23.30
CABANG C12 27.10 27.00 28.07 26.90 2.65 23.00 23.40
CABANG C11 27.17 27.07 27.10 27.13 2.59 23.30 23.80
CABANG C10 27.13 27.10 27.30 26.60 2.61 23.40 22.50
CABANG C9 27.20 27.00 28.60 28.53 2.50 23.20 23.10
FK C15-MAJU 26.40 26.80 28.43 27.40 3.33 22.40 23.00
FK C14 26.00 25.00 27.00 26.50 3.31 22.00 23.50
FK C14-MAJU 26.90 27.10 26.50 25.10 3.20 23.00 22.50
FK C13 27.00 26.90 27.00 26.50 3.19 22.90 23.50
FK C12 27.20 27.10 26.00 25.00 3.20 23.10 22.00
FK C11 27.00 26.50 26.80 28.43 3.16 23.50 23.20
FK C10 27.30 27.23 26.90 27.10 3.21 23.00 22.80
FK C9 26.90 26.50 26.40 26.80 3.29 22.95 23.00
59
4.2.9. Kelembaban Relatif Setelah Pemasangan Ventilasi Hisap
Kelembaban relatif setelah dilakukanya pemasangan ventilasi hisap ada
jalur udara keluar menggunakan alat digital sling psikometer (AZ 8746) dapat
dilihat pada tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.8
Kelembaban Udara Relatif Setelah Pemasangan Ventilasi Hisap
4.2.10. Perbandingan Temperatur Efektif Sebelum Ventilasi Hisap dan
Sesudah Pemasangan Ventilasi Hisap
Setelah dilakukanya pemasangan ventilasi hisap terjadi penurunan suhu
dari sebelum dilakukanya pemasangan ventilasi hisap. Perbandingan temperatur
efektif sebelum ventilasi hisap dan sesudah pemasangan ventilasi hisap dapat
dilihat pada grafik berikut :
LOKASI
Tgl: 21 Juni 2018 Tgl:22 Juni 2018 Tgl:23 Juni 2018
Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang
KANOPY 1 79.0 80.0 78.0 77.0 80.0 79.0
KANOPY 2 80.0 78.0 79.0 79.0 78.0 78.0
CABANG C14 84.0 84.2 83.0 83.5 84.7 84.5
CABANG C13 84.0 84.1 83.8 83.2 85.0 85.0
CABANG C12 84.7 84.9 83.9 84.0 84.7 84.9
CABANG C11 84.9 84.0 84.0 83.9 84.2 83.0
CABANG C10 85.0 84.7 84.5 84.5 84.1 83.8
CABANG C9 85.0 85.0 85.0 84.8 84.9 83.9
FK C15-MAJU 84.0 84.3 85.5 85.0 84.3 85.5
FK C14 84.2 84.9 84.7 86.0 84.9 84.7
FK C14-MAJU 84.1 85.0 85.0 85.0 85.0 84.9
FK C13 84.9 85.0 85.0 84.6 85.0 85.0
FK C12 83.9 85.1 85.1 84.2 85.1 85.0
FK C11 84.0 86.0 84.9 84.1 84.9 84.0
FK C10 85.0 84.9 84.8 84.5 84.8 85.0
FK C9 83.8 85.0 85.0 85.0 85.0 84.3
60
0
5
10
15
20
25
30
3.1
3.12
2.6
2.51
2.65
2.59
2.61
2.5
3.33
3.31
3.2
3.19
3.2
3.16
3.21
3.29
TEM
PER
ATU
R E
FEK
TIF
(OC
)
KECEPATAN UDARA (m/s)
Perbandingan Temperatur Efektif BMK35
Pagi(oC)1
Siang(oC)1
Pagi(oC)2
Siang(oC)2
Max
Min
Gambar 4.10 Perbandingan Temperatur Efektif Sebelum dan Sesudah
Pemasangan Ventilasi Hisap
Keterangan :
Pagi (oC)1 = Temperatur efektif pagi sebelum pemasangan ventilasi hisap
Siang (oC)1= Temperatur efektif siang sebelum pemasangan ventilasi hisap
Pagi (oC)2 = Temperatur efektif pagi setelah pemasangan ventilasi hisap
Siang (oC)2= Temperatur efektif siang setelah pemasangan ventilasi hisap
Max = Suhu maksimum yang di perbolehkan menurut KEPMEN 555K
Min = Tuhu minimum yang di perbolehkan menurut KEPMEN 555K
61
BAB V
ANALISA DATA
Kegiatan penambangan di CV. Bara Mitra Kencana dilakukan dengan
menggunakan alat manual, untuk mendukung efektifitas penambangan perlu
dilakukan sistem ventilasi tambang yang baik, untuk itu sangat penting diperhatikan
beberapa aspek yang mempengaruhi sistem ventilasi dengan menggunakan
perhitungan sistem ventilasi secara manual. Dari pengumpulan dan pengolahan data,
maka didapatkan hasil yang digunakan dalam menganalisa sistem ventilasi yang baik
bagi CV. Bara Mitra Kencana.
5.1 Analisa Perhitungan Kuantitas Udara
Dari hasil pengukuran dan perhitungan diketahui kecepatan udara dialirkan ke
setiap front kerja dan luas terowongan untuk kegiatan penggalian lubang maju
sehingga kuantitas udara yang masuk pada kanopi 1 sebesar 35,21 m3/s
, pada
percabangan sebesar 13,25 – 16,21 m3/s, kedalam front kerja sebesar 19,74-27,69
m3/s, dan pada kanopi 2 sebesar 31,50 m
3/s. Kuantitas yang tersedia sudah
mencukupi untuk aktifitas penambangan
5.2 Analisa Perhitungan Kebutuhan Udara Pada Front Kerja BMK 35
Kebutuhan udara pada kegiatan pengalian lubang maju pada front kerja lubang
tambang BMK-35 diketahui dari perkalian jumlah pekerja dan jumlah udara per
orang. Kebutuhan udara pada setiap front kerja yaitu 6 m3/menit, dan kebutuhan
62
udara untuk alat sebesar 0,00067 – 3,750676 m3/menit. Dengan kuantitas udara yang
tersedia maka dapat dikatakan cukup untuk kebutuhan pernafasan pekerja dan alat.
5.3 Analisa Perhitungan Temperatur Efektif dan Kelembaban Relatif Sebelum
Pemasangan Ventilasi Hisap
Perhitungan temperatur efektif menggunakan grafik psikometri dengan diketahui
kecepatan aliran udara pada lubang tambang masih di atas NAB yaitu mencapai 26oC
dan kelembaban relatif mencapai 95% sedangkan temperatur efektif yang
diperbolehkan oleh KEPMEN 555K yaitu 18-24 o
C dan kelebaban relatif maksimum
85%. dengan suhu yang tersedia tersebut pekerja tidak efektif dalam melaksanakan
kegiatan penambangan.
5.4 Analisa Perhitungan Temperatur Efektif dan Kelembaban Relatif Setelah
Pemasangan Ventilasi Hisap
Setelah dilakukanya pemasangan ventilasi hisap pada jalur udara keluar
temperatur udara pada lubang tambang BMK35 mengalami penurunan yaitu sesuai
dengan NAB yang diatur oleh KEPMEN 555 K yaitu dibawah suhu 24oC dan
kelembaban relatif 85%.
63
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan pada bab sebelumnya berdasarkan penelitian di
lapangan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Nilai temperatur efektif dan kelembaban relatif pada lubang tambang BMK-
35 CV. BMK sebelum di pasang ventilasi hisap pada lokasi:
a. Lubang bukaan (kanopi) dengan kecepatan udara 3,02-3,06 m/detik
didapatkan nilai temperatur udara efektif yaitu 19,9-21oC dengan
kelembaban relatif sebesar 78-83%.
b. Percabangan dengan kecepatan udara 2,42 – 2,6 m/detik didapatkan
nilai temperatur udara efektif yaitu 23,3-25,8oC dengan kelembaban
relatif sebesar 88-90,4 %.
c. Front kerja dengan kecepatan udara 3-3,20 m/detik didapatkan nilai
temperatur udara efektif yaitu 23-26oC dengan kelembaban relatif 91,9 -
95,4 %.
2. Pemasangan ventilasi hisap diletakkan pada jalur udara keluar dengan
menutup rapat terowongan agar tidak terjadi kebocoran udara yang dihisap.
Hal tersebut di lakukan dengan pertimbangan desain lubang tambang yang
ada pada CV. BMK.
64
3. Nilai temperatur udara efektif dan kelembaban relatif pada lubang tambang
BMK-35 CV. BMK setelah dipasang ventilasi hisap pada lokasi:
a. Lubang bukaan (kanopi) dengan kecepatan udara 3,10-3,12 m/detik
didapatkan nilai temperatur udara efektif yaitu 19,4-20,20oC dengan
kelembaban relatif sebesar 78-80%.
b. Percabangan dengan kecepatan udara 2,42 – 2,6 m/detik didapatkan
nilai temperatur udara efektif yaitu 22,50-23,80oC dengan kelembaban
relatif sebesar 83-85%.
c. Front kerja dengan kecepatan udara 3-3,20 m/detik didapatkan nilai
temperatur udara efektif yaitu 22-23,50oC dengan kelembaban relatif
83,5-85,1%.
6.2 Saran
1. Perlunya pengontrolan temperatur udara dan kelembaban relatif untuk
kenyamanan dan keamanan pekerja.
2. Pada saat penambangan maupun pembuatan lubang maju, agar dipasang
penyaring untuk debu dan water spray agar konsentrasi debu yang dihasilkan
dapat terkendali.
3. Pentingnya pengontrolan dan perbaikan pipa angin yang bocor untuk
mencegah pengurangan kuantitas udara sampai dipermuka kerja.
4. Melakukan dengan metode papan tiup dan injection air jet, agar gas-gas yang
terperangkap di bagian atap dapat teratasi.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Anonim, Arsip-arsip atau dokumen pada CV. Bara mitra Kencana,
Sawahlunto, 2016.
Ari Febrianda, Jurnal Analisis Sistem Ventilasi Tambang Untuk Kebutuhan
Operasional Penambangan Pada Tambang Bawah Tanah,
Universitas Negeri Padang, 2014.
Chen-chen, Jurnal Gangguan Sistem Ventilasi Tambang disebabkan Oleh
Ledakan Batubara dan Gas, China University of Mining &
Technology Beijing, 2014.
Darius Agung Prata, Jurnal Aplikasi Pengukuran Ventilasi Alami, Badan Diklat
Tambang Bawah Tanah, ESDM.Co.Id, 2014.
Erlangga Endri O, dkk, Penelitian K3 Penyanggaan pada Penambangan Long
Wall Seni Mekanis Batubara Bawah Tanah dalam Rangka
Mendukung Penyusunan Kebijakan K3 Tambang di
Minerbapabum, Tekmira 2010.
Fedi, Jurnal Analisis Penurunan Suhu Udara di Area Produksi Tambang
Batubara Bawah Tanah PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, Unit
Penambangan Ombilin, Sawahunto, Sumatera Barat, 2012.
Friska Frimanda, Sistem Ventilasi Udara Tambang Batubara Bawah Tanah,
Sawahlunto, Universitas Negeri Padang 2015.
Hartman, Mine Ventilatilation and Air Conditionin, New York The Ronald Press
Company, 1997.
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.555.K/M.PE/1995 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Pertambangan Umum.
Muili Jide, Jurnal Penentuan Distribusi Aliran Udara di Tambang Batubara
Bawah Laut Okaba, 2013.
Nurul Janah, Jurnal Kajian Sistem Ventilasi Tambang Emas Blok Cikoneng
PT. Cibaliung Sumberdaya, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten,
2014.
66
Penulis, Kumpulan Foto-foto Penelitian di CV. Bara Mitra Kencana (BMK) Job
Site Tanah Kuning, Desa Batu Tanjung, Kecamatan Talawi, Kota
Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat”, 2017.
Riko Ervil, dkk, Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi STTIND Padang,
Sekolah Tinggi Tejnologi Industri Padang, Padang 2015.
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Alfabeta, Bandung, 2009.
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. PETA GEOLOGI CV. BMK
LAMPIRAN B. PETA TOPOGRAFI CV. BMK
LAMPIRAN C. PETA LAY OUT TAMBANG CV. BMK
LAMPIRAN D. PETA LAY OUT LUBANG TAMBANG BMK-35 CV. BMK
FORMAT PENGAMBILAN DATA
HARI/TANGGAL: 9 JUNI 2018 ALAT: METERAN
LOKASI: BMK-35
TABEL PENGUKURAN GEOMETRI TEROWONGAN
NO LOKASI P L D
1 KANOPY 1 2.65 2.30 2.65
2 KANOPY 2 2.64 2.40 2.64
a b t
3 CABANG C14 2.27 2.49 2.25
4 CABANG C13 2.40 2.90 2.52
5 CABANG C12 2.38 2.66 2.49
6 CABANG C11 2.30 2.58 2.51
7 CABANG C10 2.41 2.80 2.53
8 CABANG C9 2.33 2.70 2.50
9 FK C15-MAJU 2.00 2.30 2.10
10 FK C14 2.20 2.60 2.60
11 FK C14-MAJU 2.40 2.50 2.10
12 FK C13 2.41 2.50 2.20
13 FK C12 2.10 2.40 2.30
14 FK C11 2.00 2.30 2.50
15 FK C10 2.00 2.20 2.30
16 FK C9 2.20 2.40 2.20
Keterangan:
P = Panjang
L = Lebar
a = Panjang sisi atas
b = Panjang sisi bawah
t = Tinggi
PEMBIMBING LAPANGAN
(KEPALA TAMBANG BAWAH TANAH)
CHANDRA., SH
LAMPIRAN E. FORMAT PENGUKURAN DI LAPANGAN
FORMAT PENGAMBILAN DATA
HARI/TANGGAL: 9 JUNI 2018 ALAT: METERAN
LOKASI: BMK-35
TABEL PENGUKURAN GEOMETRI DUCT/HOST
no Lokasi d(m) r(m)
1 KANOPY 1 0.21 0.105
2 KANOPY 2 0.21 0.105
3 CABANG C14 0.21 0.105
4 CABANG C13 0.21 0.105
5 CABANG C12 0.21 0.105
6 CABANG C11 0.21 0.105
7 CABANG C10 0.21 0.105
8 CABANG C9 0.21 0.105
9 FK C15-MAJU 0.21 0.105
10 FK C14 0.21 0.105
11 FK C14-MAJU 0.21 0.105
12 FK C13 0.21 0.105
13 FK C12 0.21 0.105
14 FK C11 0.21 0.105
15 FK C10 0.21 0.105
16 FK C9 0.21 0.105
Keterangan:
d = Diameter
r = Jari-jari
PEMBIMBING LAPANGAN
(KEPALA TAMBANG BAWAH TANAH)
CHANDRA., SH
FORMAT PENGAMBILAN DATA
HARI/TANGGAL: 9 JUNI 2018 ALAT: ANEMOMETER
LOKASI: BMK-35
TABEL PENGUKURAN KECEPATAN ANGIN
LOKASI
Tgl:
09/06/2018
Tgl:
10/06/2018
Tgl:
11/06/2018
KEDALAMAN V V V
KANOPY 1 3.05 3.00 3.02 0
KANOPY 2 3.07 3.10 3.00 0
CABANG C14 2.51 2.60 2.55 258.0
CABANG C13 2.47 2.50 2.51 261.0
CABANG C12 2.60 2.61 2.60 242.9
CABANG C11 2.54 2.55 2.50 222.9
CABANG C10 2.59 2.54 2.57 203.9
CABANG C9 2.40 2.43 2.42 185.9
FK C15-MAJU 3.30 3.40 3.00 362.0
FK C14 3.20 3.30 3.10 258.0
FK C14-MAJU 3.20 3.05 3.10 265.0
FK C13 3.08 3.10 3.20 261.0
FK C12 3.00 3.00 3.01 242.9
FK C11 3.10 3.15 3.05 222.9
FK C10 3.09 3.14 3.15 203.9
FK C9 3.20 3.19 3.20 185.9
Keterangan:
V = Kecepatan angin
PEMBIMBING LAPANGAN
(KEPALA TAMBANG BAWAH TANAH)
CHANDRA., SH
FORMAT PENGAMBILAN DATA
HARI/TANGGAL: 9-11 JUNI 2018 ALAT: MULTIGAS DETECTOR
LOKASI:BMK35
DATA PENGUKURAN EMISI GAS METAN DAN GAS LAINYA
LOKASI
Tgl: 09/06/18 Tgl: 10/06/18 Tgl:11/06/18
Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang
CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4
KANOPY 1 0 30.9 0 0 0 31.0 0 0 0 30.3 0 0 0 30.9 0 0 0 32.0 0 0 0 33.0 0 0
KANOPY 2 0 31.2 0 0 0 31.3 0 0 0 32.0 0 0 0 31.2 0 0 0 33.0 0 0 0 32.0 0 0
CABANG C14 0 20.9 0 1 0 22.0 0 0 1 20.3 0 0 0 20.9 0 0 0 20.3 0 0 0 20.8 0 1
CABANG C13 0 21.0 0 2 0 21.9 0 1 0 20.6 0 0 0 21.0 0 1 0 20.6 0 0 0 20.6 0 2
CABANG C12 0 20.8 0 1 1 23.0 0 2 0 20.8 0 2 1 20.8 0 2 1 20.8 0 2 0 20.5 0 2
CABANG C11 0 20.6 0 2 0 24.0 0 2 0 20.6 0 1 0 20.1 0 2 0 20.6 0 1 0 20.5 0 2
CABANG C10 0 20.5 0 0 0 20.1 0 2 0 20.5 0 2 0 20.4 0 2 0 20.5 0 2 0 20.3 0 3
CABANG C9 1 20.5 0 2 0 20.4 0 3 0 20.5 0 1 0 20.5 0 3 0 20.5 0 1 1 20.1 0 2
FK C15-MAJU 0 20.3 0 3 0 20.5 0 2 0 20.3 0 0 0 20.3 0 2 0 20.3 0 0 0 20.4 0 5
FK C14 1 20.2 0 2 0 20.3 0 5 0 20.1 0 0 0 20.3 0 5 0 20.4 0 0 1 20.5 0 3
FK C14-MAJU 0 20.4 0 5 1 20.3 0 3 0 20.4 0 0 1 20.2 0 5 1 20.3 0 0 0 20.2 0 2
FK C13 0 20.3 0 6 0 20.2 0 2 1 20.5 0 4 0 20.4 0 6 0 20.1 0 4 0 20.4 0 5
FK C12 0 20.1 0 0 0 20.4 0 0 1 20.3 0 5 0 20.3 0 0 0 20.4 0 2 0 20.3 0 6
FK C11 0 20.4 0 0 0 20.3 0 0 0 20.3 0 3 0 20.4 0 0 0 20.5 0 3 0 20.4 0 0
FK C10 1 20.5 0 3 0 20.8 0 2 0 20.2 0 2 1 20.5 0 3 0 20.3 0 2 1 20.4 0 0
FK C9 0 20.3 0 2 0 20.6 0 0 0 20.4 0 6 0 20.3 0 2 0 20.8 0 5 0 20.5 0 3
PEMBIMBING LAPANGAN
(KEPALA TAMBANG BAWAH TANAH)
CHANDRA., SH
Keterangan:
CO (PPM)
O2 (%)
H2S (PPM)
CH4(LEL)
FORMAT PENGAMBILAN DATA
HARI/TANGGAL: 21-23 JUNI 2018 ALAT: MULTIGAS DETECTOR
LOKASI:BMK35
DATA PENGUKURAN EMISI GAS METAN DAN GAS LAINYA
LOKASI
Tgl: 21/06/18 Tgl:22/06/18 Tgl: 23/06/18
Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang
CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4
KANOPY 1 0 30.9 0 0 0 31.0 0 0 0 30.3 0 0 0 30.9 0 0 0 32.0 0 0 0 33.0 0 0
KANOPY 2 0 31.2 0 0 0 31.3 0 0 0 32.0 0 0 0 31.2 0 0 0 33.0 0 0 0 32.0 0 0
CABANG C14 0 22.9 0 0 0 24.0 0 0 0 24.0 0 0 0 24.0 0 0 0 24.0 0 0 0 23.0 0 0
CABANG C13 0 23.0 0 0 0 23.7 0 0 0 23.7 0 0 0 23.7 0 0 0 24.0 0 0 0 24.0 0 0
CABANG C12 0 23.4 0 0 0 23.0 0 0 0 24.5 0 0 0 23.0 0 0 0 23.9 0 0 0 24.2 0 0
CABANG C11 0 23.6 0 0 0 24.0 0 0 0 23.8 0 0 0 24.0 0 0 0 22.8 0 0 0 23.4 0 0
CABANG C10 0 24.0 0 0 0 24.2 0 0 0 23.7 0 0 0 22.8 0 0 0 23.2 0 0 0 24.7 0 0
CABANG C9 0 23.7 0 0 0 23.4 0 0 0 24.0 0 0 0 24.5 0 0 0 23.0 0 0 0 23.8 0 0
FK C15-MAJU 0 24.5 0 0 0 24.7 0 0 0 23.8 0 0 0 23.8 0 0 0 23.4 0 0 0 23.7 0 0
FK C14 0 22.4 0 0 0 23.8 0 0 0 23.7 0 0 0 24.8 0 0 0 24.0 0 0 0 24.0 0 0
FK C14-MAJU 0 23.4 0 0 0 23.7 0 0 0 24.0 0 0 0 23.4 0 0 0 23.9 0 0 0 23.7 0 0
FK C13 0 24.0 0 0 0 24.0 0 0 0 24.0 0 0 0 24.0 0 0 0 22.8 0 0 0 23.0 0 0
FK C12 0 23.9 0 0 0 22.8 0 0 0 23.9 0 0 0 23.9 0 0 0 23.2 0 0 0 24.0 0 0
FK C11 0 22.8 0 0 0 24.5 0 0 0 22.8 0 0 0 22.8 0 0 0 24.0 0 0 0 22.9 0 0
FK C10 0 23.2 0 0 0 23.8 0 0 0 23.2 0 0 0 23.8 0 0 0 24.0 0 0 0 23.0 0 0
FK C9 0 24.0 0 0 0 24.8 0 0 0 23.0 0 0 0 23.7 0 0 0 23.7 0 0 0 23.4 0 0
PEMBIMBING LAPANGAN
(KEPALA TAMBANG BAWAH TANAH)
CHANDRA., SH
Keterangan:
CO (PPM)
O2 (%)
H2S (PPM)
CH4(LEL)
FORMAT PENGAMBILAN DATA
HARI/TANGGAL: 9 JUNI 2018 ALAT: DIGITAL SLING
PSYKOMETER (AZ 8746)
LOKASI: BMK-35
TABEL PENGUKURAN TEMPERATUR UDARA
LOKASI
Tgl: 09/06/18 Tgl: 10/06/18 Tgl: 11/06/18
Pagi (oC) Siang (
oC) Pagi (
oC) Siang (
oC) Pagi (
oC) Siang (
oC)
Td Tw Td Tw Td Tw Td Tw Td Tw Td Tw
KANOPY 1 24.0 24.0 23.9 24.0 24.4 24.2 24.1 23.9 24.0 24.0 24.2 24.1
KANOPY 2 24.0 24.2 24.1 27.0 27.3 23.9 24.0 23.9 24.0 24.2 27.0 27.3
CABANG C14 27.8 27.2 27.0 27.1 26.9 27.2 24.2 24.1 27.9 27.1 26.8 27.2
CABANG C13 27.1 27.3 27.1 27.2 27.0 27.3 27.2 27.0 27.1 27.2 27.0 27.3
CABANG C12 28.5 28.7 28.0 28.6 28.5 28.0 28.9 27.1 27.2 27.9 28.0 27.0
CABANG C11 27.2 27.0 27.3 27.2 27.0 27.0 27.0 27.2 27.3 27.2 27.0 27.0
CABANG C10 27.08 27.1 26.8 27.3 27.1 27.0 27.2 27.0 27.1 27.2 25.9 25.5
CABANG C9 29.0 28.7 28.0 29.3 29.9 28.9 27.3 29.8 29.0 29.1 28.9 29.0
FK C15-MAJU 28.0 28.3 27.9 28.0 28.1 27.7 28.5 28.0 27.9 28.3 27.2 27.5
FK C14 28.0 28.0 28.2 27.9 27.2 27.5 27.6 27.9 27.2 27.7 27.8 27.3
FK C14-MAJU 27.2 27.9 27.2 27.7 27.8 27.3 27.2 27.7 27.8 27.5 27.6 26.8
FK C13 27.3 27.7 27.8 27.5 27.6 27.2 28.0 27.5 27.6 27.3 27.2 27.0
FK C12 29.0 29.6 29.7 29.1 29.8 29.6 29.1 29.4 29.0 29.0 29.5 29.4
FK C11 28.0 28.3 28.2 28.1 28.6 28.9 28.1 28.5 28.0 28.2 28.1 28.7
FK C10 27.2 27.2 28.0 27.3 27.2 27.2 27.7 27.5 27.6 27.3 27.5 27.6
FK C9 27.3 27.4 27.2 27.2 28.0 27.6 28.0 27.9 27.9 27.2 27.3 27.2
PEMBIMBING LAPANGAN
(KEPALA TAMBANG BAWAH TANAH)
CHANDRA., SH
Keterangan:
Td = Temperatur Kering
Tw = Temperatur Basah
FORMAT PENGAMBILAN DATA
HARI/TANGGAL: 9 JUNI 2018
ALAT: DIGITAL SLING PSYKOMETER (AZ 8746)
LOKASI: BMK-35
TABEL PENGUKURAN KELEMBABAN RELATIF
LOKASI
Tgl: 09/06/18 Tgl:10/06/18 Tgl:11/06/18
Pagi
(%) Siang(%) Pagi(%) Siang(%) Pagi(%) Siang(%)
KANOPY 1 80.0 82.0 80.0 78.0 80.0 83.0
KANOPY 2 80.0 80.0 80.0 79.0 81.0 82.0
CABANG C14 89.0 89.2 89.0 89.0 89.0 90.0
CABANG C13 89.1 89.3 89.1 89.2 89.1 89.0
CABANG C12 89.0 89.5 89.3 89.1 89.3 89.2
CABANG C11 88.0 89.0 90.0 88.9 90.0 90.1
CABANG C10 90.1 88.9 89.3 90.1 89.8 89.2
CABANG C9 90.0 91.0 91.0 90.4 90.3 90.0
FK C15-MAJU 92.0 93.5 93.2 91.9 92.0 93.5
FK C14 93.0 93.9 93.5 93.8 93.0 93.9
FK C14-MAJU 93.9 94.0 93.5 94.1 93.9 94.0
FK C13 93.8 93.7 93.5 93.6 93.8 93.7
FK C12 95.0 94.8 95.1 94.9 95.4 95.0
FK C11 95.4 95.0 95.1 94.9 94.0 94.1
FK C10 94.0 94.1 93.8 93.9 93.7 93.5
FK C9 93.1 93.2 92.8 93.1 94.0 93.5
PEMBIMBING LAPANGAN
(KEPALA TAMBANG BAWAH TANAH)
CHANDRA., SH
FORMAT PENGAMBILAN DATA
HARI/TANGGAL: 21-23 JUNI 2018
ALAT: DIGITAL SLING PSYKOMETER (AZ 8746)
LOKASI: BMK-35
TABEL PENGUKURAN KELEMBABAN RELATIF
LOKASI
Tgl:21/06/18 Tgl: 22/06/18 Tgl:23/06/18
Pagi
(%) Siang(%) Pagi(%) Siang(%) Pagi(%) Siang(%)
KANOPY 1 79.0 80.0 78.0 77.0 80.0 79.0
KANOPY 2 80.0 78.0 79.0 79.0 78.0 78.0
CABANG C14 84.0 84.2 83.0 83.5 84.7 84.5
CABANG C13 84.0 84.1 83.8 83.2 85.0 85.0
CABANG C12 84.7 84.9 83.9 84.0 84.7 84.9
CABANG C11 84.9 84.0 84.0 83.9 84.2 83.0
CABANG C10 85.0 84.7 84.5 84.5 84.1 83.8
CABANG C9 85.0 85.0 85.0 84.8 84.9 83.9
FK C15-MAJU 84.0 84.3 85.5 85.0 84.3 85.5
FK C14 84.2 84.9 84.7 86.0 84.9 84.7
FK C14-MAJU 84.1 85.0 85.0 85.0 85.0 84.9
FK C13 84.9 85.0 85.0 84.6 85.0 85.0
FK C12 83.9 85.1 85.1 84.2 85.1 85.0
FK C11 84.0 86.0 84.9 84.1 84.9 84.0
FK C10 85.0 84.9 84.8 84.5 84.8 85.0
FK C9 83.8 85.0 85.0 85.0 85.0 84.3
PEMBIMBING LAPANGAN
(KEPALA TAMBANG BAWAH TANAH)
CHANDRA.,SH
FORMAT PENGAMBILAN DATA
HARI/TANGGAL: 21-23 JUNI 2018
ALAT: DIGITAL SLING PSYKOMETER (AZ 8746)
LOKASI: BMK-35
TABEL PENGUKURAN TEMPERATUR UDARA
LOKASI
Tgl: 21/06/18 Tgl:22/06/18 Tgl: 23/06/18
Pagi (oC) Siang(
oC) Pagi(
oC) Siang(
oC) Pagi(
oC) Siang(
oC)
Td Tw Td Tw Td Tw Td Tw Td Tw Td Tw
KANOPY 1 23.9 23.0 23.7 23.0 24.4 23.3 24.4 23.9 24.0 23.3 23.9 22.1
KANOPY 2 24.0 24.2 24.1 23.5 26.0 23.8 24.0 23.4 23.5 24 24.2 23.6
CABANG C14 26.9 25.4 26.9 27.1 26.8 25.4 27.2 26.9 27.4 24.8 27.2 27.0
CABANG C13 26.9 25.1 27.2 27.2 26.5 25.4 27.1 27.0 26.1 24.8 27.1 27.3
CABANG C12 27.1 28.7 28.0 28.6 26.8 27.0 28.2 27.1 26.9 27.4 28.0 26.9
CABANG C11 27.2 27.0 27.3 27.2 27.0 27.0 27.0 27.2 27.3 27.2 27.0 27.0
CABANG C10 27.0 27.1 26.8 27.3 27.3 27.0 29.2 27.0 27.1 27.2 25.9 25.5
CABANG C9 27.0 27.0 28.0 29.3 27.3 27.3 28.9 27.3 27.3 26.7 28.9 29.0
FK C15-MAJU 26.0 26.7 27.9 28.0 26.5 26.8 30.2 26.7 27.9 26.9 27.2 27.5
FK C14 26.0 27.1 26.4 26.0 27.0 27.0 26.8 27.0 25.0 27.2 27.8 26.5
FK C14-MAJU 26.5 27.0 27.0 25.3 26.7 26.5 31.2 24.9 27.5 27.2 26.8 25.1
FK C13 27.3 27.7 26.0 26.0 27.1 27.2 26.8 28.5 27.6 27.3 26.6 26.5
FK C12 27.0 27.1 28.4 25.0 27.3 27.0 32.2 29.4 27.3 27.2 26.8 25.1
FK C11 27.2 26.6 28.4 28.1 27.1 26.4 26.0 28.5 26.7 26.5 26.0 28.7
FK C10 27.2 27.2 26.4 27.0 27.2 27.2 33.2 27.5 27.5 27.3 26.0 27.1
FK C9 26.6 26.4 27.0 26.2 27.1 26.3 26.6 27.9 27.0 26.5 27.6 27.3
PEMBIMBING LAPANGAN
(KEPALA TAMBANG BAWAH TANAH)
CHANDRA., SH
Keterangan:
Td = Temperatur Kering
Tw = Temperatur Basah
LAMPIRAN G
DOKUMENTASI PENELITIAN
LAMPIRAN F. PERHITUNGAN TEMPERATUR EFEKTIF
Gambar 1 Pengukuran Lebar Terowongan
Di Kanopi
Gambar 2 Pengukuran Tinggi
Terowongan Di Kanopi
Gambar 3 Pengukuran Kecepatan Angin
Menggunakan Alat Anemometer Di Kanopi Gambar 4 Pengukuran Temperatur Udara
Menggunakan Alat Digital Sling Psikometer
Gambar 5 Pengukuran Lebar Bawah
Terowongan Front Kerja
Gambar 6 Pengukuran Lebar Atas
Terowongan Front Kerja
LAMPIRAN G. DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 7 Pengukuran Kadar Gas
Menggunakan Alat Multigas Detector
Gambar 8 Pengukuran Temperatur Udara Dan
Kelembaban Menggunakan Alat Digital Sling
Psycometer Pada Front Kerja
Gambar 9 Pengukuran Kecepatan Angin
Pada Front Kerja
Gambar 10 Ventilasi Hisap
Gambar 11 Pemasangan Ventilasi Hisap Gambar 12 Ventilasi Hisap Di Operasikan
Gambar 13 Robeknya Duct/Host Gambar 14 Lokasi Tambang BMK35
Gambar 15 Mesin Fan/Blower Hembus Gambar 16 Lampu Penerangan Dalam
Lubang Tambang
Spesifikasi Mesin Angin (Blower) hembus
Portable Propeller Ventilator SHT-35
Size : 350 mm (14”)
Voltage : 220/240V
Watts : 750 W
Air delivery : 82 m3/menit
Frequency : 50 Hz
Speed : 2800 r/min
Wind Pressure : 598 Pa
Spesifikasi Mesin Angin (Blower) hisap
Power : 5500 Watt
Phase : 80 Volt
Size : 800 mm
Speed : 1400 RPM Motor
Capacity : 27000 m3/Jam
Pressure : 500 Pascal
LAMPIRAN H. SPESIFIKASI ALAT BLOWER
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Siti Arlida Ferliana
NPM : 1410024427143
Program Studi : Teknik Pertambangan
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul :
“Analisis Temperatur Efektif dan Kelembaban Relatif Pada Lubang
Tambang Bawah Tanah BMK 35 CV. Bara Mitra Kencana Sawahlunto.”
Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari
Skripsi orang lain. Apabila kemudian dari pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan
gelar kesarjanaanya).
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Padang, Juli 2018
Pembuat Pernyataan,
Siti Arlida Ferliana
NPM: 1410024427143
P
BIODATA WISUDAWAN/TI
No. Urut :
Nama : Siti Arlida Ferliana
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tgl Lahir : Timpeh, 22 September 1996
Nomor Pokok
Mahasiswa : 1410024427143
Program Studi : Teknik Pertambangan
Tanggal Lulus : 9 Juli 2018
IPK : 3.78
Predikat Lulus : Dengan Pujian
Judul Skripsi :
Analisis Temperatur Efektif dan
Kelembaban Relatif Pada Lubang
Tambang Bawah Tanah BMK 35
CV. Bara Mitra Kencana
Sawahlunto.
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Murad MS, MT
2. Jevie Carter Eka Putra, ST.,MT
Asal SMTA : SMA Negeri 1 Sitiung
Nama Orang Tua : Ayah : Abdul Latif
Ibu : Sumiati
Alamat/FB :
Jorong Marga Makmur, Nagari
Taratak Tinggi, Kecamatan
Timpeh, Kabupaten Dharmasraya,
Sumatera Barat
Telp/HP/WA : 081266407642