Analisis Scientific Value-Meaning-Identity (SMVI) Pada Jurnal Ilmiah
-
Upload
ernita-nurliani -
Category
Documents
-
view
8 -
download
0
description
Transcript of Analisis Scientific Value-Meaning-Identity (SMVI) Pada Jurnal Ilmiah
Analisis Scientific Value-Meaning-Identity (SMVI) Pada Jurnal Ilmiah
Jurnal ilmiah adalah majalah publikasi yang memuat KTI (Karya Tulis Ilmiah) yang
secara nyata mengandung data dan informasi yang mengajukan iptek dan ditulis sesuai dengan
kaidah-kaidah penulisan ilmiah serta diterbitkan secara berkala. Jurnal ilmiah juga harus
memenuhi prinsip-prinsip Scientific Value-Meaning-Identity (SMVI). Dari diskusi yang telah kami
laksanakan kami dapat menemukan prinsip-prinsip dari Scientific Value-Meaning-Identity
(SMVI).
Diantara ciri SMVI yaitu, jurnal ilmiah selalu diterbitkan secara berkala, terbit setiap
tahun (dinyatakan dengan“Volume”) dan dalam setahun bisa terbit lebih dari satukali
(dinyatakan dengan “Nomer”). Contohnya pada jurnal yang berjudul “Pembuatan Lempok
Pisang (Kajian Jenis Pisang dan Konsentrasi Madu)” dapat di temukan Volume dan Nomor.
Jurnal ini merupakan Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 1 No.1 p.101-114 dan diterbitkan pada
bulan Oktober 2013.Serta, jurnal ilmiah harus diterbitkan oleh lembaga penerbit atau intuistik
keilmuan (missal: Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi, Lembaga Riset, Lembaga Penerbit, dll).
Pada jurnal dengan judul “Potensi Ubi Jalar Unggu Sebagai Pangan Fungsional” tidak ditemukan
lembaga yang menerbitkannya. Selain itu, jurnal ilmiah juga harus memenuhi struktur utama
jurnal ilmiah yang baik dan benar, seperti judul artikel, abstrak, Pendahuluan, bahan dan
metode, hasil, pembahasan kesimpulan, dan daftar pustaka. Serta, urutannya haruslah sistematis
dan terstruktur.
Setiap jurnal ilmiah harus memiliki judul yang jelas. Dengan membaca judul, akan
memudahkan pembaca mengetahui inti jurnal tanpa harus membaca keseluruhan dari jurnal
tersebut. Misalnya, judul “Lempok Pisang Madu”. Dengan judul seperti itu, maka tidak
pembaca yang mau membacanya karena tidak menggambarkan isi jurnal. Contoh judul yang
jelas, misalnya “Pembuatan Lempok Pisang (Kajian Jenis Pisang dan Konsentrasi Madu)”. Judul
ini sudah sedikit banyak melaporkan isi dari jurnal.
Abstrak berbeda dengan ringkasan. Bagian abstrak dalam jurnal ilmiah berfungsi untuk
mencerna secara singkat isi jurnal. Abstrak di sini dimaksudkan utnuk menjadi penjelas tanpa
mengacu pada jurnal.Bagian abstrak harus menyajikan sekitar 250 kata yang merangkum tujuan,
metode, hasil dan kesimpulan. Jangan Pada abstrak harus berdiri sendiri tanpa catatan kaki.
Bagian abstrak pada jurnal yang kami bawa telah merangkum tujuan, metode, hasil dan
kesimpulan dari materinya. Abstrak dari jurnal yang kami bahas juga tidak di temukan adanya
catatan kaki. Akan tetapi, jumlah kalimat pada abstrak jurnal yang kami bahas kebanyakan
kurang dari 250 kalimat.
Pendahuluan adalah pernyataan dari kasus yang kita selidiki, yang memeberikan
informasi kepada pembaca untuk memahami tujuan spesifikasi kita dalam kerangka teoritis yang
lebih besar. Bagian ini juga dapat mencakup informasi tentang latar belakang masalah, seperti
ringkasan dari setiap penelitian yang telah dilakukan dan bagaimana sebuah percobaan akan
mambantu untuk menjelaskan atau memperluas pengetahuan dalam bidang umum. Semua
informasi latar belakang yang dikumpulkan dari sumber lain harus menjadi kutipan. Dari analisis
jurnal yang kami dapatkan, semua jurnal memiliki kutipan pada pendahuluannya sehingga bisa
dikatakan memiliki dasar yang jelas.
Bahan dan metode merupakan bagian yang menjelaskan ketika percobaan telah
dilakukan. Peneliti menjelaskan desain percobaan, peralatan, metode pengumpulan data, dan
jenis pengendalian. Jika percobaan dilakukan di alam, maka penulis menggambarkan daerah
penelitian, lokasi, dan juga menjelaskan pekerjaan yang dilakukan. Aturan umum yang perlu
diingat adalah bagian ini harus memaparkan secara rinci dan jelas sehingga pembaca memiliki
pengantahuan dan teknik dasar agar bisa dipublikasikan. Akan tetapi, hanya satu jurnal yang
mencantumkan tempat penelitiannya, yaitu jurnal dengan judul “ Uji Efek Analgesik Ekstrak
Daun Mahkota Dewa (phaleria macrocarpa) pada Mencit (mus musculus)”. Pada jurnal
“Potensi Ubi Jalar Unggu Sebagai Pangan Fungsional” tidak ditemui Bahan dan metode
penelitian, sehingga jurnal ini tidak tersusun secara sistematis.
Hasil merupakan bagian dimana peneliti menyajikan data yang ringkas dengan tinjauan
menggunakn teks naratif, tabel, grafik atau gambar. Data yang dikumpulkan dalam tabel/grafik
harus lengkap teks naratif dan disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami. Dalam Jurnal
“Pembuatan Lempok Pisang (Kajian Jenis Pisang dan Konsentrasi Madu)” menyajikan hasil
yang didapat dengan menggunakan grafik, salah satunya yaitu grafik pengaruh konsentrasi madu
terhadap aktivitas air pada lempok pisang :
Pembahasan merupakan bagian dimana peneliti menafsirkan data dengan pola yang
diamati. Setiap hubungan antar variabel percobaan yang penting dan setiap korelasi antara
variabel dapat dilihar jelas. Pada jurnal “Pembuatan Lempok Pisang (Kajian Jenis Pisang dan
Konsentrasi Madu)” data-data dalam bentuk grafik dijelaskan dan dihubungkan korelasinya.
Seperti contoh grafik pengaruh konsentrasi madu terhadap aktivitas air pada lempok pisang
diatas, penulis menjelaskan arti dari grafik tersebut, seperti :
“Aktivitas air (Aw) lempok pisang di tiap konsentrasi penambahan madu tidak memilki
perbedaan, dikarenakan madu mengandung fruktosa yang sangat higroskopis sehingga menyerap
uap air saat pengeringan. Bahan akan menyerap air jika kelembaban relatif udara lebih tinggi
dibandingkan kelembaban relatif bahan pangan [8]. Pengering kabinet yang digunakan membuat
udara pengeringan menjadi jenuh uap air dan bahan akan menyerap uap air tersebut. Terserapnya
uap air (absorbsi) menyebabkan terbentuknya molekul air satu lapis dan berlanjut terbentuk
penambahan-penambahan lapisan di atasnya hingga terkondensasi di pori-pori lempok pisang
sehingga aktivitas air (Aw) juga akan meningkat mencapai 0.8 dan dapat ditumbuhi
mikroorganisme jenis khamir. Aktivitas air (aw) yang rendah disebabkan air akan terikat pada
gula dan padatan pada madu dan pisang sehingga air bebas akan mudah teruapkan. Semakin kuat
derajat keterikatannya, maka air akan sulit dikeluarkan oleh bahan pangan. Proses pengeringan
tidak dapat menghilangkan keseluruhan air dari bahan pangan, karena terdapat air yang terikat
sangat kuat (terutama yang terikat secara kimia) yang tidak dapat dilepaskan dengan pengeringan
[11]”.
Berdasarkan prinsip Scientific Value-Meaning-Identity (SMVI), kesimpulan merupakan
bagian yang hanya menyatakan bahwa peneliti berpikir mengenai setiap data yang disajikan
berhubungan kembali pada pernyataan yang dinyatakan dalam pendahuluan. Dengan mengacu
pada bagian pendahuluan dan kesimpulan, seorang pembaca harus memiliki ide yang baik dari
penelitian ini, meski pun hanya rincian spedifik.
Daftar pustaka berisi Semua informsi (KUTIPAN) yang didapat peneliti harus ditulis
sesuai abjad pada bagian ini. Hal tersebut berguna untuk pembaca yang ingin merujuk literatur
asli. Perlu diperhatikan bahwa referensi yang dikutip benar-benar disebutkan pada jurnal yang
kita buat. Hal ini dapat terlihat pada jurnal “Pembuatan Lempok Pisang (Kajian Jenis Pisang dan
Konsentrasi Madu)”. Pada jurnal ini, jumlah kutipan dan jumlah daftar pustaka sangat sesuai dan
bisa dilihat dari jurnal yang lainnya juga. Hal ini juga mengindikasikan bahwa jurnal ini bisa
dipertanggung jawabkan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa jurnal dikatakan ilmiah apabila memenuhi prinsip-prinsip
Scientific Value-Meaning-Identity (SMVI). Juga, dari beberapa jurnal yang didiskusikan
kelompok 4 dapat diketahui bahwa jurnal yang berjudul “Potensi Ubi Jalar Unggu Sebagai
Pangan Fungsional” kurang ilmiah dikarenakan banyaknya ditemukan hal-hal yang tidak
memenuhi prinsip-prinsip SMVI.