ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh...

137
ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR TERJADINYA RESTRUKTURISASI KREDIT DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. CABANG SOLO SKRIPSI Oleh: LELYA FETRI APRILIANA K7409092 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Transcript of ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh...

Page 1: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT

SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR

TERJADINYA RESTRUKTURISASI KREDIT

DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk.

CABANG SOLO

SKRIPSI

Oleh:

LELYA FETRI APRILIANA

K7409092

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Lelya Fetri Apriliana

NIM : K7409092

Jurusan/Program Studi : P.IPS/Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ANALISIS PROSEDUR PEMBERI-

AN KREDIT SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR TERJADINYA RE-

STRUKTURISASI KREDIT DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Perse-

ro) Tbk. CABANG SOLO ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Januari 2013

Yang membuat pernyataan

Lelya Fetri Apriliana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

iii

ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT

SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR

TERJADINYA RESTRUKTURISASI KREDIT

DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk.

CABANG SOLO

Oleh:

LELYA FETRI APRILIANA

K7409092

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

vi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

vii

ABSTRAK

Lelya Fetri Apriliana. ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR TERJADINYA RESTRUKTURISASI KREDIT DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. CABANG SOLO. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2013.

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui prosedur pemberian kredit di BTN Cabang Solo, khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR). (2) Untuk mengetahui prosedur restrukturisasi kredit di BTN Cabang Solo. (3) Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit sebagai upaya meminimalisir restrukturisasi kredit di BTN Cabang Solo. (4) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam upaya meminimalisir restrukturisasi kredit di BTN Cabang Solo.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian adalah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo. Sumber data berasal dari Mortgage Consumer and Lending Unit (MCLU) Head, Collection Work Out (CWO) Head, Loan Service Unit, serta beberapa orang nasabah kredit. Sampel diambil dengan purposive sampling, dimana memilih informan yang memiliki informasi secara mendalam dan dapat dipercaya untuk dijadikan sumber data. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode. Analisis data dengan teknik analisis interaktif. Prosedur penelitian meliputi tahap pra lapangan, tahap lapangan, tahap analisis data, dan tahap penyusunan laporan penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Prosedur pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di BTN Solo diawali dari pemrosesan permohonan, wawancara, pengikatan kredit, dan realisasi kredit. (2) Pola dan ketentuan restrukturisasi kredit terdiri dari Penjadwalan Ulang (PUL), Penundaan Pembayaran Angsuran (grace periode), Pengurangan Tunggakan Bunga dan/Denda, Pengambilalihan Asset Debitur (set off), Penurunan Suku Bunga Kredit dan Pengurangan Tunggakan Pokok Kredit. (3) Prosedur pemberian kredit tidak hanya harus dipatuhi oleh pihak bank saja, tetapi juga oleh debitur karena prosedur pemberian kredit serta analisis yang tepat dari awal diharapkan sebagai upaya meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor pendukung dan penghambat terkait upaya meminimalisir terjadinya restrukturisasi kredit. Faktor pendukung dari pihak intern bank adalah BTN Solo memiliki bidang yang dinamakan Collection Work Out yang tugasnya melakukan pembinaan debitur bermasalah dan restrukturisasi kredit, sedangkan faktor pendukung dari pihak ekstern yaitu debitur memberikan keterangan yang benar-benar apa adanya saat mengajukan permohonan kredit. Faktor penghambatnya adalah debitur mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau kepailitan usaha, sehingga mengurangi bahkan menghilangkan penghasilan guna membayar angsuran kredit.

Kata kunci: Prosedur pemberian kredit, restrukturisasi kredit, Kredit Pemilikan

Rumah (KPR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

viii

ABSTRACT Lelya Fetri Apriliana. AN ANALYSIS ON LOAN ISSUANCE PROCEDURE AS THE ATTEMPT OF MINIMIZING THE LOAN RESTRUCTURING INCIDENCE IN SOLO BRANCH OF PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. January 2013.

The objectives of research are (1) to find out the loan issuance procedure in Solo Branch of BTN, particularly House Ownership Loan (KPR), (2) to find out the loan restructuring procedure in Solo Branch of BTN, (3) to find out the loan issuance procedure as the attempt of minimizing the loan restructuring in Solo Branch of BTN, and (4) to find out the supporting and inhibiting factor in the attempt of minimizing loan restructuring in the Solo Branch of BTN.

This study was a descriptive qualitative research. The object of research was the Solo Branch of PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. The data source derived from Mortgage Consumer and Lending Unit (MCLU) Head, Collection Work Out (CWO) Head, Loan Service Unit, as well as several loan customers. The sample was taken using purposive sampling, selecting the informant having deep and reliable information to be data source. Techniques of collecting data used were observation, interview, library study and documentation. The data validation was done using source and method triangulation. The data analysis was done using an interactive technique of analysis. The research procedure included pre-field, field, data analysis, and research report writing stages.

Considering the result of research, the following conclusions could be drawn. (1) The House Ownership Loan in BTN Solo was initiated from application process, interview, loan bonding, and loan realization. (2) The loan restructuring pattern and provision consisted of Rescheduling, grace period, interest arrear/fine reduction, set off, loan interest rate reduction and loan principal arrear reduction. (3) Loan issuance procedure should be complied with by not only the bank but also the debtor because the loan issuance procedure as well as early precise analysis was expected as the attempt of minimizing the non-performing loan incidence during the due time, that in turn should be restructured. (4) There were supporting and inhibiting factors regarding the attempt of minimizing the loan restructuring. The supporting factors came from internal bank namely BTN Solo had a division called Collection Work Out, the task of which was to guide the non-performing debtor and loan restructuring, while the external factor was that the debtor gave actual information when filing the loan application. The inhibiting factor was that the debtor encountered work termination or business insolvency, thereby reducing or eliminating his/her income to pay the loan installment.

Keywords: Loan issuance procedure, loan restructuring, House Ownership Loan

(KPR).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

ix

MOTTO

# Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan

sabar dan shalat; sesungguhnya Allah Bersama orang-orang yang sabar.

(QS Al Baqoroh: 153) #

# Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Rasulu Barangsiapa

menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan bagi orang itu

karena ilmu tersebut jalan menuju ke surga

# Ilmu bukanlah kepandaian bukan pula meriwayatkan sesuatu,

melainkan nur yang diturunkan Allah kedalam hati manusia

sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah

dan menjauhkan diri dari kesombongan (Malik Bin Anas) #

# Allah tidak akan memberikan cobaan

melampui batas kemampuan hamba-Nya #

# Jadilah seperti pohon kurma, tinggi cita-citanya, kebal dari penyakit

dan bila dilempar dengan batu, ia membalas dengan buah kurmanya #

# Jangan berpikir bahwa di dunia ini ada orang

yang diberi kebahagiaan yang sempurna,

karena tak seorang pun bisa mendapatkan

semua yang ia inginkan #

# Sesuatu itu ada waktunya, dan akan datang tepat pada waktunya

hingga kita tersenyum ketika sesuatu itu telah datang #

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

x

PERSEMBAHAN

Seiring doa dan puji syukur kehadirat Allah SWT, skripsi ini kupersembahkan

kepada:

Ibu dan Bapak yang kucintai, terima kasih atas kasih sayang dan

pengorbanan yang tak pernah lekang oleh waktu, air mata yang tak pernah

berhenti dalam rangkaian doa yang selalu terucap di sujudmu dan cinta

kasihmu.

Kedua kakakku Diana dan Toni, terima kasih atas segala motivasi dan

dukungan yang telah kalian berikan pada adikmu ini.

Bapak dan ibu dosen Pendidikan Ekonomi khususnya BKK Akuntansi,

terima kasih atas kesabaran dalam mendidik dan memberikan segala ilmu

serta curahan pengetahuan selama ini.

Choirul Anwar, terima kasih atas dukungan dan kasihmu. Semoga tetap

diberi kesabaran dalam membimbingku ke depannya.

Sahabat-sahabatku di kelas C1 dan Akuntansi B 2009 khususnya Haris,

Hana, Irwan, Hendra, Jalu, Ikhwan, Coumsy, Lindut, Yuyun, Susi, Tria,

dan Yona, terima kasih bantuan serta dukungannya.

Kawan-kawan wisma salita terkhusus Betha, Rafika, Ulfa, Nita, Yuni, dan

Nisa, terima kasih sudah menemani dan memberi warna dihari-hariku.

Rekan-rekan seperjuangan di HIMANNOMI.

Almamater UNS.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkah dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

yang berjudul ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT SEBAGAI

UPAYA MEMINIMALISIR TERJADINYA RESTRUKTURISASI KREDIT

DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. CABANG SOLO .

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK

Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Disadari bahwa tulisan ini dapat terwujud atas bantuan dan arahan

berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, maka dalam

kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima

kasih, penulis sampaikan kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin

penyusunan skripsi.

4. Dra. Sri Witurachmi, MM., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan

arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Jaryanto, S.Pd., M.Si, selaku Pembimbing II yang selalu memberikan arahan

dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Pratiwi Setyaningsih selaku Mortgage Consumer and Lending Unit

(MCLU) Head BTN Cabang Solo, yang telah memberikan bimbingan dan

bantuan dalam penelitian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

xii

7. Bapak Fariuddin Hamid selaku Collection Work Out (CWO) Head BTN

Cabang Solo, yang telah meluangkan waktu membantu peneliti dalam

pengumpulan data penelitian.

8. Bapak Wahyono selaku staf loan service unit BTN Cabang Solo yang telah

memberi bantuan dalam penelitian.

9. Seluruh staf dan karyawan BTN Cabang Solo yang memberikan informasi

dan bantuan dalam penyelesaian penelitian.

10. Ibu, Bapak beserta seluruh keluarga yang selalu memberikan doa serta

dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini dengan lancar.

11. Sahabat-sahabatku BKK Akuntansi angkatan 2009, kawan wisma salita, yang

banyak memberikan inspirasi serta motivasi.

12. Rekan-rekan HIMANNOMI yang selalu memberikan semangat kebersamaan.

13. Serta semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi

ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Januari 2013

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. ii

HALAMAN PENGAJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ......................................................................... vii

HALAMAN ABSTRACT ...................................................................... viii

HALAMAN MOTTO .............................................................................. ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... x

KATA PENGANTAR ............................................................................. xi

DAFTAR ISI ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 11

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ................... 13

1. Kajian Teori ..................................................................... 13

a. Lembaga Keuangan ..................................................... 13

b. Bank ............................................................................ 15

c. Kredit Bank ................................................................. 21

d. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ................................. 31

e. Konsep Meminimalisir ............................................... 34

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

xiv

f. Restrukturisasi Kredit .................................................. 35

g. Analisis Prosedur Pemberian Kredit Sebagai Upaya

Meminimalisir Terjadinya Restrukturisasi Kredit ...... 42

2. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................ 44

B. Kerangka Berfikir ................................................................... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 50

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................. 51

C. Data dan Sumber Data ............................................................ 52

D. Teknik Pengambilan Sampel (Cuplikan) ............................... 53

E. Pengumpulan Data ................................................................. 54

F. Uji Validitas Data ................................................................... 56

G. Analisis Data .......................................................................... 57

H. Prosedur Penelitian ................................................................. 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................... 60

B. Deskripsi Temuan Penelitian ................................................. 79

C. Pembahasan ............................................................................ 103

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................ 116

B. Implikasi ................................................................................. 118

C. Saran ...................................................................................... 119

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 121

LAMPIRAN ............................................................................................. 123

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................. 50

Gambar 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian .............................................. 52

Gambar 3.2 Bagan Komponen Interractive Model of Analisys ................ 59

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Solo .. 75

Gambar 4.2 Alur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ................. 109

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Kolektibilitas Kredit Lancar dan DPK ................................... 8

Tabel 1.2 Kolektibilitas Non Performing Loan/NPL .............................. 8

Tabel 1.3 Total Non Performing Loan/NPL ........................................... 8

Tabel 2.1 Perbedaan Lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank .......... 14

Tabel 4.1 Dokumen Permohonan ............................................................ 108

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Struktur Organisasi BTN Solo .............................................. 124

Lampiran 2. Pedoman Wawancara ........................................................... 125

Lampiran 3. Field Note Wawancara ......................................................... 127

Lampiran 4. Field Note Observasi ............................................................ 144

Lampiran 5. Brosur KPR........................................................................... 146

Lampiran 6. Formulir Permohonan Kredit................................................ 147

Lampiran 7. Lembar Hasil Wawancara .................................................... 149

Lampiran 8. Form Berpenghasilan Tetap.................................................. 150

Lampiran 9. Ket. Penghasilan Untuk Berpenghasilan Tidak Tetap .......... 151

Lampiran 10. Form Laporan Penilaian Obyek Kredit .............................. 153

Lampiran 11. Surat Pernyataan dan Kuasa ............................................... 154

Lampiran 12. Surat Pernyataan Tidak Memindahtangankan .................... 155

Lampiran 13. Surat Kuasa Pemotongan Gaji ............................................ 156

Lampiran 14. Surat Diisi Developer ......................................................... 157

Lampiran 15. Form Laporan Hasil Appraisal ........................................... 158

Lampiran 16. Memo Keringanan Pelunasan Kredit .................................. 159

Lampiran 17. Salinan Rekening Koran KPR ............................................ 160

Lampiran 18. Perkembangan Kolektibilitas KPR dan Non KPR ............. 161

Lampiran 19. Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR)........................ 163

Lampiran 20. Foto Penelitian .................................................................... 181

Lampiran 21. Surat Keterangan Instansi (BTN) ....................................... 184

Lampiran 22. Surat Ijin ............................................................................. 186

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perekonomian Indonesia dari hari ke hari memberikan tantangan yang

besar terhadap masyarakat sebagai pelaku ekonomi. Hal ini memerlukan perhatian

yang besar baik dari sesama pelaku ekonomi maupun pihak terkait termasuk

pemerintah. Krisis ekonomi dan moneter yang sempat melanda Indonesia

mengakibatkan menurunnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam terhadap dollar

Amerika. Tingginya tingkat inflasi yang terjadi mengakibatkan dampak yang luas

terhadap sendi-sendi perekonomian termasuk dunia perbankan.

Dampak yang dimaksud salah satunya adalah semakin beragamnya

kebutuhan manusia yang muncul karena kemajuan peradaban, sedangkan manusia

tidak selalu puas dengan apa yang telah dicapai dan berusaha untuk memperoleh

sesuatu yang lebih baik. Tuntutan tersebut akan susah dicapai apabila keadaan

krisis maupun tingkat inflasi yang disebut di awal terjadi berkepanjangan. Apabila

krisis tersebut terus menerus terjadi termasuk juga krisis moneter, hal ini

mengakibatkan terjadinya krisis kepercayaan. Krisis kepercayaan berimbas pula

pada sendi perekonomian termasuk perbankan. Akibatnya banyak bank

mengalami penurunan kinerja dan nasabah mengalami kekecewaan.

Penurunan kinerja suatu bank dapat menyebabkan adanya kebangkrutan

bahkan likuidasi. Menurut Endri (2009: 11) kebangkrutan merupakan suatu

keadaan atau situasi dimana perusahaan tidak mampu lagi memenuhi kewajiban-

kewajibannya kepada debitur karena perusahaan mengalami kekurangan dana

untuk melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi yang ingin dicapai oleh

perusahaan yaitu profit, tidak tercapai.

Periode tahun 1985-1996, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh

dengan pesat sehingga dijuluki sebagai Miracle Asia oleh World Bank. Sejumlah

kondisi dan kebijakan dikeluarkan pada periode tersebut. Deregulasi Juni 1983

merupakan titik awal dari liberalisasi ekonomi Indonesia. Disusul deregulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

2

nk, baik

dari sisi jumlah, volume usaha, kredit yang diberikan, dan dana masyarakat yang

dihimpun mengalami perkembangan yang sangat pesat. Adanya kebijakan

tersebut mengakibatkan jumlah bank di Indonesia mengalami peningkatan cukup

drastis. Hal tersebut semakin meningkatkan persaingan antar bank untuk

berlomba-lomba mengeluarkan produk-produk yang menarik nasabah, tak

terkecuali berbagai jenis kredit dengan segala kemudahan dalam perolehannya.

etat

antar bank di Indonesia karena semakin meningkatnya jumlah dan jenis yang

beragam. Terbatasnya sumber daya manusia yang profesional, teknologi informasi

dan telekomunikasi yang terus berkembang, serta peningkatan harga bahan

pangan menjadi hambatan besar bagi bank pemerintah dalam mengakomodasi

dana masyarakat. Kebebasan pendirian bank ini memunculkan dua jenis bank

yang ada hingga saat ini yaitu bank umum dan BPR.

Bank sebagai lembaga keuangan dengan usaha utamanya memberikan jasa

dibidang perbankan termasuk sebagai tempat menabung dan memperoleh kredit.

Menurut Undang- Bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkat

Bank sebagai salah satu pengambil peran penting dalam keberlangsungan

perekonomian membuat para pelaku di dalamnya harus cepat tanggap dalam

menghadapi situasi krisis tersebut. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank

adalah kepercayaan masyarakat. Hal ini tampak dari kegiatan pokok bank yang

menerima simpanan dari masyarakat yang kelebihan dana dalam bentuk giro,

tabungan serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang

memerlukan dana. Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana

dari masyarakat (funding), yaitu mengumpulkan atau mencari dana dari

masyarakat luas. Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari

masyarakat, maka oleh bank dana tersebut diputarkan kembali atau disalurkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

3 kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah

kredit (lending).

Bank mengambil peran sebagai perantara bagi pihak-pihak yang

berkelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Penyaluran dana oleh

bank ini bisa melalui pemberian kredit. Istilah kredit bukan hal yang asing dalam

kehidupan sehari-hari di masyarakat, sebab sering dijumpai adanya jual beli

barang secara kredit. Fokus utama dari pemberian kredit adalah didasari rasa

kepercayaan. Hal tersebut telah menyiratkan secara jelas betapa pentingnya peran

bank dalam peran sertanya mewujudkan kelancaran arus perekonomian negara.

Seiring berjalannya waktu, bank harus tetap berusaha dalam mempertahankan diri

dari terpaan krisis, hal ini disebabkan karena sektor perbankan mengambil peran

yang amat penting dalam menggerakkan sektor riil perekonomian.

Kredit merupakan perjanjian pinjam-meminjam uang antara bank sebagai

kreditur dengan nasabah sebagai debitur. Dalam perjanjian antara kedua belah

pihak tersebut, disepakati akan dilakukan pengembalian tepat waktu. Kepercayaan

adalah hal yang melandasi terjadinya transaksi pinjam-meminjam ini. Namun

pada realisasinya, tidak semua kredit yang telah diberikan mampu dikembalikan

tepat seperti pada saat perjanjian. Tepat dalam arti bisa diartikan waktunya,

maupun nominal pengembaliannya. Hal ini dikarenakan tenggang waktu antara

pemberian kredit dan penerimaan kembali prestasi ini merupakan suatu hal yang

abstrak dan sukar diraba, karena dalam praktek banyak nasabah tidak menepati

perjanjian yang telah disepakati bersama dengan pihak bank. Dalam perjanjian

tersebut terdiri dari jangka waktu kredit, suku bunga, cara pembayaran, agunan/

jaminan kredit, biaya administrasi dan asuransi jiwa.

Kredit yang diberikan oleh bank mengandung risiko, sehingga dengan

demikian dalam pelaksanaanya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan

yang sehat. Selain itu, bank harus memperhatikan kembali prosedur-prosedur

pemberian kredit terlaksana dengan tepat. Ketaatan terhadap prosedur akan

mengurangi risiko tersebut, jaminan pemberian kredit dalam arti keyakinan atas

kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan

yang diperjanjikan merupakan faktor yang sangat penting yang harus diperhatikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

4 oleh bank, dimana hal ini berpengaruh pada tingkat kesehatan yang merupakan

hal terpenting yang harus diusahakan dalam manajemen bank untuk menilai

kinerja bank.

Resiko yang selalu ditimbulkan pada usaha pemberian kredit kepada

pihak-pihak terkait, baik kreditur maupun debitur mendorong BTN Cabang Solo

berupaya mengembangkan berbagai strategi untuk menarik dan mempertahankan

nasabahnya melalui peningkatan kualitas layanan, termasuk dalam usahanya

memberikan kredit.

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo berupaya

menempuh berbagai macam prosedur pemberian kredit yang nantinya dapat

menekan terjadinya kredit-kredit bermasalah ketika jatuh tempo. Pihak bank

dalam mengambil keputusan untuk memberikan kredit, terlebih dahulu harus

memperoleh data bahwa kredit yang diberikan mampu dikembalikan oleh debitur

sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Upaya yang dilakukan oleh bank

untuk memperoleh data tersebut antara lain dengan cara melakukan analisis

terhadap debitur. Analisis ini sangat perlu dilakukan karena hal ini merupakan

sebagai suatu bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan pemberian kredit.

Prosedur pemberian kredit di BTN Solo diawali dengan adanya

permohonan kredit dari calon debitur. Kemudian pihak bank mengadakan

wawancara termasuk pemesanan jenis kredit yang akan diambil. Setelah

dipenuhinya hal-hal yang perlu lewat wawancara, calon debitur mengumpulkan

data-data dan syarat ke bagian loan service . Bagian ini bertugas sebagai pihak

yang mengumpulkan data-data dari para calon debitur. Pengumpulan data yang

lengkap ini kemudian nantinya akan dilakukan data entry. Setelah data entry,

pihak bank akan menganalisis, mengkaji ulang dan memverifikasi apakah dari

persyaratan serta data yang dikumpulkan calon nasabah dapat menggambarkan

secara pasti kemungkinan calon tersebut mendapatkan keputusan pemberian

kredit dari pihak bank. BTN Solo juga telah menentukan agunan yang jelas,

seperti sertifikat tanah atau rumah untuk KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dan

agunan rumah untuk KAR (Kredit Agunan Rumah).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

5

Seperti yang telah disebutkan bahwa industri perbankan memegang

peranan yang sangat strategis karena kegiatan perekonomian suatu negara tidak

terlepas dari sebuah alur lalu lintas pembayaran uang. Dari peranan yang sangat

strategis itu dapat dikatakan bahwa industri perbankan sebagai urat nadi dari

sistem perekonomian. Kegiatan pokok bank menghimpun dana dari masyarakat

dan menyalurkan kembali kepada masyarakat, mempunyai fungsi sebagai

intermediary service (Sasongko, 2000: 23).

Hal tersebut haruslah menjadi perhatian besar bagi bank, tidak terbatas

hanya pada upaya penghimpunan dana tetapi juga penyalurannya. Penyaluran

dana salah satunya lewat kredit yang diberikan bank kepada masyarakat yang

membutuhkan.

Setelah keluarnya Undang-undang (UU) No. 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan yang menetapkan bahwa hanya ada dua jenis bank di Indonesia, yaitu

Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). BTN sebagai bank umum yang

pada dasarnya memiliki perputaran dana yang lebih besar daripada BPR, rentan

terhadap resiko likuiditas. Hal ini dikarenakan dana yang berputar di BPR lebih

kecil dan lingkupnya sempit sehingga tingkat pengembaliannya lebih baik

dibanding bank umum yang perputaran dananya lebih besar dan luas sehingga

resiko terjadi kredit macet juga lebih besar. BTN sebagai salah satu bank umum

dalam hal ini haruslah berintrospeksi diri penyebab terjadinya kekuatan

likuiditasnya lebih rendah dibandingkan dengan BPR.

Usaha bank umum adalah melakukan penyaluran dana selain usaha

utamanya yang menghimpun dana. Penyaluran dana salah satunya melalui

pemberian kredit bagi masyarakat yang membutuhkan. Perkreditan bukanlah

masalah yang asing, baik dalam kehidupan kota maupun dalam pedesaan. Kredit

merupakan salah satu pembiayaan sebagian besar dari kegiatan ekonomi.

Perkreditan merupakan kegiatan yang penting bagi perbankan, karena kredit juga

merupakan salah satu sumber dana yang penting untuk setiap jenis usaha.

Sebelumnya dimulainya kegiatan pemberian kredit diperlukan suatu analisis yang

baik dan seksama terhadap semua aspek perkreditan yang dapat menunjang proses

pemberian kredit, guna mencegah timbulnya suatu risiko kredit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

6

Beberapa perbankan nasional guna meningkatkan kinerja yang baik

dengan melakukan perencanan yang baik dalam menentukan strategi penyaluran

kredit. Strategi yang dilakukan mereka yaitu dengan menerapkan tata kelola

perusahaan yang baik, selain itu dengan melakukan analisis kredit yang seksama

dan pengawasan kredit yang melekat serta sikap kehati-hatian.

Adanya rentang waktu pengembalian pinjaman menimbulkan resiko yang

sangat besar yang mungkin ditanggung bank terhadap ketidakpastian

pengembalian pinjaman dari debitur. Timbulnya kredit bermasalah selanjutnya

dapat mengakibatkan kesulitan dari bank tersebut untuk memenuhi kewajibannya

kepada para deposan.

Seperti yang telah terjadi sebelumnya, tidak sedikit bank-bank yang telah

berdiri menjadi bangkrut dikarenakan gagalnya pengembalian kredit yang telah

dipinjamkan. Kegagalan pengembalian kredit tepat disaat jatuh tempo inilah yang

menjadi salah satu penyebab timbulnya masalah likuiditas pada bank umum.

Banyak pula yang melakukan marger untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

BTN Cabang Solo merupakan salah satu bank pemerintah yang tidak tertutup

kemungkinan oleh masalah perkreditan karena kurang baiknya penerapan

prosedur dan kebijakan pemberian kredit yang telah dilakukannya selama ini yang

mungkin kurang mengacu terhadap Undang-undang Perbankan.

BTN Cabang Solo dalam prosedur pemberian kreditnya tetap berdasarkan

pada prinsip kehati-hatian (prudential banking) untuk menghindari risiko kredit

bermasalah dan kredit macet. Bank sebisa mungkin melakukan penanganan atas

permohonan kredit yang di terima dengan melakukan survei ke tempat usaha dan

survei jaminan setelah dilakukan wawancara pendahuluan, seperti sistem

pemberian kredit pada umumnya.

Pihak bank dalam mengambil keputusan untuk memberikan kredit harus

menaati prosedur pemberian kredit yang sudah ditetapkan. Dalam prosedur

pemberian kredit, terlebih dahulu harus memperoleh data bahwa kredit yang

diberikan mampu dikembalikan oleh debitur sesuai dengan perjanjian yang telah

disepakati. Upaya yang dilakukan oleh bank untuk memperoleh data tersebut

antara lain dengan cara melakukan analisis terhadap debitur. Analisis ini sangat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

7 perlu dilakukan karena hal ini merupakan suatu bahan pertimbangan untuk

mengambil keputusan pemberian kredit.

Pemberian kredit yang tidak memperhatikan kebijaksanaan dan prosedur

yang ada akan mengundang timbulnya penyimpangan-penyimpangan yang lain,

semakin jauh pemberian kredit dari pedoman yang telah disusun maka akan

semakin besar persentase kredit macet.

Adanya alasan tersebut pemberian kredit kepada debitur haruslah dengan

penuh pertimbangan. BTN Cabang Solo berusaha memaksimalkan kinerja dengan

melakukan analisis debitur sebelum pemberian kredit dilaksanakan. Hal ini tidak

terlepas dari prosedur-prosedur dan tata laksana sistem pemberian kredit yang

telah ditentukan.

Meskipun sudah melaksanakan asas-asas perkreditan yang sehat, tidak

berarti bahwa semua kredit yang diberikan akan bisa dikembalikan pada jangka

waktu yang tepat. Kemungkinan resiko terjadinya kredit macet dalam pemberian

kredit itu pasti ada. Hal ini disebabkan karena watak debitur yang beragam.

Untuk menangani kredit bermasalah dilakukan dengan dua jalur, yaitu

dengan penyelamatan kredit dan penyelesaian kredit. Salah satu cara

penyelamatan kredit bisa dilakukan dengan penataan kembali (restructuring).

Jalur lain yaitu penyelesaian kredit. Cara ini dilakukan melalui jalur hukum

(melalui pengadilan maupun Direktorat Jendral Piutang dan Lelang Negara). Jalan

ini adalah jalan terakhir apabila tidak ada iktikad baik dari debitur untuk

melakukan pengembalian atas kredit yang dipinjam dari bank.

Bank BTN sendiri memiliki unit yang bertugas untuk melakukan

pembinaan dan penyelamatan terhadap kredit yang bermasalah, termasuk usaha

melakukan restrukturisasi kredit, bagian ini disebut dengan bagian Collection

Work Out (CWO). Tugas bagian ini adalah untuk melakukan penanganan dini atas

kredit-kredit bermasalah. Penyelamatan ini sebenarnya sangat menguntungkan

kedua belah pihak, baik bank maupun bagi nasabah debitur. Bagi nasabah jaminan

yang diberikan pada bank dapat diselamatkan dan terbebas dari proses penyitaan

dari pihak bank, sedangkan bagi bank hal tersebut dapat berpengaruh pada

kesehatan bank yang digunakan sebagai indikator kelayakan bank. Maka dari itu,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

8 pentingnya menjalani prosedur-prosedur pemberian kredit secara tepat akan

berpengaruh pada kelancaran pengembalian. Berikut ini adalah tabel yang

menunjukkan kolektibilitas kredit yang ada di PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk. cabang Solo:

Tabel 1.1 Kolektibilitas Kredit Lancar dan DPK

THN JUMLAH

DEBITUR

LANCAR DPK

JMLH POKOK JMLH POKOK

2007 12.264 10.008 179.002.826.000 1.785 21.371.010.000

2008 12.581 10.626 252.595.283.000 1.434 21.313.070.000

2009 12.873 11.375 308.856.449.000 1.074 20.138.870.000

2010 13.485 11.859 376.423.505.000 1.203 29.261.562.000

2011 13.594 11.747 418.158.743.000 1.395 38.938.544.000

(Sumber: CWO Bank BTN Cabang Solo)

Tabel 1.2 Kolektibilitas Non Performing Loan/NPL

THN KURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET

JMLH POKOK (Rp) JMLH POKOK (Rp) JMLH POKOK (Rp)

2007 66 915.439.000 116 1.218.421.000 289 2.995.102.000

2008 87 810.677.000 57 971.939.000 377 3.437.904.000

2009 60 1.062.992.000 48 941.587.000 334 5.024.745.000

2010 72 1.797.019.000 73 1.431.364.000 278 7.490.635.000

2011 55 798.196.000 77 1.645.242.000 320 9.927.240.000

(Sumber: CWO Bank BTN Cabang Solo)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

9 Tabel 1.3 Total Non Performing Loan/NPL

THN TOTAL

DEBITUR NPL

JUMLAH

TUNGGAKAN (Rp)

2007 471 1.310.648.000

2008 521 1.512.880.000

2009 442 1.935.732.000

2010 423 2.982.158.000

2011 452 4.371.693.000

(Sumber: CWO Bank BTN Cabang Solo)

Tabel di atas menunjukkan kolekbilitas kredit bermasalah di PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo selama lima tahun terakhir dari

tahun 2007-2011. Pada tahun 2008 jumlah tunggakan meningkat dari tahun

sebelumnya, peningkatan ini juga diikuti dengan adanya peningkatan jumlah

debitur. Tahun 2009 jumlah debitur menurun, namun tidak dengan jumlah

tunggakan yang justru meningkat dari tahun sebelumnya di 2008. Begitu pula

dengan tahun 2010 yang menunjukkan peningkatan jumlah tunggakan, padahal

jumlah debiturnya menurun. Peningkatan yang cukup signifikan ada di tahun

2011 dimana kenaikan atas jumlah debitur juga diikuti dengan kenaikan atas

jumlah tunggakan. Dari data-data tersebut di atas, jumlah Kredit Pemilikan

Rumah (KPR) menyumbang andil besar dari setiap angkanya. Hal tersebut dapat

disadari karena KPR adalah produk unggulan dari BTN. KPR BTN menempati

posisi unggul dibandingkan bank-bank lain di Indonesia. Banyaknya jumlah

kolektibilitas KPR mengakibatkan jumlah kredit bermasalahnya yang besar pula

dibandingkan kredit non KPR di BTN Solo

Dapat disadari atau tidak, bahwa sebenarnya tingkat kredit-kredit

bermasalah tersebut setidaknya dapat diminimalisir dari awal ketika proses

pemberian kredit. Ketaatan atas prosedur-prosedur pemberian kredit dari kedua

belah pihak, baik bank maupun calon debitur dari proses awal permohonan,

pencairan, penggunaan sampai pengembalian dana sangat diperlukan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

10 menekan timbulnya kredit-kredit bermasalah yang mendorong bank harus

melakukan tindakan restrukturisasi.

Hal-hal tersebut sangatlah penting diperhatikan oleh pihak terkait

pemberian kredit khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) karena bisa saja

menimbulkan hal-hal yang sebenarnya tidak diinginkan. BTN Cabang Solo

sebenarnya telah menetapkan berbagai prosedur pemberian kredit termasuk KPR

yang harus dipatuhi oleh para petugas terkait. Namun dalam keberjalanannya,

selain watak debitur yang beragam, beberapa prosedur yang ada sering dianggap

remeh oleh petugas, seperti petugas tidak menanyakan dana yang dipinjam akan

digunakan untuk keperluan apa dan tidak dipantaunya secara langsung

penggunaan atas dana yang sudah disalurkan. Selain itu, petugas bank yang

mengelola rekening (CS) tidak secara aktif memberi informasi pada petugas bank

atas terjadinya pergerakan rekening debitur apabila tidak diminta, terutama bila

terjadi pergerakan rekening yang diberikan diluar kewajaran.

Keberhasilan penyaluran dana bukanlah satu-satunya yang seharusnya

diperhatikan, namun yang terpenting adalah kejadian setelah itu. Penggunaan

dana sampai pengembaliannya juga masih dalam lingkup prosedur dalam

pemberian kredit. Untuk menjaga kredit agar tidak terjadi kebocoran,

pemborosan, ataupun penyelewengan diperlukan suatu pengendalian kredit yang

cukup kuat. Dengan pengendalian kredit yang cukup kuat kemungkinan terjadinya

kredit bermasalah dapat diminimalisir. Dengan minimnya jumlah kredit

bermasalah, dalam hal ini Kredit Pemilikan Rumah (KPR) berarti dapat menekan

upaya restrukturisasi kredit bank. Hal ini berarti bahwa adanya kebenaran dan

ketepatan sistem maupun prosedur pemberian kredit sangat diperlukan untuk

mencegah resiko terjadinya restrukturisasi kredit bank.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka penulis

bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui prosedur pemberian kredit

di BTN Cabang Solo dengan mengangkat judul: ANALISIS PROSEDUR

PEMBERIAN KREDIT SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR

TERJADINYA RESTRUKTURISASI KREDIT DI PT. BANK TABUNGAN

NEGARA (Persero) Tbk. CABANG SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

11

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah akan memberikan arah yang jelas tentang hal-hal yang

akan dibahas dalam skripsi Analisis Prosedur Pemberian Kredit

Sebagai Upaya Meminimalisir Terjadinya Restrukturisasi Kredit Di PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo Berdasarkan latar belakang

masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana prosedur pemberian kredit di BTN Cabang Solo?

2. Bagaimanakah restrukturisasi kredit di BTN Cabang Solo?

3. Bagaimana prosedur pemberian kredit sebagai upaya meminimalisir

restrukturisasi kredit di BTN Cabang Solo?

4. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam upaya meminimalisir

terjadinya restrukturisasi kredit tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian

yaitu:

1. Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit di BTN Cabang Solo.

2. Untuk mengetahui prosedur restrukturisasi kredit di BTN Cabang Solo.

3. Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit sebagai upaya meminimalisir

restrukturisasi kredit di BTN Cabang Solo.

4. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam upaya

meminimalisir restrukturisasi kredit di BTN Cabang Solo.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan pikiran dan manfaat

yang berarti, yaitu manfaat:

1. Secara teoritis, bagi penulis dan para pembaca dapat menambah wawasan dan

sumbangan pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan prosedur

pemberian kredit serta terkait upaya restrukturisasi terhadap kredit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

12

bermasalah. Selain itu diharapkan pula dapat memberikan rangsangan dalam

melakukan penelitian tindak lanjut dimasa mendatang.

2. Secara Praktis

a. Bagi ilmu Ekonomi-Akuntansi secara umum serta khususnya dalam hal

ilmu Perbankan, dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan dalam mengevaluasi pelaksanaan prosedur pemberian kredit

dan perbaikan terhadap kredit-kredit bermasalah.

b. Bagi BTN Cabang Solo diharapkan dengan penelitian ini dapat dijadikan

sebagai input (masukan) untuk dapat meningkatkan atau memaksimalkan

upayanya mencapai tingkat prosedur pemberian kredit dan pelayanan yang

memuaskan nasabah sehingga dapat meminimalisir terjadinya

restrukturisasi kredit.

c. Bagi pemerintah pada umumnya dan bagi Bank Indonesia pada khususnya,

dengan penelitian ini dapat dijadikan sebagai laporan evaluasi mengenai

pelaksanaan ketentuan dalam peraturan perundangan khususnya yang

berkaitan dengan standart prosedur pemberian kredit dan restrukturisasi

kredit serta sebagai peningkatan kinerja Bank Indonesia dalam tugasnya

untuk melakukan pengawasan dan penegakan peraturan perbankan.

d. Bagi penulis, menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan terjun

langsung ke lapangan, serta menambah pengalaman belajar dengan

mengasah kemampuan, pengetahuan dan keterampilan meneliti.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

1. Kajian Teori

a. Lembaga Keuangan

1) Pengertian Lembaga Keuangan

Menurut keputusan menteri keuangan Republik Indonesia Nomor 792

Tahun 1990, lembaga keuangan diberikan batasan sebagai semua badan yang

kegiatannya dalam bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran

dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Meski

dalam peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan untuk membiayai

investasi perusahaan, namun peraturan tersebut tidak berarti membatasi kegiatan

pembiayaan lembaga keuangan hanya untuk investasi perusahaan. Dalam

kenyataannya, kegiatan pembiayaan lembaga keuangan bisa diperuntukkan bagi

investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, dan kegiatan distribusi barang dan jasa.

Secara umum lembaga keuangan dapat dikelompokkan dalam dua bentuk,

yaitu bank dan bukan bank. Mengingat kegiatan utama dari lembaga keuangan

adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana, maka perbedaan antara bank

dan lembaga keuangan bukan bank dapat dilihat melalui kegiatan utama mereka

tersebut. Perbedaan kedua bentuk lembaga keuangan tersebut dapat digambarkan

pada tabel di bawah ini :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

14 Tabel 2.1 Perbedaan Lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank

Kegiatan Lembaga Keuangan

Bank Bukan Bank

Penghimpunan Dana

Secara langsung berupa

simpanan dana masyarakat

(tabungan, giro, deposito)

Hanya secara tidak langsung

dari masyarakat (terutama

melalui kertas berharga dan

bisa juga dari penyertaan,

pinjaman/kredit dari lembaga

lain)

Secara tidak langsung dari

masyarakat (kertas berharga,

penyertaan, pinjaman/kredit

dari lembaga lain)

Penyaluran Dana

Untuk tujuan modal kerja,

investasi, konsumsi

Terutama untuk tujuan

investasi

Kepada badan usaha dan

individu

Terutama kepada badan usaha

Untuk jangka pendek,

menengah dan panjang

Terutama untuk jangka

menengah dan panjang.

Sumber: Bank dan Lembaga Keuangan Lain oleh Sri Susilo Y. (2000: 56)

Meski tabel di atas menunjukkan adanya dua perbedaan antara lembaga

keuangan bank dan bukan bank, perbedaan yang utama antara keduanya adalah

pada penghimpunan dana. Dalam hal penghimpunan dana, secara tegas

disebutkan bahwa bank dapat menghimpun dana baik secara langsung maupun

tidak langsung dari masyarakat, sedangkan lembaga keuangan bukan bank hanya

dapat menghimpun dana secara tidak langsung dari masyarakat. Dalam hal

penyaluran dana, tabel diatas memberikan pembedaan secara tegas. Bank dapat

menyalurkan dana untuk tujuan modal kerja, investasi, konsumsi, sedangkan

lembaga keuangan bukan bank terutama untuk tujuan investasi. Hal ini tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

15 berarti bahwa lembaga keuangan bukan bank tidak diperbolehkan menyalurkan

dana untuk tujuan modal kerja dan konsumsi. Dalam perkembangannya hingga

saat ini, penyaluran dana lembaga keuangan bukan bank untuk tujuan modal kerja

dan konsumsi tidak kalah intensifnya dengan tujuan investasi. Hal yang sama

dapat dilihat juga pada pihak yang menerima penyaluran dana. Penyaluran dana

lembaga keuangan bukan bank dalam kenyataannya juga tidak hanya kepada

badan usaha saja, melainkan juga pada individu. Penyaluran tersebut juga tidak

hanya untuk jangka menengah saja, melainkan juga untuk jangka pendek.

2) Peran dan Fungsi Lembaga Keuangan

Menurut Susilo (2000: 58) dalam bukunya yang berjudul

Lembaga Keuangan Lain bahwa lembaga keuangan baik bank dan bukan bank

mempunyai peran yang penting bagi aktivitas perekonomian. Peran strategis bank

dan lembaga keuangan bukan bank tersebut sebagai wahana yang mampu

menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien ke arah

peningkatan taraf hidup rakyat. Bank dan lembaga keuangan bukan bank

merupakan lembaga perantara (financial intermediaries) sebagai prasarana

pendukung yang amat vital untuk menunjang kelancaran perekonomian.

Bank dan lembaga keuangan bukan bank pada dasarnya berfungsi

mentransfer dana-dana (loanable funds) dari penabung atau unit surplus (lenders)

kepada peminjam (borrowers) atau unit defisit. Dana tersebut dialokasikan

dengan negosiasi antara pemilik dana dengan pemakai dana melalui pasar uang

dan pasar modal.

b. Bank

1) Pengertian Bank

Menurut PSAK No.31 tentang Akuntansi Perbankan, bank adalah suatu

lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary)

antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-

pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi

memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

16 bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal ini tampak dari kegiatan pokok bank

yang menerima simpanan dari masyarakat yang kelebihan dana dalam bentuk

giro, tabungan serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang

memerlukan dana.

Sejarah dikenalnya asal mula kegiatan perbankan dimulai dari jasa

penukaran uang. Oleh karena itu bank dikenal sebagai tempat menukar uang atau

sebagai meja tempat menukarkan uang. Dalam sejarah para pedagang dari

berbagai kerajaan melakukan transaksi dengan menukarkan uang, dimana

penukaran uang dilakukan antar mata uang kerajaan yang satu dengan mata uang

kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran uang ini sekarang dikenal dengan

perdagangan valuta asing (money changer).

Mendengar kata bank sebenarnya tidak asing lagi bagi kita, terutama yang

hidup di perkotaan. Bahkan di pedesaan sekalipun saat ini kata bank bukan

merupakan kata yang asing dan aneh. Menyebut kata bank setiap orang selalu

mengaitkannya dengan uang. Sehingga selalu saja ada anggapan bahwa yang

berhubungan dengan bank selalu ada kaitannya dengan uang. Hal ini tidak salah,

karena bank merupakan lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di

bidang keuangan. Sebagai lembaga keuangan bank menyediakan berbagai jasa

keuangan. Di negara-negara maju, bank bahkan sudah merupakan kebutuhan

utama bagi masyarakat setiap kali bertransaksi.

Beberapa definisi ada yang mengartikan bank sebagai suatu badan yang

tugas utamanya menghimpun dana dari pihak ketiga. Pengertian lain mengatakan

bank adalah suatu badan yang tugas utamanya sebagai perantara untuk

menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan dan

ada pula yang menyatakan bahwa bank adalah suatu badan usaha yang tugas

utamanya menciptakan kredit.

Dendawijaya (2008: 25) mendefinisikan bahwa:

Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana (idle fund/surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

17

Sedangkan menurut Suyatno, dkk (2007: 1) bahwa:

Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan-perusahaan dan lain-lain.

Mengenai pengertian lain dari bank disebutkan oleh seorang pakar yang

Bank adalah dana usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak (Hasibuan, 2008: 1).

Kemudian menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud

dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan

atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bank

merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah (Susilo, 2000: 58):

a. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan,

maksudnya dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau

berinvestasi bagi masyarakat. Tujuan utama masyarakat menyimpan uang

biasanya adalah untuk keamanan uangnya. Sedangkan tujuan kedua adalah

untuk melakukan investasi dengan harapan memperoleh bunga dari hasil

simpanannya.

b. Menyalurkan dana ke masyarakat, maksudnya adalah bank memberikan

pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang mengajukan permohonan.

Dengan kata lain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang

membutuhkannya. Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam

berbagai jenis sesuai dengan keinginan nasabah. Tentu saja sebelum kredit

diberikan bank terlebih dahulu menilai apakah kredit tersebut layak

diberikan atau tidak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

18

c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya, seperti pengiriman uang (transfer),

penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing),

penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri

(inkaso), letter of credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, bank notes,

travelers cheque dan jasa lainnya.

2) Fungsi Bank

Bank sebagai lembaga perantara keuangan memberikan jasa-jasa keuangan

baik kepada pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang memiliki dana bank-

bank melakukan beberapa fungsi dasar sementara tetap menjalankan kegiatan

rutinnya di bidang keuangan. Fungsi dasar dan bank dapat dilihat dan keterangan

berikut. Bank memiliki fungsi pokok sebagai berikut (Dahlan Siamat 2001: 88):

a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam

kegiatan ekonomi

b. Menciptakan uang

c. Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat

d. Menawarkan jasa - jasa keuangan lain

e. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan intemasional

Sedangkan menurut Susilo (2000: 56) fungsi utama bank adalah

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada

masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara

lebih spesifik fungsi bank dapat sebagai :

a. Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik

dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan

mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur

kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan

disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak

akan bangkrut, dan juga percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan

masyarakat dapat menarik lagi simpanannya di bank. Pihak bank sendiri

akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

19

masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank percaya

bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan

mengelola dan pinjaman dengan baik, debitur akan mempunyai

kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo dan juga bank percaya

bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman

beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.

b. Agent of Development

Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan

sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi

saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Sektor riil tidak dapat

berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik.

Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan

untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank

tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan

juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi,

distribusi dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang.

Kelancaran kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi ini tidak lain

adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

c. Agent of Service

Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank

juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada

masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan

kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara

lain dapat berupa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa

pemberian jaminan, dan jasa penyelesaian tagihan

3) Jenis Bank

Menurut Kasmir (2007: 68) - enis-

jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain:

a. Dilihat dari segi jenisnya

Menurut UU RI No.10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

20

(1) Bank umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya

secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang

dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

(2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu-

lintas pembayaran.

b. Dilihat dari segi kepemilikannya, dibagi menjadi:

(1) Bank Milik Pemerintah

Merupakan bank yang akte pendirian maupun modalnya dimiliki

oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki

oleh pemerintah pula.

(2) Bank Milik Swasta Nasional

Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh

swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta,

begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula.

Dalam Bank Swasta Milik Nasional termasuk pula bank-bank yang

dimiliki oleh badan usaha yang berbentuk koperasi.

(3) Bank Milik Asing

Merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik

swasta asing maupun pemerintah suatu negara.

(4) Bank Milik Campuran

Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak

asing dan pihak swasta nasional. Di mana kepemilikan sahamnya

secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia.

c. Dilihat dari segi statusnya

(1) Bank Devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri

atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara

keseluruhan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

21

(2) Bank Non-Devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan

transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan

transaksi seperti halnya bank devisa.

d. Dilihat dari segi cara menentukan harga

(1) Bank berdasarkan prinsip konvensional

(2) Bank berdasarkan prinsip syariah

c. Kredit Bank

1) Konsep Kredit Secara Umum

Kata kredit berasa Credere

Creditum

kepercayaan akan kebenaran. Menurut Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, M.Ba

dkk. (2005: Kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau, uang dari

satu pihak (kreditur) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (debitur)

dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada

Kemudian pengertian kredit dibakukan oleh pemerintah dengan

dikeluarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

sebagaimana telah diubah pengertian kredit adalah sebagai berikut (Pasal 1

Ayat 12):

Penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Dalam alokasi dana bank, kredit mempunyai prioritas dan porsinya

paling besar dibanding dengan alokasi dana untuk aktiva lainnya. Sampai

saat ini bank umum menyalurkan rata-rata 70% sampai 90% dari dana

yang berhasil dihimpunnya disalurkan untuk kredit. Demikian juga

pendapatan bank, sebagian besar bersumber dari pemberian kredit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

22

Sektor perbankan memiliki posisi strategis sebagai lembaga

intermediasi dan penunjang sistem pembayaran. Peran perbankan perlu

ditingkatkan sesuai dengan fungsinya dalam menghimpun dan

menyalurkan dana dari masyarakat dengan lebih memperhatikan

pembiayaan kegiatan sektor perekonomian nasional dengan prioritas pada

koperasi, pengusaha kecil dan menengah, serta akan memperkuat struktur

perekonomian nasional.

Secara garis besar, kebijakan umum perkreditan didasarkan atas

(Abdullah, 2012: 47):

a) Undang-undang Perbankan: dimaksudkan untuk menumbuh

kembangkan bank yang sehat dan kuat, dengan prinsip kehati-

hatian (prudential banking)

b) Kebijakan Umum Perkreditan (KUP) adalah kebijakan perkreditan

sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen, mencakup perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasannya.

c) Pedoman Pelaksanaan Perkreditan (PPK), atau ada juga yang

menyebut dengan Standar Operasional Perkreditan (SOP),

merupakan pelaksanaan perkreditan yang dapat menjamin

pemberian kredit yang sehat.

Tujuan utama pemberian suatu kredit bagi bank antara lain (Siamat,

1995: 97):

a) Kredit komersil merupakan kredit yang diberikan untuk

memperlancar kegiatan usaha nasabah dibidang perdagangan.

b) Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan oleh bank untuk

memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.

c) Kredit produktif merupakan kredit yang diberikan oleh bank dalam

rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapat

memperlancar produksi.

Fungsi dari suatu kredit bagi masyarakat yaitu (Kasmir, 2002: 106):

a) Menjadi motivator peningkatan kegiatan perdagangan dan

perekonomian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

23

b) Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.

c) Memperlancar arus barang dan arus uang.

d) Meningkatkan produktivitas yang ada.

e) Meningkatkan kegairahan berusaha mesyarakat.

f) Memperbesar modal kerja perusahaan.

Berikut ini adalah unsur-unsur kredit yang terkandung dalam

pemberian suatu fasilitas kredit (Kasmir, 2004: 103):

a) Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberian kredit bahwa

kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali dimasa

tertentu dimasa yang akan datang.

b) Kesepakatan

Kesepakatan merupakan suatu kesepakatan yang dituangkan dalam

suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak

dan kewajiban masing-masing.

c) Jangka waktu

Jangka waktu merupakan masa pengembalian kredit yang telah

disepakati.

d) Resiko

Resiko merupakan suatu kemungkinan tidak tertagihnya pinjaman

atau macetnya pengembalian kredit.

e) Balas jasa

Balas jasa merupakan suatu keuntungan atas pemberian suatu

kredit atau jasa, yang kita kenal dengan nama bunga.

Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh Bank dan dilihat dari

berbagai segi adalah (Kasmir, 2007: 76):

a) Jenis kredit berdasarkan tujuan penggunaannya

(1) Kredit investasi

Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang

biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau

membangun usaha baru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

24

(2) Kredit modal kerja

Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk

keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

(3) Kredit konsumtif

Kredit konsumtif merupakan kredit yang dipergunakan untuk

kebutuhan sendiri bersama keluarga.

b) Jenis kredit berdasarkan jangka waktu

(1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu

selama-lamanya 1 tahun (kurang dari 1 tahun).

(2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu

antara 1 sampai 3 tahun.

(3) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih

dari 3 tahun.

c) Jenis kredit berdasarkan cara pemakaiannya

(1) Kredit rekening koran bebas, yaitu nasabah diperbolehkan

untuk melakukan penarikan uang sekaligus asal tidak melebihi

jumlah maksimum yang disetujui.

(2) Kredit rekening terbatas, yaitu nasabah tidak diperbolehkan

untuk melakukan penarikan uang sekaligus, tetapi secara

teratur disesuaikan dengan kebutuhan.

(3) Installment credit, yaitu penarikan tidak diijinkan sekaligus,

akan tetapi untuk penarikannya diatur sesuai dengan schedule

tertentu.

2) Jenis-jenis Kredit Usaha Perbankan

Di dalam prakteknya, kredit usaha perbankan dikelompokkan ke

dalam beberapa jenis, yaitu (Susilo, 2000: 62):

a) Menurut jangka waktu pemberian kredit:

(1) Kredit jangka pendek : 1-3 tahun

(2) Kredit jangka menengah : 3-5 tahun

(3) Kredit jangka panjang : > 5 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

25

b) Menurut kegunaan kredit:

Jenis kredit dilihat dari segi kegunaan bagi pengguna kredit, dapat

dibedakan menjadi :

(1) Kredit Investasi

Kredit investasi adalah kredit jangka panjang yang digunakan

untuk keperluan perluasanan usaha, membangun proyek baru

atau untuk keperluan rehabilitasi.

(2) Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk

keperluan meningkatkan produksi operasional. Kredit ini biasa

digunakan unutk membeli bahan baku, membayar gaji karyawan

atau biaya-biaya lain yang berkaitan dengan proses produksi

perusahaan.

c) Menurut Tujuan Kredit

Jenis kredit dilihat dari segi tujuan kredit bagi pengguna kredit, dapat

dibedakan menjadi :

(1) Kredit Produktif

Kredit produktif digunakan untuk menghasilkan barang atau

jasa, serta sebagai peningkatan usaha atau produksi atau bahkan

investasi.

(2) Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk keperluan

konsumsi secara pribadi, tidak ada pertambahan barang atau jasa

yang dihasilkan dari pemberian kredit tersebut. Sebagai contoh

kredit untuk perumahan, kredit mobil atau motor pribadi, kredit

perabot rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya.

(3) Kredit Perdagangan

Kredit perdagangan adalah kredit yang diberikan kepada para

pedagang, digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangan.

Kredit ini diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan

yang akan membeli barang dalam jumlah besar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

26

d) Dilihat dari Segi Pembayaran

Jenis kredit dilihat dari segi pembayaran dari pengguna kredit, dapat

dibedakan menjadi :

(1) Kredit Angsuran

Pinjamanan yang pengembalian pokok pinjamannya dengan

cara angsuran bertahap.

(2) Kredit Tetap

Pinjaman yang cara pengembalian pokok pinjaman menurut

jangka waktu tertentu.

(3) Demand Loan

Pinjaman yang dapat ditarik sewaktu-waktu sesuai fasilitas yang

tersedia dan pengembaliannya menurut jangka waktu tertentu.

(4) Kredit Rekening Koran

Fasilitas kredit yang disediakan oleh bank sesuai dengan mutasi

rekening debitur yang ditujukan untuk menunjang transaksi

perdagangan.

(5) Kredit Promes (AKSEP)

Pinjaman yang didasarkan atas jaminan promes sesuai nominal

maupun jatuh tempo pembayarannya.

(6) Kredit Call Money (Money Market)

Pinjaman antar bank yang pembayarannya didasarkan atas

nominal dan jangka waktu jatuh temponya sesuai tingkat suku

bunga yang disepakati.

3) Faktor-Faktor Penetapan Kualitas Kredit

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penetapan kualitas kredit

meliputi (Rahman, 2000: 47):

a) Prospek usaha. Penilaian terhadap prospek usaha dilakukan

berdasarkan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai

berikut:

(1) Potensi pertumbuhan usaha.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

27

(2) Kondisi pasar dan posisi debitur dalam persaingan.

(3) Kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja.

(4) Dukungan dari grup atau afiliasi.

(5) Upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara

lingkungan hidup.

b) Kinerja (performance) debitur. Penilaian terhadap kinerja debitur

dilakukan berdasarkan penilaian terhadap komponen-komponen

sebagai berikut:

(1) Perolehan laba.

(2) Struktur permodalan.

(3) Arus kas

(4) Sensitivitas terhadap resiko pasar.

c) Kemampuan membayar. Penilaian terhadap kemampuan membayar

dilakukan berdasarkan penilaian terhadap komponen-komponen

sebagai berikut:

(1) Ketepatan membayar pokok dan bunga.

(2) Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan debitur.

(3) Kelengkapan dokumentasi kredit.

(4) Kepatuhan terhadap perjanjian kredit.

(5) Kesesuaian penggunaan dana.

(6) Kewajaran sumber pembayaran kewajiban.

4) Faktor-Faktor Penentu Dalam Pemberian Kredit

Dalam memberikan kredit ke calon debitur, membutuhkan suatu

analisis terhadap usaha yang dilakukan debitur untuk menentukan suatu

keputusan dalam pemberian kredit. Salah satu cara menilai kegiatan usaha

debitur adalah dengan menggunakan prinsip-prinsip kredit pada aspek-

aspek usaha debitur. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan adalah

berupa analisis 6C dan 7P. Adapun 6C menurut Gup and Kolari (2005:

263) tersebut adalah:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

28

a) Character, sifat dan watak dari nasabah (kejujuran, tanggungjawab,

integritas dan konsisten). Sifat atau watak dari orang-orang yang

akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, tercermin dari

latar belakang debitur baik yang bersifat latar belakang pekerjaan

maupun yang bersifat pribadi.

b) Capacity, kemampuan seseorang untuk menjalankan bisnis.

Debitur perlu dianalisis apakah dia mampu memimpin dengan baik

dan benar usahanya. Jika dia mampu memimpin usahanya, maka

dia juga akan mampu untuk mengembalikan pinjamam sesuai

dengan perjanjian dan perusahaannya tetap berjalan.

c) Capital, kondisi keuangan dari nasabah (pendapatan bersihnya).

Modal yang besar maka menunjukkan besarnya kemampuan

debitur untuk melunasi kewajiban-kewajibannya.

d) Colleteral, kekayaan yang dijanjikan untuk keamanan dalam

transaksi kredit/anggunan. Jaminan hendaknya melebihi jumlah

kredit yang diberikan. Jika terjadi kredit macet, maka agunan inilah

yang digunakan untuk membayar kredit tersebut.

e) Condition, faktor luar (kondisi ekonomi) yang mengontrol

perusahaan. Menilai kredit hendakya juga dinilai kondisi ekonomi

sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-

masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia (peminjam)

jalankan.

f) Compliance, kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang yang

berlaku itu sangatlah penting. Hal ini menyangkut atas kepatuhan

kreditur dan debitur dengan perjanjian yang telah disepakati

bersama.

Sedangkan penilaian dengan menggunakan analisis 7P adalah

sebagai berikut menurut Kasmir (2004: 106):

a) Personality, menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah

lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Sifat, kepribadian calon

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

29

debitur dipergunakan sebagai dasar pertimbangan pemberian

kredit.

b) Party, mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu

atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta

karakter.

c) Purpose, untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil

kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.

d) Prospect, untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang

menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai

prospek atau sebaliknya.

e) Payment, merupakan ukuran bagaimana cara nasabah

mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana

saja dana untuk pengembalian kredit.

f) Profitability, untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah

dalam mencari laba.

g) Protection, tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan

jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa

barang atau orang atau jaminan asuransi.

5) Analisis dan Evaluasi Kredit

Analisis kredit mempunyai tujuan untuk menentukan kesanggupan

dan kesungguhan seorang peminjam untuk membayar kembali pinjaman

sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian pinjaman.

Analisis dan evaluasi kredit sekurang-kurangnya meliputi informasi

sebagai berikut (Kuncoro, 2002: 251):

a) Identitas pemohon

Identitas tersebut mencakup nama pemohon, dimisili, bentuk

usaha, jenis usaha, susunan pengurus, legalitas usaha.

b) Tujuan permohonan kredit

Tujuan tersebut mencakup jumlah kredit, obyek yang dibiayai,

jangka waktu kredit, kebutuhan kredit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

30

c) Riwayat hubungan bisnis dengan bank

Hal tersebut mencakup saat mulai, bidang hubungan bisnis, nilai

transaksi bisnis, kualitas hubungan bisnis, jumlah total nilai

hubungan bisnis.

d) Analisis 6C kredit

Analisis ini mencakup analisis watak, analisis kemampuan, analisis

modal, analisis agunan kredit, analisis kondisi/prospek usaha, dan

analisis kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang.

6) Manfaat Pemberian Kredit

Pemberian kredit oleh bank mempunyai beberapa manfaat baik untuk

pemberi kredit, pemerintah maupun bagi penerima kredit itu sendiri.

Secara rinci manfaat dari pemberian kredit dapat dijelaskan sebagai

berikut (www.wikipedia.com):

a) Manfaat bagi pemberi kredit (bank)

Pemberi kredit tentunya mempunyai tujuan tersendiri dalam

pemberian kredit tersebut, namun tentu tujuan utamanya yaitu untuk

memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hal tersebut terutama

dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan

biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika hidup

bank yang terus menerus kerugian, maka besar kemungkinan bank

tersebut akan dilikuidir atau dibubarkan.

b) Membantu usaha nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang

memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.

Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan

dan memperluaskan usahanya.

c) Membantu pemerintah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

31

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak

perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit

berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor.

Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian

kredit adalah:

(1) Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan

bank.

(2) Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit

pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan

membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menyedot tenaga

kerja yang masih menganggur.

(3) Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa

sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan

jumlah barang dan jasa yang beredar dimasyarakat.

(4) Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang

sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam

negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat

menghemat devisa negara.

(5) Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang

dibiayai untuk keperluan ekspor.

Dari beberapa manfaat pemberian kredit diatas terdapat

kepentingan yang seimbang antara kepentingan pemerintah,

kepentingan masyarakat (rakyat), dan kepentingan pemilik modal

(bank).

d. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

1) Tinjauan Umum Tentang KPR

KPR (Kredit Pemilikan Rumah) adalah kredit yang digunakan untuk

membeli rumah atau untuk kebutuhan konsumtif lainnya dengan

jaminan/agunan berupa rumah. Karena masuk dalam kategori kredit

konsumtif, maka peruntukan KPR haruslah untuk kegiatan yang bersifat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

32

konsumtif seperti pembelian rumah, furniture, kendaraan bermotor dan

tidak diperbolehkan untuk kegiatan yang bersifat produktif seperti

pembelian stok barang dagangan, modal kerja, dan sebagainya

(www.wikipedia.com).

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) (www.marketingsakti.com/seputar

kpr/pengertian kpr.html) adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh

perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau

memperbaiki rumah. Di Indonesia, saat ini dikenal ada 2 jenis KPR:

a) KPR subsidi, yaitu suatu kredit yang diperuntukkan kepada

masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka

memenuhi kebutuhan perumahan. Bentuk subsidi yang diberikan

berupa: subsidi meringankan kredit dan subsidi menambah dana

pembangunan. Kredit subsidi ini diatur tersendiri oleh pemerintah,

sehingga tidak setiap masyarakat yang mengajukan kredit dapat

diberikan fasilitas ini. Secara umum batasan yang ditetapkan oleh

pemerintah dalam memberikan subsidi adalah penghasilan

pemohon dan maksimum kredit yang diberikan.

b) KPR non subsidi, yaitu suatu KPR yang diperuntukkan bagi

seluruh masyarakat. Ketentuan KPR ditetapkan oleh bank,

sehingga penentuan besarnya kredit dan suku bunga dilakukan

sesuai kebijakan bank yang bersangkutan.

2) Prosedur Umum Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Permohonan KPR diajukan dengan mengisi formulir pemesanan

unit dari pengembang serta melunasi biaya pemesanan dan uang muka.

Lengkapi formulir pengajuan kredit dan siapkan dokumen-dokumen

penting seperti yang tertera dalam daftar persyaratan berikut ini

(www.rumah.com):

a) Dokumen KPR Standar:

(1) Usia tidak lebih dari 50 tahun ketika mengajukan permohonan

KPR.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

33

(2) Fotokopi KTP pemohon.

(3) Akta nikah atau cerai.

(4) Kartu keluarga (KK).

(5) Surat keterangan WNI (untuk WNI keturunan).

(6) Dokumen kepemilikan agunan (SHM, IMB, PBB).

b) Dokumen Tambahan untuk Karyawan

(1) Slip gaji.

(2) Surat keterangan dari tempat bekerja.

(3) Buku rekening tabungan yang menampilkan kondisi keuangan 3

bulan terakhir.

c) Dokumen Tambahan untuk Wiraswasta atau Profesional:

(1) Bukti transaksi keuangan usaha.

(2) Catatan rekening bank.

(3) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

(4) SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

(5) Surat izin usaha lainnya, seperti Surat Izin Praktik untuk para

dokter.

(6) Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

Setelah melewati proses analisis resiko kredit dan survey penilaian

properti (on the spot), pengajuan KPR akan dilanjutkan dengan akad

kredit. Apabila biaya dan kebutuhan administrasi berikut telah terpenuhi

tahap selanjutnya adalah: pelunasan BPHTB (Bea Peralihan Hak Atas

Tanah dan Bangunan) sejumlah 5% dari harga jual properti sebelum pajak,

asuransi FIDUCIA, provisi kredit, asuransi unit properti (umumnya

ditanggung pengembang), dan biaya notaris untuk pengikatan kredit secara

hukum.

Jika akad kredit sudah selesai, maka bank akan mengalirkan dana

kredit yang umumnya ditransfer langsung ke rekening penjual atau

pengembang. Proses ini umumnya memakan waktu maksimum 7 hari

kerja. Suku bunga kredit akan dikaji secara berkala, umumnya setiap 3

atau 6 bulan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

34

Apabila semua angsuran KPR telah dilunasi, bank akan

mengeluarkan Surat Pelunasan Utang dan Sertifikat Asli Kepemilikan Unit

Properti. Inilah akhir dari proses KPR.

e. Konsep Meminimalisir

Secara maknawi, kata meminimalisir dapat terlebih dahulu dilihat dari

segi tata bahasanya. Meminimalisir kata dasarnya adalah minimal. Bahasa

Indonesia sendiri memiliki banyak afiks, imbuhan, dan akhiran baik dari

unsur bahasa Indonesia, maupun dari pengaruh bahasa lain. Baik afiks,

imbuhan maupun akhiran tersebut, tentu saja memiliki fungsi dan makna

yang berbeda. Akhiran -isir dalam kata meminimalisir menunjukkan arti

sebuah proses untuk menjadikan minimal.

Minim itu kecil, jadi meminimalisir artinya memperkecil atau biasa

digunakan mengutarakan bahwa sesuatu itu memang tidak dapat

dihilangkan atau diselesaikan sepenuhnya tetapi hanya bisa beberapa

persen yang bisa terselesaikan. Meminimalisir kata dasarnya adalah

minimal, jadi arti dari meminimalisir yakni menjadikan suatu nilai dari

kejadian menjadi seminimal mungkin atau sekecil-kecilnya. Selain itu

meminimalisir dapat pula diartikan dengan menekan, atau mengurangi

suatu dampak atau mengurangi tapi tidak keseluruhannya atau setidaknya

dikurangi (www.artikata.com).

Kata-kata ini diterjemahkan dalam penyatuan makna yang

berhubungan dengan penelitian berjudul Analisis Prosedur Pemberian

Kredit Sebagai Upaya Meminimalisir Terjadinya Restrukturisasi Kredit Di

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo.

sisipan kata minimalisir, penelitian tidak hanya sebatas memperoleh

pengetahuan mengenai prosedur pemberian kredit khususnya KPR di PT.

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo, tetapi juga

menganalisis dampaknya terhadap usaha mengurangi restrukturisasi

kreditnya. Apabila ditemui banyak dampak dari prosedur pemberian kredit

terhadap usaha meminimalisir restrukturisasi, maka hal tersebut akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

35

menjadikan masukan bagi pihak bank. Masukan itulah yang nantinya

diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi pedoman pelaksanaan

ataupun prosedur pemberian kredit yang sehat dan tepat di PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo.

f. Restrukturisasi Kredit

1) Tinjauan Umum Kredit Bermasalah

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) Nomor

7/3/DPNP tahun 2005 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum membagi kriteria kolekbilitas kredit atas lima golongan, yaitu:

a) Kredit digolongkan lancar jika pembayarannya tepat waktu,

perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai

perjanjian.

b) Kredit digolongkan dalam perhatian khusus jika terdapat tunggakan

pembayaran pokok dan atau bunga sampai 90 hari.

c) Kredit digolongkan kurang lancar jika terdapat tunggakan

pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampui 90 hari

sampai 120 hari.

d) Kredit digolongkan diragukan jika terdapat tunggakan pembayaran

pokok dan atau bunga yang telah melampui 120 hari sampai 180

hari.

e) Kredit digolongkan macet jika terdapat tunggakan pembayaran

pokok dan atau bunga yang telah melampui 180 hari.

Munculnya kredit yang tidak segera dilunasi dalam jangka waktu

lebih dari 90 hari akan menimbulkan kredit macet, hal inilah yang akan

menimbulkan kredit-kredit bermasalah. Kredit bermasalah dapat juga

disebut sebagai non performing loan, yaitu suatu keadaan dimana

seorang debitur tidak mampu membayar lunas kredit bank tepat pada

waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian kredit. Keadaan tersebut

dalam hukum perdata disebut wanprestasi atau ingkar janji. Macam-

macam wanprestasi, antara lain :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

36

a) Debitur tidak melaksanakan kewajibannya sama sekali seperti apa

yang telah diperjanjikan.

b) Debitur melaksanakan sebagian dari apa yang telah diperjanjikan.

c) Debitur terlambat melaksanakan apa yang telah diperjanjikan.

d) Debitur menyerahkan sesuatu yang tidak diperjanjikan.

e) Debitur melakukan perbuatan yang dilarang oleh perjanjian.

Kredit bermasalah tidak muncul secara tiba-tiba, gejala penurunan

mutu kredit secara bertahap telah bermunculan jauh sebelum kasus kredit

bermasalah naik ke atas permukaan (Siswanto Sutojo, 1997: 29). Gejala

umum yang sering muncul bakal terjadinya kredit bermasalah, antara lain

sebagai berikut :

a) Penyimpangan dari ketentuan perjanjian kredit

Penyimpangan dari ketentuan perjanjian kredit merupakan gejala

awal yang sering kali tersirat berbagai macam hal yang dapat

menjurus kasus kredit bermasalah. Salah satu contoh penyimpangan

dari ketentuan perjanjian kredit adalah permintaan debitur untuk

memperpanjang jangka waktu kredit yang akan jatuh tempo tanpa

mengajukan alasan yang kuat mengenai perpanjangan tersebut.

Contoh lainnya adalah keterlambatan pembayaran bunga atau cicilan

kredit yang telah jatuh tempo.

b) Penurunan kondisi keuangan debitur

Gejala penurunan kondisi keuangan debitur erat hubungannya

dengan penyimpangan debitur dari ketentuan kredit. Gejala tersebut

dapat dideteksi melalui pos-pos neraca dan daftar laba rugi selama

beberapa masa berurutan.

c) Penyajian laporan dan bahan masukan lain secara tidak benar

Khawatir kondisi keuangan yang menurun diketahui kreditur, debitur

berusaha menyembunyikan kesulitan yang sedang dihadapi. Salah

satu cara yang dilakukan debitur adalah menyampaikan laporan

keuangan dan bahan masukan lain yang telah direkayasa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

37

d) Menurunnya sikap kooperatif debitur

Sikap kurang kooperatif debitur dapat berbentuk keengganan untuk

menyampaikan informasi keuangan yang diperlukan oleh kreditur,

termasuk menunda penyerahan neraca dan daftar laba rugi bulanan,

kwartal maupun tahunan. Selain itu dapat pula terjadi keenggaan

mendiskusikan situasi keuangan dan usaha bisnis yang sedang

dihadapi dan menghindari pertemuan dengan para eksekutif kreditur

yang ditugaskan untuk memonitor kredit, dalam suatu kasus tertentu,

menurunnya sikap kooperatif debitur dapat disebabkan karena

debitur merasa tidak senang atas sikap, tingkah laku atau cara kerja

account officer yang ditugaskan kreditur untuk menangani kredit.

e) Penurunan nilai jaminan yang disediakan

Barang yang telah dijaminkan oleh debitur tidak dapat dikuasai

sepenuhnya oleh kreditur. Kebanyakan kreditur hanya menguasai

dokumen bukti kepemilikan barang jaminan. Fisik barang jaminan

tersebut masih tetap dikuasai oleh debitur. Untuk menjalankan

operasi perusahaan, nilai barang yang dijaminkan dapat berubah dari

waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan usaha perusahaan. Jika

barang yang dijaminkan mobil, motor, kapal dan sebagainya dapat

dipindahkan tempat sehingga sulit dicari, mudah lenyap atau bahkan

dilenyapkan oleh debitur, apabila barang lenyap atau dilenyapkan,

nilai barang jaminan dapat turun sampai nol.

f) Tingginya frekuensi pergantian tenaga inti

Penuruan kondisi keuangan perusahaan debitur akan menimbulkan

suasana kerja yang kurang menyenangkan bagi para karyawan,

sehingga karyawan mudah tergoda untuk mencari pekerjaan lain.

Account officer yang bertugas mengadakan kontak dengan debitur

akan mengetahui frekuensi pergantian tenaga inti pada perusahaan

tersebut. Dari hal tersebut akan diketahui pula gejala-gejala lain yang

mengikuti, yang dapat menimbulkan kasus kredit bermasalah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

38

g) Timbul problem keluarga atau pribadi debitur yang serius

Apabila tidak ditangani dengan benar, banyak problem keluarga

yang dapat menghancurkan operasi bisnis perusahaan, apalagi jika

perusahaan dimiliki oleh beberapa anggota keluarga. Perceraian para

pemilik perusahaan keluarga dapat mengganggu kelancaran operasi

dan kelangsungan hidup perusahaan. Masalah tersebut akan semakin

berat, jika perusahaan tidak memiliki perjanjian pemisahan harta.

2) Teknik Umum Penyelesaian Kredit Bermasalah

Teknik yang dilakukan untuk menyelamatkan kredit bermasalah

(Kasmir, 2002: 129), antara lain sebagai berikut :

a) Rescheduling

Tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu

kredit atau jangka waktu angsuran. Debitur diberi keringanan dalam

jangka waktu pembayaran kredit.

b) Reconditioning

Tindakan ini dilakukan bank dengan cara mengubah berbagai

persyaratan yang ada, seperti :

(a) Kapitalisasi bunga.

(b) Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu.

(c) Penurunan suku bunga.

(d) Pembebasan bunga.

c) Restructuring

Tindakan yang dilakukan bank (kreditur) kepada debitur dengan cara

melakukan penataan kembali perjanjian kredit, seperti penurunan

suku bunga, perpanjangan jangka waktu pengembalian kredit dan

penambahan fasilitas kredit.

d) Kombinasi

Kombinasi terdiri dari rescheduling, reconditioning dan

retructuring. Debitur dapat diselamatkan dengan kombinasi antara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

39

rescheduling dan restructuring atau reconditioning dan

rescheduling.

e) Penyitaan jaminan

Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir yang ditempuh apabila

debitur sudah benar-benar tidak mempunyai itikad baik ataupun

sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutangnya.

3) Pengertian Restrukturisasi

Program restrukturisasi perbankan pada dasarnya dapat dipilah dalam

dua besaran pokok, yaitu program pemulihan perbankan (recovery

program) dan pemantapan ketahanan sistem perbankan (strengthen the

banking system). Recovery program diarahkan pada upaya mengatasi

dampak krisis, karena secara faktual pekerjaan rumah yang sudah di depan

mata memang bagaimana pemulihan tersebut dapat segera dilakukan

sekurang-kurangnya untuk meminimalisir timbulnya resiko sistemik yang

lebih parah. Adapun program pemantapan ketahanan sistem perbankan

diperlukan atau diarahkan agar perbankan nasional tidak terperosok lagi

dalam segala bentuk krisis serta lebih kuat dan sehat dibanding

sebelumnya.

Restrukturisasi kredit yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia

No.2/15/PBI/2000 merupakan suatu proses untuk merestruktur kredit

bermasalah dengan tujuan untuk memperbaiki posisi keuangan debitur.

Restrukturisasi kredit adalah pembayaran kredit dengan syarat yang lebih

lunak atau lebih ringan dibandingkan dengan syarat pembayaran kredit

sebelum dilakukannya proses restrukturisasi kredit, karena adanya konsesi

khusus yang diberikan kreditur kepada debitur.

Restrukturisasi kredit sesuai PBI 7/ 2005 Pasal 1 angka 25 merupakan

upaya perbaikan yang dilakukan bank dalam kegiatan perkreditan terhadap

debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya, yang

dilakukan antara lain melalui:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

40

a) penurunan suku bunga;

b) pengurangan tunggakan bunga kredit;

c) pengurangan tunggakan pokok kredit;

d) perpanjangan jangka waktu kredit;

e) penambahan fasilitas kredit;

f) pengambilalihan aset debitur sesuai ketentuan yang berlaku;

g) konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara pada perusahaan

debitur.

4) Sebab-Sebab Restrukturisasi

Alasan untuk diadakannya restrukturisasi kredit bagi pihak debitur

adalah sebagai berikut (Kasmir, 2007: 110):

a) Untuk dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing yang lebih bagus.

Penataan dan perbaikan sektor keuangan debitur akan dapat dicapai

apabila perusahaan tersebut dalam kondisi sehat, efisiensi, dan kuat.

b) Dengan melakukan proses restrukturisasi kredit maka debitur akan

dapat memiliki lebih banyak lagi alternatif pilihan pembayaran, yaitu

caranya berunding dengan kreditur dan melalui suatu argumen yang

cukup, sehingga dapat tercapai kesepakatan atau win-win solution.

Argumen yang dimaksud adalah dimana pihak debitur mampu

menunjukan bahwa keadaannya benar-benar dalam posisi kesulitan

keuangan.

5) Model Restrukturisasi

Dalam menentukan dan memilih metode yang sesuai dalam

melakukan restrukturisasi kredit maka sangat tergantung pada tujuan dari

pihak debitur dan kreditur. Apabila pada pihak debitur sudah tidak

mempunyai lagi prospek pada usahanya di masa yang akan datang secara

pasti maka pemilik maupun para pengelola perusahaan mungkin akan

mengambil keputusan untuk tidak mengambil langkah restrukturisasi

kreditnya karena perusahaan sudah tidak lagi mempunyai nilai ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

41

lagi dan apabila tetap melakukan restrukturisasi kreditnya bisa-bisa terjadi

pemborosan dana. Dan jika dilihat dari pihak kreditur mereka akan melihat

upaya restrukturisasi kredit debitur tersebut sebagai suatu tindakan yang

tidak ekonomis dan efisien sebab perusahaan debitur tersebut sudah tidak

memiliki prospek yang bagus di masa yang akan datang. Banyak faktor-

faktor yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan oleh kedua belah

pihak sebelum melakukan restrukturisasi.

Dalam dunia usaha ada beberapa metode restrukturisasi kredit

perusahaan antara lain yaitu (Tamin, 2012: 57):

a) Reschedulling

Reschedulling adalah upaya untuk memperpanjang jangka waktu

dalam pengembalian kredit atau penjadwalan kembali terhadap kredit

debitur pada pihak kreditur. Dan ini biasanya dengan cara

memberikan tambahan waktu lagi kepada debitur di dalam melakukan

pelunasan kreditnya.

b) Debt To Asset Swap

Debt To Asset Swap merupakan pengalihan harta yang dimiliki oleh

pihak debitur dimana pihak debitur sudah tidak sanggup lagi untuk

melunasi kewajibannya lagi kepada pihak-pihak yang memberi

pinjaman kepadanya. Dan pengalihan harta atau aset yang dimiliki oleh

debitur ini ditujukan untuk dikuasai oleh kreditur, pihak bank, atau

BPPN. Penguasaan atas aset ini bersifat sementara waktu saja, yaitu

sampai nanti betul-betul terjual dan dapat dipakai untuk melunasi

kredit debitur.

c) Debt To Equity Swap

Debt To Equity Swap merupakan suatu langkah yang diambil oleh

pihak kreditur karena kreditur tersebut melihat dan mengamati bahwa

perusahaan dari debitur yang mengalami masalah keuangan tersebut

mempunyai nilai ekonomi yang sangat bagus di masa yang akan

datang, dan ini merupakan cara yang bagus bagi kreditur untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

42

menambah laba, yaitu dengan cara reklasifikasi tagihan debitur

menjadi penyertaan.

d) Hair Cut

Hair Cut merupakan potongan atau pengurangan atas pembayaran

bunga dan kredit yang dilakukan oleh pihak debitur. Pihak kreditur

menyetujui restrukturisasi kredit debitur dengan metode hair cut

karena untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar jika pihak

debitur tidak dapat membayar kreditnya yang terlampau besar

tersebut, misalnya kredit debitur tersebut tidak dapat lagi terbayar

semuanya, jika hal ini sampai terjadi maka pihak kreditur akan

mengalami kerugian yang cukup membawa pengaruh dalam dunia

usahanya. Sedangkan jika dilihat dari pihak debitur, debitur sangat

senang karena kewajibannya dapat berkurang sehingga beban yang

harus dikeluarkan perusahaan pun dapat ditekan.

g. Analisis Prosedur Pemberian Kredit Sebagai Upaya Meminimalisir

Terjadinya Restrukturisasi Kredit

Indonesia memiliki sektor-sektor pendukung dalam kegiatan

perekonomiannya. Salah satu pendukung itu adalah berbentuk lembaga

keuangan. Lembaga keuangan terdiri dari dua sub bagian, yaitu bank dan

non-bank. Bank dan lembaga keuangan bukan bank merupakan lembaga

perantara (financial intermediaries) sebagai prasarana pendukung yang

amat vital untuk menunjang kelancaran perekonomian.

Bank sendiri adalah lembaga keuangan yang kegiatannya

menghimpun dan meyalurkan dana. Penghimpunan bisa dilakukan lewat

cara membuka usaha tabungan ataupun deposito, sedangkan

penyalurannya bisa lewat pemberian kredit bank kepada pihak-pihak yang

membutuhkan dana. Sebagian besar dana yang dimiliki bank disalurkan

melalui kredit. Oleh karena itu, agar perputaran dana tersebut lancar

prosedur pemberian kredit yang runtun, tepat, dan memadai sangat perlu

dilakukan. Hal itu sebagai upaya mengurangi hal-hal yang nantinya tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

43

diinginkan ketika jatuh tempo. Analisis terhadap debitur sangat perlu

dilakukan sebelum keputusan pemberian kredit dilakukan pihak bank.

Analisis yang diutamakan adalah yang disebut dengan analisis 6C.

Analisis ini meliputi analisis watak (character), analisis kemampuan

(capacity), analisis modal (capital), analisis agunan kredit (colleteral),

analisis kondisi/prospek usaha (condition), dan analisis kepatuhan

terhadap hukum dan undang-undang (compliance).

Pemberian kredit dari awal kuncinya adalah kepercayaan. Namun

tidak dapat dihindari bahwa resiko pasti ada. Resiko yang dimaksud

diantaranya adalah terjadinya kredit bermasalah atau bahkan macet. Upaya

menanggulangi kredit bermasalah ini salah satunya adalah dengan jalan

restrukturisasi kredit. Jalan ini ditempuh apabila nasabah debitur masih

memiliki iktikad baik namun belum memiliki kemampuan finansiil saat

jatuh tempo. Hal inilah yang sangat perlu diperhatikan dari awal saat

analisis debitur dilakukan sebelum keputusan pemberian kredit dilakukan.

Maka dari itu, prosedur pemberian kredit yang tepat di awal sangat

berdampak pada upaya meminimalisir terjadinya restrukturisasi kredit

pada saat jatuh tempo.

Dugaan ini diperkuat dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Variabel-Variabel yang

Mempengaruhi Non Performing Loans Pada Bank BUMD, BUMN, dan

BUSN di Kot nalisis besarnya

pengaruh antara variabel bebas yaitu penilaian agunan (X1), besaran kredit

(X2), lokasi (X3), petugas bank (X4) terhadap variabel terikat yaitu non-

performing loans (Y). Hasilnya, penelitian menyatakan terdapat pengaruh

secara simultan variabel-variabel penilaian agunan, besaran kredit, lokasi

dan petugas bank terhadap variabel non-performing loans. Penelitian ini

memberikan perhatian kepada petugas bank yang secara khusus bertugas

sebagai pembina dan pengawas di bidang kredit, dimulai dari saat pertama

debitur mengajukan kredit, menilai agunan sampai dengan pelunasan.

Petugas bank di tingkat unit bank, dan terbukti menjadi kunci sukses

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

44

dalam membina para debitur dan menekan laju non-performing loans.

Pernyataan ini memperkuat pernyataan penelitian ini bahwa prosedur

pemberian kredit yang tepat mulai dari awal sangat berdampak pada upaya

meminimalisir terjadinya restrukturisasi kredit pada saat jatuh tempo

2. Hasil Penelitian yang Relevan

a. Ledy, Frangky. 2008. Evaluasi Kelayakan Pemberian Kredit Oleh PT.

BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek. Skripsi Fakultas Ekonomi.

Malang: Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Kegiatan pemberian kredit diperlukan suatu analisis yang baik dan

seksama terhadap semua aspek perkreditan yang dapat menunjang proses

pemberian kredit, guna mencegah timbulnya suatu resiko kredit. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan pemberian kredit

yang dilakukan oleh pihak PT. BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek.

Evaluasi kelayakan yang dimaksudkan dalam penelitian terdahulu dapat

disejajarkan arti dengan analisis prosedur pada penelitian sekarang. Dari

hasil analisa data yang menggunakan alat analisis 6C yaitu character,

capacity, capital, collateral, condition dan compliance menyatakan bahwa

sebagian besar debitur layak menerima kredit dari PT BPR Artha

Panggung Perkasa. Kesamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama

menggunakan analisis 6C untuk menguji kelayakan calon nasabah debitur

sebelum terjadi keputusan pemberian kredit dari bank.

b. Triwahyuniati, Nani. 2008. Pelaksanaan Analisis Pemberian Kredit Di

PT. Bank Haga Cabang Semarang. Tesis Magister Kenotariatan

Program Pascasarjana. Semarang: Universitas Diponegoro.

Berdasarkan hasil penelitian di ketahui bahwa pe

dalam setiap permohonan kredit merupakan hal yang mutlak dan harus

dilakukan untuk menentukan keputusan diterima atau ditolaknya suatu

kredit. Di PT. Bank Haga Cabang Semarang penilaian terhadap

permohonan kredit dimulai dengan meneliti proposal dan berkas

permohonan kredit dari calon debitur, kemudian dilakukan penyelidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

45

terhadap berkas pinjaman, selanjutnya dilakukan penilaian kelayakan

kredit ya ebelum diputuskannya

permohonan kredit diterima atau tidak, maka setelah penilaian kelayakan

kredit, kemudian melalui tahap wawancara pertama, peninjauan ke lokasi,

hingga wawancara kedua. Setelah itu baru diputuskan permohonan kredit

tersebut diterima atau tidak. Namun dalam pelaksanaanyan di lapangan

ada beberapa k analisis

pemberian kredit tidak dapat dilaksanakan secara optimal, hal ini karena

kondisi ekonomi, manajemen bank dan keadaan politik dari Negara.

Kesamaan dengan penelitian ini adalah keduanya sama-sama memasukkan

unsur 5C untuk menganalisis pemberian kredit. Analisis terhadap 5C ini

dipergunakan dalam memutuskan permohonan kredit dari calon nasabah,

permohonan kredit disini adalah sama dengan yang dimaksudkan prosedur

pemberian kredit dalam penelitian yang sekarang.

c. Dwi Pratiwi, Nur. 2011. Upaya Restrukturisasi Kredit Pemilikan

Rumah (KPR) untuk menekan adanya kredit macet pada PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Surakarta. Tugas Akhir D3

Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi. Surakarta : Universitas

Sebelas Maret Surakarta (UNS).

Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan restrukturisasi kredit

didasarkan pada ketentuan yang mengacu pada masing-masing pola dan

aturan tentang tujuan pelaksanaan, debitur yang melaksanakan, syarat

pelaksanaan dan kebijakan perusahaan. Terdapat tujuh pola restrukturisasi

KPR yang dilakukan sebagai upaya penyelamatan kredit bermasalah,

namun dari ketujuh pola tersebut memiliki tata cara pengajuan usul,

analisa dan monitoring yang sama, yang membedakan hanya terletak pada

wewenang pengambilan keputusan. Upaya restrukturisasi yang dilakukan

untuk menekan kredit macet pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk. Cabang Surakarta dalam praktiknya hanya ada tiga pola yang

digunakan, yaitu penjadwalan ulang (PUL), alih debitur dan pengurangan

tunggakan bunga dan atau denda. Namun restrukturisasi kredit yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

46

dilakukan belum sepenuhnya bisa berjalan efektif, hal tersebut dibuktikan

dengan adanya beberapa perjanjian restrukturisasi kredit yang tidak dapat

dilaksanakan oleh debitur.

Adanya kesamaan dalam penelitian ini adalah membahas mengenai

restrukturisasi kredit dan dengan menggunakan tempat penelitian yang

sama, yaitu pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. cabang Solo,

selain itu terdapat perbedaan pada upaya restrukturisasi kredit yang

dilaksanakan. Penelitian terdahulu menggunakan restrukturisasi sebagai

upaya untuk menekan adanya kredit macet, sedangkan pada penelitian ini

upaya restrukturisasi kredit diharapkan bisa diminimalisir dengan prosedur

pemberian kredit yang tepat.

d. Lubis, John Har, dkk. 2008. Analisis Proses Pemberian Kredit oleh

Bank XYZ (Kasus CV. ABC di Balige, Kabupaten Toba Samosir,

Sumatera Utara). Jurnal MPI Vol. 3 No. 2.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang prosedur

pemberian kredit oleh bank kepada calon nasabah debitur dan persyaratan-

persyaratan yang harus dipenuhi, selain itu juga untuk menganalisis faktor-

faktor yang menentukan dalam pengajuan kredit oleh calon debitur.

Hasilnya proses pemberian kredit dimulai dari tahapan pengumpulan data,

verifikasi, analisa kredit, persetujuan, pengikatan jaminan, dan

pemantauan kredit. Selain itu faktor-faktor yang menentukan dalam

pengajuan kredit oleh calon nasabah debitur kepada bank meliputi

beberapa aspek yaitu manajemen, pemasaran, teknis produksi, keuangan,

dan agunan yang diserahkan. Kesamaan dengan penelitian ini adalah

keduanya sama-sama meneliti mengenai prosedur pemberian kredit dan

faktor-faktor yang mendukung serta menghambat. Apabila penelitian

terdahulu faktor pendukung mengenai pengajuan kredit, sedangkan

penelitian sekarang faktor pendukung dan penghambat upaya

meminimalisir restrukturisasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

47

e. Agustinus, John. 2008. Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Non

Performing Loans Pada Bank BUMD, BUMN, dan BUSN di Kota

Jayapura. Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol. 12 No. 3 September

2008, hal. 504 516.

Penelitian ini bertujuan menganalisis besarnya pengaruh antara

variabel bebas yaitu penilaian agunan (X1), besaran kredit (X2), lokasi

(X3), petugas bank (X4) terhadap variabel terikat yaitu non-performing

loans (Y). Hasilnya, penelitian menyatakan terdapat pengaruh secara

simultan variabel-variabel penilaian agunan, besaran kredit, lokasi dan

petugas bank terhadap variabel non-performing loans, serta dapat

diketahui terdapat keeratan yang kuat antara variabel bebas terhadap

variabel terikat. Penelitian ini juga memberikan saran kepada manajemen

bank dipandang perlu menambah petugas bank. Penelitian ini memberikan

perhatian kepada petugas bank yang secara khusus bertugas sebagai

pembina dan pengawas dibidang kredit, dimulai dari saat pertama debitur

mengajukan kredit, menilai agunan sampai dengan pelunasan. Petugas

bank di tingkat unit bank, dan terbukti menjadi kunci sukses dalam

membina para debitur dan menekan laju non-performing loans. Kesamaan

penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang adalah bahwa

keduanya mengindikasikan adanya dampak yang signifikan dari prosedur

pemberian kredit dalam upaya menekan adanya non-performing loans,

yang berarti mengurangi resiko terjadinya restrukturisasi kredit.

B. Kerangka Berpikir

Menurut pengertian dari Undang-undang Negara Republik Indonesia

Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

secara umum bank melakukan dua kegiatan utama yaitu menghimpun dana

dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat yang

membutuhkan. Penghimpunan dalam bentuk simpanan di bank, sedangkan

penyalurannya bisa lewat salah satu bentuk yaitu kredit. Baik dalam

penghimpunan maupun penyaluran dana, bank harus memikirkan tentang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

48

prosedur, tata laksana, dan kualitas pelayanan. Hal ini sangat penting untuk

membentuk kepuasan nasabah.

Usaha menyalurkan dana dalam bentuk kredit diawali dengan adanya

permohonan oleh calon debitur. Setelah adanya permohonan ini, bank

melakukan penelitian berkas permohonan. Dari adanya penelitian berkas

permohonan ini, akan menghasilkan dua kemungkinan. Kemungkinan

pertama adalah permohonan ditolak sehingga berkas dikembalikan, serta

kemungkinan kedua permohonan diterima dan ditindaklanjuti dengan

analisis berkas tersebut. Seperti pada saat penelitian, analisis berkas pun

memungkinkan adanya pengembalian berkas karena ditolak. Namun apabila

berkas diterima nantinya akan ada penindaklanjutan sampai pengambilan

keputusan akhir.

Keseluruhan pelaksanaan kegiatan bank dari menghimpun dana

sampai menyalurkannya, seperti yang disebutkan di awal haruslah

memperhatikan prosedur dan tata laksana sesuai peraturan yang berlaku.

Prosedur dan tata laksana yang tepat akan mengurangi dampak terjadinya

kredit macet berlebih. Restrukturisasi kredit umumnya diarahkan untuk

menyelamatkan kredit bermasalah (kredit kurang lancar, kredit diragukan,

dan kredit macet). Kebanyakan nasabah debitur, khususnya debitur mikro

dan debitur kecil, tidak tahu tentang seluk-beluk pemberian fasilitas

restrukturisasi dan penghapusan kredit macet di perbankan. Akibatnya

mereka memiliki kedudukan yang lebih lemah dan sering kali kesulitan

mengakses fasilitas tersebut. Hal itulah yang mengharuskan adanya prosedur

pemberian kredit yang tepat untuk bisa meminimalisir kejadian tersebut.

Dari uraian di atas maka dapat dibuat kerangka berfikir sebagai

berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

49

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Diterima Ditolak

Ditolak Diterima

Menghimpun dana Menyalurkan dana

Permohonan kredit dari nasabah

Penelitian berkas oleh bank

Berkas dikembalikan Analisis berkas

Analisis berbasis 6C

Berkas dikembalikan Penindaklanjutan +

pengambilan keputusan

Upaya Meminimalisir Restrukturisasi

Kredit

Lembaga Keuangan

Bank Bukan Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

50

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah lokasi dimana penulis dapat menemukan

berbagai sumber informasi terkait dengan permasalahan yang akan diteliti.

Penelitian ini mengambil lokasi di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Cabang Solo yang beralamatkan di Jl. Brigjen Slamet Riyadi No. 282

Surakarta. Pemilihan lokasi penelitian ini dengan alasan dan berbagai

pertimbangan. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. merupakan salah

satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang perbankan

berskala nasional dan telah beroperasi selama puluhan tahun serta banyak

mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. BTN pada umumnya dan BTN

Cabang Solo pada khususnya memiliki produk kredit unggulan yaitu Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) yang memiliki jumlah penyaluran dana cukup tinggi

dibandingkan dengan bank lain, namun juga ditemui debitur-debitur yang

mengalami kredit macet. Padahal di satu sisi BTN adalah salah satu bank

umum milik pemerintah yang didalamnya terikat peraturan Bank Indonesia

atas standart prosedur pemberian kredit dan upaya penyelamatan terhadap

kredit bermasalah. Hal inilah yang menarik minat peneliti untuk mengetahui

sejauh apa prosedur pemberian kredit telah dilaksanakan menurut peraturan

khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di BTN Cabang Solo. Dari

pengetahuan mengenai prosedur pemberian kredit ini, diharapkan menjadi

masukan bagi BTN Solo untuk membenahi prosedur yang ada sehingga dapat

menyesuaikan dengan standar yang telah ditentukan, sehingga mampu

mengurangi timbulnya kredit bermasalah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

51 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan yang dimulai dari

bulan Agustus 2012 sampai dengan Januari 2013. Berikut adalah jadwal

rencana penelitian:

Kegiatan Tahun 2012-2013

Agt Sept Okt Nov Des Jan a. Perencanaan Penelitian 1. Pengajuan Judul 2. Pengajuan Proposal 3. Perijinan b. Pelaksanaan Penelitian 1. Pengumpulan Data 2. Analisis Data 3. Penarikan Kesimpulan c. Penyusunan Laporan

Gambar 3.1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif.

Danim (2002: enelitian kualitatif adalah pendekatan

sistematis dan objektif yang digunakan untuk menjelaskan pengalaman

hidup dan memberikan makna atasnya. Sedangkan menurut Lexy J. Moleong

(2008: 6), Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll., secara holistic, dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.

Lebih dalam lagi bahwa dalam penelitian ini menggunakan metode

penelitian deskriptif kualitatif. HB Sutopo (2002: 35) mengemukakan:

Metode deskriptif merupakan metode dengan mengumpulkan data-data (kata-kata, kalimat, gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar angka/frekuensi). Dengan metode ini, akan dihasilkan berupa deskripsi dalam bentuk narasi yang rinci dan mendalam, lebih mudah dipahami dan secara langsung manfaatnya bisa mengarahkan lebih jelas dan rinci sebagai usaha perbaikan untuk ke depannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

52

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang

ditunjang dengan penelitian kepustakaan (library research).

1. Penelitian kepustakaan, dilakukan dengan cara membaca dan

mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan

yang diteliti, serta dengan melakukan browsing pencarian bahan

untuk memperoleh data.

2. Penelitian lapangan, dilakukan dengan cara bertemu langsung

dengan narasumber untuk memperoleh data atau informasi dalam

masalah yang akan diteliti.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data

sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

lapangan. Sumber data primer adalah sumber data yang dapat memberikan

informasi secara langsung mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan

permasalahan yang diteliti, yang merupakan sejumlah data, fakta atau

keterangan yang diperoleh secara langsung dari pihak-pihak yang

berkaitan langsung dengan masalah yang menjadi obyek.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulaanya oleh peneliti. Sumber data sekunder antara lain: buku-

buku literatur, laporan penelitian, tulisan para ahli, peraturan perundang-

undangan yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Data-data tersebut

nantinya dipergunakan untuk mendukung data primer yang telah ada.

2. Sumber Data

Pengertian sumber data dikemukakan oleh H.B. Sutopo (2006) yang

Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi

peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

53

menentukan ketepatan dan kekayaan data atau kedalaman yang di

(hlm. 56).

Sumber data merupakan bagian yang sangat penting dalam

menggali informasi karena sumber data akan menentukan ketepatan data

yang diperoleh. Penelitian ini memperoleh data dari beberapa sumber yaitu

informan, dokumentasi, dan juga hasil pengamatan peneliti di lapangan.

D. Teknik Pengambilan Sampel (Cuplikan)

Penelitian kualitatif cenderung menggunakan teknik pengambilan sampel

yang selektif dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan konsep teoritis

yang digunakan, keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik empirisnya, dan

lain-lainnya. Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi

pemusatan sumber data dalam penelitian yang mengarah pada seleksi.

Cuplikan dalam penelitian kualitatif sering dinyatakan sebagai internal

sampling, tidak perlu ditentukan oleh jumlah sumber datanya, karena jumlah

informan yang kecil bisa saja menjelaskan informasi tertentu secara lengkap

dan benar daripada informasi yang diperoleh dari jumlah narasumber yang

lebih banyak.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Teknik ini memilih sampel didasarkan pada karakteristik

tertentu yang dianggap mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi

yang sudah diketahui sebelumnya. Sumber data yang digunakan di sini tidak

sebagai sumber data yang mewakili populasinya melainkan lebih cenderung

mewakili informasinya.

Menurut H.B Sutopo (2006: 64):

Maksud dari purposive sampling adalah kecenderungan peneliti untuk memilih informannya berdasarkan posisi dengan akses tertentu yang di-anggap memiliki informasi yang berkaitan dengan permasalahannya se-cara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

54

Pilihan informan dan jumlahnya dapat berkembang sesuai dengan

kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data penelitian

kualitatif.

E. Pengumpulan Data

Pemilihan teknik pengumpulan data yang tepat dapat menentukan

kelancaran proses dan pencapaian hasil penelitian. Teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini di peroleh dengan jalan:

1. Interview (wawancara)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

ini dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewce) yang

memberikan atas pertanyaan ini (Moleong, 2001: 135). Maksud mengadakan

wawancara seperti ditegaskan oleh Moleong (2001: 135 ) antara lain :

...menkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekonstuksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang telah diharapka untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. Wawancara dilakukan dengan pedoman panduan wawancara

(interview guide) yang telah dibuat yang berkaitan dengan apa yang dijadikan

kajian dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini dengan adanya wawancara

dari berbagai narasumber/informan pihak BTN Solo yang terkait dengan

kredit akan diharapkan mengungkap prosedur pemberian kreditnya mulai dari

proses permohonan, pemutusan, hingga pencairannya serta upaya

penyelamatan kredit bermasalah termasuk restrukturisasi kreditnya.

Kemudian dari hasil wawancara akan dihubungkan antara prosedur

pemberian kredit yang ada, dalam hal ini Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di

BTN Solo dengan upaya meminimalisir terjadinya restrukturisasi kredit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

55

2. Observasi

Menurut Burhan Bungin (2008: 115), observasi atau pengamatan

adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indra mata

sebagai alat bantu utamanya selain panca indra lainnya seperti telinga,

penciuman, mulut, dan kulit. Beberapa bentuk observasi yang dapat

digunakan dalam penelitian kualitatif menurut H. B. Sutopo adalah observasi

tak berperan dan observasi berperan (2006: 75).

Dalam penelitian ini observasi yang digunakan oleh peneliti adalah

observasi berperan pasif. Penulis datang langsung ke objek penelitian untuk

mengamati, menggali informasi dari informan dan menyesuaikan dengan

keadaan yang sebenarnya terjadi. Observasi dalam penelitian ini adalah

mengamati dan mencatat hal-hal terkait informasi prosedur pemberian kredit

khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai upaya meminimalisir

terjadinya restrukturisasi kredit di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Cabang Solo.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data yang menyangkut dokumen-

dokumen baik berbentuk tulisan, gambar ataupun karya monumental dari

seseorang yang diperoleh di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Cabang Solo yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti. Studi

dokumen menjadi pelengkap dari metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif. Hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika

didukung dengan adanya dokumentasi.

Penelitian ini menggunakan dokumentasi terkait prosedur pemberian

kredit khususnya KPR di BTN Solo dan laporan kinerja terkait kolektibilitas

kredit yang nantinya akan dihubungkan dengan prosedur pemberiannya.

Dokumentasi berbentuk foto nantinya juga akan ditambahkan sebagai bukti

nyata telah dilaksanakannya penelitian di BTN Cabang Solo.

4. Studi Kepustakaan

Studi pustaka adalah suatu cara memperoleh data dengan cara

mengkaji buku-buku, literatur, arsip-arsip, laporan-laporan yang berkaitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

56

dengan objek penelitian. Studi kepustakaan dalam penelitian ini membantu

penulis dalam melengkapi uraian teori terkait kajian pustaka mengenai

masalah yang diangkat. Studi kepustakaan dilakukan dengan mempelajari,

menganalisis maupun mengutip berbagai sumber, seperti buku-buku teori,

artikel, perundang-undangan terkait perbankan, dan penulisan skripsi

terdahulu.

F. Uji Validitas Data

Dalam penelitian ini untuk mencari validitas data digunakan metode

triangulasi. H.B. Sutopo (2006: 92) menjelaskan bahwa pada dasarnya

gulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang

bersifat multi-

menarik kesimpulan yang mantap dari adanya suatu penelitian, diperlukan

tidak hanya dari satu cara pandang. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang berada diluar data itu untuk

keperluan pengecekan data atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Menurut Patton (1984: 146), sebagai teknik pemeriksaan data, triangulasi

dibedakan menjadi empat macam yaitu:

1. Triangulasi sumber

Teknik disebut sebagai triangulasi data. Cara ini mengarahkan peneliti

agar di dalam mengumpulkan data wajib menggunakan beragam sumber data

yang berbeda-beda yang tersedia. Dengan demikian apa yang diperoleh dari

sumber yang satu, bisa lebih teruji kebenarannya dengan data yang diperoleh

dari sumber berbeda jenisnya. Caranya adalah membandingkan data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara, atau membandingkan hasil

wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

2. Triangulasi metode

Teknik ini dilakukan dengan cara menggunakan teknik atau metode

yang berbeda untuk memperoleh data yang sama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

57

3. Triangulasi peneliti

H.B. Sutop gulasi peneliti adalah hasil

penelitian baik data maupun simpulan mengenai bagian tertentu atau

k

metode ini dapat membantu peneliti meminimalisir kemelencengan dalam

pengumpulan data.

4. Triangulasi teori

Triangulasi ini dilakukan dengan menggunakan perspektif lebih dari

satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Dari beberapa

perspektif teori tersebut akan diperoleh pandangan yang lebih lengkap dan

mendalam, tidak hanya sepihak, sehingga bisa dianalisis dan ditarik simpulan

yang lebih utuh dan menyeluruh.

Dalam hal ini metode triangulasi yang digunakan yaitu triangulasi

data/sumber dan triangulasi metode. Triangulasi data dengan menggunakan

beberapa sumber untuk mengumpulkan data yang sama. Data yang

dikumpulkan dari informan di cross check dengan data-data yang ada.

Triangulasi metode yaitu pengumpulan data tidak hanya dilakukan dengan

satu metode, namun dengan wawancara, observasi, dan studi kepustakaan.

Kesemuanya dengan tujuan mendapat hasil akhir dengan tingkat kevalidan

yang tinggi.

G. Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (2007: 96) analisis kualitatif di bagi

dalam tiga alur kegiatan. Ketiga alur kegiatan yang di maksud adalah sebagai

berikut :

1. Reduksi data, adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari

catatan-catatan lapangan

2. Penyajian data, adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

58

3. Penarikan kesimpulan.

Data yang diperoleh dari berbagai metode pengumpulan data kemudian

dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif, artinya data yang berhasil

dikumpulkan dari penelitian dipilih berdasarkan mutu atau kualitas dan dipilih

yang ada kaitannya dengan permasalahan yang di bahas. Dari analisis tersebut

menghasilkan uraian yang bersifat deskriptif kualitatif artinya menggambarkan

kenyataan yang terjadi dan berlaku serta berkaitan dengan pelaksanaan

prosedur pemberian kredit dan upaya restrukturisasi di PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo.

Teknik analisa data seperti yang tersebut di atas sama seperti yang

diungkapkan oleh Mathew dan Huberman (1992: 16-21) yang mereka sebut

dengan Interactive Model of Analisis. Tahap-tahap analisis secara interractive

model of analisys dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Bagan Komponen Interractive Model of Analisys

(Matthew dan Huberman, 1992: 20)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah beberapa tahap yang harus dilalui penulis dari

awal hingga ke proses penelitian sampai hasil akhir berupa laporan penelitian

selesai. Dalam penelitian ini prosedur atau langkah-langkah pembuatan

laporan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap pra lapangan dilakukan mulai dari pembuatan pengajuan judul dan

usulan penelitian (mini proposal), proposal penelitian, menyusun rancangan

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data Kesimpulan-Kesimpulan: Penarikan Verifikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

59

penelitian, pencarian berkas perijinan lapangan dan menyiapkan

perlengkapan penelitian. Jadi dalam tahap ini peneliti belum terjun penuh ke

lokasi penelitian, walau sebelumnya telah melakukan pra survey untuk

mencari permasalahan yang terjadi di tempat yang akan diteliti.

2. Tahap Lapangan

Tahap lapangan dilakukan dari penggalian data yang relevan dengan

tujuan penelitian. Tahap ini peneliti mulai mengeksplorasi data yang ada di

lapangan lewat interview dan mencocokkan dengan hasil studi kepustakaan

serta informan selain narasumber utama kemudian dikumpulkan untuk

memasuki tahap analisis data.

3. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data dilakukan bersamaan dengan tahap pengumpulan data

untuk menghindari data yang terbuang karena dianggap tidak berguna atau

hilang. Proses analisis data dalam penelitian ini meliputi: pengelompokan

data, penganalisaan data kemudian ditarik suatu kesimpulan dari analisis yang

telah dilakukan sebelumnya. Setelah itu persiapan penyajian data secara jelas

dan rinci dalam suatu laporan.

4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian

Penyusunan laporan penelitian ini merupakan tahap akhir dari prosedur-

prosedur sebelumnya. Pada tahap ini hasil dari pengumpulan data diolah dan

dianalisa kemudian dilaporkan dalam bentuk laporan penelitian akhir/skripsi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

60

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian

1. Gambaran Umum PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

a. Sejarah PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

BTN lahir pada masa yang cukup sulit. Lahirnya BTN juga

mempunyai sejarah yang cukup panjang dalam memperjuangkan

keberadaanya. Perjuangan BTN telah dimulai sejak Belanda menginjakkan

kakinya pertama kali di Indonesia. Puncak dari perjuangan itu adalah pada

tahun 1897, dimana pada saat itu dikenal sebagai masa keramat. Para pelaku

dalam pengembangan BTN pada saat itu yakin bahwa tahun itulah sebagai

puncak daripada cikal bakal pendirian BTN. Hal ini didasari oleh adanya

Koninklijk Besluit No. 27 di Hindia Belanda atau dalam istilah Indonesia

istilah ini lebih familiar dikenal dengan nama surat keputusan yang

menyatakan adanya pendirian POSTSPAARBANK.

Untuk mendidik masyarakat agar gemar menabung, pemerintah

Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897

mendirikan POSTSPAARBANK yang merupakan cikal bakal dari Bank

Tabungan Negara. POSTPAARBANK memperkenalkan pada masyarakat

mengenai lembaga perbankan secara luas yang kemudian terus hidup dan

berkembang hingga tahun 1939 memiliki empat cabang yaitu di Jakarta,

Medan, Surabaya, dan Makasar.

Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat penyerbuan

Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar-

besaran dalam waktu yang relatif singkat (rush). Namun demikian pada tahun

1941, kepercayaan masyarakat mulai pulih kembali yang ditandai dengan

mulai banyaknya masyarakat yang menabung pada POSTPAARBANK,

sehingga keadaan keuangan POSTSPAARBANK kembali membaik.

Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada

Pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan POSTSPAARBANK dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

61

mendirikan TYOKIN KYOKU sebuah bank yang bertujuan menarik dana

masyarakat melalui tabungan. Usaha Pemerintah Jepang ini tidak sukses

karena dilakukan dengan paksaan. KYOKIN KYOKU hanya mendirikan satu

cabang yaitu di Yogyakarta.

Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan

inspirasi kepada Bp. Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan

TYOKIN KYOKU dari Pemerintah Jepang ke Pemerintah RI dan terjadilah

penggantian nama menjadi Kantor Tabungan Pos. Bp. Darmosoetanto

ditetapkan oleh Pemerintah RI menjadi direktur yang pertama. Tugas pertama

Kantor Tabungan Pos adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan

Oeang Republik Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan Kantor Tabungan Pos tidak

berumur panjang karena Agresi Belanda pada Desember 1946 mengakibatkan

didudukinya semua kantor cabang dari Kantor Tabungan Pos hingga tahun

1949. Saat Kantor Tabungan Pos dibuka kembali tahun1949 nama Kantor

Tabungan Pos diganti menjadi Bank Tabungan RI. Sejak lahir hingga

berubah nama menjadi Bank Tabungan Pos RI, lembaga ini bernaung di

bawah Kementrian Perhubungan.

Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang

substansif bagi sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU darurat No.9 th 1950

tgl 9 Februari 1950 yang mengubah nama menjadi POSTSPAARBANK IN

INDONESIA berdasarkan staatblat No. 295 tahun 1941 menjadi Bank

Tabungan Pos dan memindahkan induk kementrian dari Kementrian

Perhubungan ke Kementrian keuangan dibawah Menteri Urusan Bank

Sentral. Walaupun dengan UU Darurat tersebut masih bernama Bank

Tabungan Pos, tetapi tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan

tanggal lahir Bank Tabungan Negara. Nama Bank Tabungan Negara menurut

UU darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36 th 1953 tanggal 18

Desember 1953. Perubahan nama dari Bank Tabungan Pos menjadi Bank

Tabungan Negara didasarkan pada UU No. 2 th 1964 tgl 25 Mei 1964.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

62

Penegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik Negara

ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 yang sebelumnya (sejak pahun

1946) PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menjadi BNI unit V. Jika

tugas utama saat pendirian POSTSPAARBANK (1897) sampai dengan Bank

Tabungan Negara (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan dana

masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974, Bank Tabungan

Negara ditambah tugasnya yaitu mendirikan pelayanan KPR dan untuk

pertama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember 1976,

karena itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi Bank

Tabungan Negara.

Bentuk hukum Bank Tabungan Negara mengalami perubahan lagi

pada tahun 1992, yaitu dengan dikeluarkanya PP No. 24 tahun 1992 yang

merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 tahun 1992 bentuk badan hukum Bank

Tabungan Negara berubah menjadi perusahaan Perseroan. Sejak itu nama

Bank Tabungan Negara menjadi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

dengan call name Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan independen,

Price Waterhouse Coopers, pemerintah melalui Menteri BUMN dalam surat

No. S-544/M-MBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan Bank

Tabungan Negara sebagai Bank Umum dengan fokus bisnis pembiayaan

rumah tanpa subsidi.

Pada tahun 1976 telah ditandai dengan sejarah realisasi KPR

pertamakalinya di Indonesia. Realisasi KPR pertama tersebut adalah di kota

Semarang dengan 9 unit rumah. Kemudian pada tahun yang sama menyusul

di kota Surabaya dengan 8 unit rumah sehingga total KPR yang berhasil

direalisasikan BTN pada tahun 1976 adalah sejumlah 17 unit rumah dengan

nilai kredit pada saat itu sebesar Rp. 37 Juta.

Realisasi KPR di Semarang dan Surabaya pada tahun 1976 tersebut

kemudian diikuti realisasi KPR di kota-kota lain. Sukses realisasi KPR tahun

1976 inilah akhirnya membawa kesuksesan BTN dalam merealisasikan KPR

pada tahun-tahun berikutnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

63

Sukses KPR dengan realisasi pertama di Semarang pada tahun 1976

tersebut telah membawa keyakinan manajemen BTN untuk menjadikan bisnis

perumahan tersebut sebagai bisnis utama BTN. Hal ini tampak jelas pada misi

BTN yaitu melakukan tugas dan usaha di bidang perbankan dalam arti yang

seluas-luasnya untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam

rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi kearah

kesejahteraan rakyat banyak dengan mengkhususkan diri melaksanakan

kegiatannya dalam bidang pembiayaan proyek pembangunan perumahan

rakyat.

b. Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

1) Visi Bank BTN

Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.

2) Misi Bank BTN

a) Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan

industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.

b) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi

pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi

terkini.

c) Menyiapkan dan mengembangkan human capital yang berkualitas,

profesional dan memiliki integritas tinggi.

d) Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip

kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan

shareholder value.

e) Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.

c. Budaya Kerja dan Perilaku Utama bagi Pegawai

1) Budaya Kerja

Budaya kerja dan perilaku utama bagi pegawai PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk. adalah dengan pedoman POLA PRIMA, yaitu :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

64

a) Pelayanan Prima (service excelent)

(1) Ramah, sopan dan bersahabat.

(2) Peduli, proaktif dan cepat tanggap.

b) InOvasi (inovation)

(1) Berinisiatif melakukan penyempurnaan.

(2) Berorientasi menciptakan nilai tambah.

c) KeteLAdanan (role mode)

(1) Menjadi contoh dalam berperilaku baik dan benar.

(2) Memotivasi penerapan nilai-nilai budaya kerja.

d) PRofesionalisme (profesionalism)

(1) Kompeten dan bertanggungjawab.

(2) Bekerja cerdas dan tuntas.

e) Integritas (intregity)

(1) Konsisten dan disiplin.

(2) Jujur dan berdedikasi.

f) KerjasaMA (teamwork)

(1) Tulus dan terbuka.

(2) Saling percaya dan menghargai.

2) Pedoman Pegawai

Pedoman pegawai dalam melaksanakan pekerjaan adalah :

a) Kita layani secara ikhlas, sopan dan santun semua langganan Bank

BTN dengan senyum, salam dan sapa.

b) Dalam menunaikan tugas kita pedomani 3 jangan :

(1) Jangan terlambat atau menunda pekerjaan.

(2) Jangan membuat kesalahan.

(3) Jangan menerima apalagi meminta atau mengambil sesuatu yang

bukan haknya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

65

c) Kita laksanakan semua tugas dengan baik secara profesional supaya

bank BTN menjadi maju, berkembang, solid dan sehat sehingga

kesejahteraan keluarga meningkat.

d. Produk PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

1) Jasa dan Layanan

a) Kartu Debit Visa

Kartu debit yang dapat digunakan untuk bertransaksi pada semua

merchant dengan jaringan Visa Internasional, sehingga memberikan

kemudahan dalam belanja serta aman.

b) ATM Batara

Kartu ATM Batara merupakan fasilitas layanan kartu bagi nasabah

Tabungan dan Giro di Bank BTN yang memberikan kemudahan bagi

nasabah dalam memenuhi berbagai macam kebutuhan transaksi

melalui mesin ATM seperti tarik tunai, pembayaran tagihan, dan

sebagainya.

c) Kiriman Uang

Fasilitas jasa pelayanan Bank BTN untuk pengiriman uang dalam

bentuk rupiah maupun mata uang asing yang ditujukan kepada pihak

lain di suatu tempat (dalam/luar negeri).

d) INKASO

Merupakan jasa pelayanan Bank BTN untuk melakukan penagihan

kepada pihak ketiga atas inkaso tanpa dokumen di tempat lain di

dalam negeri.

e) Safe Deposit Box

Sarana penyimpanan barang/surat-surat berharga yang aman dan

terjaga dari resiko kebakaran, kejahatan dan bencana alam dsb.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

66

f) Money Changer

Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang ingin menjual

atau membeli mata uang asing tertentu, yang mempunyai catatan

kurs pada Bank Indonesia.

g) Bank Garansi

Merupakan pernyataan yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan

nasabah untuk menjamin resiko tertentu yang timbul apabila nasabah

tidak dapat menjalankan kewajibannya dengan baik kepada pihak

yang menerima jaminan.

h) Payment Point

Merupakan fasilitas layanan bagi nasabah untuk memudahkan dalam

membayar tagihan rutin, seperti Telkom, PLN Online (PRAQTIS),

GSM Pascabayar (Kartu Hallo & Matrix), Pajak, PDAM (Wilayah

Bogor, Bekasi, Cilegon, Padang, dan Banjarmasin).

i) Real Time Gross Settlement (RTGS)

Sistem transfer dana on-line dalam mata uang rupiah yang

penyelesaiannya dilakukan per transaksi secara individual.

j) Batara Payroll

Merupakan layanan Bank BTN bagi Pengguna Jasa (Perusahaan,

Perorangan, Lembaga) dalam mengelola pembayaran gaji, THR dan

Bonus serta kebutuhan finansial lainnya yang bersifat rutin bagi

karyawan pengguna jasa.

k) SPP Perguruan Tinggi

SPP Online merupakan layanan Bank BTN bagi Perguruan Tinggi /

Sekolah dalam menyediakan delivery channel menerima setoran

biaya-biaya pendidikan secara online.

l) Western Union

Layanan Kiriman Uang Bank BTN bekerjasama dengan Western

Union secara cepat (real time on line) yang dilakukan lintas negara

atau dalam satu negara.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

67

m) SMS Batara

SMS Batara merupakan fasilitas layanan transaksi perbankan yang

dapat diakses dari handphone. Cukup dengan mengetik SMS ke

nomor 3555,nasabah dapat menikmati kemudahan melakukan

transfer uang, pembayaran tagihan rutin, pembelian voucher isi

ulang, serta transaksi lainnya. Selain menggunakan sms biasa, SMS

Batara juga dapat digunakan melalui menu aplikasi Java yang dapat

diinstall di handphone.

n) Fasilitas Deposit

Fasilitas pemindahbukuan secara otomatis pada sistem Bank.

2) Produk Dana

a) Tabungan

(1) Tabungan Batara

Tabungan multiguna yang aman untuk dana masyarakat dengan

berbagai kemudahan yang terus meningkat.

(2)

Produk tabungan merupakan peremajaan dari produk Tabanas

Batara, diselenggarakan bekerjasama dengan PT. Pos Indonesia

(Persero) melalui loket kantor pos yang telah ditentukan.

(3) Tabungan Haji Nawaitu

Merupakan tabungan yang diperuntukkan bagi calon jemaah haji

dalam rangka persiapan biaya perjalanan ibadah haji.

(4) Tabungan Batara Prima

Tabungan Batara Prima adalah produk tabungan dengan suku

bunga yang tinggi dan fleksibilitas penarikan serta dilengkapi

dengan fitur-fitur menarik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

68

(5) Tabungan Batara Junior

Merupakan peremajaan dari tabungan Batara Pelajar dengan

peruntukan lebih luas untuk semua kalangan yang sensitif

terhadap biaya administrasi bulanan.

(6) TabunganKu

TabunganKu adalah program dari pemerintah untuk perorangan

dengan syarat mudah dan ringan, guna menumbuhkan budaya

menabung serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

b) Deposito

(1) Deposito Berjangka Rupiah

Simpanan berjangka dalam bentuk mata uang rupiah (Rp) yang

menguntungkan, terpercaya dan aman.

(2) Sertifikat Deposito

Simpanan dalam bentuk deposito berjangka yang sertifikat bukti

penyimpanannya dapat dipindahtangankan.

(3) Deposito Valas

Merupakan Simpanan berjangka dalam mata uang USD yang

menguntungkan, terpercaya dan aman.

c) Giro

(1) Giro Rupiah

Produk simpanan dengan fleksibilitas tinggi yang penarikannya

dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan Cek/BG atau

media lainya.

(2) Giro Valas

Produk simpanan dalam denominasi USD dengan fleksibilitas

tinggi yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan Cek/BG atau media lainnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

69

3) Produk Kredit

a) Kredit Komersial

(1) Kredit Investasi

Fasilitas kredit yang diberikan kepada Perseroan Terbatas, CV,

koperasi, yayasan dan perorangan, dalam rangka pembiayaan

investasi, baik investasi baru, perluasan, modernisasi atau

rehabilitasi.

(2) Kredit Investasi - Industri Terkait dengan Perumahan

Kredit Investasi yang disediakan oleh Bank dalam rangka

pembiayaan investasi khususnya bagi sektor-sektor industri

yang terkait dengan perumahan dan atau usaha-usaha yang dapat

menunjang sektor-sektor dimaksud.

(3) Kredit Modal Kerja

Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN dalam

rangka pembiayaan kebutuhan modal kerja khususnya bagi

sektor-sektor industri yang terkait dengan perumahan dan atau

usaha-usaha yang dapat menunjang sektor-sektor dimaksud.

(4) Kredit Modal Kerja - Kontraktor (KMK - Kontraktor)

Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada

kontraktor atau pemborong untuk membantu modal kerja

didalam menyelesaikan pekerjaan borongan sesuai dengan

kontrak kerja.

(5) Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Kredit modal kerja atau investasi kepada debitur yang bergerak

dalam bidang usaha yang menurut skalanya berstatus sebagai

usaha mikro, kecil dan menengah guna pembiayaan usaha

produktif. Sektor usaha yang dapat dibiayai: industri, dagang,

dan jasa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

70

(6) Kredit Yasa Griya/Kredit Konstruksi (KYG)

Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada

Developer untuk membantu modal kerja pembiayaan

pembangunan proyek perumahan mulai dari:

(a) Biaya pembangunan konstruksi rumah sampai dengan

finishing

(b) Biaya prasarana dan sarana.

b) Kredit Konsumer

(1) KPR Bersubsidi

KPR Bersubsidi diberikan kepada keluarga/rumah tangga yang

baru pertama kali memiliki rumah dan termasuk ke dalam

kelompok sasaran masyarakat berpenghasilan rendah.

(2) KP Sarusun Bersubsidi

Kredit bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah

untuk kepemilikan rumah susun, baik yang ready stock maupun

yang indent.

(3) Kredit Griya Utama (KGU)

Fasilitas kredit dengan peruntukan membeli rumah (baru/lama),

rumah belum jadi (KGU Indent), atau rumah take over.

(4) KPR BTN Platinum

Fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi pemohon/calon debitur

untuk membiayai pembelian tanah dan bangunan rumah tinggal

(baru/lama) dengan maksimal kredit > 150 juta.

(5) Kredit Pemilikan Apartemen (KPA)

Fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi pemohon/calon debitur

untuk membiayai pembelian apartement (baru/lama), apartemen

belum jadi (KPA Indent), atau apartemen take over.

(6) Kredit Agunan Rumah (KAR)

Fasilitas kredit yang diperuntukan bagi pemohon/calon debitur

perorangan untuk berbagai keperluan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

71

(7) Kredit Ringan Batara (Kring Batara)

Fasilitas kredit kepada karyawan perusahaan/instansi dengan

agunan gaji karyawan.

(8) Kring Batara tanpa Payroll

Fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi pegawai BUMN,

BUMD, PNS, dan TNI/POLRI dengan jumlah pegawai lebih

dari 20 orang.

(9) Kredit Pemilikan Rumah Toko (Ruko)

Fasilitas kredit yang diberikan oleh bank untuk membeli Rumah

Toko (Ruko) guna dihuni dan digunakan sebagai toko.

(10) Kredit Swa Griya (KSG)

Fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai pembangunan

rumah diatas tanah yang telah dimiliki oleh pemohon.

(11) Kredit Swadana

Fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah dengan jaminan

berupa sebagian/seluruh simpanan (baik berupa tabungan

maupun deposito) yang disimpan di bank.

(12) Real Cash

Penyediaan dana tunai bagi nasabah untuk berbagai keperluan

dan dapat ditarik sewaktu-waktu (stand by loan).

e. Bentuk Hukum dan Kerahasiaan Bank

Bentuk hukum Bank Tabungan Negara adalah Bank milik Negara

ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968, yang

kemudian mengalami perubahan tahun 1992 dengan dikeluarkannya PP No.

24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang merupakan pelaksanaan UU No. 7

tahun 1992 bentuk hukum Bank Tabungan Negara berubah menjadi

Perusahaan Perseroan. Sejak saat itu namanya berubah menjadi PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) dengan call name Bank Tabungan Negara.

Berdasarkan kajian konsultan independen, price waterhouse coopers,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

72

pemerintah melalui menteri BUMN dalam surat Nomor S-554/M-MBU/2002

tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan Bank Tabungan Negara sebagai bank

umum dengan fokus biaya bisnis pembiayaan rumah tanpa subsidi.

Kerahasiaan Bank Tabungan Negara adalah berupa pasiva bank, seperti

tabungan, deposito, kredit nasabah, dan lain-lain. Bank harus menjaga rahasia

tersebut demi menjaga kepercayaan nasabah kepada Bank karena

kepercayaan nasabah pada pihak bank adalah faktor yang paling utama dalam

kemajuan bank.

2. Gambaran Umum PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo

a. Sejarah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Solo pertama kali berdiri

pada tahun 1990 yang merupakan pecahan dari Bank Tabungan Negara

cabang Yogyakarta. Pertimbangan pembukaan cabang baru di Solo karena

kota ini dinilai memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang cukup baik ke

depannya.

Bank Tabungan Negara cabang Solo sebelum menempati lokasi yang

sekarang, sempat mengalami perpindahan kantor sebanyak tiga kali. Pada

tahun 1990, kantor Bank Tabungan Negara pertama kali berdiri di Jl. Slamet

Riyadi No. 228, pada waktu itu kantor masih berstatus kantor sewa. Tahun

1993, kantor Bank Tabungan Negara cabang Solo berpindah ke ruko Beteng

Plasa Blok A 11-12, Jl. Kapten Mulyadi yang juga berstatus sewa. Kantor

yang berada di ruko Beteng Plasa ini bertahan hingga November 1997.

Ketika penghujung tahun 1997, PT. Bank Tabungan Negara cabang

Solo memiliki gedung secara mandiri yang berdiri di Jl. Slamet Riyadi No.

282 Solo 57141, telepon: (0271) 226930, fax: (0271) 726931, 226931, email:

[email protected]. Perpindahan dari bulan Desember 1997 tersebut,

bertahan hingga saat ini yang digunakan untuk aktivitas operasional Bank

Tabungan Negara cabang Solo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

73

b. Keadaan Fisik dan Operasional PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk. Cabang Solo

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo

beralamat di Jl. Slamet Riyadi No 282, Surakarta, Solo 57141, telepon (0271)

726930, fax (0271) 726931, 226939, email [email protected].

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo

mempunyai luas tanah ±3000 m², luas tanah ±800 m² dan terdiri dari 3 lantai.

Lantai 1 terdiri dari ruang kerja Customer Service, Teller Service dan

Processing, ruang Accounting and Control Unit, ruang Selling Officer, ruang

komputer dan ruang Section Head.

Lantai 2 terdiri dari ruang Branch Manager, ruang rapat, ruang

sekretaris, Loan Service, ruang Loan Administration, ruang General Branch

Administration dan mushola, sedangkan lantai 3 terdiri dari ruang kerja Loan

Recovery, aula, ruang dokumen, dan gudang ATK.

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo

memiliki 5 kantor pelayanan yaitu: Kantor Cabang Pembantu Kentingan,

Kantor Cabang Pembantu Mojosongo, Kantor Cabang Pembantu Palur,

Kantor Cabang Pembantu Klaten, Kantor Cabang Pembantu Sukoharjo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

74

c. Struktur Organisasi PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Solo

Branch Manager

Secretary

DBM Commercial

Housing & Commercial Lending Unit

Relationship Mgt

Consumer Lending Analyst

Commercial Funding & Services Unit

Govern & Corp.

Education Inst. & Others

DBM Consumer

Mortgage & Consumer

Lending Unit

Consumer Loan

Marketing

Consumer Loan Service

Consumer Loan Analyst

Consumer Funding & Services Unit

Consumer Funding

Post Office Aliance

Costumer Care Unit

Costumer Service

Service Quality

Sub Branch

DBM Suporting

Collection & Work Out

Unit

Accounting Control Unit

Operation Unit

Teller Service

Transaction Processing Sub Unit

Teller

Vault

Clearing

Collection

Restructuring Analyst

Legal & Loan

Recovery

Accounting &

Reporting

Internal Control

General Admin

Sub Unit

Loan Admin & Doc

Sub Unit

Human Capital Support

Logistic Support

Loan Administration

Loan Document

Transaction Processing &

IT Support

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Solo

(Sumber: Bank BTN Cabang Solo)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

75

Berikut adalah deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-masing

bagian dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo:

1) Branch Manager (Kepala Cabang)

Fungsi branch manager adalah:

a) Pengembangan Bisnis Cabang

(1) Mengelola hubungan dengan nasabah.

(2) Menyiapkan rencana bisnis untuk cabang.

(3) Membimbing kampanye promosi dan upaya-upaya pemasaran.

b) Perencanaan dan Penyusunan Kebijakan

(1) Menyusun kebijakan cabang sesuai petunjuk kantor pusat.

(2) Menetapkan strategi kinerja untuk seluruh unit cabang.

(3) Membuat perencanaan sumber daya manusia.

c) Pengawasan dan Persetujuan Transaksi Bisnis Cabang

(1) Mengambil keputusan bisnis.

(2) Memberikan persetujuan terhadap transaksi yang tidak lazim.

(3) Memotivasi bawahan dan pekerjaan.

2) Accounting and Control Unit

a) Reporting Staff

(1) Bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan untuk

pihak ekstern.

(2) Bertanggung jawab atas pemantauan laporan keuangan untuk

pihak intern maupun ekstern.

(3) Bertanggung jawab atas keberlangsungan proses dan analisa

laporan kinerja kantor cabang.

b) Internal Control

(1) Bertanggung jawab atas pemeriksaan kebenaran atas alur

transaksi operasional bank apakah telah sesuai dengan aturan

yang berlaku.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

76

(2) Bertanggung jawab dalam mengkoordinasi tindak lanjut hasil

pemeriksaan ektern maupun intern.

(3) Bertanggung jawab atas kebenaran data-data pada laporan

keuangan.

(4) Melakukan BI checking terhadap data calon debitur guna

analisis pemberian kredit.

3) Retail Service Section Head

a) Staff Loan Service

Tugas dan tanggung jawab staff loan service adalah:

(1) Memberikan pelayanan kredit kepada para nasabah.

(2) Memproses permohonan kredit dan menerima kelengkapan

dokumen dari calon debitur serta membuat Daftar Usulan

Pemohon (DUP).

(3) Melakukan wawancara kepada debitur.

(4) Menganalisa pemberian kredit.

(5) Membahas dan mengevaluasi DUP dalam Rapat Komite Kredit

(RKK).

(6) Menyelenggarakan realisasi kredit.

(7) Memproses pelunasan kredit (penghitungan jumlah pelunasan

kredit).

b) Customer Service

Tugas dan tanggung jawab customer service adalah:

(1) Memberikan pelayanan yang baik dan prima kepada semua

nasabah, baik melalui loket BTN maupun melalui telepon.

(2) Memberikan pelayanan tabungan loket cabang dan tabungan

kantor pos.

(3) Melayani proses pembukaan dan penutupan rekening rupiah dan

valas.

(4) Melayani pembayaran bunga deposito.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

77

(5) Membantu nasabah untuk melakukan transaksi dengan benar

seperti menjelaskan mengenai persyaratan, prosedur transaksi,

atau mengisi formulir.

(6) Melayani nasabah dalam pengajuan keluhan atau komplain dan

mengupayakan penyelesaian terbaik.

(7) Administrasi transaksi loket.

4) Operation Section Head

a) Teller Service

Tugas dan tanggung jawab teller service adalah:

(1) Melayani setoran tunai angsur kredit pemilikan rumah cabang

sendiri dan cabang lain.

(2) Melayani penarikan dan setoran tunai tabungan.

(3) Memelihara rekening giro.

(4) Melayani pembayaran dan setoran deposito.

(5) Melayani transaksi giro dan penjemputan uang tunai.

(6) Mengelola proses kas cabang.

(7) Melayani kebutuhan nasabah lainnya.

(8) Memastikan keaslian uang tunai yang diterima dari nasabah.

b) Staf Personalia/Logistik (General Branch Administration)

Tugas dan tanggung jawab personalia/logistik adalah:

(1) Melakukan manajemen personalia dan adminstrasi pegawai.

(2) Memastikan cabang mengikuti kebijakan dan prosedur yang

telah ditetapkan.

(3) Memproses transaksi secara efisien dan akurat.

(4) Melakukan logistik, perawatan, dan perawatan gedung.

(5) Mengelola anggaran cabang.

(6) Kesekretariatan.

c) Staff Loan Adminstration

Tugas dan tanggung jawab staff loan adminstration adalah:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

78

(1) Melakukan survei dan OTS (On The Spot) kepada calon debitur.

(2) Dokumentasi dan administrasi dalam proses kredit.

(3) Melakukan transaksi agunan.

(4) Memproses pelunasan kredit (pengelolaan dokumen pokok).

d) Staff Transaction Processing

Tugas dan tanggung jawab staff transaction processing adalah:

(1) Bertanggung jawab atas seluruh aktivitas operasional bank

office (Operation).

(2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan mengenai

operasional bank baik intern maupun ekstern.

(3) Melakukan perawatan software dan hardware.

(4) Pemrosesan pemindahbukuan.

(5) Memantau dan menjaga kelancaran operasional mesin ATM

cabang.

5) Collection Work Out (CWO)

a) Legal

Tugas dan tanggung bagian Legal adalah melakukan restrukturisasi

kredit yaitu:

(1) Melakukan upaya hukum guna penyelamatan kredit mulai dari

pemberkasan hingga lelang.

(2) Memastikan semua langkah penyelesaian kredit bermasalah

sesuai dengan ketentuan bank dan sesuai dengan ketentuan

hukum yang berlaku.

b) Kolektif

Tugas dan tanggung bagian kolektif adalah:

(1) Membuat surat konfirmasi atau surat tagihan dan melakukan

penagihan kepada debitur kolektif.

(2) Melakukan monitoring terhadap pembayaran kredit kolektif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

79

(3) Memeriksa hasil entry (posting) transaksi kolektor yang

dilakukan telller/back office.

(4) Melakukan monitoring dan administrasi data kolektif.

(5) Melakukan administrasi Pph dan fee kolektor.

(6) Melakukan koordinasi kepala seksi atau unit kerja yang terkait

dengan pembayaran kolektif.

(7) Melakukan pembinaan terhadap kolektor bersama debitur

kolektifnya.

c) Staff Pembinaan

Tugas dan tanggung staff pembinaan adalah:

(1) Membuat kronologis pembinaan berikut rekomendasi usulan

penyediaan kredit kepada atasannya.

(2) Melakukan negoisasi akhir sebelum eksekusi pemasangan

pleng/stiker berdasarkan keputusan rekomendasi.

(3) Memberikan usulan alternatif penyelamatan kredit ke bagian

penyelamatan.

(4) Mengadministrasikan berkas/dokumen yang terkait dengan

pembinaan kredit.

(5) Membuat laporan proses pembinaan (harian/mingguan/bulanan

kepada atasan.

(6) Me-review efektivitas pembinaan wilayah binaannya untuk

pembinaan selanjutnya.

(7) Melakukan monitor dan tindak lanjut debitur lunas jatuh tempo

tetapi saldo belum nol.

B. Deskripsi Temuan Penelitian

1. Pengetahuan Umum Tentang Perkreditan

Bank umum sebagai salah satu jenis lembaga keuangan yang

fungsinya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Bentuk-bentuk penyaluran tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

80

salah satunya adalah melalui usaha perkreditan. Dalam kehidupan sehari-hari,

kata kredit bukan merupakan perkataan yang asing lagi bagi kita. Perkataan

kredit tidak hanya dikenal oleh masyarakat kota-kota besar, tetapi sampai di

desa-desa pun kata kredit tersebut sudah sangat populer. Kredit sendiri adalah

salah satu bentuk penyaluran dana yang dilakukan oleh PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo. Hal tersebut seperti apa yang telah

diungkapkan oleh Mortgage Consumer and Lending Unit Head (MCLU

Head) BTN Solo, Ibu Pratiwi Setyaningsih:

Memang bank sendiri kan ngga hanya menampung dana masyarakat ya mbak. Kalau dana hanya ditampung begitu saja kan tidak akan ada untungnya, sedangkan kita bekerja itu tujuan utamanya biar dapat untung dari penghasilan yang kita peroleh. Ya walaupun mbak Lia bilang tadi bank punya andil besar di perekonomian Indonesia, tapi usaha mencari untung ya tetap dilakukan, karena kita ini kan BTN, bank umum konvensional bukan syariah. Nah biar bisa untung itu, salah satunya ya lewat pemberian kredit itu. Bunga yang dibayar dari peminjam itulah yang nanti (Wawancara tanggal 20 Oktober 2012)

Kredit sebagai fungsi usaha bank telah mendorong masyarakat luas

untuk menciptakan prudential banking sehingga masyarakat yang sudah

cukup terpelajar dan berpengalaman dengan kondisi perbankan akan lebih

condong menilai prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan dana ke suatu

bank. Kunci utama dari usaha pemberian kredit adalah didasari adanya rasa

kepercayaan antara kedua belah pihak, baik kreditur maupun debitur.

2. Sumber Dana

Bank Tabungan Negara merupakan Badan Usaha Milik Negara yang

berbentuk Persero. BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian

besar modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan langsung yang

berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan, sedangkan Persero BUMN

yang berbentuk Perseroan Terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang

seluruhnya atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh Negara RI. 51%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

81

saham Bank Tabungan Negara memang dimiliki oleh Negara, sedang sisanya

dijual lewat obligasi. Penjualan saham perdana sesuai yang diamanatkan

dalam IPO (Initial Public Offering) dan sekarang oleh beberapa organisasi

seperti Jamsostek dan Galangan Kapal. Namun dengan berjalannya waktu,

Bank Tabungan Negara menghimpun dana secara mandiri melalui

penghimpunan dana dari masyarakat. Dana tersebut dihimpun dalam bentuk

tabungan, deposito maupun produk-produk dana lainnya.

3. Prosedur Pemberian Kredit di PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk. Cabang Solo

Sebagai Upaya Meminimalisir Terjadinya Restrukturisasi Kredit di PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. ang telah diketahui

bahwa produk kredit yang diberikan oleh BTN itu ada dua jenis, yaitu kredit

komersial dan produk konsumer. Masing-masing dari jenis kredit tersebut

masih memiliki spesifikasi produk yang beragam. Maka dari itu, penelitian

ini hanya akan memfokuskan pada satu jenis produk konsumer yaitu Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) yang sudah diketahui umum merupakan produk

kredit unggulan dari BTN. Fokus penelitian ini diharapkan akan membantu

dalam melakukan analisis yang lebih mendalam.

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan fasilitas kredit untuk

keperluan kepemilikan rumah. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah salah

satu paket kredit yang diberikan oleh BTN Solo untuk menjawab tuntutan

kebutuhan masyarakat utamanya masyarakat yang berpendapatan menengah

dan tidak mempunyai dana secara tunai untuk membeli rumah yang dibangun

oleh developer (perusahaan pengembang), untuk dimiliki dan dihuni sendiri

dengan angsuran secara kredit. Prinsip dari KPR adalah membiayai terlebih

dahulu suatu kepemilikan rumah, kemudian pengembalian atas dana

dilakukan oleh debitur dengan cara mengangsur setiap bulannya. Besarnya

suku bunga yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

82

a. Suku bunga 9,75%: maksimal kredit sampai dengan 75 juta.

b. Suku bunga 9,75%: maksimal kredit 75 juta sampai dengan 250 juta.

c. Suku bunga 7,49%: maksimal kredit 150 juta sampai dengan 350 juta.

d. Suku bunga 7,49%: maksimal kredit 350 juta keatas.

Sebelum calon debitur mengetahui prosedur pemberian Kredit

Pemilikan Rumah (KPR), terlebih dahulu calon debitur harus mengetahui

ketentuan dan persyaratan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk mengajukan

permohonan kredit ini.

a. Ketentuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

1) Agunan, yaitu sertifikat dan IMB atas nama penjual dan PBB tahun

terakhir.

2) Maksimal kredit adalah 70% dari taksasi agunan.

3) Jangka waktu maksimal 25 tahun.

4) Denah lokasi jaminan.

5) Biaya proses:

a) Angsuran pertama:

(1) Provisi : 1% dari maksimal kredit.

(2) Appraisal : minimal Rp 500.000,00.

(3) Notaris : Rp 250.000,00.

b) Asuransi kredit terdiri dari asuransi jiwa dan kebakaran.

c) Akte Pemilikan Hak Tanah (APHT).

d) Tabungan mengendap Rp 500.000,00.

e) Biaya administrasi Rp 250.000,00.

b. Persyaratan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Persyaratan umum pemohon Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

adalah WNI dan berdomisili di Indonesia, telah berusia 21 tahun atau telah

menikah, memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap sebagai pegawai

tetap/wiraswasta/profesional dengan masa kerja/usaha minimal 1 tahun,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

83

memiliki NPWP Pribadi. Catatan khusus bagi yang sudah menikah sah dan

memiliki suami/istri, pengajuan resmi Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

adalah dengan persetujuan kedua belah pihak serta menunjukkan bukti

perkawinan seperti surat nikah. Apabila di kemudian hari terbukti

melakukan rekayasa atau kebohongan, pihak bank dapat menuntut kejalan

hukum. Pernyataan ini dikuatkan oleh Collection Work Out Head, Bapak

Fariuddin: ...bagi yang sudah menikah, harus bisa tunjukin bukti

pernikahan dong, kayak surat nikah apa kartu keluarga gitu. Kalaupun

datang ke sini, sebisa mungkin kita minta bersama pasangannya. Kalau

ketauan bohong di akhir itu nanti kita bisa ambil jalur hukum lho

(wawancara tanggal 20 Oktober 2012).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Marni yang sudah

menjadi nasabah selama 8 tahun di BTN Solo:

kan mengumpulkan berkas ada yang namanya fotokopi surat nikah mbak. Cuman saya dulu kesini nggak ngajak suami nggak papa tuh mbak, malah cuman dianter sama anak. Tapi disitu kan jelas lah mbak di surat nikah ada foto saya, mosok ya saya ngaku-ngaku pake suami orang, hehe (Wawancara tanggal 2 Januari 2013) Selain itu, Ibu Riastuti yang sedang dalam proses pengajuan kredit

mengatakan:

mau ambil kredit di BTN itu pertimbangannya karena mudah ya prosesnya. Saya lihat lebih mudah dari bank lainnya, katanya di sini juga bunganya lebih ringan dibanding lainnya tu mbak. Prosedurnya cukup jelas ya, syaratnya cuma ngisi formulir, surat pegawai tetap, slip gaji, keterangan belum punya pinjaman, KK, KTP, sama (Wawancara tanggal 2 Januari 2013) Hal tersebut memperkuat adanya persyaratan pengambilan KPR di

BTN Solo dengan menyertakan fotokopi identitas, salah satunya berupa

surat nikah bagi yang sudah menikah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

84

c. Prosedur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang

Digunakan Oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang

Solo

1) Prosedur Pemrosesan Permohonan KPR

Permohonan diawali dengan calon debitur datang ke BTN di

bagian loan service unit untuk mengutarakan keinginannya atas

permohonan mengambil kredit. Proses permohonan KPR diawali dari

adanya permohonan dari debitur tersebut diterima oleh BTN Solo

termasuk berkasnya hingga dikeluarkannya surat keputusan. Waktu

yang biasa diperlukan adalah sekitar 7 hari kerja. Namun yang terjadi

tidak selalu bisa tepat seperti keinginan, ada kalanya lebih cepat atau

bahkan mundur waktunya. Permohonan kredit, dengan loan service

unit memberikan formulir untuk diisi oleh calon debitur sebagai syarat

pengajuan kredit. Selain itu calon debitur juga harus membuka

rekening tabungan Batara sebagai salah satu syarat permohonan KPR

(bagi yang belum menjadi nasabah BTN). Hal ini ditegaskan oleh

salah satu loan service di BTN Solo, Bapak Wahyono:

kalau itu sudah otomatis iya lah mbak, bahwa calon debitur harus punya tabungan batara. Tapi emang kebanyakan yang ngajuin KPR itu sendiri kan sebelumnya udah jadi nasabah BTN mbak, entah itu cuma pernah nabung atau pernah ngajuin kredit sebelumnya gitu

(Wawancara tanggal 17 Desember 2012).

Mengenai syarat kepemilikan tabungan batara tersebut dibenarkan

pula oleh seorang nasabah bernama Ibu Siani yang berdomisili di

daerah Sumber:

kan sudah jadi nasabah BCA duluan mbak. Jadi pas awal tanya-tanya sama satpam di depan itu dikasih tau kalau emang harus punya rekening. Mulai dari situ saya sudah siap-siap. Nah ternyata emang beneran, pas niatnya mau ngisi formulir di bagian loan service, itu saya ditanya udah punya rekening di sini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

85

belum, saya jawab belum. Trus habis itu langsung disuruh urusan sama CS-nya buat bukaan (Wawancara tanggal 4 Januari 2013)

Berikut ini adalah hal-hal yang mencakup dalam proses

permohonan kredit:

a) Penjelasan produk kepada calon debitur

(1) Pemilihan produk kredit yang sesuai peruntukan

(2) Cara pengisian formulir pengajuan dengan tepat

(3) Data-data dan berkas pendukung yang harus dikumpulkan

(4) Biaya administrasi yang harus disediakan

b) Pemeriksaan formulir pengajuan kredit

(1) Pemeriksaan kelengkapan pengisian formulir dan kelengkapan

pengumpulan berkas serta data pendukung

(2) Memeriksa kelengkapan dokumen permohonan, yaitu:

(a) Karyawan/pegawai tetap

Mengisi formulir permohonan KPR.

Fotokopi identitas (KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah).

Fotokopi identitas kerja (Kartu Pegawai, NIP, NIS, SK,

Slip Gaji, Keterangan Instansi)

NPWP

Fotokopi tabungan Batara.

(b) Wiraswasta/pegawai tidak tetap

Mengisi formulir permohonan KPR.

Fotokopi identitas (KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah).

Fotokopi tabungan Batara.

SIUP/NPWP perusahaan.

Akte pendirian perusahaan/anggaran dari peusahaan.

Neraca, laporan laba rugi/kuitansi penjualan

SPT tahunan/surat keterangan penghasilan tidak tetap

dari kelurahan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

86

(c) Pekerja profesional

Mengisi formulir permohonan KPR.

Fotokopi identitas (KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah).

Fotokopi tabungan Batara.

Fotokopi surat ijin praktek (misalnya: dokter, apoteker,

akuntan publik, notaris, dan pekerjaan profesional

lainnya)

c) Penerimaan formulir permohonan kredit

Dalam hal ini akan dilakukan pencatatan nama dan tanggal

penerimaan formulir dan kelengkapan berkas permohonan KPR

dari calon debitur.

d) Penindaklanjutan berkas permohonan

Dalam hal ini akan dilakukan penjadwalan mengenai hari dan

tanggal untuk wawancarai calon debitur terkait permohonan kredit

yang telah diajukan.

2) Wawancara

Wawancara dipergunakan pihak bank untuk mengetahui watak dan

karakter dari calon debitur serta informasi tambahan lain yang

diperlukan sebagai tambahan/pendukung syarat permohonan kredit.

Selain itu, wawancara juga difungsikan untuk mengetahui kebenaran

data yang telah ditulis calon debitur dalam form pengajuan kredit.

Wawancara dilakukan sesuai dengan prinsip kredit yaitu 6C

(Character, Capacity, Capital, Colleteral, Condition, and

Compliance) untuk menganalisis kepribadian dan kemampuan calon

debitur. Adanya wawancara sebagai salah satu syarat permohonan

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ini dibenarkan oleh seorang calon

nasabah yang sedang dalam proses permohonan bernama Ibu Yuni:

gampang kok mbak. Awalnya itu kan saya lihat-lihat rumahnya dulu to, yang mana saya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

87

tertarik terus saya booking. Waktu itu formulirnya saya dikasih sama developer. Itu disuruh ngisi sama ngumpulin syarat-syaratnya sekalian kayak KTP, KK, Karpeg, slip gaji gitu lah mbak. Trus ini tadi saya disuruh dateng ke kantor buat wawancara. Ditanya-tanya gitu, soal gaji juga cukup nggak buat bayar cicilan, trus ditanya juga pengeluaran saya sebulan itu kira-

(Wawancara tanggal 7 Januari 2013) Petugas loan service unit mencatat di buku register permohonan

kredit sebagai bukti bahwa debitur telah melakukan wawancara

dengan petugas loan service yang bertugas waktu itu. Keputusan hasil

wawancara harus ditulis dan dibubuhkan secara jelas dan disetujui

pimpinan loan service. Petugas loan service akan memutuskan

menolak atau merekomendasikan calon debitur tersebut. Jika

direkomendasikan, maka petugas loan service akan membuat Daftar

Usulan Pemohon (DUP) yang berisi tentang perekomendasian calon

debitur. Kelengkapan berkas dan hasil wawancara kemudian diajukan

ke Rakomdit (Rapat Komite Kredit) dengan kriteria memenuhi syarat

penilaian kelayakan. Untuk calon debitur wiraswasta akan

dilaksanakan observasi usaha dengan kriteria diyakini kelayakan

penghasilannya. Hal tersebut ditegaskan oleh bagian loan service

BTN Cabang Solo, Bapak Wahyono:

mbak, kalau yang wiraswasta kita harus on the spot, datang ke tempat usahanya, lihat prospeknya kedepan usahanya itu bagus apa nggak. Kalau bagi yang karyawan swasta, pegawai tetap ataupun PNS, kita biasanya cukup telepon ke kantornya, nanti dihubungkan sama bendaharanya kita tanya gajinya berapa trus kita kroscek sama keterangan yang sudah diberikan sebelumnya lewat

(Wawancara tanggal 12 Desember 2012)

Seorang nasabah KPR subsidi, Bapak Agung mengatakan:

nggak pasti pendapatan saya sebagai wiraswasta. Jadinya dulu itu saya nggak cuma diwawancara, tapi hampir 3 bulan di survey sama pihak sini,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

88

kebetulan usaha saya juga di rumah aja mbak. Desember kayaknya itu saya ajukan permohonan, baru Maret disetujui, bulan Mei tanda tangan kontrak (Wawancara tanggal 2 Januari 2013)

Selanjutnya diadakan Rakomdit (Rapat Komite Kredit) untuk

memutuskan permohonan kredit disetujui atau ditolak. Rakomdit

dihadiri oleh branch manager, loan service unit, dan retail service

section head. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Wahyono

selaku loan service dari BTN Cabang Solo:

-tama kita kumpulkan dulu formulir dan berkas-berkas permohonan dari calon debitur kemudian dijadwalkan untuk wawancara. Trus nanti kalau udah diwawancarain, kita lakukan analisa dengan mengkroscek kebenaran data yang sudah dikumpulkan sebelumnya. Habis itu, nanti kita masukkan ke DUP yang akan dibahas di Rapat Komite Kredit. Lha Rakomdit itulah nanti yang berhak memutuskan calon itu bisa terima KPR apa nggak (Wawancara tanggal 17 Desember 2012)

3) Pengikatan Kredit

Realisasi kredit yaitu apabila setiap permohonan kredit yang telah

disetujui, nantinya akan dilakukan pengikatan kredit yang melibatkan

pihak-pihak terkait KPR tersebut. Pengikatan kredit dilakukan dengan

penandatanganan perjanjian kredit antara calon debitur dengan pihak

BTN Solo yang disaksikan oleh notaris tertunjuk dan developer rumah

yang dibeli calon debitur. Bapak Fariuddin Hamid selaku Collection

Work Out Head BTN Cabang Solo mengatakan:

mbak, karena perjanjiannya kita yang buat, bukan notaris. Notaris hadir pas akad itu cuma buat saksi dan melegalisasi, artinya notaris nggak ikutan tanda tangan. Tapi cuma menjadi semacam regulator aja (Wawancara tanggal 14 November 2012)

Dalam hal penandatanganan perjanjian, notaris hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

89

Notaris beranggapan bahwa materi yang ada, merupakan materi

perjanjian yang dibentuk berdasarkan asas kebebasan berkontrak.

Sejauh debitur telah menandatangani akta perjanjian, maka dianggap

debitur telah dianggap mengerti dan tunduk atas perjanjian tersebut,

sehingga secara prinsip hukum akta tersebut telah memiliki kekuatan

hukum sebagai alat pembuktian yang kuat. Sebelum dilakukan

penandatanganan, terlebih dahulu telah diberikan penjelasan kepada

calon debitur mengenai kredit yang diterimanya (jenis kredit, jumlah

kredit, angsuran kredit, biaya yang harus dikeluarkan, kewajiban

dalam mengangsur, serta konsekuensi keterlambatan). Setelah

disetujuinya semua penjelasan tersebut, maka akan dilakukan

penandatanganan dan sekaligus menjadi tanda bahwa calon debitur

telah resmi menjadi debitur dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk. Cabang Solo.

4) Realisasi Kredit

Realisasi kredit atau pencairan kredit dilakukan dengan cara

pengkreditan nomor rekening yang telah dibuka oleh debitur, realisasi

dilakukan setelah penandatanganan surat pengikatan kredit selesai.

Normalnya, proses awal hingga realisasi kredit di BTN Cabang Solo

membutuhkan waktu satu minggu (7 hari). BTN Cabang Solo

Wahyono selaku loan service:

-subsidi, karena kan sudah jelas yang ambil ini pasti punya kemampuan finansial bagus ya, setidaknya itu golongan menengah ke atas lah,

sudah kita setujui kreditnya, lima hari buat pemberkasan dan kelengkap (Wawancara tanggal 17 Desember 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

90

Kecepatan realisasi ini memang dibenarkan oleh sejumlah nasabah

diantaranya oleh Ibu Siani yang telah menjadi nasabah selama 4

cepet kok mbak, dulu itu kayaknya nggak nyampe

dua minggu saya udah dikasih kabar kredit udah cair (wawancara

tanggal 4 Januari 2013).

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Bapak Helmi yang sudah

Cepet kok mbak setau saya, sejauh

syarat-syaratnya udah terpenuhi lengkap. Dulu itu saya sekitar

seminggu udah ditelepon, trus suruh

tanggal 7 Januari 2012).

Lamanya waktu realisasi yang dibutuhkan tergantung dari waktu

pemberkasan masing-masing nasabah dan jenis KPR yang diambil.

KPR non-subsidi rata-rata realisasinya lebih singkat daripada KPR

subsidi.

d. Analisis Prinsip 6C pada Permohonan Kredit Pemilikan Rumah

(KPR)

Kredit, seperti halnya produk jasa perbankan lainnya, mempunyai

resiko yang sesuai dengan penggunaan dana tersebut. Untuk itu

pengelolaan usaha bank harus menggunakan kebijaksanaan kredit,

terutama mengenai alokasi penenempatan dana yang dipinjamkannya. Hal

tersebut ditegaskan oleh Bapak Fariuddin yang berkedudukan sebagai

Colection Work Out (CWO) Head BTN Cabang Solo:

kan perjanjian pemberian pinjaman dari bank ke debitur dan pada jangka waktu tertentu akan dikembalikan tepat waktu gitu kan ya mbak Lia. Tapi kita sendiri kan tidak bisa ideal. Implementasinya tetap beda. Macet itu sudah

(Wawancara tanggal 14 November 2012). Dalam hal ini objektivitas sumber dan penggunaan dana perbankan

harus benar-benar diperhitungkan posisinya. Kebijaksanaan pemberian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

91

kredit yang baik tentunya akan memberikan pendapatan maksimum bagi

bank. Pemberian kredit tanpa analisis terlebih dahulu akan sangat

membahayakan debitur, karena akan memunculkan timbulnya kredit

macet. Penilaian kelayakan dengan menggunakan prinsip 6C digunakan

dalam mengetahui apakah debitur layak menerima kredit yang

dimohonkan kepada pihak bank atau tidak.

Pengajuan permohonan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) kepada

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo debitur terlebih

dahulu harus memberikan keterangan yang sebenarnya menyangkut 6C

(Character, Capacity, Capital, Colleteral, Condition, and Compliance)

dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan debitur

dalam mengembalikan pinjaman/kewajibannya. Hasil dari analisis berbasis

6C tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pihak bank dalam memberikan

keputusan kredit agar terhindar dari resiko di kemudian hari. Agar pihak

bank dalam keputusan memberikan kredit pada debitur mempunyai

keyakinan atas kemampuan debitur, maka pihak bank mengadakan survei

langsung ke lapangan untuk mengetahui benar atau tidaknya informasi

yang diberikan oleh debitur. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh

Bapak Fariuddin selaku CWO Head:

berikan kredit agunannya kan jelas, namanya juga KAR, Kredit Agunan Rumah. Kalau KPR orang pengen punya rumah, tapi kalau KAR orang sudah punya rumah istilahnya itu digadaikan mbak buat dapat uang. Selain itu juga ada yang namanya analisis 6C, nanti didalamnya itu ada yang namanya on the spot, petugas independen datang ke lapangan untuk survei lokasi, itu bener apa nggak keterangan yang sudah diberikan debitur. Nggak cuma KAR, KPR, tapi hampir semua pemberian kredit tu ya pasti ada analisis menyangkut 6C itu tadi. (Wawancara tanggal 20 Oktober 2012).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

92

Adapun analisis 6C tersebut terdiri dari:

1) Character

Dalam hal ini, pihak bank melakukan wawancara dan pengamatan

terhadap debitur mengenai:

a) Sikap, karakter debitur seperti apa?

b) Berapa umur debitur?

c) Debitur memiliki berapa orang istri dan berapa orang anak, serta

masing-masing umur anaknya berapa?

d) Dimana debitur bekerja dan posisi/jabatannya sebagai apa?

2) Capacity

Untuk mengetahui analisis capacity, pihak bank perlu mengetahui

debitur seputar:

a) Apakah pendidikan terakhir debitur?

b) Apa usaha yang dijalankan oleh debitur dan berapa omset atau

penghasilan bersih yang diperoleh per bulannya?

3) Capital

Dalam hal capital, pihak bank perlu mengetahui dengan

wawancara dan pengamatan mengenai:

a) Dari manakah modal yang dimilki debitur diperoleh?

b) Berapa besarnya modal tersebut diperoleh?

4) Collateral

a) Agunan yang dijadikan sebagai jaminan kredit berupa apa?

b) Bagaimana kondisi barang jaminannya?

c) Jaminan yang diajukan milik sendiri atau bukan?

d) Jaminannya memiliki harga jual senilai berapa?

5) Condition

Untuk mengetahui suatu analisis condition, pihak bank perlu

mengetahui hal-hal terkait:

a) Lokasi usahanya dimana?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

93

b) Prospek usaha kedepannya bagus atau tidak, apabila bagus

disebabkan oleh apa dan apabila kurang bagus faktor

penyebabnya apa?

c) Dalam hal usahanya memiliki banyak pesaing atau tidak?

sebonafit apa saingannya?

6) Compliance

a) Dalam lingkungan debitur pernah terlibat dalam perkara hukum

atau tidak?

b) Apakah debitur sedang terlibat perkara hukum atau tidak?

e. Prosedur Keputusan Permohonan Kredit

Dalam pemberian keputusan atas permohonan kredit dari debitur,

bagian loan service terlebih dahulu mengumpulkan data para pemohon,

kemudian membuat Daftar Usulan Pemohon (DUP). Tidak semua yang

telah masuk daftar pemohon tersebut akan diterima, nantinya setelah

diputuskan dalam Rapat Komite Kredit (Rakomdit) tidak menutup

kemungkinan untuk ditolaknya permohonan dari calon debitur atas

pemberian kredit karena tidak terpenuhinya syarat-syarat maupun berkas.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibu Pratiwi Setyaningsih

sebagai MCLU head di BTN Cabang Solo:

dipenuhinya hal-hal yang perlu lewat wawancara, calon debitur mengumpulkan data-data dan syarat ke bagian loan service yang ada di depan itu lho mbak. Nah, yang sebelah kanan pintu itu kan ada tiga meja dan petugas, mereka itu sebagai pihak yang mengumpulkan data-data dari para calon debitur. Setelah data lengkap, kemudian nantinya akan dilakukan data entry. Kalau sudah, kita akan menganalisis, mengkaji ulang dan memverifikasi apakah dari persyaratan serta data yang dikumpulkan calon nasabah dapat menggambarkan secara pasti calon tersebut mendapatkan keputusan pemberian kredit dari pihak bank atau tidak. Bisa saja dikembalikan lho mbak berkasnya, soalnya nggak lengkap atau

(Wawancara tanggal 20 Oktober 2012).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

94

Apabila permohonan dari calon debitur ditolak, bagian loan service

akan menerbitkan surat penolakan, sedangkan untuk keputusan persetujuan

atas permohonan akan diterbitkan Surat Penegasan Persetujuan Pemberian

Kredit (SP3K). Setelah persetujuan pemberian kredit, nantinya akan

dikeluarkan surat perjanjian kredit yang akan ditandatangani kedua belah

pihak yakni pihak BTN sendiri dengan debitur dihadapan notaris tertunjuk

agar memiliki kekuatan hukum. Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang

dilontarkan oleh Bapak Fariuddin CWO head BTN Solo:

emang dilandasi rasa kepercayaan ya mbak. Tapi wong namanya manusia kan ada saja tingkahnya. Lha buat jaga-jaga pas kita tanda tangan kesepakatan perjanjian kredit, kita tunjuk notaris sebagai saksi. Jadi nanti perjanjian tetap punya kekuatan hukum, gitu ya mbak Lia. (Wawancara tanggal 12 Desember 2012). Penandatanganan atas surat perjanjian kesepakatan kredit tersebut,

dilakukan di atas materai Rp 6.000,00, yang berarti perjanjian tersebut

memiliki kekuatan hukum yang sah sehingga dapat ditindaklanjuti melalui

jalur hukum di kemudian hari apabila terjadi pelanggaran atas perjanjian.

f. Sistem Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo

Unsur pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo terdiri dari:

1) Fungsi yang Terkait Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Berikut ini adalah fungsi-fungsi yang terkait dengan pemberian

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di BTN Cabang Solo:

a) Retail Service Section Head

Retail service section membawahi unit kerja head teller service,

customer service, dan loan service yang tugas dan wewenangnya

dalam pemberian kredit ini sebagai anggota Rakomdit dan pemberi

otorisasi jika permohonan kredit tersebut disetujui.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

95

b) Loan Service Unit

Loan service unit merupakan unit kerja dibawah retail service

section head yang tugasnya melayani pengajuan permohonan

kredit oleh debitur.

c) Teller Service

Teller service merupakan unit kerja dibawah seksi retail service

section head yang tugas dan wewenangnya melayani nasabah

dalam penyetoran tunai angsuran KPR cabang sendiri maupun

cabang lain.

d) Branch Manager

Tugas dan wewenang branch manager adalah menjadi ketua dalam

pelaksanaan Rakomdit dan memberi otoritas jika dalam rapat

tersebut memutuskan permohonan kredit dari calon debitur

dipenuhi.

e) Accounting Control

Accounting control merupakan unit kerja yang terdiri dari report

dan bookkeeping unit. Tugas dari accounting control adalah

sebagai pengelola data akuntansi dari semua transaksi yang terjadi,

melakukan kontrol terhadap kegiatan yang terjadi dan membuat

laporan keuangan.

2) Dokumen yang Digunakan dalam Pemberian Kredit Pemilikan

Rumah (KPR)

Dokumen yang digunakan dalam proses pemberian Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) di BTN Cabang Solo adalah sebagai berikut:

a) Formulir Permohonan Kredit dan Dokumen Syarat

Kelengkapan Data

(1) Formulir Permohonan Kredit

Formulir dari loan service unit oleh calon debitur digunakan

untuk mengajukan permohonan Kredit Pemilikan Rumah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

96

(KPR) dan dokumen syarat kelengkapan data calon nasabah

digunakan sebagai keterangan data calon debitur yang

diperoleh loan service unit pada waktu wawancara dilakukan.

(2) Dokumen Pokok Debitur

Dokumen yang disimpan oleh loan service unit setelah debitur

realisasi meliputi sertifikat atas nama debitur, akta jual beli,

surat kuasa menjual, surat kuasa hipotik, IMB atas nama

debitur, dan Akta Pembelian Hak Tanggungan (APHT).

(3) Formulir Checking Bank Indonesia

Formulir ini merupakan formulir yang berisikan data dari calon

debitur untuk diserahkan kepada bookeeping dan control unit

untuk mengetahui kredit calon nasabah di bank lain.

(4) Lembar Hasil Wawancara

Lembar hasil wawancara berisi informasi yang diperoleh

analisis kredit ketika mewawancarai calon debitur guna

keperluan penilaian atas kelayakan kredit yang diajukan.

(5) Daftar Usulan Permohonan (DUP)

(6) Hasil wawancara yang dibuat loan service unit digunakan

sebagai dokumen dalam Rapat Komite Kredt (Rakomdit)

untuk pertimbangan kelayakan permohonan kredit debitur. Isi

daftar usulan pemohon meliputi nomor urut, NIP wawancara,

nama pemohon, umur, lokasi perumahan, tipe rumah, blok

kavling, harga jual, pengajuan permohonan (setuju/tolak),

paraf anggota Rapat Komite Kredit (setuju/tolak), alamat

instansi pemohon, dan nomor telepon pemohon.

(7) Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K)

Surat ini adalah surat persetujuan dari pihak bank yang

mencakup ketentuan dan pesyaratan pihak bank yang

disampaikan kepada debitur. Isi dari SP3K meliputi nama

pemohon, rincian permohonan (jumlah rupiah, jangka waktu,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

97

suku bunga, dan angsuran), biaya prarealisasi, tanda tangan

diatas materai Rp 6.000,00 dan diketahui pejabat BTN.

(8) Surat Perjanjian Debitur Rangkap 5 (SPD5)

(9) Dokumen yang dibuat oleh loan service unit saat realisasi

kredit yang meliputi nomor urut, nama pemohon, tipe rumah,

blok kavling, maksimal kredit yang disetujui, jangka waktu,

suku bunga, angsuran, nomor urut debitur, dan tanda tangan

debitur.

(10) Realisasi kredit yang ditandatangani di atas materai oleh pihak

bank dan debitur melalui surat perjanjian kredit. Hal-hal yang

tertera dalam surat ini mencakup maksimal kredit yang

disetujui dan pasal-pasal mengenai peraturan yang ditetapkan

oleh bank.

b) Surat Penolakan

Surat penolakan berisi pernyataan penolakan permohonan

kredit sesuai dengan keputusan Rapat Komite Kredit (Rakomdit)

yang dibuat oleh loan service unit.

4. Timbulnya Kredit Bermasalah

Sebagian besar kredit bermasalah tidak muncul secara tiba-tiba. Hal

ini disebabkan karena pada dasarnya kasus kredit bermasalah merupakan satu

proses. Banyak gejala tidak menguntungkan menjurus kepada kredit

bermasalah, sebenarnya telah bermunculan jauh sebelum kasus itu sendiri

timbul. Bilamana gejala tersebut dapat dideteksi dengan tepat dan ditangani

secara profesional sedini mungkin, ada harapan kredit yang bersangkutan

masih bisa ditolong. Apalagi bila dilihat dari awal sebenarnya penetapan

prosedur pemberian kredit telah sesuai aturan yang ada. Collection Work Out

Head BTN cabang Solo, Bapak Fariuddin Hamid mengatakan:

berian KPR BTN, pihak BTN itu sebenarnya mulai dari staff loan service, staff loan administration, staff accounting and

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

98

control section head, staff bookkeeping, staff collection work out, dan branch manager sudah menerapkan prosedur pemberian KPR dengan sangat cermat, teliti, dan hati-hati lho mbak (Wawancara tanggal 14 Oktober 2012). Untuk mengelola resiko kredit dan meminimalkan potensi kerugian,

bank wajib melaksanakan prinsip-prinsip prudential, antara lain menjaga

kualitas aktiva produktifnya dan wajib membentuk penyisihan penghapusan

aktiva produktif. Sebagai acuan untuk menilai kualitas aktiva produktif,

berdasarkan Pasal 4 Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia Nomor

30/267/KEP/DIR menetapkan aturan penggolong kredit atau sering disebut

dengan sistem kolektibilitas kredit sebagai berikut:

a. Lancar (pass) yaitu apabila memenuhi kriteria:

1) Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat.

2) Memiliki mutasi rekening aktif.

3) Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash

collateral)

b. Dalam perhatian khusus (special mention) yaitu apabila memenuhi

kriteria:

1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang belum

melampaui 90 hari.

2) Kadang-kadang terjadi cerukan.

3) Mutasi rekening relatif rendah.

4) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan.

5) Didukung oleh pinjaman baru.

c. Kurang lancar (substandart) yaitu apabila memenuhi kriteria:

1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah

melampui 90 hari.

2) Sering terjadi cerukan.

3) Frekuensi mutasi rekening relatif rendah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

99

4) Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih

dari 90 hari.

5) Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur atau

dokumen yang lemah.

d. Diragukan (doubtful) yaitu apabila memenuhi kriteria:

1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah

melampaui 180 hari.

2) Terjadi cerukan yang bersifat permanen.

3) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari.

4) Terjadi kapitalisasi bunga.

5) Dokumentasi hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit

maupun pengikatan jaminan.

e. Kredit macet

1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah

melampaui 270 hari.

2) Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru, atau dari

segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat

dicairkan pada nilai wajar.

5. Pelaksanaan Penyelesaian Kredit Bermasalah di PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo

Kredit bermasalah adalah semua kredit yang memiliki resiko tinggi

karena debitur telah gagal atau menghadapi masalah dalam memenuhi

kewajiban yang telah ditentukan. Kredit bermasalah dapat diartikan suatu

keadaan dimana debitur sudah tidak sanggup membayar sebagian atau

keseluruhan dari jumlah kewajibannya menurut perjanjian dengan pihak

bank, atau telah ada suatu indikasi bahwa debitur berpotensial sebagian

maupun keseluruhan kewajiban tidak mampu dilunasi debitur.

Berdasar tingkat resiko yang ada, Kredit Dalam Pengawasan Khusus

(KDPK) dibedakan menjadi:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

100

a. Kredit dengan kolektibilitas dalam perhatian khusus (special

mention).

b. Kredit bermasalah dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan,

dan macet (non-performing loan).

Kredit yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah performing

loan yang mempunyai kelemahan apabila tidak segera diperbaiki akan

semakin memperburuk keadaan dimana debitur semakin menurun

kemampuannya untuk mengembalikan kewajibannya pada saat jatuh tempo.

Kredit-kredit ini dimasukkan dalam kolektibilitas Dalam Perhatian Khusus

(DPK) sesuai ketentuan yang telah ada, kemudian bank untuk segera

melakukan tindakan perbaikan agar tidak menjadi Non Performing Loan

(NPL).

Langkah yang harus diambil setelah bank mendeteksi adanya gejala

kredit bermasalah adalah menentukan seberapa besar masalah yang dihadapi

debitur. Hal itu diperlukan karena cara penanganan selanjutnya akan akan

ditentukan oleh tingkat besar kecilnya masalah tadi. Dalam menyelesaikan

kredit bermasalah, pihak PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang

Solo melakukan hal sebagai berikut:

a. Pembentukan Organisasi Intern Bank

Pembentukan ini diadakan untuk membentuk team khusus

yang diberi nama bagian Collection Work Out (CWO) atau bagian

penagihan dan penyelamatan kredit. Pertimbangan adanya CWO

adalah faktor waktu yang dibutuhkan untuk menangani kredit

bermasalah, objektifitas penanganan, pengalaman, dan keahlian

yang diperlukan, jumlah saldo kredit tertunggak dan tingkat

beratnya masalah yang dihadapi. Selanjutnya tim ini yang bertugas

untuk melakukan penagihan dan penyelamatan kredit. Bagian ini

dipimpin oleh seorang kepala unit (supervisor) yaitu Bapak

Fariuddin Hamid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

101

b. Melakukan Konfirmasi Kepada Debitur.

Konfirmasi dilakukan dengan upaya menghubungi pihak

debitur terlebih dahulu via telepon. Apabila upaya pertama tidak

membuahkan hasil, baru akan dikeluarkan surat penagihan yang

ditujukan ke alamat rumah/instansi tempat debitur berada/bekerja.

Kegiatan ini dilakukan oleh staff CWO antara lain Bapak Purnomo,

Bapak Anton Wibowo, dan Bapak Fariuddin.

c. Penagihan On The Spot

Penagihan ini dilakukan langsung di tempat oleh staff

CWO. Untuk melakukan penagihan on the spot, harus dikirimkan

surat tagihan resmi yang memuat tanggal terakhir pelunasan

tunggakan kredit. Penagihan dari BTN Solo ini dibebankan kepada

Bapak Hadi Suwastojo, Bapak Priyono, Bapak Sri Widodo, Bapak

Didik dan penagihan kolektif oleh Bapak Sehono.

d. Surat Peringatan

Surat peringatan dikeluarkan apabila debitur tidak

menanggapi peringatan sebelumnya. Surat ini biasanya ditempeli

sticker yang bertuliskan keterangan di bawah pengawasan Bank

Tabungan Negara. Surat peringatan dikeluarkan tiga kali disertai

pemanggilan debitur untuk datang ke kantor BTN Solo untuk

memberikan keterangan.

e. Restrukturisasi Kredit

f. Penyelesaian kredit macet melalui Panitia Urusan Piutang Negara

(PUPN) dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

Negara (KPKNL)

Penyelesaian kredit atau eksekusi adalah cara terakhir yang

dapat dilakukan oleh pihak BTN Solo dalam mengatasi masalah

wanprestasi apabila dengan cara-cara sebelumnya debitur masih

tetap melalaikan kewajibannya. Pada awalnya akan dilayangkan

somasi, apabila tidak ada iktikad baik dari debitur maka bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

102

memerintahkan debitur mengosongkan rumahnya karena dalam

perjanjian kredit agunan rumah yang menjadi agunan adalah rumah

itu sendiri. Lelang dilakukan dengan bantuan KPKNL Solo ataupun

bantuan Pengadilan Negeri setempat maupun Balai Lelang Swasta,

sehingga pada akhirnya kredit macet dapat dilunasi dengan dicover

hasil penjualan agunan secara lelang.

6. Restrukturisasi Kredit

Berdasarkan Surat Edaran Bank BTN yaitu melalui SE Nomor

19/DIR/DKPB/2009 restrukturisasi kredit merupakan upaya perbaikan yang

dilakukan bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami

kesulitan untuk memenuhi kewajibannya. Restrukturisasi dilakukan terhadap

debitur yang memiliki itikad baik untuk memenuhi kewajibannya, namun

belum memiliki kemampuan keuangan. Restrukturisasi kredit hanya dapat

dilakukan pada kredit yang memiliki kolektibilitas non performing loan

(kurang lancar, diragukan dan macet).

Penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan BTN Solo apabila

mereka masih mempunyai harapan dalam suatu masa tertentu (dengan

bimbingan bank) debitur mampu mengumpulkan dana untuk melunasi kredit

dan bunga tunggakan. Restrukturisasi seperti yang diungkapkan Bapak

Fariuddin selaku CWO head BTN Cabang Solo

sifatnya case by case, kasus demi kasus. Kita tahu sendiri lah kalau kreditnya

BTN itu kan kebanyakan kredit jangka panjang. Jadi Kemampuan nasabah itu

benar-benar harus diperhatikan dari awal (wawancara tanggal 14 November

2012).

Pelaksanaan restrukturisasi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk. Cabang Solo dilakukan oleh divisi khusus yang dibentuk, yaitu

Collection Work Out (CWO). Divisi ini bertugas untuk menjalankan fungsi

pembinaan, penyelamatan dan penyelesaian kredit yang bertujuan untuk

menjaga kualitas aset perusahaan. Langkah awal restrukturisasi adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 120: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

103

melakukan pembinaan kepada nasabah debitur. Pernyataan ini disampaikan

oleh Bapak Fariuddin sebagai CWO head:

nggak bayar kita nggak dapet angsuran. Restrukturisasi ada itu juga salah satu upaya meningkatkan kesehatan bank lho mbak. Sebelum melakukan restrukturisasi, kita lihat dulu usahanya, ukur kemampuannya, lakukan pembinaan. Baru nanti ada tuh yang namanya perpanjang waktu tunggakan,

(Wawancara tanggal 14 November 2012) Adapun yang lazim dilakukan BTN Solo dalam upaya restrukturisasi

adalah melalui:

a. Pengurangan tunggakan bunga dan atau denda.

b. Penjadwalan kembali pembayaran kredit (rescheduling).

c. Penundaan pembayaran angsuran (grace period).

d. Pengurangan tunggakan pokok.

e. Penurunan suku bunga kredit.

f. Alih debitur.

g. Penghapus bukuan (write off).

h. Reaktif.

C. Pembahasan

1. Prosedur Pemberian Kredit di PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk. Cabang Solo

Perlu diketahui bahwa jenis produk yang disediakan oleh BTN Solo

meliputi produk jasa dan layanan, produk dana, dan produk kredit. Produk

kredit sendiri dispesifikasikan ke dalam dua jenis kredit, yaitu komersial dan

konsumer. Masing-masing dari jenis kredit itu memiliki ragam produk yang

sangat bervariasi. Sebenarnya secara garis besar, prosedur pemberian kredit

yang ditempuh oleh BTN Solo itu hampir sama antara produk kredit satu

dengan yang lain. Namun untuk memperdalam pengetahuan akan prosedur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 121: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

104

tersebut, penelitian akan memfokuskan pada satu jenis prosedur pemberian

produk kredit konsumer yaitu Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah salah satu jenis dari kredit

konsumer yang diberikan oleh BTN yang dapat dipergunakan oleh debitur

untuk pemenuhan kebutuhan akan tempat tinggal/kepemilikan rumah dengan

jaminan rumah tinggal/apartemen/ruko/rukan milik nasabah debitur seperti

sertifikat dan IMB. Kredit ini diberikan dengan jangka waktu yang sangat

fleksibel sampai dengan 25 tahun, dengan perlindungan asuransi jiwa kredit

dan asuransi kebakaran. Syarat permohonan atas Kredit Pemilikan Rumah

(KPR) adalah WNI dan berdomisili di Indonesia, telah berusia 21 tahun atau

telah menikah, memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap sebagai pegawai

tetap/wiraswasta/profesional dengan masa kerja/usaha minimal 1 tahun, dan

memiliki NPWP pribadi.

Sesuai dengan Surat Edaran BTN yakni SE No. 11/PD/CMO/2011

Tentang Pedoman Kebijakan Perkreditan Bank untuk PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk., kredit yang diberikan pada dasarnya mengandung

resiko yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan bank, maka dalam

pengelolaan kegiatan usaha khususnya perkreditan bank harus membuat dan

melaksanakan kebijakan perkreditan berdasarkan prinsip kehati-hatian.

Dalam mengajukan permohonan kredit ini, prosedur-prosedur yang runtut

harus ditempuh oleh calon debitur. Pada awalnya calon debitur harus datang

ke kantor BTN Solo dan menuju bagian loan service untuk mengutarakan

keinginannya mengambil kredit. Bagian loan service mengambil peran utama

dalam proses awal pengajuan permohonan kredit ini, karena loan service

adalah yang melakukan wawancara dan mengumpulkan data utama lewat

pengisian formulir permohonan pengajuan kredit oleh calon debitur. Dalam

melakukan wawancara, petugas loan service harus mendasarkan pada analisis

6C yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition, dan

Compliance. Masing-masing kriteria akan memberikan gambaran pihak bank

tentang watak pribadi, kemampuan, modal yang dimiliki, agunan yang akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 122: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

105

dijaminkan, kondisi usaha, serta kepatuhan terhadap hukum calon debitur.

Setelah wawancara menyangkut 6 analisis tersebut dilakukan, pihak bank

akan memberikan keputusan pengajuan awal Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

disetujui atau ditolak.

a. Kriteria Pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang Disetujui

Berdasarkan Analisis Prinsip 6C

1) Character

a) Tidak pernah mempunyai pinjaman di bank lain

b) Seandainya mempunyai pinjaman di bank lain raportnya harus

bersih (sistem pembayarannya lancar)

c) Hubungan dengan relasi terjalin dengan baik

2) Capacity

a) Pendapatan mencukupi untuk membayar angsuran

3) Capital

a) Tempat kerja calon debitur bonafit

4) Collateral

a) Jaminan/ agunan mencukupi dan marketable

5) Condition

a) Prospek usaha bagus dan berada di tempat strategis

6) Compliance

a) Tidak sedang berurusan atau terlibat dengan hukum atas suatu

pelanggaran baik perdata maupun pidana.

b. Kriteria Pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang Ditolak

Berdasarkan Analisis Prinsip 6C

1) Character

a) Mempunyai masa lalu/riwayat kredit yang tidak baik

b) Pernah memiliki pinjaman di bank lain tetapi sering menunggak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 123: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

106

2) Capacity

a) Pendapatan tidak mencukupi untuk membayar angsuran pinjaman

3) Capital

a) Jenis usaha yang sedang dijalankan calon debitur diragukan/ tidak

berprospek baik

b) Tempat kerja calon debitur kurang bonafit

4) Collateral

a) Jaminan/ agunan kurang nilainya atau tidak mencukupi

b) Jaminan/ agunan kurang marketable

5) Condition

a) Prospek usaha tidak bagus

b) Tempat usahanya berada di tempat yang kurang bahkan tidak

strategis

6) Compliance

a) Calon debitur ternyata diketahui sedang berurusan atau terlibat

dengan hukum atas suatu pelanggaran baik perdata maupun pidana.

Walaupun pada kenyataannya, wawancara yang dilakukan oleh

petugas loan service di BTN Cabang Solo tidak selalu berpedoman pada asas

yang runtut prinsip 6C di atas, petugas dan beberapa nasabah mengaku

wawancara dilakukan untuk mengetahui kamampuan finansiil terkait cicilan

hutangnya kepada bank tiap bulannya, nasabah mengungkapkan petugas

mempertanyakan terkait penghasilan dan besaran pengeluaran per bulan

mereka.

Berikut ini adalah syarat-syarat dokumen permohonan yang harus

dilengkapi oleh pemohon kredit yang lolos uji 6C:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 124: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

107

Tabel 4.1 Dokumen Permohonan

Dokumen Pegawai/

Karyawan

Wiraswasta/

Swasta/

Pemilik

Profesional

Form aplikasi kredit

Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, Surat

Nikah/ Cerai

Pas foto terbaru pemohon & pasangan

Asli slip gaji terakhir atau Surat

Keterangan Penghasilan - -

Fotocopy SK Pengangkatan Pegawai

Tetap - -

Fotocopy tabungan/ giro di bank BTN/

bank lain min. 3 (tiga) bulan terakhir

Fotocopy SPT Pph Ps.21 untuk kredit >

Rp 50 juta s/d Rp 100 juta

Fotocopy NPWP untuk permohonan

kredit > Rp 100 juta

Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan

berikut perubahannya, SIUP, TDP &

SITU

- -

Fotocopy ijin-ijin praktek - -

(Sumber: www.btn.co.id)

Pengumpulan dokumen bersamaan dengan dilakukannya on the spot

oleh loan administration bagi calon nasabah wiraswasta. Dokumen-dokumen

permohonan tersebut dikumpulkan disertai dengan pembuatan Daftar Usulan

Pemohon (DUP) oleh bagian loan service yang akan disampaikan kepada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 125: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

108

branch manager dalam Rapat Komite Kredit (Rakomdit). Dalam rapat

tersebut, akan dibahas mengenai layak atau tidaknya penerimaan atas

permohonan kredit dari para calon debitur. Apabila rapat memutuskan kredit

calon debitur ditolak, maka loan service menerbitkan surat penolakan yang

salah satunya akan dikirimkan ke calon debitur. Sebaliknya apabila

diputuskan untuk menyetujui maka loan service akan menerbitkan Surat

Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K), yang nantinya akan disusul

dengan penerbitan surat Perjanjian Kredit (PK) yang ditandatangani debitur

dengan BTN Solo di depan notaris yang ditunjuk dan disaksikan oleh pihak

developer.

Berikut ini adalah tahapan proses kredit yang ada di PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo:

Gambar 4.2 Alur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

(Sumber: BTN Cabang Solo)

Aplikasi permohonan

kredit

Wawancara Verifikasi data/analisa

OTS/taksasi jaminan

Rapat Komite Kredit

(RAKOMDIT)

Diterima

(SP3K)

Ditolak

Akad

kredit

Surat

tolakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 126: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

109

2. Restrukturisasi Kredit di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Cabang Solo

Dalam pemberian kredit termasuk KPR BTN, pihak BTN Solo mulai

dari staff loan service, staff loan administration, staff accounting and control

section head, staff bookepping, staff collection work out, dan branch

manager, telah melakukan prosedur pemberian kredit dengan sangat cermat,

teliti, dan hati-hati.

Upaya pembinaan dan pengawasan juga terus dilakukan oleh pihak

Collection Work Out kepada para debitur, namun resiko terjadinya kredit

macet memang susah untuk dihindari mengingat banyaknya nasabah debitur

dengan wataknya yang sangat beragam. Faktor-faktor dominan yang biasanya

menyebabkan kredit macet di BTN Solo diantaranya karena debitur

mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan debitur mengalami

kebangkrutan/pailit. BTN Solo selalu berusaha memberi pilihan yang terbaik

bagi para nasabahnya termasuk nasabah debitur. Dalam upaya mengatasi

kredit macet, BTN Solo tetap memperhatikan aspek kemanusiaan seperti

melihat kemampuan penghasilan debitur, keadaan ekonomi keluarga debitur,

dan tentunya mengenai iktikad baik yang ditunjukkan debitur dalam

penyelesaian kredit macetnya tersebut. Salah satu upaya BTN Solo dalam

menanggulangi kredit macet dengan memperhatikan iktikad baik debitur

adalah melalui jalan restrukturisasi kredit.

Restrukturisasi kredit di BTN Solo dilakukan oleh bagian Collection

Work Out yakni oleh Bapak Baehaqi. Adapun yang lazim dilakukan bank

adalah melalui:

a. Pengurangan Tunggakan Bunga dan atau Denda

Pengurangan (discount) bunga/denda adalah berarti akan

mengurangi pendapatan bunga/denda pihak bank karena

pembayaran dari debitur berkurang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 127: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

110

b. Penjadwalan Kembali Pembayaran Kredit (Rescheduling)

Jangka waktu perpanjangan masa pembayaran kembali kredit tidak

boleh terlalu lama. Apabila bank merasa perlu mengadakan

perpanjangan masa pembayaran kembali yang kedua dan

seterusnya, hal tersebut hanya dapat diberikan apabila bank yakin

bahwa kondisi keuangan debitur telah menjadi lebih baik dibanding

sebelumnya. Adapun jenis penjadwalan ulang meliputi:

1) Penjadwalan Ulang Sisa Pinjaman (PUSP), artinya yang

dijadwal ulang adalah sisa pokok, sedangkan tunggakan bunga

harus nol (dibayar oleh debitur)

2) Penjadwalan Ulang Sisa Tunggakan (PUST), artinya yang

dijadwalkan adalah tunggakan pokok/tunggakan bunga/dua-

duanya yakni tunggakan pokok dan tunggakan bunga.

c. Penundaan Pembayaran Angsuran (Grace Period)

Hal ini terdiri dari 3 komponen meliputi pokok, bunga, dan

angsuran. Untuk Grace Period (GP) angsuran dan GP pokok,

komponen pokok bisa ditagih secara khusus (tidak diatur).

d. Pengurangan Tunggakan Pokok

Pengurangan/diskon tunggakan pokok dilakukan sesuai

kesepakatan antara pihak bank dan debitur setelah dilakukan

penyesuaian kemampuan finansial debitur.

e. Penurunan Suku Bunga Kredit

Penurunan ini juga dilakukan setelah adanya penyesuaian besaran

pokok pinjaman dan besarnya kemampuan maksimal yang dapat

diberikan oleh debitur dalam melunasi pinjaman.

f. Alih Debitur

Pengalihan dilakukan dari debitur lama ke debitur baru yang sesuai

dengan tuntutan bank.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 128: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

111

g. Penghapus Bukuan (Write Off)

Dilakukan dengan mengubah status account dengan kriteria

h. Reaktif

Dilakukan dengan mengubah status account

3. Analisis Prosedur Pemberian Kredit Sebagai Upaya Meminimalisir

Terjadinya Restrukturisasi Kredit

Lembaga keuangan terdiri dari dua jenis yaitu yang tergolong bank

dan bukan bank. Bank sebagai salah satu yang mengambil peran penting

dalam perekonomian di Indonesia perlu mendapatkan perhatian khusus dari

para pelaku dan lingkungannya. Bank sebagai badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada pihak-pihak yang

membutuhkan. Penyaluran dana dari pihak bank ini tak terkecuali BTN Solo

adalah melalui pemberian kredit.

Pemberian kredit agar dapat berjalan dengan lancar haruslah menaati

prosedur pemberian kredit secara runtut dan tepat, baik dari pihak bank

maupun debitur. Pemohonan kredit oleh para calon nasabah debitur di BTN

Solo pada awalnya harus disampaikan terlebih dahulu kepada bagian loan

service. Bagian ini mengambil peran utama pada awal permohonan kredit

karena bagian inilah yang melakukan wawancara awal dan mengumpulkan

berkas permohonan dari nasabah. Melalui wawancara dan penelitian berkas,

akan terseleksi calon debitur mana yang layak diterima dan ditolak. Apabila

diterima, loan service akan memasukkan nama calon debitur ke Daftar

Usulan Pemohon (DUP) yang nantinya akan disampaikan kepada branch

manager. Namun apabila permohonan ditolak, maka berkas dikembalikan.

Prosedur pemberian kredit tidak bisa lepas dari analisis berbasis 6C

yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition, dan Compliance.

Analisis yang dimaksud adalah mencakup analisis watak, analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 129: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

112

kemampuan, analisis modal, analisis agunan kredit, analisis kondisi/prospek

usaha, dan analisis kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang. Analisis

berkas dan laporan analisis berbasis 6C lebih lanjut dibahas oleh branch

manager dalam Rapat Komite Kredit (Rakomdit). Dalam forum inilah

nantinya akan diputuskan kelayakan calon debitur untuk diterima

permohonan kreditnya atau tidak. Apabila ditolak, maka berkas dikembalikan

dan apabila diterima nantinya akan dilakukan upaya penindaklanjutan seperti

pembuatan Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K) dan

penandatanganan atas perjanjian kredit antara pihak bank dan debitur di

depan notaris tertunjuk dan disaksikan oleh perwakilan pihak developer.

Prosedur pemberian kredit tersebut dilaksanakan sesuai peraturan

yang telah ditetapkan, walaupun implementasinya tidak dapat secara tepat

keseluruhannya karena suatu kondisi yang melatarbelakangi baik dari pihak

bank maupun debiturnya. Resiko kredit macet selalu ada di dalamnya. Namun

demikian, keseluruhan prosedur pemberian kredit tersebut dilakukan dengan

runtun dan tepat, disertai dengan kecermatan dan sikap kehatian-hatian dari

pihak bank serta kerja sama yang baik dari pihak debitur, nantinya diharapkan

sebagai upaya meminimalisir terjadinya restrukturisasi kredit.

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Upaya Meminimalisir

Terjadinya Restrukturisasi Kredit di PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk. Cabang Solo

Dana yang banyak disalurkan BTN Solo melalui kredit kepada

nasabah debitur sebagian besar adalah simpanan dari nasabah bank, baik

tabungan, deposito, maupun simpanan lainnya. Laba yang diperoleh bank

merupakan selisih dari pemberian suku bunga simpanan dengan suku bunga

kredit yang dibebankan kepada debitur setelah dikurangi beban-beban yang

harus dibayarkan oleh bank, seperti gaji karyawan dan biaya operasional

lainnya. Namun tidak semua dari kredit yang tersalurkan tersebut

memberikan keuntungan atau laba pada BTN Solo. Hal tersebut dikarenakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 130: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

113

banyak dari kredit tidak dapat terhindar dari resiko kemacetan, tak terkecuali

Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Apalagi KPR adalah produk unggulan BTN

Solo dan menyumbang sebagian besar dari total keseluruhan jumlah

penyaluran dana lewat kredit yang ada di sana. Semakin besar kredit macet

yang terjadi, akan semakin menyulitkan usaha bank termasuk juga

mengurangi tingkat kesehatannya. Untuk dapat mempertahankan

keberlangsungan usaha dan kestabilan kesehatan bank, BTN melakukan

upaya restrukturisasi kredit, termasuk KPR.

Dalam usahanya mengurangi terjadinya resiko kredit bermasalah

sehingga mengakibatkan harus diadakannya restrukturisasi kredit di BTN

Solo, terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat yang kembali

harus diperhatikan untuk meningkatkan kinerja.

a. Faktor Pendukung Dalam Upaya Meminimalisir Terjadinya

Restrukturisasi Kredit

1) Faktor Intern

Faktor pendukung intern ini berasal dari bank itu sendiri, biasanya

meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) BTN Solo memiliki bidang yang dinamakan Collection Work Out

yang tugasnya melakukan pembinaan debitur bermasalah sampai

bila pada akhirnya harus melakukan restrukturisasi kredit.

b) Dalam pemberian kredit, mulai dari proses awalnya bank telah

melaksanakan prinsip kehati-hatian (prudential banking) mulai dari

staff loan service, staff loan administration, staff accounting and

control section head, staff bookkeeping, staff collection work out,

dan branch manager.

c) Telah diadakannya analisis-analisis pada calon debitur sebelum

keputusan pemberian kredit, seperti analisis watak melalui

wawancara, on the spot, dan analisis berbasis 6C.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 131: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

114

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern merupakan faktor yang bukan berasal dari bank, yaitu

berasal dari pihak debitur antara lain:

a) Debitur memberikan keterangan yang benar-benar apa adanya,

tidak membuat-buat atau merakayasa suatu kondisi pada saat

mengajukan permohonan kredit.

b) Debitur membayar angsuran pokok dan bunganya secara rutin

berkala sesuai perjanjian kontrak kredit yang telah ditandatangani

dengan pihak bank.

c) Debitur membina hubungan dan komunikasi yang baik dengan

pihak BTN Solo.

b. Faktor Penghambat Dalam Upaya Meminimalisir Terjadinya

Restrukturisasi Kredit

1) Faktor Intern

Faktor penghambat intern ini berasal dari bank itu sendiri, biasanya

meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) Kadang kala petugas dan pengambil keputusan kredit hanya

mengutamakan pengejaran target peluncuran dana tanpa

mempertimbangkan faktor resiko yang dapat terjadi sewaktu-

waktu. Padahal sudah ada ketentuan mengenai Batas Maksimum

Pemberian Kredit (BMPK) sesuai taksasi nilai agunan.

b) Karena banyaknya jumlah nasabah KPR BTN, pihak bank tidak

selalu dapat memantau dan menjalin hubungan komunikasi yang

baik dengan nasabah debiturnya.

c) Petugas bank tidak sepenuhnya memahami keseluruhan dari

laporan-laporan keadaan usaha debitur.

d) Petugas bank yang mengelola rekening tidak secara aktif tanpa

diminta, untuk selalu melaporkan pergerakan rekening debitur

utamanya yang diluar kewajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 132: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

115

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern merupakan faktor yang bukan berasal dari bank, yaitu

berasal dari pihak debitur antara lain:

a) Debitur tidak memberikan keterangan yang benar-benar apa adanya

pada dirinya dan lingkungannya, hanya mengutamakan dana segar

yang akan didapat dari bank saja.

b) Debitur mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau

kepailitan usaha, sehingga mengurangi bahkan menghilangkan

penghasilan guna membayar angsuran kredit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 133: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

116

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan yang telah

dipaparkan, berikut adalah simpulan yang dapat dihubungkan pula dengan

jawaban dari perumusan masalah dan tujuan dari penelitian:

1. Penyaluran dana bank lewat kredit yang dilakukan oleh PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo melalui dua jenis kredit yaitu kredit

komersial dan konsumer. Salah satu jenis produk kredit konsumer adalah

Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Prosedur pemberian KPR sesuai yang telah

diatur melalui Surat Edaran BTN yakni SE No. 11/PD/CMO/2011 Tentang

Pedoman Kebijakan Perkreditan Bank untuk PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk., yaitu diawali dengan pemrosesan permohonan KPR.

Pemrosesan ini diawali dengan penjelasan mengenai produk terkait kepada

calon debitur termasuk pengisian formulir dan penjelasan biaya-biaya yang

dibutuhkan, kemudian pemeriksaan pengisian formulir oleh loan service dan

penindaklanjutan berkas permohonan dari calon debitur. Setelah pemrosesan,

tahap selanjutnya adalah wawancara sesuai jadwal yang telah disepakati.

Wawancara ini ditujukan untuk menganalisis debitur terkait 6C yaitu

Character, Capacity, Capital, Colleteral, Condition, dan Compliance.

Masing-masing untuk mengetahui watak, kemampuan, modal,

jaminan/agunan, kondisi usaha dan kepatuhan hukum dari calon debitur.

Setelah wawancara dan adanya keputusan pemberian kredit, akan diadakan

pengikatan kredit yaitu proses penandatanganan kontrak perjanjian yang

melibatkan pihak terkait KPR, yaitu pihak BTN dan nasabah yang disaksikan

oleh notaris tertunjuk dan pihak developer. Barulah setelah itu nantinya akan

ada realisasi kredit/pencairan dana yang masuk ke rekening debitur sejumlah

permohonan yang disetujui BTN Solo.

2. Restrukturisasi kredit di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang

Solo telah ditegaskan melalui Surat Edaran Bank BTN yaitu melalui SE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 134: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

117

Nomor 19/DIR/DKPB/2009, restrukturisasi kredit merupakan upaya

perbaikan yang dilakukan bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur

yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya. Restrukturisasi

dilakukan terhadap debitur yang memiliki itikad baik untuk memenuhi

kewajibannya, namun belum memiliki kemampuan keuangan. Restrukturisasi

kredit hanya dapat dilakukan pada kredit yang memiliki kolektibilitas non

performing loan (kurang lancar, diragukan dan macet). Sesuai dengan Surat

Edaran BTN tersebut, pola dan ketentuan restrukturisasi kredit terdiri dari

tujuh pola, yaitu Penjadwalan Ulang (PUL), Penundaan Pembayaran

Angsuran (grace periode), Pengurangan Tunggakan Bunga dan/Denda,

Pengambilalihan Asset Debitur (set off), Penurunan Suku Bunga Kredit dan

Pengurangan Tunggakan Pokok Kredit.

3. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah salah satu produk unggulan dari BTN

Solo yang menempati posisi unggul dibandingkan dengan jenis kredit lain

yang ditawarkan. Kuantitas kredit yang disalurkan baik dilihat dari segi

nominal maupun jumlah nasabah debiturnya juga menyumbang mayoritas

dari keseluruhan jumlah kredit yang berhasil disalurkan. Resiko penyaluran

kredit selalu ada, apalagi untuk jumlah nominal dan nasabah yang banyak

seperti KPR. Maka dari itu, hal-hal yang dari awal sangat perlu diperhatikan

adalah prosedur pemberian kreditnya. Prosedur ini tidak hanya harus dipatuhi

oleh pihak bank sebagai penyalur dana saja, tetapi juga oleh debitur. Oleh

karena itu, sangatlah penting dilakukan analisis 6C termasuk analisis watak

dan analisis lainnya yang dibutuhkan terkait pertimbangan bank untuk

menerima atau menolak permohonan kredit seorang calon debitur. Dari

adanya prosedur pemberian kredit serta analisis yang tepat dari awal, yang

tidak hanya dipatuhi oleh pihak bank tetapi juga calon debitur, diharapkan

sebagai upaya meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo,

yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi.

4. Terdapat faktor pendukung dan penghambat terkait upaya meminimalisir

terjadinya restrukturisasi kredit di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Cabang Solo. Faktor pendukung yang dominan dari pihak intern bank adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 135: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

118

BTN Solo memiliki bidang yang dinamakan Collection Work Out yang

tugasnya melakukan pembinaan debitur bermasalah sampai bila pada

akhirnya harus melakukan restrukturisasi kredit, sedangkan faktor pendukung

dominan dari pihak ekstern yaitu debitur memberikan keterangan yang

benar-benar apa adanya, tidak membuat-buat atau merakayasa suatu kondisi

pada saat mengajukan permohonan kredit. Kemudian untuk faktor

penghambat upaya meminimalisir terjadinya restrukturisasi kredit adalah

debitur mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau kepailitan usaha,

sehingga mengurangi bahkan menghilangkan penghasilan guna membayar

angsuran kredit.

B. Implikasi

Berdasarkan penelitian dan kesimpulan yang telah diungkapkan di atas,

berikut ini adalah implikasi yang dapat dikaji baik dari segi teoritis maupun

praktis, antara lain:

1. Implikasi Teoritis

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai produk kredit dengan

jumlah penyaluran dana yang mendominasi dari total keseluruhan kredit yang

berhasil disalurkan BTN Solo, hendaknya perlu diperhatikan prosedur

pemberiannya. Hal-hal yang sangat perlu diperhatikan oleh bank dalam

penyalurannya adalah apakah unsur-unsur dalam pemberian kredit telah

dipenuhi secara baik, dan bagaimana proses penggunaan serta pemeliharaan

kredit itu dilakukan para pihak berkepentingan secara berkesinambungan dari

awal pemberian hingga saat pelunasannya. Tahap awal yang harus

dipertimbangkan bank sebelum melaksanakan keputusan pemberian kredit

termasuk KPR adalah terpenuhinya kriteria calon debitur atas analisis 6C,

yaitu Character, Capacity, Capital, Colleteral, Condition, dan Compliance.

Masing-masing untuk mengetahui watak, kemampuan, modal,

jaminan/agunan, kondisi usaha dan kepatuhan hukum dari calon debitur. Hal

ini sangat diperlukan untuk meminimalisir resiko kredit yang dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 136: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

119

berpotensi menjadi kredit bermasalah sehingga mendorong bank untuk

melakukan tindakan restrukturisasi.

2. Implikasi Praktis

Penerapan prosedur pemberian kredit khususnya KPR di BTN Solo

sebagai produk kredit dominan yang diluncurkan telah dilakukan sesuai

prosedur. Penerapan prosedur yang tepat akan mengurangi dampak buruk

pada saat jatuh tempo termasuk restrukturisasi. Kenyataannya, total debitur

NPL dari tahun 2007-2011 di BTN Solo semakin meningkat masing-masing

471, 521, 442, 423, dan 452. Kenaikan NPL ini ternyata disebabkan adanya

kenaikan pula pada jumlah debitur dari tahun ke tahun, masing-masing

12.264, 12.581, 12.873, 13.485, dan 13.594. Kenaikan jumlah nasabah

dengan bawaan watak yang berbeda semakin memberi tantangan bagi pihak

bank untuk lebih secara mendalam dalam melakukan analisis terkait 6C di

awal pemrosesan permohonan kredit. Namun apabila dihitung tren kenaikan

NPL dalam prosentase dengan tahun 2007 sebagai tahun dasar, maka berikut

adalah tren kenaikan/penurunan dari tahun 2008-2011 masing masing sebesar

10,6% (naik), 6,2% (turun), 10,2% (turun), dan 4% (turun).

C. Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian dan implikasi yang telah

dipaparkan, berikut ini adalah saran yang dapat diberikan antara lain:

1. BTN Solo lebih mempertegas kembali prinsip kehati-hatian (prudential

banking) yang telah ditetapkan dalam prosedur pemberian kredit termasuk

KPR sampai dengan tahap pengembaliannya, karena bank dapat menilai

iktikad baik seorang nasabah salah satunya dengan jalan terpenuhinya semua

berkas dan syarat permohonan kredit pada proses awal permohonan.

2. Manajemen bank sebaiknya memberikan tenggang waktu yang lebih kepada

petugas terkait pemberian kredit sehingga pelaksanaan analisis penilaian

kelayakan pemberian kredit dapat berjalan optimal, termasuk terpenuhinya

keseluruhan analisis yang termuat dalam prinsip 6C.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 137: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT …...meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor

120 3. Pada tahap awal proses pemberian kredit, bank jangan hanya terpaku pada

nilai agunan saja. Analisis mendalam terhadap prospek usaha calon debitur

perlu dilakukan. Hal ini terkait penyebab kredit bermasalah pada KPR adalah

didominasi oleh kepailitan usaha nasabah.

4. Perhitungan tren kenaikan/penurunan prosentase atas NPL dari tahun 2008-

2011 dengan 2007 sebagai tahun dasar menggambarkan selama tahun 2008-

2010 terjadi penurunan jumlah NPL, namun tahun 2011 kembali naik

dibandingkan tahun sebelumnya (2010). Hal ini perlu kembali diperhatikan

oleh manajemen bank untuk kembali meningkatkan asas manajemen

pengelolaan bank dengan baik dan sejalan dengan asas perbankan yang sehat,

termasuk prosedur pemberian kreditnya, mengingat jumlah debitur KPR dari

tahun ke tahun juga meningkat dengan bawaan karakter dan watak yang

berbeda-beda. Selain itu, upaya restrukturisasi juga perlu dilakukan apabila

memang keadaan kredit bermasalah semakin meningkat, hal ini terkait pula

sebagai upaya bank mempertahankan tingkat kesehatannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user