ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS
Transcript of ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS
ii
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS
PERSEDIAAN GAS ELPIJI PADA PT. PUTRA
SINBAR SINJAI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh:
Hendri
Nim. 160103118
Pembimbing:
1. Abd. Muhaemin Nabir, SE., M.Ak.
2. Zaenal Abidin, SE., M.Si.
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN 2020
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Hendri NIM : 160103118 Program Studi : Ekonomi Syariah
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Hukum
Islam
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1. Skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri,
bukan plagiasi atau duplikasi dari tulisan/karya orang
lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran
saya sendiri.
2. Seluruh bagian dari skripsi ini adalah karya sendiri
sebagai kutipan yang ditunjukkan sumbernya. Segala
kekeliruan di dalamnya adalah tanggung jawab saya.
Demikian pernyataan ini dibuat sebagaimana mestinya.
Bilamana dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Sinjai, 20 Agustus 2020
Yang membuat pernyataan,
HENDRI
Nim. 160103118
v
ABSTRAK
Hendri. Analisis sistem pengendalian internal atas
persediaan gas elpiji pada pt. Putra sinbar Sinjai. Skripsi.
Sinjai: program studi ekonomi syariah fakultas ekonomi dan
hukum islam IAI Muhammadiyah sinjai, 2020
Penelitian ini dilakukan di PT. Putra sinbar sinjai
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah
sistem pengendalian internal persediaan gas elpiji pada PT.
Putra Sinbar Sinjai.
Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah
menggunakan wawancara dan dokumentasi. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian kualitatif tentang data yang
dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan
gambar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan praktik
yang sehat oleh Pt. Putra Sinbar dalam transaksi penjualan
masih belum memenuhi unsur pengendalian internal yang
memadai. Hal ini dikarenakan dalam proses penjualan belum
adanya dokumen yang bernomor urut bercetak secara permanen
yang dapat menyebabkan kelalaian dalam pencatatan.
Kata Kunci : Sistem Pengendalian Internal Persediaan
vi
ABSTRACT
Hendri. Analysis of Internal Control Systems for LPG Gas
Inventories at PT. Putra Sinbar Sinjai. Thesis. Sinjai: Sharia
Economics Study Program, Faculty of Economics and Islamic
Law, IAI Muhammadiyah Sinjai, 2020
This research was conducted at PT. Putra Sinbar Sinjai.
The purpose of this study was to determine how the internal
control system for LPG gas supplies at PT. Putra Sinbar Sinjai.
The data collection techniques used were interviews and
documentation. This type of research is qualitative research on
the data collected and expressed in the form of words and
pictures.
The results showed that the implementation of healthy
practices by PT. Putra Sinbar in the sales transaction still does
not fullfill the elements of adequate internal control. This is
because in the sales process there was no permanent printed
serial numbered documents which can cause negligence in
recording.
Keywords: Internal Control System; Stock
vii
KATA PENGANTAR
حيم الر حمن الر الله بسم الانبياء ف اشر عل م السلا و ة الصلا و العلمين ب ر لله الحمد
بعد اما. اجمعن به واصحا اله وعل محم نا سيد سلين والمر
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak, yang
telah memberikan bantuan berupa arahan dan dorongan selama
penulis studi. Oleh karena itu, penulis meyampaikan terima
kasih dan penghargaan kepada :
1. Kedua orang tua penulis yang telah banyak memberikan
motivasi dan dukungan terhadap penulis selama ini;
2. Dr. Firdaus, M. Ag., selaku Rektor Institut Agama Islam
Muhammadiyah (IAIM) Sinjai yang telah banyak
membantu, mengarahkan, membimbing, dan memberikan
dorongan sampai skripsi ini terwujud;
3. Wakil Rektor I dan Wakil Rektor II selaku unsur pimpinan
Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai
4. Dekan Fakultas Ekonomi & Hukum Islam, selaku
Pimpinan pada Tingkat Fakultas;
viii
5. Abd. Muhaemin Nabir, SE., M.Ak pembimbing I yang
telah banyak membantu mengarahkan, membimbing, dan
memberikan dorongan sampai proposal skripsi ini terwujud
6. Zaenal Abidin, SE., M.Si selaku pembimbing II yang telah
banyak memberikan dorongan dan motivasi selama proses
penyusunan proposal;
7. Muhammad Ikbal, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Program
Studi Program Studi Ekonomi Syariah
8. Seluruh dosen yang telah membimbing dan mengajar
selam studi di Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai
9. Seluruh pegawai dan jajaran IAI Muhammadiyah Sinjai
yang telah membantu kelancaran Akademik;
10. Kepala dan Staf perpustakaan Institut Agama Islam
Muhammadiyah Sinjai.
11. Teman-teman mahasiswa Institut Agama Islam
Muhammadiyah (IAIM) Sinjai dan berbagai pihak yang
tidak dapat disebut satu persatu, yang telah banyak
memberikan dukungan moral sehingga penulis selesai
studi.
Teriring doa semoga amal kebaikan dari berbagai pihak
tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt.,
ix
dan semoga proposal ini bermanfaat bagi siapa saja yang
membaca. Amin.
Sinjai, 20 Agustus 2020
HENDRI
Nim. 160103118
x
DAFTAR ISI
SAMPUL ....................................................................... i
HALAMAN JUDUL ..................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ...................................... iii PENGESAHAN SKRIPSI ................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................... v
ABSTRACT ......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................. x
DAFTAR GAMBAR .................................................... xii
DAFTAR TABEL ......................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................... 1
B. Batasan Masalah ................................................ 7
C. Rumusan Masalah ............................................. 8
D. Tujuan Penelitian .............................................. 8
E. Manfaat Penelitian ............................................. 8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ....................................................... 10
1. Sistem Pengendalian Internal ....................... 10
2. Sistem Pengendalian Internal Atas
Persediaan ................................................... 29
3. Persediaan .................................................... 31
B. Penelitian Relevan ............................................. 41
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................ 44
B. Definisi Operasional ................................... 46
C. Tempat dan Waktu Penelitian ..................... 46
D. Teknik Pengumpulan Data ......................... 46
E. Keabsahan Data........................................... 49
F. Teknik Analisis Data ................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian .................................. 56
B. Hasil Penelitian ...................................................... 73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................... 85
B. Saran .................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA .................................................. 87
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Produk Gas Elpiji 3 kg Tahun
2015-2020 ............................................................ 65
Tabel 4.2 Daftar Harga tahun 2015-2020 ............................ 66
Tabel 4.3 Biaya Distribusi Produk Gas Elpiji 3 kg
Tahun 2015-2020................................................. 68
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
kisi-kisi Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian
Hasil wawancara
Sk. Pembimbing penelitian
Surat penelitian (dari kampus dan pemerintah setempat )
Surat keterangan telah meneliti
Schedule Penelitian
Biodata Penulis
Dokumentasi Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha yang bertambah pesat
seiring dengan perkembangan teknologi telah membawa
pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi Indonesia.
Hal ini terlihat dengan adanya persaingan yang ketat dalam
dunia usaha, baik di bidang perdagangan maupun bidang
perindustrian serta adanya peningkatan tuntutan konsumen
terhadap suatu produk atau barang konsumsi lainnya.
Sehingga semakin sulit bagi pihak pimpinan untuk
melaksanakan pengawasan atau mengkoordinir secara
langsung terhadap seluruh aktivitas perusahaan dengan
semakin berkembangnya dunia usaha maka masalah yang
dihadapi perusahaan semakin kompleks.
Personil yang berkualitas dalam melaksanakan
kegiatan operasi perusahaan diperlukan adanya manajemen
perusahaan yang baik dengan berkarya secara efektif dan
efisien. Perlu adanya struktur organisasi yang memadai,
yang akan menciptakan suasana kerja yang sehat karena
setiap staf bisa mengetahui dengan jelas dan pasti apa
2
wewenang dan tanggungjawabnya masing-masing. Selain
itu, hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah
faktor sumber daya manusia. Sumber daya manusia di dalam
suatu perusahaan merupakan faktor yanSalah satu penyebab
kegagalan sebuah peusahaan adalah kurang baiknya
manajemen yang dilaksanakan dalam mengeiola perusahaan.
Untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut, maka fungsi-
fungsi manajemen seperti pengendalian, perencanaan,
pengorganisasian, dan pengarahan yang merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya, harus sepenuhnya dilaksanakan dan harus disertai
dengan pemisahan atas fungsi-fungsi tersebut. Pada
beberapa perusahaan, kegiatan penjuaian baik itu tunai
maupun kredit merupakan aktivitas yang penting dalam
mencapai tujuan utama yaitu memperoleh laba yang optimal.
Pada perusahaan jasa maupun manufaktur, penjuaian
sangatlah penting
dan merupakan salah satu roda
3
penggerak dalam kelangsungan hidup usaha peusahaan.
Penjuaian akan lebih optimal apabila dilakukan dengan
menggunakan pengendalian internal.
Sistem pengendalian internal ialah sistem yang
meliputi struktur organisasi metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,
mengecek dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen. Pihak perusahaan harus menerapkan unsur-
unsur Sistem Pengendalian Internal (SPI) dengan baik dan
efektif, untuk menghindari terjadinya penyimpangan pada
perusahaan. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Internal,
yaitu:1
1. Pemisahan fungsi secara tegas.
2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan.
3. Praktek yang sehat.
4. Karyawan yang cakap dan berkompeten
Perusahaan harus mempunyai strategi tersendiri, baik
dalam strategi pemasaran maupun menjaga hubungan baik
dengan konsumen untuk menjadi unggul dalam persaingan.
Setiap perusahaan baik perusahaan jasa, perusahaan dagang,
1 Mulyadi. Auditing. Edisi 6. Cetakan Kesatu. (Jakarta: Penerbit
Salemba Empat, 2001), h. 163
4
maupun perusahaan manufaktur mempunyai kegiatan
tertentu dalam usaha untuk mencapai tujuan perusahaan,
yaitu menghasilkan laba yang maksimal dan mampu
memenuhi kepentingan perusahaan dan kepentingan
pelanggan.
Pengendalian internal atas sistem pengendalian
persediaan membuat pembagian jenis transaksi kegiatan dan
dibagi dalam pemisahan bagian yang mempunyai fungsi dan
tanggungjawab masing-masing karyawan. Sistem otorisasi
yang dilakukan atas setiap transaksi kegiatan, dokumen dan
pencatatan, pengendalian fisik serta pengendalian internal
atas sistem pengendalian persediaan mencakup kegiatan
perusahan yang dirancang dalam suatu metode, jaringan dan
prosedur dalam pemsahaan atas pengendalian persediaan.
Persediaan bagi perusahaan manufaktur merupakan
item yang sangat materiil karena sebagian besar modal
kerjanya digunakan untuk memenuhi persediaan. Sehingga
pada akun persediaan memerlukan pengendalian internal
yang baik. Selain itu dengan tersebarnya persediaan pada
berbagai tempat memungkinkan terjadinya penggelapan
persediaan, jika pengendalian internal yang dimiliki
perusahaan tidak bisa mencegahnya. Mengingat besarnya
5
risiko yang dapat muncul dalam sistem persediaan,
perusahaan-perusahaan berusaha merancang pengendalian
internal yang efektif di dalam sistem persediaannya.
Pengendalian internal yang tercipta dalam perusahaan sangat
penting bagi perusahaan yang laporan keuangannya harus
diaudit oleh akuntan publik, pengendalian internal ini selain
dapat mempengaruhi keandalan informasi juga akan
mempengaruhi luasnya lingkup pengujian yang akan
dilakukan oleh akuntan publik khususnya pengujian
substantif yang sangat tergantung pada pengendalian internal
yang didesain dan diterapkan oleh klien. Selain itu sistem
pengendalian internal yang efektif akan sangat
mempengaruhi risiko pengendalian yang ditetapkan oleh
auditor dalam mengaudit laporan keuangan klien dan
banyaknya bukti yang harus dikumpulkan serta prosedur
pengujian substantif atas saldo persediaan klien.
Persediaan merupakan salah satu aktiva lancar yang
jumlahnya relatif besar, terutama untuk perusahaan
pengolahan atau manufacturing. Jumlah persediaan yang
relatif besar serta dengan frekuensi terjadinya transaksi yang
tergolong sering memungkinkan salah saji yang besar.
Persediaan juga sering tersebar di beberapa lokasi sehingga
6
menyulitkan perhitungan fisik. Bagi pihak internal kesalahan
dalam penyajian nilai persediaan barang dagangan dapat
menimbulkan kesalahan kegiatan pemasaran dan
pembelanjaan perusahaan, sedangkan bagi pihak eksternal
kesalahan tersebut dapat memberikan informasi yang
menyesatkan mengenai profitabilitas dan kemampuan
perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban-kewajiban
keuangan. Maka dari itu, audit persediaan barang dagangan
harus direncanakan dan dilaksanakan secara lebih berhati-
hati.
Bagi perusahaan, persediaan merupakan asset yang
cukup besar nilainya. Keberadaan persediaan dalam sebuah
perusahaan mengandung implikasi dilihat dari ada atau
tidaknya persediaan. Jika persediaan yang tersedia cukup
besar maka dampaknya juga biaya yang dibutuhkan untuk
menjaga keberadaan persediaan tidak dapat dihindari.
Sebaliknya jika persediaan tidak tersedia, maka implikasi ke
proses produksi dan penjualan akan menjadi terganggu.
Keberadaan persediaan mempengaruhi neraca dan laporan
laba rugi. Persediaan merupakan salah satu aktiva lancar
yang harus dikelola dengan baik, terutama untuk
7
perusahaan-perusahaan yang memiliki persediaan barang
dagangan.
Persediaan yang dimiliki perusahaan akan dapat
ditentukan harga perolehan persediaan dan nilai persediaan
akan disajikan di neraca. Dalam menghitung nilai persediaan
perusahaan dapat mengunakan tiga metode yaitu Metode
FIFO, LIFO dan Average. Setiap perusahaan menggunakan
metode pencatatan persediaan disesuaikan dengan jenis
usaha. PT. Putra Sinbar Sinjai adalah perusahaan yang
bergerak di bidang penjualan Gas Elpiji, Perusahaan ini
telah menerapkan sistem pengendalian internal untuk
mendukung kegiatan usahanya yaitu sistem pengendalian
internal persediaan. Namun pelaksanaannya belum
dilaksanakan secara baik, karena terdapat perangkapan
tugas.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka
peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Sistem Pengendalian Internal atas Persediaan Gas Elpiji
pada PT. Putra Sinbar Sinjai”
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas
maka penelitian ini di batasi pada pokok permasalahan
8
tentang: Sistem Pengendalian Internal Persediaan Gas Elpiji
pada PT. Putra Sinbar Sinjai
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
permasalahan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini
adalah bagaimanakah sistem pengendalian internal
persediaan gas elpiji pada PT. Putra Sinbar Sinjai ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang dipaparkan
sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui sistem pengendalian internal persediaan gas
elpiji pada PT. Putra Sinbar Sinjai ?
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat
menambah pemahaman bagi mahasiswa dalam
menerapkan teori-teori yang diperoleh dalam
perkuliahan pada kondisi yang sebenarnya di
lapangan terutama dalam praktik pengendalian
9
internal persediaan gas elpiji pada PT. Putra Sinbar
Sinjai.
b. Penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan
pemikiran untuk memperkaya khasanah keilmuwan
khususnya dalam bidang ekonomi di Kabupaten
Sinjai.
c. Penelitian diharapkan mewakili sumbangan
pemikiran dalam pelaksanaan peningkatan mutu
pendidikan pada Institut Agama Islam (IAI)
Muhammadiyah Sinjai untuk tahun berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran untuk penentuan kebijakan
sistem pengendalian internal persediaan gas elpiji
pada PT. Putra Sinbar Sinjai
b. Sebagai bahan informasi dan referensi dari berbagai
pihak, khususnya para pemangku kebijakan
pendidikan, masyarakat dan pemerintah
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Sistem Pengendalian Internal
a. Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal ialah sistem yang
meliputi struktur organisasi metode dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen.2 Ruchyat, menyatakan bahwa
pengendalian internal terdiri dari rencana organisasi dan
semua metode serta tindakan atau ukuran yang
terkoordinir dan diciptakan dalam suatu badan usaha
untuk menjaga atau mengamankan kekayaan pemsahaan,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
meningkatkan efisiensi operasi dan menunjang ketaatan
terhadap kebijaksanaan manajemen yang telah
ditetapkan.3
2Ibid, h. 163.
3 Ruchyat Kosasih. Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi
Perusahaan. (Jakarta: Erlangga. 2000), h. 185
11
Ikatan Akuntan Indonesia, mendefinisikan bahwa
pengendalian internal adalah wewenang (power) untuk
mengatur dan menentukan kebijakan keuangan dan
operasi dari suatu kegiatan dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut.4 Apabila
sistem pengendalian internal ini dijalankan dengan baik
maka manajemen dapat mengawasi pelaksanaan dari
rencana yang telah ditetapkan.Kalau terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan tersebut akan mudah
diketahui dan segera di ambil tindakan perbaikan.
Beberapa konsep dasar sistem pengendalian
internal, yaitu :5
1) Pengendalian internal merupakan proses. Pengendalian
internal merupakan suatu proses untuk mencapai
tujuan tertentu. Pengendalian internal itu sendiri bukan
merupakan suatu tujuan. Pengendalian internal
merupakan suatu rangkaian
4 Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan.
(Jakarta:Penerbit: Salemba Empat. Jakarta, 2009), h. 41 5 Mulyadi. Auditing,… h. 180
12
tindakan yang bersifat pervasive dan menjadi tidak
terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan, dan
infrastruktur entitas.
2) Pengendalian internal dijalankan oleh orang.
Pengendalian internal bukan hanya terdiri dari
pedoman kebijakan formulir, namun dijalankan oleh
orang dari suatu organisasi, yang mencakup dewan
komisaris, manajemen dan personal Iain.
3) Pengendalian internal dapat diharapkan mampu
memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan
mullak, bagi manajemen dan dewan komisaris entitas.
Keterbatasan yang melekat dalam semua sistem
pengendalian internal dan pertimbangan manfaat dan
pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian
menyebabkan pengendalian internal tidak memberikan
keyakinan mutlak.
4) Pengendalian internal ditujukan untuk mencapai tujuan
yang saling berkaitan: pelaporan keuangan, kepatuhan
dan operasi.
Berdasarkan deflnisi-definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa pengertian sistem pengendalian internal yaitu suatu
13
sistem usaha yang dilakukan perusahaan untuk menjaga dan
mengarahkan jalannya perusahaan agar mencapai atau
bergerak sesuai dengan tujuan dan program-program yang
sudah dibuat oleh perusahaan serta mendorong efisiensi dan
dipatuhinya kebijakan manajemen.
b. Tujuan Sistem Pengendalian Intern Sistem
Pengendalian Internal pada suatu perusahaan
merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan
keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan. Maka dari itu
perlu adanya perhatian yang khusus terhadap efektif
tidaknya sistem pengendalian internal dalam mencegah
terjadinya kesalahan yang material dalam proses akuntansi.
Dari pengertian sistem pengendalian internal yang
diberikan, tercakup pula tujuan pengendalian internal itu
sendiri, yaitu:6
1) Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi.
Tujuan dari menjaga kekayaan organisasi yaitu : a)
Penggunaan kekayaan pemsahaan hanya melalui
sistem otorisasi yang telah ditetapkan. b)
6 Mulyadi. Auditing,… h. 163.
14
Perlanggungjawaban kekayaan perusahaan yang
dicatat dibandingkan dengan yang sesungguhnya ada.
2) Mengecek ketelitian dan keandalan akuntansi
Tujuannya dari mengecek ketelitian dan keandalan
data akuntansi yaitu : a) Pelaksanaan transaksi melalui
sistem otorisasi yang telah diterapkan. b) Pencatatan
transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi. c)
Mendorong efisiensi kerja atau operasional
perusahaan. d) Mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen.
Mulyadi menyebutkan tujuan pengendalian internal
adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam
pencapaian tiga golongan tujuan, yaitu:7
1) Keandalan informasi laporan keuangan.
2) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku.
3) Efektivitas dan efisiensi operasi.
Manajemen dalam merancang struktur pengendalian
internal mempunyai kepentingan-kepentingan sebagai
berikut:8
7 Ibid, h. 187
15
1) Keandalan Laporan Keuangan
Manajemen pemsahaan bertanggungjawab dalam
menyampaikan laporan keuangan bagi investor,
kreditor, dan pengguna lainnya.Manajemen
mempunyai kewajiban hukum dan professional untuk
menjamin bahwa informasi telah disiapkan sesuai
standar laporan, yaitu prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
2) Mendorong Efektivitas dan Efisiensi Operasional
Pengendalian dalam suatu organisasi adalah alat untuk
mencegah kegiatan dan pemborosan yang tidak perlu
dalam aspek usaha dan untuk mengurangi penggunaan
sumber daya yang tidak efektif dan efisien.
3) Ketaatan Pada Hukum dan Peraturan
Pengendalian internal yang baik tidak hanya
menyediakan seperangkat peraturan lengkap dan
sanksinya saja. Tetapi pengendalian internal yang
baik, akan mampu mendorong setiap personal untuk
dapat mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan dan
8 Arens, Alvin A. and James K. Loebbecke.. Alih Bahasa Amir
Abadi Yusuf. Auditing Suatu Pendekatan Terpadu. (Jakarta: Salemba
Empat, 2009), h. 258
16
berkaitan erat dengan akuntansi contohnya adalah UU
perpajakan dan UU Perseroan Terbatas.
Tujuan perusahaan baik jangka pendek maupim jangka
panjang akan mudah dicapai apabila kebijakan manajemen
yang ditetapkan telah dipatuhi atau dilaksanakan dengan
baik oleh semua pihak yang ada pada organisasi tersebut.
Keputusan melaksanakan kebijakan-kebijakan manajemen
tidak muncul dengan sendirinya, melainkan melalui suatu
proses pembinaan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwa tujuan sistem pengendalian intern adalah untuk
memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian
tujuan suatu perusahaan agar tujuan tersebut bisa
dilaksanakan dengan baik dan tepat.
c. Karakteristik Sistem Pengendalian Internal
Struktur sistem pengendalian internal yang baik
memiliki karakteristik yang meliputi hal-hal berikut:
1) Suatu sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang
tepat untuk memungkinkan pengendalian akuntansi
yang memadai terhadap aktiva, utang, pendapatan dan
biaya.
17
2) Praktik yang sehat diikuti dalam pelaksanaan tugas
dan fungsi dan setiap bagian organisasi.
3) Kualitas pengamat yang sesuai dengan tanggung
jawab.
d. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern
Sistem pengendalian internal yang memadai untuk
suatu pemsahaan belum tentu baik bagi pemsahaan lain.
Pengendalian internal bagi suatu pemsahaan baru dapat
berfiungsi dengan baik apabila terdapat unsur-unsur yang
merupakan dasar terlaksanakannya pengendalian internal
perusahaan dapat tercapai dengan baik, maka dapat
mempertimbangkan unsur-unsur dari sistem pengendalian
internal tersebut.
Unsur pengendalian internal terdiri dari empat unsur
pokok, yaitu :9
1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab
fungsional secara tegas.
Organisasi merupakan pembagian tanggung jawab
fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok
9 Mulyadi. Auditing,… h. 164.
18
perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional
dalam organisasi didasarkan pada prinsip-prinsip yaitu
:
a) Fungsi operasi dan penyimpangan harus dipisahkan
dari fungsi akuntansi.
b) Suatu fungsi tidak boleh diberikan tanggung jawab
penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu
transaksi.
2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan.
Setiap transaksi terjadi dalam organisasi hanya terjadi
atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki
wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi.Oleh
karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang
mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas
terlaksanakannya transaksi.
3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan
fungsi tiap bagian organisasi. Pada praktik yang sehat
setiap perusahaan melaksanakan tugas dan fungsinya
yang telah ditetapkan dan disepakati bersama-sama
untuk mencapai praktik yang sehat.
19
4) Karyawan yang cakap dan kompeten Cara yang dapat
ditempuh untuk mendapatkan karyawan yang
komponen, yaitu :
a) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan
yang dituntut oleh pekerjaarmya.
b) Pengembangan pendidikan karyawan selama
menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan
tuntutan perkembangan pekerjaannya.
Arens dan Loebbecke menyatakan bahwa sistem
pengendalian internal yang efektif harus memenuhi semua
dari tujuh rincian pengendalian internal yaitu:10
1) Transaksi yang dicatat adalah absah (keabsahan)
Sistem pengendalian intern tidak boleh memungkinkan
dimasukannya transaksi fiktif atau transaksi tidak ada
dalam jumal atau catatan akuntansi yang lain.
2) Transaksi diotirisasi dengan pantas (otorisasi)
Transaksi harus diotorisasi dengan pantas guna
menghindari terjadinya kecurangan, pemborosan dan
perusakan aktiva perusahaan.
10
Arens, Alvin A. and James K. Loebbecke.. Alih Bahasa Amir
Abadi Yusuf. Auditing,… h. 307
20
3) Transaksi yang terjadi telah dicatat (kelengkapan)
Prosedur yang diterapkan klien harus mencegah
penghilangan transaksi kedalam catatan.
4) Transaksi dinilai dengan pantas (penilaian) Sistem
pengendalian internal yang memadai mencakup
prosedur untuk menghindari kekeliruan dalam
penghitungan dan pencatatan jumlah transaksi
diberbagai tahap dalam proses pencatatan.
5) Transaksi diklasifikasikan dengan pantas (klasifikasi)
Klasifikasi perkiraan yang pantas harus dibuat dalam
jumal jika ingin laporan keuangan dinyatakan secara
wajar.
6) Transaksi dicatat pada waktu yang sesuai (tepat waktu)
Pencatatan transaksi baik sebelum atau sesudah waktu
terjadinya memperkecil kemungkinan tidak
dicatatanya transaksi atau dicatat dalam jumlah tidak
pantas.
7) Transaksi dimasukkan ke berkas induk dengan pantas
dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan
pengikhtisaran) Kesimpulan yang dapat diambil dari
uraian unsur sistem pengendalian internal yaitu bahwa
sistem pengendalian internal mempunyai unsur
21
sebagai berikut: adanya stmktur organisasi, otorisasi
dan prosedur pencatatan, praktik yang sehat dan
karyawan yang cakap.
e. Jenis-jenis Sistem Pengendalian Internal
Jenis-jenis pengendalian internal adalah sebagai
berikut:11
1) Pengendalian intern akuntansi
Merupakan bagian dan sistem pengendalian
internal yang meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran ukuran yang dikoordinasikan temtama untuk
menjaga kekayaan dan mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi. Pengendalian internal yang
baik akan menjamin kekayaan pemsahaan dan akan
menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.
2) Pengendalian internal administratif
Meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-
ukuran yang dikoordinasikan untuk mendorong
efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.
11
Mulyadi. Auditing,… h. 164.
22
f. Prinsip-prinsip Sistem Pengendalian Internal
Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian
akuntansi, suatu sistem hams memenuhi enam prinsip
dasar pengendalian internal yang meliputi:12
a) Pemisahan Fungsi
Tujuan utama pemisahan fungsi untuk menghindari
dan pengawasan segera atas kesalahan atau
ketidakberesan.Adanya pemisahan fungsi untuk
dapat mencapai suatu efisiensi pelaksanaan tugas.
b) Prosedur pemberian wewenang
Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin bahwa
transaksi telah diotorisir oleh orang yang
berwenang.
c) Prosedur dokumentasi
Dokumentasi yang layak penting untuk
menciptakan sistem pengendalian akuntansi yang
efektif. Dokumentasi memberi dasar penetapan
tanggungjawab untuk pelaksanaan dan pencatatan
akuntansi.
12
Ibid, h.171
23
d) Prosedur dan catatan akuntansi
Tujuan pengendalian ini adalah agar dapat
disiapkannya catatan-catatan akuntansi yang teliti
secara cepat dan data akuntansi dapat dilaporkan
kepada pihak yang menggunakan secara tepat
waktu.
e) Pengawasan fisik
Berhubungan dengan alat-alat mekanis dan
elektronis dalam pelaksanaan dan pencatatan
transaksi.
f) Pemeriksaan internal secara bebas
Menyangkut pembandingan antara catatan asset
dengan asset yang betul-betui ada
menyelenggarakan rekening rekening kontrol dan
mengadakan perhitungan kembali gaji karyawan.
Ini bertujuan untuk mengadakan pengawasan
kebenaran data.
g. Komponen Pengendalian Internal
Pengendalian internal yang baik harus memenuhi
beberapa kriteria atau unsur-unsur. Pengendalian internal
24
terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan. Lima
komponen pengendalian internal tersebut adalah:13
1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Merupakan suatu suasana organisasi yang
mempengaruhi kesadaran akan suatu pengendalian
dari sikap orang orangnya. Lingkungan pengendalian
merupakan suatu fondasi dari semua komponen
pengendalian internal lainnya yang bersikap disiplin
dan berstruktur.
2) Penilaian Resiko (Risk Assesment) Merupakan
identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang
relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu
dasar untuk menentukan bagaimana risiko hams
dikelola.
3) Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Merupakan suatu kebijkan dan prosedur yang dapat
membantu suatu perusahaan dalam meyakinkan bahwa
tugas dan perintah yang diberikan manajemen telah
dijalankan.
13
Sukrisno Agoes. Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) Oleh
Akuntan Publik. (Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Trisakti.
2008), h. 80
25
4) Informasi dan Komunikasi (Information and
communication) Merupakan pengidentifikasian,
penangkapan dan pertukaran informasi daJam suatu
bentuk dan kerangka waktu yang membuat orang
maupun melaksanakan tanggungjawabnya.
5) Pemantauan (Monitoring) Merupakan suatu proses
penilaian kualitas kerja pengendalian internal pada
suatu waktu. Pemantauan melibatkan penilaian
rancangan dan pengoperasian pengendalian internal
dengan dasar waktu dan mengambil tindakan
perbaikan yang diperlukan.
h. Keterbatasan pengendalian Internal
Suatu entitas menjelaskan keterbatasan bawaan yang
melekat dalam setiap pengendalian internal adalah sebagai
berikut:14
1) Kesalahan dalam pertimbangan
Seringkali manajemen dan personel Iain dapat salah
paham dalam mempertimbangkan keputusan bisnis
yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin
14
Mulyadi. Auditing,… h. 180.
26
karena tidak memadainya informasi, keterbatasan
waktu atau tekanan lain.
2) Gangguan
Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan
dapat terjadi karena personel secara keliru memahami
perintah atau membuat kesalahan karena melalaikan,
tidak adanya perhatian atau kelelahan.Perubahan yang
bersifat sementara atau permanen dalam personel atau
dalam sistem dan prosedur dapat pula mengakibatkan
gangguan.
3) Kolusi
Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan
kejahatan disebut dengan kolusi (collusion). Kolusi
dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian internal
yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan
tidak terungkapnya ketidak beresan atau tidak
terdeteksinya kecurangan oleh pengendalian internal
yang dirancang.
4) Pengabaian oleh manajemen
Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau
prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak
sah, seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian
27
kondisi keuangan yang berlebihan atau kepatuhan
semua.
5) Biaya lawan manfaat
Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan
pengendalian internal tidak boleh melebihi manfaat
yang diharapkan dari pengendalian internal
tersebut.Karena pengukuran secara tepat baik biaya
maupun manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan,
manajemen harus memperkirakan dan
mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualitatif
dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu
pengendalian.
Sistem pengendalian internal yang terbaik adalah
bukan dari struktur pengendalian yang seketat mungkin
secara maksimal, melainkan optimal.Sistem pengendalian
internal juga memiliki keterbatasan-keterbatasan, antara lain
sebagai berikut:15
a) Persekongkolan (kolusi) Pengendalian internal
mengusahakan agar persekongkolan dapat dihindari
sejauh mungkin, misalnya dengan mengharuskan
15
Sanyoto Gandodiyoto. Audit Sistem Informasi. (Jakarta:
Penerbit Mitra Wacana Media, 2007), h. 253
28
giliran bertugas, larangan dalam menjalankan tugas-
tugas yang bertentangan oleh mereka yang mempunyai
hubungan kekeluargaan, keharusan mengambil cuti
dan seterusnya. Akan tetapi pengendalian internal
tidak dapat menjamin bahwa persekongkolan tidak
terjadi.
b) Perubahan Struktur pengendalian internal pada suatu
organisasi hams selalu dipengaruhi sesuai dengan
perkembangan teknologi dan kondisi.
c) Kelemahan manusia Banyak kebobolan yang terjadi
pada sistem pengendalian internal yang secara teoritis
sudah baik.Hal tersebut dapat terjadi karena lemahnya
pelaksanaan yang dilakukan oleh personel yang
bersangkutan.Oleh karena itu personel yang paham
dan kompeten untuk menjalankannya mempakan salah
satu unsur terpenting dalam pengendalian internal.
d) Azas biaya manfaat Pengendalian juga harus
mempertimbangkan biaya dan kegunaannya. Biaya
untuk mengendalikan hal-hal tertentu mungkin
melebihi keuangannya atau manfaat tidak sebanding
dengan biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan teor-teori
diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keterbatasan
29
pengendalian internal suatu entitas meliputi
persekongkolan (kolusi), pembahan, kelemahan
manusia dan azas biaya manfaat.
2. Sistem Pengendalian Internal atas Persediaan
a. Pengertian Sistem Pengendalian Internal atas Persediaan
Pengendalian internal atas persediaan yaitu
otorisasi aktivitas produksi dan pemeliharaan persediaan
pada tingkat yang tepat, pengeluaran, permintaan,
pembelian ke departeman pembelian.
b. Unsur Pengendalian Intern Atas Sistem Akuntansi
Persediaan
Unsur pengendalian intemal digolongkan kedalam
tiga kelompok, yaitu:16
1) Organisasi
a) Perhitungan fisik persediaan harus dilakukan oleh
suatu panitia yang terdiri dari fungsi pemegang
kartu persediaan fisik, fungsi perhitungan dan
fungsi pengecekan.
b) Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan
selain karyawan fungsi gudang dan fungsi
16
Mulyadi. Auditing,… h. 581.
30
akuntansi persediaan, karena dikedua fungsi inilah
yang justm dievaluasi tanggungjawabnya atas
persediaan.
2) Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
a) Daftar perhitungan fisik persediaan ditandatangani
oleh ketua panitia perhitungan fisik persediaan.
b) Pencatatan hasil perhitungan fisik persediaan
didasarkan atas kartu perhitungan fisik yang telah
diteliti kebenarannya oleh pemegang kartu
perhitungan fisik.
c) Harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil
perhitungan fisik berasal dari kartu persediaan yang
bersangkutan.
d) Adjustment terhadap kartu persediaan didasarkan
pada informasi (kualitas maupun harga pokok) tiap
jenis persediaan yang tercantum dalam daftar
perhitungan fisik.
3) Praktik yang Sehat
a) Kartu perhitungan fisik yang bernomor urut
tercetak dan penggunaannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi pemegang
kartu perhitungan fisik.
31
b) Perhitungan fisik setiap jenis persediaan dilakukan
dua kali secara independen, pertama kali oleh
penghitung dan kedua kali oleh pengecek.
c) Kualitas dan data persediaan yang lain yang
tercantum dalam bagian ke-3 dan bagian ke-2 kartu
perhitungan fisik dicocokkan oleh fungsi pemegang
kartu perhitungan fisik sebelum data yang
tercantum pada bagian ke-2 kartu perhitungan fisik
dicatat dalam daflar hasil perhitungan fisik.
d) Peraiatan dan metode yang digunakan untuk
mengatur dan menghitung kualitas persediaan harus
dijamin ketelitiannya.
3. Persediaan
a. Pengertian Persediaan
Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling
aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang.
Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari
perusahaan manufaktur maupun dagang. Pengaruh
persediaan terhadap laba lebih mudah terlihat ketika
kegiatan bisnis sedang berfluktuasi. Untuk memperoleh
gambaran yang jelas mengenai persediaan adalah seperti
kutipan berikut.
32
Menurut Stice dan Skousen, “persediaan ditujukan
untuk barang-barang yang tersedia untuk dijual dalam
kegiatan bisnis normal, dan dalam kasus perusahaan
manufaktur, maka kata ini ditujukan untuk proses
produksi atau yang ditempatkan dalam kegiatan
produksi”.17
Kieso mengatakan bahwa “persediaan (inventory)
adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam
operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan
atau dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan
dijual”.18
Pendapat Warren mengatakan persediaan
adalah “barang dagang yang disimpan untuk dijual dalam
operasi bisnis perusahaan, dan bahan yang digunakan
dalam proses produksi atau disimpan untuk tujuan itu”.19
Persediaan yang diperoleh perusahaan langsung
dijual kembali tanpa mengalami proses produksi
selanjutnya disebut persediaan barang dagang. Dengan
demikian, persediaan adalah barang untuk dijual dalam
17
Stice dan K. Fred Skousen, Akuntansi Intermediate, (Jakarta:
Penerbit Salemba Empat, 2004), h. 532 18
Kieso., et al. Akuntansi Intermediate. (Jakarta: Erlangga. 2010),
h. 443 19
Warren et al., Prinsip-Prinsip Akuntansi, (Jakarta : Salemba
Empat, 2005), h. 440
33
operasi bisnis perusahaan, dan sesuai dengan pendapat
Warren et al maka perusahaan bisa saja menyimpan
persediaan sebelum dijual didalam sebuah gudang yang
sering berlaku untuk pedagang-pedagang besar seperti
retail yang perputaran persediaannya cukup tinggi dan
beragam untuk mengantisipasi penjualan supaya tidak
terjadi kekurangan persediaan. Persediaan merupakan
salah satu aktiva yang sangat penting dan mempunyai
peranan yang sangat besar bagi perusahaan, seperti
memperlancar jalannya operasi perusahaan yang
dilakukan secara berurut- urut mulai dari bahan baku,
barang setengah jadi dan barang jadi yang selanjutnya
akan didistribusikan kepada konsumen. Bagi banyak
perusahaan, terutama yang berkiprah dalam bisnis eceran
dan grosir, persediaan merupakan aktiva paling besar
yang dimiliki oleh perusahaan dibanding dengan unsur
aktiva lancar lainnya.
Persediaan digolongkan kedalam aktiva lancar
(current asset) karena umumnya persediaan dapat diubah
menjadi kas atau aktiva lainnya dalam suatu daur
kegiatan usaha (operating cycle) perusahaan. Barang
dagang yang usang dan tak dapat dijual, jika jumlahnya
34
material harus dikeluarkan dari klasifikasi ini kecuali jika
dapat dilempar ke pasar yang ada dalam periode
penjualan normal.
Ikatan Akuntansi Indonesia mengemukakan bahwa:
Persediaan adalah aset:20
1) Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
2) Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan;
atau
3) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (suplies) untuk
digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Kieso, mengatakan bahwa ”persediaan (inventory)
adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam
operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan
atau dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan
dijual”.21
Pendapat Warren, mengatakan persediaan
adalah ”barang dagang yang disimpan untuk dijual dalam
operasi bisnis perusahan, dan bahan yang digunakan
dalam proses produksi atau disimpan untuk tujuan itu”.22
Persediaan yang diperoleh perusahaan langsung dijual
20
Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan,
(Jakarta : Salemba Empat, 2007), h.14 21
Kieso., et al. Akuntansi Intermediate,… h. 443 22
Warren et al., Prinsip-Prinsip Akuntansi,… h. 440
35
kembali tanpa mengalami proses produksi selanjutnya
disebut persediaan barang dagang. Dengan demikian
intinya persediaan barang dagang adalah untuk dujual
dalam operasi bisnis perusahaan, dan sesuai dengan
pendapat warren, reeve dan Fess maka perusahaan bisa
saja menyimpan persediaan sebelum dijual didalam
sebuah gudang yang sering berlaku untuk pedagan-
pedagang besar seperti retail yang perputaran
persediaannya cukup tinggi dan beragam untuk
mengantisipasi penjualan supaya tidak terjadi kekurangan
persediaan.
b. Metode Pencatatan Persediaan
Pada dasarnya ada dua alternatif cara dapat
digunakan dalam menentukan volume, kuantitas, atau
fisik barang terdapat dalam persediaan pada saat tertentu,
tergantung pada apakah perusahaan mengunakan (1)
sistem periodik atau (2) sistem perpetual sebagai sistem
akuntansi persediaannya.
1) Sistem Periodik
Menurut Harnanto, “Di dalam metode periodik,
informasi mengenai kuantitas atau fisik persediaan hanya
36
dapat diketahui di akhir periode akuntansi”.23
Dalam
sistem persediaan periodik, perhitungan fisik aktual atas
barang-barang yang ada di tangan diselenggarakan pada
akhir setiap periode akuntansi ketika menyiapkan laporan
keuangan. Barang-barang dihitung, ditimbang, atau jika
tidak diukur, dan jumlahnya dikalikan dengan biaya per
unit untuk menilai persediaan. Catatan atas persediaan
dapat dibuat untuk menghitung unit-unit dan jumlah
barang yang dibeli dan dijual (atau dikeluarkan) serta
saldo yang ada di tangan. Pembelian di debet ke akun
pembelian, dan ayat jurnal akhir periode dibuat untuk
menutup akun pembelian, persediaan awal, dan untuk
mencatat persediaan akhir sebagai aktiva (persediaan
akhir menggantikan persediaaan awal dalam akun).
2) Sistem Perpetual
Menurut Harnanto, “Dalam sistem persediaan
perpetual, akuntan dituntut untuk menyelenggarakan
pencatatan secara kontinyu terhadap kuantitas atau fisik
persediaan”.24
Catatan persediaan perpetual untuk setiap
23
Harnanto, “Akuntansi Perpajakan”, Yogyakarta : BPFE, 2002),
h. 224 24
Ibid, h. 225
37
barang harus memberikan informasi pencatatan
penerimaan, pengeluaran, dan saldo ditangan. Dengan
informasi ini, kuantitas fisik dan penilaian barang yang
ada di tangan tersedia setiap waktu. Jadi, perhitungan
persediaan fisik tidak diperlukan kecuali untuk
memverifikasi jumlah persediaan. Perhitungan fisik
biasanya dilakukan secara tahunan untuk tujuan audit
yang membandingkan persediaan di tangan dengan
catatan perpetual dan menyatakan data untuk setiap jurnal
penyesuaian yang dibutuhkan (misalnya kesalahan dan
kerugian). Catatan persediaan harus disesuaikan ke
perhitungan fisik apabila terdapat perbedaan pencatatan.
c. Metode Penilaian Persediaan
Metode Penilaian Persediaan Menurut PSAK
No. 14 Penilaian terhadap persediaan adalah
menentukan nilai persediaan akhir yang akan
dicantumkan dalam neraca. Pada akhir periode
akuntansi, total biaya persediaan harus dialokasikan
dalam persediaan yang masih ada untuk dilaporan di
neraca sebagai aset dan dalam persediaan yang terjual
selama periode tersebut untuk dilaporkan laba rugi
sebagai beban “harga pokok penjualan” Ada beberapa
38
metode untuk menentukan nilai persediaan yaitu
sebagai berikut :25
1) Metode FIFO (First in First Out)
Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang-
barang digunakan (dikeluarkan) sesuai urutan
pembeliannya. Dengan kata lain, metode ini
mengasumsikan bahwa barang pertama yang dibeli
adalah barang pertama yang digunakan (dalam
perusahaan manufaktur) atau dijual (dalam
perusahaan dagang). Dalam semua kasus FIFO,
persediaan dan harga pokok penjualan akan sama
pada akhir bulan terlepas dari apakah yang dipakai
adalah sistem persediaan perpetual atau periodik.
Penggunaan metode FIFO menurut
Hermawan, menghasilkan persediaan akhir yang
paling tinggi dan menghasilkan HPP yang paling
rendah. Hal tersebut terjadi selama masa inflasi
atau saat harga-harga meningkat. Namun tingginya
25
Anwar dan Karamoy. 2014. Analisis Penerapan Metode
Pencatatan Dan Penilaian Terhadap Persediaan Barang Menurut PSAK
No.14 Pada PT. Tirta Investama DC Manado. Jurnal EMBA. ISSN
2303-1174 Vol.2 No.2. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sam Ratulangi Manado. H. 1296-1305
39
laba kotor hanya bersifat sementara karena
persediaan harus diganti dengan harga yang terus
meningkat.26
2) Metode LIFO (Last In First Out)
Metode LIFO membandingkan biaya dari
barang-barang yang paling akhir dibeli terhadap
pendapatan. Jika yang digunakan adalah
persediaan periodik, maka akan diasumsikan
bahwa biaya dari total kuantitas yang terjual atau
dikeluarkan selama satu bulan berasal dari
pembelian yang paling akhir.
Metode LIFO menghasilkan jumlah HPP
yang paling tinggi. Demikian juga dengan jumah
laba kotor dan persediaan akhir yang paling
rendah. Hal tersebug terjadi karena biaya yang
digunakan untuk membeli paling akhir kurang
lebih sama dengan biaya penggantiannya.
Penggunaan metode LIFO pada masa inflasi akan
menghasilkan penghematan pajak penghasilan.27
26
Hermawan, Sigit. Akuntansi Perusahaan Manufaktur.
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h.12 27
Ibid
40
3) Metode Rata-Rata (Average)
Menurut metode biaya rata-rata didasarkan
pada anggapan bahwa barang tersedia untuk dijual
adalah homogen (sejenis). Pada metode ini harga
perolehan barang yang tersedia untuk dijual
dilakukan atas dasar harga perolehan rata-rata
tertimbang. Metode ini didasarkan pada suatu
asumsi bahwa nilai persediaan akhir merupakan
himpunan harga pokok rata-rata dari persediaan itu
sendiri, sehingga baik nilai persediaan maupun
harga pokok barang yang dijual selalu akan
mempunyai bagian yang sama terhadap harga
pokok yang terhimpun dari persediaan tersebut.
Metode biaya ratarata (average cost method)
menghitung harga pos-pos yang terdapat dalam
persediaan atas dasar biaya rata-rata barang yang
sama yang tersedia selama suatu periode.
Penggunaan Metode Rata-rata pada masa
inflasi akan menghasilkan jumlah diantara metode
FIFO dan LIFO. Jumlah HPP metode rata-rata
berada diantara metode FIFO dan metode LIFO,
41
demikian juga dengan jumlah persediaan akhir dan
laba kotor.
B. Penelitian yang Relevan
1. Elizabeth Tiur Manurung, Studi Atas Penentuan Ruang
Lingkup Pengujian Substantif Berdasarkan Evaluasi
Pengendalian Umum dan Aplikasi (Kasus Siklus
Penjualan Voucher Telepon Pada CV S). Berdasarkan
hasil evaluasi, dapat disimpulkan bahwa Pengendalian IT
melalui General controls dan applicatin controls pada
siklus penjualan telah memadai.CV S menggunakan
program aplikasi Accurate version 3 dalam melakukan
proses bisnisnya. Telah memiliki komponengeneral
controls seperti administrasi fungsi IT, pemisahan tugas
IT, pengembangan sistem IT, kemanan fisik dan online,
prosedur backup, serta pengendalian hardware yang
memadai. Pengembangan sistem mendapat otorisasi dari
pihak berwenang dan melibatkan user sebelum sistem
diimplementasikan. Username dan password juga sudah
diterapkan.28
28
Elizabeth Tiur Manurung, Studi Atas Penentuan Ruang
Lingkup Pengujian Substantif Berdasarkan Evaluasi Pengendalian
42
2. Ni Putu Sapna Virgiana, Prosedur Pengujian Substantif
terhadap Persediaan Barang Dagangan yang diterapkan
oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Ketut Muliartha
RM & Rekan. Berdasarkan penelitian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa prosedur pengujian subtantif terhadap
persediaan barang dagangan dilakukan dari prosedur
audit awal, prosedur analitis, pengujian detil transaksi,
pengujian detil saldo dan verifikasi penyajian dan
pengungkapan. Sehingga prosedur audit yang diterapkan
oleh KAP Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan sudah
sesuai dengan teorisecara umum.29
3. Florensia Bias Astiparimastuti, Prosedur audit atas uji
substantif atas aset tetap pada PT. X (Studi Praktik Kerja
di Kap Benny, Tony, Frans Dan Daniel). PT X bergerak
dalam bidang industri manufaktur dan perdagangan emas.
Dalam kegiatan operasionalnya, sangat bergantung pada
aset-aset yang dimilikinya. Aset yang dimiliki oleh PT X
terdiri atas 5 kelompok yaitu tanah, bangunan, mesin dan
Umum Dan Aplikasi (Kasus Siklus Penjualan Voucher Telepon Pada
CV S). Bina Ekonomi Majalah Ilmiah Fakultas Ekonomi Unpar 29
Ni Putu Sapna Virgiana, Prosedur Pengujian Substantif
terhadap Persediaan Barang Dagangan yang diterapkan oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan.
43
peralatan kerja, inventaris yang dibagi menjadi mesin
kantor dan inventaris kantor, serta kendaraan. Tentunya
aset-aset ini sangat diperhatikan dalam hal
pengelompokkan, masa manfaat, tarif penyusutannya.
Oleh karena itu penting bagi PT. X untuk melakukan
pengauditan atas pengelolaan, pemanfaatan serta
pencatatannya dalam setiap kelompok aset. Dalam
praktiknya PT. X masih terdapat beberapa kesalahan,
terutama dalam perhitungan penyusutan sehingga hal ini
berdampak pada perhitungan untuk periode berikutnya.30
30
Florensia Bias Astiparimastuti, Prosedur Audit Atas Uji
Substantif Atas Aset Tetap Pada PT. X (studi praktik kerja di kap benny,
tony, frans dan daniel). Jurusan akuntansi fakultas bisnis universitas
katolik widya mandala surabaya 2017.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan
dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar. Kata-
kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil
wawancara antara peneliti dan informan.31
Bogdan dan
Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan
pada latar dari individu tersebut secara holistik (utuh).32
Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu
atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tapi
perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.
Dalam penelitian kualitatif ini peneliti mengamati
orang dalam lingkungan, berinteraksi dengan mereka dan
31
Lexy. J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Rosda Karya, 2007), h. 15. 32
Ibid
45
menafsirkan pendapat mereka tentang dunia sekitar
kemudian mendiskripsikan dan menganalisis fenomena,
peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,
pemikiran orang secara individu maupun kelompok.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan adalah usaha dalam rangka aktivitas
penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang
diteliti.33
Adapun pendeatan yang digunakan dalm
penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research).
Oleh karena itu, obyek penelitiannya adalah berupa
obyek di lapangan yang sekiranya mampu memberikan
informasi tentang kajian penelitian. Pendekatan yang
peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif,
yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati dan diarahkan
pada latar alamiah dan individu tersebut secara holistic
(menyeluruh).34
33
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa, Edisi Keempat (Cet. 1; (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2008), h. 306. 34
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
P.T. Remaja Rosda Karya, 2009), h. 3
46
B. Defenisi Operasional
Sistem pengendalian internal persediaan Gas Elpiji
pada PT. Putra Sinbar Sinjai adalah rencana dan semua
metode serta tindakan atau ukuran yang terkoordinir untuk
menjaga atau mengamankan kekayaan pemsahaan,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
meningkatkan efisiensi operasi dan menunjang ketaatan
terhadap kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di PT. Putra Sinbar
Sinjai Kec. Sinjai utara kab.sinjai. Waktu pelaksanaan
penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan
Juli 2020.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang
digunakan dalam mengumpulkan data.35
Teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian
adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan
35
Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif dan R dan D ( Cet. XV; Jakarta:Rineka Cipta, 2013), h. 92.
47
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Untuk
kelengkapan data dan sistematika pembahasan suatu karya
ilmiah harus terarah, sistematis, dan mempunyai tujuan, jadi
bukan hanya mengumpulkan data secara keseluruhan akan
tetapi menghimpun data secara sistematis. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan jalan
turun langsung kelapangan untuk mendpatkan data-data
yang konkrit yang ada kaitannya dengan pembahasan.
Dalam penelitian lapangan, yaitu mengumpulkan data
melalui penelitian lapangan dengan menggunakan metode
sebagai berikut:
1. Observasi
Dalam penelitian ini, metode observasi yang
digunakan adalah observasi partisipatif, yakni peneliti
terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber
penelitian.36
2. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan
oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R
dan D (Cet. XIV; (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 310.
48
terwawancara.37
Wawancara merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya
jawab, sehingga data dikonstruksikan makna dalam satu
topik tertentu. Wawancara ini digunakan sebagai teknik
pengumpulan data untuk menemukan permasalahan
yang diteliti, dan untuk mengetahui, dan untuk
mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari
narasumber/infroman.38
Jenis wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
mendalam, yaitu suatu cara mengumpulkan atau
informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan
informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan alat pengumpulan data dari
beberapa dokumen penting yang mendukung
kelengkapan data peneliti ini. Dokumen yang dimaksud
pada peneliti ini adalah dokumen tertulis resmi atau tidak
resmi.
37
Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian Kuantitatif,… h. 198. 38
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif,… h.
317.
49
E. Keabsahan Data
1. Perpanjangan Pengamatan
Teknik uji keabsahan yang digunakan oleh peneliti
adalah perpanjangan pengamatan. Menurut Moleong
perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di
lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data
tercapai. Dalam hal ini, peneliti memperpanjang atau
menambah waktu wawancara dan observasi terhadap
kedua subjek agar data mencapai kejenuhan.39
Dalam perpanjangan pengamatan ini, peneliti
melakukan penggalian data secara lebih mendalam
supaya data yang diperoleh menjadi lebih konkrit dan
valid. Peneliti datang ke lokasi penelitian walaupun
peneliti sudah memperoleh data yang cukup untuk
dianalisis, bahkan ketika analisis data, peneliti melakukan
crosscheck di lokasi penelitian.
2. Trianggulasi
Untuk menguji keabsahan data yang didapat
sehingga benar-benar sesuai dengan tujuan dan maksud
penelitian, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi.
39
Ibid.
50
Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data tersebut
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
data tersebut.40
Adapun triangulasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah triangulasi dengan sumber dan
metode, yang berarti membandingkan dan mengecek
derajat balik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode
kualitatif. Hal ini dapat peneliti capai dengan jalan
sebagai berikut:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data
hasil wawancara.
b. Membendingkan apa yang dikatakan orang didepan
umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.
c. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang
dengan berbagai pendapat dan pandangan orang
seperti orang yang berpendidikan lebih tinggi atau ahli
dalam bidang yang sedang diteliti.
40
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,… h. 330
51
3. Diskusi Dengan Teman Sejawat
Diskusi dengan teman sejawat yaitu teknik yang
dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau
hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik
dengan rekan-rekan sejawat. Dari informasi yang berhasil
digali, diharapkan dapat terjadi perbedaan pendapat yang
akhirnya lebih memantapkan hasil penelitian.41
4. Analisis Kasus Negatif
Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti
mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan
dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi
data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan,
berarti masih mendapatkan data-data yang bertentangan
dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin
akan mengubah temuannya.42
5. Mengadakan Membercheck
Membercheck adalah kegiatan yang dilakukan
untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh
sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi
41
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,
(Bandung : Alfabeta, 2011), h. 270 42
Ibid, h. 275
52
tujuan membercheck adalah agar informasi yang
diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan
sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau
informan.43
6. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan secara berkelanjutan
maka kepastian data dan urutan kronologis peristiwa
dapat dicatat atau direkam dengan baik, sistematis. Untuk
meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan
cara membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitian
terdahulu, dan dokumen-dokumen terkait dengan
membandingkan hasil penelitian yang telah diperoleh.
Dengan cara demikian, maka peneliti akan semakin
cermat dalam membuat laporan yang pada akhirnya
laporan yang dibuat akan smakin berkualitas.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif deskriptif yaitu menyajikan dan
menganalisis fakta secara sistematik sehingga dapat lebih
mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Data yang
dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak
43
Ibid, h. 276
53
bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat
prediksi maupun mempelajari implikasi.44
Menurut Miles
dan Huberman sebagaimana di kutip oleh Sugiono dilakukan
secara interaktif melalui proses pengumpulan data,
kemudian data collection, data reduction, data display, dan
verification.45
1. Collection Data
Data collection berarti mengumpulkan data-data yang
sudah diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi di lapangan untuk di jadikan satu sebagai
bahan yang dikaji lebih jauh lagi.
2. Reduction Data
Mereduksi data bisa berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
mencari tema dan polanya.46
Setelah data penelitian yang
diperoleh di lapangan terkumpul, proses data reduction
terus dilakukan dengan cara memisahkan catatan antara
data yang sesuai dengan data yang tidak, berarti data itu
44
Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2001), h. 6-7. 45
Ibid, h. 91 46
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif: dilengkapi dengan
Contoh Proposal dan Laporan Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2015), h.
147
54
dipilih. Data yang peneliti pilih adalah data dari hasil
pengumpulan data lewat metode observasi, metode
wawancara dan metode dokumenter. Seperti data hasil
observasi mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan. Semua data dari hasil
wawancara dipilih mana data yang berkaitan dengan
masalah penelitian.
3. Display Data
Menurut Miles dan Huberman dalam Imam Suparyogo
dan Tobroni mengemukakan bahwa yang dimaksud Data
Display adalah menyajikan sekumpulan informasi yang
tersusun yang memberikan kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
4. Verification Data/Conclusion Drawing
Verification data/ conclusion drawing yaitu upaya untuk
mengartikan data yang ditampilkan dengan melibatkan
pemahaman peneliti. Kesimpulan yang dikemukakan
pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid
dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan merupakan
55
kesimpulan yang kredibel.47
Data yang sudah disajikan
kemudian disimpulkan menjadi data temuan baru berupa
deskripsi atau gambaran tentang sistem pengendalian
internal persediaan Gas Elpiji pada PT. Putra Sinbar
Sinjai. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah
ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
47
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif: dilengkapi dengan
Contoh Proposal…, h. 99
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
A.Profil PT. Putra Sinbar
1. Sejarah Singkat
PT. Putra Sinbar Gas merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang perdagangan umum, sebagai dealer gas
elpiji yang menawarkan pelayanan berupa penjualan gas elpiji.
Berdasarkan Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas
Nomor: 0197/03.PT/01/BPM-PP/IX/2012 dengan nomor TDP:
20.1.61.65.3.001 berlaku mulai tanggal 10 September 2012
sampai dengan 10 September 2017.
PT. Agen Gas Elpiji Putra Sinbar merupakan salah satu
agen gas elpiji yang merupakan jaringan distribusi Pertamina
yang melaksanakan kegiatan pemasaran gas elpiji bersubsidi
(Elpiji 3 kg) kepada masyarakat, dengan jumlah tertentu sesuai
dengan kuota yang diberikan oleh pemerintah. PT. Agen Gas
Elpiji Putra Sinbar ini sendiri, didirikan oleh Bapak Hj. Guntur
pada tanggal 12 Juni 2012 di Sinjai Utara. PT. Agen Gas Elpiji
Putra Sinbar yang terletak di Jalan poros Persatuan Sinjai,
Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten
Sinjai, yang pada awalnya bermodalkan 8 buah truk. Setiap
57
harinya, ke delapan truk tersebut membawa tabung gas elpiji ke
pangkalan sebanyak 420 tabung. Total tabung yang diantarkan
setiap harinya sebanyak 3.360 tabung. PT. Agen Gas Elpiji
Putra Sinbar dalam menentukan hargapertabung dengan
mengikuti Surat Keputusan (SK) dari Bupati. Dan harga yang
ditentukan oleh PT. Agen Gas Elpiji Putra Sinbar pada
pangkalan senilai Rp. 16.000, sedangkan pada agen senilai Rp.
14.000.
Untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada
pelanggan, perusahaan sudah memanfaatkan fasilitas komputer
dalam proses pengolahan data, namun masih terdapat
kekurangan dalam menghasilkan informasi yang akurat, tepat
dan relevan. Jumlah karyawan PT. Putra Sinbar Gas adalah 25
orang, sehingga dipandang perlu untuk dibuatkan sistem
pengolahan data baru, yang diharapkan dapat memberikan jalan
keluar permasalahan yang dihadapi dengan menghasilkan
informasi yang tepat dan akurat sesuai kebutuhan pelayanan
perusahaan.
Struktur organisasi merupakan tulang punggung
manajemen yang harus disusun menjadi misi perusahaan yang
telah dinyatakan. Hendaknya struktur organisasi tersebut
disusun sesuai dengan kebutuhan perusahaan, mengingat
58
perusahaan tidak bersifat mekanik tetapi lebih bersifat organik.
Susunan (struktur) organisasi merupakan susunan pembagian
tugas dan wewenang di dalam suatu organisasi yang
memperlihatkan pengaturan tata hubungan antara atasan dan
bawahan serta tugas dan tanggungjawab masing-masing
pelaksana. Dalam perusahaan perdagangan bahan bakar gas
elpiji terdapat beberapa aspek-aspek penting guna mencapai
tujuan, antara lain:
a. Aspek Manajemen
Perusahaan dipimpin membawahi bagian marketing,
administrasi, produksi dan keuangan. Direktur sebagai
pimpinan perusahaan dalam menjalankan operasi
perusahaan, yang bertanggungjawab secara penuh atas
segala keberhasilan dan kegagalan perusahaan yang
terjadi. Gaya kepemimpinan bersifat kekeluargaan,
namun kejujuran, disiplin dan kerja keras tetap menjadi
prioritas utama di perusahaan ini untuk kelangsungan
pekerjaan dari semua karyawan.
b. Aspek Pemasaran
Pemasaran ditangani oleh beberapa sales yang melakukan
pemasaran di sekitar wilayah Kabupaten Sinjai. Para
sales memasarkan produk bahan bakar gas elpiji 12 kg
59
dan 3 kg. Dalam memasarkan produk, seorang sales harus
mengetahui harga yang diterapkan dan jenis produk yang
dipasarkan. Prinsip perusahaan dalam menangani
pelanggan adalah lebih mudah mencari pelanggan baru
dari pada menarik kembali pelanggan yang telah pergi.
Jadi dalam menyikapi pelanggan, sebagaimana berat 52
dan marahnya harus ditangani dengan perasaan yang
tulus dan bersifat terbuka.
c. Aspek Administrasi dan Keuangan
Tugasnya adalah mengidentifikasi barang yang masuk
dan keluar dari gudang, mencatat pengiriman barang dan
mencatat sisa barang yang kembali yang belum terjual,
membuat stok gudang dan membukukannya, membuat
daftar utang dan piutang perusahaan.
d. Aspek Keuangan
Aspek keuangan tugasnya membuat harga pokok barang
yang terjual, menghitung rugi laba per minggu
perusahaan, membayar gaji karyawan dan mencatat uang
yang masuk dan keluar.
60
e. Visi dan Misi PT. Agen Gas Elpiji Putra Sinbar.
1. Visi
Menjadikan perusahaan yang unggul dan tangguh
dalam bidang perdagangan gas dan peralatan yang
dibutuhkan dalam industri dan mampu menghadapi
persaingan global.
2. Misi
Bekerja keras menciptakan peluang dan
pertumbuhan untuk menjadi perusahaan yang
terbaik. Mengutamakan mutu dan pelayanan demi
kepuasan pelanggan. Menjadi mitra usah yang
andal dan terpercaya.
2 Struktur Organisasi dan Bidang Kerja
Struktur organisasi memberikan batas-batas tanggung
jawab masing-masing pegawai, mulai dari jabatan tertinggi
sampai jabatan terendah. Pembatasan tanggung jawab ini
membawahi tiap pegawai baik sebagai pimpinan maupun
bawahan kepada kewajiban dan hak-haknya dalam
melakukan tugas masing-masing. Adapun struktur organisasi
PT. Putra Sinbar adalah sebagai berikut:
61
Gambar IV.1
Struktur Organisasi Pt.Putra Sinbar
Sumber: pt.putra sinbar sinjai, 2020
SEKERTARIS
NURCAHYANI
BENDAHARA
NINING FITRIANI
ASISTEN MANAJER
MUZAKKIR
MANAJER
FAUZAN
PIMPINAN
H.GUNTUR S.E
BIDANG ADM
NURSIANA
NURSIANA
62
3. Deskripsi pekerjaan (job description)
Pembagian tugas pada pt. Putra sinbar sinjai
berdasarkan struktur organisasi, yaitu :
a. Pimpinan
pimpinan bertanggung jawab penuh atas perusahaan
sebagai pemegang kuasa tertinggi. Dalam menjalankan
tugasnya pimpinan berhak melakukan untuk dan atas
nama perusahaan. pimpinan bertugas;
1. Menjaga nama baik perusahaan.
2. mengawasi perusahaan agar perusahaan berjalan
sesuai visi dan misi perusahaan tersebut.
3. Bertindak atas nama perusahaan untuk melaksanakan
ha! yang dianggap perlu.
4. Memberikan keputusan dalam segala hal yang
menyangkut kebijakan perusahaan.
5. Mengevaluasi, membina dan mengarahkan bawahan
yang menjadi tanggungjawabnya.
63
b. Manager
Tugas dan tanggung jawabnya
1. Memimpin oprasi harian perusahaan agar karyawan
tetap bekerja sesuai dengan tugasnya.serta
2. Melaksanakan dan menyiapkan kegiatan administrasi
umum dan personalia.
c. Sekertaris
Tugas dan tanggung jawabnya
Sekretaris, melaksanakan pekerjaan rutin, tugas-tugas
administratif atau tugas pribadi langsung dari atasannya.
d. Bendahara
Tugas dan tanggung jawab bendahara pada pt. Putra
sinbar sinjai adalah menyusun rencana pengeluaran
anggaran pembelanjaan, menyimpan dan mengeluarkan
uang kebutuhan perusahaan.
e. Bidang administrasi
Tugas dan tanggungjawabnya di perusahaan adalah :
1. Melaksanakan pembukuan setiap transaksi yang
terjadi dalam perusahaan.
2. Mengerjakan laporan keuangan akhir tahun.
64
3. Mengatur administrasi dan arsip perusahaan secara
teratur dan benar.
4. Membuat serta mengarsipkan surat yang masuk dan
keluar.
5. Melaksanakan pencatatan terhadap semua bukti
pengeluaran dan penerimaan uang. Serta
6. menyediakan persediaan kebutuhan kantor.
4. Sistem Pengendalian Internal Persediaan Gas Elpiji pada PT.
Putra Sinbar Sinjai
Deskripsi data penelitian adalah penjelasan mengenai
pengendalian internal persediaan gas elpiji 3 kg pada PT
Putra Sinbar. Deskripsi mengenai penyajian data penelitian
selama kurun waktu 6 tahun terakhir yaitu 2015 sampai
dengan 2020 mulai dari jumlah produksi yang dihasilkan
dalam setahun, harga yang diterapkan, biaya distribusi dan
promosi yang dikeluarkan. Lebih jelasnya akan diuraikan
dibawah ini:
1. Produk
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan berupa produk
gas elpiji 3 kg yang ditawarkan kepada pelanggan. Data
65
yang diperoleh berupa data mengenai besar produksi
dalam kurun waktu 6 tahun sebagai berikut:
Tabel 4.1. Data Produk Gas elpiji 3 kg Tahun 2015-2020
(Tabung)48
Tahun Jumlah Produk
(tabung)
Persentase (%)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
15.000
18.000
20.000
23.000
28.000
35.000
10.79
12.95
14.39
16.55
20.14
25.18
Secara keseluruhan menunjukkan jumlah produksi
produk gas elpiji 3 kg pada PT. Putra Sinbar Gas di
Kabupaten Sinjai mengalami peningkatan. Tahun 2015
menunjukkan jumlah produk sebanyak 15.000 tabung
meningkat sampai tahun 2020 per November yaitu sebanyak
35.000 tabung. Sementara dilihat dari persentase produksi
terlihat juga mengalami peningkatan. Tahun 2020 persentase
yang dicapai sebesar 10.79% meningkat mencapai 25.18%
48
Sumber: Data setelah diolah, 2020
66
di tahun 2020. Produksi yang diterapkan yang mengalami
persentase yang meningkat disebabkan upaya yang
dilakukan perusahaan untuk menjaga mutu produk, sehingga
tetap dipercaya oleh pelanggan.
2. Harga yang Diterapkan
Harga sebagai nilai dari suatu produk yang dijual
kepada pelanggan. Harga didasarkan pada nilai pembelian
berdasarkan rasio rupiah per unit harga produk per bulan
selama enam tahun (2015 sampai 2020). Untuk melihat
harga yang diterapkan PT. Putra Sinbar Gas Kabupaten
Sinjai tahun 2015 sampai dengan 2020, sebagaimana
ditunjukkan Tabel 3 dibawah ini:
Tabel 4.2 Daftar Harga Tahun 2015– 2020 (Dalam
Rupiah)49
Tahun Harga (Rp) Persentase (%)
2015
2016
2017
2018
2019
12.000
12.000
12.000
14.000
15.000
15.29
15.29
15.92
16.56
17.83
49
Sumber: Data setelah diolah, 2020
67
2020 16.000 19.11
Tabel 3 menunjukkan bahwa penetapan harga
diterapkan mengalami peningkatan, sesuai dengan nilai kurs
rupiah. Harga produk gas elpiji 3 kg tahun 2015 berkisar Rp.
12.000 per tabung terus meningkat sampai tahun 2017 per
tabung dijual dengan harga Rp. 15.000. Dilihat dari
persentase cenderung tidak mengalami peningkatan yang
tinggi. Tahun 2015 sampai 2017 persentase hanya 15%,
kemudian meningkat sampai tahun 2020 menjadi 19.11%.
Ini berarti bahwa persentase harga produk gas elpiji 3 kg
oleh perusahaan dalam menetapkan harga setiap tahunnya
tidak terlalu tinggi, atau dengan kata lain untuk menarik
pelanggan mengambil keputusan membeli produk yang
ditawarkan.
3. Biaya Distribusi
Distribusi menjadi kegiatan penyaluran produk dari
satu pelanggan ke pelanggan yang lain untuk memperoleh
keuntungan penjualan. Distribusi harus sesuai dengan nilai
rasio rupiah biaya distribusi produk per bulan selama enam
tahun (2015 sampai 2020), sebagaimana ditunjukkan Tabel 5
dibawah ini:
68
Tabel 4.3. Biaya Distribusi Produk gas elpiji 3 kg
Tahun 2015-2020 (Dalam Rupiah)
Tahun Harga (Rp) Persentase (%)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
1.000.000
1.000.000
1.500.000
1.000.000
1.040.000
1.650.000
13.91
13.91
20.86
13.91
14.46
22.95
Tabel 5 menunjukkan bahwa secara keseluruhan biaya
distribusi produk gas elpiji 3 kg dalam 6 (enam) tahun terakhir
mengalami fluktuatif. Tahun 2015 dan 2016 biaya distribusi
Rp. 1.000.000, meningkat menjadi Rp. 1.500.000 pada tahun
2017. Kemudian turun pada tahun 2018 menjadi Rp. 1.000.000,
kemudian meningkat sampai tahun 2020 menjadi Rp.
1.650.000. Berikut ditunjukkan gambar grafik di bawah ini:
Dilihat dari persentase menunjukkan fluktuatif antara tahun
2015 sampai 2020. Persentase tertinggi dicapai tahun 2020
yaitu 22.95% dan terendah pada tahun 2015, 2016 dan 2018
masing-masing 13.91%. Ini berarti bahwa peningkatan biaya
distribusi berdasarkan permintaan pelanggan akan produksi
sesuai harga yang ditetapkan. Terlihat pada tahun 2017 biaya
69
distribusi yang dikeluarkan perusahaan tinggi yang berarti
bahwa ada kenaikan atas produk gas elpiji 3 kg.
B. aktifitas bagian perusahaan
Kegiatan usaha PT. Putra sinbar sinjai Suatu perusahaan
untuk mencapai yang telah ditetapkan perlu didukung dengan
aktivitas perusahaan yang mantap dan efektif agar semua
kegiatan yang dilaksanakan dapat memenuhi sasaran atau
keinginan dari suatu perusahaan. Disamping itu juga aktivitas
perusahaan akan mencerminkan kemajuan dan kemunduran
dari suatu perusahaan. karena dengan banyaknya kegiatan yang
dilaksanakan merupakan suatu cara untuk mendapatkan
keuntungan dari usaha yang dijalankan atau sebaliknya.
Salah satu Kegiatan usaha yang dilakukan PT. putra sinbar
sinjai adalah mendistribusikan barang subsidi barang gas elpiji
3 kg . dalam menjalankan kegiatan usahanya tersebut pt putra
sinbar memiliki 8 kendaraan berupa truk, untuk mengantar
serta mendistribusikan barang ke pangkalan.untuk Jumlah
tabung pada perusahaaan. Perusahaan tersebut menentukan
alokasi penerimaan lpg 3kg untuk setiap pangkalan berdasarkan
perencanaan penyaluran lpg 3kg yang dibuat oleh perusahaan
70
Prosedur pemesanan gas Elpiji yang dilakukan PT. Putra
sinbar sinjai pada PT. Pertamina adalah sebagai berikut:
Pengambilan Elpiji 3 kg di Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Elpiji (SPPBE) Pertamina bantaeng dan bulukmba.
Pengeluaran DO (Delivery Order) yang dikeluarkan oleh
SPPBE Pertamina sebagai surat pengeluaran barang.
Selanjutnya bagian pengiriman barang mengisi tabung gas
Elpiji dan memasukkannya ke dalam truk. Gas elpiji kemudian
langsung didistribusikan ke pangkalan pangkalan langganan
PT. putra sinbar. Penjualan gas elpiji ke pangkalan-pangkalan
ini dilakukan oleh 8 kendaraan truk,. Apabila dalam penjualan
ke pangkalan terdapat sisa, maka sisa gas elpiji tersebut
diserahkan ke bagian perusahaan putra sinbar untuk
disimpan.Bagian gudang memisahkan tabung gas elpiji yang
berisi dengan tabung gas elpiji yang kosong. . Penjualan gas
elpiji selain ke pangkalan juga melayani penjualan di tempat
penyimpanan gas atau bagian lingkungan perusahaan.
Pembelian gas 3 kg ini biasanya adalah masyarakat dan juga
dilakukan oleh pengecer yang mengambil sendiri gas elpiji.
pihak pangkalang menyediakan tabung kosong kemasan 3 kg
sebanyak alokasi yang telah di tentukan oleh pihak agen pt
putra sinbar gas sinjai kemudian pt putra sinbar gas
71
menyediakan tabung elpiji 3kg kpd pangkalan dengan
menggunakan sitem pembayaran kas dan cashless yang di
lakukan oleh pangkalan.
C. Sistem Penjualan PT. Putra Sinbar
PT. Putra Sinbar dalam kegiatan usahanya melakukan
penjualan gas Elpiji secara tunai. Hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya kredit macet yang merugikan
perusahaan. Sistem penjualan pada PT. Putra Sinbar
melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan. yaitu:
a. Bagian Administrasi
b. Bagian Gudang
c. Bagian Penerimaan Uang (Kasir)/Akuntan
Sistem penjualan PT. Putra Sinbar yaitu Sistem Penjualan
Tunai. Sistem penjualan tunai dimulai dari adanya pesanan
penjualan dari pelanggan yang dilakukan melalui telepon
kepada bagian penjualan, maupun pelanggan yang datang
langsung ke perusahaan. Bagian-bagian yang terlibat dalam
penjualan tunai PT. Putra Sinbar yaitu:
a. Bagian Administrasi/Penjualan
b. Bagian Pengiriman
c. Bagian Kasir/Akuntan
72
Penjualan tunai kepada pelanggan yang melakukan
pesanan melalui telepon dan pelanggan yang datang
langsung ke perusahaan, diotorisasi oleh manager dengan
menggunakan faktur penjualan tunai yang telah disiapkan
oleh staf administrasi. Pengiriman gas Elpiji untuk pesanan
yang dilakukan oleh pangkalan-pangkalan gas Elpiji akan
dilaksanakan satu hari setelah diterimanya pesanan. Faktur
penjualan tunai ini dibuat tiga rangkap dengan perincian
sebagai berikut:
a. Lembar pertama untuk pembeli.
b. Lembar kedua untuk bagian penjualan (arsip).
c. Lembar ketiga untuk bagian keuangan.
Berdasarkan faktur penjualan tunai, bagian
administrasi menyiapkan surat jalan (delivery order)
penjualan dan diserahkan kepada bagian pengiriman barang.
Bagian pengiriman barang yang juga merangkap sebagai
bagian pembelian, selanjutnya mengirim barang kepada
pangkalan-pangkalan, disertai dengan surat jalan dan faktur
penjualan. Pembeli melakukan pembayaran sesuai dengan
jumlah yang tercantum dalam faktur penjualan tunai setelah
ditanda tangani dan diberi cap lunas. Bagian pengiriman
barang setelah melaksanakan pengiriman barang dan
73
menerima uang, selanjutnya kembali ke perusahaan dan
menyerahkan lembar ke-2 surat jalan dan faktur penjualan
tunai kepada bagian administrasi untuk disimpan sebagai
arsip penjualan. Sedangkan uang tunai hasil penjualan
diserahkan kepada kasir disertai lembar ke-3 surat jalan dan
faktur penjualan tunai.
B. Pembahasan Dan Hasil Penelitian
Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang berjudul
Analisis Sistem Pengendalian Intern Persediaan Gas Elpiji 12
Kg pada PT. Putra Sinbar dengan teori yang telah dibahas pada
bab sebelumnya. Pembahasan dilakukan terhadap variabel
sistem pengendalian inteal persediaan gas elpiji dengan
menggunakan indikator unsur-unsur sistem pengendalian
intem.
Sistem pengendalian intem persediaan yang dibuat
dengan tujuan untuk melancarkan jalannya kegitan perusahaan
agar lebih terkoordinir dan lebih terarah dalam upaya
mewujudkan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu
perusahaan. Adanya pengarahan kegiatan kepada tujuan dan
koordinasi yang memadai dalam setiap bagian dari struktur
organisasi perusahaan diharapkan dapat menilai efisiensi dan
efektivitas dari setiap kegiatan yang dilakukan tersebut
74
Sistem pengendalian intem yang baik akan berbeda
untuk masing-masing perusahaan. Suatu sistem pengendalian
intem tersebut harus direncanakan dan diterapkan dengan
sebaik-baiknya. Sistem pengendalian intem persediaan yang
ada pada PT. Putra Sinbar adalah sebagai berikut:
1. Analisis terhadap Struktur Organisasi yang
Memisahkan Tanggungjawab Fungsional Secara Tegas
Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab
fungsional secara tegas merupakan salah satu unsur penting
untuk mencapai tujuan pengendalian internal. Struktur
organisasi menggambarkan pembagian tugas dan
tanggungjawab masing-masing bagian dalam melaksanakan
kegiatannya
Pemisahan tugas dan tanggungjawab dalam pelaksanaan
suatu kegiatan mempunyai tujuan untuk meminimalkan
fungsi yang saling bertentangan. Pemisahan tugas dan
tanggungjawab secara jelas sangat penting, karena apabila
terjadi perangkapan tugas akan memberikan peluang
timbulnya kesalahan maupun kecurangan yang dapat
menimbulkan kerugian pada perusahaan. Dari hasil
wawancara mengenai keadaan struktur organisasi pada PT.
75
Putra Simbar sebagaimana hasil wawancara dengan
Manager PT. Putra Simbar menjelaskana bahwa:
“Kita harus menyadari bahwa gagasan organisasi
yang kenyataannya setiap individu tidak akan
mampu memenuhi kebutuhan dan harapannya hanya
dengan seorang diri, mereka lebih banyak berhasil
dengan sebuah kebersamaan. Dalam rangka untuk
menigkatkan penyelenggaraan tugas dan fungsi
dibidang pekerjaan yang semakin berkembang agar
lebih berdaya guna dan berhasil guna. Struktur
organisasi sangat diperlukan dan merupakan syarat
penting untuk mengelompokkan tugas di dalam
setiap organisasi”.50
Struktur organisasi merupakan rangka pembagian
tanggungjawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang
dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan pokok
pemisahaan. Pada PT. Putra Sinbar, kendalanya yaitu
ditemukanya perangkapan tugas dimana karyawan bagian
pengiriman barang merangkap sebagai bagian penerimaan
uang dalam penjualan tunai. Selain itu bagian pengiriman
barang juga merangkap sebagai bagian pembelian gas Elpiji
pada PT. Pertamina dan bagian gudang juga merangkap
sebagai bagian penyaluran uang hasil penjualan ke bank.
50
Wawancara dengan Manager PT. Putra Sinbar Fauzan pada
tanggal 12 Juli 2020
76
Perangkapan tugas ini menunjukkan bahwa sistem
pengendalian intem pada PT. Putra Sinbar belum memadai
dikarenakan dalam struktur organisasi berbeda dengan apa
yang dilihat dilapangan. Sistem pengendalian internal yang
memadai apabila tidak adanya perangkapan tugas sehingga
pemisahan tugas dan tanggungjawab fungsional dapat
dilakukan secara jelas.Adapun struktur organisasi yang ada
pada PT. Putra Sinbar adalah Sebagai berikut:
a. Pimpinan : H. Guntur s.e.
b. Manajer : Fauzan
c. Asisten manajer : Muzakkir
d. Bendahara: Nining Fitriani
e. Nurcahyani : Sekertaris
f. Bidang administrasi : Nursiana
Perangkapan tugas yang terjadi pada PT. Putra
Sinbar dapat menimbulkan terjadinya terjadi karena
terbatasnya jumlah sumberdaya manusia sebagaimana dalam
struktur organisasi yang ada hanya terdapat 6 orang yang
terdiri dari dan hanya ada 1 bidang. Selanjutnya dari hasil
wawancara dengan Asisten Manager PT. Putra Sinbar
menjelaskan bahwa:
77
“Salah satu dalam menunjang suksesnya suatu
perusahaan adalah diberlakukannya suatu struktur
organisasi yang disertai dengan pembagian tugas dan
tanggung jawab yang jelas antara pimpinan dan
bawahan. Tanpa adanya hal ini, maka dapat
menyebabkan terjadinya kesimpang siuran dalam
menjalalankan tugasnya masingmasing serta
pertanggung jawaban pekerjaan yang tidak jelas.
Struktur organisasi menunjukkan adanya sekelompok
orang yang melakukan suatu kerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan”51
.
Struktur organisasi memberikan batas-batas
tanggung jawab masing-masing pegawai, mulai dari jabatan
tertinggi sampai jabatan terendah. Pembatasan tanggung
jawab ini membawahi tiap pegawai baik sebagai pimpinan
maupun bawahan kepada kewajiban dan hak-haknya dalam
melakukan tugas masing-masing.
Hasil analisis terhadap struktur organisasi yang
menunjukkan tanggungjawab fungsional yang jelas pada PT.
Putra Sinbar belum memenuhi sistem pengendalian intem
yang baik dan memadai.
51
Wawancara dengan Asisten Manager PT. Putra Sinbar Muzakkir
pada tanggal 12 Juli 2020
78
2. Analisis terhadap Sistem Otorisasi dan Prosedur
Pencatatan
Setiap transaksi dalam organisasi hanya terjadi atas
dasar otoritas dari pejabat yang memiliki wewenang untuk
menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu,
dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur
pembagian wewenang untuk otoritas atas terlaksananya
setiap transaksi.
Sistem otorisasi dalam suatu perusahaan merupakan
alat yang penting bagi manajemen untuk mengadakan
pengawasan terhadap semua kegiatan operasional
perusahaan. Begitu pula dengan prosedur pencatatan harus
diterapkan secara konsisten agar mudah dilakukan
pengendalian dan pengawasan. Prosedur pencatatan yang
baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat
dipercaya. Hasil wawancara dengan Bendahara PT. Putra
Simbar menjelsakan bahwa:
“Otorisasi dan prosedur pencatatan itu sudah jelas
untuk tiap bagian misalanya bendahara memiliki
otoritas untuk melakukan pencatata bagian keuangan
dan bidang administrasi melakukan pencatatan
kedalam catatan akuntansi didasarkan atas dokumen
79
sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung
yang lengkap”52
Formulir merupakan media yang digunakan untuk
merekam penggunaan wewenang pelaksanaan otorisasi.
Formulir merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar
untuk pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi.
Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh bagian
administrasi PT. Putra Sinbar dengan menggunakan formulir
faktur penjualan. Transaksi penjuaian dimulai dengan
diterbitkannya faktur tunai oleh bagian administrasi, Melalui
formulir faktur penjualan, kasir akan menerima uang
pembayaran dari pembeli.
Selanjutnya dari hasil wawancara dengan Bidang
Administrasi PT. Putra Simbar mengatakan bahwa:
“Dokumen pengiriman di buat atas setiap pengiriman
dari agen ke pangkalan hanya berupa nota kontan.
Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan
pemakaianya dipertanggungjawabkan oleh fungsi
penjualan dan terdapat surat pengantar pengiriman
yang di berikan SPPBE untuk agen PT. Putra Sinbar.
Penerimaan order tidak di otorisasi oleh fungsi
penjualan dan tidak menggunakan formulir faktru
penjualan tunai”.
52
Wawancara dengan Bendahara PT. Putra Sinbar Ninin Fitriani
pada tanggal 12 Juli 2020
80
Selanjutnya bagian pengiriman akan menyerahkan
kembali barang kepada pembeli. Faktur penjualan harus
diotorisasi oleh bagian penjualan agar menjadi dokumen
yang benar, dan dapat dipakai sebagai dasar oleh bagian
kasir untuk menerima uang dari pembeli. Faktur penjualan
yang telah ditanda tangani kasir akan menjadi perintah bagi
bagian pengiriman untuk menyerahkan barang kepada
pembeli. Selanjutnya faktur penjuaian menjadi dokumen
sumber pencatatan dalam catatan akuntansi untuk transksi
penjualan. Untuk sistem pengadministrasian keuangan pada
PT. Putra Sinbar Sinjai ini seabagaimana hasil wawancara
dengan Skretaris PT. Putra Sinbar bahwa:
“Pencatatan transaksi dilakukan oleh bagian kasir
yang merangkap bagian administrasi PT. putra sinbar
gas sinjai yang didasarkan atas dokumen sumber
berupa faktur penjualan yang sudah diotorisasi
bagian administrasi, bagian gudang dan bagian
pengiriman barang. Pencatatan berdasarkan sumber
dokumen yang dapat dipercaya ini berguna untuk
menghasilkan informasi yang teliti dan dapat
dipercaya mengenai pendapatan organisasi yang
sesuai dengan unsur pengendalian intem”53
.
53
Wawancara dengan Nurcahyani Bendahara PT. Putra Sinbar
Ninin Fitriani pada tanggal 12 Juli 2020
81
Bagian kasir mengotorisasi penerimaan uang dengan
cara membubuhkan cap lunas pada faktur penjuaian, sebagai
bukti bahwa pembeli telah melakukan pembayaran. Sistem
otorisasi juga dilakukan oleh bagian gudang terhadap faktur
penjuaian dan memberikan tanda tangan atau paraf dan
barang dikeluarkan digudang. Saat penyerahan barang
sistem otorisasi yang digunakan bagian pengiriman barang
akan dicap sebagai bukti bahwa barang sudah diserahkan
pada pembeli.
Pencatatan transaksi dilakukan oleh bagian kasir
yang merangkap bagian administrasi PT. Putra Sinbar yang
didasarkan atas dokumen sumber berupa faktur penjuaian
yang sudah diotorisasi bagian administrasi, bagian gudang
dan bagian pengiriman barang. Pencatatan berdasarkan
sumber dokumen yang dapat dipercaya ini berguna untuk
menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya
mengenai pendapatan organisasi yang sesuai dengan unsur
pengendalian intem. Prosedur pencatatan transaksi penjuaian
PT. Putra Sinbar oleh bagian administrasi sudah cukup
memadai.
82
3. Analisis Praktik yang Sehat
Pembagian tanggungjawab dan sistem wewenang
serta prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan
terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk
menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Cara
umum yang ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan
praktik yang sehat yaitu dengan cara menggunakan
dokumen yang bemomor urut tercetak yang pemakaiannya
bisa dipertanggungjawabkan. Adapun prosedur
pengendalian internal dalam menciptakan praktik yang sehat
pada PT. Putra Sinbar Sinjai sebagaimana hasil wawancara
dengan Bidang administrasi mengatakan bahwa:
“Pada penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh
bagian administrasi PT. Putra sinbar dengan
menggunakan formulir faktur penjuaian. Transaksi
penjuaian dimulai dengan diterbitkannya faktur tunai
oleh bagian administrasi, Melalui formulir faktur
penjuaian, kasir akan menerima uang pembayaran
dari pembeli. Selanjutnya bagian pengiriman akan
menyerahkan kembali barang kepada pembeli”54
Pada PT. Putra Sinbar, praktek yang sehat belum
berjalan dengan cukup baik. Hal ini dapat terlihat dari belum
54
Wawancara dengan Nursiana Bidang Administrasi PT. Putra
Sinbar Ninin Fitriani pada tanggal 12 Juli 2020
83
adanya dokumen yang bemomor urut tercetak secara
permanen yang dapat menyebabkan kelalaian dalam
pencatatan, terjadinya kecurangan maupun tindakan
penyelewengan lainya.
Pihak perusahaan harus menerapkan dokumen yang
memiliki nomor urut tercetak untuk mengatasi masalah yang
terjadi secara permanen sehingga dalam penggunaannya,
dokumen tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Apabila
terdapat kekelainan maka dapat diselesaikan dengan baik
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Hasil analisis praktik yang sehat oleh PT. Putra
Sinbar dalam persediaan masih belum memenuhi unsur
pengendalian intenal yang memadai. Hal ini dikarenakan
dalam pelaksanaan penjualan terjadi perangkapan tugas.
Bagian penerimaan uang tidak membuat dokumen bukti
penerimaan uang.
4. Analisis terhadap Karyawan Perusahaan yang Mutunya
Sesuai dengan Tanggungjawab
Karyawan merupakan bagian dan pelaku kegiatan
yang ada dalam perusahaan. Karyawan yang mempunyai
integritas tinggi dalam arti mempunyai tingkat kecakapan
yang sesuai dengan tanggungjawabnya sangat mendukung
84
keefektifan sistem pengendalian internal yang baik dan
memadai.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh PT. Putra
Sinbar untuk mendapatkan karyawan yang mempunyai
kemampuan yang cakap antara lain:
a. Melakukan penyeleksian penerimaan karyawan baru
sesuai dengan tingkat pendidikan yang dibutuhkan dalam
perusahaan dan yang berpengalaman dibidangnya untuk
jabatan tertentu
b. Dilakukan masa percobaan selama satu sampai tiga bulan
bagi karyawan baru sebelum diangkat menjadi karyawan
tetap. Hasil analisis terhadap karyawan yang cakap pada
PT. Putra Sinbar menunjukkan bahwa dalam penerimaan
karyawan dilakukan sesuai dengan tingkat pendidikan
yang dibutuhkan. Rata-rata pendidikan karyawan di PT.
Putra Sinbar lulusan SMA. Sebelum diangkat menjadi
karyawan tetap terlebih dahulu dilakukan training untuk
karyawan baru. Jadi dapat disimpulkan bahwa PT. Putra
Sinbar telah berupaya untuk mendapatkan karyawan yang
cakap yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
85
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan Sesuai dengan permasalahan yang telah
penulis ajukan dan berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa sistem
pengendalian intem penjuaian pada PT. Putra Sinbar belum
sesuai dengan sistem pengendalian internal yang baik dan
memadai. Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Struktur organisasi yang memisahkan fungsional secara
jelas masih belum memadai, karena masih ada
perangkapan tugas.
2. Pelaksanaan sistem wewenang dalam transaksi
penjualan sudah cukup baik dan memadai. Transaksi
penjualan diotorisasi oleh bagian penjualan dengan
menggunakan faktur penjualan dan prosedur pencatatan
transaksi penjualan PT. Putra Sinbar oleh bagian
administrasi sudah cukup memadai.
3. Penerapan praktik yang sehat oleh PT. Putra Sinbar
dalam transaksi penjualan masih belum memenuhi
unsur pengendalian internal yang memadai. Hal ini
dikarenakan dalam pelaksanaan penjualan belum
86
adanya dokumen yang bemomor urut tercetak secara
permanen yang dapat menyebabkan kelalaian dalam
pencatatan.
4. Hasil analisis terhadap karyawan yang cakap pada PT.
Putra Sinbar menunjukkan bahwa dalam penerimaan
karyawan dilakukan sesuai dengan tingkat pendidikan
yang dibutuhkan. Rata-rata pendidikan karyawan di PT.
Putra Sinbar lulusan SMA.Sebelum diangkat menjadi
karyawan tetap terlebih dahulu dilakukan training untuk
karyawan baru. Jadi dapat disimpulkan bahwa PT. Putra
Sinbar telah berupaya untuk mendapatkan karyawan
yang cakap sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan diharapkan melakukan pemisahan tugas
bagian pengiriman barang yang merangkap petugas
penerima uang.
2. Perusahaan harus memisahkan tugas bagian administrasi
dengan bagian akuntansi.
3. Perusahaan harus melengkapi dokumen yang bemomor
urut tercatak dalam menerima uang hasil penjualan
87
DAFTAR PUSTAKA
Anwar dan Karamoy. 2014. Analisis Penerapan Metode
Pencatatan Dan Penilaian Terhadap Persediaan Barang
Menurut PSAK No.14 Pada PT. Tirta Investama DC
Manado. Jurnal EMBA. ISSN 2303-1174 Vol.2 No.2.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Arens, Alvin A. and James K. Loebbecke.. Alih Bahasa Amir
Abadi Yusuf. Auditing Suatu Pendekatan Terpadu.
Jakarta: Salemba Empat, 2009
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa, Edisi Keempat Cet. 1; (Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Elizabeth Tiur Manurung, Studi Atas Penentuan Ruang
Lingkup Pengujian Substantif Berdasarkan Evaluasi
Pengendalian Umum Dan Aplikasi (Kasus Siklus
Penjualan Voucher Telepon Pada CV S). Bina Ekonomi
Majalah Ilmiah Fakultas Ekonomi Unpar
Florensia Bias Astiparimastuti, Prosedur Audit Atas Uji
Substantif Atas Aset Tetap Pada PT. X (studi praktik
kerja di kap benny, tony, frans dan daniel). Jurusan
akuntansi fakultas bisnis universitas katolik widya
mandala surabaya 2017.
Harnanto, “Akuntansi Perpajakan”, Yogyakarta : BPFE, 2002
88
Hermawan, Sigit. Akuntansi Perusahaan Manufaktur.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta:Penerbit: Salemba Empat. Jakarta, 2009
Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan,
Jakarta : Salemba Empat, 2007
Kieso., et al. Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga. 2010
Lexy. J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung:
Rosda Karya, 2007
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
P.T. Remaja Rosda Karya, 2009
Mulyadi. Auditing. Edisi 6. Cetakan Kesatu. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat, 2001
Ni Putu Sapna Virgiana, Prosedur Pengujian Substantif
terhadap Persediaan Barang Dagangan yang diterapkan
oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Ketut
Muliartha RM & Rekan.
Ruchyat Kosasih. Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi
Perusahaan. Jakarta: Erlangga. 2000
Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2001
Sanyoto Gandodiyoto. Audit Sistem Informasi. Jakarta:
Penerbit Mitra Wacana Media, 2007
89
Stice dan K. Fred Skousen, Akuntansi Intermediate, Jakarta:
Penerbit Salemba Empat, 2004
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif: dilengkapi dengan
Contoh Proposal dan Laporan Penelitian, Bandung:
Alfabeta, 2015
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R
dan D Cet. XIV; Bandung: Alfabeta, 2012
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,
Bandung : Alfabeta, 2011
Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif dan R dan D Cet. XV; Jakarta:Rineka Cipta,
2013
Sukrisno Agoes. Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) Oleh
Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas
Ekonomi Trisakti. 2008
Warren et al., Prinsip-Prinsip Akuntansi, Jakarta : Salemba
Empat, 2005
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Siapa pendiri dan tahun berapa pt. Putra sinbar sinjai ?
2. Bagaimana model struktur oganisasi yang ada pada PT.
Putra Sinbar Sinjai ?
3. Bagaimanakah Struktur organisasi yang memisahkan
tanggung jawab fungsional secara tegas dan Bidang –
bidang pembagian kerja karyawan PT. Putra Sinbar sinjai?
4. Bagaimana sistem dan prosedur penjualan pada PT. Putra
Sinbar Sinjai ?
5. Apa saja jenis kegiatan yang di hasilkan PT. Putra sinbar
sinjai
6. Bagaimana sistem pengadministrasian
keuangan pada PT. Putra Sinbar Sinjai?
7. Bagaimanakah Sistem otorisasi pencatatan
pada pt . putra sinbar sinjai dan
8. Bagaiamanakah Sistem otorisasi dokumen
yang terkait?
9. Bagaimana prosedur pengendalian internal
dalam menciptakan praktek yang sehat pada
pt putra sinbar sinjai
10. Bagaimana langkah – langkah perusahaan
untuk mendapatkan karyawan yang
mempunyai kemampuan yang cakap
SCHEDULE PENELITIAN
NO WAKTU KETERANGAN
1 12 September 2020 Persiapan Penelitian
2 23 September 2020 Melakukan Wawancara
3 4 Agustus 2020 Pengumpulan Data
4 7 Agustus 2020 Pengambilan
Dokumentasi
Tahun Jumlah Produk
(tabung)
Persentase (%)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
15.000
18.000
20.000
23.000
28.000
35.000
10.79
12.95
14.39
16.55
20.14
25.18
Tabel 4.1. Data Produk Gas elpiji 3 kg Tahun 2015-2020
(Tabung)55
2015
2016
2017
2018
2019
2020
12.000
12.000
12.000
14.000
15.000
16.000
15.29
15.29
15.92
16.56
17.83
19.11
Tabel 4.2 Daftar Harga Tahun 2015– 2020 (Dalam
Rupiah)56
Tahun Harga (Rp) Persentase (%)
2015
2016
2017
2018
2019
2020
1.000.000
1.000.000
1.500.000
1.000.000
1.040.000
1.650.000
13.91
13.91
20.86
13.91
14.46
22.95
Tabel 4.3. Biaya Distribusi Produk gas elpiji 3 kg Tahun
2015-2020 (Dalam Rupiah)
BIODATA PENULIS
Penulis lahir di Sinjai pada tanggal 21 Desember 1996
sebagai anak dari pasangan Bapak Muh. Nasir dan Ibu Hasra.
Berikut adalah biodata tentang penulis :
Nama : Hendri
Alamat : Dusun Bonto Desa Kompang
Kecamatan Sinjai Tengah
Tempat/Tanggal Lahir : Sinjai/21 Desember 1996
Agama : Islam
No. HP : 082346962752
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
SD Negeri 65 Kompang Lulus pada tahun 2009
SMP Satap Karangko Lulus pada tahun 2012
SMA Negeri 2 Sinjai Tengah Lulus pada tahun 2015
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan benar
dan dapat dipertanggung jawabkan.
Sinjai, 20 Agustus 2020
HENDRI
NIM.160103118