ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

10
PROSIDING PERTEMUAN DAN PRESENTASI ILMIAH PENELITIAN DASAR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI NUKLIR Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Yogyakarta, 24 Juli 2018 Rizki Firmansyah Setya Budi, dkk ISSN 0216-3128 105 ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI LISTRIK TERHADAP KETERLAMBATAN WAKTU KONSTRUKSI PLTN Rizki Firmansyah Setya Budi, Nuryanti Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan E-mail: [email protected] ABSTRAK ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI LISTRIK TERHADAP KETERLAMBATAN WAKTU KONSTRUKSI PLTN. Biaya Pokok Produksi (BPP) PLTN terdiri dari tiga komponen, yaitu biaya investasi, biaya O&M, dan biaya bahan bakar. Ketika terjadi keterlambatan pembangunan yang menyebabkan bertambahnya waktu konstruksi, tiap komponen biaya tersebut memberikan respon dan kontribusi terhadap peningkatan BPP yang berbeda satu sama lain. Diperlukan sebuah penelitian yang melakukan analisis terhadap respon komponen biaya tersebut terhadap peningkatan BPP ketika waktu konstruksi bertambah sehingga dapat diketahui komponen biaya yang berpengaruh kuat untuk meningkatkan BPP dan strategi untuk meminimalisasi dampak penambahan waktu konstruksi terhadap nilai BPP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon komponen biaya BPP ketika waktu konstruksi bertambah dan dampaknya terhadap peningkatan nilai BPP. Perhitungan tiap komponen biaya BPP menggunakan levelized cost of electricity. Waktu konstruksi PLTN menggunakan rentang waktu 6 sampai 20 tahun dengan asumsi terjadi keterlambatan. Analisis respon tiap komponen biaya menggunakan analisis korelasi dengan scatter diagram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya operation and maintenance (O&M) dan bahan bakar memiliki nilai yang tetap walaupun waktu konstruksi bertambah. Sedangkan biaya investasi mempunyai korelasi yang linear dengan penambahan waktu konstruksi terhadap penambahan BPP. Ketika waktu konstruksi bertambah, biaya investasi bertambah yang akan menyebabkan BPP meningkat. Peningkatan BPP senilai dengan peningakatan nilai biaya investasi. Dengan kata lain, komponen yang berperan penting terhadap penambahan BPP adalah biaya investasi. Beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah standarisasi spesifikasi PLTN, pembangunan bertahap, dan modularisasi. Kata Kunci : komponen biaya pokok produksi, keterlambatan waktu konstruksi, PLTN ABSTRACT RESPONSE ANALYSIS OF THE COMPONENTS OF ELECTRICITY PRODUCTION COST TO TIME CONSTRUCTION OF NUCLEAR POWER PLANT (NPP) . The NPP Production Cost (BPP) consists of three components, namely: investment cost, O&M cost, and fuel cost. When there is a delay that leads construction time increases, each of these cost components give different responses and contributions to the BPP increases. It is needed a study that analyzes these cost component responses to the BPP increases when the construction time increases, so it can be known the cost components that have strong influence to the BPP and strategy to minimize the impact of delayed construction time on BPP values. The purposes of this research are to know the response of BPP cost component when construction time increases and its impact to BPP value increase. The calculation of each component of BPP costs uses a levelized cost of electricity. Nuclear power plant construction time spans 6 to 20 years (included the assumption of the delay). Response analysis of each cost component using correlation analysis with scatter diagram. The results show that the O&M and fuel cost have a fixed value, while the investment cost has a linear correlation with the addition of construction time. The BPP increases equal with the investment cost increment. The component that plays an important role in the addition of BPP is the investment cost. Some strategies that can be used to overcome these problems are standardization of nuclear power plants, incremental construction, and modularization. Keywords : the component of electricity generation cost, delayed construction time, NPP PENDAHULUAN royek pembangunan pusat listrik tenaga nuklir (PLTN) mempunyai resiko keterlambatan yang lebih besar jika dibandingkan dengan proyek pembangunan lainnya [14]. Keterlambatan pembangunan akan menyebabkan meningkatnya biaya yang dibutuhkan. Peningkatan biaya tersebut akan berdampak pada meningkatnya biaya pokok produksi (BPP) listrik PLTN [57]. BPP PLTN secara garis besar terdiri dari tiga komponen, yaitu: biaya investasi, biaya O&M, dan biaya bahan bakar. Biaya investasi mempunyai porsi antara 60-80% dari total biaya selama umur PLTN (konstruksi, operasi, dan dekomisioning) [8]. Dengan kata lain, komponen biaya investasi merupakan P

Transcript of ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

Page 1: ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek Nuklir/PSTA_24Juli2018/DATA/105... · dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

PROSIDING

PERTEMUAN DAN PRESENTASI ILMIAH PENELITIAN DASAR

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI NUKLIR

Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Yogyakarta, 24 Juli 2018

Rizki Firmansyah Setya Budi, dkk ISSN 0216-3128 105

ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI LISTRIK

TERHADAP KETERLAMBATAN WAKTU KONSTRUKSI PLTN

Rizki Firmansyah Setya Budi, Nuryanti Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir – Badan Tenaga Nuklir Nasional

Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan E-mail: [email protected]

ABSTRAK

ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI LISTRIK TERHADAP KETERLAMBATAN WAKTU KONSTRUKSI PLTN. Biaya Pokok Produksi (BPP) PLTN terdiri dari tiga

komponen, yaitu biaya investasi, biaya O&M, dan biaya bahan bakar. Ketika terjadi keterlambatan

pembangunan yang menyebabkan bertambahnya waktu konstruksi, tiap komponen biaya tersebut memberikan

respon dan kontribusi terhadap peningkatan BPP yang berbeda satu sama lain. Diperlukan sebuah penelitian yang melakukan analisis terhadap respon komponen biaya tersebut terhadap peningkatan BPP ketika waktu

konstruksi bertambah sehingga dapat diketahui komponen biaya yang berpengaruh kuat untuk meningkatkan

BPP dan strategi untuk meminimalisasi dampak penambahan waktu konstruksi terhadap nilai BPP. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon komponen biaya BPP ketika waktu konstruksi bertambah dan dampaknya terhadap peningkatan nilai BPP. Perhitungan tiap komponen biaya BPP menggunakan

levelized cost of electricity. Waktu konstruksi PLTN menggunakan rentang waktu 6 sampai 20 tahun dengan

asumsi terjadi keterlambatan. Analisis respon tiap komponen biaya menggunakan analisis korelasi dengan

scatter diagram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya operation and maintenance (O&M) dan bahan bakar memiliki nilai yang tetap walaupun waktu konstruksi bertambah. Sedangkan biaya investasi mempunyai

korelasi yang linear dengan penambahan waktu konstruksi terhadap penambahan BPP. Ketika waktu

konstruksi bertambah, biaya investasi bertambah yang akan menyebabkan BPP meningkat. Peningkatan BPP

senilai dengan peningakatan nilai biaya investasi. Dengan kata lain, komponen yang berperan penting terhadap penambahan BPP adalah biaya investasi. Beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi

permasalahan tersebut adalah standarisasi spesifikasi PLTN, pembangunan bertahap, dan modularisasi.

Kata Kunci : komponen biaya pokok produksi, keterlambatan waktu konstruksi, PLTN

ABSTRACT

RESPONSE ANALYSIS OF THE COMPONENTS OF ELECTRICITY PRODUCTION COST TO TIME

CONSTRUCTION OF NUCLEAR POWER PLANT (NPP). The NPP Production Cost (BPP) consists of

three components, namely: investment cost, O&M cost, and fuel cost. When there is a delay that leads construction time increases, each of these cost components give different responses and contributions to the

BPP increases. It is needed a study that analyzes these cost component responses to the BPP increases when

the construction time increases, so it can be known the cost components that have strong influence to the BPP

and strategy to minimize the impact of delayed construction time on BPP values. The purposes of this research are to know the response of BPP cost component when construction time increases and its impact to BPP value

increase. The calculation of each component of BPP costs uses a levelized cost of electricity. Nuclear power

plant construction time spans 6 to 20 years (included the assumption of the delay). Response analysis of each

cost component using correlation analysis with scatter diagram. The results show that the O&M and fuel cost have a fixed value, while the investment cost has a linear correlation with the addition of construction time.

The BPP increases equal with the investment cost increment. The component that plays an important role in

the addition of BPP is the investment cost. Some strategies that can be used to overcome these problems are

standardization of nuclear power plants, incremental construction, and modularization.

Keywords : the component of electricity generation cost, delayed construction time, NPP

PENDAHULUAN

royek pembangunan pusat listrik tenaga nuklir

(PLTN) mempunyai resiko keterlambatan yang

lebih besar jika dibandingkan dengan proyek

pembangunan lainnya [1–4]. Keterlambatan

pembangunan akan menyebabkan meningkatnya

biaya yang dibutuhkan. Peningkatan biaya tersebut

akan berdampak pada meningkatnya biaya pokok

produksi (BPP) listrik PLTN [5–7].

BPP PLTN secara garis besar terdiri dari tiga

komponen, yaitu: biaya investasi, biaya O&M, dan

biaya bahan bakar. Biaya investasi mempunyai porsi

antara 60-80% dari total biaya selama umur PLTN

(konstruksi, operasi, dan dekomisioning) [8]. Dengan

kata lain, komponen biaya investasi merupakan

P

Page 2: ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek Nuklir/PSTA_24Juli2018/DATA/105... · dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI LISTRIK TERHADAP

KETERLAMBATAN WAKTU KONSTRUKSI PLTN

106 ISSN 0216-3128 Rizki Firmansyah Setya Budi, dkk

komponen terbesar dalam BPP PLTN. Pada kondisi

normal, ketika tidak ada keterlambatan dalam

pembangunan, biaya investasi mempunyai porsi

antara 60-85%, biaya O&M mempunyai porsi antara

10-25%, dan biaya bahan bakar mempunyai porsi

antara 7-15%[9]. Rentang porsi dalam tiap komponen

biaya tersebut terjadi karena tiap negara vendor

PLTN mempunyai biaya investasi, biaya O&M, dan

biaya bahan bakar yang berbeda-beda [10].

Ketiga komponen biaya tersebut akan

memberikan respon peningkatan yang berbeda ketika

waktu konstruksi bertambah. Respon dari tiap

komponen biaya tersebut perlu diketahui agar ketika

terjadi keterlambatan pembangunan PLTN, dapat

ditentukan strategi untuk meminimalisasi dampaknya

terhadap nilai BPP.

Penelitian [11] telah melakukan analisis

keekonomian PLTN dengan membandingkan BPP

PLTN dengan BPP PLTU Batubara. Penelitian [12]

melakukan perhitungan BPP PLTN ukuran kecil dan

menengah.Penelitian [9] telah menghitung BPP

PLTN dengan biaya investasi yang bervariasi.

Dengan menggunakan biaya investasi yang

bervariasi tersebut, dapat ditentukan nilai biaya

investasi PLTN agar layak dikembangkan di

Indonesia. Penelitian [13] melakukan perbandingan

perhitungan BPP PLTN dengan menggunakan

berbagai model perhitungan. Penelitian [14,15]

masing-masing telah melakukan perhitungan BPP

PLTN dengan pendekatan probabilistik pada PLTN

besar dan PLTN SMR. Berdasarkan penelitian-

penelitian sebelumnya tersebut, dapat diketahui

bahwa telah banyak penelitian sebelumnya yang

melakukan analisis BPP PLTN tetapi analisis BPP

tersebut dilakukan dengan menggunakan waktu

konstruksi yang normal (belum mempertimbangkan

adanya keterlambatan pembangunan).

Beberapa penelitian lainnya telah melakukan

penelitian dengan topik keterlambatan waktu

konstruksi dan hubungannya dengan biaya yang

dibutuhkan. Penelitian [16,17] melakukan analisis

terhadap faktor-faktor yang menyebabkan

keterlambatan pembangunan PLTN beserta

pengaruhnya terhadap keekonomian

PLTN.Penelitian [18] telah melakukan analisis

terhadap hubungan antara lama waktu konstruksi

terhadap peningkatan biaya pada sektor konstruksi

jalan dan bangunan. Penelitian [19] melakukan

analisis pengaruh penambahan waktu konstruksi

terhadap BPP PLTN. Akan tetapi pada penelitian

[19] tersebut hanya berfokus pada dampak

penambahan waktu kontruksi terhadap nilai BPP

PLTN. Penelitian tersebut belum memasukkan

analisis tiap komponen biaya pada BPP PLTN ketika

waktu konstruksi bertambah.

Penelitian ini merupakan lanjutan dari

penelitian [19]. Pada penelitian ini akan dilakukan

analisis tiap komponen biaya pembentuk BPP PLTN

ketika waktu konstruksi bertambah. Tiap komponen

biaya tersebut mempunyai respon yang berbeda-beda

terhadap penambahan waktu konstruksi sehingga

dengan menggunakan hasil dari penelitian ini, dapat

diketahui komponen biaya yang berpengaruh kuat

untuk meningkatkan BPP PLTN ketika waktu

konstruksi bertambah. Dengan diketahuinya respon

tiap komponen biaya tersebut dan komponen biaya

yang paling dominan, maka dapat ditentukan strategi

untuk meminimalisasi dampak penambahan waktu

konstruksi terhadap nilai BPP. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui respon komponen biaya

BPP ketika waktu konstruksi bertambah dan

dampaknya terhadap peningkatan nilai BPP.

Indonesia merupakan negara yang telah

membuat perencanaan pengembangan energi nuklir

yang baik. Akan tetapi, perencanaan pengembangan

tersebut belum mendapatkan komitmen penuh dari

pemerintah [20]. Salah satu yang menjadi

pertimbangan pemerintah dalam mendukung

pengembangan energi nuklir adalah faktor

keekonomiannya [21]. Selain itu telah disebutkan

bahwa proyek pembangunan PLTN mempunyai

resiko tinggi dalam hal keterlambatan yang akan

menyebabkan meningkatnya BPP PLTN. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam

pengambilan keputusan penerapan energi nuklir

khususnya dalam analisis keekonomian yang

mempertimbangkan aspek keterlambatan

pembangunan PLTN.

METODOLOGI

Gambar 1 menunjukkan alur dari penelitian ini.

Penelitian dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

studi pustaka, perhitungan BPP dengan

memperhatikan tiap komponen biaya dalam BPP, dan

yang terakhir adalah analisis korelasi komponen

biaya BPP terhadap waktu konstruksi dan BPP

PLTN.

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Perhitungan BPP dengan memperhatikan

tiap komponen biaya dalam BPP menggunakan

penjabaran dari persamaan perhitungan BPP pada

umumnya. Perhitungan BPP pada umumnya

menggunakan persamaan1[15,19,22–24].

𝐵𝑃𝑃 = ∑ (

𝐼𝑡 + 𝑂𝑡 + 𝐹𝑡

(1 + 𝑟)𝑡 )𝑡

∑ (𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘𝑡

(1 + 𝑟)𝑡)𝑡

dengan:

It = Biaya investasi tahun ke t (USD)

Ot = Biaya O&M tahun ke t (USD)

Ft = Biaya bahan bakar t (USD)

r = Discount rate (%)

Listrik = Energi listrik yang dihasilkan tahun ke t

(kWh).

(1)

Page 3: ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek Nuklir/PSTA_24Juli2018/DATA/105... · dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI LISTRIK TERHADAP

KETERLAMBATAN WAKTU KONSTRUKSI PLTN

Rizki Firmansyah Setya Budi, dkk ISSN 0216-3128 107

Tabel 1. Parameter ekonomi PLTN tiap negara vendor [10,19]

Negara Kapasitas (MWe) IC (USD/kWe) OC (USD/MWh) DC (USD/MWh) FC (USD/MWh)

Belgia 1600 5081 13,55 0,02 10,46

Finlandia 1600 4896 14,59 0,01 5,09

Perancis 1630 5067 13,33 0,01 9,33

Hungaria 1180 6215 10,4 0,06 9,6

Jepang 1152 3883 27,43 0,02 14,15

Korea 1343 2021 9,65 0,01 8,58

Slovakia 1070 4986 10,17 0,83 12,43

Inggris 3300 6070 20,93 0,02 11,31

Amerika 1400 4100 11 0,26 11,33

Cina 1250 2615 7,32 0,01 9,33

Cina 1080 1807 6,5 0,01 9,33

Keterangan:

IC : Investmen Cost

OC : Operation & maintenance

DC : Decommisions Cost

FC : Fuel Cost

Biaya bahan bakar yang digunakan dalam

penelitian ini sudah memperhitungkan juga biaya

limbah bahan bakar. Penelitian ini menggunakan

asumsi bahwa biaya dekomisioning dan

refurbishment dimasukkan ke dalam komponen biaya

O&M.

Persamaan 1 akan dijabarkan menjadi

persamaan2 sehingga dapat diketahui komponen

biaya investasi, biaya O&M, dan biaya bahan bakar.

Perhitungan dengan menggunakan persamaan 2

tersebut dilakukan pada setiap negara vendor dengan

jangka waktu konstruksi 6 tahun sampai 20 tahun.

Pada penelitian ini menggunakan 10 negara vendor

PLTN yang ada di dunia, yaitu Belgia, Finlandia,

Perancis, Hungaria, Jepang, Korea, Slovakia, Inggris,

Amerika, dan Cina [10]. Nilai discount rate yang

digunakan pada penelitian ini adalah 10%. Data

parameter ekonomi PLTN yang digunakan pada

penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 1.

𝐵𝑃𝑃 = ∑ (

𝐼𝑡

(1 + 𝑟)𝑡)𝑡

∑ (𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘𝑡

(1 + 𝑟)𝑡)𝑡

+ ∑ (

𝑂𝑡

(1 + 𝑟)𝑡)𝑡

∑ (𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘𝑡

(1 + 𝑟)𝑡)𝑡

+ ∑ (

𝐹𝑡

(1 + 𝑟)𝑡)𝑡

∑ (𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘𝑡

(1 + 𝑟)𝑡)𝑡

(2)

Setelah didapatkan data BPP dengan

mempertimbangkan tiap komponen biayanya, maka

dilakukan analisis korelasi tiap komponen biaya

tersebut terhadap waktu konstruksi dan BPP PLTN.

Analisis korelasi dilakukan menggunakan scatter

diagram.Scatter diagram digunakan untuk

menyatakan korelasi dan kekuatan korelasi antara

dua variabel [25–28]. Ada tidaknya korelasi dan

kekuatan korelasi dapat dilihat berdasarkan nilai R

pada scatter diagram. Nilai R pada scatter diagram

dapat dihitung dengan menggunakan salah satu

fungsi dari Microsoft Excel [29]. Hubungan nilai R

dengan interpretasi korelasi ditunjukkan pada Tabel

2v[30].

Tabel 2. Hubungan koefisien R dengan tingkat

korelasi

Nilai R Tingkat Korelasi

0,00 Tidak ada korelasi

0,00 < R ≤ 0,19 Sangat rendah

0,19 < R ≤ 0,39 Rendah

0,39 < R ≤ 0,59 Sedang

0,59 < R ≤ 0,79 Kuat

0,79 < R ≤ 1,00 Sangat Kuat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan

menggunakan persamaan 2, diperoleh komponen

biaya pada BPP tiap negara vendor PLTN.Gambar 2

menunjukkan komponen biaya BPP tiap negara

vendor PLTN. Komponen biaya BPP PLTN tiap

negara vendor menunjukkan respon yang sama

terhadap penambahan waktu konstruksi. Biaya

investasi menunjukkan respon yang linear dengan

penambahan waktu konsturksi dan peningkatan BPP.

Jika waktu konstruksi bertambah, maka biaya

investasi dan BPP meningkat. Hal tersebut

disebabkan karena biaya investasi mempunyai porsi

yang besar (60-85%) dari biaya total PLTN dan

digunakan pada tahun-tahun awal. Selain itu,

penambahan waktu konstruksi akan membuat waktu

beroperasi PLTN semakin mundur. Keterlambatan

waktu operasi akan menyebabkan keterlambatan

pemasukan dari penjualan listrik. Hal tersebut

menyebabkan beban biaya investasi akan semakin

meningkat seiring berjalannya waktu dan belum

adanya pemasukan dari penjualan listrik.

Biaya

investasi Biaya O&M Biaya bahan

bakar

Page 4: ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek Nuklir/PSTA_24Juli2018/DATA/105... · dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI LISTRIK TERHADAP

KETERLAMBATAN WAKTU KONSTRUKSI PLTN

108 ISSN 0216-3128 Rizki Firmansyah Setya Budi, dkk

Gambar 2. Komponen biaya pada BPP tiap negara vendor PLTN

0,0

0,1

0,2

0,3

6 8 10 12 14 16 18 20

BP

P (

USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)

Cina

O&M Cost Fuel Cost Investment Cost

0

0,1

0,2

0,3

6 8 10 12 14 16 18 20

BP

P (

USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)

Cina 2

O&M Cost Fuel Cost Investment Cost

0,0

0,1

0,2

0,3

6 8 10 12 14 16 18 20

BP

P (

USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)

Korea

O&M Cost Fuel Cost Investment Cost

0,0

0,1

0,2

0,3

6 8 10 12 14 16 18 20

BP

P (

USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)

Jepang

O&M Cost Fuel Cost Investment Cost

0,0

0,1

0,2

0,3

6 8 10 12 14 16 18 20

BP

P (

USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)

Amerika Serikat

O&M Cost Fuel Cost Investment Cost

0,0

0,1

0,2

0,3

6 8 10 12 14 16 18 20

BP

P (

USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)

Inggris

O&M Cost Fuel Cost Investment Cost

0,0

0,1

0,2

0,3

6 8 10 12 14 16 18 20

BP

P (

USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)

Slovakia

O&M Cost Fuel Cost Investment Cost

0,0

0,1

0,2

0,3

6 8 10 12 14 16 18 20

BP

P (

USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)

Hungaria

O&M Cost Fuel Cost Investment Cost

0,0

0,1

0,2

0,3

6 8 10 12 14 16 18 20

BP

P (

USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)

France

O&M Cost Fuel Cost Investment Cost

0,0

0,1

0,2

0,3

6 8 10 12 14 16 18 20

BP

P (U

SD/k

Wh

)

Waktu konstruksi (tahun)

Finland

O&M Cost Fuel Cost Investment Cost

0,0

0,1

0,2

0,3

6 8 10 12 14 16 18 20

BP

P (U

SD/k

Wh

)

Waktu konstruksi (tahun)

Belgia

O&M Cost Fuel Cost Investment Cost

Page 5: ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek Nuklir/PSTA_24Juli2018/DATA/105... · dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI LISTRIK TERHADAP

KETERLAMBATAN WAKTU KONSTRUKSI PLTN

Rizki Firmansyah Setya Budi, dkk ISSN 0216-3128 109

Gambar 3. Scatter diagram biaya investasi terhadap BPP dan waktu konstruksi

Gambar 4. Scatter diagram biaya O&M terhadap BPP dan waktu konstruksi

Gambar 5. Scatter diagram biaya O&M terhadap BPP dan waktu konstruksi

Biaya O&M dan biaya bahan bakar

menunjukkan respon yang sama, yaitu ketika waktu

konstruksi bertambah dan BPP meningkat, biaya

O&M dan biaya bahan bakar mempunyai nilai yang

tetap. Hal tersebut disebabkan karena biaya O&M

dan biaya bahan bakar muncul ketika PLTN telah

beroperasi dan nilainya akan dihitung tiap tahun

selama masa operasi PLTN. Selain itu, biaya O&M

dan bahan bakar mempunyai porsi yang tidak terlalu

besar (15-40%).

Pembuktian ada tidaknya korelasi dan kuat

tidak nya korelasi yang ada dilakukan dengan

menggunakan nilai R pada scatter diagram dan tabel

tingkat korelasi (Tabel 2). Gambar 3, Gambar 4, dan

Gambar 5 menunjukkan scatter diagram tiap

komponen BPP pada tiap negara vendor PLTN.

Scatter diagram biaya investasi tiap negara vendor

(Gambar 3) menunjukkan nilai R = 1 terhadap BPP

tiap negara vendor tersebut dan menunjukkan nilai R

= 0,995. Hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan

antara biaya investasi dengan BPP dan waktu

konstruksi ketika ada keterlambatan pembangunan,

sangat kuat dan bernilai positif. Nilai R=1

menunjukkan bahwa nilai penambahan BPP

sebanding dengan nilai penambahan komponen biaya

investasi.

Scatter diagram biaya O&M dan bahan

bakar tiap negara vendor (Gambar 4 dan Gambar 5)

menunjukkan nilai R = 0 terhadap BPP dan waktu

konstruksi tiap negara vendor tersebut. Hal tersebut

menunjukkan bahwa tidak ada korelasi/ hubungan

antara biaya O&M dan bahan bakar dengan BPP dan

waktu konstruksi ketika terjadi keterlambatan

pembangunan. Ketika ada keterlambatan

pembangunan yang menyebabkan waktu konstruksi

bertambah dan BPP meningkat, komponen biaya

O&M dan biaya bahan bakar dalam BPP

menunjukkan nilai yang sama.

Analisis respon tiap komponen biaya BPP di

atas dilakukan dengan menggunakan perbandingan

R² = 1,00

R² = 1,00R² = 1,00 R² = 1,00R² = 1,00

R² = 1,00

R² = 1,00R² = 1,00

R² = 1,00

R² = 1,00R² = 1,00

R² = 1,00

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35

Bia

ya In

vest

asi (

USD

/kW

h)

BPP (USD/kWH)

Biaya Investasi Cina 1 Biaya Investasi Cina 2 Biaya Investasi KoreaBiaya Investasi Jepang Biaya Investasi Amerika Biaya Investasi InggrisBiaya Investasi Slovakia Biaya Investasi Hungaria Biaya Investasi PerancisBiaya Investasi Belgia Biaya Investasi Finlandia

R² = 0,99R² = 0,99

R² = 0,99

R² = 0,99R² = 0,99

R² = 0,99R² = 0,99

R² = 0,99

R² = 0,99

R² = 0,99

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0 5 10 15 20 25

Bia

ya In

vest

asi (

USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)

Biaya Investasi Cina 1 Biaya Investasi Cina 2 Biaya Investasi KoreaBiaya Investasi Jepang Biaya Investasi Amerika Biaya Investasi InggrisBiaya Investasi Slovakia Biaya Investasi Hungaria Biaya Investasi PerancisBiaya Investasi Belgia Biaya Investasi Finlandia

R² = 0,00R² = 0,00R² = #N/A

R² = #N/A

R² = #N/A

R² = 0,00

R² = 0,00R² = 0,00

R² = #N/A

0

0,005

0,01

0,015

0,02

0,025

0,03

0,035

0 5 10 15 20 25

Bia

ya O

&M

(U

SD/k

Wh

)

Waktu konstruksi(tahun)Biaya O&M Cina 1 Biaya O&M Cina 2 Biaya O&M KoreaBiaya O&M Jepang Biaya O&M Amerika Biaya O&M InggrisBiaya O&M Slovakia Biaya O&M Hungaria Biaya O&M PerancisBiaya O&M Belgia Biaya O&M Finlandia

R² = 0,00 R² = 0,00R² = #N/A

R² = #N/A

R² = 0,00

R² = 0,00R² = 0,00

R² = #N/AR² = 0,00

0

0,005

0,01

0,015

0,02

0,025

0,03

0,035

0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35

Bia

ya O

&M

(U

SD/k

Wh

)BPP (USD/kWH)

Biaya O&M Cina 1 Biaya O&M Cina 2 Biaya O&M KoreaBiaya O&M Jepang Biaya O&M Amerika Biaya O&M InggrisBiaya O&M Slovakia Biaya O&M Hungaria Biaya O&M PerancisBiaya O&M Belgia Biaya O&M Finlandia

R² = 0,00R² = #N/A

R² = 0,00

R² = #N/AR² = 0,00 R² = 0,00

R² = #N/A

R² = 0,00R² = 0,00

R² = 0,00 R² = 0,00

0

0,002

0,004

0,006

0,008

0,01

0,012

0,014

0,016

0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35

Bia

ya B

ahan

Bak

ar (

USD

/kW

h)

BPP (USD/kWH)Biaya Bahan Bakar Cina 1 Biaya Bahan Bakar Cina 2Biaya Bahan Bakar Korea Biaya Bahan Bakar JepangBiaya Bahan Bakar Amerika Biaya Bahan Bakar InggrisBiaya Bahan Bakar Slovakia Biaya Bahan Bakar HungariaBiaya Bahan Bakar Perancis Biaya Bahan Bakar BelgiaBiaya Bahan Bakar Finlandia

R² = 0,00R² = #N/A

R² = 0,00

R² = #N/A

R² = 0,00R² = #N/A

R² = 0,00R² = 0,00

R² = 0,00

0

0,002

0,004

0,006

0,008

0,01

0,012

0,014

0,016

0 5 10 15 20 25

Bia

ya B

ahan

Bak

ar (

USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)Biaya Bahan Bakar Cina 1 Biaya Bahan Bakar Cina 2Biaya Bahan Bakar Korea Biaya Bahan Bakar JepangBiaya Bahan Bakar Amerika Biaya Bahan Bakar InggrisBiaya Bahan Bakar Slovakia Biaya Bahan Bakar HungariaBiaya Bahan Bakar Perancis Biaya Bahan Bakar BelgiaBiaya Bahan Bakar Finlandia

Page 6: ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek Nuklir/PSTA_24Juli2018/DATA/105... · dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI LISTRIK TERHADAP

KETERLAMBATAN WAKTU KONSTRUKSI PLTN

110 ISSN 0216-3128 Rizki Firmansyah Setya Budi, dkk

pada data di dalam setiap negara vendor tanpa

melalukan perbandingan data antar negara vendor.

Biaya investasi PLTN Korea hanya dibandingkan

dan dicari korelasi nya terhadap data BPP dan waktu

konstruksi PLTN Korea, tanpa dibandingkan dengan

data BPP dan waktu konstruksi PLTN dari negara

lain. Agar analisis menjadi lebih komprehensif,

penelitian ini juga melakukan analisis korelasi lintas

negara vendor sehingga dapat diperoleh korelasi

antara komponen biaya BPP terhadap BPP dan waktu

konstruski untuk semua PLTN di dunia.Gambar 6

dan Gambar 7 menunjukkan scatter diagram biaya

investasi PLTN dunia terhadap BPP dan waktu

konstruksinya. Ketika ada keterlambatan

pembangunan PLTN, biaya investasi akan meningkat

akibat bertambahnya waktu konstruksi. Hubungan

antara penambahan waktu konstruksi dengan

peningkatan biaya investasi adalah sedang dengan

nilai R=0,544. Peningkatan biaya investasi tersebut

berpengaruh kuat (R =0,992) terhadap peningkatan

BPP PLTN.

Gambar 8 dan Gambar 9 menunjukkan

scatter diagram biaya O&M PLTN dunia terhadap

BPP dan waktu konstruksinya. Ketika ada

keterlambatan pembangunan PLTN, biaya O&M

tidak terpengaruh bertambahnya waktu konstruksi

(R=0,00). Korelasi antara biaya O&M dunia terhadap

BPP mempunyai nilai R=0,42 (korelasi sedang). Hal

tersebut disebabkan adanya perbedaan nilai O&M

pada tiap negara vendor bukan dikarenakan oleh

penambahan waktu konstruksi.

Gambar 10 dan Gambar 11 menunjukkan

scatter diagram biaya bahan bakar PLTN dunia

terhadap BPP dan waktu konstruksinya. Ketika ada

keterlambatan pembangunan PLTN, biaya bahan

bakar tidak terpengaruh bertambahnya waktu

konstruksi (R=0,00). Korelasi antara biaya biaya

bahan bakar PLTN dunia terhadap BPP mempunyai

nilai R=0,19 (korelasi sangat rendah). Hal tersebut

disebabkan adanya perbedaan nilai biaya bahan bakar

pada tiap negara vendor bukan dikarenakan oleh

penambahan waktu konstruksi. Nilai korelasi biaya

bahan bakar lebih rendah jika dibandingkan dengan

korelasi pada biaya O&M. Hal tersebut menunjukkan

bahwa biaya O&M PLTN di dunia lebih bervariasi

jika dibandingkan dengan biaya bahan bakar PLTN

di dunia.

Gambar 6. Scatter diagram biaya investasi PLTN

dunia terhadap waktu konstruksi

Gambar 7. Scatter diagram biaya investasi PLTN

dunia terhadap BPP

Gambar 8. Scatter diagram biaya O&M PLTN dunia

terhadap waktu konstruksi

Gambar 9. Scatter diagram biaya O&M PLTN dunia

terhadap BPP

Gambar 10. Scatter diagram biaya bahan bakar PLTN dunia

terhadap waktu konstruksi

Gambar 11. Scatter diagram biaya bahan bakar

PLTN dunia terhadap BPP

R² = 0,2955

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0 5 10 15 20 25

Bia

ya I

nve

stas

i (U

SD/k

Wh

)

Waktu Konstruksi (Tahun)

R² = 0,984

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35

Bia

ya In

vest

asi (

USD

/kW

h)

BPP (USD/kWh)

R² = 0,00

0

0,005

0,01

0,015

0,02

0,025

0,03

0,035

0 5 10 15 20 25

Bia

ya O

&M

(U

SD/k

Wh

)

Waktu Konstruksi (tahun)

R² = 0,18

0

0,005

0,01

0,015

0,02

0,025

0,03

0,035

0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35

Bia

ya O

&M

(U

SD/k

Wh

)

BPP (USD/kWh)

R² = 0,0000

0

0,002

0,004

0,006

0,008

0,01

0,012

0,014

0,016

0 5 10 15 20 25

Bia

ya B

ahan

Bak

ar (

USD

/kW

h)

BPP (USD/kWh)

R² = 0,0344

0

0,002

0,004

0,006

0,008

0,01

0,012

0,014

0,016

0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35

Bia

ya B

ahan

Bak

ar (

USD

/kW

h)

BPP (USD/kWh)

Page 7: ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek Nuklir/PSTA_24Juli2018/DATA/105... · dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI LISTRIK TERHADAP

KETERLAMBATAN WAKTU KONSTRUKSI PLTN

Rizki Firmansyah Setya Budi, dkk ISSN 0216-3128 111

Gambar 12. Perbandingan penambahan biaya berdasar nilai sesungguhnya dan prosentase

Pada analisis di atas, telah disebutkan bahwa

penambahan biaya BPP linear dengan penambahan

biaya investasi ketika waktu konstruksi bertambah.

Selain itu, biaya O&M dan biaya bahan bakar

mempunyai nilai yang tetap ketika waktu konstruksi

bertambah. Sedangkan pada hasil penelitian [19]

menyebutkan bahwa prosentase pertumbuhan BPP

ketika terjadi keterlambatan pembangunan

dipengaruhi oleh biaya investasi, biaya O&M, dan

biaya bahan bakar. Secara sekilas, terdapat

kontradiksi antara hasil penelitian ini dengan

penelitian [19]. Pada penelitian ini, pertumbuhan

BPP ketika terjadi keterlambatan hanya dipengaruhi

oleh pertumbuhan biaya investasi, sedangkan pada

penelitian [19], dipengaruhi oleh biaya investasi,

biaya O&M, dan biaya bahan bakar. Akan tetapi,

ketika dilakukan analisis lebih mendalam,

kontradiksi tersebut terjadi karena adanya perbedaan

dalam interpretasi pertumbuhan BPP. Jika pada

penelitian ini, pertumbuhan BPP dilihat berdasarkan

nilai sebenarnya (USD/kWh), pada penelitian [19]

dilihat berdasarkan prosentase (perbandingan)

terhadap nilai BPP nya. Nilai BPP tersebut

merupakan gabungan antara biaya investasi, biaya

O&M, dan biaya bahan bakar. Oleh karena itu biaya

O&M dan bahan bakar, ikut berpengaruh terhadap

prosentase pertumbuhan BPP seperti yang

dinyatakan pada penelitian [19]. Sedangkan jika

dilihat nilai sesungguhnya, pertumbuhan BPP hanya

dipengaruhi oleh pertumbuhan biaya investasi.

Gambar 12 menunjukkan perbandingan penambahan

BPP berdasar nilai sebenarnya dan prosentase.

Pada Gambar 12 dapat diketahui bahwa

penambahan biaya BPP (USD/kWh) sama dengan

penambahan biaya investasi (USD/kWh). Sedangkan

untuk prosentase penambahan, prosentase

penambahan biaya BPP lebih rendah daripada

prosentase penambahan biaya investasi. Biaya

investasi PLTN semua negara meningkat dengan

nilai prosentase yang sama pada saat terjadi

penambahan waktu konstruksi.Gambar 13

menunjukkan prosentase penambahan biaya investasi

tersebut.

0,00%

1,00%

2,00%

3,00%

4,00%

5,00%

6,00%

7,00%

0,000

0,005

0,010

0,015

0,020

0,025

0,030

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Pen

amb

ahan

Bia

ya (

USD

/kW

h)

Waktu Konstruksi (tahun)

Cina

0,00%

1,00%

2,00%

3,00%

4,00%

5,00%

6,00%

7,00%

0,000

0,010

0,020

0,030

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Pen

amb

ahan

Bia

ya (

USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)

Cina 2

0,00%

1,00%

2,00%

3,00%

4,00%

5,00%

6,00%

7,00%

0,000

0,005

0,010

0,015

0,020

0,025

0,030

7 8 9 1011121314151617181920

Pen

amb

ahan

Bia

ya (

USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)

Korea

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

0,000

0,010

0,020

0,030

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Pen

amb

ahan

Bia

ya (

USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)

Jepang

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

0,000

0,010

0,020

0,030

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Pen

amb

ahan

Bia

ya (

USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)

Amerika

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

0,000

0,010

0,020

0,030

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Pen

amb

ahan

Bia

ya (

USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)

Inggris

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

0,000

0,010

0,020

0,030

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Pen

amb

ahan

Bia

ya (

USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)

Slovakia

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

0,000

0,010

0,020

0,030

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Pen

amb

ahan

Bia

ya (

USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)

Hungaria

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

0,000

0,010

0,020

0,030

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20P

enam

bah

an B

iaya

(U

SD/k

Wh

)Waktu konstruksi (tahun)

Perancis

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

0,000

0,010

0,020

0,030

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Pen

amb

ahan

Bia

ya

(USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)

Finlandia

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

0,000

0,010

0,020

0,030

7 8 9 1011121314151617181920

Pen

amb

ahan

Bia

ya

(USD

/kW

h)

Waktu konstruksi (tahun)

Belgia

Page 8: ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek Nuklir/PSTA_24Juli2018/DATA/105... · dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI LISTRIK TERHADAP

KETERLAMBATAN WAKTU KONSTRUKSI PLTN

112 ISSN 0216-3128 Rizki Firmansyah Setya Budi, dkk

Gambar 13. Prosentase penambahan biaya

investasi PLTN

Berdasarkan hasil dan analisis di atas, dapat

diketahui bahwa biaya investasi yang mempunyai

peranan penting terhadap peningkatan BPP PLTN

ketika terjadi keterlambatan pembangunan. Oleh

karena itu diperlukan strategi untuk meminimalisasi

dampak penambahan BPP dengan cara melakukan

pendekatan investasi atau pembangunan yang tidak

mudah terpengaruh oleh keterlambatan

pembangunan. Beberapa strategi yang dapat

dilakukan untuk meminimalisasi dampak

keterlambatan adalah standarisasi, pembangunan

bertahap, dan modularisasi[20,31–34]. Standarisasi

spesifikasi teknologi PLTN dapat digunakan sebagai

strategi untuk meminimalisasi terjadinya

keterlambatan dan menurunkan biaya investasi

PLTN. Pembangunan bertahap dapat mengurangi

biaya investasi awal sehingga jika ada keterlambatan,

dampaknya menjadi lebih ringan. Setelah

pembangunan unit pertama berjalan, kemudian

dilanjutkan dengan pembangunan unit kedua dengan

pengetahuan yang didapat dari pembangunan unit

pertama. Modularisasi dapat menurunkan biaya

investasi karena beberapa komponen PLTN telah

dibuat menjadi modul yang siap dipasang.

KESIMPULAN

Biaya O&M dan bahan bakar memiliki nilai yang

tetap walaupun waktu konstruksi bertambah.

Sedangkan biaya investasi mempunyai korelasi yang

linear dengan penambahan waktu konstruksi

terhadap penambahan BPP. Ketika waktu konstruksi

bertambah, biaya investasi bertambah yang akan

menyebabkan BPP meningkat. Peningkatan BPP

senilai dengan peningakatan nilai biaya investasi.

Dengan kata lain, komponen yang berperan penting

terhadap penambahan BPP adalah biaya investasi.

Beberapa strategi yang dapat digunakan untuk

mengatasi permasalahan tersebut adalah standarisasi

spesifikasi PLTN, pembangunan bertahap, dan

modularisasi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala

Bidang Kajian Infrastruktur yang telah memberikan

saran untuk meningkatkan kualitas penelitian.

Penelitian ini dapat diterbitkan dengan bantuan dana

dari kegiatan penelitian INEO 2018.

DAFTAR PUSTAKA

1. B. K. Sovacool, A. Gilbert, and D. Nugent, “An

international comparative assessment of

construction cost overruns for electricity

infrastructure,” Energy Res. Soc. Sci., vol. 3, pp.

152–160, 2014.

2. B. K. Sovacool, A. Gilbert, and D. Nugent, “Risk

, innovation , electricity infrastructure and

construction cost overruns : Testing six

hypotheses,” Energy, vol. 74, pp. 906–917, 2014.

3. B. K. Sovacool, D. Nugent, and A. Gilbert,

“Construction Cost Overruns and Electricity

Infrastructure : An Avoidable Risk?,” Electr. J.,

vol. 27, no. 4, pp. 112–120, 2014.

4. C. Callegari, A. Szklo, and R. Schae, “Cost

Overruns and Delays in Energy Megaprojects :

How Big is Big Enough ?,” Energy Policy, vol.

114, pp. 211–220, 2018.

5. N. Hamzah, M. A. Khoiry, I. Arshad, N. M.

Tawil, and A. I. C. Ani, “Cause of Construction

Delay - Theoretical Framework,” Procedia Eng.,

vol. 20, pp. 490–495, 2011.

6. G. Harris, P. Heptonstall, R. Gross, and D.

Handley, “Cost Estimates for Nuclear Power in

The UK,” Energy Policy, vol. 62, pp. 431–442,

2013.

7. J. Portugal-pereira, P. Ferreira, J. Cunha, A.

Szklo, R. Schae, and M. Araújo, “Better late than

never , but never late is better : Risk assessment

of nuclear power construction projects,” Energy

Policy, vol. 120, pp. 158–166, 2018.

8. P. Carajilescov and J. M. L. Moreira,

“Construction Time of PWRs,” in 2011

International Nuclear Atlantic Conference, 2011,

pp. 1–13.

9. R. F. S. Budi and W. L. Widodo, “Analisis

Sensitivitas Biaya Investasi PLTN dalam

Perencanaan Kelistrikan Kalimantan Barat,”

Pros. Semin. Nas. Teknol. Energi Nukl. 2015, pp.

1–9, 2015.

10. OECD, Projected Costs of Generating Electricity.

2015.

11. M. Nasrullah, “Analisis Komparasi Ekonomi

PLTN dan PLTU Batubara untuk Bangka

Belitung,” in Prosiding Seminar Nasional

Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011, pp. 206–

215.

12. M. Nasrullah, “Perhitungan Ekonomi dan

Pendanaan PLTN SMR 100 MWe,” Semin. Nas.

Teknol. Energi Nukl., pp. 107–116, 2014.

4,80%

4,90%

5,00%

5,10%

5,20%

5,30%

5,40%

5,50%

5,60%

5,70%

5,80%

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Pen

amb

ahan

Bia

ya I

nve

stas

i (%

)

Waktu Konstruksi (tahun)

Page 9: ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek Nuklir/PSTA_24Juli2018/DATA/105... · dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI LISTRIK TERHADAP

KETERLAMBATAN WAKTU KONSTRUKSI PLTN

Rizki Firmansyah Setya Budi, dkk ISSN 0216-3128 113

13. Nuryanti, M. Nasrullah, and Suparman, “Studi

Komparasi Model Perhitungan Biaya

Pembangkitan Listrik Teraras PLTN,” J.

Pengemb. Energi Nukl., vol. 16, no. 2, pp. 95–

105, 2014.

14. Nuryanti, A. Hidayanto, Suparman, E. Muslim,

and A. O. Moeis, “Analisis Probabilistik pada

Perhitungan Biaya Pembangkitan Listrik Teraras

PLTN,” J. Pengemb. Energi Nukl., vol. 14, no. 1,

pp. 23–33, 2012.

15. Nuryanti and Suparman, “Probabilistic Analysis

on Levelized Unit Electricity Cost ( LUEC )

Calculation of Small Medium Reactor Nuclear

Power Plant ( SMR NPP ) In Indonesia,” Int.

Conf. Nucl. Energy Technol. Sci., vol. 2016, no.

2016, pp. 1–10, 2015.

16. M. M. Hossen, S. Kang, and J. Kim,

“Construction schedule delay risk assessment by

using combined AHP-RII methodology for an

international NPP project,” Nucl. Eng. Technol.,

vol. 47, pp. 362–379, 2015.

17. S. Alsharif and A. Karatas, “A Framework for

Identifying Causal Factors of Delay in Nuclear

Power Plant Projects,” Procedia Eng., vol. 145,

pp. 1486–1492, 2016.

18. A. Moges and O. Torp, “Do Longer Projects Have

Larger Cost Deviation Than Shorter Construction

Projects ?,” Procedia Eng., vol. 196, no. 1877, pp.

262–269, 2017.

19. R. F. S. Budi and W. L. Widodo, “Pengaruh

Waktu Konstruksi terhadap Biaya Pokok

Produksi Listrik Pusat Listrik Tenaga Nuklir,” in

Prosiding Seminar Nasional Soebardjo

Brotohardjono, 2018, pp. 1–7.

20. G. Locatelli, C. Bingham, and M. Mancini, “A

comprehensive overview of their economics and

strategic aspects,” Prog. Nucl. Energy, vol. 73,

pp. 75–85, 2014.

21. Presiden Republik Indonesia, “Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No 79/2014

tentang Kebijakan Energi Nasional,” Kebijakan

Energi Nasional. 2014.

22. M. D. Birmano and I. Bastori, “Perhitungan

Ekonomi dan Pendanaan PLTN dan Pembangkit

Konvensional menggunakan Spreadsheet

Inovasi,” J. Pengemb. Energi Nukl., vol. 10, no.

2, pp. 77–86, 2008.

23. M. V. Ramana and A. Kumar, “Least cost

principles and electricity planning for

Karnataka,” Energy Sustain. Dev., vol. 13, no. 4,

pp. 225–234, 2009.

24. G. Locatelli and M. Mancini, “Small-medium

sized nuclear coal and gas power plant: A

probabilistic analysis of their financial

performances and influence of CO2cost,” Energy

Policy, vol. 38, no. 10, pp. 6360–6374, 2010.

25. I. Idris, R. A. Sari, Wulandari, and U. Uthumporn,

“Pengendalian Kualitas Tempe dengan Metode

Seven Tools,” J. Teknovasi, vol. 03, no. 1, pp. 66–

80, 2016.

26. D. Rachmawati R and M. Ulkhaq, “Aplikasi

Metode Seven Tools dan Analisis 5W+1H untuk

Mengurangi Produk Cacat pada PT. Berlina,

TBK.,” Ind. Eng. Online J., vol. 5, no. 4, pp. 1–9,

2016.

27. E. Amrina and N. Fajrah, “Analisis

Ketidaksesuaian Produk Air Minum dalam

Kemasan di PT Amanah Insanillahia,” Optimasi

Sist. Ind., vol. 14, no. 1, pp. 85–101, 2015.

28. M. A. Imran, E. Sugiharto, and D. Siswanta,

“Penggunaan Model Regresi Linier untuk

Menyatakan Hubungan Fungsional Perubahan

Konsentrasi Oksigen Terlarut terhadap Parameter

Fisika-kimia Air Sungai Secang Kulon Progo,”

Berk. MIPA, vol. 24, no. 2, pp. 206–218, 2014.

29. M. Natasya, S. Rahayu, and S. B. Widjaja,

“Implementasi Pengendalian Kualitas dengan

Menggunakan Metode Statistik pada PT. Industri

Marmer Indonesia Tulungagung,” Calyptra J.

Ilm. Mhs. Univ. Surabaya, vol. 1, no. 1, pp. 1–18,

2012.

30. T. Darmawati, “Pengaruh Pelayanan terhadap

Kepuasan Mahasiswa pada Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas PGRI

Palembang Tahun Akademik 2014/2015,” J.

Media Wahana Ekon., vol. 12, no. 1, pp. 79–91,

2015.

31. M. Berthélemy and L. Escobar, “Nuclear reactors

’ construction costs : The role of lead-time ,

standardization and technological progress,”

Energy Policy, vol. 82, pp. 118–130, 2015.

32. J. Liman, “Small modular reactors : Methodology

of economic assessment focused on incremental

construction and gradual shutdown options,”

Prog. Nucl. Energy, vol. 108, pp. 253–259, 2018.

33. G. Maronati, B. Petrovic, J. J. Van Wyk, M. H.

Kelley, and C. C. White, “EVAL : A

methodological approach to identify NPP total

capital investment cost drivers and sensitivities,”

Prog. Nucl. Energy, vol. 104, pp. 190–202, 2018.

34. S. Jain, F. Roelofs, and C. W. Oosterlee,

“Construction strategies and lifetime

uncertainties for nuclear projects : A real option

analysis,” Nucl. Eng. Des., vol. 265, pp. 319–329,

2013.

Page 10: ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek Nuklir/PSTA_24Juli2018/DATA/105... · dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

ANALISIS RESPON KOMPONEN BIAYA POKOK PRODUKSI LISTRIK TERHADAP

KETERLAMBATAN WAKTU KONSTRUKSI PLTN

114 ISSN 0216-3128 Rizki Firmansyah Setya Budi, dkk