Analisis Struktur Dan Komposisi Vegetasi Penyusun Taman Nasional Gunung Rinjani

11
ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI PENYUSUN TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI (Studi Kasus Pada Zona Pemanfaatan Di Wilayah Resort joben Kabupaten Lombok Timur) Erika Ariyani ABSTRAK Salah satu kawasan pengelolaan yang terdapat di TNGR adalah Zona Pemanfaatan Intensif Joben. Keberagaman vegetasinya menjadi salah satu pendukung kawasan ini sebagai tujuan wisata bahkan sering pula dijadikan objek untuk tujuan pendidikan dan penelitian. Hal tersebutlah yang kemudian menjadikannya menarik untuk dilakukan kajian mendalam tentang analisis struktur dan komposisi vegetasi penyusunnya. Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan (komposisi) vegetasi dan bentuk (struktur) vegetasi dari komunitas tumbuhan. Penelitian analisis vegetasi ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasi penyusun Taman Nasional Gunung Rinjani dan untuk mengetahui indeks nilai penting pada masing-masing tahapan pengukuran vegetasi yang dilakukan pada Zona Pemanfaatan Intensif Joben yang terletak di Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini menggunakan metode kombinasi yang merupakan kombinasi antara metode jalur dan metode garis berpetak. Untuk mengetahui vegetasi yang ada pada kawasan Zona Pemanfaatan ini digunakan intensitas sampling 1% dari luasan hutan yaitu 170 ha sehingga didapatkan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 45 plot dengan pembagian kriteria blok yaitu Blok 1 adalah Blok yang dekat dengan pemukiman penduduk, Blok 2 adalah Blok yang dekat dengan obyek wisata, dan Blok 3 adalah Blok yang berada dekat dengan Zona Rimba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi vegetasi yang ada pada Zona Pemanfaatan Intensif ini terdiri dari 5 jenis semai, 6 jenis pancang, 4 jenis, tiang, dan 16 jenis pohon. Sementara untuk indeks nilai penting pada masing-masing Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Tahun 2011-2015

Transcript of Analisis Struktur Dan Komposisi Vegetasi Penyusun Taman Nasional Gunung Rinjani

Page 1: Analisis Struktur Dan Komposisi Vegetasi Penyusun Taman Nasional Gunung Rinjani

ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI PENYUSUN TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI

(Studi Kasus Pada Zona Pemanfaatan Di Wilayah Resort joben Kabupaten Lombok Timur)

Erika Ariyani

ABSTRAK

Salah satu kawasan pengelolaan yang terdapat di TNGR adalah Zona Pemanfaatan Intensif Joben. Keberagaman vegetasinya menjadi salah satu pendukung kawasan ini sebagai tujuan wisata bahkan sering pula dijadikan objek untuk tujuan pendidikan dan penelitian. Hal tersebutlah yang kemudian menjadikannya menarik untuk dilakukan kajian mendalam tentang analisis struktur dan komposisi vegetasi penyusunnya. Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan (komposisi) vegetasi dan bentuk (struktur) vegetasi dari komunitas tumbuhan. Penelitian analisis vegetasi ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasi penyusun Taman Nasional Gunung Rinjani dan untuk mengetahui indeks nilai penting pada masing-masing tahapan pengukuran vegetasi yang dilakukan pada Zona Pemanfaatan Intensif Joben yang terletak di Kabupaten Lombok Timur.

Penelitian ini menggunakan metode kombinasi yang merupakan kombinasi antara metode jalur dan metode garis berpetak. Untuk mengetahui vegetasi yang ada pada kawasan Zona Pemanfaatan ini digunakan intensitas sampling 1% dari luasan hutan yaitu 170 ha sehingga didapatkan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 45 plot dengan pembagian kriteria blok yaitu Blok 1 adalah Blok yang dekat dengan pemukiman penduduk, Blok 2 adalah Blok yang dekat dengan obyek wisata, dan Blok 3 adalah Blok yang berada dekat dengan Zona Rimba.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi vegetasi yang ada pada Zona Pemanfaatan Intensif ini terdiri dari 5 jenis semai, 6 jenis pancang, 4 jenis, tiang, dan 16 jenis pohon. Sementara untuk indeks nilai penting pada masing-masing tingkat permudaan yaitu untuk tingkat semai ada pada jenis jelateng (Laportea stimulans) dengan nilai 193,07%, untuk tingkat pancang ada pada jenis rajumas (Duabanga moluccana) dengan nilai sebesar 300%, untuk tingkat tiang ada pada jenis sonokeling (Dalbergia latifolia) dan mahoni (Swietenia macrophylla) dengan nilai sebesar 300%, dan untuk tingkat pohon ada pada jenis sonokeling (Dalbergia latifolia) dengan nilai sebesar 146,01%.

Kata kunci : Analisis vegetasi, Struktur, Komposisi, Zona Pemanfaatan Intensif

Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Tahun 2011-2015

Page 2: Analisis Struktur Dan Komposisi Vegetasi Penyusun Taman Nasional Gunung Rinjani

PENGARUH WARNA KAYU DAN ARAH BIDANG ORIENTASI KAYU ERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN LAMINASI DARI LIMBAH KAYU CAMPURAN

Vivid Nurmalasari

ABSTRAK

Di Indonesia kerusakan hutan terjadi akibat adanya penebangan illegal, kenakaran hutan, pelanggaran tata guna wilayah hutan, dan implementasi penggunaan tanah hutan yang menyimpang. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya pengurangan produksi kayu dari hutan alam. Di sisi lain, dengan semakin meningkatnya pertambahan penduduk kebutuhan kayu untuk berbagai keperluan juga semakin meningkat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pengembangkan teknologi kayu komposit (Papan Laminasi) dari ilmiah penggergajian kayu dapat menjadi alternative untuk pemanfaatan kayu guna kebutuhan manusia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh warna kayu dan arah bidang orientasi kayu terhadap sifat fisika dan mekanika papan laminasi dan mengetahui sifat fisika mekanika papan laminasi terbaik dari limbah kayu campuran.

Metide yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan yaitu perekatan dengan warna sama, warna beda, arah tangensial, aeah radial, dan arah acak (Tangensial dan Radial) masing-masing sebanyak empat akli ulangan. Perekat yang digunakan adalah Polivinyl Acetat (Pvac).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisika (Kadar Air, Kerapatan, Pengembangan dan Penyusutan) tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan yang diberikan, dan untuk sifat mekanika, nilai keteguhan elastis (MoE) tidak berpengaruh nyata sedangkan keteguhan patah (MoR) berpengaruh nyata terhadap perlakuan yang diberikan sehingga papan laminasi dengan perekatan arah radial memenuhi Standar Nasional Indonesia karen termasuk kelas kuat IV-V untuk konstruksi interior dengan nilai Keteguhan Elastis (MoE) 28646.1575 kg/cm2 dan Keteguhan Patah (MoR) 50.5100 kg/cm2 (PKKI, 1961).

Kata kunci : Warna kayu, Arah Bidang Orientasi, Sifat Fisika, Sifat Mekanika, Limbah Kayu, dan PVac

Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Tahun 2011-2015

Page 3: Analisis Struktur Dan Komposisi Vegetasi Penyusun Taman Nasional Gunung Rinjani

IDENTIFIKASI PEMANFAATAN JENIS TANAMAN YANG TUMBUH DI KAWASAN HUTAN SEBAGAI BIOFARMAKA OLEH MASYARAKAT SEKITAR HUTAN

(Studi Kasus Dusun Suranadi Selatan Desa Suranadi Kabupaten Lombok Barat)

Suriani

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Identifikasi Pemanfaatan Jenis Tanaman Yang Tumbuh Di Kawasan Hutan Sebagai Biofarmaka Oleh Masyarakat Sekitar Hutan (Studi Kasus Dusun Suranadi Selatan Desa Suranadi Kabupaten Lombok Barat)”. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang semakin pesat di zaman sekarang, ternyata tidak mampu mengesampingkan begitu saja peranan obat-obatan tradisional, tetapi justru hidup berdampingan dan saling melengkapi (Thomas, 1989).

Tujuan penelitian adalah mengetahui manfaat tanaman yang tumbuh di kawasan hutan sebagai biofarmaka. Mengetahui bagia-bagian tanaman yang tumbuh di kawasan hutan yang digunakan sebagai bahan biofarmaka.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yaitu metode berupa data yang berbentuk kata-kata, gambar bukan angka-angka yang diperoleh dari transkrip interview, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi dan lainnya (Danim, 2002).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa a). Identifikasi pemanfaatan tanaman hutan sebagai biofarmaka (obat) terdapat 10 jenis yaitu habitus pohon sebanyak 2 jenis yaitu mahoni famili Meliaceae, dan pulai famili Apocinaceae, kelompok habitus perdu sebanyak 5 jenis yaitu jambu biji famili Myrtaceae, pagoda famili Verbenaceae, daun ungu famili Acanthaceae, jarak pagar famili Euphorbiaceae dan sirsak famili Annonaceae, kelompok habitus liana 1 jenis yaitu sirih hutan famili Pipericaceae, dan kelompok habitus herba 2 jenis yaitu kunyit dan jahe famili Zingiberaceae. b). Famili dari masing-masing tanaman biofarmaka (obat) yang sering digunakan oleh masyarakat Dusun Suranadi Selatan yaitu famili Myrtaceae (jambu biji), famili Verbenaceae (pagoda), famili Acanthaceae (daun ungu), famili Pipericaceae (sirih hutan), famili Zingiberaceae (jahe), famili Zingiberaceae (kunyit), famili Meliaceae (mahoni), famili Apocinaceae (pulai), famili Annonaceae (sirsak), dan famili Euphorbiaceae (jarak pagar). c). Manfaat dan bagian tanaman hutan sebagai biofarmaka (obat) yang sudah dirasakn oleh masyarakat Dusun Suranadi Selatan yaitu dapat meyembuhkan penyakit kulit seperti : luka berdarah (daun jambu biji), bisul (daun pagoda dan sirsak), dan luka kering (rimpang umbi kunyit dan getah jarak pagar), penyakit mata seperti : mata (daun sirih hutan), penyakit dalam seperti : diare (daun jambu biji), perut mules (rimpang umbi jahe), malaria (biji mahoni), menambah nafsu makan (kulit batang pulai), demam untuk anak-anak (daun sirsak), reumatik (daun ungu), dan cacingan pada anak-anak ( daun jarak pagar).

Kata kunci : biofarmaka, tanaman hutan, dan Taman Wisata Alam Suranadi

Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Tahun 2011-2015

Page 4: Analisis Struktur Dan Komposisi Vegetasi Penyusun Taman Nasional Gunung Rinjani

SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA PAPAN SEMEN PARTIKEL DARI LIMBAH SEKAM DAN JERAMI PADI

Wuri Arsanti

ABSTRAK

Papan semen partikel merupakan papan tiruan yang terbuat dari partikel-partikel kayu atau bahan berlignoselulosa lainnyadengan menggunakan semen sebagai perekatnya melalui proses pengempaan dingin. Pada umunya bahan baku yang biasa digunakan dalam pembuatan papan semen partikel yaitu limbah kayu. Akan tetapi mengingat kemampuan hutan memproduksi kayu yang semakin menipis menyebabkan ketersediaan bahan kayu tidak sesuai kebutuhan sehingga orang berusaha mencari alternatif bahan substitusi kayu yang tidak kalah kualitasnya dibandingkan kayu dengan stok dan pasokan yang cukup melimpah. Oleh karena itu sangat perlu alternatif pengganti sebagai bahan baku pembuatan papan semen partikel. Solusi untuk permasalahan tersebut yaitu pemanfaatan limbah sekam dan jerami padi yang merupakan sisa hasil pengolahan padi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bahan baku dan komposisi perekat terhadap sifat fisika dan mekanika papan semen partikel dari sekam dan jerami padi, mengetahui bahan baku dan komposisi semen terbaik untuk pembuatan papan semen partikel.

Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan analisis faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor bahan dan faktor komposisi perekat yang terdiri dari 6 komposisi perlakuan yaitu Sekam 1:2,75, Sekam 1:4, Jerami 1:2,75, Jerami 1:4, Sekam+Jerami 1:2,75, Sekam+Jerami 1:4. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 akli ulangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh nyata terhadap sifat fisika (kerapatan dan pengembangan tebal), tetapi berpengaruh terhadap nilai kadar air. Untuk sifat mekanika, perlakuan yang diberikan berpengaruh terhadap nilai keteguhan elastis (MoE) dan keteguhan yang (MoR). Nilai keteguhan elastis dan keteguhan patah tertinggi yang dihasilkan sebesar 5.106,19 kg/cm2 lebih kecil dari standar yaitu 20.400 kg/cm 2 dan 82 kg/cm2 sehingga tidak masuk pada semua standar untuk MoE dan MoR.

Kata kunci : Papan Semen Partikel, Limbah Sekam dan Jerami Padi, Sifat Fisika dan Mekanika.

Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Tahun 2011-2015

Page 5: Analisis Struktur Dan Komposisi Vegetasi Penyusun Taman Nasional Gunung Rinjani

PENGARUH MEDIA TANAM DAN INTENSITAS PENYIRAMNA TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI KLICUNG (Diospyros macrophylla)

Srijudin

ABSTRAK

D. macrophylla merupakan salah satu mascot Nusa Tenggara Barat (NTB) yang keberadaannya kini hampir punah, akibat penebangan tanpa dilakukan penanaman kembali. Disamping itu pertumbuhan D. Macrophylla sangat lamban sehingga belum ada pembudidayaan secara masal.

Permasalahan yang diangkat dari penelitian ini adalah belum di peroleh informasi Tentang Media Tanam dan Intensitas Penyiraman Terhadao Pertumbuhan Semai D. macrophylla. Sehingga perlu dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Media Tanam dan Intensitas Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Semai Klicung (D. macrophylla)”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui media yang sesuai dan intensitas penyiraman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan semai D. macrophylla serta interaksi antara media tanam dan intensitas penyiraman terhadap pertumbuhan semai D. macrophylla. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Mataram pada bulan Agustus – Oktober 2012.

Bahan yang digunakan adalah benih klicung (D. macrophylla) yang berasal dari Arboretum Universitas Mataram, tanah sebagai media tanam diambil dari Kebun Percobaan Kehutanan Fakultas Pertanian UNRAM, akar pakis dan serbuk sabut kelapa diambil dari Lombok Timur dan air yang telah disiapkan di Kebun Percobaan.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang ditata secara faktorial dan dirancang secara Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 perlakuan yaitu Media Tanam dan Intensitas Penyiraman dengan kombinasi dari ke 2 perlakuan menghasilkan 15 kombinasi, dimana 3 faktor media tanam yaitu Media Tanah (M1), Media Akar Pakis (M2), Media Serbuk Sabut Kelapa (M3), dan 5 faktor Intensitas Penyiraman yaitu 1 hari sekali (P1), 2 hari sekali (P2), 3 hari seklai (P3), 4 hari sekali (P4), dan 5 hari sekali (P5) yang dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore. Setiap kombinasi terdiri dari 3 ulangan dan 3 replikasi sehingga menghasilkan 135 sample klicung (D. macrophylla).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua perlakuan tidak ada interaksi antara media tanam dan intensitas penyiraman terhadap parameter yang diamati. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan berpengaruh sendiri-sendiri terhadap parameter yang diamati. Secara umum jenis media tanam akar pakis yang memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi semai dengan rata-rata nilai tertinggi 2,50 cm, kekokohan semai dengan rata-rata nilai tertinggi 1,80 cm/mm dan jumlah daun dengan rata-rata terbanyak 1,568 helai. Tetapi pada umur pengamatan tertentu jenis media serbuk sabut kelapa dan media tanah juga bisa memberikan pengaruh nyata terhadap diameter dengan rata-rata nilai terbesar 1,62 mm dan jumlah daun dengan rata-rata nilai terbanyak 2,29 helai.

Kata kunci : Media Tanam, Intensitas Penyiraman, Pertumbuhan D. macrophylla.

Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Tahun 2011-2015

Page 6: Analisis Struktur Dan Komposisi Vegetasi Penyusun Taman Nasional Gunung Rinjani

ANALISIS VEGETASI DAN PENDUGAAN CADANGAN KARBON PADA PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS

(KHDTK) SENARU LOMBOK UTARA

Rima Vera Ningsih

ABSTRAK

Pola pengelolaan lahan oleh masyarakat bervariasi yang akan berpengaruh pada ketersediaan cadangan karbon, yang gilirannya berpengaruh langsung terhadap gas rumah kaca (GRK). Pengelolaan lahan yang kurang tepat seperti adanya pembakaran vegetasi hutan dan penebangan hutan dalam skala las dapat mengurangi kemampuan penyerapan karbon dan keanekaragaman vegetasi. Penelitian yang berjudul “Analisis Vegetasi dan Pendugaan Cadangan Karbon Pada Penggunaan Lahan di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Senaru Lombok Utara”. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1). Untuk mengetahui keanekaragaman vegetasi pada penggunaan lahan di KHDTK Senaru Lombok Utara, 2). Untuk mengetahui jumlah cadangan karbon pada pola penggunaan lahan di KHDTK Senaru Lombok Utara.

Lokasi penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penentuan plot contoh ditentukan dengan random sampling. Plot contoh diambil sebanyak 30 dengan ukuran 20 x 20 m untuk tingkat pohon, 10 x10 m untuk tingkat tiang, 5 x 5 m untuk tingkat pancang. Data yang dikumpulkan berupa biomassa tingkat pohon (20 m x 20 m), tiang (10 m x 10 m), dan pancang (5 m x 5 m) yang ditentukan dengan metode Alometrik, biomassa tanaman bawah tegakan dan serasah dengan pengukuran berat kering dan tanah dengan uji laboratorium (metode Walkey dan Black). Keanekaragaman vegetasi ditentukan dengan mengukur indeks keragaman dan indeks keseragaman dari tingkat pohon, tiang dan pancang seluruh plot. Total karbon didaptkan dengan menjumlahkan cadangan karbon ari setiap komponen.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Indeks keanekaragaman pada penggunaan lahan di KHDTK Senaru termasuk dalam kategori sedang dan Indeks keseragaman pada penggunaan lahan di KHDTK Senaru termasuk dalam kategori tinggi. Cadangan karbon di KHDTK Senaru rata-rata sebesar 130.15 ton per ha, terdiri atas dominan jenis tingkat pohon rata-rata sebesar 115.65 ton per ha, tingkat tiang rata-rata 57.86 ton per ha dan tingkat pancang rata-rata 45.95 ton per ha. Dominansi jenis tingkat pohon, tiang dan pancang akibat dari pengelolaan lahan menghasilkan cadangan karbon yang bervariasi baik dari cadangan karbon total maupun komponen lainnya khususnya pada serasah, tanaman bawah dan tanahnya.

Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Tahun 2011-2015

Page 7: Analisis Struktur Dan Komposisi Vegetasi Penyusun Taman Nasional Gunung Rinjani

ANALISIS STAKEHOLDERS DALAM KONSERVASI AIR DI HULU DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) JANGKOK

Winarti

ABSTRAK

Daerah Aliran Sungai (DAS) Jangkok adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan oleh wilayah administratif dan memiliki fungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air menuju ke outlet tertentu. Pengelolaan DAS ini melibatkan berbagai macam pihak dari pemerintah, swasta, dan masyarakat. Secara realita pengelolaan ini dapat menciptakan kelestarian DAS yang berkelanjutan. Permasalahan tersebut muncul dan memberikan inspirasi untuk penelitian melakukan sebuah penelitian mengenai analisis Stakeholder dalam konservasi di hulu DAS Jangkok.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana prilaku dan tindakan dari masing-masing Stakeholders dalam konservasi air di huku DAS Jangkok. Selain itu penulis juga ingin melihat hubungan antar prilaku dari masing-masing Stakeholders dalam konservasi air di hulu DAS Jangkok.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksplanetori, yang menggunakan penjelasan dan berdasarkan pada hipotesis yang sudah ada. Untuk penentuan jenis responden ditentukan dengan menggunakan purposive sampling yaitu dengan mempertimbangkan responden berdasarkan pada pihak-pihak yang terkait dalam konservasi air di hulu DAS Jangkok,sedangkan untuk penentuan jumlah responden dilakukan dengan cara quota yaitu dengan penentuan jumlah responden sampai pada jumlah yang dikehendaki.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa prilaku masing-masing stakeholders dalam konservasi air di hulu DAS Jangkok ini tergolong dalam kategori baik sampai sangat baik, sedangkan untuk tindakan dari masing-masing stakeholders tergolong dalam kategori terampil sampai terampil. Hubungan antar prilaku dari masing-masing stakeholders tidak mendapatkan hasil yang signifikan setelah dilakukan analisis menggunakan statistik non parametrik dengan uji korelasi spearman rank.

Saran yang diberikan yaitu agar semua Stakeholders dapat meningkatkan kesadaran berprilaku dan bertindak dalam upaya pelestarian DAS sebagai salah satu aspek penunjang kehidupan. Lebih spesifik lagi untuk Stakeholders pemerintah yang memiliki tanggungjawab secara penuh untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam mengelola DAS sebagai aparat yang berwenang.

Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Tahun 2011-2015