ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

99
1 ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN RELATIF PADA LUBANG TAMBANG BAWAH TANAH BMK 35 CV. BARA MITRA KENCANA SAWAHLUNTO SITI ARLIDA FERLIANA PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND) PADANG 2018

Transcript of ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

Page 1: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

1

ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN RELATIF

PADA LUBANG TAMBANG BAWAH TANAH BMK 35 CV. BARA

MITRA KENCANA SAWAHLUNTO

SITI ARLIDA FERLIANA

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND) PADANG

2018

Page 2: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

2

ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN RELATIF

PADA LUBANG TAMBANG BAWAH TANAH BMK 35 CV. BARA

MITRA KENCANA SAWAHLUNTO

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

SITI ARLIDA FERLIANA

1410024427143

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND) PADANG

2018

Page 3: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

3

HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

Judul : Analisis Temperatur Efektif dan Kelembaban Relatif

Pada Lubang Tambang Bawah Tanah BMK 35 CV.

Bara Mitra Kencana Sawahlunto.

Nama : SITI ARLIDA FERLIANA

NPM : 1410024427143

Program Studi : Teknik Pertambangan

Jurusan : Teknik Pertambangan

Padang, Juli 2018

Menyetujui :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Murad, MS, MT Jevie Eka Putra ST., MT

NIDN.007116308 NIDK.8892970018

Ketua Program Studi, Ketua STTIND Padang,

Dr. Murad, MS, MT Riko Ervil, MT

NIDN.007116308 NIDN. 1014057501

Page 4: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

4

ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN RELATIF PADA

LUBANG TAMBANG BAWAH TANAH BMK 35 CV. BARA MITRA

KENCANA SAWAHLUNTO

Nama : Siti Arlida Ferliana

NPM : 1410024427143

Pembimbing I : Dr. Murad MS. MT

Pembimbing II : Jevie Carter Eka Putra ST., MT

RINGKASAN

CV. Bara Mitra Kencana (CV. BMK) merupakan perusahaan yang

bergerak pada bidang pertambangan bawah tanah yang terletak di Desa Batu

Tanjung, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat.

Temperatur udara efektif dan kelembaban relatif pada lubang tambang BMK-35

melebihi nilai ambang batas (NAB) yang di atur oleh KEPMEN 555K yaitu

temperatur udara efektif 26oC dengan kelembaban relatif sebesar 95,4%,

sedangkan temperatur udara efektif yang di perbolehkan berkisar antara 18-24oC

dengan kelembaban relatif maksimum sebesar 85%.

Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan pengaturan

sistem ventilasi yang baik yaitu memasang ventilasi hisap pada jalan keluar

dengan pertimbangan desain lubang tambang yang ada pada CV. BMK. Hasil

analisa yang dilakukan dengan pemasangan ventilasi hisap pada lubang tambang

BMK-35, didapatkan nilai temperatur udara efektif pada lokasi lubang bukaan

(kanopi) 19,9-21oC dengan kelembaban relatif sebesar 78-83%. Pada lokasi

percabangan, temperatur udara efektif 22,5-23,8oC dengan kelembaban relatif

sebesar 83-85%. Pada lokasi front kerja, temperatur udara efektif 23-23,5oC

dengan kelembaban relatif sebesar 83,5-85,1%.

Setelah dilakukanya pemasangan ventilasi hisap, temperatur udara efektif

dan kelembaban relatif sudah sesuai dengan NAB yang di perbolehkan oleh

KEPMEN 555K. Pengontrolan terhadap temperatur udara efektif dan kelembaban

relatif perlu dilakukan agar terciptanya kondisi kerja yang aman dan nyaman.

Kata Kunci: Ventilasi, Temperatur Efektif, Kelembaban Relatif.

Page 5: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

5

ANALYSIS OF EFFECTIVE TEMPERATURE AND RELATIVE HUMIDITY IN

MINING HOUSE LOWER BMK 35 CV. BARA MITRA

KENCANA SAWAHLUNTO

Name : Siti Arlida Ferliana

NPM : 1410024427143

Supervisor I : Dr. Murad MS. MT

Advisor II : Jevie Carter Eka Putra ST., MT

ABSTRACT

CV. Bara Mitra Kencana (CV BMK) is a company engaged in the field

of underground mining located in Batu Batu Village, Talawi Subdistrict,

Sawahlunto City, West Sumatra Province. Effective air temperature and relative

humidity in the mine pits BMK-35 exceeds the threshold value (NAV) which is

regulated by KEPMEN 555K ie effective air temperature 26°C with a relative

humidity of 95.4%, while the effective air temperature that are allowed ranges 18-

24oC with maximum relative humidity of 85%.

Solution to overcome the problem is required arrangement of good

ventilation system that is to install suction ventilation at exit with consideration of

pit hole design in CV. BMK. The result of analysis performed with the installation

of suction ventilation at the hole BMK-35, obtained the value of effective air

temperature at the location of openings (canopy) 19,9-21oC with relative humidity

equal to 78-83%. At the branching site, the effective air temperature is 22.5-

23.8oC with relative humidity of 83-85%. At the location of thefront work, air

temperature effective 23-23,5oC with relative humidity equal to 83,5-85,1%.

After doing the installation of suction ventilation, effective air

temperature and relative humidity are in accordance with the NAB that allowed

by KEPMEN 555K. Controlling the effective air temperature and relative

humidity needs to be done in order to create safe and comfortable working

conditions.

Keywords: Ventilation, Effective Temperature, Relative Humidity.

Page 6: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat,

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada

waktunya.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini penulis telah dimotivasi dan di bantu

oleh berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis dengan tulus

hati mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan Do’a dan dukungan

baik moril maupun materil dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak Riko Ervil, MT selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang.

3. Bapak Dr. Murad, MS, MT selaku ketua Prodi Teknik Pertambangan dan

selaku pembimbing I dalam tugas akhir ini.

4. Bapak Jevie C Eka Putra, ST., MT selaku pembimbing II dalam tugas akhir

ini.

5. Bapak Andi Asmunandar, ST selaku Kepala Teknik Tambang CV.BMK

6. Seluruh dosen dan karyawan/karyawati Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang.

7. Teman-teman Mahasiswa/mahasiswi Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang, khususnya Mahasiswa/Mahasiswi dari jurusan Teknik

Pertambangan.

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari masih terdapat banyak

kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat

membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan

semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Juli 2018

Penulis

Page 7: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

ii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

ABSTRAK

KATA PENGANTAR .................................................................................... .....i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ....ii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ....v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ....vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ....vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ .....1

1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................... .....4

1.3 Batasan Masalah ............................................................................ .....5

1.4 Rumusan Masalah ......................................................................... .....5

1.5 Tujuan Penelitian........................................................................... .....5

1.6 Manfaat Penelitian......................................................................... .....6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori.................... .......................................................... .....7

2.1.1 Deskripsi Perusahaan ........................................................... .....7

2.1.2 Sistem Penambangan ........................................................... .....9

2.1.3 Kegiatan Penambangan ....................................................... .....9

2.1.4 Pengertian Ventilasi Tambang ............................................. .....10

2.1.5 Fungsi Ventilasi Tambang ................................................... .....11

2.1.6 Prinsip Ventilasi Tambang .................................................. .....12

2.1.7 Lingkup Bahasan Ventilasi Tambang .................................. .....12

2.1.8 Sistem Ventilasi ................................................................... .....13

2.1.9 Gas-gas Pengotor ................................................................. .....17

2.1.10 Pengendalian Kualitas Udara Tambang ............................ .....22

2.1.11 Pengendalian Kuantitas Udara .......................................... .....25

2.1.12 Pengendalian gas-gas tambang .......................................... .....26

Page 8: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

iii

2.1.13 Karakteristik debu di dalam tambang ................................ .....27

2.1.14 Mencari Luas Penampang dan Mekanika fluida .............. .....28

2.1.15 Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.

555.K/M.PE/1995 .............................................................. .....30

2.1.16 Penelitian yang Relevan .................................................... .....32

2.2 Kerangka Konseptual .................................................................... .....35

2.2.1 Input ..................................................................................... .....35

2.2.2 Proses ................................................................................... .....36

2.2.3 Output .................................................................................. .....36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. .....38

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................38

3.2.1 Tempat Penelitian......................................................................38

3.2.2 Waktu Penelitian........................................................................39

3.3 Variabel Penelitian ............................................................... ..............39

3.4 Data dan Sumber Data.......................................................... ..............39

3.4.1 Data ............................................................................. ..............39

3.4.2 Sumber Data..............................................................................40

3.5 Teknik Pengumpulan Data..................................................................40

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data................................................41

3.6.1 Teknik Pengolahan Data............................................................41

3.6.2 Analisa Data...............................................................................42

3.7 Kerangka Metodelogi.........................................................................43

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN

4.1 Pengumpulan Data ......................................................................... .....46

4.1.1 Data primer ...............................................................................46

4.1.2 Data Sekunder…........................................................................48

4.2 Pengolahan Data ................................................................... ..............51

4.2.1 Perhitungan Luas Terowongan ................................... ..............51

4.2.2 Perhitungan Luas Duct/Host ....................................... ..............53

4.2.3 Perhitungan Kuantitas Udara ...................................... ..............54

Page 9: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

iv

4.2.4 Kebutuhan Udara Untuk Pernafasan dan Alat Pada Front

Kerja BMK35 ............................................................. ..............55

4.2.5 Perhitungan Temperatur Efektif ................................. ..............56

4.2.6 Kelembaban Relatif .................................................... ..............57

4.2.7 Merancang Pemasangan Ventilasi Hisap ................... ..............57

4.2.8 Perhitungan Temperatur Efektif Setelah Pemasangan

Ventilasi Hisap ........................................................... ..............58

4.2.9 Kelembaban Relatif Setelah Pemasangan Ventilasi Hisap........59

4.2.10 Perbandingan Temperatur Efektif dan Kelembaban Relatif

Sebelum dan Sesudah Pemasangan Ventilasi Hisap ..............59

BAB V ANALISA DATA

5.1 Analisa Perhitungan Kuantitas Udara ............................................ .....61

5.2 Analisa Perhitungan Kebutuhan Udara Pada Front Kerja BMK35.....61

5.3 Analisa Perhitungan Temperatur Efektif dan Kelembaban

Relatif Sebelum Pemasangan Ventilasi Hisap ............................... .....62

5.4 Analisa Perhitungan Temperatur Efektif dan Kelembaban

Relatif Sesudah Pemasangan Ventilasi Hisap ................................ .....62

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .................................................................................... .....63

6.2 Saran ............................................................................................... .....64

DAFTAR KEPUSTAKAAN ......................................................................... .....65

LAMPIRAN

Page 10: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Kesampaian lokasi CV. Bara Mitra Kencana .................. 8

Gambar 2.2 Metode Room and Pillar ......................................................... 9

Gambar 2.3 Proses Penambangan ............................................................... 10

Gambar 2.4 Batubara Telah Di Tambang ................................................... 10

Gambar 2.5 Kondisi Ventilasi Alami .......................................................... 14

Gambar 2.6 Pengaruh Racun Gas CO Sebagai Fungsi Waktu.................... 19

Gambar 2.7 Hubungan antara Efesiensi Kerja dan Temperatur Efektif ..... 25

Gambar 2.8 Trapesium ................................................................................ 29

Gambar 2.9 Lingkaran ................................................................................ 29

Gambar 2.10 Persegi Panjang ..................................................................... 30

Gambar 2.11 Kerangka Konseptual ............................................................ 37

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian .......................................................... 45

Gambar 4.1 Anemometer CFM 8091 .......................................................... 47

Gambar 4.2 Multigas Detector ................................................................... 47

Gambar 4.3 Digital Sling Psycometer AZ 8746 ......................................... 48

Gambar 4.4 Spesifikasi Fan/Blower Hembus ............................................. 49

Gambar 4.5 Menghitung Luas Setengah Lingkaran ................................... 51

Gambar 4.6 Menghitung Luas Persegi Panjang .......................................... 52

Gambar 4.7 Menghitung Penampang Arcis ................................................ 52

Gambar 4.8 Menghitung Penampang Trapesium........................................ 52

Gambar 4.9 Rancangan Pemasangan Ventilasi Hisap ................................ 58

Gambar 4.10 Perbandingan Temperatur Hisap Sebelum dan Sesudah

Pemasangan Ventilasi Hisap ................................................. 60

Page 11: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sifat Bermacam Gas.................................................................... 21

Tabel 2.2 Komposisi Udara Segar .............................................................. 22

Tabel 2.3 Kebutuhan Udara Pernafasan ...................................................... 23

Tabel 2.4 Kelembaban Udara Relatif .......................................................... 25

Tabel 4.1 Luas Penampang Terowongan .................................................... 53

Tabel 4.2 Luas Penampang Duct/Host ........................................................ 53

Tabel 4.3 Kuantitas Udara Tersedia ............................................................ 54

Tabel 4.4 Kebutuhan Udara Pada Front Kerja ............................................ 56

Tabel 4.5 Temperatur Udara Efektif ........................................................... 56

Tabel 4.6 Kelembaban Udara Relatif .......................................................... 57

Tabel 4.7 Temperatur Efektif Setelah Pemasangan Ventilasi Hisap .......... 58

Tabel 4.8 Kelembaban Relatif Setelah Pemasangan Ventilasi Hisap ......... 59

Page 12: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Peta Geologi CV. Bara Mitra Kencana.................................. 67

Lampiran B. Peta Topografi CV. Bara Mitra Kencana ............................... 68

Lampiran C. Peta Lay Out Tambang CV. Bara Mitra Kencana ................. 69

Lampiran D. Peta Lay Out Tambang BMK 35 ........................................... 70

Lampiran E. Format Pengukuran Di Lapangan .......................................... 71

Lampiran F. Perhitungan Temperatur Efektif ............................................. 80

Lampiran G. Dokumentasi Penelitian ......................................................... 81

Lampiran H. Spesifikasi Alat Blower ......................................................... 82

Page 13: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tambang bawah tanah adalah segala kegiatan atau aktivitas

penambangan yang dilakukan dibawah permukaan bumi dan tempat kerjanya

tidak langsung berhubungan dengan udara luar. CV. Bara Mitra Kencana

adalah salah satu perusahaan tambang batubara bawah tanah yang terletak di

Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat. CV. Bara Mitra Kencana melakukan

penambangan dengan metode room and pilar dan menggunakan penyangga

kayu sebagai penunjang operational.

Sebagai pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi, CV. Bara

Mitra Kencana wajib menerapkan kaidah pertambangan yang baik dan benar

(good mining practice) salah satunya mengenai kesehatan dan keselamatan

kerja khususnya pada kegiatan penambangan bawah tanah. Hal tersebut

sejalan dengan upaya pemerintah Republik Indonesia dalam mencegah

kecelakaan kerja yang diatur dalam Keputusan Menteri Pertambangan dan

Energi No. 555.K/M.PE/1995 Tentang Keselamatan dan Kesehatan

Pertambangan Umum.

Pada tambang bawah tanah, masalah pokok yang menjadi kendala pada

saat pelaksanaan adalah sistem penyangga dan sistem ventilasi. Penyanggaan

tambang batubara bawah tanah bertujuan untuk menyangga batuan yang

berada di atasnya. Apakah sistem pemambangan yang akan diterapkan dapat

Page 14: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

2

ditunjang oleh sistem penyangga yang ada. Apakah masih menguntungkan

untuk dilakukan penambangan dengan menggunakan sistem penyangga yang

diperlukan. Selain penyangga, sistem ventilasi juga sangat berperan penting

guna memenuhi kebutuhan pernapasan manusia (pekerja) dan juga untuk

menetralkan gas-gas beracun, mengurangi konsentrasi debu yang berada

didalam udara tambang dan untuk mengatur temperatur udara tambang

sehingga akan tercipta kondisi kerja yang aman dan nyaman sehingga

nantinya akan meningkatkan produksi pada CV. Bara Mitra Kencana.

Undang-undang yang mengatur ventilasi tambang tertuang dalam Keputusan

Menteri Pertambangan dan Energi No. 555.K/M.PE/1995 pasal 369 sampai

dengan pasal 376 tentang ventilasi. Temperatur udara yang diperbolehkan oleh

Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 555.K/M.PE/1995 yaitu

berkisar antara 18°C-24°C dan kelembaban relatif sebesar 85%.

Pada suatu tambang batubara bawah tanah (underground mine), dapat

terjadi berbagai jenis sumber panas yang dapat meningkatkan suhu udara di

area tambang bawah tanah. Diantaranya panas dari batuan, panas dari

peralatan yang kita gunakan, dan panas dari badan para pekerja yang bekerja

itu sendiri. Ditambah dengan minimnya pengontrolan sistem ventilasi

sehingga peningkatan suhu udara di area kerja pada tambang batubara bawah

tanah tidak dapat dihindarkan.

Hasil observasi lapangan tanggal 9 Juni 2018, temperatur udara di front

kerja BMK-35 CV. Bara Mitra Kencana pada kondisi 26oC. Hal tersebut

menimbulkan kondisi tidak nyaman dan aman bagi pekerja. Kondisi yang

Page 15: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

3

panas menyebabkan pekerja mudah lelah sehingga kegiatan penambangan

tidak maksimal. Oleh karena itu, perlunya upaya untuk menurukan suhu udara

di area produksi yang saat ini masih diatas rata-rata menjadi suhu yang

dianjurkan oleh Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.

555.K/M.PE/1995 yaitu 18-24oC sehingga para pekerja yang bekerja di area

produksi dapat lebih nyaman dalam bekerja dan hasil produksi yang dicapai

juga lebih maksimal, hal ini juga didukung dengan sistem ventilasi yang baik.

Pada prinsipnya dalam sistem ventilasi tambang, udara akan mengalir dari

kondisi bertemperatur rendah ke temperatur panas. Jadi udara yang

bertemperatur rendah akan berusaha pergi ke tempat/area yang bertemperatur

panas seperti di daerah produksi.

Selain temperatur udara yang masih tinggi, adapun masalah lain yang

peneliti temukan di CV. Bara Mitra Kencana yaitu kurangnya kuantitas udara

alami yang masuk ke dalam tambang. Hal ini disebabkan oleh robeknya

duct/host di beberapa titik front kerja BMK-35 CV. Bara Mitra Kencana.

Akibat dari kurangnya kuantitas udara tersebut dapat menimbulkan

keberadaan debu, gas metan dan gas pengotor lain yang melebihi nilai ambang

batas dan dapat menimbulkan ledakan seperti yang terjadi pada hari Rabu

tanggal 29 Maret 2017.

Untuk menciptakan kondisi kerja yang aman dan nyaman bagi pekerja

perlu dilakukan pengkajian terhadap beberapa parameter yang meliputi jumlah

pekerja, jumlah gas methan, jumlah peralatan mesin yang beroperasi serta

kondisi suhu dan kelembaban udara sehingga dengan dilakukan pengkajian

Page 16: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

4

terhadap parameter ini dapat ditentukan berapa kuantitas udara yang

diperlukan untuk kelangsungan operasional.

Berdasarkan permasalaan tersebut di atas, maka peneliti ingin

melakukan penelitian mengenai permasalahan yang berhubungan dengan

kuantitas dan kualitas udara dengan judul “Analisis Temperatur Efektif dan

Kelembaban Relatif Pada Lubang Tambang Bawah Tanah BMK-35 CV. Bara

Mitra Kencana, Sawahlunto”.

1.2.Identifikasi Masalah

1. Temperatur udara pada tanggal 9 Juni 2018 di dalam lubang tambang

front kerja BMK-35 melebihi ambang batas yaitu 26oC.

2. Kurang optimalnya fungsi duct/host yang menyebabkan kurangnya

kuantitas udara alami yang masuk ke dalam tambang.

3. Terdapat gas-gas berbahaya yang melebihi nilai ambang batas pada

tambang bawah tanah.

4. Terjadinya ledakan gas tambang batubara pada tanggal 29 maret 2017.

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilakukan secara terstruktur, terorganisir dan

mencapai sasarannya, maka dalam penelitian ini perlu adanya batasan masalah

yaitu analisis temperatur efektif dan kelambaban relatif untuk pemenuhan

kuantitas dan kualitas udara pada lubang tambang bawah tanah BMK-35 CV.

Bara Mitra Kencana.

Page 17: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

5

1.4. Rumusan Masalah

1. Berapa nilai temperatur efektif dan kelembaban relatif pada lubang

tambang BMK-35 CV. Bara Mitra Kencana?

2. Bagaimana rancangan pemasangan ventilasi hisap yang baik pada lubang

tambang BMK-35 CV. Bara Mitra Kencana?

3. Berapa nilai temperatur efektif dan kelembaban relatif setelah pemasangan

ventilasi hisap pada lubang tambang BMK-35 CV. Bara Mitra Kencana?

1.5. Tujuan Penelitian

1. Mendapatkan nilai temperatur efektif dan kelembaban relatif pada lubang

tambang BMK-35 CV. Bara Mitra Kencana.

2. Merancang pemasangan ventilasi hisap pada lubang tambang BMK-35

CV. Bara Mitra Kencana.

3. Mendapatkan nilai temperatur efektif dan kelembaban relatif setelah

pemasangan ventilasi hisap pada lubang tambang BMK-35 CV. Bara

Mitra Kencana.

1.6. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Sebagai salah satu sumber informasi dan analisis sistem ventilasi untuk

mengetahui kualitas dan kuantitas pada front penambangan para pekerja,

kemudian agar dapat menjadi dasar penelitian lebih lanjut oleh perusahaan

tentang sistem ventilasi tambang.

Page 18: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

6

2. Bagi Penulis

Penulis dapat mengetahui teknis dari kegiatan sistem ventilasi tambang

secara langsung dan penulis dapat menerapkan ilmu yang didapatkan

dibangku pendidikan dan di dunia kerja nantinya.

3. Bagi STTIND Padang

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan apa yang penulis tulis

dapat bermanfaat dan menjadi panduan bagi mahasiswa jurusan teknik

pertambangan STTIND Padang selanjutnya.

Page 19: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Landasan teori terdiri dari seluruh referensi-referensi, konsep-konsep

dan kerangka penelitian yang didukung oleh teori-teori ilmiah, yang diperoleh

kepustakaan maupun teori yang ada yang berhubungan dengan judul

penelitian.

2.1.1 Deskripsi Perusahaan

2.1.1.1 Sejarah CV. Bara Mitra Kencana (CV. BMK)

CV. BMK adalah salah satu dari sekian banyak perusahaan di

Sumatera Barat yang bergerak dibidang pertambangan batubara berdiri pada

hari Selasa tanggal 19 Januari 2007. Status lahan yang dimanfaatkan bagi

rencana kegiatan penambangan batubara di Tanah Kuning Desa Batu Tanjung

Kec. Talawi Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat, merupakan bekas

tambang PT. BA-UPO yang telah diserahkan pengelolanya kepada

pemerintahan daerah Kota Sawahlunto.

2.1.1.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Wilayah IUP. OP CV. BMK seluas 49,61 hektar dan secara geografis

daerah penambangan tersebut terletak pada koordinat 100º47’18,39” –

100º46’48,10” Bujur Timur (BT) dan 00o37’08,22” – 00

o36’58,36” Lintang

Selatan (LS). Secara administratif lokasi CV. BMK tersebut terletak di Tanah

Page 20: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

8

Kuning Desa Batu Tanjung Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto Provinsi

Sumatera Barat.

Lokasi tambang tersebut dapat dicapai dengan menggunakan

kendaraan roda empat dari Padang jarak tempuh +117 Km ke Kota

Sawahlunto serta menuju ke lokasi tambang dengan jarak tempuh +6 Km

selebihnya +3 Km merupakan jalan tambang yang akan digunakan untuk

menunjang kelancaran kegiatan operasional penambangan. Dapat dilihat pada

Gambar2.1 dibawah ini:

Sumber:CV. Bara Mitra Kencana(2004-2014)

Gambar 2.1 Peta Kesampaian Lokasi CV. Bara Mitra Kencana

Page 21: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

9

2.1.2 Sistem Penambangan

Sistem penambangan pada CV. BMK adalah tambang bawah tanah

dengan metode room and pillar. Metode penambangan room and pillar

merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah untuk endapan batubara

dengan tata cara penambangan searah jurus pada lapisan dan kedudukan

batubara (strip mining). Pada gambar 2.2 dibawah ini:

Sumber:Erlangga Endri O, (2010:20)

Gambar 2.2 Metode Room And Pillar

2.1.3 Kegiatan Penambangan

Sistem penambangan pada CV. BMK adalah tambang bawah tanah

dengan metode room and pillar, dengan tata cara penambangan searah jurus

pada lapisan dan kedudukan Batubara (strip mining).

Pada kegiatan ini proses pengambilan batubara dikendalikan seara

manual oleh manusia menggunakan baling atau gancu. Proses penambangan

dilakukan dari pengambilan batubara, penumpukan di stockyard sementara,

dan kemudian di angkut keluar lubang dengan menggunakan lori. Seperti

gambar 2.3 dibawah ini:

Page 22: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

10

Gambar 2.3 Proses Penambangan

Setelah pemecahan batubara di penambangan kemudian diangkut

menggunakan sekop maka batubara dimuat kedalam grobak untuk

meletakkan ke stockpile sementara lalu diangkut oleh lori dengan

mengerakkan sling yang ditarik menggunakan motor hoist dan aba-aba dari

operator pekerja Gambar 2.4 dibawah ini:

Gambar 2.4 Batubara Telah Ditambang

2.1.4 Pengertian Ventilasi Tambang

Ventilasi tambang merupakan salah satu aspek penunjang bagi

peningkatan produktivitas para pekerja tambang bawah tanah di CV. BMK,

sistem ventilasi diperlukan selain untuk menyediakan oksigen guna

memenuhi kebutuhan pernapasan pekerja juga dibutuhkan untuk mendilusi

Page 23: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

11

gas-gas beracun yang mudah meledak (CO, H2S, CH4), mengurangi

kosentarsi debu yang berada didalam udara tambang dan menurunkan

temperatur udara tambang.

Ventilasi tambang adalah suatu usaha pengendalian terhadap

pergerakan udara atau aliran udara tambang, termasuk didalamnya adalah

jumlah, mutu dan arah alirannya. Adapun tujuan utama dari ventilasi tambang

adalah menyediakan udara segar dengan kuantitas dan kualitas yang cukup

baik, kemudian mengalirkan serta membagi udara segar tersebut ke dalam

tambang sehingga tercipta kondisi kerja yang aman dan nyaman baik pada

para pekerja tambang maupun proses penambangan.

2.1.5 Fungsi Ventilasi Tambang

1. Menyediakan dan mengalirkan udara segar kedalam tambang untuk

keperluan menyediakan udara segar (oksigen) bagi pernapasan para

pekerja dalam tambang dan juga bagi segala proses yang terja didalam

tambang yang memerlukan oksigen.

2. Melarutkan dan membawa keluar dari tambang segala pengotoran dari

gas-gas yang ada didalam tambang hingga tercapai keadaan

kandungan gas dalam udara tambang yang memenuhi syarat bagi

pernapasan.

3. Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang

bawah tanah hingga ambang batas yang diperkenankan.

4. Mengatur panas dan kelembapan udara ventilasi tambang bawah tanah

sehingga dapat diperoleh suasana/lingkungan kerja yang aman.

Page 24: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

12

2.1.6 Prinsip Ventilasi Tambang

Menurut Hartman, pada pengaturan aliran udara dalam ventilasi

tambang bawah tanah, berlaku hukum alam bahwa:

1. Udara akan mengalir dari kondisi bertemperatur rendah ke temperatur

tinggi.

2. Udara akan lebih banyak mengalir melalui jalur-jalur ventilasi yang

memberikan tahanan yang lebih kecil dibandingkan dengan jalur

bertahanan yang lebih besar.

3. Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan

dalam ventilasi tambang.

2.1.7 Lingkup Bahasan Ventilasi Tambang

Dalam membahas ventilasi tambang akan tercakup tiga hal yang

saling berhubungan, yaitu:

1. Pengaturan/pengendalian kualitas tambang. Dalam hal ini akan

dibahas permasalahan persyaratan udara segar yang diperlukan oleh

para pekerja bagi pernafasan yang sehat dilihat dari segi kualitas udara

(quality control).

2. Pengaturan/pengendalian kuantitas udara tambang segar yang

dipelukan oleh pekerja tambang bawah tanah. Dalam hal ini akan

dibahas perhitungan untuk jumah aliran udar yang diperlukan dalam

ventilasi dan pengaturan jeringan ventilasi tambang sampai

perhitungan kapasitas dari kipas angin.

Page 25: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

13

3. Pengaturan suhu dan kelembaban udara tambang agar dapat diperoleh

lingkungan kerja yang nyaman. Dalam hal ini akan dibahas mengenai

penggunaan ilmu yang mempelajari sifat-sifat udara atau psikrometri

(psychrometry).

2.1.8 Sistem Ventilasi

Sistem ventilasi tambang bawah tanah CV. BMK pada dasarnya ada

dua macam yaitu sistem ventilasi secara alami dan sistem ventilasi secara

mekanik. Penerapan sistem ventilasi secara alami merupakan distribusi udara

yang mengalir karena adanya perbedaan tekanan udara antara jalan udara

masuk dengan jalan udara keluar. Sedangkan ventilasi secara buatan

menggunakan mesin angin untuk membuat tekanan sehingga udara mengalir

ke dalam tambang.

1. Sistem Ventilasi Alami (Natural Ventilation System).

Peranginan alami adalah suatu peranginan yang mengalirkan udara

kedalam tambang dengan memanfaatkan keadaan dan tenaga alam. Setiap

kenaikan atau penurunan temperatur sebesar 1oC, semua jenis gas akan

memuai atau menyusut sebesar 1/273 kali volumenya pada 0oC. Dengan kata

lain, berat per satuan volume akan bertambah atau berkurang sebesar 1/273

kali.

Temperatur di permukaan (diluar front kerja) berubah secara drastis

tergantung dari musim (terutama di negara 2 musim). Dalam satu hari,

temperatur diluar front kerja juga mengalami perubahan kecil dari siang ke

malam. Tetapi, temperatur di dalam front kerja pada kedalaman tertentu

Page 26: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

14

hampir tidak ada perubahan yang besar sepanjang malam dan siang.

Temperatur di dalam front kerja yang panas buminya tidak tinggi, pada

musim panas lebih rendah dari pada temperatur udara luar. Sehingga, apabila

terdapat perbedaan temperatur intake airway dan return airway yang

ketinggian mulut front kerja intake dan outtakenya berbeda, akan timbul

perbedaan kerapatan udara didalam dan diluar front kerja atau udara di intake

airway dan return airway akibat temperatur, sehingga membangkitkan daya

ventilasi. Penyebab yang dapat membangkitkan daya ventilasi adalah sebagai

berikut:

a. Perbedaan tinggi mulut front kerja intake dan outtake

b. Perbedaan temperatur intake dan return airway

c. Perbedaan temperatur di dalam dan luar front kerja

d. Komposisi udara di dalam front kerja.

e. Tekanan atmosfir

Pada suatu front kerja yang mempunyai 2 buah mulut front kerja

yang ketinggiannya berbeda seperti gambar di bawah, dimana pada musim

panas temperatur di dalam front kerja lebih rendah dari pada temperatur luar,

maka udara di dalam front kerja menjadi lebih berat dari pada udara di luar

front kerja yang sama-sama mempunyai tinggi, sehingga mulut front kerja

bawah menjadi outtake/exhaust. Pada musim dingin terjadi kebalikannya.

Dapat dilihat gambar 2.5 dibawah ini:

Page 27: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

15

Sumber: Hartman (1997:317)

Gambar 2.5 Kondisi Ventilasi Alami

2. Ventilasi Mekanis (artificial / mechanical ventilation)

Ventilasi mekanis tambang batubara di CV. BMK pada umumnya

untuk kebutuhan peranginannya dengan menggunakan blower, angin

disalurkan dari blower dengan menggunakan selang hingga ke front kerja.

Ventilasi mekanis adalah jenis ventilasi dimana aliran udara masuk ke

dalam tambang disebabkan oleh perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh

alat mekanis. Berdasarkan cara menimbulkan udaranya serta letak mesin,

sistem ventilasi ini dibangkitkan dengan bantuan listrik. Sebagai alat supply

udaranya digunakan fan. Fan pada sistem ini bertugas sebagai pengatur

sirkulasi udara sehingga setiap front kerja pada tambang tersebut akan

tersuplai udara yang cukup. Ventilasi mekanis dibedakan menjadi dua metode

yaitu:

a. Metode hembus (Forcing sytem)

Sistem ini akan memberikan hembusan udara bertekanan positif ke

front kerja. Tekanan positif berarti aliran udara ini mempunyai tekanan lebih

besar dibandingkan udara di atmosfer. Udara dialirkan melalui plastik blower

dimana saluran ventilasi ini menghubungkan fan dengan front kerja.

Page 28: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

16

b. Metode hisap (Exhausting sistem)

Pada metode ini mesin angin utama di letakkan pada jalan keluar.

karena adanya hisapan mesin angin ini tekanan udara di jalur udara keluar

akan mengecil, sehingga udara dari luar pada jalur udara masuk yang

mempunyai tekanan lebih besar akan mengalir kedalam tambang. setelah

melalui tempat-tempat kerja, maka udara menjadi kotor dan di hisap oleh

kipas angin dan di alirkan keluar. Udara yang dihisap adalah udara kotor atau

gas yang berbahaya.

c. Sistem overlap

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem exhausting dan forcing.

Sistem ini menggunakan 2 fan yang memeiliki tugas berbeda satu sama lain.

Ada fan yang berfungsi sebagai penyuplai udara ke front kerja, dan ada fan

yang berfungsi sebagai menghisap udara dari front kerja. Tetapi fan yang

berfungsi untuk menghisap udara dari front dipasang mundur atau jauh dari

front, sedangkan fan yang berfungsi untuk menyuplai udara dipasang lebih

dekat dengan front. Hal ini untuk mencegah agar udara yang disuplai

langsung dihisap oleh exhaust fan, sehingga udara akan memiliki waktu untuk

bersikulasi pada front kerja.

3. Sistem Ventilasi Bantu (Auxiliary Ventialtion)

Udara ventilasi yang disalurkan ke terowongan utama maupun

ventilasi permuka kerja penambangan biasanya dilakukan dengan membawa

udara masuk (intake air) secara langsung melalui jalan udara sepanjang

penampang terowongan, namun ada juga yang mengirimkan angin/udara

Page 29: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

17

yang dibangkitkan oleh kipas angin lokal, air jet dan lain-lain, dengan

menggunakan saluran udara (air duct) ke lokasi yang tidak dapat dipenuhi

oleh ventilasi utama, seperti pada lokasi terowongan buntu (lokasi pembuatan

lubang maju). Dilihat dari segi fasilitas peralatan, ventilasi bantu dapat dibagi

menjadi ventilasi saluran udara, brattice, dan static air mover.

2.1.9 Gas-Gas Pengotor

Ada beberapa gas-gas pengotor dalam udara tambang bawah tanah.

Gas-gas ini berasal baik dari proses-proses yang terjadi dalam tambang

maupun berasal dari batuan ataupun bahan galiannya. Gas-gas pengotor pada

udara tambang yaitu:

1. Karbondioksida (CO2)

Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau dan tidak mendukung nyala

api dan bukan merupakan gas racun. Gas ini lebih berat dari pada udara,

karenanya selalu terdapat pada bagian bawah dari suatu jalan udara. Dalam

udara normal kandungan CO2 adalah 0,03%. Dalam tambang bawah tanah

sering terkumpul pada bagian bekas-bekas penambangan terutama yang tidak

terkena aliran ventilasi, juga pada dasar sumur-sumur tua. Sumber dari CO2

berasal dari hasil pembakaran, hasil peledakan atau dari lapisan batuan dan

dari hasil pernafasan manusia.

Pada kandungan CO2=0,5% laju pernafasan manusia mulai

meningkat, pada kandungan CO2=3% laju pernafasan menjadi dua kali lipat

dari keadaan normal, dan pada kandungan CO2=5% laju pernafasan

Page 30: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

18

meningkat tiga kali lipat dan pada CO2=10% manusia hanya dapat bertahan

beberapa menit. Kombinasi CO2 dan udara biasa disebut dengan blacdamp.

2. Methan (CH4)

Gas methan ini merupakan gas yang selalu berada dalam tambang

batubara dan sering merupakan sumber dari suatu peledakan tambang.

Campuran gas methan dengan udara disebut Firedamp. Apabila kandungan

methan dalam udara tambang bawah tanah mencapai 1% maka seluruh

hubungan mesin listrik harus dimatikan. Gas ini mempunyai berat jenis yang

lebih kecil dari pada udara dan karenanya selalu berada pada bagian atas dari

jalan udara.

Methan merupakan gas yang tidak beracun, tidak berwarna, tidak

berbau dan tidak mempunyai rasa. Gas methan ini akan tetap berada dalam

lapisan batubara selama tidak ada perubahan tekanan padanya. Terbebasnya

gas methan dari suatu lapisan batubara, tetapi dapat juga dinyatakan dalam

satuan volume per satuan waktu. Terhadap kandungan gas methan yang

masih terperangkap dalam suatu lapisan batubara dapat dilakukan penyedotan

dari gas methan tersebut dengan pompa untuk dimanfaatkan. Proyek ini

dikenal dengan nama “seam methane drainage”.

3. Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak

berbau dan tidak ada rasa, dapat terbakar dan sangat beracun. Gas ini banyak

dihasilkan pada saat terjadi kebakaran pada tambang bawah tanah dan

menyebabkan tingkat kematian yang tinggi. Gas ini mempunyai afinitas yang

Page 31: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

19

tinggi terhadap haemoglobin darah, sehingga sedikit saja kandungan gas CO

dalam udara akan segera bersenyawa dengan butir-butir haemoglobin

(COHb) yang akan meracuni tubuh lewat darah.

Karbonmonoksida merupakan gas beracun yang sangat mematikan

karena sifatnya yang kumulatif, misalkan gas CO pada kandungan 0,04%

dalam udara apabila terhirup selama satu jam baru memberikan sedikit

perasaan tidak enak, namun dalam waktu 2 jam dapat menyebabkan rasa

pusing dan setelah 3 jam akan menyebabkan pingsan/tidak sadarkan diri dan

pada waktu lewat 5 jam dapat menyebabkan kematian. Kandungan CO

sering juga dinyatakan dalam ppm (part per milion). Sumber CO yang

menyebabkan kematian adalah gas buangan dari mobil dan kadang-kadang

juga gas pemanas air. Gas CO mempunyai berat jenis 0,9672 sehingga selalu

terapung dalam udara. Seperti gambar dibawah ini:

Sumber:Hartman(1997:43)

Gambar 2.6 Pengaruh Racun Gas CO Sebagai Fungsi Waktu

4. Hidrogen Sulfida (H2S)

Gas ini sering juga disebut stinkdamp (gas busuk) karena baunya

seperti bau telur busuk. Gas ini tidak bewarna, merupakan gas racun dan

Page 32: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

20

dapat meledak, merupakan hasil dekomposisi dari senyawa belerang. Gas ini

mempunyai berat jenis yang sedikit lebih berat dari udara. Merupakan gas

yang sangat beracun dengan ambang batas (TLV-TWA) sebesar 10 ppm

pada waktu selama 8 jam terdedah (exposed) dan untuk waktu singkat (TLV-

STEL) adalah 15 ppm. Walaupun gas H2S mempunyai bau yang sangat jelas,

namun kepekaan terhadap bau ini akan dapat rusak akibat reaksi gas H2S

terhadap syaraf penciuman. Pada kandungan H2S=0,01 % untuk selama

waktu 15 menit, maka kepekaan manusia akan bau ini sudah akan hilang.

5. Sulfur Dioksida (SO2)

Sulfur dioksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak bisa

terbakar. Merupakan gas racun yang terjadi apabila ada senyawa belerang

yang terbakar. Lebih berat dari pada udara dan akan sangat membantu pada

mata, hidung dan tenggorokan. Harga ambang batas ditetapkan pada keadaan

gas=2 ppm (TLV-TWA) atau pada waktu terendah yang singkat (TLV-STEL)

=5ppm.

6. Nitrogen Oksida (NOx)

Gas nitrogen oksida sebenarnya merupakan gas yang inert, namun

pada keadaan tekanan tertentu dapat teroksidasi dan dapat menghasilkan gas

yang sangat beracun. Terbentuknya dalam tambang bawah tanah sebagai hasil

peledakan dan gas buang dari motor bakar. NO2 merupakan gas yang lebih

sering terdapat dalam tambang dan merupakan gas racun. Harga ambang

batas ditetapkan 5 ppm, baik untuk waktu terendah singkat maupun untuk

waktu 8 jam kerja. Oksida nitrogen yang merupakan gas racun ini akan

Page 33: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

21

bersenyawa dengan kandungan air dalam udara membentuk asam nitrat, yang

dapat merusak paru-paru apabila terhirup oleh manusia.

7. Gas Pengotor Lain

Gas yang dapat dikelompokkan dalam gas pengotor lain adalah gas

hidrogen yang dapat berasal dari proses pengikisan aki (battery) dan gas-gas

yang biasa terdapat pada tambang bahan galian radioaktif seperti gas radon.

Tabel 2.1 Sifat Bermacam Gas

Nama Simbol

Berat

jenis

(udara=1)

Sifat fisik Pengaruh Sumber

Max.allo

wable

conc.(%)

Fatal

point

Oksigen

O2 1,106 Tidak berbau,tidak berwarna,tidak ada

rasa

Tidak beracun

Udara normal

20,0 (minimum)

6

Nitrogen N2 0,967 Tidak berbau,tidak berwarna,tidak ada

rasa

Menyesakkan nafas

Udara normal,lapi

san

80,0 -

Karbon dioksida

CO2 1,529

Tidak berbau,tidak

berwarna,terasa

agak asam

Menyesakkan nafas

Pernafasan,

lapisan,pe

mbakaran

0,5 18

Karbon monoksi

da

CO 0,967 Tidak berbau,tidak berwarna,tidak ada

rasa

Racun,dapat

meledak,

Peledakan,motor

bakar,pemb

akaran tidak

sempurna

0,005 0,03

(12,74

explosive)

Hidrogen sulfide

H2S 1,191

Bau telur

busuk,tidak berwarna,terasa

agak asam

Racun,dapat meledak

Lapisan air tanah

0,001 0,1 (4,46

explosive)

Methana CH4 0,555 Tidak berbau,tidak berwarna,tidak ada

rasa

Dapat

meledak,men

yesakkan nafas

Lapisan

batubara 1,0

(5-15

explosive)

Nitrogen

dioksida NO2 1,590

Bau mangganggu, warna merah

coklat,terasa pahit

Racun

Peledakan,motor

bakar,pemb

akaran tidak

sempurna

0,0005 0,005

Sulfur dioksida

SO2 1,191

Bau

mangganggu,tidak berwarna,rasa

asam

racun

Oksidasi

sulfida,mot

or bakar

0.0005 0,1

Radon Rn 7,665

Tidak berbau,tidak

berwarna,tidak ada

rasa

Radio aktif Lapisan - -

Sumber: hartman (1997:32)

2.1.10 Pengendalian Kualitas Udara Tambang

Page 34: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

22

1. Perhitungan Keperluan Udara Segar

Udara segar normal yang dialirkan pada ventilasi tambang dari

Nitrogen, Oksigen, Karbondioksida, Argon dan Gas-gas lainnya seperti tabel

berikut:

Tabel 2.2 Komposisi Udara Segar

Unsur Volume % Berat %

Nitrogen (N2)

Oksigen (O2)

Karbondioksida(CO2)

Argon (AR),dll

78,09

20,95

0,03

0,93

75,55

23,13

0,05

1,27

Sumber:Hartman, (1997:12)

Dalam perhitungan ventilasi tambang selalu dianggap bahwa udara

segar normal terdiri dari:

Nitrogen = 79 %

Oksigen = 21 %

Disamping itu selalu dianggap bahwa udara segar akan selalu

mengandung karbondioksida (CO2) sebesar 0,03 %.

Demikian pula perlu diingat bahwa udara dalam ventilasi tambang

selalu mengandung uap air dan tidak pernah ada udara yang benar-benar

kering. Oleh karena itu ada istilah kelembaban udara. Pada manusia yang

bekerja keras, angka bagi pernafasan ini (respiratori quotient) sama dengan

satu, yang berarti bahwa jumlah CO2 yang dihembuskan sama dengan jumlah

O2 yang dihirup pada pernafasannnya.

Page 35: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

23

Tabel 2.3 Kebutuhan Udara Pernafasan

No Kegiatan

kerja

Laju

pernafasan

per menit

Udara

terhirup/pern

afasan dalam 3/(10

3mm

3)

Udara

tertiup

permenit

dalam

in3/menit

(10-

4m

3/detik)

Oksigen

ter

konsumsi

cfm (10-

5m

3/detik

)

Angka

bagi

pernafas

an

1 Istirahat 12-18 23-43(377-

705)

300-800

(0,82-2,18)

0,01

(0,47)

0,75

2 Kerja

Moderat

30 90-120(1476-

1968)

2800-3600

(7,64-9,83)

0,07 (3,3) 0,9

3 Kerja

keras

40 150(2460) 6000 0,10 (4,7) 1,0

Sumber:Hartman, (1997:34)

Dari tabel di atas menurut Hartman,1997 ada dua cara untuk

menentukan jumlah udara yang diperlukan perorang untuk pernafasan, yakni:

a. Atas dasar kebutuhan O2 minimum, yaitu 19,5 %

Jumlah udara yang dibutuhkan = Q cfm

Pada pernafasan jumlah oksigen akan berkurang sebanyak 0,1 cfm:

sehingga akan dihasilkan persamaan untuk jumlah oksigen sebagai berikut:

0,21Q – 0,1 = 0,195Q………………………….……………...…..(2.1)

(kandungan O2) – (jumlah O2 ada pernafasan) = (kandungan O2

minimum untuk udara pernafasan)

Q = (0,1/(0,21-0,195)) = 6,7 cfm (=3,2×10-3

m3/detik)

b. Atas dasar kandungan CO2 maksimum, yaitu 0,5 %

Page 36: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

24

Dengan harga angka bagi pernafasan = 1,0 maka jumlah CO2 pada

pernafasan akan bertambah sebanyak 1,0 x 0,1 =0,1 cfm. Dengan demikian

akan didapat persamaan:

0,0003Q+0,1 = 0,005 Q…………………………………………(2.2)

(kandungan CO2 dalam udara normal) – (jumlah CO2 hasil

pernafasan) = (kandungan CO2 maksimum dalam udara)

Q = (0,1/(0.005 – 0,0003)) = 21,3 cfm (=0,01 m3/detik)

Dari kedua cara perhitungan tersebut, yaitu atas kandungan oksigen

minimum 19,5% dalam udara pernafasan dan kandungan maksimum karbon

dioksida sebesar 0,5% dalam udara untuk pernafasan, diperoleh angka

kebutuhan udara segar bagi pernafasan seseorang sebesar 6,7 cfm dan 21,3

cfm. Dalam hal ini tentunya angka 21,3 cfm yang digunakan angka kebutuhan

seseorang pernafasan.

Dalam merancang kebutuhan udara untuk ventilasi tambang

digunakan angka kurang lebih sepuluh kali lebih besar, yaitu 200 cfm per

orang (=0,1 m3/detik per orang).

2. Kelembaban relatif

Dalam kondisi panas, tujuan ventilasi adalah mengeluarkan hawa panas dan

uap air dengan laju yang sesuai, sehingga temperatur dan kelembaban udara

yang dikondisikan memungkinkan pekerja juga melepaskan panas tubuhnya

saat bekerja. Kedua faktor tersebut (panas dan kelembaban) harus

dikondisikan secara bersamaan.

3. Temperatur efektif

Page 37: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

25

Dalam menetukan temperatur efektif dari suatu kondisi temperatur kering dan

temperatur basah serta kecepatan aliran udara tertentu dapat menggunakan

grafik psikometri dapat dilihat pada lampiran F.

4. Efisiensi kerja

Hubungan efisiensi kerja dengan temperatur efektif dapat dilihat dari

gambar berikut:

Sumber:Hartman(1997:612)

Gambar 2.7 Hubungan Antara Efesiensi Kerja dan Temperatur

Efektif

1.1.11. Pengendalian Kuantitas Udara

1. Perhitungan Kuantitas Udara

Kuantitas dihitung berdasarkan hasil kali antara kecepatan aliran

udara dengan luas penampang yang dilewatinya.

Q = 𝝂 × A……………………………………………………….(2.3)

Keterangan:

Q = Kuantitas udara (m3/detik)

𝝂 = kecepatan aliran udara tambang (m/detik)

A = luas penampang jalan udara tambang (m2)

Page 38: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

26

2. Perhitungan Kebutuhan Udara Untuk Pernafasan

Perhitungan kebutuhan udara pada front kerja dapat dihitung

dengan rumus:

= Jumlah pekerja × kebutuhan udara perorang (m3/detik)………(2.4)

3. Perhitungan Kebutuhan Udara Untuk Alat

Perhitungan kebutuhan udara untuk alat yang di atur dalam

KEPMEN 555K pada front kerja dapat di hitung menggunakan rumus:

= 3 m3/menit x setiap tenaga kuda(HP)………………………(2.5)

1.1.12. Pengendalian Gas-gas Tambang

Beberapa cara pengendalian berikutini dapat dilakukan terhadap

pengotor gas pada tambang bawah tanah:

4. Pencegahan

a. Menerapkan prosedur peledakan yang benar

b. Perawatan dari motor-motor bakar yang baik

c. Pencegahan terhadap adanya api

5. Pemindahan

a. Penyaliran gas sebelum penambangan

b. Penggunaan ventilasi isap lokal dengan kipas

6. Absorpsi

a. Penggunaan reaksi kimia terhadap gas yang keluar dari mesin

b. Pelarutan dengan percikan air terhadap gas hasil peledakan

5. Isolasi

a. Member batas sekat terhadap daerah kerja yang terbakar

Page 39: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

27

b. Penggunaan waktu-waktu peledakan pada saat pergantian gilir

atau waktu-waktu tertentu

6. Pelarutan

a. Pelarutan lokal dengan menggunakan ventilasi lokal

b. Pelarutan dengan aliran udara utama

Biasanya cara pelarutan akan memberikan hasil baik, tetapi sering

beberapa cara tersebut dilakukan bersama-sama. Jumlah udara segar yang

diperlukan untuk mengencerkan suatu masukan gas sampai pada nilai MAC

adalah: (Hartman. 1997:37)

𝑄 =𝑄𝑞

𝑀𝐴𝐶−𝐵− 𝑄𝑞………………………………………(2.6)

Keterangan:

𝑄𝑞 = 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑡𝑜𝑟, 𝑚3/𝑠

𝐵 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝐶 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔

1.1.13. Karakteristik Debu didalam Tambang

1) Perilaku Dinamik Partikel Debu

Debu yang dihasilkan dalam operasi tambang bawah tanah dapat

menimbulkan masalah kesehatan bagi para pekerjanya.Partikel debu yang

sering dijumpai dialam biasanya terdiri dari partikel-partikel yang berukuran

lebih besar dari pada 40 mikron. Sedangkan partikel terkecil yang dapat

dilihat melalui mikroskop adalah 0,25 mikron. Kurang lebih 80% debu hasil

dari operasi tambang mempunyai ukuran partikel sekitar dibawah 1 mikron.

Partikel debu, baik yang dapat menimbulkan efek patologis atau

tebakar, umumnya berukuran lebih kecil dari 10 mikron. Sedangkan partikel

Page 40: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

28

debu yang lebih kecil dari 5 mikron diklasifikasikan sebagai debu yang

terhisap (respirable dust). Partikel debu yang berukuran lebih besar dari 10

mikron sangat sulit untuk tersuspensi di udara dalam waktu yang lama,

kecuali kecepatan aliran udara sangat tinggi. Sedangkan partikel debu yang

sering dijumpai di tambang bawah tanah mempunyai ukuran rata-rata antara

0,5-3 mikron.

Partikel debu dengan ukuran dibawah 10 mikron, yang berbahaya bagi

kesehatan, tidak mempunyai inertia sehingga akan tersuspensi di aliran udara.

Oleh karenanya kontrol debu selalu berhubungan dengan debu yang

berukuran tersebut.

1.1.14. Mencari Luas Penampang dan Mekanika fluida

1.1.14.1. Luas Penampang

Menurut persamaan kontinuitas, perkalian luas penampang dan

kecepatan fluida pada setiap titik sepanjang suatu tabung alir adalah konstan.

Persamaan di atas menunjukkan bahwa kecepatan fluida berkurang ketika

melewati pipa lebar dan bertambah ketika melewati pipa sempit. Perkalian

antara luas penampang dan volume fluida 𝑣 𝑥 𝐴 dinamakan laju aliran.

1. Luas Penampang Trapesium

b

Gambar 2.8 Trapesium

Page 41: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

29

Rumus mencari trapesium:

Luas= 𝑎+𝑏

2× 𝑡…………………………………………………..(2.7)

Keterangan:

a = panjang sisi atas

b = panjang sisi bawah

t = tinggi penampang

2. Luas Penampang Lingkaran

d

Gambar 2.9 Lingkaran

A = 1

4𝜋𝑑²………………………………………………………..(2.8)

Keterangan :

A = luas penampang

π = konstanta (3,14)

d = diameter

3. Luas Penampang Persegi Panjang

Gambar 2.10 Persegi Panjang

P

Page 42: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

30

A = P×L………………………………………………………(2.9)

Keterangan:

A = Luas penampang

P = Panjang penampang

L = Lebar penampang

1.1.14.2. Mekanika Fluida

Mekanika fluida merupakan cabang dari mekanika cabang dari

mekanika terapan yang mempelajari perilaku fluida, baik dalam keadaan

diam (statika fluida) maupun yang berhubungan dengan kemampuannya

untuk mengalir (dinamika fluida).

Fluida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan diri

dengan bentuk wadahnya, akibat tidak memiliki tahanan yang tetap terhadap

gaya geser yang bekerja padanya. Debit yaitu volume fluida tiap satuan waktu

yang mengalir dalam pipa

1.1.15. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.

555.K/M.PE/1995

Pasal 369

Ventilasi Tambang

1. Pada tambang bawah tanah:

a. Kepala Teknik Tambang harus menjamin tersedianya aliran udara

bersih yang cukup untuk semua tempat kerja dengan ketentuan

volume oksigennya tidak kurang dari 19,5% dan volume

karbondioksidanya tidak lebih dari 0,5%

Page 43: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

31

b. Dilarang memperkerjakan karyawan pada tempat kerja yang

mengandung debu, asap atau uap yang konsentrasinya dapat

mengganggu kesehatan

c. Aliran udara harus cukup untuk mengurangi atau menyingkirkan

konsentrai asap peledakan secepat mungkin.

2. Apabila dalam sistem ventilasi tambang harus terdeteksi adanya gas

yang mudah terbakar dan meledak maka kepala teknik tambang harus

melakukan tindakan pengamanan khusus untuk memperbaiki kondisi

tersebut.

3. Volume udara bersih yang dialirkan dalam sistem ventilasi harus:

a. Diperhitungkan berdasarkan jumlah pekerja terbanyak pada suatu

lokasi kerja dengan ketentuan untuk setiap orang tidak kurang dari

2𝑚3/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 selama pekerjaan berlangsung

b. Ditambah sebanyak 3𝑚3/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 untuk setiap tenaga kuda, apabila

mesin diesel dioperasikan.

4. Pelaksana Inspeksi Tambang dapat memerintahkan Kepala Teknik

Tambang untuk meningkatkan mutu dan volume aliran udara bersih

pada suatu bagian dari tambang.

5. Pada sistem ventilasi dilarang menerapkan sistem sirkulasi balik udara.

Pasal 370

Standar Ventilasi

1. Temperatur udara di dalam tambang bawah tanah harus dipertahankan

antara 18˚C-24˚C dengan kelembaban relatif maksimum 85%.

Page 44: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

32

2. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a,

kondisi ventilasi ditempat kerja harus:

a. Untuk rata-rata 8 jam

1) Karbon Monoksida (CO) volumenya tidak lebih dari 0,005%

2) Methan (CH4 ) volumenya tidak lebih dari 0,25%

3) Hidrogen sulfida (H2S) volumenya tidak lebih dari 0,001% dan

4) Nitrogen dioksida (NO2) tidak lebih dari 0,0003%

b. Dalam tenggang waktu 15 menit

1) Co tidak boleh lebih dari 0,04% dan

2) NO2 tidak boleh lebih dari 0,0005%

2.1.16 Penelitian yang Relevan

1. Menurut Ari Febrianda program studi teknik pertambangan

Universitas Negeri Padang dalam jurnal yang berjudul Analisis Sistem

Ventilasi Tambang Untuk Kebutuhan Operasional Penambangan Pada

Tambang Bawah Tanah Ombilin 1 (Sawahluwung) PT. Bukit Asam-

UPO 2014. Bahwasanya dasar teori yang harus dipehatikan dalam

tambang bawah tanah yaitu sistem ventilasi tambang dimulai dari

menetralkan gas-gas beracun, kebocoran udara, mengurangi

konsentrasi debu yang berada didalam udara tambang, untuk mengatur

temperatur, dan kualitas udara tambang, guna mengetahui kebutuhan

operasional dan udara yang dibutuhkan para pekerja.

2.Menurut Fedi Program studi teknik pertambangan Universitas Negeri

Padang dalam jurnal yang berjudul Analisis Penurunan Suhu Udara di

Page 45: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

33

Area Produksi Tambang Batubara Bawah Tanah PT. Bukit Asam

(Persero) Tbk, Unit Penambangan Ombilin, Sawahlunto Sumatera

Barat 2015. Bahwasanya jika temperatur udara di area produksi

berada diatas ambang rata-rata yang diperoleh oleh KEPMEN-555K

yaitu berkisar antara 18˚C-24˚C maka kondisi kerja para penambang

akan mengalami penurunan efesiensi. Dapat diasumsikan terjadi

berbagai jenis sumber panas yang dapat meningkatkan suhu udara di

area tambang bawah tanah. Diantaranya panas dari batuan, panas dari

dari peralatan yang kita gunakan, dan panas dari badan para pekerja

yang bekerja sendiri.

3.Menurut Nurul Janah program studi tektik pertambangan dalam jurnal

yang berjudul Kajian Sistem Ventilasi Tambang Emas Blok Cikoneng

PT. Cibaliung Sumberdaya, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Bahwasanya udara bersih sangat dibutuhkan dalam tambang bawah

tanah untuk menunjang kegiatan penambngan salah satunya dengan

memperhatikan pasokan aliran udara bersih yang masuk ke decline

sangat kecil dibandingkan pasokan aliran udara bersih yang masuk ke

x-cut.

4.Menurut Jide Muili dalam jurnal yang berjudul Penentuan Distribusi

Aliran Udara di Tambang Batubara Bawah Laut Okaba. Bahwasanya

asumsi pada desain untuk aliran udara tambang adalah bahawa faktor

gesekan untuk masuk adalah 0,0028 Ns2/m (untuk pipa halus), bagian

penampang entri adalah 0,899 m2, perimeter masuk adalah 3,36 m,

Page 46: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

34

tiang model dipelihara pada panjang tetap dan diameter duktus 1,07 m

sedangkan parameter lain seperti volume udara, panjang jalan dan

lebar tiang bervariasi. Desain untuk sistem pra-ventilasi deposit Okaba

Coal membutuhkan 145 m3/det udara dengan tekanan kipas utama

2,73 kPa dan empat kipas penguat volume udara: 110 m3/s, 125 m

3/s,

105 m3/s yang tekanan kipasnya masing-masing adalah 0,63 kPa, 0,87

kPa, 0,47 kPa, 0,50 kPa, dengan kipas angin 70 m3/s pada tekanan

kipas 0,38 kPa yang dibutuhkan untuk ventilasi tambang.

5.Menurut Kristoffel Colbert Pandiangan Universitas Sumatera Utara

dalam jurnal yang berjudul Analisis Perancangan Sistem Ventilasi

Dalam Meningkatkan Kenyamanan Termal Pekerja Di Ruangan

Formulasi PT. XYZ bahwa sistem ventilasi yang baik diperlukan pada

ruangan kerja untuk meningkatkan kenyamanan dalam bekerja

terutama untuk ruangan-ruangan produksi yang menggunakan mesin-

mesin yang mengeluarkan panas. Engineering control dilakukan

dengan penggunaan turbin ventilator untuk meningkatkan

kenyamanan termal pekerja.

Dari kelima jurnal tersebut menjelaskan bahwa salah satu masalah

pokok yang harus diperhatikan pada tambang bawah tanah adalah dari segi

sistem ventilasinya. kualitas dan kuantitas udara di dalam tambang harus di

perhitungkan agar kebutuhan udara pekerja di dalam tambang terpenuhi.

Suhu udara di dalam tambang harus sesuai dengan peraturan yang telah

ditetapkan pada Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.

Page 47: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

35

555.K/M.PE/1995 agar terciptanya kondisi yang aman dan nyaman sehingga

dapat meningkatkan hasil produksi.

2.2. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini terdapat kerangka konseptual yang akan

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, yang terdiri atas:

2.2.1. Input

Data Primer:

1. Ukuran penampang/geometri terowongan.

2. Kecepatan angin ventilasi pada jalur utama ventilasi (intake airway

dan outlet), front penambangan menggunakan alat anemometer.

3. Kadar gas methan dan gas gas lain di permuka kerja dan jalur jalur

udara menggunakan alat multigas detector.

4. Temperatur kering, temperatur basah, kelembaban relatif

menggunakan alat digital sling psikometer AZ 8746.

Data Sekunder:

1. Jumlah pekerja dan alat

2. Sejarah dan profil prusahaan

3. Peta Lay out tambang bawah tanah

4. Spesifikasi Fan/Blower

5. Peta IUP CV. Bara Mitra Kencana

6. Peta topografi

7. Peta kesampaian daerah

8. Struktur organisasi

Page 48: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

36

2.2.2. Proses

Proses merupakan teknis pemecahan masalah yang digunakan dalam

penelitian ini adalah perhitungan :

1. kuantitas udara

a. Mencari luas penampang terowongan

b. Mencari luas penampang duct/host dngan rumus persamaan (2.9)

c. menghitung kuantitas udara dengan rumus persaman (2.3)

d. menghitung kebutuhan udara untuk pernafasan pekerja dengan

rumus persamaan (2.4)

e. menghitung kebutuhan udara untuk alat dengan rumus persamaan

(2.5)

2. kualitas udara

a. Menganalisis temperatur efektif menggunakan grafik paikometri

udara.

b. Menganalisis kelembaban relatif yang sudah terdeteksi pada alat

digital sling psikometer AZ 8746

c. Merancang pemasangan ventilasi hisap

d. menganalisis temperatur efektif dan kelembaban relatif setelah

pemasangan ventilasi hisap.

2.2.3. Output

Dari hasil proses pengolahan data maka selanjutnya akan didapat hasil

analisis data berupa kesimpulan dan saran.

Page 49: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

37

Gambar 2.11 Kerangka Konseptual

a. Data Primer

1. Ukuran penampang/geometri

terowongan dan pipa

2. Pengukuran kecepatan angin

menggunakan alat anemometer.

3. Emisi gas methan dan gas-gas

lain menggunakan alat multigas

detector.

4. Temperatur kering dan basah

menggunakan alat sling

psikometer.

b. Data Sekunder

1. Jumlah pekerja dan alat

2. Sejarah dan profil prusahaan

3. Peta Lay out tambang bawah

tanah

4. Spesifikasi Fan/Blower

5. Peta IUP CV. Bara Mitra

Kencana

6. Peta topografi

7. Peta kesampaian daerah

8. Struktur organisasi

penambangan

𝐴 =𝑎 + 𝑎

2× 𝑡

𝐴 =1

4𝜋𝑑²

1. Kuantitas udara

a. Mencari luas penampang

b. Mencari luas duct/host

c. Perhitungan kuantitas udara

Q = 𝝂 x A

d. Kuantitas udara dan menghitung

kebutuhan udara pada front kerja.

= Jumlah pekerja ×kebutuhan

udara perorang (m3/detik)

e. Kebutuhan udara untuk alat

= 3 m3/menit x setiap tenaga kuda

2. Kualitas udara

a. menganalisis temperatur efektif

menggunakan grafik temperatur

efektif.

b. Menganalisis kelembaban relatif

c. merancang pemasangan ventilasi

hisap

d. analisis temperatur efektif dan

kelembaban relatif setelah

pemasangan ventilasi hisap

Kualitas udara yang

baik demi

keamanan dan

kenyamanan

pekerja saat

melakukan

kegiatan

penambangan

Input Proses Output

Page 50: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian terapan (applied

research). Menurut Sugiyono (2009:9-11), penelitian terapan adalah menerapkan,

menguji, mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam

memecahkan masalah-masalah praktis.

Penelitian terapan ini digolongkan menurut tujuan, penelitian yang

bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang secara praktis dapat diaplikasikan.

Walaupun ada kalanya penelitian terapan juga untuk mengembangkan produk

penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan

memvalidasi suatu produk.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Lokasi Penelitian dilakukan di CV. BMK secara administratif terletak

pada Job Site Tanah Kuning, Desa Batu Tanjung, Kecamatan Talawi, Kota

Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. Untuk mencapai lokasi kegiatan penelitian

dapat ditempuh dari kota Padang dan perjalanan dapat dilakukan melalui jalan

darat menggunakan kendaraan roda empat dengan jarak ±117 km yang dapat

ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam perjalanan.

Page 51: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

39

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 juni 2018 sampai dengan

tanggal 30 juni 2018.

3.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek

pengamatan penelitian sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Maka

variabel dari penelitian ini adalah analisis temperatur efektif dan kelembaban

relatif untuk meningkatkan produksi pada lubang bukaan tambang BMK-35 CV.

Bara Mitra Kencana.

3.4. Data dan Sumber Data

3.4.1. Data

3.4.1.1 Data Primer

Data primer yang dibutuhkan adalah:

5. Ukuran penampang/geometri terowongan dan duct/host.

6. Kecepatan angin ventilasi pada jalur utama ventilasi (intake airway dan

outlet), front penambangan menggunakan alat anemometer.

7. Kadar gas methan dan gas gas lain di permuka kerja dan jalur jalur udara

menggunakan alat multigas detector.

8. Temperatur kering, temperatur basah, dan kelembaban relatif

menggunakan alat sling digital psikometer AZ 8746.

3.4.1.2. Data sekunder:

Data sekunder yang dibutuhkan adalah:

9. Jumlah pekerja dan alat

Page 52: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

40

10. Sejarah dan profil prusahaan

11. Peta Lay out tambang bawah tanah

12. Spesifikasi fan/blower

13. Peta IUP CV. Bara Mitra Kencana

14. Peta topografi

15. Peta kesampaian daerah

16. Struktur organisasi

3.4.2. Sumber Data

Sumber data yang didapatkan berasal dari pengamatan langsung di

lapangan, buku-buku, literatur dan dokumentasi dari CV. Bara Mitra Kencana.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Kuantitas udara

a. Pengukuran geometri terowongan dan geometri duct/host.

Pengukuran geometri ini menggunakan alat meteran dan dilakukan

di tiga titik yaitu di kanopi, percabangan dan front kerja.

Selanjutnya dihitung luas penampang terowongan dan luas

penampang duct/host.

b. Pengukuran kecepatan aliran udara pada lubang tambang BMK-35

menggunakan alat anemometer. Pengukuran kecepatan angin

dilakukan di tiga titik yaitu di kanopi, percabangan dan front kerja.

Page 53: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

41

2. Kualitas udara

a. Pengukuran emisi gas O2, CO, CH4, dan H2S pada front kerja BMK-

35 menggunakan alat multigas detector. Untuk pengukuran gas

metan, alat diletakkan di bagian atap karena gas metan bersifat

ringan, untuk gas H2S dilakukan di bagian lantai karena H2S

bersifat berat, dan untuk gas lainya dilakukan di bagian tengah

terowongan.

b. Pengukuran temperatur kering, temperatur basah, dan kelembaban

relatif pada front kerja menggunakan alat sling psikometer.

pengukuran dilakukan di tiga titik yaitu di kanopi, percabangan dan

front kerja.

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara dan

proses untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan tujuan

yang sudah ditetapkan. Pada pengolahan data ini ada beberapa hal yang akan

dibahas yaitu:

1. Kuantitas udara

a. Menghitung luas penampang terowongan dan duct/host dari data geometri

terowongan dan duct/host yang diketahui.

b. Menghitung kuantitas udara mengunakan rumus persamaan (2.3) dengan

diketahui kecepatan udara dan luas penampang terowongan.

Page 54: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

42

c. Perhitungan kebutuhan udara untuk pernafasan pekerja pada front kerja

menggunakan rumus persamaan (2.4)

d. Perhitungan kebutuhan udara untuk alat pekerja pada front kerja

menggunakan rumus persamaan (2.5)

2. Kualitas udara

a. Menghitung temperatur efektif menggunakan grafik temperatur efektif

dengan data temperatur kering,temperatur basah, dan kecepatan angin

yang di ketahui.

b. Analisis kelembaban relatif yang sudah terdeteksi oleh alat digital sling

psikometer AZ 8746

c. Pemasangan ventilasi hisap pada jalan keluar

d. Menghitung temperatur efektif menggunakan grafik temperatur efektif dan

kelembaban relatif setelah pemasangan ventilasi hisap.

3.6.2. Analisa Data

Analisis perhitungan temperatur efektif dan kelembaban relatif,

Perhitungan kuantitas udara pada tambanag bawah tanah, meliputi tahap

pengukuran gas dan debu yang ada di dalam tambang.

1. Perhitungan kuantitas udara pada lubang bukaan tambang BMK-35

Analisis selanjutnya yang penulis lakukan adalah menganalisis kuantitas

udara yang ada pada lokasi lubang bukaan tambang BMK-35 tambang bawah

tanah dengan diperolehnya data kecepatan angin dan penampang terowongan.

2. Perhitungan kebutuhan udara untuk operasional penambangan

Page 55: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

43

Analisis pertama yang penulis lakukan yaitu melakukan perhitungan berapa

kebutuhan udara untuk kegiatan penambangan yang meliputi kebutuhan

udara untuk pernafasan, dan untuk setiap tenaga kerja yang sedang produksi

di lokasi tambang bawah tanah.

3. Analisis temperatur efektif dan kelembaban relatif sebelum pemasangan

ventilasi hisap pada lubang bukaan tambang BMK-35

Dengan diketahuinya suhu dan kecepatan angin, maka dapat ditentukan

temperatur efektif menggunakan grafik temperatur efektif dan kelembaban

relatif sebelum pemasangan ventilasi hisap. Serta dengan adanya data data

mengenai udara apa saja yang ditemui di lokasi tambang bawah tanah maka

dapat diketahui kualitas udara tambang dalam kondisi baik atau tidak.

4. Analisis temperatur efektif dan kelembaban relatif setelah pemasangan

ventilasi hisap ada lubang bukaan tambang BMK-35.

Setelah pemasangan ventilasi hisab di jalan keluar BMK-35, maka dengan

diketahuinya suhu dan kecepatan angin, dapat ditentukan temperatur efektif

menggunakan grafik temperatur efektif dan kelembaban relatif sesudah

pemasangan ventilasi hisap. Serta dengan adanya data data mengenai udara

apa saja yang ditemui di lokasi tambang bawah tanah maka dapat diketahui

kualitas udara tambang dalam kondisi baik atau tidak.

3.7. Kerangka Metodologi

Kerangka metodologi yang digunakan adalah seperti diperlihatkan pada

gambar diagram alir di bawah ini.

Page 56: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

44

Tujuan Penelitian

1. Mendapatkan nilai temperatur efektif dan kelembaban relatif pada

lubang tambang BMK-35 CV. Bara Mitra Kencana.

2. Merancang pengaturan suhu dan kelembaban udara yang baik untuk

kebutuhan pekerja pada lubang tambang BMK-35 CV. Bara Mitra

Kencana.

3. Mendapatkan nilai temperatur efektif dan kelembaban relatif setelah

pemasangan ventilasi hisap pada lubang tambang BMK-35 CV. Bara

Mitra Kencana.

Identifikasi Masalah

1. Temperatur udara pada tanggal 9 Juni 2018 di dalam lubang tambang

front kerja BMK-35 melebihi ambang batas yaitu 26oC.

2. Kurang optimalnya fungsi duct/host yang menyebabkan kurangnya

kuantitas udara alami yang masuk ke dalam tambang

3. Terdapat gas-gas berbahaya yang melebihi nilai ambang batas pada

tambang bawah tanah.

4. Terjadinya ledakan gas tambang batubara pada tanggal 29 maret 2017.

Pengambilan Data

4.

5.

Pengolahan Data

1. Menghitung luas penampang

2. Perhitungan kuantitas udara

3. Perhitungan kebutuhan udara pada front kerja

4. Analisis temperatur efektif

5. Analisis kelembaban relatif

6. Pemasangan ventilasi hisap pada jalur udara keluar

7. Analisis temperatur efektif menggunakan grafik temperatur efektif dan

kelembaban relatif setelah pemasangan ventilasi hisap

Sekunder

9. Jumlah pekerja dan alat

10. Sejarah dan profil prusahaan

11. Peta Lay out tambang bawah tanah

12. Spesifikasi Fan/Blower

13. Peta IUP CV. Bara Mitra Kencana

14. Peta topografi

15. Peta kesampaian daerah

16. Struktur organisasi

6.

Primer

5. Ukuran penampang/geometri terowongan

dan pipa

6. Pengukuran kecepatan angin menggunakan

alat anemometer.

7. Emisi gas methan dan gas-gas lain

menggunakan alat multigas detector.

8. Temperatur kering, temperatur basah, dan

kelembaban relatif menggunakan alat

digital sling psikometer AZ 8746..

Analisis Temperatur Efektif dan Kelembaban Relatif Untuk Pemenuhan Kuantitas dan

Kualitas Pada Lubang Tambang Bawah Tanah Front Kerja BMK35 CV. Bara Mitra

Kencana Kota Sawahlunto, Sumatera Barat

A

Page 57: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

45

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Kualitas udara yang baik demi keamanan dan kenyamanan pekerja

saat melakukan kegiatan penambangan

Analisi Data

1. Perhitungan kuantitas udara pada lubang bukaan tambang BMK-35

2. Perhitungan kebutuhan udara untuk operasional penambangan

3. Analisis temperatur efektif dan kelembaban relatif pada lubang bukaan

tambang BMK-35

4. Analisis temperatur efektif dan kelembaban relatif setelah pemasangan

ventilasi hisap

A

Page 58: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

46

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data

Sebelum melakukan perhitungan terhadap rancangan sistem ventilasi,

terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini

berupa data primer dan data sekunder yang bersumber dari pengamatan langsung

di lapangan dan arsip perusahaan, adapun data-data tersebut berupa:

4.1.1. Data Primer

Jenis data ini merupakan data yang diperoleh secara berdasarkan penelitian

langsung di lapangan terutama sistem ventilasi tambang bawah tanah. Data

tersebut berupa pengamatan aplikasi di lokasi penambangan dan pengukuran

secara langsung, data itu berupa:

1. Ukuran Penampang/Geometri Terowongan

Geometri penampang terowongan yang diukur yaitu pada lubang utama,

percabangan dan front kerja pada lubang tambang BMK-35 menggunakan alat

meteran. Penampang terowongan pada lubang utama berbentuk archis, sedangkan

pada percabangan dan front kerja berbentuk trapesium. Hasil pengukuran dimensi

lubang bukaan terlihat pada lampiran E.

2. Pengukuran Penampang/Geometri Duct/Host

Duct/host yang digunakan di BMK-35 berbentuk lingkaran. pengukuran

geometri duct/host dilakukan di tiga titik yaitu lubang bukaan utama, percabangan

dan front kerja pada lubang tambang BMK35. Pengukuran dilakukan

Page 59: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

47

menggunakan meteran. Data pengukuran geometri duct/host dapat dilihat pada

lampiran E.

3. Pengukuran Kecepatan Angin

Kecepatan angin di ukur menggunakan alat anemometer CFM 8901 dapat dilihat

pada gambar 4.1 dan dilakukan di tiga titik yaitu pada lubang bukaan utama,

percabangan dan front kerja. Data pengukuran kecepatan angin dapat dilihat pada

lampiran E.

Gambar 4.1 Anemometer CFM 8091

4. Pengukuran Emisi Gas Metan dan Gas Lainya

Pengukuran gas metan dan gas lainya di CV. Bara mitra kencana

menggunakan alat multigas detector. Pengukuran dilakukan oleh pengawas di

pagi hari sebelum pekerja memasuki lubang tambang, dan setelah istirahat siang

sebelum pekerja masuk ke dalam lubang tambang. Alat multigas detector dapat

dilihat pada gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2.Multigas Detector

Page 60: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

48

Kadar gas yang dapat terdeteksi oleh alat multigas detector antara lain gas

O2, CH4, CO,dan H2S. adapun hasil pengukuran emisi gas menggunakan alat

multigas detector dapat dilihat pada lampiran E.

5. Pengukuran Temperatur Udara

Temperatur udara diukur menggunakan alat sling psikometer meliputi

temperatur kering dan temperatur basah, pengukuran temperatur udara ini

dilakukan di tiga titik yaitu lubang bukaan utama, percabangan dan front perja.

Data pengukuran temperatur udara dapat dilihat pada lampiran E dan alat sling

psikometer dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut:

Gambar 4.3 Digital Sling Psychrometer (AZ 8746)

4.1.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang telah ada di perusahaan, bersumber

dari arsip dan literatur yang menyangkut kajian penelitian berupa:

1. Jumlah Pekerja

Proses penambangan di CV. Bara Mitra Kencana adalah dengan cara

manual. Aktifitas penambangan pada CV. Bara Mitra Kencana yang dilakukan

saat melakukan penelitian adalah pekerjaan penggalian lubang maju khususnya

BMK-35. Adapun tenaga kerja adalah dalam 1 shift dengan 3 orang untuk setiap

Page 61: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

49

dalam front kerja. Pada penumpukan batubara di stockyard dilakukan

penambangan dengan khususnya tenaga kerja 2 orang untuk memasukkan

batubara ke dalam lori.

2. Spesifikasi Fan/ Blower

Mesin angin yang digunakan CV. Bara Mitra Kencana untuk menunjang

lubang maju khususnya lubang tambang BMK-35 menggunakan sistem hembus.

Mesin angin ini akan menekan udara ke dalam tambang sehingga udara mengalir

melalui jalan-jalan udara di dalam tambang. Adapun spesifikasi mesin angin dapat

dilihat pada Gambar 4.4

Gambar 4.4 Spesifikasi Fan/Blower Hembus

3. Peta Topografi

Pemetaan topografi pada CV. Bara Mitra Kencana dilakukan untuk

mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai situasi dan bentang alam di

wilayah konsesi. Pengukuran dan pemetaan topografi dengan skala 1 : 5.000

dilakukan pada wilayah seluas 70,53 Ha (sebelum penciutan), sedangkan peta

topografi yang lebih detail yaitu dengan skala 1 : 2.000 pada daerah prospek

seluas 49,61 Ha (rencana penciutan). Pete topografi dapat dilihat pada lampiran B.

4. Peta Lay out tambang bawah tanah

Peta lay out dapat dilihat pada lampiran C. Pengukuran dan pemetaan di

atas lahan 49,61 Ha juga dibangun berbagai fasilitas penunjang kelancaran

Page 62: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

50

operasional kegiatan, baik berupa areal tertutup seperti basecamp, kantor,

workshop (bengkel), mesjid, kantin, P3K, ruang kelistrikan maupun areal terbuka,

seperti jalan masuk tambang dan overburden, stockpile serta kolam pengendap.

5. Peralatan Penunjang Penambangan

Alat penunjang penambangan merupakan alat yang digunakan sebagai

penunjang proses pengambilan batubara. Adapun alat yang digunakan CV. Bara

Mitra Kencana adalah:

a. Kayu, digunakan sebagai penyangga pada lubang tambang bawah tanah.

b. Gancu (baling), merupakan alat manual yang masih menggunakan tenaga

manusia yang terdiri dari ganggang yang terbuat dari kayu dan matanya

yang terbuat dari besi.

c. Sekop dan cangkul, digunakan dalam proses pemuatan batubara ke dalam

gerobak, batubara yang ada di dalam gerobak kemudian akan di angkut

menuju lori yang ada pada jalur utama.

d. Gerobak, alat angkut batubara dari masing masing cabang ke jalur utama

pada jalur lori.

e. Lori merupakan alat angkut batubara dari dalam lubang.

f. Pompa, digunakan untuk mengeluarkan air yang ada di dalam lubang

tambang yang akan disalurkan ke dalam sediment pond (bak

penampungan).

g. Mesin angin (blower), digunakan untuk menyuplai udara segar ke dalam

permukaan kerja.

Page 63: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

51

h. Gas detektor, berfungsi untuk mendeteksi gas–gas yang terdapat di dalam

lubang tambang bawah tanah

i. Lampu, sebagai penerangan.

4.2. Pengolahan Data

4.2.1. Perhitungan Luas Terowongan

Penampang terowongan pada BMK35 umumnya berbentuk arcis dan

trapesium. Arcis merupakan gabungan dari setengah lingkaran dan persegi

panjang. Berikut adalah cara mencari luas terowongan pada BMK35 CV. BMK:

1. Luas Penampang Setengah Lingkaran

325,1r m

65,2d m

Gambar 4.5 Menghitung Luas Setengah Lingkaran

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 = 12 𝜋𝑟2

2325,114,3

21

1605,4 2m

2. Luas Penampang Persegi Panjang

30,2l m

Page 64: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

52

65,2p m

Gambar 4.6 Menghitung Persegi Panjang

pA

65,2A m 30,2 m

095,6 2m

Jadi,

325,1r m

30,2l m

65,2p m Gambar 4.7 Menghitung Luas Penampang Arcis

= 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 + 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔

= 1605,4 2m + 095,6 2m

2555,10 2m

3. Luas Penampang Trapesium

27,2a m

ℎ = 2,25 m

49,2b m Gambar 4.8 Menghitung Penampang Trapesium

l hba

2

25,22

49,227,2

m

355,5 2m

65,2d m

Page 65: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

53

Luas penampang terowongan dapat di lihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.1

Luas Penampang Terowongan

Lokasi

Luas

(m2) Lokasi

Luas

(m2) Lokasi

Luas

(m2)

KANOPY 1 10.25 CABANG C10 6.59 FK C12 6.59

KANOPY 2 9.07 CABANG C9 6.28 FK C11 6.28

CABANG C14 5.35 FK C15-MAJU 4.51 FK C10 4.51

CABANG C13 6.67 FK C14 6.24 FK C9 6.24

CABANG C12 6.27 FK C14-MAJU 5.14 - -

CABANG C11 6.12 FK C13 5.40 - -

4.2.2.Perhitungan Luas Duct/Host

Duct/host berbetuk lingkaran, oleh karena itu mencari luas duct/host

menggunakan rumus luas lingkaran yaitu 1

4𝜋𝑑², r merupakan jari-jari dari

duct/host.

Luas duct/host kanopi 1 = 1

4𝑥 3,14𝑥 0,36² = 0,102 m

2

Adapun luas duct/host dapat dilihat dalam tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.2

Luas Penampang Duct/Host

Lokasi d(m) Luas (m2) Lokasi d(m) Luas (m2)

KANOPY 1 0.36 0.102 FK C15-MAJU 0.36 0.102

KANOPY 2 0.36 0.102 FK C14 0.36 0.102

CABANG C14 0.36 0.102 FK C14-MAJU 0.36 0.102

CABANG C13 0.36 0.102 FK C13 0.36 0.102

CABANG C12 0.36 0.102 FK C12 0.36 0.102

CABANG C11 0.36 0.102 FK C11 0.36 0.102

CABANG C10 0.36 0.102 FK C10 0.36 0.102

CABANG C9 0.36 0.102 FK C9 0.36 0.102

4.2.3. Perhitungan Kuantitas Udara

Page 66: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

54

Kuantitas dari hasil pengamatan terhadap sistem ventilasi tambang yang ada

di CV. BMK, maka dilakukan berdasarkan kecepatan angin dan selisih antara luas

terowongan dan luas penampang pipa khususnya lubang tambang BMK-35

dengan rumus Q=VxA

Q (kanopi) = 3,49 m/s x (10,25-0,102)m = 35,21 m3/s

Kuantitas udara pada lubang tambang BMK35 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Kuatitas Udara Tersedia

Lokasi

luas

terowongan(m)

luas

duct/host(m) V(m/s)

Kuantitas

udara (m3/s)

KANOPY 1 10.25 0.102 3.49 35.42

KANOPY 2 9.07 0.102 3.53 31.66

CABANG C14 5.35 0.102 2.55 13.38

CABANG C13 6.67 0.102 2.49 16.35

CABANG C12 6.27 0.102 2.6 16.04

CABANG C11 6.12 0.102 2.53 15.23

CABANG C10 6.59 0.102 2.56 16.61

CABANG C9 6.28 0.102 2.41 14.89

FK C15-MAJU 4.51 0.102 4.68 20.63

FK C14 6.24 0.102 4.54 27.87

FK C14-MAJU 5.14 0.102 4.5 22.67

FK C13 5.4 0.102 4.33 22.94

FK C12 4.5 0.102 4.29 18.87

FK C11 5.37 0.102 4.26 22.44

FK C10 4.83 0.102 4.23 20.00

FK C9 5.06 0.102 4.2 20.82

Keterangan:

V = Kecepatan angin

4.2.4. Kebutuhan Udara Untuk Pernapasan Pada Front Kerja BMK-35

Page 67: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

55

Dari hasil perhitungan di lapangan untuk kebutuhan udara untuk pernafasan para

pekerja menurut KEPMEN 555K adalah 2 menitm3 )03,0( 3 sm di front kerja

yaitu:

a. Berdasarkan kebutuhan udara untuk pernafasan 3 orang para pekerja

pershift di front kerja yaitu:

Jumlah udara per orang = 2 m3/menit

Jumlah pekerja = 3 orang/shift

= Jumlah pekerja x kebutuhan udara per orang 2 m3/menit

= 3 orang x 2 m3/menit = 6 m

3/menit

Jadi, kebutuhan udara untuk pekerja adalah 6 m3/menit. Dengan

dikonversikan 1m3/menit = 0,0166667 m

3/detik, maka kebutuhan udara untuk

pekerja adalah 0,10 m3/detik.

b. Berdasarkan kebutuhan udara untuk alat

Pada KEPMEN 555 K pasal 369 dijelaskan bahwa kebutuhan udara untuk alat

yaitu 3 m3/menit untuk setiap tenaga kuda apabila mesin di operasikan maka:

1) Untuk 1 unit pompa air 75 HP

= 75 HP x 3 m3/menit = 225 m

3/menit = 3,75 m

3/detik

2) Untuk 1 lampu penerangan 10 watt

10 watt = 0,0134 HP

= 0,0134 x 3 m3/menit = 0,0402 m

3/menit = 0,00067 m

3/detik

Maka kebutuhan udara untuk pernapasan pekerja dan alat dapat di lihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.4

Page 68: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

56

Kebutuhan Udara Pada Front Kerja

LOKASI Jumlah

pekerja Alat (Unit)

Kebutuhan udara untuk

pernapasan (m/s)

Kebutuhan udara

untuk alat (m/s)

FK C15-MAJU 3 1 lampu 10 watt 0.30 0.00067

FK C14 3 1 lampu 10 watt 0.30 0.00067

FK C14-MAJU 3

1 pompa air

1 lampu 10 watt 0.30 3.75067

FK C13 3

1 pompa air

1 lampu 10 watt 0.30 3.75067

FK C12 3 1 lampu 10 watt 0.30 0.00067

FK C11 3 1 lampu 10 watt 0.30 0.00067

FK C10 3 1 lampu 10 watt 0.30 0.00067

FK C9 3 1 lampu 10 watt 0.30 0.00067

4.2.5. Perhitungan Temperatur Udara Efektif

Perhitungan temperatur efektif dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.5

Temperatur Udara Efektif

LOKASI

Rata-rata

V(m/s)

Temperatur Efektif

Pagi Siang

Pagi(OC) Siang(OC) Td (OC) Tw(OC) Td(OC) Tw(OC)

KANOPY 1 24.13 24.07 24.07 24.00 3.02 20.00 19.90

KANOPY 2 25.10 24.10 25.03 26.07 3.06 20.20 21.00

CABANG C14 27.53 27.17 26.00 26.13 2.55 24.00 23.50

CABANG C13 27.07 27.27 27.10 27.17 2.49 23.50 23.30

CABANG C12 28.07 28.20 28.30 27.57 2.60 24.40 24.10

CABANG C11 27.17 27.07 27.10 27.13 2.53 23.50 23.80

CABANG C10 27.09 27.10 26.63 26.60 2.57 23.60 22.50

CABANG C9 29.30 28.90 28.07 29.37 2.42 25.80 25.10

FK C15-MAJU 28.00 28.10 27.87 27.83 3.23 23.10 23.00

FK C14 27.47 27.73 27.87 27.70 3.20 24.00 24.30

FK C14-MAJU 27.60 27.57 27.33 27.40 3.12 23.60 23.50

FK C13 27.50 27.40 27.67 27.33 3.13 23.10 23.90

FK C12 29.27 29.40 29.43 29.30 3.00 25.10 26.00

FK C11 28.20 28.47 28.13 28.43 3.10 24.10 24.00

FK C10 27.33 27.23 27.73 27.47 3.13 23.20 24.00

FK C9 27.73 27.40 27.50 27.43 3.20 24.00 23.90

4.2.6. Kelembaban Relatif

Page 69: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

57

Kelembaban relatif sudah dapat terdeteksi secara langsung oleh digital

sling psiometer (AZ 8746). Kelembaban relatif pada lubang tambang BMK 35

dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.6

Kelembaban Udara Relatif

LOKASI

Tgl: 9 juni 2018 tgl: 10 juni 2018 tgl: 11 juni 2018

Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang

KANOPY 1 80.0 82.0 80.0 78.0 80.0 83.0

KANOPY 2 80.0 80.0 80.0 79.0 81.0 82.0

CABANG C14 89.0 89.2 89.0 89.0 89.0 90.0

CABANG C13 89.1 89.3 89.1 89.2 89.1 89.0

CABANG C12 89.0 89.5 89.3 89.1 89.3 89.2

CABANG C11 88.0 89.0 90.0 88.9 90.0 90.1

CABANG C10 90.1 88.9 89.3 90.1 89.8 89.2

CABANG C9 90.0 91.0 91.0 90.4 90.3 90.0

FK C15-MAJU 92.0 93.5 93.2 91.9 92.0 93.5

FK C14 93.0 93.9 93.5 93.8 93.0 93.9

FK C14-MAJU 93.9 94.0 93.5 94.1 93.9 94.0

FK C13 93.8 93.7 93.5 93.6 93.8 93.7

FK C12 95.0 94.8 95.1 94.9 95.4 95.0

FK C11 95.4 95.0 95.1 94.9 94.0 94.1

FK C10 94.0 94.1 93.8 93.9 93.7 93.5

FK C9 93.1 93.2 92.8 93.1 94.0 93.5

4.2.7. Merancang Pemasangan Ventilasi Hisap

Pemasangan ventilasi hisap dilakukan pada jalur udara keluar dengan

menutup rapat lubang tambang agar tidak terjadi kebocoran udara saat udara

dalam lubang tambang dihisap keluar, dapat dilihat pada lampiran G dan

spesifikasi alat ventilasi hisap pada lampiran H. Letak pemasangan ventilasi hisap

dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 70: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

58

Gambar 4.9 Rancangan Pemasangan Ventilasi Hisap

4.2.8. Perhitungan Temperatur Efektif Setalah Pemasangan Ventilasi Hisap

Setelah dilakukan pemasangan ventilasi hisap pada jalur udara keluar

maka didapatkan temperatur efektif pada tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.7

Temperatur Efektif Setelah Pemasangan Ventilasi Hisap

LOKASI

Rata-rata

V(m/s)

Temperatur Efektif

Pagi Siang

Pagi(oC) Siang(oC) Td (oC) Tw(oC) Td(oC) Tw(oC)

KANOPY 1 24.10 23.50 24.00 23.00 3.10 20.00 19.40

KANOPY 2 24.50 24.00 24.10 23.50 3.12 20.20 20.00

CABANG C14 27.10 25.20 27.10 27.00 2.60 23.00 23.00

CABANG C13 26.50 25.10 27.03 27.17 2.51 22.50 23.30

CABANG C12 27.10 27.00 28.07 26.90 2.65 23.00 23.40

CABANG C11 27.17 27.07 27.10 27.13 2.59 23.30 23.80

CABANG C10 27.13 27.10 27.30 26.60 2.61 23.40 22.50

CABANG C9 27.20 27.00 28.60 28.53 2.50 23.20 23.10

FK C15-MAJU 26.40 26.80 28.43 27.40 3.33 22.40 23.00

FK C14 26.00 25.00 27.00 26.50 3.31 22.00 23.50

FK C14-MAJU 26.90 27.10 26.50 25.10 3.20 23.00 22.50

FK C13 27.00 26.90 27.00 26.50 3.19 22.90 23.50

FK C12 27.20 27.10 26.00 25.00 3.20 23.10 22.00

FK C11 27.00 26.50 26.80 28.43 3.16 23.50 23.20

FK C10 27.30 27.23 26.90 27.10 3.21 23.00 22.80

FK C9 26.90 26.50 26.40 26.80 3.29 22.95 23.00

Page 71: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

59

4.2.9. Kelembaban Relatif Setelah Pemasangan Ventilasi Hisap

Kelembaban relatif setelah dilakukanya pemasangan ventilasi hisap ada

jalur udara keluar menggunakan alat digital sling psikometer (AZ 8746) dapat

dilihat pada tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.8

Kelembaban Udara Relatif Setelah Pemasangan Ventilasi Hisap

4.2.10. Perbandingan Temperatur Efektif Sebelum Ventilasi Hisap dan

Sesudah Pemasangan Ventilasi Hisap

Setelah dilakukanya pemasangan ventilasi hisap terjadi penurunan suhu

dari sebelum dilakukanya pemasangan ventilasi hisap. Perbandingan temperatur

efektif sebelum ventilasi hisap dan sesudah pemasangan ventilasi hisap dapat

dilihat pada grafik berikut :

LOKASI

Tgl: 21 Juni 2018 Tgl:22 Juni 2018 Tgl:23 Juni 2018

Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang

KANOPY 1 79.0 80.0 78.0 77.0 80.0 79.0

KANOPY 2 80.0 78.0 79.0 79.0 78.0 78.0

CABANG C14 84.0 84.2 83.0 83.5 84.7 84.5

CABANG C13 84.0 84.1 83.8 83.2 85.0 85.0

CABANG C12 84.7 84.9 83.9 84.0 84.7 84.9

CABANG C11 84.9 84.0 84.0 83.9 84.2 83.0

CABANG C10 85.0 84.7 84.5 84.5 84.1 83.8

CABANG C9 85.0 85.0 85.0 84.8 84.9 83.9

FK C15-MAJU 84.0 84.3 85.5 85.0 84.3 85.5

FK C14 84.2 84.9 84.7 86.0 84.9 84.7

FK C14-MAJU 84.1 85.0 85.0 85.0 85.0 84.9

FK C13 84.9 85.0 85.0 84.6 85.0 85.0

FK C12 83.9 85.1 85.1 84.2 85.1 85.0

FK C11 84.0 86.0 84.9 84.1 84.9 84.0

FK C10 85.0 84.9 84.8 84.5 84.8 85.0

FK C9 83.8 85.0 85.0 85.0 85.0 84.3

Page 72: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

60

0

5

10

15

20

25

30

3.1

3.12

2.6

2.51

2.65

2.59

2.61

2.5

3.33

3.31

3.2

3.19

3.2

3.16

3.21

3.29

TEM

PER

ATU

R E

FEK

TIF

(OC

)

KECEPATAN UDARA (m/s)

Perbandingan Temperatur Efektif BMK35

Pagi(oC)1

Siang(oC)1

Pagi(oC)2

Siang(oC)2

Max

Min

Gambar 4.10 Perbandingan Temperatur Efektif Sebelum dan Sesudah

Pemasangan Ventilasi Hisap

Keterangan :

Pagi (oC)1 = Temperatur efektif pagi sebelum pemasangan ventilasi hisap

Siang (oC)1= Temperatur efektif siang sebelum pemasangan ventilasi hisap

Pagi (oC)2 = Temperatur efektif pagi setelah pemasangan ventilasi hisap

Siang (oC)2= Temperatur efektif siang setelah pemasangan ventilasi hisap

Max = Suhu maksimum yang di perbolehkan menurut KEPMEN 555K

Min = Tuhu minimum yang di perbolehkan menurut KEPMEN 555K

Page 73: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

61

BAB V

ANALISA DATA

Kegiatan penambangan di CV. Bara Mitra Kencana dilakukan dengan

menggunakan alat manual, untuk mendukung efektifitas penambangan perlu

dilakukan sistem ventilasi tambang yang baik, untuk itu sangat penting diperhatikan

beberapa aspek yang mempengaruhi sistem ventilasi dengan menggunakan

perhitungan sistem ventilasi secara manual. Dari pengumpulan dan pengolahan data,

maka didapatkan hasil yang digunakan dalam menganalisa sistem ventilasi yang baik

bagi CV. Bara Mitra Kencana.

5.1 Analisa Perhitungan Kuantitas Udara

Dari hasil pengukuran dan perhitungan diketahui kecepatan udara dialirkan ke

setiap front kerja dan luas terowongan untuk kegiatan penggalian lubang maju

sehingga kuantitas udara yang masuk pada kanopi 1 sebesar 35,21 m3/s

, pada

percabangan sebesar 13,25 – 16,21 m3/s, kedalam front kerja sebesar 19,74-27,69

m3/s, dan pada kanopi 2 sebesar 31,50 m

3/s. Kuantitas yang tersedia sudah

mencukupi untuk aktifitas penambangan

5.2 Analisa Perhitungan Kebutuhan Udara Pada Front Kerja BMK 35

Kebutuhan udara pada kegiatan pengalian lubang maju pada front kerja lubang

tambang BMK-35 diketahui dari perkalian jumlah pekerja dan jumlah udara per

orang. Kebutuhan udara pada setiap front kerja yaitu 6 m3/menit, dan kebutuhan

Page 74: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

62

udara untuk alat sebesar 0,00067 – 3,750676 m3/menit. Dengan kuantitas udara yang

tersedia maka dapat dikatakan cukup untuk kebutuhan pernafasan pekerja dan alat.

5.3 Analisa Perhitungan Temperatur Efektif dan Kelembaban Relatif Sebelum

Pemasangan Ventilasi Hisap

Perhitungan temperatur efektif menggunakan grafik psikometri dengan diketahui

kecepatan aliran udara pada lubang tambang masih di atas NAB yaitu mencapai 26oC

dan kelembaban relatif mencapai 95% sedangkan temperatur efektif yang

diperbolehkan oleh KEPMEN 555K yaitu 18-24 o

C dan kelebaban relatif maksimum

85%. dengan suhu yang tersedia tersebut pekerja tidak efektif dalam melaksanakan

kegiatan penambangan.

5.4 Analisa Perhitungan Temperatur Efektif dan Kelembaban Relatif Setelah

Pemasangan Ventilasi Hisap

Setelah dilakukanya pemasangan ventilasi hisap pada jalur udara keluar

temperatur udara pada lubang tambang BMK35 mengalami penurunan yaitu sesuai

dengan NAB yang diatur oleh KEPMEN 555 K yaitu dibawah suhu 24oC dan

kelembaban relatif 85%.

Page 75: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

63

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari uraian pembahasan pada bab sebelumnya berdasarkan penelitian di

lapangan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Nilai temperatur efektif dan kelembaban relatif pada lubang tambang BMK-

35 CV. BMK sebelum di pasang ventilasi hisap pada lokasi:

a. Lubang bukaan (kanopi) dengan kecepatan udara 3,02-3,06 m/detik

didapatkan nilai temperatur udara efektif yaitu 19,9-21oC dengan

kelembaban relatif sebesar 78-83%.

b. Percabangan dengan kecepatan udara 2,42 – 2,6 m/detik didapatkan

nilai temperatur udara efektif yaitu 23,3-25,8oC dengan kelembaban

relatif sebesar 88-90,4 %.

c. Front kerja dengan kecepatan udara 3-3,20 m/detik didapatkan nilai

temperatur udara efektif yaitu 23-26oC dengan kelembaban relatif 91,9 -

95,4 %.

2. Pemasangan ventilasi hisap diletakkan pada jalur udara keluar dengan

menutup rapat terowongan agar tidak terjadi kebocoran udara yang dihisap.

Hal tersebut di lakukan dengan pertimbangan desain lubang tambang yang

ada pada CV. BMK.

Page 76: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

64

3. Nilai temperatur udara efektif dan kelembaban relatif pada lubang tambang

BMK-35 CV. BMK setelah dipasang ventilasi hisap pada lokasi:

a. Lubang bukaan (kanopi) dengan kecepatan udara 3,10-3,12 m/detik

didapatkan nilai temperatur udara efektif yaitu 19,4-20,20oC dengan

kelembaban relatif sebesar 78-80%.

b. Percabangan dengan kecepatan udara 2,42 – 2,6 m/detik didapatkan

nilai temperatur udara efektif yaitu 22,50-23,80oC dengan kelembaban

relatif sebesar 83-85%.

c. Front kerja dengan kecepatan udara 3-3,20 m/detik didapatkan nilai

temperatur udara efektif yaitu 22-23,50oC dengan kelembaban relatif

83,5-85,1%.

6.2 Saran

1. Perlunya pengontrolan temperatur udara dan kelembaban relatif untuk

kenyamanan dan keamanan pekerja.

2. Pada saat penambangan maupun pembuatan lubang maju, agar dipasang

penyaring untuk debu dan water spray agar konsentrasi debu yang dihasilkan

dapat terkendali.

3. Pentingnya pengontrolan dan perbaikan pipa angin yang bocor untuk

mencegah pengurangan kuantitas udara sampai dipermuka kerja.

4. Melakukan dengan metode papan tiup dan injection air jet, agar gas-gas yang

terperangkap di bagian atap dapat teratasi.

Page 77: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anonim, Arsip-arsip atau dokumen pada CV. Bara mitra Kencana,

Sawahlunto, 2016.

Ari Febrianda, Jurnal Analisis Sistem Ventilasi Tambang Untuk Kebutuhan

Operasional Penambangan Pada Tambang Bawah Tanah,

Universitas Negeri Padang, 2014.

Chen-chen, Jurnal Gangguan Sistem Ventilasi Tambang disebabkan Oleh

Ledakan Batubara dan Gas, China University of Mining &

Technology Beijing, 2014.

Darius Agung Prata, Jurnal Aplikasi Pengukuran Ventilasi Alami, Badan Diklat

Tambang Bawah Tanah, ESDM.Co.Id, 2014.

Erlangga Endri O, dkk, Penelitian K3 Penyanggaan pada Penambangan Long

Wall Seni Mekanis Batubara Bawah Tanah dalam Rangka

Mendukung Penyusunan Kebijakan K3 Tambang di

Minerbapabum, Tekmira 2010.

Fedi, Jurnal Analisis Penurunan Suhu Udara di Area Produksi Tambang

Batubara Bawah Tanah PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, Unit

Penambangan Ombilin, Sawahunto, Sumatera Barat, 2012.

Friska Frimanda, Sistem Ventilasi Udara Tambang Batubara Bawah Tanah,

Sawahlunto, Universitas Negeri Padang 2015.

Hartman, Mine Ventilatilation and Air Conditionin, New York The Ronald Press

Company, 1997.

Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.555.K/M.PE/1995 Tentang

Keselamatan dan Kesehatan Pertambangan Umum.

Muili Jide, Jurnal Penentuan Distribusi Aliran Udara di Tambang Batubara

Bawah Laut Okaba, 2013.

Nurul Janah, Jurnal Kajian Sistem Ventilasi Tambang Emas Blok Cikoneng

PT. Cibaliung Sumberdaya, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten,

2014.

Page 78: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

66

Penulis, Kumpulan Foto-foto Penelitian di CV. Bara Mitra Kencana (BMK) Job

Site Tanah Kuning, Desa Batu Tanjung, Kecamatan Talawi, Kota

Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat”, 2017.

Riko Ervil, dkk, Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi STTIND Padang,

Sekolah Tinggi Tejnologi Industri Padang, Padang 2015.

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Alfabeta, Bandung, 2009.

Page 79: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

LAMPIRAN

Page 80: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

LAMPIRAN A. PETA GEOLOGI CV. BMK

Page 81: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

LAMPIRAN B. PETA TOPOGRAFI CV. BMK

Page 82: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

LAMPIRAN C. PETA LAY OUT TAMBANG CV. BMK

Page 83: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

LAMPIRAN D. PETA LAY OUT LUBANG TAMBANG BMK-35 CV. BMK

Page 84: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

FORMAT PENGAMBILAN DATA

HARI/TANGGAL: 9 JUNI 2018 ALAT: METERAN

LOKASI: BMK-35

TABEL PENGUKURAN GEOMETRI TEROWONGAN

NO LOKASI P L D

1 KANOPY 1 2.65 2.30 2.65

2 KANOPY 2 2.64 2.40 2.64

a b t

3 CABANG C14 2.27 2.49 2.25

4 CABANG C13 2.40 2.90 2.52

5 CABANG C12 2.38 2.66 2.49

6 CABANG C11 2.30 2.58 2.51

7 CABANG C10 2.41 2.80 2.53

8 CABANG C9 2.33 2.70 2.50

9 FK C15-MAJU 2.00 2.30 2.10

10 FK C14 2.20 2.60 2.60

11 FK C14-MAJU 2.40 2.50 2.10

12 FK C13 2.41 2.50 2.20

13 FK C12 2.10 2.40 2.30

14 FK C11 2.00 2.30 2.50

15 FK C10 2.00 2.20 2.30

16 FK C9 2.20 2.40 2.20

Keterangan:

P = Panjang

L = Lebar

a = Panjang sisi atas

b = Panjang sisi bawah

t = Tinggi

PEMBIMBING LAPANGAN

(KEPALA TAMBANG BAWAH TANAH)

CHANDRA., SH

LAMPIRAN E. FORMAT PENGUKURAN DI LAPANGAN

Page 85: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

FORMAT PENGAMBILAN DATA

HARI/TANGGAL: 9 JUNI 2018 ALAT: METERAN

LOKASI: BMK-35

TABEL PENGUKURAN GEOMETRI DUCT/HOST

no Lokasi d(m) r(m)

1 KANOPY 1 0.21 0.105

2 KANOPY 2 0.21 0.105

3 CABANG C14 0.21 0.105

4 CABANG C13 0.21 0.105

5 CABANG C12 0.21 0.105

6 CABANG C11 0.21 0.105

7 CABANG C10 0.21 0.105

8 CABANG C9 0.21 0.105

9 FK C15-MAJU 0.21 0.105

10 FK C14 0.21 0.105

11 FK C14-MAJU 0.21 0.105

12 FK C13 0.21 0.105

13 FK C12 0.21 0.105

14 FK C11 0.21 0.105

15 FK C10 0.21 0.105

16 FK C9 0.21 0.105

Keterangan:

d = Diameter

r = Jari-jari

PEMBIMBING LAPANGAN

(KEPALA TAMBANG BAWAH TANAH)

CHANDRA., SH

Page 86: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

FORMAT PENGAMBILAN DATA

HARI/TANGGAL: 9 JUNI 2018 ALAT: ANEMOMETER

LOKASI: BMK-35

TABEL PENGUKURAN KECEPATAN ANGIN

LOKASI

Tgl:

09/06/2018

Tgl:

10/06/2018

Tgl:

11/06/2018

KEDALAMAN V V V

KANOPY 1 3.05 3.00 3.02 0

KANOPY 2 3.07 3.10 3.00 0

CABANG C14 2.51 2.60 2.55 258.0

CABANG C13 2.47 2.50 2.51 261.0

CABANG C12 2.60 2.61 2.60 242.9

CABANG C11 2.54 2.55 2.50 222.9

CABANG C10 2.59 2.54 2.57 203.9

CABANG C9 2.40 2.43 2.42 185.9

FK C15-MAJU 3.30 3.40 3.00 362.0

FK C14 3.20 3.30 3.10 258.0

FK C14-MAJU 3.20 3.05 3.10 265.0

FK C13 3.08 3.10 3.20 261.0

FK C12 3.00 3.00 3.01 242.9

FK C11 3.10 3.15 3.05 222.9

FK C10 3.09 3.14 3.15 203.9

FK C9 3.20 3.19 3.20 185.9

Keterangan:

V = Kecepatan angin

PEMBIMBING LAPANGAN

(KEPALA TAMBANG BAWAH TANAH)

CHANDRA., SH

Page 87: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

FORMAT PENGAMBILAN DATA

HARI/TANGGAL: 9-11 JUNI 2018 ALAT: MULTIGAS DETECTOR

LOKASI:BMK35

DATA PENGUKURAN EMISI GAS METAN DAN GAS LAINYA

LOKASI

Tgl: 09/06/18 Tgl: 10/06/18 Tgl:11/06/18

Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang

CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4

KANOPY 1 0 30.9 0 0 0 31.0 0 0 0 30.3 0 0 0 30.9 0 0 0 32.0 0 0 0 33.0 0 0

KANOPY 2 0 31.2 0 0 0 31.3 0 0 0 32.0 0 0 0 31.2 0 0 0 33.0 0 0 0 32.0 0 0

CABANG C14 0 20.9 0 1 0 22.0 0 0 1 20.3 0 0 0 20.9 0 0 0 20.3 0 0 0 20.8 0 1

CABANG C13 0 21.0 0 2 0 21.9 0 1 0 20.6 0 0 0 21.0 0 1 0 20.6 0 0 0 20.6 0 2

CABANG C12 0 20.8 0 1 1 23.0 0 2 0 20.8 0 2 1 20.8 0 2 1 20.8 0 2 0 20.5 0 2

CABANG C11 0 20.6 0 2 0 24.0 0 2 0 20.6 0 1 0 20.1 0 2 0 20.6 0 1 0 20.5 0 2

CABANG C10 0 20.5 0 0 0 20.1 0 2 0 20.5 0 2 0 20.4 0 2 0 20.5 0 2 0 20.3 0 3

CABANG C9 1 20.5 0 2 0 20.4 0 3 0 20.5 0 1 0 20.5 0 3 0 20.5 0 1 1 20.1 0 2

FK C15-MAJU 0 20.3 0 3 0 20.5 0 2 0 20.3 0 0 0 20.3 0 2 0 20.3 0 0 0 20.4 0 5

FK C14 1 20.2 0 2 0 20.3 0 5 0 20.1 0 0 0 20.3 0 5 0 20.4 0 0 1 20.5 0 3

FK C14-MAJU 0 20.4 0 5 1 20.3 0 3 0 20.4 0 0 1 20.2 0 5 1 20.3 0 0 0 20.2 0 2

FK C13 0 20.3 0 6 0 20.2 0 2 1 20.5 0 4 0 20.4 0 6 0 20.1 0 4 0 20.4 0 5

FK C12 0 20.1 0 0 0 20.4 0 0 1 20.3 0 5 0 20.3 0 0 0 20.4 0 2 0 20.3 0 6

FK C11 0 20.4 0 0 0 20.3 0 0 0 20.3 0 3 0 20.4 0 0 0 20.5 0 3 0 20.4 0 0

FK C10 1 20.5 0 3 0 20.8 0 2 0 20.2 0 2 1 20.5 0 3 0 20.3 0 2 1 20.4 0 0

FK C9 0 20.3 0 2 0 20.6 0 0 0 20.4 0 6 0 20.3 0 2 0 20.8 0 5 0 20.5 0 3

PEMBIMBING LAPANGAN

(KEPALA TAMBANG BAWAH TANAH)

CHANDRA., SH

Keterangan:

CO (PPM)

O2 (%)

H2S (PPM)

CH4(LEL)

Page 88: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

FORMAT PENGAMBILAN DATA

HARI/TANGGAL: 21-23 JUNI 2018 ALAT: MULTIGAS DETECTOR

LOKASI:BMK35

DATA PENGUKURAN EMISI GAS METAN DAN GAS LAINYA

LOKASI

Tgl: 21/06/18 Tgl:22/06/18 Tgl: 23/06/18

Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang

CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4 CO O2 H2S CH4

KANOPY 1 0 30.9 0 0 0 31.0 0 0 0 30.3 0 0 0 30.9 0 0 0 32.0 0 0 0 33.0 0 0

KANOPY 2 0 31.2 0 0 0 31.3 0 0 0 32.0 0 0 0 31.2 0 0 0 33.0 0 0 0 32.0 0 0

CABANG C14 0 22.9 0 0 0 24.0 0 0 0 24.0 0 0 0 24.0 0 0 0 24.0 0 0 0 23.0 0 0

CABANG C13 0 23.0 0 0 0 23.7 0 0 0 23.7 0 0 0 23.7 0 0 0 24.0 0 0 0 24.0 0 0

CABANG C12 0 23.4 0 0 0 23.0 0 0 0 24.5 0 0 0 23.0 0 0 0 23.9 0 0 0 24.2 0 0

CABANG C11 0 23.6 0 0 0 24.0 0 0 0 23.8 0 0 0 24.0 0 0 0 22.8 0 0 0 23.4 0 0

CABANG C10 0 24.0 0 0 0 24.2 0 0 0 23.7 0 0 0 22.8 0 0 0 23.2 0 0 0 24.7 0 0

CABANG C9 0 23.7 0 0 0 23.4 0 0 0 24.0 0 0 0 24.5 0 0 0 23.0 0 0 0 23.8 0 0

FK C15-MAJU 0 24.5 0 0 0 24.7 0 0 0 23.8 0 0 0 23.8 0 0 0 23.4 0 0 0 23.7 0 0

FK C14 0 22.4 0 0 0 23.8 0 0 0 23.7 0 0 0 24.8 0 0 0 24.0 0 0 0 24.0 0 0

FK C14-MAJU 0 23.4 0 0 0 23.7 0 0 0 24.0 0 0 0 23.4 0 0 0 23.9 0 0 0 23.7 0 0

FK C13 0 24.0 0 0 0 24.0 0 0 0 24.0 0 0 0 24.0 0 0 0 22.8 0 0 0 23.0 0 0

FK C12 0 23.9 0 0 0 22.8 0 0 0 23.9 0 0 0 23.9 0 0 0 23.2 0 0 0 24.0 0 0

FK C11 0 22.8 0 0 0 24.5 0 0 0 22.8 0 0 0 22.8 0 0 0 24.0 0 0 0 22.9 0 0

FK C10 0 23.2 0 0 0 23.8 0 0 0 23.2 0 0 0 23.8 0 0 0 24.0 0 0 0 23.0 0 0

FK C9 0 24.0 0 0 0 24.8 0 0 0 23.0 0 0 0 23.7 0 0 0 23.7 0 0 0 23.4 0 0

PEMBIMBING LAPANGAN

(KEPALA TAMBANG BAWAH TANAH)

CHANDRA., SH

Keterangan:

CO (PPM)

O2 (%)

H2S (PPM)

CH4(LEL)

Page 89: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

FORMAT PENGAMBILAN DATA

HARI/TANGGAL: 9 JUNI 2018 ALAT: DIGITAL SLING

PSYKOMETER (AZ 8746)

LOKASI: BMK-35

TABEL PENGUKURAN TEMPERATUR UDARA

LOKASI

Tgl: 09/06/18 Tgl: 10/06/18 Tgl: 11/06/18

Pagi (oC) Siang (

oC) Pagi (

oC) Siang (

oC) Pagi (

oC) Siang (

oC)

Td Tw Td Tw Td Tw Td Tw Td Tw Td Tw

KANOPY 1 24.0 24.0 23.9 24.0 24.4 24.2 24.1 23.9 24.0 24.0 24.2 24.1

KANOPY 2 24.0 24.2 24.1 27.0 27.3 23.9 24.0 23.9 24.0 24.2 27.0 27.3

CABANG C14 27.8 27.2 27.0 27.1 26.9 27.2 24.2 24.1 27.9 27.1 26.8 27.2

CABANG C13 27.1 27.3 27.1 27.2 27.0 27.3 27.2 27.0 27.1 27.2 27.0 27.3

CABANG C12 28.5 28.7 28.0 28.6 28.5 28.0 28.9 27.1 27.2 27.9 28.0 27.0

CABANG C11 27.2 27.0 27.3 27.2 27.0 27.0 27.0 27.2 27.3 27.2 27.0 27.0

CABANG C10 27.08 27.1 26.8 27.3 27.1 27.0 27.2 27.0 27.1 27.2 25.9 25.5

CABANG C9 29.0 28.7 28.0 29.3 29.9 28.9 27.3 29.8 29.0 29.1 28.9 29.0

FK C15-MAJU 28.0 28.3 27.9 28.0 28.1 27.7 28.5 28.0 27.9 28.3 27.2 27.5

FK C14 28.0 28.0 28.2 27.9 27.2 27.5 27.6 27.9 27.2 27.7 27.8 27.3

FK C14-MAJU 27.2 27.9 27.2 27.7 27.8 27.3 27.2 27.7 27.8 27.5 27.6 26.8

FK C13 27.3 27.7 27.8 27.5 27.6 27.2 28.0 27.5 27.6 27.3 27.2 27.0

FK C12 29.0 29.6 29.7 29.1 29.8 29.6 29.1 29.4 29.0 29.0 29.5 29.4

FK C11 28.0 28.3 28.2 28.1 28.6 28.9 28.1 28.5 28.0 28.2 28.1 28.7

FK C10 27.2 27.2 28.0 27.3 27.2 27.2 27.7 27.5 27.6 27.3 27.5 27.6

FK C9 27.3 27.4 27.2 27.2 28.0 27.6 28.0 27.9 27.9 27.2 27.3 27.2

PEMBIMBING LAPANGAN

(KEPALA TAMBANG BAWAH TANAH)

CHANDRA., SH

Keterangan:

Td = Temperatur Kering

Tw = Temperatur Basah

Page 90: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

FORMAT PENGAMBILAN DATA

HARI/TANGGAL: 9 JUNI 2018

ALAT: DIGITAL SLING PSYKOMETER (AZ 8746)

LOKASI: BMK-35

TABEL PENGUKURAN KELEMBABAN RELATIF

LOKASI

Tgl: 09/06/18 Tgl:10/06/18 Tgl:11/06/18

Pagi

(%) Siang(%) Pagi(%) Siang(%) Pagi(%) Siang(%)

KANOPY 1 80.0 82.0 80.0 78.0 80.0 83.0

KANOPY 2 80.0 80.0 80.0 79.0 81.0 82.0

CABANG C14 89.0 89.2 89.0 89.0 89.0 90.0

CABANG C13 89.1 89.3 89.1 89.2 89.1 89.0

CABANG C12 89.0 89.5 89.3 89.1 89.3 89.2

CABANG C11 88.0 89.0 90.0 88.9 90.0 90.1

CABANG C10 90.1 88.9 89.3 90.1 89.8 89.2

CABANG C9 90.0 91.0 91.0 90.4 90.3 90.0

FK C15-MAJU 92.0 93.5 93.2 91.9 92.0 93.5

FK C14 93.0 93.9 93.5 93.8 93.0 93.9

FK C14-MAJU 93.9 94.0 93.5 94.1 93.9 94.0

FK C13 93.8 93.7 93.5 93.6 93.8 93.7

FK C12 95.0 94.8 95.1 94.9 95.4 95.0

FK C11 95.4 95.0 95.1 94.9 94.0 94.1

FK C10 94.0 94.1 93.8 93.9 93.7 93.5

FK C9 93.1 93.2 92.8 93.1 94.0 93.5

PEMBIMBING LAPANGAN

(KEPALA TAMBANG BAWAH TANAH)

CHANDRA., SH

Page 91: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

FORMAT PENGAMBILAN DATA

HARI/TANGGAL: 21-23 JUNI 2018

ALAT: DIGITAL SLING PSYKOMETER (AZ 8746)

LOKASI: BMK-35

TABEL PENGUKURAN KELEMBABAN RELATIF

LOKASI

Tgl:21/06/18 Tgl: 22/06/18 Tgl:23/06/18

Pagi

(%) Siang(%) Pagi(%) Siang(%) Pagi(%) Siang(%)

KANOPY 1 79.0 80.0 78.0 77.0 80.0 79.0

KANOPY 2 80.0 78.0 79.0 79.0 78.0 78.0

CABANG C14 84.0 84.2 83.0 83.5 84.7 84.5

CABANG C13 84.0 84.1 83.8 83.2 85.0 85.0

CABANG C12 84.7 84.9 83.9 84.0 84.7 84.9

CABANG C11 84.9 84.0 84.0 83.9 84.2 83.0

CABANG C10 85.0 84.7 84.5 84.5 84.1 83.8

CABANG C9 85.0 85.0 85.0 84.8 84.9 83.9

FK C15-MAJU 84.0 84.3 85.5 85.0 84.3 85.5

FK C14 84.2 84.9 84.7 86.0 84.9 84.7

FK C14-MAJU 84.1 85.0 85.0 85.0 85.0 84.9

FK C13 84.9 85.0 85.0 84.6 85.0 85.0

FK C12 83.9 85.1 85.1 84.2 85.1 85.0

FK C11 84.0 86.0 84.9 84.1 84.9 84.0

FK C10 85.0 84.9 84.8 84.5 84.8 85.0

FK C9 83.8 85.0 85.0 85.0 85.0 84.3

PEMBIMBING LAPANGAN

(KEPALA TAMBANG BAWAH TANAH)

CHANDRA.,SH

Page 92: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

FORMAT PENGAMBILAN DATA

HARI/TANGGAL: 21-23 JUNI 2018

ALAT: DIGITAL SLING PSYKOMETER (AZ 8746)

LOKASI: BMK-35

TABEL PENGUKURAN TEMPERATUR UDARA

LOKASI

Tgl: 21/06/18 Tgl:22/06/18 Tgl: 23/06/18

Pagi (oC) Siang(

oC) Pagi(

oC) Siang(

oC) Pagi(

oC) Siang(

oC)

Td Tw Td Tw Td Tw Td Tw Td Tw Td Tw

KANOPY 1 23.9 23.0 23.7 23.0 24.4 23.3 24.4 23.9 24.0 23.3 23.9 22.1

KANOPY 2 24.0 24.2 24.1 23.5 26.0 23.8 24.0 23.4 23.5 24 24.2 23.6

CABANG C14 26.9 25.4 26.9 27.1 26.8 25.4 27.2 26.9 27.4 24.8 27.2 27.0

CABANG C13 26.9 25.1 27.2 27.2 26.5 25.4 27.1 27.0 26.1 24.8 27.1 27.3

CABANG C12 27.1 28.7 28.0 28.6 26.8 27.0 28.2 27.1 26.9 27.4 28.0 26.9

CABANG C11 27.2 27.0 27.3 27.2 27.0 27.0 27.0 27.2 27.3 27.2 27.0 27.0

CABANG C10 27.0 27.1 26.8 27.3 27.3 27.0 29.2 27.0 27.1 27.2 25.9 25.5

CABANG C9 27.0 27.0 28.0 29.3 27.3 27.3 28.9 27.3 27.3 26.7 28.9 29.0

FK C15-MAJU 26.0 26.7 27.9 28.0 26.5 26.8 30.2 26.7 27.9 26.9 27.2 27.5

FK C14 26.0 27.1 26.4 26.0 27.0 27.0 26.8 27.0 25.0 27.2 27.8 26.5

FK C14-MAJU 26.5 27.0 27.0 25.3 26.7 26.5 31.2 24.9 27.5 27.2 26.8 25.1

FK C13 27.3 27.7 26.0 26.0 27.1 27.2 26.8 28.5 27.6 27.3 26.6 26.5

FK C12 27.0 27.1 28.4 25.0 27.3 27.0 32.2 29.4 27.3 27.2 26.8 25.1

FK C11 27.2 26.6 28.4 28.1 27.1 26.4 26.0 28.5 26.7 26.5 26.0 28.7

FK C10 27.2 27.2 26.4 27.0 27.2 27.2 33.2 27.5 27.5 27.3 26.0 27.1

FK C9 26.6 26.4 27.0 26.2 27.1 26.3 26.6 27.9 27.0 26.5 27.6 27.3

PEMBIMBING LAPANGAN

(KEPALA TAMBANG BAWAH TANAH)

CHANDRA., SH

Keterangan:

Td = Temperatur Kering

Tw = Temperatur Basah

Page 93: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

LAMPIRAN G

DOKUMENTASI PENELITIAN

LAMPIRAN F. PERHITUNGAN TEMPERATUR EFEKTIF

Page 94: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

Gambar 1 Pengukuran Lebar Terowongan

Di Kanopi

Gambar 2 Pengukuran Tinggi

Terowongan Di Kanopi

Gambar 3 Pengukuran Kecepatan Angin

Menggunakan Alat Anemometer Di Kanopi Gambar 4 Pengukuran Temperatur Udara

Menggunakan Alat Digital Sling Psikometer

Gambar 5 Pengukuran Lebar Bawah

Terowongan Front Kerja

Gambar 6 Pengukuran Lebar Atas

Terowongan Front Kerja

LAMPIRAN G. DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 95: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

Gambar 7 Pengukuran Kadar Gas

Menggunakan Alat Multigas Detector

Gambar 8 Pengukuran Temperatur Udara Dan

Kelembaban Menggunakan Alat Digital Sling

Psycometer Pada Front Kerja

Gambar 9 Pengukuran Kecepatan Angin

Pada Front Kerja

Gambar 10 Ventilasi Hisap

Gambar 11 Pemasangan Ventilasi Hisap Gambar 12 Ventilasi Hisap Di Operasikan

Page 96: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

Gambar 13 Robeknya Duct/Host Gambar 14 Lokasi Tambang BMK35

Gambar 15 Mesin Fan/Blower Hembus Gambar 16 Lampu Penerangan Dalam

Lubang Tambang

Page 97: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

Spesifikasi Mesin Angin (Blower) hembus

Portable Propeller Ventilator SHT-35

Size : 350 mm (14”)

Voltage : 220/240V

Watts : 750 W

Air delivery : 82 m3/menit

Frequency : 50 Hz

Speed : 2800 r/min

Wind Pressure : 598 Pa

Spesifikasi Mesin Angin (Blower) hisap

Power : 5500 Watt

Phase : 80 Volt

Size : 800 mm

Speed : 1400 RPM Motor

Capacity : 27000 m3/Jam

Pressure : 500 Pascal

LAMPIRAN H. SPESIFIKASI ALAT BLOWER

Page 98: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Siti Arlida Ferliana

NPM : 1410024427143

Program Studi : Teknik Pertambangan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul :

“Analisis Temperatur Efektif dan Kelembaban Relatif Pada Lubang

Tambang Bawah Tanah BMK 35 CV. Bara Mitra Kencana Sawahlunto.”

Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari

Skripsi orang lain. Apabila kemudian dari pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan

gelar kesarjanaanya).

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Padang, Juli 2018

Pembuat Pernyataan,

Siti Arlida Ferliana

NPM: 1410024427143

P

Page 99: ANALISIS TEMPERATUR EFEKTIF DAN KELEMBABAN …

BIODATA WISUDAWAN/TI

No. Urut :

Nama : Siti Arlida Ferliana

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ Tgl Lahir : Timpeh, 22 September 1996

Nomor Pokok

Mahasiswa : 1410024427143

Program Studi : Teknik Pertambangan

Tanggal Lulus : 9 Juli 2018

IPK : 3.78

Predikat Lulus : Dengan Pujian

Judul Skripsi :

Analisis Temperatur Efektif dan

Kelembaban Relatif Pada Lubang

Tambang Bawah Tanah BMK 35

CV. Bara Mitra Kencana

Sawahlunto.

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Murad MS, MT

2. Jevie Carter Eka Putra, ST.,MT

Asal SMTA : SMA Negeri 1 Sitiung

Nama Orang Tua : Ayah : Abdul Latif

Ibu : Sumiati

Alamat/FB :

Jorong Marga Makmur, Nagari

Taratak Tinggi, Kecamatan

Timpeh, Kabupaten Dharmasraya,

Sumatera Barat

Telp/HP/WA : 081266407642