Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Sistem Kompensasi...
Transcript of Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Sistem Kompensasi...
Volume 10 No. 1, Januari 2015 ISSN: 1907–426X
JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Sistem Kompensasi, Moralitas Individu dan
Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
(Studi Kasus pada Koperasi di Wonosobo)
M. Elfan Kaukab, SE, M.M.
Heny Damayanti, SE
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sains Al Qur’an
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Sistem Kompensasi,
Moralitas Individu dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
(Studi Kasus pada Koperasi di Wonosobo)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
membuktikan pengaruh sistem pengendalian intern, sistem kompensasi, moralitas individu
dan asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Penelitian ini
dilakukan pada koperasi di Kabupaten Wonosobo yang sudah mempunyai badan hukum.
Penarikan sampel dari populasi menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria
koperasi yang di jadikan responden adalah koperasi berbadan hukum yang sudah berumur
diatas 10 tahun sejumlah sebanyak 60 koperasi dan yang diberikan kuesioner adalah bagian
keuangan dan administrasi. Metode penelitian ini menggunakan kuesioner. Alat analisis yang
digunakan adalah regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sistem pengendalian intern berpengaruh
negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H1 diterima). Sistem kompensasi
berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H2 diterima). Moralitas
individu berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima (H3
diterima). Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi diterima (H4 diterima).
Hasil penelitian ini memberikan implikasi praktik bagi koperasi di Wonosobo.
Kecurangan akuntansi merupakan salah satu unsur yang utama dalam korupsi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dalam upaya menghilangkan perilaku tidak etis
manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi memerlukan usaha yang menyeluruh,
tidak secara partial. Menghilangkan perilaku tidak etis manajemen serta kecurangan
akuntansi hendaknya dilakukan dengan mengefektifkan pengendalian internal, termasuk
penegakan hukum, perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian, serta pelaksanaan good
governance pada lembaga koperasi, karena koperasi sebagai soko guru ekonomi harus
diselamatkan dari adanya kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh pengurus dan
karyawan. Mengeliminir perilaku tidak etis manajemen dan kecurangan akuntansi koperasi
hendaknya dilakukan bila salah satu unsur yang utamanya yaitu penanggung jawab
penyusunan laporan keuangan taat pada aturan akuntansi.
Kata kunci: Sistem Pengendalian Intern, Sistem Kompensasi, Moralitas Individu dan
Asimetri Informasi, Kecenderungan Kecurangan Akuntansi.
Volume 10 No. 1, Januari 2015 ISSN: 1907–426X
JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
I. LATAR BELAKANG
Kecenderungan kecurangan akuntansi telah menarik banyak perhatian media dan
menjadi isu yang menonjol serta penting di mata pemain bisnis dunia. Kecurangan
merupakan bentuk penipuan yang sengaja dilakukan sehingga dapat menimbulkan kerugian
tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku
kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi karena tekanan untuk melakukan penyelewengan
atau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. Pada umumnya, kecurangan
akuntansi berkaitan erat dengan korupsi. Berbagai tindakan yang lazim dilakukan dalam
korupsi di antaranya adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen yang
merugikan keuangan atau perekonomian negara (Alison 2006).
Kecurangan akuntansi di Indonesia atau yang biasa kita sebut korupsi saat ini sudah
meningkat. Indonesia Corruption Watch mengatakan, tahun 2013 ini menjadi tahun dengan
kemarakan kasus korupsi. Di dalam konferensi persnya yang diadakan di Jakarta, Kamis
(7/2/2013), ICW memaparkan ada kecenderungan penggunaan Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN), khususnya dari bantuan sosial dan hibah yang akan digunakan untuk
kepentingan suksesi Pemilu 2014. Terdapat tren peningkatan anggaran bantuan sosial hibah
yang akan rawan dibajak oleh fungsionaris partai yang masih menjabat (Rahmawati 2009).
Kecenderungan kecurangan akuntansi sekarang ini tidak hanya terjadi pada
perusahaan swasta, perusahan milik negara dan pemerintahan, akan tetapi banyak
kecurangan-kecurangan terjadi pada koperasi. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan
UMKM Kabupaten Wonosobo sampai dengan tahun 2014 sudah terjadi 26 kasus
penggelapan/kecurangan dalam bidang akuntansi (Dinas Koperasi dan UMKM, 2014). Hal
ini mengindikasikan bahwa kejahatan dalam akuntansi tidak hanya melanda perusahaan dan
pemerintahan, akan tetapi sudah terjadi pada koperasi. Untuk itu perlu kontrol yang lebih
ketat pada perkembangan koperasi kedepan dengan melibatkan semua stekholder.
Sistem pengendalian intern merupakan faktor yang dianggap mampu mempengaruhi
kecenderungan kecurangan akuntansi. Banyaknya kasus kecurangan diakibatkan karena tidak
adanya sistem pengendalian internal sehingga lemahnya pengawasan atau kontrol, tidak
adanya kejujuran, peraturan dan kinerja kerja lemah mengakibatkan para pembuat kejahatan
leluasa dapat melakukan aksinya. Kecenderungan kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh ada
atau tidaknya peluang untuk melakukan hal tersebut (Fawzi 2011). Peluang tersebut dapat
diminimalisir dengan adanya pengendalian internal yang efektif. Smith et al., (1997)
Volume 10 No. 1, Januari 2015 ISSN: 1907–426X
JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
menyatakan bahwa pengendalian internal yang efektif akan mengurangi kecenderungan
kecurangan akuntansi. AICPA (American Institute of Crified Public Accountant, 1947)
menjelaskan bahwa pengendalian internal sangat penting, antara lain untuk memberikan
perlindungan bagi entitas terhadap kelemahan manusia serta untuk mengurangi kemungkinan
kesalahan dan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (Boynton and Kell, 1996).
Sistem kompensasi juga merupakan salah satu faktor yang penyebab terjadinya
kecenderungan kecurangan akuntansi. Kompensasi merupakan komponen biaya yang
dibayarkan oleh organisasi pada karyawan. Bagi karyawan kompensasi merupakan faktor
yang menentukan tingkat kesejahteraan, sedang bagi organisasi kompensasi merupakan
komponen biaya yang mempengaruhi tingkat efisiensi dan profitabilitas (Thoyibatun et al.
2009). Penelitian yang dilakukan oleh Thoyibatun et al. (2009) yang menunjukkan bahwa
kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.
Moralitas individu juga mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi.
Kecurangan akuntansi sangat erat hubungannya dengan etika. Kecurangan akuntansi
merupakan suatu tindakan ilegal sebagai bagian dari perilaku tidak etis, oleh karena itu ada
hukum yang harus ditegakkan sebagai bagian dari usaha penegakan standar moral. Wilopo
(2006) menemukan bahwa semakin tinggi level penalaran moral individu akan membuat
orang berfikir bahwa kecurangan dalam akuntansi adalah hal yang dianggap menyimpang.
Bernardi dan Guptill (2008) menemukan bahwa semakin tinggi level moral individu akan
semakin sensitif terhadap isu-isu etika.
Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi
adalah asimetri informasi. Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer
memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar
perusahaan (Rahmawati dkk 2006). Ryan (1996) seperti dikutip Fanani (2009) yang
mendefinisikan asimetri informasi sebagai kondisi dimana adanya perbedaan perolehan
informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi dengan pihak pemegang
saham dan stakeholder yang tidak memiliki informasi karena sebagai pengguna informasi
(user). Pengertian tersebut memberikan kesimpulan bahwa terjadinya asimetri informasi
karena adanya perbedaan perolehan informasi tentang perusahaan yang diterima oleh pihak
pengguna informasi dalam hal ini investor dengan pihak manajemen perusahaan sebagai
pihak yang mengoperasikan usaha dan berada didalam perusahaan. Asimetri informasi yang
mungkin timbul disini akan mendorong agen untuk menyembunyikan beberapa informasi
yang tidak diketahui prinsipal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aryanto et. al., (2013)
Volume 10 No. 1, Januari 2015 ISSN: 1907–426X
JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
menunjukkan bahwa asimetri informasi mempengaruhi kecenderungan terjadinya kecurangan
akuntansi.
II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen yang
diciptakan untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian efektivitas,
efesiensi, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan keandalan
penyajian laporan keuangan. Sistem pengendalian internal sangat dibutuhkan di Indonesia
mengingat otonomi yang semakin besar. Berdasarkan hasil KMPG Fraud Survey 2012
ditemukan bahwa fraud terjadi karena pelaku internal tidak berfikir mereka akan tertangkap,
ini menjadi faktor utama penyebab terjadinya kecurangan yaitu sebesar 25% dari total kasus
kecurangan yang terjadi. Faktor kedua adalah diabaikannya sistem pengendalian internal
yang telah ada sebesar 23%, kemudian tidak memadainya pengendalian internal juga menjadi
faktor terjadinya fraud yaitu sebesar 7%, sehingga dapat dilihat bahwa pengendalian internal
memiliki fungsi yang sangat penting bagi sebuah organisasi, termasuk koperasi (Amrizal
2013).
Adanya pengendalian internal yang efektif, memungkinkan terjadinya pengecekan
saling silang (cross check) terhadap pekerjaan seseorang oleh orang lain (Puspasari &
Suwardi 2012). Hal ini menurunkan peluang terjadinya kecenderungan kecurangan dan
Pengendalian
Intern (X1)
Sistem
Kompensasi (X2)
Moralitas Individu
(X3)
Asimetri Informasi
(X4)
H1 -
H2 -
H3-
H4+
Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi (Y)
Volume 10 No. 1, Januari 2015 ISSN: 1907–426X
JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
mengalokasikan kesalahan. Wright (2003) dalam Wilopo (2006) menyatakan bahwa
pengendalian internal yang efektif mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi.
Kecenderungan kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh ada atau tidaknya peluang atau
kesempatan. Peluang yang besar membuat kecenderungan kecurangan akuntansi lebih sering
terjadi, dan sebaliknya. Penerapan pengendalian internal yang efektif yang didukung dengan
regulasi yang memadai akan mencegah berbagai bentuk overstated dan ketidakwajaran yang
merugikan berbagai pihak yang bekepentingan (Wright 2003).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Thoyibatun et al. (2009), Puspasari & Suwardi
(2012) Aryanto et. al., (2013) menunjukkan bahwa pengendalian intern berpengaruh terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat di
hipotesiskan sebagai berikut :
H1: Pengendalian intern berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi.
Selain pengendalian internal, sistem kompensasi juga mampu mempengaruhi
terjadinya kecurangan akuntansi. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh
karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Simamora (2004) menyatakan kompensasi
merupakan apa yang diterima oleh para pegawai sebagai ganti kontribusinya kepada
organisasi. Kompensasi menurut Wayne seperti dikutip Mangkuprawira 2002 meliputi bentuk
tunai langsung, pembayaran tidak langsung dalam bentuk manfaat karyawan, dan insentif
untuk memotivasi karyawan agar bekerja keras untuk mencapai produktivitas yang tinggi.
Siagian (2003) menyatakan bahwa dalam mengembangkan dan menerapkan sistem
kompensasi/imbalan, kepentingan organisasi dan kepentingan pegawai mutlak perlu
diperhitungkan. Rivai (2005) menyebutkan beberapa tujuan manajemen kompensasi efektif,
yaitu untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas, mempertahankan pegawai
yang ada, menjamin keadilan, penghargaan terhadap perilaku yang diinginkan,
mengendalikan biaya, dan mengikuti aturan hukum. Hal ini dilakukan untuk mengurangi
adanya kecenderungan kecurangan akuntansi atau bahkan kecurangan tidak terjadi sama
sekali.
Pengurus koperasi diberi wewenang oleh pengawas koperasi untuk mengelola
koperasi, bertanggung jawab untuk memaksimalkan kinerja dalam pencapaian tujuan
koperasi, dan melaporkan tanggung jawabnya melalui rapat anggota tahunan (RAT).
Pemberian kompensasi yang memadai membuat pengurus koperasi bertindak sesuai dengan
keinginan dari pengawas koperasi, yaitu memberikan informasi yang sebenarnya tentang
Volume 10 No. 1, Januari 2015 ISSN: 1907–426X
JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
keadaan koperasi. Pengurus koperasi akan bertindak sesuai dengan keinginan pengawas
koperasi jika mereka mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan kinerjanya. Pemberian
kompensasi ini dapat mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Thoyibatun et al. (2009) dan Aryanto et. al.,
(2013) menunjukkan bahwa sistem kompensasi berpengaruh terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat di hipotesiskan
sebagai berikut :
H2 : Sistem kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi .
Moralitas individu dalam penelitian ini adalah pertimbangan etis sebagai
pertimbangan-pertimbangan apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi dilema etis
(Wibowo 2007). Teori yang menjelaskan kecenderungan kecurangan akuntansi terdapat di
teori Gone dalam Wahyudi (2006) kecendrungan fraud juga berasal dari dalam diri individu
itu sendiri, salah satunya moralitas. Moral adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau
orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif.
Moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia, sehingga bidang
moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia.
Magnis (2001) mengatakan bahwa sikap moral yang sebenarnya disebut moralitas. Ia
mengatakan moralitas sebagai sikap hati orang yang terungkap dalam tindakan lahiriah. Jadi
moralitas adalah sikap dan pebuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih.
Amin Widjaja (1992) menyatakan alasan yang melatar belakangi kecurangan adalah
pengurus tidak mengindahkan moral (unscruplulous). Dengan mengetahui sifat dan
karakteristik manusia yang paling mungkin melakukan kecurangan, pemerintahan dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan akuntansi. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Dewi (2014) menunjukkan bahwa moralitas individu berpengaruh terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat di
hipotesiskan sebagai berikut :
H3: Moralitas individu berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
Kecurangan akuntansi sangat erat hubungannya dengan asimetri informasi karena
merupakan garis wewenang. Asimetri informasi adalah ketidakseimbangan informasi yang
dimiliki oleh pengurus dan pengawas, ketika pengawas tidak memiliki informasi yang cukup
tentang kinerja pengurus, sebaliknya pengawas memiliki lebih banyak informasi mengenai
kapasitas diri, lingkungan kerja dan perusahaan secara keseluruhan (Miranti Senja 2011).
Volume 10 No. 1, Januari 2015 ISSN: 1907–426X
JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
Asimetri informasi merupakan keadaan dimana pihak dalam perusahaan mengetahui
informasi yang lebih baik dibanding pihak luar perusahaan (stakeholder). Jika keadaan
tersebut terjadi, maka akan membuka peluang bagi pihak dalam perusahaan untuk melakukan
kecurangan.
Hasil penelitian Handayani dan Putra (2013) menunjukkan hubungan positif asimetri
informasi terhadap pengungkapan laporan keuangan, yang berarti semakin tinggi asimetri
informasi maka kecenderungan kecurangan laporan keuangan semakin meningkat. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Aryanto et. al., (2013) menunjukkan bahwa asimetri informasi
mempengaruhi kecenderungan terjadinya kecurangan akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut maka dapat di hipotesiskan sebagai berikut :
H4 : Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
III. METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
adalah koperasi di Kabupaten Wonosobo yang sudah mempunyai badan hukum berjumlah
147 koperasi. Penarikan sampel dari populasi menggunakan metode purposive sampling
dengan kriteria koperasi yang dijadikan sampel adalah koperasi berbadan hukum yang sudah
berumur diatas 10 tahun sebanyak 60 koperasi dan yang diberikan kuesioner adalah bagian
keuangan.
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis
kuantitatif. Dimana untuk mencapai tujuan pertama yaitu menganalisis pengaruh
pengendalian intern, sistem kompensasi, moralitas individu dan asimetri informasi terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda
(Multiple regresional analisis). Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 + e
Dimana :
Y : Kecenderungan kecurangan akuntansi (variabel dependen)
: Konstanta
b1 : Koefisien regresi variabel pengendalian intern
b2 : Koefisien regresi variabel sistem kompensasi
b3 : Koefisien regresi variabel moralitas individu
b4 : Koefisien regresi variabel asimetri informasi
Volume 10 No. 1, Januari 2015 ISSN: 1907–426X
JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
X1 : Variabel pengendalian intern (variabel independen)
X2 : Variabel sistem kompensasi (variabel independen)
X3 : Variabel moralitas individu (variabel independen)
X4 : Variabel asimetri informasi (variabel independen)
e : error
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi ganda dilakukan untuk menguji hipotesis yang hasilnya disajikan
pada tabel 4.1
Tabel 4.1
Hasil Pengujian Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, Sistem
Kompensasi, Moralitas Individu, dan Asimetri Informasi Terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
Pengujian Coeff T Signifikan Hasil
Sistem pengendalian intern -0,412 -6,254 0,000 Hipotesis diterima
Sistem kompensasi -0,325 -4,868 0,000 Hipotesis diterima
Moralitas individu -0,231 -2,846 0,007 Hipotesis diterima
Asimetri informasi 0,296 5,687 0,000 Hipotesis diterima
Y = 34,77 – 0,412X1 – 0,325X2 – 0,231X3 + 0,296X4 + e
a. Pengaruh sistem pengendalian intern terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
karyawan (H1) memiliki koefisien -0,412 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil
dari 0,05. Sehingga H1 yang menyatakan sistem pengendalian intern mempunyai
pengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya,
semakin baik pelaksanaan pengendalian internal, maka akan mengurangi kecenderungan
karyawan untuk berbuat curang.
b. Pengaruh sistem kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H2)
memiliki koefisien -0,325 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Sehingga H2 yang menyatakan sistem kompensasi mempunyai pengaruh negatif
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya adanya penerapan
kompensasi yang baik akan membuat karyawan cenderung untuk tidak melakukan
kecurangan dalam laporan keuangan.
c. Pengaruh moralitas individu terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H3)
memiliki koefisien -0,231 dengan tingkat signifikansi 0,007 lebih kecil dari 0,05.
Volume 10 No. 1, Januari 2015 ISSN: 1907–426X
JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
Sehingga H3 yang menyatakan moralitas individu mempunyai pengaruh negatif terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya, semakin bermoral seorang
karyawan maka karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam laporan
keuangan.
d. Pengaruh asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (H4)
memiliki koefisien 0,296 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Sehingga H4 yang menyatakan asimetri informasi mempunyai pengaruh positif terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya, kurangnya informasi antara
pengawas dan pengurus koperasi yang ditandai adanya informasi yang tidak jelas dari
pengawas dan pengurus koperasi akan membuat karyawan untuk berbuat curang dalam
membuat laporan keuangan.
B. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
1. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi
Hipotesis satu (H1) menyatakan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh
negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Artinya, semakin baik pelaksanaan
pengendalian internal, maka akan mengurangi kecenderungan karyawan untuk berbuat
curang. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Thoyibatun
(2009), Puspasari & Suwardi (2012) Aryanto et. al., (2013) yang menunjukkan bahwa
pengendalian intern berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.
Sistem pengendalian internal merupakan proses yang dijalankan untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap
hukum, dan efektivitas dan efisiensi operasi. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan
prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi akurat
dan memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya.
Kecenderungan kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh ada atau tidaknya peluang
untuk melakukan hal tersebut. Peluang tersebut dapat diminimalisir dengan adanya
pengendalian internal yang efektif. Pengendalian internal yang efektif akan mengurangi
kecenderungan kecurangan akuntansi. Pengendalian internal sangat penting, antara lain untuk
memberikan perlindungan bagi entitas terhadap kelemahan manusia serta untuk mengurangi
kemungkinan kesalahan dan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (Boynton and Kell,
1996). Pengendalian intern pada koperasi dilakukan oleh pengawas untuk mengontrol
Volume 10 No. 1, Januari 2015 ISSN: 1907–426X
JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
keuangan koperasi. Kontrol dilakukan tiap 3 bulan sekali dengan mengecek laporan keuangan
triwulan. Dengan adanya kontrol pengawas diharapkan tidak terjadi kecurangan laporan
keuangan
2. Pengaruh Sistem Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi
Hipotesis dua (H2) menyatakan bahwa sistem kompensasi berpengaruh negatif terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi. Artinya adanya penerapan kompensasi yang baik akan
membuat karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam laporan keuangan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Thoyibatun (2009) dan
Aryanto et. al., (2013) menunjukkan bahwa sistem kompensasi berpengaruh negatif terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi.
Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi kepada karyawan, yang
dapat bersifat finansial maupun non finansial pada periode yang tetap. Sistem kompensasi yang baik
akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh,
memperkerjakan, dan mempertahankan karyawan. Bagi organisasi, kompensasi memiliki arti penting
karena kompensasi mencerminkan upaya organisasi dalam mempertahankan dan meningkatkan
kesejahteraan karyawannya. Beberapa pengalaman menunjukkan bahwa kompensasi yang tidak
memadai dapat menurunkan prestasi kerja, motivasi kerja, dan kepuasan kerja karyawan, bahkan
dapat menyebabkan karyawan untuk berbuat curang.
Pengawas koperasi memberi wewenang kepada pengurus untuk mengelola koperasi,
bertanggung jawab untuk memaksimalkan keuntungan, dan melaporkan tanggung jawabnya melalui
media laporan keuangan. Pemberian kompensasi yang memadai membuat karyawan bertindak sesuai
dengan keinginan dari pengurus, yaitu memberikan informasi yang sebenarnya tentang keadaan
koperasi. Karyawan akan bertindak sesuai dengan keinginan pengurus dan pengawas koperasi jika
mereka mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan kinerjanya. Pemberian kompensasi ini dapat
mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi.
3. Pengaruh Moralitas Individu Terhadap Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi
Hipotesis tiga (H3) menyatakan bahwa moralitas individu berpengaruh negatif
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya, semakin bermoral seorang
karyawan maka karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam laporan
keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2014)
Volume 10 No. 1, Januari 2015 ISSN: 1907–426X
JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
menunjukkan bahwa moralitas individu berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi.
Tahapan pengembangan kesadaran moral individu menekankan bagaimana seorang
individu berfikir tentang dilema etis, proses memutuskan apa yang benar dan apa yang salah
(Trevino, 1986). Rest (1986) seperti dikutip Muawanah dan Indriantoro (2001) menyatakan
bahwa pemahaman (kesadaran) moral merupakan bagian dari kapasitas keseluruhan
individual untuk memecahkan masalah-masalah etika. Hal ini untuk membuktikan terdapat
hubungan antara pengembangan moral individu yang menghadapi dilema etis untuk
berperilaku etis. Kohlberg(1969) menyatakan bahwa pengembangan moral dari orang pada
tahapan lebih lanjut perkembangan moralnya lebih baik dari pengembangan moral yang baru
pada tahap awal.
Jika karyawan yang moralnya tinggi maka sedikit kemungkinan untuk melakukan
kecurangan akuntansi, maka individu dapat diharapkan akan memandang perilaku meragukan
(question behaviour) kurang diterima, dan sedikit kemungkinan untuk melakukan aktivitas
tindakan tidak etis dibandingkan dengan individu yang perkembangan moralnya rendah.
Seorang individu dengan proses kesadaran pengembangan moral yang semakin tinggi akan
membuat karyawan untuk berlaku lebih berperilaku etis dengan tidak melakukan kecurangan
dalam membuat laporan keuangan.
4. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi
Hipotesis empat (H4) menyatakan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi diterima. Artinya, kurangnya informasi antara
pengawas dan pengurus koperasi yang ditandai adanya informasi yang tidak jelas dari
pengawas dan pengurus koperasi akan membuat karyawan untuk berbuat curang dalam
membuat laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Widayati dan Nurlis, (2012) yang menyatakan bahwa asimetri informasi berpengaruh
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.
Salah satu kendala yang akan muncul antara pengawas dan pengurus koperasi adalah
adanya asimetri informasi. Asimetri informasi ini timbul karena pengurus tidak memiliki
informasi yang cukup tentang kinerja karyawan dan karyawan memiliki lebih banyak
informasi mengenai koperasi secara keseluruhan. Asimetri informasi yang terjadi antara
pengawas dan pengurus koperasi mendorong karyawan untuk menyajikan informasi yang
tidak sebenarnya, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja. Hal
Volume 10 No. 1, Januari 2015 ISSN: 1907–426X
JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
ini memacu karyawan untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi dapat digunakan
sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Bila terjadi asimetri informasi,
karyawan akan menyajikan laporan keuangan yang bermanfaat bagi mereka, demi motivasi
untuk memperoleh kompensasi bonus yang tinggi, mempertahankan jabatan dan lain-lain.
Demikian pula, bila terjadi asimetri informasi, karyawan akan membuat bias atau
memanipulasi laporan keuangan sehingga kemungkinan untuk berbuat curang lebih tinggi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini dapat dibuat simpulan
sebagai berikut :
1. Sistem pengendalian intern berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi (H1 diterima). Artinya, semakin baik pelaksanaan pengendalian internal,
maka akan mengurangi kecenderungan karyawan untuk berbuat curang.
2. Sistem kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
(H2 diterima). Artinya adanya penerapan kompensasi yang baik akan membuat
karyawan cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam laporan keuangan
3. Moralitas individu berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
diterima (H3 diterima). Artinya, semakin bermoral seorang karyawan maka karyawan
cenderung untuk tidak melakukan kecurangan dalam laporan keuangan.
4. Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi
diterima (H4 diterima). Artinya, kurangnya informasi antara pengawas dan pengurus
koperasi yang ditandai adanya informasi yang tidak jelas dari pengawas dan pengurus
koperasi akan membuat karyawan berbuat curang dalam membuat laporan keuangan.
B. Saran
Setelah mengetahui hasil dari penelitian ini, beberapa saran yang dapat di
rekomendasikan adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan kesimpulan di atas dapat ditarik garis besar bahwa pengendalian intern
berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, oleh karena itu
semakin baik pelaksanaan pengendalian internal, maka akan mengurangi
kecenderungan karyawan untuk berbuat curang. Sehingga untuk mengurangi
Volume 10 No. 1, Januari 2015 ISSN: 1907–426X
JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
kecurangan akuntansi diperlukan pengendalian internal yang efektif baik terhadap
karyawan, pengurus, maupun pengawas karena kecurangan akan dilakukan jika ada
kesempatan dimana seseorang harus memiliki akses terhadap aset atau memiliki
wewenang untuk mengatur prosedur pengendalian yang memperkenankan
dilakukannya skema kecurangan.
2. Kompensasi mempunyai fungsi yang cukup penting di dalam memperlancar jalannya
roda organisasi/perusahaan dan dapat mengurangi kecenderungan kecurangan
akuntansi, sehingga kompensasi harus diberikan kepada karyawan karena sistem
kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan
memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan dan mempertahankan
karyawan. Sistem kompensasi dapat diberikan baik dengan sistem prestasi maupun
sistem waktu.
3. Untuk mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi maka perlu diadakan
pelatihan motivasi etika dan moralitas dalam hubungan kerja, untuk meningkatkan
kualitas integritas pribadi dan perilaku beretika di tempat kerja, sehingga karyawan dan
pimpinan memiliki moral yang unggul dari hati nurani, untuk membimbing perilaku
dan cara berpikir dalam setiap tindakannya.
4. Temuan empirik ini membawa implikasi teoritik bahwa kecenderungan atau bahkan
tindakan kecurangan akuntansi perlu dikaji tidak hanya melalui pendekatan ilmu
akuntansi, tetapi juga perlu mengikut sertakan pendekatan serta teori-teori dari disiplin
ilmu yang lain, di antaranya ilmu psikologi dan ilmu manajemen. Dengan adanya
pendekatan lintas disiplin ilmu ini diharapkan akan diperoleh solusi teoritik atas
permasalahan perilaku tidak etis manajemen dan kecurangan akuntansi perusahaan
berikut faktor yang menjadi penyebabnya secara menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA
Amrizal. 2013. Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Internal Auditor. BPKP
Boynton, W. C., Walter G. Kell, 1996. Modern Auditing, 6th
Ed. New York, Jhon Wiley &
Sons, Inc.
Dewi, Rencana Sari. 2014. Pengaruh Moralitas Individu dan Pengendalian Internal pada
Kecurangan Akuntansi (Studi Eksperimen pada Pemerintah Daerah Provinsi Bali).
Tesis. Denpasar : Program Pasca Sarjana. Universitas Udayana.
Volume 10 No. 1, Januari 2015 ISSN: 1907–426X
JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
Fauwzi, M. Glifandi Hari. 2011. Analisis Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal,
Persepsi kesesuaian Kompensasi, Moralitas Manajemen Terhadap Perilaku Tidak
Etis Dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Jurnal akuntansi dan ekonomi.
Fanani, Z. 2009. “Kualitas Pelaporan Keuangan : Berbagai Faktor Penentu dan Konsekuensi
Ekonomis”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.Vol.6, No.1, Juni 2009.
Indriani, Rini. Wachidatul Khoiriyah. 2010. “Pengaruh Kualitas Pelaporan Keuangan
terhadap Asimetri Informasi”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Miranti, Senja. 2011. Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Manajemen Laba pada Perusahaan yang Go Public di BEI. Skripsi S. Fakultas
ekonomi. Universitas Negeri Padang.
Novita Puspasari dan Eko Suwardi. 2012. Pengaruh Moralitas Individu Dan Pengendalian
Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi: Studi Eksperimen Pada
Konteks Pemerintahan Daerah. SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XV
BANJARMASIN 20-23 September
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah.
Puput Tri Komalasari, 2001, “Asimetri Informasi, Positive Accounting Theory, dan
Manajemen laba”. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol.2 No.2
Rahmawati, dkk. 2006. “Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktik Manajemen Laba
pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal
Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX. Padang.
Rahmawati, Ardiana Peni. 2009. Analisis Faktor Internal dan Moralitas Manajemen
terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Skripsi: Universitas Diponegoro.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.
Smith, A. 1997.Detecting Falsified Financial Statement Using Multicriteria Analysis. The
Case of Greece.Working paper.www.ssrn.com
Thoyibatun, Siti. 2009. Faktor – Faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku Tidak Etis dan
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Serta Akibatnya terhadap Kinerja
Organisasi.Ekuitas. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 16 No. 2-2012
Tunggal, Amin Widjaja. 1992. Pemeriksaan Kecurangan. Jakarta: Rineka Cipta.
Veronica, 2003, “Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi”,
Lintasan Ekonomi, Vol.XIX No.2
Wilopo. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi 9: Padang.