ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …
Transcript of ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL …
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90
Naskah masuk : 07 Desember 2016, revisi pertama : 15 Januari 2017, revisi kedua : 20 Januari 2017, revisi terakhir : 30 Januari 2017.
73
ANALISIS SWOT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL DAN BATUBARA INDONESIA SERTA PROSPEKNYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
SWOT Analysis on Indonesian Mineral and Coal Resources
Management and Its Prospects Dealing with ASEAN Economic
Community (AEC)
HARTA HARYADI
Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara
Jalan Jenderal Sudirman 623 Bandung 40211
Telp. (022) 6030483, Fax. (022) 6003373
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), diperlukan sebuah kebijakan dan terobosan yang
baru bagi Indonesia khususnya bagi sektor pertambangan mineral dan batubara sehingga memiliki daya saing
yang tinggi dan mampu menguasai pasar, di antaranya peningkatan kemampuan teknologi, melakukan inovasi,
dukungan lembaga keuangan, perbaikan infrastruktur dan logistik, pembangunan industri pendukung,
peningkatan mesin pengolahan bahan baku, dukungan energi, ketersediaan informasi dan kebijakan ekspor
produk yang bernilai tambah. Tujuan kajian adalah diperolehnya rumusan strategi sektor pertambangan mineral
dan batubara Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah berjalan sejak akhir
tahun 2015. Metodologi kajian adalah dengan menganalisis data sekunder dan studi literatur menggunakan
analisis Strength, Weakness, Opportunities and Threat (SWOT). Hasil analisis menunjukkan, strategi yang harus
diambil sektor pertambangan mineral dan batubara Indonesia antara lain, strategi SO yaitu strategi dengan
mendayagunakan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas dan profesional serta penggunaan teknologi yang
modern untuk memanfaatkan sumber daya dan cadangan mineral dan batubara yang dimiliki. Strategi ST, antara
lain dengan mendayagunakan SDM yang berkualitas dan profesional serta penggunaan teknologi yang modern
untuk menghadapi ancaman persaingan yang tinggi dan untuk menghadapi kekurangan input bahan baku akibat
tidak adanya hambatan ekspor. Strategi WO, strategi dengan memperbaiki segala kelemahan, antara lain
memperbaiki infrastruktur, mengatasi kekurangan energi untuk menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi
dalam rangka meraih peluang pasar yang besar dan untuk memasok bahan baku industri dalam negeri.
Sedangkan strategi WT yaitu mempercepat pembangunan infrastruktur, pembangunan energi untuk
menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi untuk menghadapi ancaman persaingan yang tinggi dan untuk
menghadapi ancaman kekurangan bahan baku industri di dalam negeri. Hasil analisis dapat dijadikan masukan
kebijakan dalam upaya meningkatkan daya saing sektor ini dalam menghadapi sektor sejenis di antara negara-
negara ASEAN lainnya.
Kata kunci: kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90
74
ABSTRACT
Facing the challenge of the ASEAN Economic Community (AEC), it requires a policy and a new breakthrough
new for Indonesia, especially for mineral and coal mining that have high competitiveness and being able to
dominate the market, including upgrading technology, innovation, support for financial institutions,
improvement of infrastructure and logistics, the development of supporting industries, the increase in raw
material processing machinery, energy support, availability of information and policy on the export of value
added products. The objectiveof this assessment is to formulate Indonesian mineral and coal mining
trategically in facing of the ASEAN Economic Community (AEC) which has been running since the end of
2015. Methodology study is by analyzing secondary data and literature study using analysis of Strength,
Weakness, Opportunities and Threat ( SWOT). The analysis results show that the strategies for the US mineral
and coal mining sector Indonesia, among others, SO strategy is a strategy by utilizing qualified human
resources and professional as well as the use of modern technology to exploit resources of mineral and coal
reserves. ST strategies, by utilizing qualified human resources and professional as well as the use of modern
technology to face the threat of high competition and a shortage of raw material inputs due to the absence of
export barriers. WO strategy, a strategy to rectify all the weaknesses, such as improving infrastructure,
overcome the lack of energy to produce products that are highly competitive in order to achieve a large
market opportunity and to supply raw materials for industry in the country. While WT strategies that
accelerate the development of infrastructure, energy development to produce products that are highly
competitive to face the threat of high competition a shortage of raw materials in the domestic industry. The
results of the analysis can be used as an input for policy to increase the competitiveness of the sectors in
facing other ASEAN countries.
Keywords: strengths, weaknesses, opportunities, threat, ASEAN Economic Community.
PENDAHULUAN
Tujuan para pemimpin Association of South
East Asian Nations (ASEAN) membentuk
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) didasari
dari keinginan untuk mentransformasikan
negara ASEAN menjadi kawasan yang stabil,
makmur, dan berdaya saing tinggi dengan
tingkat pembangunan ekonomi yang merata
serta kesenjangan sosial ekonomi dan
kemiskinan yang semakin berkurang di antara
negara-negara ASEAN (Heriawan, 2013).
Dengan adanya MEA, ASEAN menjadi suatu
kawasan dengan aliran bebas barang, jasa,
investasi, dan tenaga kerja terampil, serta aliran
modal yang lebih bebas (Joedo dan
Widyasanti, 2013). Dengan berlakunya MEA
menurut Widiastuti (2013), akan terjadi
peningkatan persaingan sektor pertambangan
mineral dan batubara di pasar domestik negara-
negara anggotanya. Pengusaha sektor
pertambangan mineral dan batubara yang
kondisi usahanya tidak efisien sehingga
memiliki daya saing rendah, akan sulit untuk
bersaing memperoleh pasar bagi produknya.
Bagi pengusaha yang tingkat produksinya
efisien sehingga memiliki daya saing tinggi
maka bisa menguasai pasar.
Selain itu menurut Purwanto (2013), bahan
baku sebagai input akan banyak mengalir ke
negara anggota MEA yang memberikan harga
tinggi, akibatnya perusahaan-perusahaan yang
tidak efisien dan tidak berdaya saing ini akan
bertambah kesulitannya, akibat tingginya harga
input bagi produknya.
Menurut Ellitan (2013), pada umumnya, MEA
akan memberikan keuntungan ekonomi
dalam negeri maupun negara-negara anggota
ASEAN secara keseluruhan, antara lain :
Tarif impor yang rendah/nol/tidak adanya
pembatasan (kuota) dan hambatan impor
lainnya sehingga akan meningkatkan daya
saing di pasar domestik maupun pasar
ekspor (karena harga-harga dari bahan-
bahan baku dan input lainnya yang
diimpor menjadi murah);
Perbaikan alokasi sumber daya produksi
yang terbatas akan tersalurkan ke kegiatan-
kegiatan ekonomi yang produktif;
Akses ke barang modal/teknologi menjadi
lebih baik dan lebih maju. Negara yang
belum mampu mengembangkan teknologi-
nya sendiri, tidak akan ketinggalan karena
dengan mudah bisa didapat dari anggota
negara MEA yang sudah mampu mengem-
bangkan teknologinya;
Setiap negara bisa memperluas pasarnya
(pasar ekspor) bisa memperluas variasi
produk yang dapat diproduksi di dalam
negeri dengan berdasarkan spesialisasi;
Analisis SWOT dalam Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan Batubara … Harta Haryadi
75
Adanya pertumbuhan eksternalitas yang
menguntungkan seperti peralihan pengeta-
huan, peralihan teknologi, peralihan mana-
jemen, peralihan organisasi dan metode
produksi yang lebih efisien.
Selain memberi keuntungan, MEA akan
memberikan tantangan, antara lain : Terjadi
kekurangan bahan-bahan baku atau input
lainnya di pasar dalam negeri. Karena tidak
ada hambatan terhadap ekspor bahan baku,
maka ekspornya akan meningkat, sehingga
perusahaan-perusahaan di dalam negeri akan
mengalami kelangkaan bahan-bahan baku
tersebut. Selain itu, akan menambah beban
sosial yang tinggi bagi negara berkembang
yang memiliki keterbatasan SDM, teknologi
dan modal (Kepner dan Tragoe, 2010).
Untuk kasus Indonesia, dampak perdagangan
bebas, khususnya MEA terhadap perusahaan di
Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statis-
tik (Badan Pusat Statistik, 2015) menunjukkan
bahwa jumlah unit usaha perusahaan dan
kontribusi output-nya terhadap pembentukan
produk domestik bruto (PDB) terus bertambah
setiap tahun, yang mengindikasikan bahwa
terbukanya ekonomi Indonesia dari pasar MEA
belum merugikan perusahaan-perusahan
domestik. Khusus untuk sektor pertambangan
mineral dan batubara, dengan terbentuknya
MEA, merupakan suatu momentum yang
penting untuk mewujudkan visi dan misinya,
karena dapat memberikan peluang untuk
memperluas pasar bagi produk industri dan jasa
yang berbasis mineral dan batubara.
Menurut Tambunan (2013), permasalahan
yang akan dihadapi oleh sektor pertambangan
mineral dan batubara Indonesia dalam
menghadapi MEA ini ada dua persoalan.
Pertama, mampukah sektor ini bersaing dengan
sesama produk sektor tersebut yang akan
masuk ke pasar domestik dari negara MEA
lainnya. Kedua, mampukah sektor ini
memanfaatkan peluang yang muncul
(menguasai pasar) dengan berlakunya pasar
bebas MEA. Upaya-upaya sudah banyak
dilakukan pemerintah untuk mendukung sektor
ini, dengan dikeluarkannya Undang Undang
No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara, yang mewajibkan
seluruh pengusaha sektor pertambangan
mineral melakukan pengolahan dan pemurnian
sebelum diekspor, agar diperoleh manfaat
ekonomi yang besar dari sektor tersebut bagi
pengusaha, negara dan masyarakat, serta
memiliki daya saing yang tinggi dipasar ekspor.
Namun sampai saat ini sektor pertambangan
Indonesia belum memperlihatkan kemajuan,
ditandai dengan lambatnya para pengusaha di
sektor pertambangan mineral membangun
pabrik pengolahan dan pemurnian sebagai
amanat UU tersebut, serta kinerja yang makin
menurun ditandai dengan banyaknya
perusahaan yang berhenti dari rencana
kegiatannya. Sehingga diprediksi sektor
pertambangan mineral Indonesia tidak akan
mampu bersaing di pasar MEA atau paling
tidak bisa bertahan di pasar dalam negeri
terhadap persaingan yang semakin ketat dari
barang-barang impor. Tantangan yang dihadapi
sektor pertambangan mineral dan batubara
akan semakin berat di pasar MEA, yang intinya
di pasar tersebut tidak ada lagi hambatan
terhadap arus barang dan jasa, manusia dan
modal antara negara-negara anggota ASEAN.
Dalam menghadapi MEA, sektor ini akan
menghadapi banyak perubahan dan ketidak
pastian pada lingkungan perusahaan (internal)
maupun di luar perusahaan (eksternal),
sedangkan Pemerintah, khususnya
Kementerian ESDM yang secara nasional
bertugas mengelola sektor ini perlu
merencanakan dan merumuskan strategi
bersaing menghadapi negara-negara ASEAN
lainnya (Mardhatillah, 2015).
Upaya peningkatan kinerja dan daya saing
produk dan jasa sektor ini, khususnya di
dalam menghadapi MEA, perlu didukung
dengan strategi yang tepat sesuai dengan
perubahan lingkungan strategis, sedangkan
salah satu alat analisis untuk merumuskan
strategi pencapaian sasaran tersebut adalah
analisis SWOT (Suhartini, 2012). Dengan
analisis SWOT ini diharapkan dapat
dirumuskan berbagai alternatif strategi yang
perlu dilakukan sebagai masukan dalam
penyusunan kebijakan sektor ESDM.
METODE
Metodologi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah deskriptif kualitatif dengan
melakukan pengamatan langsung atau
observasi, wawancara dan dokumentasi ke
beberapa Dinas ESDM dan beberapa
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90
76
perusahaan tambang, serta studi literatur dari
berbagai jurnal yang terkait. Metode deskriptif
merupakan metode yang digunakan untuk
meneliti status kelompok, suatu obyek, suatu
kondisi dan suatu sistem perencanaan serta
peristiwa yang kemungkinan akan terjadi .
Dari hasil wawancara dengan seluruh Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan
beberapa perusahaan responden maka dapat
diketahui faktor strategis internal (kekuatan dan
kelemahan) & faktor-faktor strategis eksternal
(peluang dan ancaman). Di samping itu dari
berbagai literatur diketahui faktor-faktor
keunggulan pertambangan Indonesia yang
melebihi anggota negara-negara MEA lainnya
yang selanjutnya diintegrasikan ke dalam
sebuah tabel data sehingga kelemahan dari
anggota negara-negara MEA lainnya dapat
diketahui.
Berdasarkan Rangkuti (2006), setelah indika-
torindikator SWOT (Kekuatan, Kelemahan,
Peluang dan Ancaman) ditentukan,
a. Langkah pertama menentukan bobot,
rating, dan score bobot. Bobot ditentukan
berdasarkan tingkat kepentingan atau
urgensi penanganan dengan skala 1 sampai
4 (1 = tidak penting, 4 = sangat penting).
b. Langkah kedua menjumlahkan bobot
kekuatan dan bobot kelemahan, sehingga
diperoleh total bobot. Selanjutnya dihitung
bobot relatif untuk masing-masing indikator
dengan cara membagi masing-masing bobot
dengan total bobot dari kekuatan dan
kelemahan, sehingga hasil total nilai bobot
relatif tersebut bila dijumlahkan menjadi 1
atau 100%. Dengan cara yang sama
dihitung bobot relatif untuk peluang dan
ancaman, sehingga total nilai bobot tersebut
menjadi 1 atau 100%
c. Langkah ketiga adalah menentukan rating,
yaitu analisis yang mempengaruhi
organisasi. Dan langkah selanjutnya, bobot
dikalikan dengan rating.
Nilai rating untuk Kekuatan & Peluang diberi
nilai 1 sampai 4.
a. Diberi nilai 1 kalau indikator kinerjanya
semakin menurun dibanding pesaing.
b. Diberi nilai 2 kalau indikator kinerjanya
sama dengan pesaing utama.
c. Diberi nilai 3 atau 4, kalau indikator
tesebut lebih baik dibanding pesaing.
Semakin tinggi nilainya artinya kinerja
indikator tersebut semakin baik dibanding
pesaing utama.
Nilai Rating Kelemahan & Ancaman diberi
nilai 1 sampai 4.
a. Diberi nilai 1 kalau indikator semakin
banyak kelemahannya dibanding pesaing.
b. Diberi nilai 4 kalau indikator kelemahan
semakin menurun dibandingkan pesaing.
Artinya pemberian nilai rating untuk
variabel kelemahan & Ancaman
berkebalikan dengan pemberian nilai
rating untuk variabel kekuatan & peluang.
Nilai Score Bobot diperoleh berdasarkan hasil
nilai bobot dikali nilai rating.
a. Total nilai score untuk faktor internal atau
kekuatan & kelemahan (IFAS). Semakin
total nilai score mendekati 1, semakin
banyak kelemahan internal dibandingkan
kekuatannya. Semakin nilainya mendekati
4, semakin banyak kekuatannya
dibandingkan kelemahannya.
b. Total nilai score untuk faktor eksternal atau
peluang & ancaman (EFAS). Semakin total
nilai score mendekati 1, semakin banyak
ancamannya dibandingkan dengan
peluang. Semakin total nilai score
mendekati 4, artinya semakin banyak
peluang dibandingkan ancaman.
Gabungan kedua kondisi internal dan
eksternal ini, menurut Afrilita (2013)
selanjutnya masukkan dalam Internal External
Matrix (analisis keterhubungan/ keterkaitan
dalam matriks SWOT), sehingga kita
mengetahui posisi persaingan yang akan
terjadi pada korporat, unit bisnis, maupun
produk yang kita analisis. Berdasarkan posisi
ini kita dapat menentukan strategi yang tepat
untuk memenangkan persaingan dibanding
anggota negara-negara MEA lainnya (Tabel 1).
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Kondisi Internal dan Eksternal Sektor
Pertambangan Indonesia Dalam MEA
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Mineral
dan Batubara (2015), dalam menghadapi MEA,
sektor pertambangan mineral dan batubara
Indonesia memiliki kekuatan, yaitu sumber
daya yang dimiliki yang besar dan beragam
dibanding negara-negara anggota MEA lainnya.
Analisis SWOT dalam Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan Batubara … Harta Haryadi
77
Malaysia dan Indonesia adalah penghasil timah
dan bauksit yang besar di dunia. Sementara
Indonesia dan Brunei penghasil minyak bumi
dan gas yang cukup besar (Tabel 2).
Berdasarkan data Pusat Sumber Daya Geologi
(2014), sumber daya dan cadangan mineral
dan batubara Indonesia bukan saja lebih besar
dari negara-negara MEA, bahkan berkelas
dunia. Sumber daya dan cadangan timah
(3,92 miliar ton & 1,59 miliar ton), tembaga
(29,75 miliar ton & 5,49 miliar ton) dan emas
(8,70 miliar ton & 2,83 miliar ton ), masing-
masing berada di posisi nomor 3 (tiga) terkaya
di dunia sedangkan untuk nikel (5,76 miliar
ton & 3,20 miliar ton) menempat nomor 4
(empat) dunia. Sedangkan sumber daya dan
cadangan batubara yang dimiliki Indonesia
saat ini berjumlah 125, 28 miliar ton dan
32,36 miliar ton. Di samping mineral dan
batubara, Indonesia juga memiliki sumber
daya bahan galian non-logam, dan batuan
yang sangat berlimpah (Pusat Sumber Daya
Geologi, 2012) antara lain bentonit 615,19
juta ton, felspar 7,73 miliar ton, gamping
347,54 miliar ton, granit 57,90 miliar ton,
kaolin 1,06 miliar ton, marmer 100,48 miliar
ton, pasir kuarsa 18,15 miliar ton, andesit
sebesar 78,15 miliar ton, trass sebesar 4,28
miliar ton, dolomit, sebesar 3,27 miliar ton,
zeolit, 615,19 juta ton, bondclay sebesar
297,42 juta ton, basalt, 5,57 miliar ton, batu
sabak sebesar 1,94 miliar ton, dasit 2,79
miliar ton, diorit slebesar 8,75 miliar ton, dan
gabro peridotit sebesar 4,35 miliar ton.
Tabel 1. Analisis keterkaitan dalam matriks SWOT (internal, external matrix)
FAKTOR EKSTERNAL
(EFAS/External factors analysis
strategic)
FAKTOR INTERNAL
(IFAS/Internal factors analysis strategic)
Strengths (S) Weaknesses (W)
Opportunities (O) Strategi SO (Maxi-Maxi)
Mengembangkan suatu strategi
dalam memanfaatkan kekuatan
di lingkungan internal (S) untuk
mengambil peluang (O) dari
lingkungan eksternal.
Strategi WO (Mini-Maxi)
Mengembangakan suatu strategi
dalam mengatasi kelemahan di
lingkungan inernal (W) dengan
memanfaatkan peluang (O) di
lingkungan eksternal.
Treats (T) Strategi ST (Maxi-Mini)
Mengembangkan suatu strategi
dalam memanfaatkan kekuatan
di lingkungan internal (S) untuk
mengatasi ancaman (T) di
lingkungan eksternal.
Strategi WT(Mini-Mini)
Mengembangkan suatu strategi
dalam mengatasi kelemahan di
lingkungan internal (W) dan
mengatasi ancaman (T) di
lingkungan eksternal.
Tabel. 2. Sumber daya tambang negara-negara ASEAN
No. Negara Sumber Daya Tambang
1 Indonesia Minyak bumi, gas, bauksit, nikel, tembaga, timah, bijih besi, batu
bara, emas, perak, zirkon, mangan, kobalt, seng, gamping, kaolin,
kuarsa, belerang, timbal, batu mulia dan intan.
2 Malaysia Minyak bumi, gas, bauksit, emas dan perak.
3 Brunei Darussalam Minyak bumi, gas.
4 Filipina Minyak bumi, gas, bijih besi, emas, perak, kobalt, seng dan mangan
5 Thailand Timah, batu mulia, batu bara, mangan dan wolfram.
6 Laos Batubara, gipsum, timah, belerang dan tembaga.
7 Kamboja Minyak bumi, batu mulia, mangan, fosfat, seng dan krom.
8 Vietnam Minyak bumi, batu bara, emas, bijih besi, timah, fosfat, seng dan
krom.
9 Myanmar Minyak bumi, gas, emas, timbal, batu bara, batu mulia, timah,
tungsten dan pasir kuarsa.
10 Timor Leste Minyak bumi, gas, emas dan marmer.
11 Singapura ====
Sumber : World Trade Organization (WTO), 2015
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90
78
Persaingan dan Pembagian Pasar (Market
Share) MEA, khususnya produk-produk
berbasis tambang berdasarkan data (WTO
(2015), pada tahun 2015, pangsa pasar ekspor
Indonesia di dunia hanya 0,9%, lebih rendah
dibanding negara-negara ASEAN lainya yaitu,
Vietnam sebesar 1,0%, Malaysia 1,2%, dan
Thailand sebesar 1,3%. Pasar produk-produk
berbasis tambang Indonesia, sebagian besar di
ekspor ke China, Jepang, Korea Selatan,
Taiwan, Amerika dan dari negara-negara
tersebut Indonesia mengimpor barang-barang
setengah jadi maupun jadi untuk memenuhi
kebutuhan industri di dalam negeri (Tabel 3).
Menurut World Bank (2015), dalam perekono-
mian Indonesia memiliki modal cukup kuat
dalam menghadapi MEA, yaitu pertumbuhan
perekonomian Indonesia tahun 2014 sebesar
5,0%, tahun 2015 sebesar 5,2% dan tahun
2016 diprediksi sebesar 5,5%. Pertumbuhan
ekonomi Indonesia tahun 2016 lebih baik
dibandingkan dengan Thailand (4,0%),
Malaysia (5,0%), Singapura (3,4%) dan Brunei
sebesar 2,7% (Tabel. 4). Sedangkan pertum-
buhan selama selama 2010-2015 meningkat
rata-rata sebesar 5,1% (Badan Pusat Statistik,
2015).
Selain itu, menurut Badan Pembangunan dan
Perencanaan Nasional (2015), perkem-bangan
perekonomian nasional untuk periode 2016-
2019 akan tumbuh rata-rata 6,2% per tahun.
Pertumbuhan PDB dalam jangka pendek ini
memberi gambaran perkembangan perekono-
mian nasional yang cukup optimis. Agar
pertumbuhan dapat stabil, maka harus diikuti
oleh peningkatan teknologi, infrastruktur,
ketersediaan energi listrik yang memadai untuk
mendukung berjalannya segala aktivitas
perekonomian. Asumsi perekonomian menurut
Bappenas tersebut merupakan modal yang kuat
bagi Indonesia dalam menghadapi MEA/AEC,
namun seluruhnya tergantung dari bagaimana
cara pemerintah mengelolanya untuk diwujud-
kan menjadi hal yang nyata.
Tabel. 3 Pangsa pasar ekspor Indonesia terhadap perdagangan dunia
Negara % Pangsa pasar ekspor dunia % Pertumbuhan ekspor
2014 2015 2015
China 12,3 13,8 -2,9
Amerika Serikat 8,5 9,1 -7,1
German 7,9 8,1 -11,0
Jepang 3,6 3,8 -9,5
Belanda 3,5 3,4 -15,7
Korea Selatan 3,0 3,2 -8,0
Taiwan 1,7 1,7 -10,8
Thailand 1,2 1,3 -5,8
Malaysia 1,2 1,2 -14,6
Vietnam 0,8 1,0 +7,9
Indonesia 0,9 0,9 -14,8
Sumber : World Trade Organization (WTO), 2015
Tabel. 4 Pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN
No. Negara 2014 (%) 2015 (%) 2016* (%)
1 Thailand 0,7 3,5 4,0
2 Camboja 7,0 6,9 6,9
3 Indonesia 5,0 5,2 5,5
4 Laos 7,5 6,4 7,0
5 Malaysia 6,0 4,7 5,0
6 Myanmar 8,5 8,5 8,2
7 Filipina 6,1 6,5 6,5
8 Vietnam 6,0 6,0 6,2
9 Singapura 2,9 3,0 3,4
10 Brunei 2,6 2,3 2,7
11 Timor Leste 8,0 7,7 8,6
Sumber : World Bank, East Asia and Pacific Economic Update : Rebuilding
Policy Buffer Reinvigorating, 2015. (*) forecast.
Analisis SWOT dalam Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan Batubara … Harta Haryadi
79
Berdasarkan data UNCTAD (2015), pada
tahun 2014 menyatakan bahwa Indonesia
merupakan negara paling menarik investor
dan ekspansi bisnis di antara negara-negara
anggota ASEAN lainnya (MEA) dan negara
Asia Timur dengan menempati ranking no 4
sebagai tempat ekspansi dan investasi para
investor dari seluruh dunia berada di bawah
Singapura yang menempati rangking 3,
Hongkong rangking 2 dan China rangking 1.
Dana investasi asing secara langsung (foreign
direct investment/FDI) masuk ke Indonesia,
besarannya berdasar data United Nations
Conference On Trade And Development
(UNCTAD), sepanjang tahun 2014 mencapai
$22 miliar, dan berada di posisi no. 5 untuk
kawasan Asia (Gambar 1).
Banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia
membutuhkan persiapan dari pemerintah, serta
seluruh pemangku kepentingan di sektor
pertambangan mineral dan batubara.
Dibandingkan negara-negara MEA, kondisi saat
ini pemerintah masih belum tegas dan jelas
dalam menegakkan secara baik peraturan per-
undang-udangan, ditandai dengan tarik ulurnya
Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara yang sam-
pai saat ini masih berjalan di tempat. Dalam
masalah penanaman modal asing (PMA) dan
divestasi saham juga masih lemah, dampaknya
dapat dilihat dengan banyaknya perusahaan
tambang besar yang dikuasai oleh pihak asing.
Semakin lama sumberdaya alam yang dimiliki
Indonesia akan habis karena ciri khas tambang
yang merupakan produk yang tidak terbarukan.
Dalam masalah perkembangan teknologi,
Indonesia masih jauh di bawah Singapura dan
Malaysia, dimana kemampuan SDM mengu-
asai teknologi di negara mereka terbukti sukses
diimplementasikan dengan banyaknya inovasi
yang memberikan hasil dan memberikan
kepercayaan dari negara-negara yang menga-
dakan perdagangan dengan mereka.
Dalam masalah sosial dan keamanan negara
kita masih di bawah Singapura, Malaysia dan
Brunei. Indonesia hampir sama dengan
Filipina dan Thailand lebih rentan terjadinya
gejolak sosial dan situasi keamanan yang
belum dapat dikendalikan terutama di daerah
yang kaya akan sumber daya alam, seperti di
Papua, dan Nangro Aceh Darussalam.
Namun dalam masalah lingkungan, berdasar-
kan ASEAN Senior Official Meeting on Mineral
(ASOMM, 2015) yang berlangsung di Bali,
Indonesia dianggap mempunyai kemampuan
dan pengalaman yang melebihi negara-negara
MEA dalam masalah pengelolaan lingkungan
pertambangan, reklamasi, penutupan tambang
dan rehabilitasi pasca tambang.
Berdasar data Badan Koordinasi Penanaman
Modal (2015) mencatat total minat investasi ke
Indonesia hingga Mei 2015 mencapai $150
miliar. Dari jumlah itu, $5,2 miliar diantaranya
telah masuk kategori yang berdampak negatif
karena sebagian besar berada di sektor
substitusi impor dan industri padat karya, yang
dapat menyaingi industri lokal. Dari data
Institute for Development of Economics and
Finance (INDEF, 2015) menyampaikan tren
investasi dunia bergeser dari utara ke selatan.
Jadi saat ini investor tidak lagi hanya
berinvestasi di pasar modal negara-negara maju
tetapi juga investasi di sektor riil.
Setelah China dan India kelebihan investasi,
investor mulai mengarahkan investasi ke
ASEAN. Dibanding Malaysia, Filipina dan
Vietnam, Indonesia memiliki potensi yang
paling baik sebagai sasaran investor. Sayangnya
masalah bagi investor juga paling banyak
terjadi di Indonesia seperti permasalahan biro-
krasi dan perizinan yang berbelit-belit, serta
banyaknya pungutan liar di setiap perizinan.
Untuk itu langkah pemerintah diperlukan
untuk mengatasi persoalan ini, yaitu dengan
berusaha memangkas jalur perizinan, agar
mudah dan tidak berbelit-belit birokrasinya.
Global Competitiveness Index 2014-2015
berdasarkan World Economic Forum (2015), di
level ASEAN, peringkat daya saing Indonesia
ini masih kalah dengan tiga negara tetangga,
yaitu Singapura yang berada di peringkat 2,
Malaysia di peringkat 20, dan Thailand yang
berada di peringkat ke-31. Namun demikian,
posisi Indonesia ini masih mengungguli
Filipina yang berada di peringkat 52, Vietnam
di peringkat 68, Laos di peringkat 93, Kamboja
di peringkat 95, dan Myanmar di peringkat 134
(Gambar 2). Penilaian peringkat daya saing
global didasarkan pada 12 pilar daya saing,
yaitu: pengelolaan institusi yang baik,
infrastruktur, kondisi dan situasi ekonomi
makro, kesehatan dan pendidikan dasar,
pendidikan tingkat atas dan pelatihan, efisiensi
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90
80
pasar, efisiensi tenaga kerja, pengembangan
pasar finansial, kesiapan teknologi, ukuran
pasar, lingkungan bisnis, dan inovasi.
Lemahnya daya saing, khususnya sektor
pertambangan mineral dan batubara
disebabkan sampai saat ini, Indonesia masih
menjual produk pertambangan mineral dan
batubara dalam bentuk mentah, disebabkan
program hilirisasi yang dicanangkan oleh
pemerintah melalui Undang-Undang No. 4
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
masih belum berjalan. Belum berjalannya
program hilirisasi atau peningkatan nilai
tambah dari produk mentah pertambangan
mineral dan batubara, menurut para pengusaha
disebabkan infrastruktur sebagai pendukung
utama pembangunan pabrik pengolahan dan
pemurnian belum memadai, begitu juga
ketersediaan energi sampai saat ini belum
mencukupi sehingga sulit bagi para pengusaha
mewujudkan amanat Undang-Undang tersebut.
Sumber : Unctad, World Investment Report, 2015.
Gambar 1. Negara ASEAN yang menjadi tujuan investasi tahun 2013 - 2014
Sumber : World Economic Forum (Global Competitiveness Index Report, 2015)
Gambar 2. Daya saing Indonesia dibanding negara-negara ASEAN 2014-2015
Analisis SWOT dalam Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan Batubara … Harta Haryadi
81
Di sisi lain, menurut data (The Economist,
2015), meskipun Indonesia memiliki peringkat
daya saing no. 34 dan berada di bawah
Singapura, Malaysia dan Thailand, namun
dalam skor peringkat prioritas sebagai negara
tujuan investasi, Indonesia menggungguli
negara-negara tersebut dan merupakan negara
tujuan Investasi no. 2 di kawasan Asia Pasifik
setelah China.
Jumlah penduduk yang besar dan sebagian
besar merupakan usia produktif merupakan
dua faktor utama yang membuat Indonesia
menjadi pasar potensial di mata investor. Data
Population Reference Bureau (2014)
menunjukkan Indonesia berada di peringkat
keempat populasi terbesar dunia dengan rata-
rata pertumbuhan jumlah penduduk mencapai
21 persen dalam 10 tahun terakhir. Laporan
World Population Pospect UNO (2014) telah
memproyeksikan Indonesia akan menikmati
“bonus demografi” dalam periode 2015-2030.
Bonus demografi adalah kondisi di mana
jumlah penduduk produktif lebih besar
daripada jumlah penduduk non produktif,
sehingga berpotensi mendorong tingkat
konsumsi suatu negara, dan pada tahun 2014
jumlah penduduk Indonesia sudah lebih dari
244,47 dan pada tahun 2016 diperkirakan
akan mencapai lebih dari 260 juta penduduk
(Badan Pusat Statistik, 2015).
Pertumbuhan penduduk usia produktif itu
juga akan secara signifikan ikut mendorong
naiknya pendapatan per kapita. Data World
Bank (2015) menunjukkan bahwa PDB per
kapita atau pendapatan per kapita Indonesia
di tahun 2014 sudah meningkat tiga kali lipat
sejak tahun 2000. Peningkatan ini terbilang
menonjol jika dibandingkan dengan beberapa
negara ASEAN yang hanya tumbuh kurang
dari dua kali lipat pada tahun 2000
pendapatan per kapita Indonesia hanya
sebesar US$ 790 dan pada tahun 2014
meningkat menjadi US$ 3.592 melebihi
Filipina (US$ 2.614), Vietnam (US$ 1.528),
Myanmar (US$ 835), Camboja (US$ 934), dan
Laos sebesar US$ 1.446 (Tabel. 5).
Tabel 5. Pendapatan per kapita negara-negara MEA tahun 2014
Sumber: World Bank, 2015.
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90
82
Untuk mewujudkan visi dan misi, khususnya
dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA), Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (KESDM) sebagai
lembaga yang diberikan tugas untuk
mengelola sektor pertambangan mineral dan
batubara Indonesia, dituntut untuk melakukan
analisis dalam rangka merumuskan strategi
yang tepat. Salah satu model analisis yang
digunakan adalah model SWOT yang
memiliki matriks yang terdiri dari analisis
lingkungan internal/internal factors analysis
strategic (IFAS) berupa analisis faktor-faktor
kekuatan dan kelemahan dari sektor
pertambangan mineral dan batubara yang
akan mendukung atau menghambat
pelaksanaan misi dan juga menghambat
pencapaian visi dalam menghadapi MEA.
Selain itu, dilakukan juga analisis lingkungan
eksternal/external factors analysis strategic
(EFAS) berupa analisis faktor-faktor peluang
dan ancaman dari sektor pertambangan
mineral dan batubara yang akan membangun
atau yang akan meruntuhkan pelaksanaan
misi dan juga menghambat pencapaian visi
perusahaan (Hartono, 2006).
Kedua analisis dilakukan untuk membantu
sektor pertambangan mineral dan batubara
menstrukturkan masalah serta untuk melihat
kompleksitas permasalahan lingkungan sebagai
strategi untuk memanfaatkan kekuatan untuk
meraih peluang, sekaligus meminimalkan
kelemahan dan mengatasi ancaman di
lingkungan MEA (Choirunnisak, 2012).
Hasil perhitungan IFAS dan EFAS serta Matriks
Analisis Keterkaitan SWOT ditunjukkan pada
Tabel 6, 7 dan 8.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dibanding seluruh anggota negara-negara
Masyarakat Ekonomi ASEAN, Indonesia
khususnya sektor pertambangan mineral dan
batubara memiliki keunggulan yang bisa
menjadikan sektor tersebut menguasai pasar
dan memiliki daya saing yang tinggi dibanding
sektor tersebut yang dimiliki oleh negara
anggota lainnya. Di sisi lain, agar penguasaan
pasar dan daya saing yang tinggi dapat dimiliki,
maka dibutuhkan dukungan pemerintah
mengatasi segala kelemahan di sektor tersebut,
seperti perbaikan infrastruktur, dukungan
energi yang memadai, perbaikan regulasi,
pembenahan birokrasi serta penjagaan
lingkungan sosial dan keamanan yang kondusif
bagi kegiatan berusaha di sektor pertambangan
mineral dan batubara.
Saran
Dari hasil analisis faktor internal, yaitu seluruh
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sektor
pertambangan Indonesia, serta analisis faktor
eksternal seluruh peluang dan ancaman yang
akan dihadapi sektor pertambangan Indonesia
dari negara-negara anggota MEA lainnya, maka
disarankan agar segala kekuatan yang dimiliki
sektor pertambangan Indonesia agar lebih
didaya gunakan dan ditingkatkan segala
kemampuannya agar bisa meraih peluang dan
menjadikan peluang menjadi sebuah kekuatan,
sehingga memberikan kemungkinan bagi
sektor pertambangan Indonesia untuk maju
lebih cepat. Strategi yang harus diambil yaitu
mobilisasi sumber daya yang merupakan
kekuatan dengan mengatasi segala kelemahan
untuk untuk meraih peluang dan
menghilangkan ancaman, sehingga ancaman
dan kelemahan menjadi sebuah peluang.
Analisis SWOT dalam Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan Batubara … Harta Haryadi
83
T
ab
el 6
. P
erh
itu
ngan I
FA
S s
ekto
r p
ert
am
ban
gan m
inera
l d
an b
atu
bara
Ind
on
esi
a
Ko
men
tar
Su
mb
er
daya in
i h
am
pir
ters
eb
ar d
i se
luru
h w
ilayah
In
do
nesi
a d
an
jum
lahn
ya p
alin
g b
esa
r N
o.
1 d
iband
ing s
elu
ruh
negara
-negara
an
ggo
ta M
EA
lain
nya.
Su
mb
er
daya m
anu
sia Ind
on
esi
a s
an
gat b
esa
r k
are
na ju
mla
h
pen
du
du
k I
nd
on
esi
a y
an
g s
angat
besa
r d
iban
din
g s
elu
ruh
an
ggo
ta
negara
MEA
lain
nya y
an
g m
en
cap
ai 2
60
ju
ta p
en
du
du
k p
ada tah
un
201
5, d
an m
en
em
pati n
o. 1
dib
an
din
g n
egara
-negara
ASEA
N l
ain
nya
Pert
um
bu
han
eko
no
mi
yan
g s
tab
il d
ap
at m
en
du
kun
g k
em
aju
an u
sah
a
sekto
r p
ert
am
ban
gan
, d
iman
a s
ela
ma 2
01
0-2
01
5 m
en
ingkat
rata
-rata
seb
esa
r 5
,1%
.
Kead
aan
ikli
m in
vest
asi
yan
g k
on
du
sif in
i m
en
yeb
ab
kan
Ind
on
esi
a
men
em
pati
ran
gkin
g n
o.
4 s
eb
agai
tem
pat
eksp
an
si d
an in
vest
asi
para
invest
or
di
selu
ruh
du
nia
sete
lah
Sin
gapu
ra, H
on
gkon
g d
an C
hin
a.
Sem
en
tara
di
ASEA
N m
en
em
pat
i no
. 2
sete
lah S
ingapu
ra,
Perk
em
ban
gan
dal
am
kem
am
pu
an
pen
gu
asa
an t
ekno
logi cu
kup
bai
k
dib
andin
g n
egara
-negara
ASEA
N l
ain
nya,
dan
men
em
pati n
o. 3
sete
lah
Sin
gapu
ra d
an
Mala
ysi
a.
Indo
nesi
a d
ian
ggap
mem
pun
yai kem
am
pu
an
pen
gelo
laan
lin
gku
ngan
pert
am
ban
gan
, re
kla
masi
, p
enutu
pan
tam
ban
g d
an
reh
abil
itasi
pasc
a
tam
ban
g N
o. 1
dib
and
ing n
egara
ASEA
N l
ain
ya, d
iseb
abkan
ban
yak
pen
gu
sah
aan
tam
ban
g s
ehin
gga m
em
ilik
i p
en
gala
man d
alam
hal
pen
gelo
laan
lin
gku
ngan.
M
en
yeb
ab
kan
bia
ya p
rod
uksi
men
jad
i m
ahal
sehin
gga h
arg
a p
rod
uk
ku
ran
g k
om
petiti
f.
Bo
bo
t X
Rati
ng
0
,44
44
0,4
444
0,1
667
0,2
5
0,1
111
0,2
5
1,6
667
0,3
333
Rati
ng
4
4
3
3
2
3 3
Bo
bo
t
Rela
tif
0,1
111
0,1
111
0,0
556
0,0
833
0,0
556
0,0
083
3
0,1
111
Bo
bo
t
4
4
2
3
2
3 4
Fakto
r –
Fakto
r Str
ate
gi
Inte
rnal
KEK
UA
TA
N (S)
Su
mb
er
daya d
an c
adan
gan
min
era
l d
an
batu
bara
yan
g d
imilik
i sa
ngat besa
r.
Ters
ed
ian
ya s
um
ber
daya m
anusi
a y
an
g
mem
ad
ai
den
gan
ju
mla
h p
en
dud
ukn
ya
yan
g s
an
gat
besa
r.
Pert
um
bu
han
eko
no
mi
yan
g s
tab
il.
Ikli
m i
nvest
asi
yan
g k
ond
usi
f
Perk
em
ban
gan
tekn
olo
gi
yan
g d
imil
iki
Kem
am
pu
an
pen
gelo
laan
lin
gku
ngan
yan
g l
eb
ih b
aik
dib
and
ing n
egara
-negara
ASEA
N l
ain
nya.
To
tal
Keku
ata
n
KELEM
AH
AN
(W
)
Infr
ast
ruktu
r (d
erm
aga,
jala
n, p
ela
buh
an,
kete
rsed
iaan
en
erg
i li
stri
k d
ll) belu
m
mem
ad
ai.
An
gku
tan
eksp
or
min
era
l d
an
batu
bara
masi
h m
en
gand
alk
an
sara
na
tran
spo
rtasi
negara
lai
n
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90
84
Tab
el 6
. P
erh
itu
ngan I
FA
S s
ekto
r p
ert
am
ban
gan m
inera
l d
an b
atu
bara
Ind
on
esi
a
Ko
men
tar
Pan
gsa
pasa
r eksp
or
Ind
on
esi
a d
i d
un
ia h
an
ya 0
,9%
leb
ih r
endah
dib
and
ing
negara
-negara
ASEA
N l
ain
nya, se
pert
i V
ietn
am
1,0
%,
Mala
ysi
a 1
,2%
, d
an
Th
ailand
1,3
%..
Indo
nesi
a b
elu
m tegas
dan j
ela
s d
ala
m m
en
egakkan
secara
baik
peru
nd
ang-
und
an
gan,
dit
and
ai d
en
gan b
elu
m b
erj
ala
nn
ya U
nd
ang-U
nd
ang N
o.
4 T
ahun
200
9 ten
tan
g P
ert
am
ban
gan
Min
era
l d
an B
atu
bara
yan
g s
ud
ah b
erj
ala
n l
eb
ih
dari
7 t
ahun
.
Dala
m m
asa
lah
so
sial
kem
an
an,
Ind
on
esi
a m
asi
h d
i b
aw
ah S
ingap
ura
,
Mala
ysi
a d
an
Bru
nai. In
do
nesi
a h
am
pir
sam
a d
en
gan
Fil
ipin
a d
an
Th
ail
and
yan
g r
en
tan
den
gan t
erj
adin
ya g
ejo
lak s
osi
al d
an s
itu
asi
keam
anan
yan
g b
elu
m
dap
at d
ikend
ali
kan t
eru
tam
a d
i d
aera
h y
an
g k
aya a
kan
su
mb
er
daya a
lam
,
sep
ert
i d
i P
apu
a d
an N
an
gro
Ace
h D
aru
ssala
m.
Indo
nesi
a m
em
ilik
i ik
lim
in
vest
asi
yan
g b
aik
, n
am
un
dala
m m
asala
h b
iro
kra
si
mem
ilik
i m
asa
lah
yan
g k
om
ple
k t
eru
tam
a d
alam
masa
lah p
eri
jin
an
yan
g
berb
eli
t-b
eli
t se
rta b
an
yakn
ya p
un
ggu
tan
lia
r di
tiap
in
stan
si terk
ait
den
gan
invest
asi
.
Dari
segi
daya s
ain
g,
pro
du
k-p
rodu
k I
nd
on
esi
a m
en
un
jukkan
kin
erj
a y
an
g
men
uru
n d
an b
erk
em
ban
g s
tagn
an
. D
aya p
rodu
k I
nd
on
esi
a d
i m
ata
in
vest
or
men
em
pati
uru
tan
34
dari
144
negara
. Sem
en
tara
di A
SEA
N m
en
em
pati
uru
tan
ke-4
dib
aw
ah S
ingapu
ra, M
ala
ysi
a,
dan
Th
ailand
.
Kete
ran
gan
An
alis
is I
nte
rnal :
a.
Berd
asa
rkan
perh
itu
ngan
pad
a ta
bel
IFA
S d
i ata
s d
ap
at k
ita l
ihat
bah
wa k
eku
ata
n-k
eku
ata
n y
an
g d
imil
iki
sekto
r p
ert
am
ban
gan
dan
bat
ub
ara
In
do
nesi
a c
uku
p b
esa
r, d
ianta
ran
ya a
dal
ah
sum
ber
daya m
inera
l d
an
bat
ub
ara
yan
g b
esa
r (n
ilai
bo
bot
0,4
4), S
DM
yan
g b
esa
r (n
ilai
bo
bot
0,4
4), I
kli
m i
nvest
asi
yan
g b
aik
(0
,25)
dan
pen
gelo
laan
kem
amp
uanli
ngku
ngan
yan
g b
aik
dib
an
din
g n
egara
-negara
ASEA
N l
ain
nya (
0,2
5).
b.
T
eta
pi
sayan
g k
eku
ata
n i
ni
tid
ak d
idu
ku
ng o
leh
ad
an
ya f
asi
lita
s b
eru
pa i
nfr
ast
ruktu
r yan
g t
idak m
em
ad
ai (
nilai
seko
r 0
,33),
ren
dahn
ya
Law
En
forc
em
en
t (
nil
ai s
ko
r 0,2
5)
sert
a l
em
ah
nya
bir
okra
si p
eri
jin
an d
en
gan b
an
yaknya p
un
ggu
tan l
iar
sert
a m
asa
lah p
eri
jin
an y
an
g b
erb
eli
t-b
eli
t (n
ilai sk
or
0,2
5).
c.
K
eb
ijakan
hilir
isasi
ata
u p
en
ingkata
n n
ilai
tam
bah
yan
g s
uli
t u
ntu
k d
itera
pkan
dan
teru
s m
en
dapat
pen
enta
ngan
dari
para
pen
gu
sah
a t
am
ban
g m
en
yeb
ab
kan
daya s
ain
g p
rod
uk t
am
ban
g
Ind
onesi
a m
en
jad
i le
mah
kare
na y
an
g d
iju
al d
ala
m b
en
tuk m
enta
h.
Ole
h k
are
na i
tula
h,
sekto
r p
ert
am
bangan
dan
batu
bara
haru
s le
bih
kre
atif
mem
anfa
atkan
keku
ata
n d
an
pelu
an
g y
an
g
dim
ilik
i u
ntu
k m
enja
dik
an
ta
nta
ngan
m
en
jadi
pelu
an
g d
an
m
en
gata
si kele
mah
an-k
ele
mah
an yan
g ad
a se
hin
gga d
ap
at te
rcip
ta se
kto
r p
ert
am
ban
gan
d
an
b
atu
bara
yang m
am
pu
men
gh
asi
lkan
pro
du
k h
asi
l ta
mb
ang y
an
g s
esu
ai d
en
gan s
pesi
fikasi
yan
g d
iin
gin
kan o
leh
in
du
stri
pen
ggu
nanya b
aik
di d
alam
negeri
mau
pun
di p
asa
r M
EA
.
Bo
bo
t X
Rati
ng
0,1
667
0,2
5
0,1
667
0,2
5
0,1
667
1,3
333
3
Rati
ng
2
3
3
3
2
Bo
bo
t
Rela
tif
0,0
833
0,0
833
0,0
556
0,0
833
0,0
833
1
Bo
bo
t
3
3
2
3
3
36
Fakto
r –
Fakto
r Str
ate
gi
Inte
rnal
Pan
gsa
pasa
r eksp
or
Ind
on
esi
a y
an
g
ren
dah
Ren
dah
nya L
aw
Enfo
rcem
en
t.
Lem
ah
nya k
em
an
an
so
sial.
Lem
ah
nya b
iro
kra
si p
eri
jin
an.
Daya s
ain
g p
rodu
k I
nd
on
esi
a l
em
ah
To
tal
Kele
mah
an
JUM
LA
H S
+ W
Analisis SWOT dalam Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan Batubara … Harta Haryadi
85
Tab
el 7
. P
erh
itu
ngan E
FA
S s
ekto
r p
ert
am
ban
gan m
inera
l d
an b
atu
bara
Ind
on
esi
a
Ko
men
tar
Den
gan
ju
mla
h p
en
du
du
k M
EA
yan
g b
esa
r dih
ara
pkan
dap
at m
en
ingkatk
an
pan
gsa
pasa
r Sekto
r P
ert
am
bangan
Min
era
l d
an
Batu
bara
nasi
on
al
(pelu
ang
pen
ingkata
n s
kala
eko
no
mis
dan
pelu
an
g e
ksp
or
peru
sah
aan
yan
g b
esa
r).
Pert
um
bu
han
eko
no
mi in
i, m
enja
di p
elu
ang p
asa
r yan
g b
esa
r bagi
min
era
l
dan
batu
bara
un
tuk e
nerg
i li
stri
k d
an
untu
k b
ahan
baku in
du
stri
.
Mem
beri
kan
pelu
an
g b
agi
Indon
esi
a
un
tuk m
en
ingkatk
an
daya s
ain
g
pro
du
kn
ya m
ela
lui tr
an
sfer
tekn
olo
gi d
an t
ran
sfer
pen
geta
hu
an. B
ila
belu
m
mam
pu
men
gem
ban
gkan
teknolo
gi
bis
a m
em
pero
leh d
ari
Sin
gap
ura
ata
u
Mala
ysi
a y
an
g s
ud
ah m
am
pu
men
gem
ban
gkan
tekn
olo
gi.
Akan
men
cip
takan
pro
du
k-p
rodu
k s
pesi
ali
sasi
yan
g u
nggu
l
Pelu
an
g d
ala
m m
en
ingkatk
an
ko
mp
ete
nsi
SD
M d
en
gan
men
gad
akan
pela
tih
an
ata
u s
em
inar
agar
unnggu
l d
iband
ing S
DM
negara
MEA
lain
nya.
Su
mb
er-
sum
ber
daya p
rodu
ksi
yan
g t
erb
ata
s akan t
ers
alu
rkan
ke k
egia
tan
-
kegia
tan
eko
no
mi
yan
g p
rodu
ktif;
Kare
na t
inggin
ya a
ncam
an
tin
gkat
pers
ain
gan
maka k
ala
u p
roduk h
asi
l
tam
ban
g tid
ak m
em
ilik
i d
aya s
ain
g m
aka p
rodu
k t
idak a
kan
laku
dan
ban
yak
peru
sah
aan
akan b
erh
enti
Den
gan
hilan
gn
ya h
am
bata
n t
erh
ad
ap e
ksp
or
bah
an
baku
, m
aka e
ksp
or
bah
an b
aku
akan
menin
gkat,
dan
peru
sah
aan
-peru
sah
aan
di d
ala
m n
egeri
akan
men
gala
mi
kela
ngkah
an
ata
s b
ahan
-bah
an b
aku
ters
ebu
t d
an
bah
an
baku
di d
ala
m n
egeri
akan
mah
al.
Akan
men
am
bah b
eb
an s
osi
al
yan
g t
inggi
bagi n
egara
yan
g m
em
ilik
i
kete
rbata
san
kem
am
pu
an k
ualita
s su
mb
er
daya m
an
usi
a (
SD
M),
tekn
olo
gi d
an
mo
dal, y
an
g a
kan
men
yeb
ab
kan
gejo
lak s
osi
al
akib
at te
rjad
inya
pen
gan
ggu
ran d
an l
apan
gan k
erj
a y
an
g s
ed
ikit.
Peru
sah
aan
tid
ak a
kan k
ond
usi
f d
ala
m b
eru
sah
a kare
na a
kan
teru
s
men
dap
atk
an p
erl
aw
anan d
ari
lem
baga-l
em
baga y
an
g b
erb
asi
s li
ngku
ngan
hid
up.
Bo
bo
t
Rati
ng
0,3
871
0,2
903
0,1
29
0,1
935
0,1
935
0,0
968
1,2
903
0,2
581
0,2
903
0,0
645
0,0
645
Rati
ng
3
3
2
3
3
3 2
3
1
1
Bo
bo
t
Rela
tif
0,1
29
0,0
968
0,0
645
0,0
645
0,0
645
0,0
323
0,1
29
0,0
968
0,0
645
0,0
645
Bo
bo
t
4
3
2
2
2
1 4
3
2
2
Fakto
r –
Fakto
r st
rate
gi
Ekst
ern
al
PELU
AN
G (
O)
Jum
lah p
end
ud
uk M
EA
yan
g b
esa
r m
en
jad
i
pelu
an
g p
asa
r yan
g m
akin
besa
r u
ntu
k in
du
stri
pert
am
ban
gan
min
era
l d
an b
atu
bara
Pert
um
buhan e
kono
mi n
egar
a‐negara
ASEA
N y
ang
stabil.
Ad
an
ya p
ert
um
bu
han
ekst
ern
alita
s yan
g
men
gu
ntu
ngkan
sep
ert
i p
era
lihan
pen
geta
hu
an
dan
tekn
olo
gi.
Pelu
an
g y
ang b
esa
r un
tuk i
nvest
asi
do
mest
ik d
an
asi
ng t
eru
tam
a t
erh
adap
pro
du
k u
nggu
lan
.
Pelu
an
g y
ang b
esa
r un
tuk m
en
geksp
or
ten
aga
kerj
a (
SD
M)
yan
g b
erk
uali
tas
dan
pro
fesi
on
al.
Per
bai
kan a
loka
si sum
ber
-sum
ber
day
a pro
duks
i (m
odal
,
SDM
dan
mes
in).
,
Tota
l P
elu
ang
AN
CA
MA
N (
T)
Tin
gkat p
ers
ain
gan a
nta
r n
egara
MEA
di
sekto
r
pert
am
ban
gan
min
era
l d
an b
atu
bara
akan
sem
akin
tin
ggi.
Terj
ad
i keku
ran
gan
kete
rsed
iaan
bah
an b
aku
(inp
ut) d
i p
asa
r d
alam
negeri
.
Ku
alita
s su
mb
er
daya m
anu
sia
(SD
M),
tekn
olo
gi
dan
mo
dal n
egara
ASEA
N l
ain
nya y
an
g l
eb
ih b
aik
dari
In
do
nesi
a.
Isu
lin
gku
ngan
yan
g b
era
nggapan
bah
wa k
egia
tan
pen
am
ban
gan
sela
lu m
eru
sak d
an
meru
gik
an
lin
gku
ngan
.
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90
86
Tab
el 7
. P
erh
itu
ngan E
FA
S s
ekto
r p
ert
am
ban
gan m
inera
l d
an b
atu
bara
Ind
on
esi
a
Ko
men
tar
Peru
sah
aan
akan m
en
gala
mi
kete
rpu
rukan
kare
na p
rod
ukn
ya t
idak d
apat
dip
asa
rkan
kare
na p
erm
inta
an d
ari
pro
du
kn
ya y
an
g m
akin
kecil a
kib
at
peru
sah
aan
-peru
sah
aan
pem
beli m
en
gala
mi
kesu
lita
n fin
ansi
al.
Peru
sah
aan
akan k
esu
lita
n u
ntu
k m
en
en
tukan
tin
gkat
keu
ntu
ngan
yan
g d
apat
dip
ero
leh
.
Bagi
Ind
on
esi
a,
kala
u tid
ak b
isa
men
ingkatk
an
eto
s kerj
a d
an d
aya s
ain
g
pro
du
k,
maka p
eru
sah
aan
su
lit b
ers
ain
g s
eh
ingga b
isa m
en
yebab
kan
peru
sah
aan
ban
gkru
t.
Kete
ran
gan
An
alis
is E
kst
ern
al:
a.
Dari
perh
itu
ngan t
ab
el E
FA
S d
i ata
s d
ap
at d
ilih
at
nilai
fakto
r p
em
bo
bo
tan
untu
k p
elu
an
g y
an
g p
alin
g t
inggi
po
in 1
dan 2
, yait
u
pelu
an
g p
asa
r yan
g b
esa
r d
i d
ala
m M
EA
dengan
sko
r
pem
bo
bota
n s
eb
esa
r 0,3
8 s
ert
a p
ert
um
bu
han
eko
no
mi
ASEA
N y
an
g s
tab
il d
en
gan
sko
r 0,2
9.
b.
Kala
u k
on
dis
i SD
M t
idak d
itin
gkatk
an
men
jadi
un
ggu
l d
an
tid
ak a
da
mo
dern
isas
i te
kn
olo
gi
sert
a p
en
ingkata
n i
nvest
asi
. H
al
ini
menja
di
an
cam
an
bagi
sekto
r p
ert
am
ban
gan
min
era
l d
an
batu
bara
In
don
esi
a, k
are
na a
dan
ya k
eku
ran
gan
bah
an b
aku
bagi
in
pu
t p
rod
ukn
ya a
kib
at
die
ksp
or
ke n
egara
-negara
ASEA
N y
an
g m
em
beri
kan
harg
a t
inggi
un
tuk b
ah
an b
aku
, dim
ana
ko
nd
isi in
i m
em
ilik
i ti
ngkat sk
or
seb
esa
r 0
,29,
sert
a ti
ngkat p
ers
ain
gan y
an
g t
inggi
dari
negara
-negara
ASEA
N l
ain
nya d
en
gan
bo
bot
sko
r se
besa
r 0
,25
.
2,4
1
1,2
9
1,1
2
0,1
7
EFA
S
To
tal
Sko
r p
elu
an
g (O
)
To
tal
Sko
r A
ncam
an
(T
)
O –
T
3
1,6
7
1,3
3
0,3
4
IFA
S
To
tal
Sko
r K
eku
ata
n (S)
To
tal
Sko
r K
ele
mah
an (W
)
S –
W
Bo
bo
t
Rati
ng
0,0
645
0,1
935
0,1
935
1,1
29
2,4
194
Rati
ng
1
3
3
Bo
bo
t
Rela
tif
0,0
645
0,0
645
0,0
645
1
Dari
ta
bel
Fakto
r In
tern
al-
Ekst
ern
al,
dan
sk
ala
sa
ngat
tin
ggi,
tin
ggi,
sed
an
g,
dan
re
nd
ah
, m
aka
ked
ud
ukan
se
kto
r
pert
am
ban
gan
m
inera
l d
an
b
atu
bara
In
do
nesi
a d
i p
asa
r M
EA
dari
hasi
l an
ali
sis
dap
at d
iran
gku
m ,
an
tara
lain
:
Bo
bo
t
2
2
2
31
Fakto
r –
Fakto
r st
rate
gi
Ekst
ern
al
Ad
an
ya k
risi
s m
on
ete
r d
an r
ese
si m
ulti
dim
en
si
yan
g b
isa t
erj
adi se
tiap
saat
.
Harg
a m
inera
l d
an b
atu
bara
yan
g t
idak m
en
en
tu
di p
asa
r glo
bal.
Eto
s kerj
a d
an d
aya s
ain
g p
rod
uk n
egara
an
ggo
ta
MEA
yan
g l
ain
yan
g s
angat
tin
ggi.
Tota
l A
ncam
an
JUM
LA
H T
OT
AL O
+ T
Analisis SWOT dalam Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan Batubara … Harta Haryadi
87
Tab
el 8
. M
atr
iks
an
ali
sis
kete
rkait
an
SW
OT
AN
CA
MA
N (
T)
1.
Tin
gkat
pers
ain
gan
an
tar
negara
MEA
di
sekto
r p
ert
am
ban
gan
min
era
l d
an b
atu
bara
akan
sem
akin
tin
ggi.
2.
Terj
ad
i keku
ran
gan
kete
rsed
iaan
bah
an b
aku
(in
put)
di
pasa
r
dala
m
negeri
. D
en
gan
m
en
gh
ilan
gkan
h
am
bat
an
-ham
bat
an
terh
ad
ap
eksp
or
bah
an-b
ah
an
baku
, m
aka
eksp
orn
ya
akan
men
ingkat.
3.
Ku
alita
s su
mb
er
daya m
an
usi
a (S
DM
), t
ekn
olo
gi
dan
mod
al
negara
ASEA
N l
ain
nya y
an
g l
ebih
baik
dari
In
do
nesi
a.
4.
Isu
lin
gku
ngan
yan
g
bera
nggap
an
b
ah
wa
kegia
tan
pen
am
ban
gan
sela
lu m
eru
sak d
an
meru
gik
an
lin
gkun
gan
.
5.
Ad
an
ya kri
sis
mon
ete
r d
an
re
sesi
m
ult
i dim
en
si yan
g b
isa
terj
ad
i se
tiap
saat
.
6.
Harg
a
min
era
l d
an
b
atu
bara
yan
g
tid
ak
men
entu
d
i p
asa
r
glo
bal.
7.
Eto
s kerj
a d
an d
aya s
ain
g p
rodu
k k
om
odit
as
tam
ban
g m
inera
l
dan
batu
bara
n
egara
an
ggo
ta
MEA
yan
g
lain
yan
g
san
gat
tin
ggi.
ST
RA
TEG
I ST (
MA
XI-
MIN
I)
a.
Men
ingkatk
an
ko
mp
ete
nsi
SD
M agar
bis
a b
ers
ain
g d
en
gan
SD
M n
egara
MEA
lain
nya
b.
Men
ingkatk
an
ku
ali
tas
pro
duk
tam
ban
g
un
tuk
men
gata
si
kela
ngkaan
bah
an b
aku
in
du
stri
di d
ala
m n
egeri
.
c.
Men
ingkatk
an
kerj
asa
ma
lin
tas
sekto
ral
juga
kerj
a
sam
a
den
gan
Litb
an
g a
gar
bis
a m
en
gh
asi
lkan p
rodu
k t
am
ban
g y
an
g
berk
uali
tas
dan
m
am
pu
b
ers
ain
g
den
gan
p
rod
uk
tam
ban
g
negara
-negara
MEA
lain
nya.
d.
Men
ingkatk
an
kem
am
pu
an
SD
M
dan
K
om
un
ikasi
b
ahasa
asi
ng
dan
In
form
atio
n
techn
olo
gy
(IT
) agar
bis
a
mem
asu
ki
pasa
r eksp
or
dan
men
gh
ind
ari
beb
an
so
sial
pen
ggan
ggu
ran
di
dala
n n
egeri
e.
Men
ingkatk
an
ku
ali
tas
pen
did
ikan
(in
pu
t, p
rose
s d
an O
utp
ut)
agar
bis
a t
erh
ind
ar d
ari
isu
lin
gku
ngan
yan
g m
akin
gen
car
saat
ini.
PELU
AN
G (
O)
1.
Jum
lah
pend
ud
uk
MEA
yang
besa
r m
en
jad
i
pelu
an
g p
asa
r yan
g m
akin
b
esa
r u
ntu
k in
du
stri
pert
am
ban
gan
min
era
l d
an b
atu
bara
2.
Pert
um
bu
han
eko
no
mi
negara‐n
egara
A
SEA
N
yan
g s
tab
il.
3.
Ad
an
ya
pert
um
bu
han
ekst
ern
ali
tas
yan
g
men
gu
ntu
ngkan
se
pert
i p
era
lih
an
p
en
geta
hu
an
dan
tekn
olo
gi.
4.
Akse
s ke t
ekn
olo
gi
yan
g l
eb
ih b
aik
ata
u b
ara
ng-
bara
ng
mod
al
dan
p
era
nta
ra
den
gan
te
kn
olo
gi
maju
.
5.
Pelu
an
g y
an
g b
esa
r u
ntu
k i
nvest
asi
do
mest
ik d
an
asi
ng t
eru
tam
a t
erh
adap
pro
du
k u
nggu
lan
.
6.
Pelu
an
g
yan
g
besa
r un
tuk
men
geksp
or
ten
aga
kerj
a (
SD
M)
yan
g b
erk
uali
tas
dan
pro
fesi
on
al.
7.
Perb
aik
an
alo
kasi
su
mb
er-
sum
ber
daya p
rod
uksi
(mo
dal, S
DM
dan m
esi
n).
ST
RA
TEG
I SO
(M
AX
I-M
AX
I)
a.
Mem
erd
ayakan
SD
M
agar
berk
ualita
s d
an
pro
fesi
on
al
un
tuk
mem
an
faatk
an
m
inera
l d
an
batu
bara
yan
g b
esa
r (m
era
ih p
asar
MEA
).
b.
Pen
ggu
naan
te
kn
olo
gi
yan
g
leb
ih
mo
dern
agar
men
gh
asi
lkan
p
rod
uk
yan
g
berk
ualita
s d
an
berd
aya s
ain
g t
inggi (P
en
ingkata
n N
ilai
Tam
bah
)
c.
Men
ggu
nakan
pert
um
buh
an e
ko
no
mi
yan
g s
tab
il
un
tuk m
en
du
ku
ng a
lokasi
su
mb
er
daya p
rod
uksi
yan
g l
eb
ih b
esa
r (m
od
al, S
DM
dan
mesi
n).
d.
Men
dayagu
nakan
p
era
tura
n
dan
p
eru
nd
an
g-
und
an
gan
un
tuk
men
duku
ng
kem
aju
an
pen
gem
ban
gan
p
ert
am
ban
gan
u
ntu
k
mem
perb
esa
r p
asa
r eksp
or
(MEA
)
EFA
S (
AN
ALIS
IS
A
FA
KT
OR
EK
ST
ER
NA
L)
A
IFA
S (
AN
ALIS
IS
FA
KT
OR
IN
TER
NA
L)
KEK
UA
TA
N (S)
1.
Su
mb
er
daya
dan
cad
angan
m
inera
l
dan
b
atub
ara
yan
g
dim
ilik
i sa
ngat
besa
r.
2.
Ters
ed
ian
ya
sum
ber
daya
man
usi
a
yan
g
mem
ad
ai
den
gan
ju
mla
h
pen
du
du
k y
an
g s
an
gat b
esa
r.
3.
Pert
um
bu
han
eko
no
mi
yan
g s
tab
il
4.
Ikli
m i
nvest
asi
yan
g k
ond
usi
f
5.
Perk
em
ban
gan
tekn
olo
gi
yan
g d
imil
iki
6.
Kem
am
pu
an
p
en
gelo
laan
lin
gku
ngan
yan
g
leb
ih
bai
k
dib
and
ing
negara
-
negara
ASEA
N l
ain
nya
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90
88
Tab
el 8
. M
atr
iks
an
ali
sis
kete
rkait
an
SW
OT
ST
RA
TEG
I W
T (M
INI-
MIN
I)
a.
Mem
ban
gu
n
infr
ast
ruktu
r agar
sekto
r p
ert
am
bagan
m
am
pu
men
ingkatk
an
keu
ntu
ngan
dan
mam
pu
men
gh
ad
api
an
cam
an
pers
ain
gan
yan
g
makin
tin
ggi
di
pasa
r eksp
or
(MEA
) se
rta
men
gh
ind
ari
an
cam
an
keku
ran
gan
b
ah
an
baku
in
du
stri
d
i
dala
m n
egeri
.
b.
Men
gata
si kela
ngkaan
su
mb
er
daya d
an cad
angan
d
i m
asa
dep
an
un
tuk m
en
gh
ad
api
an
cam
an
keku
ran
gan
bah
an b
aku
dan
keb
erl
anju
tan u
sah
a d
i se
kto
r p
ert
am
ban
gan.
c.
Men
gata
si
lem
ah
nya
pen
era
pan
o
ton
om
i daera
h
mela
lui
pen
era
pan
p
en
egakan
hu
ku
m
yan
g
leb
ih
keta
t la
gi,
agar
dih
asi
lkan
bir
okra
t yan
g k
om
pete
n s
eh
ingga b
isa m
en
ghin
dari
an
cam
an
p
en
gu
asa
an
sum
ber
daya
ala
m
di
daera
h-d
aera
h
yan
g
kaya
akan
su
mb
er
daya
min
era
l d
an
batu
bara
o
leh
pen
gu
sah
a an
ggo
ta n
egara
MEA
lain
nya.
d.
Men
gata
si
lem
ah
nya
man
aje
men
SD
M
mela
lui
pen
did
ikan
dan
pela
tih
an (
Dik
lat)
bai
k d
i d
ala
m m
au
pu
n d
i lu
ar
negeri
un
tuk m
en
gata
si an
cam
an
se
rbu
an SD
M d
ari
n
egara
-negara
MEA
lain
nya.
e.
Ko
nsi
sten
si
dala
m
pela
ksa
naan
p
era
tura
n
dan
p
eru
nd
an
g-
und
an
gan
seh
ingga m
em
beri
kan
ko
nd
isi
yan
g k
on
du
sif
bagi
para
p
en
gu
sah
a
tam
ban
g,
agar
mam
pu
b
ers
ain
g
den
gan
an
ggo
ta n
egara
-negara
MEA
lain
nya.
a.
Dari
an
alis
is k
ete
rkatian
dal
am m
atri
k S
WO
T d
i at
as
dih
asi
lkan
4 s
trat
egi,
an
tara
lai
n s
trat
egi
SO
(M
axi-
Maxi)
, Str
ate
gi
ST
(M
axi-
Min
i),
Str
ate
gi
WO
(M
ini-
Maxi)
dan
str
ategi
WT
(M
ini-
Min
i) s
eb
agaim
an
a diu
raik
an
dal
am T
ab
el
8.
b.
Dari
perh
itu
ngan
di
atas
bis
a d
ikat
akan
bah
wa s
ekto
r p
ert
amb
an
gan
min
era
l d
an
bat
ub
ara
In
do
nesi
a i
ni
mem
ilik
i keku
ata
n y
an
g c
uku
p b
aik
, b
erd
asa
rkan
perh
itu
ngan I
FA
S p
ad
a ta
ble
1 d
i at
as,
mem
pu
nyai
keku
atan
dengan
po
in 1
,67.
c.
Kele
mah
an s
ekto
r p
ert
amb
an
gan
Ind
on
esi
a d
en
gan
poin
1,3
3,
an
gka i
ni
cu
ku
p b
esa
r u
ntu
k k
ate
go
ri k
ele
mah
an.
Seli
sih
keku
ata
n d
an
kele
mah
an i
ni
lum
ayan
besa
r, d
en
gan
sko
r 0
,34.
Hal
ini
dap
at d
ijad
ikan
acuan
bagi
sekto
r p
ert
am
ban
gan
min
era
l d
an
batu
bara
d
ala
m m
en
eta
pkan
keb
ijakan
-keb
ijakan
baru
yan
g l
eb
ih k
reatif
dan
in
ovat
if s
eh
ingga k
eku
ata
n y
an
g
dim
ilik
i d
ap
at t
erm
anfa
atkan
den
gan
baik
dan k
ele
mah
an y
an
g d
imilik
i d
ap
at d
imin
imal
isir
.
d.
Pad
a an
alis
is s
ekto
r p
ert
am
ban
gan
min
era
l d
an b
atu
bara
In
do
nesi
a in
i m
em
pun
yai
po
in p
elu
an
g 1
,29
, an
gka i
ni
cu
ku
p b
esa
r w
ala
upu
n m
asih
jau
h d
ari
an
gka t
ert
inggi
yan
g m
am
pu
dim
ilik
i se
kto
r in
i, y
aitu
4.
Hal
ini ad
ala
h d
ap
at d
ijadik
an
pela
jara
n b
agi
In
do
nesi
a d
alam
mem
an
faaat
kan
pelu
an
g d
an m
en
car
i p
elu
an
g la
in d
ala
m r
an
gka m
em
aju
kan s
ekto
r in
i.
e.
An
cam
an
sekto
r p
ert
amb
an
gan m
inera
l d
an b
atu
bara
In
do
nesi
a b
erd
asa
rkan
perh
itu
ngan
EFA
S a
dal
ah s
eb
esa
r 1,1
2 p
oin
, in
i m
eru
pakan
an
gka y
an
g c
uku
p b
esa
r. S
eli
sish
an
tara
pelu
an
g d
an a
nca
man a
dal
ah 0
,17.
Berd
asa
rkan
perh
itu
ngan i
ni,
art
inya b
an
yak h
al y
an
g m
asih
haru
s d
iupayakan
sekto
r in
i agar
dap
at m
en
gata
si a
ncam
an y
an
g a
da.
f.
Kead
aan
sekto
r p
ert
am
ban
gan
In
don
esi
a i
ni
belu
m b
isa d
ikat
akan
baik
sete
lah
dil
aku
kan
an
alis
is S
WO
T.
Masi
h b
an
yak h
al
yan
g h
aru
s d
i p
erb
aik
i gu
na m
em
pero
leh
kead
aan
yan
g
stab
il s
eh
ingga
dap
at m
en
gam
bil
kep
utu
san y
an
g t
ep
at u
ntu
k k
em
aju
an s
ekto
r in
i.
ST
RA
TEG
I W
O (
MIN
I-M
AX
I)
a.
Mem
ban
gu
n
infr
ast
ruktu
r un
tuk
mend
ukun
g
kem
aju
an
sekto
r p
ert
am
ban
gan s
eh
ingga m
am
pu
mera
ih p
asa
r yan
g b
esa
r d
i p
asa
r M
EA
.
b.
Mem
ban
gu
n p
usa
t-p
usa
t en
erg
i li
stri
k d
i w
ilayah
yan
g kaya akan
su
mb
er
daya s
eb
agai
du
kun
gan
kep
ad
a
peru
sah
aan
se
hin
gga
pro
du
k
tam
ban
g
mem
ilik
i d
aya s
ain
g y
ang t
inggi
di p
asa
r M
EA
.
c.
Men
gata
si k
ela
ngkaan
su
mb
er
daya d
an
cad
an
gan
di
masa
d
ep
an
dan
men
gata
si
lem
ahn
ya
pen
gelo
laan
su
mb
er
daya
dan
cad
angan
,
seh
ingga d
item
ukan
b
erb
agai
sum
ber
daya d
an
cad
an
gan
bar
u d
ala
m r
an
gka m
en
du
kun
g i
ndu
stri
di
dala
m
negeri
d
ari
kela
ngkaan
b
ah
an
baku
(inp
ut).
d.
Men
ingkatk
an
i kem
am
pu
an
bir
okra
si d
an S
DM
di
bid
ang
pert
am
ban
gan
d
i d
aera
h
un
tuk
mera
ih
pelu
an
g
invest
asi
, p
elu
ang
eksp
or
SD
M
dan
pelu
an
g p
en
ingkata
n k
ese
jah
tera
an
.
KELEM
AH
AN
(W
)
1.
Infr
ast
ruktu
r (d
erm
aga,
jala
n,
pela
buh
an,
kete
rsed
iaan
en
erg
i li
stri
k
dll
) b
elu
m m
em
ad
ai.
An
gku
tan e
ksp
or
min
era
l d
an
batu
bara
m
asi
h
men
gan
dalk
an
sa
ran
a
transp
ort
asi
negara
lain
2.
Pan
gsa
p
asa
r eksp
or
Ind
on
esi
a
yan
g
ren
dah
3.
Ren
dah
nya L
aw
En
forc
em
en
t
4.
Lem
ah
nya k
em
an
an
so
sial
di
wil
ayah
yan
g k
aya a
kan
su
mb
er
daya t
amb
an
g.
5.
Lem
ah
nya
bir
okra
si
peri
jin
an
yan
g
berb
eli
t-b
eli
t d
an
b
anyakn
ya
pun
ggu
tan
lia
r.
6.
Daya
sain
g
pro
du
k
Ind
on
esi
a le
mah
peru
sah
aan
dan
ind
ust
ri.
Analisis SWOT dalam Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan Batubara … Harta Haryadi
89
UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan selesainya penelitian ini, penulis
mengucapkan terimakasih kepada kontributor
yang telah membantu memberikan data yang
terkait dengan masalah sektor pertambangan
mineral dan batubara, antara lain Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Kalbar,
Provinsi Kalsel, Provinsi Kaltim, Provinsi Sultra,
Provinsi NAD, Provinsi Jabar dan Provinsi
Jateng. Di samping itu penulis juga mengucap-
kan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
PT. Antam, PT. ICA, PT. Macika Mineral
Industries, dan kepada Ikatan Sarjana Ekonomi
Indonesia (ISEI), atas bantuan mengenai data
permasalahan ekonomi baik nasional (domes-
tik) maupun internasional (MEA) dan jurnal-
jurnalnya telah memperkaya hasil dari pene-
litian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Afrilita, N. (2013) ‘Analisis SWOT dalam
menentukan strategi pemasaran sepeda motor
pada PT. Samekarindo Indah di Samarinda’,
eJournal Adminsitrasi Bisnis, 1(1), pp. 56–70.
ASOMM (2015) ASEAN Senior Official Meeting on
Mineral (ASOMM). Bali.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (2015)
Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri
dan Penanaman Modal Asing. Jakarta: Badan
Koordinasi Penanaman Modal.
Badan Pembangunan dan Perencanaan Nasional
(2015) Perkembangan Ekonomi Indonesia
dan Dunia. Jakarta: Penerbit Deputi Bidang
Ekonomi Bappenas.
Badan Pusat Statistik (2015) Statistik Indonesia
2015. Jakarta.
Choirunnisak (2012) Penerapan analisis SWOT
dalam strategi pemasaran produk tabungan
pada BMI cabang pembantu Magelang.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga.
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (2015)
Mineral and Coal Statistic.
Ellitan, L. (2013) ‘Analisis lingkungan dan evaluasi
keunggulan kompetitif perusahaan
manufaktur Jawa Timur, Pendekatan studi
kasus’, in Siregar, H., Tambunan, M., Tulus
Tambunan, Aviliani, Abimanyu, Y., Denni P.
Purbasari, Hamid, E. S., Zulbainarni, N.,
Parningotan, F. S., Arsyad, L., and Triaswati,
N. (eds) Seminar Nasional dan Sidang Pleno
ISEI XVI. Jambi: Ikatan Sarjana Ekonomi
Indonesia, pp. 254–278.
Hartono, J. (2006) Sistem informasi strategik untuk
keunggulan kompetitif, Memenangkan
persaingan dengan sistem teknologi
informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Heriawan, R. (2013) ‘Daya saing pertanian
Indonesia menghadapi ASEAN Economic
Community (AEC) 2015’, in Siregar, H.,
Tambunan, M., Tambunan, T., Aviliani,
Abimanyu, Y., Purbasari, D. P., Hamid, E. S.,
Zulbainarni, N., Parningotan, F. S., Arsyad, L.,
and Triaswati, N. (eds) Seminar Nasional dan
Sidang Pleno ISEI XVI. Jambi: Ikatan Sarjana
Ekonomi Indonesia, pp. 13–16.
Institute for Development of Economic and
Finance, 2015. Tren Investasi Dunia Bergeser
Dari Utara Ke Selatan. Institute For
Development of Economic and Finance
(INDEF), Jakarta, Oktober 2015.
Institute for Development of Economic and
Finance, 2015. Memangkas Izin yang
Berbelit-belit, Menunjang Kepastian Waktu
Bagi Investor. Jakarta, 2015.
Joedo, P. W. M. and Widyasanti, A. A. (2013)
‘Peningkatan daya saing daerah dalam
menghadapi ASEAN Economic Community
2015’, in Siregar, H., Tambunan, M.,
Tambunan, T., Aviliani, Abimanyu, Y.,
Purbasari, D. P., Hamid, E. S., Zulbainarni,
N., Parningotan, F. S., Arsyad, L., and
Triaswati, N. (eds) Seminar Nasional dan
Sidang Pleno ISEI XVI. Jambi: Ikatan Sarjana
Ekonomi Indonesia, pp. 25–45.
Kepner, C. H. and Tragoe, B. B. (2010) Manajer
yang rasional. Jakarta: Lembaga Pendidikan
dan Pembinaan Management & Erlangga.
Mardhatillah, R. (2015) Analisis strategi pemasaran
dengan analisis SWOT untuk meningkatkan
penjualan pada PT. Forisa Nusapersada
Padang. Universitas Taman Siswa Padang.
Population Reference Bureau (2014) World
Population Data Sheet, Age Structure Has
Changed Differently Across Region Between
1970-2014. Washington DC 20009.
Purwanto, B. (2013) ‘Pola Pikir Baru Mengelola
Sumber Daya Manusia Pada Era Knowledge
Economy’, in Manajemen Sumber Daya
Manusia Berbasis Proses. Jakarta: Gramedia,
p. 360.
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 1, Januari 2017 : 73 - 90
90
Pusat Sumber Daya Geologi (2012) Laporan akhir
pemutakhiran data dan neraca sumber daya
mineral non-logam. Bandung.
Pusat Sumber Daya Geologi (2014) Laporan akhir
pemutakhiran data dan neraca sumber daya
mineral. Bandung.
Rangkuti, F. (2006) ‘Reorientasi konsep
perencanaan strategis untuk menghadapi
abad 21’, in Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, p. 200.
Suhartini (2012) ‘Menentukan strategi pemasaran
pada perusahaan’, Jurnal MATRIK Teknik
Industri Universitas Muhammdiyah Gresik,
XII(2), pp. 1–8.
Tambunan, T. (2013) ‘Masyarakat ekonomi ASEAN
2015, Peluang, tantangan, dan ancaman bagi
UMKM Indonesia’, in Siregar, H., Tambunan,
M., Tambunan, T., Aviliani, Abimanyu, Y.,
Purbasari, D. P., Hamid, E. S., Zulbainarni,
N., Parningotan, F. S., Arsyad, L., and
Triaswati, N. (eds) Seminar Nasional dan
Sidang Pleno ISEI XVI. Jambi: Ikatan Sarjana
Ekonomi Indonesia, pp. 138–159.
The Economist (2015) ‘Investing into Asia’s reform
landscape’, in Asia Business Outlook Survey
2015, p. 420.
UNCTAD (2015) Top recipients of foreign direct
invesments in Southeast and Northeast Asia
in 2015.
Widiastuti (2013) ‘Analisis SWOT keragaman
budaya Indonesia’, Jurnal Widya, 1(1), pp. 8–
16.
World Bank (2015) ‘Gross national income
percapita 2015, more than 217 countries’, in
World Development Indicator Database, p.
625.
World Economic Forum (2015) Global
competitivenes index report.
World Population Pospect UNO (2014) ‘Interactive
map and data visualization show population,
Health and environment indicator for more
than 200 countries’, in World Population
Data Sheet, p. 570.
World Trade Organization (2015) Pangsa pasar
ekspor negara-negara terhadap pasar dunia.