ANALISIS STRATEGI BERSAING PT ASURANSI...
-
Upload
duongxuyen -
Category
Documents
-
view
253 -
download
2
Transcript of ANALISIS STRATEGI BERSAING PT ASURANSI...
ANALISIS STRATEGI BERSAING PT ASURANSI RAMAYANA, Tbk UNIT SYARIAH
DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E,Sy)
MEILIA SARISNAWATI JOGJANTARI
NIM. 1111046200002
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
v
ABSTRAK
Meilia Sarisnawati Jogjantari. NIM: 1111046200002. Analisis Strategi Bersaing
PT Asuransi Ramayana, Tbk Unit Syariah dalam Menghadapi ASEAN
Economic Community (AEC) 2015. Skripsi. Konsentrasi Asuransi Syariah,
Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Liberalisasi sektor jasa perasuransian – yang dirundingkan dalam forum
Working Committee on Financial Servives Liberalization (WC-FSL) – merupakan
bagian dari penciptaan arus bebas sektor jasa, elemen penting dalam pencapaian
ASEAN Economic Community (AEC) 2015. Adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN
(ASEAN Economic Community atau AEC) 2015 akan membuka persaingan baru bagi
perkembangan industri keuangan Syariah Indonesia termasuk perkembangan industri
asuransi syariah di Indonesia. Strategi perusahaan, khususnya strategi bersaing
merupakan langkah yang tepat yang harus diterapkan dan direalisasikan oleh setiap
perusahaan agar dapat bertahan di pasar. PT Asuransi Ramayana,Tbk merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang jasa asuransi kerugian dan merupakan asuransi
swasta yang telah lama berdiri di Indonesia. PT Asuransi Ramayana,Tbk membuka
Unit Usaha Syariah sejak tanggal 18 Januari 2006 berdasarkan SK Menteri Keuangan
Republik Indonesia No. : KEP-012/KM.5/2006. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis strategi bersaing PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit
Syariah dalam menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015. Metode
penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, metode kualitatif dan matriks
SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit
Syariah dapat menggunakan strategi alternatif sebagai strategi bersaing perusahaan
berdasarkan prioritas yang dihasilkan dari analisis SWOT sebagai berikut :
1. Menyediakan apa yang dibutuhkan pasar dengan melakukan inovasi produk
dan inovasi pelayanan, membangun kepercayaan masyarakat dengan
vi
penerapan sistem operasional sesuai dengan prinsip syariah dan pelayanan
yang baik, melebarkan jaringan kerjasama dengan perusahaan asing (SO),
2. Meningkatkan pengetahuan dan keahlian SDM mengenai prinsip syariah pada
asuransi, menyediakan informasi mengenai perusahaan secara lengkap di
website perusahaan untuk menjawab kebutuhan informasi masyarakat,
menjangkau masyarakat dipelosok daerah melalui para agen, meluncurkan
inovasi produk asuransi kerugian untuk mikro (WO),
3. Mengungguli pasar persaingan dengan daya tarik inovasi produk dan inovasi
pelayanan serta brand image (Citra baik) perusahaan, mengadakan pendekatan
ke masyarakat mengenai pentingnya berasuransi melalui event-event menarik
atau seminar (ST),
4. Meningkatkan kemampuan SDM untuk menghadapi persaingan AEC 2015,
melakukan inovasi promosi yaitu penggunaan media iklan baik di media cetak
maupun elektronik (WT).
Kata Kunci : Strategi Bersaing, ASEAN Economic Community 2015,
Analisis SWOT, PT. Asuransi Ramayana, Tbk Unit
Syariah.
Pembimbing : AM. Hasan Ali, M.A
Buku Rujukan : Tahun 1994 s.d 2014
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, kasih dan
sayangnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun khasanah
yang telah menuntun umatnya dari kegelapan menuju terang benderang.
Alhamdulillah, penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Bersaing PT
Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah dalam Menghadapi ASEAN Economic
Community (AEC) 2015” telah dapat diselesaikan penulis. Penulisan karya ilmiah
dalam bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
strata satu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E, Sy) Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Merupakan suatu kehormatan bagi penulis untuk mempersembahkan yang
terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga penulis, almamater dan pihak-pihak
yang telah ikut andil dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Sebagai bentuk
penghargaan, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Asep Saepuddin Jahar, M.A selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, M.H selaku Ketua Prodi Muamalat, serta
Bapak Abdurrauf, Lc, M.A selaku Sekretaris Prodi Muamalat, Fakultas Syariah
dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
3. Bapak AM. Hasan Ali, M.A selaku selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktu serta memberikan arahan dan masukan agar skripsi ini
terselesaikan dengan baik.
4. Segenap dosen dan staf akademik Fakultas Syariah dan Hukum yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta bantuan bagi penulis.
5. PT. Asuransi Ramayana, Tbk Unit Syariah yang telah mengizinkan penulis untuk
melakukan penelitian dan mendapatkan informasi untuk skripsi ini.
6. Bapak Tarmizi Siregar, S.E (Kepala Unit Syariah), Bapak Fajar Arifin, S.E
(Bagian Keuangan), Bapak Basuki Prahito Rahmat Gunadi, S.E (Bagian
Pemasaran), dan Ibu Putri Hefiyanti, S.H (Bagian Underwriting) yang telah mau
meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Kedua Orang tua tercinta Bapak Sarjono dan Ibu Istri Suprapti yang telah
memberikan kasih sayang, motivasi, saran, doa serta dukungan baik moril
maupun materil bagi penulis. Serta Adikku tersayang Yulia Krismania Nirwana
yang selalu memberikan semangat serta doa.
8. Sahabat-sahabatku tersayang Nur Intan Fadhillah, Vina Mazwini, Intan
Syahputri, Munawarotul Kiptiah yang selalu mewarnai hari-hari selama
menjalani kuliah, memberikan motivasi kepada penulis.
9. Teman-teman Asuransi Syariah 2011, teman-teman KKN GREAT 2014,
terimakasih telah memberikan support kepada penulis.
ix
10. Ihsan Harivy ‘Addas, terimakasih selalu setia menemani, memberikan motivasi,
dukungan serta doa kepada penulis. Terimakasih juga Icha, Ka Nurjannah, Ka
Raka, A’a Fadli, Ka Adel atas bantuan dan motivasinya.
11. Sahabat-sahabatku dari semasa putih abu-abu sampai sekarang Citra, Putri Ayu,
Hastin, Nurul (Ebet), Humay yang selalu memberikan semangat dan doa.
12. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, namun
tidak mengurangi rasa terimakasih penulis.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah berusaha memberikan yang terbaik.
Namun penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penulis. Oleh
karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap semoga Allah SWT
melimpahkan rahmatnya-Nya kepada kita.
Jakarta, 26 Mei 2015
Meilia Sarisnawati Jogjantari
x
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN .................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iv
ABSTRAKSI ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN……..……………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………. 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………………………… 7
D. Kerangka Teori dan Konseptual……………………………………... 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………… 9
F. Tinjauan (Review) studi terdahulu….……………………………….. 10
G. Sistematika Penulisan………………………………………………... 12
xi
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................ 14
A. Konsep Strategi Bersaing……………………………………………... 14
B. Keunggulan Bersaing............................................................................. 15
C. Strategi Pemasaran................................................................................. 17
D. Analisis SWOT sebagai Alat Formulasi Strategi................................... 18
E. Perkembangan Asuransi Syariah di Indonesia....................................... 25
F. ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015………….……… 31
1. Kesepakatan ASEAN Economic Community (AEC) 2015…………. 31
2. Keterbukaan Sektor Jasa Perasuransian Indonesia di ASEAN…… 33
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 35
A. Subjek dan Objek Penelitian................................................................. 35
B. Definisi Operasional Variabel................................................................ 35
C. Jenis dan Sumber Data Penelitian......................................................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………… 38
E. Metode Analisis Data……………………………………………..….. 39
F. Pedoman Penulisan………………………………………………….... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 42
A. Profil Perusahaan.................................................................................. 42
1. Sejarah PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah ......................... 42
2. Visi dan Misi PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah ............... 43
3. Struktur Organisasi PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah ...... 44
xii
4. Produk-produk PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah ............. 45
5. Institusi yang Bekerjasama ............................................................. 49
B. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman PT Asuransi
Ramayana Tbk, Unit Syariah Menghadapi ASEAN Economic
Community (AEC) 2015……………………………………………... 51
1. Analisis Lingkungan Internal Perusahaan (IFAS).......................... 51
2. Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan (EFAS)……..……… 62
3. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman……… 65
C. Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi Bersaing PT Asuransi
Ramayana Tbk, Unit Syariah dalam Menghadapi ASEAN Economic
Community 2015.…..………………………………………………… 69
D. Strategi Bersaing yang Digunakan PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit
Syariah dalam Menghadapi AEC 2015................................................ 72
E. Hambatan Serta Solusi Alternatif yang Digunakan PT Asuransi
Ramayana,Tbk Unit Syariah dalam Pemasaran.................................... 73
BAB V PENUTUP…………………………………………………………….... 74
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 74
B. Saran………………………………………………………………….. 75
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... .. 76
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Kerangka Konseptual ............................................................. 9
Gambar 2.1. Perkembangan Entitas Asuransi Syariah ................................ 28
Gambar 4.1. Persentase Kontribusi Distribusi Pemasaran PT. Asuransi
Ramayana, Tbk Unit Syariah................................................. 58
Gambar 4.2. Komposisi Karyawan PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit
Syariah Berdasarkan Pendidikan ............................................ 61
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Daftar Review Studi Terdahulu .............................................. 10
Tabel 2.1. Jumlah Perusahaan Syariah dan Unit Syariah di Indonesia ... 27
Tabel 2.2. Indikator Perusahaan Perasuransian Syariah .......................... 29
Tabel 2.3. Market Penetrasi Kontribusi dan Aset Syariah Terhadap
PDB Kuartal ke 2 Tahun 2014 ............................................... 30
Tabel 2.4. Tingkat Keterbukaan Sektor Perasuransian Negara-Negara
Utama ASEAN Tahun 2012 ................................................... 33
Tabel 3.1. Matriks SWOT ..................................................................... 40
Tabel 4.1. Pencapaian Tingkat Solvabilitas Dana Tabarru’ PT Asuransi
Ramayana,Tbk Unit Syariah Tahun 2011-2014…………….. 53
Tabel 4.2. Pencapaian Target PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah
Tahun 2010-2014.................................................................... 54
Tabel 4.3. Market Share Asuransi Umum Syariah 2013-2014 ................ 56
Tabel 4.4. Populasi Muslim di ASEAN Tahun 2014 .............................. 63
Tabel 4.5. PDB Per Kapita Negara-Negara ASEAN Tahun 2014 .......... 64
Tabel 4.6. Hasil Analisis Matriks SWOT ................................................. 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kerjasama ekonomi ASEAN dimulai dengan disahkannya Deklarasi
Bangkok tahun 1967 yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi,
kemajuan sosial dan pengembangan budaya.
Arus Bebas Jasa (Free Flows of Services), termasuk Jasa Keuangan di
dalamnya, telah dicanangkan oleh para pemimpin negara-negara ASEAN
sebagai salah satu pilar utama dari pembentukan satu pasar tunggal dan basis
produksi di kawasan Asia Tenggara, yang disebut sebagai Masyarakat Ekonomi
ASEAN (ASEAN Economic Community atau AEC).
Pelaksanaan AEC berjalan relatif lebih cepat dibandingkan dengan
kerjasama dibidang politik-keamanan (ASEAN Political-Security Community)
dan sosial budaya (ASEAN Socio-Culture Community). AEC ditargetkan
dipercepat dari tahun 2020 menjadi 2015, dimana perwujudannya diarahkan
pada integrasi ekonomi kawasan yang implementasinya mengacu pada ASEAN
Economic Community (AEC) Blueprint.1
AEC Blueprint merupakan pedoman bagi Negara-negara Anggota
ASEAN dalam mewujudkan AEC 2015. AEC Blueprint memuat empat pilar
1 Buku Menuju ASEAN ECOMONIC COMMUNITY 2015, Departemen Perdagangan Republik
Indonesia, Jakarta, hlm.v
2
utama yaitu : ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang
didukung dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja
terdidik dan aliran modal yang lebih bebas, ASEAN sebagai kawasan dengan
daya saing ekonomi tinggi, dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan
konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur,
perpajakan dan e-commerse, ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan
ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah,
dan prakarsa integrasi ASEAN untuk Negara-negara CLMV (Cambodia,
Myanmar, Laos, dan Vietnam), ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi
secara penuh dengan perekonomian global dengan elemen pendekatan yang
koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan, dan meningkatkan peran
serta dalam jejaring produksi global.2
Perkembangan ekonomi di Indonesia khususnya pada perkembangan
keuangan syariah, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pelopor dan kiblat
pengembangan keuangan syariah. Menurut Dr. Halim Alamsyah, Deputi
Gubernur Bank Indonesia, Indonesia setidaknya memiliki empat potensi untuk
menjadi global player keuangan syariah. Pertama, jumlah penduduk muslim
yang besar. Kedua, prospek ekonomi yang cerah, tercermin dari pertumbuhan
ekonomi ysng relatif tinggi (kisaran 6%-6,5 %) yang ditopang oleh fundamental
ekonomi yang solid. Ketiga, peningkatan sovereign credit rating Indonesia
menjadi investment grade yang akan meningkatkan minat investor untuk
2 Ibid., hlm.9
3
berinvestasi di sektor keuangan domestik, termasuk industri keuangan
syariah. Keempat, memiliki sumber daya alam yang melimpah yang dapat
dijadikan sebagai underlying transaksi keuangan syariah.3
Pengembangan keuangan syariah di Indonesia memiliki beberapa
keunggulan dibanding negara lainnya. Pengembangan keuangan syariah di
Indonesia lebih bersifat market driven dan dorongan bottom up dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat sehingga lebih bertumpu pada sektor riil. Hal itu berbeda
dengan pengembangan keuangan syariah di Iran, Malaysia, dan Saudi Arabia
dimana perkembangan keuangan syariah mereka lebih bertumpu pada sektor
keuangan. Di samping itu Indonesia memilki regulatory regime yang dinilai
lebih baik dibanding negara lain. Di Indonesia kewenangan mengeluarkan fatwa
keuangan syariah bersifat terpusat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN)–Majelis
Ulama Indonesia (MUI) yang merupakan institusi yang independen. Sementara
di negara lain, fatwa dikeluarkan oleh perseorangan ulama sehingga peluang
terjadinya perbedaan sangat besar. Di Malaysia, struktur organisasi lembaga
fatwa berada di bawah Bank Negara Malaysia (BNM), tidak berdiri sendiri
secara independen. Hal ini menunjukkan sistem keuangan syariah Indonesia
memilki internal control yang baik dimana pemisahan fungsi dilakukan secara
3 Ceramah Ilmiah ikatan Ahli Ekonomi Islam/ IAEI, milad ke-8 IAEI, 13 April 2012.
4
memadai. Dua elemen ini bila digabung akan memiliki resiko-resiko terkait
independensi regulator keuangan syariah.4
Dalam dunia perasuransian di Indonesia, khususnya perkembangan
asuransi syariah diawali dengan kelahiran asuransi syariah pertama di Indonesia
pada tahun 1994, yaitu PT. Syarikat Takaful Indonesia (STI) yang berdiri pada
24 Februari 1994.5 Kemudian semakin banyak tubuh perusahaan asuransi syariah
lainnya dan kini diikuti dengan semakin berkembang luasnya asuransi
konvensional membuka layanan unit usaha syariah.
Masa depan asuransi syariah di Indonesia masih terbuka lebar.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat dikombinasikan dengan naiknya tingkat
tabungan dan berkembangnya perekonomian kelas menengah merupakan
pertanda baik untuk industri asuransi syariah. Bert Paterson, Presiden Direktur
PT Sun Life Financial Indonesia mengungkapkan, penetrasi asuransi syariah di
Indonesia masih terbilang kecil. Padahal, Indonesia menempati jumlah populasi
muslim terbesar di dunia, selain itu Indonesia memiliki jumlah pendudukan
muda yang terus meningkat. Pertumbuhan ekonomi yang merangkak naik juga
menjadi peluang yang baik, stabilitas politik serta meningkatnya kecenderungan
untuk menambung menjadi pertanda yang baik bagi asuransi syariah.6
4 Ringkasan materi Studium Generale “Perkembangan Fatwa dan Peraturan Perundang-Undangan
di Bidang Ekonomi dan Keuangan Syariah: Pengalaman Indonesia dan Malaysia” Fakultas Syariah dan Hukum,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 09 September 2014.
5 Irvan Rahardjo, Bisnis Asuransi Menyongsong Era Globa, (Jakarta: Yasdaya, 2001), hlm. 46. 6 “Peluang Asuransi Syariah Indonesia Masih Besar”, Republika.co.id 02 Mei 2013, diakses dari
http://www.aasi.or.id/news/38, pada 29 Oktober 2014.
5
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pertumbuhan asuransi
syariah mencapai 45%, dari tahun sebelumnya 2013 yang hanya di angka 25%.
Pasalnya, berdasarkan data OJK di awal Maret 2013, perusahaan asuransi
bertambah dari 45 perusahaan dengan jumlah aset Rp 13,239 triliun. Sementara
akhir 2013 bertambah menjadi 49 perusahaan dengan aset mencapai Rp 16,661
triliun dengan pertumbuhan 25,85%.7
Seiring berkembang pesatnya pertumbuhan asuransi syariah di Indonesia
dimana asuransi konvensional pun ikut membuka layanan unit usaha syariah,
seperti halnya yang dilakukan oleh PT Asuransi Ramayan Tbk yang membuka
unit asuransi syariah sejak tahun 2006 berdasarkan pada SK Menteri Keuangan
Republik Indonesia No. : KEP-012/KM.5/2006. Hal ini dilakukan agar
perusahaan tetap dapat mengikuti perkembangan yang ada dan agar tetap eksis
dalam persaingan asuransi di Indonesia.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community atau AEC)
2015 akan membuka persaingan baru bagi perkembangan industri keuangan
Syariah Indonesia termasuk perkembangan industri asuransi syariah di
Indonesia. Kemampuan untuk dapat bersaing merupakan tantangan dan juga
merupakan ancaman, tetapi disisi lain dapat dimanfaatkan untuk keuntungan
bisnis sehingga perusahaan dapat berhasil dalam bidangnya. Perusahaan harus
menyadari kelemahan dan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk dapat
7http://radarpena.com/read/2014/04/10/10743/18/1/Pertumbuhan-Asuransi-Syariah-Mencapai-
Puncaknya-#sthash.dBvrJ2ia.dpuf, diakses pada tanggal 26 Oktober 2014.
6
memenangkan persaingan. Untuk dapat memenangkan persaingan maka
perusahaan harus memiliki strategi bersaing yang berbeda dengan yang
dilakukan oleh pesaing.
Strategi perusahaan, khususnya strategi bersaing merupakan langkah
yang tepat yang harus diterapkan dan direalisasikan oleh setiap perusahaan agar
dapat bertahan di pasar. Strategi bersaing adalah rencana mengenai bagaimana
bisnis akan bersaing, apa yang seharusnya menjadi tujuannya dan kebijakan apa
yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.8
Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis sangat tertarik untuk
menganalisis, meneliti lebih lanjut mengenai bagaimana strategi bersaing yang
dihadapi asuransi syariah Indonesia dalam menghadapi ASEAN Economic
Community 2015. Untuk itu, peneliti mencoba meneliti permasalahan tersebut
dan menuangkannya dalam skripsi yang berjudul: “ANALISIS STRATEGI
BERSAING PT ASURANSI RAMAYANA,Tbk UNIT SYARIAH DALAM
MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015”
B. Identifikasi Masalah
Pada penelitian ini, adapun masalah yang penulis identifikasi adalah
sebagai berikut:
8Michael E. Porter, Strategi Bersaing, Teknik menganalisis Industri dan Pesaing, (Jakarta:
Erlangga,2001), hlm.xv.
7
1. Apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman bagi
asuransi syariah di Indonesia dengan adanya ASEAN Economic Community
(AEC) 2015?
2. Bagaimana strategi bersaing yang diterapkan perusahaan asuransi syariah
di Indonesia dalam menghadapi ASEAN Economic Community (AEC)
2015?
3. Bagaimana kebijakan para pelaku asuransi syariah di Indonesia dalam
menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasan-
batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Pembatasan masalah berguna
untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang tidak termasuk dalam ruang
lingkup masalah penelitian.9
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka pembatasan masalah yang
akan dikaji dalam penelitian ini adalah;
1. Strategi bersaing asuransi syariah Indonesia dalam menghadapi ASEAN
Economic Community (AEC) 2015.
9 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
hlm 23.
8
2. Penelitian dibatasi pada produk asuransi kerugian syariah yang terdapat
pada PT Asuransi Ramayana Tbk, Unit Syariah dan pada bagian
pemasaran.
Kemudian proses perumusan masalah menjadi tahapan yang penting
dalam proses sebuah penelitian sehingga permasalahan yang menjadi pokok
bahasan menjadi lebih jelas dan terfokus.10
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman bagi PT
Asuransi Ramayana Tbk, Unit Syariah dengan adanya AEC 2015?
2. Bagaimana strategi bersaing yang diterapkan PT Asuransi Ramayana Tbk,
Unit Syariah dalam mengahadapi AEC 2015?
D. Kerangka Teori dan Konseptual
Penelitian ini diawali dari penentuan topic yaitu perusahaan asuransi
syariah dalam menghadapi AEC 2015, kemudian dilakukannya identifikasi
masalah yakni ingin mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman serta
strategi bersaing perusahaan asuransi syariah dalam menghadapi AEC 2015,
kemudian melihat faktor internal serta eksternal dari objek penelitian, setelah itu
mulai melakukan analisis SWOT yakni analisa kelemahan dan kekuatan yang
didapat dari faktor internal, juga analisa peluang dan ancaman yang didapat dari
faktor eksternal. Dari hasil olah data SWOT maka dihasilkan alternatif strategi
10Yudhistira Garna, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung : Judistira Foundation, 2009) hlm. 29
9
yang dapat digunakan sebagai strategi bersaing perusahaan asuransi syariah
dalam mengahadapi AEC 2015 dalam hal ini penelitian difokuskan pada PT
Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah.
Gambar 1.1. Kerangka Konseptual
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis
strategi bersaing yang diterapkan perusahaan dalam menghadapi
persaingan pada AEC 2015.
Strategi Bersaing
Menghadapi AEC 2015
Faktor Internal
Perusahaan Asuransi Syariah menghadapi AEC
2015
Kekuatan, Kelemahan, Peluang
dan Ancaman Menghadapi AEC
2015
Faktor Eksternal
Analisis SWOT
Identifikasi masalah
10
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat bagi perusahaan. Sebagai bahan masukan dalam pengambilan
keputusan strategi bersaing perusahaan.
b. Manfaat bagi penulis. Penelitian ini menambah pengetahuan mengenai
AEC 2015 dan mengetahui strategi bersaing dari teori pemasaran yang
didapat selama masa perkuliahan.
c. Manfaat bagi pihak lain. Penelitian ini diharapkan dapat menambah
khazanah pengetahuan mengenai perkembangan asuransi di Indonesia,
menjadi sumber informasi mengenai peluang dan tantangan serta
strategi bersaing pelaku asuransi syariah dalam menghadapi AEC 2015.
F. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu
Berikut studi terdahulu yang penulis telah kaji adalah :
Tabel 1.1. Daftar Review Studi Terdahulu
1. Identitas Irwan Sofiansyah
Judul Karya Ilmiah Tesis, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Indonesia 2008; ANALISA STRATEGI JASINDO
TAKAFUL DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN
ASURANSI SYARIAH DI INDONESIA
Substansi Mengetahui bagaimana penerapan strategi bisnis
perusahaan asuransi kerugian untuk meraih pangsa pasar
yang seluas-luasnya.
2. Identitas Kaleb Zwingli dan Ronny H. Mustamu
Judul Karya Ilmiah Jurnal AGORA Vol.2, No.2 (2014); PERENCANAAN
11
STRATEGI PT. RUMBIA CITRA DARMA DENGAN
ANALISIS SWOT
Substansi Menganalisis perencanaan strategi PT. Rumbia Citra
Darma.
3. Identitas P. Julius F. Nagel; Dosen Unika Widya Mandala Surabaya
Judul Karya Ilmiah Paper; PELUANG DAN TANTANGAN UKM
INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT
EKONOMI ASEAN 2015
Substansi Mengetahui tantangan dan peluang yang dihadapi ASEAN
Economic Community 2015, bagaimana kesiapan UKM
Indonesia dalam menghadapi AEC.
4. Identitas Syprianus Aristeus
Judul Karya Ilmiah Jurnal Rechtsvinding, Vol. 3 No. 2, Agustus 2014, hlm
145-162; PELUANG INDUSTRI DAN
PERDAGANGAN INDONESIA DALAM
PELAKSANAAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Substansi Membahas bagaimana pelaksanaan pasar bebas MEA di
Indonesia dan bagaimana antisipasi pemerintah Indonesia
dengan diberlakukan WTO serta Kehadiran Undang-
Undang Perindustrian dan Perdagangan.
5. Identitas I Wayan Dipta; Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya
UKMK
Judul Karya Ilmiah Infokop Vol.21-Oktober 2012; MEMPERKUAT UKM
MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
TAHUN 2015
Substansi Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
harapan, peluang dan tantangan bagi UKM dalam
menghadapi MEA tahun 2015 dan upaya-upaya apa yang
harus dilakukan dalam rangka memperkuat UKM.
12
Dari tinjauan (review) studi terdahulu tersebut, diperoleh hasil Perbedaan
skripsi yang ditulis dengan penelitian sebelumya:
1. Walaupun penelitian sebelumnya ada yang menekankan salah satu aspek,
dalam penelitian ini penulis akan menekankan pada aspek kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman serta bagaimana strategi bersaing yang
diterapkan PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah mengahadapi ASEAN
Economic Community 2015.
2. Dengan objek penelitian yang berbeda walaupun dengan metode yang sama,
maka akan menghasilkan hasil yang berbeda.
G. Sistematika Penulisan
Berikut sistematika penulisan skripsi ini, yaitu terbagi menjadi lima bab :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, kerangka teori
dan konseptual, tujuan dan manfaat penelitian, review studi
terdahulu, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
Bab ini menjelaskan tentang konsep strategi bersaing, teori
keunggulan bersaing, strategi pemasaran, analisis SWOT,
13
perkembangan asuransi syariah di Indonesia, serta tinjauan teoritis
ASEAN Economic Community (AEC).
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini menguraikan cara kerja dan prosedur pelaksanaan
penelitian. Menjelaskan mengenai subjek dan objek penelitian,
definisi operasional variable, jenis dan sumber data penelitian,
teknik pengumpulan data, kemudian metode analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan profil PT Asuransi
Ramayana, Tbk Unit Syariah kemudian menguraikan dan
menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
menggunakan analisis SWOT, dan akan didapat empat alternatif
strategi yang dapat digunakan untuk strategi bersaing PT Asuransi
Ramayana, Tbk Unit Syariah dalam menghadapi ASEAN Economic
Community (AEC) 2015.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari semua pembahasan, serta saran-saran
yang sekiranya dapat bermanfaat dan dapat dijadikan bahan
pertimbangan.
14
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Konsep Strategi Bersaing
Menurut Fred R. David, strategi merupakan sarana bersama dengan
tujuan jangka panjang yang hendak dicapai.11
Kemudian Porter menyatakan
bahwa strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan
bersaing.12
Strategi bersaing adalah mengembangkan rencana mengenai bagaimana
bisnis akan bersaing, apa yang seharusnya menjadi tujuannya dan kebijakan apa
yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.13
Definisi Competitive
Marketing Strategy atau strategi bersaing menurut Porter adalah kombinasi
antara akhir (tujuan) yang diperjuangkan oleh perusahaan dengan alat
(kebijaksanaan) dan perusahaan berusaha sampai kesana.14
Dalam penentuan strategi bersaing harus didasarkan pada analisis
lingkungan eksternal yaitu peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan
seperti keadaan pasar, situasi persaingan, perkembangan teknologi, keadaan
ekonomi, politik dan hukum, sosial budaya, serta demografi. Sedangkan
11Fred R. David, Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), Jilid 1 Edisi 12,
hlm.18. 12Michael E. Porter, Strategi Bersaing, Teknik menganalisis Industri dan Pesaing, (Jakarta:
Erlangga,2001), hlm.4. 13Michael E. Porter, op.cit. hlm.35. 14Michael E. Porter, op.cit. hlm.16.
15
lingkungan internal yaitu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan
terdiri dari produk, harga, distribusi, promosi dan pelayanan.
Tujuan strategi bersaing yaitu menemukan posisi dimana perusahaan
dapat melindungi diri sendiri terhadap tekanan (daya) persaingan atau dapat
mempengaruhi tekanan tersebut secara positif.
B. Keunggulan Bersaing
Tujuan pengembangan strategi yaitu agar perusahaan mampu bersaing
dalam setiap keadaan, terutama pada saat kondisi ekonomi dan politik yang
kurang menguntungkan, sehingga perusahaan dituntut harus mempunyai
keunggulan bersaing.
Keunggulan bersaing adalah kumpulan strategi untuk menentukan
keunggulan suatu perusahaan dari persaingan diantara perusahaan lain.15
Menurut Kotler, Keunggulan bersaing merupakan keunggulan atas pesaing yang
didapatkan dengan menyampaikan nilai pelanggan yang lebih besar melalui
harga yang lebih murah atau dengan menyediakan lebih banyak manfaat yang
sesuai dengan penetapan harga yang lebih tinggi.16
Keunggulan bersaing menurut Michael E Porter adalah jantung dari
kinerja perusahaan didalam pasar yang bersaing, yaitu tentang bagaimana sebuah
perusahaan benar-benar menerapkan strategi tersebut kedalam praktek, tiga
15David Hunger dan Thomas Wheelen, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: Andi, 2003), hlm.16. 16Philip Kotler, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis dan Perencanaan, Implementasi
dan Pengendalian, (Jakarta : Salemba Empat, 2001), edisi 1 jilid 2. hlm.80.
16
strategi umum untuk mencapai keunggulan bersaing: keunggulan biaya,
diferensiasi dan focus. Dikarenakan banyak kegagalan strategi perusahaan
berakar dari ketidakmampuan untuk menerjemahkan strategi bersaing yang luas
kedalam langkah tindakan yang spesifik yang diperlukan untuk memperoleh
keunggulan bersaing. Pada dasarnya keunggulan bersaing berkembang dari nilai
yang perusahaan membangun sebuah jembatan diantara perumusan strategi dan
pelaksanaan, dan bukan memperlakukan kedua subjek secara terpisah.17
Menurut Porter Ada tiga strategi untuk mencapai keunggulan bersaing,
yaitu18
:
a) Strategi keunggulan biaya (cost leadership)
Merupakan strategi yang digunakan perusahaan apabila ingin menjadi
pemimpin pasar berbasis biaya rendah dengan basis pelanggan yang luas.
b) Strategi diferensiasi (differentiation)
Adalah mendiferensiasi produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan,
yaitu menciptakan sesuatu yang baru yang dirasakan oleh keseluruhan
industri sebagai hal yang unik. Diferensiasi dapat dilakukan dalam
banyak bentuk, seperti diferensiasi dalam gengsi (prestige) dan brand
image, teknologi, inovasi, fitur, jasa pelayanan pelanggan, jaringan
dealer.
17Michael E Porter, Keunggulan Bersaing, Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1994), hlm. Xiii 18 Michael E. Porter, Strategi Bersaing, Teknik menganalisis Industri dan Pesaing, (Jakarta:
Erlangga,2001), hlm.32.
17
c) Strategi fokus (focus)
Perusahaan dengan strategi fokus melayani kebutuhan spesifik ceruk
pasar (market niche), memusatkan (focus) pada kelompok pembeli,
segmen lini produk atau pasar geografis tertentu. Perbedaan dengan
strategi sebelumnya terletak pada segmentasinya yang lebih kecil atau
sempit. Strategi ini didasarkan pada pemikiran bahwa perusahaan akan
mampu melayani target strateginya yang sempit secara lebih efektif dan
efisienketimbang pesaing yang bersaing lebih luas.
C. Strategi Pemasaran
Pemasaran bagi suatu perusahaan merupakan salah satu fungsi penting
dan sangat berpengaruh terhadap fungsi-fungsi lainnya yang ada di dalam
perusahaan. Dalam kegiatan pemasaran perlu diadakan terlebih dahulu
pengidentifikasian secara tepat apa yang diinginkan konsumen, sehingga
perusahaan tidak menghasilkan barang atau jasa yang salah. Maka perusahaan
perlu menentukan strategi pemasarannya secara tepat untuk menghadapi
persaingan yang ada.
Pemasaran (marketing) menurut Kotler adalah proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka dapat
18
dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai satu sama
lain.19
Strategi pemasaran adalah alat yang dipakai untuk mencapai tujuan-
tujuan pemasaran.20
Maka dibutuhkan penganalisaan penyusunan strategi
pemasaran terhadap faktor-faktor terkait dalam pelaksanaan fungsi-fungsi
perusahaan yang meliputi fungsi keuangan, pemasaran, produksi, serta
personalia.
D. Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi
Menurut Yusanto dan Widjajakusuma, analisis SWOT merupakan salah
satu instrumen internal dan eksternal perusahaan yang telah dikenal luas.
Analisis ini bertumpu pada basis data tahunan dengan pola 3-1-5. Maksudnya,
data yang ada diupayakan mencakup data tiga tahun sebelum dilakukan analisis
apa yang diinginkan pada tahun dilakukannya analisis serta kecenderungan
organisasi untuk lima tahun kedepan pasca analisis. Hal ini dimaksudkan agar
strategi yang akan diambil memiliki dasar dan fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan.21
Menurut Freddy, analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang
19Philip Kotler, op.cit. hlm.5. 20Adrian Payne, Pemasaran Jasa, (Yogyakarta: Andi, 2001), hlm.39. 21Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis
Perpektif Syariah, (Jakarta : Khairul Bayan, 2003), hlm.33
19
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis
selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijalan
perusahaan.22
Metode analisis SWOT paling sering digunakan dalam metode evaluasi
bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya
menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah.
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan internal.
Dengan analisis ini akan dihasilkan empat kemungkinan yakni kekuatan
(strengths), peluang (opportunities), kelemahan (weaknesses) dan ancaman
(threats).
1. Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang ada di dalam
perusahaan. Dari analisis lingkungan internal akan diketahui kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Faktor-faktor terkait
dengan lingkungan internal perusahaan meliputi:
a) Struktur Organisasi Perusahaan. Jika struktur organisasi jelas dan
baik, maka akan diketahui sampai dimana wewenang dan tanggung
jawab yang dimiliki seseorang, apakah sudah sesuai atau tidak.
22Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2014), hlm.19.
20
b) Keuangan Perusahaan. Sehat atau tidaknya sebuah perusahaan dapat
dilihat dari laporan keuangannya. Laporan yang disusun secara baik
dan akurat dapat menggambarkan keadaan yang nyata mengenai hasil
atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun
waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja
keuangan.
c) Sistem Manajemen dan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam
pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian
integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi.
d) Teknologi. Merupakan perkembangan suatu media / alat yang dapat
digunakan dengan lebih efisien guna memproses serta mengendalikan
suatu masalah.
e) Sarana Prasarana/Fasilitas. Fasilitas biasa dihubungkan dalam
pemenuhan suatu prasarana umum yang terdapat dalam suatu
perusahaan atau organisasi tertentu.
2. Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari berbagai variable (peluang
dan ancaman) yang berada di luar perusahaan atau organisasi dan berada
21
di luar pengendalian jangka pendek manajemen puncak. Faktor-faktor
terkait dengan lingkungan eksternal perusahaan meliputi23
:
a) Demografis. Mencakup besarnya polusi, struktur usia, distribusi,
geografis, komposisi etnis, dan distribusi pendapatan.
b) Ekonomi, Mencakup tingkat inflasi, tingkat bunga, defisit atau surplus
neraca perdagangan, defisit atau surplus anggaran, tingkat simpanan
pribadi, tingkat simpanan perusahaan dan produk domestic bruto.
c) Politik dan hukum, Mencakup hukum perpajakan, filosofi, hukum
pelatihan tenaga kerja, kebijakan dan filosifi pendidikan.
d) Sosial budaya. Mencakup wanita dalam angkatan kerja, variasi dalam
angkatan kerja, perilaku atas kualitas kerja, pertimbangan mengenai
lingkungan, pergeseran dalam prepensi mengenai karakteristik
produk dan jasa, gaya hidup.
e) Teknologi. Mencakup inovasi produk, inovasi proses, aplikasi
pengetahuan, fokus pada biaya penelitian pengembangan yang
didukung pemerintah maupun swasta, dan teknologi komunikasi
baru.
f) Ancaman Masuk Pendatang Baru. Masuknya pendatang baru dalam
industri asuransi syariah membuat tingkat persaingan dalam industri
ini semakin ketat.
23Rahmad Dwi Jatmiko, Manajemen Stratejik, (Malang : UMM Press, 2003), hlm.30
22
Dengan analisis lingkungan internal dan eksternal tersebut akan
dihasilkan empat kemungkinan yakni kekuatan (strengths), peluang
(opportunities), kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
1. Peluang (opportunities)
Suatu peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan utama adalah
salah satu dari peluang. Identifikasi dari segmen pasar yang sebelumnya
terlewatkan, perubahan-perubahan dan keadaan bersaing, peraturan-
peraturan dalam perubahan teknologi, serta hubungan pembeli dan
pemasok yang dapat diperbaiki dapat menunjukkan peluang bagi
perusahaan.
2. Ancaman (threats)
Suatu ancaman adalah situasi utama yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan suatu perusahaan. Ancaman adalah suatu rintangan-rintangan
utama bagi posisi perusahaan sekarang atau yang diinginkan dari
perusahaan. Masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lambat,
daya tawar pembeli dan pemasok utama yang meningkat, perubahan
teknologi dan peraturan yang direfisi atau peraturan baru dapat
merupakan ancaman bagi perusahaan.
23
3. Kekuatan (strenghts)
adalah sumberdaya, keterampilan dan keunggulan lain yang relatif
terhadap pesaing dan kekuatan dari pasar suatu perusahaan untuk
melayani.
4. Kelemahan (weaknesses)
Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya,
ketrampilan dan kemauan yang secara serius menghalangi kinerja suatu
perusahaan.
Maka dengan analisis lingkungan ini, akan didapat kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman untuk menciptakan strategi bersaing PT Asuransi
Ramayana,Tbk Unit Syariah dalam menghadapi ASEAN Economic Community
(AEC) 2015.
Kemudian alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis
perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) adalah matriks SWOT.
Matrik SWOT merupakan alat untuk pencocokan yang sangat penting bagi para
manajer, yakni mengembangkan 4 (empat) jenis strategi sebagai berikut24
:
24Husein Umar, Strategic Management in Action, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008),
ctk.ke-5, hlm.225
24
IFAS
EFAS
Strengths (S) Tentukan 5-
10 faktor-faktor yang
merupakan kekuatn
internal perusahaan.
Weakness (W) Tentukan
5-10 faktor-faktor yang
merupakan kelemahan
Opportunities
(0) Tentukan 5-
10 faktor-faktor
peluang
eksternal
Strategi SO
Menciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan perusahaan
untuk memanfaatkan
peluang.
Strategi WO
Menciptakan strategi
untuk mengatasi
kelemahan dengan
memanfaatkan peluanq
vanq ada.
Threats(T)
Tentukan 5-10
faktor-faktor
ancaman
eksternal
Strategi ST
Menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
yang ada.
Strategi WT
Menciptakan strategi
yang meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman
yang ada
Strategi SO (Kekuatan-Peluang): Memanfaatkan kekuatan internal
perusahaan asuransi syariah untuk menarik keuntungan dari peluang
eksternal..
Strategi WO (Kelemahan-Peluang): Memperbaiki kelemahan internal
dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.
Strategi ST (Kekuatan-Ancaman): Menggunakan kekuatan sebuah
perusahaan asuransi syariah untuk menghindari atau mengurangi dampak
ancaman eksternal.
Strategi WT (Kelemahan-Ancaman): Merupakan taktik untuk bertahan
dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman
eksternal.
25
E. Perkembangan Asuransi Syariah di Indonesia
Konsep asuransi sudah dikenal sejak zaman Sebelum Masehi dimana
manusia pada masa itu telah menyelamatkan jiwanya dari berbagai ancaman,
antara lain kekurangan bahan makanan yang terjadi pada zaman Mesir kuno
semasa Raja Fir’aun berkuasa seperti yang terekam dalam al Quran Surah Yusuf
ayat 42-49.25
Di Indonesia kegiatan asuransi merupakan kelanjutan asuransi yang
ditinggalkan oleh Pemerintah Hindia Belanda26
, dimulai sejak terjadinya migrasi
usaha ini dari Negeri Belanda yang dibawa oleh para intelektual Negara tersebut
ke Indonesia untuk menjamin kehidupan mereka, dalam bentuk maskapai-
maskapai seperti N.V. Levensverzekering Maatschappij van de Nederlanden
van 1845, N.V. Levensverzekering Maatschappij NILLMIJ van 1859, dan
Onderlinge Levensverzekering Genootschap de Olveh van 1879.27
Sedangkan perkembangan asuransi syariah di Indonesia baru ada pada
akhir tahun 1994 yaitu dengan berdirinya Asuransi Takaful Indonesia pada
tanggal 25 Agustus 1994 dengan diresmikannya PT. Asuransi Takaful Keluarga
yang melayani asuransi jiwa (life) melalui Surat Keputusan Menteri
Keuangan Nomor Kep-385/KMK.017/1994.28
Setahun kemudian yaitu pada
tahun 1995 beroperasilah Asuransi Takaful Umum yang melayani asuransi
25AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2004),
eds.ke-1, ctk.ke-1, hlm. 65. 26 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004),
eds.ke-6, ctk. Ke-8, hlm. 277. 27AM. Hasan Ali, op.cit., hlm. 74. 28Ibid., hlm.76.
26
umum (general).29
Hingga saat ini perkembangan asuransi syariah sudah
berkembang luas bahkan asuransi bukan syariah membuka layanan unit usaha
syariah.
Masa depan asuransi syariah di Indonesia masih terbuka lebar. Penduduk
Indonesia dimana mayoritas adalah muslim, kemudian pertumbuhan ekonomi
yang kuat dikombinasikan dengan naiknya tingkat tabungan dan berkembangnya
perekonomian kelas menengah merupakan pertanda baik untuk perkembangan
industri asuransi syariah.
Perkembangan perasuransian syariah di Indonesia menunjukkan
perkembangan yang cukup baik, hal ini dapat kita lihat dari pertumbuhan asetnya
yang semakin meningkat. Yakni diketahui tahun 2011 aset perasuransian syariah
di Indonesia senilai 9,15 Triliun Rupiah, meningkat menjadi 13,24 Triliun
Rupiah pada tahun 2012, kemudian pada triwulan III 2014 semakin meningkat
dengan nilai asset 20,77 Triliun Rupiah.30
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pertumbuhan asuransi
syariah pada tahun 2014 mencapai 45%, dari tahun sebelumnya 2013 yang hanya
di angka 25%. Pasalnya, berdasarkan data OJK di awal Maret 2013, perusahaan
asuransi bertambah dari 45 perusahaan dengan jumlah aset Rp 13,239 triliun.
Sementara akhir 2013 bertambah menjadi 49 perusahaan dengan aset mencapai
29Karnoto Mohamad, Peran dan Prospek Asuransi Takaful di Indonesia, dalam InfoBank, edisi
Khusus, Jakarta 2007, hlm.99. 30Moch. Muchlasin, “Arah Kebijakan Pengembangan Asuransi Syariah di Indonesia”, pada
Konsinyering Dewan Pengawas Syariah di Grand Alia, Jakarta 24 November 2014, Slide ke-10 Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).
27
Rp 16,661 triliun dengan pertumbuhan 25,85%. Sementara, asuransi jiwa yang
berjumlah 20 dengan aset Rp 10 triliun, dengan peningkatan Rp 12,79 triliun
atau tumbuh 27,72%. Untuk asuransi umum dan kerugian yang awalnya
berjumlah 22 dengan aset Rp 2,6 triliun bertambah empat menjadi 26 perusahaan
dengan aset akhir tahun 3,13 triliun atau meningkat 19%. Selain itu OJK
mengungkapkan, perusahaan reasuransi hanya berjumlah tiga dengan
pertumbuhan aset dari Rp 592 miliar menjadi Rp 738 miliar atau tumbuh 24,6%.
Secara khusus aset perusahaan asuransi jiwa meningkat 25,4% dari Rp 13,213
triliun menjadi Rp 16,564 triliun. Premi bruto dari Rp 8,8 triliun meningkat
24,9% dari Rp 7,1 triliun.31
Tabel 2.1. Jumlah Perusahaan Syariah dan Unit Syariah di Indonesia32
No Takaful/Retakaful 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Perusahaan Asuransi
Jiwa Syariah
2 2 2 3 3 3 3
2 Perusahaan Asuransi
Umum Syariah
1 1 1 2 2 2 2
3 Unit Asuransi Jiwa
Syariah
12 13 17 17 17 17 17
4 Unit Asuransi Umum
Syariah
19 19 19 20 18 20 24
5 Perusahaan
Reasuransi Syariah /
Unit Reasuransi
Syariah
3 3 3 3 3 3 3
Total 37 38 42 45 43 45 49
Sumber: Data AAJI, OJK.
31http://radarpena.com/read/2014/04/10/10743/18/1/Pertumbuhan-Asuransi-Syariah-Mencapai-
Puncaknya-#sthash.dBvrJ2ia.dpuf, diakses pada tanggal 26 Oktober 2014. 32Taufik Marjuniadi, Operational PT Asuransi Jaya Proteksi Takaful, pada Praktikum Jurusan
Asuransi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum bersama PT Asuransi Jaya Proteksi Takaful, 27 Oktober 2014,
Slide ke 7.
28
Gambar 2.1. Perkembangan Entitas Asuransi Syariah33
Sumber: eks Bapepam-LK & OJK
Dari gambar di atas, Selama 2000-Agust 2014, asuransi syariah
meningkat dari 3 pelaku (1 full Asuransi Jiwa, 1 full Asuransi Umum dan 1 UUS
Asuransi Umum) menjadi 48 pelaku (3 full Asuransi Jiwa, 17 UUS Asuransi
Jiwa, 2 full Asuransi Umum, 23 UUS Asuransi Umum, dan 3 UUS Reasuransi).
Perkembangan perusahaan perasuransian syariah dalam periode laporan
mengalami peningkatan. Pada triwulan I tahun 2014 terlihat peningkatan nilai
asset dan investasi masing-masing sebesar 4,47% menjadi Rp16,66 triliun dan
7,32% menjadi Rp14,30 triliun. Namun di sisi lain, nilai kewajiban, kontribusi
bruto dan klaim bruto mengalami peningkatan masing-masing 31,84% menjadi
Rp5,51 triliun; 34,80% menjadi Rp8,88 triliun dan 40,44% menjadi Rp2,52
triliun.34
33Moch. Muchlasin, op.cit. slide ke-11. 34Laporan Triwulanan Otoritas Jasa Keuangan Triwulan I-2014, hlm.30.
29
Tabel 2.2. Indikator Perusahaan Perasuransian Syariah
(dalam triliun rupiah)
No Jenis Indikator TW IV 2013¹ TW I 2014²
1 Total Aset
Asuransi Jiwa Syariah 12,15 12,79
Asuransi Umum Syariah
dan Reasuransi Syariah
3,80 3,87
Jumlah 15,95 16,66
2 Total Investasi
Asuransi Jiwa Syariah 10,66 11,54
Asuransi Kerugian dan
Reasuransi Syariah
2,67 2,76
Jumlah 13,33 14,30
3 Kontribusi Bruto
Asuransi Jiwa Syariah 5,24 7,16
Asuransi Umum dan
Reasuransi Syariah
1,35 1,72
Jumlah 6,59 8,88
4 Klaim Bruto
Asuransi Jiwa Syariah 1,18 1,67
Asuransi Umum dan
Reasuransi Syariah
0,61 0,85
Jumlah 1,99 2,52
5 Kewajiban
Asuransi Jiwa Syariah 2,11 3,51
Asuransi Kerugian &
Reasuransi Syariah
2,07 2,00
Jumlah 4,18 5,51 Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Keterangan:
1) Triwulan IV – 2013, per 30 September 2013
2) Triwulan I – 2014, per 31 Desember 2013
Dan pada laporan Financial Highligths IKNB (Institusi Keuangan Non-
Bank) Syariah data per September 2014 menunjukkan jumlah aset Perusahaan
Asuransi Syariah sebesar 20.687,25 Triliun Rupiah dengan aset Asuransi Jiwa
30
sebesar 16.566,85 Triliun Rupiah, aset Asuransi Umum sebesar 3.314,87 Triliun
Rupiah, dan aset Reasuransi 805,52 Triliun Rupiah.35
Kemudian berdasarkan data Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI)
pada akhir 2014 diperkirakan terjadi penurunan 40%. Kontribusi asuransi jiwa
syariah pada triwulan II 2014 sebesar Rp 3.810 miliar, asuransi umum dan
reasuransi syariah Rp 679.79 miliar. Dengan total asuransi dan reasuransi syariah
sebesar Rp 4,479.98 miliar. Dari sisi klaim pada asuransi jiwa syariah pada
triwulan 2014 sebesar Rp 1,020.57 miliar, lalu asuransi umum dan reasuransi
syariah sebesar Rp 389.09 miliar. Total asuransi dan reasuransi syariah mencapai
Rp 1,409.66 Diperkirakan 2015, pasar syariah internasional mencapai US$ 20-21
miliar.36
Tabel 2.3.
Sumber: AASI
35
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), “Perkembangan IKNB Syariah”, pada Konsinyering Dewan
Pengawas Syariah di Grand Alia, Jakarta 24 November 2014, Slide ke-3. 36http://www.varia.id/2014/11/30/asuransi-syariah-gamang-di-tengah-
persaingan/#ixzz3OBhg2qG0, diakses pada tanggal 05 Januari 2015.
31
F. ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015
1. Kesepakatan ASEAN Economic Community (AEC) 2015
Sebelum ASEAN didirikan, berbagai konflik pernah terjadi diantara
sesama negara-negara Asia Tenggara, menyadari hal tersebut perlu dibentuk
kerjasama untuk meredakan rasa saling curiga dan membangun rasa saling
percaya, serta mendorong kerjasama pembangunan kawasan.
Untuk merealisasikan hal tersebut, maka pada tanggal 8 Agustus 1967 di
Bangkok ditandatangani Deklarasi ASEAN atau dikenal dengan Deklarasi
Bangkok. Deklarasi tersebut menandai berdirinya perhimpunan Bangsa-Bangsa
Asia Tenggara (Association of South East Asian Nations/ASEAN).
Adapun prinsip utama dalam kerjasama ASEAN, seperti yang terdapat
dalam Treaty of Amity and Cooperation in SouthEast Asia (TAC) pada tahun
1976 yaitu saling menghormati, kedaulatan dan kebebasan domestic tanpa
adanya campur tangan dari luar, non interference, penyelesaian perbedaan atau
sengketa dengan cara damai, menghindari ancaman dari penggunaan
kekuatan/senjata, dan kerjasama efektif antara anggota.37
Pada tahun 1997 tepatnya dalam ASEAN Summit yang diadakan di Kuala
Lumpur, para kepala negara ASEAN menyepakati ASEAN Vision 2020 yaitu
mewujudkan kawasan yang stabil dan berdaya saing tinggi dengan pertumbuhan
ekonomi yang merata. Dari sinilah muncul ide pembentukan Komunitas ASEAN
yang memiliki tiga pilar utama, yaitu: (1) ASEAN Security Community, (2)
37Buku Menuju ASEAN ECOMONIC COMMUNITY 2015, op.cit. hlm.3.
32
ASEAN Economic Community, (3) ASEAN Socio-Cultural Community.
Komunitas ini pada awalnya akan diterapkan secara penuh pada tahun 2020,
namun untuk ASEAN Economic Community (AEC) dipercepat menjadi tahun
2015 sesuai dengan kesepakatan dari pemimpin negara-negara anggota ASEAN.
Hal ini pun juga disesuaikan dengan perkembangan globalisasi internasional
yang menuntut ASEAN untuk lebih kompetitif lagi.38
Dimana perwujudannya
diarahkan pada integrasi ekonomi kawasan yang implementasinya mengacu pada
ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint.39
AEC Blueprint merupakan pedoman bagi Negara-negara Anggota
ASEAN dalam mewujudkan AEC 2015. AEC Blueprint memuat empat pilar
utama yaitu : (1) ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal
yang didukung dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja
terdidik dan aliran modal yang lebih bebas; (2) ASEAN sebagai kawasan dengan
daya saing ekonomi tinggi, dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan
konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur,
perpajakan dan e-commerse; (3) ASEAN sebagai kawasan dengan
pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil
dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk Negara-negara CLMV
(Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam); (4) ASEAN sebagai kawasan yang
terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global dengan elemen
38Triansyah Djani D., ASEAN Selayang Pandang. (Jakarta: Dir. Jen. Kerjasama ASEAN
Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, 2007), hlm.32. 39 Buku Menuju ASEAN ECOMONIC COMMUNITY 2015, op.cit, hlm.v.
33
pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan, dan
meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global.40
Sebagai bagian dari salah satu pilar komunitas ini, AEC sendiri
merupakan pondasi yang diharapkan dapat memperkuat dan memaksimalkan
tujuan integrasi ekonomi di kawasan ASEAN dan membuka peluang bagi
negara-negara anggota, serta dapat meningkatkan kualitas kerjasama dalam hal
ekonomi di ASEAN kearah yang lebih signifikan.
2. Keterbukaan Sektor Jasa Perasuransian Indonesia di ASEAN
Berdasarkan Analisis keterbukaan sektor perasuransian yang dilakukan
oleh Sigit Setiawan (2012) yang disusun dengan menggunakan metode
Claessens dan Glaessner (1998) dalam kajian berjudul “Internationalization Of
Financial Services In Asia”, keterbukaan sektor jasa perasuransian Indonesia
memiliki komitmen sektor asuransi yang cukup terbuka dan berada dalam
peringkat kedua berdasarkan tingkat komitmen yang diberikan.
Tabel 2.4. Tingkat Keterbukaan Sektor Perasuransian
Negara-Negara Utama ASEAN Tahun 2012
No Negara Rank Thn
Sebelumnya
Rank
Thn.2012
Indeks
Keterbukaan
Sektor
Kategori
1 Singapura 1 1 4.4 Tinggi
2 Indonesia 3 2 3.2 Menengah
3 Filipina 2 3 3.1 Menengah
4 Thailand 4 4 2.8 Rendah
5 Malaysia 5 5 2.2 Rendah Sumber: Sigit Setiawan (2012)
40 Ibid., hlm.9
34
Dari hasil asesmen tersebut, negara yang memiliki nilai indeks
keterbukaan sektoral yang tinggi dapat dikatakan memiliki tingkat komitmen
sektoral yang tinggi, sedangkan negara dengan nilai indeks keterbukaan sektoral
rendah berarti memiliki tingkat komitmen sektoral yang rendah. Tingkat
komitmen sektoral yang tinggi mencerminkan sektor tersebut bersifat relatif
terbuka dari unsur-unsur pembatasan melalui regulasi, dan tingkat komitmen
sektoral yang rendah merefleksikan sektor tersebut cenderung bersifat
tertutup/terbatas/restriktif melalui pemberlakuan regulasi pembatasan.
Pemberian nilai indeks sektoral suatu negara ditetapkan berdasarkan tiga
kriteria regulasi pembatasan yaitu regulasi mengenai : 1) pendirian perusahaan
dan kepemilikan; 2) aktivitas usaha; dan 3) status domisili di suatu negara.
Indeks bernilai antara 1 hingga 5 dengan nilai indeks 5 untuk yang paling
terbuka dan nilai indeks 1 untuk yang paling tertutup. 41
Indonesia memiliki komitmen sektor asuransi yang cukup terbuka dan
berada dalam peringkat kedua berdasarkan tingkat komitmen yang diberikan.
Posisi Indonesia berada satu tingkat di bawah Singapura yang menduduki
peringkat pertama. Meskipun data merupakan data tahun 2012, namun cukup
untuk menggambarkan sektor keterbukaan industri perasuransian Indonesia yang
cukup terbuka. Hal ini menjadi gambaran peluang industri perasuransian
Indonesia diantara negara-negara anggota di ASEAN.
41Sigit Setiawan, Analisis Keterbukaan dan Daya Saing Sektor Perasuransian Indonesia di
ASEAN, Policy Paper No. 1/2012 Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral-BKF, hlm.7.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan asuransi kerugian syariah,
yaitu PT Asuransi Ramayana, Tbk Unit Syariah yang terletak di Komplek
Royal Palace Blok A / No.21-22, Jl. Prof Dr. Soepomo No. 178A, Tebet,
Jakarta Selatan 12870, Telp. (021) 83797683, Fax. (021) 83797685 –
Website. www.ramayanains.com. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
Maret sampai April 2015.
2. Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini yaitu faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman untuk menciptakan strategi bersaing khususnya strategi bersaing
pada pemasaran produk asuransi kerugian PT Asuransi Ramayana, Tbk Unit
Syariah dalam menghadapi persaingan pada ASEAN Economic Community
(AEC) 2015.
B. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang diteliti, yaitu
sebagai berikut :
36
a) Kekuatan
Merupakan kekuatan internal perusahaan yang memberikan suatu
keunggulan kompetitif dan kemampuan kepada perusahaan untuk dapat
mempertahankan posisinya dengan melakukan aktivitas pada tingkat yang
sama.
b) Kelemahan
Adalah sesuatu yang tidak dilakukan dengan baik oleh perusahaan atau
perusahaan tidak memiliki kapasitas untuk melakukannya, sementara para
pesaing memiliki kapasitas tersebut
c) Peluang
Adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
d) Ancaman
Adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam organisasi, dan
merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan.
e) Strategi Bersaing
Merupakan rencana mengenai bagaimana bisnis akan bersaing, apa yang
seharusnya menjadi tujuannya dan kebijakan apa yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut.42
42Michael E. Porter, Strategi Bersaing, Teknik menganalisis Industri dan Pesaing, (Jakarta:
Erlangga,2001), hlm.xv.
37
C. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif. Dimana data
kualitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau lisan dari
fenomena yang diteliti. Dan penelitian deskriptif, yakni Jenis penelitian yang
dirancang untuk mengumpulkan informasi, tentang keadaan-keadaan nyata
sekarang. Tujuan dari menggunakan jenis penelitian deskriptif adalah untuk
menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian
dilakukan.43
Kemudian data yang penulis gunakan dalam penelitian ini,
dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu sebagai berikut :
a. Data Primer
Data primer adalah data utama, yakni data yang diambil langsung dari
perusahaan (tidak melalui media perantara) berupa opini subjek (orang) secara
individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik),
kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Data ini diperoleh dari hasil
wawancara dengan narasumber.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang didapat dari buku-buku, koran, majalah, internet,
penelitian terdahulu, dan sumber-sumber tertulis lainnya yang mengandung
informasi tentang masalah yang dibahas.44
Sumber data diperoleh dan
43 Sevila Conseulo, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: UI Press, 1993), hlm. 71. 44 Suderwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2002), hlm. 51.
38
diproses secara langsung dari PT Asuransi Ramayana, Tbk Unit Syariah
seperti gambaran umum objek penelitian, struktur organisasi, visi dan misi
perusahaan, jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
yaitu:
a. Studi Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data yang menghasilkan
catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti,
sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan
perkiraan.45
b. Observasi merupakan suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan
untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis.46
Dalam penelitian ini,
peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas
individu-individu di lokasi penelitian yaitu PT Asuransi Ramayan,Tbk Unit
Syariah.
c. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi
dengan cara bertanya secara langsung kepada responden, yakni dengan
mengadakan tanya jawab sesuai dengan data-data yang diperlukan dalam
45Basrowi, Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) hlm. 158. 46Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba
Humanika, 2012) Cetakan ke-3, hlm.131.
39
memecahkan masalah yang akan dibahas.47
Dalam hal ini peneliti melakukan
wawancara pada bagian pemasaran dan kepala unit syariah PT Asuransi
Ramayan,Tbk.
E. Metode Analisis Data
Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, kemudian dilakukan
pengolahan data dari hasil wawancara. Metode analisis data yang digunakan
penulis yaitu:
1. Metode analisis deskriptif, yaitu metode untuk memberikan pemecahan
masalah dengan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikan,
menganalisis dan menginterprestasikan dengan tujuan memberikan gambaran
yang sistematis, faktual, aktual, akurat mengenai peluang dan tantangan yang
dihadapi asuransi syariah di Indonesia dalam menghadapi ASEAN Economic
Community 2015.48
2. Metode Kualitatif
Merupakan cara yang digunakan untuk meneliti pada obyek alamiah dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
3. Matriks SWOT
Menurut Pearce dan Robinson analisis SWOT merupakan cara sistematik
untuk menidentifikasi faktor-faktor dan strategi yang menggambarkan
47Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 1987),
hlm.192. 48Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, cet.IV. (Bandung: Alfabeta, 2008)
hlm. 39
40
kecocokan paling baik49. Dengan analisis lingkungan ini, maka akan
didapatkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk menciptakan
strategi bersaing PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah dalam menghadapi
ASEAN Economic Community (AEC) 2015.
Tabel 3.1. Matriks SWOT50
IFAS
EFAS
Strengths (S) Tentukan 5-10
faktor-faktor yang
merupakan kekuatan
internal perusahaan.
Weakness (W) Tentukan 5-10
faktor-faktor yang
merupakan kelemahan
Opportunities
(0) Tentukan 5-
10 faktor-faktor
peluang
eksternal
Strategi SO
Menciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan perusahaan
untuk memanfaatkan
peluang.
Strategi WO
Menciptakan strategi untuk
mengatasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang vanq
ada.
Threats(T)
Tentukan 5-10
faktor-faktor
ancaman
eksternal
Strategi ST
Menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
yang ada.
Strategi WT
Menciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
yang ada
Matriks SWOT merupakan alat untuk pencocokan yang sangat penting bagi
para manajer, yakni mengembangkan 4 (empat) jenis strategi51
:
49Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis
Perpektif Syaria, (Jakarta : Khairul Bayan, 2003), hlm.33 50 Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2014), hlm.83 51Husein Umar, Strategic Management in Action, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008),
ctk.ke-5, hlm.225
41
Strategi SO (Kekuatan-Peluang): Memanfaatkan kekuatan internal
perusahaan asuransi syariah untuk menarik keuntungan dari peluang
eksternal.
Strategi WO (Kelemahan-Peluang): Memperbaiki kelemahan internal
dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.
Strategi ST (Kekuatan-Ancaman): Menggunakan kekuatan sebuah
perusahaan asuransi syariah untuk menghindari atau mengurangi
dampak ancaman eksternal.
Strategi WT (Kelemahan-Ancaman): Merupakan taktif defnesif yang
diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal untuk menghindari
ancaman eksternal.
F. Pedoman Penulisan
Penulisan dan penyusunan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan HukumUniversitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012”.52
52PPJM, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
(Jakarta : UIN Syahid, 2012)
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perusahaan
1. Sejarah PT Asuransi Ramayana Tbk Unit Syariah53
PT. Asuransi Ramayana Tbk. didirikan tanggal 6 Agustus 1956 dengan
Akta Notaris Raden Meester Soewandi No. 14 dan disahkan dengan Penetapan
Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 15 September 1956 No.
J.A.5/67/16 dengan nama PT. Maskapai Asuransi Ramayana. Tujuan
didirikannya perseroan asuransi tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan
proteksi atas barang-barang impor dan ekspor NV. Agung yang saat itu dipimpin
oleh F.S. Harjadi dan R.G. Doeriat. Nama PT. Asuransi Ramayana mulai
digunakan setelah diadakan perubahan nama dengan Akta Notaris Muhani Salim,
SH No. 95 dan disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman No. C.2.5040-
HT01.04.TH 86 tanggal 19 Juli 1986.
Tahun 1990 Perseroan memperoleh Surat Ijin Emisi Saham dari Ketua
Bapepam No. SI-078/SHM/MK.01/1990 pada tanggal 30 Januari 1990 untuk
melaksanakan penawaran umum saham kepada masyarakat sebanyak 2 juta
lembar saham. Pada tahun yang sama, Perseroan mendapatkan persetujuan dari
Ketua Bapepam No. 1638/PM/1990 tanggal 19 September 1990, untuk
mencatatkan sahamnya secara parsial pada Bursa Efek Jakarta sebanyak 1 juta
53Company Profile PT. Asuransi Ramayana, Tbk.
43
lembar saham dengan nilai nominal masing-masing Rp 1.000,- per saham. Pada
tanggal 8 Desember 2000, Perseroan telah mencatatkan seluruh sahamnya di
Bursa Efek Jakarta dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bapepam
bahwa wajib bagi perseroan yang telah go public untuk mencatatkan seluruh
sahamnya di bursa. Perseroan telah melaksanakan konversi saham menjadi
catatan elektronik (scripless trading), dengan ditandatanganinya Perjanjian
tentang Pendaftaran Efek bersifat ekuitas di Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) No. SP-108/PE/KSEI/2001 pada tanggal 10 Desember 2001. Dengan
demikian terhitung sejak tanggal 20 Pebruari 2002 perdagangan saham Perseroan
yang terjadi di Bursa Efek akan diselesaikan dengan menggunakan layanan C-
BEST (The Central Depository and Bookentry Settlement System) atau dengan
cara pemindahbukuan dalam sistem KSEI.
Dan pada tanggal 18 Januari 2006 berdasarkan SK Menteri Keuangan
Republik Indonesia No. : KEP-012/KM.5/2006, Perseroan memperoleh izin
pembukaan Kantor Cabang Syariah mengingat mulai banyaknya permintaan
asuransi yang berbasis Syariah.
2. Visi dan Misi PT Asuransi Ramayana Tbk Unit Syariah54
Visi adalah deskripsi tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi
setelah organisasi tersebut mengimplementasikan strateginya dan mencapai
potensi sepenuhnya (Bryson,1955). Sedangkan misi adalah penjelasan ruang
54 Ibid
44
lingkup bisnis yang dijalankan oleh perusahaan dan tidak menggambarkan
peluang yang akan diraih di masa depan.55
Adapun Visi dan Misi dari Bank BRI Syariah adalah sebagai berikut:
Visi
”Menjadi perusahaan asuransi yang dipercaya di pasar domestik dan regional.”
Misi
Menjadi perusahaan penyedia jasa proteksi asuransi syariah bagi nasabah dan
mitra kerja:
Memberikan layanan yang optimal.
Menyediakan kesempatan pengembangan yang optimal bagi karyawan
potensial.
Memberikan hasil optimal bagi pemegang saham atau investor.
3. Struktur Organisasi PT. Asuransi Ramayana Tbk Unit Syariah56
Dewan Komisaris
Komisaris utama : Dr. Aloysius Winoto Doeriat
Komisaris Independen : Dr. J.B. Sumarlin
Komisaris Independen : Ir. Achsan Permas, M.B.A.
Komisaris : Ananto Harjokusumo, M.B.A., ACII., AAIK.,
ACIArb
55 David Sukardi Kodrat, Manajemen Strategi Membangun Keunggulan Bersaing Era Global di
Indonesia Berbasis Kewirausahaan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm.14. 56Company Profile PT. Asuransi Ramayana, Tbk.
45
Direksi
Direktur Utama : Syahril, S.E.
Direktur : Ihsanuddin T.M.,S.E
R. Yoyok Setio S.,Ak.,M.M.
C. Iman Samosir, S.T.,MK3.,AAAIK
A.M. Andi Primadi, S.E.
Dewan Pengawas Syariah
Ketua : A. Hafifi H. Mustain, Lc., M.A.
Anggota : Dr. Mukhamad Yasid, M.Si.
Unit Syariah
Kepala Unit Syariah : Tarmizi Siregar, S.E.
Bagian Keuangan : Fajar Arifin, S.E.
Bagian Underwriting : Putri Hefiyanti, S.H.
Bagian Pemasaran : Basuki Prahito Rahmat Gunadi, S.E.
4. Produk-Produk PT. Asuransi Ramayana Tbk Unit Syariah57
a. Fire Insurance
Adalah pertanggungan yang memberikan jaminan dan penutupan kerugian
dan kerusakan terhadap barang-barang yang dipertanggungkan dari akibat
kebakaran maupun hal-hal lainnya yang dijamin oleh polis, yang dapat
57 Product Knowledge PT. Asuransi Ramayana Tbk, Unit Syariah.
46
disamakan dengan kebakaran seperti petir, ledakan, kejatuhan pesawat
terbang serta asap.
b. Motor Vehicle and Heavy Equiptment Insurance
Merupakan pertanggungan yang memberikan perlindungan dan jaminan
kepada pemilik kendaraan bermotor/ alat berat disebabkan oleh kerugian
dan kerusakan fisik kendaraan bermotor/ alat berat yang dipertanggungkan
atau sebab-sebab lain yang ditegaskan dalam polis.
c. Property All Risk / Industrial All Risk Insurance
Merupakan pertanggungan yang menjamin kerugian karena kehilangan
atau rusaknya perabotan/ mesin-mesin industri yang berada di lokasi yang
diasuransikan sebagai akibat terjadinya risiko kebakaran, pencurian,
gempa bumi dan sebab lainnya sepanjang tidak dikecualikan oleh polis.
Polis ini juga dapat diperluas untuk menjamin kerugian lain, misalnya
sub0limit Machinery Breakdown, kerusuhan, Pemogokan dan huru-hara.
d. Earthquake Insurance
Adalah pertanggungan yang memberikan jaminan dan penutupan kerugian
dan kerusakan terhadap barang-barang yang dipertanggungkan dari akibat
gempa bumi, letusan gunung berapi, kebakaran dan ledakan yang
mengikutiterjadinya gempa bumi dan atau gunung berapi.
47
e. Election All Risk
Adalah pertanggungan yang memberikan perlindungan dan jaminan
kerugian terhadap suatu pekerjaan pemasangan (instalasi) mesin-mesin
termasuk pembuatan pondasi serta tanggung jawab hukum terhadap pihak
ketiga. Polis ini bersifat all risk yaitu menjamin semua kerusakan dan
kerugian yang bersifat tidak terduga atau yang tiba-tiba terjadi.
f. Construction All Risk
Merupakan pertanggungan untuk melindungi proyek yang sedang
dikerjakan dan memberikan jaminan keuangan kepada tertanggung, agar
usaha mereka tidak tertanggu walaupun terjadi kerusakan pada proyek
tersebut.
g. Electronic Equipment Insurance
Merupakan pertanggungan yang menjamin akibat kerusakan fisik pada
peralatan elektroni seperti computer, alat electric dan penyinaran di bidang
kedokteran, dan berbagai macam alat komunikasi.
h. Marine Cargo Insurance
Adalah pertanggungan yang menjamin perjalanan pengiriman barang.
Baik Nasional dan Internasional, menggunakan jalur darat, laut maupun
udara.
48
i. Marine Hull Insurance
Adalah pertanggungan yang memberikan perlindungan atas operasional
kapal laut yang meliputi: Rangka kapal (Hull), Machinery.
j. Builders Risk Insurance
Merupakan pertanggungan yang memberikan perlindungan atas resiko
pembuatan kapal laut di Galangan Kapal, meliputi: Rangka Kapal (Hull),
Machinery.
k. Personal Accident Insurance
Adalah pertanggungan yang memberikan jaminan atas risiko kematian,
cacat tetap, biaya perawatan, atau pengobatan yang secara langsung
diberikan oleh suatu kecelakaan.
l. Public Liability Insurance
Merupakan pertanggungan yang memberikan ganti rugi kepada peserta
karena tuntutan ganti rugi dari Pihak Ketiga yang merasa dirugikan (baik
berupa cidera badan ataupun harta benda), dimana secara hukum
Tertanggung bertanggung jawab atas timbulnya kerugian tersebut.
m. Cash in Save / Cash in Cashier Box Insurance
Adalah pertanggungan yang memberikan ganti rugi kepada peserta atas
kerugian yang diderita karena kehilangan uang selama berada di tempat
penyimpanan uang atau box kasir.
49
n. Cash in Transit Insurance
Adalah pertanggungan yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung
atas kerugian yang diderita karena kehilangan uang selama dalam
pengiriman
o. Machiner Breakdown Insurance
Adalah pertanggungan yang menjamin segala kerusakan yang akan timbul
pada saat mesin tersebut sedang dioperasikan. Yang tidak dapat
diasuransikan adalah suku cadang yang secara regular diganti (umur
pendek) serta barang-barang yang terbuat dari bahan gelas, keramik, kayu.
5. Institusi yang Bekerjasama58
a. Reasuransi:
Perusahaan reasuransi yang bekerjasama dengan PT. Asuransi Ramayana,
Tbk adalah: PT. Reasuransi International Indonesia, PT. Nasional
Reasuransi Indonesia, PT. Maskapai Reasuransi Indonesia, PT. Tugu
Jasatama Reasuransi Indonesia, Korean Reinsurance Company, Gerling
Global Reinsurance Company Ltd., MNRB Malaysia, Labuan RE
Malaysia, Swiss Re dan Best Re.
b. Broker Asuransi
Diantara perusahaan broker asuransi yang bekerjasama dengan PT.
Asuransi Ramayana, Tbk adalah: PT. Gelora Karya Jasatama, PT. Estika
58 Ibid.
50
Jasatama, PT. Caraka Mulia, PT. Bina Dana Sejahtera, PT. Bahtera
sejahtera Makmur, PT. Bina Sentra Purna, PT. Bimantara Graha, PT. Kali
Besar Raya Utama, PT. IBS-Insurance Broking Service, PT. Global Risk
Management, PT. Anugerah Medal Broker, PT. Madani Karsa Mandiri,
PT. Mitra Jasa Pratama, PT. Mitra Dana Atmharaksha, PT. Mitra
Harmoni, PT. Rama Mitra Jasa, PT. Adjastama Agung, PT. Multi Asih
Pratama, PT. Accette Broker Asuransi, PT. AON Lippo Insurance Brokers
dan PT. Insco Multipratama.
c. Badan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik Negara yang bekerjasama dengan PT. Asuransi
Ramayana, Tbk adalah: PT. Pupuk Sriwidjaya, PT. Pupuk Kujang, PT.
Pupuk Kaltim, PT. Pupuk Iskandar Muda, PT. Asean Aceh Fertilizer, PT.
Semen Gresik, PT. Semen Padang, PT. Semen Tonasa, PT. Semen
Baturaja, PT. Krakatau Steel, PT. Tambang Timah, PT. Aneka Tambang,
PT. PLN, PT. Indonesia Power, PT. Pembangkitan Jawa-Bali, PT. Pos
Indonesia, PT. Telkom, PT. Indosat, PT. Rekayasa Industri, PT.
Dirgantara Indonesia, PT. Kodja Bahari, PT. PAL Indonesia, PT. Kimia
Farma dan PT. Perkebunan Nusantara.
d. Perusahaan Swasta Nasional
Berikut Perusahaan Swasta Nasional yang bekerjasama dengan PT.
Asuransi Ramayana, Tbk adalah: PT. Riau Prima Energi, PT. Asia
51
Forestama Raya, PT. Riau Andalan Pulp & Paper, PT. Telkomsel, PT.
Komselindo, PT. Citra Sari Makmur, PT. Yatra Karya Prima, Astra Credit
Company, PT. Sritex, PT. APAC Inti Corpara, PT. Indobulid Co., PT.
Panasia Group, PT. Sumalindo, PT. Bukaka Tekhnik Utama, PT. Sun
Televisi Network dan PT. Media Nusantara Informasi.
e. Perbankan Nasional
Perusahaan Perbankan yang bekerjasama dengan PT. Asuransi Ramayana,
Tbk adalah: Bank Mandiri / Bank Syariah Mandiri, BRI / BRI Syariah,
BTN / BTN Syariah, BNI / BNI Syariah, Bukopin / Bukopin Syariah dan
Bank DKI / Bank DKI Syariah.
f. Hasil Kerjasama
Hasil dari kerjasama PT. Asuransi Ramayana, Tbk dengan mitra tersebut
diatas yakni feedback (umpan balik) yang diperoleh perusahaan yaitu
perusahaan memperoleh peserta, sehingga akan berdampak pada
bertambahnya pendapatan kontribusi perusahaan.59
B. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman PT Asuransi Ramayana Tbk,
Unit Syariah dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015.
1. Analisis Lingkungan Internal Perusahaan (IFAS)
Faktor-faktor terkait dengan analisis lingkungan internal perusahaan meliputi:
59 Basuki Prahito Rahmat Gunadi, S.E., Bagian Pemasaran PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit
Syariah, Hasil Wawancara pribadi, Jakarta 27 Maret 2015.
52
a) Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi yang diterapkan PT Asuransi Ramayana,Tbk
Unit Syariah merupakan hal penting bagi suatu perusahaan sebagai wadah
kerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam pelaksanannya akan
berhubungan dengan efektifitas pembagian tugas yang dijalakan,
karyawan dapat mengetahui wewenang dan tugas apa yang harus
dilakukan dan kepada siapa karyawan harus mempertanggung jawabkan
segala tugas dan pekerjaan yang dilaksanakannya. Struktur Organisasi PT
Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah sudah efektif karena setiap
karyawan memiliki satu pimpinan pada setiap bidang.
b) Keuangan Perusahaan
b.1. Tingkat Solvabilitas Dana Tabarru’
Kondisi kesehatan perusahaan sangat amatlah penting. Dalam hal
ini pemerintah telah menetapkan peraturan mengenai kesehatan keuangan
perusahaan asuransi dan reasuransi dengan prinsip syariah melalui
Peraturan Mentri Keuangan No.11/PMK.010/2011. Dimana pada Bab III
bagian kesatu mengenai tingkat solvabilitas Dana Tabarru’ pasal 3
berbunyi:
“Perusahaan harus menjaga Tingkat Solvabilitas Dana Tabarru’ paling
rendah 30% (tiga puluh per seratus) dari dana yang diperlukan untuk
mengantisipasi risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari
53
deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan/atau kewajiban.”60
Tingkat
solvabilitas dalam asuransi lebih dikenal sebagai Risk Based Capital
(RBC).
Tabel 4.1. Pencapaian Tingkat Solvabilitas Dana Tabarru’
PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah Tahun 2011-2014
Tahun Pencapaian Tingkat
Solvabilitas Dana Tabarru’
2011 762,82%
2012 391%
2013 219%
2014 146,13%
Pada tahun 2011 pencapaian tingkat solvabilitas dana tabarru’ PT
Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah adalah sebesar 762,82%, kemudian
tahun 2012 sebesar 391%, tahun 2013 sebesar 219%, dan di tahun 2014
sebesar 146,13%. Meskipun terjadi penurunan disetiap tahunnya namun
pencapaian tingkat solvabilitas dana tabarru’ PT Asuransi Ramayana,Tbk
Unit Syariah telah jauh melebihi batas rendah yang ditetapkan pemerintah
dalam PMK No.11/PMK.010/2011 yaitu sebesar 30%. Hal ini
menunjukkan posisi kesehatan keuangan PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit
Syariah sangat baik.
60Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.010/2011 tentang Kesehatan Keuangan Usaha
Asuransi dan Usaha Reasuransi, Bab III pasal 3.
54
b.2. Target Perusahaan
Tabel 4.2. Pencapaian Target PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit
Syariah Tahun 2010-201461
Pendapatan Kontribusi Klaim Biaya Laba Usaha
Target 1,886,532,548 802,158,478 2,203,060,048 467,624,448
Realisasi 2,358,165,685 341,344,033 2,214,130,702 584,530,560
% 125.00% 42.55% 100.50% 125.00%
Target 4,025,845,541 250,792,269 2,901,975,376 1,242,318,913
Realisasi 4,970,179,680 109,040,117 2,905,171,064 1,572,555,586
% 123.46% 43.48% 100.11% 126.58%
Target 5,757,200,448 198,809,924 5,483,101,561 11,169,454,723
Realisasi 6,617,471,779 99,404,962 5,488,590,151 13,621,286,247
% 114.94% 50.00% 100.10% 121.95%
Target 12,219,805,841 9,925,825,397 7,609,448,034 6,134,998,634
Realisasi 13,577,562,045 5,514,347,443 7,619,353,193 7,967,530,693
% 111.11% 55.56% 100.13% 129.87%
Target 12,647,741,972 9,041,240,245 2,724,568,276 1,123,822,124
Realisasi 14,537,634,450 4,498,129,475 2,727,568,601 1,422,559,651
% 114.94% 49.75% 100.11% 126.58%
2010
2011
2012
2013
2014
Dari tabel diatas, dapat dilihat bagaimana persentase yang dicapai
perusahaan dalam upaya pencapaian target. Pencapaian target pendapatan
kontribusi selalu terpenuhi, namun tingkat pencapaiannya sejak tahun
2010 hingga 2013 terus menunjukkan penurunan dan mengalami
peningkatan sebesar 3,83% pada tahun 2014 yakni dengan persentase
pencapaian target sebesar 114,94%.
Pada pencapaian target klaim, angka realisasi tiap tahunnya selalu
dibawah target. Ini menunjukkan bahwa underwriter perusahaan memiliki
61
Annual Report Tahun 2010-2014 PT Asuransi Ramayana,Tbk
55
kinerja yang cukup baik. Namun bila dilihat dari jumlah klaim tahun 2010
hingga 2013 mengalami peningkatan dan pada tahun 2014 barulah terjadi
penurunan sebesar 5,81% dari tahun sebelumnya dengan persentase
pencapaian klaim 49,75%.
Kemudian pada biaya, perusahaan tiap tahunnya mengeluarkan
biaya lebih besar sekitar 0,1% hingga 0,5% dari target yang ditetapkan.
Namun bila dilihat dari persentase penggunaan biaya tiap tahunnya terjadi
penurunan persentase, hal ini menunjukkan upaya perusahaan dalam
pengelolaan biaya yang lebih baik.
Dan pada laba usaha perusahaan, sejak tahun 2010 hingga 2014
perusahaan mengalami laba dan selalu dapat melebihi target. Namun bila
dilihat dari persentase tingkat pencapaiannya mengalami peningkatan dan
penurunan yang fluktuatif. Pencapaian laba usaha tertinggi yaitu pada
tahun 2013 sebesar 129,87%.
b.3. Market Share Of Sharia (MSS)
Berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Asuransi Syariah
Indonesia (AASI —- @aasi_id) terjadi penurunan kontribusi (premi
Syariah) Asuransi Umum Syariah di Indonesia pada tahun 2014.
Market share dibandingkan konvensional menjadi hanya 2,54%
(kontribusi bruto syariah Rp.1,4T dari Rp.55,1T konvensional). Tahun
56
2013 market share sebesar 3,64% (kontribusi bruto syariah Rp.1,7T
dari Rp.46,7T konvensional).62
Beberapa perusahaan asuransi umum syariah pun mencatatkan
pertumbuhan negatif. Seperti yang terjadi pada PT Asuransi
Ramayana,Tbk Unit Syariah terjadi penurunan perolehan kontribusi bruto
pada tahun 2014.
Tabel 4.3. Market Share Asuransi Umum Syariah 2013-201463
(dalam triliun rupiah)
Kenaikan /
2014 2013 Penurunan
Asuransi Umum Syariah
Kontribusi Bruto 1,4 1,7 (0,3) (18,5%)
Share Syariah 2,54% 3,64%
PT Asuransi Ramayana,Tbk
Kontribusi Bruto 0,012 0,013 (0,001) (7,7%)
Share syariah 0,86% 0,76%
Keterangan Tahun
%
Dari tabel diatas, menunjukkan kontribusi bruto PT Asuransi
Ramayana,Tbk Unit Syariah mengalami penurunan 7,7% dibanding tahun
sebelumnya. Namun penurunan yang dialami oleh PT Asuransi
Ramayana,Tbk Unit Syariah lebih kecil dibandingkan dengan penurunan
kontribusi bruto keseluruhan Asuransi Umum Syariah di Indonesia yakni
sebesar 18,5%. Market share PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah
pada tahun 2014 sebesar 0,86% naik 0,1% dari market share tahun 2013
sebesar 0,76% .
62http://erwin-noekman.com/2015/03/15/market-share-asuransi-umum-syariah-menurun-hold-buy-
or-sell/, diakses pada 29 Mei 2015. 63Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI —- @aasi_id) diakses pada 29 Mei 2015.
57
Di tahun 2015 yang penuh tantangan ini PT Asuransi
Ramayana,Tbk Unit Syariah terus berupaya memperbaiki penurunan yang
terjadi dengan membuka peluang dan mengoptimalkan bisnis yang ada.
c) Pemasaran64
1. Product
Produk yang dimiliki oleh PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah
berdasarkan segmen pasar terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :
Produk Asuransi Kerugian Syariah Perorangan (Asper)
Merupakan produk asuransi kerugian perorangan yang
diperuntukan bagi pasar perorangan / individu yang dikelola
dengan prinsip syariah.
Produk Asuransi Kerugian Syariah Kumpulan (Askum)
Merupakan produk asuransi kerugian perorangan yang
diperuntukan bagi pasar perorangan / individu yang dikelola
dengan prinsip syariah.
2. Price
Kontribusi yang ditetapkan oleh PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit
Syariah cukup bersaing. Pembayaran premi/kontribusi asuransi peserta
didasarkan atas premi resiko dan premi biaya. Premi resiko didasarkan
pada pengalaman terjadinya klaim beberapa tahun terakhir dan premi
64Basuki Prahito Rahmat Gunadi, S.E., Bagian Pemasaran PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit
Syariah, Hasil Wawancara pribadi, Jakarta 27 Maret 2015.
58
biaya dilihat atas dasar seberapa efektif atau boros tidaknya
perusahaan dalam mengelola beban dalam beberapa tahun terakhir.
3. Place
Kantor pusat PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah didukung oleh
gedung kantor yang strategis dan mudah dijangkau, memberi
kemudahan bagi peserta yang datang ke perusahaan.
4. Distribution
Penyaluran/distribusi dalam hal ini yaitu cara perusahaan dalam
memasarkan produknya. Dalam hal ini, PT Asuransi Ramayana,Tbk
menggunakan 3 (tiga) cara yaitu asuransi broker, bancassurance, dan
tenaga pemasar (marketting) perusahaan.
Gambar 4.1. Persentase Kontribusi Distribusi Pemasaran
PT. Asuransi Ramayana, Tbk Unit Syariah65
a. Broker Asuransi
Banyak nasabah atau peserta lebih suka mendapatkan saran dari
broker asuransi yang menurut mereka kapasitas dan kredibilitas
yang baik sebelum mereka memutuskan untuk ikut serta pada
65
Company Profile PT. Asuransi Ramayana, Tbk
76%
11% 13%
Broker Asuransi
Tenaga Pemasar
Bancassurance
59
suatu produk asuransi syariah daripada mereka bersusah payah
melakukan survey pasar. Bagi perusahaan asuransi syariah sendiri
mendapatkan produksi melalui broker asuransi merupakan cara
yang cukup efektif. Timbal balik yang diberikan perusahaan
asuransi syariah kepada perusahaan broker syariah dikarenakan
telah memberikan produksi kepada perusahaannya, perusahaan
asuransi syariah memberikan komisi kepada perusahaan broker
asuransi untuk setiap penutupan asuransi yang berhasil ditutup.
Pada PT Asuransi Ramayana, Tbk Unit Syariah pemasaran dengan
menggunakan Broker Asuransi adalah yang paling dominan
dengan tingkat kontribusi pemasaran sebesar 76%.
b. Bancassurance
Bancassurance merupakan bentuk pemasaran produk asuransi
syariah dengan bank sebagai sarana distribusi. Perusahaan
Perbankan yang bekerjasama dengan PT. Asuransi Ramayana, Tbk
adalah: Bank Mandiri / Bank Syariah Mandiri, BRI / BRI Syariah,
BTN / BTN Syariah, BNI / BNI Syariah, Bukopin / Bukopin
Syariah dan Bank DKI / Bank DKI Syariah. Kontribusi yang
dihasilkan pemasaran produk menggunakan Bancassurance yakni
sebesar 13%.
60
c. Tenaga Pemasar Perusahaan
Dalam kegiatannya tenaga pemasar perusahaan melakukan
pemasaran produk dengan cara door to door ( Direct Insurance )
Yaitu peserta mendapat informasi langsung mengenai perusahaan
asuransi syariah beserta produk-produk yang tersedia yang mereka
inginka melalui asuransi syariah. Perusahaan asuransi syariah
dapat melakukan kontrol secara penuh terhadap produk-produk
yang mereka pasarkan. Pemasaran produk dengan tenaga pemasar
perusahaan berada pada presentase terendah, yakni memiliki
tingkat kontribusi sebesar 11%.
5. Promotion
Pemasaran produk PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah
menggunakan promosi yang terarah dan tepat sasaran yaitu melalui
tenaga pemasar (door to door), dan media internet melalui fasilitas
website perusahaan.
d) Sistem Manajemen dan Sumber Daya Manusia (SDM)66
Untuk meningkatkan sistem manajemen dan Sumber Daya Manusia
(SDM), perusahaan mengadakan pelatihan untuk memberikan orientasi
kepada karyawan sehubungan dengan perusahaan dan jabatan. Sebagian
besar karyawan PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah umumnya
66Tarmizi Siregar, S.E., Kepala Unit Syariah PT Asuransi Ramayana,Tbk, Hasil Wawancara
pribadi, Jakarta 06 April 2015.
61
adalah karyawan berpendidikan S1, kemudian perusahaan juga
mengikutsertakan karyawannya untuk mengikuti ujian sertifikasi asuransi
kerugian seperti AAAIK.67
Gambar 4.2. Komposisi Karyawan PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit
Syariah Berdasarkan Pendidikan68
e) Teknologi
PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah menggunaan sistem
komputerisasi dan internet dalam kegiatan operasionalnya untuk
mempercepat pelayanan sehingga menghemat biaya dan waktu, dan
perusahaan dapat dengan cepat dan tanggap dalam proses penerbitan polis
dan penyelesaian klaim peserta. Pemanfaatan teknologi lainnya yaitu
67Basuki Prahito Rahmat Gunadi, S.E., Bagian Pemasaran PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit
Syariah, Hasil Wawancara pribadi, Jakarta 27 Maret 2015. 68 Company PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah
33,33%
14,03%
51,61%
0,90% 0,13%
62
perusahaan menyediakan layanan Customer Information System, yaitu
untuk memberikan kemudahan kepada peserta.69
f) Sarana Prasarana dan Fasilitas
Sarana prasarana dan fasilitas yang dimiliki PT Asuransi
Ramayana,Tbk Unit Syariah yaitu seperti adanya mobil gendong yang
digunakan untuk memberikan pelayanan kepada peserta asuransi
kendaraan bermotor yang mengalami mogok, kecelakaan atau hal lainnya
dimana dibutuhkan mobil gendong untuk menggerek kendaraan mereka
yang selanjutnya akan dibawa ke bengkel dll.70
2. Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan (EFAS)
Faktor-faktor terkait dengan lingkungan eksternal perusahaan meliputi:
a) Demografis
Menurut hasil sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) pada
tahun 2010, tercatat jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237.641.326
dan sebanyak 207.176.162 penduduk Indonesia memeluk Agama Islam.71
Dan bila dilihat dari populasi muslim di Negara-negara ASEAN, populasi
muslim di Indonesia unggul dibandingkan Negara-negara ASEAN
69
Tarmizi Siregar, S.E., Kepala Unit Syariah PT Asuransi Ramayana,Tbk., Hasil Wawancara
pribadi, Jakarta 06 April 2015. 70
Basuki Prahito Rahmat Gunadi, S.E., Bagian Pemasaran PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit
Syariah, Hasil Wawancara pribadi, Jakarta 27 Maret 2015. 71 Data kependuduk pada Badan Pusat Statistik, http://bps.go.id/, diakses pada 21 April 2015.
63
lainnya. Hal ini merupakan peluang yang besar bagi industri asuransi
syariah dalam persaingan AEC nanti.
Tabel 4.4. Populasi Muslim di ASEAN Tahun 2014 (dalam miliar)72
Country Total Population Muslim Percentage Muslim Population
Indonesia 248,5 88% 218,68
Malaysia 29,8 60,4% 18
Thailand 66,2 10% 6,62
Filipina 96,2 10% 9,62
Singapura 5,4 16% 0,86
Brunei Darussalam 0,4 67% 0,27
Vietnam 89,7 1% 0,90
Laos 6,7 1% 0,07
Myanmar 53,3 15% 8,00
Kamboja 14,4 7% 1,01
b) Ekonomi
OECD Developmet Centre memperkirakan Indonesia bakal menjadi
negara dengan pertumbuhan paling cepat di antara ekonomi ASEAN 6,
dengan tingkat rata-rata pertumbuhan sebesar 6% setiap tahun dalam
rentang waktu 2014-2018. OECD, lanjutnya, memperkirakan
pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil Malaysia dan Thailand
akan meningkat masing-masing sebesar 5,1% dan 4,9% per tahun. Dan
pertumbuhan ekonomi Brunei Darussalam pada 2014-2018 berada dalam
perkiraan 2,3%. Sedangkan ekonomi Singapura, kata Danvers
diperkirakan tumbuh sebesar 3,3%, sementara Kamboja, Laos, Myanmar
serta Vietnam diramalkan tumbuh cepat dalam jangka menengah. Deputy
Secretary-General OECD, William Danvers mengatakan Secara
72 http://www.muslimpopulation.com/, diakses pada 22 April 2015
64
keseluruhan, prospek ekonomi negara berkembang di wilayah ASEAN
tetap kuat dalam jangka menengah. Penopangnya dorongan permintaan
domestik.73
Tabel 4.5. PDB Per Kapita Negara-Negara ASEAN Tahun 201474
Country PDB Per Kapita (dalam USD)
Indonesia 1.810,31
Malaysiaa 6.990,25
Thailand 3.437,84
Filipina 1.581,01
Singapura 36.897,87
Brunei Darussalam 24.184,67
Vietnam 1.028,62
Laos 751,03
Myanmar 824,19
Kamboja 709,18
c) Politik dan Hukum
Hukum positif yang mengatur tentang asuransi syariah sangatlah
minim karena masih menginduk kepada peraturan yang mengatur
perasuransian bukan syariah, yang sebenarnya kurang mengakomodasi
asuransi syariah.
d) Sosial Budaya
Merupakan penilaian dan sikap masyarakat yang dapat mempengaruhi
strategi. Telah berkembang anggapan dalam masyarakat bahwa asuransi
merupakan gaya hidup kalangan ekonomi masyarakat menengah ke atas.
Padahal yang sebenarnya, asuransi merupakan kebutuhan. Dengan adanya
73http://bisnis.liputan6.com/read/765377/ekonomi-ri-bakal-tumbuh-paling-cepat-dibanding-5-
negara-asean, diakses pada tanggal 22 April 2015. 74 http://id.tradingeconomics.com/, diakses pada tanggal 22 April 2015.
65
AEC maka secara tidak langsung akan berdampak pada sosial budaya
masyarakat Indonesia. Diharapkan dapat merubah pola pikir masyarakat
Indonesia bahwa asuransi bukan sebuah gaya hidup melainkan kebutuhan.
e) Teknologi
Pesatnya pertumbuhan teknologi informasi pada saat ini sangat
memberikan manfaat bagi PT Asuransi Ramayana, Tbk Unit Syariah,
yaitu mempermudah dalam melakukan sosialisasi dan promosi melalui
media internet, media cetak, kemudian membantu dalam operasional
perusahaan, membantu koordinasi kerja antar divisi di kantor pusat
maupun di kantor cabang.
f) Ancaman Masuk Pendatang Baru
Persaingan baru yang kini akan dihadapi yaitu persaingan pada ASEAN
Economic Community 2015. Industri asuransi syariah di Indonesia dituntut
untuk dapat bersaing tidak hanya dengan pesaing dalam negeri namun
harus siap dengan pesaing dari Negara-negara ASEAN.
3. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman
Dari hasil analisis lingkungan internal dan eksternal PT Asuransi
Ramayana,Tbk Unit Syariah maka dihasilkan yakni kekuatan (strengths),
kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats).
66
a. Kekuatan (strengths)
1) Brand Image Baik. PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah memiliki
brand image yang cukup baik. Yaitu ditandai dengan hingga kini
perusahaan masih tetap bertahan seiring maraknya pertumbuhan
asuransi syariah di Indonesia, selain itu kepercayaan yang diberikan
masyarakat kepada perusahaan .
2) Pengelolaan klaim yang cukup baik.
3) Kondisi kesehatan perusahaan baik ditandai tingkat RBC perusahaan
yang sangat baik.
4) Laba usaha perusahaan yang terus meningkat.
5) SDM yang berpendidikan.
6) Inovasi Pelayanan dan Inovasi Produk. Peluncuran produk Asuransi
Kesehatan (AsKes) pada 2014 lalu dan Call Center 24 jam merupakan
inovasi yang dilakukan PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah
dalam meningkatkan pelayanan.
b. Kelemahan (weaknesses)
1) Program pelatihan dan pengembangan yang belum terstruktur. Dalam
pelaksanaannya PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah sudah
melakukan langkah pelatihan dan pengembangan terhadap SDM
67
perusahaan. Namun pelatihan dan pengembangan yang sudah ada
masih belum terstruktur secara tertulis dan terinci.
2) Media promosi yang masih kurang. Media promosi yang dilakukan
perusahaan saat ini hanya melalui tenaga pemasar (door to door) dan
media internet melalui website perusahaan.
3) Tidak menggunakan tenaga agen.
4) Kurangnya penyampaian informasi di website perusahaan. Dalam hal
ini, penyampaian informasi seperti laporan keuangan perusahaan,
mengenai produk asuransi syariah masih belum lengkap di website
perusahaan.
5) Perusahaan tidak memfokuskan pada asuransi mikro. Dalam
pelaksanaanya PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah melayani
asuransi untuk semua kalangan, namun tidak terlalu fokus atau
mengejar pada asuransi mikro. Hal ini dapat menjadi kelemahan
perusahaan dalam memasarkan produknya agar mencapai kesemua
kalangan masyarakat.
c. Peluang (opportunities)
1) Indonesia merupakan Populasi muslim tertinggi di ASEAN.
2) Fatwa DSN-MUI. Adanya fatwa DSN-MUI yang menjelaskan tidak
adanya unsur maisir, gharar, riba pada asuransi syariah secara tidak
68
langsung mempengaruhi pola pikir serta menjadi solusi bagi
masyarakat muslim yang merasa kekhawatiran pada asuransi bukan
syariah.
3) Meningkatnya bencana dan risiko kecelakaan.
4) Meningkatnya tingkat pembangunan dan konsumsi masyarakat
terhadap kendaraan bermotor.
5) Kemajuan teknologi informasi.
6) Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak. Dalam hal ini PT
Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah melakukan kerjasama dengan
perbankan baik swasta maupun milik pemerintah. Dan dengan adanya
ASEAN Economic Community 2015 tidak menutup kemungkinan
bahwa perusahaan akan bekerjasama dengan perusahaan atau bank di
Negara-negara ASEAN.
d. Ancaman (threats)
1. Munculnya pesaing asing. Masuknya pendatang baru dalam industri
asuransi syariah dapat memperburuk situasi persaingan yang kini
sudah sangat ketat. Persaingan baru yang kini akan dihadapi yaitu
persaingan pada ASEAN Economic Community 2015.
2. Kenaikan harga BBM
3. Nilai Rupiah yang melemah
69
4. Produk yang sama pada perusahaan asuransi lainnya.
5. Kurangnya kesadaran berasuransi dan pemahaman masyarakat
terhadap asuransi syariah.
C. Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi Bersaing PT Asuransi
Ramayana Tbk, Unit Syariah dalam Menghadapi ASEAN Economic
Community 2015.
Menurut Fred R.David salah satu alat yang dapat dipakai untuk
merumuskan strategi bersaing adalah dengan analisis SWOT.75
Dalam penelitian
ini faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman) disusun menggunakan matriks SWOT. Matrik SWOT merupakan alat
untuk pencocokan yang sangat penting bagi para manajer, 76
dalam hal ini para
manajer di PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah.
Berikut akan diuraikan analisis dengan matriks SWOT. Dan matriks
SWOT ini akan menghasilkan 4 (empat) set kemungkinan alternatif strategi yang
dapat digunakan PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah sebagai strategi
bersaing dalam menghadapi AEC 2015, yaitu:
75 Fred R.David, Manajemen Strategi, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), Buku 1 Edisi Kesepuluh,
hlm.228. 76Husein Umar, Strategic Management in Action, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008),
ctk.ke-5, hlm.225
70
Tabel 4.6. Hasil Analisis Matriks SWOT77
IFAS
EFAS
Kekuatan (S)
1. Brand Image Baik (Citra baik)
2. Pengelolaan Klaim yang
cukup baik
3. Kondisi kesehatan perusahaan
baik ditandai tingkat RBC
perusahaan yang sangat baik
4. Laba usaha perusahaan yang
terus meningkat
5. SDM yang berpendidikan
6. Inovasi Pelayanan dan Inovasi
Produk
Kelemahan (W)
1. Program pelatihan dan
pengembangan yang belum
terstruktur
2. Media promosi yang masih
kurang
3. Kurangnya Penyampaian
Informasi di Website
perusahaan
4. Tidak menggunakan tenaga
Agen
5. Perusahaan tidak fokus pada
asuransi mikro
Peluang (O)
1. Indonesia merupakan
Populasi muslim tertinggi di
ASEAN
2. Fatwa DSN-MUI
3. Meningkatnya bencana dan
risiko kecelakaan
4. Meningkatnya tingkat
pembangunan dan konsumsi
masyarakat terhadap
kendaraan bermotor
5. Kemajuan teknologi
informasi
6. Melakukan kerjasama
dengan berbagai pihak
Strategi SO
1) Menyediakan apa yang
dibutuhkan pasar dengan
melakukan inovasi produk
dan inovasi pelayanan
(O3,O4,S6)
2) Membangun kepercayaan
masyarakat dengan penerapan
sistem operasional sesuai
dengan prinsip syariah serta
pelayanan yang baik (O2,S1,
S5).
3) Melebarkan jaringan
kerjasama dengan perusahaan
asing (O6, S1,S4)
Strategi WO
1. Meningkatkan pengetahuan
dan keahlian SDM
mengenai prinsip syariah
pada asuransi (O1,O2,W2).
2. Menyediakan informasi
mengenai perusahaan secara
lengkap di website
perusahaan untuk menjawab
kebutuhan informasi
masyarakat (O5,W3)
3. Menjangkau masyarakat
dipelosok daerah melalui
para agen (O5,W4)
4. Meluncurkan inovasi
produk asuransi kerugian
untuk mikro(O3,O4,W5).
Ancaman (T)
1. Munculnya pesaing asing
2. Kenaikan harga BBM
3. Nilai Rupiah yang melemah
4. Produk yang sama pada
perusahaan asuransi lainnya
5. Masih rendahnya kesadaran
berasuransi dan pemahaman
masyarakat mengenai
asuransi syariah.
Strategi ST
1. Mengungguli pasar
persaingan dengan daya tarik
inovasi produk dan inovasi
pelayanan serta brand image
(Citra baik) perusahaan
(T1,S1,S3).
2. Mengadakan pendekatan ke
masyarakat mengenai
pentingnya berasuransi
melalui event-event menarik
atau seminar (T5,S2).
Strategi WT
1. Meningkatkan kemampuan
SDM untuk menghadapi
persaingan AEC 2015
(T1,W1).
2. Melakukan inovasi promosi
yaitu penggunaan media
iklan baik di media cetak
maupun elektronik
(T4,W2).
77Olah data peneliti
71
1) Strategi SO (Kekuatan-Peluang): Memanfaatkan kekuatan internal
perusahaan asuransi syariah untuk menarik keuntungan dari peluang
eksternal. Strategi SO yang dihasilkan adalah menyediakan apa yang
dibutuhkan pasar dengan melakukan inovasi produk dan inovasi pelayanan,
membangun kepercayaan masyarakat dengan penerapan sistem operasional
sesuai dengan prinsip syariah dan pelayanan yang baik, melebarkan jaringan
kerjasama dengan perusahaan asing.
2) Strategi WO (Kelemahan-Peluang): Memperbaiki kelemahan internal
dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Strategi WO yang
dihasilkan adalah meningkatkan pengetahuan dan keahlian SDM mengenai
prinsip syariah pada asuransi, menyediakan informasi mengenai perusahaan
secara lengkap di website perusahaan untuk menjawab kebutuhan informasi
masyarakat, menjangkau masyarakat dipelosok daerah melalui para agen,
meluncurkan inovasi produk asuransi kerugian untuk mikro.
3) Strategi ST (Kekuatan-Ancaman): Menggunakan kekuatan sebuah
perusahaan asuransi syariah untuk menghindari atau mengurangi dampak
ancaman eksternal. Strategi ST yang dihasilkan adalah mengungguli pasar
persaingan dengan daya tarik inovasi produk dan inovasi pelayanan serta
brand image (Citra baik) perusahaan, mengadakan pendekatan ke masyarakat
mengenai pentingnya berasuransi melalui event-event menarik atau seminar.
72
4) Strategi WT (Kelemahan-Ancaman): Merupakan taktik untuk bertahan
dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman
eksternal. Strategi WT yang dihasilkan adalah meningkatkan kemampuan
SDM untuk menghadapi persaingan AEC 2015, melakukan inovasi promosi
yaitu penggunaan media iklan baik di media cetak maupun elektronik.
D. Strategi Bersaing yang Digunakan PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit
Syariah dalam Menghadapi AEC 2015
Dalam menghadapi ASEAN Economic Community 2015, PT Asuransi
Ramayana, Tbk Unit syariah menggunakan strategi fokus untuk dapat bersaing.
Menurut Porter, perusahaan dengan strategi fokus melayani kebutuhan spesifik
ceruk pasar (market niche), memusatkan (focus) pada kelompok pembeli, segmen
lini produk atau pasar geografis tertentu. Strategi ini didasarkan pada pemikiran
bahwa perusahaan akan mampu melayani target strateginya yang sempit secara
lebih efektif dan efisien ketimbang pesaing yang bersaing lebih luas.78
PT Asuransi Ramayana, Tbk Unit syariah memilih untuk lebih fokus
terhadap segmentasi pasar di sektor korporat serta memfokuskan pada sumber
daya manusia, PT Asuransi Ramayana, Tbk Unit syariah terus mengembangkan
pasar yang masih terbuka di industri asuransi umum.79
78
Michael E. Porter, Strategi Bersaing, Teknik menganalisis Industri dan Pesaing, (Jakarta:
Erlangga,2001), hlm.32. 79
Tarmizi Siregar, S.E., Kepala Unit Syariah PT Asuransi Ramayana,Tbk., Hasil Wawancara
pribadi, Jakarta 06 April 2015.
73
E. Hambatan Serta Solusi Alternatif yang Digunakan PT Asuransi
Ramayana,Tbk Unit Syariah dalam Pemasaran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, hambatan atau kendala yang
dihadapi PT Asuransi Ramayana, Tbk Unit syariah dalam memasarkan produk
yaitu80
:
1. Kesadaran berasuransi serta pemahaman masyarakat mengenai asuransi
khususnya asuransi syariah masih rendah.
2. Jumlah tenaga pemasar di unit syariah sedikit menyebabkan jumlah
produksi yang masuk ke perusahaan masih minim.
3. Fasilitas yang diberikan kepada tenaga pemasar dinilai sangat kurang.
4. Pemanfaatan teknologi informasi yang masih kurang.
Dan solusi alternatif yang digunakan PT. Asuransi Ramayana, Tbk Unit
Syariah dalam mengatasi hambatan atau kendala yang ada yaitu :
1. Melakukan inovasi promosi yakni seperti menggunakan iklan baik melalui
media elektronik maupun media cetak.
2. Menambah tenaga pemasar di unit syariah.
3. Memaksimalkan teknologi yang ada dalam memasarkan produk seperti
web perusahaan.
80
Basuki Prahito Rahmat Gunadi, S.E., Bagian Pemasaran PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit
Syariah, Hasil Wawancara pribadi, Jakarta 27 Maret 2015.
74
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kekuatan (strengths) PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah yaitu
brand image baik, pengelolaan klaim dan RBC perusahaan yang baik,
laba usaha terus meningkat, SDM berpendidikan. Kelemahan
(weaknesses) yaitu Program pelatihan dan pengembangan belum
terstruktur, media promosi kurang. Peluang (opportunities) yaitu
Indonesia merupakan Populasi muslim tertinggi di ASEAN, Kemajuan
teknologi informasi. Ancaman (threats) yaitu munculnya pesaing asing,
produk yang sama pada perusahaan asuransi lainnya, kurangnya kesadaran
berasuransi dan pemahaman masyarakat terhadap asuransi syariah.
2. Dalam menghadapi ASEAN Economic Community 2015, PT Asuransi
Ramayana, Tbk Unit syariah menggunakan strategi fokus untuk dapat
bersaing.
3. Pencapaian tingkat solvabilitas dana tabarru’ PT Asuransi Ramayana,Tbk
Unit Syariah selalu diatas batas minimum yang ditetapkan pemerintah,
menunjukkan perusahaan mampu membayar klaim yang terjadi.
75
4. Pendapatan kontribusi terus meningkat namun persentase peningkatannya
semakin menurun.
5. Underwriting PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah cukup baik,
ditandai dengan angka realisasi klaim tiap tahunnya selalu dibawah target.
6. PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah dalam lima tahun terakhir dapat
mencapai target laba usaha dengan persentase pencapaian yang fluktuatif.
B. SARAN
1. PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah agar lebih mengembangkan
promosinya seperti menggunakan iklan baik di media cetak maupun
media elektronik, karena iklan cukup efektif untuk mempromosikan suatu
produk ke masyarakat.
2. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, baik kerjasama dengan
perusahaan dalam negeri maupun perusahaan asing di Indonesia. Hal ini
dilakukan agar dapat memperluas relasi dan pemasaran.
3. Menambah kantor-kantor pemasaran ke pelosok-pelosok Indonesia agar
semua masyarakat dapat tersosialisasikan akan produk-produk yang
diluncurkan oleh perusahaan.
4. Meningkatkan jumlah dan mutu tenaga pemasar untuk memacu
produktivitas pemasaran.
76
5. Pola pemasaran dengan agency system perlu dibangun ditempat-tempat
yang strategis agar operasional pemasaran dapat mencapai hasil secara
efektif dan efisien.
6. Kesuksesan perusahaan tidak terlepas dari Allah SWT, maka karena hal
tersebut, sebaiknya investasi dan pengelolaan perusahaan dilaksanakan
sesuai prinsip syariah.
77
DAFTAR PUSTAKA
Ali, AM. Hasan. 2004. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam. Jakarta: Prenada
Media. edisi Pertama, ctk.1.
Annual Report Tahunan PT Asuransi Ramayana,Tbk Tahun 2010-2014
Basrowi, Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta.
Basuki Prahito Rahmat Gunadi, S.E., Bagian Pemasaran PT Asuransi Ramayana,Tbk
Unit Syariah, Wawancara pribadi, Jakarta 27 Maret 2015.
Buku Menuju ASEAN ECOMONIC COMMUNITY 2015, Jakarta : Departemen
Perdagangan Republik Indonesia.
Conseulo, Sevila. 1993. Pengantar Metode Penelitian, Jakarta : UI Press.
Danim, Suderwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung : CV Pustaka Setia.
David, Fred R. 2006. Manajemen Strategi. Buku 1. Edisi Kesepuluh. Jakarta:
Salemba Empat.
Djani D, Triansyah. 2007. ASEAN Selayang Pandang. Jakarta: Dir. Jen. Kerjasama
ASEAN Departemen Luar Negeri Republik Indonesia.
Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.
Cetakan ke-3. Jakarta: Salemba Humanika.
Hunger, David dan Thomas Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi.
Garna, Yudhistira. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Judistira
Foundation.
Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Edisi ke 6. Cetakan ke 8.
Marjuniadi, Taufik. Operational PT Asuransi Jaya Proteksi Takaful. Pada Praktikum
Jurusan Asuransi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum bersama PT Asuransi
Jaya Proteksi Takaful, 27 Oktober 2014.
Mohamad, Karnoto. 2007. Peran dan Prospek Asuransi Takaful di Indonesia.
dalam InfoBank, edisi Khusus.
78
Muchlasin, Moch. “Arah Kebijakan Pengembangan Asuransi Syariah di Indonesia”.
Pada Konsinyering Dewan Pengawas Syariah di Grand Alia. Jakarta, 24
November 2014.
Jatmiko, Rahmad Dwi. 2003. Manajemen Stratejik. Malang : UMM Press.
Kodrat, David Sukardi. 2009. Manajemen Strategi Membangun Keunggulan
Bersaing Era Global di Indonesia Berbasis Kewirausahaan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Kotler, Philip. 2001. terjemahan Susanto. Manajemen Pemasaran di Indonesia,
Analisis dan Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Edisi 1, Jilid 2.
Jakarta : Salemba Empat.
Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi 13, jilid 1. Jakarta : Indeks.
Laporan Triwulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Triwulan I-2014.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Perkembangan IKNB Syariah”. Pada Konsinyering
Dewan Pengawas Syariah di Grand Alia. Jakarta, 24 November 2014.
Payne, Adrian. 2001. Pemasaran Jasa, Yogyakarta: Andi.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.010/2011 tentang Kesehatan Keuangan
Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi
“Perkembangan Ekonomi di Indonesia” dalam Ceramah Ilmiah ikatan Ahli Ekonomi
Islam/ IAEI, milad ke-8 IAEI, 13 April 2012
“Perkembangan Fatwa dan Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Ekonomi
dan Keuangan Syariah: Pengalaman Indonesia dan Malaysia” Materi
Studium Generale Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 09 September 2014.
Porter, Michael E. 1994. Keunggulan Bersaing, Menciptakan dan Mempertahankan
Kinerja Unggul. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Porter, Michael E. 2001. Strategi Bersaing, Teknik menganalisis Industri dan Pesain,
Jakarta : Erlangga.
PPJM. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah. Jakarta : UIN Syahid.
79
Rahardjo, Irvan. 2001. Bisnis Asuransi Menyongsong Era Global. Jakarta: Yasdaya
Rangkuti, Freddy. 2014. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Cetakan.18. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Setiawan, Sigit. Analisis Keterbukaan dan Daya Saing Sektor Perasuransian
Indonesia di ASEAN, Policy Paper No. 1/2012 Pusat Kebijakan Regional dan
Bilateral-BKF.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1987. Metode Penelitian Survai, Jakarta :
LP3ES.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke IV.
Bandung: Alfabeta.
Tim Penyususn. Menuju ASEAN ECOMONIC COMMUNITY 2015. Jakarta:
Departemen Perdagangan RI.
Umar, Husein. 2008. Strategic Management in Action. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. ctk. Kelima.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2006. Metodologi Sosial. Jakarta: Bumi
Aksara.
Yusanto, Muhammad Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma. 2003.
Manajemen Strategis Perpektif Syariah. Jakarta : Khairul Bayan.
INTERNET
Data kependuduk pada Badan Pusat Statistik
http://bps.go.id/, diakses pada tanggal 21 April 2015.
Market Penetrasi Kontribusi dan Aset Syariah Terhadap PDB
http://www.varia.id/2014/11/30/asuransi-syariah-gamang-di-tengah-
persaingan/#ixzz3OBhg2qG0, diakses pada tanggal 05 Januari 2015.
Market Share Asuransi Umum Syariah
http://erwin-noekman.com/2015/03/15/market-share-asuransi-umum-syariah-
menurun-hold-buy-or-sell/, diakses pada tanggal 29 Mei 2015.
80
PDB Per Kapita Negara-Negara ASEAN Tahun 2014
http://id.tradingeconomics.com/, diakses pada tanggal 22 April 2015.
Peluang Asuransi Syariah Indonesia Masih Besar
Republika.co.id 02 Mei 2013, diakses dari http://www.aasi.or.id/news/38,
pada 29 Oktober 2014.
Pertumbuhan Asuransi Syariah
http://radarpena.com/read/2014/04/10/10743/18/1/Pertumbuhan-Asuransi-
Syariah-Mencapai-Puncaknya-#sthash.dBvrJ2ia.dpuf, diakses pada tanggal 26
Oktober 2014.
Pertumbuhan Ekonomi di ASEAN
http://bisnis.liputan6.com/read/765377/ekonomi-ri-bakal-tumbuh-paling-
cepat-dibanding-5-negara-asean, diakses pada tanggal 22 April 2015.
Populasi Muslim di ASEAN
http://www.muslimpopulation.com/, diakses pada tanggal 22 April 2015
DPS
PERTANYAAN WAWANCARA ANALISIS SWOT
UNTUK ANALISIS STRATEGI BERSAING PT ASURANSI
RAMAYANA,Tbk UNIT SYARIAH DALAM MENGHADAPI
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015
Identitas Narasumber
Nama : Tarmizi Siregar, S.E.
Jabatan : Kepala Unit Syariah
Waktu : Tanggal 06 April 2015, jam 09.00-10.45
Tempat : PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah
1. Apa yang dipersiapkan PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah dalam
menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015?
2. Adakah program pelatihan dan pengembangan yang dilakukan perusahaan untuk
meningkatkan kualitas SDM dalam menghadapi AEC 2015? Jika ada program
pelatihan dan pengembangan seperti apa yang dilakukan?
3. Apa yang menjadi peluang PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah dalam
mengahadapi AEC 2015?
4. Adakah ancaman bagi PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah dengan adanya
AEC 2015?
5. Apa yang menjadi kekuatan perusahaan, sehingga perusahaan yakin dapat
bersaing pada AEC 2015?
6. Hambatan apa yang dihadapi PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah dalam
mengahadapi AEC 2015? Dan bagaimana mengatasi hambatan tersebut?
7. Strategi apa yang dilakukan PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah dalam
menghadapi AEC 2015?
8. Kebijakan apa yang dilakukan PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah dalam
menghadapi AEC 2015?
PERTANYAAN WAWANCARA ANALISIS SWOT
UNTUK ANALISIS STRATEGI BERSAING PT ASURANSI
RAMAYANA,Tbk UNIT SYARIAH DALAM MENGHADAPI
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015
Identitas Narasumber
Nama : Basuki Prahito Rahmat Gunadi, S.E.
Jabatan : Bagian Pemasaran Unit Syariah
Waktu : Tanggal 27 Maret 2015, jam 13.30-14.50
Tempat : PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah
1. Bagaimana pendapat Bapak mengenai ASEAN Economic Community 2015 bagi
pemasaran prodak asuransi kerugian syariah di PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit
Syariah?
2. Segmentasi pasar apa yang dituju oleh PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah
dalam mengahadapi AEC 2015?
3. Pasar sasaran (target market) yang dituju PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit
Syariah dalam menghadapi AEC 2015?
4. Bagaimana cara PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah mencapai pasar
sasaran (target market) tersebut?
5. Bagaimana PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah melakukan potitioning
dalam menghadapi AEC 2015?
6. Adakah inovasi yang dilakukan PT Asuransi Ramayana,Tbk Unit Syariah dalam
menghadapi AEC 2015, jika ada inovasi apa yang dilakukan?
7. Apakah ada cara promosi khusus yang dilakukan PT Asuransi Ramayana,Tbk
Unit Syariah dalam menghadapi AEC 2015?
8. Apa ada perbedaan dalam pendistribusian produk (cara memasarkan produk)
dalam menghadapi AEC 2015?
9. Pelatihan dan pengembangan apa saja yang dilakukan PT Asuransi
Ramayana,Tbk Unit Syariah untuk memperbaiki kualitas SDM dalam
menghadapi AEC 2015?
10. Bagaimana kerjasama antara perusahaan dengan mitra perusahaan dan
bagaimana hasilnya?
11. Apa yang menjadi kekuatan perusahaan dalam menghadapi AEC 2015?
12. Menurut Bapak adakah ancaman bagi perusahaan dengan adanya AEC 2015?
13. Hambatan pemasaran yang dihadapi serta solusi yang digunakan untuk
mengatasi hambatan tersebut?
14. Strategi pemasaran apa yang diterapkan perusahaan dalam menghadapi AEC
2015?