ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

18
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90 Naskah masuk : 07 Desember 2016, revisi pertama : 15 Januari 2017, revisi kedua : 20 Januari 2017, revisi terakhir : 30 Januari 2017. 73 ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL DAN BATUBARA INDONESIA SERTA PROSPEKNYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) SWOT Analysis on Indonesian Mineral and Coal Resources Management and Its Prospects Dealing with ASEAN Economic Community (AEC) HARTA HARYADI Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara Jalan Jenderal Sudirman 623 Bandung 40211 Telp. (022) 6030483, Fax. (022) 6003373 e-mail: [email protected] ABSTRAK Menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), diperlukan sebuah kebijakan dan terobosan yang baru bagi Indonesia khususnya bagi sektor pertambangan mineral dan batubara sehingga memiliki daya saing yang tinggi dan mampu menguasai pasar, di antaranya peningkatan kemampuan teknologi, melakukan inovasi, dukungan lembaga keuangan, perbaikan infrastruktur dan logistik, pembangunan industri pendukung, peningkatan mesin pengolahan bahan baku, dukungan energi, ketersediaan informasi dan kebijakan ekspor produk yang bernilai tambah. Tujuan kajian adalah diperolehnya rumusan strategi sektor pertambangan mineral dan batubara Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah berjalan sejak akhir tahun 2015. Metodologi kajian adalah dengan menganalisis data sekunder dan studi literatur menggunakan analisis Strength, Weakness, Opportunities and Threat (SWOT). Hasil analisis menunjukkan, strategi yang harus diambil sektor pertambangan mineral dan batubara Indonesia antara lain, strategi SO yaitu strategi dengan mendayagunakan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas dan profesional serta penggunaan teknologi yang modern untuk memanfaatkan sumber daya dan cadangan mineral dan batubara yang dimiliki. Strategi ST, antara lain dengan mendayagunakan SDM yang berkualitas dan profesional serta penggunaan teknologi yang modern untuk menghadapi ancaman persaingan yang tinggi dan untuk menghadapi kekurangan input bahan baku akibat tidak adanya hambatan ekspor. Strategi WO, strategi dengan memperbaiki segala kelemahan, antara lain memperbaiki infrastruktur, mengatasi kekurangan energi untuk menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi dalam rangka meraih peluang pasar yang besar dan untuk memasok bahan baku industri dalam negeri. Sedangkan strategi WT yaitu mempercepat pembangunan infrastruktur, pembangunan energi untuk menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi untuk menghadapi ancaman persaingan yang tinggi dan untuk menghadapi ancaman kekurangan bahan baku industri di dalam negeri. Hasil analisis dapat dijadikan masukan kebijakan dalam upaya meningkatkan daya saing sektor ini dalam menghadapi sektor sejenis di antara negara- negara ASEAN lainnya. Kata kunci: kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Transcript of ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

Page 1: ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90

Naskah masuk : 07 Desember 2016, revisi pertama : 15 Januari 2017, revisi kedua : 20 Januari 2017, revisi terakhir : 30 Januari 2017.

73

ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL DAN BATUBARA INDONESIA SERTA PROSPEKNYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

SWOT Analysis on Indonesian Mineral and Coal Resources

Management and Its Prospects Dealing with ASEAN Economic

Community (AEC)

HARTA HARYADI

Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara

Jalan Jenderal Sudirman 623 Bandung 40211

Telp. (022) 6030483, Fax. (022) 6003373

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), diperlukan sebuah kebijakan dan terobosan yang

baru bagi Indonesia khususnya bagi sektor pertambangan mineral dan batubara sehingga memiliki daya saing

yang tinggi dan mampu menguasai pasar, di antaranya peningkatan kemampuan teknologi, melakukan inovasi,

dukungan lembaga keuangan, perbaikan infrastruktur dan logistik, pembangunan industri pendukung,

peningkatan mesin pengolahan bahan baku, dukungan energi, ketersediaan informasi dan kebijakan ekspor

produk yang bernilai tambah. Tujuan kajian adalah diperolehnya rumusan strategi sektor pertambangan mineral

dan batubara Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah berjalan sejak akhir

tahun 2015. Metodologi kajian adalah dengan menganalisis data sekunder dan studi literatur menggunakan

analisis Strength, Weakness, Opportunities and Threat (SWOT). Hasil analisis menunjukkan, strategi yang harus

diambil sektor pertambangan mineral dan batubara Indonesia antara lain, strategi SO yaitu strategi dengan

mendayagunakan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas dan profesional serta penggunaan teknologi yang

modern untuk memanfaatkan sumber daya dan cadangan mineral dan batubara yang dimiliki. Strategi ST, antara

lain dengan mendayagunakan SDM yang berkualitas dan profesional serta penggunaan teknologi yang modern

untuk menghadapi ancaman persaingan yang tinggi dan untuk menghadapi kekurangan input bahan baku akibat

tidak adanya hambatan ekspor. Strategi WO, strategi dengan memperbaiki segala kelemahan, antara lain

memperbaiki infrastruktur, mengatasi kekurangan energi untuk menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi

dalam rangka meraih peluang pasar yang besar dan untuk memasok bahan baku industri dalam negeri.

Sedangkan strategi WT yaitu mempercepat pembangunan infrastruktur, pembangunan energi untuk

menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi untuk menghadapi ancaman persaingan yang tinggi dan untuk

menghadapi ancaman kekurangan bahan baku industri di dalam negeri. Hasil analisis dapat dijadikan masukan

kebijakan dalam upaya meningkatkan daya saing sektor ini dalam menghadapi sektor sejenis di antara negara-

negara ASEAN lainnya.

Kata kunci: kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Page 2: ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90

74

ABSTRACT

Facing the challenge of the ASEAN Economic Community (AEC), it requires a policy and a new breakthrough

new for Indonesia, especially for mineral and coal mining that have high competitiveness and being able to

dominate the market, including upgrading technology, innovation, support for financial institutions,

improvement of infrastructure and logistics, the development of supporting industries, the increase in raw

material processing machinery, energy support, availability of information and policy on the export of value

added products. The objectiveof this assessment is to formulate Indonesian mineral and coal mining

trategically in facing of the ASEAN Economic Community (AEC) which has been running since the end of

2015. Methodology study is by analyzing secondary data and literature study using analysis of Strength,

Weakness, Opportunities and Threat ( SWOT). The analysis results show that the strategies for the US mineral

and coal mining sector Indonesia, among others, SO strategy is a strategy by utilizing qualified human

resources and professional as well as the use of modern technology to exploit resources of mineral and coal

reserves. ST strategies, by utilizing qualified human resources and professional as well as the use of modern

technology to face the threat of high competition and a shortage of raw material inputs due to the absence of

export barriers. WO strategy, a strategy to rectify all the weaknesses, such as improving infrastructure,

overcome the lack of energy to produce products that are highly competitive in order to achieve a large

market opportunity and to supply raw materials for industry in the country. While WT strategies that

accelerate the development of infrastructure, energy development to produce products that are highly

competitive to face the threat of high competition a shortage of raw materials in the domestic industry. The

results of the analysis can be used as an input for policy to increase the competitiveness of the sectors in

facing other ASEAN countries.

Keywords: strengths, weaknesses, opportunities, threat, ASEAN Economic Community.

PENDAHULUAN

Tujuan para pemimpin Association of South

East Asian Nations (ASEAN) membentuk

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) didasari

dari keinginan untuk mentransformasikan

negara ASEAN menjadi kawasan yang stabil,

makmur, dan berdaya saing tinggi dengan

tingkat pembangunan ekonomi yang merata

serta kesenjangan sosial ekonomi dan

kemiskinan yang semakin berkurang di antara

negara-negara ASEAN (Heriawan, 2013).

Dengan adanya MEA, ASEAN menjadi suatu

kawasan dengan aliran bebas barang, jasa,

investasi, dan tenaga kerja terampil, serta aliran

modal yang lebih bebas (Joedo dan

Widyasanti, 2013). Dengan berlakunya MEA

menurut Widiastuti (2013), akan terjadi

peningkatan persaingan sektor pertambangan

mineral dan batubara di pasar domestik negara-

negara anggotanya. Pengusaha sektor

pertambangan mineral dan batubara yang

kondisi usahanya tidak efisien sehingga

memiliki daya saing rendah, akan sulit untuk

bersaing memperoleh pasar bagi produknya.

Bagi pengusaha yang tingkat produksinya

efisien sehingga memiliki daya saing tinggi

maka bisa menguasai pasar.

Selain itu menurut Purwanto (2013), bahan

baku sebagai input akan banyak mengalir ke

negara anggota MEA yang memberikan harga

tinggi, akibatnya perusahaan-perusahaan yang

tidak efisien dan tidak berdaya saing ini akan

bertambah kesulitannya, akibat tingginya harga

input bagi produknya.

Menurut Ellitan (2013), pada umumnya, MEA

akan memberikan keuntungan ekonomi

dalam negeri maupun negara-negara anggota

ASEAN secara keseluruhan, antara lain :

Tarif impor yang rendah/nol/tidak adanya

pembatasan (kuota) dan hambatan impor

lainnya sehingga akan meningkatkan daya

saing di pasar domestik maupun pasar

ekspor (karena harga-harga dari bahan-

bahan baku dan input lainnya yang

diimpor menjadi murah);

Perbaikan alokasi sumber daya produksi

yang terbatas akan tersalurkan ke kegiatan-

kegiatan ekonomi yang produktif;

Akses ke barang modal/teknologi menjadi

lebih baik dan lebih maju. Negara yang

belum mampu mengembangkan teknologi-

nya sendiri, tidak akan ketinggalan karena

dengan mudah bisa didapat dari anggota

negara MEA yang sudah mampu mengem-

bangkan teknologinya;

Setiap negara bisa memperluas pasarnya

(pasar ekspor) bisa memperluas variasi

produk yang dapat diproduksi di dalam

negeri dengan berdasarkan spesialisasi;

Page 3: ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

Analisis SWOT dalam Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan Batubara … Harta Haryadi

75

Adanya pertumbuhan eksternalitas yang

menguntungkan seperti peralihan pengeta-

huan, peralihan teknologi, peralihan mana-

jemen, peralihan organisasi dan metode

produksi yang lebih efisien.

Selain memberi keuntungan, MEA akan

memberikan tantangan, antara lain : Terjadi

kekurangan bahan-bahan baku atau input

lainnya di pasar dalam negeri. Karena tidak

ada hambatan terhadap ekspor bahan baku,

maka ekspornya akan meningkat, sehingga

perusahaan-perusahaan di dalam negeri akan

mengalami kelangkaan bahan-bahan baku

tersebut. Selain itu, akan menambah beban

sosial yang tinggi bagi negara berkembang

yang memiliki keterbatasan SDM, teknologi

dan modal (Kepner dan Tragoe, 2010).

Untuk kasus Indonesia, dampak perdagangan

bebas, khususnya MEA terhadap perusahaan di

Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statis-

tik (Badan Pusat Statistik, 2015) menunjukkan

bahwa jumlah unit usaha perusahaan dan

kontribusi output-nya terhadap pembentukan

produk domestik bruto (PDB) terus bertambah

setiap tahun, yang mengindikasikan bahwa

terbukanya ekonomi Indonesia dari pasar MEA

belum merugikan perusahaan-perusahan

domestik. Khusus untuk sektor pertambangan

mineral dan batubara, dengan terbentuknya

MEA, merupakan suatu momentum yang

penting untuk mewujudkan visi dan misinya,

karena dapat memberikan peluang untuk

memperluas pasar bagi produk industri dan jasa

yang berbasis mineral dan batubara.

Menurut Tambunan (2013), permasalahan

yang akan dihadapi oleh sektor pertambangan

mineral dan batubara Indonesia dalam

menghadapi MEA ini ada dua persoalan.

Pertama, mampukah sektor ini bersaing dengan

sesama produk sektor tersebut yang akan

masuk ke pasar domestik dari negara MEA

lainnya. Kedua, mampukah sektor ini

memanfaatkan peluang yang muncul

(menguasai pasar) dengan berlakunya pasar

bebas MEA. Upaya-upaya sudah banyak

dilakukan pemerintah untuk mendukung sektor

ini, dengan dikeluarkannya Undang Undang

No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan

Mineral dan Batubara, yang mewajibkan

seluruh pengusaha sektor pertambangan

mineral melakukan pengolahan dan pemurnian

sebelum diekspor, agar diperoleh manfaat

ekonomi yang besar dari sektor tersebut bagi

pengusaha, negara dan masyarakat, serta

memiliki daya saing yang tinggi dipasar ekspor.

Namun sampai saat ini sektor pertambangan

Indonesia belum memperlihatkan kemajuan,

ditandai dengan lambatnya para pengusaha di

sektor pertambangan mineral membangun

pabrik pengolahan dan pemurnian sebagai

amanat UU tersebut, serta kinerja yang makin

menurun ditandai dengan banyaknya

perusahaan yang berhenti dari rencana

kegiatannya. Sehingga diprediksi sektor

pertambangan mineral Indonesia tidak akan

mampu bersaing di pasar MEA atau paling

tidak bisa bertahan di pasar dalam negeri

terhadap persaingan yang semakin ketat dari

barang-barang impor. Tantangan yang dihadapi

sektor pertambangan mineral dan batubara

akan semakin berat di pasar MEA, yang intinya

di pasar tersebut tidak ada lagi hambatan

terhadap arus barang dan jasa, manusia dan

modal antara negara-negara anggota ASEAN.

Dalam menghadapi MEA, sektor ini akan

menghadapi banyak perubahan dan ketidak

pastian pada lingkungan perusahaan (internal)

maupun di luar perusahaan (eksternal),

sedangkan Pemerintah, khususnya

Kementerian ESDM yang secara nasional

bertugas mengelola sektor ini perlu

merencanakan dan merumuskan strategi

bersaing menghadapi negara-negara ASEAN

lainnya (Mardhatillah, 2015).

Upaya peningkatan kinerja dan daya saing

produk dan jasa sektor ini, khususnya di

dalam menghadapi MEA, perlu didukung

dengan strategi yang tepat sesuai dengan

perubahan lingkungan strategis, sedangkan

salah satu alat analisis untuk merumuskan

strategi pencapaian sasaran tersebut adalah

analisis SWOT (Suhartini, 2012). Dengan

analisis SWOT ini diharapkan dapat

dirumuskan berbagai alternatif strategi yang

perlu dilakukan sebagai masukan dalam

penyusunan kebijakan sektor ESDM.

METODE

Metodologi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah deskriptif kualitatif dengan

melakukan pengamatan langsung atau

observasi, wawancara dan dokumentasi ke

beberapa Dinas ESDM dan beberapa

Page 4: ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90

76

perusahaan tambang, serta studi literatur dari

berbagai jurnal yang terkait. Metode deskriptif

merupakan metode yang digunakan untuk

meneliti status kelompok, suatu obyek, suatu

kondisi dan suatu sistem perencanaan serta

peristiwa yang kemungkinan akan terjadi .

Dari hasil wawancara dengan seluruh Dinas

Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan

beberapa perusahaan responden maka dapat

diketahui faktor strategis internal (kekuatan dan

kelemahan) & faktor-faktor strategis eksternal

(peluang dan ancaman). Di samping itu dari

berbagai literatur diketahui faktor-faktor

keunggulan pertambangan Indonesia yang

melebihi anggota negara-negara MEA lainnya

yang selanjutnya diintegrasikan ke dalam

sebuah tabel data sehingga kelemahan dari

anggota negara-negara MEA lainnya dapat

diketahui.

Berdasarkan Rangkuti (2006), setelah indika-

torindikator SWOT (Kekuatan, Kelemahan,

Peluang dan Ancaman) ditentukan,

a. Langkah pertama menentukan bobot,

rating, dan score bobot. Bobot ditentukan

berdasarkan tingkat kepentingan atau

urgensi penanganan dengan skala 1 sampai

4 (1 = tidak penting, 4 = sangat penting).

b. Langkah kedua menjumlahkan bobot

kekuatan dan bobot kelemahan, sehingga

diperoleh total bobot. Selanjutnya dihitung

bobot relatif untuk masing-masing indikator

dengan cara membagi masing-masing bobot

dengan total bobot dari kekuatan dan

kelemahan, sehingga hasil total nilai bobot

relatif tersebut bila dijumlahkan menjadi 1

atau 100%. Dengan cara yang sama

dihitung bobot relatif untuk peluang dan

ancaman, sehingga total nilai bobot tersebut

menjadi 1 atau 100%

c. Langkah ketiga adalah menentukan rating,

yaitu analisis yang mempengaruhi

organisasi. Dan langkah selanjutnya, bobot

dikalikan dengan rating.

Nilai rating untuk Kekuatan & Peluang diberi

nilai 1 sampai 4.

a. Diberi nilai 1 kalau indikator kinerjanya

semakin menurun dibanding pesaing.

b. Diberi nilai 2 kalau indikator kinerjanya

sama dengan pesaing utama.

c. Diberi nilai 3 atau 4, kalau indikator

tesebut lebih baik dibanding pesaing.

Semakin tinggi nilainya artinya kinerja

indikator tersebut semakin baik dibanding

pesaing utama.

Nilai Rating Kelemahan & Ancaman diberi

nilai 1 sampai 4.

a. Diberi nilai 1 kalau indikator semakin

banyak kelemahannya dibanding pesaing.

b. Diberi nilai 4 kalau indikator kelemahan

semakin menurun dibandingkan pesaing.

Artinya pemberian nilai rating untuk

variabel kelemahan & Ancaman

berkebalikan dengan pemberian nilai

rating untuk variabel kekuatan & peluang.

Nilai Score Bobot diperoleh berdasarkan hasil

nilai bobot dikali nilai rating.

a. Total nilai score untuk faktor internal atau

kekuatan & kelemahan (IFAS). Semakin

total nilai score mendekati 1, semakin

banyak kelemahan internal dibandingkan

kekuatannya. Semakin nilainya mendekati

4, semakin banyak kekuatannya

dibandingkan kelemahannya.

b. Total nilai score untuk faktor eksternal atau

peluang & ancaman (EFAS). Semakin total

nilai score mendekati 1, semakin banyak

ancamannya dibandingkan dengan

peluang. Semakin total nilai score

mendekati 4, artinya semakin banyak

peluang dibandingkan ancaman.

Gabungan kedua kondisi internal dan

eksternal ini, menurut Afrilita (2013)

selanjutnya masukkan dalam Internal External

Matrix (analisis keterhubungan/ keterkaitan

dalam matriks SWOT), sehingga kita

mengetahui posisi persaingan yang akan

terjadi pada korporat, unit bisnis, maupun

produk yang kita analisis. Berdasarkan posisi

ini kita dapat menentukan strategi yang tepat

untuk memenangkan persaingan dibanding

anggota negara-negara MEA lainnya (Tabel 1).

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Kondisi Internal dan Eksternal Sektor

Pertambangan Indonesia Dalam MEA

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Mineral

dan Batubara (2015), dalam menghadapi MEA,

sektor pertambangan mineral dan batubara

Indonesia memiliki kekuatan, yaitu sumber

daya yang dimiliki yang besar dan beragam

dibanding negara-negara anggota MEA lainnya.

Page 5: ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

Analisis SWOT dalam Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan Batubara … Harta Haryadi

77

Malaysia dan Indonesia adalah penghasil timah

dan bauksit yang besar di dunia. Sementara

Indonesia dan Brunei penghasil minyak bumi

dan gas yang cukup besar (Tabel 2).

Berdasarkan data Pusat Sumber Daya Geologi

(2014), sumber daya dan cadangan mineral

dan batubara Indonesia bukan saja lebih besar

dari negara-negara MEA, bahkan berkelas

dunia. Sumber daya dan cadangan timah

(3,92 miliar ton & 1,59 miliar ton), tembaga

(29,75 miliar ton & 5,49 miliar ton) dan emas

(8,70 miliar ton & 2,83 miliar ton ), masing-

masing berada di posisi nomor 3 (tiga) terkaya

di dunia sedangkan untuk nikel (5,76 miliar

ton & 3,20 miliar ton) menempat nomor 4

(empat) dunia. Sedangkan sumber daya dan

cadangan batubara yang dimiliki Indonesia

saat ini berjumlah 125, 28 miliar ton dan

32,36 miliar ton. Di samping mineral dan

batubara, Indonesia juga memiliki sumber

daya bahan galian non-logam, dan batuan

yang sangat berlimpah (Pusat Sumber Daya

Geologi, 2012) antara lain bentonit 615,19

juta ton, felspar 7,73 miliar ton, gamping

347,54 miliar ton, granit 57,90 miliar ton,

kaolin 1,06 miliar ton, marmer 100,48 miliar

ton, pasir kuarsa 18,15 miliar ton, andesit

sebesar 78,15 miliar ton, trass sebesar 4,28

miliar ton, dolomit, sebesar 3,27 miliar ton,

zeolit, 615,19 juta ton, bondclay sebesar

297,42 juta ton, basalt, 5,57 miliar ton, batu

sabak sebesar 1,94 miliar ton, dasit 2,79

miliar ton, diorit slebesar 8,75 miliar ton, dan

gabro peridotit sebesar 4,35 miliar ton.

Tabel 1. Analisis keterkaitan dalam matriks SWOT (internal, external matrix)

FAKTOR EKSTERNAL

(EFAS/External factors analysis

strategic)

FAKTOR INTERNAL

(IFAS/Internal factors analysis strategic)

Strengths (S) Weaknesses (W)

Opportunities (O) Strategi SO (Maxi-Maxi)

Mengembangkan suatu strategi

dalam memanfaatkan kekuatan

di lingkungan internal (S) untuk

mengambil peluang (O) dari

lingkungan eksternal.

Strategi WO (Mini-Maxi)

Mengembangakan suatu strategi

dalam mengatasi kelemahan di

lingkungan inernal (W) dengan

memanfaatkan peluang (O) di

lingkungan eksternal.

Treats (T) Strategi ST (Maxi-Mini)

Mengembangkan suatu strategi

dalam memanfaatkan kekuatan

di lingkungan internal (S) untuk

mengatasi ancaman (T) di

lingkungan eksternal.

Strategi WT(Mini-Mini)

Mengembangkan suatu strategi

dalam mengatasi kelemahan di

lingkungan internal (W) dan

mengatasi ancaman (T) di

lingkungan eksternal.

Tabel. 2. Sumber daya tambang negara-negara ASEAN

No. Negara Sumber Daya Tambang

1 Indonesia Minyak bumi, gas, bauksit, nikel, tembaga, timah, bijih besi, batu

bara, emas, perak, zirkon, mangan, kobalt, seng, gamping, kaolin,

kuarsa, belerang, timbal, batu mulia dan intan.

2 Malaysia Minyak bumi, gas, bauksit, emas dan perak.

3 Brunei Darussalam Minyak bumi, gas.

4 Filipina Minyak bumi, gas, bijih besi, emas, perak, kobalt, seng dan mangan

5 Thailand Timah, batu mulia, batu bara, mangan dan wolfram.

6 Laos Batubara, gipsum, timah, belerang dan tembaga.

7 Kamboja Minyak bumi, batu mulia, mangan, fosfat, seng dan krom.

8 Vietnam Minyak bumi, batu bara, emas, bijih besi, timah, fosfat, seng dan

krom.

9 Myanmar Minyak bumi, gas, emas, timbal, batu bara, batu mulia, timah,

tungsten dan pasir kuarsa.

10 Timor Leste Minyak bumi, gas, emas dan marmer.

11 Singapura ====

Sumber : World Trade Organization (WTO), 2015

Page 6: ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90

78

Persaingan dan Pembagian Pasar (Market

Share) MEA, khususnya produk-produk

berbasis tambang berdasarkan data (WTO

(2015), pada tahun 2015, pangsa pasar ekspor

Indonesia di dunia hanya 0,9%, lebih rendah

dibanding negara-negara ASEAN lainya yaitu,

Vietnam sebesar 1,0%, Malaysia 1,2%, dan

Thailand sebesar 1,3%. Pasar produk-produk

berbasis tambang Indonesia, sebagian besar di

ekspor ke China, Jepang, Korea Selatan,

Taiwan, Amerika dan dari negara-negara

tersebut Indonesia mengimpor barang-barang

setengah jadi maupun jadi untuk memenuhi

kebutuhan industri di dalam negeri (Tabel 3).

Menurut World Bank (2015), dalam perekono-

mian Indonesia memiliki modal cukup kuat

dalam menghadapi MEA, yaitu pertumbuhan

perekonomian Indonesia tahun 2014 sebesar

5,0%, tahun 2015 sebesar 5,2% dan tahun

2016 diprediksi sebesar 5,5%. Pertumbuhan

ekonomi Indonesia tahun 2016 lebih baik

dibandingkan dengan Thailand (4,0%),

Malaysia (5,0%), Singapura (3,4%) dan Brunei

sebesar 2,7% (Tabel. 4). Sedangkan pertum-

buhan selama selama 2010-2015 meningkat

rata-rata sebesar 5,1% (Badan Pusat Statistik,

2015).

Selain itu, menurut Badan Pembangunan dan

Perencanaan Nasional (2015), perkem-bangan

perekonomian nasional untuk periode 2016-

2019 akan tumbuh rata-rata 6,2% per tahun.

Pertumbuhan PDB dalam jangka pendek ini

memberi gambaran perkembangan perekono-

mian nasional yang cukup optimis. Agar

pertumbuhan dapat stabil, maka harus diikuti

oleh peningkatan teknologi, infrastruktur,

ketersediaan energi listrik yang memadai untuk

mendukung berjalannya segala aktivitas

perekonomian. Asumsi perekonomian menurut

Bappenas tersebut merupakan modal yang kuat

bagi Indonesia dalam menghadapi MEA/AEC,

namun seluruhnya tergantung dari bagaimana

cara pemerintah mengelolanya untuk diwujud-

kan menjadi hal yang nyata.

Tabel. 3 Pangsa pasar ekspor Indonesia terhadap perdagangan dunia

Negara % Pangsa pasar ekspor dunia % Pertumbuhan ekspor

2014 2015 2015

China 12,3 13,8 -2,9

Amerika Serikat 8,5 9,1 -7,1

German 7,9 8,1 -11,0

Jepang 3,6 3,8 -9,5

Belanda 3,5 3,4 -15,7

Korea Selatan 3,0 3,2 -8,0

Taiwan 1,7 1,7 -10,8

Thailand 1,2 1,3 -5,8

Malaysia 1,2 1,2 -14,6

Vietnam 0,8 1,0 +7,9

Indonesia 0,9 0,9 -14,8

Sumber : World Trade Organization (WTO), 2015

Tabel. 4 Pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN

No. Negara 2014 (%) 2015 (%) 2016* (%)

1 Thailand 0,7 3,5 4,0

2 Camboja 7,0 6,9 6,9

3 Indonesia 5,0 5,2 5,5

4 Laos 7,5 6,4 7,0

5 Malaysia 6,0 4,7 5,0

6 Myanmar 8,5 8,5 8,2

7 Filipina 6,1 6,5 6,5

8 Vietnam 6,0 6,0 6,2

9 Singapura 2,9 3,0 3,4

10 Brunei 2,6 2,3 2,7

11 Timor Leste 8,0 7,7 8,6

Sumber : World Bank, East Asia and Pacific Economic Update : Rebuilding

Policy Buffer Reinvigorating, 2015. (*) forecast.

Page 7: ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

Analisis SWOT dalam Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan Batubara … Harta Haryadi

79

Berdasarkan data UNCTAD (2015), pada

tahun 2014 menyatakan bahwa Indonesia

merupakan negara paling menarik investor

dan ekspansi bisnis di antara negara-negara

anggota ASEAN lainnya (MEA) dan negara

Asia Timur dengan menempati ranking no 4

sebagai tempat ekspansi dan investasi para

investor dari seluruh dunia berada di bawah

Singapura yang menempati rangking 3,

Hongkong rangking 2 dan China rangking 1.

Dana investasi asing secara langsung (foreign

direct investment/FDI) masuk ke Indonesia,

besarannya berdasar data United Nations

Conference On Trade And Development

(UNCTAD), sepanjang tahun 2014 mencapai

$22 miliar, dan berada di posisi no. 5 untuk

kawasan Asia (Gambar 1).

Banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia

membutuhkan persiapan dari pemerintah, serta

seluruh pemangku kepentingan di sektor

pertambangan mineral dan batubara.

Dibandingkan negara-negara MEA, kondisi saat

ini pemerintah masih belum tegas dan jelas

dalam menegakkan secara baik peraturan per-

undang-udangan, ditandai dengan tarik ulurnya

Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang

Pertambangan Mineral dan Batubara yang sam-

pai saat ini masih berjalan di tempat. Dalam

masalah penanaman modal asing (PMA) dan

divestasi saham juga masih lemah, dampaknya

dapat dilihat dengan banyaknya perusahaan

tambang besar yang dikuasai oleh pihak asing.

Semakin lama sumberdaya alam yang dimiliki

Indonesia akan habis karena ciri khas tambang

yang merupakan produk yang tidak terbarukan.

Dalam masalah perkembangan teknologi,

Indonesia masih jauh di bawah Singapura dan

Malaysia, dimana kemampuan SDM mengu-

asai teknologi di negara mereka terbukti sukses

diimplementasikan dengan banyaknya inovasi

yang memberikan hasil dan memberikan

kepercayaan dari negara-negara yang menga-

dakan perdagangan dengan mereka.

Dalam masalah sosial dan keamanan negara

kita masih di bawah Singapura, Malaysia dan

Brunei. Indonesia hampir sama dengan

Filipina dan Thailand lebih rentan terjadinya

gejolak sosial dan situasi keamanan yang

belum dapat dikendalikan terutama di daerah

yang kaya akan sumber daya alam, seperti di

Papua, dan Nangro Aceh Darussalam.

Namun dalam masalah lingkungan, berdasar-

kan ASEAN Senior Official Meeting on Mineral

(ASOMM, 2015) yang berlangsung di Bali,

Indonesia dianggap mempunyai kemampuan

dan pengalaman yang melebihi negara-negara

MEA dalam masalah pengelolaan lingkungan

pertambangan, reklamasi, penutupan tambang

dan rehabilitasi pasca tambang.

Berdasar data Badan Koordinasi Penanaman

Modal (2015) mencatat total minat investasi ke

Indonesia hingga Mei 2015 mencapai $150

miliar. Dari jumlah itu, $5,2 miliar diantaranya

telah masuk kategori yang berdampak negatif

karena sebagian besar berada di sektor

substitusi impor dan industri padat karya, yang

dapat menyaingi industri lokal. Dari data

Institute for Development of Economics and

Finance (INDEF, 2015) menyampaikan tren

investasi dunia bergeser dari utara ke selatan.

Jadi saat ini investor tidak lagi hanya

berinvestasi di pasar modal negara-negara maju

tetapi juga investasi di sektor riil.

Setelah China dan India kelebihan investasi,

investor mulai mengarahkan investasi ke

ASEAN. Dibanding Malaysia, Filipina dan

Vietnam, Indonesia memiliki potensi yang

paling baik sebagai sasaran investor. Sayangnya

masalah bagi investor juga paling banyak

terjadi di Indonesia seperti permasalahan biro-

krasi dan perizinan yang berbelit-belit, serta

banyaknya pungutan liar di setiap perizinan.

Untuk itu langkah pemerintah diperlukan

untuk mengatasi persoalan ini, yaitu dengan

berusaha memangkas jalur perizinan, agar

mudah dan tidak berbelit-belit birokrasinya.

Global Competitiveness Index 2014-2015

berdasarkan World Economic Forum (2015), di

level ASEAN, peringkat daya saing Indonesia

ini masih kalah dengan tiga negara tetangga,

yaitu Singapura yang berada di peringkat 2,

Malaysia di peringkat 20, dan Thailand yang

berada di peringkat ke-31. Namun demikian,

posisi Indonesia ini masih mengungguli

Filipina yang berada di peringkat 52, Vietnam

di peringkat 68, Laos di peringkat 93, Kamboja

di peringkat 95, dan Myanmar di peringkat 134

(Gambar 2). Penilaian peringkat daya saing

global didasarkan pada 12 pilar daya saing,

yaitu: pengelolaan institusi yang baik,

infrastruktur, kondisi dan situasi ekonomi

makro, kesehatan dan pendidikan dasar,

pendidikan tingkat atas dan pelatihan, efisiensi

Page 8: ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90

80

pasar, efisiensi tenaga kerja, pengembangan

pasar finansial, kesiapan teknologi, ukuran

pasar, lingkungan bisnis, dan inovasi.

Lemahnya daya saing, khususnya sektor

pertambangan mineral dan batubara

disebabkan sampai saat ini, Indonesia masih

menjual produk pertambangan mineral dan

batubara dalam bentuk mentah, disebabkan

program hilirisasi yang dicanangkan oleh

pemerintah melalui Undang-Undang No. 4

tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

masih belum berjalan. Belum berjalannya

program hilirisasi atau peningkatan nilai

tambah dari produk mentah pertambangan

mineral dan batubara, menurut para pengusaha

disebabkan infrastruktur sebagai pendukung

utama pembangunan pabrik pengolahan dan

pemurnian belum memadai, begitu juga

ketersediaan energi sampai saat ini belum

mencukupi sehingga sulit bagi para pengusaha

mewujudkan amanat Undang-Undang tersebut.

Sumber : Unctad, World Investment Report, 2015.

Gambar 1. Negara ASEAN yang menjadi tujuan investasi tahun 2013 - 2014

Sumber : World Economic Forum (Global Competitiveness Index Report, 2015)

Gambar 2. Daya saing Indonesia dibanding negara-negara ASEAN 2014-2015

Page 9: ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

Analisis SWOT dalam Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan Batubara … Harta Haryadi

81

Di sisi lain, menurut data (The Economist,

2015), meskipun Indonesia memiliki peringkat

daya saing no. 34 dan berada di bawah

Singapura, Malaysia dan Thailand, namun

dalam skor peringkat prioritas sebagai negara

tujuan investasi, Indonesia menggungguli

negara-negara tersebut dan merupakan negara

tujuan Investasi no. 2 di kawasan Asia Pasifik

setelah China.

Jumlah penduduk yang besar dan sebagian

besar merupakan usia produktif merupakan

dua faktor utama yang membuat Indonesia

menjadi pasar potensial di mata investor. Data

Population Reference Bureau (2014)

menunjukkan Indonesia berada di peringkat

keempat populasi terbesar dunia dengan rata-

rata pertumbuhan jumlah penduduk mencapai

21 persen dalam 10 tahun terakhir. Laporan

World Population Pospect UNO (2014) telah

memproyeksikan Indonesia akan menikmati

“bonus demografi” dalam periode 2015-2030.

Bonus demografi adalah kondisi di mana

jumlah penduduk produktif lebih besar

daripada jumlah penduduk non produktif,

sehingga berpotensi mendorong tingkat

konsumsi suatu negara, dan pada tahun 2014

jumlah penduduk Indonesia sudah lebih dari

244,47 dan pada tahun 2016 diperkirakan

akan mencapai lebih dari 260 juta penduduk

(Badan Pusat Statistik, 2015).

Pertumbuhan penduduk usia produktif itu

juga akan secara signifikan ikut mendorong

naiknya pendapatan per kapita. Data World

Bank (2015) menunjukkan bahwa PDB per

kapita atau pendapatan per kapita Indonesia

di tahun 2014 sudah meningkat tiga kali lipat

sejak tahun 2000. Peningkatan ini terbilang

menonjol jika dibandingkan dengan beberapa

negara ASEAN yang hanya tumbuh kurang

dari dua kali lipat pada tahun 2000

pendapatan per kapita Indonesia hanya

sebesar US$ 790 dan pada tahun 2014

meningkat menjadi US$ 3.592 melebihi

Filipina (US$ 2.614), Vietnam (US$ 1.528),

Myanmar (US$ 835), Camboja (US$ 934), dan

Laos sebesar US$ 1.446 (Tabel. 5).

Tabel 5. Pendapatan per kapita negara-negara MEA tahun 2014

Sumber: World Bank, 2015.

Page 10: ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90

82

Untuk mewujudkan visi dan misi, khususnya

dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA), Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral (KESDM) sebagai

lembaga yang diberikan tugas untuk

mengelola sektor pertambangan mineral dan

batubara Indonesia, dituntut untuk melakukan

analisis dalam rangka merumuskan strategi

yang tepat. Salah satu model analisis yang

digunakan adalah model SWOT yang

memiliki matriks yang terdiri dari analisis

lingkungan internal/internal factors analysis

strategic (IFAS) berupa analisis faktor-faktor

kekuatan dan kelemahan dari sektor

pertambangan mineral dan batubara yang

akan mendukung atau menghambat

pelaksanaan misi dan juga menghambat

pencapaian visi dalam menghadapi MEA.

Selain itu, dilakukan juga analisis lingkungan

eksternal/external factors analysis strategic

(EFAS) berupa analisis faktor-faktor peluang

dan ancaman dari sektor pertambangan

mineral dan batubara yang akan membangun

atau yang akan meruntuhkan pelaksanaan

misi dan juga menghambat pencapaian visi

perusahaan (Hartono, 2006).

Kedua analisis dilakukan untuk membantu

sektor pertambangan mineral dan batubara

menstrukturkan masalah serta untuk melihat

kompleksitas permasalahan lingkungan sebagai

strategi untuk memanfaatkan kekuatan untuk

meraih peluang, sekaligus meminimalkan

kelemahan dan mengatasi ancaman di

lingkungan MEA (Choirunnisak, 2012).

Hasil perhitungan IFAS dan EFAS serta Matriks

Analisis Keterkaitan SWOT ditunjukkan pada

Tabel 6, 7 dan 8.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dibanding seluruh anggota negara-negara

Masyarakat Ekonomi ASEAN, Indonesia

khususnya sektor pertambangan mineral dan

batubara memiliki keunggulan yang bisa

menjadikan sektor tersebut menguasai pasar

dan memiliki daya saing yang tinggi dibanding

sektor tersebut yang dimiliki oleh negara

anggota lainnya. Di sisi lain, agar penguasaan

pasar dan daya saing yang tinggi dapat dimiliki,

maka dibutuhkan dukungan pemerintah

mengatasi segala kelemahan di sektor tersebut,

seperti perbaikan infrastruktur, dukungan

energi yang memadai, perbaikan regulasi,

pembenahan birokrasi serta penjagaan

lingkungan sosial dan keamanan yang kondusif

bagi kegiatan berusaha di sektor pertambangan

mineral dan batubara.

Saran

Dari hasil analisis faktor internal, yaitu seluruh

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sektor

pertambangan Indonesia, serta analisis faktor

eksternal seluruh peluang dan ancaman yang

akan dihadapi sektor pertambangan Indonesia

dari negara-negara anggota MEA lainnya, maka

disarankan agar segala kekuatan yang dimiliki

sektor pertambangan Indonesia agar lebih

didaya gunakan dan ditingkatkan segala

kemampuannya agar bisa meraih peluang dan

menjadikan peluang menjadi sebuah kekuatan,

sehingga memberikan kemungkinan bagi

sektor pertambangan Indonesia untuk maju

lebih cepat. Strategi yang harus diambil yaitu

mobilisasi sumber daya yang merupakan

kekuatan dengan mengatasi segala kelemahan

untuk untuk meraih peluang dan

menghilangkan ancaman, sehingga ancaman

dan kelemahan menjadi sebuah peluang.

Page 11: ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

Analisis SWOT dalam Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan Batubara … Harta Haryadi

83

T

ab

el 6

. P

erh

itu

ngan I

FA

S s

ekto

r p

ert

am

ban

gan m

inera

l d

an b

atu

bara

Ind

on

esi

a

Ko

men

tar

Su

mb

er

daya in

i h

am

pir

ters

eb

ar d

i se

luru

h w

ilayah

In

do

nesi

a d

an

jum

lahn

ya p

alin

g b

esa

r N

o.

1 d

iband

ing s

elu

ruh

negara

-negara

an

ggo

ta M

EA

lain

nya.

Su

mb

er

daya m

anu

sia Ind

on

esi

a s

an

gat b

esa

r k

are

na ju

mla

h

pen

du

du

k I

nd

on

esi

a y

an

g s

angat

besa

r d

iban

din

g s

elu

ruh

an

ggo

ta

negara

MEA

lain

nya y

an

g m

en

cap

ai 2

60

ju

ta p

en

du

du

k p

ada tah

un

201

5, d

an m

en

em

pati n

o. 1

dib

an

din

g n

egara

-negara

ASEA

N l

ain

nya

Pert

um

bu

han

eko

no

mi

yan

g s

tab

il d

ap

at m

en

du

kun

g k

em

aju

an u

sah

a

sekto

r p

ert

am

ban

gan

, d

iman

a s

ela

ma 2

01

0-2

01

5 m

en

ingkat

rata

-rata

seb

esa

r 5

,1%

.

Kead

aan

ikli

m in

vest

asi

yan

g k

on

du

sif in

i m

en

yeb

ab

kan

Ind

on

esi

a

men

em

pati

ran

gkin

g n

o.

4 s

eb

agai

tem

pat

eksp

an

si d

an in

vest

asi

para

invest

or

di

selu

ruh

du

nia

sete

lah

Sin

gapu

ra, H

on

gkon

g d

an C

hin

a.

Sem

en

tara

di

ASEA

N m

en

em

pat

i no

. 2

sete

lah S

ingapu

ra,

Perk

em

ban

gan

dal

am

kem

am

pu

an

pen

gu

asa

an t

ekno

logi cu

kup

bai

k

dib

andin

g n

egara

-negara

ASEA

N l

ain

nya,

dan

men

em

pati n

o. 3

sete

lah

Sin

gapu

ra d

an

Mala

ysi

a.

Indo

nesi

a d

ian

ggap

mem

pun

yai kem

am

pu

an

pen

gelo

laan

lin

gku

ngan

pert

am

ban

gan

, re

kla

masi

, p

enutu

pan

tam

ban

g d

an

reh

abil

itasi

pasc

a

tam

ban

g N

o. 1

dib

and

ing n

egara

ASEA

N l

ain

ya, d

iseb

abkan

ban

yak

pen

gu

sah

aan

tam

ban

g s

ehin

gga m

em

ilik

i p

en

gala

man d

alam

hal

pen

gelo

laan

lin

gku

ngan.

M

en

yeb

ab

kan

bia

ya p

rod

uksi

men

jad

i m

ahal

sehin

gga h

arg

a p

rod

uk

ku

ran

g k

om

petiti

f.

Bo

bo

t X

Rati

ng

0

,44

44

0,4

444

0,1

667

0,2

5

0,1

111

0,2

5

1,6

667

0,3

333

Rati

ng

4

4

3

3

2

3 3

Bo

bo

t

Rela

tif

0,1

111

0,1

111

0,0

556

0,0

833

0,0

556

0,0

083

3

0,1

111

Bo

bo

t

4

4

2

3

2

3 4

Fakto

r –

Fakto

r Str

ate

gi

Inte

rnal

KEK

UA

TA

N (S)

Su

mb

er

daya d

an c

adan

gan

min

era

l d

an

batu

bara

yan

g d

imilik

i sa

ngat besa

r.

Ters

ed

ian

ya s

um

ber

daya m

anusi

a y

an

g

mem

ad

ai

den

gan

ju

mla

h p

en

dud

ukn

ya

yan

g s

an

gat

besa

r.

Pert

um

bu

han

eko

no

mi

yan

g s

tab

il.

Ikli

m i

nvest

asi

yan

g k

ond

usi

f

Perk

em

ban

gan

tekn

olo

gi

yan

g d

imil

iki

Kem

am

pu

an

pen

gelo

laan

lin

gku

ngan

yan

g l

eb

ih b

aik

dib

and

ing n

egara

-negara

ASEA

N l

ain

nya.

To

tal

Keku

ata

n

KELEM

AH

AN

(W

)

Infr

ast

ruktu

r (d

erm

aga,

jala

n, p

ela

buh

an,

kete

rsed

iaan

en

erg

i li

stri

k d

ll) belu

m

mem

ad

ai.

An

gku

tan

eksp

or

min

era

l d

an

batu

bara

masi

h m

en

gand

alk

an

sara

na

tran

spo

rtasi

negara

lai

n

Page 12: ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90

84

Tab

el 6

. P

erh

itu

ngan I

FA

S s

ekto

r p

ert

am

ban

gan m

inera

l d

an b

atu

bara

Ind

on

esi

a

Ko

men

tar

Pan

gsa

pasa

r eksp

or

Ind

on

esi

a d

i d

un

ia h

an

ya 0

,9%

leb

ih r

endah

dib

and

ing

negara

-negara

ASEA

N l

ain

nya, se

pert

i V

ietn

am

1,0

%,

Mala

ysi

a 1

,2%

, d

an

Th

ailand

1,3

%..

Indo

nesi

a b

elu

m tegas

dan j

ela

s d

ala

m m

en

egakkan

secara

baik

peru

nd

ang-

und

an

gan,

dit

and

ai d

en

gan b

elu

m b

erj

ala

nn

ya U

nd

ang-U

nd

ang N

o.

4 T

ahun

200

9 ten

tan

g P

ert

am

ban

gan

Min

era

l d

an B

atu

bara

yan

g s

ud

ah b

erj

ala

n l

eb

ih

dari

7 t

ahun

.

Dala

m m

asa

lah

so

sial

kem

an

an,

Ind

on

esi

a m

asi

h d

i b

aw

ah S

ingap

ura

,

Mala

ysi

a d

an

Bru

nai. In

do

nesi

a h

am

pir

sam

a d

en

gan

Fil

ipin

a d

an

Th

ail

and

yan

g r

en

tan

den

gan t

erj

adin

ya g

ejo

lak s

osi

al d

an s

itu

asi

keam

anan

yan

g b

elu

m

dap

at d

ikend

ali

kan t

eru

tam

a d

i d

aera

h y

an

g k

aya a

kan

su

mb

er

daya a

lam

,

sep

ert

i d

i P

apu

a d

an N

an

gro

Ace

h D

aru

ssala

m.

Indo

nesi

a m

em

ilik

i ik

lim

in

vest

asi

yan

g b

aik

, n

am

un

dala

m m

asala

h b

iro

kra

si

mem

ilik

i m

asa

lah

yan

g k

om

ple

k t

eru

tam

a d

alam

masa

lah p

eri

jin

an

yan

g

berb

eli

t-b

eli

t se

rta b

an

yakn

ya p

un

ggu

tan

lia

r di

tiap

in

stan

si terk

ait

den

gan

invest

asi

.

Dari

segi

daya s

ain

g,

pro

du

k-p

rodu

k I

nd

on

esi

a m

en

un

jukkan

kin

erj

a y

an

g

men

uru

n d

an b

erk

em

ban

g s

tagn

an

. D

aya p

rodu

k I

nd

on

esi

a d

i m

ata

in

vest

or

men

em

pati

uru

tan

34

dari

144

negara

. Sem

en

tara

di A

SEA

N m

en

em

pati

uru

tan

ke-4

dib

aw

ah S

ingapu

ra, M

ala

ysi

a,

dan

Th

ailand

.

Kete

ran

gan

An

alis

is I

nte

rnal :

a.

Berd

asa

rkan

perh

itu

ngan

pad

a ta

bel

IFA

S d

i ata

s d

ap

at k

ita l

ihat

bah

wa k

eku

ata

n-k

eku

ata

n y

an

g d

imil

iki

sekto

r p

ert

am

ban

gan

dan

bat

ub

ara

In

do

nesi

a c

uku

p b

esa

r, d

ianta

ran

ya a

dal

ah

sum

ber

daya m

inera

l d

an

bat

ub

ara

yan

g b

esa

r (n

ilai

bo

bot

0,4

4), S

DM

yan

g b

esa

r (n

ilai

bo

bot

0,4

4), I

kli

m i

nvest

asi

yan

g b

aik

(0

,25)

dan

pen

gelo

laan

kem

amp

uanli

ngku

ngan

yan

g b

aik

dib

an

din

g n

egara

-negara

ASEA

N l

ain

nya (

0,2

5).

b.

T

eta

pi

sayan

g k

eku

ata

n i

ni

tid

ak d

idu

ku

ng o

leh

ad

an

ya f

asi

lita

s b

eru

pa i

nfr

ast

ruktu

r yan

g t

idak m

em

ad

ai (

nilai

seko

r 0

,33),

ren

dahn

ya

Law

En

forc

em

en

t (

nil

ai s

ko

r 0,2

5)

sert

a l

em

ah

nya

bir

okra

si p

eri

jin

an d

en

gan b

an

yaknya p

un

ggu

tan l

iar

sert

a m

asa

lah p

eri

jin

an y

an

g b

erb

eli

t-b

eli

t (n

ilai sk

or

0,2

5).

c.

K

eb

ijakan

hilir

isasi

ata

u p

en

ingkata

n n

ilai

tam

bah

yan

g s

uli

t u

ntu

k d

itera

pkan

dan

teru

s m

en

dapat

pen

enta

ngan

dari

para

pen

gu

sah

a t

am

ban

g m

en

yeb

ab

kan

daya s

ain

g p

rod

uk t

am

ban

g

Ind

onesi

a m

en

jad

i le

mah

kare

na y

an

g d

iju

al d

ala

m b

en

tuk m

enta

h.

Ole

h k

are

na i

tula

h,

sekto

r p

ert

am

bangan

dan

batu

bara

haru

s le

bih

kre

atif

mem

anfa

atkan

keku

ata

n d

an

pelu

an

g y

an

g

dim

ilik

i u

ntu

k m

enja

dik

an

ta

nta

ngan

m

en

jadi

pelu

an

g d

an

m

en

gata

si kele

mah

an-k

ele

mah

an yan

g ad

a se

hin

gga d

ap

at te

rcip

ta se

kto

r p

ert

am

ban

gan

d

an

b

atu

bara

yang m

am

pu

men

gh

asi

lkan

pro

du

k h

asi

l ta

mb

ang y

an

g s

esu

ai d

en

gan s

pesi

fikasi

yan

g d

iin

gin

kan o

leh

in

du

stri

pen

ggu

nanya b

aik

di d

alam

negeri

mau

pun

di p

asa

r M

EA

.

Bo

bo

t X

Rati

ng

0,1

667

0,2

5

0,1

667

0,2

5

0,1

667

1,3

333

3

Rati

ng

2

3

3

3

2

Bo

bo

t

Rela

tif

0,0

833

0,0

833

0,0

556

0,0

833

0,0

833

1

Bo

bo

t

3

3

2

3

3

36

Fakto

r –

Fakto

r Str

ate

gi

Inte

rnal

Pan

gsa

pasa

r eksp

or

Ind

on

esi

a y

an

g

ren

dah

Ren

dah

nya L

aw

Enfo

rcem

en

t.

Lem

ah

nya k

em

an

an

so

sial.

Lem

ah

nya b

iro

kra

si p

eri

jin

an.

Daya s

ain

g p

rodu

k I

nd

on

esi

a l

em

ah

To

tal

Kele

mah

an

JUM

LA

H S

+ W

Page 13: ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

Analisis SWOT dalam Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan Batubara … Harta Haryadi

85

Tab

el 7

. P

erh

itu

ngan E

FA

S s

ekto

r p

ert

am

ban

gan m

inera

l d

an b

atu

bara

Ind

on

esi

a

Ko

men

tar

Den

gan

ju

mla

h p

en

du

du

k M

EA

yan

g b

esa

r dih

ara

pkan

dap

at m

en

ingkatk

an

pan

gsa

pasa

r Sekto

r P

ert

am

bangan

Min

era

l d

an

Batu

bara

nasi

on

al

(pelu

ang

pen

ingkata

n s

kala

eko

no

mis

dan

pelu

an

g e

ksp

or

peru

sah

aan

yan

g b

esa

r).

Pert

um

bu

han

eko

no

mi in

i, m

enja

di p

elu

ang p

asa

r yan

g b

esa

r bagi

min

era

l

dan

batu

bara

un

tuk e

nerg

i li

stri

k d

an

untu

k b

ahan

baku in

du

stri

.

Mem

beri

kan

pelu

an

g b

agi

Indon

esi

a

un

tuk m

en

ingkatk

an

daya s

ain

g

pro

du

kn

ya m

ela

lui tr

an

sfer

tekn

olo

gi d

an t

ran

sfer

pen

geta

hu

an. B

ila

belu

m

mam

pu

men

gem

ban

gkan

teknolo

gi

bis

a m

em

pero

leh d

ari

Sin

gap

ura

ata

u

Mala

ysi

a y

an

g s

ud

ah m

am

pu

men

gem

ban

gkan

tekn

olo

gi.

Akan

men

cip

takan

pro

du

k-p

rodu

k s

pesi

ali

sasi

yan

g u

nggu

l

Pelu

an

g d

ala

m m

en

ingkatk

an

ko

mp

ete

nsi

SD

M d

en

gan

men

gad

akan

pela

tih

an

ata

u s

em

inar

agar

unnggu

l d

iband

ing S

DM

negara

MEA

lain

nya.

Su

mb

er-

sum

ber

daya p

rodu

ksi

yan

g t

erb

ata

s akan t

ers

alu

rkan

ke k

egia

tan

-

kegia

tan

eko

no

mi

yan

g p

rodu

ktif;

Kare

na t

inggin

ya a

ncam

an

tin

gkat

pers

ain

gan

maka k

ala

u p

roduk h

asi

l

tam

ban

g tid

ak m

em

ilik

i d

aya s

ain

g m

aka p

rodu

k t

idak a

kan

laku

dan

ban

yak

peru

sah

aan

akan b

erh

enti

Den

gan

hilan

gn

ya h

am

bata

n t

erh

ad

ap e

ksp

or

bah

an

baku

, m

aka e

ksp

or

bah

an b

aku

akan

menin

gkat,

dan

peru

sah

aan

-peru

sah

aan

di d

ala

m n

egeri

akan

men

gala

mi

kela

ngkah

an

ata

s b

ahan

-bah

an b

aku

ters

ebu

t d

an

bah

an

baku

di d

ala

m n

egeri

akan

mah

al.

Akan

men

am

bah b

eb

an s

osi

al

yan

g t

inggi

bagi n

egara

yan

g m

em

ilik

i

kete

rbata

san

kem

am

pu

an k

ualita

s su

mb

er

daya m

an

usi

a (

SD

M),

tekn

olo

gi d

an

mo

dal, y

an

g a

kan

men

yeb

ab

kan

gejo

lak s

osi

al

akib

at te

rjad

inya

pen

gan

ggu

ran d

an l

apan

gan k

erj

a y

an

g s

ed

ikit.

Peru

sah

aan

tid

ak a

kan k

ond

usi

f d

ala

m b

eru

sah

a kare

na a

kan

teru

s

men

dap

atk

an p

erl

aw

anan d

ari

lem

baga-l

em

baga y

an

g b

erb

asi

s li

ngku

ngan

hid

up.

Bo

bo

t

Rati

ng

0,3

871

0,2

903

0,1

29

0,1

935

0,1

935

0,0

968

1,2

903

0,2

581

0,2

903

0,0

645

0,0

645

Rati

ng

3

3

2

3

3

3 2

3

1

1

Bo

bo

t

Rela

tif

0,1

29

0,0

968

0,0

645

0,0

645

0,0

645

0,0

323

0,1

29

0,0

968

0,0

645

0,0

645

Bo

bo

t

4

3

2

2

2

1 4

3

2

2

Fakto

r –

Fakto

r st

rate

gi

Ekst

ern

al

PELU

AN

G (

O)

Jum

lah p

end

ud

uk M

EA

yan

g b

esa

r m

en

jad

i

pelu

an

g p

asa

r yan

g m

akin

besa

r u

ntu

k in

du

stri

pert

am

ban

gan

min

era

l d

an b

atu

bara

Pert

um

buhan e

kono

mi n

egar

a‐negara

ASEA

N y

ang

stabil.

Ad

an

ya p

ert

um

bu

han

ekst

ern

alita

s yan

g

men

gu

ntu

ngkan

sep

ert

i p

era

lihan

pen

geta

hu

an

dan

tekn

olo

gi.

Pelu

an

g y

ang b

esa

r un

tuk i

nvest

asi

do

mest

ik d

an

asi

ng t

eru

tam

a t

erh

adap

pro

du

k u

nggu

lan

.

Pelu

an

g y

ang b

esa

r un

tuk m

en

geksp

or

ten

aga

kerj

a (

SD

M)

yan

g b

erk

uali

tas

dan

pro

fesi

on

al.

Per

bai

kan a

loka

si sum

ber

-sum

ber

day

a pro

duks

i (m

odal

,

SDM

dan

mes

in).

,

Tota

l P

elu

ang

AN

CA

MA

N (

T)

Tin

gkat p

ers

ain

gan a

nta

r n

egara

MEA

di

sekto

r

pert

am

ban

gan

min

era

l d

an b

atu

bara

akan

sem

akin

tin

ggi.

Terj

ad

i keku

ran

gan

kete

rsed

iaan

bah

an b

aku

(inp

ut) d

i p

asa

r d

alam

negeri

.

Ku

alita

s su

mb

er

daya m

anu

sia

(SD

M),

tekn

olo

gi

dan

mo

dal n

egara

ASEA

N l

ain

nya y

an

g l

eb

ih b

aik

dari

In

do

nesi

a.

Isu

lin

gku

ngan

yan

g b

era

nggapan

bah

wa k

egia

tan

pen

am

ban

gan

sela

lu m

eru

sak d

an

meru

gik

an

lin

gku

ngan

.

Page 14: ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90

86

Tab

el 7

. P

erh

itu

ngan E

FA

S s

ekto

r p

ert

am

ban

gan m

inera

l d

an b

atu

bara

Ind

on

esi

a

Ko

men

tar

Peru

sah

aan

akan m

en

gala

mi

kete

rpu

rukan

kare

na p

rod

ukn

ya t

idak d

apat

dip

asa

rkan

kare

na p

erm

inta

an d

ari

pro

du

kn

ya y

an

g m

akin

kecil a

kib

at

peru

sah

aan

-peru

sah

aan

pem

beli m

en

gala

mi

kesu

lita

n fin

ansi

al.

Peru

sah

aan

akan k

esu

lita

n u

ntu

k m

en

en

tukan

tin

gkat

keu

ntu

ngan

yan

g d

apat

dip

ero

leh

.

Bagi

Ind

on

esi

a,

kala

u tid

ak b

isa

men

ingkatk

an

eto

s kerj

a d

an d

aya s

ain

g

pro

du

k,

maka p

eru

sah

aan

su

lit b

ers

ain

g s

eh

ingga b

isa m

en

yebab

kan

peru

sah

aan

ban

gkru

t.

Kete

ran

gan

An

alis

is E

kst

ern

al:

a.

Dari

perh

itu

ngan t

ab

el E

FA

S d

i ata

s d

ap

at d

ilih

at

nilai

fakto

r p

em

bo

bo

tan

untu

k p

elu

an

g y

an

g p

alin

g t

inggi

po

in 1

dan 2

, yait

u

pelu

an

g p

asa

r yan

g b

esa

r d

i d

ala

m M

EA

dengan

sko

r

pem

bo

bota

n s

eb

esa

r 0,3

8 s

ert

a p

ert

um

bu

han

eko

no

mi

ASEA

N y

an

g s

tab

il d

en

gan

sko

r 0,2

9.

b.

Kala

u k

on

dis

i SD

M t

idak d

itin

gkatk

an

men

jadi

un

ggu

l d

an

tid

ak a

da

mo

dern

isas

i te

kn

olo

gi

sert

a p

en

ingkata

n i

nvest

asi

. H

al

ini

menja

di

an

cam

an

bagi

sekto

r p

ert

am

ban

gan

min

era

l d

an

batu

bara

In

don

esi

a, k

are

na a

dan

ya k

eku

ran

gan

bah

an b

aku

bagi

in

pu

t p

rod

ukn

ya a

kib

at

die

ksp

or

ke n

egara

-negara

ASEA

N y

an

g m

em

beri

kan

harg

a t

inggi

un

tuk b

ah

an b

aku

, dim

ana

ko

nd

isi in

i m

em

ilik

i ti

ngkat sk

or

seb

esa

r 0

,29,

sert

a ti

ngkat p

ers

ain

gan y

an

g t

inggi

dari

negara

-negara

ASEA

N l

ain

nya d

en

gan

bo

bot

sko

r se

besa

r 0

,25

.

2,4

1

1,2

9

1,1

2

0,1

7

EFA

S

To

tal

Sko

r p

elu

an

g (O

)

To

tal

Sko

r A

ncam

an

(T

)

O –

T

3

1,6

7

1,3

3

0,3

4

IFA

S

To

tal

Sko

r K

eku

ata

n (S)

To

tal

Sko

r K

ele

mah

an (W

)

S –

W

Bo

bo

t

Rati

ng

0,0

645

0,1

935

0,1

935

1,1

29

2,4

194

Rati

ng

1

3

3

Bo

bo

t

Rela

tif

0,0

645

0,0

645

0,0

645

1

Dari

ta

bel

Fakto

r In

tern

al-

Ekst

ern

al,

dan

sk

ala

sa

ngat

tin

ggi,

tin

ggi,

sed

an

g,

dan

re

nd

ah

, m

aka

ked

ud

ukan

se

kto

r

pert

am

ban

gan

m

inera

l d

an

b

atu

bara

In

do

nesi

a d

i p

asa

r M

EA

dari

hasi

l an

ali

sis

dap

at d

iran

gku

m ,

an

tara

lain

:

Bo

bo

t

2

2

2

31

Fakto

r –

Fakto

r st

rate

gi

Ekst

ern

al

Ad

an

ya k

risi

s m

on

ete

r d

an r

ese

si m

ulti

dim

en

si

yan

g b

isa t

erj

adi se

tiap

saat

.

Harg

a m

inera

l d

an b

atu

bara

yan

g t

idak m

en

en

tu

di p

asa

r glo

bal.

Eto

s kerj

a d

an d

aya s

ain

g p

rod

uk n

egara

an

ggo

ta

MEA

yan

g l

ain

yan

g s

angat

tin

ggi.

Tota

l A

ncam

an

JUM

LA

H T

OT

AL O

+ T

Page 15: ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

Analisis SWOT dalam Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan Batubara … Harta Haryadi

87

Tab

el 8

. M

atr

iks

an

ali

sis

kete

rkait

an

SW

OT

AN

CA

MA

N (

T)

1.

Tin

gkat

pers

ain

gan

an

tar

negara

MEA

di

sekto

r p

ert

am

ban

gan

min

era

l d

an b

atu

bara

akan

sem

akin

tin

ggi.

2.

Terj

ad

i keku

ran

gan

kete

rsed

iaan

bah

an b

aku

(in

put)

di

pasa

r

dala

m

negeri

. D

en

gan

m

en

gh

ilan

gkan

h

am

bat

an

-ham

bat

an

terh

ad

ap

eksp

or

bah

an-b

ah

an

baku

, m

aka

eksp

orn

ya

akan

men

ingkat.

3.

Ku

alita

s su

mb

er

daya m

an

usi

a (S

DM

), t

ekn

olo

gi

dan

mod

al

negara

ASEA

N l

ain

nya y

an

g l

ebih

baik

dari

In

do

nesi

a.

4.

Isu

lin

gku

ngan

yan

g

bera

nggap

an

b

ah

wa

kegia

tan

pen

am

ban

gan

sela

lu m

eru

sak d

an

meru

gik

an

lin

gkun

gan

.

5.

Ad

an

ya kri

sis

mon

ete

r d

an

re

sesi

m

ult

i dim

en

si yan

g b

isa

terj

ad

i se

tiap

saat

.

6.

Harg

a

min

era

l d

an

b

atu

bara

yan

g

tid

ak

men

entu

d

i p

asa

r

glo

bal.

7.

Eto

s kerj

a d

an d

aya s

ain

g p

rodu

k k

om

odit

as

tam

ban

g m

inera

l

dan

batu

bara

n

egara

an

ggo

ta

MEA

yan

g

lain

yan

g

san

gat

tin

ggi.

ST

RA

TEG

I ST (

MA

XI-

MIN

I)

a.

Men

ingkatk

an

ko

mp

ete

nsi

SD

M agar

bis

a b

ers

ain

g d

en

gan

SD

M n

egara

MEA

lain

nya

b.

Men

ingkatk

an

ku

ali

tas

pro

duk

tam

ban

g

un

tuk

men

gata

si

kela

ngkaan

bah

an b

aku

in

du

stri

di d

ala

m n

egeri

.

c.

Men

ingkatk

an

kerj

asa

ma

lin

tas

sekto

ral

juga

kerj

a

sam

a

den

gan

Litb

an

g a

gar

bis

a m

en

gh

asi

lkan p

rodu

k t

am

ban

g y

an

g

berk

uali

tas

dan

m

am

pu

b

ers

ain

g

den

gan

p

rod

uk

tam

ban

g

negara

-negara

MEA

lain

nya.

d.

Men

ingkatk

an

kem

am

pu

an

SD

M

dan

K

om

un

ikasi

b

ahasa

asi

ng

dan

In

form

atio

n

techn

olo

gy

(IT

) agar

bis

a

mem

asu

ki

pasa

r eksp

or

dan

men

gh

ind

ari

beb

an

so

sial

pen

ggan

ggu

ran

di

dala

n n

egeri

e.

Men

ingkatk

an

ku

ali

tas

pen

did

ikan

(in

pu

t, p

rose

s d

an O

utp

ut)

agar

bis

a t

erh

ind

ar d

ari

isu

lin

gku

ngan

yan

g m

akin

gen

car

saat

ini.

PELU

AN

G (

O)

1.

Jum

lah

pend

ud

uk

MEA

yang

besa

r m

en

jad

i

pelu

an

g p

asa

r yan

g m

akin

b

esa

r u

ntu

k in

du

stri

pert

am

ban

gan

min

era

l d

an b

atu

bara

2.

Pert

um

bu

han

eko

no

mi

negara‐n

egara

A

SEA

N

yan

g s

tab

il.

3.

Ad

an

ya

pert

um

bu

han

ekst

ern

ali

tas

yan

g

men

gu

ntu

ngkan

se

pert

i p

era

lih

an

p

en

geta

hu

an

dan

tekn

olo

gi.

4.

Akse

s ke t

ekn

olo

gi

yan

g l

eb

ih b

aik

ata

u b

ara

ng-

bara

ng

mod

al

dan

p

era

nta

ra

den

gan

te

kn

olo

gi

maju

.

5.

Pelu

an

g y

an

g b

esa

r u

ntu

k i

nvest

asi

do

mest

ik d

an

asi

ng t

eru

tam

a t

erh

adap

pro

du

k u

nggu

lan

.

6.

Pelu

an

g

yan

g

besa

r un

tuk

men

geksp

or

ten

aga

kerj

a (

SD

M)

yan

g b

erk

uali

tas

dan

pro

fesi

on

al.

7.

Perb

aik

an

alo

kasi

su

mb

er-

sum

ber

daya p

rod

uksi

(mo

dal, S

DM

dan m

esi

n).

ST

RA

TEG

I SO

(M

AX

I-M

AX

I)

a.

Mem

erd

ayakan

SD

M

agar

berk

ualita

s d

an

pro

fesi

on

al

un

tuk

mem

an

faatk

an

m

inera

l d

an

batu

bara

yan

g b

esa

r (m

era

ih p

asar

MEA

).

b.

Pen

ggu

naan

te

kn

olo

gi

yan

g

leb

ih

mo

dern

agar

men

gh

asi

lkan

p

rod

uk

yan

g

berk

ualita

s d

an

berd

aya s

ain

g t

inggi (P

en

ingkata

n N

ilai

Tam

bah

)

c.

Men

ggu

nakan

pert

um

buh

an e

ko

no

mi

yan

g s

tab

il

un

tuk m

en

du

ku

ng a

lokasi

su

mb

er

daya p

rod

uksi

yan

g l

eb

ih b

esa

r (m

od

al, S

DM

dan

mesi

n).

d.

Men

dayagu

nakan

p

era

tura

n

dan

p

eru

nd

an

g-

und

an

gan

un

tuk

men

duku

ng

kem

aju

an

pen

gem

ban

gan

p

ert

am

ban

gan

u

ntu

k

mem

perb

esa

r p

asa

r eksp

or

(MEA

)

EFA

S (

AN

ALIS

IS

A

FA

KT

OR

EK

ST

ER

NA

L)

A

IFA

S (

AN

ALIS

IS

FA

KT

OR

IN

TER

NA

L)

KEK

UA

TA

N (S)

1.

Su

mb

er

daya

dan

cad

angan

m

inera

l

dan

b

atub

ara

yan

g

dim

ilik

i sa

ngat

besa

r.

2.

Ters

ed

ian

ya

sum

ber

daya

man

usi

a

yan

g

mem

ad

ai

den

gan

ju

mla

h

pen

du

du

k y

an

g s

an

gat b

esa

r.

3.

Pert

um

bu

han

eko

no

mi

yan

g s

tab

il

4.

Ikli

m i

nvest

asi

yan

g k

ond

usi

f

5.

Perk

em

ban

gan

tekn

olo

gi

yan

g d

imil

iki

6.

Kem

am

pu

an

p

en

gelo

laan

lin

gku

ngan

yan

g

leb

ih

bai

k

dib

and

ing

negara

-

negara

ASEA

N l

ain

nya

Page 16: ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90

88

Tab

el 8

. M

atr

iks

an

ali

sis

kete

rkait

an

SW

OT

ST

RA

TEG

I W

T (M

INI-

MIN

I)

a.

Mem

ban

gu

n

infr

ast

ruktu

r agar

sekto

r p

ert

am

bagan

m

am

pu

men

ingkatk

an

keu

ntu

ngan

dan

mam

pu

men

gh

ad

api

an

cam

an

pers

ain

gan

yan

g

makin

tin

ggi

di

pasa

r eksp

or

(MEA

) se

rta

men

gh

ind

ari

an

cam

an

keku

ran

gan

b

ah

an

baku

in

du

stri

d

i

dala

m n

egeri

.

b.

Men

gata

si kela

ngkaan

su

mb

er

daya d

an cad

angan

d

i m

asa

dep

an

un

tuk m

en

gh

ad

api

an

cam

an

keku

ran

gan

bah

an b

aku

dan

keb

erl

anju

tan u

sah

a d

i se

kto

r p

ert

am

ban

gan.

c.

Men

gata

si

lem

ah

nya

pen

era

pan

o

ton

om

i daera

h

mela

lui

pen

era

pan

p

en

egakan

hu

ku

m

yan

g

leb

ih

keta

t la

gi,

agar

dih

asi

lkan

bir

okra

t yan

g k

om

pete

n s

eh

ingga b

isa m

en

ghin

dari

an

cam

an

p

en

gu

asa

an

sum

ber

daya

ala

m

di

daera

h-d

aera

h

yan

g

kaya

akan

su

mb

er

daya

min

era

l d

an

batu

bara

o

leh

pen

gu

sah

a an

ggo

ta n

egara

MEA

lain

nya.

d.

Men

gata

si

lem

ah

nya

man

aje

men

SD

M

mela

lui

pen

did

ikan

dan

pela

tih

an (

Dik

lat)

bai

k d

i d

ala

m m

au

pu

n d

i lu

ar

negeri

un

tuk m

en

gata

si an

cam

an

se

rbu

an SD

M d

ari

n

egara

-negara

MEA

lain

nya.

e.

Ko

nsi

sten

si

dala

m

pela

ksa

naan

p

era

tura

n

dan

p

eru

nd

an

g-

und

an

gan

seh

ingga m

em

beri

kan

ko

nd

isi

yan

g k

on

du

sif

bagi

para

p

en

gu

sah

a

tam

ban

g,

agar

mam

pu

b

ers

ain

g

den

gan

an

ggo

ta n

egara

-negara

MEA

lain

nya.

a.

Dari

an

alis

is k

ete

rkatian

dal

am m

atri

k S

WO

T d

i at

as

dih

asi

lkan

4 s

trat

egi,

an

tara

lai

n s

trat

egi

SO

(M

axi-

Maxi)

, Str

ate

gi

ST

(M

axi-

Min

i),

Str

ate

gi

WO

(M

ini-

Maxi)

dan

str

ategi

WT

(M

ini-

Min

i) s

eb

agaim

an

a diu

raik

an

dal

am T

ab

el

8.

b.

Dari

perh

itu

ngan

di

atas

bis

a d

ikat

akan

bah

wa s

ekto

r p

ert

amb

an

gan

min

era

l d

an

bat

ub

ara

In

do

nesi

a i

ni

mem

ilik

i keku

ata

n y

an

g c

uku

p b

aik

, b

erd

asa

rkan

perh

itu

ngan I

FA

S p

ad

a ta

ble

1 d

i at

as,

mem

pu

nyai

keku

atan

dengan

po

in 1

,67.

c.

Kele

mah

an s

ekto

r p

ert

amb

an

gan

Ind

on

esi

a d

en

gan

poin

1,3

3,

an

gka i

ni

cu

ku

p b

esa

r u

ntu

k k

ate

go

ri k

ele

mah

an.

Seli

sih

keku

ata

n d

an

kele

mah

an i

ni

lum

ayan

besa

r, d

en

gan

sko

r 0

,34.

Hal

ini

dap

at d

ijad

ikan

acuan

bagi

sekto

r p

ert

am

ban

gan

min

era

l d

an

batu

bara

d

ala

m m

en

eta

pkan

keb

ijakan

-keb

ijakan

baru

yan

g l

eb

ih k

reatif

dan

in

ovat

if s

eh

ingga k

eku

ata

n y

an

g

dim

ilik

i d

ap

at t

erm

anfa

atkan

den

gan

baik

dan k

ele

mah

an y

an

g d

imilik

i d

ap

at d

imin

imal

isir

.

d.

Pad

a an

alis

is s

ekto

r p

ert

am

ban

gan

min

era

l d

an b

atu

bara

In

do

nesi

a in

i m

em

pun

yai

po

in p

elu

an

g 1

,29

, an

gka i

ni

cu

ku

p b

esa

r w

ala

upu

n m

asih

jau

h d

ari

an

gka t

ert

inggi

yan

g m

am

pu

dim

ilik

i se

kto

r in

i, y

aitu

4.

Hal

ini ad

ala

h d

ap

at d

ijadik

an

pela

jara

n b

agi

In

do

nesi

a d

alam

mem

an

faaat

kan

pelu

an

g d

an m

en

car

i p

elu

an

g la

in d

ala

m r

an

gka m

em

aju

kan s

ekto

r in

i.

e.

An

cam

an

sekto

r p

ert

amb

an

gan m

inera

l d

an b

atu

bara

In

do

nesi

a b

erd

asa

rkan

perh

itu

ngan

EFA

S a

dal

ah s

eb

esa

r 1,1

2 p

oin

, in

i m

eru

pakan

an

gka y

an

g c

uku

p b

esa

r. S

eli

sish

an

tara

pelu

an

g d

an a

nca

man a

dal

ah 0

,17.

Berd

asa

rkan

perh

itu

ngan i

ni,

art

inya b

an

yak h

al y

an

g m

asih

haru

s d

iupayakan

sekto

r in

i agar

dap

at m

en

gata

si a

ncam

an y

an

g a

da.

f.

Kead

aan

sekto

r p

ert

am

ban

gan

In

don

esi

a i

ni

belu

m b

isa d

ikat

akan

baik

sete

lah

dil

aku

kan

an

alis

is S

WO

T.

Masi

h b

an

yak h

al

yan

g h

aru

s d

i p

erb

aik

i gu

na m

em

pero

leh

kead

aan

yan

g

stab

il s

eh

ingga

dap

at m

en

gam

bil

kep

utu

san y

an

g t

ep

at u

ntu

k k

em

aju

an s

ekto

r in

i.

ST

RA

TEG

I W

O (

MIN

I-M

AX

I)

a.

Mem

ban

gu

n

infr

ast

ruktu

r un

tuk

mend

ukun

g

kem

aju

an

sekto

r p

ert

am

ban

gan s

eh

ingga m

am

pu

mera

ih p

asa

r yan

g b

esa

r d

i p

asa

r M

EA

.

b.

Mem

ban

gu

n p

usa

t-p

usa

t en

erg

i li

stri

k d

i w

ilayah

yan

g kaya akan

su

mb

er

daya s

eb

agai

du

kun

gan

kep

ad

a

peru

sah

aan

se

hin

gga

pro

du

k

tam

ban

g

mem

ilik

i d

aya s

ain

g y

ang t

inggi

di p

asa

r M

EA

.

c.

Men

gata

si k

ela

ngkaan

su

mb

er

daya d

an

cad

an

gan

di

masa

d

ep

an

dan

men

gata

si

lem

ahn

ya

pen

gelo

laan

su

mb

er

daya

dan

cad

angan

,

seh

ingga d

item

ukan

b

erb

agai

sum

ber

daya d

an

cad

an

gan

bar

u d

ala

m r

an

gka m

en

du

kun

g i

ndu

stri

di

dala

m

negeri

d

ari

kela

ngkaan

b

ah

an

baku

(inp

ut).

d.

Men

ingkatk

an

i kem

am

pu

an

bir

okra

si d

an S

DM

di

bid

ang

pert

am

ban

gan

d

i d

aera

h

un

tuk

mera

ih

pelu

an

g

invest

asi

, p

elu

ang

eksp

or

SD

M

dan

pelu

an

g p

en

ingkata

n k

ese

jah

tera

an

.

KELEM

AH

AN

(W

)

1.

Infr

ast

ruktu

r (d

erm

aga,

jala

n,

pela

buh

an,

kete

rsed

iaan

en

erg

i li

stri

k

dll

) b

elu

m m

em

ad

ai.

An

gku

tan e

ksp

or

min

era

l d

an

batu

bara

m

asi

h

men

gan

dalk

an

sa

ran

a

transp

ort

asi

negara

lain

2.

Pan

gsa

p

asa

r eksp

or

Ind

on

esi

a

yan

g

ren

dah

3.

Ren

dah

nya L

aw

En

forc

em

en

t

4.

Lem

ah

nya k

em

an

an

so

sial

di

wil

ayah

yan

g k

aya a

kan

su

mb

er

daya t

amb

an

g.

5.

Lem

ah

nya

bir

okra

si

peri

jin

an

yan

g

berb

eli

t-b

eli

t d

an

b

anyakn

ya

pun

ggu

tan

lia

r.

6.

Daya

sain

g

pro

du

k

Ind

on

esi

a le

mah

peru

sah

aan

dan

ind

ust

ri.

Page 17: ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

Analisis SWOT dalam Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan Batubara … Harta Haryadi

89

UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan selesainya penelitian ini, penulis

mengucapkan terimakasih kepada kontributor

yang telah membantu memberikan data yang

terkait dengan masalah sektor pertambangan

mineral dan batubara, antara lain Dinas

Pertambangan dan Energi Provinsi Kalbar,

Provinsi Kalsel, Provinsi Kaltim, Provinsi Sultra,

Provinsi NAD, Provinsi Jabar dan Provinsi

Jateng. Di samping itu penulis juga mengucap-

kan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

PT. Antam, PT. ICA, PT. Macika Mineral

Industries, dan kepada Ikatan Sarjana Ekonomi

Indonesia (ISEI), atas bantuan mengenai data

permasalahan ekonomi baik nasional (domes-

tik) maupun internasional (MEA) dan jurnal-

jurnalnya telah memperkaya hasil dari pene-

litian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Afrilita, N. (2013) ‘Analisis SWOT dalam

menentukan strategi pemasaran sepeda motor

pada PT. Samekarindo Indah di Samarinda’,

eJournal Adminsitrasi Bisnis, 1(1), pp. 56–70.

ASOMM (2015) ASEAN Senior Official Meeting on

Mineral (ASOMM). Bali.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (2015)

Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri

dan Penanaman Modal Asing. Jakarta: Badan

Koordinasi Penanaman Modal.

Badan Pembangunan dan Perencanaan Nasional

(2015) Perkembangan Ekonomi Indonesia

dan Dunia. Jakarta: Penerbit Deputi Bidang

Ekonomi Bappenas.

Badan Pusat Statistik (2015) Statistik Indonesia

2015. Jakarta.

Choirunnisak (2012) Penerapan analisis SWOT

dalam strategi pemasaran produk tabungan

pada BMI cabang pembantu Magelang.

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Salatiga.

Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (2015)

Mineral and Coal Statistic.

Ellitan, L. (2013) ‘Analisis lingkungan dan evaluasi

keunggulan kompetitif perusahaan

manufaktur Jawa Timur, Pendekatan studi

kasus’, in Siregar, H., Tambunan, M., Tulus

Tambunan, Aviliani, Abimanyu, Y., Denni P.

Purbasari, Hamid, E. S., Zulbainarni, N.,

Parningotan, F. S., Arsyad, L., and Triaswati,

N. (eds) Seminar Nasional dan Sidang Pleno

ISEI XVI. Jambi: Ikatan Sarjana Ekonomi

Indonesia, pp. 254–278.

Hartono, J. (2006) Sistem informasi strategik untuk

keunggulan kompetitif, Memenangkan

persaingan dengan sistem teknologi

informasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Heriawan, R. (2013) ‘Daya saing pertanian

Indonesia menghadapi ASEAN Economic

Community (AEC) 2015’, in Siregar, H.,

Tambunan, M., Tambunan, T., Aviliani,

Abimanyu, Y., Purbasari, D. P., Hamid, E. S.,

Zulbainarni, N., Parningotan, F. S., Arsyad, L.,

and Triaswati, N. (eds) Seminar Nasional dan

Sidang Pleno ISEI XVI. Jambi: Ikatan Sarjana

Ekonomi Indonesia, pp. 13–16.

Institute for Development of Economic and

Finance, 2015. Tren Investasi Dunia Bergeser

Dari Utara Ke Selatan. Institute For

Development of Economic and Finance

(INDEF), Jakarta, Oktober 2015.

Institute for Development of Economic and

Finance, 2015. Memangkas Izin yang

Berbelit-belit, Menunjang Kepastian Waktu

Bagi Investor. Jakarta, 2015.

Joedo, P. W. M. and Widyasanti, A. A. (2013)

‘Peningkatan daya saing daerah dalam

menghadapi ASEAN Economic Community

2015’, in Siregar, H., Tambunan, M.,

Tambunan, T., Aviliani, Abimanyu, Y.,

Purbasari, D. P., Hamid, E. S., Zulbainarni,

N., Parningotan, F. S., Arsyad, L., and

Triaswati, N. (eds) Seminar Nasional dan

Sidang Pleno ISEI XVI. Jambi: Ikatan Sarjana

Ekonomi Indonesia, pp. 25–45.

Kepner, C. H. and Tragoe, B. B. (2010) Manajer

yang rasional. Jakarta: Lembaga Pendidikan

dan Pembinaan Management & Erlangga.

Mardhatillah, R. (2015) Analisis strategi pemasaran

dengan analisis SWOT untuk meningkatkan

penjualan pada PT. Forisa Nusapersada

Padang. Universitas Taman Siswa Padang.

Population Reference Bureau (2014) World

Population Data Sheet, Age Structure Has

Changed Differently Across Region Between

1970-2014. Washington DC 20009.

Purwanto, B. (2013) ‘Pola Pikir Baru Mengelola

Sumber Daya Manusia Pada Era Knowledge

Economy’, in Manajemen Sumber Daya

Manusia Berbasis Proses. Jakarta: Gramedia,

p. 360.

Page 18: ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90

90

Pusat Sumber Daya Geologi (2012) Laporan akhir

pemutakhiran data dan neraca sumber daya

mineral non-logam. Bandung.

Pusat Sumber Daya Geologi (2014) Laporan akhir

pemutakhiran data dan neraca sumber daya

mineral. Bandung.

Rangkuti, F. (2006) ‘Reorientasi konsep

perencanaan strategis untuk menghadapi

abad 21’, in Analisis SWOT Teknik

Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, p. 200.

Suhartini (2012) ‘Menentukan strategi pemasaran

pada perusahaan’, Jurnal MATRIK Teknik

Industri Universitas Muhammdiyah Gresik,

XII(2), pp. 1–8.

Tambunan, T. (2013) ‘Masyarakat ekonomi ASEAN

2015, Peluang, tantangan, dan ancaman bagi

UMKM Indonesia’, in Siregar, H., Tambunan,

M., Tambunan, T., Aviliani, Abimanyu, Y.,

Purbasari, D. P., Hamid, E. S., Zulbainarni,

N., Parningotan, F. S., Arsyad, L., and

Triaswati, N. (eds) Seminar Nasional dan

Sidang Pleno ISEI XVI. Jambi: Ikatan Sarjana

Ekonomi Indonesia, pp. 138–159.

The Economist (2015) ‘Investing into Asia’s reform

landscape’, in Asia Business Outlook Survey

2015, p. 420.

UNCTAD (2015) Top recipients of foreign direct

invesments in Southeast and Northeast Asia

in 2015.

Widiastuti (2013) ‘Analisis SWOT keragaman

budaya Indonesia’, Jurnal Widya, 1(1), pp. 8–

16.

World Bank (2015) ‘Gross national income

percapita 2015, more than 217 countries’, in

World Development Indicator Database, p.

625.

World Economic Forum (2015) Global

competitivenes index report.

World Population Pospect UNO (2014) ‘Interactive

map and data visualization show population,

Health and environment indicator for more

than 200 countries’, in World Population

Data Sheet, p. 570.

World Trade Organization (2015) Pangsa pasar

ekspor negara-negara terhadap pasar dunia.