Analisis Ske d

2
1c. Dampak stres berkepanjangan ? Jawab : Secara fisiologis, tubuh dapat menunjukkan 3 tahap (fase) ketika menghadapi stress yaitu alarm stage, resistance stage, dan exhaustion stage. Pada alarm stage, terjadi peningkatan sekresi glandula adrenalis, mempersiapkan tubuh melaksanakan respon fight or fight. Seluruh efek tersebut menyebabkan orang tersebut dapat melaksanakan aktivitas fisik yang jauh lebih besar daripada bila tidak ada efek di atas. Pada resistance stage, terjadi setelah alarm stage. Selama fase ini tubuh memperbaiki dirinya sendiri akibat sekresi adrenokortikal yang menurun. Pada exhaustion stage sudah mempengaruh sistem organ, atau salah satu organ menjadi tidak berfungsi yang menyebabkan terjadinya stress yang kronis. Stress kronis ini dapat mengganggu fungsi otak, saraf otonom, sistem endokrin, dan sistem imun yang kita sebut sebagai penyakit psikosomatis. (Guyton) 13. Cara menegakkan diagnosis ? Jawab : Gangguan Somatisasi A. Adanya riwayat keluhan-keluhan fisik yang dimulai sebelum usia 30 tahun yang berlangsung dalam periode beberapa tahun dan mencari-cari penyembuhannya atau terjadi hambatan bermakna dalam fungsi-fungsi sosial, pekerjaan, atau area penting lainnya. B. Setiap kriteria berikut selama ini harus terpenuhi dimana gejala-gejala individu terjadi pada suatu waktu dalam perjalanan gangguan: 1. 4 gejala nyeri: riwayat nyeri pada minimal 4 tempat atau fungsional (misalnya kepala, perut, punggung, sendi, ekstremitas, dada, rektum, sewaktu coitus atau miksi). 2. 2 gejala-gejala gastrointestinal: riwayat sedikitnya 2 gejala gastrointestinal selain nyeri (misalnya nausea,

description

a

Transcript of Analisis Ske d

Page 1: Analisis Ske d

1c. Dampak stres berkepanjangan ?

Jawab :

Secara fisiologis, tubuh dapat menunjukkan 3 tahap (fase) ketika menghadapi stress yaitu alarm stage, resistance stage, dan exhaustion stage. Pada alarm stage, terjadi peningkatan sekresi glandula adrenalis, mempersiapkan tubuh melaksanakan respon fight or fight. Seluruh efek tersebut menyebabkan orang tersebut dapat melaksanakan aktivitas fisik yang jauh lebih besar daripada bila tidak ada efek di atas. Pada resistance stage, terjadi setelah alarm stage. Selama fase ini tubuh memperbaiki dirinya sendiri akibat sekresi adrenokortikal yang menurun. Pada exhaustion stage sudah mempengaruh sistem organ, atau salah satu organ menjadi tidak berfungsi yang menyebabkan terjadinya stress yang kronis. Stress kronis ini dapat mengganggu fungsi otak, saraf otonom, sistem endokrin, dan sistem imun yang kita sebut sebagai penyakit psikosomatis. (Guyton)

13. Cara menegakkan diagnosis ?

Jawab :

Gangguan Somatisasi

A.        Adanya riwayat keluhan-keluhan fisik yang dimulai sebelum usia 30 tahun yang berlangsung dalam periode beberapa tahun dan mencari-cari penyembuhannya atau terjadi hambatan bermakna dalam fungsi-fungsi sosial, pekerjaan, atau area penting lainnya.

B.        Setiap kriteria berikut selama ini harus terpenuhi dimana gejala-gejala individu terjadi pada suatu waktu dalam perjalanan gangguan:

1. 4 gejala nyeri: riwayat nyeri pada minimal 4 tempat atau fungsional (misalnya kepala, perut, punggung, sendi, ekstremitas, dada, rektum, sewaktu coitus atau miksi).

2.  2 gejala-gejala gastrointestinal: riwayat sedikitnya 2 gejala gastrointestinal selain nyeri (misalnya nausea, meteorismus, vomitus diluar kehamilan, diare, intoleransi beberapa jenis makanan).

3.  1 gejala sexual: riwayat sedikitnya ada 1 gejala sexual atau reproduksi selain nyeri (misalnya indiferen sexual, disfungsi ereksi atau ejakulasi, haid irregular, hipermenorrhea, vomitus sepanjang masa kehamilan).

4.   1 gejala pseudoneurologis: riwayat sedikitnya 1 gejala atau deficit yang mengarah pada suatu kondisi neurologis yang tidak hanya nyeri (gejala-gejala konversi seperti gangguan koordinasi atau keseimbangan, paralisa atau kelemahan lokal, sukar menelan atau terasa adanya massa di tenggorok, aphonia, retensi urinae,  halusinasi, kehilangan sensasi nyeri dan raba, visus ganda, kebutaan, tuli, kejang; gejala-gejala disosiatif seperti amnesia; kehilangan kesadaran selain pingsan).

C.       Adanya 1 atau 2:

1.  Setelah penelitian yang sesuai; gejala-gejala pada kriteria B tidak dapat dijelaskan berdasarkan kondisi medis umum yang dikenal atau efek langsung dari zat (penyalahgunaan obat atau medikasi)

Page 2: Analisis Ske d

2.  Ketika ada kaitan dengan suatu kondisi medis umum, keluhan-keluhan fisik atau hambatan sosial atau pekerjaan adalah berlebihan berdasarkan riwayat, pemeriksaan fisik atau temuan-temuan laboratorium.

D.       Gejala2 tidak (dimaksudkan) dibuat-buat atau disengaja (seperti pada gangguan buatan atau malingering).