ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DENGAN …
Transcript of ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DENGAN …
SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan
Volume: 8 No: 2 Tahun 2020
ISSN: 2338-4328 (Print), ISSN: 2686-2646 (Online)
Available online at: https://sultanist.ac.id/index.php/sultanist
Copyright © 2020 SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sultan Agung
141
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DENGAN
MENGGUNAKAN SPIP PADA DINAS KEPENDUDUKAN
DAN PENCATATAN SIPIL KOTA MAGELANG
Yoshandi Rendra Prastya1)
, Suci Nasehati Sunaningsih2)
1)Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Tidar Magelang, Indonesia 2)Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Tidar Magelang, Indonesia
e-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan lingkungan pengendalian, penilaian
risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan pengendalian intern di
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang. Penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Objek dalam penelitian ini adalah Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang telah sesuai dengan unsur – unsur yang ada dalam Sistem Kontrol Internal yang telah
ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008. Kelemahan dalam
penelitian ini adalah dalam sistem komputerisai seperti mekanisme pendataan yang terkadang
terkendala sehingga dapat menghambat dalam proses pelayanan kepada masyarakat.
Kata Kunci: Akuntansi Pemerintah, Pengendalian Internal, Disdukcapil Kota Magelang, SPIP
ANALYSIS OF THE INTERNAL CONTROL SYSTEM USING SPIP IN THE
DEPARTMENT OF POPULATION AND CIVIL REGISTRATION OF
MAGELANG CITY
Abstract
This research is in order to find out how the implementation of environmental control, risk
assessment, control activities, information and communication, as well as internal control monitoring in the Office of Population and Civil Registry of Magelang City. Research uses this type of qualitative
research using descriptive analysis methods. The object in this study is the Office of Population and
Civil Registry of Magelang City. The results showed that the implementation of the internal
government control system (SPIP) in the Office of Population and Civil Registry of Magelang City has been in accordance with the elements contained in the Internal Control System that has been
established by the government based on Government Regulation No. 60 of 2008. The weakness in this
study is weaknesses in computerized systems such as logging mechanisms that are sometimes
constrained so as to hinder the service process to the community.
Keywords: Government Accounting, Internal Control, Disdukcapil Magelang City, SPIP
Article History: Received: 30 Oktober 2020 Revised: 27 November 2020 Accepted: 16 Desember 2020
SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 8 (2), 2020
142
PENDAHULUAN
Setiap pemerintah daerah memiliki
SKPD yang terletak di setiap kawasan di
Indonesia. Salah satu SKPD yang melayani
masyarakat dalam hal pencatatan data diri
masyarakat yaitu Disdukcapil. Indeks
penilaian pelayanan sering dikaitkan dengan
good governance. Istilah good governance
menjadikan sistem yang dijalankan
pemerintah untuk mengendalikan organisasi
dan menjadikan kinerja pemerintah secara
baik. Pada sektor pemerintah, pendekatan
untuk menilai sistem pengendalian intern
pada Pemerintah Pusat dan Daerah mengacu
pada Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) yang didasarkan pada (Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008). Disebut
didalam pasal 1 angka 2 bahwa Sistem
Pengendalian Intern diselenggarakan secara
menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat
dan pemerintah daerah. Sistem pengendalian
intern sangat penting dalam menunjang
perbaikan pengelolaan pemerintah daerah
dan faktor pendukung untuk menciptakan
pemerintahan yang akuntanbel dan
transparan sebagi bentuk kinerja yang baik.
Pengendalian Internal menurut
(Horngren et al. 2010:390) pengendalian
intern adalah rencana organisasional dan
semua tindakan yang dirancang untuk
mengamankan aktiva, mendorong karyawan
untuk mengikuti kebijakan perusahaan,
meningkatkan efisiensi operasi, memastikan
catatan akuntansi yang akurat dan dapat
diandalkan. Sedangkan menurut (Hery
2013:150) pengendalian internal adalah
seperangkat kebijakan dan prosedur untuk
melindungi aset atau kekayaan perusahaan
dari segala bentuk tindakan
penyalahgunaan, menjamin tersedianya
informasi akuntansi perusahaan yang akurat,
serta memastikan bahwa semua ketentuan
(peraturan) hukum/Undang-Undang serta
kebijakan manajemen telah dipatuhi atau
dijalankan sebagaimana mestinya oleh
seluruh karyawan perusahaan. Pengendalian
intern digunakan untuk melihat kegiatan dan
tindakan telah berjalan berdasarkan tujuan
organisasi yang efisien dan efektif.
Dalam upaya mewujudkan visi, Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Magelang memerlukan sebuah pengendalian
internal. Dalam pelaksanaan visi tersebut
pasti dihadapkan pada berbagai kendala atau
permasalahan. Didalam penelitian
(Sudiarianti, Ulupui, and Budiasih 2015)
yang berjudul Pengaruh kompetensi sumber
daya manusia pada penerapan sistem
pengendalian intern pemerintah dan standar
akuntansi pemerintah serta implikasinya
pada kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah, hasil penelitian menunjukkan
kompetensi SDM (Sumber Daya
Masyarakat) berpengaruh positif pada
penerapan SPIP (Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah), SAP (System Application and
Processing) dan kualitas LKPD (Laporan
Keuangan Pemerintah Keuangan Daerah)
Pemkab Tabanan. Semakin tinggi
kompetensi yang dimiliki PPK-SKPD
(Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD)
maka penerapan SPIP, SAP dan kualitas
LKPD yang dihasilkan PPK-SKPD
cenderung semakin baik.
Berdasarkan hasil penelitian diatas
dibangun atas lima komponen diantaranya :
(a) lingkungan pengendalian; (b) penilaian
risiko; (c) aktivitas pengendalian; (d)
informasi dan komunikasi; serta (e)
monitoring (Peraturan Pemerintah Nomor
60 Tahun 2008). Komponen pengendalian
intern dirancang dan diimplementasikan
oleh manajemen untuk memastikan bahwa
tujuan pengendalian internal akan tercapai
(Arens, A, Elder, Randal J, Beasley , Mark
S, dan Jusuf 2011). Gubernur, Bupati dan
Walikota selaku kepala daerah wajib
melakukan pengendalian atas
SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 8 (2), 2020
143
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan
serta menyampaikan LKPD yang disusun
dengan mengikuti SAP yang telah diterima
secara umum sehingga pengelolaan
keuangan yang efektif, efisien, transparan,
dan akuntabel dapat dicapai (Susilawati and
Riana 2014); (Indriasih 2014).
LANDASAN TEORI
Akuntansi Sektor Publik
Menurut Littleton (Muhammad,
2002:10) tujuan utama dari akuntansi
merupakan untuk melaksanakan perhitungan
periodik antara biaya (usaha) dan hasil
(prestasi). Definis ini adalah inti dari teori
akuntansi dan merupakan ukuran yang
dijadikan sebagai rujukan dalam
mempelajari akuntansi. Sedangkan menurut
(Warren et al. 2017) Menyatakan bahwa:
secara umum, akuntansi dapat didefinisikan
sebagai sistem informasi yang menghasilkan
laporan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi
dan kondisi perusahaan.
Fungsinya untuk menyajikan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat
keuangan dari lembaga ekonomi dengan
tujuan agar berguna untuk pengambilan
keputusan ekonomis, yakni pilihan yang
terbaik diantara berbagai alternatif tindakan
yang ada (Harahap & Syafri, 2004). Pada
akuntansi sektor publik karakteristik yang
dimiliki yaitu memberikan pelayanan dan
tidak mengacu pada pencapaian profit
(nonprofit). Tujuan pada akuntansi sektor
publik adalah memberikan pelayanan dan
meningkatkan kesejahteraan kepada
masyarakat menjadikan akuntansi sektor
publik memiliki tingkat kompleks yang
tinggi dibandingkan sektor swasta pada
penilaian sektor lingkungan.
Akuntansi keuangan daerah atau
akuntansi sektor publik adalah proses untuk
mengidentifikasi, mengukur, mencatat serta
melaporkan transaksi keuangan dari entitas
pemerintah daerah untuk mengambil
keputusan ekonomi yang dibutuhkan pihak
eksternal (Ratmono & Sholihin, 2015).
Sedangkan menurut (Mardiasmo, 2005),
pengertian akuntansi sektor publik adalah
alat informasi baik itu untuk pemerintah
sebagai manajemen atau alat informasi
untuk publik. Terdapat faktor yang
mempengaruhi organisasi sektor publik
diantaranya : faktor ekonomi, politik,
budaya dan demografi.
Akuntansi yang berkaitan dengan
organisasi pemerintah atau lembaga
nonprofit dikenal dengan akuntansi sektor
publik atau akuntansi pemerintah. Menurut
(Halim, 2014). Akuntansi pemerintahan
yaitu suatu kegiatan jasa dalam rangka
menyediakan informasi kuantitatif terutama
yang bersifat keuangan dari entitas
pemerintah sebagai pengambilan keputusan
ekonomi yang nalar dari pihak-pihak yang
berkepentingan atas berbagai alternatif arah
suatu tindakan. Untuk menghasilkan
laporan keuangan sektor publik yang
relevan dan dapat diandalkan terdapat
beberapa kendala yang dihadapi akuntansi
sektor publik. Kendala tersebut adalah 1).
Objektivitas, kendala utama dalam
menghasilkan laporan keuangan yang
relevan, sering terjadi masalah yang
disebabkan karena benturan kepentingan; 2).
Konsistensi yang menggunakan metode
akuntansi sama untuk menghasilkan laporan
selama beberapa periode waktu secara
berkelanjutan; 3). Laporan keuangan
hendaknya dapat dibandingkan antar periode
waktu dan dengan instansi lain yang sejenis;
4). Laporan harus disajikan tepat waktu agar
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan; 5). Ekonomis dalam penyajian
laporan; dan 6). Materialitas.
Sistem Pengendalian Intern
Pengendalian intern menurut (Hery
2013:159) adalah seperangkat kebijakan dan
SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 8 (2), 2020
144
prosedur untuk melindungi aset atau
kekayaan perusahaan dari segala bentuk
tindakan penyalahgunaan, menjamin
tersedianya informasi akuntansi perusahaan
yang akurat, serta memastikan bahwa semua
ketentuan (peraturan) hukum/undang-
undang serta kebijakan manajemen telah
dipatuhi atau dijalankan sebagaimana
mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan.
Sedangkan menurut (Coso 2013) dari
Treadway Commision dalam (Susanto,
2013:95) merupakan suatu proses yang
dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen
dan karyawan yang dirancang untuk
memberikan jaminan yang meyakinkan
bahwa tujuan organisasi akan dapat dicapai
melalui: efisiensi dan efektifitas operasi,
penyajian laporan keuangan uang dapat
dipercaya, ketaatan terhadap undang-undang
dan aturan yang berlaku.
(Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2008), Sistem Pengendalian Intern
adalah proses yang integral pada tindakan
dan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai
untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
laporan keuangan , pengamanan aset negara,
dan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan. Sedangkan pada pasal 2 ayat 2
dijelaskan bahwa pengendalian atas
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan dengan berpedoman pada SPIP
sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah ini. Pengawasan Internal
merupakan bagian dari pengendalian
internal yang berfungsi melakukan penilaian
independen atas pelaksanaan tugas dan
fungsi Instansi Pemerintah.
Berdasar berbagai pengertian
pengendalian intern yang telah dijelaskan
diatas, terdapat empat konsep dasar yang
mendasari telaah atas struktur pengendalian
intern dan penetapan risiko, diantaranya a).
tanggung jawab manajemen, bukan auditor
yang harus menyusun dan memonitor struktur
pengendalian internal. Konsep ini sesuai
dengan ketentuan yang menyatakan bahwa
manajemen, dan bukan auditor yang
bertanggung jawab dalam menyusun laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku, b) kepastian yang wajar, Suatu
perusahaan harus mengusahakan struktur
pengendalian intern yang memberikan
kepastian yang wajar tetapi bukan mutlak,
bahwa laporan keuangannya telah disajikan
dengan wajar. Struktur pengendalian intern
disusun oleh manajemen setelah
mempertimbangkan baik biaya maupun
manfaat pengendalian tersebut, c)
keterbatasan yang melekat (inhern), Struktur
pengendalian intern tidak dapat dianggap
sepenuhnya efektif, meskipun telah dirancang
dan disusun dengan sebaik-baiknya. Bahkan,
meskipun sistem yang ideal telah dirancang,
keberhasilannya tetap bergantung pada
kompetensi dan kehandalan oleh
pelaksananya, d) metode pengendalian data,
Konsep pengendalian intern berlaku sama
dengan sistem maupun manual komputerisasi
(EDP). (Amri, 2020)
Menurut (AICPA, 1982) ,
menyatakan Pengendalian Intern itu
meliputi struktur organisasi dan semua cara-
cara serta alat-alat yang dikoordinasikan
yang digunakan di dalam perusahaan
dengan tujuan untuk menjaga keamanan
harta milik perusahaan, memeriksa
ketelitian dan kebenaran data akuntansi,
memajukan efisiensi di dalam usaha, dan
membantu mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen yang telah ditetapkan
lebih dahulu. Definisi tersebut menunjukkan
bahwa suatu sistem pengendalian intern
yang baik akan berfungsi untuk menjaga
keamanan harta milik organisasi, selain itu
juga berguna sebagai pemberian dan
SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 8 (2), 2020
145
kebenaran terkait data akuntansi, sehingga
dapat memajukan efisiensi di dalam operasi
suatu organisasi dengan menjaga untuk
tidak terjadi penyimpangan kebijakan
manajemen yang telah ditetapkan lebih
dahulu.
Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah (SPIP)
Sistem Pengendalian Internal adalah
proses yang integral atau langkah yang
dilakukan pada kegiatan dengan waktu
berkelanjutan berasal dari pimpinan kepada
seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan yang memadai untuk mencapai
tujuan organisasi. Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah atau sering disingkat
dengan SPIP, adalah Sistem Pengendalian
Intern yang diselenggarakan secara
menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat
dan pemerintah daerah. Berdasarkan
pengertian diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa SPIP merupakan metode untuk
sebuah kebijakan yang mengkoordinir di
dalam negara dengan sebuah tujuan
mengamankan kekayaan negara, menguji
ketepatan, ketelitian dan keandalan catatan
serta mendorong ditaatinya kebijakaan
secara menyeluruh. Adapun unsur
pengendalian intern pemerintah terdiri dari
a). lingkungan pengendalian; b) penilaian
risiko; c) kegiatan pengendalian; d)
informasi dan komunikasi; dan e)
pemantauan pengendalian internal.
Sebuah lingkungan pengendalian
seorang pimpinan instansi pemerintah wajib
menciptakan dan memelihara lingkungan
pengendalian yang menimbulkan perilaku
positif dan kondusif untuk penerapan sistem
pengendalian intern dalam lingkungan
kerjanya. Selain itu kesadaran bersama antar
semua elemen didalam lingkungan
menjadikan kunci keberlangsungan
pengendalian intern. Dengan melakukan
penilaian resiko, sebuah instansi dapat
mengidentifikasi kendala dan hambatan baik
secara internal dan eksternal yang akan
mempengaruhi tercapainya tujuan,
melakukan analisis serta menentukan
langkah – langkah antisipasinya. Kegiatan
pengendalian yang disusun oleh pimpinan
instansi pemerintah wajib
menyelenggarakan kegiatan pengendalian
sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan
sifat dari tugas dan fungsi instansi
pemerintah yang bersangkutan. Informasi
baik yang disampaikan untuk diterima harus
dapat sesuai dengan isi secara utuh dan
memberikan umpan balik. Jangan sampai
adanya kesalahan komunikasi yang akan
menghambat kualitas kinerja dan dapat
dilakukan melalui monitoring komunikasi
atau pemantauan komunikasi sebagai
langkah pengendalian intern atas proses
penilaian kinerja selama periode tertentu.
Tujuan SPIP pada (Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008)
mengarah pada empat tujuan yang ingin
dicapai dengan dibangunnya SPIP, yaitu: 1)
Kegiatan yang efektif dan efisien 2) Laporan
keuangan yang dapat diandalkan 3)
Pengamanan Aset 4) Ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan kelima unsur SPIP menjadi
fokus yang harus diperhatikan bagi Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Magelang dalam mencapai tujuan
umumnya, tujuan unit, dan tujuan tingkat
kegiatan. Penerapan SPIP dalam lingkup
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Magelang diharapkan dapat
meningkatkan akuntabilitasnya dikemudian
hari. Tujuan spesifik yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana penerapan
lingkungan pengendalian, penilaian risiko,
kegiatan pengendalian, informasi dan
komunikasi, serta pemantauan pengendalian
intern di Dinas Kependudukan dan
SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 8 (2), 2020
146
Pencatatan Sipil Kota Magelang. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
kepada pimpinan instansi mengenai unsur-
unsur SPIP yang masih perlu mendapat
perhatian sehingga Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Magelang di
kemudian hari tetap dapat meningkatkan
internal pengendalian.
METODE
Pada penelitian ini penulis
menggunakan pendekatan kualitatif yang
bersifat deskriptif, dengan cara
mengumpulkan data yang berhubungan
dengan fenomena, keadaan dan
permasalahan yang dihadapi. Sumber data
yang digunakan penulis dalam penyusunan
adalah data primer, yang diperoleh dengan
metode observasi dan wawancara yang
dilakukan pada instansi pemerintah
khususnya pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Magelang. Data
primer adalah sumber data yang didapatkan
langsung kepada pengumpul data,
(Sugiyono, 2018:213)
Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Magelang. Pemilihan objek penelitian ini
dengan pertimbangan lokasi berada di
Magelang, karena dalam penelitian ini ingin
mencari tentang penerapan SPIP pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Magelang. Waktu yang digunakan dalam
peneletian ini menggunakan waktu magang
selama 1 bulan dari tanggal 13 Januari 2020
sampai dengan 13 Februari 2020. Penulis
melakukan pengumpulan data dengan cara
observasi serta melakukan wawancara
terhadap pegawai dan staff, pengamatan
lewat website, buku dan sumber-sumber lain
yang relevan dengan data yang dibutuhkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Unsur Pengendalian Intern
Pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Magelang.
Pengendalian Lingkungan
Pemantauan kondisi pengendalian
lingkungan pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Magelang secara
umum telah menciptakan hubungan yang
cukup baik, dengan cara menciptakan
pengendalian lingkungan yang efektif dan
efisien serta memberikan hubungan yang
positif dalam bekerja antara pegawai dan
staff. Melalui penerapan aturan mengenai
standar perilaku etis akan memberi kerangka
perilaku pada seluruh pegawai. Dapat dilihat
dari pelaksanaan dari setiap kegiatan yang
ada di lingkungan dinas yang dilakukan oleh
pegawai ataupun staff yang berkompeten
yang dibagi kedalam bidangnya masing-
masing. Hal tersebut menandakan jika
organsisasi memiliki SDM yang kompeten
dan jujur. Pengendalian lainnya dilakukan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Magelang yang sesuai dengan tujuan
tercapainya pembangunan SPIP untuk
menghasilkan pertanggungjawaban laporan
keuangan yang dapat dipercaya dan
diandalkan. Sehingaa Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kota Magelang
melakukan kebijakan untuk rutin
mengikutsertakan pegawainya dalam
bimbingan teknis (bimtek), dan pendidikan
serta pelatihan (diklat) berjenjang.
Pencerminan kepeminpinan pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Magelang dapat memberikan hasil
yang baik melalui rumusan dan hasil
pelaksanaannya. Perumusan kebijakan
sesuai dengan lingkup tugasnya dengan
pelaksanaan kebijakan sesuai dengan
lingkup tugasnya hingga dilakukan evaluasi
pada setiap bulan untuk setiap kepala bagian
melalui rapat bulanan untuk menciptakan
keberlanjutan pengendalian didalam lingkup
kedinasan dengan memberikan hasil
pelayanan yang maksimal kepada
masyarakat. Dinas Kependudukan dan
SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 8 (2), 2020
147
Pencatatan Sipil Kota Magelang
menyediakan tempat magang dan praktik
kerja lapangan bagi pelajar yang
menginginkan meningkatkan soft skill yang
dipelajari dalam dunia pendidikan dan
mengimplementasikan dalam dunia kerja.
Melalui kegiatan praktik kerja lapangan
maupun magang Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Magelang
memberikan kesempatan untuk bergabung
dengan mengajarkan kerjasama tim,
melaksanakan setiap tugas sesuai keahlian
dan selalu dilakukan komunikasi ketika
suatu hal yang dirasa sulit untuk dilakukan
dengan bertanya kepada pegawai ataupun
staff.
Pembentukan struktur organisasi serta
metode pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab yang ada pada Disdukcapil
Kota Magelang menggambarkan sistem
pengendalian yang cukup baik. Setiap
pimpinan dan unit organisasi pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Magelang dalam melaksanakan tugasnya
telah menerapkan prinsip perencanaan,
pengorganisasian, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan sesuai bidang tugasnya masing-
masing. Sehingga pengendalian lingkungan
pada Disdukcapil Kota Magelang
mengindikasikan bahwa nilai-nilai
lingkungan pengendalian yang baik telah
terinternalisasi dan terimplementasi dengan
baik.
Penilaian Risiko
Pelaksanaan penilaian risiko oleh
Disdukcapil Kota Magelang, kepala dinas
menyampaikan bahwa menganalisis risiko
dengan mengidentifikasi melalui analisis
resiko kemungkinan munculnya sebuah
resiko yang dapat menghambat adanya visi,
misi dan tujuan Disdukcapil Kota Magelang
dengan cara menentukan tindakan yang
sesuai untuk penyelesaian kemunculan
resiko tersebut. Pada Peraturan Walikota
Nomor 39 TH 2016 menjelaskan bahwa
Setiap pimpinan dan unit organisasi pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
menerapkan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah dilingkungan masing-masing.
Dengan dilakukan pengendalian intern
pemerintah seperti disebutkan pada perwal
diatas maka peilaian resiko pada
Disdukcapil Kota Magelang secara umum
telah berjalan dengan baik. Salah satu
penilaian resiko dari Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kota Magelang dalah
penilaian dari masyarakat berkaitan
pelayanan yang diberikan berkaitan layanan
pencatatan administrasi yang akan
dimasukkan dalam sebuah Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM).
Gambar 1. Grafik Data Indeks Kepuasan
Masyarakat.
Sumber : hasil penelitian, 2020
Temuan yang didapati dari resiko
yang dihadapi di Disdukcapil adalah ketika
sebuah sistem pada pengolahan data
masyarakat secara komputerisasi yang
dimiliki Disdukcapil Kota Magelang
mengalami masalah. Dengan begitu ketika
akan dilakukan pengecekan berkas secara
tertulis dengan sistem yang ada tidak dapat
terlaksana. Solusi yang dilakukan yaitu
dengan melakukan pelayanan secara manual
dengan prinsip kerja yang telah ada untuk
tetap berjalan memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
Kegiatan Pengendalian
SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 8 (2), 2020
148
Kegiatan pengendalian yang sesuai
dengan (Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 60 Tahun 2008)
menjelaskan bahwa kegiatan pengendalian
adalah prosedur atau kebijakan yang
dilaksanakan agar dapat membantu
memastikan dilaksanakannya arahan dari
pimpinan instansi untuk mengurangi resiko
yang telah terlebih dahulu diidentifikasi
selama proses penilaian risiko. Kepala dinas
Disdukcapil Kota Magelang telah efektif
dalam melaksanakan kegiatan pengendalian
yang diberlakukan untuk menangani setiap
resiko serta memberikan arahan. Kegiatan
pengendalian yang telah dilaksanakan oleh
Disdukcapil Kota Magelang adalah dengan
mengevaluasi kinerja para pegawainya
secara berkala, meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dengan pembinaan
seperti mengikutsertakan para pegawainya
untuk bimbingan teknis maupun diklat
secara berjenjang atau secara berkala.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Magelang yang mengacu pada
(Perwal Nomor 39, 2016), Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan
Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Magelang. Menjelaskan bahwa untuk
melaksanakan Ketentuan Pasal 4 Peraturan
Daerah Kota Magelang Nomor 3 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah perlu menetapkan
Peraturan Walikota tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta
Tata Kerja Dinas Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil Kota Magelang. Kegiatan
secara berkala terus dievaluasi untuk
memastikan bahwa kegiatan tersebut masih
sesuai dan masih berfungsi sesuai apa yang
diharapkan. Pengendalian yang dilakukan
yaitu dengan memisahkan setiap fungsi para
pegawai, sesuai pasal 3 Peraturan Walikota
Nomor 39 Tahun 2016 tentang susunan
organisasi pada Disdukcapil dijelaskan
sebagai berikut : Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 terdiri dari : Kepala Dinas;
Sekretariat, membawahi : a). Sub Bagian
Perencanaan dan Keuangan; b). Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian. Bidang Pelayanan
Pendaftaran Penduduk, membawahi : a).
Seksi Identitas Penduduk; b). Seksi Pindah
Datang dan Pendataan Penduduk. Bidang
Pelayanan Pencatatan Sipil, membawahi :
a). Seksi Kelahiran dan Kematian; b). Seksi
Perkawinan, Perceraian, Perubahan Status
Anak dan Pewarganegaraan. Bidang PIAK
dan Pemanfaatan Data, membawahi : a).
Seksi Pengelolaan Informasi Administrasi
Kependudukan; b). Seksi Kerjasama dan
Inovasi Pelayanan. Serta yang terakhir
Kelompok Jabatan Fungsional. Untuk setiap
kasubag mempunyai tugas pokok dan fungsi
masing-masing.
Informasi Dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi menjadikan
salah satu faktor penting didalam
berjalannya unsur pengendalian intern. Pada
Disdukcapil Kota Magelang telah
menerapkan unsur komunikasi secara baik
sebagai hasil dari penerapan unsur sistem
pengendalian intern dengan
mengindikasikan manajemen dikelola
dengan sehat. Sistem informasi yang
disusun berdasarkan prosedur-
prosedur dan berbasis teknologi informasi
dan komunikasi yang bertujuan untuk
menata sistem administrasi kependudukan di
Indonesia, sistem ini meliputi pendataan
penduduk dan pencacatan sipil. Sarana
komunikasi yang dapat digunakan didalam
pelaksanaan kegiatan ini seperti : prosedur
pedoman kebijakan dalam bentuk jurnal
ataupun pembukuan, komunikasi dua arah
melalui lisan seperti saat penyampaian
argument pada saat rapat evaluasi kinerja
dan juga melalui teknologi seperti : e-mail,
SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 8 (2), 2020
149
whatsapp dan ataupun mekanisme sistem
yang dibuat seperti SIAK (Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan) sebagai
bentuk implementasi pelaksanaan kegiatan
komunikasi yang menghasilkan sebuah
informasi.
Pemantauan Pengendalian Intern
Fungsi dari pemantauan sebagai
melihat dan menilai kualitas kinerja dengan
permasalahan yang timbul dari waktu ke
waktu dan memastikan untuk dapat
diambilkan suatu tindakan sedini mungkin.
Sesuai hasil magang dan observasi
pemantauan pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Magelang telah
berjalan dengan baik, dengan menggunakan
model pemantauan yang berupa evaluasi
pembuatan dan pelaksanaan kebijakan.
Sosialisasi prosedur kerja (SOP) dan
evaluasi prosedur kerja. Bentuk evaluasi
kegiatan dilaksanakan melalui penilaian dari
pihak pengawas internal (audit internal) atau
pihak eksternal yaitu BPK. Evaluasi yang
dilakukan Disdukcapil yang dilakukan
secara periodik adalah melakukan
pemeriksaan regular sebagai sistem
peringatan awal terhadap pelaksanaan
kegiatan dinas dengan hasil penerbitan
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
Berikut merupakan ringkasan hasil –
hasil pelaksanaan setiap unsur yang ada
dalam Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Magelang, dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel. 1
Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Magelang
No. Unsur SPIP Simbol Pelaksanaa
n
Lapangan
1. Pengendalian Terlaksana
Lingkungan
2. Penilaian
Resiko
Terlaksana
3. Kegiatan
Pengendalian
Terlaksana
4. Informasi &
Komunikasi
Terlaksana
5. Pemantauan
Pengendalian
Intern
Terlaksana
Sumber : hasil penelitian, 2020
Penerapan unsur sistem pengendalian
intern pemerintah yang terdiri atas 5 unsur
diatas dapat dijalankan secara maksimal dan
baik oleh setiap intansi pemerintahan akan
memberikan dampak terhadap pencapaian
tujuan yang ingin dicapai setiap intansi.
Dengan penerapan kelima unsur tersebut
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Magelang dapat mencapai tujuan
pengendalian intern yaitu pencapaian tujuan
secara efektif serta efisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
Dampak Pengendalian Intern pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Magelang
Dampak yang dapat dirasakan dengan
melakukan pengendalian intern pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Magelang adalah sebagai berikut :
1. Keandalan Laporan Keuangan
Prinsip akuntansi berterima umum
menjadikan pedoman dalam penyusunan
laporan keuangan pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Magelang dengan selalu dilakukan evaluasi
kinerja pada akhir periode pelaporan
keuangan. Kompetensi dalam penyusunan
laporan keuangan telah terlihat oleh pegawai
Disdukcapil Kota Magelang dimana dalam
penerapan tugas dan fungsinya sesuai
dengan bidang keahlian pegawai yaitu
SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 8 (2), 2020
150
ekonomi. Sehingga penerapan pengendalian
intern pada laporan keuangan telah dapat
dicapai dan dipertanggungjawabkan. Dalam
melaporkan LPJ (Laporan Pertanggung
Jawaban) atas pelaksanaan anggaran
keuangan yang dilakukan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Magelang telah dilaksanakan secara tepat
waktu dan akurat sehingga terwujud tata
kelola pemerintah yang baik (good
governance).
2. Pengamanan Aset Negara
Upaya pengendalian aset yang
beresiko akan hilang, rusak, dicuri, secara
fisik telah diamankan. Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kota Magelang
didalam rencana strategisnya
menyampaikan bahwa pengamanan asset
yang dimiliki sebagai sarana dan prasarana
perangkat daerah serta rencana kebutuhan
pemeliharaan barang milih daerah telah
tersusun dan tercatat didalam Pengelolaan
Akuntabilitas, Pelaporan Keuangan & Asset
(BMN / BMD). Dalam memanajemen asset
atau pengelolaan barang milik negara dari
isu-isu strategis berdasarkan lima kriteria
tentang Pengelolaan, Akuntabilitas,
Pelaporan Keuangan, dan Aset (BMN /
BMD) memiliki total skor sebesar 30 dan
rata-rata skor sebesar 6,0 urutan prioritas
kelima setelah ketepatan penyusunan
program dan kegiatan administrasi
kependudukan dengan rata-rata skor 6,2.
Indikator keberhasilan dalam menjaga
barang milik negara atau barang milik
daerah telah dilakukan investarisasi
BMN/BMD secara berkala sebagai
penunjang pelaporan dalam menyusun
rencana strategis Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Magelang.
3. Efektivitas dan Efisiensi
Kegiatan Instansi Pemerintah
Disdukcapil Kota Magelang
merencanakan sebuah perencanaannya
dengan 9 (sembilan) aspek penting antara
lain : 1). Pemantapan Regulasi; 2).
Penguatan Kelembagaan; 3). Pembinaan
Aparatur; 4). Ketepatan Penyusunan
Program dan Kegiatan Adminduk; 5).
Pengelolaan Akuntabilitas, Pelaporan
Keuangan & Asset (BMN / BMD); 6).
Peningkatan Pelayanan Pada Masyarakat;
7). Pemanfaatan Data dan Dokumen
Kependudukan pada Instansi Penggguna; 8).
Perbaikan Insfrastruktur; dan 9).
Peningkatan Partisipasi Masyarakat. Dengan
terpenuhinya point diatas, maka harapan
masyarakat akan pelayanan kependudukan
dan pencatatan sipil yang prima akan
terwujud di Kota Magelang dengan predikat
pelayanan ber ISO 9001 : 2008. Sehingga
hasil tersebut dapat dikatakan bahwa
kegiatan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Magelang berjalan
secara efektif dan efisien.
4. Ketaatan Dalam Peraturan
Perundang-Undangan
Ketentuan dan implementasi ketaatan
peraturan perundang – undangan tentang
kegiatan pengawasan telah diterapkan secara
cukup baik oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Magelang. Kepala
dinas juga sudah memberikan arahan dan
contoh teladan yang baik mengenai etika
dalam menjalankan tugas sesuai dengan
tanggung jawab dan wewenang masing-
masing pegawai.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dijelaskan diatas, menunjukkan bahwa
penerapan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) di Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kota Magelang telah
dilaksanakan dengan baik dan juga telah
menerapkan setiap faktor yang terdapat
didalam pengendalian intern menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008. Dengan menerapkan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 8 (2), 2020
151
maka pengelolaan dan pengawasan
keuangan daerah dapat berjalan baik serta
dapat mendukung penyelenggaraan
pemerintah yang efektif dan juga efisien
serta menciptakan pemerintahan yang
akuntanbel dan transparan sebagai bentuk
kinerja yang baik. Dalam mendukung
terciptanya good governance, bahwa Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Magelang telah berjalan dengan cukup
optimal sehingga mendapatkan dampak
positif yang dirasakan oleh optimalisasi
Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan
(SPIP) tersebut.
Terdapat kekurangan dari
Disdukcapil Kota Magelang yaitu ketika
sebuah sistem pada pengolahan data
masyarakat secara komputerisasi yang
dimiliki Disdukcapil Kota Magelang
mengalami masalah. Dengan begitu ketika
akan dilakukan pengecekan berkas secara
tertulis dengan sistem yang ada tidak dapat
terlaksana. Resiko yang muncul adalah
terhambatnya pekerjaan pendataan yang
tersimpan pada sebuah sistem komputerisasi
yang terhubung langsung oleh pusat
pendataan data identitas diri masyarakat
Indonesia yang ada pada Ditjen Dukcapil
Kemendagri. Solusi yang dilakukan yaitu
dengan melakukan pelayanan secara manual
dan merekap untuk memasukkan data pada
saat sistem sudah kembali normal dan sesuai
dengan prinsip kerja yang telah ada untuk
tetap berjalan memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
SIMPULAN DAN SARAN
Melalui hasil penelitian yang penulis
lakukan pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Magelang dan
berdasarkan penelitian dalam pelaksanaan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP), maka penulis menarik kesimpulan
bahwa secara umum Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) pada Disdukcapil
Kota Magelang sudah berjalan dengan baik,
karena penerapan yang berdasarkan
peraturan peundangan telah sesuai dengan
unsur-unsur dalam SPIP yang telah
ditetapkan dan Berdasarkan pada PP No. 60
Tahun 2008. Mekanisme sistem dan
prosedur pada Disdukcapil Kota Magelang
juga sudah cukup memadai, ditunjang
dengan pegawai yang kompeten
dibidangnya membuat tingkat kesalahan atas
pengendalian dapat diatasi, jumlah pegawai
di Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Magelang cukup lengkap, namun
dinas menerima cukup banyak pelajar
magang sehingga mengakibatkan
pelaksanaan tugas belum sepenuhnya
efisien.
Adapun saran yang dapat penulis
berikan terkait dengan hasil dari penelitian
diatas adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan Kepala Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Magelang dapat terus menjaga serta
meningkatkan komitmen yang lebih baik
sehingga terciptanya good governance.
2. Sistem pengendalian intern yang ada
pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Magelang diharapkan dapat
dipertahankan dan bahkan lebih
ditingkatkan sehingga dalam pencapaian
tujuan bisa lebih optimal.
3. Struktur organisasi Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Magelang telah menunjukan adanya garis
wewenang dan tanggung jawab yang jelas,
yang menunjukan pemisahan fungsi secara
jelas.
4. Perbaikan sistem komputerisasi
dalam mekanisme pendataan yang terkadang
terkendala sehingga dapat menghambat
dalam proses pelayanan kepada masyarakat.
SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 8 (2), 2020
152
DAFTAR PUSTAKA
Arens, A, Elder, Randal J, Beasley , Mark S,
Dan Jusuf, Amir Abadi. 2011. Jasa
Audit Dan Assurance Pendekatan
Terpadu (Adaptasi Indonesia).
Aicpa. (1982). Aicpa Codification Of
Statements On Auditing Standards.
American Institute Of Certified Public
Accountants.
Amri, N. F. (2020, November 26). Konsep –
Konsep Dasar Struktur Pengendalian
Intern (Spi). Retrieved From
Https://Www.E-Akuntansi.Com/
Coso, The Committee Of Sponsoring
Organizations Of The Treadway
Commission. 2013. “Internal Control -
Integrated Framework: Executive
Summary.” New York.
Halim, A. (2014). Manajemen Keuangan
Sektor Publik Problematika
Penerimaan Dan Pengeluaran
Pemerintah. Jakarta: Selemba Empat.
Harahap, & Syafri, S. (2004). Teori
Akuntansi. Jakarta: Pt. Raja Grafindo
Persada.
Hery. 2013. Akuntansi Dasar 1 Dan 2.
Horngren, Charles T., George Foster,
Srikant M. Datar, Madhav Rajan, Chris
Ittner, And Amelia Annette Baldwin.
2010. “Cost Accounting: A Managerial
Emphasis,.” Issues In Accounting
Education.
Indriasih, Dewi. 2014. “The Effect Of
Government Apparatus Competence
And The Effectiveness Of Government
Internal Control Toward The Quality
Of Financial Reporting In Local
Government.” Research Journal Of
Finance And Accounting.
Littleton, & Muhammad. (2002). Definisi
Akuntansi Menurut Para Ahli.
Retrieved From
Http://Rahasiaakuntansi.Blogspot.Com/
Diakses Tanggal 27nov2020
Mardiasmo. (2005). Akuntansi Sektor Publik
. Yogyakarta: Andi Ofset.
Peraturan Pemerintah. 2008. “Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor
60 Tahun 2008 Tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah.” Pp.
Peraturan Wali Kota. (2016). Peraturan
Walikota No 39 Tahun 2016, Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja
Dinas Kependudukan Dan Pencatatan
Sipil Kota Magelang. Pp.
Sudiarianti, N. M., I. Ulupui, And I. G. A.
Budiasih. 2015. “Pengaruh Kompetensi
Sumber Daya Manusia Pada Penerapan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Dan Standar Akuntansi Pemerintah
Serta Implikasinya ….” Simposium
Nasional Akuntansi ….
Sugiyono, P. D. (2018:213). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Susanto, A. (2013:95). Sistem Informasi
Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.
Susilawati, Susilowati, And Dwi Seftihani
Riana. 2014. “Standar Akuntansi
Pemerintahan Dan Sistem
Pengendalian Intern Sebagai Anteseden
Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah.” Star – Study &
Accounting Research.
Warren, Carl S., James M. Reeve, Jonathan
E. Duchac, Ersa Tri Wahyuni, And
Amir Abadi Yusuf. 2017. Pengantar
Akuntansi Adaptasi Indonesia (Edisi
4).
PROFIL SINGKAT
Yoshandi Rendra Prastya,
merupakan mahasiswa Prodi S1 Akuntansi
tahun 2017 lahir pada tanggal 13 Maret
1998. Suci Nasehati Sunaningsih , S.E.,
M.Acc., merupakan dosen Fakultas
Ekonomi Program Studi S1 Akuntansi
Universitas Tidar, Magelang.