Analisis Puisi Gadis Peminta

23
ANALISIS PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BAHTIAR BERDASARKAN TUJUH TEORI SASTRA TA. Pengkajian Puisi - Untuk memahami pemaknaan keseluruhan dari puisi, maka puisi dapat diteliti dan dianalisis menggunakan tujuh teori sastra, yakni : Struktural Roman Ingarden, Semiotik, Psikologi, Sosiologi, Resepsi, dan Sastra Bandingan. - BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Karya sastra terdiri atas dua genre, yaitu prosa dan puisi. Prosa merupakan karangan bebas, sedangkan puisi adalah karangan terikat. Untuk memahami pemaknaan keseluruhan dari puisi, maka puisi dapat diteliti dan dianalisis menggunakan tujuh teori sastra, yakni : Struktural Roman Ingarden, Semiotik, Psikologi, Sosiologi, Resepsi, dan Sastra Bandingan. II. Rumusan Masalah Mengetahui makna keseluruhn puisi dengan menggunakan tujuh teori yakni : Struktural Roman Ingarden, Semiotik, Psikologi, Sosiologi, Resepsi, dan Sastra Bandingan. BAB II PEMBAHASAN Puisi yang digunakan adalah Puisi karya Toto Sudarto Bahtiar yang berjudul ‘Gadis Peminta-minta’. Puisi tersebut akan dianalisis menggunakan tujuh teori. Berikut hasil analisks : Gadis Peminta-Minta setiap kita ketemu,gadis kecil berkaleng kecil senyummu terlalu kekal untuk kenal duka

Transcript of Analisis Puisi Gadis Peminta

Page 1: Analisis Puisi Gadis Peminta

ANALISIS PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BAHTIAR BERDASARKAN TUJUH TEORI SASTRA

TA. Pengkajian Puisi- Untuk memahami pemaknaan keseluruhan dari puisi, maka puisi dapat diteliti dan dianalisis menggunakan tujuh teori sastra, yakni : Struktural Roman Ingarden, Semiotik, Psikologi, Sosiologi, Resepsi, dan Sastra Bandingan. -

BAB IPENDAHULUAN

I.              Latar BelakangKarya sastra terdiri atas dua genre, yaitu prosa dan puisi. Prosa merupakan karangan bebas, sedangkan puisi adalah karangan terikat. Untuk memahami pemaknaan keseluruhan dari puisi, maka puisi dapat diteliti dan dianalisis menggunakan tujuh teori sastra, yakni : Struktural Roman Ingarden, Semiotik, Psikologi, Sosiologi, Resepsi, dan Sastra Bandingan.

II.           Rumusan MasalahMengetahui makna keseluruhn puisi dengan menggunakan tujuh teori yakni : Struktural Roman Ingarden, Semiotik, Psikologi, Sosiologi, Resepsi, dan Sastra Bandingan.

BAB IIPEMBAHASAN

Puisi yang digunakan adalah Puisi karya Toto Sudarto Bahtiar yang berjudul ‘Gadis Peminta-minta’. Puisi tersebut akan dianalisis menggunakan tujuh teori. Berikut hasil analisks :

Gadis Peminta-Mintasetiap kita ketemu,gadis kecil berkaleng kecil

senyummu terlalu kekal untuk kenal dukatengadah padaku,pada bulan merah jambu

tapi kotaku jadi hilang,tanpa jiwaingin aku ikut ,gadis kecil berkaleng kecil

pulang ke bawah jembatan yang melulur sosokhidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan

gembira dari kemajuan riangduniamu lebih tinggi dari menara katedral

melintas-lintas diatas air kotor,tapi yang begitu kau hafaljiwa begitu murni,terlalu murni

untuk bisa membagi dukaku

Page 2: Analisis Puisi Gadis Peminta

kalau kau mati,gadis kecil berkaleng kecilbulan diatas itu,tak ada yang punya

dan kotaku,,,ah kotaku hidupnya tak lagi punya tanda-Toto Sudarto Bahtiar-

2.1    Struktural Roman IngardenRoman Ingarden dalam bukunya Das Literarische Kuntswerk (via Rachmat Djoko Pradopo, 2002; 14-20) meneyebutkan lima lapisan sebagai berikut :

2.1.1 Lapis BunyiLapis norma pertama adalah lapis bunyi (sound stratum), yang merupakan serangkaian bunyi. Lapis bunyi mempunyai tujuan untuk menciptakan efek puitis dan nilai seni. Toto tidak terikat dengan rima dalam penulisan puisi Gadis Peminta-Minta (GPM). Meskipun tidak terikat dengan rima, namun ada baris-baris puisinya yang mengandung persamaan bunyi baris.

setiap kita ketemu,gadis kecil berkaleng kecilsenyummu terlalu kekal untuk kenal duka

tengadah padaku,pada bulan merah jambutapi kotaku jadi hilang,tanpa jiwa

Bait pertama baris pertama ber-asonansi a dan i, kedua u dan a, ketiga a dan u, keempat a.hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan

Bait kedua baris ketiga memiliki bunyi aliterasi n, pada kehidupan, angan-angan, gemerlapan.

melintas-lintas diatas air kotor,tapi yang begitu kau hafalBait ketiga baris kedua memiliki bunyi aliterasi s pada kata melintas, lintas, di atas. Bait keempat tidak memiliki bunyi baris. Sedangkan untuk bait keempat tidak mengandung persamaan bunyi dalam baris.

2.1.2 Lapis ArtiLapis bunyi mendasari timbulnya lapis kedua, yaitu lapis arti (units of meaning). Bunyi-bunyi pada puisi yang tersusun rapi tersebut mengandung makna yang dapat dipahami pembaca.Pada bait pertama pengarang menempatkan dirinya sebagai si aku yang bertemu dengan gadis peminta-minta yang membawa kaleng kecil di tanganya guna menyimpan uang belas kasihan dari orang lain. Setiap bertemu dengan gadis kecil itu, ‘aku’ merasa terharu melihat gadis sekecil itu sudah bekerja mencari uang. Apalagi saat hari kasih sayang valentein, gadis kecil belum bisa mendapatkan kebahagaiaan.Pada bait kedua menggabarkan keingintahuan ‘aku’ untuk mencari tahu kehidupan gadis kecil. Ia mengikutinya hingga ke tempat tinggalnya, di bawah jembatan yang kumuh, jauh dari kehidupan maju yang berada di atas jembatan.Pada bait ketiga ‘aku’ merasa bahwa gadis kecil itu berhak mendapatkan hidup yang lebih layak dari ini, karena ia telah banyak menderita. Terlalu sering menderita sehingga ‘aku’ tak berani membandingkan kesedihannya dengan duka anak kecil itu.Pada bait keempat ‘aku’ merasa sedih membayangkan jika tak ada gadis kecil seperti itu di dunia ini. Bulan yang menjadi lampu jika malam tiba, tidak akan merasa dibutuhkan oleh manusia, sebab semua orang terlalu sibuk untuk memikirkan bahkan membutuhkan bulan.

Page 3: Analisis Puisi Gadis Peminta

2.1.3 Lapis KetigaLapisan ini muncul setelah lapis bunyi dan lapis arti. Wujud dari lapis ketiga ini berupa latar, pelaku, objek, dunia pengarang, dan sebagainya, yang dikemukakan dalam puisi. Dalam puisi GPM terdapat tokoh gais kecil dan ‘aku’. Objek yang digunakan adalah pekerjaan gadis kecil, kaleng kecil yang selalu dibawa. Sedangkan untuk latar tempat adalah di kota, bawah jembatan. Untuk latar suasana adalah pada malam hari, karena terdapat bulan merah jambu. Kita bisa melihat bulan hanya waktu hari gelap. Yang dibuktikan pada baris

Tengadah padaku, pada bulan merah jambu2.1.4 Lapis DuniaLapis pembentuk makna dalam sajak ialah lapis ‘dunia’ yang tak dinyatakan, namun sudah implisit tergambar dalam puisi. Meskipun dalam puisi GPM tidak disebutkan fisik gadis kecil, namun dalam benak pembaca sudah bisa menggambarkan sosok gadis kecil, berpakaian compng-camping, dan berjalan membawa kaleng kecil.2.1.5 Lapis MetafisisSetelah mengerti keempat lapisan sebelumnya, pada lapisan kelima ini menyebabkan pembaca berkontemplasi terhadap puisi tersebut. Dalam puisi GPM berupa ketragisan hidup gadis kecil. Gadis yang seharusnya bermain dengan teman sebayanya di sekolah, harus meminta-minta.

2.2         SemiotikKarya sastra terdiri dari rangkaian struktur yang bermakna, yang menggunakan bahasa sebagai tanda yang memiliki makna. Sistem tanda tersebutlah yang dinamakan semiotik.Dalam puisi GPM terdapat tanda  :

-          Sebenarnya dalam puisi GPM, gadis kecil adalah simbol dari kaum ‘mereka’ yang kurang beruntung merasakan kasih sayang, meskipun pada bulan kasih sayang yang seluruh orang kota merayakannya.

-          tengadah padaku, pada bulan merah jambu, yang memberi makna pada bulan februari. Pada bulan ini, dunia berubah mmenjadi merah jambu karena memperingati hari kasih sayang, valentine.

-          tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa. Tanpa jiwa disini dimaksudkan orang kota terlalu senang menyambut hari kasih sayang, sehingga melupakan gadis kecil, orang yang paling embutuhkan kasih sayang.

2.3         StilistikaSecara umum stilistika adalah ilmu tentang gaya bahasa yang memberi keindahan. Seperti pada puisi GPM yang indah dalam kata-katanya. Pemilihanbulan merah jambu itu penuh tanda yang digunakan dan menggambarkan kebahagian yang kontras dengan isi, ketidak bahagiaan.Majas penglihatan tergambar pada setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil, yang menggambarkan pertemuan ‘aku’ dengan gadis kecil dengan kaleng kecil di tangannya.

2.4         PsikologiIlmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani

Page 4: Analisis Puisi Gadis Peminta

Kuno: Psychē yang berarti jiwa dan logia yang artinya ilmu, sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.Jiwa ‘aku’ pada puisi GPM adalah rasa terharu yang digambarkan pada baris ‘Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka’.Rasa kasihan dan terharu membuat ‘aku’ mengikuti dimana tempat tinggal gadis. Semakin miris dan sedih melihat tempat tinggal gadis kecil dibawah jembatan kumuh, yang diatasnya aalah kota yang maju.

2.5         Sosiologi

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentangmasyarakat.Puisi GPM juga berhubungan dengan masyarakat, masyarakat kota. Masyarakat kota yang merayakan bulan kasih sayang justru tidak memberikan kasih sayang kpada orang yang sanagat membutuhkan kasih sayang, seperti gadis kecil, atau orang miskin lainnya. ditambah dengan kehidupan kta yang kontras sekali dengan kehidupan bawah jembatan.

2.6         Resepsi   Resepsi sastra secara singkat dapat disebut sebagai aliran yang meneliti teks sastra dengan bertitik tolak pada pembaca yang memberi reaksi atau tanggapan terhadap teks itu. Pembaca selaku pemberi makna adalah variabel menurut ruang, waktu dan golongan sosial budaya. Menurut perumusan teori ini, dalam memberikan sambutan terhadap sesuatu karya sastra, pembaca diarahkan oleh horizon harapan. " Horizon harapan " ini merupakan reaksi antara karya sastra di satu pihak dan sitem interpretasi dalam masyarakat penikmat di lain pihak.Untuk meneliti dengan pendekatan resepsi, dalam makalah ini akan digunakan tanggapan dari penulis untuk mengkaji puisi GPM. Menurut penulis yang diposisikan sebagai pembaca, puisi ini merupakan puisi kritikan terhadap masyarakat kota yang terlalu senang dengan kehidupan mereka, padahal masih banyak orang yang membutuhkan diluar sana.

2.7         Sastra BandinganMenurut Wellek dan Warren (1989: 47), kemunculan studi sastra bandingan sebagai disiplin dari studi sastra bisa dikatakan masih relatif baru. Sehingga studi sastra bandingan masih kurang populer dibanding dengan studi sastra yang lain. Menurut Hosilos (2001: 28) menyatakan bahwa konsep yang digunakan dalam mengaji sastra bandingan itu mengacu pada dua hal. Pertama, sastra bandingan mengaji perbandingan antara karya sastra pengarang satu dengan pengarang lain yang hidup di dua negara yang berbeda. Kedua, sastra bandingan mengaji perbandingan antara karya sastra dengan karya seni yang lain, seperti seni lukis, seni musik, dan seni yang lainnya. Bahkan pada konsep kedua ini, sastra dapat diperbandingkan dengan bidang ilmu dan kepercayaan yang lain atau di luar sastra.Puisi GPM akan dibandingkan dengan puisi karya Chairil Anwar yang berjudul Kepada Peminta-Minta.

Gadis Peminta-Minta

Page 5: Analisis Puisi Gadis Peminta

setiap kita ketemu,gadis kecil berkaleng kecilsenyummu terlalu kekal untuk kenal duka

tengadah padaku,pada bulan merah jambutapi kotaku jadi hilang,tanpa jiwa

ingin aku ikut ,gadis kecil berkaleng kecilpulang ke bawah jembatan yang melulur sosok

hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapangembira dari kemajuan riang

duniamu lebih tinggi dari menara katedralmelintas-lintas diatas air kotor,tapi yang begitu kau hafal

jiwa begitu murni,terlalu murniuntuk bisa membagi dukaku

kalau kau mati,gadis kecil berkaleng kecilbulan diatas itu,tak ada yang punya

dan kotaku,,,ah kotaku hidupnya tak lagi punya tanda-Toto Sudarto Bahtiar-

Kepada Peminta-mintaBaik, baik aku akan menghadap DiaMenyerahkan diri dan segala dosa

Tapi jangan tentang lagi akuNanti darahku jadi bekuJangan lagi kau bercerita

Sudah tercacar semua di mukaNanah meleleh dari luka

Sambil berjalan kau usap juga.Bersuara tiap kau melangkah

Mengerang tiap kau memandangMenetes dari suasana kau datang

Sembarang kau merebah.Mengganggu dalam mimpiku

Menghempas aku di bumi kerasDi bibirku terasa pedasMengaum di telingaku.

Baik, baik aku akan menghadap DiaMenyerahkan diri dan segala dosa

Tapi jangan tentang lagi akuNanti darahku jadi beku

-Juni 1943--Chairil Anwar-

Page 6: Analisis Puisi Gadis Peminta

Kedua puisi tersebut sama-sama menggambarkan tentang kemiskimnan, ketragisan hidup, dan pertemuan ‘aku’ dengan peminta-minta. Namun perbedaan keduanya ada di dampak psikologis yang ditimbulkan setiap kali ‘aku’ bertemu dengan peminta-minta. Dalam puisi pertama (Gadis Peminta) ‘aku’ merasa iba, kasihan terhadap gadis kecil, karena gadis kecil itu tidak bisa menikmati hari kasih sayang, hanya tidur di bawah jembatan. Namun dalam puisi kedua (Kepada Peminta-minta) ‘aku’ merasa berdosa setiap kali bertemu peminta-minta. ‘aku’ merasa melihat dosa-dosanya jika dipertemukan dengan peminta-minta. Karena takut akan dosanya itulah ‘aku’ berusaha mendekatkan diri pada Tuhan.

DAFTAR PUSTAKA

-          Kumpulan Makalah Mahasiswa Sastra Indonesia dalam Mata Kuliah Pengkajian Puisi.

Page 7: Analisis Puisi Gadis Peminta

ANALISIS GADIS PEMINTA-MINTA

GADIS PEMINTA-MINTAOleh  :Toto Sudarto Bachtiar

Setiap kali bertemu, gadis kecil berkaleng kecil Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka Tengadah padaku, pada bulan merah jambu Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwaIngin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan Gembira dari kemayaan riangDuniamu yang lebih tinggi dari menara katedral Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal Jiwa begitu murni, terlalu murni Untuk bisa membagi dukakuKalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil Bulan di atas itu, tak ada yang punya Dan kotaku, ah kotaku Hidupnya tak lagi punya tanda   Memahami Puisi, 1995 Mursal Esten Analisis fenomenologis:Dalam analisis atau pendekatan fenomenologis ada dua tipe tanda, yaitu indikasi dan ekspresi.Indikasi adalah tanda yang maksud pokoknya hanya menghadirkan objek tanpa mengetahui maksud tanda itu.Sedangkan ekspresi adalah tanda yang diarahkan pada objek tertentu menurut akal budi dan pengetahuan.Dari landasan teori tersebut maka puisi “Gadis Peminta-Minta” memiliki banyak aspek tanda yang perlu dianalisis terkait indikasi dan ekspresi, sebagai berikut.Setiap kali bertemu, gadis kecil berkaleng kecil Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka Tengadah padaku, pada bulan merah jambu Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

Indikasi yang ditemukan pada bait puisi di atas menggambarkan seorang gadis yang membawa sebuah kaleng kecil, dia tersenyum sambil menyodorkan kaleng kecilnya kepada orang-orang di kota. Indikasi ini merupakan gambaran yang hanya dapat ditangkap oleh indera pengelihatan atau mata sesuai dengan deskripsi benda itu tanpa ada persepsi lain.Ekpresi tanda dari bait puisi di atas dapat ditemukan pada beberapa kata, misalnya: tanda “gadis kecil berkaleng kecil”, tanda ini mengacu pada sebuah fenomena yang sering ditemui dalam realitas kehidupan anak jalanan. Seorang gadis kecil peminta-minta yang membawa

Page 8: Analisis Puisi Gadis Peminta

kaleng kecil ditangannya.Artinya, seberapa keras gadis kecil itu meminta-minta, hasil yang diperoleh tidaklah banyak karena kemampuan dan pengalaman hidupnya masih sedikit.Hal ini ditandai dengan kaleng kecil ditangannya.“Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka”, menandakan bahwa gadis kecil peminta-minta tersebut akan selalu tersenyum meskipun dirinya berada pada kondisi kedukaan. Gadis kecil peminta-minta itu selalu tersenyum dan tidak tahu bahwa sebenarnya dirinya dalam kedukaan.“Tengadah padaku, pada bulan merah jambu”, baris dari bait tersebut menandakan bahwa gadis itu sedang melakukan aktivitas meminta-minta dan meminta pada orang-orang yang masih memiliki cinta kasih kepada sesama.“Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa”, menandakan bahwa banyak dari manusia-manusia itu sudah kehilangan hati nurani untuk mengasihi dan menyayangi sesama.Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan Gembira dari kemayaan riangIndikasi dari bait tersebut adalah seseorang yang tadi dimintai oleh gadis kecil itu merasa iba dan ingin ikut pulang dengan gadis kecil peminta-minta itu ke bawah jembatan. Sedangkan ekspresi yang ditandakan pada bait tersebut, yaitu:“Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan Gembira dari kemayaan riang”Baris puisi ini menandakan bahwa kehidupan yang selama ini dijalani oleh gadis kecil peminta-minta hanya berisi angan-angan dan kegembiraaan yang kosong.Dia hidup dari sebuah ketiadaan.Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal Jiwa begitu murni, terlalu murni Untuk bisa membagi dukaku

Bait puisi di atas melukiskan bahwa dunia yang diangankan oleh gadis kecil peminta-minta jauh melebihi semua kemegahan dan kemewahan yang ada. “Menara katedral” merupakan tanda keagungan dan kemewahan. “Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal”, baris puisi tersebut merupakan tanda bahwa ia atau gadis kecil peminta-minta itu sangat lekat dengan kehidupan bawah jembatan, atau lekat dengan sungai yang kotor. Kehidupan yang dijalaninya pun juga dekat sekali dengan hal yang kotor.“Jiwa begitu murni,  terlalu murniUntuk bisa membagi dukaku”“Aku” dalam hal ini merasa sangat iba dan empati terhadap gadis kecil itu, hingga ia tidak bisa membagi dukanya. Ia hanya bisa menyimpan dukanya sendiri yang tidak terbendung.

Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil Bulan di atas itu, tak ada yang punya Dan kotaku, ah kotaku Hidupnya tak lagi punya tanda

Maksud dari bait puisi tersebut sebagai berikut.

Page 9: Analisis Puisi Gadis Peminta

Gadis kecil peminta-minta menggambarkan atau mewakili peminta-minta pada umumnya, dan hal ini menggambarkan sebuah kemelaratan di tengah-tengah kemewahan. Jika gadis kecil peminta-minta itu mati yang tadi telah dijelaskan bahwa gadis kecil itu perwakilan dari peminta-minta pada umumnya maka tidak ada lagi kekontrasan yang ada di kota. Artinya, tidak akan da orang atau pihak yang meminta dan memberi pertolongan. Lebih jauh lagi, makna dari matinya gadis kecil peminta-minta itu adalah hilangnya cinta kasih pada sesama dalam suatu entitas masyarakat yang dipenuhi dengan kemegahan.

Aliran Moscow Tartu            Aliran Moscow tartu adalah aliran semiotik yang mengutamakan keseluruhan teks dalam sebuah karya sastra, teks dasarnya merupakan sistem model pertama, akan terbatas sesuai dengan tujuan analisis yaitu hubungan dengan sistem model lainya. Teks merupakan maha tanda, rangkaian teks pada karya sastra mempunyai banyak tanda yang terkandung di dalam teks tersebut.Rangkaian teks puisi diatas menggambarkan tentang keadaan sosial yang terjadi di masyarakat, teks puisi tersebut berhubungan dengan kehidupan orang-orang yang tinggal dibawah jembatan.Orang-orang yang terpinggirkan karena keadaan ekonominya yang kekurangan, mereka yang hidup dibawah jembatan hanya bisa membayangkan kehidupan yang mewah, puisi tersebut menggunakan aku lirik yang menceritakan kehidupan dibawah jembatan.Pada bait puisi :Setiap kali bertemu, gadis kecil berkaleng kecil Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka Tengadah padaku, pada bulan merah jambu Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

Bait puisi tersebut menggambarkan aku (penulis) melihat keceriaan gadis kecil yang begitu polos dan riang hingga tidak mengenal duka atau kesedihan. Gadis kecil berkaleng yang menandakan seorang yang kekurangan tetapi tetap bisa tersenyum dan riang gembira dengan kepolosonya dan melupakan segala kedukaan yang dihadapi nya.Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan Gembira dari kemayaan riangGadis kecil itu tinggal dibawah jembatan, yang kehidupanya sangat menyedihkan dan hanya bisa berangan-angan tentang kehidupan yang layak.Tetapi gadis kecil itu tidak menghiraukan keadaanya yang sengsara itu, hanya dengan membayangkan kehidupan yang enak saja gadis kecil itu sudah bahagia dan riang gembira.Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal Jiwa begitu murni, terlalu murni Untuk bisa membagi dukakuDunia angan-angan gadis kecil tersebut yang begitu tinggi, menggambarkan bahwa gadis kecil tersebut hanya bisa menghayalkan segala yang diinginkanya hingga khayalanya atau dunianya sangat tinggi melebihi menara katedral, walaupun kenyataanya gadis kecil tersebut hanya hidup diatas air yang kotor karena memeang dia hidup dibawah jembatan.

Page 10: Analisis Puisi Gadis Peminta

Gadis kecil yang begitu murni jiwanya, menunjukan kepolosan dan keikhlasan dalam menjalani kehidupan sehingga aku (penulis) tidak akan pernah bisa membagi duka.Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil Bulan di atas itu, tak ada yang punya Dan kotaku, ah kotaku Hidupnya tak lagi punya tandaPada bait tersebut menggambarkan jika gadis kecil yang ceria itu mati, mungkin tidak ada lagi yang menganggap bulan itu special, seperti gadis kecil yang hanya bisa berangan-angan tentang kehidupan yang lebih baik yang diibaratkan bagaikan bulan yang jauh dan sulit untuk dicapai.  Keterangan:Tugas Kelompok Semiotika

Page 11: Analisis Puisi Gadis Peminta

Arinanda AlmaSabtu, 20 April 2013Gadis Peminta-mintaSetiap kita ketemu,gadis kecil berkaleng kecilSenyummu terlalu kekal untuk kenal dukaTengadah padaku, pada bulan merah jambuTapi kotaku jadi hilang,tanpa jiwa.Ingin aku ikut,gadis kecil berkaleng kecilpulang ke bawah jembatan yang melulur sosokHidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapanGembira dari kemajuan riang.Duniamu lebih tinggi dari menara katedralMelintas-lintas diatas air kotor,tapi yang begitu kau hafalJiwa begitu murni,terlalu murniUntuk bisa membagi dukaku.Kalau kau mati,gadis kecil berkaleng kecilBulan diatas itu,tak ada yang punyaDan kotaku,ah kotakuHidupnya tak lagi punya tanda.

STRUKTUR BATIN PUISI1)      Tema (Sense)Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Tema puisi “Gadis Kecil Peminta-minta” adalah tema Kemanusiaan, yaitu menggambarkan kehidupan si gadis peminta-minta.2)      Rasa (Feeling)Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Perasaan penyair (Toto Sudarto Bachtiar) dalam puisi “Gadis Kecil Peminta-minta” adalah merasa iba terhadap apa yang dialami oleh gadis kecil berkaleng kecil. Bahkan penyair juga ingin ikut bersamanya dalam keras dan kejamnya kehidupan kota yang tidak berpihak.3)      Nada   (Tone)Nada adalah sikap penyair terhadap pembacanya yang berkaitan dengan tema dan rasa. Nada/sikap penyair dalam puisi “Gadis Kecil Peminta-minta” adalah merendahkan dirinya, dan ingin meninggikan derajat gadis kecil berkaleng kecil bahkan dikatakan lebih tinggi dari menara katedral.

4)      AmanatAmanat adalah hal/tujuan yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Tujuan penyair menciptakan puisi “Gadis Peminta-minta” adalah  agar kita jangan pernah menganggap rendah orang lain yang status sosialnya lebih rendah daripada kita. Karena dimata Tuhan derajat manusia adalah sama.

STRUKTUR FISIK PUISI

1)      Perwajahan puisi (tipografi)

Page 12: Analisis Puisi Gadis Peminta

Tipografi yaitu bentuk penulisan puisi dan merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Tipografi puisi “Gadis Peminta-minta” adalah setiap baitnya terdiri dari empat baris atau quatrain. Selain itu setiap bait pada baris terakhirnya selalu diakhiri dengan tanda titik yang mungkin dimaksudkan untuk mempertegas jumlah setiap baitya.

2)      DiksiDiksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Dalam puisi “Gadis Peminta-minta” penyair menggunakan diksi yang padat, namun memiliki arti yang sangat mengena dihati pembaca. Misalnya gadis peminta-minta yang disebut pengarang sebagai gadis kecil berkaleng kecil dan bulan merah jambu yang melambangkan kasih tanpa pamrih.

3)      ImajiImaji adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti pendengaran, penglihatan dan . Imaji dalam puisi “gadis Peminta-minta” secara keseluruhan merupakan imaji penglihatan.Imaji penglihatan antara lain adalah ‘senyummu, menara katedral, melintas-lintas diatas air kotor dan gemerlapan.’4)      Kata KongkretKata kongkret adalah kata yang dapat ditangkap indra yang memungkinkan munculnya imaji. Dalam puisi “Gadis Peminta-minta” penyair untuk melukiskan gadis itu benar-benar seorang pengemis gembel, penyair menggunakan kata-kata “gadis kecil berkaleng kecil”. Lukisan itu lebih konkret daripada dengan menggunakan diksi “gadis peminta-minta” atau “gadis miskin”. Untuk melukiskan tempat tidur pengap di bawah jembatan yang hanya dapat untuk menelentangkan tubuh, penyair menulis “pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok” . Untuk memperkonkret dunia pengemis yang penuh kemayaan, penyair memperkonkret diksi “hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan gembira dari kemayaan riang”. Untuk memperkonkret gambaran tentang martabat gadis itu yang sama halnya memiliki martabat tinggi seperti manusia lainnya, penyair menulis “duniamu yang tinggi dari, menara Katedral”.5)      Bahasa FiguratifBahasa figuratif yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa Figuratif dalam puisi “Gadis Peminta-minta” adalah kata ‘bulan merah jambu’ yang menimbulkan banyak tafsir makna antara orang yang satu dengan yang lain. Namun penulis menafsirkan bahwa yang dimaksudkan penyair sebagai ‘bulan merah jambu’ adalah kasih sayang tanpa pamrih dari orang-orang memberinya sedikit materi untuk dia bertahan hidup.

6)      VersifikasiVersifikasi yaitu hal-hal yang menyangkut rima, ritme dan metrum. Dalam kajian terhadap puisi “Gadis Peminta-minta” lebih menonjol kajiannya pada bentuk rima, karena ritme dan metrum lebih banyak menonjol pada pembacaan puisinya. Versifikasi yang menyangkut rima dalam puisi ini tidak banyak ditonjolkan karena penggunaan pola persajakannya cenderung bebas, hanya ada sedikit pengulangan kata ‘Gadis kecil berkaleng kecil’ yang ditemukan pada baris pertama paragraf satu, dua dan empat.

Page 13: Analisis Puisi Gadis Peminta

Gadis Peminta-minta                                                Toto Sudarto Bachtiar

Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecilSenyummu terlalu kekal untuk kenal dukaTengadah padaku, pada bulan merah jambuTapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecilPulang ke bawah jembatan yang melulur sosokHidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapanGembira dari kemayaan riang

Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedralMelintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafalJiwa begitu murni, terlalu murniUntuk bisa membagi dukaku

Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecilBulan di atas itu, tak ada yang punyaDan kotaku, ah kotakuHidupnya tak lagi punya tanda                             Suara, 1950

Kajian Struktural Puisi “Gadis Peminta-minta”Karya Toto Sudarto Bachtiar

Dalam puisi ini Toto Sudarto Bachtiar memiliki sudut pandang yang berbeda dalam memandang seorang peminta-minta. Toto Sudarto Bachtiar justru berpandangan sangat berempati pada peminta-minta. Seperti yang dia tunjukkan dalam puisinya ini. Dia terlihat sangat kasihan pada seorang gadis peminta-minta yang menghuni kotanya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai kajian struktural puisi berjudul “Gadis Peminta-minta” karya Toto Sudarto Bachtiar.A.           Struktur BatinStruktur batin puisi merupakan unsur-unsur yang terkandung dalam puisi. Struktur batin dan struktur fisik akan membangun kesatuan makna yang total dalam menunjukkan makna puisi. Struktur batin akan menyatu bersama struktur fisik puisi yang juga

Page 14: Analisis Puisi Gadis Peminta

merupakan unsur penting dalam puisi. Berikut ini akan dijelaskan mengenai struktur batin puisi berjudul “Gadis Peminta-minta”1.   TemaTema merupakan gagasan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair. Pokok pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair, sehingga menjadi landasan utama pengucapannya (Waluyo, 1987: 106). Tema dalam puisi sangat beragam misalnya tema ketuhanan, kemanusiaan, patriotisme/kebangsaan, percintaan, dan sebagainya. Tema puisi bersifat lugas, obyektif, dan khusus sehingga dengan latar belakang yang sama semua orang bisa menginterpretasi dan menganalisis tema puisinya.Tema puisi “Gadis Peminta-minta” adalah kemanusiaan. Penyair bermaksud menunjukkan betapa tingginya martabat seorang gadis peminta-minta dan meyakinkan pembaca bahwa setiap setiap manusia memiliki martabat yang sama. Bagi penyair perbedaan kedudukan, pangkat, dan kekayaan tidak sepatutnya dijadikan landasan perlakuan pada seseorang. Toto menyatakan bahwa /Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral/ dan /Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal/. Kalimat ini menunjukkan penyair ingin mengetuk hati pembaca untuk ikut meratapi tokohnya. Itulah mengapa penyair menyatakan bahwa tidak hanya dunianya lebih tinggi dari katedral, namun juga dia menyatakan bahwa jiwa tokohnya itu begitu murni karena tidak bisa merasakan perasaan penyair yang sangat memikirkan deritanya, seperti yang dinyatakan dalam kalimat /Jiwa begitu murni, terlalu murni untuk bisa membagi dukaku/.2.   Rasa (Feeling)Rasa atau feeling merupakan suasana perasaan sang penyair yang diekspresikan dan harus dihayati oleh pembaca. Perasaan setiap penyair pastilah berbeda-beda meskipun menggunakan tema yang sama. Puisi “Gadis Peminta-minta” mampu  mengungkapkan isi hati penyair yang begitu meninggikan seorang peminta-minta. Penggunaan kata-katanya sederhana namun dapat membangkitkan perasaan pembaca yang menganggap rendah para peminta-minta. Dalam kalimat  /Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil/, /Bulan di atas itu tak ada yang punya/, /dan kotaku, oh kotaku/, /Hidupnya tak lagi punya tanda/penyair mengungkapkan rasa harunya yang mendalam terhadap gadis kecil berkaleng kecil apabila telah tak ada di kotanya.  Penyair begitu kuatnya mengajak pembaca agar mengubah pendirian mereka yang kebanyakan sangat merendahkan para peminta-minta.3.   Nada dan SuasanaNada berkaitan erat dengan suasana. Nada bahagia yang diciptakan penyairdapat menimbulkan perasaan senang pada pembaca setelah membaca puisi. Nada religius menimbulkan suasana khusyuk pada pembaca. Nada kritik menimbulkan suasana pemberontakan pada hati pembaca. Begitulah sangat eratnya hubungan nada dan suasana.Puisi “Gadis Peminta-minta” bernada kesedihan dan keharuan seperti yang ditunjukkan oleh kalimat /senyummu terlalu kekal untuk kenal duka/. Kesedihan dan keharuan penyair bukan karena keadaan dirinya yang menderita tetapi dia merasakan keharuan dan kesedihan karena keadaan gadis peminta-minta pembawa kaleng kecil. Kesedihan penyair lebih dikarenakan rasa solidaritas kemanusiaan.Penyair juga menunjukkan betapa ia sangat meninggikan gadis peminta-minta dimana ia pun tak kuasa membagi kedukaannya kepada gadis peminta-minta itu.Suasana yang timbul

Page 15: Analisis Puisi Gadis Peminta

akibat nada yang disodorkan penyair tersebut membuat pembaca ikut merasa terharu dan berempati pada gadis kecil pembawa kaleng kecil itu.4.   Amanat (Pesan)Para penyair terkadang tidak menyadari tentang adanya amanat yang terkandung dalam puisinya. ini terjadi karena biasanya penyair beranggapan bahwa menulis merupakan sarana penuangan idea tau suasanan hati mereka jadi bagi mereka puisi yang mereka tuliskan tidak menuntut adanya amanat karena itu merupakan sebuah kebutuhan. Hanya saja terkadang justru dari pembacalah yang memaksakan adanya amanat dalam sebuah puisi.Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah kita memahami tema, rasa, dan nada puisi itu. Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya (Waluyo, 1987: 130). Amanat dapat diungkapkan dengan menggali makna puisi. Itulah mengapa amanat merupakan unsur tersirat dalam puisi. Amanat tidak nampak secara eksplisit dan mudah ditemukan dalam puisi.Amanat puisi “Gadis Peminta-minta” adalah ajakan penyair agar pembaca tidak meremehkan para peminta-minta karena mereka juga manusia. Dalam puisinya ini penyair menyatakan bahwa peminta-minta merupakan identitas kota besar namun juga mengharapkan agar tokoh semacam itu tidak ada lagi.  Kalimat /di bawah jembatan yang melulur sosok/ menunjukkan bahwa penyair berharap agar kotanya mempunyai rasa belas kasih kepada gadis peminta-minta sehingga kehidupannya tidak lagi sengsara.

B.           Struktur FisikUnsur fisik puisi merupakan unsur estetik yang membangun struktur luar puisi. Unsur-unsur itu dapat ditelaah satu persatu tetapi tetap merupakan satu kesatuan yang utuh. Berikut ini akan dijelaskan unsur-unsur fisik yang terkandung dalam puisi “Gadis Peminta-minta” karya  Toto Sudarto Bachtiar.1.   Diksi (Pemilihan Kata)Peranan diksi dalam puisi sangat penting karena kata-kata adalah hal mutlak dalam puisi. Diksi atau pemilihan kata merupakan esensi dalam penulisan puisi. Bahkan bisa dikatakan bahwa diksi bisa dijadikan penentu seberapa besar daya cipta seorang penyair. Sebuah kata dalam puisi dipilih berdasarkan pergulatan pikiran penyairnya sehingga jika kata tersebut digantikan dengan kata lain tentu akan mengurangi esensi dari puisi tersebut dan juga akan mengganggu komposisi puisi yang telah dibentuk oleh penyair meskipun kata yang menggantikan memiliki arti yang sama. Penempatan kata dalam puisi sangatlah penting dalam rangka menumbuhkan suasana puitik pada pembaca sehingga dapat memahami puisi secara menyeluruh.Dalam puisi “Gadis Peminta-minta” penyair menggunakan diksi yang sangat mendukung tema kemanusiaan. Setiap baitnya penyair menceritakan betapa haru dan sedih dia kepada gadis peminta-minta./Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka/ menunjukkan jika penyair tak mampu membagi kedukaan pada gadis peminta-minta itu. /Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil/ menunjukkan jika penyair ingin mengetahui bagaimana keadaan lingkungan gadis peminta-minta./Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral/ menunjukkan bahwa penyair begitu meninggikan atau menunjukkan bahwa peminta-minta pun memiliki martabat dan secara tidak langsung mengajak pembaca agar memperlakukan peminta-minta sewajarnya manusia dan tidak membedakan kedudukan mereka di lingkungan sosial.

Page 16: Analisis Puisi Gadis Peminta

2.   Pengimajian (Citraan)Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran, atau cita rasa. Pengimajian dapat dibatasi dengan pengertian: kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan (Waluyo, 1987: 78). Pencitraan dapat dipahami dengan dua cara yaitu pemahaman dari sisi penyiar dan pemahaman dari sisi peembaca. Pemahaman dari sisi penyiar, citraan merupakan rangkaian kata yang digunakan untuk menyampaikan pengalaman inderanya. Dalam hal ini pencitraan berfungsi untuk meembangun keutuhan puisi untuk menyampaikan pengalaman keinderaan penyair kepada pembaca. Pemahaman dari sisi pembaca, citraan merupakan pengalaman indera yang terbentuk dalam pengimajinasian pembaca yang ditimbulkan oleh rangkaian kata pada puisi. Dalam hal ini pencitraan berfungsi untuk membantu pembaca dalam mencapai pemahaman yang utuh dalam memahami dan menikmati puisi karena dapat merasakan sesuatu yang konkret dari kata-kata yang disodorkan oleh penyair.Dalam puisi ini terdapat beberapa kalimat yang mengandung imaji atau citraan. Kalimat / Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil/ mengandung citraan penglihatan, karena gadis kecil berkaleng kecil hanya dapat dilihat. Kalimat ini mengandung makna betapa seringnya kita melihat gadis kecil membawa kaleng kecil dimana-mana yang berarti menunjukkan bahwa kota yang dihuni banyak rakyat yang berada di bawah garis kemiskinan sehingga harus menggantungkan hidupnya pada belas kasih orang dengan menyodorkan kaleng kecil yang dibawanya. Kalimat /Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka/mengandung citraan penglihatan karena senyum hanya dapat dilihat. Sedangkan kalimatnya mengandung arti bahwa gadis kecil berkaleng kecil itu selalu tersenyum dan tak mengenal duka. Kalimat /Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan/ dan /Gembira dari kemayaan riang/ menunjukkan citraan perasaan dan mengandung arti bahwa kegemerlapan hanya memenuhi angan-angan gadis peminta-minta itu dan kegembiraan hatinya hanya semu atau maya karena sesungguhnya hidupnya penuh penderitaan. Kalimat /Jiwa begitu murni, terlalu murni/ dan /Untuk bisa membagi dukaku/ menunjukkan citraan perasaan karena kemurnian jiwa hanya dapat dirasakan bukan dilihat atau didengar. Kalimat ini mengandung makna bahwa penyair tidak hanya menyatakan tingginya kehidupan gadis peminta-minta tetapi juga menunjukkan bahwa hatinya sangat murni bahkan terlalu murni untuk membagi kedukaan penyair. Gadis peminta-minta itu tidak dapat merasakan betapa menderitanya penyair merasakan pedihnya penderitaan gadis peminta-minta itu. Kalimat Kalau kau mati gadis kecil berkaleng kecil/, /Bulan di atas itu tak ada yang punya/, /Dan kotaku, ah kotaku/menunjukkan citraan penglihatan. Kalimat /Hidupnya tak lagi punya tanda/ merupakan citraan perasaan. Secara keseluruhan, bait ke-4 menyatakan makna bahwa ketika gadis kecil peminta-minta itu mati maka kota tempatnya hidup akan kehilangan identitas yang sangat identik dengan gadis peminta-minta berkaleng kecil. Secara tidak langsung penyair juga mengharapkan agar tokoh seperti ini tidak lagi ada.3.   Kata KonkretSeperti halnya pencitraan, kata konret juga berkaitan dengan penggunaan lambing dan kiasan. Citraan merupakan akibat dari pengimajian yang diciptakan penyair, maka kata konkret ini merupakan syarat terjadinya pengimajian itu. Kata konkret akan membantu

Page 17: Analisis Puisi Gadis Peminta

pembaca dalam memahami puisi secara total karena kata konkret akan membuat pembaca dapat membayangkan secara jelas keadaan yang dilukiskan penyair.Kalimat /gadis kecil berkaleng kecil/ memperkonkret kata peminta-minta. Kalimat /Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok/ memperkonkret keadaan gadis peminta-minta yang memiliki tempat tinggal yang cukup untuk dirinya sendiri. Kalimat /Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan/ memperkonkret keadaan gadis peminta-minta yang memiliki kebahagiaan yang semu. Sedangkan kalimat yang menunjukkan keempatian penyair terhadap gadis peminta-minta adalah /Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral/. Kalimat ini menunjukkan tingginya martabat gadis peminta-minta yang sama dengan manusia yang lainnya.4.   Bahasa FiguratifBahasa figuratif adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Kata atau bahasanya bermakna hias atau makna lambing (Waluyo 1987: 83). Dengan bahasa figuratif penyair akan lebih efektif menyampaikan maksudnya karena bahasa figuratif menghasilkan imaji tambahan dalam puisi sehingga yang abstrak menjadi konkret dan puisi akan lebih enak dibaca. Selain itu bahasa figuratif membuat puisi memancarkan banyak makna. Bahasa figuratif mencakup kiasan atau gaya bahasa dan perlambangan. Kiasan bertujuan untuk menciptakan efek lebih kaya,efwktif dan sugestif dalam puisi sedangkan perlambangan digunakan untuk memperjelas makna dan membuat nada dan suasana menjadi lebih jelas sehingga dapat menggugah hati pembaca. Perlambangan berhubungan erat dengan kata konkret untuk membantu pengimajian. Maka berdasarkan hubungannya dengan imaji ada lambang auditif, lambang visual, lambang gerak dan sebagainya.Gaya bahasa atau kiasan yang digunakan dalam puisi ini antara lain adalah /Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa/ menunjukkan majas personifikasi, baris ini menunjukkan bahwa kota memiliki jiwa sedangkan yang memiliki jiwa hanyalah manusia. Makna yang dapat diungkap oleh baris ini adalah hilangnya identitas kota yang memiliki banyak peminta-minta. Sedangkan baris /Tengadah padaku, pada bulan merah jambu/ menunjukkan majas metafora yang di sini diibaratkan bahwa bulan berwarna merah jambu sedangkan seharusnya adalah putih. Makna yang dimaksud oleh baris ini adalah pengemis itu menengadah tanpa harapan.Perlambangan yang digunakan dalam puisi ini adalah lambang benda yang ditunjukkan oleh /kaleng kecil/ dan /jembatan yang melulur sosok/. Lambang warna yang digunakan dalam puisi ini ditunjukkan oleh /pada bulan merah jambu/. Lambang suasana ditunjukkan oleh /Gembira dari kemayaan riang/.