4.3. G. RINJANI P. Lombok, Nusatenggara Barat

14
1 4.3. G. RINJANI, P. Lombok, Nusatenggara Barat Kaldera Rinjani dengan Kerucut Barujari dan SegaraAnak KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kaldera Rinjani (danau Segara Anak), Ada 2 (dua) kerucut di bagian timur danau,yaitu G. Barujari atau G. Tenga, tingginya 2376 m dan G. Mas atau G. Rombongan, tingginya 2110 m dpl. Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 08°25' Lintang Selatan dan 116°28' Bujur Timur Kac. Aikmel, Kab. Lombok Timur, Prop. NTB. Ketinggian : 3726 m dpl Di atas kota terdekat 3650 m dpl Kota Terdekat : Selong (kab. Lombok Timur) Tipe Gunungapi : Strato dengan danau kawah Pos Pengamatan : Kampung Sembalun Lawang, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur. Posisi Geografi : 08 o 21’ 24” LS dan 116 o 31’ 18” LU Tinggi 1152 dml PENDAHULUAN Cara Mencapai Puncak Jalur pertama yaitu Mataram - Sembalun Lawang. Dimulai dari Sembalun Lawang mulai jalan kaki menuju ke G. Plawangan yang ditempuh selama 8 jam.

Transcript of 4.3. G. RINJANI P. Lombok, Nusatenggara Barat

Page 1: 4.3. G. RINJANI P. Lombok, Nusatenggara Barat

1

4.3. G. RINJANI, P. Lombok, Nusatenggara Barat

Kaldera Rinjani dengan Kerucut Barujari dan SegaraAnak

KETERANGAN UMUM

Nama Lain : Kaldera Rinjani (danau Segara Anak),

Ada 2 (dua) kerucut di bagian timur danau,yaitu G.

Barujari atau G. Tenga, tingginya 2376 m dan G. Mas

atau G. Rombongan, tingginya 2110 m dpl.

Lokasi

a. Geografi

b. Administratif

:

:

08°25' Lintang Selatan dan 116°28' Bujur Timur

Kac. Aikmel, Kab. Lombok Timur, Prop. NTB.

Ketinggian : 3726 m dpl Di atas kota terdekat 3650 m dpl

Kota Terdekat : Selong (kab. Lombok Timur)

Tipe Gunungapi : Strato dengan danau kawah

Pos Pengamatan : Kampung Sembalun Lawang, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur. Posisi Geografi : 08o 21’ 24” LS dan 116o 31’ 18” LU Tinggi 1152 dml

PENDAHULUAN

Cara Mencapai Puncak

Jalur pertama yaitu Mataram - Sembalun Lawang. Dimulai dari Sembalun

Lawang mulai jalan kaki menuju ke G. Plawangan yang ditempuh selama 8 jam.

Page 2: 4.3. G. RINJANI P. Lombok, Nusatenggara Barat

2

Tiba di G. Plawangan ada dua pilihan, yaitu mendaki ke puncak G. Rinjani atau ke

danau Segara Anak. Dari G. Plawangan ke puncak G. Rinjani dapat ditempuh

selama kl. 3 jam dengan kondisi jalan yang terus menanjak dan gersang. Apabila

memilih ke Danau Segara Anak dapat ditempuh selama 2,5 jam dengan menuruni

tebing. Di tepi danau para pendaki dapat menyaksikan kerucut G. Barujari (pusat

aktifitas vulkanik sekarang) dan G. Mas yang hampir tertutup lava G. Barujari.

Untuk mencapai G. Barujari dari tepi danau (Hulu S. Kokokputih) dapat di tempuh

selama 1,5 jam.

Jalur kedua yaitu Mataram - Senaru yang ditempuh dengan kendaraan roda

empat selama 3 jam. Jalur ini akan menempuh Senaru - Danau Segara Anak - G.

Plawangan - Puncak G. Rinjani. Sejak dari Senaru medan yang ditempuh langsung

mendaki hingga dinding kaldera Rinjani, setelah itu baru turun ke Danau Segara

Anak. Dari Segara Anak pendakian dilanjutkan menuju G. Plawangan yang

ditempuh selama 3 jam, kemudian ke puncak G. Rinjani yang juga ditempuh selama

3 jam.

Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi

Salah satu bahan galian yang menjadi primadona P. Lombok adalah batu

apung. Material tersebut adalah hasil pembentukan kaldera Rinjani dimasa lalu.

Pusat penambangan yang dominan berada di bagian utara, timur, dan selatan G.

Rinjani.

Selain batuapung, juga terdapat beberapa lokasi lapangan panas bumi

(geothermal field) di Kampung di Sendanggile dan Sembalun Bumbung. Namun

sampai sekarang potensi tersebut belum dikembangkan dengan alasan kurang

ekonimis. Dimasa datang memungkinkan dikembangkan, paling tidak untuk energi di

kedua kampung tersebut.

Wisata

Pemerintah setempat menjadikan G. Rinjani sebagai salah satu tujuan utama

wisata. Selain pemandangan yang indah, juga di dalam kaldera memberikan

panorama yang menawan dengan air danau yang jernih. Dalam tahun 2000

pemerintah setempat bekerjasama dengan pemerintah Australia telah menata jalur-

Page 3: 4.3. G. RINJANI P. Lombok, Nusatenggara Barat

3

jalur yang menghubungkan Senaru dan Sembalun Lawang menuju puncak G.

Rinjani (Kaldera Rinjani).

SEJARAH LETUSAN

Letusan G. Rinjani yang diketahui sejak tahun 1847 hingga 1994 dan tercatat

telah berlangsung 9 kali. Letusan umumnya menghasilkan lava dan jatuhan

piroklastik.

Tahun kejadian

Keterangan

1846 Zollinger mengatakan, bahwa dalam tahun 1846 kegiatan G. Rinjani dalam stadia fumarola, selanjutnya letusan yang terjadi berlangsung di dalam Kaldera Rinjani (G. Barujari dan G. Rombongan/Mas).

1884 Dalam Natuurkunding Tijdschrift voor Nederl. Indie, v. 45, mencantumkan bahwa asap dan nyala api tampak pada beberapa hari pertama bulan Agustus.

1901 1 Juni, pukul 23.00 terdengar suara ledakan, dan malam berikutnya di Mataram terjadi hujan abu tipis.

1906 April, pukul 21.15 terdengar suara ledakan.

1909 30 November, pukul 21.15 hujan abu di Lombok yang berlangsung hingga 2 Desember. Setelah itu tampak kegiatan meningkat berupa asap tebal yang mengepul. Air sungai tampak keruh..

1915 4 November tampak tiang asap.

1944 30 Mei terlihat asap di atas puncak G. Rinjani. Menurut Petroeschevsky kegiatan mulai pada 25 Desember 1943. Pukul 16.00 terdengar suara gemuruh yang disusul dengan hembusan asap tebal. Pada malam hari tampak sinar api dan kilat sambung-menyambung. Gempa bumi terasa terjadi antara 25 - 30 Desember disertai suara gemuruh. Hujan abu turun selama 7 hari dengan lebatnya, merusak tanaman dan rumah. G. Rombongan atau G. Mas muncul dari dalam danau (2110 m) yang berada di kaki G. Barujari sebelah baratlaut, melebar ke utara dan barat. Mitrohartono (1969) menghitung, bahwa jumlah bahan baru yang dikeluarkan waktu itu adalah sebanyak lk. 7,4 x 10

7 m

3. Kusumadinata (1969, 1973) dengan menggunakan rumus

Yokoyama (1956 - 1957) telah menghitung Energi Kalor yakni 2,3 x 1024

erg, sedangkan Kebesaran Letusan adalah 8,98 dan Kesetaraan Bom Atomnya 273,8.

1966 28 Maret Pulau Lombok digoncang gempabumi. Sejak itu terdengar suara dentuman berasal dari Segara Anak. 21 Mei terlihat dari puncak G. Punduk, bahwa di sebelah selatan kepundan G. Baru tempak ke luar pasir dari dasar Segara Anak menuju ke utara dan melebar ke barat dan timur. Persentuhan pasir panas dengan air Segara Anak menyebabkan terjadinya suatu kukusan, asap mengepul. Kusumadinata (1969), mengatakan bahwa yang disebut pasir panas ini pada hakekatnya adalah lava baru yang muncul di lereng G. Barujari sebelah timur, yang mencapai Segara Anak di utara dan Segara Endut di selatan. Mitrohartono (1969) telah menghitung luas penyebaran lava sebesar 954.350 m

2 dan

isi 6,6. 106 m

3. Kusumadinata (1969) menghitung Energi Kalornya ialah 2,1. 10

21 erg,

Kebesaran Letusan 6,44 dan Kesetaraan Bom Atom 250,0.

1994 4 Juni, pkl. 02.00 WITA terjadi suatu ledakan sangat kuat yang berasal dari dalam Kaldera Rinjani, terdengar hingga di Desa Sembalun. Pukul 08.00 terlihat asap hitam tebal membumbung ke udara mencapai tinggi 400 m dari puncak G. Plawangan. Pada 6 Juni, pkl 17.40 Wita terjadi hujan abu di sekitar Pos Pengamatan dengan ketebalan endapan 2 - 3 mm. Titik letusan mengambil tempat di G. Barujari dan

Page 4: 4.3. G. RINJANI P. Lombok, Nusatenggara Barat

4

berlangsung hingga awal bulan Januari 1995. Letusan tersebut tidak menyebabkan korban jiwa, hanya petani bawang di Sembalun gagal panen karena rusak oleh hujan abu. Volume material letusan sebesar 15.036.405,07 m

3, dengan energi thermal sekitar : 4,7 X 10

23 erg.

2004 Terjadi letusan abu pada bulan oktober

2009 Tanggal 2 Mei 2009 pukul 16.01 WITA terjadi letusan asap pada berwarna coklat pekat mencapai ketinggian 1000 meter di atas titik letusan di G. Barujari disertai suara dentuman lemah. Aliran lava mengalir dari titik letusan masuk ke dalam Danau Segara Anak

Karakter Letusan

Tidak jelas kapan terbentuknya Kaldera Rinjani, tetapi bila melihat sebaran

batuapung yang sangat luas, menandakan bahwa letusan G. Rinjani pada waktu itu

sangatlah dahsyat, sehingga terbentuk lubang kaldera yang sangat besar. Dari

sejarah letusan dan material yang dikeluarkan selama terjadinya letusan adalah

endapan lava dan endapan jatuhan piroklastik serta endapan aliran piroklastik, hal

ini mencirikan bahwa sifat letusan G. Rinjani adalah Strombolian yang diiukuti

dengan aliran lava. Kegiatan vulkanik G. Rinjani purna kaldera telah berpindah ke

dalam kaldera.

Letusan Juni 1994 Letusan Oktober 2004

Letusan 2 Mei 2009

Page 5: 4.3. G. RINJANI P. Lombok, Nusatenggara Barat

5

GEOLOGI

Morfologi utama G. Rinjani adalah morfologi kaldera dan kerucut gunungapi.

Morfologi kaldera berbentuk elip, dengan kemiringan lereng 60 - 80 derajat. Batuan

dasarnya adalah lava dan jatuhan piroklastik. Morfologi kerucut gunungapi

menempati bagian dalam kaldera serta tebing dinding kaldera, yaitu kerucut G.

Barujari, G. Rombongan, Rinjani, serta kerucut G. Manuk. Kemiringan lereng

berkisar antara 30 - 70 derajat, dengan pola aliran sungai radial, sedangkan batuan

dasarnya adalah jatuhan piroklastik. Sedangkan morfologi perbukitan tinggi dan

morfologi punggungan rendah-bergelombang masing-masing terletak di timur, barat

serta bagian lereng puncak komplek Rinjani dan lereng bawah komplek Rinjani.

Masing-masing morfologi kedua terakhir dicirikan dengan memiliki tebing yang terjal

dengan sudut lereng 30 – 80 dan sudut lereng kurang dari 30 derajat.

Berdasarkan catatan sejarah letusan, G. Rinjani memiliki 3 masa kegiatan,

yaitu kegiatan sebelum pembentukan kaldera (pra kaldera), masa pembentukan

kaldera dan masa sesudah pembentukan kaldera. Batuan yang dihasilkan pada

perioda Pra Kaldera didominasi oleh endapan lava yang tersebar hampir kesegala

arah, dengan pusat erupsinya berasal dari beberapa lokasi dari tua ke muda yaitu:

Produk G. Rinjani Tua, G. Kondo G. Sangkareang dan G. Rinjani. Batuan-batuan

tersebut tersebar dari baratlaut kaldera, lereng bagian selatan, ke arah utara dan

yang produk batuan yang lebih muda sebagian besar tersebar ke arah tenggara,

timur hingga timurlaut.

Batuan gunungapi pembentukan Kaldera

Produk kaldera merupakan hasil letusan paroksismal Gunung Rinjani Tua,

menghancurkan bagian puncak G. Rinjani Tua. Letusan tersebut menghasilkan

sebuah kaldera berbentuk ellip dengan diameter 2,4 x 4,8 km. Endapan yang

dihasilkan dari letusan yang dahsyat tersebut adalah endapan aliran piroklastik dan

jatuhan piroklastik. Batuan aliran piroklastik terendapkan ke arah selatan dan utara

merupakan endapan yang terluas dibandingkan hasil letusan yang lainnya, hal ini

dimungkinkan, karena letusan ini merupakan letusan yang sangat kuat. Penyusun

endapan batuan aliran piroklastik didominasi oleh fragmen batuapung, selain itu juga

Page 6: 4.3. G. RINJANI P. Lombok, Nusatenggara Barat

6

terdapat fragmen litik dan scoria.. Endapan jatuhan piroklastik tersebar luas di

bagian puncak kaldera yang tersusun dari batuapung berukuran pasir sampai kerikil

serta litik, berwarna putih kotor, fragmen scoria umumnya berwarna abu kehitaman,

dibeberapa tempat dijumpai adanya perlapisan yang baik (graded bedding).

Batuan gunungapi Purna Kaldera

Setelah terbentuknya Kaldera Rinjani, kegiatan gunungapi berpindah ke

bagian dalam kaldera yaitu ke G. Barujari dan G. Rombongan. Kegiatan letusan di

dalam kaldera dimulai dengan pembentukan G. Barujari. Batuannya dicirikan

dengan lava yang masif, sebagian telah teralterasi berwarna kuning hingga merah

kecoklatan, secara umum berwarna abu-abu terang, bersifat basal, sebagian pada

permukaan dijumpai lava bloken dengan lubang-lubang bekas gas serta

permukaannya kasar. Kegiatan G. Barujari yang terakhir terjadi dalam tahun 1994

yang menghasilkan lava serta jatuhan piroklastik. Lava tersebar ke arah baratlaut

hampir menutupi G. Rombongan,sedangkan yang ke barat masuk kedalam danau

Segara Anak. Lavanya adalah lava bloken dengan permukaan yang kasar lubang

bekas gas.

Pembentukan G. Rombongan (G. Mas) terjadi pada tahun 1944 mengambil

tempat di kaki bagian baratlaut G. Barujari. Batuan umumnya tersusun dari endapan

lava yang tersebar ke bagian utara hingga barat.

Struktur Geologi

Van Bemmelen (1949) menyatakan bahwa struktur pulau Lombok bagian

utara merupakan kelanjutan Zona Solo dari P. Jawa yang merupakan pembentukan

bagian puncak jalur geantiklin. Zona Solo ke bagian timur tersingkap di P. Lombok

bagian barat dengan basementnya tertutupi oleh intrusi plutonik, dan struktur ini

berakahir di P. Lombok. Blown (1974, dalam Nasution dkk, 1984) menafsirkan

bahwa struktur P. Lombok pada akhir Tersier atau awal Kuarter terdapat beberapa

struktur sesar yang arahnya bervariasi, sesar-sesar yang berarah baratdaya -

timurlaut, selatan baratdaya - utara timurlaut dan utara - selatan kemungkinan sesar

aktif bergerak sejak Tersier hingga Kuarter.

Berdasarkan hasil survey gaya berat regional, terdapat struktur sesar yang

berarah utara timurlaut - selatan baratdaya. Sedangkan berdasarkan hasil

Page 7: 4.3. G. RINJANI P. Lombok, Nusatenggara Barat

7

penafsiran kelurusan pada citra landsat menunjukan arah kelurusan selatan

baratdaya - utara timurlaut.

GEOFISIKA

Pengamatan kegempaan G. Rinjani dilakukan secara menerus di Pos

Pengamatan yang berada di Sembaluan Lawang. Gempa yang terekam adalah

gempa vulkanik dalam, vulkanik dangkal, tektonik lokal dan gempa tektonik jauh.

Hasil pengamatan kegempaan dari tahun 1998 hingga April 2011 disajikan dalam

grafik di bawah ini.

02468101214161820

Ju

mla

h G

em

pa

Gempa Vulkanik Dalam

0246810 Gempa Vulkanik Dangkal

0102030405060

Gempa Tektonik Jauh

1997-12-31

1998-12-31

1999-12-31

2000-12-31

2001-12-31

2002-12-31

2003-12-31

2004-12-31

2005-12-31

2006-12-31

2007-12-31

2008-12-31

2009-12-31

2010-12-31

02468101214

Gempa Tektonik Lokal

Kegempaan G. Rinjani dari tahun 1998 - 2010

GEOKIMIA

Hasil analisa batuan yang dilakukan terhadap batuan lava dari lava 1944

adalah basalt andesit dan basalt, sedangkan lava 1966 adalah berjenis basalt.

Analisa kimia yang dilakukan terhadap beberapa contoh batuan dari setiap produk

letusan adalah sebagai berikut :

Analisa kimia batuan G. Rinjani (Suyatna dan Hardjadinata).

U n s ur

Ki

m ia

Conto Batuan

Page 8: 4.3. G. RINJANI P. Lombok, Nusatenggara Barat

8

Lava 1944

Lava G. Mas

Lava 1966

Lava G. Tenga

Lumpur Kokok Putih (Batusanek)

SiO2

Fe2O3

FeO

Al2O3

CaO

MgO

P2O5

MnO

K2O

TiO2

Na2O

SO3

H2O-

Hilang dibakar

51.65%

7.04

2.59

19.26

8.31

4.02

0.00

0.17

0.88

1.18

2.58

2.06

0.10

0.10

52.3%

4.86

2.87

19.77

8.71

4.32

0.00

0.17

0.83

1.20

2.75

1.92

0.13

0.13

52.60%

7.44

0.54

19.13

8.37

3.15

0.00

0.20

1.70

0.85

2.59

3.19

0.18

0.18

52.16%

7.70

1.40

19.51

8.68

3.29

0.00

0.20

1.48

0.90

2.61

1.91

0.20

0.20

4.83%

2.68

0.00

1.59

46.78

0.43

0.01

0.43

0.00

0.45

0.08

2.88

2.50

39.80

Tekstur batuan lava-lava G. Rinjani umumnya porfiritik dengan fenokris

plagioklas, piroksen dan olivin. Analisa kimia terhadap conto batuan yang tersebar di

bagian tubuh G. Rinjani, jumlah conto batuan yang dianalisa sebanyak 17 conto

batuan, maka hasil analisa kimia batuan menunjukan bahwa silika (SiO2) antara

48,95% - 56,86%, kandungan TiO2 kurang dari 1 (satu) %, hanya 2 conto yang

mempunyai harga 1,02% dan 1,04% ini adalah suatu fenomena bahwa lava G.

Rinjani terdapat pada busur kepulauan. Berdasarkan diagram Le Maitre 1989 (SiO2

terhadap K2O), komposisi batuan G. Rinjani umumnya basalt - basalt andesit.

Berdasarkan komposisi kimia, seri G. Rinjani termasuk ke dalam kerabat

Kalk-Alkalin yang unsur K-nya sangat tinggi. Komposisi umumnya berkisar antara

basaltis sampai andesitis. Dalam tabel berikut disajikan analisa kimia beberapa

sample lava dari nilai silica terendah hingga tertinggi.

Hasil Analisa Kimia ( Santosa I, 1994) beberapa conto batuan.

Unsur Ri-16 Ri-17 Ri-18 Ri-27

SiO2

Al2O3

Fe2O3

CaO

MgO

Na2O

K2O

MnO

TiO2

P2O5

H2O-

48.95

18.82

9.80

8.78

4.91

4.54

1.33

0.15

0.89

0.31

0.26

52.62

18.65

8.63

7.76

5.08

3.74

1.91

0.13

1.02

0.31

0.06

53.37

17.48

8.93

7.33

5.35

3.93

1.79

0.13

0.85

0.30

0.03

56.86

17.54

7.60

6.69

3.65

3.85

1.96

0.13

0.78

0.42

0.06

Page 9: 4.3. G. RINJANI P. Lombok, Nusatenggara Barat

9

HD

Jumlah

1.18

99.92

0.02

99.93

0.02

99.03

0.35

99.89

Evolusi magmatis berdasarkkan konsentrasi unsur utama produk G. Rinjani

terhadap kandungan SiO2 dan TiO2 menunjukkan fraksinasi kristal mineral-mineral

piroksen dan plagioklas, sedangkan korelasi negatif antara SiO2 terhadap unsur-

unsur Al2O3, Fe2O3, MgO dan CaO menunjukkan adanya dominasi fenokris dari

plagioklas, piroksen dan olivine.

Sifat

1951 Segara Anak

1961 Segara Anak

1967

1969

Permukaan

Kedalaman 25 m

Pintu air lapisan lava

Kokok Putih

Air Danau

Kokok Mata air panas

Putih Dekat danau

Segara Anak Kokok Putih

Kokok Putih Segara Anak

Sela Dara Sembalun Bumbung

G. Tenga Segara Anak

Kekeruhan Warna mg Pt/l Bau Rasa PH Sisa kering mg/l Sisa pijar mg/l Hilang dalam pemijaran Kesadahan Ca++ mg/l Mg mg/l SiO2 Zat anorganik mg/l KmnO4 CO bebas mg/l HCO3 mg/l CO3- mg/l Fe+++(putih) mg/l Fe++ mg/l Mn mg/l SO4= Cl- mg/l Pb++ dihitung sebagian mg/l K2+ Na+ (Na+) K+ mg/l Na Mg/l H2S mg/l

- - - -

7.9 3146 2474 672.0 - - - - - 600 - - - 0.3 - 1014.7 - - - - - - - 99.7

- - - -

8.0 3020 2406 614.0 - - - - - 580.9 - - - 0.3 - 976.9 - - - - - - - 9.4

- - - -

7.2 3528 2832 696.0 - - - - - 827.1 - - - 0.2 - 728.3 - - - - - - - 29.1

6.8 3796 2920 876.0 - - - - - 718.0 - - - 0.4 - 1218.6 - - - - - - - t.a

8 2828 2500 328.0 72.0 171.4 213.5 100.0 - - 561.2 t.a t.a t.a t.a 1013.9 492.0 - - 44.9 393.6 -

- - - -

7.5 3014 2724 290.0 68.0 250.0 150.9 150.0 - - 646.6 t.a 0.2 - t.a 987.1 600.0 - - - - 48.0 459.7 -

- - - -

2750 2454 296.0 62.0 178.5 153.1 100.0 - - 158.6 t.a - t.a 1154.4 484.0 - - 44.2 408.2

- - - -

7.5 3143 2474 672.0 68.0 250.0 150.9 150.0 - t.a - - - 0.3 t.a 1014.7 600.0 - - 48.0 459.7 -

Jernih 10 Tidak ada Tidak ada 7.4 3528 3000 328.0 64.4 192.8 162.3 76.0 5.9 163.8 694.0 0.0 0.15 - 0.5 1032.3 559.7 0.0 388.8 - - -

Jernih 20 Tidak ada Tidak ada 6.4 2280 1920 360.0 47.6 334.2 3.5 50.0 9.8 25.6 8.8 0.0 0.15 - 0.10 1110.4 163.6 0.0 279.5 - - -

Jernih 30 Tidak ada Tidak ada 7.0 3580 2000 980.0 84.6 201.3 244.8 58.0 4.2 471.0 653.8 0.0 3.60 - 0.00 1088.1 371.3 0.0 310.5 - - -

Hasil analisis conto batuan (aliran lava hasil letusan 2009)

Unsur utama (major elements)

Unsur (elements) Satuan (unit) Metode (method) Jumlah (value)

SiO2 % Gravimetri 53,38

Page 10: 4.3. G. RINJANI P. Lombok, Nusatenggara Barat

10

TiO2 % Kolorimetri 1,46

Al2O3 % AAS 19,56

Fe2O3 % AAS 8,86

MnO % AAS 0,15

CaO % AAS 6,78

MgO % AAS 3,48

Na2O % AAS 2,61

K2O % AAS 1,75

LOI % Gravimetri 0,11

Unsur jarang (trace elements)

Unsur (elements) Satuan (unit) Metode (method) Jumlah (value)

Pb ppm AAS 52,0

Cu ppm AAS 59,0

Zn ppm AAS 149,6

Ag ppm AAS 1,0

Hasil penelitian tentang pemeriksaan air juga dilakukan pada tahun 1994.

Analisa Kimia Air G. Rinjani, Mei dan Oktober 1994

Unsur Kimia

Airpanas S. Kokok Putih

Air Danau Segara Anak

Airpanas Sprela

Mei Oktober Mei Oktober Mei Oktober

SiO2

Ca

Mg

Na

K

Mn

SO4

H2S

NH3

Cl(-) HCO3 (-) B

Suhu

pH

119,10

191,00

184,00

320,25

51,60

0,00

648,50

9,25

1,44

1.552,00

628,58

1,07

45,6

6,67

120,20

180,80

172,00

330,20

60,25

0,00

630,50

12,25

2,02

1.425,00

520,23

1,05

43,24

6,82

139,83

209,00

232,00

213,50

54,00

0,26

970,50

6,94

1,74

296,00

806,83

0,00

14,60

6,58

142,25

211,00

240,00

215,50

59,25

0,43

982,50

7,24

1,62

283,00

812,00

0,00

16,8

6,52

129,23

119,00

355,30

299,50

46,00

0,00

724,00

6,94

1,64

1.334,00

450,33

0,89

40,73

6,34

128,32

121,23

342,36

310,50

50,50

0,00

716,00

8,82

1,84

1,223

432,50

0,69

39,50

6,65

Pengukuran suhu air dan pengambilan sample air dilakukan di pinggir danau

dan air panas di Kali Kalak dekat Segara Anak pada bulan Agustus 2007. Hasil

analisis kimia memperlihatkan bahwa kelompok kation yang memiliki konsentrasi

terbanyak adalah Sodium, sedangkan yang terkecil adalah Arsen dan ammonium.

Dari kelompok anion yang terbanyak adalah Sulphate dan sedangkan yang terkecil

adalah Flourida.

Page 11: 4.3. G. RINJANI P. Lombok, Nusatenggara Barat

11

KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI

Peta Kawasan Rawan Bencana G. Rinjani dibagi dalam tiga tingkat

kerawanan dari tinggi ke rendah yaitu Kawasan Rawan Bencana III, Kawasan

Rawan Bencana II dan Kawasan Rawan Bencana I.

Kawasan Rawan Bencana III

Kawasan Rawan Bencana III adalah kawasan yang sangat berpotensi

terlanda awan panas, aliran lava, lontaran batu (pijar), kemungkinan base surge dan

atau gas beracun.

Kawasan ini dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Kawasan rawan terhadap aliran masa berupa awan panas, aliran lava,

kemungkinan base surge dan gas beracun.

b. Kawasan rawan terhadap lontaran batu (pijar), hujan abu lebat, dan

kemungkinan hujan lumpur (panas).

Kawasan Rawan Bencana III digambarkan dalam peta dengan warna merah

tua solid (tegas) untuk kawasan rawan terhadap aliran massa dan lingkaran garis

putus-putus warna yang sama untuk kawasan rawan terhadap lontaran dan hujan

abu dengan radius 3 km dari pusat erupsi.

Kawasan Rawan Bencana II

1. Kawasan Rawan Bencana II adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan

panas, aliran lava, lontaran batu (pijar), hujan abu lebat, hujan lumpur panas, dan

gas beracun,

2. Kawasan ini dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Kawasan rawan bencana terhadap aliran masa berupa awan panas, aliran

lava, dan gas beracun.

b. Kawasan rawan bencana terhadap material lontaran batu (pijar), hujan abu

lebat, dan hujan lumpur (panas.

Kawasan Rawan Bencana II dalam peta digambarkan dalam warna pink solid

(tegas) untuk kawasan rawan terhadap aliran massa dan lingkaran garis putus-putus

dengan warna sama untuk kawasan rawan terhadap lontaran dan hujan abu (lebat)

dengan radius 5 km dari pusat erupsi.

Page 12: 4.3. G. RINJANI P. Lombok, Nusatenggara Barat

12

Kawasan Rawan Bencana I

Kawasan Rawan Bencana I adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar,

tertimpa material jatuhan berupa hujan abu. Apabila letusan membesar, kawasan ini

berpotensi terlanda hujan abu, dan kemungkinan lontaran batu (pijar).

Kawasan ini dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Kawasan rawan bencana terhadap aliran masa berupa lahar. Kawasan ini

terletak di sepanjang lembah dan bantaran sungai, terutama yang berhulu di

daerah puncak.

b. Kawasan rawan terhadap material jatuhan berupa hujan abu tanpa memerhatikan

arah tiupan angin.

Kawasan Rawan Bencana I terhadap hujan abu mencapai jarak 8 km dari

pusat erupsi. Kawasan Rawan Bencana I terhadap aliran massa dalam peta

digambarkan dengan warna kuning solid (tegas), sedangkan terhadap lontaran dan

hujan abu digambarkan dalam bentuk lingkaran putus-putus berwarna sama dengan

radius 8 km dari pusat erupsi.

Page 13: 4.3. G. RINJANI P. Lombok, Nusatenggara Barat

13

Peta Kawasan Rawan Bencana G. Rinjani

Page 14: 4.3. G. RINJANI P. Lombok, Nusatenggara Barat

14

DAFTAR PUSTAKA

Foden, J.D and R. Varne, The Geochemistry and Petrology of the basal - andesitic -

dacite suite from Rinjani Volcano, Lombok. Proc. Of the CCOP - IOC

SEATAR The geology and Tectonic of Eastern Indonesia, 1981 : 115 - 134.

Hendrasto M, dkk, 1992, Laporan Kegiatan Pemetaan Geologi Komplek Rinjani,

Lombok, Nusatenggara Barat, Direktorat Vulkanologi.

Imam Santosa, Iman KS (1994), Laporan Penyelidikan Petrokomia G. Rinjani, Bulan

Juni 1994, No. 85/DV/94, Direktorat Vulkanologi.

Iing Kusnadi, dkk, 1994, Laporan Pengamatan Gempa dan Pemeriksaan Kawah G.

Rinjani, Juni - September 1994, No. 67/DV/1994, Direktorat Vulkanologi.

Kusumadinata K, 1979, Data Dasar Gunungapi, Direktorat Vulkanogi

Nasution A., dkk, 1984, Geologi Panas Bumi Daerah Sembalun, Lombok Timur,

NTB, Sub Dit. Panas Bumi, Direktorat Vulkanologi.

Ruska Hadian (1995), Laporan Pengumpulan Bahan Informasi dan Dokumentasi G.

Rinjani, P. Lombok, Propinsi Nusa Tenggara Barat, Bulan Juni 1995, No.

17/DV/96, Direktorat Vulkanologi

Suparto S, 1981, Seismologi Gunungapi, Direktorat Vulkanologi.

Priatna, dkk, 1994, Laporan Penyelidikan Kimia Gas dan Air G. Rinjani

Nusatenggara Barat, Direktorat Vulkanologi.