ANALISIS SISTEM REKRUITMEN TENAGA KESEHATAN DI RSUD ...
Transcript of ANALISIS SISTEM REKRUITMEN TENAGA KESEHATAN DI RSUD ...
ANALISIS SISTEM REKRUITMEN TENAGA KESEHATAN
DI RSUD KABUPATEN MUNA BARAT
THE ANALYSIS OF HEALTH EMPLOYEES’ RECRUITMENT
SYSTEM IN REGIONAL GENERAL HOSPITAL OF WEST
MUNA REGENCY
ADENINGSTIANI NASIR
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
ANALISIS SISTEM REKRUITMEN TENAGA KESEHATAN
DI RSUD KABUPATEN MUNA BARAT
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Kesehatan Masyarakat
Disusun dan diajukan oleh
ADENINGSTIANI NASIR
kepada
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Adeningstiani Nasir
Nomor Pokok : P1802215014
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tuliskan ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, buka merupakan
pengambil alihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila kemudian hari
terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini
hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.
Makassar, Agustus 2017
Yang menyatakan
ADENINGSTIANI NASIR
v
PRAKATA
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji dan syukur penulis
panjatkan kekehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
yang telah diberikan, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Kesehatan Masyarakat pada Sekolah Pascasarjana Universitas
Hasanuddin. Terkirim pula salam dan shalawat semoga selalu
dilimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sanak keluarga dan
para sahabat beliau.
Sebagai ungkapan kebahagiaan tak terhingga dan rasa
terimakasih yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, penulis
dedikasikan buat kedua orang tua tercinta yakni ayahanda tercinta
Muhamad Nasir, S.Ag, MM dan ibunda tercinta Wa Aba, S.Pd yang tak
pernah lelah memberikan motivasi dan nasehat-nasehat serta
memanjatkan doa-doa mulia disetiap saat, dan kasih sayang yang tak
ternilai dalam bentuk moril dan materil. Tak lupa pula saudariku tersayang
yang senantiasa juga memberikan dukungan moril selama penyusunan
tesis ini, Nur Herlina Nasir, S.Farm.,Apt.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang
tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pemimbing 1 saya
Bapak Prof. Dr. H. Indar, SH., MPH dan Pembimbing 2 saya Bapak Dr.
Syamsuddin Wadi, SE.,M.Si.,Ak, di tengah kesibukan mereka tetap
memberikan perhatian, bimbingan, dorongan, dan saran yang sangat
vi
berguna sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada tim penguji, yaitu Bapak Dr. H. Muh.
Alwy Arifin, Drs.,M.Kes, Bapak Dr. Darmawansyah, SE.,MS, dan Bapak
Prof. Dr. H. Ridwan Amiruddin, SKM.,M.Kes.,M.Sc.PH, atas kesediannya
menjadi penguji yang telah banyak memberikan arahan dan masukan
berharga dalam penyusunan tesis ini.
Sebagai ungkapan kebahagiaan, penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA selaku Rektor Universitas
Hasanuddin
2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Ali, SE., MS selaku Dekan Sekolah
Pascasarjana.
3. Bapak Prof. Dr. drg. H. A. Zulkifli, M.Kes selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
4. Bapak Dr. Ridwan M. Thaha, M.Sc selaku Ketua Program Studi S2
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
5. Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khususnya Direktur RSUD
Kabupaten Muna Barat dan semua jajarannya yang telah memberikan
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di RSUD Kabupaten
Muna Barat.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen dan Staf bagian Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah
vii
mendidik penulis selama menempuh pendidikan Pascasarjana
Universitas Hasanuddin.
7. Teman-teman seperjuangan di Magister Kesehatan Masyarakat
Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Angkatan 2015
yang telah memberikan dukungan dan motivasi selama perkuliahan
dan dalam penyelesaian tesis ini.
8. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu
persatu yang telah banyak membantu penulis selama ini.
Penulis menyadari sepenuhnya, tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran senantiasa diharapkan dari berbagai pihak. Penulis berharap tesis
ini dapat memberikan kontribusi bagi penyelenggaraan sistem rekruitmen
tenaga kesehatan khususnya di RSUD Kabupaten Muna Barat.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb.
Makassar, Agustus 2017
Adeningstiani Nasir
viii
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA v
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 9
D. Manfaat Penelitian 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11
A. Tinjauan Umum tentang Manajemen Sumber Daya
Manusia 11
B. Tinjauan Umum tentang Sistem Rekruitmen 18
C. Tinjauan Umum tentang Seleksi 35
D. Tinjauan Umum tentang Rumah Sakit 57
E. Kerangka Teori 62
F. Kerangka Konseptual 65
G. Definisi Konseptual 66
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 69
A. Jenis Penelitian 69
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 70
C. Informan Penelitian 70
D. Sumber Data 72
E. Teknik Pengumpulan Data 73
F. Teknik Analisis Data 74
G. Pengecekan Validitas Temuan 77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 81
A. Gambaran Umum 81
B. Karakteristik Informan 83
xi
C. Hasil Penelitian 84
D. Pembahasan 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 126
A. Kesimpulan 126
B. Saran 127
DAFTAR PUSTAKA 127
LAMPIRAN 128
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman 1. Sintesa Penelitian Terkait Dasar Rekruitmen
23
2. Sintesa Penelitian Terkait Sumber Rekruitmen
29
3. Sintesa Penelitian Terkait Kendala Rekruitmen
34
4. Sintesa Penelitian Terkait Seleksi Administrasi
45
5. Sintesa Penelitian Terkait Tes Tertulis
49
6. Sintesa Penelitian Terkait Tes Wawancara
52
7. Sintesa Penelitian Terkait Keputusan Seleksi
54
8. Sintesa Penelitian Terkait Kendala Seleksi
56
9. Karkteristik Informan 84
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman 1. Kerangka kerja Harvard untuk manajemen sumber daya
manusia
15
2. Langkah-langkah rekruitmen
21
3. Kerangka Teori: Unsur-unsur Sistem Rekruitmen
64
4. Kerangka Konseptual
65
5. Analisis Data Kualitatif 77
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman 1. Surat Permohonan Pengambilan Data Awal
135
2. Surat Permohonan Izin Penelitian
136
3. Surat Izin Penelitian dari Kesbangpol Kabupaten Muna Barat
137
4. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian
138
5. Permohonan Menjadi Informan
139
6. Lembar Persetujuan Menjadi Informan
140
7. Pedoman Wawancara
141
8. Taksonomi Story Sistem Rekruitmen Tenaga Kesehatan di RSUD Kabupaten Muna Barat
143
9. Story Pelaksanaan Sistem Rekruitmen Tenaga Kesehatan di RSUD Kabupaten Muna Barat
145
10. Dokumentasi Penelitian
150
11. Curiculum Vitae 151
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem desentralisasi kesehatan di Indonesia di mulai pada tahun
2001 dengan harapan dapat mendorong kebijakan dan program
kesehatan yang lebih berorientasi kepada kebutuhan prioritas masyarakat
(Ferdi, 2008). Desentralisasi dalam upaya mensejahterakan masyarakat
secara luas harus mencakup nilai-nilainya yang tersimpan dalam hal
efektifitas, efisiensi, dan keadilan (Adisasmito, 2014). Salah satu kebijakan
desentralisasi dibidang kesehatan adalah meningkatkan kemandirian
daerah otonom, pemerintah pusat berkewajiban memfasilitasi
pelaksanaan pembangunan daerah dengan meningkatkan kemampuan
daerah dalam pengembangan sistem kesehatan dan manajemen
kesehatan (Maulana, Supriyono, & Hermawan, 2013).
Salah satu kecenderungan yang terjadi terkait dengan pelaksanaan
desentralisasi adalah adanya pembentukan daerah otonom baru
(pemekaran daerah). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa pembentukan daerah
dimaksudkan untuk mewujudkan efektifitas penyelenggaraan pemerintah
daerah, mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat,
mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik, meningkatkan
kualitas tata kelola pemerintahan, meningkatkan daya saing nasional dan
2
daya saing daerah dan memelihara keunikan adat istiadat, tradisi, dan
budaya daerah. Dengan dasar tersebut, maka pada tahun 2014
Kabupaten Muna Barat terbentuk yang disahkan dalam undang-undang.
Kesehatan sebagai salah satu kebutuhan pokok masyarakat haruslah
menjadi salah satu prioritas pelayanan dari pemerintah daerah, utamanya
daerah pemekaran baru. Hal tersebut karena adanya kecenderungan
rendahnya kualitas kesehatan masyarakat yang disebabkan masih
minimnya sarana dan prasarana kesehatan di daerah otonom baru
(daerah pemekaran) (Maulana et al., 2013).
Pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau dimulai
dengan melakukan penataan pada organisasi penyedia layanan
kesehatan yaitu puskesmas dan rumah sakit. Rumah sakit sebagai
fasilitas pelayanan tingkat lanjut dan penyedia pelayanan kesehatan
paripurna harus meningkatkan mutu dan mempertahankan standar
pelayanan kesehatan (Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit). RSUD Kabupaten Muna Barat merupakan satu-satunya
rumah sakit yang terletak di wilayah Kabupaten Muna Barat. Sebagai
rumah sakit baru, tentunya ada banyak hal yang harus dilakukan untuk
bisa menunjang pelayanan kesehatan yang adil, beretika, dan
professional, salah satunya adalah tenaga kesehatan.
Keberhasilan pembangunan daerah khusunya di kabupaten dan kota
sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dan peran aktif
masyarakat sebagai pelaku pembangunan. Dalam rancangan sistem
3
kesehatan khususnya dalam sub sistem sumber daya manusia kesehatan,
perencanaan SDM kesehatan merupakan salah satu unsur utama dari sub
sistem tersebut yang menekankan pentingnya upaya penetapan jenis,
jumlah dan kualifikasi sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan
(Adisasmito, 2014).
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Barat (2015) jumlah
ketenagaan tercatat sebanyak 126 sumber daya manusia Kesehatan dan
1 sumber daya manusia Non Kesehatan yang tersebar pada 15
Puskesmas, 1 Rumah Sakit Umum Daerah dan Dinas Kesehatan, dengan
rincian 3 orang tenaga medis (dokter umum), 43 tenaga keperawatan, 73
tenaga bidan terdiri dari 18 bidan PNS dan 55 bidan PTT, 1 orang tenaga
farmasi, 8 orang tenaga gizi, 3 orang tenaga sanitasi, 4 orang tenaga
kesehatan masyarakat. Jumlah penduduk Kabupaten Muna Barat
sebanyak 76.061 jiwa tahun 2015 (Badan Pusat Statistik Kabupaten
Muna, 2015).
Berdasarkan Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber
Daya Manusia Kesehatan yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan RI
(2015) menyebutkan bahwa untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan diperlukan upaya pemenuhan kesehatan secara komprehensif
yang didukung oleh sumber daya kesehatan, yang salah satunya melalui
penyediaan sumber daya manusia kesehatan yang memadai dan merata
di setiap fasilitas pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.
4
Berbagai studi menunjukkan bahwa tenaga kesehatan merupakan
kunci utama dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan. Tenaga kesehatan memberikan kontribusi hingga 80% dalam
keberhasilan pembangunan kesehatan (Depkes, 2011). Menurut
Pudjirahardjo (2012) dalam pengelolaan sumber daya, pengembangan
dan penataan sumber daya manusia kesehatan sangat penting dan perlu
dipersiapkan dengan cermat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Kabupaten Muna Barat (2015) tenaga kesehatan di RSUD Kabupaten
Muna Barat terdiri dari 3 dokter PNS, 3 bidan PNS, dan 11 perawat PNS.
Untuk menunjang pelayanan kesehatan dibantu dengan tenaga honorer.
Pemerintah daerah kabupaten/kota bertanggung jawab dan
berwenang dalam perencanaan, pengadaan, dan pendayagunaan sumber
daya manusia kesehatan secara adil dan merata bagi seluruh masyarakat
(Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan). Kualitas
sumber daya manusia kesehatan sebuah instansi pelayanan kesehatan
ditentukan oleh kualitas calon-calon pekerja atau pelamar. Upaya untuk
mendapatkan calon-calon pekerja itu diawali dengan rekruitmen
(Marwansyah, 2010).
Sebagai langkah awal mempersiapkan sumber daya manusia
kesehatan, rekruitmen karyawan merupakan titik rawan untuk memilih
sumber daya manusia kesehatan yang tepat sesuai kebutuhan rumah
sakit. Oleh karena itu perlunya diadakan pemantauan pada proses
rekruitmen sumber daya manusia untuk memastikan proses berjalan
5
tanpa adanya intervensi dari pihak lain sehingga sumber daya manusia
yang dihasilkan berkualitas. Kebijakan dalam proses rekrutmen dan
seleksi sumber daya manusia dapat berjalan dengan baik apabila
didasarkan pada kebutuhan sumber daya manusia sehingga
menghasilkan sumber daya manusia yang berkompetensi dan sesuai
dengan kebutuhan intansi (Nurhuda, Hamid, & Riza, 2014).
Menurut Setiani (2013) alasan dilakukannya rekruitmen adalah
berdirinya organisasi baru, adanya perluasan (ekspansi) kegiatan
organisasi, terciptanya pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan baru,
adanya pekerjaan yang pindah ke organisasi lain, adanya pekerja yang
berhenti, baik dengan hormat maupun tidak dengan hormat, adanya
pekerja yang berhenti karena memasuki usia pensiun dan adanya pekerja
yang meninggal. Dalam hal ini RSUD Kabupaten Muna Barat sebagai
institusi pelayanan kesehatan baru dipandang perlu untuk melakukan
perekrutan tenaga kesehatan.
Robbins and Judge (2015) mengatakan bahwa praktik pelaksanaan
dalam manajemen sumber daya manusia (SDM) seperti proses
perekrutan karyawan, mempengaruhi efektivitas organisasi. Dengan
manajemen sumber daya manusia yang baik, organisasi bisa merekrut
orang yang tepat, mencari tahu siapakah orang yang tepat tersebut,
mengidentifikasi orang yang tepat merupakan tujuan dari proses
rekruitmen, yang menyertakan karakteristik dari individu (kemampuan,
pengalaman, dan lain sebagainya) sesuai dengan persyaratan pekerjaan.
6
Menurut Andrizul and Yoserizal (2013) proses rekruitmen dan
penempatan SDM bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor
koordinasi, faktor transparansi, dan faktor finansial sehingga hasil
rekruitmen sumber daya manusia belum merupakan hasil usulan
kebutuhan organisasi. Kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya
manusia dalam melaksanakan tugas, tentunya berpengaruh dalam
penyelesaian tugas yang diberikan. Akibatnya banyak pekerjaaan yang
tertunda penyelesaiannya dan pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat juga tidak memuaskan. Dampaknya kepercayaan masyarakat
akan kinerja sumber daya manusia menjadi semakin buruk dan jelek.
Pengelolaan sumber daya manusia untuk menghasilkan tenaga
kesehatan yang berkualitas harus melewati proses rekruitmen dan seleksi.
Proses rekruitmen mencakup dasar rekruitmen, sumber rekruitmen, dan
metode pelaksanaan. Sedangkan proses seleksi mencakup seleksi
administrasi, tes tertulis, tes wawancara, tes praktik, dan keputusan
penerimaan sehingga bisa menghasilkan sumber daya manusia
kesehatan yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan (Handoko,
2000; Hariandja, 2009; Hasibuan, 2010). Jika telah mampu memilih
metode rekruitmen yang tepat, hasilnya adalah terjaringnya sekelompok
pelamar yang dianggap paling memenuhi berbagai persyaratan untuk
mengisi berbagai lowongan yang terdapat dalam organisasi (Hasibuan,
2010).
7
Sejalan dengan penelitian Setiani (2013) agar produktifitas
instansi/organisasi lancar dan berhasil, diperlukan sejumlah karyawan
yang sesuai dengan kebutuhan yang dapat dilakukan melalui proses
rekruitmen. Semakin efektif proses rekruitmen dan seleksi semakin besar
kemungkinan untuk mendapatkan pegawai yang tepat bagi perusahaan
(Pambagio, Utami, & Gunawan, 2013; Savitri, Tarigan, & Yasra, 2013;
Yullyanti, 2009). Selain itu, menurut Sujanto (2009) untuk memperoleh
sumber daya manusia yang benar-benar sesuai dengan karakteristik yang
dibutuhkan, organisasi harus menerapkan konsep kompetensi dalam
perekrutan karyawan. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan dibutuhkan sistem rekruitmen yang bagus untuk mendapatkan
tenaga kesehatan yang berkualitas sehingga bukan saja kebutuhan
tenaga kesehatan yang terpenuhi namun pelayanan yang diberikan bisa
memberikan kepuasan kepada pasien (Potale, Lengkong, & Moniharapon,
2016; Yullyanti, 2009).
Proses perekrutan tenaga kesehatan yang dilakukan pihak RSUD
Kabupaten Muna Barat sejak tahun 2015 baru sekali dilakukan secara
besar-besaran, namun sampai saat ini tenaga kesehatan yang tersedia
masih kurang. Proses rekruitmen dan seleksi tenaga kesehatan yang
dilakukan di RSUD Kabupaten Muna Barat dimulai dengan memasukan
persyaratan administrasi, seleksi berkas dan wawancara, pembuatan nota
tugas oleh Dinas Kesehatan, dan terakhir penetapan tenaga kesehatan
sebagai tenaga sukarela di rumah sakit (RSUD Kabupaten Muna Barat,
8
2017). Dalam proses tersebut pihak rumah sakit tidak memasukan ujian
tertulis untuk pelamar dalam tahap seleksi, menurut Sujanto (2009) bahwa
rekruitmen berbasis kompetensi memberikan beberapa keunggulan,
antara lain tingkat akurasi yang tinggi dalam menilai tepat atau tidaknya
seseorang ditempatkan pada pekerjaan sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
Berdasarkan pembahasan tersebut diatas, peneliti berpendapat perlu
dilakukan penelitian tentang pelaksanaan sistem rekruitmen tenaga
kesehatan di RSUD Kabupaten Muna Barat sebagai Daerah Otonom Baru
untuk melihat proses perekrutan tenaga kesehatan sehingga bukan saja
kuantitas yang terpenuhi namun bisa mengontrol kualitas tenaga
kesehatan yang dihasilkan untuk menunjang pelayanan kesehatan rumah
sakit sebagai fasilitas pelayanan tingkat lanjut satu-satunya di Kabupaten
Muna Barat.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana komponen input sistem rekruitmen tenaga kesehatan di
RSUD Kabupaten Muna Barat?
2. Bagaimana komponen process sistem rekruitmen tenaga kesehatan di
RSUD Kabupaten Muna Barat?
3. Bagaimana output sistem rekruitmen tenaga kesehatan di RSUD
Kabupaten Muna Barat?
9
4. Bagaimana impact sistem rekruitmen tenaga kesehatan di RSUD
Kabupaten Muna Barat?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis sistem rekruitmen tenaga kesehatan di RSUD
Kabupaten Muna Barat.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis komponen input sistem rekruitmen tenaga
kesehatan di RSUD Kabupaten Muna Barat.
b. Menganalisis komponen process seleksi sistem rekruitmen tenaga
kesehatan di RSUD Kabupaten Muna Barat.
c. Menganalisis output sistem rekruitmen tenaga kesehatan di RSUD
Kabupaten Muna Barat.
d. Menganalisis impact sistem rekruitmen tenaga kesehatan di
RSUD Kabupaten Muna Barat.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan bagi RSUD
Kabupaten Muna Barat untuk mendapatkan tenaga kesehatan
memiliki kompetensi sesuai yang diharapkan oleh rumah sakit
10
sehingga diharapkan dapat menaikkan mutu dan kualitas pelayanan
kesehatan.
2. Bagi Program Studi
Untuk program studi diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi
bahan referensi dan masukan bagi peneliti selanjutnya yang berminat
melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang manajemen
SDM, khususnya sistem rekruitmen.
3. Bagi Penulis
Diharapkan dengan melakukan penelitian ini, penulis
mendapatkan pengalaman yang berharga dalam mengaplikasikan
teori manajemen sumber daya manusia, khususnya dalam melakukan
proses rekruitmen dan seleksi tenaga kesehatan serta mampu
menyelesaikan kendala yang muncul dilapangan nantinya.
11
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum tentang Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Pengertian Manajemen
Menurut Hasibuan (2010), manajemen adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Sedangkan Terry and Rue (2009),
manajemen adalah suatu proses atau kerang kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-
orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud
yang nyata.
Manajemen sumber daya manusia merupakan konsep luas
tentang filosofi, kebijakan, prosedur, dan praktik yang digunakan
untuk mengelola individu atau manusia melalui organisasi.
Penggunaan konsep dan sistem sumber daya manusia adalah
kontrol secara sistematis dari proses jaringan fundamental
organisasi yang memengaruhi dan melibatkan semua individu
dalam organisasi, termasuk proses perencanaan dan
pengembangan, representasi dan perlindungan tenaga kerja,
serta pengembangan organisasi. Untuk mengendalikan dan
12
mengatur proses tersebut, sistem harus direncanakan,
dikembangkan, dan diimplementasikan oleh manajemen puncak
(Rachmawati, 2008).
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) harus menjadi
penggerak perubahan praktek manajemen dalam organisasi,
karena manajemen sumber daya manusia yang mempunyai peran
strategis dalam menyusun struktur organisasi, membangun
budaya organisasi, menyusun strategi staffing, menyusun program
pelatihan dan pengembangan, menyusun sistem penilaian
karyawan dan penghargaan karyawan (Darsono, 2008).
b. Pengertian Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya
yang sangat menentukan organisasi. Organisasi yang memiliki
tujuan, dilengkapi dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang
canggih, akan tetapi tanpa sumber daya yang baik, maka
kemungkinan besar sulit mencapai tujuan. Menurut Ilyas, Sinsin,
and Rahmanto (2001), sumber daya manusia adalah sumber daya
yang bernilai tinggi dibandingkan dengan sumber daya lainnya
dalam organisasi.
Peran sumber daya manusia rumah sakit sangat penting
dalam menentukan kualitas produk rumah sakit baik yang
berbentuk medis, non medis, maupun penunjang. Sehingga
sumber daya manusia merupakan faktor utama yang sangat
13
penting di dalam organisasi demi mencapai tujuan dari organisasi
tersebut (Mangkunegara, 2009).
c. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia telah didefinisikan dalam
berbagai cara. Tetapi hal penting yang muncul dalam hamper
semua definisi adalah, bahwa organisasi yang efektif mampu
menemukan, memberdayakan, mempertahankan, dan
mengembangkan manusia untuk mencapai hasil yang dicita-
citakan. Ringkasnya, manajemen sumber daya munusia adalah
pproses untuk membantu organisasi menjalankan upaya-upaya itu
(Marwansyah, 2010).
Beberapa pendapat mengenai definisi manajemen sumber
daya manusia yaitu, menurut Handoko (2000) manajemen sumber
daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan,
pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk
mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi. Menurut
Hasibuan (2010), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu
dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar
efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan,
karyawan dan masyarakat. Sedangkan menurut Sedarmayanti
(2009), manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan
praktik menentukan aspek “manusia” atau sumber daya manusia
14
dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih,
memberi penghargaan dan pelatihan.
2. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Tujuan umum manajemen sumber daya manusia adalah
mengoptimalkan kegunaan (yakni produktifitas) semua pekerjaan
dalam sebuah organisasi. Dalam konteks ini, produktivitas diartikan
sebagai nisbah keluaran (output) sebuah perusahaan (barang dan
jasa) terhadap masukannya (manusia, modal, bahan-bahan, energi).
Sementara itu tujuan khusus sebuah departemen sumber daya
manusia adalah membantu para manajer lini, atau manajer-manajer
fungsional yang lain, agar dapat mengelola para pekerja itu secara
lebih efektif (Marwansyah, 2010).
Menurut Sedarmayanti (2009) tujuan manajemen sumber daya
manusia secara umum adalah untuk memastikan bahwa organisasi
mampu mencapai keberhasilan melalui orang. Sistem manajemen
sumber daya manusia dapat menjadi sumber kapabilitas organisasi
yang memungkinkan perusahaan atau organisasi dapat belajar dan
mempergunakan kesempatan untuk peluang baru.
15
Gambar 2.1 Kerangka kerja Harvard untuk manajemen SDM
Sumber: Beer dalam Sedarmayanti (2009)
Menurut Walton dalam Sedarmayanti (2009), dari Harvard,
memperluas konsep dengan menekankan kegunaan komitmen dan
mutualitas, yaitu model manajemen sumber daya manusia yang baru
disusun oleh kebijakan yang mempromosikan mutualitas tujuan
bersama, pengaruh bersama, penghargaan bersama, imbalan
bersama, tanggung jawab bersama. Teorinya adalah kebijakan
Kepentingan
Stakeholder:
- Pemegang
saham
- Menajemen
- Karyawan
- Pemerintah
- Serikat
pekerja
Faktor
situsional:
- Karakteristik
tenaga kerja
- Strategi &
kondisi bisnis
- Filosofi
manajemen
- Pasar tenaga
kerja
- Serikat
pekerja
- Teknologi
pekerjaan
- Nilai hukum &
sosial
Pilihan kebijakan
MSDM:
- Otoritas
karyawan
- Arus SDM
- Sistem
imbalan
- Sistem
pekerjaan
Hasil MSDM:
- Komitmen
- Harmoni
- Keefektifan
biaya
Konsekuansi
jangka panjang:
- Kesejahteraan
individu
- Keefektifan
organisasi
- Kesejahteraan
sosial
16
mutualitas akan memperoleh komitmen, yang akan menghasilkan
kinerja ekonomi yang lebih baik dan pengembangan manusia yang
lebih besar.
3. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Umar (2004) dalam bukunya mengenai fungsi-fungsi
manajemen sumber daya manusia meliputi fungsi manajerial dan
fungsi operasional, yaitu:
a. Fungsi manajerial
1) Perencanaan, merupakan merencanakan tenaga kerja secara
efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan.
2) Pengorganisasian, merupakan kegiatan untuk mengorganisasi
semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja,
hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi
dalam bagian organisasi.
3) Pengarahan, merupakan kegiatan mengarahakan semua
karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta
efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan,
karyawan dan masyarakat.
4) Pengendalian, merupakan kegiatan mengendalikan semua
karyawan agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan
bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat
17
penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan
dan penyempurnaan rencana.
b. Fungsi operasional
1) Pengadaan, merupakan proses penarikan, seleksi,
penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan
karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2) Pengembangan, merupakan proses peningkatan keterampilan
teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui
pendidikan dan pelatihan.
3) Kompensasi, merupakan pemberian balas jasa langsung dan
tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai
imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan.
4) Pengintegrasian, merupakan kegiatan untuk mempersatukan
kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar
tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan.
5) Pemeliharaan, merupakan kegiatan untuk memelihara atau
meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan
agar tetap mau bekerja sama sampai pensiun.
6) Kedisiplinan, merupakan fungsi manajemen sumber daya
manusia yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena
tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal.
7) Pemberhentian, merupakan putusnya hubungan kerja
seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini
18
disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan,
kontrak kerja berakhir, pensiun dan sebab lainnya.
Dari penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia adalah sebagai
acuan dasar bagi seorang pemimpin dalam melaksanakan
kewajibannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dimaan
fungsi ini dibagi menjadi fungsi manajerial yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, sedangkan fungsi
operasional yaitu pengadaan, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian
sehingga terciptanya hubungan antara seorang atasan dan bawahan.
B. Tinjauan Umum tentang Sistem Rekruitmen
1. Pengertian Rekruitmen
Menurut Hasibuan (2010), penarikan (recruitment) adalah
masalah penting dalam pengadaan tenaga kerja. Jika penarikan
berhasil artinya banyak pelamar yang memasukkan lamarannya,
peluang untuk mendapatkan karyawan yang baik terbuka lebar,
karena perusahaan dapat memilih terbaik dari yang baik. Penarikan
adalah usaha mencari dan mempengaruhi tenaga kerja, agar mau
melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam suatu perusahaan.
Menurut Handoko (2000), rekruitmen adalah proses pencarian
dan “pemikatan‟ para calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk
19
melamar sebagai karyawan. Proses ini dimulai ketika para pelamar
dicari dan berakhir bila lamaran-lamaran (aplikasi) mereka diserahkan.
Pelaksanaan penarikan biasanya merupakan tanggung jawab
departemen personalia dan melibatkan para spesialisasi dari unit-unit
yang terkait. Hal serupa juga disampaikan oleh Sabarguna (2008),
dimana proses rekruitmen dan seleksi ini perlu dibuatkan tim dengan
maksud agar pelaksanaannya lebih terarah bisa menjamin objektifitas
dan perlu adanya kejelasan pada tim seleksi mengenai jumlah tenaga
yang dibutuhkan, profesi yang dibutuhkan, kualifikasi atau kemahiran,
pengalaman dan uraian pekerjaan apa yang dikerjakan.
Sedangkan menurut Hariandja (2009), perekrutan diartikan
sebagai proses penarikan sejumlah calon yang berpotensi untuk
diseleksi menjadi pegawai. Atau, dapat juga dikatakan sebagai upaya
pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi syarat dalam
jumlah tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat menyeleksi
orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan kerja yang ada. Jadi,
sasaran kahir dan keberhasilan suatu proses penarikan diukur dengan
didapatkannya calon yang sangat baik, dan ketidakberhasilan
perekrutan berarti tidak didapatkannya calon yang paling berpotensi.
Selain itu para manajer yang memimpin berbagai satuan kerja
dimana terdapat lowongan juga harus dimintai pendapatnya karena
merekalah yang akan mempekerjakan tenaga kerja baru itu. Jika
proses rekruitmen ditempuh dengan tepat dan baik, hasilnya ialah
20
adanya sekelompok pelamar yang kemudian diseleksi guna menjamin
bahwa hanya yang paling memenuhi semua persyaratanlah yang
diterima sebagai pekerja dalam organisasi yang memerlukannya.
2. Tujuan Rekruitmen
Aktivitas rekruitmen menyisihkan pelamar yang tidak tepat dan
memfokuskan upaya pada calon yang akan dipanggil kembali.
Program rekruitmen yang baik perlu melayani banyak tujuan yang
kadang kala bertentangan. Simamora (2006), mengatakan rekruitmen
karyawan mempunyai tujuan untuk menemukan pelamar yang
berkualitas, dimana para calon pelamar tersebut akan diseleksi
melalui beberapa tahapan tes yang cukup panjang supaya
perusahaan benar-benar mendapat karyawan yang sesuai dengan
kriteria yang dibutuhkan oleh perusahaan. Sehingga dapat menambah
pendapatan dari perusahaan tersebut.
Menurut Rachmawati (2008) tujuan rekruitmen adalah untuk
memenuhi penawaran sebanyak mungkin dari calon-calon karyawan
sehingga organisasi memiliki peluang yang lebih besar untuk
menentukan pilihan terhadap calon pelamar yang dianggap memenuhi
standar kualifikasi organisasi. Terlebih bila mengingat sumber daya
daya manusia sangat terbatas, dimana hanya sedikit jumlah karyawan
yang tersedia sedangkan banyak organisasi yang membutuhkan
tenaga kerja.
21
3. Langkah-langkah Rekruitmen
Sebelum memutuskan untuk merekrut karyawan tetap, organisasi
perlu mempertimbangkan sejumlah alternatif, misalnya meminta
pekerja yang ada untuk bekerja lebih lama dari waktu kerja normal.
Kadang-kadang, kondisi kurangnya jumlah tenaga kerja hanya
berlangsung untuk periode yang pendek. Pada musim tertentu,
misalnya, terjadi lonjakan permintaan barang yang menyebabkan
munculnya kebutuhan untuk menambah pekerja. Dalam keadaan
seperti ini, pilihan yang mungkin paling baik adalah mempkerjakan
tenaga paruh waktu atau memberlakukan kerja lembur (Marwansyah,
2010).
Langkah-langkah perekrutan secara ringkas digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.2: Langkah-langkah rekruitmen
Sumber: (Hariandja, 2009; Marwansyah, 2010)
Perencanaan
SDM
Penentuan
Jabatan
Kosong
Permintaan
Manajer
Informasi
Jabatan
Penentuan
Persyaratan
Jabatan
Penentuan
sumber &
metode
rekruitmen
Sejumlah
calon
karyawan
Sumber & metode
INTERNAL
Sumber & metode
EKSTERNAL
22
a. Penentuan jabatan kosong
Perekrutan dilakukan bila ada jabatan yang kosong atau
dimulai dengan analisis mengenai apakah ada jabatan yang
kosong yang harus diisi oleh pegawai baru. Kekosongan bisa
terjadi akibat adanya pegawai yang mengundurkan diri, pensiun,
meninggal dunia dan akibat adanya ekspansi yang dilakukan
perusahaan, yang sebelumnya telah ditentukan dalam
perencanaan sumber daya manusia. Mengetahui adanya
kekosongan jabatan dapat dilihat dari perencanaan sumber daya
manusia yang memang pada awalnya membutuhkan karyawan
baru. Selain itu dapat dilihat pula dari permintaan dari manajaer
operasional akan kebutuhan pegawai yang mendesak.
b. Penentuan persyaratan jabatan
Persyaratan jabatan merupakan kriteria atau ciri-ciri yang
dapat meliputi keahlian, pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan.
c. Penentuan sumber dan metode perekrutan
Langkah terakhir adalah menentukan sumber dan metode
rekruitmen yang paling efektif dan efisien. Efektif berarti saluran
atau metode yang paling memungkinkan untuk mendapatkan
calon yang paling baik dan sesuai dengan perusahaan, yang
dalam hal ini persyaratan jabatan. Efisien berarti dengan
pengorbanan yang baik waktu maupun biaya yang paling murah.
23
4. Dasar Rekruitmen
Menurut Hasibuan (2010), dasar penarikan calon karyawan harus
ditetapkan lebih dahulu supaya para pelamar yang memasukkan
lamarannya sesuai dengan pekerjaan atau jabatan yang diminatinya.
Dasar penarikan harus berpedoman kepada spesifikasi pekerjaan
yang telah ditentukan untuk menduduki jabatan tersebut. Job
spesification harus diuraikan secara terperinci dan jelas agar para
pelamar mengetahui kualifikasi yang dituntut oleh lowongan kerja
tersebut. Misalnya batas usia, pendidikan, jenis kelamin, dan
kesehatan. Jika spesifikasi pekerjaan dijadikan dasar dan pedoman
penarikan, karyawan yang diterima akan sesuai dengan uraian
pekerjaan dari jabatan atau pekerjaan tersebut.
Tabel 2.1 Sintesa Penelitian Terkait Dasar Rekruitmen
No Judul (Peneliti,
Tahun) Sampel & Metode
Hasil
1 The decentralisation-centralisation dilemma: recruitment and distribution of health workers in remote districts of Tanzania (Munga, Songstad, Blystad, & Mæstad, 2009)
Qualitative study
Decentralised recruitment was perceived to be more effective in improving retention of the lower cadre health workers within the districts. In contrast, the centralised arrangement was perceived to be more effective both in recruiting qualified staff and balancing their distribution across districts, but poor in ensuring the retention of employees.
2 Recruitment and Prospective Recruitment levels were
24
retention of farm owners and workers for a six-month prospective injury study in New Zealand: a feasibility study (Horsburgh & Langley, 2011)
cohort study
comparable with other studies, with 24% of farms and 36% of non-owner workers participating. Once recruited, retention was high at 85% and 86% respectively.
3. Rekruimen dan Seleksi Berbasis Kompetensi: Tantangan dalam Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Kerja Pada Knowladge Society (Sujanto, 2009)
Kualitatif dengan Informan 11 orang
SDM yang dikelola dengan baik akan dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan, artinya SDM sangat menentukan kelangsungan hidup organisasi.
4 Analisis Metode dan Prosedur Pelaksanaan Rekruitmen dan Seleksi untuk Mendapatkan Karyawan yang Bermutu (Puspitasari, Mukzam, & Iqbal, 2014)
Informan 12 orang. Metode kualitatif
Metode rekruitmen dan seleksi yang digunakan menghasikan karyawan yang bermutu yang mampu melakasanakan tugas yang diberikan dan memiliki skill, serta bercirikan disiplin, kreatif, loyal, bekerja maksimal, dan memiliki keahlian.
5. Sumber Rekritmen
Menurut Siagian (2011), agar para pencari tenaga kerja baru/
bagian manajeman sumber daya manusia (perekrut) dapat
melaksanakan tugasnya dengan efisien, ekonomis, dan efektif,
mereka perlu mengetahui atau mengenali berbagai sumber rekruitmen
yang mungkin digarap. Perlu tidaknya menggarap sumber-sumber
tertentu tergantung antara lain pada jenis dan jumlah tenaga kerja
baru yang hendak direkrut. Akan tetapi apakah semua sumber yang
25
ada perlu digarap atau tidak merupakan hal yang dapat
dipertimbangkan kemudian.
Menurut Notoatmodjo (2010) pengisian lowongan pekerjaan yang
dibutuhkan sesuai dengan perencanaan dapat diperoleh dari dua
sumber, yakni dari dalam dan dari luar organisasi. Setelah diketahui
spesifikasi pekerjaan karyawan yang dibutuhkan, harus ditentukan
sumber-sumber penarikan calon karyawan. Sumber penarikan calon
karyawan biasa berasal dari internal dan eksternal perusahaan.
a. Sumber Internal
Rekruitmen dapat dilakukan dengan menggunakan sumber
internal, atau karyawan yang sudah ada dalam perusahaan.
Menurut Marwansyah (2010), ada beberapa metode rekruitmen
internal yang dapat digunakan, yakni: job posting, referensi
pegawai, dan rencana suksesi.
1) Job posting atau job bidding
Job posting adalah mempublikasikan sebuah lowongan
kepada para karyawan dan menyebutkan atribut pekerjaan,
seperti kualifikasi, atasan, jadwal kerja, dan tariff gaji.
Prosedur job posting dapat membantu meminimalkan keluhan
yang sering kali muncul, yakni bahwa orang “dalam” tidak
pernah mendengar adanya lowongan kerja sampai lowongan
itu diisi. Prosedur ini menggambarkan keterbukaan yang pada
umumnya sangat dihargai oleh para karyawan.
26
Namun, sistem job posting memiliki sejumlah kelemahan,
diantaranya sistem yang efektif memerlukan waktu dan biaya,
jika pelamar tidak berhasil harus ada pihak yang menjelaskan
kepada mereka mengapa mereka tidak terpilih. Mondy dan
Noe menegaskan bahwa kunci keberhasilan metode ini
adalah tingkat kepercayaan para karyawan terhadap atasan
dan perushaan mereka.
2) Referensi pegawai
Seorang pegawai yang dipindahkan ke posisi lain, dapat
dimintai referensi tentang calon karyawan yang tepat untuk
menggantikannya atau untuk mengisi posisi lowong yang ia
tinggalkan. Jika metode ini yang dipilih, perlu dipastikan
bahwa rekomendasi atau referensi yang diberikan bersifat
objektif.
3) Rencana suksesi
Perencanaan suksesi (succession planning) adalah
sebuah proses untuk menjamin bahwa orang-orang yang
memiliki kualifikasi akan tersedia untuk mengemban posisi
manajerial kunci pada saat posisi ini lowong.
Menurut Hasibuan (2010), sumber internal adalah karyawan
yang akan mengisi lowongan kerja yang lowong diambil dari
dalam perusahaan tersebut, yakni dengan cara memutasikan atau
memindahkan karyawan yang memenuhi spesifikasi pekerjaan
27
jabatan itu. Pemindahan karyawan bersifat vertikal (promosi
ataupun demosi) maupun bersifat horizontal. Jika masih ada
karyawan yang memenuhi spesifikasi pekerjaan sebaiknya
pengisian pekerjaan tersebut diambil dari dalam perusahaan,
khususnya untuk jabatan manajerial. Hal ini penting untuk
memberikan kesempatan promosi bagi karyawan yang ada.
1) Kelebihan sumber internal
Menurut Hariandja (2009), kelebihan-kelebihan internal
adalah sebagai berikut
a) Lebih murah
b) Lebih cepat
c) Waktu orientasi yang lebih singkat
d) Meningkatkan motivasi kerja
e) Memungkinkan penilaian kemampuan yang lebih cepat
2) Kekurangan Sumber Internal
a) Membatasi masuknya pemikiran-pemikiran baru
b) Dapat mendorong pertentangan di antara pegawai
c) Memperkecil kelompok pelamar potensial
d) Menghambat usaha untuk meningkatkan
keanekaragaman tenaga kerja.
b. Sumber eksternal
Rekruitmen eksternal dilakukan terutama bila organisasi: perlu
mengisi jabatan-jabatan entry-level, memerlukan keahlian atau
28
keterampilan yang belum dimiliki, atau memerlukan pekerja
dengan katar belakang yang berbeda untuk mendapatkan ide-ide
baru (Marwansyah, 2010).
Sumber-sumber tenaga kerja di luar perusahaan, antara lain
berasal dari: kantor penempatan tenaga kerja, lembaga-lembaga
pendidikan, referensi karyawan atau rekanan, serikat-serikat
buruh, pencangkokan dari perusahaan lain, nepotisme dan
leasing, asar tenaga kerja dengan memasang iklan pada media
massa, dan sumber-sumber lainnya (Hasibuan, 2010).
1) Kelebihan sumber eksternal
Menurut Hariandja (2009), kelebihan-kelebihan sumber
eksternal adalah sebagai berikut:
a) Jumlah calon yang lebih besar
b) Membantu meningkatkan jenis tenaga kerja
c) Mendorong masuknya pemikiran baru
d) Biaya yang lebih rendah untuk pelatihan pegawai yang
professional
e) Tidak ada kelompok politik yang beraliansi dalam
perusahaan
f) Kemungkinan membawa rahasia pesaing
g) Membantu memenuhi kebutuhan kesempatan kerja yang
sama
29
2) Kekurangan sumber internal
a) Menimbulkan ketidaksenangan pegawai yang ada,
b) Memerlukan biaya yang lebih besar
c) Membutuhkan orientasi yang lebih lama.
Tabel 2.2 Sintesa Penelitia Terkait Sumber Rekruitmen
No Judul (Peneliti,
Tahun) Sampel & Metode
Hasil
1 Proses Rekruitmen Sumber Daya Aparatur Dinas Pendidikan (Studi Kasus Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang) (Septhinna, 2013)
Informan 13 orang. Metode kualitatif
Proses rekrutmen bersumber dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD), kemudian pihak BKD akan mengirimkan beberapa jumlah pegawai yang dibutuhkan pihak Dinas Pendidikan Kota Malang yang di peroleh dari hasil pengadaan atau rekrutmen sumber daya aparatur baik itu tenaga honorer atau Pegawai Tidak Tetap (PTT) maupun sumberdaya aparatur yang diperoleh melalui proses seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dari pelamar umum.
2 Pengelolaan Sumber Daya Manusia (Tinjauan Aspek Rekruitmen dan Seleksi) (Nuryanta, 2008)
Telaah dokumen
Rekrutmen yang merupakan upaya untuk menghasilkan suatu pool pelamar kerja untuk ditempatkan pada posisi pekerjaan yang lowong diperoleh melalui sumber eksternal maupun internal.
3 Model Analisis Perekrutan dan Seleksi Karyawan di PT. Semarang Autocomp Manufacturing Indonesia (SAMI)
Informan 10 orang. Metode Kualitatif
Faktor utama yang mempengaruhi manajemen dalam merumuskan model rekrutmen dan seleksi karyawan dikelompokkan menjadi dua bagian: faktor
30
(Bellionardi, 2013) internal yang terdiri dari tujuh faktor, yaitu, kebutuhan karyawan, kebijakan perusahaan, sumber daya perusahaan, persyaratan posisi, serta visi , misi dan tujuan perusahaan, sedangkan faktor eksternal terdiri dari peraturan ketenagakerjaan dan persaingan industri.
4 Analisis Pelaksanaan Program Rekruitmen, Seleksi, Penempatan Kerja, dan Pelatihan Karyawan (Studi Pada Karyawan Biro Perjalanan Umum Rosalia Indah) (Nurhuda et al., 2014)
Informan 10 orang. Metode kualitatif
Kebijakan yang diterapkan maupun pelaksanaan dari kebijakan tersebut dalam proses rekrutmen, seleksi, penempatan kerja, dan pelatihan karyawan dapat berjalan dengan baik apabila didasarkan pada kebutuhan perusahaan akan tenaga kerja, sehingga menghasilkan karyawan yang berkompetensi dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
5 Pengaruh Rekruitmen Sumber Daya Manusia Terhadap Penempatan Karyawan Kerja Tetap Pada PT Bina San Prima Karawang (Ruyatnasih, Hersona, & Yohanes, 2012)
Metode kuantitatif
Pengaruh pengaruh rekruitmen dengan penempatan karyawan 34,2%, ini diketahui dari hasil uji koefisien determinasi.
6. Metode Rekruitmen
Menurut Siagian (2011), proses rekruitmen perlu mengaitkan
identifikasi lowongan dengan informasi tentang analisis pekerjaan,
31
dengan demikian akan dapat memahami dan menentukan secara
tepat metode rekruitmen yang bagaimana yang akan digunakan. Jika
telah mampu memilih metode rekruitmen yang tepat, hasilnya adalah
terjaringnya sekelompok pelamar yang dianggap paling memenuhi
berbagai persyaratan untuk mengisi berbagai lowongan yang terdapat
dalam organisasi. Menurut Hasibuan (2010), metode rekruitmen akan
berpengaruh besar terhadap banyaknya lamaran yang masuk
kedalam perusahaan. Metode rekruitmen calon karyawan baru terbagi
menjadi dua yaitu:
a. Metode tertutup
Metode tertutup adalah ketika rekruitmen hanya
diinformasikan kepada para karyawan atau orang-orang tertentu
saja. Akibatnya, lamaran yang masuk relatif sedikit sehingga
kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang baik sulit.
b. Metode terbuka
Metode terbuka adalah ketika rekruitmen diinformasikan
secara luas dengan memasang iklan pada media massa cetak
maupun elektronik, agar tersebar luas masyarakat. Dengan
metode terbuka diharapkan lamaran banyak masuk sehingga
kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang qualified lebih
besar.
32
7. Kendala Rekruitmen
Menurut Hasibuan (2010), kendala-kendala dalam rekruitmen
dapat bersumber dari adalah:
a. Kebijaksanaan Organisasi
1) Kebijaksanaan promosi
Apabila kesempatan untuk promosi diberikan cukup luas
maka pelamar yang serius semakin banyak. Sebaliknya jika
kesempatan untuk promosi sangat terbatas, pelamar akan
sedikit. Promosi merupakan idaman setiap karyawan karena
dengan promosi berarti status dan pendapatan akan
bertambah besar.
2) Kebijaksanaan kompensasi dan kesejahteraan
Jika perusahaan dapat memberikan kompensasi dan
kesejahteraan yang cukup besar serta adil, pelamar yang
serius akan semakin banyak. Sebaliknya jika gaji dan
kesejahteraan rendah, pelamar akan sedikit.
3) Kebijaksanaan status pegawai
Jika status karyawan menjadi karyawan tetap pelamar
semakin banyak. Sebaliknya jika status karyawannya honorer,
harian, atau part time maka pelamar sedikit.
4) Kebijaksanaan sumber tenaga kerja
Jika tenaga kerja yang akan diterima hanya bersumber
dari tenaga kerja lokal maka pelamar serius sedikit.
33
Sebaliknya jika tenaga kerja yang akan diterima bersumber
dari seluruh Nusantara maka pelamar akan semakin banyak.
b. Perencanaan sumber daya manusia
Semakin banyak persyaratan yang harus dimiliki pelamar
maka pelamar semakin sedikit. Sebaliknya jika persyaratannya
sedikit, pelamar akan semakin banyak.
c. Metode pelaksanaan penarikan
Semakin terbuka penarikan melalui surat kabar, radio, atau TV
pelamar semakin banyak. Sebaliknya semakin tertutup penarikan,
pelamar semakin sedikit.
d. Kondisi pasar tenaga kerja
Semakin besar penawaran tenaga kerja semakin banyak pula
pelamar yang serius. Sebaliknya jika penawaran tenaga kerja
sedikit, pelamar juga sedikit.
e. Solidaritas perusahaan
Solidaritas perusahaan diartikan besarnya kepercayaan
masyarakat terhadap perusahaan, misalnya besarnya
perusahaan. Jika solidaritas perusahaan besar, pelamar semakin
banyak. Sebaliknya jika solidaritas perusahaan rendah, pelamar
sedikit.
34
f. Kondisi-kondisi lingkungan eksternal
Jika kondisi perekonomian tumbuh dengan cepat dan saingan
banya, pelamar akan sedikit. Sebaliknya jika tingkat pertumbuhan
perekonomian kecil atau depresi pelamar semakin banyak.
Tabel 2.3 Sintesa Penelitian Terkait Kendala Rekruitmen
No Judul (Peneliti, Tahun)
Sampel & Metode
Hasil
1 Rekruitmen dan Penempatan Pegawai (Andrizul & Yoserizal, 2013)
Informan 9 orang. Metode kualitatif
Analisis rekrutmen dan penempatan pegawai di Dinas Kesahatan Kabupaten Kuantan Singingi adalah kurang baik. Sedangkan ditemukan faktor-faktor yang menghambat analisis pegawai di Dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi, yaitu faktor koordinasi, faktor transparansi dan faktor finansial.
2 Evaluation of recruitment and retention strategies for health workers in rural Zambia (Goma et al., 2014)
45 health care workers. Mixed methode
Nineteen health worker recruitment and retention strategies were identified and 45 health care workers interviewed in the two districts; participation in each strategy varied from 0% to 80% of study participants. These quantitative findings were consistent with the qualitative data, which indicated that existing strategies fail to address major problems identified by health workers in these districts, such as poor living and working conditions.
3 Transformasi Organisasional dan MSDM: Hambatan dan Implikasinya pada
Telaah dokumen
Organisasi harus mengembangkan budaya organisasi sendiri melalui komunikasi yang baik dengan anggotanya. Untuk mendukung usaha
35
C. Tinjauan Umum tentang Seleksi
1. Pengertian Seleksi
Setelah proses penarikan sumber daya manusia sebagai calon
pegawai selesai, maka proses selanjutnya adalah proses seleksi
terhadap calon pegawai/karyawan. Seleksi ini merupakan fungsi yang
penting, karena orang-orang berkemampuan yang dibutuhkan oleh
organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya diperoleh melalui proses
seleksi. Menurut Hariandja (2009), seleksi merupakan proses untuk
memutuskan pegawai yang tepat dari sekumpulan calon pegawai
yang didapat melalui proses perekrutan, baik perekrutan internal
maupun eksternal.
Menurut Hasibuan (2010), seleksi adalah suatu kegiatan
pemilihan dan penentuan pelamar yang diterima atau ditolak untuk
menjadi karyawan perusahaan. Seleksi ini didasarkan kepada
spesifikasi tertentu dari setiap perusahaan bersangkutan.
Pelaksanaan seleksi harus dilakukan secara cermat, jujur dan objektif
supaya karyawan yang diterima benar-benar sesuai qualified untuk
menjabat dan melaksanakan pekerjaan. Dengan pelaksanaan seleksi
yang baik, karyawan yang diterima akan lebih qualified sehingga
Rekruitmen dan Seleksi (Darsono, 2008)
mengembangkan budaya organisasi, harus ada perubaban pada kebijakan sumber daya manusia, terutama dalam rekrutmen dan seleksi karyawan.
36
pembinaan, pengembangan, pengendalian dan pengaturan karyawan
lebih mudah.
Menurut Simamora (2006), seleksi adalah proses pemilihan dari
sekelompok pelamar, prang atau orang-orang yang paling memenuhi
kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia berdasarkan kondisi yang
ada pada saat ini yang dilakukan oleh perusahaan.
Sedangkan menurut Siagian (2011), seleksi adalah proses yang
terdiri dari berbagai langkah spesifik, yang diambil untuk memutuskan
pelamar mana yang akan diterima atau pelamar mana yang akan
ditolak. Berdasarkan pengertian-pengertian seleksi diatas maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengertian seleksi adalah suatu proses
memilih seseorang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan
oleh perusahaan untuk menempati suatu posisi tertentu.
2. Tujuan Seleksi
Menurut Manullang (2009) tujuan daripada seleksi adalah untuk
mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat dan mempunyai
kualifikasi yang sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
agar diperoleh tenaga kerja yang paling tepat untuk memangku suatu
jabatan tertentu. Seleksi yang baik dapat menghindari terjadinya hal-
hal yang tidak diinginkan untuk melaksanakan tugas pekerjaannya,
karyawan yang tidak berprestasi dengan memuaskan dan sebagainya.
Karenanya adalah keharusan untuk mengadakan pemilihan dari
37
tenaga-tenaga kerja yang bersedia bekerja dalam perusahaan untuk
mendapatkan orang-orang yang mempunyai kualifikasi sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Hal ini berhubungan dengan usaha untuk
merealisasikan semboyan orang yang tepat pada tempatnya.
Sedangkan Menurut Hasibuan (2010) tujuannya adalah sebagai
berikut:
a. Karyawan yang qualified dan potensial
b. Karyawan yang jujur dan berdisiplin
c. Karyawan yang cakap dengan penempatan yang tepat
d. Karyawan yang terampil dan bersemangat dalam bekerja
e. Karyawan yang memenuhi syarat Undang-Undang Buruh
f. Karyawan yang dapat bekerja sama karyawan yang dinamis dan
kreatif
g. Karyawan yang inovatif dan bertanggung jawab
h. Karyawan yang loyal dan berdedikasi tinggi
i. Karyawan yang mudah dikembangkan dimasa akan dating
j. Karyawan yang bekerja secara mandiri
k. Karyawan yang mempunyai budaya dan perilaku malu
l. Mengurangi tingkat absensi dan turnover karyawan
3. Dasar Seleksi
Dasar seleksi berarti penerimaan pegawai yang baru hendaknya
berpedoman pada dasar tertentu yang telah digariskan oleh internal
38
maupun eksternal perusahaan, supaya pelaksanaan dari hasil seleksi
lebih dapat di pertanggungjawabkan baik secara hukum maupun
ekonomis.
Menurut Hasibuan (2010), dasar-dasar seleksi antara lain sebagai
berikut:
a. Kebijakan perburuhan
Seleksi penerimaan karyawan baru harus berdasarkan dan
berpedoman kepada Undang-Undang Perburuhan Pemerintah.
Seleksi usia harus didasarkan kepada Undang-Undang tanggal 6
Januari 1951 Nomor 1 Pasal 1. Peraturan perburuhan melarang
adanya diskriminasi kulit, agama, dan suku bangsa. Sebaliknya,
Undang-Undang tidak memperbolehkan mempekerjakan anak-
anak dibawah umur dan orang-orang yang terlibat dalam G-30-
S/PKI. Hal-hal diatas harus menjadi dasar kebijakan seleksi
penerimaan karyawan baru bagi setiap organisasi dan
perusahaan.
b. Spesifikasi pekerjaan atau jabatan
Seleksi harus didasarkan dan berpedoman kepada spesifikasi
jabatan atau pekerjaan yang akan dilakukan. Dalam spesifikasi,
telah ditetapkan, persyaratan dan kualifikasi minimun dari orang
yang dapat menjabat atau melakukan pekerjaan tersebut. Dasar
ini harus betul-betul menjadi pedoman pelaksanaan seleksi,
prinsipnya adalah “the right man on the right place and the right
39
man behind the right gun.” Jadi, titik tolak pemikiran seleksi
hendaknya kepada apa yang akan dijabat, baru siapa yang akan
menjabatnya; bukan siapa baru apa. Jabatan atau pekerjaan
apapun yang akandiisi hendaknya diseleksi beradasarkan atas
spesifikasi jabatan atau pekerjaan tersebut.
c. Ekonomis
Tindakan ekonomis hendaknya menjadi dasar pelaksanaan
seleksi supaya biaya, waktu, dan pikiran dimanfaatkan secara
efektif sehingga hasil effektif dapat dipertanggungjawabkan.
Mengadakan seleksi harus dengan cara yang paling efektif
dengan biaya serendah-rendahnya untuk mendapatkan karyawan
yang sebaik-baiknya.
d. Etika sosial
Etika sosial hendaknya mendapat perhatian dan menjadi
dasar dalam melaksanakan seleksi penerimaan karyawan baru.
Seleksi harus dilakukan sesuai dengan etika sosial. Artinya,
memperhatikan norma-norma hukum, agama, kebudayaan, dan
adat istiadat masyarakat serta hukum yang berlaku di negara yang
bersangkutan.
4. Kualifikasi Seleksi
Menurut Manullang (2009), dalam proses seleksi diadakan
penilaian akan sifatsifat dan karakteristik daripada pelamar. Sifat-sifat
40
dan karakteristik yang dibutuhkan sebagaimana yang tergambar
dalam job description itu diusahakan terdapat pada diri pelamar. Ini
berarti bahwa tenaga kerja yang diterima adalah pelamar yang
memenuhi syarat-syarat sebagaimana tergambar dalam job
specification.
Menurut Hasibuan (2010), penyeleksi harus mengetahui secara
jelas kualifikasi yang akan diseleksi dari pelamar. Hal ini sangat
penting supaya sasaran yang dicapai dengan baik. Tanpa mengetahui
secara jelas kualifikasi seleksi akan mengakibatkan sasaran yang
dicapai menyimpang. Pada umumnya beberapa kualifikasi yang
disebut dibawah menjadi dasar dalam seleksi pegawai.
Kualifikasi-kualifikasi tersebut adalah:
a. Umur
Umur harus mendapatkan perhatian karena akan
mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemampuan kerja dan
tanggung jawab seseorang. Umur pekerja juga diatur oleh
Undang-Undang Perburuhan. Karyawan muda umumnya
mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis dan kreatif, tetapi cepat
bosan, kurang bertanggung jawab, cenderung absensi, dan
turnover-nya tinggi. Karyawan yang umumnya lebih tua kondisi
fisiknya kurang, tetapi bekerja ulet, tanggung jawabnya besar,
serta absensi dan turnover-nya rendah.
41
b. Keahlian
Keahlian harus mandapat perhatian utama kualifikasi seleksi.
Hal ini yang akan menentukan mampu tidaknya seseorang
menyeleksaikan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Keahlian
ini mencakup Technicall Skill, Human Skill, Conceptual Skill,
kecakapan untuk memanfaatkan kesempatan, serta kecermatan
menggunakan peralatan yang dimiliki perusahaan dalam
mencapai tujuan.
c. Kesehatan Fisik
Kesehatan fisik sangat penting untuk dapat menduduki suatu
jabatan. Tidak mungkin seseorang dapat menyelesaikan tugas-
tugasnya dengan baik jika sering sakit. Bahkan, perusahaan akan
dibebani pengeluaran biaya perawatan yang cukup besar.
d. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu indikator yang mencerminkan
kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu
pekerjaan. Dengan latar belakang pendidikan pula seseorang
dianggap akan mampu menduduki suatu jabatan tertentu.
e. Jenis Kelamin
Jenis kelamin harus diperhatikan berdasarkan sifat pekerjaan,
waktu mengerjakan, dan peraturan perburuhan. Misalnya, untuk
pekerjaan berat untuk jaga malam kurang pantas dijabat kaum
42
wanita. Demikian juga untuk pekerjaan merawat bayi kurang
cocok dilakukan oleh pria.
f. Tampang
Tampang adalah keseluruhan penampilan dan kerapian diri
seseorang yang tampak dari luar. Tampang hanyalah merupakan
kualifikasi tambahan. Artinya, untuk jabatan tertentu tampang
akan turut membantu kebeerhasilan seseorang dalam
melaksanakan tugasnya.
g. Bakat
Bakat perlu mendapat perhatian, karena orang yang berbakat
lebih cepat berkembang dan mudah menangkap pengarahan yang
diberikan. Biasanya orang yang berbakat lebih kreatif
mengembangkan dirinya.
h. Temperamen
Temperamen adalah pembawaan seseorang yang sulit
dipengaruhi oleh lingkungan dan melekat pada dirinya. Penilaian
temperamen calon karyawan agak sulit. Untuk penilaian biasanya
diserahkan kepada psikolog.
i. Karakter
Karakter atau kepribadian berbeda dengan temperamen
walaupun ada hubungan yang erat anatara keduanya. Karakter
amupun sifat pembawaan seseorang yang dapat diubah dengan
43
lingkungan atau pendidikan, sedangkan temperamen tidak dapat
diubah oleh lingkungan.
j. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja seorang pelamar hendaknya mendapat
pertimbanagan utama dalam proses seleksi. Orang yang
berpengalaman merupakan calon karyawan yang telah siap pakai.
k. Kerja Sama
Kerja sama harus diperhatiikan dalam proses seleksi, karena
kesediaan kerja sama, baik vertikal maupun horizontal
mderupakan kunci keberhasilan perusahaan, asalkan kerja sama
itu sifatnya positif serta berasaskan kemampuan.
l. Kejujuran
Kejujuran merupakan kualifikasi seleksi yang sangat penting
karena kejujuran merupakan kunci untuk mendelegasikan tugas
kepada seseorang. Perusahaan tidak akan mendelegasikan
wewenang kepada seseorang yang tidak jujur dan tidak
bertanggung jawab.
m. Kedisiplinan
Kedisiplinan perlu diperhatikan dalam proses seleksi karena
untuk dapat menyelesaikan tugas dengan baik seseorang harus
disiplin, baik pada dirinya sendiri maupun pada peraturan
perusahaan. Karyawan yang kurang disiplin sulit diharapkan
mendapat hasil kerja yang baik.
44
n. Inisiatif dan kreatif
Insiatif dan kreatif merupakan kualifikasi seleksi yang penting
karena inisiatif dan kreativitas dapat membuat seseorang mandiri
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Kualifikasi-kualifikasi seleksi
diatas tidak mungkin terdapat semuanya dalam diri seorang
pelmar. Oleh karena itu, penyeleksi harus memberikan bobot nilai
secara selekstif sesuai dengan kebutuhan prioritas perusahaan.
Tanpa memberikan bobot nilai kualifikasi seleksi, penyeleksi tidak
akan dapat memperoleh calon karyawan dari pelamar yang ada.
5. Langkah Seleksi
Proses seleksi menurut Hasibuan (2010) terdiri dari dasar seleksi,
tujuan seleksi, penetapan jumlah, cara seleksi, kualifikasi seleksi dan
langkah seleksi. Menurut Hasibuan (2010), langkah-langkah seleksi
meliputi hal-hal sebagi berikut:
a. Seleksi surat-surat lamaran
Menyeleksi surat-surat lamaran artinya memilih surat-surat
lamaran dan mengelompokkan atas surat lamaran yang
memenuhi syarat dan surat lamaran yang tidak memenuhi syarat.
Lamran yang tidak memenuhi syarat berarti gugur, sedang
lamaran yang memenuhi syarat dipanggil untuk mengikuti seleksi
berikutnya. Dalam surat panggilan harus dicantumkan waktu,
45
tempat dan alat-alat yang diperlukan untuk mengikuti seleksi
tersebut.
Tabel 2.4 Sintesa Penelitian Terkait Seleksi Administrasi
No Judul (Peneliti,
Tahun) Sampel & Metode
Hasil
1 Community health workers recruitment from within: an inner-city neighborhood-driven framework (Shahidi, Sickora, Clancy, & Nagurka, 2015)
3000 orang
The process for the successful development of a CHW initiative in an urban setting begins with community/ resident engagement and ends with employment of trained CHWs. The steps needed are: (1) community site identification; (2) resident engagement; (3) health needs assessment; (4) CHW identification and recruitment; and (5) training and employment of CHWs. Using an empowered community model, we successfully initiated CHW selection, training, and recruitment.
2 Analisa Pengaruh Proses Rekruitmen dan Seleksi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di PT. SIIX Electronics Indonesia) (Savitri et al., 2013)
Kualitatif & kuantitatif
Variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan adalah seleksi, alasannya karena variabel seleksi memiliki nilai koefisien regresi yang terbesar jika dibandingkan dengan variabel rekruitmen, sehingga hipotesis kedua dapat dikatakan terbukti.
3 Pengaruh Proses Rekruitmen dan Seleksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Sulutgo (Potale et al., 2016)
Sampel sejumlah 70 orang. Metode kuantitatif
Pengaruh antara rekrutmen dan seleksi dengan kinerja karyawan khususnya pada PT. Bank SulutGo, ternyata diketahui ada pengaruh yang positif dan signifikan antara rekrutmen dan seleksi terhadap kinerja karyawan
46
4 Studi Tentang Proses Rekruitmen Tenaga Kerja Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Malinau (Ratnasari, 2013)
Informan 4 orang. Metode kualitatif
Proses rekrutmen tenaga Linmas sudah berjalan dengan baik. Proses rekrutmen yang dilakukan adalah pengumuman, pendaftaran, proses seleksi dan penempatan. Hal tersebut dilakukan agar dapat menjaring sumber daya manusia yang berkualitas dan siap mengisi serta menjalankan tugas tenaga kerja Linmas dengan baik.
b. Pengisian blanko lamaran
Pelamar yang dipanggil diharuskan mengisi blanko (formulir)
lamaran yang telah disediakan. Formulir ini memuat rincian data
yang komplet dari pelamar, seperti orang tuanya, pengalaman
kerjanya, dan gaji yang dimintakan. Formulir lamaran akan
digunakan sebagai salah satu alat referensi pelamar
bersangkutan.
c. Pemeriksaan referensi
Memeriksa referensi adalah meneliti siapa referensi pelamar,
dipercaya atau tidak untuk memberikan informasi mengenai sifat,
prilaku, pengalaman kerja, dan hal-hal lain yang dianggap penting
dari pelamar. Referensi pada dasrnya adalah seseorang yang
dapat memberikan informasi dan jaminan mengenai sifat, perilaku
dan hal lain dari pelamar bersangkutan. Pemeriksaan referensi ini
47
harus hati-hati karena informasi yang diberikan pada umumnya
adalah informasi yang baik-baik saja.
d. Wawancara pendahuluan
Dalam wawancara pendahuluan, pimpinan atau tim penyeleksi
perusahaan mengadakan wawancara formal dan mendalam.
Dengan demikian, akan didapatkan data yang lebih komplit dan
lebih rinci. Dengan percakapan langsung, pewawancara yang
berpengalaman dan jeli dapat menggali kemampuan seorang
pelamar. Dengan wawancara akan diperoleh informasi dari setiap
pelamar, kemudian dibandingkan satu persatu siapa yang paling
tinggi kemampuannya untuk melakukan pekerjaan itu.
Wawancara berarti tanya jawab dengan maksud memperoleh
data atau informasi lebih mendalam secara langsung dari
pelamar. Cara wawancara terdiri dari tiga macam, yaitu:
1) Unstructured interview (free interview)
Wawancara secara bebas tanpa persiapan pertanyaan
yang akan ditanya.
2) Structured interview (guided interview)
Wawancara yang pertanyaannya telah disiapkan
sehingga wawancara lebih terarah dan cepat. Keburukan cara
ini hasilnya tidak mendalam karena pertanyaan yang diajukan
terbatas.
48
3) Mixed interview
Kombinasi dari free interview dengan guided interview.
Cara ini akan dapat memperoleh data atau informasi yang
lebih komplit dan terinci.
Menurut Handoko (2000), wawancara seleksi adalah
percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk
mengevaluasi hal yang dapat diterima atau tidak atas seorang
pelamar. Sedangkan Notoatmodjo (2010), mengatakan
wawancara ini dilakukan untuk memperoleh informasi-informasi
tentang pelamar yang tidak dapat diperoleh melalui tes-tes tertulis
tersebut diatas. Wawancara mempunyai tingkat fleksibilitas yang
tinggi, karena dapat diterapkan baik terhadap para calon
karyawan manajerial atau operasional, berketerampilan tinggi atau
rendah, maupun staf. Wawancara dapat dilakukan terhadap
individu, tetapi untuk pelamar yang jumlahnya banyak dapat
dilakukan secara kelompok. Untuk memperoleh informasi yang
lengkap, terarah, dan sistematis, dalam melakukan wawancara
harus mengunakan pedoman wawancara.
e. Tes Penerimaan
Tes penerimaan adalah proses untuk mencari data calon
karyawan yang disesuaikan dengan spesifikasi jabatan atau
pekerjaan yang akan dijabat. Jenis tes penerimaan calon
karyawan ini adalah wawancara dan tertulis. Bentuk-bentuk tes
49
penerimaan adalah physical test (medical test), academic test
(knowledge test) dan phsycological test.
1) Physical test
Suatu proses untuk menguji kemampuan fisik pelamar,
misalnya pendengaran dan penglihatan (buta warna atau
tidak).
2) Academic test
Proses menguji kecakapan yang dimiliki pelamar sesuai
dengan kebutuhan jabatan yang akan diisi.
3) Phsycological test
Proses menguji tentang kecerdasan, bakat, prestasi,
minat, dan kepribadian.
Tabel 2.5 Sintesa Penelitian Terkait Tes Tertulis
No Judul (Peneliti, Tahun)
Sampel & Metode
Hasil
1 Rekruimen dan Seleksi Berbasis Kompetensi: Tantangan dalam Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Kerja Pada Knowladge Society (Sujanto, 2009)
Informan 11 orang. Metode kualitatif
Salah satu cara untuk memperoleh SDM yang berkualitas dan tepat adalah dengan penerapan konsep kompetensi dalam perekrutan dan seleksi karyawan.
2 Analisa Pengaruh Proses Rekruitmen dan Seleksi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di PT. SIIX Electronics Indonesia) (Savitri et al., 2013)
Metode kualitatif
Variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan adalah seleksi, alasannya karena variabel seleksi memiliki nilai koefisien regresi yang terbesar jika dibandingkan dengan variabel rekruitmen.
50
3 Studi Tentang Proses Rekruitmen Tenaga Kerja Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Malinau (Ratnasari, 2013)
Informan 4 orang. Metode kualitatif
Proses rekrutmen yang dilakukan adalah pengumuman, pendaftaran, proses seleksi dan penempatan. Hal tersebut dilakukan agar dapat menjaring sumber daya manusia yang berkualitas dan siap mengisi serta menjalankan tugas tenaga kerja Linmas dengan baik.
4 An exploratory analysis of the regionalization policy for the recruitment of health workers in Burkina Faso (Kouanda et al., 2014)
Informan 46 orang. Metode kualitatif
The possibility of job-for-job exchange was then approved for a certain time, then cancelled. Starting in 2005, a departure condition was added. Now, regionalized health workers can leave the regions after undergoing a competitive selection process.
f. Tes Psikologi
Tes psikologi adalah proses menguji atau mengetes
kemampuan mental pelamar untuk mengukur apakah mentalnya
sesuai dengan yang diinginkannya.
g. Tes Kesehatan
Tes kesehatan yaitu pemeriksaan kesehatan fisik pelamar
apakah memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan untuk jabatan
yang bersangkutan. Misalnya, pendengaran, penglihatan (buta
warna atau tidak), berpenyakit jantung atau tidak, bronkhitis atau
tidak dan mempunyai cacat badan atau tidak.
51
Tes kesehatan hendaknya diperhatikan dengan cermat karena
sangat menentukan tingkat prestasi kerja karyawan. Tidak
mungkin karyawan akan dapat berprestasi baik jika ia sering sakit
dan tidak dapat hadir untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
Menurut Hariandja (2009), kesehatan seseorang merupakan
hal yang sangat penting untuk hampir semua jenis pekerjaan,
sebab disamping dapat mempengaruhi jenis produktifitas, juga
berkaitan dengan biaya yang nantinya dikeluarkan oleh
perusahaan untuk pemeliharaan kesehatan.
Menurut Notoatmodjo (2010), tes kesehatan atau evaluasi
medis ini penting, karena melalui hasil pemeriksaan kesehatan
calon karyawan tersebut, organisasi akan memperoleh karyawan-
karyawan yang sehat dan produktif. Disamping itu bagi calon
karyawan, mereka akan mengetahui status kesehatan yang
berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Sedangkan
bagi organisasi, akan dapat menekan biaya pemeliharaan
kesehatan bagi karyawan.
h. Wawancara akhir oleh atasan langsung
Kepala bagian atau atasan langsung mewawancarai pelamar
untuk memperoleh data yang lebih mendalam tentang
kemampuan pelamar dalam melaksanakan tugas-tugas yang akan
diberikan kepadanya. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan praktis pelamar dalam mengerjakan
52
pejerjaan dan juga untuk memperoleh gambaran apakah pelamar
dapat diajak bekerja sama atau tidak. Wawancara akhir akan
menentukan diterima atau tidaknya pelamar menjadi calon
karyawan pada perusahaan tersebut.
Tabel 2.6 Sintesa Penelitian Terkait Tes Wawancara
No Judul (Peneliti,
Tahun) Sampel & Metode
Hasil
1 Model Analisis Perekrutan dan Seleksi Karyawan di PT. Semarang Autocomp Manufacturing Indonesia (SAMI) (Bellionardi, 2013)
Informan 10 orang. Metode kualitatif
Faktor utama yang mempengaruhi manajemen dalam merumuskan model rekrutmen dan seleksi karyawan dikelompokkan menjadi dua bagian: faktor internal yang terdiri dari tujuh faktor, yaitu, kebutuhan karyawan, kebijakan perusahaan, sumber daya perusahaan, persyaratan posisi, serta visi , misi dan tujuan perusahaan, sedangkan faktor eksternal terdiri dari peraturan ketenagakerjaan dan persaingan industri.
2 Pembangunan Sistem Pendukung Keputusan Rekruitmen Pegawai Baru di PT. ABC (Herdiyanti & Widianti, 2013)
Berdasarkan hasil pengujian alpha yang menggunakan Black Box dan pengujian Betha dengan metode wawancara diperoleh hasil bahwa aplikasi ini memudahkan dalam menentukan pegawai sesuai kriteria masng-masing klien dan proses rekrutmen berjalan lebih
53
baik karena dapat diselesaikan lebih cepat.
3 Rekruimen dan Seleksi Berbasis Kompetensi: Tantangan dalam Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Kerja Pada Knowladge Society (Sujanto, 2009)
Informan 11 orang. Metode kualitatif
Salah satu cara untuk memperoleh SDM yang berkualitas dan tepat adalah dengan penerapan konsep kompetensi dalam perekrutan dan seleksi karyawan.
4 Kajian Sumber Daya Manusia dalam Proses Rekruitmen Tenaga Kerja di Perusahaan (Setiani, 2013)
Studi kepustakaan dengan pendekatan deskriptif eksploratif
Semakin efektif proses rekrutmen dan seleksi, semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan pegawai yang tepat bagi perusahaan.
i. Memutuskan diterima atau ditolak
Top manajer akan memutuskan diterima atau ditolaknya
pelamar setelsh memperoleh hasil dari seleksi-seleksi terdahulu.
Pelamar yang tidak memenuhi spesifikasi ditolak, sedangkan
pelamar yang lulus dari setiap seleksi diputuskan diterima menjadi
calon karyawan dengan status karyawan dalam masa percobaan.
Selanjutnya mereka diharuskan mengisi formulir dan melengkapi
syarat-syarat sepenuhnya.
Prosedur seleksi untuk setiap perusahaan tidak sama, tergantung
dari spesifikasi dan besar atau kecilnya perusahaan. Menurut
Notoatmodjo (2010), pada tahap terakhir ini, para pelamar akan
menerima nasib “diterima” yang berarti akan bekerja di organisasi itu,
54
ataupun “ditolak” yang berarti harus mencari pekerjaa di lain
organisasi. Untuk menjaga hubungan masyarakat tetap baik, maka
bagi calon yang tidak diterima dapat dipertimbangkan untuk
kesempatan yang akan datang. Dokumen pelamar yang diterima perlu
didokumentasikan, dan akan berguna bagi program-program
pengembangan karyawan yang bersangkutan untuk waktu yang akan
datang.
Tabel 2.7 Sintesa Penelitian Terkait Keputusan Seleksi
No Judul (Peneliti, Tahun)
Sampel & Metode
Hasil
1 Rekruimen dan Seleksi Berbasis Kompetensi: Tantangan dalam Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Kerja Pada Knowladge Society (Sujanto, 2009)
Informan 11 orang. Metode kualitatif
Salah satu cara untuk memperoleh SDM yang berkualitas dan tepat adalah dengan penerapan konsep kompetensi dalam perekrutan dan seleksi karyawan.
2 Kajian Sumber Daya Manusia dalam Proses Rekruitmen Tenaga Kerja di Perusahaan (Setiani, 2013)
Studi kepustakaan dengan pendekatan deskriptif eksploratif
Semakin efektif proses rekrutmen dan seleksi, semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan pegawai yang tepat bagi perusahaan.
3 Studi Tentang Proses Rekruitmen Tenaga Kerja Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Informan 4 orang. Metode kualitatif
Proses rekrutmen yang dilakukan adalah pengumuman, pendaftaran, proses seleksi dan penempatan. Hal tersebut dilakukan agar dapat menjaring sumber daya manusia yang berkualitas dan siap mengisi serta menjalankan tugas tenaga kerja Linmas
55
Kabupaten Malinau (Ratnasari, 2013)
dengan baik.
6. Kendala Seleksi
Menurut Handoko (2000), manajer personalia harus menghadapi
paling tidak tiga tantangan, yaitu:
a. Tantangan Suplai
Semakin besar jumlah pelamar yang “qualified” maka akan
semakin mudah bagi departemen personalia untuk memilih
karyawan baru yang berkualitas.
b. Tantangan Ethis
Dalam pelaksanaan seleksi karyawan, sering terjadi masalah
yang disebut dengan “sistem keluarga” dalam proses seleksi atau
penerimaan karyawan. Masalah ini merupakan salah satu
tantangan bagi manajer personalia maupun para manajer
organisasi lainnya dalam pengadaan sumber daya amnusia.
Keputusankeputusan seleksi sangat dipengaruhi oleh etika
mereka. Penerimaan karyawan karena hubungan keluarga,
pemberian komisi dari kantor penempatan kerja, atau karena suap
semuanya merupakan tantangan bagi pengelola organisasi. Bila
standar-standar ethis ini dilanggar, karyawan baru mungkin dipilih
secara tidak tepat.
56
c. Tantangan Organisasional
Proses seleksi bukan merupakan tujuan akhir, tetapi
prasarana dengan mana organisasi berupaya untuk menbcapai
tujuan-tujuan dan sasaran-sasarannya. Secara alamiah,
organisasi menghadapi keterbatasan-keterbatasan, seperti
anggaran atau sumber daya lainnya yang mungkin akan
membatasi proses seleksi. Di samping itu, berbagai strategi,
kebijaksanaan dan taktik organisasi juga merupakan batasan-
batasan.
Tabel 2.8 Sintesa Penelitian Terkait Kendala Seleksi
No Judul (Peneliti, Tahun)
Sampel & Metode
Hasil
1 Rekruitmen dan Penempatan Pegawai (Andrizul & Yoserizal, 2013)
Informan 9 orang. Metode kualitatif
Faktor yang menghambat analisis pegawai di Dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi, yaitu faktor koordinasi, faktor transparansi dan faktor finansial.
2 Kajian Sumber Daya Manusia dalam Proses Rekruitmen Tenaga Kerja di Perusahaan (Setiani, 2013)
Studi kepustakaan dengan pendekatan deskriptif eksploratif
Berbagai kendala yang dijumpai dalam rekrutmen adalah dari organisasi yang bersangkutan sendiri, kebiasaan pencari tenaga kerja sendiri, dan faktor-faktor eksternal yang bersumber dari lingkungan dimana organisasi bergerak.
3 Model Analisis Perekrutan dan Seleksi Karyawan di PT. Semarang Autocomp Manufacturing Indonesia (SAMI)
Informan 10 orang. Metode kualitatif
Faktor utama yang mempengaruhi manajemen dalam merumuskan model rekrutmen dan seleksi karyawan dikelompokkan menjadi dua bagian: faktor internal yang terdiri dari
57
(Bellionardi, 2013) tujuh faktor, yaitu, kebutuhan karyawan, kebijakan perusahaan, sumber daya perusahaan, persyaratan posisi, serta visi , misi dan tujuan perusahaan, sedangkan faktor eksternal terdiri dari peraturan ketenagakerjaan dan persaingan industri.
4 Audit Manajemen Pada Fungsi Sumber Daya Manusia (Studi Pada Fungsi Pengembangan Organisasi, Rekruitmen-Seleksi-Orientasi, Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan Penilaian Kinerja Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia PT. XXX) (Adni, Susilo, & Parsetya, 2014)
Informan 9 orang. Metode kualitatif
Beberapa hal yang perlu diperhatikan meliputi fungsi pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang pelaksanaannya belum optimal.
D. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat.
58
Rumah sakit juga merupakan tempat menyelenggarakan upaya
kesehatan yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan dilakukan dengan
pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu
serta berkesinambungan (Siregar, 2003).
2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan
kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009, rumah sakit umum mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna.
59
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.
3. Jenis dan Kualifikasi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit jenis pelayanan dan pengelolaannya rumah sakit dibagi atas:
a. Berdasarkan jenis pelayanan
1) Rumah Sakit Umum
Memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang
dan jenis penyakit.
2) Rumah Sakit Khusus
Memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu
jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan
umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
b. Berdasarkan Pengelolaan
1) Rumah Sakit Publik
Dapat dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan
badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik yang
60
dikelola pemerintah dan pemerintah daerah diselenggarakan
berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan
Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2) Rumah Sakit Privat
Dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang
berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.
4. Standar Rumah Sakit Tipe D
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 56 Tahun
2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit Pelayanan yang
diberikan oleh Rumah Sakit Umum Kelas D paling sedikit meliputi:
a. Pelayanan medik;
b. Pelayanan kefarmasian;
c. Pelayanan keperawatan dan kebidanan;
d. Pelayanan penunjang klinik;
e. Pelayanan penunjang nonklinik; dan
f. Pelayanan rawat inap.
Sumber daya manusia rumah sakit umum kelas D terdiri atas:
a. Tenaga medis paling sedikit:
1) 4 (empat) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;
2) 1 (satu) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
61
3) 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis dasar.
b. Tenaga kefarmasian paling sedikit:
1) 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi
Rumah Sakit;
2) 1 (satu) apoteker yang bertugas di rawat inap dan rawat jalan
yang dibantu oleh paling sedikit 2 (dua) orang tenaga teknis
kefarmasian;
3) 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan,
distribusi dan produksi yang dapat merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan
dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya
disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian
rumah sakit.
c. Tenaga keperawatan paling sedikit:
1) Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan dihitung dengan
perbandingan 2 (dua) perawat untuk 3 (tiga) tempat tidur.
2) Kualifikasi dan kompetensi tenaga keperawatan sebagaimana
disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan rumah sakit.
d. Tenaga kesehatan lain, jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan
lain disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan rumah sakit.
62
e. Tenaga nonkesehatan, jumlah dan kualifikasi tenaga
nonkesehatan disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan rumah
sakit.
E. Kerangka Teori
Dasar pemikiran variabel yang diteliti berasal dari teori sistem. Teori
sistem digunakan dalam penelitian ini sebab pelaksanaan sistem
rekruitmen tenaga kesehatan tidak terlepas dari sebuah sistem yang
membangun terciptanya proses rekruitmen bisa sehingga menghasilkan
sumber daya manusia kesehatan yang berkualitas sesuai dengan
kualifikasi rumah sakit. Sebuah sistem terdiri atas bagian-bagian yang
bergabung untuk satu tujuan. Model dasarnya adalah masukan,
pengolahan, dan keluaran. Menurut Azwar (1996), sistem adalah suatu
kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang berhubungan
serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam administrasi kesehatan
unsur sistem dimana sistem sebagai upaya menghasilkan pelayanan
kesehatan terdiri dari:
1. Input
Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Input terdiri
dari 5 M, yaitu man, money, methode, material, dan machine.
63
2. Process
Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncanakan.
3. Output
Kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Impact
Akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
5. Feedback
Kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari
sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
Menurut Hasibuan (2010), langkah-langkah rekruitmen terdiri atas
dasar rekruitmen, sumber rekruitmen, metode rekruitmen, dan kendala
rekruitmen. Sedangkan proses seleksi terdiri atas dasar seleksi, tujuan
seleksi, penetapan jumlah karyawan, cara seleksi, dan kualifikasi.
64
Gambar 2.3: Unsur-unsur Sistem Rekruitmen (Azwar, 1996; Handoko, 2000; Hariandja, 2009; Hasibuan, 2010)
INPUT
1. Man
2. Money
3. Material
4. Methode
5. Calon pelamar
PROCESS
Rekuitmen
1. Dasar Rekruitmen
2. Sumber Rekruitmen
3. Metode Rekruitmen
4. Kendala Rekruitmen
Seleksi
1. Seleksi administrasi
2. Tes tertulis
3. Tes Wawancara
4. Tes praktik
5. Keputusan penerimaan
6. Kedala seleksi
OUTPUT
SDMK sesuai
kualifikasi rumah
sakit
IMPACT
Efektifitas dan
efisiensi pelayanan
kesehatan
FEEDBACK
65
F. Kerangka Konseptual
Gambar 2.4: Kerangka Konseptual
INPUT
1. Man (petugas)
2. Money (biaya)
3. Material (media)
4. Methode (SOP)
PROCESS
1. REKRUITMEN
a. Dasar rekruitmen
b. Sumber rekruitmen
c. Kendala rekruitmen
2. SELEKSI
a. Administrasi
b. Tes tertulis
c. Tes wawancara
d. Keputusan seleksi
e. Kendala seleksi
OUTPUT
Tenaga kesehatan sesuai
dengan kualifikasi rumah
sakit
Sistem rekruitmen
tenaga kesehatan di
RSUD Kab. Muna
Barat
IMPACT
Efektifitas dan efisiensi
pelayanan kesehatan
66
G. Definisi Konseptual
1. Input
a. Man
Yang dimaksud dengan man adalah petugas yang berwenang
melakukan rekruitmen dan seleksi yang dierikan tanggung jawab
oleh direktur rumah sakit.
b. Money
Yang dimaksud dengan money adalah anggaran yang
digunakan untuk proses rekruitmen dan seleksi.
c. Material
Yang dimaksud dengan material adalah alat atau media yang
digunakan sebagai pendukung pada pelaksanaan proses
rekruitmen dan seleksi.
d. Methode
Yang dimaksud dengan methode adalah prosedur yang telah
ditetapkan oleh rumah sakit yang digunakan sebagai acuan dalam
proses rekruitmen dan seleksi.
2. Process
a. Proses Rekruitmen
1) Dasar rekruitmen
Yang dimaksud dengan dasar rekruitmen adalah
pedoman atau standar yang ditetapkan dalam proses
67
rekruitmen yaitu spesifikasi jabatan yang terdiri dari kualifikasi
yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
2) Sumber rekruitmen
Yang dimaksud dengan sumber rekruitmen adalah asal
rekruitmen karyawan yang terdiri dari sumber internal (dari
dalam rumah sakit yang bukan berstatus PNS) dan sumber
eksternal (dari luar rumah sakit).
3) Kendala rekruitmen
Yang dimaksud dengan kendala rekruitmen adalah segala
sesuatu yang dapat menghambat proses pelaksanaan
rekruitmen.
b. Proses Seleksi
1) Seleksi administrasi
Yang dimaksud dengan seleksi administrasi adalah
kegiatan tahap awal untuk memilih surat-surat lamaran dan
mengelompokkan atas surat lamaran yang memenuhi syarat
dan surat lamaran keyang tidak memenuhi syarat.
2) Tes tertulis
Yang dimaksud dengan tes tertulis adalah tahapan untuk
mengetahui kualitas pelamar melalui tes pengetahuan
dan kemampuan diri.
68
3) Tes wawancara
Yang dimaksud dengan tes wawancara adalah suatu
proses yang dilakukan untuk mendapatkan informasi dari
calon
pelamar dengan cara melakukan dialog langsung.
4) Keputusan seleksi
Yang dimaksud dengan keputusan seleksi adalah hasil
akhir dari rekruitmen dan seleksi tenaga kesehatan dimana
diputuskan apakah pelamar diterima atau di tolak.
5) Kendala seleksi
Yang dimaksud dengan kendala seleksi segala sesuatu
yang dapat menjadi masalah yang dapat menghambat seleksi.
3. Output
Yang dimaksud dengan output adalah tenaga kesehatan yang
dihasilkan dari selama proses rekruitmen dan seleksi sesuai dengan
keinginan rumah sakit yang bisa mewujudkan visi dan misi rumah
sakit.
4. Impact
Yang dimaksud dengan impact adalah kondisi yang terjadi dari
aktifitas sistem rekruitmen dan seleksi tenaga kesehatan (efektifitas
dan efisiensi pelayanan kesehatan terhadap pasien).