Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

146
i ANALISIS SWOT MANAJEMEN KELEMBAGAAN PONDOK PESANTREN BUSTANUTH THOLIBIN DESA TEGARON KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh : MUHAMAD KHOIRUL ANAM 111 09 079 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014

description

bagaimana mengaplikasikan teori SWOT pada realitas

Transcript of Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Page 1: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

i

ANALISIS SWOT

MANAJEMEN KELEMBAGAAN

PONDOK PESANTREN BUSTANUTH THOLIBIN

DESA TEGARON KECAMATAN BANYUBIRU

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

MUHAMAD KHOIRUL ANAM

111 09 079

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2014

Page 2: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

ii

Page 3: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

iii

Page 4: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

iv

Page 5: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

v

MOTTO

Mulailah HAL BAIK DENGAN segera

karena jika engkau berhasil

kau akan bahagia dan jika kau gagal

kau akan belajar dari kegagalan itu

(M. Khoirul Anam)

Page 6: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karyaku ini untuk :

Ayahanda M. Yunus dan ibunda Mukasonah

Karena dengan bimbingan, kasih sayang dan doa restu keduanyalah aku mampu

melangkah ke depan dengan penuh optimis untuk meraih cita-citaku

yang menjaga dan selalu mendoakanku

Kakak pertamaku Nur Kaifitus Sholikhah sekeluarga yang banyak memberikan

dukungan baik materi maupun non materi

Kakak ke duaku Mustamiroh sekeluarga terimakasih atas motivasi dan

bantuannya

Kh. Bahrodin Latif Dan Siti Sholikhah sekeluarga yang sudah memberikan izin

melakukan penelitian di pondok pesantren Bustanuth Tholibin

Kepada Ustadz Muhammad Asbihan sekeluarga yang banyak membantu dalam

penyelesaian SKRIPSI ini

Temen-teman aku seperjuangan yang selalu memberi semangat khususnya PAI C

angaktan 2009

Seseorang yang juga selalu memberikan motivasi dan mendoakan aku meski

belum ada di sampingku Lilik Muafa binti Muhammad Nur Abidin

Page 7: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

vii

KATA PEGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam penulis haturkan

kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya

kejalan kebenaran dan keadilan

Sebuah kewajiban yang tidak dapat ditawar dalam melengkapi persyaratan

guna memperoleh gelar sarjana pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN) Salatiga Jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama Islam (PAI),maka dengan

segala daya dan upaya penulis meneyelesaikan karya imliah dalam bentuk skripsi

dengan judul “ANALISIS SWOT MANAJEMEN KELEMBAGAAN

PONDOK PESANTREN BUSTANUTH THOLIBIN DESA TEGARON

KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN

2012/2013”

Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan terima

kasih setulusnya kepada:

1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

2. Pembantu Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

3. Pembimbing skripsi, Drs. Abdul Syukur, M.Si, yang telah membimbing saya

dengan penuh kesabaran.

4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah

memberikan bekal ilmu dan pelayanan sehingga studi ini selesai.

5. Kepada pengasuh Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin dan keluarga, Semua

dewan asatidz, seluruh santri Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin dan

Page 8: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

viii

Sekretraris Desa Tegaron, yang telah memberi ijin dan memberikan

informasi dalam penelitian ini.

6. Segenap keluarga besar, teman sahabat-sahabat terbaik yang menyertai dan

mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini

Terimakasih atas semua yang kalian berikan, semoga apa yang pernah

penulis dapatkan dari kalian menjadi manfaat dan barokah bagi kita semua

amin.

Dengan segenap kesadaran, penulis mengakui bahwa masih terdapat

kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Besar harapan penulis atas segala

respon, saran kritik dari pembaca yang budiman. Semoga karya ini dapat

bermanfaat bagi siapa saja yang mau mengambil manfaat darinya amin.

Salatiga, 2 Maret 2014

Penulis

Page 9: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

ix

ABSTRAK

Anam, Khoirul M. 2013. Analisis SWOT Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Bustanut Tholibin Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang

Tahun 2012/2013. Skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama

Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Pembimbing:

Drs. Abdul Syukur, M. Si

Kata Kunci: Analisis SWOT

Pondok pesantren mempunyai peranan yang besar dalam dunia pendidikan,

terutama dalam pendidikan Islam. Untuk mencetak generasi penerus yang cerdas dan

berahklaq mulia untuk mencapai semua itu maka perlu adanya manajemen pendidikan di

pondok pesantren tersebut, seperti pondok pesantren Bustanuth Tholibin Desa Tegaron.

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui bagaimana manajemen pendidikan

pesantren di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin Tahun 2012/2013. Pertanyaan utama

yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Apa Strength (kekuatan)

kelembagaan Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin? (2) Apa Weakness

(kelemahan/kekurangan) kelembagaan Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin? (3)Apa

Opportunity (peluang) untuk kemajuan kelembagaan Pondok Pesantren Bustanuth

Tholibin? (4) Apa Threat (ancaman) bagi kelembagaan Pondok Pesantren Bustanuth

Tholibin?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif yang menghasilkan data-data yang diperoleh dari objek penelitian

dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, yang kemudian dilakukan

analisis dengan cara mendeskripsikan data dari informan, mereduksi data sesuai

kebutuhan penelitian, kemudian dianalisis oleh penulis, dan disimpulkan untuk menjawab

penelitian.

Temuan penelitian ini bahwa sistem pendidikan yang dilaksanakan di pondok

pesantren Bustanuth Tholibin yaitu dengan sistem salafiyah, manajemen yang

dilaksanakan di pondok pesantren Bustanuth Tholibin meliputi, manajemen personalia,

manajemen peserta didik, manajemen sarana dan prasarana, manajemen hubungan

masyarakat, Dalam pelaksanaannya ditemui sejumlah kekuatan untuk kemajuan pondok

pesantren tersebut antara lain penggunaan metode salafiyah yang sebagian besar pondok

pesantren sekarang menggunakan metode campuran (salafiyah dan modern), kemandirian

santri, hubungan antara pengasuh, pengurus dan santri yang terjaga dengan baik, sarana

yang memadai dan tersedianya kejar pakt C, sedangkan kelemahan dari pondok pesantren

ini antara lain kurang tenaga pengajar, kurang mampu dalam pengoprasian elektronik,

belum tertatanya manajemen dengan baik, semangat santri yang kadang menurun oleh

kelelahan, tidak adanya honor bagi para ustadz dan tanpa adanya standarisasi bagi ustadz

yang hendak mengajar di pondok tersebut, peluang bagi pondok Bustanuth Tholibin

antara lain masyarakat yang berpotensi menjadi pengajar pondok, sumber daya alam yang

melimpah, untuk ancaman bagi pondok sendiri tidak adanya minat masyarakat untuk

menjadi pengajar di pondok, kurang terawatnya peralatan persewaan dan adanya pesaing

tempat persewaan yang bisa mengurangi pendapatan bagi pondok pesantren.

Page 10: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................... iv

MOTTO ......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Fokus Penelitian ............................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 6

E. Penegasan Istilah ........................................................................... 7

F. Metode Penelitian .......................................................................... 8

G. Sistematika Penulisan ................................................................... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) . 15

1. Pengertian ............................................................................... 16

2. Faktor-faktor Kekuatan ........................................................... 16

3. Faktor-faktor Kelemahan ......................................................... 17

4. Faktor-faktor Peluang............... ................................................ 18

5. Faktor-faktor Ancaman ........................................................... 19

Page 11: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

xi

B. Manajemen Kelembagaan Pendidikan Pondok Pesantren ............. 20

1. Pengertian Manajemen Kelembagaan Pendidikan Pondok ..... 20

2. Pengertian Pondok Pesantren .................................................. 27

3. Elemen-elemen Pondok Pesantren............... ............................ 28

4. Macam-macam Pondok Pesantren .......................................... 33

BAB III PAPARAN DATA

A. Sejarah berdirinya pondok pesantren Bustanuth Tholibin ........... 35

B. Letak geografis pondok pesantren Bustanut Tholibin ................... 36

C. Pengelolaan pondok pesantren Bustanuth Tholibin ...................... 36

1. Profil pondok pesantren Bustanuth Tholibin .......................... 36

2. Visi dan Misi Bustanuth Tholibin ............................................ 37

3. Pengurus Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin .................... 37

4. Sumber Dana Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin ............. 38

5. Daftar Santri Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin ............... 38

6. Struktur Organisasi .................................................................. 40

7. Tata Tertib Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin .................. 41

8. Data Informan .......................................................................... 43

9. Manajemen Personalia ............................................................ 46

10. Manajemen Peserta Didik......................................................... 48

11. Manajemen Sarana dan Prasarana ........................................... 49

12. Manajemen Hubungan Masyarakat ......................................... 49

D. Kurikulum dan Pengajaran Bustanuth Tholibin ............................ 50

1. Jadwal Pelajaran Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin ........ 54

2. Jadwal Kegiatan Harian, Mingguan dan Bulanan .................. 70

3. Kegiatan Pendidikan ................................................................ 72

4. Evaluasi Pembelajaran ............................................................. 73

E. Latar Belakang Snatri Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin ....... 74

Page 12: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Faktor-faktor Kekuatan Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin Tahun

2013 ................................................................................................ 77

B. Faktor-faktor Kelemahan Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin Tahun

2013 ................................................................................................ 80

C. Faktor-faktor Peluang Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin Tahun

2013 ................................................................................................ 83

D. Faktor-faktor Ancaman Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin Tahun

2013 ................................................................................................ 84

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 86

B. Saran ............................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I .................................................................................................. 36

Tabel II .................................................................................................. 37

Tabel III .................................................................................................. 38

Tabel IV .................................................................................................. 39

Tabel V .................................................................................................. 40

Tabel VI …..... ......................................................................................... 46

Tabel VII … .............................................................................................. 54

Tabel VIII .................................................................................................. 70

Page 14: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia

sudah menjadi suatu kenyataan. Lembaga pendidikan pondok pesantren juga

menjadi satu-satunya lembaga pendidikan non formal yang jasanya tidak

diragukan lagi di tengah-tengah masyarakat, khususnya di bidang keagamaan.

Pendidikan pondok pesantren yaitu pendidikan Islam yang diselenggarakan

secara tradisional, bertolak dari pengajaran Qur’an dan hadis dan merancang

segenap pendidikannya untuk mengajarkan kepada para siswa Islam sebagai

cara hidup atau way of life (Yasmadi, 2002:59). Bagi sebagian besar umat

Islam di Indonesia berpendapat bahwa pondok pesantren ini menjadi wahana

dan sarana bagi mereka dalam menuntut ilmu agama, sehingga mereka

meyakini dengan masuk di pondok pesantren mereka akan mendapatkan

pengetahuan-pengetahuan keagamaan yang tidak mereka dapatkan pada

pendidikan formal. Jika ada lembaga pendidikan Islam yang sekaligus juga

memainkan peran sebagai lembaga bimbingan keagamaan, keilmuan,

kepelatihan, pengembangan masyarakat, dan sekaligus menjadi simpul

budaya, maka itulah pondok pesantren (Nafi’ dkk, 2007:11).

Firman Allah Surat taubah ayat 122 yang berbunyi :

Page 15: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

2

Artinya :“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan

perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka

beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang

agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka

Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.

(QS. At-Taubah:122)

Sesuai dengan firman diatas, maka pondok pesantren menjadi salah

satu tempat untuk memperdalam ilmu agama, keteraturan pendidikan di

dalamnya terbentuk karena pengajian yang bahannya diatur sesuai urutan

penjenjangan kitab (Nafi’ dkk, 2007:12).

Pada perkembangannya pertumbuhan pondok pesantren di Indonesia

dirasakan begitu pesat, hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya bangunan-

bangunan pondok pesantren yang ada di setiap daerah, bahkan kadang dalam

satu desa terdapat 2 atau lebih pondok pesantren. Pertumbuhan jumlah pondok

pesantren yang begitu pesat ini kadang tidak diimbangi dengan minat para

warga/orang tua untuk memasukkan anak mereka di pondok pesantren.

Di zaman modern seperti saat ini, pondok pesantren terbagi menjadi

dua yaitu pondok pesantren salafiyah/tradisional dan pondok pesantren

modern. Pondok pesantren salafiyah biasanya memberikan materi-materi

tentang kitab-kitab kuning, khafidz (hafalan Alqur’an), dan kitab-kitab masa

lalu. Kalau pondok pesantren modern biasanya selain mengajarkan kitab-kitab

kuning juga memberikan pelajaran tentang teknologi dan infomasi yang

disesuaikan dengan perkembangan zaman. Dengan klasifikasi tersebut

warga/masyarakat diberikan kebebasan dalam memilih pondok pesantren yang

seperti apa yang mereka minati.

Page 16: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

3

Pondok pesantren yang sudah memiliki “nama” atau sudah dikenal

oleh masyarakat karena memiliki banyak prestasi diantaranya pondok

pesantren yang memiliki program unggulan dan sering menjuarai kompetisi

program tersebut ataupun pondok pesantren yang memiliki alumni berprestasi

ketika mereka terjun kemasyarakat akan lebih menarik para orang tua untuk

memasukkan putra-putrinya ke pondok pesantren tersebut. Berbeda dengan

pondok pesantren yang hanya monoton dalam penyajian materi pembelajaran

tentunya sangat berdampak pada daya tarik orang tua dalam memasukkan

anaknya ke pondok pesantren tersebut. Faktor lingkungan tempat tinggal juga

begitu mempengaruhi ketertarikan orang tua dalam memasukkan anaknya

pada pondok pesantren, lingkungan yang sebagian besar warganya

memasukkan anak mereka di pondok pesantren akan berdampak banyaknya

anak yang ikut masuk di pondok pesantren berbeda dengan lingkungan yang

sebagian kecil anak-anaknya masuk pesantren juga akan berdampak sedikitnya

anak yang berminat belajar di pondok pesantren.

Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang menjadi

salah satu desa yang memiliki dua pondok pesantren, yaitu Pondok Pesantren

Bustanuth Tholibin dan Pondok Pesantren Sabilul Huda. Kedua pondok

tersebut letaknya berdekatan, masih berada pada satu Dusun. Pada awal

berdirinya kedua pondok tersebut memiliki begitu banyak santri baik putra

maupun putri bahkan sampai bangunan pondok tersebut tidak dapat

menampung mereka sehingga ada sebagian yang tidur di “ndalem” (rumah

pengasuh pondok pesantren). Sebagian besar dari santri tersebut berasal dari

Page 17: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

4

luar wilayah desa Tegaron. Hal ini yang membuat prihatin penulis yang

tinggal di wilayah Tegaron karena kurang minatnya warga sekitar pondok

pesantren untuk memasukkan putra putrinya pada kedua pondok tersebut.

Warga desa Tegaron kurang lebih berjumlah 5.000 (tahun 2013) orang

dengan persentase sekitar 40% adalah warga usia sekolah. Akan tetapi hanya

sebagian kecil dari anak-anak tersebut yang menempuh belajar di pondok

pesantren itupun mereka tempuh pada pondok pesantren yang ada di luar

wilayah Tegaron.

Salah satu penyebab kurang minatnya masyarakat sekitar untuk

memasukkan anaknya di pondok adalah sistem manajemen kelembagaan

pondok pesantren yang masih lemah. Sistem manajemen kelembagaan tersebut

diantaranya adalah masih belum berjalannya struktur organisasi yang ada, hal

ini dapat kita lihat dengan berbagai kegiatan yang berjalan di pondok

pesantren tersebut masih menunjukkan ketidak aturan dan masih bergantung

pada salah satu ustadz/kyai. Selain struktur organisasi yang belum berjalan

dengan semestinya struktur kurikulum dan pengolahan keuangan yang belum

berjalan dengan baik, menjadi anggapan sebagian masyarakat bahwa sistem

kelembagaan pondok pesantren tidak sesuai dengan perkembangan zaman.

Meskipun lembaga pondok pesantren Bustanuth Tholibin telah

menyelenggarakan kejar paket C yang setara dengan SMA.

Sistem kelembagaan pondok pesantren Bustanut Tholibin pada zaman

modern sekarang ini masih ada yang menggunakan sistem kelembagaan

salafiyah yang dalam pelaksanaan pendidikan hanya memberikan pendidikan

Page 18: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

5

agama dan tidak ada dukungan pendidikan formal. Biasanya pondok pesantren

yang semacam ini kurang diminati masyarakat karena masyarakat yang hidup

pada zaman modern ini lebih berpikir bahwa pendidikan formal (sekolah)

lebih penting dibandingkan pendidikan yang hanya di pondok pesantren saja.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian penulis akan terfokus

pada hal yang berkaitan dengan sistem manajemen kelembagaan Pondok

Pesantren Bustanuth Tholibin Desa Tegaron, Kecamatan Banyubiru,

Kabupaten Semarang. Bagaimanakah sistem manajemen kelembagaan pondok

pesantren Bustanuth Tholibin yang dijalankan selama ini, dan bagaimana

pengaruhnya terhadap minat warga sekitar untuk belajar pada pondok tersebut.

B. Fokus Penelitian

Dengan latar belakang di atas dari penulis menyimpulkan fokus

penelitiannya yaitu:

1. Apa Strength (kekuatan) kelembagaan Pondok Pesantren Bustanuth

Tholibin?

2. Apa Weakness (kelemahan/kekurangan) kelembagaan Pondok Pesantren

Bustanuth Tholibin?

3. Apa Opportunity (peluang) untuk kemajuan kelembagaan Pondok

Pesantren Bustanuth Tholibin?

4. Apa Threat (ancaman) bagi kelembagaan Pondok Pesantren Bustanuth

Tholibin?

Page 19: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

6

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi Strength (kekuatan)

kelembagaan Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin.

2. Untuk mengetahui Weakness (kelemahan) kelembagaan Pondok Pesantren

Bustanuth Tholibin.

3. Untuk mengetahui Opportunity (peluang) kelembagaan Pondok Pesantren

Bustanuth Tholibin.

4. Untuk mengetahui Threat (ancaman) kelembagaan Pondok Pesantren

Bustanuth Tholibin selama ini.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diperoleh dalam penelitian adalah :

1. Secara Teoritis

a. Bagi pondok pesantren yang menjadi fokus perhatian hasil studi ini

diharapkan bermanfaat sebagai bahan dokumentasi historis dan bahan

pertimbangan untuk mengambil langkah-langkah guna meningkatkan

kualitas pengasuhan dan pendidikan santri, mengingat sejauh ini jarang

sekali ada studi yang khusus membicarakan pesantren tentang

manajemen kelembagaan.

b. Bagi kalangan akademisi, khususnya yang berkecimpung dalam dunia

pendidikan Islam, hasil studi ini diharapkan bermanfaat paling tidak

sebagai tambahan informasi untuk memperluas wawasan guna sama-

sama memikirkan masa depan pondok pesantren di negara ini pada

khususnya dan masa depan pendidikan Islam pada umumnya.

Page 20: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

7

2. Secara Praktis

a. Memberikan wacana baru bagi pengasuh dan pengurus pondok

pesantren mengenai analisis SWOT dalam manajemen kelembagaan

pondok pesantren.

b. Meningkatkan pengetahuan bagi penulis dan pembaca.

E. Penegasan Istilah

Untuk dapat mengambil suatu pengertian yang jelas dan terhindar dari

kesalah pahaman dalam memahami judul skripsi diatas yaitu: ANALISIS

SWOT (Strengh, Weaknesses, Opportunities, Threats) MANAJEMEN

KELEMBAGAAN PONDOK PESANTREN BUSTANUTH THOLIBIN

DESA TEGARON KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 2012/2013, maka penulis perlu menjelaskan maksud

dan arti dari berbagai istilah yang ada pada judul tersebut.

1. Analisis SWOT (Strengh, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Analisis adalah kata benda yang berarti proses pencarian jalan

keluar (pemecahan masalah) yang berangkat dari dugaan kebenarannya;

penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang

sebenarnya; penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu untuk

mengetahui zat-zat yang menjadi bagiannya; penguraian suatu pokok atas

berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan

antar bagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat dan pemahaman

makna keseluruhan (Fajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia:58).

Sedangkan SWOT yang merupakan singkatan dari Strengh (kekuatan),

Page 21: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

8

Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats

(ancaman) adalah salah satu instrumen analisis yang andal dalam usaha

mengembagkan lembaga pendidikan (Baharuddin & Makin, 2010:40).

2. Manajemen Kelembagaan

Kata manajemen secara etimologis berarti mengelola, memeriksa atau

mengawasi dan mengurus (Baharuddin & Makin, 2010:48). Lembaga

Pendidikan Islam adalah suatu wadah atau organisasi yang

meyelenggarakan kegiatan pendidikan berdasarkan nilai-nilai ajaran

Islam (Baharuddin & Makin 2010:54).

3. Pondok Pesantren

Pondok Pesantren adalah lembaga keagamaan, yang memberikan

pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu

agama Islam (Nasir, 2005:80).

Dari beberapa istilah diatas, dapat diambil pengertian bahwa yang

dimaksudkan oleh judul skripsi ini adalah suatu penelitian lapangan analisis

tentang sistem manajemen kelembagaan secara menyeluruh di pondok

pesantren Bustanuth Tholibin Tegaron, Kecamatan Banyubiru Kabupaten

Semarang Tahun 2012/2013.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode

penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang

Page 22: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

9

alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnografi, karena

pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang

antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang

terkumpul dan analisisnya bersifat kualitatif (Sugiyono, 2009:8).

Penggunaan metode ini karena untuk memahami interaksi sosial

yang kompleks hanya dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian

dengan metode kualitatif dengan cara ikut berperan serta dan wawancara

mendalam, agar ditemukan pola-pola hubungan yang jelas (Sugiyono,

2009:24).

2. Lokasi dan Informan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di pondok pesantren Bustanuth Tholibin

Dusun Krajan I, Desa Tegaron, Kecamatan Banyubiru Kabupaten

Semarang Tahun 2012/2013. Informan yang dilibatkan dalam penelitian

ini adalah pengasuh, pengurus, santri dan tokoh masyarkat.

Data mengenai sejarah (riwayat) pesantren baik tahun berdiri,

masa keemasan maupun masa kemunduran bersumber dari pengasuh,

sementara data mengenai kurikulum dan hal-hal yang terkait dengan

pelaksanaan manajemen kelembagaan akan diperoleh dari pengurus.

Pengalaman-pengalaman santri selama mengikuti kegiatan belajar

mengajar di pondok pesantren akan melengkapi data yang dibutuhkan.

3. Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan sumber datanya, maka prosedur dalam

pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

Page 23: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

10

a. Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokument artinya barang tertulis.

Di dalam metode dokumentasi penelitian melihat, membaca dan

menyelidiki benda-benda tertulis seperti, majalah, dokumen, peraturan,

notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Hadi, 1981:145). Hal ini

penulis lakukan untuk mendapatkan data-data tertulis dan

terdokumentasikan dalam bentuk cetak dan gambar yang relevan

dengan topik penelitian. menggunakan dokumen sebagai sumber data

meliputi rekaman dalam bentuk tulisan maupun gambar (Daimon,

2008:343). Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data-data

yang berupa lokasi, jadwal pelajaran, tata tertib pondok pesantren dan

kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren Bustanuth Tholibin.

b. Metode Observasi Participant

Metode observasi adalah penyelidikan yang dijalankan secara

sistematik dan sengaja dilakukan dengan menggunakan alat indera

terhadap kejadian dan langsung ditangkap pada waktu kejadian

(Walgito, 1995:49). Observasi yang diamati penulis adalah manajemen

kelembagaan pondok pesantren dengan cara mengikuti proses belajar

mengajar, rapat-rapat yang diselenggarakan oleh pengurus dan santri

pondok pesantren Bustanuth Tholibin, untuk mendapatkan data yang

berupa hasil musyawarah tersebut seperti kurikulum yang akan dipakai

dan pergantian kepengurusan, jadwal piket dan pergantian ketua kamar

dan kelas.

Page 24: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

11

c. Metode Wawancara Mendalam (In Dept Interview)

Interview sering disebut wawancara, kuesioner lisan yang

merupakan sebuah dialog yang dilaksanakan oleh pewancara untuk

memperoleh informasi dari wawancara (Walgito, 1995:149). Dalam

metode ini penulis melakukan wawancara dengan pihak terkait antara

lain pengasuh, pengurus, santri, alumni dan tokoh masyarakat untuk

mengumpulkan data tentang kurikulum, kepengurusan, pembiayaan,

latar belakang santri dan mata pencaharian wali santri pondok pesantren

Bustanuth Tholibin.

4. Analisis Data

a. Analisis Domain

Analisis domain biasanya dilakukan untuk memperoleh

gambaran/pengertian yang bersifat umum dan relatif menyeluruh

tentang apa yang tercakup disuatu fokus/pokok permasalahan yang

tengah diteliti (Faisal, 1990:91). Penulis mendapat petunjuk dari

analisis data tentang manajeman kelembagaan baik yang berhubungan

dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (Strengh,

Weaknesses, Opportunities, Threats) atau disingkat SWOT pada

pondok pesantren Bustanuth Tholibin desa Tegaron Kecamatan

Banyubiru Kabupaten Semarang pada tahun 2012/2013.

b. Analisis Taksonom

Pada analisis ini fokus penelitian ditetapkan terbatas pada

domain tertentu yang sangat berguna dalam upaya mendeskripsikan

Page 25: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

12

atau penjelasan fenomena/fokus yang menjadikan sasaran semula

penelitian (Faisal, 1990:91). Dalam hal ini, apa saja yang berhubungan

dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada kelembagaan

pondok pesantren Bustanuth Tholibin desa Tegaron Kecamatan

Banyubiru Kabupaten Semarang pada tahun 2012/2013.

c. Analisis Komponensial

Untuk analisis komponensial ini sendiri peneliti

mengorganisasikan "kesamaan elemen" melainkan kontras elemen

dalam domain yang diperoleh melalui observasi atau wawancara

terseleksi (Faisal. 1990:102). Yang dilakukan peneliti dengan pengasuh,

pengurus, santri dan tokoh masyarakat.

5. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk validitas data yang dikumpulkan oleh peneliti benar-

benar dapat dipertanggung jawabkan terhadap para pembaca, dengan

menggunakan teknik antara lain:

a. Triangulasi data yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari beberapa

sumber data yang berbeda.

b. Diskusi dengan teman sejawat.

G. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini peneliti bermaksud untuk membahas tentang Analisis

SWOT Manajemen Kelembagaan di pondok pesantren Bustanuth Tolibin.

Oleh karena itu, untuk mempermudah pembaca mengikuti pembahasan skripsi

ini, peneliti menyusun sistematika pembahasannya sebagai berikut:

Page 26: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

13

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah,

fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

penegasan istilah, metode penelitian yang meliputi pendekatan

penelitian,lokasi dan informan penelitian, metode pengumpulan

data, analisis data dan sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Pada bab kajian pustaka ini, dikupas berbagai pembahasan teori

yang menjadi landasan teoritik penelitian yang meliputi

pengertian analisis swot, faktor-faktor kekuatan, faktor-faktor

kelemahan, faktor-faktor peluang, faktor-faktor ancaman,

pengertian manajemen kelembagaan pendidikan pondok

pesantren, manajemen kurikulum dan pembelajaran anatara lain,

manajemen personalia, manajemen peserta didik, manajemen

administrasi madrasah, manajemen sarana dan prasarana,

manajemen keuangan, manajemen hubungan masyarakat ,

pengertian pondok pesantren, elemen-elemen pondok pesantren

dan macam-macam pondok pesantren.

BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Paparan data dan hasil temuan yang berupa sejarah berdiri, letak

geografis, pengelolaan pondok pesantren yang berisi tentang

profil, visi dan misi, pengurus, sumber dana, daftar santri,

struktur, tata tertib, informan, manajemen personalia,manajemen

Page 27: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

14

peserta didik, Manajemen sarana dan prasarana, kurikulum dan

pengajaran yang berisikan jadwal pelajaran, jadwal kegiatan hari,

minggu dan bulanan, kegitana pendidikan, evaluasi pembelajaran

dan latar belakang santri pondok pesantren Bustanuth Tholibin.

BAB IV : ANALISIS/HASIL PENELITIAN

Pada bab analisis, akan dilakukan analisis terhadap data yang

terkumpul, dengan pentahapan, menyimpulkan landasan teori,

mendiskripsikan hasil wawancara tentang apasaja yang menjadi

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pondok pesantren

Bustanuth Tholibin.

BAB V : PENUTUP

Mengakhiri penulisan skripsi pada bab ke lima menguraikan

mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian saran yang

berhubungan dengan pihak-pihak terkait dari subjek penelitian.

Bagian akhir dari skripsi ini berisi lampiran-lampiran.

Page 28: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Analisis SWOT (Strengh, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Lembaga pendidikan merupakan sebuah organisasi, dimana dalam

setiap organisasi perlu diadakan perubahan. Perubahan yang terjadi dalam

lembaga pendidikan merupakan reaksi terhadap perubahan lingkungan sekitar,

baik secara langsung maupun tidak. Melakukan perubahan yang efektif atau

strategi pengembangan semacam ini, bukan saja merupakan keharusan demi

kelangsungan organisasi, melainkan juga merupakan tantangan yang perlu

diantisipasi agar organisasi bisa tetap eksis, bertahan hidup serta mampu

bersaing dengan organisasi lain. Firman Allah dalam Al Qur’an yang

menjelaskan tentang luasnya pengetahuan.

Artinya: katakanlah sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-

kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis

(ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan

tambahan sebanyak itu (pula)" (QS. Kahfi: 109)

Untuk mencapai kemajuan tentunya perlu adanya perubahan yang

bersamaan sesuai dengan kebutuhan. Minimal ada tiga sumber yang

mendorong sebuah organisasi dalam melakukan sebuah perubahan, yaitu

kekuatan internal, kekuatan eksternal, dan kekuatan pemimpin atau manajer

(Baharuddin & Makin 2010:36).

Page 29: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

16

1. Pengertian

Analisis adalah kata benda yang berarti proses pencarian jalan

keluar (pemecahan masalah) yang berangkat dari dugaan kebenarannya;

penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang

sebenarnya; penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu untuk

mengetahui zat-zat yang menjadi bagiannya; penguraian suatu pokok atas

berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan

antar bagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat dan pemahaman

makna keseluruhan (Fajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia:58).

SWOT yang merupakan singkatan dari Strengh (kekuatan), Weaknesses

(kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) adalah

salah satu instrumen analisis yang andal dalam usaha mengembagkan

lembaga pendidikan (Bahruddin & Makin, 2010:40).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan analisis SWOT adalah pencarian jalan keluar dari dugaan

kebenaran yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman suatu lembaga.

2. Faktor-faktor Kekuatan

Faktor-faktor kekuatan dalam sebuah lembaga pendidikan adalah

kompetensi khusus, yang berakibat pada pemilikan keunggulan

komparatif lembaga pendidikan tersebut. Dikatakan demikian karena

satuan pendidikan memiliki sumber keterampilan, produk andalan dan

Page 30: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

17

sebagainya yang membuatnya lebih unggul dari para pesaingnya dalam

memuaskan pelanggan (peserta didik dan orang tua).

Sebagai contoh bidang keunggulan, antara lain kekuatan pada

sumber keuangan, citra yang positif, keunggulan kedudukan di

masyarakat, loyalitas pengguna dan kepercayaan berbagai pihak yang

berkepentingan. Sedangkan kekuatan lembaga pendidikan Islam di era

otonomi pendidikan, antara lain sumber daya manusia yang secara

kuantitatif besar, hanya saja perlu pembenahan dari segi kualitas. Selain

itu, atusiasme pelaksanaan pendidikan Islam sangat tinggi, yang didukung

dengan sarana prasarana pendidikan cukup memadai. Hal lain dari faktor

keunggulan

Lembaga pendidikan Islam adalah, kebutuhan masyarakat terhadap

yang transendental sangat tinggi, dan itu sangat mungkin diharapkan dari

proses pendidikan di lembaga pendidikan Islam (Baharuddin & Makin,

2010:41).

3. Faktor-faktor Kelemahan

Dalam praktiknya, berbagai keterbatasan dan kekurangmampuan

bila terlihat pada sarana prasarana yang dimiliki pendidikan Islam. Selain

itu, kemampuan manajerial kepala madrasah yang rendah, serta

keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar menjadi

penghambat dari kemajuan lembaga pendidikan Islam. Produk (out put)

yang dihasilkan dari lembaga pendidikan Islam pun kurang diminati oleh

Page 31: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

18

baik oleh pelanggan maupun masyarakat luas (Baharuddin & Makin,

2010:41).

Untuk itu, beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi

oleh para pengelola pendidikan Islam, antara lain: (1) lemahnya SDM

lembaga pendidikan Islam, (2) sarana dan prasarana pendidikan yang

masih sebatas pada sarana wajib saja, (3) lembaga pendidikan Islam

swasta umumnya kurang bisa menangkap peluang, sehingga mereka

hanya merasa puas dengan keadaan yang mereka hadapi sekarang ini, (4)

out-put lembaga pendidikan Islam belum sepenuhnya bersaing dengan

output lembaga pendidikan yang lain dan sebagainya (Baharuddin &

Makin, 2010:41).

4. Faktor-faktor Peluang

Peluang adalah sebagai situasi lingkungan eksternal yang

menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Situasi lingkungan

tersebut, misalnya: (1) kecenderungan penting yang terjadi di kalangan

peserta didik, (2) identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum

mendapat perhatian, (3) perubahan dalam keadaan persaingan, (4)

hubungan dengan para pengguna atau pelanggan, dan sebagainya.

Peluang pengembangan lembaga pendidikan Islam, antara lain

a) Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti sekarang

ini diperlukan peran serta pendidikan agama Islam yang lebih

dominan.

Page 32: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

19

b) Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung

konsumtif dan hedonis, membutuhkan penyejuk jiwa, sehingga

fenomena kajian-kajian agama berdimensi sufistik kian menjamur. Ini

menjadi salah satu peluang bagi pengembangan lembaga pendidikan

Islam di masa depan.

c) Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah

muslim, bahkan merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh

dunia. Ini merupakan peluang yang sangat strategis bagi pentingnya

manajemen pengembangan lembaga pendidikan Islam di masa

mendatang (Baharuddin & Makin, 2010:42).

5. Faktor-faktor Ancaman

Lembaga pendidikan pasti ada ancaman baik dari internal maupun

eksternal lembaga tersebut. Dari internal misalnya peserta didik,

pendidik, metode bahkan sampai pada administrasi lembaga, semua itu

bisa menjadi target ancaman suatu lembaga. Sedang dari eksternal

hubungan dengan masyarakat salah satunya.

Ancaman merupakan kebalikan dari peluang. Ancaman menjadi

faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu lembaga

pendidikan. Bila ancaman tidak diatasi, maka akan menjadi penghalang

bagi majunya lembaga pendidikan, baik untuk masa sekarang maupun

yang akan datang. Contoh ancaman, antara lain: minat peserta didik baru

(input) yang turun, meningkatnya angka kenakalan remaja,

Page 33: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

20

perkembangan dan perubahan teknologi yang belum dikuasai, dan lain-

lain (Baharuddin & Makin, 2010:42).

B. Manajemen Kelembagaan Pendidikan Pondok Pesantren

1. Pengertian Manajemen Kelembagaan Pendidikan Pondok Pesantren

Pesantren akan berubah, sedang memulai perubahan, dan telah

berubah. Dalam hal ini pesantren-pesantren yang sudah lama memahami

arti penting suatu perubahan, ia telah mengalami perubahan. Pesantren-

pesantren yang baru menyadari pentingnya arti perubahan, ia sedang

memulai perubahan. Sedangkan pesantren-pesantren yang masih mencoba

memahami arti penting perubahan, ia baru akan berubah. Dari mengisolasi

diri ke arah terbuka, dari keterbelakangan ke arah kemajuan, dan yang

terpenting, dari menerima takdir nasib pesantren yang pinggiran, ke upaya

membentuk takdir baru bagi dunia pesantren dan kiai. Sedangkan untuk

merubah suatu pesantren dibutuhkan sebuah manajemen kelembagaan

pendidikan yang baik. Lembaga pendidikan Islam seperti pesantren

merupakan suatu wadah atau organisasi yang menyelenggarakan kegiatan

pendidikan berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam, maka yang dimaksud

manajemen kelembagaan pendidikan pesantren adalah suatu upaya

sistematis dalam merencana, mengorganisasi, memimpin dan

mengendalikan lembaga pendidikan dengan segala aspeknya untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien agar seluruh komponen sistem

lembaga pendidikan pesantren berkembang kearah yang lebih baik, lebih

besar dan lebih sempurna (Baharuddin & Makin, 2010:54). Adapun hal-

Page 34: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

21

hal untuk mencapai lembaga pesantren yang lebih baik dan sempurna itu

dibutuhkan banyak hal meliputi: bidang pembelajaran/ketenagaan,

ketenagaan, administrasi, sarana prasarana, keuangan dan partisipasi

masyarakat.

Pondok adalah asrama bagi para santri yaitu sebuah asrama

pendidikan Islam tradisional dimana para siswa tinggal bersama dan

belajar dibawah bimbingan seorang atau lebih guru yang di kenal dengan

sebutan kyai (Ghofur, 2009: 9).

Pondok sebagai wadah pendidikan manusia seutuhnya sebagai

operasionalisasi pendidikan yakni mendidik dan mengajar. Mendidik

secara keluarga berlangsung di pondok sedangkan mengajarnya

berlangsung di kelas dan mushola. Hal inilah merupakan fase pembinaan

dan peningkatan kualitas manusia sehingga ia bisa tampil sebagai kader

masa depan, oleh karena itu pondok pesantren merupakan lembaga

pendidikan yang pertama mengembangkan lingkungan hidup dalam arti

kata pengembangan manusia dari segi mentalnya.

Selain sebagai tempat tinggal pondok/asrama merupakan tempat

belajar, bermasyarakat baik dengan sesama santri maupun masyarakat

sekitar serta tempat untuk menimba ilmu agama Islam sebanyak-

banyaknya sebagai bekal di masyarakat dan bekal di akhirat nanti.

a. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran

Kurikulum sering dimaknai sebagai seperangkat mata pelajaran

yang harus ditempuh oleh peserta didik untuk memperoleh ijazah.

Page 35: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

22

Pandangan demikian berimplikasi pada kegiatan pembelajaran di

sekolah/madrasah lebih mengacu kepada ketuntasan materi. Hal ini

menyebabkan output yang dihasilkan lebih menitik beratkan kepada

kemampuan kognitif peserta didik. Kegiatan belajar mengajar yang

diusung hanya berpusat pada guru, sehingga aspek-aspek lain sering

terabaikan (Baharuddin & Makin, 2010:55).

Dalam arti luas, kurikulum adalah segala upaya dan kegiatan

yang mempengaruhi proses belajar. Dengan demikian, setiap kegiatan

yang mempengaruhi proses pendidikan, baik langsung maupun tidak

langsung merupakan bagian dari kurikulum (Halim. A dkk, 2005:20).

Ruang lingkup studi tentang manajemen pengembangan

kurikulum menurut hamalik

1) Manajemen perencanaan dan pengembangan kurikulum; dalam

konteks ini dipelajari masalah perencanaan kurikulum, beberapa

faktor mendasar dan metodologi pengembangan kurikulum yang

akan dilaksanakan.

2) Manajemen pelaksanaan kurikulum; kegiatan ini erat kaitannya

dengan seberapa jauh keterlaksanaan kurikulum di sekolah atau

lembaga pendidikan dan latihan.

3) Supervisi pelaksanaan kurikulum; bidang ini erat kaitannya

dengan upaya pembinaan dan pengembangan kemampuan

personal sekolah/madrasah, yang mendapat tanggung jawab dalam

proses pelaksanaan kurikulum.

Page 36: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

23

4) Pemantauan dan penilaian kurikulum; bidang ini diperlukan dalam

kaitannya dengan peranan dan fungsinya dalam pengembangan,

pelaksanaan, supervisi dan perbaikan kurikulum.

5) Perbaikan kurikulum; perbaikan kurikulum perlu dilakukan dalam

upaya membina relevansi pendidikan dan peningkatan mutu

pendidikan sejalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat.

6) Desentralisasi pengembangan kurikulum; perlu ditelaah lebih

lanjut hal-hal yang berkaitan dengan desentralisasi pengelolaan

pendidikan oleh pemerintah daerah.

7) Masalah ketenagaan; masalah ketenagaan dalam pengembangan

kurikulum dan model kepemimpinan yang serasi pada konteks

masyarakat yang berkembang dewasa ini. (Baharuddin & Makin,

2010:59).

b. Manajemen Personalia

Dalam lembaga pendidikan, personalia (sumber daya manusia)

terlebih kepala sekolah/madrasahmemiliki peran vital. Sebagai puncak

pimpinan tertinggi dan penanggung jawab pelaksanaan otonomi

pendidikan di tingkat sekolah/madrasah, ia memiliki peran sentral

dalam pengelolaan personalia. Beberapa prisip dasar manajemen

personalia, yang harus dijadikan pedoman kepala sekolah/madrasah

adalah:

1) Dalam mengembangkan sekolah/madrasah, sumber daya manusia

adalah komponen paling berharga.

Page 37: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

24

2) Sumber daya manusia akan berperan secara optimal, jika dikelola

dengan baik, sehingga mendukung tercapainya tujuan institusi.

3) Kultur, dan suasana organisasi sekolah/madrasah, serta perilaku

manajerialnya sangat berpengaruh pada pencapaian tujuan

pengembangan sekolah/madrasah.

4) Manajemen personalia di sekolah/madrasah pada prinsipnya

mengupayakan agar setiap warga (guru, staf administrasi, peserta

didik, orang tua, dan stakeholders) dapat bekerja sama dan saling

mendukung untuk mencapai tujuan sekolah/madrasah.

Apabila beberapa prinsip dasar manajemen personalia ini telah

dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh kepala

sekolah/madrasah, maka besar harapan pencapaian tujuan

sekolah/madrasah tersebut akan lebih mudah tercapai (Baharuddin &

Makin, 2010:62).

c. Manajemen Peserta Didik

Peran peserta didik dalam sebuah lembaga sangat berpengaruh

terhadap kualitas lembaga tersebut, maka perlu adanya manajemen

yang sesuai untuk mencapai keberhasilan yang diinginkan.

Manajemen peserta didik merupakan salah satu bagian dari

manajemen pendidikan secara keseluruhan. Manajemen peserta didik

menepati posisi yang sangat penting, karena sentral layanan

pendidikan di sekolah adalah peserta didik. Semua kegiatan yang ada

di sekolah, diarahkan agar peserta didik mendapat layanan pendidikan

Page 38: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

25

yang baik dan tercipta suasana belajar yang kondusif. Pada tingkat

madrasah/sekolah, pemikiran manajemen ini diupayakan untuk

meningkatkan mutu secara individual peserta didik dan menguatkan

tingkat koordinasi antar sekolah/madrasah ke taraf yang lebih tinggi

(Baharuddin & Makin, 2010:68).

d. Manajemen Administrasi Madrasah

Admistrasi adalah usaha yang luas yang mencakup segala-

galanya untuk memimpin, mengusahakan, mengatur kegiatan

kerjasama manusia yang ditujukan pada tujuan atau maksud tertentu

(Baharuddin & Makin, 2010:74). Dari pengertian diatas dapat

disimpulkan bahwa peran utama pengendali dari administrasi

sekolah/madrasah adalah kepala sekolah/madrasah itu sendiri. Maka

sebagai kepala sekolah/madrasah dituntut untuk aktif dalam kegiatan

yang dilaksanakan di sekolah/madrasah yang di pimpinnya, baik yang

berhubungan dengan pelayanan peserta didik, hubungan dengan

masyarakat, rencana pengembangan gedung, pengelolaan keuangan,

kehadiran dan kedisiplinan peserta didik, pengadaan bahan ajar, serta

peningkatan pengajaran dan kurikulum.

e. Manajemen Sarana dan Prasarana

Untuk menyesuaikan dengan kemajuan zaman tentunya sarana

dan prasarana dalam sebuah lembaga sangat berpengeruh besar, untuk

kenyamanan, meningkatkan kualitas peserta didik dan mempermudah

pendidik sebagai sarana penyampaian materi. Manajemen sarana dan

Page 39: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

26

prasarana adalah suatu kegiatan bagaimana mengatur dan mengelola

sarana dan prasarana pendidikan secara efisien dan efektif dalam

rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Baharuddin & Makin,

2010:83). Diantara sarana dan prasarana adalah alat bantu pendidikan

yang akan mempermudah menyampaikan materi dan menerimanya,

alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik

dalam menyampaikan materi pendidikan pengajaran (Halim. A dkk,

2005:20).

f. Manajemen Keuangan

Dalam penyelenggaraan pendidikan di lembaga pendidikan

Islam, manajemen keuangan/pembiayaan merupakan potensi yang

sangat menentukan dan merupaksan bagian yang tak terpisahkan

dalam pembahasan manajemen pendidikan. Sedangkan yang

dimaksud dengan manajemen keuangan/pembiayaan suatu pengaturan

uang, yang meliputi penggalian sumber, pengalokasian pemanfaatan

dan pertanggungjawaban keuangan yang digunakan dalam

menyelenggarakan pendidikan, dalam upaya pencapaian tujuan

pendidikan di sekolah/madrasah (Baharuddin & Makin, 2010:87).

g. Manajemen Hubungan Masyarakat

Suatu lembaga tidak akan terlepas dari masyarakat, karena

lembaga terletak/terbentuk dari sebagian masyarakat, dilaksanakan

oleh sebagian masyarakat dan untuk kebutuhan masyarakat. Maka

Page 40: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

27

hubungan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang

telah direncanakan.

Hubungan masyarakat atau sering disebut dengan humas di

sekolah/madrasah, tidak hanya cukup menginformasikan fakta-fakta

tertentu dari sekolah/madrasah, melainkan juga harus mengemukakan

beberapa hal sebagai berikut:

1) Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam

masyarakat tentang masalah pendidikan.

2) Membantu kepala sekolah/madrasah bagaimana usaha untuk

memperoleh bantuan dan kerja sama.

3) Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan

(Baharuddin & Makin, 2010:91).

2. Pengertian Pondok Pesantren

Istilah pondok pesantren berasal dari kata funduk, (bahasa arab)

yang berarti rumah penginapan, sedangkan istilah pesantren secara

etimoligis asalnya pe-santri-an yang bearti tempat santri. Pondok

pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan

pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan agama Islam (Nasir,

2005:80).

Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam

yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitarnya, dengan sistem asrama

(pemondokan di dalam komplek) dimana santri menerima pendidikan

agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya di bawah

Page 41: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

28

kedaulatan kepemimpinan seorang atau beberapa orang Kyai (Farida,

2007: 8).

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang membahas

dan mengkaji pendidikan keagamaan terutama agama Islam. Keberadaan

pesantren telah lama tumbuh dan berkembang di masyarakat dalam

mengembangkan kualitas pendidikannya untuk menjadikan santriwan dan

santriwati yang sesuai dengan tujuan pendidikan dalam pesantren itu

sendiri.

Pengertian atau ta’rif pondok pesantren tidak dapat diberikan

batasan yang tegas, melainkan mengandung pengertian yang memenuhi

ciri-ciri yang memberikan pengertian pondok pesantren setidaknya ada 5

ciri yang berada dalam lembaga suatu pondok Kyai, Santri, Pengajian,

Asrama, dan Masjid dengan akivitasnya.

3. Elemen-elemen Pondok Pesantren.

Pondok pesantren bukan hanya terbatas dengan kegiatan-kegiatan

pendidikan keagamaan melainkan mengembangkan diri menjadi suatu

lembaga pengembangan masyarakat, oleh karena itu pondok pesantren

sejak semula merupakan ajang mempersiapkan kader masa depan dengan

perangkat-perangkat sebagai berikut (Ghazali, 2003:18).

a. Masjid

b. Pondok

c. Kyai

d. Santri

Page 42: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

29

e. Pengkajian kitab-kitab Kuning

Dalam penjelasannya pengertian tiap elemen pondok pesantren di

atas penulis mendevinisikan sebagai berikut:

a. Masjid

Masjid pada hakikatnya merupakan sentral kegiatan muslimin

baik dalam dimensi ukhrawi maupun maknawi masjid memberikan

indikasi sebagai kemampuan seorang abdi dalam mengabdi kepada

Allah yang disimbolkan dengan adanya masjid (Ghazali, 2003:19).

Keberadaan masjid juga digunakan para kyai untuk

menyelenggarakan pengajian yang sifatnya umum yakni pengajian

kitab-kitab klasik, istighosah yang diikuti para santri dan masyarakat

sekitar pesantren.

Lembaga-lembaga pesantren di Jawa memelihara terus tradisi

ini. Para kyai selalu mengajar murid-muridnya di masjid dan

menganggap masjid sebagai tempat yang paling tepat untuk

menanamkan disiplin para murid dalam mengerjakan kewajiban

sembahyang lima waktu, memperoleh pengetahuan agama dan

kewajiban agama yang lain (Dhofier, tt:49)

b. Pondok

Pondok adalah asrama bagi para santri yaitu sebuah asrama

pendidikan Islam tradisional dimana para siswa tinggal bersama dan

belajar dibawah bimbingan seorang atau lebih guru yang di kenal

dengan sebutan kyai (Ghofur, 2009: 9).

Page 43: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

30

Pondok sebagai wadah pendidikan manusia seutuhnya sebagai

operasionalisasi pendidikan yakni mendidik dan mengajar. Mendidik

secara keluarga berlangsung di pondok sedangkan mengajarnya

berlangsung di kelas dan masjid/musholla. Hal inilah merupakan fase

pembinaan dan peningkatan kualitas manusia sehingga ia bisa tampil

sebagai kader masa depan.

Pondok, asrama bagi santri, merupakan ciri khas tradisi

pesantren, yang membedakannya dengan sistem pendidikan

tradisional di masjid-masjid yang berkembang di kebanyakan wilayah

Islam di negara-negara lain (Dhofier, tt:45)

Selain sebagai tempat tinggal pondok/asrama merupakan

tempat belajar, bermasyarakat baik dengan sesama santri maupun

masyarakat sekitar serta tempat untuk menimba ilmu agama Islam

sebanyak-banyaknya sebagai bekal di masyarakat dan bekal di akhirat

nanti.

c. Kyai

Ciri yang paling memasyarakat di pondok pesantren adalah

kyai. Kyai pada hakikatnya adalah gelar yang diberikan kepada

seseorang yang mempunyai ilmu dibidang agama dalam hal ini agama

Islam (Ghazali, 2003:22).

Kyai juga berperan penting dalam sebuah pondok karena

sebagai pengasuh, guru dan panutan para masyarakat sekitar pada

umunya dan santri pada khususnya.

Page 44: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

31

Sejak Islam masuk ke Jawa, para kyai telah menikmati

kedudukan sosial yang tinggi. Di bawah pemerintahan kolonial

Belanda, para Sultan di Jawa lebih banyak menaruh perhatiannya

terutama kepada aspek-aspek politik daripada kesultanan, dan dalam

pengertiannya yang konkrit membiarkan masalah-masalah Islam

ditangani oleh para kyai (Dhofier, tt:56).

d. Santri

Istilah santri hanya ada di pesantren sebagai pengejawantahan

adanya peserta didik yang haus akan ilmu pengetahuan yang dimiliki

oleh seorang kyai yang memimpin sebuah pesantren, oleh karena itu

santri pada dasarnya berkaitan erat dengan keberadaan kyai dan

pesantren (Ghozali, 2003:24).

Santri terbagi menjadi dua:

1) Santri Mukim

Santri mukim adalah para santri datang dari tempat yang

jauh sehingga ia tinggal dan menetap di pondok (asrama)

pesantren (Maksum, 2003:14).

Santri yang mukim ini biasanya memang yang datang dari

luar daerah sekitar dimana pondok pesantren tersebut, jadi santri

tersebut dinamakan dengan santri yang mukim atau santri yang

tinggal di pondok pesantren.

Page 45: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

32

2) Santri Kalong.

Adalah santri yang berasal dari wilayah sekitar pesantren

sehingga mereka tidak memerlukan untuk tinggal dan menetap di

pondok pesantren mereka bolak balik dari rumahnya masing-

masing (Maksum, 2003:15).

Santri kalong pada dasarnya adalah seorang murid yang

berasal dari desa sekitar pondok pesantren yang pola belajarnya

tidak dengan menetap dalam pondok pesantren, melainkan

semata-mata belajar dan secara langsung pulang ke rumah setelah

belajar di pesantren.

e. Pengkajian kitab-kitab kuning

Secara lughowi (bahasa) kitab kuning diartikan sebagai kitab

yang berwarna kuning, kerena kertas-kertas yang dipergunakan

berwarna kuning atau karena terlalu lamanya kitab tersebut tersimpan

sehingga berwarna kuning (Ghofur, 2009: 28).

Kitab-kitab klasik biasanya dikenal dengan istilah kuning yang

terpengaruh oleh warna kertas. Kitab-kitab itu ditulis oleh ulama-

ulama zaman dahulu yang berisikan tentang ilmu keIslaman seperti:

fiqih, hadist, tafsir, maupun tentang akhlaq.

Tujuan utama pengajaran ini ialah untuk mendidik calon-calon

ulama. Para santri yang tinggal di pesantren untuk jangka waktu

pendek (misalnya kurang dari satu tahun) dan tidak bercita-cita

Page 46: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

33

menjadi ulama, mempunyai tujuan untuk mencari pengalaman dalam

hal pendalaman perasaan keagamaan (Dhofier, tt:50).

4. Macam-macam Pondok Pesantren

Seiring dengan perkembangan zaman, pondok pesantren terbagi atas

beberapa macam, antara lain:

a. Pondok Pesantren Salaf/Klasik, yaitu pondok pesantren yang di

dalamnya terdapat sistem pendidikan salaf (weton dan sorogan), dan

sistem klasikal (madrasah) salaf.

b. Pondok Pesantren Semi Berkembang, yaitu pondok pesantren yang di

dalamnya terdapat sistem pendidikan salaf (weton dan sorogan) dan

sistem kalasikal (madrasah) swasta dengan kurikulum 90% agama dan

10% umum.

c. Pondok Pesantren Berkembang, yaitu pondok pesantren seperti semi

berkembang, hanya saja sudah lebih bervariasi dalam bidang

kurikulumnya, yakni 70% agama dan 30% umum. Di samping itu juga

diselenggarakan madrasah SKB Tiga Menteri dengan penambahan

diniyah.

d. Pondok Pesantren Khalaf/Modern, yaitu seperti bentuk pondok

pesantren berkembang, hanya saja sudah lebih lengkap lembaga

pendidikan yang berada di dalamnya, antara lain diselenggarakannya

sistem sekolah umum dengan penambahan diniyah (praktek membaca

kitab salaf), perguruan tinggi (baik umum maupun agama), bentuk

koperasi dan dilengkapi dengan takhasus (bahasa Arab dan Inggris).

Page 47: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

34

e. Pondok Pesantren Ideal, yaitu sebagaimana bentuk pondok pesantren

modern hanya saja lembaga pendidikan yang ada lebih lengkap,

terutama bidang ketrampilan yang meliputi pertanian, teknik,

perikanan, perbankan, dan benar-benar memperhatikan kualitasnya

dengan tidak menggeser ciri khusus kepesantrenannya yang masih

relevan dengan kebutuhan masyarakat/perkembangan zaman. Dengan

adanya bentuk tersebut diharapkan alumni pondok pesantren benar-

benar berpredikat khalifah fil ardli (Nasir, 2005:88).

Page 48: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

35

BAB III

PAPARAN DATA

A. Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin

Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin adalah salah satu pondok

pesantren salafiyah diantara dua pondok pesantren yang berada di Dusun

Krajan I Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.

Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin didirikan oleh KH. Nahrowi

pada tahun 1921, gedung pondok ini berada di Dusun Krajan I Desa Tegaron

Rt 02/02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang untuk santri putra dan

Rt 03/02 untuk santri putri. Jarak dari jalan raya Salatiga-Muncul-Ambarawa

yaitu 300m. Pondok pesantren Bustanuth Tholibin ini pada awalnya diasuh

oleh KH. Nahrowi sendiri hingga beliau wafat pada tahun 1962, dan

diteruskan oleh KH. Bahrodin Latif yang merupakan keponakan dari KH.

Nahrowi hingga sekarang. Pondok pesantren ini berada di tengah-tengah

masyarakat yang luas tanahnya kurang lebih 500 meter. Tanah ini adalah

waqaf dari Almarhum KH. Sulaiman dan KH. Abdul Latif yang merupakan

kakek dan ayah dari KH. Bahrodin Latif. Berkat hasil kerja keras pengasuh

pondok pesantren dan masyarakat sekitar berdirilah pondok Bustanuth

Tholibin. Bangunan pondok ada 2 lantai untuk santri putra dan 1 gedung

untuk santri putri, didalam Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin ini juga

diselenggarakan Kejar Paket kejar paket C yang setara dengan SMA, untuk

memberi kesempatan pada santri yang menginginkan Ijazah formal, hanya

Page 49: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

36

saja yang menjadi permasalahan adalah semakin merosotnya santri baik putra

maupun putri.

B. Letak Geografis Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin

Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin terletak di Dusun Krajan I Desa

Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, berjarak dengan jalan

alternatif Salatiga-Ambarawa 300 m.

C. Pengelolaan Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin

1. Profil Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin

Tabel I

Profil Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin Dusun Krajan I Desa

Tegaron, Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang

1 Nama Pondok Pondok Pesantren Bustanuth

Tholibin

Berdiri Tahun 1921

Pengelola Yayasan

Alamat Rt. 03 Rw. 02 Dusun Krajan I Desa

Tegaron Kecamatan Banyubiru

Kabupaten Semarang

No Telp (0298) 5992655/5992653

2 Pengasuh KH. Bahrodin Latif

Riwayat Pendidikan SD Tegaron 02

Tsanawiyah Kediri

Bendo Kediri

PGA (4 tahun)

3 Ketua Pondok Muhammad Asbihan

Riwayat Pendidikan MI Tegaron

Payaman Takhasus

MA Pondok Tremas

4 Kondisi Pondok

a) Jumlah Guru

b) Jumlah Santri

c) Sarana dan Prasarana

9

24

1 Masjid, 5 ruang kelas, 1 kator

pondok, 1 ruang tamu, 11 kamar

tidur, 5 kamar mandi, 2 dapur, 6 WC.

Kondisi lingkungan

Page 50: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

37

5

a) Gedung Pondok

b) Lokasi Pondok

c) Ekonomi Wali Santri

Milik Yayasan

Strategis, berjarak + 300 meter dari

jalan raya Salatiga-Muncul-

Ambarawa

Rata-rata penghasilan wali santri

setiap bulannya Rp 500.000-

1.000.000

Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin

a. Visi

Mencetak generasi Islami yang berkualitas

b. Misi

Meningkatkan kualitas generasi yang mampu membaca dan

memahami kitab-kitab kuning.

Menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini

3. Pengurus Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin

Pengurus pondok pesantren Bustanuth Tholibin berada di bawah

yayasan yang dipimpim oleh K. Mahfudz, selain pondok pesantren

Bustanuth Tholibin beliau juga memimpin sebuah Madrasah Ibtidaiyyah

Tholabiyah. untuk lebih mengetahui pengurus Pondok Pesantren

Bustanuth Tholibin, penulis menyajikan tabel sebagai berikut:

Tabel II

No Nama Pendidikan

Terakhir

Jumlah Hari

Mengajar

Jumlah

Mapel

1 KH. Bahrodin Latif PGA (4 th) 6 4

2 K. Nur Achdi PGA (6 th) 7 2

3 Uts. Ikhsanudin MA Payaman 7 9

4 M. Asbihan MA Tremas 7 6

5 Muhlisun MA Darussalam 5 5

6 HJ. Siti Sholekah MTs NU 7 2

Page 51: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

38

7 Masyitoh MA Payaman 7 9

8 Dinul Qoyyimah MA Payaman 7 6

9 Nur Malikah S1 UT 5 3

Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

4. Sumber Dana Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin

Dana yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pondok

pesantren ini diperoleh dari :

a. Persewaan (bolo pecah) peralatan dapur antara lain piring, gelas,

sendok, nampan dan lampu penerangan

b. Syahriyah santri yang mencari ilmu di pondok pesantren Bustanuth

Tholibin.

AG, semua pengeluaran dibebankan kepada santri dan

hasil persewaan peralatan dapur mas. Dulu bukan hanya

alat-alat dapur mas, ada kursi, tenda (tratak), tapi

sekarang tinggal nampan, piring, gelas, sendok, lampu.

Yang lain sudah rusak. (waw.1.AG,13-19)

c. Sumbangan atau bantuan yang bersifat tidak mengikat, termasuk

sumbangan dari pemerintah.

AD, menjelaskan dahulu pernah mendapatkan bantuan

dana dari pemerintah untuk merawat gedung/pondok

alhamdulillah cukup untuk keramik kamar para santri dan

aula. (waw.2.AD,3-6)

5. Daftar Santri Pondok Pesantren Busatnuth Tholibin Desa Tegaron

Tabel III

a. Daftar Santri Putra

No Nama TTL Nama Ortu Ket

1 Nurul Arkham Mgl, 29-01-1995 Slamet SM

2 Imam As’ari Mgl, 14-01-1996 Jamil SM

3 Muhammad Anwar Kdl, 10-07-1994 Nastain SM

Page 52: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

39

4 Mabruri Smg, 11-01-1995 Suaji SM

5 Khusnul Huda Mgl, 09-09-1998 Isromi SM

6 A. Syamsul Huda Mgl, 09-02-1998 Warsudi SM

7 Ahmad Aini Mgl, 22-12-1996 Yatno SM

8 Dwi Harmawi Mgl, 12-12-1996 Kabul SM

9 Ahmad Pradani Mgl, 09-08-1999 As Hadi SM

10 Slamet Heri Mgl, 19-12-1998 Sunarto SM

11 M. Dzulfikar BS Smg, 10-02-1995 Suthon A SK

Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

Tabel IV

b. Daftar Santri Putri

No Nama TTL Nama Ortu Ket

1 Tri Kowiyati Mgl, 13-12-1992 Slamet SM

2 Dian Kristiyanti Jkt, 14-10-1997 Sukaryono SM

3 Lia Ratnaningrum Mgl, 23-07-1999 Dawam SM

4 Tanti Noviyani Mgl, 11-11-1999 A.Waroh D SM

5 Inayatul M Kbn, 20-09-2000 Abdul Rohman SM

6 B. Indah Kristiyanti Jkt, 26-02-2000 Sukaryono SM

7 Zulva Ulin N Smg, 02-09-2000 Khamim SK

8 Fika Rizky Amalia Smg, 01-06-2000 Khandiq SK

9 Asma Aisya Smg, 03-04-1996 Azis S SK

10 Hilwa Yasmina Smg, 09-12-2000 Aziz S SK

11 Rahma Safira Smg, 28-03-1998 Masduki SK

12 Tri Dina S Smg, 15-04-1995 Basuki SK

Page 53: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

40

13 Dewi Latifah Smg, 09-05-1994 Suyono SK

Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

Keterangan

Smg = Semarang Mgl= Magelang Kdl= Kendal

Jkt= Jakarta Kbn = Kebumen SK = Santri Kalong

SM= Santri Mukim

6. Struktur Organisasi

Tabel V

Struktur Organisasi Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin

Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru

Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

7. Tata Tertib Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin

Sekretaris

Mabruri

Sek Keamanan

Slamet Heri

Ahmad Syamsul Huda

Humas

Khusnul Huda

Imam As’ari

Bendahara

Nurul Arkham

Seksi Kegiatan

Muhammad Anwar

Sek Kebersiahan

Ahmad Pradani

Dwi Harmawi

Pengasuh

KH. Bahrodin Latif

Hj. Siti Sholikhah

Ketua Pondok

Muhammad Asbihan

Wakil Ketua Pondok

K. Nur Achdi

Ketua Majlis Ma’arif

K. Ikhsanuddin

Page 54: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

41

Tata Tertib Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang

a) Ma’murot (Kewajiban) sebagai santri

(a.1) Segera mendaftarkan diri bagi santri baru selambat-lambatnya

15 hari dari kedatangannya

(a.2) Harus belajar sungguh-sungguh di pondok yang telah disediakan

(a.3) Mengaji, mudzakroh dan rajin beribadah setiap waktu

(a.4) Mengaji sorogan disetiap waktu yang telah ditentukan sesuai

jadwalnya

(a.5) Harus mengaji Al Qur’an bagi santri yang belum fasih

membacanya

(a.6) Setiap waktu harus mengikuti jama’ah sholat lima waktu

(a.7) Mengikuti belajar khitobahan disetiap waktu yang telah

ditentukan

(a.8) Berziarah bersama-sama Bapak Kiyai kemakam setiap hari

Kamis sore

(a.9) Harus mengikuti mujahadah bersama-sama setiap malam yang

telah ditentukan

(a.10) Mengikuti belajar sholawat Al Barjanji setiap malam Selasa

(a.11) Memegang teguh pendirian santri pada waktu keluar pondok

(a.12) Harus menjaga keamanan, ketertiban, dan ketenangan di

lingkungan pesantren

(a.13) Kalau ingin bepergian/keluar pondok harus memakai peci dan

harus minta izin kepada yang berhak

Page 55: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

42

(a.14) Sebelum ustadz datang harus sudah siap di tempat belajar

b) Manhiat (Larangan) untuk santri

(b.1) Mengadakan hubungan dengan wanita yang bukan muhrimnya

baik secara langsung ataupun tidak langsung yang perbuatan

tersebut dapat menjadikan cemarnya pesantren

(b.2) Memasukkan orang lain atau perempuan kedalam pondok baik

itu muhrim ataupun bukan tanpa mendapat izin langsung dari

Bapak Kiayi

(b.3) Menonton pertunjukan apapun diluar pesantren tanpa

mendapat izin ustadz

(b.4) Dilarang mengganggu teman yang sedang menjalankan

kewajiban belajar

(b.5) Dilarang bertindak kasar terhadap sesama santri yang dapat

mengakibatkan permusuhan

(b.6) Dilarang memasang gambar-gambar porno atau gambar lain

yang tidak sesuai dengan profesi sebagai santri

(b.7) Membaca komik, majalah, dan nofel yang sifatnya

bertentangan dengan ajaran agama Islam

(b.8) Dilarang masuk rumah Bapak Kiayi kecuali ada kepentingan

atau dibutuhkan Kiayi

(b.9) Dilarang bercanda atau bermain di rumah penduduk tanpa

mendapat izin

Page 56: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

43

(b.10) Bila sudah jam 22.00 malam hari dilarang ramai-ramai atau

membunyikan sesuatu yang dapat mengganggu ketenangan

(b.11) Membawa atau memakai perhiasan intan, berlian dll

Demikian semua kewajiban dan larangan pondok pesantren Bustanuth

Tholibin kepada santriwan dan santriwati harap mengindahkan.

Barang siapa melanggar atau tidak mentaati peraturan-peraturan

tersebut di atas akan dikenakan sangsi sesuai dengan perbuatan yang

telah ditentukan.

Ditetapkan di Tegaron Tgl : 1 Dzulqo’dah 1418 H

11 April 1997 M

8. Data Informan

Dalam kesempatan kali ini penulis mengadakan wawancara

dengan beberapa narasumber yang telah memberikan informasi kepada

penulis berkenaan dengan judul penelitian yang diambil. Para informan

tersebut adalah pengasuh, beberapa dewan asatidz, tokoh masyarakat dan

santri yang ada di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin. Dibawah ini akan

diuraikan data-data beberapa informan yang berkenan memberikan

informasi. Informan-informan tersebut adalah sebagai berikut:

a. AA/KH. Bahrodin Latif, beliau lahir di Kabupaten Semarang pada

tanggal 1 Januari 1937. Beliau beralamatkan di Rt 03/02 Dusun Krajan

I Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Beliau

adalah pengasuh Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin lulusan dari

pondok pesantren Bendo Kediri. Ibu Nyai Siti Sholikhah adalah Istri

Page 57: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

44

beliau yang sampai sekarang menemani beliau untuk mengasuh pondok

ini. Beliau merupakan tokoh masyarakat di Desa Tegaron.

b. AB/Siti Sholikhah, beliau lahir di Kota Salatiga Kelurahan Pulutan

tepatnya pada tanggal 10 Januari 1946. Beliau beralamatkan di Rt 03/02

Dusun Krajan I Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten

Semarang. Beliau adalah istri dari AA dan juga sebagai ustadzah

pondok pesantren Bustanuth Tholibin itu sendiri sendiri.

c. AC/K. Nur Ahdi, Beliau lahir di Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru

pada tanggal 10 Mei 1942, Merupakan sepupu dari KH. Bahrodin Latif,

beliau juga sebagai wakil pengasuh pondok pesantren Bustanuth

Tholibin, beliau beralamatkan di Rt 01/II Dusun Krajan I Desa

Tegaron, semasa mudanya beliau banyak mencari ilmu diberbagai

tempat antara lain: pondok pesantren Tegalrejo, Lasem, Sarang, Maron

Purworejo dan pondok Al Falah Bantar Kecamatan Bringin.

d. AD/K. Ikhsanuddin lahir di desa Tegaron Kecamatan Banyubiru pada

tanggal, 12 Januari 1966, merupakan kakak dari AE yang berperan

sebagai divisi kurikulum di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin,

pernah mengenyam pendidikan dipondok MI Tholabiyah Tegaron, MTs

Negeri Salatiga dan MA Payaman.

e. AE/Ust Muhammad Asbihan, Beliau dilahirkan di lingkungan pondok

pesantren Bustanuth Tholibin sendiri pada tanggal 30 Desember 1972,

beliau merupakan ustadz dan divisi kurikulum di pondok pesantren

Bustanuth Tholibin, beliau sangat dekat dengan para santri-santri dan

Page 58: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

45

berpengalaman luas tentang keagamaan pernah mondok dibeberapa

tempat antara lain: Payaman 3 tahun, perguruan Islam pondok Tremas

Jawa Timur.

f. AF/Nurul Arkham, merupakan salah satu santri putra di pondok

pesantren Bustanuth Tholibin Desa Tegaron yang beralamatkan di

Kabupaten Magelang tepatnya Dusun Cabean Desa Mendut lahir pada

tanggal 29 September 1995, termasuk salah satu santri yang sudah lama

di pondok pesantren Bustanuth Tholibin kurang lebih 5 tahun juga

menjabat sebagai bendahara pondok pesantren.

g. AG/Mabruri, juga termasuk salah satu santri putra di pondok pesantren

Bustanuth Tholibin desa Tegaron, menjabat sebagai sekretaris pondok

dan mengelola alat-alat dapur yang disewakan, beralamatkan di Desa

Mendut Kecamatan Banyubiru, lahir pada tanggal 11 Januari 1995.

mondok di Busatanuth Tholibin kurang lebih 3 tahun,

h. AH/Lia Ratna Nignrum Merupakan salah satu santri putri pondok

pesantren Bustanuth Tholibin Desa Tegaron, lahir pada tanggal 23 Juli

1999 di Kabupaten Magelang, beralamatkan di Dusun Batur Desa

Citrosono Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

i. AI/Surani Rachman, merupakan sekretaris desa Tegaron lahir pada

tanggal 16 Mei 1970 di desa Tegaron pendidikan beliau SD Kanisius

dusun Karang desa Tegaro Kecamatan Banyubiru dilanjutkan SMP

Sudirman Ambarawa SMAnyapun di Sudirman Ambarawa pada tahun

1990 sampai dengan 1993 beliau merantau di kota Jakarta setelah

Page 59: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

46

beliau pulang menjadi Perangkat Desa Kepala Urusan Kesejahteraan

Masyarakat (Kaur Kesra) pada tahun 2000-2002 beliau merangkap

menjadi PJS (Pejabat Sementara Sekretaris Desa), pada tahun 2002

sampai sekarang menjabat sebagai Sekretaris Desa Tegaron pada tahun

2009 resmi diangkat menjadi PNS.

Tabel VI

Daftar Nama Informan

NO KODE INFORMAN L/P KETERANGAN

1 AA L Pengasuh

2 AB P Istri AA

3 AC L Wakil Pengasuh

4 AD L Ketua Dewan Guru

5 AE L Divisi Kurikulum Pon-Pes

6 AF L Santri putra

7 AG L Santri putra & Sekretaris

8 AH P Santri putri

9 AI P Tokoh Masyarakat (SekDes)

Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

9. Manajemen Personalia

Adalah teknik atau prosedur yang berhubungan dengan

pengelolaan SDM (sumberdaya manusia) didalam organisasi. Pengelolaan

dan pendayagunaan personalia dalam suatu lembaga baik tenaga edukatif

maupun tenaga administrative secara efektif dan efisien banyak tergantung

pada kemampuan kepala sekolah/ madrasah/ lembaga pendidikan lainnya

baik sebagai manajer maupun kepala lembaga pendidikan tersebut.

(Suryasubroto,2004: 86).

Page 60: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

47

AE menuturkan “untuk ustadz dari Desa Tegaron sendiri

sebenarnya banyak mas, mungkin kesibukan yang sangat

padat sehingga untuk mengajar waktunya belum ada, tapi

saya yakin suatu saat mereka yang mempunyai potensi

menjadi ustadz akan bergabung dengan kami untuk

Ngurip-ngurip agama khususnya pondok pesantren

Bustanuth Tholibin ini mas ”. (waw.2.AE,41-49)

Pernah mondok dan lulus adalah ciri khusus yang menjadi

pengajar/ustadz pondok pesantren Bustanuth Tholibin ini.

AD, untuk ustadz disini tidak ada ujian mas, yang penting

pernah mondok di satu pesantren atau lebih dan memang

harus lulus dari pondok pesantren tersebut, kalau belum

lulus dari pihak pondok sendiri masih mempertimbangkan

dan satu lagi ikhlas mengajar santri-santri di pondok sini

karena memang tidak ada bisaroh untuk para ustadz.

(waw.2.AD,12-20)

Dari tokoh masyarakat juga memberikan pengetahuannya tantang

ustadz-ustadz yang berada di Desa Tegaron sendiri.

Kelebihan pondok sini itu sebenarnya banyak sekali mas,

diantara banyak ustadz yang sudah layak/mumpuni

dibidang agama, apalagi dari desa Tegaron sendiri

banyak lulusan dari pondok-pondok yang ternama baik

dari Jawa Tengah sendiri maupun dari Provinsi lain

misalnya Jawa Timur dan Jawa Barat tinggal bagaimana

dari pihak pondok sendiri bisa menarik dari orang-orang

yang berpotensi tersebut. Tutur AI. (waw.1.AI,23-33)

10. Manajemen Peserta Didik

Page 61: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

48

Manajemen peserta didik merupakan usaha-usaha setiap lembaga

ataupun organisasi dalam mengembangkan dan memimpin suatu tim

kerjasama atau kelompok orang dalam satu kesatuan, dengan

memanfaatkan sumberdaya yang memiliki tujuan tertentu dalam suatu

organisasi.

AF menuturkan “semua santri yang ada di Pondok

Pesantren Bustanuth Tholibin ini mengikuti pelajaran dan

tata tertib yang ada, untuk hibuaran diluar pondok

bahkan diluar desa Tegaron sendiri, pengurus

memberikan ijin selama tata tertib yang ada tetap harus

dipatuhi, seperti memakai peci ketika keluar pondok dan

merupakan hari libur pondok pesantren. Tapi tidak semua

jenis hiburan diijinkan mas, yang diberi ijin paling kalau

ada pengajian. Selain pengajian diijinkan selama masih

ada didaerah Tegaron sendiri itupun masih dibatasi

hanya boleh sampai jam 22.00 WIB. (waw.1.AF,61-75)

Dalam hal ini pengasuh mengawasi terhadap semua santri untuk

mengikuti pendidikan yang diselenggarakan di pondok dan mengawasi

santri ketika mendapatkan ijin untuk bepergian keluar pondok. Itupun

masih ada santri yang melanggarnya, hanya saja pelanggaran yang ringan-

ringan seperti datang pada waktu sekolah kadang terlambat dan kadang

juga ketiduran sampai tidak berangkat.

AF. Kadang kalau ngantuk banget dan tidak ada yang

membangunkan sampai saya tidak sekolah mas, itu kalau

hanya sekali tidak masuk tidak apa-apa mas, tapi kalau

sampai tiga kali ditanyakan pada teman yang satu kelas

dengan saya. (waw.1.AF,79-85)

11. Manajemen Sarana dan Prasarana

Page 62: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

49

Manajemen sarana dan prasarana adalah suatu kegiatan bagaimana

mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efektif

dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan. Berdasarkan teori yang dijelaskan manajemen sarana dan

prasarana pondok pesantren Bustanuth Tholibin memiliki sarana

pendukung yang efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pendidikan yang

akan dicapai yakni meliputi: 1 Masjid, 5 ruang kelas, 1 kator pondok, 1

ruang tamu, 11 kamar tidur, 5 kamar mandi, 2 dapur, 6 WC.

Dalam hal ini, berbagai manajemen pendidikan di Pondok

Pesantren Bustanuth Tholibin telah berjalan cukup lancar. Manajemen bisa

berjalan dengan cukup baik dari pengasuh, dewan asatidz dan santri serta

karena adanya aturan yang mengikat dan telah disepakati berdasarkan

musyawarah bersama. Manajemen tersebut bertujuan untuk menjadikan

Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin menjadi lebih baik dan menciptakan

generasi Islami yang berkualitas sesuai dengan visinya.

12. Manajemen Hubungan Masyarakat

Hubungan masyarakat Tegaron dengan pihak pondok dan santri

terjaga dengan baik, terbukti adanya pendapat-pendapat yang mengarah

pada keharmonisan hubungan tersebut, antara lain tutur AI sebagai

Sekretaris Desa Tegaron.

Hubungannya baik, ya, , , hanya cuma hubungan biasa.

Yang berarti tidak ada masalah antara masyarakat dan

pihak pondok pesantren “ya, , , selama ini kan jarang ada

pertentangan antara pihak pondok dan masyarakat sendiri

Page 63: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

50

mas, bahkan saya sendiri belum pernah menjumpainya

mas. (waw.1.AI,4-10)

Dukungan masyarakat desa Tegaron sendiripun nampak seperti

yang telah dituturkan oleh AI menjawab pertanyaan peneliti tentang

sejauhmana keterlibatan masyarakat dengan pondok pesantren.

sejauh mana ya mas, , , ya sekedar dukungan aja,

InsyaAllah kalau masyarakat dimintai tolong (sambati)

mereka banyak yang ringan tangan kok mas, seperti yang

telah terjadi dulu waktu ada khataman masyarakat selalu

andil kan. (waw.1.AI,41-46)

D. Kurikulum dan Pengajaran Bustanuth Tholibin

Untuk menyampaikan materi-materi pelajaran agama para ustadz

menggunakan metode yang mereka kuasai tanpa meninggalkan metode-

metode warisan para ulama’ terdahulu untuk mencetak/menjadikan output

yang berkualitas sesuai dengan visinya, yaitu “Mencetak generasi Islami yang

berkualitas”. Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin yang selalu

mengedepankan kitab-kitab karangan ulama’ terdahulu tentunya

pengajaran/penyampainnya tidak lepas dari cara para ulama’ dahulu juga.

Salah satu model pembelajaran yang diterapkan di Pondok Pesantren

Bustanuth Tholibin adalah metode pembelajaran bandongan. Model

pembelajaran bandongan adalah penyampaian materi dengan metode ceramah

santri mendengarkan keterangan yang diberikan dari dewan asatidz yang

menerangkan dan dilakukan secara berjama’ah antara santri putra dan santri

putri akan tetapi dibatasi oleh pembatas yang disebut dengan satir. Seperti di

Page 64: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

51

jelaskan penuturan AE yang mengatur kegiatan belajar mengajar di Pondok

Pesantren Bustanuth Tholibin, sebagai berikut.

AE menuturkan, model pembelajaran bandongan,

Bandongan yang di laksanakan di Pondok Pesantren

Bustanuth Tholibin sebagai berikut:“Bandongan adalah

salah satu model pembelajaran di Pondok Pesantren

Bustanuth Tholibin dengan metode ceramah, sistem yang

di gunakan adalah seperti ini, ustadz atau dewan guru

membacakan salah satu kitab yang di kaji dan para santri

memaknai (ngabsahi kitab) dengan tujuan untuk mendapat

keterangan yang belum jelas di dalam kitab tersebut.

(waw.2.AE,52-60)

Metode pembelajaran di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin yang

selanjutnya yaitu sorogan. Sorogan adalah salah satu model pembelajaran

yang menjadi ciri khas pondok pesantren.

Proses sorogan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Bustanuth

Tholibin berjalan dengan rapi. Semua santri berjajar mengahadap pengajar

sesuai dengan kelasnya masing-masing satu sama lain saling bergantian,

kemudian pengajar menambah keterangan jika ada pertanyaan dari santri

seperti penjelasan dari salah satu narasummber yaitu AE.

AE menjelaskan model sorogan yang di laksanakan di pondok

Bustanuth Tholibin sebagai berikut, “model pembelajaran ini

sangat membantu para santri untuk mempermudah dalam

membaca kitab-kitab kuning yang menjadi materinya, santri

melakukan sorogan ini setiap bakda subuh sampai dengan

pukul 08.30, sorogan disini dibagi perkelas dan setiap kelas

ini ada ustadz yang menyimak santri yang sedang membaca

saling bergantian apabila ada bacaan yang salah dalam

maknannya dan nahwu, shorofnya maka ustadz yang

menyimak ini membenarkan agar santri dapat memahaminya

dengan mudah, bagi kelas yang tidak ada jam pelajaran

diwajibkan tadarus Al Qur’an dan belajar di kamarnya

Page 65: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

52

masing-masing untuk persiapan kelas selanjutnya.

(waw.2.AE,63-79)

Metode pengajaran sorogan merupakan sistem pengajaran yang

melatih semua santri sering membaca kitab-kitab kuning sehingga dalam

pemahamannyapun mengikuti dengan sendirinya, disamping bimbingan

pengajar atau dewan asatidz santri juga harus mempersiapkan bahan sorogan

atau materi sorogan di waktu malam hari atau (Tadarus).

Metode pembelajaran di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin yang

selanjutya yaitu. Metode muhafadzoh juga termasuk metode pembelajaran

yang di terapkan di pondok Bustanuth Tholibin, hafalan/muhafadzoh di

terapkan dengan cara mengahafal bait-bait nadzom kitab-kitab alat (nahwu,

sharaf dan tajwid) yang kemudian disetorkan (di lafadzkan) di depan ustadz

pada pelajaran yang di tentukan.

AE, menuturkan sebagai berikut “metode muhafadzoh ini

banyak sekali dipakai dipondok Bustanuth Tholibin khususnya

pada kelas satu, dua dan tiga karena pada kelas tersebut

banyak pembahasan tentang nahwu, shorof, tajwid. Sedangkan

untuk kelas empat dan lima diwajibkan belajar di kamarnya

masing-masing untuk persiapan sekolah karena untuk kelas

empat dan lima sendiri sudah dituntut untuk bisa memahami

dan menjelaskan didepan santri lain dan ustadz.

(waw.2.AE,80-90)

Metode pembelajaran hafalan/muhafadzoh juga menjadi hal yang

paling penting di dalam Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin, selain

penentuan kenaikan kelas yang di tentukan oleh dewan asatidz model

pembelajaran ini juga menjadi penentu di dalam proses kenaikan kelas setiap

Page 66: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

53

satu tehun sekali tepat waktunya. pada bulan syawal hari ke 20. Dan pada

tanggal itu juga dimulai tahun ajaran baru, semua santri berangkat kembali

setelah liburan Idul Fitri di rumahnya masing-masing. Dalam kenaikan setiap

kelas mengaji yang ada di pondok pesantren ini sudah mempunyai batasan

minimal dan maximal dari setiap kelas tersebut.

“Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin membagi menjadi

beberapa kelas dan melalui dua semester, semester satu dan

dua ada juga pelajaran yang sama mas, karena ada juga kitab

pada semester satu dilanjutkan pada semester dua. tutur AE”.

(waw.2.AE,95-100)

Beliau juga menjelasakan bagaimana proses pembelajaran antara kelas

satu, dua, tiga, empat, dan lima. Karena berbeda kelas berbeda juga sistem

pengajarannya.

Untuk kelas satu, dua, dan tiga memang kami perbanyak kitab-

kitab/mata pelajarannya karena sistem kami kelas satu, dua

dan tiga adalah banyak membaca, pelajaran-pelajaran yang

kemarin kami ajarkan kami pertanyakan kembali pada

pertemuan sekarang kalau para santri 0% pemahamannya

kami ulang kembali pelajaran kemarin, kalau pemahaman

santri 50% maka kami juga ulang kembali pelaran kemarin,

setelah benar-benar paham baru kami lanjutkan pelajaran

selanjutnya akan tetapi tidak kami terangkan, apabila

pemahaman santri 90% maka langsung kami lanjutkan

pelajaran selanjutnya. (waw.2.AE,103-113)

Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman santri tentang pelajaran

tentunya ada evaluasi harian, beliau juga menuturkan.

Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman santri kami

lakukan tanya jawab sebelum pelajaran dimulai, berbeda lagi

bagi kelas empat dan lima mas, untuk kelas empat dan lima,

memang kami buat sedikit mata pelajarannya akan tetapi

banyak muthola’ah/penjelasan dan tamrin/contoh-contoh

Page 67: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

54

pelajaran yang berkaitan pada hari itu. Untuk Al Qur’an

sendiri memang diajarkan langsung oleh pak Kyai mulai kelas

satu sampai kelas lima. (waw.2.AE,121-132)

1. Jadwal Pelajaran Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin

Pondok pesantren Bustanuth Tholibin membagi dalam beberapa

kelas dan dua semester demi melancarkan kegiatan belajar mengajar di

pondok tersebut, untuk lebih jelasnya peneliti membuat tabel jadwal

pelajaran dari setiap kelas dan semesternya.

Tabel VII

JADWAL PELAJARAN PONDOK PESANTREN

BUSTANUTH THOLIBIN

DESA TEGARON TAHUN 2013

a. Kelas Satu (I)

Semester I

NO HARI JAM MAPEL Ustadz

1 Ahad

05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan

07.00-07.30 Shorof Ust. M. Asbihan

07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan

Istirahat

13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan

Istirahat

16.30-17.30 Bahjatul Wasail Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin

Istirahat

19.30-20.00 Safinatun Naja Ust. M. Asbihan

2 Senin

05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan

07.00-07.30 Shorof Ust. M. Asbihan

07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan

Istirahat

Page 68: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

55

13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan

Istirahat

16.30-17.30 Bahjatul Wasail Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin

Istirahat

20.00-21.00 Fasholatan

Syifaul Jinan KH. Bahrodin Latif

3 Selasa

05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan

07.00-07.30 Shorof Ust. M. Asbihan

07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan

Istirahat

13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan

Istirahat

16.30-17.30 Bahjatul Wasail Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin

Istirahat

19.30-20.00 Safinatun Naja Ust. M. Asbihan

20.00-21.00 Aqidatul Awam KH. Bahrodin Latif

4 Rabu

05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan

07.00-07.30 Shorof Ust. M. Asbihan

07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan

Istirahat

13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan

Istirahat

16.30-17.30 Bahjatul Wasail Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin

Istirahat

19.30-20.00 Safinatun Naja Ust. M. Asbihan

5 Kamis

05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan

07.00-07.30 Shorof Ust. M. Asbihan

07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan

Istirahat

13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan

Page 69: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

56

Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

Semester II

Istirahat

6 Jum’at

18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin

Istirahat

19.30-20.00 Safinatun Naja Ust. M. Asbihan

7 Sabtu

05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan

07.00-07.30 Shorof Ust. M. Asbihan

07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan

Istirahat

13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan

Istirahat

16.30-17.30 Bahjatul Wasail Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin

Istirahat

19.30-20.00 Safinatun Naja Ust. M. Asbihan

20.00-21.00 Al Qur’an KH. Bahrodin Latif

NO HARI JAM MAPEL Ustadz

1 Ahad

05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan

07.00-07.30 Akhlak Banin 1 Ust. M. Asbihan

07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan

Istirahat

13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan

Istirahat

16.30-17.30 Minakhus Saniyah Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin

Istirahat

19.30-20.00 Safinatun Naja

Sulamun Najat Ust. M. Asbihan

2 Senin

05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan

07.00-07.30 Akhlak Banin 1 Ust. M. Asbihan

07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan

Page 70: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

57

Istirahat

13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan

Istirahat

16.30-17.30 Minakhus Saniyah Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin

Istirahat

20.00-21.00 Fasholatan

Syifaul Jinan KH. Bahrodin Latif

3 Selasa

05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan

07.00-07.30 Akhlak Banin 1 Ust. M. Asbihan

07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan

Istirahat

13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan

Istirahat

16.30-17.30 Minakhus Saniyah Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin

Istirahat

19.30-20.00 Safinatun Naja

Sulamun Najat Ust. M. Asbihan

20.00-21.00 Aqidatul Awam KH. Bahrodin Latif

4 Rabu

05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan

07.00-07.30 Akhlak Banin 1 Ust. M. Asbihan

07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan

Istirahat

13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan

Istirahat

16.30-17.30 Minakhus Saniyah Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin

Istirahat

19.30-20.00 Safinatun Naja

Sulamun Najat Ust. M. Asbihan

5 Kamis 05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan

07.00-07.30 Akhlak Banin 1 Ust. M. Asbihan

Page 71: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

58

Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

b. Kelas Dua (II)

Semester 1

No Hari Jam Mapel Ustadz

1 Ahad

05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun

07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun

07.30-08.30 Fatkhul Qorib Ust. Muhlisun

Istirahat

13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun

Istirahat

16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun

Istirahat

18.15-19.00 Arbain Nawawi Ust. Muhlisun

07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan

Istirahat

13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan

Istirahat

6 Jum’at

18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin

Istirahat

19.30-20.00 Safinatun Naja

Sulamun Najat Ust. M. Asbihan

7 Sabtu

05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan

07.00-07.30 Shorof Ust. M. Asbihan

07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan

Istirahat

13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan

Istirahat

16.30-17.30 Minakhus Saniyah Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin

Istirahat

19.30-20.00 Safinatun Naja

Sulamun Najat Ust. M. Asbihan

20.00-21.00 Al Qur’an KH. Bahrodin Latif

Page 72: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

59

Istirahat

19.30-20.00 Tukhfatul Atfal Ust. Muhlisun

20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun

Ust. Muhlisun

2 Senin

05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun

07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun

07.30-08.30 Fatkhul Qorib Ust. Muhlisun

Istirahat

13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun

Istirahat

16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun

Istirahat

18.15-19.00 Arbain Nawawi Ust. Muhlisun

Istirahat

3 Selasa

05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun

07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun

07.30-08.30 Fatkhul Qorib Ust. Muhlisun

Istirahat

13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun

Istirahat

16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun

Istirahat

18.15-19.00 Arbain Nawawi Ust. Muhlisun

Istirahat

19.30-20.00 Tukhfatul Atfal Ust. Muhlisun

20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun

4 Rabu

05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun

07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun

07.30-08.30 Fatkhul Qorib Ust. Muhlisun

Istirahat

13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun

Istirahat

16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun

Istirahat

18.15-19.00 Arbain Nawawi Ust. Muhlisun

Istirahat

19.30-20.00 Tukhfatul Atfal Ust. Muhlisun

Page 73: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

60

20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun

5 Kamis

05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun

07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun

07.30-08.30 Fatkhul Qorib Ust. Muhlisun

Istirahat

13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun

Istirahat

16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun

Istirahat

6 Jum’at

18.15-19.00 Arbain Nawawi Ust. Muhlisun

Istirahat

19.30-20.00 Tukhfatul Atfal Ust. Muhlisun

20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun

7 Sabtu

05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun

07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun

07.30-08.30 Fatkhul Qorib Ust. Muhlisun

Istirahat

13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun

Istirahat

16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun

Istirahat

18.15-19.00 Arbain Nawawi Ust. Muhlisun

Istirahat

19.30-20.00 Tukhfatul Atfal Ust. Muhlisun

20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun

Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

Semester 2

No Hari Jam Mapel Ustadz

1 Ahad

05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun

07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun

07.30-08.30 Sulamun Taufiq Ust. Muhlisun

Istirahat

13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun

Istirahat

Page 74: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

61

16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun

Istirahat

18.15-19.00 Kholasah Ust. Muhlisun

Istirahat

19.30-20.00 Aqidatul Awam Ust. Muhlisun

20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun

2 Senin

05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun

07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun

07.30-08.30 Sulamun Taufiq Ust. Muhlisun

Istirahat

13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun

Istirahat

16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun

Istirahat

18.15-19.00 Kholasah Ust. Muhlisun

Istirahat

3 Selasa

05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun

07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun

07.30-08.30 Sulamun Taufiq Ust. Muhlisun

Istirahat

13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun

Istirahat

16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun

Istirahat

18.15-19.00 Kholasah Ust. Muhlisun

Istirahat

19.30-20.00 Aqidatul Awam Ust. Muhlisun

20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun

4 Rabu

05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun

07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun

07.30-08.30 Sulamun Taufiq Ust. Muhlisun

Istirahat

13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun

Istirahat

16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun

Istirahat

Page 75: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

62

18.15-19.00 Kholasah Ust. Muhlisun

Istirahat

19.30-20.00 Aqidatul Awam Ust. Muhlisun

20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun

5 Kamis

05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun

07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun

07.30-08.30 Sulamun Taufiq Ust. Muhlisun

Istirahat

13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun

Istirahat

16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun

Istirahat

6 Jum’at

18.15-19.00 Kholasah Ust. Muhlisun

Istirahat

19.30-20.00 Aqidatul Awam Ust. Muhlisun

20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun

7 Sabtu

05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun

07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun

07.30-08.30 Sulamun Taufiq Ust. Muhlisun

Istirahat

13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun

Istirahat

16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun

Istirahat

18.15-19.00 Kholasah Ust. Muhlisun

Istirahat

19.30-20.00 Aqidatul Awam Ust. Muhlisun

20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun

Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

c. Kelas Tiga (III)

Semester 1

No Hari Jam Maple Ustadz

1 Ahad 05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin

Latif

Page 76: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

63

07.00-07.30 Nahwu Imriti Ust. Ikhsanudin

Istirahat

13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin

Istirahat

15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin

Istirahat

19.30-20.00 Qomik Tughyan Ust. Ikhsanudin

2 Senin

05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin

Latif

07.00-07.30 Nahwu Imriti Ust. Ikhsanudin

Istirahat

13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin

Istirahat

15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin

Istirahat

3 Selasa

05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin

Latif

07.00-07.30 Nahwu Imriti Ust. Ikhsanudin

Istirahat

13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin

Istirahat

15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin

Istirahat

19.30-20.00 Qomik Tughyan Ust. Ikhsanudin

4 Rabu

05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin

Latif

07.00-07.30 Nahwu Imriti Ust. Ikhsanudin

Istirahat

13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin

Istirahat

15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin

Istirahat

19.30-20.00 Qomik Tughyan Ust. Ikhsanudin

5 Kamis 05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin

Page 77: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

64

Latif

07.00-07.30 Nahwu Imriti Ust. Ikhsanudin

Istirahat

13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin

Istirahat

15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin

Istirahat

6 Jum’at 19.30-20.00 Qomik Tughyan Ust. Ikhsanudin

7 Sabtu

05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin

Latif

07.00-07.30 Nahwu Imriti Ust. Ikhsanudin

Istirahat

13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin

Istirahat

15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin

Istirahat

19.30-20.00 Qomik Tughyan Ust. Ikhsanudin

Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

Semester 2

No Hari Jam Maple Ustadz

1 Ahad

05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin

Latif

07.00-07.30 Nahwu Imriti &

I’rob Ust. Ikhsanudin

08.30-09.00 Akhlak Banin 3 Ust. M. Asbihan

Istirahat

13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin

Istirahat

15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin

Istirahat

19.30-20.00 Qomik Tuhgyan Ust. Ikhsanudin

2 Senin

05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin

Latif

07.00-07.30 Nahwu Imriti &

I’rob Ust. Ikhsanudin

Page 78: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

65

08.30-09.00 Akhlak Banin 3 Ust. M. Asbihan

Istirahat

13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin

Istirahat

15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin

Istirahat

3 Selasa

05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin

Latif

07.00-07.30 Nahwu Imriti &

I’rob Ust. Ikhsanudin

08.30-09.00 Akhlak Banin 3 Ust. M. Asbihan

Istirahat

13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin

Istirahat

15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin

Istirahat

19.30-20.00 Qomik Tuhgyan Ust. Ikhsanudin

4 Rabu

05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin

Latif

07.00-07.30 Nahwu Imriti &

I’rob Ust. Ikhsanudin

08.30-09.00 Akhlak Banin 3 Ust. M. Asbihan

Istirahat

13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin

Istirahat

15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin

Istirahat

19.30-20.00 Qomik Tuhgyan Ust. Ikhsanudin

5 Kamis

05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin

Latif

07.00-07.30 Nahwu Imriti &

I’rob Ust. Ikhsanudin

08.30-09.00 Akhlak Banin 3 Ust. M. Asbihan

Istirahat

13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin

Istirahat

Page 79: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

66

15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin

Istirahat

6 Jum’at 19.30-20.00 Qomik Tuhgyan Ust. Ikhsanudin

7 Sabtu

05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin

Latif

07.00-07.30 Nahwu Imriti &

I’rob Ust. Ikhsanudin

08.30-09.00 Akhlak Banin 3 Ust. M. Asbihan

Istirahat

13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin

Istirahat

15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin

Istirahat

19.30-20.00 Qomik Tuhgyan Ust. Ikhsanudin

Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

d. Kelas Empat (IV)

Semester 1

No Hari Jam Mapel Ustadz

1 Ahad

06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin

Istirahat

14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi

2 Senin

06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin

Istirahat

14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi

3 Selasa

06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin

Istirahat

14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin

Istirahat

Page 80: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

67

18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi

4 Rabu

06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin

Istirahat

14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi

5 Kamis

06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin

Istirahat

14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi

6 Jum’at 18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi

7 Sabtu

06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin

Istirahat

14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi

Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

Semester 2

No Hari Jam Mapel Ustadz

1 Ahad

06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin

Istirahat

14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi

2 Senin

06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin

Istirahat

14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi

3 Selasa 06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin

Page 81: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

68

Istirahat

14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi

4 Rabu

06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin

Istirahat

14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi

5 Kamis

06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin

Istirahat

14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi

6 Jum’at 18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi

7 Sabtu

06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin

Istirahat

14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin

Istirahat

18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi

Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

e. Kelas Lima (V)

Semester 1

No Hari Jam Mapel Ustadz

1 Ahad

07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin

Istirahat

13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi

14.00-15.00 Asybah wa

Nadhoir Ust. M. Asbihan

2 Senin 07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin

Istirahat

Page 82: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

69

13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi

14.00-15.00 Asybah wa

Nadhoir Ust. M. Asbihan

3 Selasa

07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin

Istirahat

13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi

14.00-15.00 Asybah wa

Nadhoir Ust. M. Asbihan

4 Rabu

07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin

Istirahat

13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi

14.00-15.00 Asybah wa

Nadhoir Ust. M. Asbihan

5 Kamis

07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin

Istirahat

13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi

14.00-15.00 Asybah wa

Nadhoir Ust. M. Asbihan

7 Sabtu

07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin

Istirahat

13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi

14.00-15.00 Asybah wa

Nadhoir Ust. M. Asbihan

Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

Semester 2

No Hari Jam Mapel Ustadz

1 Ahad

07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin

Istirahat

13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi

14.00-15.00 Asybah wa

Nadhoir Ust. M. Asbihan

2 Senin 07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin

Page 83: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

70

Istirahat

13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi

14.00-15.00 Asybah wa

Nadhoir Ust. M. Asbihan

3 Selasa

07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin

Istirahat

13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi

14.00-15.00 Asybah wa Nadhoir Ust. M. Asbihan

4 Rabu

07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin

Istirahat

13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi

14.00-15.00 Asybah wa Nadhoir Ust. M. Asbihan

5 Kamis

07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin

Istirahat

13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi

14.00-15.00 Asybah wa Nadhoir Ust. M. Asbihan

7 Sabtu

07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin

Istirahat

13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi

14.00-15.00 Asybah wa Nadhoir Ust. M. Asbihan

Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

2. Jadwal Kegiatan Hari, Minggu dan Bulanan

Tabel VIII

a. Kegiatan Harian

No Kegiatan Waktu Keterangan

1 Qobliyah & Jama’ah

sholat subuh 04.00-05.00

Pak Kyai & Semua

santri

2 Tadarus di kamar

masing-masing 05.00-05.15 Semua santri

3 Sekolah Pondok 05.15-08.30 Ustadz & santri

4 Jama’ah Sholat Dhuha 08.30-09.00 Pak Kyai & Semua

santri

Page 84: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

71

5

Masak, Makan,

Mencuci pakaian,

mandi & Istirahat

09.00-11.30 Semua santri

6 Sholat Dhuhur

berjama’ah 11.30-12.00

Pak Kyai & Semua

Santri

7 Tadarus di kamar

masing-masing 12.00-12.30 Semua santri

8 Sekolah pondok 12.30-14.00 Ustadz & Semua

santri

9

Isitrahat & Mandi,

Persiapan Jama’ah

Sholat Ashar

14.00-16.00 Semua Santri

10 Jama’ah Sholat Ashar 16.00-16.15 Pak Kyai & Semua

Santri

11 Tadarus di kamar

masing-masing 16.15-16.30 Semua Santri

12 Sekolah pondok 16.30-17.30 Ustadz & Semua

santri

13 Jama’ah Sholat

Mahgrib 17.30-18.00

Pak Kyai & Semua

Santri

14 Tadarus di kamar

masing-masing 18.00-18.15 Semua Santri

15 Sekolah pondok 18.15-19.00 Ustadz & Semua

santri

16 Jama’ah Isya’ 19.00-19.30 Pak Kyai & Semua

Santri

17 Sekolah pondok 19.30-21.00 Ustadz & Semua

santri

Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

b. Kegiatan Mingguan

No Kegiatan Waktu Keterangan

1 Ziarah ke Maqbaroh 16.30-17.00 Hari Kamis

2 Mujahadah 18.15-19.00 Kamis Malam Jum’at

3 Khitobiyah & Barjanji 19.30-21.00 Kamis Malam Jum’at

Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

Page 85: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

72

c. Kegiatan Bulanan

No Kegiatan Waktu Keterangan

1 Bahsul Masail 19.30-21.00 Malam Jum’at

Minggu terakhir

Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron

3. Kegiatan Pendidikan

Peneliti melakukan observasi Untuk mengetahui kegiatan-

kegiatan di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin dengan melakukan

observasi, wawancara dan dokumentasi tentang hal-hal yang terkait

dengan kegiatan dalam proses pendidikan di Pondok Pesantren Bustanuth

Tholibin.

AE, untuk kegiatan sendiri bisa berjalan dengan baik

menurut jadwal yang sudah dipasang diaula pondok mas.

Yang kadang-kadang di langgar paling sholat lima waktu

belum bisa aktif semua, subuh berjama’ah dhuhur kadang

tidak ada. (waw.3.AE,4-10)

iya mas, kalau sudah ngantuk dan tidak ada yang

bangunin terpaksa deh, tidak ikut jama’ah dan yang

sering dilanggar sholat jama’ah dhuhur. Pas enak-

enaknya tidur kok. Tutur AH. (waw.1.AH, 47-52)

Dari keterangan informan di atas menunjukkan kegiatan yang

dilaksanakan di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin cukup teratur mulai

dari kegiatan harian seperti mengaji, sekolah pondok dan kegiatan yang

lainnya. Disamping itu kegiatan tersebut semua santri harus

mengikutinnya ketika ada yang meninggalkannya maka akan dikenai

hukuman yang sudah ditentukan oleh pihak pesantren.

Page 86: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

73

4. Evaluasi Pembelajaran

Untuk mengetahui hasil dan tujuan yang di harapkan dan sesuai

tingkat kemampuan santri dalam penguasaan keilmuan yang di ajarkan,

maka melalui musyawarah kepengurusan Pondok Pesantren Bustanuth

Tholibin menetapkan dengan adanya evaluasi pada akhir semester.

Ustadz AE, menerangkan tentang bagaimana diadakannnya

evaluasi akhir semester

“Evaluasi di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin ini

dinamakan imtihan, biasanya dilaksanakan pada bulan

maulud selama 1 minggu, dan pada bulan rajab.

(waw.3.AE,13-16)

Evaluasi ini selain untuk mengetahui sejauh mana perkembangan

dan memahami pelajaran bagi semua santri mulai dari pelajaran sehari-

harinya, membaca kitabnya dan hafalan atau (setoran nandhoman), dengan

adanya evaluasi bagi semua santri akan terlihat mana santri yang benar-

benar siap untuk meneruskan ke kelas selanjutnya.

AE, di pondok sini juga tiap hari dilakukan evaluasi kok

mas, jadi sebelum pelajaran dimulai ustadz menanyakan

pelajaran kemarin sudah paham belum, kalau memang

belum akan diulang kembali, sampai santri benar-benar

paham betul pelajaran kemarin. (waw.3.AE,19-25)

Sebagai tolak ukur kenaikan kelas pondok pesantren Bustanuth

Tholibin mempunyai ukuran sendiri menurut kelasnya masing-masing.

AE Menjelaskan: Sebagai tolak ukur kenaikan kelas kami

membatasi untuk kelas satu bisa naik kelas dua harus bisa

membaca meskipun belum paham pelajarannya, untuk bisa

naik kelas tiga santri harus paham pelajaran-pelajaran

yang diajarkan pada kelas dua, untuk bisa naik kelas empat

Page 87: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

74

santri harus bisa menerangkan/murodan maksudnya lafal

dibaca dan diterangkan didepan santri lain dan ustadznya.

(waw.3.AE,29-38)

AD menambahkan, kenaikan dilakukan pada bulan hijriyah

mas, tepatnya bulan sya’ban, setelah itu libur menjelang

Ramadhon, 1 Ramadhon kembali lagi untuk ngaji posonan

sampai tanggal 21 Ramadhon khataman kitab-kitab yang

dibaca oleh ustadz. Setelah itu libur sampai syawal tanggal

20an mas. (waw.2.AD,32-38)

E. Latar Belakang Santri Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin

Untuk mengetahui latar belakang santri pondok pesantren Bustanuth

Tholibin peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada pihak yang

terkait.

Santri di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin adalah berasal dari

sekitar luar desa Tegaron, seperti desa Kebumen, Sepakung bahkan ada yang

berasal dari luar Kabupaten Semarang, seperti Kabupaten Magelang dll,

minimal sudah lulus SMP/sederajat, yang kesadarannya mau menjadi santri di

Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin, dorongan dari orang tua dan mau

menaati semua peraturan dan tata tertib yang telah diterapkan oleh pengurus.

Sedangkan latar belakang wali santri berasal dari kalangan wira

swasta yang penghasilannya tidak bisa ditentukan,

Ya, , , kadang banyak kadang juga sedikit mas”, tutur AF,

dikarenakan tergantung pesanan bagi kuli angkat

“glondong”/pedagang di pasar, dan ditentukan oleh banyak

tidaknya hasil panin untuk kalangan petani. Tambahnya.

(waw.1.AF, 112-117)

Bahkan ada sebagian santri yang ikut membantu pekerjaan

orang desa, termasuk warga “ndalem” keluarga bapak kyai dengan

Page 88: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

75

harapan dapat upah dari pekerjaannya itu dan mendapatkan berkah

dari keluarga pak kyai.

AF, “ya Alhamdullah bisa buat makan mas, tapi itu dulu mas,

sekarang tidak lagi. Dulu waktu aku disuruh bantuin orang

desa, orang tersebut minta ijin dulu sama pengurus mas, kalau

saya matur sendiri tidak berani, dan itupun masih keluarga

pondok sendiri kok mas” tutur AF. (waw.1.AF,92-98)

Tambahan AF,sebenarnya bukan keiinginan saya mas, hanya

saja kalau udah kelas empat dan lima kan mata pelajarannya

sedikit ta, jadi banyak nganggurnya sekalian ngalap berkah.

(waw.1.AF,101-105)

Untuk santri tersebut dari pihak pondok pesantren melihat dari

tingkatan kelas, kalau kelas satu sampai tiga tidak diijinkan karena masih

penuh dengan pengajian kitab-kitab.

AE juga membahas tentang hal ini “ kalau dari pihak pengurus

pondok sendiri membolehkan santri membantu orang desa

selama santri tersebut mau dan kami juga melihat dari

tingkatan kelasnya mas, kalau masih kelas satu sampai tiga

mas tahu sendiri ta, jadwal pelajarannya sangat padat,

tentunya tidak kami perbolehkan. Tapi untuk kelas empat

sampai enam kan pelajarannya juga sudah sedikit jadi kami

persilahkan untuk mengisi waktu luang para santri.

(waw.3.AE,42-52)

AE juga memberi sedikit gambaran tentang latar belakang santri yang

berada di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin.

Ustadz AE, juga menuturkan “semua santri yang mondok sini

dari keinginan diri sendiri dan orang tua mas, jadi kalau

mereka niat tanpa ada dorongan orang tua biasanya tidak

betah, sebaliknya dorongan orang tua sedang anak tidak

pingin mondok juga tidak betah, makanya kedua pihak harus

sama-sama mempunyai niatan yang sama. (waw.3.AE,55-62)

Page 89: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

76

Itu dahulu mas, sekarang sudah tidak ada dan tidak saya

perbolehkan, meski kerjanya tidak seberapa terkadang bisa

jadi alasan bagi santri yang nyambi diluar pondok AD juga

ikut menuturkan. (waw.2.AD,42-46)

Page 90: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

77

BAB IV

ANALISIS

HASIL PENELITIAN

Wawancara dan hasil observasi yang dilakukan di Pondok Pesantren

Bustanuth Tholibin mengantarkan penulis pada kejelasan terkait dengan

analisis Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang)

dan Thread (ancaman) atau analisis SWOT manajemen Pondok pesantren

Bustanuth Tholibin.

A. Faktor-faktor Kekuatan pondok pesantren Bustanuth Tholibin Tahun 2013

Faktor-faktor kekuatan dalam sebuah lembaga pendidikan

adalah kompetensi khusus, yang berakibat pada pemilikan keunggulan

komparatif lembaga pendidikan tersebut. Dikatakan demikian karena

satuan pendidikan memiliki sumber keterampilan, produk andalan dan

sebagainya yang membuatnya lebih unggul dari para pesaingnya dalam

memuaskan pelanggan (Baharuddin & Makin, 2010:41). Diantara faktor-

faktor kekuatan pondok pesantren Bustanuth Tholibin.

Metode pengajaran yang diterapkan pondok pesantren

Bustanuth Tholibin masih mempertahankan metode para ulama’ terdahulu

yaitu salafiyah metode tersebut antara lain:

a. Hafalan dan setoran.

b. Sorogan (santri membaca kitab kuning dan ustadz/ kyai

menyimak dan membetulkan.

c. Bandongan dengan cara Kyai/ ustadz membaca kitab

kuning dan para santri mendengarkan dan mengabsahi

(memaknai).

d. Khitobah (latihan dakwah).

Page 91: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

78

e. Bersyair (mendengarkan senior membaca, minggu

selanjutnya baru digilir membaca)

f. Takror (mengulang pelajaran yang diajarkan ustadz siang

hari pada malam hari (waw.1.AE,15-29).

Yang dinilai efektif, mudah dipahami dan hasil yang

memuaskan menurut ustadz Muhammad Asbihan sebagai divisi

kurikulum.

Kurikulum yang digunakan di pondok sini murni salafiyah

mas, tanpa meniru dari pondok lain, meskipun para ustadz

alumni dari pondok lain, Kata lain “nderek pak yai” tidak

berani merubah karena sudah berjalan berabad-abad dan

hasilnya juga memuaskan kok mas (waw.1.AE,62-68)

Kemandirian pengelolaan dana dari pondok pesantren Bustanuth

Tholibin sendiri sudah berjalan dengan baik, terbukti dari pemasukan dan

pengeluaran dijalankan penuh oleh santri sendiri, mulai dari pemasukan

syahriyah santri dan pemasukan persewaan peralatan pernikahan sampai

pada pengeluaran-pengeluaran yang dibutuhkan misalnya pembayaran

rekening listrik dan juga perawatan sarana dan prasarana kegiatan belajar

mengajar misalnya kapur, papan tulis, penghapus dan lain-lain.

Seperti ungkap salah satu santri pada bab sebelumnya AG.

semua pengeluaran dibebankan kepada santri dan hasil

persewaan peralatan dapur mas. Dulu bukan hanya alat-alat

dapur mas, ada kursi, tenda (tratak), tapi sekarang tinggal

nampan, piring, gelas, sendok, lampu. Yang lain sudah

rusak(waw.1.AG,13-19).

Meskipun dengan sisa peralatan persewaan yang ada, didukung

dengan adanya bantuan dari pemerintah, meskipun baru hanya sekali.

Ungkap AD dahulu pernah mendapatkan bantuan dana dari

pemerintah untuk merawat gedung/pondok alhamdulillah

cukup untuk keramik kamar para santri dan aula. Menandakan

Page 92: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

79

bahwa Pemerintah juga ada perhatian terhadap pondok

pesantren Bustanuth Tholibin(waw.2.AD,3-6).

Hubungan antara pondok pesantren Bustanuth Tholibin dengan

masyarakat juga terjaga dengan baik, itu juga merupakan kekuatan dari

lembaga pondok pesantren seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris desa

Tegaron.

Sesuai tutur Sekretaris Desa Tegaron pada bab sebelumnya

insyaallah kalau masyarakat dimintai tolong (sambati) mereka

banyak yang ringan tangan kok mas, seperti yang telah terjadi

dulu waktu ada khataman masyarakat selalu andil

(waw.1.AI,42-46).

Selama ini kan jarang ada pertentangan antara pihak pondok

dan masyarakat sendiri mas, bahkan saya sendiri belum pernah

menjumpainya mas (waw.1.AI,6-10).

Sarana dan prasarana yang mencukupi sebagai penunjang

kegiatan para santri untuk menimba ilmu di pondok pesantren Bustanuth

Tholibin. Sangat menentukan kenyamanan santri dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren tersebut. Sarana dan

prasarana tersebut berupa sarana dan prasarana buatan dan alam, yang

berupa alam antara lain adanya sumber mata air yang cukup dan yang

buatan adanya kamar santri yang nyaman ditempati oleh para santri putra

dan santri putri, kamar mandi yang cukup, sehingga tidak ada alasan bagi

santri terlambat ngaji pondok karena antri mandi dan lain sebagainya.

Tersedianya kejar paket C, meskipun di pondok pesantren

Bustanuth Tholibin menggunakan metode salafiyah, akan tetapi pondok

sendiri menyediakan kejar paket sebagai penyesuaian dengan pendidikan

Page 93: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

80

formal. Dengan harapan adanya kesempatan untuk melanjutkan

pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

B. Faktor-faktor Kelemahan pondok pesantren Bustanuth Tholibin Tahun

2013

Dalam praktiknya, berbagai keterbatasan dan

kekurangmampuan bila terlihat pada sarana prasarana yang dimiliki

pendidikan Islam. Selain itu, kemampuan manajerial kepala madrasah

yang rendah, serta keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan

tuntutan pasar menjadi penghambat dari kemajuan lembaga pendidikan

Islam. Produk (out put) yang dihasilkan dari lembaga pendidikan Islam

pun kurang diminati oleh baik oleh pelanggan maupun masyarakat luas

(Baharuddin & Makin, 2010:41).

Kelemahan-kelemahan yang terdapat di pondok pesantren Bustanuth

Tholibin, setelah peneliti melakukan mengamatan antara lain:

Pengetahuan tentang komputer yang mempermudah administrasi

lembaga menjadi salah satu kelemahan bagi pondok pesantren Bustanuth

Tholibin, lebih jelasnya Sumber Daya Manusia tentang pengertian

komputer, baik dari pihak ustadz ataupun santri. Pengakuan salah satu

ustadz tentang kekurangtahuannya tentang komputer pada bab

sebelumnya.

AE: Sistem pendidikan di pondok pesantren Bustanuth

Tholibin menggunakan sistem salaf murni, jadi memang untuk

pendidikan modern tidak ada sama sekali mas, bahkan

Page 94: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

81

ustadznya pun tidak ada yang yang bisa mengoperasikan

komputer (waw.1.AE,4-9)

Meskipun tanpa komputer administrasi pondok pesantren bisa berjalan

dengan baik, akan tetapi untuk mempermudah dan memperingan

administrasi komputer menjadi salah satu jawaban yang tepat, bahkan

pada zaman sekarang komputerpun sudah dianggap bukan barang asing,

sulit memperoleh dan mengoperasikannya.

Kurangnya ustadz di pondok pesantren Bustanuth Tholibin juga

menjadi kelemahan dalam proses belajar mengajar di pondok, sehingga

sering dari ustadz yang ada harus merangkap beberapa mata pelajaran,

meskipun selama ini mampu dihadapi oleh para ustadz. Keberadaan

ustadz di sebuah pesantren sangat menentukan berlangsungnya kegiatan

belajar mengajar di pondok tersebut yang berhubungan langsung dengan

administrasi, pengaturan kurikulum, pembagian pelajaran yang akan

diajarkan kepada para santri.

AE pada bab sebelumnya menuturkan kurangnya ustadz yang

mau mengajar, disini kan lilllahi taala mas (waw.2.AE,30).

Belum tertata rapi manajemen pondok pesantren Bustanuth

Tholibin yang seharusnya mempermudah dalam administrasi pondok

pesantren tersebut, sebagai contoh kecil data para alumni yang belum

jelas, bahkan sampai saat ini ada berapa alumni yang belum terdaftar

dalam data alumni pondok pesantren Bustanuth Tholibin. Seperti ungkap

K. Ikhsanuddin dalam bab sebelumnya.

Page 95: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

82

Manajemen yang dilaksanakan belum tertata rapi, tetapi untuk

mencapai hasil yang baik di dalam pondok pesantren ini

melakukan beberapa manajemen (waw.1.AD,43-46).

Semangat santri yang kadang menurun untuk benar-benar

mencari ilmu, terbukti masih adanya rasa malas dari santri, seperti yang

diungkapkan oleh salah satu santri

AF. Kadang kalau ngantuk banget dan tidak ada yang

membangunkan sampai saya tidak sekolah mas, itu kalau hanya

sekali tidak masuk tidak apa-apa mas, tapi kalau sampai tiga kali

ditanyakan pada teman yang satu kelas dengan saya.

Sistem ihlas lillahi taala atau tidak adanya honor bagi ustadz

juga sebagai kelemahan pondok pesantren Bustantuh Tholibin, karena

bagaimanapun para ustadz/ustadzah butuh adanya pemasukan. Salah satu

ustadz juga menuturkan terkait dengan tidak adanya honor bagi

ustadz/ustadzah.

Belum ada gaji tetap mas, akan tetapi saya yakin suatu saat

kalau yang berpotensi menjadi ustadz ekonominya sudah tertata

rapi akan mau menjadi ustadz disini mas (waw.2.AE, 33-37).

Kapan akan mapannya ekonomi tidak bisa diukur dengan waktu, untuk

itu tidak adanya honor menjadi sebuah kelemahan dari pondok pesantren

Bustanuth Tholibin.

Tidak adanya ujian bagi ustadz yang mengajar di pondok

merupakan kelemahan pondok pesantren Bustanuth Tholibin sendiri

karena tidak bisa dilihat seberapa kemampuan calon ustadz dalam

pengusaan materi khususnya agama, meskipun mereka pernah mondok di

beberapa tempat. Seperti ungkap K. Ikhsanuddin pada bab sebelumnya.

Page 96: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

83

Untuk ustadz disini tidak ada ujian mas, yang penting pernah

mondok di satu pesantren atau lebih dan memang harus lulus

dari pondok pesantren tersebut, kalau belum lulus dari pihak

pondok sendiri masih mempertimbangkan dan satu lagi ihlas

mengajar santri-santri di pondok, karena memang tidak ada

bisaroh untuk para ustadz,(waw.2.AD,12-20).

C. Faktor-faktor Peluang pondok pesantren Bustanuth Tholibin Tahun 2013

Peluang adalah sebagai situasi lingkungan eksternal yang

menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Situasi lingkungan

tersebut, misalnya: (1) kecenderungan penting yang terjadi di kalangan

peserta didik, (2) identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum

mendapat perhatian, (3) perubahan dalam keadaan persaingan, (4)

hubungan dengan para pengguna atau pelanggan, dan sebagainya

(Baharuddin & Makin, 2010:42).

Peluang-peluang dari pondok pesantren Bustanuth Tholibin

antara lain, banyaknya masyarakat khususnya desa Tegaron sendiri yang

berpotensi menjadi ustadz, tinggal bagaimana cara dari para pengasuh dan

pengurus pondok untuk menarik/mengajak para masyarakat yang

berpotensi untuk bisa menjadi ustadz/ustadzah pondok tanpa menunggu

ekonomi masyarakat tersebut dikatakan mapan. Hal ini sesuai dengan apa

yang diuraikan ustadz Muhammad Asbihan.

Dari desa Tegaron sendiri sebenarnya banyak mas, mungkin

kesibukan yang sangat padat sehingga untuk mengajar waktunya

belum ada, tapi saya yakin suatu saat mereka yang mempunyai

potensi menjadi ustadz akan bergabung dengan kami untuk

Ngurip-ngurip agama khususnya pondok pesantren Bustanuth

Tholibin ini mas (waw.2.AE,41-49).

Page 97: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

84

Kelebihan pondok sini itu sebenarnya banyak sekali mas,

diantara banyak ustadz yang sudah layak/mumpuni dibidang

agama, apalagi dari desa Tegaron sendiri banyak lulusan dari

pondok-pondok yang ternama baik dari Jawa Tengah sendiri

maupun dari Provinsi lain misalnya Jawa Timur dan Jawa

Barat(waw.1.AI,23-33).

Tinggal bagaimana dari pihak pondok sendiri bisa menarik dari orang-

orang yang berpotensi tersebut

Tersedianya Sumber Daya Alam seperti irigasi yang cukup,

lahan dari pengasuh/pengurus pondok pesantren sebagai tempat latihan

santri meningkatkan kemampuannya dibidang tertentu, misalnya

pertanian, perikanan yang sampai saat ini belum sempat menjadi

perhatian pengasuh dan pengurus pondok pesantren Bustanuth Tholibin.

D. Faktor-faktor Ancaman pondok pesantren Bustanuth Tholibin Tahun 2013

Ancaman merupakan kebalikan dari peluang. Ancaman menjadi

faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu lembaga

pendidikan. Bila ancaman tidak diatasi, maka akan menjadi penghalang

bagi majunya lembaga pendidikan, baik untuk masa sekarang maupun

yang akan datang. Contoh ancaman, antara lain: minat peserta didik baru

(input) yang turun, meningkatnya angka kenakalan remaja, perkembangan

dan perubahan teknologi yang belum dikuasai, dan lain-lain (Baharuddin

& Makin, 2010:42).

Kurang minatnya masyarakat yang berpotensi menjadi ustadz

untuk ikut mengembangkan pondok pesantren Bustanuth Tholibin menjadi

Page 98: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

85

satu ancaman yang sangat berpengaruh untuk kemajuan pondok pesantren

tersebut.

Pondok pesantren Bustanuth Tholibin yang mengandalkan

keihlasan dari masyarakat sekitar atau menunggu tertatanya ekonomi para

warga juga merupakan ancaman yang sangat signifikan karena tidak bisa

ditentukan oleh waktu, seiring dengan bertambahnya santri dan pesaing-

pesaing yang lebih unggul dari pada pondok pesantren Bustanuth Tholibin.

Kurang terawatnya peralatan sewa yang juga menjadi salah satu

pendapatan/pemasukan Pondok Pesantren selain dari syahriyah para santri,

sesuai dengan penuturan santri akan banyaknya alat-alat persewaan yang

ada.

Paling hanya mencatat pemasukan dan pengeluaran pondok mas,

semua pengeluaran dibebankan kepada santri dan hasil

persewaan peralatan dapur mas. Dulu bukan hanya alat-alat

dapur mas, ada kursi, tenda (tratak), tapi sekarang tinggal

nampan, piring, gelas, sendok, lampu. Yang lain sudah

rusak(waw.1.AG,12-19)

Adanya tempat persewaan yang bermodal besar dan kelengkapan

peralatan sewa menjadi ancaman bagi pemasukan pondok pesantren,

karena salah satu pemasukan dana pondok pesantren adalah persewaan

alat-alat pernikahan itupun sudah tidak lengkap, apabila ada pesaing yang

lebih unggul dalam pelayanan dan kelengkapan persewaan tentunya minat

para penyewa akan lebih kepada tempat persewaan lengkap tersebut.

Page 99: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis SWOT (Strength,

Weakness, Opportunity, Threat) Manajemen Kelembagaan Pendidikan

Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin Desa Tegaron Tahun 2013 dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor kekuatan pondok pesantren Bustanuth Tholibin

a. Masih menggunakan metode salafiyah, metode yang diterapkan oleh

ulama terdahulu yaitu (hafalan dan setoran, sorogan, bandongan,

khitobah, bersyair, takror)

b. Kemandirian santri dengan pengelolaan keuangan yang berada di

pondok pesantren.

c. Hubungan pengasuh, pengurus, dan santri dengan masyarakat terjaga

dengan baik

d. Sarana dan prasarana yang ada sudah memenuhi kebutuhan para santri

e. Tersedianya paket C sebagai kesetaraan dengan pendidikan formal.

2. Faktor-faktor kelemahan pondok pesantren Bustanuth Tholibin

a. Kecanggungan terhadap teknologi

b. Kurangnya tenaga pengajar

c. Manajemen belum tertata, baik manajemen personalian, adminstrasi

dan lain-lain

d. Semangat santri yang kadang-kadang menurun

Page 100: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

87

e. Tidak adanya honor bagi para pengajar

f. Tidak ada standar/ujian bagi calon ustadz/pengajar pondok pesantren

3. Faktor-faktor peluang pondok pesantren Bustanuth Tholobin

a. Banyak masyarakat khususnya desa Tegaron sendiri yang bisa

dijadikan Ustadz/pengajar pondok

b. Tersedianya sumber daya alam yang cukup melimpah sebagai sarana

dan lahan belajar bagi santri

4. Faktor-faktor ancaman pondok pesantren Bustanuth Tholibin

a. Kurang minatnya masyarakat desa Tegaron untuk menjadi pengajar/

ustadz di pondok

b. Kurang terawatnya peralatan persewaan yang bisa mengurangi

pemasukan/pendapatan pondok

c. Adanya pesaing persewaan alat-alat pernikahan yang lebih maju dan

lengkap.

d. Tidak adanya regenerasi pengasuh yang tertata rapi

B. Saran

1. Bagi pihak pondok pesantren

a. Menjalin hubungan/komunikasi dengan masyarakat khusunya yang

berpotensi menjadi pengajar di pondok

b. Pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan aturan dan tata tertib

pondok pesantren serta pengawasan perkembangan potensi pendidikan

semua santri perlu ditingkatkan agar semua kegiatan, aturan dan tata

Page 101: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

88

tertib dapat berjalan dengan baik serta perkembangan potensi santri tetap

terkontrol.

c. Diperlukan pelatihan baik ustadz maupun santri tentang komputer/media

elektronik.

d. Dibukanya lahan sebagai latihan santri mengembangkan potensi sebagai

bekal hidunya kelak.

2. Bagi Para Santri-Santri

a. Semua santri diharapkan lebih giat, sungguh-sungguh, dan tekun dalam

belajar baik ketika masih di pondok pesantren maupun ketika sudah

keluar dari pondok.

b. Semua ilmu pengetahuan dan pengalaman yang di dapatkan oleh santri

diharapkan dapat diamalkan dalam kehidupannya.

c. Perawatan peralatan persewaan yang ada perlu adanya perhatian yang

khusus.

3. Bagi Dewan Asatidz

a. Lebih ditingkatkan lagi dalam pengelolaan pendidikan kepada santri agar

santri menjadi lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran pondok

pesantren.

b. Lebih memerhatikan dan pengawasan terhadap murid-muridnya dengan

niat mencari ridho Allah semata.

c. Agar jeli memerhatikan santri dan potensinya masing-masing untuk

mendapat pelatihan.

Page 102: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

DAFTAR PUSTAKA

Tim Depag RI. 1986. Al Qur’an dan terjemahannya. Jakarta: Sera Jaya Sentra.

Yasmadi, Modernisasi Pesantren, Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Pendidikan

Islam Tradisional, Ciputat Press, Jakarta, 2002

Nafi’ Dian dkk, Praktis Pembelajaran Pesantren, Instite for Training and

Development (ITD), Yogyakarta, 2007

Dhafier Zamakhsyari, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai,

LP3ES, Jakarta, tt

Hadi, Sutrisno, Methodologi Research I, Yayasan Penerbitanfak. Psikologi UGM,

Yogyakarta, 1981.

Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Andi Offset, Yogyakarta,

1995.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung,

2009.

Christin Daimon, Immy Holloway, terj. Cahya Wiratama, Metode-Metode Riset

Kualitatif Dalam Public Reelations & Marketing Communications, Mizan

Media Utama, Bandung, 2008.

Imam Suprayogo dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama, Remaja

Rosdakarya, Bandung, 2003.

Faisal Sanapiah, Penelitian Kualitatif, Dasar dan Aplikasi YA3, Malang, 1990.

Nasir Ridwan, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, 2005.

Page 103: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Ghofur, abd, Pendidikan Anak Pengungsi. Malang: UIN Malang press, 2009

Baharuddin, Makin. Moh, Manajemen Pendidikan Islam, Malang, 2010

Fajri Zul Em, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Difa Publisher

Halim A dkk, Manajemen Pesantren, Pustaka Pesantren, Yogyakarta, 2005.

Farida anik, Modernisasi Pesantren. Jakarta. Balai Penelitian dan Pengembangan

Agama, 2007.

Maksum dkk, Pola Pembelajaran Pendidikan Pesantren, Jakarta. Departemen

Agama RI, 2003.

Ghozali, Bahri, Pesantren Berwawasan Lingkungan. Jakarta: CV Prasasti, 2001.

Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Sekolah. Jakarta: PN Rineka Cipta, 2004.

Page 104: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Lampiran-lampiran

Verbatin wawancara

Dokumentasi di pondok pesantren

Surat keterangan telah melakukan penelitian

Daftar nilai SKK

Riwayat hidup

Page 105: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Kode : Waw.1. AA

Informan : KH. Bahrodin Latif

Hari/Tgl : Selasa, 20 Agustus 2013

Pukul : 08.00-09.30 WIB

Tempat : Rumah Pengasuh Pondok Pesantren

Tema Dialog Baris Interpretasi

Sejarah

berdirinya

pondok

pesantren

Pendiri pondok

pesantren

Wafat pendiri

pondok

pesantren

Penerus

pengasuh pondok

Peneliti (P) : Sejak kapan pondok ini

berdiri pak?

AA: Tahunnya 1921 untuk tanggal dan

hari sudah lupa mas, soalnya waktu

pondok pesantren ini berdiri sayapun

belum lahir.

Peneliti (P): Siapa yang pertama kali

mendirikan pondok pesantren ini pak?

AA: Yang mendirikan pondok ini adalah

paman saya yang bernama KH. Nahrowi

Peneliti (P): Lahir pada tahun berapa

beliau pak?

AA: apalagi tahun lahir beliau, saya juga

tidak tahu mas, kalu jaman dahulu kan hal

semacam itu tidak dianggap penting mas.

Peneliti (P): Kalau wafatnya?

AA: Nah , , , kalau wafatnya sekitar tahun

1962, itupun tanggalnya saya juga tidak

tahu.

Peneliti (P): Setelah itu diteruskan oleh

siapa pak?

AA: Penerusnya, ,,? Iya mulai beliau wafat

sampai sekarang saya yang menggantikan.

Peneliti (P): Kenapa bukan putra-putra

beliau pak?

AA: Sebab putra-putra beliau semua

5

10

15

20

25

Berdiri pada tahun

1921

KH. Nahrowi

Wafat Tahun 1962

KH. Bahrodin Latif

Page 106: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Tempat

berdirinya

pondok

pesantren

Bangunan

pondok

pesantren

Fasilitas kejar

paket C

berumur pendek mas, jadi belum sempat

meneruskan perjuangan abahe, sudah

dipanggil oleh sang kholiq.

Peneliti (P): Awal tanah yang didirikan

pondok milik siapa pak?

AA: Tanahnya waqafan mas, dulu punya

abah dan paman saya yang sampai saat ini

masih kami perjuangkan pondoknya mas.

Peneliti (P): untuk bangunannya sendiri

bagaimana pak?

AA: ya, , , bisa dilihat sendiri untuk

bangunan santri putra ada dua lantai dan

santri putri satu lantai itupun terpisah oleh

sungai yang menjadi pembatas antara RT

02 dan Rt 03.

Peneliti (P): apa di pondok ini ada kejar

paket C nya pak?

AA: iya , , , itu hanya sebagai jawaban

kami kepada wali santri yang menanyakan

apakah ada ijazah formal. Itu mas

Peneliti (P): apakah semua santri ikut

Kejar Paketnya pak

AA: o,o,o, tidak mas, malah kadang-

kadang yang ikut dari luar santri sini.

30

35

40

45

50

Tanah waqafan

Dua lantai pondok

putra dan satu lantai

pondook putrid

Pesantren

menfasilitasi kejar

paket C

Tidak semua santri

ikut kejar paket C

Page 107: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Kode : Waw.1. AC

Informan : K. Nur Ahdi

Hari/Tgl : Jum’at, 23 Agustus 2013

Pukul : 09.45-10.00 WIB

Tempat : Rumah Pengasuh Pondok Pesantren

Tema Dialog Baris Interpretasi

Sistem

pendidikan

pondok

pesantren

Metode

pengajaran yang

dipakai pondok

pesantren

Implementasi

pengajaran

pondok

pesantren

Peneliti (P): Bagaimana pendidikan di

pondok pesantren Bustanuth Tholibin

tahun 2013?

AC: Sistem pendidikan yang dipakai

pondok ini salafiyah mas, harus dibedakan

dengan salafi.

Peneliti (P): Bagaimana metode pengajaran

yang diterapkan di pondok pesantren

Bustanuth Tholibin tahun 2013?

AC: Metode yang diterapkan di pondok ini

adalah

a. Hafalan dan setoran.

b. Sorogan

c. Bandongan

d. Khitobah

e. Barjanji

f. Takror

Peneliti (P): Bagaimana pelaksanaan

pendidiakan di pondok pesantren

Bustanuth Tholibin tahun 2013?

AC: Dimulai jam 06.00 pelajaran Al

Qur’an dan jam 07.30 kitab dan setelah

dhuhur sampai jam 14.00

Peneliti (P): Kok ada ustadz yang

mengatakan dimulai jam 05.15 pak?

AC: o,o,o itu,,,? Ya karena yang saya ajar

5

10

15

20

25

Salafiyah murni

Hafalan dan setoran,

sorogan, bandongan,

khitobiyah, barjanji,

takror

Mulai jam 06.00-

14.00

Pengajaran hanya

Page 108: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Lokasi

pengajaran

pondok

pesantren

Hambatan

pondok

pesantren

Pelaksanaan

khitobiyah

hanya kelas empat dan lima mas, ya, , ,

pada jam itu saya mengajar.

Peneliti (P): Memang tempatnya dimana

pak, kok tidak tahu jam pelajaran santri

lain?

AC: Tahu, yang saya ajar hanya kelas atas.

Untuk tempat kelas yang saya ajar di

rumah saya sendiri mas, soalnya sudah tua,

untuk jalan aja sudah cepet cape, makanya

santri yang saya suruh ke rumah.

Peneliti (P): Hambatan apasaja yang

ditemui dalam pelaksanaan manajemen

pendidikan Bustanuth Tholibin ini pak?

AC: Biasanya dari orang tua mas,

menganggap pentingnya sekolah formal

daripada pondok pesantren.

Peneliti (P): untuk khitobiyah dilakukan

berapa minggu sekali pak?

AC: Khitobiyah dilakukan hanya sebulan

sekali mas, karna butuh persiapan baik

mental maupun teks-teks yang dibutuhkan.

30

35

40

45

kelas empat dan

lima

Di rumah

Anggapan orang tua

pentinya sekolah

formal

Satu bulan sekali

Page 109: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Kode : Waw.1. AD

Informan : Ikhsanuddin

Hari/Tgl : Jum’at, 6 September 2013

Pukul : 09.00-10.00 WIB

Tempat : Rumah Pengasuh Pondok Pesantren

Tema Dialog Baris Interpretasi

Sistem

pendidikan

pondok

pesantren

Metode pondok

pesantren

Pelaksanaan

pendidikan

Pelaksanaan

pendidikan

Peneliti (P): Bagaimana pendidikan di

pondok pesantren Bustanuth Tholibin tahun

2013?

AD: Sistem pendidikan menggunakan

sistem salafiyah.

Peneliti (P): Bagaimana metode pengajaran

yang diterapkan di pondok pesantren

Bustanuth Tholibin tahun 2013?

AD: Metode yang tidak lepas dari salafiyah

yaitu: metode Bandongan, Sorogan dan

Hafalan

Peneliti (P): Bagaimana pelaksanaan

pendidikan di pondok pesantren Bustanuth

Tholibin tahun 2013?

AD: Pelaksanaannya pagi, siang, sore dan

malam hari.

Peneliti (P): Bagaimana kegiatan belajar

mengajar di pondok pesantren Bustanuth

Tholibin tahun 2013?

AD: Pagi hari sorogan Al Qur’an sama

bapak Kyai, siang pengajian kitab kuning,

siang hari setoran bagi pelajaran yang harus

setor seperti nahwu dan lain-lain sore

sekolah sesuai pelajaran yang terjadwal

sampai malam. Tergantung jadwal kalau

memang ada ngaji Al Qur’an yang mengaji

Al Qur’an mas.

5

10

15

20

25

Salafiyah

Bandongan, sorogan

dan hafalan

Pagi, siang, sore dan

malam

Pagi sorogan

Siang pengajian

kitab

Sore sekolah

Malam ngaji

Alqur’an

Page 110: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Kurikulum yang

dipakai

Pelaksanaan

evaluasi

Pelaksanaan

manajemen

pondok

Pelaksanaan

manajemen

Hambatan

pendidikan

pondok

Peneliti (P): Bagaimana kurikulum yang di

terapkan di pondok pesantren Bustanuth

Tholibin tahun 2013?

AD: Salafiyah yang dipadukan dengan

kurikulum yang dibuat oleh dewan asatidz

dan pengasuh pondok.

Peneliti (P): Bagaimana evaluasi pendidikan

di pondok pesantren Bustanuth Tholibin

tahun 2013?

AD: Evaluasi dilakukan dua kali dalam satu

semester. Yaitu semester awal dan semester

akhir.

Peneliti (P): Bagaimana pelaksanaan

manajemen di pondok pesantren Bustanuth

Tholibin tahun 2013?

AD: Manajemen yang dilaksanakan belum

tertata rapi, tetapi untuk mencapai hasil

yang baik di dalam pondok pesantren ini

melakukan beberapa manajemen.

Peneliti (P): Manajemen apasaja yang

diterapkan di pondok pesantren Bustanuth

Tholibin tahun 2013?

AD: Manajemen peserta didik, Manajemen

sarana dan prasarana, manajemen personalia

Peneliti (P): Hambatan apasaja yang

ditemui dalam pelaksanaan manajemen

pendidikan di pondok pesantren Bustanuth

Tholibin?

AD: Yang menjadi hambatan dalam

pendidikan di pondok pesantren ini adalah

kurangnya tenaga pengajar.

30

35

40

45

50

55

Salafiyah dan

penyesuaian

dua kali dalam satu

semester

belum tertata rapi

Peserta didik, sarana

prasarana dan

personalia

Kurang tenaga

pengajar

Page 111: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

pesantren

Page 112: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Kode : Waw.2. AD

Informan : Ikhsanuddin

Hari/Tgl : Jum’at, 13 September 2013

Pukul : 09.00-10.00 WIB

Tempat : Rumah Pengasuh Pondok Pesantren

Tema Dialog Baris Interpretasi

Bantuan dana

dari pemerintah

Syarat menjadi

pengajar

Pemasukan

pondok

pesantren

Peneliti (P): Pernahkan mendapat bantuan

dari Pemerintah atau perorangan pak?

AD: Dahulu pernah mendapatkan bantuan

dana dari pemerintah untuk merawat

gedung/pondok alhamdulillah cukup untuk

keramik kamar para santri dan aula.

Peneliti (P): Tahun berapa ya pak?

AD: Sudah lama sekali mas, sekitar tahun

2005 kalau tidak salah

Peneliti (P): Apakah ada ciri khusus untuk

bisa menjadi ustadz di pondok ini pak?

AD: Untuk ustadz disini tidak ada ujian

mas, yang penting pernah mondok di satu

pesantren atau lebih dan memang harus

lulus dari pondok pesantren tersebut, kalau

belum lulus dari pihak pondok sendiri

masih mempertimbangkan dan satu lagi

ikhlas mengajar santri-santri di pondok sini

karena memang tidak ada bisaroh untuk

para ustadz.

Peneliti (P): Kalau begitu untuk pembiayaan

pondok sini didapat dari mana?

AD: Dari syahriah para santri dan hasil

sewa peralatan pernikahan yang masih

tersisa mas..

Peneliti (P): Kalau kenaikan kelas pondok

Bustanuth Tholibin ini, bagaimana

5

10

15

20

25

Perawatan gedung

dan aula santri

Tahun 2005

Sudah pernah

mondok dan lulus

Syahriyah dan alat

persewaan

Page 113: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Kenaikan kelas

Manajemen

peserta didik

sistemnya pak?

AD: Kenaikan kelas di pondok sini

dilakukan setelah ujian mas, paling juga

mulai naik kelas setelah libur. soalnya

kenaikan dilakukan pada bulan hijriyah

mas, tepatnya bulan sya’ban, setelah itu

libur menjelang Ramadhon, 1 Ramadhon

kembali lagi untuk ngaji posonan sampai

tanggal 21 Ramadhon khataman kitab-kitab

yang dibaca oleh ustadz. Setelah itu libur

sampai syawal tanggal 20an mas.

Peneliti (P): Apakah ada santri yang

nyambi/membantu masyarakat dengan

harapan dapat upah?

AD: Itu dahulu mas, sekarang sudah tidak

ada dan tidak saya perbolehkan, meski

kerjanya tidak seberapa terkadang bisa jadi

alasan bagi santri yang nyambi diluar

pondok.

30

35

40

45

Lulus ujian/imtihan

Bulan sya’ban

Naik setelah libur

ramadhon

Pengkajian kitab

pada bulan

ramadhon

Selama 21 hari

Masuk kembali

tanggal 20 syawal

Dahulu ada santri

nyambi dengan

harapan mendapat

upah

Page 114: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Kode : Waw.1. AE

Informan : Muhammad Asbihan

Hari/Tgl : Senin, 19 Agustus 2013

Pukul : 09.40 – 10..40 WIB

Tempat : Rumah Pengurus Pondok Pesantren

Tema Dialog Baris Interpretasi

Sistem pondok

pesantren

Penerapan

metode pondok

pesantren

Peneliti (P): Bagaimana pendidikan di

pondok pesantren Bustanuth Tholibin tahun

2013?

AE: Sistem pendidikan di pondok pesantren

Bustanuth Tholibin menggunakan sistem

salaf murni, jadi memang untuk pendidikan

modern tidak ada sama sekali mas, bahkan

ustadznya pun tidak ada yang yang bisa

mengoperasikan komputer.

Peneliti (P): Bagaimana metode pengajaran

yang diterapkan di pondok pesantren

Bustanuth Tholibin tahun 2013?

AE: Metode yang diterapkan di pondok ini

adalah

1. Hafalan dan setoran.

2. Sorogan (santri membaca kitab kuning

dan ustadz/ kyai menyimak dan

membetulkan.

3. Bandongan dengan cara Kyai/ ustadz

membaca kitab kuning dan para santri

mendengarkan dan mengabsahi

(memaknai).

4. Khitobah (latihan dakwah).

5. Barjanji (mendengarkan senior

membaca, minggu selanjutnya baru

digilir membaca)

6. Takror (mengulang pelajaran yang

5

10

15

20

25

Salafiyah murni

Hafalan, sorogan,

bandongan,

khitobah, barjanji,

takror

Page 115: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Kegiatan pondok

pesantren

Kegiatan belajar

mengajar di

pondok

pesantren

diajarkan ustadz siang hari pada malam

hari)

Peneliti (P): Bagaimana pelaksanaan

pendidiakan di pondok pesantren Bustanuth

Tholibin tahun 2013?

AE: Kegiatan dimulai setelah jama’ah

sholat subuh dimulai dengan sorogan Al

Qur’an, setelah jama’ah sholat subuh

kemudian dilanjutkan dengan bandongan,

jam makan, persiapan untuk sekolah

pondok, kemudian masuk sekolah jam

07.15 pagi sampai dengan jam 11.30

kemudian jam makan siang, jama’ah sholat

duhur istirahat jam 13.30 mulai kegiatan

belajar lagi sampai dengan jam 15.30 untuk

jam makan dan persiapan jama’ah sholat

Ashar, setelah sholat Ashar kegiatan belajar

lagi sampai jam 17.00 setalah itu persiapan

jama’ah sholat Mahgrib, tadarus Al Qur’an

dan makan setelah jama’ah sholat Isya’

kegiatan belajar lagi sampai jam 22.00.

Peneliti (P): Bagaimana kegiatan belajar

mengajar di pondok pesantren Bustanuth

Tholibin tahun 2013?

AE: Kegiatan di pondok pesantren telah

terjadwal dan terorganisir dengan adanya

penyusunan jadwal oleh pengasuh, dewan

asatidz di awal tahun mulai pelajaran,

biasanya di musyawarahkan secara

bersama-sama setelah liburan hari raya idul

fitri tepatnya tanggal 10 Syawal

30

35

40

45

50

55

Dimulai setelah

subuh dengan

sorogan Al Qur’an

Jam 07.15 persiapan

sekolah pondok

11.30 Jam makan

siang

13.30 kegiatan

belajar

15.30 makan sore

dan persiapan sholat

ashar

17.00 belajar sampai

dengan jam 22.00

Terjadwal disusun

oleh pengasuh

pondok setelah

mekaku[kan

musyawarah

bersama pengurus

Page 116: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Pemakaian

kurikulum

pondok

pesantren

Evaluasi

pembelajaran di

pondok

pesantren

Pelaksanaan

manajemen

pondok

pesantren

Peneliti (P): Bagaimana kurikulum yang di

terapkan di pondok pesantren Bustanuth

Tholibin?

AE: Kurikulum yang digunakan di pondok

sini murni salaf mas, tanpa meniru dari

pondok lain, meskipun para ustadz alumni

dari pondok lain, Kata lain “nderek pak

yai” tidak berani merubah karena sudah

berjalan berabad-abad dan hasilnya juga

memuaskan kok mas.

Peneliti (P): Bagaimana evaluasi pendidikan

di pondok pesantren Bustanuth Tholibin?

AE: Evaluasi di pondok sini mas, dilakukan

satu tahun dua kali yaitu pada bulan

Hijriyah karena kalau memakai bulan

nasional tidak bisa menjadi patokan,

tepatnya pada bulan Mulud dan Ruwah mas,

karena kalau bulan Ruwah kelas sebentar

lagi liburan Syawal/Idul Fitri.

Peneliti (P): Bagaimana pelaksanaan

manajemen di pondok pesantren Bustanuth

Tholibin?

AE: Manajemen yang dilaksanakan di

pomdok ini meliputi manajemen peserta

didik, manajemen personalia, manajemen

sarana dan prasarana. Dalam penerimaan

santri baru di pondok ini tidak di batasi

pada waktu tahun ajaran baru tetapi setiap

waktu menerima pendaftaran santri baru

kemudian mengenai pemilihan tenaga

pengajar di pondok ini langsung dipilih oleh

60

65

70

75

80

85

Salafiyah murni

Mengikut pada

pengsuh pondok

pesantren

Maulud dan ruwah

merupakan imtihan

dan kenaikan kelas

Manajemen peserta

didik, manajemen

personalia,

manajemen sarana

prasarana

Page 117: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

pengasuh pondok, sarana dan prasarana di

pondok ini di sediakan sebagai penunjang

lancarnya dan kenyamanaannya semua

santri dalam menikuti dan tinggal dipondok

pesantren ini

90

Kode : Waw.2. AE

Informan : Muhammad Asbihan

Hari/Tgl : Senin, 2 September 2013

Pukul : 09.00 – 10.00 WIB

Tempat : Rumah Pengurus Pondok Pesantren

Tema Dialog Baris Interpretasi

Pelaksanaan

manajemen

Pendukung

manajemen

pondok

pesantren

Peneliti (P): Manajemen apa saja yang di

terapkan di pondok pesantren Bustanuth

Tholibin?

AE: manajemen pendidik/personalia,

manajemen peserta didik, manajemen

sarana prasarana

Peneliti (P): Bagaimana daya dukung dalam

manajemen pendidikan di pondok pesantren

Bustanut Tholibin tahun 2013?

AE: Daya dukung dalam manajemen

pendidikan di pondok Bustanuth Tholibin

ini belum maksimal mas, karena terbatasnya

personil pengurus pesantren yang tidak

seimbang dengan semakin banyaknya

jumlah santri dan banyaknya kegiatan

pesantren, yang mengakibatkan para dewan

asatidz, sehingga sering kuwalahan dalam

mengatasinya, namun dengan adanya santri

yang terus bertambah saya sebagai pengurus

berusaha bagaimana dalam proses

5

10

15

20

Pendidik/personalia

Peserta didik

Sarana dan

prasarana

Belum maxsimal

Page 118: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Pemadatan

kegiatan

pendidikan

pondok

pesantren

Pengahargaan

pengajar

Keunggulan dari

internal pondok

pesantren dan

harapan warga

untuk bergabung

dengan pengurus

pondok

pesantren

Metode pelajaran

pendidikan di pondok pesantren ini tidak

terkendala dan bisa berjalan dengan lancar.

Peneliti (P): Hambatan apa saja yang

ditemui dalam pelaksanaan manajemen

pendidikan di Bustanuth Tholibin tahun

2013?

AE: Terlalu banyaknya kegiatan

mengakibatkan santri kurang waktu

istirahat, kurangnya ustadz yang mau

mengajar, disini kan lilllahi taala mas.

Peneliti (P): artinya?

AE: ya, , , belum ada gaji tetap mas, akan

tetapi saya yakin suatu saat kalau yang

berpotensi menjadi ustadz ekonominya

sudah tertata rapi akan mau menjadi ustadz

disini mas.

Peneliti (P): Apakah kurangnya ustadz

menjadi penghambat kegiatan belajar

mengajar?

AE: Iya mas, untuk ustadz dari Desa

Tegaron sendiri sebenarnya banyak mas,

mungkin kesibukan yang sangat padat

sehingga untuk mengajar waktunya belum

ada, tapi saya yakin suatu saat mereka yang

mempunyai potensi menjadi ustadz akan

bergabung dengan kami untuk Ngurip-

ngurip agama khususnya pondok pesantren

Bustanuth Tholibin ini mas.

Peneliti (P): Apa yang dimaksud dengan

metode Bandongan?

25

30

35

40

45

50

Penyebab santri

kadang semangatnya

menurun

Belum ada honor

tetap bagi para

pengajar pondok

Banyaknya warga

yang berpotensi

menjadi

ustadz/pengajar

Ceramah

Page 119: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

bandongan

Metode

pengajaran

pondok

pesantren

sorogan

Metode

pengajaran

mukhafadzoh

AE: Bandongan adalah salah satu model

pembelajaran di Pondok Pesantren

Bustanuth Tholibin dengan metode

ceramah, sistem yang di gunakan adalah

seperti ini, ustadz atau dewan guru

membacakan salah satu kitab yang di kaji

dan para santri memaknai (ngabsahi kitab)

dengan tujuan untuk mendapat keterangan

yang belum jelas di dalam kitab tersebut.

Peneliti (P): Kalau yang disebut dengan

metode sorogan pak?

AE: Model pembelajaran ini sangat

membantu para santri untuk mempermudah

dalam membaca kitab-kitab kuning yang

menjadi materinya, santri melakukan

sorogan ini setiap bakda subuh sampai

dengan pukul 08.30, sorogan disini dibagi

perkelas dan setiap kelas ini ada ustadz

yang menyimak santri yang sedang

membaca saling bergantian apabila ada

bacaan yang salah dalam maknannya dan

nahwu, shorofnya maka ustadz yang

menyimak ini membenarkan agar santri

dapat memahaminya dengan mudah, bagi

kelas yang tidak ada jam pelajaran

diwajibkan tadarus Al Qur’an dan belajar di

kamarnya masing-masing untuk persiapan

kelas selanjutnya. Sedangkan metode

Muhafadzoh ini juga banyak sekali dipakai

dipondok Bustanuth Tholibin khususnya

pada kelas satu, dua dan tiga karena pada

55

60

65

70

75

80

Santri membaca dan

disimak oleh

pengajar/ustadz

Hafalan bait-bait

dan koidah

Page 120: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Penggunaan

kitab pengajaran

pondok

pesantren

Proses

pengajaran

pondok

pesantren

kelas tersebut banyak pembahasan tentang

nahwu, shorof, tajwid. Sedangkan untuk

kelas empat dan lima diwajibkan belajar di

kamarnya masing-masing untuk persiapan

sekolah karena untuk kelas empat dan lima

sendiri sudah dituntut untuk bisa memahami

dan menjelaskan didepan santri lain dan

ustadz.

Peneliti (P): Kitab apasaja yang digunakan

untuk kegiatan belajar mengajar pak?

AE: Banyak sekali mas, bisa dilihat jadwal

pelajaran yang tertempel di aula pondok,

Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin

membagi menjadi beberapa kelas dan

melalui dua semester, semester satu dan dua

ada juga pelajaran yang sama mas, karena

ada juga kitab pada semester satu

dilanjutkan pada semester dua

Peneliti (P): Apakah sama proses

pembelajaran antar kelas pak?

AE: Jelas sekali berbeda mas, Untuk kelas

satu, dua, dan tiga memang kami perbanyak

kitab-kitab/mata pelajarannya karena sistem

kami kelas satu, dua dan tiga adalah banyak

membaca, pelajaran-pelajaran yang kemarin

kami ajarkan kami pertanyakan kembali

pada pertemuan sekarang kalau para santri

0% pemahamannya kami ulang kembali

pelajaran kemarin, kalau pemahaman santri

50% maka kami juga ulang kembali pelaran

kemarin, setelah benar-benar paham baru

85

90

95

100

105

110

Banyak kitab yang

digunakan oleh

pondok pesantren

Perbedaan antar

kelas

Page 121: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Pengetahuan

tentang sejauh

mana

penguasaan

materi pelajaran

kami lanjutkan pelajaran selanjutnya akan

tetapi tidak kami terangkan, apabila

pemahaman santri 90% maka langsung

kami lanjutkan pelajaran selanjutnya.

Peneliti (P): Untuk mengetahui sejauhmana

pemahaman santri tentang pelajaran

bagaimana pak?

AE: Untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman santri kami lakukan tanya

jawab sebelum pelajaran dimulai, berbeda

lagi bagi kelas empat dan lima mas, untuk

kelas empat dan lima, memang kami buat

sedikit mata pelajarannya akan tetapi

banyak muthola’ah/penjelasan dan

tamrin/contoh-contoh pelajaran yang

berkaitan pada hari itu. Untuk Al Qur’an

sendiri memang diajarkan langsung oleh

pak Kyai mulai kelas satu sampai kelas

lima.

115

120

125

130

Tanya jawab antara

santri dan ustadz

Page 122: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Kode : Waw.3. AE

Informan : Muhammad Asbihan

Hari/Tgl : Senin, 9 September 2013

Pukul : 09.00 – 10.30 WIB

Tempat : Rumah Pengurus Pondok Pesantren

Tema Dialog Baris Interpretasi

Kegiatan pondok

pesantren

Pelaksanaan

evaluasi pondok

pesantren

Pelaksanaan

tambahan

evaluasi

Peneliti (P): Apakah kegiatan belajar

mengajar di pondok sudah berjalan dengan

baik pak?

AE: untuk kegiatan sendiri bisa berjalan

dengan baik menurut jadwal yang sudah

dipasang di aula pondok mas. Yang kadang-

kadang di langgar paling sholat lima waktu

belum bisa aktif semua, subuh berjama’ah

dhuhur kadang tidak ada.

Peneliti (P): Kalau evaluasi sendiri

dilakukan berapa kali pak?

AE: Evaluasi di Pondok Pesantren

Bustanuth Tholibin ini dinamakan imtihan,

biasanya dilaksanakan pada bulan maulud

selama 1 minggu, dan pada bulan rajab

Peneliti (P): Selain itu apakah ada evaluasi

lain, misal harian atau bulanan pak?

AE: di pondok sini juga tiap hari dilakukan

evaluasi kok mas, jadi sebelum pelajaran

dimulai ustadz menanyakan pelajaran

kemarin sudah paham belum, kalau

memang belum akan diulang kembali,

sampai santri benar-benar paham betul

pelajaran kemarin.

Peneliti (P): Untuk penguasaan materi antar

kelas apakah berbeda juga pak?

5

10

15

20

25

Bias berjalan sesuai

dengan jadwal

Sholat dhuhur yang

sering dilanggar

oleh santri

Dilaksanakan satu

Minggu pada bulan

Maulid dan Rajab

Sebelum palajaran

dimulai, Tanya

jawab

Page 123: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Pelaksanaan

pembelajaran di

pondok

pesantren

Kegiatan santri

di luar pondok

Niat santri dalam

pelaksanaan

mondok

AE: Iya mas, ada batasan-batasan tertentu

Sebagai tolak ukur kenaikan kelas kami

membatasi untuk kelas satu bisa naik kelas

dua harus bisa membaca meskipun belum

paham pelajarannya, untuk bisa naik kelas

tiga santri harus paham pelajaran-pelajaran

yang diajarkan pada kelas dua, untuk bisa

naik kelas empat santri harus bisa

menerangkan/murodan maksudnya lafal

dibaca dan diterangkan didepan santri lain

dan ustadznya.

Peneliti (P): Tentang santri yang ikut

membantu orang desa, apa pendapat anda

pak?

AE: kalau dari pihak pengurus pondok

sendiri membolehkan santri membantu

orang desa selama santri tersebut mau dan

kami juga melihat dari tingkatan kelasnya

mas, kalau masih kelas satu sampai tiga mas

tahu sendiri ta, jadwal pelajarannya sangat

padat, tentunya tidak kami perbolehkan.

Tapi untuk kelas empat sampai enam kan

pelajarannya juga sudah sedikit jadi kami

persilahkan untuk mengisi waktu luang para

santri.

Peneliti (P): Apakah ada santri yang tanpa

keinginan orang tua mondok di sini pak?

AE: semua santri yang mondok sini dari

keinginan diri sendiri dan orang tua mas,

jadi kalau mereka niat tanpa ada dorongan

orang tua biasanya tidak betah, sebaliknya

30

35

40

45

50

55

Kelas satu bisa

membaca meski

belum bisa

memahami, naik

kelas tiga bisa

memahami

pelajaran, naik kelas

empat bisa

menerangkan, naik

kelas lima bisa

menjelaskan

Dibolehkan

membantu orang

kampung syaratnya

kelas empat dan

lima

Antara santri dan

orang tua sama-

sama berniat

Page 124: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

dorongan orang tua sedang anak tidak

pingin mondok juga tidak betah, makanya

kedua pihak harus sama-sama mempunyai

niatan yang sama

60

Kode : Waw.1. AF

Informan : Nurul Arkham

Hari/Tgl : Jum’at, 27 September 2013

Pukul : 08.00-09.30 WIB

Tempat : Kamar Pondok

Tema Dialog Baris Interpretasi

Motivasi santri

masuk

Peneliti (P): Namanya siapa kang?

AF: Nurul Arkham mas.

Peneliti (P): Sudah lama tinggal disini?

AF: lumayan mas, 5 tahunan.

Peneliti (P): Rumahnya mana kang?

AF: Magelang mas, Tepatnya desa Cabean

Kecamatan Mendut Kabupaten Magelang.

Peneliti (P): Apa motivasinya untuk masuk

pondok sini kang?

AF: Ya, Alhamdulillah bapak dan kakak

saya alumni pondok ini mas, dan beliau

juga menyarankan agar saya mondok di

sini mas.

Peneliti (P): Apa yang membuat anda

betah tinggal disini kang?

AF: Asal benar-benar mencari ilmu

insyaallah di manapun saya betah mas.

Peneliti (P): Apakah ada santri yang tidak

betah mondok di sini kang?

AF: Banyak mas

Peneliti (P): Karena apa mereka tidak

5

10

15

20

Orang tua saudara

Niat yang sungguh-

sungguh membuat

betah

Page 125: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Penyebab tidak

betah sebagian

santri

Metode

pengajaran

Pelajaran agama

Interaksi

lembaga

betah kang?

AG: ada yang tidak sungguh-sungguh

mondok di sini, ada yang mondoknya

bukan karena keinginan sendiri tetapi

keinginan orang tua.

Peneliti (P): Bagaimana cara pengasuh dan

dewan asatidz disini mengajarkan

pendidikan?

AG: Biasa mas, guru didepan mengajarkan

pelajaran, santri mendengarkan dan

memahami apa yang disampaikan oleh

ustadz, setelah itu ditanya, sudah faham

belum?

Peneliti (P): kalau belum faham, apa

tidakan ustadz kang?

AF: ya, beda-beda mas, ada yang diulangi

menerangkan pada hari itu juga, ada juga

yang mengulang menerangkan besok

sebelum jam pelajaran dimulai lagi.

Peneliti (P): Apa saja yang diajarkan

pengasuh dan dewan asatidz kepada semua

santri disini?

AF: Banyak mas, antara lain Jawahirul

Bukhori dan lain-lain, tidak hafal mas.

Peneliti (P): Bagaimana interaksi antara

pengasuh, dewan asatidz dan semua santri

disini?

AF: Ya baik-baik saja kok mas, saya kan

juga termasuk yang lumayan lama disini,

jadi beliau faham dengan saya, apa lagi

saya sering ditimbali (panggil) bapak/ibu

25

30

35

40

45

50

Tidak niat sendiri

Metode ceramah

Ada ustadz yang

mau mengulangi

pelajaran yang

belum dipahami

oleh santri, ada juga

yang tidak

Jawahirul bukhori

dll

Pengasuh faham

dengan para santri

Page 126: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Macam

pengajaran di

pondok

pesantren

Fasilitas di luar

pondok

pesantren

Tata tertib

pondok

pesantren

nyai.

Peneliti (P): Kegiatan pendidkan apa saja

yang dilakukan di pondok pesantren ini

AF: yaa, , , hanya belajar ngaji kitab

kuning dan Al Qur’an mas. Hanya saja

peraturannya banyak mas.

Peneliti (P): Apakah semua peraturan

ditaati kang?

AF: Semua santri yang ada di Pondok

Pesantren Bustanuth Tholibin ini

mengikuti pelajaran dan tata tertib yang

ada, untuk hibuaran diluar pondok bahkan

diluar desa Tegaron sendiri, pengurus

memberikan ijin selama tata tertib yang

ada tetap harus dipatuhi, seperti memakai

peci ketika keluar pondok dan merupakan

hari libur pondok pesantren. Tapi tidak

semua jenis hiburan diijinkan mas, yang

diberi ijin paling kalau ada pengajian.

Selain pengajian diijinkan selama masih

ada didaerah Tegaron sendiri itupun masih

dibatasi hanya boleh sampai jam 22.00

WIB. Tapi terkadang saya juga melanggar

peraturan mas he,he,he,

Peneliti (P): Peraturan apa yang sering

dilanggar kang?

AF: Sering Ketiduran mas, itupun kalau

ngantuk banget dan tidak ada yang

membangunkan sampai saya tidak sekolah

mas, itu kalau hanya sekali tidak masuk

tidak apa-apa mas, tapi kalau sampai tiga

55

60

65

70

75

80

Pengajian kitab

kuning dan Al

Qur’an

Hiburan di luar

pondok boleh ijin

dengan syarat

sampai jam 22.00

WIB.

Pelanggaran sering

dilakukan oleh santri

Karena kelelahan

Page 127: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Manajemen

peserta didik

pondok

pesantren

Profesi orang tua

Penghasilan

orang tua

kali ditanyakan pada teman yang satu kelas

dengan saya.

Peneliti (P): Ada yang nyambi kang?

Maksudnya ikut membantu orang

kampung dengan harapan dapat makan lah.

AF: Ya, , itu saya dulu mas

Peneliti (P): Memang dikasih upah berapa

dan bagaimana prosesnya kang?

AF: ya Alhamdullah bisa buat makan mas,

tapi itu dulu mas, sekarang tidak lagi. Dulu

waktu aku disuruh bantuin orang desa,

orang tersebut minta ijin dulu sama

pengurus mas, kalau saya matur sendiri

tidak berani, dan itupun masih keluarga

pondok sendiri kok mas.

Peneliti (P): Apakah keinginan sendiri

untuk nyambi kang?

AF: Sebenarnya bukan keiinginan saya

mas, hanya saja kalau udah kelas empat

dan lima kan mata pelajarannya sedikit ta,

jadi banyak nganggurnya sekalian ngalap

berkah.

Peneliti (P): Apasaja profesi orang tua

yang mondok di sini yang kang?

AF: Ada yang kuli panggul (Glondong)

ada juga yang petani dan peadagang mas

Peneliti (P): Kira-kira penghasilan tiap

bulannya berapa kang?

AF: Ya kadang banyak kadang juga sedikit

mas, dikarenakan tergantung pesanan bagi

kuli angkat “glondong”/pedagang di pasar,

85

90

95

100

105

110

Dulu ada santri yang

ikut membatu orang

kampung

Upah cukup buat

makan satu hari

Untuk mengisi

waktu luang jadi

ikut membantu

orang kampung

Kuli panggul, petani

dan pedagang

Tergantung pesanan

dan panin

Page 128: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

dan ditentukan oleh banyak tidaknya hasil

panin untuk kalangan petani mas.

115

Page 129: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Kode : Waw.1. AG

Informan : Kang Mabruri

Hari/Tgl : Jum’at, 20 September 2013

Pukul : 09.00-11.00 WIB

Tempat : Kamar Pondok

Tema Dialog Baris Interpretasi

Tugas sekretaris

dalam

pengurusan alat

persewaan

Pendanaan

pondok

pesantren

Motivasi santri

Peneliti (P): Namanya siapa kang?

AG: Mabruri

Peneliti (P): Rumahnya mana kang?

AG: Magelang mas

Peneliti (P): Sudah lama tinggal disini?

AG: ya, , , sekitar 3 tahun mas.

Peneliti (P): Menjabat sebagai apa di

pondok sini kang?

AG: Sekretaris mas

Peneliti (P): Apa saja tugas anda sebagai

sekretaris kang?

AG: Paling hanya mencatat pemasukan

dan pengeluaran pondok mas, semua

pengeluaran dibebankan kepada santri dan

hasil persewaan peralatan dapur mas. Dulu

bukan hanya alat-alat dapur mas, ada kursi,

tenda (tratak), tapi sekarang tinggal

nampan, piring, gelas, sendok, lampu.

Yang lain sudah rusak.

Peneliti (P): Pemasukan lain apakah tidak

ada kang?

AG: Tidak mas, pernah dapat bantuan,

katanya dulu pernah mendapat bantuan,

dari mana pun saya juga tidak tahu.

Peneliti (P): Apa motivasinya untuk masuk

pondok sini kang?

5

10

15

20

25

Mencatat

peamsukan dan

pengeluaran pondok

Tidak ada selain

sahriyah dan

persewaan alat

Banyak alumni dari

Page 130: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Sistem

pengajaran

Proses

pengajaran

Materi pondok

pesantren

AG: Di desa saya banyak alumni dari

pondok sini mas, dan mereka juga

menyarankan saya untuk mondok disini.

Peneliti (P): Apa yang membuat anda

betah tinggal disini kang?

AG: yang penting punya keinginan dan

niat yang kuat mas, banyak juga yang tidak

betah tinggal di pondok sini kok.

Peneliti (P): Karena apa mereka tidak

betah kang?

AG: ada yang tidak sungguh-sungguh

mondok disini, ada yang mondoknya

bukan karena keinginan sendiri tetapi

keinginan orang tua.

Peneliti (P):Bagaimana cara pengasuh dan

dewan asatidz disini mengajarkan

pendidikan?

AG: ya, , seperti sekolah-sekolah biasa itu

mas, guru didepan mengajarkan pelajaran.

Peneliti (P): dikasih waktu untuk bertanya

nggak kang?

AG: iya mas, kalau belum paham disuruh

bertanya.

Peneliti (P):Apa saja yang diajarkan

pengasuh dan dewan asatidz kepada semua

santri disini?

AG: banyak banget mas, antara lain Al

Qur’an, fiqih, taukhid, bahasa Arab,

tajwid, tasawuf, wah pokoknya banyak

mas

Peneliti (P):Bagaimana interaksi antara

30

35

40

45

50

55

pondok pesantren

Niat yang kuat

menjadi motivasi

sampai sekarang

Tidak sungguh-

sungguh dan bukan

keinginan sendiri

yang membuat tidak

betah

Ceramah

Adanya kesempatan

Tanya jawab

Fiqih, Tauhid, Al

Qur’an, bahasa

Arab, Tajwid,

Tasawuf dll

Page 131: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Interaksi

lembaga

Kegiatan

pembelajaran

Motivasi lain

Rasa tidak

nyaman

pengasuh, dewan asatidz dan semua santri

disini?

AG: baik mas, palah Pak Kiayi dan para

ustadz hafal dengan para santri, saking

sedikitnya santri yang mondok sini

mungkin mas.

Peneliti (P):Kegiatan pendidkan apa saja

yang dilakukan di pondok pesantren ini

AG: Kegiatan apa ya mas , , , Cuma belajar

mengaji Al Qur’an dan Kitab-kitab kuning,

eh ada juga yang dipercaya menjaga

warung miliknya pak yai mas, ya , ,

mungkin itu juga merupakan kegiatan

pendidikan mas.

Peneliti (P): kok bisa dikatakan kegiatan

pendidikan?

AG: ya karena di warung juga dituntut

untuk memanajemen warung mas,

pengeluaran dan pemasukan harus

dibukukan dengan jelas mas.

Peneliti (P):Apa yang membuat santri

tinggal dipondok ini merasa nyaman?

AG: enak mas disini, lokasi strategis,

cuaca tidak jauh berbeda dengan kota

Magelang mas.

Peneliti (P):Apa yang membuat santri

disini merasa tidak nyaman tinggal

dipondok ini?

AG: Tidak ada mas, ya, , , banyak yang

tidak betah tinggal disini karena niat

mereka hanya setengah-setengah.

60

65

70

75

80

85

Semua hafal kepada

para santri

Pelatihan

pengelolaan

keuangan

Lokasi strategis,

cuaca

Tidak ada

Page 132: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Peraturan

Peneliti : Apakah semua peraturan disini

ditaati kang?

AG: He,he,he, ada yang enggak mas, ,

Peneliti (P): contohnya kang?

AG: itu ada peraturan santri harus datang

lebih awal 5 menit sebelum ustadz kan

mas. Nah itu kadang juga ada santri yang

telat.

90

100

Ada pelanggaran

Pelanggaran dating

terlambat dalam

kegiatan belajar

mengajar

Page 133: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Kode : Waw.1. AI

Informan : Surani Rachman

Hari/Tgl : Jum’at, 30 Agustus 2013

Pukul : 09.00-10.00 WIB

Tempat : Balai Desa Tegaron

Tema Dialog Baris Interpretasi

Hubungan

masyarakat

dengan pondok

pesantren

Kelebihan

pondok desa

Tegaron

Peneliti (P): Bagaimana hubungan

masyarakat dengan pondok pesantren

Bustanuth Tholibin?

AI: Hubungannya baik, ya, , , hanya cuma

hubungan biasa.

Peneliti (P): artinya?

AI: ya, , , selama ini kan jarang ada

pertentangan antara pihak pondok dan

masyarakat sendiri mas, bahkan saya sendiri

belum pernah menjumpainya mas.

Peneliti (P): apakah ada dukungan

masyarakat terhadap kemajuan pondok

pesantren Bustanuth Tholibin?

AI: ya, , , masyarakat dan pondok kan milik

desa to mas. Saya lihat juga masyarakat

senang adanya pondok. Untuk dukungan

mungkin ada.

Peneliti (P): Apa kelebihan pondok

pesantren Bustanuth Tholibin?

AI: wah, , , kalau ngomong masalah potensi

banyak banget mas.

Peneliti (P): contohnya?

AI: Kelebihan pondok sini itu sebenarnya

banyak sekali mas, diantara banyak ustadz

yang sudah layak/mumpuni dibidang

agama, apalagi dari desa Tegaron sendiri

banyak lulusan dari pondok-pondok yang

5

10

15

20

25

Berhubungan baik

Belum ada

pertentanggan antara

pihak pondok

dengan mayarakat

Dukungan

masyarakat

Masyarakat yang

mumpuni menjadi

pengajar pondok

Page 134: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Keterlibatan

masyarakat

Sarana dan

prasarana

pondok

ternama baik dari Jawa Tengah sendiri

maupun dari Provinsi lain misalnya Jawa

Timur dan Jawa Barat tinggal bagaimana

dari pihak pondok sendiri bisa menarik dari

orang-orang yang berpotensi tersebut..

Peneliti (P): selain itu pak?

AI: mengenai sumberdaya alam, Tegaron

itu mempunyai banyak sumber daya alam

contohnya persawahan, irigasi cukup bagus

juga untuk perikanan

Peneliti (P): sejauh mana keterlibatan

masyarakat terhadap pondok pesantren

Bustanuth Tholibin?

AI: sejauh mana ya mas, , , ya sekedar

dukungan aja, InsyaAllah kalau masyarakat

dimintai tolong (sambati) mereka banyak

yang ringan tangan kok mas, seperti yang

telah terjadi dulu waktu ada khataman

masyarakat selalu andil kan?

Peneliti (P): Apakah sarana prasarana

pondok pesantren Bustanuth Tholibin sudah

mencukupi?

AI: Untuk sarana saya kira cukup, mungkin

sebagai sarana tambahan aja ya mas,,, dan

kayaknya ini juga penting yaitu

menyediakan lahan untuk latihan santri

mengelola sawah, perikanan dan lain-lain.

Peneliti (P): tujuannya untuk apa pak?

AI: Tahu sendiri ta mas kekawatiran orang

tua itu kebanyakan kalau mondok besok

30

35

40

45

50

55

Sumber daya alam

Sebatas dukungan

Cukup, tambahan

untuk pelatihan

santri

Pembekalan santri

untuk menghadapi

kehidupan dunia

Page 135: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Kekurangan

pondok

pesantren

Modal pondok

pesantren

lulus mau jadi apa? Ya, , , memang

sebagian orang tua ada yang berpendapat

bahwa rezeki sudah ada yang atur, akan

tetapi tanpa diimbangi dengan pengetahuan

kan juga sulit ta mas. Jadi harapan saya

dengan adanya lahan tersebut lulusan

pondok mempunyai skill tertentu.

Peneliti (P): Apa saja yang menjadi

kekurangan pondok pesantren Bustanuth

Tholibin?

AI: Semua sudah ada sebenarnya, cuma

kurang standar, belum terkoordinirnya

manajemen dengan baik, belum tergalinya

potensi alam yang ada.

Peneliti (P): Apasaja yang harus dilakukan

pondok pesantren Bustanuth Tholibin untuk

memajukan pondoknya?

AI: Dari dalam dulu mungkin yang mas,

dari pengurus sendiri harus kreatif,

menambahi pembelajaran tentang pertanian

atau perikanan. Bisa juga mendatangkan

pokar-pakar yang ahli dalam bidangnya

baik ekonomi, perikanan, bahkan politik,

penting itu mas.

Peneliti (P): Modal apa yang belum dimiliki

oleh pondok pesantren Bustanuth Tholibin?

AI: Saya kira untuk modal sudah tersedia

tinggal pengolahannya saja bagaimana.

irigasi yang cukup itu juga merupakan

modal ta mas, lahan juga sudah ada.

60

65

70

75

80

Belum

terkoodinirnya

manajemen dengan

baik

Untuk melakukan

perubahan dimulai

dari dalam dahulu

Adanya pelatihan

baik untuk santri

dan pengurus

Sumber daya alam

yang melimpah ruah

Page 136: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren
Page 137: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Kode : Waw.1. AH

Informan : Lia Ratna Ningrum

Hari/Tgl : Jum’at, 4 Oktober 2013

Pukul : 09.00-10.00 WIB

Tempat : Rumah KH. Bahrodin Latif (Pengsuh PonPes)

Tema Dialog Baris Interpretasi

Motivasi santri

Santri tidak betah

Pengajaran

pondok

Materi

Peneliti(P): Namanya siapa mbak?

AH: Lia Ratna Ningrum

Peneliti (P): Rumahnya mana mbak?

AH: Magelang mas

Peneliti (P): Sudah lama tinggal disini?

AH: Magelang mas

Peneliti (P): Apa motivasinya untuk masuk

pondok sini mbak?

AH: Mencari ilmu mas:

Peneliti (P): Apa yang membuat anda betah

sampai 3 tahun tinggal disini mbak?

AH: Suasananya di sini nyaman mas

Peneliti (P): Adakah santri di sisini yang

tidak betah mbak?

AH: ada mas

Peneliti (P): Karena apa mereka tidak betah

mbak?

AH: Karena mereka sudah lulus dan merasa

sudah besar mas.

Peneliti (P):Bagaimana cara pengasuh dan

dewan asatidz disini mengajarkan

pendidikan?

AH: Mengajar dari lisan ke lisan

Peneliti (P): dikasih waktu untuk bertanya

tidak mbak?

AH: Iya mas

5

10

15

20

25

Mencari ilmu

Suasana nyaman

Ada santri yang

tidak betah

Karena sudah lulus

dan merasa sudah

besar

Ceramah

Page 138: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

pengajaran

Kegiatan pondok

pesantren

Motivasi

Peraturan

Peneliti (P):Apa saja yang diajarkan

pengasuh dan dewan asatidz kepada semua

santri disini?

AH: Al Qur’an, Hadist dan Kitab-kitab lain

mas

Peneliti (P): Bagaimana interaksi antara

pengasuh, dewan asatidz dan semua santri

disini?

AH: Saling tanya jawab dan musyawarah

Peneliti (P): Kegiatan pendidkan apa saja

yang dilakukan di pondok pesantren ini

AH: Mengaji, Tahlil dan bersyair

Peneliti (P): kok bisa dikatakan kegiatan

pendidikan?

AH: Karena itu semua termasuk mengajar

dan memberikan ilmu

Peneliti (P):Apa yang membuat santri

tinggal dipondok ini merasa nyaman?

AH: Karena suasana yang nyaman

Peneliti (P):Apa yang membuat santri disini

merasa tidak nyaman tinggal dipondok ini?

AH: Kayaknya tidak ada mas,

Peneliti (P): Apakah semua peraturan disini

ditaati mbak?

AH: ya,, , ada yang tidak mas

Peneliti (P): contohnya mbak?

AH: Kalau sedang malas ngaji, kadang tidak

mengaji mas, dan kalau sudah ngantuk dan

tidak ada yang bangunin terpaksa deh, tidak

ikut jama’ah dan yang sering dilanggar

sholat jama’ah dhuhur. Pas enak-enaknya

30

35

40

45

50

Al Qur’an dan kitab-

kitab lain

Ngaji, tahlil dan

syair

Suasana nyaman

Ada yang dilanggar

Page 139: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

tidur kok mas.

Page 140: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

Dokumentasi

AsramaSantri Putra AsramaSantriPutri

Aula santriputra Aula santriputri

Peralatanpersewaan Kamarsantri

Page 141: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

PeralatanPersewaan Dapur santri

Sebagian santri belajar di kamar Kamarmandisantri

KBM (Bandongan)

Page 142: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren
Page 143: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Muhamad Khoirul Anam

NIM : 11109079

Jurusan/Progdi : TARBIYAH/PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

Dosen PA : Achmad Maemun, M.Ag

No Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan Keterangan Nilai

1. OPAK 2009 18 -20 Agustus 2009 Peserta 3

2.

Pelatihan Emotional Spiritual

Inteligence (ESIQ) STAIN

Salatiga

21 Agustus 2009 Peserta 3

3.

USER EDUCATION

(Pendidikan Pemakai) UPT

STAIN Salatiga

25-29 Agustus 2009 Peserta 3

4.

MAPABA “Memperkuat

Integritas Kader PMII dalam

Mengedepankan Kepentingan

Bersama”

12 Mei 2010 Peserta 3

5.

Surat Keterangan Baca Tulis Al

Qur’an (BTA) STAIN Salatiga 2 November 2010 Peserta 2

6.

MAPABA “Membentuk Kader

Yang Sadar Diri Dan

Lingkungan Untuk

Kesejahteraan Sosial”

12-14

November 2010 Panitia 4

7.

Surat Keterangan Praktikum

Etika Profesi Keguruan 25 November 2010 Peserta 3

8. Bimbingan Muqri’ Yanbu’a 25 Desember 2010 Peserta 3

9.

Prakrikum Kepramukaan

Jurusan Tarbiyah STAIN

Salatiga

22-27 Juli 2011 Peserta 3

Page 144: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren

10.

Surat Keterangan Praktikum

Metodologi Pendidikan Agama

Islam

23 September 2011 Peserta 3

11.

Seminar Regional Kebangsaan

“Negara Islam dal Tinjauan

Islam Indonesia dan NKRI”

22 November 2011 Peserta 4

12.

Surat Keterangan “Telaah

Kurikulum Pendidikan Agama

Islam

13 Maret 2012 Peserta 3

13.

Seminar Regional “Peran

Mahasiswa Dalam Mengawal

BLSM (BLT) Tepat Sasaran

3 Mei 2012 Peserta 4

14.

Seminar Nasional “Mewaspadai

Gerakan Islam Garis Keras di

Perguruan Tinggi”

23 Juni 2012 Peserta 6

15. Surat Keterangan Kepanitian

Pemilihan Kepala Desa Tegaron 5 Oktober 2012 Panitia 6

16.

Seminar Nasional “Upaya

Membangun Perekonomian dan

Stabilitas Keuangan Nasional;

Menimbang Peran dan Fungsi

BI Pasca Pembentukan OJK

(Otoritas Jasa Keuangan)

15 Desember 2012 Peserta 6

17. Seminar Nasional “HIV/AIDS

Buka Kutukan Dari Tuhan” 13 Maret 2013 Peserta 6

Page 145: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren
Page 146: Analisis Swot Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren