ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga...

68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Mempersiapkan Tugas Akhir Skripsi dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : RUDI LAKSONO NIM. F0108112 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Transcript of ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga...

Page 1: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO

DI KOTA SURAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Mempersiapkan Tugas Akhir Skripsi dan Memenuhi

Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

RUDI LAKSONO

NIM. F0108112

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan Judul :

“ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI KOTA

SURAKARTA”

Surakarta, Januari 2013

Telah disetujui dan diterima oleh

Pembimbing,

Drs. Guntur Riyanto, Msi

NIP. 19580927 198601 1 001

Page 3: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

Surakarta, Januari 2013

Drs. Supriyono, M.Si sebagai Ketua (…………………….) NIP. 19600221 198601 1 001

Dr. Guntur Riyanto, M.Si sebagai Pembimbing (…….……...……….) NIP. 19580927 198601 1 001

Drs. Sutanto, M.Si sebagai Sekretaris (…………………….) NIP. 19561129 198601 1 001

Page 4: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan skripsi dengan judul : “Analisis Relokasi Pedagang Pasar

Ngarsopuro di Kota Surakarta”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas

Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mengalami kesulitan dan

hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak kesulitan ini dapat teratasi.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang

telah membantu terselesaikannya skripsi ini, serta yang telah memberikan

dukungan baik secara moril maupun materiil yaitu:

1. Bp. DR. Wisnu Untoro selaku Dekan dan segenap pimpinan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bp. Drs. Supriyono, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Bp. Drs. Guntur Riyanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi, terima

kasih telah membimbing dan memberikan banyak masukan sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

4. Bp. Sutanto, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

5. Lurah Pasar Ngarsopuro dan staf beserta seluruh padagang Pasar Ngarsopuro

atas kerjasamanya sehingga penulis memperoleh data yang diperlukan.

6. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ekonomi UNS.

Page 5: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

7. Keluarga tercinta Ibu, Ayah dan Kakak-kakakku yang selalu memberi

semangat dan tak henti-hentinya memajatkan doa kepada Allah SWT demi

kelancaran penyusunan skripsi ini.

8. Sahabat saya @rezharoby @novaldarma dan terutama @pipipipiphy yang

sudah seperti Dosen Pembimbing kedua terimakasih untuk semangat

kekeluargaan selama ini.

9. Semua teman-teman EP 2008, Backpacker Solo dan Russian Roulette Futsal,

See You On Top Guys.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini.

Namun penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Januari 2013

Penulis

Page 6: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

MOTTO

“Orang yang hebat bukanlah orang yang

tidak pernah gagal, melainkan orang selalu

bangkit setiap kali dia gagal”.

@rudilaksono

Page 7: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

PERSEMBAHAN

Karya tulis sederhana ini penulis persembahkankan untuk

Ibu, Ayah dan Kakak-kakak..

Keluarga Besar, Teman, Sahabat, Almamater,

dan para pembaca semuanya….

Page 8: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL…………………………………………………………….…….…..…… i

ABSTRAK....……………………………………………………………...…… ii

ABSTRACT…………………………………………………………………… iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………. iv

HALAMAN PENGESAHAHAN…………………………………………....… v

KATA PENGANTAR……………………………….…………………………... vi

HALAMAN MOTTO……………………...……...………………….…….... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………...…….….. ix

DAFTAR ISI…………………………..…………………………..…………… x

DAFTAR TABEL………………………………………………................… xiv

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………...…...… xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………….… 1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………... 5

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………… 5

D. Manfaat Penelitian………………………………………………..… 6

Page 9: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori………………………………………………...…… 7

1. Pengertian Pasar………………………………………………… 7

2. Pengertian Relokasi…………………………………………..… 9

3. Pengertian Pedagang Kaki Lima……………………………… 11

4. Pengertian Pendapatan………………………………………… 12

5. Meaning of Profit……………………………………………… 13

6. Principal Agent…………………………………………...…… 16

7. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat………………………... 17

B. Peneltian Terdahulu............................................................................. 23

C. Kerangka Pemikiran............................................................................ 28

D. Hipotesis Penelitian………………………………………………... 30

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian………………………………………… 31

B. Metode Pengumpulan Data……………………………..………… 31

C. Jenis dan Sumber Data……………………………………….…… 32

D. Teknik Pengambilan Sampel……………………………………… 33

E. Definisi Operasional Variabel………………………………..…… 35

1. Pendapatan……….……………………………………………. 35

2. Keuntungan………………………………………….………… 35

3. Jumlah Tenaga Kerja……………………………..…………… 36

F. Alat Analisis…………………………………………...…………… 36

Page 10: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

BAB IV. HASIL DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Wilayah Kota Surakarta…………….………… 39

1. Keadaan Geografis……………………………………….…… 39

a. Letak Geografis…………………………………………… 39

b. Luas Wilayah……………………………………………… 40

2. Pemerintahan……………………………………………..…… 41

3. Penduduk dan Tenaga Kerja………………………………..… 41

a. Kependudukan……………………………………….…… 41

b. Tenaga Kerja……………………………………………… 42

4. Industri dan Perdagangan…………………………………...… 43

a. Industri……………………………………………..……… 43

b. Perdagangan……………………………………………..… 43

B. Deskripsi Lokasi Penelitian………………………………..……… 44

C. Analisis dan Pembahasan…………………………………….…… 45

1. Pendapatan…………………………………………………..… 45

2. Keuntungan………………………………………………….… 47

3. Jumlah Tenaga Kerja…………………………………..……… 48

D. Pembahasan………………………………………………...……... 49

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……………………………………………………….. 52

B. Saran……………………………………………………………… 52

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 54

LAMPIRAN

Page 11: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Kerangka Pemikiran..................................................................... 29

Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel…………………….……......…..... 33

Tabel 4.1 Luas Penggunaan Lahan Tiap Kecamatan

di Kota Surakarta Tahun 2011 ...................................................... 39

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin

dan Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan

di Kota Surakarta Tahun 2011....................................................... 41

Tabel. 4.3 Jumlah Pedagang di Pasar Ngarsopuro

Menurut Jenis Dagangan Tahun 2012........................................... 44

Table 4.4 Hasil Uji Beda Rata-Rata Berpasangan

Untuk Pendapatan Pedagang......................................................... 45

Table 4.5 Hasil Uji Beda Rata-Rata Berpasangan

Untuk Keuntungan Pedagang........................................................ 46

Table 4.6 Hasil Uji Beda Rata-Rata Berpasangan

Untuk Jumlah Tenaga Kerja.......................................................... 47

Page 12: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 4.1 Peta Surakarta.................................................................................. 39

Page 13: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

Page 14: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI KOTA SURAKARTA

RUDI LAKSONO F0108112

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak relokasi pedagang kaki lima di kawasan Ngarsopuro ke lokasi yang baru di Pasar Ngarsopuro terhadap pendapatan, keuntungan dan jumlah tenaga kerja. Arti dampak relokasi disini adalah untuk mengetahui perubahan variabel-variabel yang sudah disebutkan diatas terhadap kondisi pedagang saat ini (di Pasar Ngarsopuro Surakarta) dengan cara membandingkan antara sebelum dan sesudah program relokasi.

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder, data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pedagang di Pasar Ngarsopuro Surakarta sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur Dinas Pengeloaan Pasar dan BPS Kota Surakarta.

Penghitungan data diperoleh hasil t hitung sebagai berikut : a) variabel pendapatan (-10.320), b) variabel keuntungan (-11,852), variabel jumlah tenaga kerja (- -1 : 39 diperoleh nilai 3,350. Asumsi t hitung > t tabel maka H0 ditolak, dan ketiga variabel variabel tersebut mengalami perubahan secara signifikan (H1 diterima).

Pemerintah Kota Surakarta sebaiknya mengunakan strategi pada penelitian terdahulu yang dilakukan di Kota Yangzhou China yaitu dengan menggunakan dua tempat PKL yang direlokasi mendapatkan tempat baru dan tempat lama yang bersifat sementara. Cara yang digunakan adalah dengan meninggikan harga di tempat lama dan merekomendasikan tempat baru yang memiliki harga lebih murah sehingga konsumen secara perlahan-lahan juga akan ikut pindah ke tempat yang baru.

Kata kunci : Pendapatan, keuntungan, jumlah tenaga kerja

Page 15: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

AN ANALYSIS ON SELLER RELOCATION IN NGARSOPURO MARKET OF SURAKARTA CITY

RUDI LAKSONO

F0108112

ABSTRACT

The objective of research is to find out the effect of street seller relocation in Ngarsopuro area to the new location in Ngarsopuro Market on income, profit, and number of worker. The meaning of relocation effect here is to find out the change of variables mentioned above on the condition of sellers currently (in Ngarsopuro Market of Surakarta) by comparing before and after the relocation program.

This study employed primary and secondary data. The primary data was obtained from the result of interview with the seller in Ngarsopuro Market of Surakarta, while secondary data was obtained from Market Management Office and BPS of Surakarta City.

The data calculation was obtained from the t statistic result as follows: a) income (-10.320), b) profit (-11.852), worker number variables (-16.694) with t

-1: 39 with value of 3.350. It was assumed that t statistic > t table, therefore H0 was not supported and the three variables changed significantly (H1 was supported).

The Surakarta Municipal government should employed the strategy in previous studies carried out in Yangzhou city of China by using two places for the street seller relocated to get new place and temporary old place. The method used was to elevate the price in old place and to recommend the new place with cheaper price so that the consumer gradually moved to the new place.

Keywords: Income, profit, worker number.

Page 16: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan perekonomian Indonesia pada saat ini bisa diukur oleh

maraknya pembangunan pusat perdagangan. Keberadaan pusat perdagangan

merupakan salah satu indikator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di suatu

wilayah. Menurut bentuk fisik, pusat perdagangan dibagi menjadi dua yaitu pasar

tradisional dan pusat perbelanjaan modern.

Sisi kepentingan ekonomi, semakin meningkatnya jumlah pusat perdagangan,

baik yang tradisional maupun modern mendorong terciptanya peluang kerja bagi

banyak orang. Mulai dari jasa tenaga satuan pengamanan, penjaga toko, pengantar

barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti

perdagangan ikut serta dalam mengentaskan masalah pengangguran dan kemiskinan.

Eksistensi pusat perbelanjaan modern seperti minimarket, supermarket hingga

hypermarket sedikit mengusik keberadaan pasar tradisional. Kesamaan fungsi yang

dimiliki oleh pusat perbelanjaan modern dan pasar tradisional telah menimbulkan

persaingan antara keduanya. Menjamurnya pusat perbelanjaan modern dikhawatirkan

akan mematikan keberadaan pasar tradisional yang merupakan refleksi dari ekonomi

kerakyatan. Pasar tradisional identik dengan kondisi yang kumuh, kotor, dan bau

sehingga memberikan suasana yang tidak nyaman dalam berbelanja, ini merupakan

kelemahan terbesar pasar tradisional. Sebaliknya, pusat perbelanjaan modern

memberikan suasana berbelanja yang nyaman serta dilengkapi pendingin ruangan

Page 17: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dengan fasilitas belanja yang bersih dan higienis, maka tidak salah apabila konsumen

lebih memilih berbelanja di pusat perbelanjaan modern dibandingkan pasar

tradisional.

Pasar tradisional memiliki berbagai kelemahan yang telah menjadi karakter

dasar yang sangat sulit diubah, mulai dari faktor desain, tata ruang, tata letak, dan

tampilan yang tidak sebaik pusat perbelanjaan modern, alokasi waktu operasional

yang relatif terbatas, kurangnya teknologi yang digunakan, kualitas barang yang

kurang baik, kurangnya promosi penjualan, rendahnya tingkat keamanan,

kesemrawutan parkir, hingga berbagai isu yang merusak citra pasar tradisional seperti

maraknya informasi kecurangan-kecurangan dalam aktivitas penjualan dan

perdagangan. Kompleksitas kelemahan pasar tradisional tersebut menyebabkan

konsumen beralih dari pasar tradisional ke pusat perbelanjaan modern.

Pasar tradisional memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh pusat

perbelanjaan modern yaitu adanya sistem tawar-menawar yang menunjukkan

keakraban antara penjual dan pembeli. Pasar tradisional terdapat suatu komunikasi

yang tidak akan ditemui di pusat perbelanjaan modern. Sistem tawar-menawar dalam

transaksi jual beli di pasar tradisional membuat suatu hubungan tersendiri antar

penjual dan pembeli. Berbeda dengan pusat perbelanjaan modern dimana harga

barang sudah ditetapkan dan tidak ada komunikasi antara penjual dan pembeli.

Pasar tradisional sudah seharusnya mendapat perhatian pemerintah, selain

merupakan salah satu sarana publik yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat,

juga untuk mempertahankan budaya lokal. Keberadaan pasar tradisional harus

Page 18: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dipertahankan dan dilestarikan karena terdapat nilai-nilai yang tidak terdapat pada

pusat perbelanjaan modern.

Program relokasi ini diarahkan untuk menerapkan dan mengadopsi

manajemen pusat perbelanjaan modern, terutama berkaitan dengan penanganan

kebersihan. Program relokasi ini diharapkan mampu mengatasi kelemahan utama

pasar tradisional yang identik dengan masalah kotor, becek, dan bau sehingga

berdampak pada meningkatnya jumlah pengunjung pasar. Dengan bertambahnya

jumlah pengunjung, maka diharapkan dapat meningkatkan pendapatan pedagang.

(Anak Agung Ketut Ayuningsasi, 2010).

Program revitalisasi dan relokasi pasar di Indonesia sebagian besar kurang

berhasil. Seperti dalam penelitian Anak Agung Ketut Ayuningsasi 2010 yang

berjudul Analisis Pendapatan Pedagang Sebelum dan Sesudah Program Revitalisasi

Pasar Tradisional di Kota Denpasar. Dijelaskan tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menganalisa pendapatan pedagang di Pasar Sudha Merta di desa Sidakarya. Data

yang digunakan adalah data primer, terdiri dari pendapatan sebelum dan sesudah

program revitalisasi pasar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan

pedagang sebelum dan sesudah revitalisasi berbeda secara signifikan. Untuk

meningkatkan pendapatan pedagang, disarankan untuk memperbaiki tidak hanya

lingkungan pasar tradisonal tetapi juga distribusi barang, manajemen pasar dan teknik

penjualan.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Liu Et All 2006 menunjukkan adanya

keberhasilan dalam program revitalisasi dan relokasi pasar. Penelitian tersebut

Page 19: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

berjudul Pengaturan dan Strategi Revitalisasi Sektor Informal di Kota Yangzhou

China. Pola pertumbuhan dan kondisi lapangan kerja informal dalam bentuk

sementara, musimam, kasual, paruh waktu atau jam pekerjaan yang dibayar telah

lama ada di China, meskipun pada skala yang lebih kecil dari tahun-tahun terakhir ini

ditemukan di peternakan, di pabrik, di sektor pemerintah dan publik organisasi untuk

pekerjaan tambahan dan dalam marjinal ekonomi swasta dan sekalipun terpinggirkan.

Konsep penataan PKL di Kota Yangzhou menggunakan sistem 2 (dua) tempat yaitu

PKL yang direvitalisasi tau direlokasi mendapatkan tempat baru atau tempat

permanen dan tempat yang lama yang bersifat sementara. Cara yang diganakan

adalah meninggikan harga di tempat lama dan mengarahkan konsumen ke tempat

yang baru dengan harga yang lebih murah sehingga konsumen perlahan-lahan akan

ikut berpindah ke pasar yang baru. Proses ini dibuat dewan pengawas relokasi yang

akan menindak tegas pedagang yang melanggar aturan yang telah dibuat.

Di pasar yang lama hanya bersifat sementara hal ini bertujuan untuk

memindahkan konsumen ke pasar yang baru, apabila pasar yang baru sudah mulai

ramai maka secara resmi pasar PKL lama sudah ditutup. Konsep ini di Kota

Yangzhou China terbukti berhasil. Di Kota Shanghai China konsep penataan PKL

dengan cara merelokasi pedagang ke tempat yang lebih baik dan nyaman. Dalam

penelitian ini para pedagang dipindahkan ke dalam sebuah mall atau gedung yang

disediakan untuk pusat perbelanjaan. Pedagang kaki lima yang semula menempati

ruang publik secara bertahap direlokasi ke dalam sebuah gedung dengan fasilitas

lengkap yang dikonsepkan untuk pedagang sektor informal. Kesimpulan penelitian

Page 20: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

revitalisasi di Kota Shanghai ini mendapatkan hasil yang positif dan memuaskan

pemerintah, masyarakat dan pedagang itu sendiri. Hasil yang dapat dicapai antara lain

dapat menciptakan harmonisasi lingkungan dengan lebih stabil baik untuk penataan

kota yang lebih rapi maupun untuk kepastian usaha PKL di Kota Shanghai China.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan

mempelajari lebih jauh mengenai relokasi pasar tradisional. Oleh sebab itu penulis

akan mengangkat masalah ini menjadi tulisan ilmiah dengan judul “ANALISIS

RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI KOTA SURAKARTA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan pokok

permasalahan dalam analisis ini yaitu:

1. Apakah pendapatan pedagang di Pasar Ngarsopuro sebelum dan sesudah

program relokasi pasar berbeda secara signifikan?

2. Apakah keuntungan pedagang di Pasar Ngarsopuro sebelum dan sesudah

program relokasi pasar berbeda secara signifikan?

3. Apakah tenaga kerja pedagang di Pasar Ngarsopuro sebelum dan sesudah

program relokasi pasar berbeda secara signifikan?

Page 21: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, maka yang menjadi tujuan dari

analisis ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah pendapatan pedagang di Pasar Ngarsopuro

sebelum dan sesudah program relokasi pasar berbeda secara

signifikan.

2. Untuk mengetahui apakah keuntungan pedagang di Pasar Ngarsopuro

sebelum dan sesudah program relokasi pasar berbeda secara

signifikan.

3. Untuk mengetahui apakah tenaga kerja pedagang di Pasar Ngarsopuro

sebelum dan sesudah program relokasi pasar berbeda secara

signifikan.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai prasyarat akademis untuk menempuh gelar sarjana Strata-1 di

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Sebagai masukan bagi pemerintah daerah setempat dalam

pengambilan kebijakan, dalam hal ini pemerintah Kota Surakarta

dalam membuat berbagai kebijakan berkaitan dengan pengembangan

pasar tradisional.

3. Sebagai tambahan bahan referensi di Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Page 22: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pasar

Hendra Widi Utomo 2011 menjelaskan pasar merupakan tempat

bertemunya penjual dengan pembeli. Menurut Peraturan Presiden RI No. 112

Tahun 2007, pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual

lebih dari satu, baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar

tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan

lainnya. Dari definisi ini, ada empat poin penting yang menonjol yang

menandai terbentuknya pasar, yaitu:

(1) Ada penjual dan pembeli.

(2) Mereka bertemu di sebuah tempat tertentu.

(3) Terjadi kesepakatan di antara penjual dan pembeli, sehingga terjadi

jual beli atau tukar menukar.

(4) Antara penjual dan pembeli kedudukannya sederajat.

Peraturan Presiden RI No. 112 Tahun 2007, pasar tradisional adalah

pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,

Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk

kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan

tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya

masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan

Page 23: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. Lebih lanjut

menurut Perpres tersebut, pasar tradisional boleh berlokasi pada setiap sistem

jaringan jalan, termasuk sistem jaringan jalan lokal atau jalan lingkungan pada

kawasan pelayanan bagian kota/kabupaten atau lokal atau lingkungan

(perumahan) di dalam kota/kabupaten.

Di dalam Perpres tersebut juga disebutkan bahwa toko modern adalah

toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara

eceran dengan bentuk minimarket, supermarket, atau department store. Dari

sisi kelembagaan, perbedaan karakteristik pengelolaan pasar modern dan

pasar tradisional nampak dari lembaga pengelolanya. Pada pasar tradisional,

kelembagaan pengelola umumnya ditangani oleh Dinas Pasar yang

merupakan bagian dari sistem birokrasi. Sementara pasar modern, umumnya

dikelola oleh profesional dengan pendekatan bisnis. Selain itu, sistem

pengelolaan pasar tradisional umumnya terdesentralisasi di mana setiap

pedagang mengatur sistem bisnisnya masing-masing. Pada pasar modern,

sistem pengelolaan lebih terpusat yang memungkinkan pengelola induk dapat

mengatur standar pengelolaan bisnisnya.

Pasar adalah suatu institusi yang pada umumnya tidak berwujud secara

fisik mempertemukan penjual dan pembeli suatu komoditas (barang dan jasa).

Interaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli akan menentukan tingkat

harga suatu komoditas (barang dan jasa) dan jumlah atau kuantitas komoditas

yang diperjualbelikan. Pasar dimana penjual dan pembeli melakukan interaksi

dapat dibedakan menjadi pasar komoditas dan pasar faktor. Pasar komoditas

Page 24: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

adalah interaksi antara penjual dan pembeli dari suatu komoditas dalam

menentuan jumlah dan harga barang atau jasa yang diperjualbelikan. Pasar

faktor adalah interaksi antara para pengusaha (pembeli faktor-faktor produksi)

dengan para pemilik faktor produksi untuk menentukan harga (pendapatan)

dan jumlah faktor-faktor produksi yang akan digunakan dalam menghasilkan

barang-barang dan jasa yang diminta oleh masyarakat, sedangkan industri

adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan komoditas

yang sama atau sangat bersamaan yang terdapat dalam suatu pasar (Sugiarto

dkk, 2002: 35 dalam Hendra Widi Utomo 2011).

2. Pengertian Relokasi Pasar Tradisional

Pengertian relokasi dalam kamus Indonesia diterjemahkan adalah

membangun kembali tempat yang baru, harta kekayaan, termasuk tanah

produktif dan prasarana umum di lokasi atau lahan lain. Dalam relokasi

adanya obyek dan subyek yang terkena pajak dalam perencanaan dan

pembangunan lokasi. Secara harafiah relokasi adalah penataan ulang dengan

tempat yang baru atau pemindahan dari tempat lama ke tempat yang baru.

Persamaan fungsi yang dimiliki oleh pusat perbelanjaan modern dan

pasar tradisional menimbulkan persaingan antara keduanya dan juga

menimbulkan modernisasi dari pasar tradisional ke pusat perbelanjaan

modern. Preferensi prioritas faktor internal, faktor eksternal, faktor bertahan,

dan daya tarik pusat perbelanjaan modern menyebabkan pasar tradisional

mengalami kondisi bertahan, kehancuran, maupun modernisasi. Ketiganya ini

Page 25: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

dapat menyebabkan sebuah pasar tradisional dapat tetap mempertahankan

konsep dan fisik bangunannya sebagai pasar, modernisasi dari pasar

tradisional ke pusat perbelanjaan modern, dan menyebabkan suatu pasar

tradisional ke arah kehancuran (Andreas Y.C dan Marinus W, 2006 dalam

Hendra Widi Utomo 2011).

Mudrajad Kuncoro 2008, isu utama yang berkaitan dengan

perkembangan pasar tradisional adalah sebagai berikut :

1. Jarak antara pasar tradisional dengan hypermarket yang saling

berdekatan.

2. Tumbuh pesatnya minimarket (yang dimiliki pengelola jaringan)

ke wilayah pemukiman.

3. Penerapan berbagai macam syarat perdagangan oleh ritel modern

yang memberatkan pemasok barang.

4. Kondisi pasar tradisional secara fisik sangat tertinggal, maka perlu

ada program kebijakan untuk melakukan pengaturan.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, dikembangkan

berbagai upaya untuk mengembangkan pasar tradisional. Salah satunya

dilakukan dengan pemberdayaan pasar tradisional, antara lain dengan

mengupayakan sumber-sumber alternatif pendanaan untuk pemberdayaan,

meningkatkan kompetensi pedagang dan pengelola, memprioritaskan

kesempatan memperoleh tempat usaha bagi pedagang pasar tradisional yang

telah ada sebelum dilakukan renovasi atau relokasi, serta mengevaluasi

pengelolaan.

Page 26: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

3. Pengertian Pedagang Kaki Lima

Secara umum, pedagang dapat diartikan sebagai penyalur barang dan

jasa-jasa pertokoan (Okta dalam Rais, 1990 dalam Fransiska R Korompis,

2005 dalam Hendra Widi Utomo 2011). Adapun menurut McGee yang dikutip

Fransiska R Korompis, 2005 dalam Hendra Widi Utomo, 2011

mendefinisikan pedagang kaki lima adalah “The people who offer goods or

service for sale from public place, primarily streets and pavement”.

Sedangkan menurut Maning dan Taju Effendi dalam Hendra Widi Utomo

2011 menyebutkan bahwa pedagang kaki lima adalah salah satu pekerjaan

yang paling nyata dan penting dikebanyakan kota di Afrika, Asia, Timur

Tengah dan Amerika Latin.

Breman 1988 dalam Nurani Dwi Okti 2010 dalam Hendra Widi

Utomo 2011 pedagang kaki lima merupakan usaha kecil yang dilakukan oleh

masyarakat yang berpenghasilan rendah (gaji harian) dan mempunyai modal

yang terbatas. Dalam bidang ekonomi, pedagang kaki lima ini termasuk dalam

sector informal, dimana merupakan pekerjaan yang tidak tetap dan tidak

terampil serta golongan-golongan yang tidak terikat pada aturan hokum, hidup

serba susah dan semi kriminal pada batas-batas tertentu.

Pedagang kaki lima adalah orang yang denga modal yang relatif

sedikit berusaha di bidang produksi dan penjualan barang-barang (jasa-jasa)

untuk memenuhi kebutuhan kelompok tertentu di dalam masyarakat, usaha

tersebut dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam

Page 27: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

suasana lingkungan yang informal. (Winardi dalam Haryono, 1989 dalam

Hendra Widi Utomo 2011).

Pengertian atau bahasan tentang pedagang kaki lima sebagaimana

dikemukakan beberapa ahli di atas, dapat dipahami bahwa pedagang kaki lima

merupakan bagian dari kelompok usah kecil yang bergerak di bidang atau

sektor informal. Secara khusus, pedagang kaki lima dapat diartikan sebagai

salah satu bagian pendistribusian barang dan jasa yang belum mempunyai ijin,

usahanya biasanya berpindah atau nomaden, belum mempunyai struktur

organisasi yang jelas dan belum ada deskripsi tenaga kerja yang jelas

cenderung masih bersifat kekeluargaan. (Hendra Widi Utomo, 2011).

4. Pendapatan

Pendapatan adalah total penerimaan yang dimiliki suatu unit usaha

yang diperoleh dari hasil penjualan output. Penerimaan total adalah output

dikali harga jual (Mankiw, 2006: 113). Dapat dihtung dengan rumus sebagai

berikut:

TR = P . Q

Dimana:

TR = Tota Revenue (penerimaan total)

P = harga jual barang

Q = output

Page 28: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Pendapatan berpengaruh secara langsung terhadap keuntungan,

semakn tinggi pendapatan maka se,akn tinggi keuntungan yang diperoleh,

terjad hubungan positif antara pendapatan dan keuntungan. Hal ini dapat

terlihat dari rumus keuntungan, yaitu:

= TR – TC

Dimana keuntungan merupakan selisih antara total pendapatan dan

biaya total, maka terlihat jelas bahwa pendapatan berpengaruh terhadap

keuntungan.

5. Meaning of profit

The term profit has been defined in different ways by different

economists. In 1826, Von Thunen defined profit as the residue after deduction

of interest, insurance for risk, and wages of management. Marshall also

defined profit as the supply price of business power. Here, he included all

above mentioned elements of profit (Agarwal, 1998:378).

Istilah laba ditetapkan dengan berbagai cara oleh ekonom yang

berbeda. Pada tahun 1826, Von Thunen mendefinisikan keuntungan

merupakan laba perusahaan setelah dikurangi pengeluaran. Marshall juga

mendefinisikan keuntungan sebagai harga pasokan daya bisnis.

Keuntungan atau laba sebagai hasil pengembalian modal. Laba

didapatkan dari selsh jumlah pendapatan dikurangi biaya-biaya yang

Page 29: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dikeluarkan (Nicholson, 1999: 318). Dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

= TR – TC

Dimana:

= keuntungan

TR = Total Revenue (penerimaan total)

TC = Total Cost (biaya total)

Semakin besar selisih jumlah penerimaan (TR) dan biaya (TC), maka

semakin besar keuntungan yang diperoleh. Laba maksimum diperoleh jika

perbedaan TR dan TC paling besar dan kombinasi tingkat output dan biaya

marginal.

a. Gross Profit and Net Profit

Gross profit is the total return to the entrepreneur after paying rent

and interest for the land and capital hired and wages for the labourers

employment. In other words, it is equal to the excess of the receipts of a

business over the actual expenses (explicit expenditure) incurred by the

entrepreneur. In the popular sense, the word profit is used the sense of

gross profit (Agarwal, 1998:378).

Page 30: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Keuntungan kotor adalah penerimaan total pengusaha setelah

membayar sewa dan sewa tanah dan modal dipinjam dan upah pekerja

(biaya). Dengan kata lain, sama dengan kelebihan uang yang masuk dalam

bisnis atas biaya sebenarnya (pengeluaran eksplisit) dikeluarkan oleh

pengusaha. Dalam arti popular kata keuntungan diartikan keuntungan

kotor.

Net profit is not so expensive a term as gross profit. A reward

accruing to the entrepreneur for his risk-taking function and his

bargaining skill is known as net profit (Agarwal, 1998: 378).

Laba bersih ini tidak lebih banyak dari laba kotor. Laba kotor

setelah dikurangi pajak inilah yang disebut laba bersih.

b. Normal Profit and Supernormal Profit

Some economists distinguish between normal profits and

supernormal profits. According to them, normal profit is the minimum to

induce the entrepreneur to remain in the business in the long-run

(Agarwal, 1998:379).

Supernormal profit, on the other hand, is defined as the surplus

over normal profit. It is attained by the super-marginal firms. The

marginal firms gets only the normal profit, but determines the

supernormal profit of the intramarginal firms. Unlike normal profit, the

existence of supernormal profit is not a prerequisite for the existence of a

Page 31: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

firm because so long as the firm gets normal profit, it would remain in the

industry (Agarwal, 1998: 379).

Beberapa ekonom membedakan antara keuntungan normal dan

keuntungan supernormal. Menurut Adam Smith laba pengusaha

dibedakan menjadi dua yaitu: (i) Laba Norma, yang meliputi bunga

modal milik pengusaha dan balas jasa keahlian. (ii) Laba Supernormal,

yang berupa balas jasa atau resiko yang ditanggungnya.

Di sisi lain, keuntungan supernormal yang didefinisikan sebagai

kelebihan di atas keuntungan normal. Tidak seperti keuntungan normal,

keberadaan keuntungan supernormal adalah tidak diperlukan adanya

perusahaan karena selama perusahaan mendapatkan keuntungan normal,

ini akan tetap dalam industri.

6. Principal Agent

In the standard economic treatment of the principal-agent problem,

compensation systems serve the dual function of allocating risk and rewarding

productive work. A tension between these two function arises when the agent

is risk averse, for providing the agent with effective work incentives often

forces him to bear unwanted risk. Existing formal models that have analyzed

this tension, however, have produced only limited result. It remains a puzzle

for this theory that employment contracts so often specify fixed wages and

more generally that incentives within appear to be so muted, especially

Page 32: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

compared to those of the market. Also, the models have remained too

intractable to effectively address broader organizational issues such as asset

ownership, job design, and allocation of authority (Oliver E. Williamson and

Scott E. Masten 2008: 251).

Di dalam standar penafsiran ekonomi masalah prinsip keagenan,

sistem kompensasi melayani dua fungsi alokasi risiko dan penghargaan

produktivitas kerja. Teori keagenan diartikan sebagai hubungan antara

manajemen perusahaan dengan pemilik usaha dimana dalam hubungan

tersebut terdapat kontrak bahwa satu orang atatu lebih pemilik usaha

memerintah manajemen perusahaan untuk melakukan jasa atas nama pemilik

dan memberi wewenang manajemen untuk membuat keputusan terbaik bagi

pemilik perusahaan.

7. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan berarti memberikan sumber-sumber, pengetahuan dan

keterampilan kepada orang-orang untuk menentukan diri mereka sendiri di

masa mendatang untuk berpartisipasi dalam mempengaruhi kehidupan

masyarakat itu sendiri. Ketergantungan kepada siapa pun bahkan kepada

pekerja sosial dihindari dalam proses pengembangan masyarakat guna

mencapai tujuan pemberdayaan tersebut. Sebagai roh dan semangat

pengembangan masyarakat, pemberdayaan adalah kata kunci yang sangat

berguna untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dalam skema jangka

Page 33: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

panjang sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pekerja sosial. Proses-

proses pengembangan masyarakat yang tidak mendidik kemandirian,

berjangka pendek, sedapat mungkin harus dapat dihindari dalam proses

pengembangan masyarakat.

Ife (1995: 56) dalam Edi Suharto, 2009 pemberdayaan ditujukan untuk

meningkatkan kekuasaan (power) dari kelompok masyarakat yang kurang

beruntung (disadvantaged). “Empowerment aims to increase the power of

disadvantaged),” tulis Ife. Berdasarkan pernyataan ini, pemberdayaan pada

dasarnya menyangkut dua kata kunci, yakni power dan disadvantage. Dua

istilah tersebut kan dijelaskan di bawah ini:

1. Kekuasaan

Realitas yang terjadi dalam masyarakat, antara satu kelompok

masyarakat dengan kelompok masyarakat yang lain saling terjadi kompetisi

yang tidak menguntungkan. Kelompok masyarakat yang berpunya

cenderung mempunyai kekuasaan yang absolut. Elit politik yang

menguasai jalannya suatu pemerintahan di masyarakat juga menjadi aktor

sehingga mampu menguasai siapa saja. Relasi-relasi yang tercipta dalam

masyarakat akhirnya menjadi tidak adil dan saling mendominasi antara satu

kelompok dengan kelompok lainnya. Terdapat beberapa pandangan kenapa

sampai relasi sosial tidak adil yang menimbulkan ketidakberkuasaan salah

satu kelompok masyarakat ini, antara lain:

Page 34: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

· Perspektif Pluralis. Kelompok pluralis memandang bahwa kompetisi

menjadi hal yang tidak terhindarkan dalam masyarakat. Merujuk

konseop demokrasi, setiap orang mempunyai kesempatan yang sama

dalam kehidupan sosial dan ekonomi.akan tetapi, karena kemampuan

masing-masing orang tidak sama, kompetisi melahirkan pemenang dan

tentunya pihak yang kalah. Dalam pandangan kaum pluralis, prose

permberdayaan berarti membantu kelompok yang kalah tersebut agar

dapat berkompetisi secara efektif.

· Perspektif Elit. Kaum elit memandang bahwa politik bukanlah

permainan di mana semua pemain mempunyai kesempatan yang sama

untuk menang. Kekalahan kelompok masyarakat dalam berkompetisi

adalah akibat tidak adanya kekuatan politik yang memadai. Padahal

kekuatan politik sangat menentukan kemenangan dan kekalahan.

Menurut perspektif ini proses pemberdayaan berarti menggabungkan

diri dengan kekuatan politik yang ada sehingga dapat berjuang dalam

tingkat elit untuk meraih kemenangan dan kekuasaan.

· Perspektif Struktural. Berbeda dari dua pandangan sebelumnya

(pluralis dan elit), menurut pandangan structural ketidakberkuasaan

dan ketidakberuntungan masyarakat terjadi karena adanya struktur

sosial dan politik yang menindas. Struktur yang sudah terbentuk tidak

memungkinkan adanya peluang masyarakat untuk maju dan

mempunyai kekuasaan dantekat untuk maju dan memperjuangkan

Page 35: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

keberuntungan. Konteks pemberdayaan dalam pandangan ini berarti

melakukan perubahahn secara structural sehingga kekuasaan dapat

dicapai secara efektif.

· Perspektif Pasca Struktural. Sebagaimana pandangan kaum post-

strukturalis, pasca structural membidik wacana (discourse) ataupun

konstruksi pengetahuan sebagai sumber dominasi. Oleh sebab itu,

pemberdayaan berarti suatu upaya yang konsisten dan ilmiah untuk

melakukan perubahan terhadap wacana dan konstruksi pengetahuan.

Diskriminasi gender, misalnya, terjadi karena adanya dominasi wacana

dan konstruksi pemahaman gender yang timpang. Ketidakberkuasaan

tidak dapat diperoleh secara efektif tanpa ada upaya melawan dan

mengubahwacana tersebut sehingga tercipta tatanan sosial yang lebih

adil.

2. Kekurangberuntungan

Lemahnya kekuatan yang dimiliki salah satu kelompok

masyarakat menyebabkan mereka menjadi kurang beruntung

(disadvantage). Setidaknya ada tiga macam kelompok masyarakat

yang kurang beruntung tersebut:

· Pertama, merugi secara struktural. Misalnya ketimpangan kelas,

dominasi jenis kelamin, diskriminasi ras, kemiskinan, pengangguran

dan sebagainya.

Page 36: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

· Kedua, merugi karena faktor alami. Misalnya lanjut usia, cacat,

masyarakat terasing, masyarakat pedalaman, gay/lesbian.

· Ketiga, merugi karena faktor personal. Misalnya, orang yang sedih

karena ditinggal orang yang dicintai, masalah keluarga, krisis

identitas, masalah seks, kesepian, malu dan sejumlah masalah pribadi

lainnya.

Ife (1995: 63) dalam Edi Suharto, 2009 setidaknya ada tiga strategi

yang dapat diterapkan untuk dapat memberdayakan masyarakat, yakni:

perencanaan dan kebijakan (policy and planning), aksi sosial dan politik (social

and political action), dan peningkatan kesadaran dan pendidikan (education

and consciousness raising).

Pemberdayaan melalui perencanaan dan kebijakan dilakukan untuk

mengembangkan perubahan dan institusi sehingga memungkinkan masyarakat

untuk mengakses berbagai sumber kehidupan untuk meningkatkan taraf

kehidupannya. Ketidakberdayaan sering kali terjadi karena adanya sumber

kehidupan yang terbatas. Perencanaan dan kebijakan yang berpihak dapat

dirancang untuk dapat menyediakan sumber kehidupan yang cukup bagi

masyarakat untuk mencapai suatu keberdayaan. Misalnya, membuka lapangan

pekerjaan yang luas atau penerapan upah minimum regional yang tinggi dapat

diberikan dalam rangka mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.

Page 37: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Pandangan kelompok ‘elit’ sebagaimana dijelaskan sebelumnya,

kesenjangan sosial dan ekonomi terjadi karena faktor politik. Kebijakan untuk

kesejahteraan rakyat ditentukan oleh kekuatan politik. Sayangnya tidak jarang

ditemukan sistem politik yang tertutup dan tidak memberikan masyarakat

peluang untuk berpartisipasi. Aksi sosial dan politik diarahkan agar sistem

politik yang tertutup tersebut diubah sehingga memungkinkan masyarakat

untuk berpartisipasi dalam sistem politik. Adanya keterlibatan masyarakat

secara politik membuka peluang yang besar dalam memperoleh kondisi

keberdayaan.

Terakhir, strategi pemberdayaan dilakukan melalui peningkatan

kesadaran dan pendidikan. Masyarakat atau kelompok masyarakat tertentu

sering kali tidak menyadari penindasan yang terjadi pada dirinya. Kondisi

ketertindasan diperparah dengan tidak adanya keterampilan untuk bertahan

hidup secara ekonomi dan sosial. Untuk menghadapi masalah ini peningkatan

kesadaran dan pendidikan dapat diterapkan. Contohnya, memberikan

pemahaman kepada masyarakat tentang bagaimana struktur-struktur penindasan

terjadi atau memberikan sarana dan keterampilan agar mencapai perubahan

secara efektif (Edi Suharto, 2009).

Page 38: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

B. Penelitian Terdahulu

1. Hutabarat 2009, Kehadiran pasar modern Brastagi Supermarket terhadap

pasar tradisional Sei Sikambing di Kota Medan menyebutkan bagaimana

dampak dari kehadiran pasar modern terhadap pasar tradisional dengan

perumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana perkembangan pasar modern dengan pasar tradisional di Kota

Medan?

b. Bagaimana aspek jumlah omset pedagang, perputaran barang dagangan,

jumlah pedagang, jumlah jam buka, margin lama pedagang tradisional di

Kota Medan sebelum dan sesudah berdirinya pasar modern?

Variabel yang digunakan adalah jumlah pedagang, jumlah jam buka,

jumlah omset, sirkulasi barang dan margin laba. Alat analisis yang digunakan

adalah dengan menggunakan uji t untuk dua sampel yang berpasangan (paired

sample test). Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pasar modern di Medan mengalami perkembangan sejak tahun 2000

sampai tahun 2009 yang cukup besar, yaitu sebesar 69,07%. Sedangkan

untuk jumlah pasar tradisional di Kota Medan tidak terdapat perubahan

sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2009 yaitu sebesar 69 buah.

b. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara jumlah jam buka, rata-rata

sirkulasi barang, rata-rata laba margin pedagang buah-buahan da rata-rata

margin laba pedagang sayur-sayuran di pasar tradisional Sei Sikambing

antara sebelum dan sesudah berdirinya Pasar Brastagi Supermarket.

Page 39: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

c. Terdapat perbedaan yang nyata antara pendapatan bersih pedagang buah-

buahan dan pedagang sayuran yang cenderung menurun di pasar

tradisional Sei Sikambing antara sebelum dan sesudah berdirinya Pasar

Modern Brastagi Supermarket.

2. Wijayanti 2008, Dampak Revitalisasi Pasar terhadap Interaksi Sosial dan

Pendapatan Pedagang di Pasar Legi Kota Blitar, menyebutkan bagaimana

pelaksanaan revitalisasi di pasar tersebut, bagaimana kondisi fisik dan

keramaian pasar setelah direvitalisasi dan bagaimana dampak interaksi sosial

serta pendapatan pedagang di pasar tersebut. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa :

a. Pelaksanaan revitalisasi Pasar Legi dilaksanakan pada tahun 2003 hingga

Oktober 2004, pelaksanaan revitalisasi awalnya juga diwarnai dengan

kerusuhan-kerusuhan yang disebabkan oleh kurangnya sosialisasi yang

dilakukan pemerintah, pada akhirnya para pedagang menyetujui

dilaksanakannya revitalisasi. Selama pelaksanaan revitalisasi para

pedagang dipindahkan di tempat relokasi yang letaknya tidak jauh dari

lokasi pasar yaitu jalan mawar, jalan kerantil, jalan mayang, jalan merdeka

dan di belakang pasar (terminal lama Kota Blitar).

b. Setelah dilaksanakannya revitalisasi pasar menjadi bersih, rapi, aman dan

nyaman. Pedagang yang berjualan dalam pasar bertambah dari 1111

pedagang menjadi 1738 pedagang, sehingga terjadi kenaikan jumlah

pedagang sebesar 627 pedagang. Kondisi pasar setelah revitalisasi menjadi

tampak lebih sepi karena keberadaan pedagang kaki lima yang tidak mau

Page 40: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

menempati kiosnya, struktur organisasi pasar juga berubah yaitu yang

semula di bawah Dinas Pendapatan Daerah menjadi berdiri sendiri berupa

Dinas Pengelolaan Pasar.

c. Pelaksanaan revitalisasi Pasar Legi memberikan dampak positif dan

negatif. Dengan adanya revitalisasi, interaksi sosisal dan pendapatan

pedagang juga mengalami perubahan. Hal ini terlihat dari tidak adanya

perkumpulan para pedagang setelah dilaksanakannya revitalisasi, jika

dilihat dari segi ekonominya, pendapatan pedagang yang kiosnya berada

di dalam pasar banyak mengalami penurunan, sehingga para pedagang

tidak hanya mengandalkan hidupnya dengan berjualan di Pasar Legi.

Sedangkan pedagang yang letak kiosnya berada di luar/lokasi strategis

mengalami kenaikan pendapatan.

3. Xinmeng 2001, The Informal Sector and Rural Urban Migration A Chinese

Case Study sejak tahun 1980 sampai dengan tahun 1990 pedagang atau

imigran ke kota di China masih sangat besar. Terdapat dua alasan yang

mendasari tentang penelitian ini yaitu yang pertama adalah konsep dari

penelitian yang mencakup kegiatan ekonomi sektor informal dan alasan yang

kedua adalah diduga peran sektor informal sangat bergantung pada tahapan

pembangunan ekonomi dan lingkungan lembaga ekonomi. Sektor informal

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut yaitu : upah yang rendah, bergerak di

industri atau jenis usaha kecil, bersifat kekeluargaan bebas masuk ke dalam

pasar (freedom of entry), tidak ada kepastian hubungan tenaga kerja dengan

Page 41: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

pemilik usaha dan mengabaikan kepemilikan (Todaro, 1969; Fields, 1975;

Masumdar, 1977; ILO, 1977; Benerjee, 1983).

Permintaan akan jasa sektor informal di China sangat kurang di jasa

industri sebelum perbaikan sistem ekonominya. Perbaikan sistem ekonomi

mengubah keadaan ini, tetapi surplus permintaan untuk jasa bisnis makro

seperti penjual eceran, penjahit, tukang reparasi dan rumah makan masih

terdapat surplus permintaan. Keadaan ini menyediakan untuk para imigran

beberapa kesempatan kerja di sektor informal. Dengan keistimewaan tersebut

antara sektor formal dan informal di China dapat ditarik beberapa hipotesis.

Pertama pekerja di sektor formal diduga tidak mendapatkan pendapatan atau

keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan pekerja yang bekerja di

sektor informal. Hipotesis yang kedua setelah hipoteisi yang pertama di sektor

informal khususnya untuk pekerja itu sendiri diduga tidak memberikan

kesempatan kerja untuk imigran. Metodologi yang digunakan adalah dengan

multinominal logit. Multinominal logit model dikhususkan pada variabel-

variabel yang mempengaruhi permintaan pekerjaan dan penawaran pekerjaan.

Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi dengan variabel

dependen adalah upah, variabel independennya yaitu: lama belajar

(pendidikan), pengalaman kerja, pengalaman di luar bidang pertanian, lama

hari dalam pelatihan formal, variabel dummy (petani atau bukan sebelum

migrasi), status pernikahan dan jumlah anak. Jumlah perpindahan dari desa ke

kota di China cukup besar. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini diuji

Page 42: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dengan 1 (satu) aspek dari isu yang berkembang yaitu peranan dari dalam

proses migrasi desa ke kota.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

a. Kualitas individual yang lebih tinggi dalam peningkatan tenaga kerja

karena lebih mudahnya untuk mendapatkan pekerjaan dalam mendirikan

perusahaan sendiri di sektor informal daripada mendapatkan pekerjaan di

perusahaan orang lain.

b. Kebanyakan imigran yang bekerja di kota lebih memilih untuk pindah dari

sektor informal ke sektor formal. Hal ini menunjukkan bahwa untuk

mendapatkan upah di sektor informal dilakukan dengan adanya

kesempatan mendapatkan pekerjaan dalam jangka waktu yang panjang

bagi para imigran.

c. Diantara para imigran yang bekerja dengan mendirikan usaha/perusahaan

sendiri adalah yang dapat merasakan kepuasan dengan kondisi mereka

saati ini dengan pendapatan mereka di sektor informal dan para imigran

yang bekerja di sektor formal meras kurang puas daripada mereka yang

bekerja di sektor informal. Kesimpulan terakhir adalah mereka yang

bekerja di sektor formal mendapatkan penghasilan yang lebih kecil.

Perbedan upah di sektor formal dan informal adalah sebagian besar

disebabkan oleh perbedaan individu dalam evaluasi pasar yang lebih baik

daripada perbedaan dalam sumbangan-sumbangan di bidang lainnya. Hal

ini mengartikan bahwa pusat tenaga kerja di sektor formal dapat lebih

diatur daripada di sektor informal dan yang terpenting adalah masing-

Page 43: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

masing individu yang bekerja di sektor formal adalah lebih buruk sebagai

akibat langsung yang dirasakan individu tersebut.

4. Hendra Widi Utomo 2011, Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi

Pedagang Kaki Lima di Kawasan Banjarsari ke Pasar Klitikan Notoharjo

Surakarta, penelitian ini mempunyai rumusan masalah sebgai berikut: Apakah

revitalisasi pedagang kaki lima di kawasan banjarsari berpengaruh terhdap

omset, keuntungan, jumlah tenaga kerja, kuantitas barang yang dijual dan

pungutan retribusi? Variabel yang digunakan adalah omset penjualan,

keuntungan, jumlah tenaga kerja, kuantitas penjualan barang, retribusi dan

pungutan pasar. Alat analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan uji

t untuk dua sampel yang berpasangan (paired t-test). Kesimpulan dari

penelitian ini menunjukkan adanya penurunan omset penjualan, keuntungan

dan kuantitas barang yang dijual. Pungutan pasar dan retribusi pun mengalami

perubahan secara signifikan namun tidak ada perbedaan secara signifikan

dalam jumlah tenaga kerja

C. Kerangka Pemikiran

Dari uraian teori di atas mengenai “Analisis Relokasi Pedagang Pasar

Ngarsopuro di Kota Surakarta“ dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:

Page 44: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Tabel 2.1 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran di atas dapat diasumsikan bagaimana dampak

relokasi terhadap pendapatan, keuntungan dan jumlah tenaga kerja para

pedagang di Pasar Ngarsopuro sebelum dan sesudah adanya relokasi dari

Pemerintah Daerah Kota Surakarta. Relokasi yang dilakukakan pemerintah

pada tahun 2009 memberikan dampak adanya ketidakstabilan pendapatan,

keuntungan dan jumlah tenaga kerja para pedagang di Pasar Ngarsopuro.

Jumlah Tenaga Kerja Sebelum Relokasi

Keuntungan Sebelum Relokasi

Pendapatan Sesudah Relokasi

Pendapatan Sebelum Relokasi

Keuntungan Sesudah Relokasi

Jumlah Tenaga Kerja Sesudah Relokasi

Relokasi

Pasar Ngarsopuro

Page 45: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

D. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini ada 3 Hipotesis yang diajukan yaitu sebagai berikut:

1. H0 : Diduga tidak adanya perbedaan pendapatan yang signifikan sebelum

dan sesudah adanya relokasi Pasar Ngarsopuro.

H1 : Diduga adanya perbedaan pendapatan yang signifikan sebelum dan

sesudah adanya relokasi Pasar Ngarsopuro.

2. H0 : Diduga tidak adanya perbedaan keuntungan yang signifikan sebelum

dan sesudah adanya relokasi Pasar Ngarsopuro.

H1 : Diduga adanya perbedaan keuntungan yang signifikan sebelum dan

sesudah adanya relokasi Pasar Ngarsopuro.

3. H0 : Diduga tidak adanya perbedaan tenaga kerja yang signifikan sebelum

dan sesudah adanya relokasi Pasar Ngarsopuro.

H1 : Diduga adanya perbedaan tenaga kerja yang signifikan sebelum dan

sesudah adanya relokasi Pasar Ngarsopuro.

Page 46: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Pasar Ngarsopuro Surakarta, karena pasar

ini dijadikan proyek relokasi pedagang di sekitar Ngarsopuro Surakarta. Pasar ini

merupakan pasar tradisional yang diarahkan untuk menerapkan dan mengadopsi

manajemen pasar modern. Pada tahap awal program relokasi dikhususkan pada

penataan lingkungan fisik terutama meliputi penanganan tata ruang sehingga bisa

menyerupai pasar modern. Objek dalam penelitian ini adalah keuntungan pedagang di

Pasar Ngarsopuro sebelum dan sesudah dilakukan relokasi pasar. Penelitian ini

dialkukan pada tanggal 23 Juli 2012 hingga 23 Agustus 2012. Penelitian di lokasi

Dinas Pengelolaan Pasar dilakukan dengan metoden studi pustaka yaitu dengan

mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan objek penelitian pada tanggal 23 –

25 Juli 2012. Metode wawancara dan observasi lapangan dilakukan di lokasi pasar.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 cara :

1. Wawancara

Metode wawancara adalah metode penelitian dengan melakukan interaksi

langsung dengan narasumber, dimana narasumber yang dimaksud adalah para

Page 47: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

pedagang yang ada di Pasar Ngarsopuro dan Dinas Pengelola Pasar Kota

Surakarta.

2. Observasi

Metode observasi adalah metode dengan melakukan pengamatan langsung di

lapangan, yaitu Pasar Ngarsopuro Surakarta.

3. Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan mencari data dari berbagai referensi buku teks

maupun website yang berhubungan dengan masalah penelitian.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan untuk penelitian dari

tempat aktual terjadinya peristiwa (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini

data diperoleh melalui teknik wawancara langsung dan penyebaran

kuisioner penelitian pada para pedagang di Pasar Ngarsopuro Surakarta.

Data yang diambil meliputi jenis usaha, besarnya modal awal, omset

penjualan dalam satu bulan, keuntungan yang diterima selama satu bulan,

jumlah karyawan, jumlah kuantitas penjualan barang dalam satu bulan

dan besarnya biaya yang harus dibayarkan kepada pemerintah (retribusi)

dalam satu bulan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui sumber yang

ada yaitu data yang telah ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh

Page 48: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

peneliti (Sekaran, 2006). Data sekunder meliputi jumlah penduduk,

sumber pendapatan, tarif pungutan, jumlah dan jenis usaha pedagang di

Pasar Ngarsopuro Surakarta. Data tersebut dapat diperoleh dari :

a. Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Kota Surakarta.

b. Pengelola atau kepala Pasar Ngarsopuro.

c. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi

(DISPERINDAGKOP) Kota Surakarta.

d. Kantor Pelayanan Terpadu Kota Surakarta.

e. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi

juga objek dan benda alam yang lain (Sugiyono, 2010: 61 dalam Hendra Widi Utomo

2011), populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek yang karakteristiknya hendak

digunakan. Sampel adalah sebagian populasi yang karakteristiknya hendak diteliti

dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (Djarwanto dan Pangestu, 1996:

107-108). Metode pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling

adalah populasi dibagi menjadi beberapa kelompok atau segmen yang mutually

exclusive yang disebut strata (lapisan), berdasarkan kategori-kategori dari salah satu

atau lebih variabel yang relevan, baru kemudian dilakukan simple random sampling

Page 49: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

atau sistematik random sampling pada setiap kelompok dalam hal ini peneliti

membagi populasi menjadi 4 kelompok antara lain : pedagang elektronik, pedagang

alat olahraga dan musik, pedagang buku, dan pedagang lain-lain. Dalam hal ini

subyek responden adalah para pedagang yang direlokasi ke Pasar Ngarsopuro.

Berkaitan dalam hal ini, dimaksudkan untuk mendapatkan responden seperti yang

ditentukan, baik dalam memenuhi jumlah prasyarat minimum sampel maupun kriteria

lainnya. Ukuran sample yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500

(Roscoe dalam Sugiyono, 2010: 74 dalam Hendra Widi Utomo 2011). Peneliti

mengambil sampel sebanyak 40 responden dari 73 populasi.

Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel

Jenis Dagangan Populasi Sampel

Elektronik 30 16

Alat olahraga dan alat musik 25 13

Buku 13 7

Lain-lain 5 3

Total 73 40

Sumber: Kantor Lurah Pasar Ngarsopuro, 2012.

Page 50: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

E. Definisi Operasional Variabel

1. Pendapatan

Pendapatan adalah total penerimaan yang dimiliki suatu unit usaha yang

diperoleh dari hasil penjualan output, (Mankiw, 2006:113). Dihitung dengan rumus :

TR = P . Q

Dimana:

TR = Total Revenue (penerimaan total)

P = harga jual barang

Q = output

Pendapatan yang dimaksud dalam hal ini adalah total penerimaan pedagang

Pasar Ngarsopuro. Dalam penelitian ini penghitungan pendapatan dihitung per bulan

dan satuan yang digunakan adalah (Rupiah/Rp).

2. Keuntungan

Keuntungan atau laba sebagai hasil pengembalian pada modal. Laba

didapatkan dari selisih jumlah pendapatan dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan

(Nicholson, 1999:318). Dapat dihitung dengan rumus :

= TR – TC

Page 51: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Dimana:

= keuntungan

TR = Total Revenue (penerimaan total)

TC = Total Cost (biaya total)

Keuntungan atau laba yang dimaksud dalam hal ini adalah pendapatan bersih

yang diterima oleh pedagang di Pasar Ngarsopuro. Dalam penelitian ini penghitungan

keuntungan atau laba dihitung dalam bulan dan satuan yang digunakan adalah dalam

satuan uang (Rupiah/Rp).

3. Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah input dala proses produksi. Permintaan dan penawaran

tenaga kerja dikendalikan oleh kekuatan pasar (Mankiw, 2006: 46) dalam Hendra

Widi Utomo (2011), dalam hal ini dalah jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor

ini baik secara keseluruhan maupun per lapak. Satuan yang digunakan dalam variabel

ini adalah satuan orang.

F. Alat Analisis Data

Untuk menguji hipotesis digunakan analisis Uji t berpasangan (paired t test).

Uji t berpasangan adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang

digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus

Page 52: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

yang berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai 2 buah perlakuan

yang berbeda (Hutabarat, 2009).

Uji t Berpasangan digunakan sebagai uji beda terhadap data yang diteliti yang

berasal dari sejumlah responden yang sama pada suatu kelompok dan berkaitan

dengan periode waktu pengamatan yang berbeda (sebelum dan sesudah relokasi Pasar

Ngarsopuro). Uji t berpasangan dalam penelitian ini, akan menguji apakah ada

perbedaan nyata pada variabel-variabel yang diamati pada waktu awal periode

pengamatan dan pada akhir periode waktu pengamatan.

Prosedur pengujian dalam penelitian ini dilihat dengan cara membandingkan

t-hitung dan t-tabel dengan langkah-langkah sebagai berikut (Djarwanto dan

Pangestu, 1994: 212-214).

1. H0 : µ1 = µ2

H1 : µ1 µ2

Digunakan pengujian dua sisi.

2.

nilait(0,025; 40-1) = 3,530

Page 53: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

3. Aturan pengujian :

t hitung 3,530

H0 diterima

H0 ditolak H0 ditolak

-3,530 -3,530

t hitung < t tabel H0 ditolak

t hitung > t tabel H0 diterima

4. Analisis :

5. Kesimpulan :

Karena t hitung < t tabel maka H0 ditolak dan t hitung > t tabel maka

H1 diterima. Berarti ada perbedaan secara signifikan antara sebelum

dan sesudah relokasi.

BAB IV

Page 54: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah Kota Surakarta

1. Keadaan Geografis

a. Letak Geografis

Kota Surakarta terletak antara 110º45’ 15” dan 110º45’ 3 5” Bujur Timur dan

antara 7º36’ dan 7º56’ Lintang Selatan. Kota Surakarta merupakan salah satu kota

besar di Jawa Tengah yang menunjang kota lainnya seperti Semarang maupun

Yogyakarta. Wilayah Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan “Kota Solo”

merupakan dataran rendah dengan ketinggian ± 92 meter dari permukaan laut, Solo

berbatasan di sebelah utara dengan Kabupaten Boyolali, sebelah Timur dengan

Kabupaten Karanganyar, sebelah selatan dan barat dengan Kabupaten Sukoharjo.

Gambar 4.1 Peta Kota Surakarta

Page 55: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

b. Luas Wilayah

Luas wilayah Kota Surakarta 44,04 Km² yang terbagi dalam 5 kecamatan,

yaitu: Kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Sebesar

61,68 % lahan dipakai untuk pemukiman, sedangkan untuk kegiatan ekonomi juga

memakan tempat yang cukup besar yaitu antara 20% dari luas lahan yang ada.

Persentase pembagian penggunaan lahan di Surakarta selain untuk pemukiman sebesar

± 61,68%, Perusahaan 7%, Industri 2%, Sawah 3%, Taman Kota 1%, Pemakaman

2%, Tegalan 2%, Tanah Kosong 1%, Lapangan olahraga 1% dan lain-lain 9%.

Tabel 4.1 Luas Penggunaan Lahan Tiap Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2011 (Ha)

Kecamatan Pemukiman Jasa Perusahaan Industri Tanah Kosong

Tegalan

1 2 3 4 5 6 7 Laweyan 564.61 91.08 67.14 39.40 6.28 0 Serengan 230.43 19.34 33.19 6,11 2,52 0 Pasar Kliwon

310.94 48.89 36.43 7.06 12.36 0

Jebres 721.37 149.16 45.42 27.39 45.69 76.14 Banjarsari 1,014.0 56.99 62.86 17.76 51.88 41.32 Jumlah 2,841.36 365.46 245.04 97.72 118.7 117.4 Kecamatan Sawah Kuburan Lap. OR Taman

Kota Lain- lain

Luas Total

1 8 9 10 11 12 13 Laweyan 22.45 6.05 12,24 0.25 54.36 863,86 Serengan 0 1.36 2.07 0 24.38 319,40 Pasar Kliwon

0 1.52 8.55 0 55.77 481,52

Jebres 17.10 31.05 9.16 8.85 126.85 1.258,18 Banjarsari 62.40 28.78 30.23 3.49 111.38 1.481,10 Jumlah 101.95 68.76 62.25 12.59 372.74 4.404,06

Sumber: Badan Pertanahan Kota Surakarta, 2011.

Page 56: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

2. Pemerintahan

a. Pembagian Wilayah Administrasi

Wilayah Kota Surakarta terbagi dalam 5 Kecamatan, 51 kelurahan, jumlah

RW sebanyak 595 dan jumlah Rt sebanyak 2.669 dengan jumlah KK sebesar 134.811

Kepala Keluarga. Rata-rata jumlah Kepal Keluarga per RT berkisar 50 Kepala

Keluarga. (Surakarta Dalam Angka, 2009).

3. Penduduk dan Tenaga Kerja

a. Kependudukan

Berdasarkan data tahun 2011 penduduk Kota Surakarta mencapai 501.650

jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 89:38 yang artinya bahwa setiap 100

penduduk perempuan terdapat 89 penduduk laki-laki. Tingkat kepadatan penduduk

Kota Surakarta pada tahun 2011 mencapai 11.988 jiwa/km². Pada tahun 2011 tingkat

kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Serengan yang mencapai angka

19.903 jiwa.

Page 57: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2011

Kecamatan Jumlah Penduduk Rasio Jenis

Kelamin Tingkat

Kepadatan Laki – laki

Perempuan Total

1 3 4 5 6 7

Laweyan 54.834 56.933 111.767 96,31 12.936 Serengan 31.239 32.252 63.491 96,86 19.903

Pasar Kliwon

43.799 45.365 89.164 96,55 18.499

Jebres 72.286 73.417 145.703 98,46 11.582 Banjarsari 88.287 89.698 177.985 98,43 12.018 Jumlah 290.445 297.665 588.110 97,57 13.354

Sumber : BPS Kota Surakarta, 2011.

Data diatas menunjukkan bahwa daerah terpadat penduduknya adalah daerah

Serengan yaitu sebesar 19.903 jiwa/Km², sedangkan secara rata-rata tingkat kepadatan

penduduk di wilayah Kota Surakarta dengan tingkat kepadatan sebesar 13.189

jiwa/Km².

b. Tenaga Kerja

Jumlah penduduk bekerja di Kota Surakarta pada tahun 2009 mencapai

249.768 jiwa atau sebesar 46,71% dari jumlah seluruh penduduk Kota Surakarta.

Penduduk wanita yang bekerja mencapai angka sebesar 43,57% dari jumlah

penduduk Kota Surakarta yang bekerja, hal ini menunjukkan bahwa peran wanita

Kota Surakarta cukup tinggi dalam peningkatan kesejahteraan keluarga.

Page 58: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

4. Industri dan Perdagangan

a. Industri

Industri di Kota Surakarta tercatat sebanyak 215 perusahaan dengan skala

besar dan sedang. Perusahaan industri dengan tenaga kerja lebih dari 20 orang

dikategorikan sebagai perusahaan sedang dan besar. Penyerapan tenaga kerja pada

perusahaan industri sedang dan besar tahun 2009 sebesar 16.585 pekerja adalah

kelompok industri tekstil dengan jumlah karyawan sebesar 4.590 tenaga kerja.

Kelompok industri tekstil di Kota Surakarta tercatat sebanyak 58 perusahaan,

sedangkan untuk industri yang mengolah pakaian jadi sebanyak 3.494 orang. Di Kota

Surakarta perusahaan yang banyak memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah

adalah perusahaan tekstil dan pakaian jadi salah satunya adalah dengan banyak

menyerap tenaga kerja.

b. Perdagangan

Guna menunjang kegiatan perdagangan, Kota Surakarta memiliki 44 pasar

tradisional yang tersebar di antaranya adalah Pasar Legi, Pasar Klewer, Pasar

Notoharjo, Pasar Singosaren, Pasar Gede, Pasar Nusukan, Pasar Harjodaksini, Pasar

Jongke, Pasar Ngarsopuro, Pasar Rejosari, Pasar Turisari, Pasar Purwosari, Pasar

Sidodadi, Pasar Ledoksari, Pasar Pucangsawit, Pasar Kadipolo, Pasar Tanggul, Pasar

Depok, Pasar Penumping, Pasar Ayam, Pasar Kliwon dll. Pasar yang memiliki luas

terbesar adalah Pasar Legi dengan luas pasar sebesar 16.640 m² dengan jumlah los

sebanyak 1.545 los dan 205 kios. Sedangkan untuk pendapatan terbesar terdapat pada

Page 59: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

pasar Klewer dengan realisasi pendapatan sebesar Rp 3.224.013.835,- (DPP Kota

Surakarta, 2010).

B. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kawasan Ngarsopuro merupakan suatu kawasan di depan Pura

Mangkunegaran yang dahulu berjajar toko-toko elektronik kurang tertata serta

terdapat Pasar Antik Triwindu. Kawasan ini sejak tahun 2009 telah disulap menjadi

suatu tempat sangat indah dan menarik untuk dikunjungi. Toko-toko elektronik

tersebut direlokasi ke bangunan yang baru yaitu Pasar Ngarsopuro, tepatnya relokasi

tersebut dilakukan pada tanggal 16 Februari 2009. Pasar Ngarsopuro merupakan salah

satu pasar yang dikelola dibawah Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Pasar

yang kini berada di Jalan Ronggowarsito itu memiliki 2 lantai bangunan yang terdiri

dari 71 kios, kios-kios tersebut dipetak-petak dengan ukuran luas 8 m2, 12 m2 dan 20

m2. Pasar Ngarsopuro sendiri mengalami beberapa renovasi bangunan yang bertujuan

merubah bentuk bangunan agar lebih terbuka sehingga terlihat sebagai sebuah pasar.

Pasar Ngarsopuro juga memiliki sebuah kantor yang dipimpin oleh seorang kepala

atau Lurah Pasar, dimana kantor tersebut bukanlah bangunan struktural, tetapi hanya

kepanjangan tangan dari Dinas Pengelolaan Pasar untuk menangani masalah-masalah

yang terjadi di Pasar Ngarsopuro tersebut.

Page 60: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 4.3 Jumlah Pedagang di Pasar Ngarsopuro Menurut Jenis Dagangan Tahun 2012

Jenis Dagangan Jumlah Pedagang

Elektronik 30

Alat olahraga dan alat musik 25

Buku 13

Lain-lain 5

Total 73

Sumber: Kantor Lurah Pasar Ngarsopuro, 2012.

C. Hasil Analisis Uji-t (Paired Sample t-Test)

Penelitian ini menggunakan software SPSS versi 16 dalam menganalisis

dampak relokasi padagang di Pasar Ngarsopuro. Uji yang akan digunakan adalah uji t

(Paired Sample t Test) adalah uji t dua sample yang berpasangan. Sample yang

berpasangan diartikan sebagai sample dengan subyek yang sama namun mengalami

perlakuan dan pengukuran yang berbeda. Tingkat kepercayaan yang digunakan

adalah 95%.

1. Pendapatan

Penelitian ini terdapat rata-rata pendapaan pedagang sebelum

direlokasi sebesar Rp 48.483.750,- sedangkan pendapatan pedagang sesudah

direlokasi sebesar Rp 18.058.700,-. Pendapatan antara sebelum dan sesudah

direlokasi memiliki perbedaan rata-rata atau beda mean sebesar Rp

30.425.050,-. Hal ini menunjukkan terjadi penurunan pendapatan sesudah

Page 61: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

direlokasi atau pendapatan lebih besar pada saat sebelum adanya program

relokasi.

Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Rata-Rata Berpasangan Untuk Pendapatan Pedagang (Per Bulan)

Lokasi N Rata-rata Pendapatan (Rp)

Sig. T dF Sig. (2-tailed)

Sebelum relokasi 40 48.483.750

.000 10,320 39 .000 Sesudah relokasi 40 18.058.700

Sumber: Data Diolah, 2012.

Nilai rata-rata pendapatan pada saat sebelum progam relokasi pasar

yaitu sebesar Rp 48.483.750,- dan nilai rata-rata keuntungan setelah adanya

program relokasi pasar yaitu sebesar Rp 18.058.700,-

Pasar Ngarsopuro mengalami perubahan secara nyata dengan beda

mean sebesar Rp 30.425.050,- dan angka tersebut cukup untuk menyatakan

bahwa program relokasi ke Pasar Ngarsopuro mempengaruhi omset pedagang

dalam hasil penghitungan ini menunjukkan nilai negatif (-) ini menunjukkan

bahwa omset di Pasar Ngarsopuro mengalami penurunan jika dibandingkan

dengan pendapatan sebelum program relokasi. Hal ini disebabkan beberapa

faktor salah satunya jumlah konsumen yang tidak sebanyak pada saat sebelum

program relokasi pasar. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

Page 62: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dilakukan di Pasar Klitikan Notoharjo Semanggi yang menunjukkan

pendapatan pedagang mengalami penurunan.

2. Keuntungan Pedagang

Nilai rata-rata keuntungan pada saat sebelum progam relokasi pasar

yaitu sebesar Rp 12.768.750,- dan nilai rata-rata keuntungan setelah adanya

program relokasi pasar yaitu sebesar Rp 2.335.875,- jadi terjadi perbedaan

keuntungan antara sebelum dan sesudah relokasi sebesar Rp 10.432.875,-.

Dari angka tersebut menunjukkan bahwa keuntungan pedagang di Pasar

Ngarsopuro mengalami penurunan.

Tabel 4.5 Hasil Uji Beda Rata-Rata Berpasangan Untuk Keuntungan Pedagang (Per Bulan)

Lokasi N Rata-rata Keuntungan

(Rp)

Sig. T dF Sig. (2-

tailed)

Sebelum relokasi 40 12.768.750

.028 11.852 39 .000 Sesudah relokasi 40 2.335.875

Sumber: Data Diolah, 2012.

Keuntungan yang diperoleh para pedagang pada saat sebelum dan

sesudah direlokasi ke Pasar Ngarsopuro terdapat perbedaan rata-rata atau beda

mean sebesar Rp 10.432.875,- ini menunjukkan bahwa keuntungan pedagang

yang sekarang menempati Pasar Ngarsopuro mengalami penurunan jika

dibandingkan dengan pada saat sebelum dipindah, hal ini disebabkan adanya

Page 63: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

penurunan pendapatan di Pasar Ngarsopuro. Nilai probabilitas menunjukkan

nilai 0,000 (Prob > 0,05) dan nilai t hitung menghasilkan nilai sebesar 11,852

– 1, diperoleh nilai 3,350). Hasil ini sesuai

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di Pasar Klitikan Notoharjo

Semanggi yang menunjukkan keuntungan pedagang mengalami penurunan.

3. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja secara rata-rata tidak mengalami perubahan secara

signifikan, perubahan jumlah tenaga kerja yang dimiliki antara 1 – 3 orang

saja. Rata-rata jumlah tenaga kerja yang dimiliki sekarang (di Pasar

Ngarsopuro) mengalami perubahan tenaga kerja jika dibandingkan jumlah

tenaga kerja pada saat sebelum direlokasi. Penurunan jumlah tenaga kerja

disebabkan menurunnya pendapatan para pedagang.

Tabel 4.6 Hasil Uji Beda Rata-Rata Berpasangan Untuk Jumlah Tenaga Kerja (Per Bulan)

Lokasi N Rata-rata Pekerja (Orang)

Sig. T dF Sig. (2-tailed)

Sebelum relokasi 40 5.25

.000 16.649 39 .000 Sesudah relokasi 40 2.725

Sumber: Data Diolah, 2012.

Variabel tenaga kerja memiliki perbedaaan rata-rata atau beda mean

sebesar 2,525. Nilai probabilitas menunjukkan nilai 0,00 (Prob < 0,005) dan

Page 64: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

5% ; df : 40 – 1, diperoleh nilai 3,350). Hasil ini sesuai dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan di Pasar Klitikan Notoharjo Semanggi yang

menunjukkan berkurangnya jumlah tenaga kerja karena pendapatan pedagang

yang menurun.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hasil Analisa rata-rata pendapatan para pedagang di Pasar Ngarsopuro

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah

dipindah. Hal ini terjadi karena frekuensi penjualan yang terjadi di dalam

pasar yang sekarang dengan lokasi yang berbeda mengakibatkan penurunan

frekuensi jual beli di masing-masing toko yang berada pada pasar tersebut.

Faktor lain yang ditemukan dalam survey lapangan adalah bentuk bangunan

pasar yang berbentuk gedung dan tertutup dari luar, sehingga lokasi sering

tidak diketahui oleh orang dan pengguna di sekitar Jalan Ronggowarsito.

Kurangnya publikasi dari pemerintah daerah tentang adanya lokasi baru pasar

tersebut yang menimbulkan efek ketidaktahuan masyarakat tentang lokasi

baru pasar yang sering disebut dengan pasar elektronik oleh masyarakat Solo

dan sekitarnya.

2. Hasil analisa rata-rata keuntungan para pedagang di Pasar Ngarsopuro

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah

dipindah. Hal ini terkait dengan menurunnya pendapatan yang diperoleh

Page 65: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

pedagang setiap bulannya dan sepinya pengunjung yang berbelanja pada pasar

Ngarsopuro yang baru. Selain sepinya pengunjung pasar adanya kenaikan

retribusi yang dibebankan kepada para pedagang yang semula Rp 7.000,-/

hari, kini menjadi Rp 9.200,-/ hari, retribusi tersebut bervariasi dihitung sesuai

dengan luas tempat usaha. Dengan adanya kenaikan retribusi tersebut secara

otomatis mengurangi keuntungan yang diperoleh para pedagang setiap

bulannya.

3. Hasil analisa rata-rata jumlah tenaga kerja para pedagang di Pasar Ngarsopuro

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah

dipindah. Sesuai dengan informasi yang diperoleh dari wawancara dengan

pedagang alasan kenapa mereka mengurangi jumlah tenaga kerjanya selain

untuk mengoptimalkan keuntungan yang mereka peroleh, mereka juga

memilih untuk memberdayakan tenaga mereka sendiri untuk menjaga toko

agar biaya operasional toko dapat ditekan seminimal mungkin. Faktor sosial

yang lain karena unsur kekerabatan dan kekeluargaan pada sebagian pedagang

yang masih mempekerjakan tenaga kerja yang dulu untuk tetap bekerja pada

tokonya meskipun keuntungan yang diperoleh berkurang.

4. Adanya relokasi tersebut mengakibatkan sebagian pedagang yang memilih

berpindah tempat usaha, dalam artian sebanyak 28 pedagang tidak ikut

menempati lokasi pasar yang baru namun mereka memilih membuka tokonya

di lokasi lain yang menurut mereka lebih strategis dan prospektus untuk

berjualan dalam jangka panjang.

Page 66: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

5. Hendra Widi Utomo 2011 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis

Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima di Kawasan

Banjarsari ke Pasar Klitikan Notoharjo Surakarta menunjukkan penurunan

omset, keuntungan dan kualitas barang yang terjual yang berarti kesejahteraan

pedagang tersebut mengalami penurunan pendapatan jika dibandingkan

dengan pendapatan sebelumnya pada saat di Banjarsari, dari penelitian ini

didapatkan bahwa rata-rata pendapatan pedagang di bulan pertama tidak ada

sehingga pedagang mengalami kerugian.

Page 67: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil pembahasan dari bab diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil analisa rata-rata pendapatan para pedagang di Pasar Ngarsopuro

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah

dipindah mengalami penurunan.

2. Hasil analisa rata-rata keuntungan para pedagang di Pasar Ngarsopuro

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah

dipindah mengalami penurunan.

3. Hasil analisa rata-rata jumlah tenaga kerja para pedagang di Pasar Ngarsopuro

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah

dipindah mengalami penurunan.

4. Sebanyak 28 pedagang yang tidak ikut serta dalam relokasi pasar dan memilih

lokasi usaha yang lain untuk berjualan.

B. Saran

1. Dilihat dari kesimpulan pertama, kedua dan ketiga menunjukkan

kesejahteraan pedagang mengalami penurunan. Dari hasil penelitian,

pendapatan para pedagang mengalami penurunan jika dibandingkan dengan

pendapatan pada saat sebelum direlokasi. Pemerintah Kota Surakarta

sebaiknya mengunakan strategi pada penelitian terdahulu yang dilakukan di

Page 68: ANALISIS RELOKASI PEDAGANG PASAR NGARSOPURO DI …/Analisis... · barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Kehadiran pusat berarti perdagangan ikut serta dalam mengentaskan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Kota Yangzhou China yaitu dengan menggunakan dua tempat PKL yang

direlokasi mendapatkan tempat baru dan tempat lama yang bersifat sementara.

Cara yang digunakan adalah dengan meninggikan harga di tempat lama dan

merekomendasikan tempat baru yang memiliki harga lebih murah sehingga

konsumen secara perlahan-lahan juga akan ikut pindah ke tempat yang baru.

2. Bentuk bangunan yang tidak menyerupai pasar. Sebaiknya Pemerintah Kota

Surakarta menata kembali bentuk bangunan pasar yang komunikatif seperti

memperbesar papan nama Pasar Ngarsopuro, sehingga bangunan tersebut

mudah dikenali masyarakat sebagai Pasar Ngarsopuro.

3. Pengadaan event dan program di Pasar Ngarsopuro lebih digencarkan kembali

untuk menarik para pengunjung.