ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT
SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR
TERJADINYA RESTRUKTURISASI KREDIT
DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk.
CABANG SOLO
SKRIPSI
Oleh:
LELYA FETRI APRILIANA
K7409092
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Lelya Fetri Apriliana
NIM : K7409092
Jurusan/Program Studi : P.IPS/Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ANALISIS PROSEDUR PEMBERI-
AN KREDIT SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR TERJADINYA RE-
STRUKTURISASI KREDIT DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Perse-
ro) Tbk. CABANG SOLO ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.
Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Januari 2013
Yang membuat pernyataan
Lelya Fetri Apriliana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT
SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR
TERJADINYA RESTRUKTURISASI KREDIT
DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk.
CABANG SOLO
Oleh:
LELYA FETRI APRILIANA
K7409092
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRAK
Lelya Fetri Apriliana. ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR TERJADINYA RESTRUKTURISASI KREDIT DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. CABANG SOLO. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2013.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui prosedur pemberian kredit di BTN Cabang Solo, khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR). (2) Untuk mengetahui prosedur restrukturisasi kredit di BTN Cabang Solo. (3) Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit sebagai upaya meminimalisir restrukturisasi kredit di BTN Cabang Solo. (4) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam upaya meminimalisir restrukturisasi kredit di BTN Cabang Solo.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian adalah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo. Sumber data berasal dari Mortgage Consumer and Lending Unit (MCLU) Head, Collection Work Out (CWO) Head, Loan Service Unit, serta beberapa orang nasabah kredit. Sampel diambil dengan purposive sampling, dimana memilih informan yang memiliki informasi secara mendalam dan dapat dipercaya untuk dijadikan sumber data. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode. Analisis data dengan teknik analisis interaktif. Prosedur penelitian meliputi tahap pra lapangan, tahap lapangan, tahap analisis data, dan tahap penyusunan laporan penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Prosedur pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di BTN Solo diawali dari pemrosesan permohonan, wawancara, pengikatan kredit, dan realisasi kredit. (2) Pola dan ketentuan restrukturisasi kredit terdiri dari Penjadwalan Ulang (PUL), Penundaan Pembayaran Angsuran (grace periode), Pengurangan Tunggakan Bunga dan/Denda, Pengambilalihan Asset Debitur (set off), Penurunan Suku Bunga Kredit dan Pengurangan Tunggakan Pokok Kredit. (3) Prosedur pemberian kredit tidak hanya harus dipatuhi oleh pihak bank saja, tetapi juga oleh debitur karena prosedur pemberian kredit serta analisis yang tepat dari awal diharapkan sebagai upaya meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo, yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi. (4) Terdapat faktor pendukung dan penghambat terkait upaya meminimalisir terjadinya restrukturisasi kredit. Faktor pendukung dari pihak intern bank adalah BTN Solo memiliki bidang yang dinamakan Collection Work Out yang tugasnya melakukan pembinaan debitur bermasalah dan restrukturisasi kredit, sedangkan faktor pendukung dari pihak ekstern yaitu debitur memberikan keterangan yang benar-benar apa adanya saat mengajukan permohonan kredit. Faktor penghambatnya adalah debitur mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau kepailitan usaha, sehingga mengurangi bahkan menghilangkan penghasilan guna membayar angsuran kredit.
Kata kunci: Prosedur pemberian kredit, restrukturisasi kredit, Kredit Pemilikan
Rumah (KPR)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT Lelya Fetri Apriliana. AN ANALYSIS ON LOAN ISSUANCE PROCEDURE AS THE ATTEMPT OF MINIMIZING THE LOAN RESTRUCTURING INCIDENCE IN SOLO BRANCH OF PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. January 2013.
The objectives of research are (1) to find out the loan issuance procedure in Solo Branch of BTN, particularly House Ownership Loan (KPR), (2) to find out the loan restructuring procedure in Solo Branch of BTN, (3) to find out the loan issuance procedure as the attempt of minimizing the loan restructuring in Solo Branch of BTN, and (4) to find out the supporting and inhibiting factor in the attempt of minimizing loan restructuring in the Solo Branch of BTN.
This study was a descriptive qualitative research. The object of research was the Solo Branch of PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. The data source derived from Mortgage Consumer and Lending Unit (MCLU) Head, Collection Work Out (CWO) Head, Loan Service Unit, as well as several loan customers. The sample was taken using purposive sampling, selecting the informant having deep and reliable information to be data source. Techniques of collecting data used were observation, interview, library study and documentation. The data validation was done using source and method triangulation. The data analysis was done using an interactive technique of analysis. The research procedure included pre-field, field, data analysis, and research report writing stages.
Considering the result of research, the following conclusions could be drawn. (1) The House Ownership Loan in BTN Solo was initiated from application process, interview, loan bonding, and loan realization. (2) The loan restructuring pattern and provision consisted of Rescheduling, grace period, interest arrear/fine reduction, set off, loan interest rate reduction and loan principal arrear reduction. (3) Loan issuance procedure should be complied with by not only the bank but also the debtor because the loan issuance procedure as well as early precise analysis was expected as the attempt of minimizing the non-performing loan incidence during the due time, that in turn should be restructured. (4) There were supporting and inhibiting factors regarding the attempt of minimizing the loan restructuring. The supporting factors came from internal bank namely BTN Solo had a division called Collection Work Out, the task of which was to guide the non-performing debtor and loan restructuring, while the external factor was that the debtor gave actual information when filing the loan application. The inhibiting factor was that the debtor encountered work termination or business insolvency, thereby reducing or eliminating his/her income to pay the loan installment.
Keywords: Loan issuance procedure, loan restructuring, House Ownership Loan
(KPR).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
# Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan
sabar dan shalat; sesungguhnya Allah Bersama orang-orang yang sabar.
(QS Al Baqoroh: 153) #
# Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Rasulu Barangsiapa
menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan bagi orang itu
karena ilmu tersebut jalan menuju ke surga
# Ilmu bukanlah kepandaian bukan pula meriwayatkan sesuatu,
melainkan nur yang diturunkan Allah kedalam hati manusia
sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah
dan menjauhkan diri dari kesombongan (Malik Bin Anas) #
# Allah tidak akan memberikan cobaan
melampui batas kemampuan hamba-Nya #
# Jadilah seperti pohon kurma, tinggi cita-citanya, kebal dari penyakit
dan bila dilempar dengan batu, ia membalas dengan buah kurmanya #
# Jangan berpikir bahwa di dunia ini ada orang
yang diberi kebahagiaan yang sempurna,
karena tak seorang pun bisa mendapatkan
semua yang ia inginkan #
# Sesuatu itu ada waktunya, dan akan datang tepat pada waktunya
hingga kita tersenyum ketika sesuatu itu telah datang #
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Seiring doa dan puji syukur kehadirat Allah SWT, skripsi ini kupersembahkan
kepada:
Ibu dan Bapak yang kucintai, terima kasih atas kasih sayang dan
pengorbanan yang tak pernah lekang oleh waktu, air mata yang tak pernah
berhenti dalam rangkaian doa yang selalu terucap di sujudmu dan cinta
kasihmu.
Kedua kakakku Diana dan Toni, terima kasih atas segala motivasi dan
dukungan yang telah kalian berikan pada adikmu ini.
Bapak dan ibu dosen Pendidikan Ekonomi khususnya BKK Akuntansi,
terima kasih atas kesabaran dalam mendidik dan memberikan segala ilmu
serta curahan pengetahuan selama ini.
Choirul Anwar, terima kasih atas dukungan dan kasihmu. Semoga tetap
diberi kesabaran dalam membimbingku ke depannya.
Sahabat-sahabatku di kelas C1 dan Akuntansi B 2009 khususnya Haris,
Hana, Irwan, Hendra, Jalu, Ikhwan, Coumsy, Lindut, Yuyun, Susi, Tria,
dan Yona, terima kasih bantuan serta dukungannya.
Kawan-kawan wisma salita terkhusus Betha, Rafika, Ulfa, Nita, Yuni, dan
Nisa, terima kasih sudah menemani dan memberi warna dihari-hariku.
Rekan-rekan seperjuangan di HIMANNOMI.
Almamater UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkah dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi
yang berjudul ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT SEBAGAI
UPAYA MEMINIMALISIR TERJADINYA RESTRUKTURISASI KREDIT
DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. CABANG SOLO .
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK
Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Disadari bahwa tulisan ini dapat terwujud atas bantuan dan arahan
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, maka dalam
kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima
kasih, penulis sampaikan kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin
penyusunan skripsi.
4. Dra. Sri Witurachmi, MM., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan
arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Jaryanto, S.Pd., M.Si, selaku Pembimbing II yang selalu memberikan arahan
dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Pratiwi Setyaningsih selaku Mortgage Consumer and Lending Unit
(MCLU) Head BTN Cabang Solo, yang telah memberikan bimbingan dan
bantuan dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
7. Bapak Fariuddin Hamid selaku Collection Work Out (CWO) Head BTN
Cabang Solo, yang telah meluangkan waktu membantu peneliti dalam
pengumpulan data penelitian.
8. Bapak Wahyono selaku staf loan service unit BTN Cabang Solo yang telah
memberi bantuan dalam penelitian.
9. Seluruh staf dan karyawan BTN Cabang Solo yang memberikan informasi
dan bantuan dalam penyelesaian penelitian.
10. Ibu, Bapak beserta seluruh keluarga yang selalu memberikan doa serta
dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini dengan lancar.
11. Sahabat-sahabatku BKK Akuntansi angkatan 2009, kawan wisma salita, yang
banyak memberikan inspirasi serta motivasi.
12. Rekan-rekan HIMANNOMI yang selalu memberikan semangat kebersamaan.
13. Serta semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. ii
HALAMAN PENGAJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ......................................................................... vii
HALAMAN ABSTRACT ...................................................................... viii
HALAMAN MOTTO .............................................................................. ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... x
KATA PENGANTAR ............................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 11
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ................... 13
1. Kajian Teori ..................................................................... 13
a. Lembaga Keuangan ..................................................... 13
b. Bank ............................................................................ 15
c. Kredit Bank ................................................................. 21
d. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ................................. 31
e. Konsep Meminimalisir ............................................... 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
f. Restrukturisasi Kredit .................................................. 35
g. Analisis Prosedur Pemberian Kredit Sebagai Upaya
Meminimalisir Terjadinya Restrukturisasi Kredit ...... 42
2. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................ 44
B. Kerangka Berfikir ................................................................... 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 50
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................. 51
C. Data dan Sumber Data ............................................................ 52
D. Teknik Pengambilan Sampel (Cuplikan) ............................... 53
E. Pengumpulan Data ................................................................. 54
F. Uji Validitas Data ................................................................... 56
G. Analisis Data .......................................................................... 57
H. Prosedur Penelitian ................................................................. 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................... 60
B. Deskripsi Temuan Penelitian ................................................. 79
C. Pembahasan ............................................................................ 103
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................ 116
B. Implikasi ................................................................................. 118
C. Saran ...................................................................................... 119
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 121
LAMPIRAN ............................................................................................. 123
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................. 50
Gambar 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian .............................................. 52
Gambar 3.2 Bagan Komponen Interractive Model of Analisys ................ 59
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Solo .. 75
Gambar 4.2 Alur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ................. 109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Kolektibilitas Kredit Lancar dan DPK ................................... 8
Tabel 1.2 Kolektibilitas Non Performing Loan/NPL .............................. 8
Tabel 1.3 Total Non Performing Loan/NPL ........................................... 8
Tabel 2.1 Perbedaan Lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank .......... 14
Tabel 4.1 Dokumen Permohonan ............................................................ 108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Struktur Organisasi BTN Solo .............................................. 124
Lampiran 2. Pedoman Wawancara ........................................................... 125
Lampiran 3. Field Note Wawancara ......................................................... 127
Lampiran 4. Field Note Observasi ............................................................ 144
Lampiran 5. Brosur KPR........................................................................... 146
Lampiran 6. Formulir Permohonan Kredit................................................ 147
Lampiran 7. Lembar Hasil Wawancara .................................................... 149
Lampiran 8. Form Berpenghasilan Tetap.................................................. 150
Lampiran 9. Ket. Penghasilan Untuk Berpenghasilan Tidak Tetap .......... 151
Lampiran 10. Form Laporan Penilaian Obyek Kredit .............................. 153
Lampiran 11. Surat Pernyataan dan Kuasa ............................................... 154
Lampiran 12. Surat Pernyataan Tidak Memindahtangankan .................... 155
Lampiran 13. Surat Kuasa Pemotongan Gaji ............................................ 156
Lampiran 14. Surat Diisi Developer ......................................................... 157
Lampiran 15. Form Laporan Hasil Appraisal ........................................... 158
Lampiran 16. Memo Keringanan Pelunasan Kredit .................................. 159
Lampiran 17. Salinan Rekening Koran KPR ............................................ 160
Lampiran 18. Perkembangan Kolektibilitas KPR dan Non KPR ............. 161
Lampiran 19. Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR)........................ 163
Lampiran 20. Foto Penelitian .................................................................... 181
Lampiran 21. Surat Keterangan Instansi (BTN) ....................................... 184
Lampiran 22. Surat Ijin ............................................................................. 186
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perekonomian Indonesia dari hari ke hari memberikan tantangan yang
besar terhadap masyarakat sebagai pelaku ekonomi. Hal ini memerlukan perhatian
yang besar baik dari sesama pelaku ekonomi maupun pihak terkait termasuk
pemerintah. Krisis ekonomi dan moneter yang sempat melanda Indonesia
mengakibatkan menurunnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam terhadap dollar
Amerika. Tingginya tingkat inflasi yang terjadi mengakibatkan dampak yang luas
terhadap sendi-sendi perekonomian termasuk dunia perbankan.
Dampak yang dimaksud salah satunya adalah semakin beragamnya
kebutuhan manusia yang muncul karena kemajuan peradaban, sedangkan manusia
tidak selalu puas dengan apa yang telah dicapai dan berusaha untuk memperoleh
sesuatu yang lebih baik. Tuntutan tersebut akan susah dicapai apabila keadaan
krisis maupun tingkat inflasi yang disebut di awal terjadi berkepanjangan. Apabila
krisis tersebut terus menerus terjadi termasuk juga krisis moneter, hal ini
mengakibatkan terjadinya krisis kepercayaan. Krisis kepercayaan berimbas pula
pada sendi perekonomian termasuk perbankan. Akibatnya banyak bank
mengalami penurunan kinerja dan nasabah mengalami kekecewaan.
Penurunan kinerja suatu bank dapat menyebabkan adanya kebangkrutan
bahkan likuidasi. Menurut Endri (2009: 11) kebangkrutan merupakan suatu
keadaan atau situasi dimana perusahaan tidak mampu lagi memenuhi kewajiban-
kewajibannya kepada debitur karena perusahaan mengalami kekurangan dana
untuk melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi yang ingin dicapai oleh
perusahaan yaitu profit, tidak tercapai.
Periode tahun 1985-1996, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh
dengan pesat sehingga dijuluki sebagai Miracle Asia oleh World Bank. Sejumlah
kondisi dan kebijakan dikeluarkan pada periode tersebut. Deregulasi Juni 1983
merupakan titik awal dari liberalisasi ekonomi Indonesia. Disusul deregulasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
nk, baik
dari sisi jumlah, volume usaha, kredit yang diberikan, dan dana masyarakat yang
dihimpun mengalami perkembangan yang sangat pesat. Adanya kebijakan
tersebut mengakibatkan jumlah bank di Indonesia mengalami peningkatan cukup
drastis. Hal tersebut semakin meningkatkan persaingan antar bank untuk
berlomba-lomba mengeluarkan produk-produk yang menarik nasabah, tak
terkecuali berbagai jenis kredit dengan segala kemudahan dalam perolehannya.
etat
antar bank di Indonesia karena semakin meningkatnya jumlah dan jenis yang
beragam. Terbatasnya sumber daya manusia yang profesional, teknologi informasi
dan telekomunikasi yang terus berkembang, serta peningkatan harga bahan
pangan menjadi hambatan besar bagi bank pemerintah dalam mengakomodasi
dana masyarakat. Kebebasan pendirian bank ini memunculkan dua jenis bank
yang ada hingga saat ini yaitu bank umum dan BPR.
Bank sebagai lembaga keuangan dengan usaha utamanya memberikan jasa
dibidang perbankan termasuk sebagai tempat menabung dan memperoleh kredit.
Menurut Undang- Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkat
Bank sebagai salah satu pengambil peran penting dalam keberlangsungan
perekonomian membuat para pelaku di dalamnya harus cepat tanggap dalam
menghadapi situasi krisis tersebut. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank
adalah kepercayaan masyarakat. Hal ini tampak dari kegiatan pokok bank yang
menerima simpanan dari masyarakat yang kelebihan dana dalam bentuk giro,
tabungan serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang
memerlukan dana. Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana
dari masyarakat (funding), yaitu mengumpulkan atau mencari dana dari
masyarakat luas. Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari
masyarakat, maka oleh bank dana tersebut diputarkan kembali atau disalurkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3 kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah
kredit (lending).
Bank mengambil peran sebagai perantara bagi pihak-pihak yang
berkelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Penyaluran dana oleh
bank ini bisa melalui pemberian kredit. Istilah kredit bukan hal yang asing dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat, sebab sering dijumpai adanya jual beli
barang secara kredit. Fokus utama dari pemberian kredit adalah didasari rasa
kepercayaan. Hal tersebut telah menyiratkan secara jelas betapa pentingnya peran
bank dalam peran sertanya mewujudkan kelancaran arus perekonomian negara.
Seiring berjalannya waktu, bank harus tetap berusaha dalam mempertahankan diri
dari terpaan krisis, hal ini disebabkan karena sektor perbankan mengambil peran
yang amat penting dalam menggerakkan sektor riil perekonomian.
Kredit merupakan perjanjian pinjam-meminjam uang antara bank sebagai
kreditur dengan nasabah sebagai debitur. Dalam perjanjian antara kedua belah
pihak tersebut, disepakati akan dilakukan pengembalian tepat waktu. Kepercayaan
adalah hal yang melandasi terjadinya transaksi pinjam-meminjam ini. Namun
pada realisasinya, tidak semua kredit yang telah diberikan mampu dikembalikan
tepat seperti pada saat perjanjian. Tepat dalam arti bisa diartikan waktunya,
maupun nominal pengembaliannya. Hal ini dikarenakan tenggang waktu antara
pemberian kredit dan penerimaan kembali prestasi ini merupakan suatu hal yang
abstrak dan sukar diraba, karena dalam praktek banyak nasabah tidak menepati
perjanjian yang telah disepakati bersama dengan pihak bank. Dalam perjanjian
tersebut terdiri dari jangka waktu kredit, suku bunga, cara pembayaran, agunan/
jaminan kredit, biaya administrasi dan asuransi jiwa.
Kredit yang diberikan oleh bank mengandung risiko, sehingga dengan
demikian dalam pelaksanaanya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan
yang sehat. Selain itu, bank harus memperhatikan kembali prosedur-prosedur
pemberian kredit terlaksana dengan tepat. Ketaatan terhadap prosedur akan
mengurangi risiko tersebut, jaminan pemberian kredit dalam arti keyakinan atas
kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan
yang diperjanjikan merupakan faktor yang sangat penting yang harus diperhatikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4 oleh bank, dimana hal ini berpengaruh pada tingkat kesehatan yang merupakan
hal terpenting yang harus diusahakan dalam manajemen bank untuk menilai
kinerja bank.
Resiko yang selalu ditimbulkan pada usaha pemberian kredit kepada
pihak-pihak terkait, baik kreditur maupun debitur mendorong BTN Cabang Solo
berupaya mengembangkan berbagai strategi untuk menarik dan mempertahankan
nasabahnya melalui peningkatan kualitas layanan, termasuk dalam usahanya
memberikan kredit.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo berupaya
menempuh berbagai macam prosedur pemberian kredit yang nantinya dapat
menekan terjadinya kredit-kredit bermasalah ketika jatuh tempo. Pihak bank
dalam mengambil keputusan untuk memberikan kredit, terlebih dahulu harus
memperoleh data bahwa kredit yang diberikan mampu dikembalikan oleh debitur
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Upaya yang dilakukan oleh bank
untuk memperoleh data tersebut antara lain dengan cara melakukan analisis
terhadap debitur. Analisis ini sangat perlu dilakukan karena hal ini merupakan
sebagai suatu bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan pemberian kredit.
Prosedur pemberian kredit di BTN Solo diawali dengan adanya
permohonan kredit dari calon debitur. Kemudian pihak bank mengadakan
wawancara termasuk pemesanan jenis kredit yang akan diambil. Setelah
dipenuhinya hal-hal yang perlu lewat wawancara, calon debitur mengumpulkan
data-data dan syarat ke bagian loan service . Bagian ini bertugas sebagai pihak
yang mengumpulkan data-data dari para calon debitur. Pengumpulan data yang
lengkap ini kemudian nantinya akan dilakukan data entry. Setelah data entry,
pihak bank akan menganalisis, mengkaji ulang dan memverifikasi apakah dari
persyaratan serta data yang dikumpulkan calon nasabah dapat menggambarkan
secara pasti kemungkinan calon tersebut mendapatkan keputusan pemberian
kredit dari pihak bank. BTN Solo juga telah menentukan agunan yang jelas,
seperti sertifikat tanah atau rumah untuk KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dan
agunan rumah untuk KAR (Kredit Agunan Rumah).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Seperti yang telah disebutkan bahwa industri perbankan memegang
peranan yang sangat strategis karena kegiatan perekonomian suatu negara tidak
terlepas dari sebuah alur lalu lintas pembayaran uang. Dari peranan yang sangat
strategis itu dapat dikatakan bahwa industri perbankan sebagai urat nadi dari
sistem perekonomian. Kegiatan pokok bank menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan kembali kepada masyarakat, mempunyai fungsi sebagai
intermediary service (Sasongko, 2000: 23).
Hal tersebut haruslah menjadi perhatian besar bagi bank, tidak terbatas
hanya pada upaya penghimpunan dana tetapi juga penyalurannya. Penyaluran
dana salah satunya lewat kredit yang diberikan bank kepada masyarakat yang
membutuhkan.
Setelah keluarnya Undang-undang (UU) No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan yang menetapkan bahwa hanya ada dua jenis bank di Indonesia, yaitu
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). BTN sebagai bank umum yang
pada dasarnya memiliki perputaran dana yang lebih besar daripada BPR, rentan
terhadap resiko likuiditas. Hal ini dikarenakan dana yang berputar di BPR lebih
kecil dan lingkupnya sempit sehingga tingkat pengembaliannya lebih baik
dibanding bank umum yang perputaran dananya lebih besar dan luas sehingga
resiko terjadi kredit macet juga lebih besar. BTN sebagai salah satu bank umum
dalam hal ini haruslah berintrospeksi diri penyebab terjadinya kekuatan
likuiditasnya lebih rendah dibandingkan dengan BPR.
Usaha bank umum adalah melakukan penyaluran dana selain usaha
utamanya yang menghimpun dana. Penyaluran dana salah satunya melalui
pemberian kredit bagi masyarakat yang membutuhkan. Perkreditan bukanlah
masalah yang asing, baik dalam kehidupan kota maupun dalam pedesaan. Kredit
merupakan salah satu pembiayaan sebagian besar dari kegiatan ekonomi.
Perkreditan merupakan kegiatan yang penting bagi perbankan, karena kredit juga
merupakan salah satu sumber dana yang penting untuk setiap jenis usaha.
Sebelumnya dimulainya kegiatan pemberian kredit diperlukan suatu analisis yang
baik dan seksama terhadap semua aspek perkreditan yang dapat menunjang proses
pemberian kredit, guna mencegah timbulnya suatu risiko kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Beberapa perbankan nasional guna meningkatkan kinerja yang baik
dengan melakukan perencanan yang baik dalam menentukan strategi penyaluran
kredit. Strategi yang dilakukan mereka yaitu dengan menerapkan tata kelola
perusahaan yang baik, selain itu dengan melakukan analisis kredit yang seksama
dan pengawasan kredit yang melekat serta sikap kehati-hatian.
Adanya rentang waktu pengembalian pinjaman menimbulkan resiko yang
sangat besar yang mungkin ditanggung bank terhadap ketidakpastian
pengembalian pinjaman dari debitur. Timbulnya kredit bermasalah selanjutnya
dapat mengakibatkan kesulitan dari bank tersebut untuk memenuhi kewajibannya
kepada para deposan.
Seperti yang telah terjadi sebelumnya, tidak sedikit bank-bank yang telah
berdiri menjadi bangkrut dikarenakan gagalnya pengembalian kredit yang telah
dipinjamkan. Kegagalan pengembalian kredit tepat disaat jatuh tempo inilah yang
menjadi salah satu penyebab timbulnya masalah likuiditas pada bank umum.
Banyak pula yang melakukan marger untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
BTN Cabang Solo merupakan salah satu bank pemerintah yang tidak tertutup
kemungkinan oleh masalah perkreditan karena kurang baiknya penerapan
prosedur dan kebijakan pemberian kredit yang telah dilakukannya selama ini yang
mungkin kurang mengacu terhadap Undang-undang Perbankan.
BTN Cabang Solo dalam prosedur pemberian kreditnya tetap berdasarkan
pada prinsip kehati-hatian (prudential banking) untuk menghindari risiko kredit
bermasalah dan kredit macet. Bank sebisa mungkin melakukan penanganan atas
permohonan kredit yang di terima dengan melakukan survei ke tempat usaha dan
survei jaminan setelah dilakukan wawancara pendahuluan, seperti sistem
pemberian kredit pada umumnya.
Pihak bank dalam mengambil keputusan untuk memberikan kredit harus
menaati prosedur pemberian kredit yang sudah ditetapkan. Dalam prosedur
pemberian kredit, terlebih dahulu harus memperoleh data bahwa kredit yang
diberikan mampu dikembalikan oleh debitur sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati. Upaya yang dilakukan oleh bank untuk memperoleh data tersebut
antara lain dengan cara melakukan analisis terhadap debitur. Analisis ini sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7 perlu dilakukan karena hal ini merupakan suatu bahan pertimbangan untuk
mengambil keputusan pemberian kredit.
Pemberian kredit yang tidak memperhatikan kebijaksanaan dan prosedur
yang ada akan mengundang timbulnya penyimpangan-penyimpangan yang lain,
semakin jauh pemberian kredit dari pedoman yang telah disusun maka akan
semakin besar persentase kredit macet.
Adanya alasan tersebut pemberian kredit kepada debitur haruslah dengan
penuh pertimbangan. BTN Cabang Solo berusaha memaksimalkan kinerja dengan
melakukan analisis debitur sebelum pemberian kredit dilaksanakan. Hal ini tidak
terlepas dari prosedur-prosedur dan tata laksana sistem pemberian kredit yang
telah ditentukan.
Meskipun sudah melaksanakan asas-asas perkreditan yang sehat, tidak
berarti bahwa semua kredit yang diberikan akan bisa dikembalikan pada jangka
waktu yang tepat. Kemungkinan resiko terjadinya kredit macet dalam pemberian
kredit itu pasti ada. Hal ini disebabkan karena watak debitur yang beragam.
Untuk menangani kredit bermasalah dilakukan dengan dua jalur, yaitu
dengan penyelamatan kredit dan penyelesaian kredit. Salah satu cara
penyelamatan kredit bisa dilakukan dengan penataan kembali (restructuring).
Jalur lain yaitu penyelesaian kredit. Cara ini dilakukan melalui jalur hukum
(melalui pengadilan maupun Direktorat Jendral Piutang dan Lelang Negara). Jalan
ini adalah jalan terakhir apabila tidak ada iktikad baik dari debitur untuk
melakukan pengembalian atas kredit yang dipinjam dari bank.
Bank BTN sendiri memiliki unit yang bertugas untuk melakukan
pembinaan dan penyelamatan terhadap kredit yang bermasalah, termasuk usaha
melakukan restrukturisasi kredit, bagian ini disebut dengan bagian Collection
Work Out (CWO). Tugas bagian ini adalah untuk melakukan penanganan dini atas
kredit-kredit bermasalah. Penyelamatan ini sebenarnya sangat menguntungkan
kedua belah pihak, baik bank maupun bagi nasabah debitur. Bagi nasabah jaminan
yang diberikan pada bank dapat diselamatkan dan terbebas dari proses penyitaan
dari pihak bank, sedangkan bagi bank hal tersebut dapat berpengaruh pada
kesehatan bank yang digunakan sebagai indikator kelayakan bank. Maka dari itu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8 pentingnya menjalani prosedur-prosedur pemberian kredit secara tepat akan
berpengaruh pada kelancaran pengembalian. Berikut ini adalah tabel yang
menunjukkan kolektibilitas kredit yang ada di PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk. cabang Solo:
Tabel 1.1 Kolektibilitas Kredit Lancar dan DPK
THN JUMLAH
DEBITUR
LANCAR DPK
JMLH POKOK JMLH POKOK
2007 12.264 10.008 179.002.826.000 1.785 21.371.010.000
2008 12.581 10.626 252.595.283.000 1.434 21.313.070.000
2009 12.873 11.375 308.856.449.000 1.074 20.138.870.000
2010 13.485 11.859 376.423.505.000 1.203 29.261.562.000
2011 13.594 11.747 418.158.743.000 1.395 38.938.544.000
(Sumber: CWO Bank BTN Cabang Solo)
Tabel 1.2 Kolektibilitas Non Performing Loan/NPL
THN KURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET
JMLH POKOK (Rp) JMLH POKOK (Rp) JMLH POKOK (Rp)
2007 66 915.439.000 116 1.218.421.000 289 2.995.102.000
2008 87 810.677.000 57 971.939.000 377 3.437.904.000
2009 60 1.062.992.000 48 941.587.000 334 5.024.745.000
2010 72 1.797.019.000 73 1.431.364.000 278 7.490.635.000
2011 55 798.196.000 77 1.645.242.000 320 9.927.240.000
(Sumber: CWO Bank BTN Cabang Solo)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9 Tabel 1.3 Total Non Performing Loan/NPL
THN TOTAL
DEBITUR NPL
JUMLAH
TUNGGAKAN (Rp)
2007 471 1.310.648.000
2008 521 1.512.880.000
2009 442 1.935.732.000
2010 423 2.982.158.000
2011 452 4.371.693.000
(Sumber: CWO Bank BTN Cabang Solo)
Tabel di atas menunjukkan kolekbilitas kredit bermasalah di PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo selama lima tahun terakhir dari
tahun 2007-2011. Pada tahun 2008 jumlah tunggakan meningkat dari tahun
sebelumnya, peningkatan ini juga diikuti dengan adanya peningkatan jumlah
debitur. Tahun 2009 jumlah debitur menurun, namun tidak dengan jumlah
tunggakan yang justru meningkat dari tahun sebelumnya di 2008. Begitu pula
dengan tahun 2010 yang menunjukkan peningkatan jumlah tunggakan, padahal
jumlah debiturnya menurun. Peningkatan yang cukup signifikan ada di tahun
2011 dimana kenaikan atas jumlah debitur juga diikuti dengan kenaikan atas
jumlah tunggakan. Dari data-data tersebut di atas, jumlah Kredit Pemilikan
Rumah (KPR) menyumbang andil besar dari setiap angkanya. Hal tersebut dapat
disadari karena KPR adalah produk unggulan dari BTN. KPR BTN menempati
posisi unggul dibandingkan bank-bank lain di Indonesia. Banyaknya jumlah
kolektibilitas KPR mengakibatkan jumlah kredit bermasalahnya yang besar pula
dibandingkan kredit non KPR di BTN Solo
Dapat disadari atau tidak, bahwa sebenarnya tingkat kredit-kredit
bermasalah tersebut setidaknya dapat diminimalisir dari awal ketika proses
pemberian kredit. Ketaatan atas prosedur-prosedur pemberian kredit dari kedua
belah pihak, baik bank maupun calon debitur dari proses awal permohonan,
pencairan, penggunaan sampai pengembalian dana sangat diperlukan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10 menekan timbulnya kredit-kredit bermasalah yang mendorong bank harus
melakukan tindakan restrukturisasi.
Hal-hal tersebut sangatlah penting diperhatikan oleh pihak terkait
pemberian kredit khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) karena bisa saja
menimbulkan hal-hal yang sebenarnya tidak diinginkan. BTN Cabang Solo
sebenarnya telah menetapkan berbagai prosedur pemberian kredit termasuk KPR
yang harus dipatuhi oleh para petugas terkait. Namun dalam keberjalanannya,
selain watak debitur yang beragam, beberapa prosedur yang ada sering dianggap
remeh oleh petugas, seperti petugas tidak menanyakan dana yang dipinjam akan
digunakan untuk keperluan apa dan tidak dipantaunya secara langsung
penggunaan atas dana yang sudah disalurkan. Selain itu, petugas bank yang
mengelola rekening (CS) tidak secara aktif memberi informasi pada petugas bank
atas terjadinya pergerakan rekening debitur apabila tidak diminta, terutama bila
terjadi pergerakan rekening yang diberikan diluar kewajaran.
Keberhasilan penyaluran dana bukanlah satu-satunya yang seharusnya
diperhatikan, namun yang terpenting adalah kejadian setelah itu. Penggunaan
dana sampai pengembaliannya juga masih dalam lingkup prosedur dalam
pemberian kredit. Untuk menjaga kredit agar tidak terjadi kebocoran,
pemborosan, ataupun penyelewengan diperlukan suatu pengendalian kredit yang
cukup kuat. Dengan pengendalian kredit yang cukup kuat kemungkinan terjadinya
kredit bermasalah dapat diminimalisir. Dengan minimnya jumlah kredit
bermasalah, dalam hal ini Kredit Pemilikan Rumah (KPR) berarti dapat menekan
upaya restrukturisasi kredit bank. Hal ini berarti bahwa adanya kebenaran dan
ketepatan sistem maupun prosedur pemberian kredit sangat diperlukan untuk
mencegah resiko terjadinya restrukturisasi kredit bank.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka penulis
bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui prosedur pemberian kredit
di BTN Cabang Solo dengan mengangkat judul: ANALISIS PROSEDUR
PEMBERIAN KREDIT SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR
TERJADINYA RESTRUKTURISASI KREDIT DI PT. BANK TABUNGAN
NEGARA (Persero) Tbk. CABANG SOLO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah akan memberikan arah yang jelas tentang hal-hal yang
akan dibahas dalam skripsi Analisis Prosedur Pemberian Kredit
Sebagai Upaya Meminimalisir Terjadinya Restrukturisasi Kredit Di PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo Berdasarkan latar belakang
masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana prosedur pemberian kredit di BTN Cabang Solo?
2. Bagaimanakah restrukturisasi kredit di BTN Cabang Solo?
3. Bagaimana prosedur pemberian kredit sebagai upaya meminimalisir
restrukturisasi kredit di BTN Cabang Solo?
4. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam upaya meminimalisir
terjadinya restrukturisasi kredit tersebut?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian
yaitu:
1. Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit di BTN Cabang Solo.
2. Untuk mengetahui prosedur restrukturisasi kredit di BTN Cabang Solo.
3. Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit sebagai upaya meminimalisir
restrukturisasi kredit di BTN Cabang Solo.
4. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam upaya
meminimalisir restrukturisasi kredit di BTN Cabang Solo.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan pikiran dan manfaat
yang berarti, yaitu manfaat:
1. Secara teoritis, bagi penulis dan para pembaca dapat menambah wawasan dan
sumbangan pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan prosedur
pemberian kredit serta terkait upaya restrukturisasi terhadap kredit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
bermasalah. Selain itu diharapkan pula dapat memberikan rangsangan dalam
melakukan penelitian tindak lanjut dimasa mendatang.
2. Secara Praktis
a. Bagi ilmu Ekonomi-Akuntansi secara umum serta khususnya dalam hal
ilmu Perbankan, dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan dalam mengevaluasi pelaksanaan prosedur pemberian kredit
dan perbaikan terhadap kredit-kredit bermasalah.
b. Bagi BTN Cabang Solo diharapkan dengan penelitian ini dapat dijadikan
sebagai input (masukan) untuk dapat meningkatkan atau memaksimalkan
upayanya mencapai tingkat prosedur pemberian kredit dan pelayanan yang
memuaskan nasabah sehingga dapat meminimalisir terjadinya
restrukturisasi kredit.
c. Bagi pemerintah pada umumnya dan bagi Bank Indonesia pada khususnya,
dengan penelitian ini dapat dijadikan sebagai laporan evaluasi mengenai
pelaksanaan ketentuan dalam peraturan perundangan khususnya yang
berkaitan dengan standart prosedur pemberian kredit dan restrukturisasi
kredit serta sebagai peningkatan kinerja Bank Indonesia dalam tugasnya
untuk melakukan pengawasan dan penegakan peraturan perbankan.
d. Bagi penulis, menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan terjun
langsung ke lapangan, serta menambah pengalaman belajar dengan
mengasah kemampuan, pengetahuan dan keterampilan meneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Kajian Teori
a. Lembaga Keuangan
1) Pengertian Lembaga Keuangan
Menurut keputusan menteri keuangan Republik Indonesia Nomor 792
Tahun 1990, lembaga keuangan diberikan batasan sebagai semua badan yang
kegiatannya dalam bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran
dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Meski
dalam peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan untuk membiayai
investasi perusahaan, namun peraturan tersebut tidak berarti membatasi kegiatan
pembiayaan lembaga keuangan hanya untuk investasi perusahaan. Dalam
kenyataannya, kegiatan pembiayaan lembaga keuangan bisa diperuntukkan bagi
investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, dan kegiatan distribusi barang dan jasa.
Secara umum lembaga keuangan dapat dikelompokkan dalam dua bentuk,
yaitu bank dan bukan bank. Mengingat kegiatan utama dari lembaga keuangan
adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana, maka perbedaan antara bank
dan lembaga keuangan bukan bank dapat dilihat melalui kegiatan utama mereka
tersebut. Perbedaan kedua bentuk lembaga keuangan tersebut dapat digambarkan
pada tabel di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14 Tabel 2.1 Perbedaan Lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank
Kegiatan Lembaga Keuangan
Bank Bukan Bank
Penghimpunan Dana
Secara langsung berupa
simpanan dana masyarakat
(tabungan, giro, deposito)
Hanya secara tidak langsung
dari masyarakat (terutama
melalui kertas berharga dan
bisa juga dari penyertaan,
pinjaman/kredit dari lembaga
lain)
Secara tidak langsung dari
masyarakat (kertas berharga,
penyertaan, pinjaman/kredit
dari lembaga lain)
Penyaluran Dana
Untuk tujuan modal kerja,
investasi, konsumsi
Terutama untuk tujuan
investasi
Kepada badan usaha dan
individu
Terutama kepada badan usaha
Untuk jangka pendek,
menengah dan panjang
Terutama untuk jangka
menengah dan panjang.
Sumber: Bank dan Lembaga Keuangan Lain oleh Sri Susilo Y. (2000: 56)
Meski tabel di atas menunjukkan adanya dua perbedaan antara lembaga
keuangan bank dan bukan bank, perbedaan yang utama antara keduanya adalah
pada penghimpunan dana. Dalam hal penghimpunan dana, secara tegas
disebutkan bahwa bank dapat menghimpun dana baik secara langsung maupun
tidak langsung dari masyarakat, sedangkan lembaga keuangan bukan bank hanya
dapat menghimpun dana secara tidak langsung dari masyarakat. Dalam hal
penyaluran dana, tabel diatas memberikan pembedaan secara tegas. Bank dapat
menyalurkan dana untuk tujuan modal kerja, investasi, konsumsi, sedangkan
lembaga keuangan bukan bank terutama untuk tujuan investasi. Hal ini tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15 berarti bahwa lembaga keuangan bukan bank tidak diperbolehkan menyalurkan
dana untuk tujuan modal kerja dan konsumsi. Dalam perkembangannya hingga
saat ini, penyaluran dana lembaga keuangan bukan bank untuk tujuan modal kerja
dan konsumsi tidak kalah intensifnya dengan tujuan investasi. Hal yang sama
dapat dilihat juga pada pihak yang menerima penyaluran dana. Penyaluran dana
lembaga keuangan bukan bank dalam kenyataannya juga tidak hanya kepada
badan usaha saja, melainkan juga pada individu. Penyaluran tersebut juga tidak
hanya untuk jangka menengah saja, melainkan juga untuk jangka pendek.
2) Peran dan Fungsi Lembaga Keuangan
Menurut Susilo (2000: 58) dalam bukunya yang berjudul
Lembaga Keuangan Lain bahwa lembaga keuangan baik bank dan bukan bank
mempunyai peran yang penting bagi aktivitas perekonomian. Peran strategis bank
dan lembaga keuangan bukan bank tersebut sebagai wahana yang mampu
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien ke arah
peningkatan taraf hidup rakyat. Bank dan lembaga keuangan bukan bank
merupakan lembaga perantara (financial intermediaries) sebagai prasarana
pendukung yang amat vital untuk menunjang kelancaran perekonomian.
Bank dan lembaga keuangan bukan bank pada dasarnya berfungsi
mentransfer dana-dana (loanable funds) dari penabung atau unit surplus (lenders)
kepada peminjam (borrowers) atau unit defisit. Dana tersebut dialokasikan
dengan negosiasi antara pemilik dana dengan pemakai dana melalui pasar uang
dan pasar modal.
b. Bank
1) Pengertian Bank
Menurut PSAK No.31 tentang Akuntansi Perbankan, bank adalah suatu
lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary)
antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-
pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16 bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal ini tampak dari kegiatan pokok bank
yang menerima simpanan dari masyarakat yang kelebihan dana dalam bentuk
giro, tabungan serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang
memerlukan dana.
Sejarah dikenalnya asal mula kegiatan perbankan dimulai dari jasa
penukaran uang. Oleh karena itu bank dikenal sebagai tempat menukar uang atau
sebagai meja tempat menukarkan uang. Dalam sejarah para pedagang dari
berbagai kerajaan melakukan transaksi dengan menukarkan uang, dimana
penukaran uang dilakukan antar mata uang kerajaan yang satu dengan mata uang
kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran uang ini sekarang dikenal dengan
perdagangan valuta asing (money changer).
Mendengar kata bank sebenarnya tidak asing lagi bagi kita, terutama yang
hidup di perkotaan. Bahkan di pedesaan sekalipun saat ini kata bank bukan
merupakan kata yang asing dan aneh. Menyebut kata bank setiap orang selalu
mengaitkannya dengan uang. Sehingga selalu saja ada anggapan bahwa yang
berhubungan dengan bank selalu ada kaitannya dengan uang. Hal ini tidak salah,
karena bank merupakan lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di
bidang keuangan. Sebagai lembaga keuangan bank menyediakan berbagai jasa
keuangan. Di negara-negara maju, bank bahkan sudah merupakan kebutuhan
utama bagi masyarakat setiap kali bertransaksi.
Beberapa definisi ada yang mengartikan bank sebagai suatu badan yang
tugas utamanya menghimpun dana dari pihak ketiga. Pengertian lain mengatakan
bank adalah suatu badan yang tugas utamanya sebagai perantara untuk
menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan dan
ada pula yang menyatakan bahwa bank adalah suatu badan usaha yang tugas
utamanya menciptakan kredit.
Dendawijaya (2008: 25) mendefinisikan bahwa:
Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana (idle fund/surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Sedangkan menurut Suyatno, dkk (2007: 1) bahwa:
Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan-perusahaan dan lain-lain.
Mengenai pengertian lain dari bank disebutkan oleh seorang pakar yang
Bank adalah dana usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak (Hasibuan, 2008: 1).
Kemudian menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud
dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bank
merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah (Susilo, 2000: 58):
a. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan,
maksudnya dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau
berinvestasi bagi masyarakat. Tujuan utama masyarakat menyimpan uang
biasanya adalah untuk keamanan uangnya. Sedangkan tujuan kedua adalah
untuk melakukan investasi dengan harapan memperoleh bunga dari hasil
simpanannya.
b. Menyalurkan dana ke masyarakat, maksudnya adalah bank memberikan
pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang mengajukan permohonan.
Dengan kata lain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang
membutuhkannya. Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam
berbagai jenis sesuai dengan keinginan nasabah. Tentu saja sebelum kredit
diberikan bank terlebih dahulu menilai apakah kredit tersebut layak
diberikan atau tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya, seperti pengiriman uang (transfer),
penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing),
penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri
(inkaso), letter of credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, bank notes,
travelers cheque dan jasa lainnya.
2) Fungsi Bank
Bank sebagai lembaga perantara keuangan memberikan jasa-jasa keuangan
baik kepada pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang memiliki dana bank-
bank melakukan beberapa fungsi dasar sementara tetap menjalankan kegiatan
rutinnya di bidang keuangan. Fungsi dasar dan bank dapat dilihat dan keterangan
berikut. Bank memiliki fungsi pokok sebagai berikut (Dahlan Siamat 2001: 88):
a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam
kegiatan ekonomi
b. Menciptakan uang
c. Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat
d. Menawarkan jasa - jasa keuangan lain
e. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan intemasional
Sedangkan menurut Susilo (2000: 56) fungsi utama bank adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara
lebih spesifik fungsi bank dapat sebagai :
a. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik
dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan
mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur
kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan
disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak
akan bangkrut, dan juga percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan
masyarakat dapat menarik lagi simpanannya di bank. Pihak bank sendiri
akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank percaya
bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan
mengelola dan pinjaman dengan baik, debitur akan mempunyai
kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo dan juga bank percaya
bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman
beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.
b. Agent of Development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan
sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi
saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Sektor riil tidak dapat
berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik.
Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan
untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank
tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan
juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi,
distribusi dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang.
Kelancaran kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi ini tidak lain
adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.
c. Agent of Service
Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank
juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada
masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan
kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara
lain dapat berupa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa
pemberian jaminan, dan jasa penyelesaian tagihan
3) Jenis Bank
Menurut Kasmir (2007: 68) - enis-
jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain:
a. Dilihat dari segi jenisnya
Menurut UU RI No.10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
(1) Bank umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
(2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu-
lintas pembayaran.
b. Dilihat dari segi kepemilikannya, dibagi menjadi:
(1) Bank Milik Pemerintah
Merupakan bank yang akte pendirian maupun modalnya dimiliki
oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki
oleh pemerintah pula.
(2) Bank Milik Swasta Nasional
Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh
swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta,
begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula.
Dalam Bank Swasta Milik Nasional termasuk pula bank-bank yang
dimiliki oleh badan usaha yang berbentuk koperasi.
(3) Bank Milik Asing
Merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik
swasta asing maupun pemerintah suatu negara.
(4) Bank Milik Campuran
Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak
asing dan pihak swasta nasional. Di mana kepemilikan sahamnya
secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia.
c. Dilihat dari segi statusnya
(1) Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri
atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
(2) Bank Non-Devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan
transaksi seperti halnya bank devisa.
d. Dilihat dari segi cara menentukan harga
(1) Bank berdasarkan prinsip konvensional
(2) Bank berdasarkan prinsip syariah
c. Kredit Bank
1) Konsep Kredit Secara Umum
Kata kredit berasa Credere
Creditum
kepercayaan akan kebenaran. Menurut Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, M.Ba
dkk. (2005: Kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau, uang dari
satu pihak (kreditur) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (debitur)
dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada
Kemudian pengertian kredit dibakukan oleh pemerintah dengan
dikeluarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana telah diubah pengertian kredit adalah sebagai berikut (Pasal 1
Ayat 12):
Penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Dalam alokasi dana bank, kredit mempunyai prioritas dan porsinya
paling besar dibanding dengan alokasi dana untuk aktiva lainnya. Sampai
saat ini bank umum menyalurkan rata-rata 70% sampai 90% dari dana
yang berhasil dihimpunnya disalurkan untuk kredit. Demikian juga
pendapatan bank, sebagian besar bersumber dari pemberian kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Sektor perbankan memiliki posisi strategis sebagai lembaga
intermediasi dan penunjang sistem pembayaran. Peran perbankan perlu
ditingkatkan sesuai dengan fungsinya dalam menghimpun dan
menyalurkan dana dari masyarakat dengan lebih memperhatikan
pembiayaan kegiatan sektor perekonomian nasional dengan prioritas pada
koperasi, pengusaha kecil dan menengah, serta akan memperkuat struktur
perekonomian nasional.
Secara garis besar, kebijakan umum perkreditan didasarkan atas
(Abdullah, 2012: 47):
a) Undang-undang Perbankan: dimaksudkan untuk menumbuh
kembangkan bank yang sehat dan kuat, dengan prinsip kehati-
hatian (prudential banking)
b) Kebijakan Umum Perkreditan (KUP) adalah kebijakan perkreditan
sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen, mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasannya.
c) Pedoman Pelaksanaan Perkreditan (PPK), atau ada juga yang
menyebut dengan Standar Operasional Perkreditan (SOP),
merupakan pelaksanaan perkreditan yang dapat menjamin
pemberian kredit yang sehat.
Tujuan utama pemberian suatu kredit bagi bank antara lain (Siamat,
1995: 97):
a) Kredit komersil merupakan kredit yang diberikan untuk
memperlancar kegiatan usaha nasabah dibidang perdagangan.
b) Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan oleh bank untuk
memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.
c) Kredit produktif merupakan kredit yang diberikan oleh bank dalam
rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapat
memperlancar produksi.
Fungsi dari suatu kredit bagi masyarakat yaitu (Kasmir, 2002: 106):
a) Menjadi motivator peningkatan kegiatan perdagangan dan
perekonomian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b) Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.
c) Memperlancar arus barang dan arus uang.
d) Meningkatkan produktivitas yang ada.
e) Meningkatkan kegairahan berusaha mesyarakat.
f) Memperbesar modal kerja perusahaan.
Berikut ini adalah unsur-unsur kredit yang terkandung dalam
pemberian suatu fasilitas kredit (Kasmir, 2004: 103):
a) Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberian kredit bahwa
kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali dimasa
tertentu dimasa yang akan datang.
b) Kesepakatan
Kesepakatan merupakan suatu kesepakatan yang dituangkan dalam
suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak
dan kewajiban masing-masing.
c) Jangka waktu
Jangka waktu merupakan masa pengembalian kredit yang telah
disepakati.
d) Resiko
Resiko merupakan suatu kemungkinan tidak tertagihnya pinjaman
atau macetnya pengembalian kredit.
e) Balas jasa
Balas jasa merupakan suatu keuntungan atas pemberian suatu
kredit atau jasa, yang kita kenal dengan nama bunga.
Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh Bank dan dilihat dari
berbagai segi adalah (Kasmir, 2007: 76):
a) Jenis kredit berdasarkan tujuan penggunaannya
(1) Kredit investasi
Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang
biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau
membangun usaha baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
(2) Kredit modal kerja
Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk
keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
(3) Kredit konsumtif
Kredit konsumtif merupakan kredit yang dipergunakan untuk
kebutuhan sendiri bersama keluarga.
b) Jenis kredit berdasarkan jangka waktu
(1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu
selama-lamanya 1 tahun (kurang dari 1 tahun).
(2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu
antara 1 sampai 3 tahun.
(3) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih
dari 3 tahun.
c) Jenis kredit berdasarkan cara pemakaiannya
(1) Kredit rekening koran bebas, yaitu nasabah diperbolehkan
untuk melakukan penarikan uang sekaligus asal tidak melebihi
jumlah maksimum yang disetujui.
(2) Kredit rekening terbatas, yaitu nasabah tidak diperbolehkan
untuk melakukan penarikan uang sekaligus, tetapi secara
teratur disesuaikan dengan kebutuhan.
(3) Installment credit, yaitu penarikan tidak diijinkan sekaligus,
akan tetapi untuk penarikannya diatur sesuai dengan schedule
tertentu.
2) Jenis-jenis Kredit Usaha Perbankan
Di dalam prakteknya, kredit usaha perbankan dikelompokkan ke
dalam beberapa jenis, yaitu (Susilo, 2000: 62):
a) Menurut jangka waktu pemberian kredit:
(1) Kredit jangka pendek : 1-3 tahun
(2) Kredit jangka menengah : 3-5 tahun
(3) Kredit jangka panjang : > 5 tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
b) Menurut kegunaan kredit:
Jenis kredit dilihat dari segi kegunaan bagi pengguna kredit, dapat
dibedakan menjadi :
(1) Kredit Investasi
Kredit investasi adalah kredit jangka panjang yang digunakan
untuk keperluan perluasanan usaha, membangun proyek baru
atau untuk keperluan rehabilitasi.
(2) Kredit Modal Kerja
Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk
keperluan meningkatkan produksi operasional. Kredit ini biasa
digunakan unutk membeli bahan baku, membayar gaji karyawan
atau biaya-biaya lain yang berkaitan dengan proses produksi
perusahaan.
c) Menurut Tujuan Kredit
Jenis kredit dilihat dari segi tujuan kredit bagi pengguna kredit, dapat
dibedakan menjadi :
(1) Kredit Produktif
Kredit produktif digunakan untuk menghasilkan barang atau
jasa, serta sebagai peningkatan usaha atau produksi atau bahkan
investasi.
(2) Kredit Konsumtif
Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk keperluan
konsumsi secara pribadi, tidak ada pertambahan barang atau jasa
yang dihasilkan dari pemberian kredit tersebut. Sebagai contoh
kredit untuk perumahan, kredit mobil atau motor pribadi, kredit
perabot rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya.
(3) Kredit Perdagangan
Kredit perdagangan adalah kredit yang diberikan kepada para
pedagang, digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangan.
Kredit ini diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan
yang akan membeli barang dalam jumlah besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
d) Dilihat dari Segi Pembayaran
Jenis kredit dilihat dari segi pembayaran dari pengguna kredit, dapat
dibedakan menjadi :
(1) Kredit Angsuran
Pinjamanan yang pengembalian pokok pinjamannya dengan
cara angsuran bertahap.
(2) Kredit Tetap
Pinjaman yang cara pengembalian pokok pinjaman menurut
jangka waktu tertentu.
(3) Demand Loan
Pinjaman yang dapat ditarik sewaktu-waktu sesuai fasilitas yang
tersedia dan pengembaliannya menurut jangka waktu tertentu.
(4) Kredit Rekening Koran
Fasilitas kredit yang disediakan oleh bank sesuai dengan mutasi
rekening debitur yang ditujukan untuk menunjang transaksi
perdagangan.
(5) Kredit Promes (AKSEP)
Pinjaman yang didasarkan atas jaminan promes sesuai nominal
maupun jatuh tempo pembayarannya.
(6) Kredit Call Money (Money Market)
Pinjaman antar bank yang pembayarannya didasarkan atas
nominal dan jangka waktu jatuh temponya sesuai tingkat suku
bunga yang disepakati.
3) Faktor-Faktor Penetapan Kualitas Kredit
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penetapan kualitas kredit
meliputi (Rahman, 2000: 47):
a) Prospek usaha. Penilaian terhadap prospek usaha dilakukan
berdasarkan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai
berikut:
(1) Potensi pertumbuhan usaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
(2) Kondisi pasar dan posisi debitur dalam persaingan.
(3) Kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja.
(4) Dukungan dari grup atau afiliasi.
(5) Upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara
lingkungan hidup.
b) Kinerja (performance) debitur. Penilaian terhadap kinerja debitur
dilakukan berdasarkan penilaian terhadap komponen-komponen
sebagai berikut:
(1) Perolehan laba.
(2) Struktur permodalan.
(3) Arus kas
(4) Sensitivitas terhadap resiko pasar.
c) Kemampuan membayar. Penilaian terhadap kemampuan membayar
dilakukan berdasarkan penilaian terhadap komponen-komponen
sebagai berikut:
(1) Ketepatan membayar pokok dan bunga.
(2) Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan debitur.
(3) Kelengkapan dokumentasi kredit.
(4) Kepatuhan terhadap perjanjian kredit.
(5) Kesesuaian penggunaan dana.
(6) Kewajaran sumber pembayaran kewajiban.
4) Faktor-Faktor Penentu Dalam Pemberian Kredit
Dalam memberikan kredit ke calon debitur, membutuhkan suatu
analisis terhadap usaha yang dilakukan debitur untuk menentukan suatu
keputusan dalam pemberian kredit. Salah satu cara menilai kegiatan usaha
debitur adalah dengan menggunakan prinsip-prinsip kredit pada aspek-
aspek usaha debitur. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan adalah
berupa analisis 6C dan 7P. Adapun 6C menurut Gup and Kolari (2005:
263) tersebut adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
a) Character, sifat dan watak dari nasabah (kejujuran, tanggungjawab,
integritas dan konsisten). Sifat atau watak dari orang-orang yang
akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, tercermin dari
latar belakang debitur baik yang bersifat latar belakang pekerjaan
maupun yang bersifat pribadi.
b) Capacity, kemampuan seseorang untuk menjalankan bisnis.
Debitur perlu dianalisis apakah dia mampu memimpin dengan baik
dan benar usahanya. Jika dia mampu memimpin usahanya, maka
dia juga akan mampu untuk mengembalikan pinjamam sesuai
dengan perjanjian dan perusahaannya tetap berjalan.
c) Capital, kondisi keuangan dari nasabah (pendapatan bersihnya).
Modal yang besar maka menunjukkan besarnya kemampuan
debitur untuk melunasi kewajiban-kewajibannya.
d) Colleteral, kekayaan yang dijanjikan untuk keamanan dalam
transaksi kredit/anggunan. Jaminan hendaknya melebihi jumlah
kredit yang diberikan. Jika terjadi kredit macet, maka agunan inilah
yang digunakan untuk membayar kredit tersebut.
e) Condition, faktor luar (kondisi ekonomi) yang mengontrol
perusahaan. Menilai kredit hendakya juga dinilai kondisi ekonomi
sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-
masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia (peminjam)
jalankan.
f) Compliance, kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang yang
berlaku itu sangatlah penting. Hal ini menyangkut atas kepatuhan
kreditur dan debitur dengan perjanjian yang telah disepakati
bersama.
Sedangkan penilaian dengan menggunakan analisis 7P adalah
sebagai berikut menurut Kasmir (2004: 106):
a) Personality, menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah
lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Sifat, kepribadian calon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
debitur dipergunakan sebagai dasar pertimbangan pemberian
kredit.
b) Party, mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu
atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta
karakter.
c) Purpose, untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.
d) Prospect, untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai
prospek atau sebaliknya.
e) Payment, merupakan ukuran bagaimana cara nasabah
mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana
saja dana untuk pengembalian kredit.
f) Profitability, untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah
dalam mencari laba.
g) Protection, tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan
jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa
barang atau orang atau jaminan asuransi.
5) Analisis dan Evaluasi Kredit
Analisis kredit mempunyai tujuan untuk menentukan kesanggupan
dan kesungguhan seorang peminjam untuk membayar kembali pinjaman
sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian pinjaman.
Analisis dan evaluasi kredit sekurang-kurangnya meliputi informasi
sebagai berikut (Kuncoro, 2002: 251):
a) Identitas pemohon
Identitas tersebut mencakup nama pemohon, dimisili, bentuk
usaha, jenis usaha, susunan pengurus, legalitas usaha.
b) Tujuan permohonan kredit
Tujuan tersebut mencakup jumlah kredit, obyek yang dibiayai,
jangka waktu kredit, kebutuhan kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
c) Riwayat hubungan bisnis dengan bank
Hal tersebut mencakup saat mulai, bidang hubungan bisnis, nilai
transaksi bisnis, kualitas hubungan bisnis, jumlah total nilai
hubungan bisnis.
d) Analisis 6C kredit
Analisis ini mencakup analisis watak, analisis kemampuan, analisis
modal, analisis agunan kredit, analisis kondisi/prospek usaha, dan
analisis kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang.
6) Manfaat Pemberian Kredit
Pemberian kredit oleh bank mempunyai beberapa manfaat baik untuk
pemberi kredit, pemerintah maupun bagi penerima kredit itu sendiri.
Secara rinci manfaat dari pemberian kredit dapat dijelaskan sebagai
berikut (www.wikipedia.com):
a) Manfaat bagi pemberi kredit (bank)
Pemberi kredit tentunya mempunyai tujuan tersendiri dalam
pemberian kredit tersebut, namun tentu tujuan utamanya yaitu untuk
memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hal tersebut terutama
dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan
biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika hidup
bank yang terus menerus kerugian, maka besar kemungkinan bank
tersebut akan dilikuidir atau dibubarkan.
b) Membantu usaha nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.
Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan
dan memperluaskan usahanya.
c) Membantu pemerintah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit
berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor.
Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian
kredit adalah:
(1) Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan
bank.
(2) Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit
pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan
membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menyedot tenaga
kerja yang masih menganggur.
(3) Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa
sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan
jumlah barang dan jasa yang beredar dimasyarakat.
(4) Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang
sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam
negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat
menghemat devisa negara.
(5) Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang
dibiayai untuk keperluan ekspor.
Dari beberapa manfaat pemberian kredit diatas terdapat
kepentingan yang seimbang antara kepentingan pemerintah,
kepentingan masyarakat (rakyat), dan kepentingan pemilik modal
(bank).
d. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
1) Tinjauan Umum Tentang KPR
KPR (Kredit Pemilikan Rumah) adalah kredit yang digunakan untuk
membeli rumah atau untuk kebutuhan konsumtif lainnya dengan
jaminan/agunan berupa rumah. Karena masuk dalam kategori kredit
konsumtif, maka peruntukan KPR haruslah untuk kegiatan yang bersifat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
konsumtif seperti pembelian rumah, furniture, kendaraan bermotor dan
tidak diperbolehkan untuk kegiatan yang bersifat produktif seperti
pembelian stok barang dagangan, modal kerja, dan sebagainya
(www.wikipedia.com).
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) (www.marketingsakti.com/seputar
kpr/pengertian kpr.html) adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh
perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau
memperbaiki rumah. Di Indonesia, saat ini dikenal ada 2 jenis KPR:
a) KPR subsidi, yaitu suatu kredit yang diperuntukkan kepada
masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka
memenuhi kebutuhan perumahan. Bentuk subsidi yang diberikan
berupa: subsidi meringankan kredit dan subsidi menambah dana
pembangunan. Kredit subsidi ini diatur tersendiri oleh pemerintah,
sehingga tidak setiap masyarakat yang mengajukan kredit dapat
diberikan fasilitas ini. Secara umum batasan yang ditetapkan oleh
pemerintah dalam memberikan subsidi adalah penghasilan
pemohon dan maksimum kredit yang diberikan.
b) KPR non subsidi, yaitu suatu KPR yang diperuntukkan bagi
seluruh masyarakat. Ketentuan KPR ditetapkan oleh bank,
sehingga penentuan besarnya kredit dan suku bunga dilakukan
sesuai kebijakan bank yang bersangkutan.
2) Prosedur Umum Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Permohonan KPR diajukan dengan mengisi formulir pemesanan
unit dari pengembang serta melunasi biaya pemesanan dan uang muka.
Lengkapi formulir pengajuan kredit dan siapkan dokumen-dokumen
penting seperti yang tertera dalam daftar persyaratan berikut ini
(www.rumah.com):
a) Dokumen KPR Standar:
(1) Usia tidak lebih dari 50 tahun ketika mengajukan permohonan
KPR.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
(2) Fotokopi KTP pemohon.
(3) Akta nikah atau cerai.
(4) Kartu keluarga (KK).
(5) Surat keterangan WNI (untuk WNI keturunan).
(6) Dokumen kepemilikan agunan (SHM, IMB, PBB).
b) Dokumen Tambahan untuk Karyawan
(1) Slip gaji.
(2) Surat keterangan dari tempat bekerja.
(3) Buku rekening tabungan yang menampilkan kondisi keuangan 3
bulan terakhir.
c) Dokumen Tambahan untuk Wiraswasta atau Profesional:
(1) Bukti transaksi keuangan usaha.
(2) Catatan rekening bank.
(3) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
(4) SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
(5) Surat izin usaha lainnya, seperti Surat Izin Praktik untuk para
dokter.
(6) Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
Setelah melewati proses analisis resiko kredit dan survey penilaian
properti (on the spot), pengajuan KPR akan dilanjutkan dengan akad
kredit. Apabila biaya dan kebutuhan administrasi berikut telah terpenuhi
tahap selanjutnya adalah: pelunasan BPHTB (Bea Peralihan Hak Atas
Tanah dan Bangunan) sejumlah 5% dari harga jual properti sebelum pajak,
asuransi FIDUCIA, provisi kredit, asuransi unit properti (umumnya
ditanggung pengembang), dan biaya notaris untuk pengikatan kredit secara
hukum.
Jika akad kredit sudah selesai, maka bank akan mengalirkan dana
kredit yang umumnya ditransfer langsung ke rekening penjual atau
pengembang. Proses ini umumnya memakan waktu maksimum 7 hari
kerja. Suku bunga kredit akan dikaji secara berkala, umumnya setiap 3
atau 6 bulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Apabila semua angsuran KPR telah dilunasi, bank akan
mengeluarkan Surat Pelunasan Utang dan Sertifikat Asli Kepemilikan Unit
Properti. Inilah akhir dari proses KPR.
e. Konsep Meminimalisir
Secara maknawi, kata meminimalisir dapat terlebih dahulu dilihat dari
segi tata bahasanya. Meminimalisir kata dasarnya adalah minimal. Bahasa
Indonesia sendiri memiliki banyak afiks, imbuhan, dan akhiran baik dari
unsur bahasa Indonesia, maupun dari pengaruh bahasa lain. Baik afiks,
imbuhan maupun akhiran tersebut, tentu saja memiliki fungsi dan makna
yang berbeda. Akhiran -isir dalam kata meminimalisir menunjukkan arti
sebuah proses untuk menjadikan minimal.
Minim itu kecil, jadi meminimalisir artinya memperkecil atau biasa
digunakan mengutarakan bahwa sesuatu itu memang tidak dapat
dihilangkan atau diselesaikan sepenuhnya tetapi hanya bisa beberapa
persen yang bisa terselesaikan. Meminimalisir kata dasarnya adalah
minimal, jadi arti dari meminimalisir yakni menjadikan suatu nilai dari
kejadian menjadi seminimal mungkin atau sekecil-kecilnya. Selain itu
meminimalisir dapat pula diartikan dengan menekan, atau mengurangi
suatu dampak atau mengurangi tapi tidak keseluruhannya atau setidaknya
dikurangi (www.artikata.com).
Kata-kata ini diterjemahkan dalam penyatuan makna yang
berhubungan dengan penelitian berjudul Analisis Prosedur Pemberian
Kredit Sebagai Upaya Meminimalisir Terjadinya Restrukturisasi Kredit Di
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo.
sisipan kata minimalisir, penelitian tidak hanya sebatas memperoleh
pengetahuan mengenai prosedur pemberian kredit khususnya KPR di PT.
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo, tetapi juga
menganalisis dampaknya terhadap usaha mengurangi restrukturisasi
kreditnya. Apabila ditemui banyak dampak dari prosedur pemberian kredit
terhadap usaha meminimalisir restrukturisasi, maka hal tersebut akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
menjadikan masukan bagi pihak bank. Masukan itulah yang nantinya
diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi pedoman pelaksanaan
ataupun prosedur pemberian kredit yang sehat dan tepat di PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo.
f. Restrukturisasi Kredit
1) Tinjauan Umum Kredit Bermasalah
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) Nomor
7/3/DPNP tahun 2005 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum membagi kriteria kolekbilitas kredit atas lima golongan, yaitu:
a) Kredit digolongkan lancar jika pembayarannya tepat waktu,
perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai
perjanjian.
b) Kredit digolongkan dalam perhatian khusus jika terdapat tunggakan
pembayaran pokok dan atau bunga sampai 90 hari.
c) Kredit digolongkan kurang lancar jika terdapat tunggakan
pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampui 90 hari
sampai 120 hari.
d) Kredit digolongkan diragukan jika terdapat tunggakan pembayaran
pokok dan atau bunga yang telah melampui 120 hari sampai 180
hari.
e) Kredit digolongkan macet jika terdapat tunggakan pembayaran
pokok dan atau bunga yang telah melampui 180 hari.
Munculnya kredit yang tidak segera dilunasi dalam jangka waktu
lebih dari 90 hari akan menimbulkan kredit macet, hal inilah yang akan
menimbulkan kredit-kredit bermasalah. Kredit bermasalah dapat juga
disebut sebagai non performing loan, yaitu suatu keadaan dimana
seorang debitur tidak mampu membayar lunas kredit bank tepat pada
waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian kredit. Keadaan tersebut
dalam hukum perdata disebut wanprestasi atau ingkar janji. Macam-
macam wanprestasi, antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
a) Debitur tidak melaksanakan kewajibannya sama sekali seperti apa
yang telah diperjanjikan.
b) Debitur melaksanakan sebagian dari apa yang telah diperjanjikan.
c) Debitur terlambat melaksanakan apa yang telah diperjanjikan.
d) Debitur menyerahkan sesuatu yang tidak diperjanjikan.
e) Debitur melakukan perbuatan yang dilarang oleh perjanjian.
Kredit bermasalah tidak muncul secara tiba-tiba, gejala penurunan
mutu kredit secara bertahap telah bermunculan jauh sebelum kasus kredit
bermasalah naik ke atas permukaan (Siswanto Sutojo, 1997: 29). Gejala
umum yang sering muncul bakal terjadinya kredit bermasalah, antara lain
sebagai berikut :
a) Penyimpangan dari ketentuan perjanjian kredit
Penyimpangan dari ketentuan perjanjian kredit merupakan gejala
awal yang sering kali tersirat berbagai macam hal yang dapat
menjurus kasus kredit bermasalah. Salah satu contoh penyimpangan
dari ketentuan perjanjian kredit adalah permintaan debitur untuk
memperpanjang jangka waktu kredit yang akan jatuh tempo tanpa
mengajukan alasan yang kuat mengenai perpanjangan tersebut.
Contoh lainnya adalah keterlambatan pembayaran bunga atau cicilan
kredit yang telah jatuh tempo.
b) Penurunan kondisi keuangan debitur
Gejala penurunan kondisi keuangan debitur erat hubungannya
dengan penyimpangan debitur dari ketentuan kredit. Gejala tersebut
dapat dideteksi melalui pos-pos neraca dan daftar laba rugi selama
beberapa masa berurutan.
c) Penyajian laporan dan bahan masukan lain secara tidak benar
Khawatir kondisi keuangan yang menurun diketahui kreditur, debitur
berusaha menyembunyikan kesulitan yang sedang dihadapi. Salah
satu cara yang dilakukan debitur adalah menyampaikan laporan
keuangan dan bahan masukan lain yang telah direkayasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
d) Menurunnya sikap kooperatif debitur
Sikap kurang kooperatif debitur dapat berbentuk keengganan untuk
menyampaikan informasi keuangan yang diperlukan oleh kreditur,
termasuk menunda penyerahan neraca dan daftar laba rugi bulanan,
kwartal maupun tahunan. Selain itu dapat pula terjadi keenggaan
mendiskusikan situasi keuangan dan usaha bisnis yang sedang
dihadapi dan menghindari pertemuan dengan para eksekutif kreditur
yang ditugaskan untuk memonitor kredit, dalam suatu kasus tertentu,
menurunnya sikap kooperatif debitur dapat disebabkan karena
debitur merasa tidak senang atas sikap, tingkah laku atau cara kerja
account officer yang ditugaskan kreditur untuk menangani kredit.
e) Penurunan nilai jaminan yang disediakan
Barang yang telah dijaminkan oleh debitur tidak dapat dikuasai
sepenuhnya oleh kreditur. Kebanyakan kreditur hanya menguasai
dokumen bukti kepemilikan barang jaminan. Fisik barang jaminan
tersebut masih tetap dikuasai oleh debitur. Untuk menjalankan
operasi perusahaan, nilai barang yang dijaminkan dapat berubah dari
waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan usaha perusahaan. Jika
barang yang dijaminkan mobil, motor, kapal dan sebagainya dapat
dipindahkan tempat sehingga sulit dicari, mudah lenyap atau bahkan
dilenyapkan oleh debitur, apabila barang lenyap atau dilenyapkan,
nilai barang jaminan dapat turun sampai nol.
f) Tingginya frekuensi pergantian tenaga inti
Penuruan kondisi keuangan perusahaan debitur akan menimbulkan
suasana kerja yang kurang menyenangkan bagi para karyawan,
sehingga karyawan mudah tergoda untuk mencari pekerjaan lain.
Account officer yang bertugas mengadakan kontak dengan debitur
akan mengetahui frekuensi pergantian tenaga inti pada perusahaan
tersebut. Dari hal tersebut akan diketahui pula gejala-gejala lain yang
mengikuti, yang dapat menimbulkan kasus kredit bermasalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
g) Timbul problem keluarga atau pribadi debitur yang serius
Apabila tidak ditangani dengan benar, banyak problem keluarga
yang dapat menghancurkan operasi bisnis perusahaan, apalagi jika
perusahaan dimiliki oleh beberapa anggota keluarga. Perceraian para
pemilik perusahaan keluarga dapat mengganggu kelancaran operasi
dan kelangsungan hidup perusahaan. Masalah tersebut akan semakin
berat, jika perusahaan tidak memiliki perjanjian pemisahan harta.
2) Teknik Umum Penyelesaian Kredit Bermasalah
Teknik yang dilakukan untuk menyelamatkan kredit bermasalah
(Kasmir, 2002: 129), antara lain sebagai berikut :
a) Rescheduling
Tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu
kredit atau jangka waktu angsuran. Debitur diberi keringanan dalam
jangka waktu pembayaran kredit.
b) Reconditioning
Tindakan ini dilakukan bank dengan cara mengubah berbagai
persyaratan yang ada, seperti :
(a) Kapitalisasi bunga.
(b) Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu.
(c) Penurunan suku bunga.
(d) Pembebasan bunga.
c) Restructuring
Tindakan yang dilakukan bank (kreditur) kepada debitur dengan cara
melakukan penataan kembali perjanjian kredit, seperti penurunan
suku bunga, perpanjangan jangka waktu pengembalian kredit dan
penambahan fasilitas kredit.
d) Kombinasi
Kombinasi terdiri dari rescheduling, reconditioning dan
retructuring. Debitur dapat diselamatkan dengan kombinasi antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
rescheduling dan restructuring atau reconditioning dan
rescheduling.
e) Penyitaan jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir yang ditempuh apabila
debitur sudah benar-benar tidak mempunyai itikad baik ataupun
sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutangnya.
3) Pengertian Restrukturisasi
Program restrukturisasi perbankan pada dasarnya dapat dipilah dalam
dua besaran pokok, yaitu program pemulihan perbankan (recovery
program) dan pemantapan ketahanan sistem perbankan (strengthen the
banking system). Recovery program diarahkan pada upaya mengatasi
dampak krisis, karena secara faktual pekerjaan rumah yang sudah di depan
mata memang bagaimana pemulihan tersebut dapat segera dilakukan
sekurang-kurangnya untuk meminimalisir timbulnya resiko sistemik yang
lebih parah. Adapun program pemantapan ketahanan sistem perbankan
diperlukan atau diarahkan agar perbankan nasional tidak terperosok lagi
dalam segala bentuk krisis serta lebih kuat dan sehat dibanding
sebelumnya.
Restrukturisasi kredit yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia
No.2/15/PBI/2000 merupakan suatu proses untuk merestruktur kredit
bermasalah dengan tujuan untuk memperbaiki posisi keuangan debitur.
Restrukturisasi kredit adalah pembayaran kredit dengan syarat yang lebih
lunak atau lebih ringan dibandingkan dengan syarat pembayaran kredit
sebelum dilakukannya proses restrukturisasi kredit, karena adanya konsesi
khusus yang diberikan kreditur kepada debitur.
Restrukturisasi kredit sesuai PBI 7/ 2005 Pasal 1 angka 25 merupakan
upaya perbaikan yang dilakukan bank dalam kegiatan perkreditan terhadap
debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya, yang
dilakukan antara lain melalui:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
a) penurunan suku bunga;
b) pengurangan tunggakan bunga kredit;
c) pengurangan tunggakan pokok kredit;
d) perpanjangan jangka waktu kredit;
e) penambahan fasilitas kredit;
f) pengambilalihan aset debitur sesuai ketentuan yang berlaku;
g) konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara pada perusahaan
debitur.
4) Sebab-Sebab Restrukturisasi
Alasan untuk diadakannya restrukturisasi kredit bagi pihak debitur
adalah sebagai berikut (Kasmir, 2007: 110):
a) Untuk dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing yang lebih bagus.
Penataan dan perbaikan sektor keuangan debitur akan dapat dicapai
apabila perusahaan tersebut dalam kondisi sehat, efisiensi, dan kuat.
b) Dengan melakukan proses restrukturisasi kredit maka debitur akan
dapat memiliki lebih banyak lagi alternatif pilihan pembayaran, yaitu
caranya berunding dengan kreditur dan melalui suatu argumen yang
cukup, sehingga dapat tercapai kesepakatan atau win-win solution.
Argumen yang dimaksud adalah dimana pihak debitur mampu
menunjukan bahwa keadaannya benar-benar dalam posisi kesulitan
keuangan.
5) Model Restrukturisasi
Dalam menentukan dan memilih metode yang sesuai dalam
melakukan restrukturisasi kredit maka sangat tergantung pada tujuan dari
pihak debitur dan kreditur. Apabila pada pihak debitur sudah tidak
mempunyai lagi prospek pada usahanya di masa yang akan datang secara
pasti maka pemilik maupun para pengelola perusahaan mungkin akan
mengambil keputusan untuk tidak mengambil langkah restrukturisasi
kreditnya karena perusahaan sudah tidak lagi mempunyai nilai ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
lagi dan apabila tetap melakukan restrukturisasi kreditnya bisa-bisa terjadi
pemborosan dana. Dan jika dilihat dari pihak kreditur mereka akan melihat
upaya restrukturisasi kredit debitur tersebut sebagai suatu tindakan yang
tidak ekonomis dan efisien sebab perusahaan debitur tersebut sudah tidak
memiliki prospek yang bagus di masa yang akan datang. Banyak faktor-
faktor yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan oleh kedua belah
pihak sebelum melakukan restrukturisasi.
Dalam dunia usaha ada beberapa metode restrukturisasi kredit
perusahaan antara lain yaitu (Tamin, 2012: 57):
a) Reschedulling
Reschedulling adalah upaya untuk memperpanjang jangka waktu
dalam pengembalian kredit atau penjadwalan kembali terhadap kredit
debitur pada pihak kreditur. Dan ini biasanya dengan cara
memberikan tambahan waktu lagi kepada debitur di dalam melakukan
pelunasan kreditnya.
b) Debt To Asset Swap
Debt To Asset Swap merupakan pengalihan harta yang dimiliki oleh
pihak debitur dimana pihak debitur sudah tidak sanggup lagi untuk
melunasi kewajibannya lagi kepada pihak-pihak yang memberi
pinjaman kepadanya. Dan pengalihan harta atau aset yang dimiliki oleh
debitur ini ditujukan untuk dikuasai oleh kreditur, pihak bank, atau
BPPN. Penguasaan atas aset ini bersifat sementara waktu saja, yaitu
sampai nanti betul-betul terjual dan dapat dipakai untuk melunasi
kredit debitur.
c) Debt To Equity Swap
Debt To Equity Swap merupakan suatu langkah yang diambil oleh
pihak kreditur karena kreditur tersebut melihat dan mengamati bahwa
perusahaan dari debitur yang mengalami masalah keuangan tersebut
mempunyai nilai ekonomi yang sangat bagus di masa yang akan
datang, dan ini merupakan cara yang bagus bagi kreditur untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
menambah laba, yaitu dengan cara reklasifikasi tagihan debitur
menjadi penyertaan.
d) Hair Cut
Hair Cut merupakan potongan atau pengurangan atas pembayaran
bunga dan kredit yang dilakukan oleh pihak debitur. Pihak kreditur
menyetujui restrukturisasi kredit debitur dengan metode hair cut
karena untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar jika pihak
debitur tidak dapat membayar kreditnya yang terlampau besar
tersebut, misalnya kredit debitur tersebut tidak dapat lagi terbayar
semuanya, jika hal ini sampai terjadi maka pihak kreditur akan
mengalami kerugian yang cukup membawa pengaruh dalam dunia
usahanya. Sedangkan jika dilihat dari pihak debitur, debitur sangat
senang karena kewajibannya dapat berkurang sehingga beban yang
harus dikeluarkan perusahaan pun dapat ditekan.
g. Analisis Prosedur Pemberian Kredit Sebagai Upaya Meminimalisir
Terjadinya Restrukturisasi Kredit
Indonesia memiliki sektor-sektor pendukung dalam kegiatan
perekonomiannya. Salah satu pendukung itu adalah berbentuk lembaga
keuangan. Lembaga keuangan terdiri dari dua sub bagian, yaitu bank dan
non-bank. Bank dan lembaga keuangan bukan bank merupakan lembaga
perantara (financial intermediaries) sebagai prasarana pendukung yang
amat vital untuk menunjang kelancaran perekonomian.
Bank sendiri adalah lembaga keuangan yang kegiatannya
menghimpun dan meyalurkan dana. Penghimpunan bisa dilakukan lewat
cara membuka usaha tabungan ataupun deposito, sedangkan
penyalurannya bisa lewat pemberian kredit bank kepada pihak-pihak yang
membutuhkan dana. Sebagian besar dana yang dimiliki bank disalurkan
melalui kredit. Oleh karena itu, agar perputaran dana tersebut lancar
prosedur pemberian kredit yang runtun, tepat, dan memadai sangat perlu
dilakukan. Hal itu sebagai upaya mengurangi hal-hal yang nantinya tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
diinginkan ketika jatuh tempo. Analisis terhadap debitur sangat perlu
dilakukan sebelum keputusan pemberian kredit dilakukan pihak bank.
Analisis yang diutamakan adalah yang disebut dengan analisis 6C.
Analisis ini meliputi analisis watak (character), analisis kemampuan
(capacity), analisis modal (capital), analisis agunan kredit (colleteral),
analisis kondisi/prospek usaha (condition), dan analisis kepatuhan
terhadap hukum dan undang-undang (compliance).
Pemberian kredit dari awal kuncinya adalah kepercayaan. Namun
tidak dapat dihindari bahwa resiko pasti ada. Resiko yang dimaksud
diantaranya adalah terjadinya kredit bermasalah atau bahkan macet. Upaya
menanggulangi kredit bermasalah ini salah satunya adalah dengan jalan
restrukturisasi kredit. Jalan ini ditempuh apabila nasabah debitur masih
memiliki iktikad baik namun belum memiliki kemampuan finansiil saat
jatuh tempo. Hal inilah yang sangat perlu diperhatikan dari awal saat
analisis debitur dilakukan sebelum keputusan pemberian kredit dilakukan.
Maka dari itu, prosedur pemberian kredit yang tepat di awal sangat
berdampak pada upaya meminimalisir terjadinya restrukturisasi kredit
pada saat jatuh tempo.
Dugaan ini diperkuat dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Variabel-Variabel yang
Mempengaruhi Non Performing Loans Pada Bank BUMD, BUMN, dan
BUSN di Kot nalisis besarnya
pengaruh antara variabel bebas yaitu penilaian agunan (X1), besaran kredit
(X2), lokasi (X3), petugas bank (X4) terhadap variabel terikat yaitu non-
performing loans (Y). Hasilnya, penelitian menyatakan terdapat pengaruh
secara simultan variabel-variabel penilaian agunan, besaran kredit, lokasi
dan petugas bank terhadap variabel non-performing loans. Penelitian ini
memberikan perhatian kepada petugas bank yang secara khusus bertugas
sebagai pembina dan pengawas di bidang kredit, dimulai dari saat pertama
debitur mengajukan kredit, menilai agunan sampai dengan pelunasan.
Petugas bank di tingkat unit bank, dan terbukti menjadi kunci sukses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dalam membina para debitur dan menekan laju non-performing loans.
Pernyataan ini memperkuat pernyataan penelitian ini bahwa prosedur
pemberian kredit yang tepat mulai dari awal sangat berdampak pada upaya
meminimalisir terjadinya restrukturisasi kredit pada saat jatuh tempo
2. Hasil Penelitian yang Relevan
a. Ledy, Frangky. 2008. Evaluasi Kelayakan Pemberian Kredit Oleh PT.
BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek. Skripsi Fakultas Ekonomi.
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Kegiatan pemberian kredit diperlukan suatu analisis yang baik dan
seksama terhadap semua aspek perkreditan yang dapat menunjang proses
pemberian kredit, guna mencegah timbulnya suatu resiko kredit. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan pemberian kredit
yang dilakukan oleh pihak PT. BPR Artha Panggung Perkasa Trenggalek.
Evaluasi kelayakan yang dimaksudkan dalam penelitian terdahulu dapat
disejajarkan arti dengan analisis prosedur pada penelitian sekarang. Dari
hasil analisa data yang menggunakan alat analisis 6C yaitu character,
capacity, capital, collateral, condition dan compliance menyatakan bahwa
sebagian besar debitur layak menerima kredit dari PT BPR Artha
Panggung Perkasa. Kesamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan analisis 6C untuk menguji kelayakan calon nasabah debitur
sebelum terjadi keputusan pemberian kredit dari bank.
b. Triwahyuniati, Nani. 2008. Pelaksanaan Analisis Pemberian Kredit Di
PT. Bank Haga Cabang Semarang. Tesis Magister Kenotariatan
Program Pascasarjana. Semarang: Universitas Diponegoro.
Berdasarkan hasil penelitian di ketahui bahwa pe
dalam setiap permohonan kredit merupakan hal yang mutlak dan harus
dilakukan untuk menentukan keputusan diterima atau ditolaknya suatu
kredit. Di PT. Bank Haga Cabang Semarang penilaian terhadap
permohonan kredit dimulai dengan meneliti proposal dan berkas
permohonan kredit dari calon debitur, kemudian dilakukan penyelidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
terhadap berkas pinjaman, selanjutnya dilakukan penilaian kelayakan
kredit ya ebelum diputuskannya
permohonan kredit diterima atau tidak, maka setelah penilaian kelayakan
kredit, kemudian melalui tahap wawancara pertama, peninjauan ke lokasi,
hingga wawancara kedua. Setelah itu baru diputuskan permohonan kredit
tersebut diterima atau tidak. Namun dalam pelaksanaanyan di lapangan
ada beberapa k analisis
pemberian kredit tidak dapat dilaksanakan secara optimal, hal ini karena
kondisi ekonomi, manajemen bank dan keadaan politik dari Negara.
Kesamaan dengan penelitian ini adalah keduanya sama-sama memasukkan
unsur 5C untuk menganalisis pemberian kredit. Analisis terhadap 5C ini
dipergunakan dalam memutuskan permohonan kredit dari calon nasabah,
permohonan kredit disini adalah sama dengan yang dimaksudkan prosedur
pemberian kredit dalam penelitian yang sekarang.
c. Dwi Pratiwi, Nur. 2011. Upaya Restrukturisasi Kredit Pemilikan
Rumah (KPR) untuk menekan adanya kredit macet pada PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Surakarta. Tugas Akhir D3
Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret Surakarta (UNS).
Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan restrukturisasi kredit
didasarkan pada ketentuan yang mengacu pada masing-masing pola dan
aturan tentang tujuan pelaksanaan, debitur yang melaksanakan, syarat
pelaksanaan dan kebijakan perusahaan. Terdapat tujuh pola restrukturisasi
KPR yang dilakukan sebagai upaya penyelamatan kredit bermasalah,
namun dari ketujuh pola tersebut memiliki tata cara pengajuan usul,
analisa dan monitoring yang sama, yang membedakan hanya terletak pada
wewenang pengambilan keputusan. Upaya restrukturisasi yang dilakukan
untuk menekan kredit macet pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk. Cabang Surakarta dalam praktiknya hanya ada tiga pola yang
digunakan, yaitu penjadwalan ulang (PUL), alih debitur dan pengurangan
tunggakan bunga dan atau denda. Namun restrukturisasi kredit yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dilakukan belum sepenuhnya bisa berjalan efektif, hal tersebut dibuktikan
dengan adanya beberapa perjanjian restrukturisasi kredit yang tidak dapat
dilaksanakan oleh debitur.
Adanya kesamaan dalam penelitian ini adalah membahas mengenai
restrukturisasi kredit dan dengan menggunakan tempat penelitian yang
sama, yaitu pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. cabang Solo,
selain itu terdapat perbedaan pada upaya restrukturisasi kredit yang
dilaksanakan. Penelitian terdahulu menggunakan restrukturisasi sebagai
upaya untuk menekan adanya kredit macet, sedangkan pada penelitian ini
upaya restrukturisasi kredit diharapkan bisa diminimalisir dengan prosedur
pemberian kredit yang tepat.
d. Lubis, John Har, dkk. 2008. Analisis Proses Pemberian Kredit oleh
Bank XYZ (Kasus CV. ABC di Balige, Kabupaten Toba Samosir,
Sumatera Utara). Jurnal MPI Vol. 3 No. 2.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang prosedur
pemberian kredit oleh bank kepada calon nasabah debitur dan persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi, selain itu juga untuk menganalisis faktor-
faktor yang menentukan dalam pengajuan kredit oleh calon debitur.
Hasilnya proses pemberian kredit dimulai dari tahapan pengumpulan data,
verifikasi, analisa kredit, persetujuan, pengikatan jaminan, dan
pemantauan kredit. Selain itu faktor-faktor yang menentukan dalam
pengajuan kredit oleh calon nasabah debitur kepada bank meliputi
beberapa aspek yaitu manajemen, pemasaran, teknis produksi, keuangan,
dan agunan yang diserahkan. Kesamaan dengan penelitian ini adalah
keduanya sama-sama meneliti mengenai prosedur pemberian kredit dan
faktor-faktor yang mendukung serta menghambat. Apabila penelitian
terdahulu faktor pendukung mengenai pengajuan kredit, sedangkan
penelitian sekarang faktor pendukung dan penghambat upaya
meminimalisir restrukturisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
e. Agustinus, John. 2008. Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Non
Performing Loans Pada Bank BUMD, BUMN, dan BUSN di Kota
Jayapura. Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol. 12 No. 3 September
2008, hal. 504 516.
Penelitian ini bertujuan menganalisis besarnya pengaruh antara
variabel bebas yaitu penilaian agunan (X1), besaran kredit (X2), lokasi
(X3), petugas bank (X4) terhadap variabel terikat yaitu non-performing
loans (Y). Hasilnya, penelitian menyatakan terdapat pengaruh secara
simultan variabel-variabel penilaian agunan, besaran kredit, lokasi dan
petugas bank terhadap variabel non-performing loans, serta dapat
diketahui terdapat keeratan yang kuat antara variabel bebas terhadap
variabel terikat. Penelitian ini juga memberikan saran kepada manajemen
bank dipandang perlu menambah petugas bank. Penelitian ini memberikan
perhatian kepada petugas bank yang secara khusus bertugas sebagai
pembina dan pengawas dibidang kredit, dimulai dari saat pertama debitur
mengajukan kredit, menilai agunan sampai dengan pelunasan. Petugas
bank di tingkat unit bank, dan terbukti menjadi kunci sukses dalam
membina para debitur dan menekan laju non-performing loans. Kesamaan
penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang adalah bahwa
keduanya mengindikasikan adanya dampak yang signifikan dari prosedur
pemberian kredit dalam upaya menekan adanya non-performing loans,
yang berarti mengurangi resiko terjadinya restrukturisasi kredit.
B. Kerangka Berpikir
Menurut pengertian dari Undang-undang Negara Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,
secara umum bank melakukan dua kegiatan utama yaitu menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat yang
membutuhkan. Penghimpunan dalam bentuk simpanan di bank, sedangkan
penyalurannya bisa lewat salah satu bentuk yaitu kredit. Baik dalam
penghimpunan maupun penyaluran dana, bank harus memikirkan tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
prosedur, tata laksana, dan kualitas pelayanan. Hal ini sangat penting untuk
membentuk kepuasan nasabah.
Usaha menyalurkan dana dalam bentuk kredit diawali dengan adanya
permohonan oleh calon debitur. Setelah adanya permohonan ini, bank
melakukan penelitian berkas permohonan. Dari adanya penelitian berkas
permohonan ini, akan menghasilkan dua kemungkinan. Kemungkinan
pertama adalah permohonan ditolak sehingga berkas dikembalikan, serta
kemungkinan kedua permohonan diterima dan ditindaklanjuti dengan
analisis berkas tersebut. Seperti pada saat penelitian, analisis berkas pun
memungkinkan adanya pengembalian berkas karena ditolak. Namun apabila
berkas diterima nantinya akan ada penindaklanjutan sampai pengambilan
keputusan akhir.
Keseluruhan pelaksanaan kegiatan bank dari menghimpun dana
sampai menyalurkannya, seperti yang disebutkan di awal haruslah
memperhatikan prosedur dan tata laksana sesuai peraturan yang berlaku.
Prosedur dan tata laksana yang tepat akan mengurangi dampak terjadinya
kredit macet berlebih. Restrukturisasi kredit umumnya diarahkan untuk
menyelamatkan kredit bermasalah (kredit kurang lancar, kredit diragukan,
dan kredit macet). Kebanyakan nasabah debitur, khususnya debitur mikro
dan debitur kecil, tidak tahu tentang seluk-beluk pemberian fasilitas
restrukturisasi dan penghapusan kredit macet di perbankan. Akibatnya
mereka memiliki kedudukan yang lebih lemah dan sering kali kesulitan
mengakses fasilitas tersebut. Hal itulah yang mengharuskan adanya prosedur
pemberian kredit yang tepat untuk bisa meminimalisir kejadian tersebut.
Dari uraian di atas maka dapat dibuat kerangka berfikir sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Diterima Ditolak
Ditolak Diterima
Menghimpun dana Menyalurkan dana
Permohonan kredit dari nasabah
Penelitian berkas oleh bank
Berkas dikembalikan Analisis berkas
Analisis berbasis 6C
Berkas dikembalikan Penindaklanjutan +
pengambilan keputusan
Upaya Meminimalisir Restrukturisasi
Kredit
Lembaga Keuangan
Bank Bukan Bank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah lokasi dimana penulis dapat menemukan
berbagai sumber informasi terkait dengan permasalahan yang akan diteliti.
Penelitian ini mengambil lokasi di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Cabang Solo yang beralamatkan di Jl. Brigjen Slamet Riyadi No. 282
Surakarta. Pemilihan lokasi penelitian ini dengan alasan dan berbagai
pertimbangan. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. merupakan salah
satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang perbankan
berskala nasional dan telah beroperasi selama puluhan tahun serta banyak
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. BTN pada umumnya dan BTN
Cabang Solo pada khususnya memiliki produk kredit unggulan yaitu Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) yang memiliki jumlah penyaluran dana cukup tinggi
dibandingkan dengan bank lain, namun juga ditemui debitur-debitur yang
mengalami kredit macet. Padahal di satu sisi BTN adalah salah satu bank
umum milik pemerintah yang didalamnya terikat peraturan Bank Indonesia
atas standart prosedur pemberian kredit dan upaya penyelamatan terhadap
kredit bermasalah. Hal inilah yang menarik minat peneliti untuk mengetahui
sejauh apa prosedur pemberian kredit telah dilaksanakan menurut peraturan
khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di BTN Cabang Solo. Dari
pengetahuan mengenai prosedur pemberian kredit ini, diharapkan menjadi
masukan bagi BTN Solo untuk membenahi prosedur yang ada sehingga dapat
menyesuaikan dengan standar yang telah ditentukan, sehingga mampu
mengurangi timbulnya kredit bermasalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51 2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan yang dimulai dari
bulan Agustus 2012 sampai dengan Januari 2013. Berikut adalah jadwal
rencana penelitian:
Kegiatan Tahun 2012-2013
Agt Sept Okt Nov Des Jan a. Perencanaan Penelitian 1. Pengajuan Judul 2. Pengajuan Proposal 3. Perijinan b. Pelaksanaan Penelitian 1. Pengumpulan Data 2. Analisis Data 3. Penarikan Kesimpulan c. Penyusunan Laporan
Gambar 3.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif.
Danim (2002: enelitian kualitatif adalah pendekatan
sistematis dan objektif yang digunakan untuk menjelaskan pengalaman
hidup dan memberikan makna atasnya. Sedangkan menurut Lexy J. Moleong
(2008: 6), Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll., secara holistic, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.
Lebih dalam lagi bahwa dalam penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif. HB Sutopo (2002: 35) mengemukakan:
Metode deskriptif merupakan metode dengan mengumpulkan data-data (kata-kata, kalimat, gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar angka/frekuensi). Dengan metode ini, akan dihasilkan berupa deskripsi dalam bentuk narasi yang rinci dan mendalam, lebih mudah dipahami dan secara langsung manfaatnya bisa mengarahkan lebih jelas dan rinci sebagai usaha perbaikan untuk ke depannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang
ditunjang dengan penelitian kepustakaan (library research).
1. Penelitian kepustakaan, dilakukan dengan cara membaca dan
mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan
yang diteliti, serta dengan melakukan browsing pencarian bahan
untuk memperoleh data.
2. Penelitian lapangan, dilakukan dengan cara bertemu langsung
dengan narasumber untuk memperoleh data atau informasi dalam
masalah yang akan diteliti.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
lapangan. Sumber data primer adalah sumber data yang dapat memberikan
informasi secara langsung mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan
permasalahan yang diteliti, yang merupakan sejumlah data, fakta atau
keterangan yang diperoleh secara langsung dari pihak-pihak yang
berkaitan langsung dengan masalah yang menjadi obyek.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulaanya oleh peneliti. Sumber data sekunder antara lain: buku-
buku literatur, laporan penelitian, tulisan para ahli, peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Data-data tersebut
nantinya dipergunakan untuk mendukung data primer yang telah ada.
2. Sumber Data
Pengertian sumber data dikemukakan oleh H.B. Sutopo (2006) yang
Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi
peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
menentukan ketepatan dan kekayaan data atau kedalaman yang di
(hlm. 56).
Sumber data merupakan bagian yang sangat penting dalam
menggali informasi karena sumber data akan menentukan ketepatan data
yang diperoleh. Penelitian ini memperoleh data dari beberapa sumber yaitu
informan, dokumentasi, dan juga hasil pengamatan peneliti di lapangan.
D. Teknik Pengambilan Sampel (Cuplikan)
Penelitian kualitatif cenderung menggunakan teknik pengambilan sampel
yang selektif dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan konsep teoritis
yang digunakan, keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik empirisnya, dan
lain-lainnya. Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi
pemusatan sumber data dalam penelitian yang mengarah pada seleksi.
Cuplikan dalam penelitian kualitatif sering dinyatakan sebagai internal
sampling, tidak perlu ditentukan oleh jumlah sumber datanya, karena jumlah
informan yang kecil bisa saja menjelaskan informasi tertentu secara lengkap
dan benar daripada informasi yang diperoleh dari jumlah narasumber yang
lebih banyak.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Teknik ini memilih sampel didasarkan pada karakteristik
tertentu yang dianggap mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi
yang sudah diketahui sebelumnya. Sumber data yang digunakan di sini tidak
sebagai sumber data yang mewakili populasinya melainkan lebih cenderung
mewakili informasinya.
Menurut H.B Sutopo (2006: 64):
Maksud dari purposive sampling adalah kecenderungan peneliti untuk memilih informannya berdasarkan posisi dengan akses tertentu yang di-anggap memiliki informasi yang berkaitan dengan permasalahannya se-cara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Pilihan informan dan jumlahnya dapat berkembang sesuai dengan
kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data penelitian
kualitatif.
E. Pengumpulan Data
Pemilihan teknik pengumpulan data yang tepat dapat menentukan
kelancaran proses dan pencapaian hasil penelitian. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini di peroleh dengan jalan:
1. Interview (wawancara)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
ini dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewce) yang
memberikan atas pertanyaan ini (Moleong, 2001: 135). Maksud mengadakan
wawancara seperti ditegaskan oleh Moleong (2001: 135 ) antara lain :
...menkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekonstuksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang telah diharapka untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. Wawancara dilakukan dengan pedoman panduan wawancara
(interview guide) yang telah dibuat yang berkaitan dengan apa yang dijadikan
kajian dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini dengan adanya wawancara
dari berbagai narasumber/informan pihak BTN Solo yang terkait dengan
kredit akan diharapkan mengungkap prosedur pemberian kreditnya mulai dari
proses permohonan, pemutusan, hingga pencairannya serta upaya
penyelamatan kredit bermasalah termasuk restrukturisasi kreditnya.
Kemudian dari hasil wawancara akan dihubungkan antara prosedur
pemberian kredit yang ada, dalam hal ini Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di
BTN Solo dengan upaya meminimalisir terjadinya restrukturisasi kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
2. Observasi
Menurut Burhan Bungin (2008: 115), observasi atau pengamatan
adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indra mata
sebagai alat bantu utamanya selain panca indra lainnya seperti telinga,
penciuman, mulut, dan kulit. Beberapa bentuk observasi yang dapat
digunakan dalam penelitian kualitatif menurut H. B. Sutopo adalah observasi
tak berperan dan observasi berperan (2006: 75).
Dalam penelitian ini observasi yang digunakan oleh peneliti adalah
observasi berperan pasif. Penulis datang langsung ke objek penelitian untuk
mengamati, menggali informasi dari informan dan menyesuaikan dengan
keadaan yang sebenarnya terjadi. Observasi dalam penelitian ini adalah
mengamati dan mencatat hal-hal terkait informasi prosedur pemberian kredit
khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai upaya meminimalisir
terjadinya restrukturisasi kredit di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Cabang Solo.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data yang menyangkut dokumen-
dokumen baik berbentuk tulisan, gambar ataupun karya monumental dari
seseorang yang diperoleh di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Cabang Solo yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti. Studi
dokumen menjadi pelengkap dari metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif. Hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika
didukung dengan adanya dokumentasi.
Penelitian ini menggunakan dokumentasi terkait prosedur pemberian
kredit khususnya KPR di BTN Solo dan laporan kinerja terkait kolektibilitas
kredit yang nantinya akan dihubungkan dengan prosedur pemberiannya.
Dokumentasi berbentuk foto nantinya juga akan ditambahkan sebagai bukti
nyata telah dilaksanakannya penelitian di BTN Cabang Solo.
4. Studi Kepustakaan
Studi pustaka adalah suatu cara memperoleh data dengan cara
mengkaji buku-buku, literatur, arsip-arsip, laporan-laporan yang berkaitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
dengan objek penelitian. Studi kepustakaan dalam penelitian ini membantu
penulis dalam melengkapi uraian teori terkait kajian pustaka mengenai
masalah yang diangkat. Studi kepustakaan dilakukan dengan mempelajari,
menganalisis maupun mengutip berbagai sumber, seperti buku-buku teori,
artikel, perundang-undangan terkait perbankan, dan penulisan skripsi
terdahulu.
F. Uji Validitas Data
Dalam penelitian ini untuk mencari validitas data digunakan metode
triangulasi. H.B. Sutopo (2006: 92) menjelaskan bahwa pada dasarnya
gulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang
bersifat multi-
menarik kesimpulan yang mantap dari adanya suatu penelitian, diperlukan
tidak hanya dari satu cara pandang. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang berada diluar data itu untuk
keperluan pengecekan data atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Menurut Patton (1984: 146), sebagai teknik pemeriksaan data, triangulasi
dibedakan menjadi empat macam yaitu:
1. Triangulasi sumber
Teknik disebut sebagai triangulasi data. Cara ini mengarahkan peneliti
agar di dalam mengumpulkan data wajib menggunakan beragam sumber data
yang berbeda-beda yang tersedia. Dengan demikian apa yang diperoleh dari
sumber yang satu, bisa lebih teruji kebenarannya dengan data yang diperoleh
dari sumber berbeda jenisnya. Caranya adalah membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara, atau membandingkan hasil
wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
2. Triangulasi metode
Teknik ini dilakukan dengan cara menggunakan teknik atau metode
yang berbeda untuk memperoleh data yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
3. Triangulasi peneliti
H.B. Sutop gulasi peneliti adalah hasil
penelitian baik data maupun simpulan mengenai bagian tertentu atau
k
metode ini dapat membantu peneliti meminimalisir kemelencengan dalam
pengumpulan data.
4. Triangulasi teori
Triangulasi ini dilakukan dengan menggunakan perspektif lebih dari
satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Dari beberapa
perspektif teori tersebut akan diperoleh pandangan yang lebih lengkap dan
mendalam, tidak hanya sepihak, sehingga bisa dianalisis dan ditarik simpulan
yang lebih utuh dan menyeluruh.
Dalam hal ini metode triangulasi yang digunakan yaitu triangulasi
data/sumber dan triangulasi metode. Triangulasi data dengan menggunakan
beberapa sumber untuk mengumpulkan data yang sama. Data yang
dikumpulkan dari informan di cross check dengan data-data yang ada.
Triangulasi metode yaitu pengumpulan data tidak hanya dilakukan dengan
satu metode, namun dengan wawancara, observasi, dan studi kepustakaan.
Kesemuanya dengan tujuan mendapat hasil akhir dengan tingkat kevalidan
yang tinggi.
G. Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman (2007: 96) analisis kualitatif di bagi
dalam tiga alur kegiatan. Ketiga alur kegiatan yang di maksud adalah sebagai
berikut :
1. Reduksi data, adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari
catatan-catatan lapangan
2. Penyajian data, adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
3. Penarikan kesimpulan.
Data yang diperoleh dari berbagai metode pengumpulan data kemudian
dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif, artinya data yang berhasil
dikumpulkan dari penelitian dipilih berdasarkan mutu atau kualitas dan dipilih
yang ada kaitannya dengan permasalahan yang di bahas. Dari analisis tersebut
menghasilkan uraian yang bersifat deskriptif kualitatif artinya menggambarkan
kenyataan yang terjadi dan berlaku serta berkaitan dengan pelaksanaan
prosedur pemberian kredit dan upaya restrukturisasi di PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo.
Teknik analisa data seperti yang tersebut di atas sama seperti yang
diungkapkan oleh Mathew dan Huberman (1992: 16-21) yang mereka sebut
dengan Interactive Model of Analisis. Tahap-tahap analisis secara interractive
model of analisys dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Bagan Komponen Interractive Model of Analisys
(Matthew dan Huberman, 1992: 20)
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah beberapa tahap yang harus dilalui penulis dari
awal hingga ke proses penelitian sampai hasil akhir berupa laporan penelitian
selesai. Dalam penelitian ini prosedur atau langkah-langkah pembuatan
laporan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pra Lapangan
Tahap pra lapangan dilakukan mulai dari pembuatan pengajuan judul dan
usulan penelitian (mini proposal), proposal penelitian, menyusun rancangan
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data Kesimpulan-Kesimpulan: Penarikan Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
penelitian, pencarian berkas perijinan lapangan dan menyiapkan
perlengkapan penelitian. Jadi dalam tahap ini peneliti belum terjun penuh ke
lokasi penelitian, walau sebelumnya telah melakukan pra survey untuk
mencari permasalahan yang terjadi di tempat yang akan diteliti.
2. Tahap Lapangan
Tahap lapangan dilakukan dari penggalian data yang relevan dengan
tujuan penelitian. Tahap ini peneliti mulai mengeksplorasi data yang ada di
lapangan lewat interview dan mencocokkan dengan hasil studi kepustakaan
serta informan selain narasumber utama kemudian dikumpulkan untuk
memasuki tahap analisis data.
3. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data dilakukan bersamaan dengan tahap pengumpulan data
untuk menghindari data yang terbuang karena dianggap tidak berguna atau
hilang. Proses analisis data dalam penelitian ini meliputi: pengelompokan
data, penganalisaan data kemudian ditarik suatu kesimpulan dari analisis yang
telah dilakukan sebelumnya. Setelah itu persiapan penyajian data secara jelas
dan rinci dalam suatu laporan.
4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian
Penyusunan laporan penelitian ini merupakan tahap akhir dari prosedur-
prosedur sebelumnya. Pada tahap ini hasil dari pengumpulan data diolah dan
dianalisa kemudian dilaporkan dalam bentuk laporan penelitian akhir/skripsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian
1. Gambaran Umum PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
a. Sejarah PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
BTN lahir pada masa yang cukup sulit. Lahirnya BTN juga
mempunyai sejarah yang cukup panjang dalam memperjuangkan
keberadaanya. Perjuangan BTN telah dimulai sejak Belanda menginjakkan
kakinya pertama kali di Indonesia. Puncak dari perjuangan itu adalah pada
tahun 1897, dimana pada saat itu dikenal sebagai masa keramat. Para pelaku
dalam pengembangan BTN pada saat itu yakin bahwa tahun itulah sebagai
puncak daripada cikal bakal pendirian BTN. Hal ini didasari oleh adanya
Koninklijk Besluit No. 27 di Hindia Belanda atau dalam istilah Indonesia
istilah ini lebih familiar dikenal dengan nama surat keputusan yang
menyatakan adanya pendirian POSTSPAARBANK.
Untuk mendidik masyarakat agar gemar menabung, pemerintah
Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897
mendirikan POSTSPAARBANK yang merupakan cikal bakal dari Bank
Tabungan Negara. POSTPAARBANK memperkenalkan pada masyarakat
mengenai lembaga perbankan secara luas yang kemudian terus hidup dan
berkembang hingga tahun 1939 memiliki empat cabang yaitu di Jakarta,
Medan, Surabaya, dan Makasar.
Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat penyerbuan
Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar-
besaran dalam waktu yang relatif singkat (rush). Namun demikian pada tahun
1941, kepercayaan masyarakat mulai pulih kembali yang ditandai dengan
mulai banyaknya masyarakat yang menabung pada POSTPAARBANK,
sehingga keadaan keuangan POSTSPAARBANK kembali membaik.
Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada
Pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan POSTSPAARBANK dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
mendirikan TYOKIN KYOKU sebuah bank yang bertujuan menarik dana
masyarakat melalui tabungan. Usaha Pemerintah Jepang ini tidak sukses
karena dilakukan dengan paksaan. KYOKIN KYOKU hanya mendirikan satu
cabang yaitu di Yogyakarta.
Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan
inspirasi kepada Bp. Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan
TYOKIN KYOKU dari Pemerintah Jepang ke Pemerintah RI dan terjadilah
penggantian nama menjadi Kantor Tabungan Pos. Bp. Darmosoetanto
ditetapkan oleh Pemerintah RI menjadi direktur yang pertama. Tugas pertama
Kantor Tabungan Pos adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan
Oeang Republik Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan Kantor Tabungan Pos tidak
berumur panjang karena Agresi Belanda pada Desember 1946 mengakibatkan
didudukinya semua kantor cabang dari Kantor Tabungan Pos hingga tahun
1949. Saat Kantor Tabungan Pos dibuka kembali tahun1949 nama Kantor
Tabungan Pos diganti menjadi Bank Tabungan RI. Sejak lahir hingga
berubah nama menjadi Bank Tabungan Pos RI, lembaga ini bernaung di
bawah Kementrian Perhubungan.
Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang
substansif bagi sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU darurat No.9 th 1950
tgl 9 Februari 1950 yang mengubah nama menjadi POSTSPAARBANK IN
INDONESIA berdasarkan staatblat No. 295 tahun 1941 menjadi Bank
Tabungan Pos dan memindahkan induk kementrian dari Kementrian
Perhubungan ke Kementrian keuangan dibawah Menteri Urusan Bank
Sentral. Walaupun dengan UU Darurat tersebut masih bernama Bank
Tabungan Pos, tetapi tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan
tanggal lahir Bank Tabungan Negara. Nama Bank Tabungan Negara menurut
UU darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36 th 1953 tanggal 18
Desember 1953. Perubahan nama dari Bank Tabungan Pos menjadi Bank
Tabungan Negara didasarkan pada UU No. 2 th 1964 tgl 25 Mei 1964.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Penegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik Negara
ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 yang sebelumnya (sejak pahun
1946) PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menjadi BNI unit V. Jika
tugas utama saat pendirian POSTSPAARBANK (1897) sampai dengan Bank
Tabungan Negara (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan dana
masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974, Bank Tabungan
Negara ditambah tugasnya yaitu mendirikan pelayanan KPR dan untuk
pertama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember 1976,
karena itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi Bank
Tabungan Negara.
Bentuk hukum Bank Tabungan Negara mengalami perubahan lagi
pada tahun 1992, yaitu dengan dikeluarkanya PP No. 24 tahun 1992 yang
merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 tahun 1992 bentuk badan hukum Bank
Tabungan Negara berubah menjadi perusahaan Perseroan. Sejak itu nama
Bank Tabungan Negara menjadi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
dengan call name Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan independen,
Price Waterhouse Coopers, pemerintah melalui Menteri BUMN dalam surat
No. S-544/M-MBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan Bank
Tabungan Negara sebagai Bank Umum dengan fokus bisnis pembiayaan
rumah tanpa subsidi.
Pada tahun 1976 telah ditandai dengan sejarah realisasi KPR
pertamakalinya di Indonesia. Realisasi KPR pertama tersebut adalah di kota
Semarang dengan 9 unit rumah. Kemudian pada tahun yang sama menyusul
di kota Surabaya dengan 8 unit rumah sehingga total KPR yang berhasil
direalisasikan BTN pada tahun 1976 adalah sejumlah 17 unit rumah dengan
nilai kredit pada saat itu sebesar Rp. 37 Juta.
Realisasi KPR di Semarang dan Surabaya pada tahun 1976 tersebut
kemudian diikuti realisasi KPR di kota-kota lain. Sukses realisasi KPR tahun
1976 inilah akhirnya membawa kesuksesan BTN dalam merealisasikan KPR
pada tahun-tahun berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Sukses KPR dengan realisasi pertama di Semarang pada tahun 1976
tersebut telah membawa keyakinan manajemen BTN untuk menjadikan bisnis
perumahan tersebut sebagai bisnis utama BTN. Hal ini tampak jelas pada misi
BTN yaitu melakukan tugas dan usaha di bidang perbankan dalam arti yang
seluas-luasnya untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi kearah
kesejahteraan rakyat banyak dengan mengkhususkan diri melaksanakan
kegiatannya dalam bidang pembiayaan proyek pembangunan perumahan
rakyat.
b. Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
1) Visi Bank BTN
Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.
2) Misi Bank BTN
a) Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan
industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.
b) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi
pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi
terkini.
c) Menyiapkan dan mengembangkan human capital yang berkualitas,
profesional dan memiliki integritas tinggi.
d) Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip
kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan
shareholder value.
e) Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
c. Budaya Kerja dan Perilaku Utama bagi Pegawai
1) Budaya Kerja
Budaya kerja dan perilaku utama bagi pegawai PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk. adalah dengan pedoman POLA PRIMA, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
a) Pelayanan Prima (service excelent)
(1) Ramah, sopan dan bersahabat.
(2) Peduli, proaktif dan cepat tanggap.
b) InOvasi (inovation)
(1) Berinisiatif melakukan penyempurnaan.
(2) Berorientasi menciptakan nilai tambah.
c) KeteLAdanan (role mode)
(1) Menjadi contoh dalam berperilaku baik dan benar.
(2) Memotivasi penerapan nilai-nilai budaya kerja.
d) PRofesionalisme (profesionalism)
(1) Kompeten dan bertanggungjawab.
(2) Bekerja cerdas dan tuntas.
e) Integritas (intregity)
(1) Konsisten dan disiplin.
(2) Jujur dan berdedikasi.
f) KerjasaMA (teamwork)
(1) Tulus dan terbuka.
(2) Saling percaya dan menghargai.
2) Pedoman Pegawai
Pedoman pegawai dalam melaksanakan pekerjaan adalah :
a) Kita layani secara ikhlas, sopan dan santun semua langganan Bank
BTN dengan senyum, salam dan sapa.
b) Dalam menunaikan tugas kita pedomani 3 jangan :
(1) Jangan terlambat atau menunda pekerjaan.
(2) Jangan membuat kesalahan.
(3) Jangan menerima apalagi meminta atau mengambil sesuatu yang
bukan haknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
c) Kita laksanakan semua tugas dengan baik secara profesional supaya
bank BTN menjadi maju, berkembang, solid dan sehat sehingga
kesejahteraan keluarga meningkat.
d. Produk PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
1) Jasa dan Layanan
a) Kartu Debit Visa
Kartu debit yang dapat digunakan untuk bertransaksi pada semua
merchant dengan jaringan Visa Internasional, sehingga memberikan
kemudahan dalam belanja serta aman.
b) ATM Batara
Kartu ATM Batara merupakan fasilitas layanan kartu bagi nasabah
Tabungan dan Giro di Bank BTN yang memberikan kemudahan bagi
nasabah dalam memenuhi berbagai macam kebutuhan transaksi
melalui mesin ATM seperti tarik tunai, pembayaran tagihan, dan
sebagainya.
c) Kiriman Uang
Fasilitas jasa pelayanan Bank BTN untuk pengiriman uang dalam
bentuk rupiah maupun mata uang asing yang ditujukan kepada pihak
lain di suatu tempat (dalam/luar negeri).
d) INKASO
Merupakan jasa pelayanan Bank BTN untuk melakukan penagihan
kepada pihak ketiga atas inkaso tanpa dokumen di tempat lain di
dalam negeri.
e) Safe Deposit Box
Sarana penyimpanan barang/surat-surat berharga yang aman dan
terjaga dari resiko kebakaran, kejahatan dan bencana alam dsb.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
f) Money Changer
Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang ingin menjual
atau membeli mata uang asing tertentu, yang mempunyai catatan
kurs pada Bank Indonesia.
g) Bank Garansi
Merupakan pernyataan yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan
nasabah untuk menjamin resiko tertentu yang timbul apabila nasabah
tidak dapat menjalankan kewajibannya dengan baik kepada pihak
yang menerima jaminan.
h) Payment Point
Merupakan fasilitas layanan bagi nasabah untuk memudahkan dalam
membayar tagihan rutin, seperti Telkom, PLN Online (PRAQTIS),
GSM Pascabayar (Kartu Hallo & Matrix), Pajak, PDAM (Wilayah
Bogor, Bekasi, Cilegon, Padang, dan Banjarmasin).
i) Real Time Gross Settlement (RTGS)
Sistem transfer dana on-line dalam mata uang rupiah yang
penyelesaiannya dilakukan per transaksi secara individual.
j) Batara Payroll
Merupakan layanan Bank BTN bagi Pengguna Jasa (Perusahaan,
Perorangan, Lembaga) dalam mengelola pembayaran gaji, THR dan
Bonus serta kebutuhan finansial lainnya yang bersifat rutin bagi
karyawan pengguna jasa.
k) SPP Perguruan Tinggi
SPP Online merupakan layanan Bank BTN bagi Perguruan Tinggi /
Sekolah dalam menyediakan delivery channel menerima setoran
biaya-biaya pendidikan secara online.
l) Western Union
Layanan Kiriman Uang Bank BTN bekerjasama dengan Western
Union secara cepat (real time on line) yang dilakukan lintas negara
atau dalam satu negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
m) SMS Batara
SMS Batara merupakan fasilitas layanan transaksi perbankan yang
dapat diakses dari handphone. Cukup dengan mengetik SMS ke
nomor 3555,nasabah dapat menikmati kemudahan melakukan
transfer uang, pembayaran tagihan rutin, pembelian voucher isi
ulang, serta transaksi lainnya. Selain menggunakan sms biasa, SMS
Batara juga dapat digunakan melalui menu aplikasi Java yang dapat
diinstall di handphone.
n) Fasilitas Deposit
Fasilitas pemindahbukuan secara otomatis pada sistem Bank.
2) Produk Dana
a) Tabungan
(1) Tabungan Batara
Tabungan multiguna yang aman untuk dana masyarakat dengan
berbagai kemudahan yang terus meningkat.
(2)
Produk tabungan merupakan peremajaan dari produk Tabanas
Batara, diselenggarakan bekerjasama dengan PT. Pos Indonesia
(Persero) melalui loket kantor pos yang telah ditentukan.
(3) Tabungan Haji Nawaitu
Merupakan tabungan yang diperuntukkan bagi calon jemaah haji
dalam rangka persiapan biaya perjalanan ibadah haji.
(4) Tabungan Batara Prima
Tabungan Batara Prima adalah produk tabungan dengan suku
bunga yang tinggi dan fleksibilitas penarikan serta dilengkapi
dengan fitur-fitur menarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
(5) Tabungan Batara Junior
Merupakan peremajaan dari tabungan Batara Pelajar dengan
peruntukan lebih luas untuk semua kalangan yang sensitif
terhadap biaya administrasi bulanan.
(6) TabunganKu
TabunganKu adalah program dari pemerintah untuk perorangan
dengan syarat mudah dan ringan, guna menumbuhkan budaya
menabung serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b) Deposito
(1) Deposito Berjangka Rupiah
Simpanan berjangka dalam bentuk mata uang rupiah (Rp) yang
menguntungkan, terpercaya dan aman.
(2) Sertifikat Deposito
Simpanan dalam bentuk deposito berjangka yang sertifikat bukti
penyimpanannya dapat dipindahtangankan.
(3) Deposito Valas
Merupakan Simpanan berjangka dalam mata uang USD yang
menguntungkan, terpercaya dan aman.
c) Giro
(1) Giro Rupiah
Produk simpanan dengan fleksibilitas tinggi yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan Cek/BG atau
media lainya.
(2) Giro Valas
Produk simpanan dalam denominasi USD dengan fleksibilitas
tinggi yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan Cek/BG atau media lainnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
3) Produk Kredit
a) Kredit Komersial
(1) Kredit Investasi
Fasilitas kredit yang diberikan kepada Perseroan Terbatas, CV,
koperasi, yayasan dan perorangan, dalam rangka pembiayaan
investasi, baik investasi baru, perluasan, modernisasi atau
rehabilitasi.
(2) Kredit Investasi - Industri Terkait dengan Perumahan
Kredit Investasi yang disediakan oleh Bank dalam rangka
pembiayaan investasi khususnya bagi sektor-sektor industri
yang terkait dengan perumahan dan atau usaha-usaha yang dapat
menunjang sektor-sektor dimaksud.
(3) Kredit Modal Kerja
Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN dalam
rangka pembiayaan kebutuhan modal kerja khususnya bagi
sektor-sektor industri yang terkait dengan perumahan dan atau
usaha-usaha yang dapat menunjang sektor-sektor dimaksud.
(4) Kredit Modal Kerja - Kontraktor (KMK - Kontraktor)
Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada
kontraktor atau pemborong untuk membantu modal kerja
didalam menyelesaikan pekerjaan borongan sesuai dengan
kontrak kerja.
(5) Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Kredit modal kerja atau investasi kepada debitur yang bergerak
dalam bidang usaha yang menurut skalanya berstatus sebagai
usaha mikro, kecil dan menengah guna pembiayaan usaha
produktif. Sektor usaha yang dapat dibiayai: industri, dagang,
dan jasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
(6) Kredit Yasa Griya/Kredit Konstruksi (KYG)
Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada
Developer untuk membantu modal kerja pembiayaan
pembangunan proyek perumahan mulai dari:
(a) Biaya pembangunan konstruksi rumah sampai dengan
finishing
(b) Biaya prasarana dan sarana.
b) Kredit Konsumer
(1) KPR Bersubsidi
KPR Bersubsidi diberikan kepada keluarga/rumah tangga yang
baru pertama kali memiliki rumah dan termasuk ke dalam
kelompok sasaran masyarakat berpenghasilan rendah.
(2) KP Sarusun Bersubsidi
Kredit bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah
untuk kepemilikan rumah susun, baik yang ready stock maupun
yang indent.
(3) Kredit Griya Utama (KGU)
Fasilitas kredit dengan peruntukan membeli rumah (baru/lama),
rumah belum jadi (KGU Indent), atau rumah take over.
(4) KPR BTN Platinum
Fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi pemohon/calon debitur
untuk membiayai pembelian tanah dan bangunan rumah tinggal
(baru/lama) dengan maksimal kredit > 150 juta.
(5) Kredit Pemilikan Apartemen (KPA)
Fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi pemohon/calon debitur
untuk membiayai pembelian apartement (baru/lama), apartemen
belum jadi (KPA Indent), atau apartemen take over.
(6) Kredit Agunan Rumah (KAR)
Fasilitas kredit yang diperuntukan bagi pemohon/calon debitur
perorangan untuk berbagai keperluan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
(7) Kredit Ringan Batara (Kring Batara)
Fasilitas kredit kepada karyawan perusahaan/instansi dengan
agunan gaji karyawan.
(8) Kring Batara tanpa Payroll
Fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi pegawai BUMN,
BUMD, PNS, dan TNI/POLRI dengan jumlah pegawai lebih
dari 20 orang.
(9) Kredit Pemilikan Rumah Toko (Ruko)
Fasilitas kredit yang diberikan oleh bank untuk membeli Rumah
Toko (Ruko) guna dihuni dan digunakan sebagai toko.
(10) Kredit Swa Griya (KSG)
Fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai pembangunan
rumah diatas tanah yang telah dimiliki oleh pemohon.
(11) Kredit Swadana
Fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah dengan jaminan
berupa sebagian/seluruh simpanan (baik berupa tabungan
maupun deposito) yang disimpan di bank.
(12) Real Cash
Penyediaan dana tunai bagi nasabah untuk berbagai keperluan
dan dapat ditarik sewaktu-waktu (stand by loan).
e. Bentuk Hukum dan Kerahasiaan Bank
Bentuk hukum Bank Tabungan Negara adalah Bank milik Negara
ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968, yang
kemudian mengalami perubahan tahun 1992 dengan dikeluarkannya PP No.
24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang merupakan pelaksanaan UU No. 7
tahun 1992 bentuk hukum Bank Tabungan Negara berubah menjadi
Perusahaan Perseroan. Sejak saat itu namanya berubah menjadi PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) dengan call name Bank Tabungan Negara.
Berdasarkan kajian konsultan independen, price waterhouse coopers,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
pemerintah melalui menteri BUMN dalam surat Nomor S-554/M-MBU/2002
tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan Bank Tabungan Negara sebagai bank
umum dengan fokus biaya bisnis pembiayaan rumah tanpa subsidi.
Kerahasiaan Bank Tabungan Negara adalah berupa pasiva bank, seperti
tabungan, deposito, kredit nasabah, dan lain-lain. Bank harus menjaga rahasia
tersebut demi menjaga kepercayaan nasabah kepada Bank karena
kepercayaan nasabah pada pihak bank adalah faktor yang paling utama dalam
kemajuan bank.
2. Gambaran Umum PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo
a. Sejarah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Solo pertama kali berdiri
pada tahun 1990 yang merupakan pecahan dari Bank Tabungan Negara
cabang Yogyakarta. Pertimbangan pembukaan cabang baru di Solo karena
kota ini dinilai memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang cukup baik ke
depannya.
Bank Tabungan Negara cabang Solo sebelum menempati lokasi yang
sekarang, sempat mengalami perpindahan kantor sebanyak tiga kali. Pada
tahun 1990, kantor Bank Tabungan Negara pertama kali berdiri di Jl. Slamet
Riyadi No. 228, pada waktu itu kantor masih berstatus kantor sewa. Tahun
1993, kantor Bank Tabungan Negara cabang Solo berpindah ke ruko Beteng
Plasa Blok A 11-12, Jl. Kapten Mulyadi yang juga berstatus sewa. Kantor
yang berada di ruko Beteng Plasa ini bertahan hingga November 1997.
Ketika penghujung tahun 1997, PT. Bank Tabungan Negara cabang
Solo memiliki gedung secara mandiri yang berdiri di Jl. Slamet Riyadi No.
282 Solo 57141, telepon: (0271) 226930, fax: (0271) 726931, 226931, email:
[email protected]. Perpindahan dari bulan Desember 1997 tersebut,
bertahan hingga saat ini yang digunakan untuk aktivitas operasional Bank
Tabungan Negara cabang Solo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
b. Keadaan Fisik dan Operasional PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk. Cabang Solo
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo
beralamat di Jl. Slamet Riyadi No 282, Surakarta, Solo 57141, telepon (0271)
726930, fax (0271) 726931, 226939, email [email protected].
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo
mempunyai luas tanah ±3000 m², luas tanah ±800 m² dan terdiri dari 3 lantai.
Lantai 1 terdiri dari ruang kerja Customer Service, Teller Service dan
Processing, ruang Accounting and Control Unit, ruang Selling Officer, ruang
komputer dan ruang Section Head.
Lantai 2 terdiri dari ruang Branch Manager, ruang rapat, ruang
sekretaris, Loan Service, ruang Loan Administration, ruang General Branch
Administration dan mushola, sedangkan lantai 3 terdiri dari ruang kerja Loan
Recovery, aula, ruang dokumen, dan gudang ATK.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo
memiliki 5 kantor pelayanan yaitu: Kantor Cabang Pembantu Kentingan,
Kantor Cabang Pembantu Mojosongo, Kantor Cabang Pembantu Palur,
Kantor Cabang Pembantu Klaten, Kantor Cabang Pembantu Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
c. Struktur Organisasi PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Solo
Branch Manager
Secretary
DBM Commercial
Housing & Commercial Lending Unit
Relationship Mgt
Consumer Lending Analyst
Commercial Funding & Services Unit
Govern & Corp.
Education Inst. & Others
DBM Consumer
Mortgage & Consumer
Lending Unit
Consumer Loan
Marketing
Consumer Loan Service
Consumer Loan Analyst
Consumer Funding & Services Unit
Consumer Funding
Post Office Aliance
Costumer Care Unit
Costumer Service
Service Quality
Sub Branch
DBM Suporting
Collection & Work Out
Unit
Accounting Control Unit
Operation Unit
Teller Service
Transaction Processing Sub Unit
Teller
Vault
Clearing
Collection
Restructuring Analyst
Legal & Loan
Recovery
Accounting &
Reporting
Internal Control
General Admin
Sub Unit
Loan Admin & Doc
Sub Unit
Human Capital Support
Logistic Support
Loan Administration
Loan Document
Transaction Processing &
IT Support
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. BTN (Persero) Tbk. Cabang Solo
(Sumber: Bank BTN Cabang Solo)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Berikut adalah deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-masing
bagian dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo:
1) Branch Manager (Kepala Cabang)
Fungsi branch manager adalah:
a) Pengembangan Bisnis Cabang
(1) Mengelola hubungan dengan nasabah.
(2) Menyiapkan rencana bisnis untuk cabang.
(3) Membimbing kampanye promosi dan upaya-upaya pemasaran.
b) Perencanaan dan Penyusunan Kebijakan
(1) Menyusun kebijakan cabang sesuai petunjuk kantor pusat.
(2) Menetapkan strategi kinerja untuk seluruh unit cabang.
(3) Membuat perencanaan sumber daya manusia.
c) Pengawasan dan Persetujuan Transaksi Bisnis Cabang
(1) Mengambil keputusan bisnis.
(2) Memberikan persetujuan terhadap transaksi yang tidak lazim.
(3) Memotivasi bawahan dan pekerjaan.
2) Accounting and Control Unit
a) Reporting Staff
(1) Bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan untuk
pihak ekstern.
(2) Bertanggung jawab atas pemantauan laporan keuangan untuk
pihak intern maupun ekstern.
(3) Bertanggung jawab atas keberlangsungan proses dan analisa
laporan kinerja kantor cabang.
b) Internal Control
(1) Bertanggung jawab atas pemeriksaan kebenaran atas alur
transaksi operasional bank apakah telah sesuai dengan aturan
yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
(2) Bertanggung jawab dalam mengkoordinasi tindak lanjut hasil
pemeriksaan ektern maupun intern.
(3) Bertanggung jawab atas kebenaran data-data pada laporan
keuangan.
(4) Melakukan BI checking terhadap data calon debitur guna
analisis pemberian kredit.
3) Retail Service Section Head
a) Staff Loan Service
Tugas dan tanggung jawab staff loan service adalah:
(1) Memberikan pelayanan kredit kepada para nasabah.
(2) Memproses permohonan kredit dan menerima kelengkapan
dokumen dari calon debitur serta membuat Daftar Usulan
Pemohon (DUP).
(3) Melakukan wawancara kepada debitur.
(4) Menganalisa pemberian kredit.
(5) Membahas dan mengevaluasi DUP dalam Rapat Komite Kredit
(RKK).
(6) Menyelenggarakan realisasi kredit.
(7) Memproses pelunasan kredit (penghitungan jumlah pelunasan
kredit).
b) Customer Service
Tugas dan tanggung jawab customer service adalah:
(1) Memberikan pelayanan yang baik dan prima kepada semua
nasabah, baik melalui loket BTN maupun melalui telepon.
(2) Memberikan pelayanan tabungan loket cabang dan tabungan
kantor pos.
(3) Melayani proses pembukaan dan penutupan rekening rupiah dan
valas.
(4) Melayani pembayaran bunga deposito.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
(5) Membantu nasabah untuk melakukan transaksi dengan benar
seperti menjelaskan mengenai persyaratan, prosedur transaksi,
atau mengisi formulir.
(6) Melayani nasabah dalam pengajuan keluhan atau komplain dan
mengupayakan penyelesaian terbaik.
(7) Administrasi transaksi loket.
4) Operation Section Head
a) Teller Service
Tugas dan tanggung jawab teller service adalah:
(1) Melayani setoran tunai angsur kredit pemilikan rumah cabang
sendiri dan cabang lain.
(2) Melayani penarikan dan setoran tunai tabungan.
(3) Memelihara rekening giro.
(4) Melayani pembayaran dan setoran deposito.
(5) Melayani transaksi giro dan penjemputan uang tunai.
(6) Mengelola proses kas cabang.
(7) Melayani kebutuhan nasabah lainnya.
(8) Memastikan keaslian uang tunai yang diterima dari nasabah.
b) Staf Personalia/Logistik (General Branch Administration)
Tugas dan tanggung jawab personalia/logistik adalah:
(1) Melakukan manajemen personalia dan adminstrasi pegawai.
(2) Memastikan cabang mengikuti kebijakan dan prosedur yang
telah ditetapkan.
(3) Memproses transaksi secara efisien dan akurat.
(4) Melakukan logistik, perawatan, dan perawatan gedung.
(5) Mengelola anggaran cabang.
(6) Kesekretariatan.
c) Staff Loan Adminstration
Tugas dan tanggung jawab staff loan adminstration adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
(1) Melakukan survei dan OTS (On The Spot) kepada calon debitur.
(2) Dokumentasi dan administrasi dalam proses kredit.
(3) Melakukan transaksi agunan.
(4) Memproses pelunasan kredit (pengelolaan dokumen pokok).
d) Staff Transaction Processing
Tugas dan tanggung jawab staff transaction processing adalah:
(1) Bertanggung jawab atas seluruh aktivitas operasional bank
office (Operation).
(2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan mengenai
operasional bank baik intern maupun ekstern.
(3) Melakukan perawatan software dan hardware.
(4) Pemrosesan pemindahbukuan.
(5) Memantau dan menjaga kelancaran operasional mesin ATM
cabang.
5) Collection Work Out (CWO)
a) Legal
Tugas dan tanggung bagian Legal adalah melakukan restrukturisasi
kredit yaitu:
(1) Melakukan upaya hukum guna penyelamatan kredit mulai dari
pemberkasan hingga lelang.
(2) Memastikan semua langkah penyelesaian kredit bermasalah
sesuai dengan ketentuan bank dan sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku.
b) Kolektif
Tugas dan tanggung bagian kolektif adalah:
(1) Membuat surat konfirmasi atau surat tagihan dan melakukan
penagihan kepada debitur kolektif.
(2) Melakukan monitoring terhadap pembayaran kredit kolektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
(3) Memeriksa hasil entry (posting) transaksi kolektor yang
dilakukan telller/back office.
(4) Melakukan monitoring dan administrasi data kolektif.
(5) Melakukan administrasi Pph dan fee kolektor.
(6) Melakukan koordinasi kepala seksi atau unit kerja yang terkait
dengan pembayaran kolektif.
(7) Melakukan pembinaan terhadap kolektor bersama debitur
kolektifnya.
c) Staff Pembinaan
Tugas dan tanggung staff pembinaan adalah:
(1) Membuat kronologis pembinaan berikut rekomendasi usulan
penyediaan kredit kepada atasannya.
(2) Melakukan negoisasi akhir sebelum eksekusi pemasangan
pleng/stiker berdasarkan keputusan rekomendasi.
(3) Memberikan usulan alternatif penyelamatan kredit ke bagian
penyelamatan.
(4) Mengadministrasikan berkas/dokumen yang terkait dengan
pembinaan kredit.
(5) Membuat laporan proses pembinaan (harian/mingguan/bulanan
kepada atasan.
(6) Me-review efektivitas pembinaan wilayah binaannya untuk
pembinaan selanjutnya.
(7) Melakukan monitor dan tindak lanjut debitur lunas jatuh tempo
tetapi saldo belum nol.
B. Deskripsi Temuan Penelitian
1. Pengetahuan Umum Tentang Perkreditan
Bank umum sebagai salah satu jenis lembaga keuangan yang
fungsinya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali
kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Bentuk-bentuk penyaluran tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
salah satunya adalah melalui usaha perkreditan. Dalam kehidupan sehari-hari,
kata kredit bukan merupakan perkataan yang asing lagi bagi kita. Perkataan
kredit tidak hanya dikenal oleh masyarakat kota-kota besar, tetapi sampai di
desa-desa pun kata kredit tersebut sudah sangat populer. Kredit sendiri adalah
salah satu bentuk penyaluran dana yang dilakukan oleh PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo. Hal tersebut seperti apa yang telah
diungkapkan oleh Mortgage Consumer and Lending Unit Head (MCLU
Head) BTN Solo, Ibu Pratiwi Setyaningsih:
Memang bank sendiri kan ngga hanya menampung dana masyarakat ya mbak. Kalau dana hanya ditampung begitu saja kan tidak akan ada untungnya, sedangkan kita bekerja itu tujuan utamanya biar dapat untung dari penghasilan yang kita peroleh. Ya walaupun mbak Lia bilang tadi bank punya andil besar di perekonomian Indonesia, tapi usaha mencari untung ya tetap dilakukan, karena kita ini kan BTN, bank umum konvensional bukan syariah. Nah biar bisa untung itu, salah satunya ya lewat pemberian kredit itu. Bunga yang dibayar dari peminjam itulah yang nanti (Wawancara tanggal 20 Oktober 2012)
Kredit sebagai fungsi usaha bank telah mendorong masyarakat luas
untuk menciptakan prudential banking sehingga masyarakat yang sudah
cukup terpelajar dan berpengalaman dengan kondisi perbankan akan lebih
condong menilai prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan dana ke suatu
bank. Kunci utama dari usaha pemberian kredit adalah didasari adanya rasa
kepercayaan antara kedua belah pihak, baik kreditur maupun debitur.
2. Sumber Dana
Bank Tabungan Negara merupakan Badan Usaha Milik Negara yang
berbentuk Persero. BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan langsung yang
berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan, sedangkan Persero BUMN
yang berbentuk Perseroan Terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruhnya atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh Negara RI. 51%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
saham Bank Tabungan Negara memang dimiliki oleh Negara, sedang sisanya
dijual lewat obligasi. Penjualan saham perdana sesuai yang diamanatkan
dalam IPO (Initial Public Offering) dan sekarang oleh beberapa organisasi
seperti Jamsostek dan Galangan Kapal. Namun dengan berjalannya waktu,
Bank Tabungan Negara menghimpun dana secara mandiri melalui
penghimpunan dana dari masyarakat. Dana tersebut dihimpun dalam bentuk
tabungan, deposito maupun produk-produk dana lainnya.
3. Prosedur Pemberian Kredit di PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk. Cabang Solo
Sebagai Upaya Meminimalisir Terjadinya Restrukturisasi Kredit di PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk. ang telah diketahui
bahwa produk kredit yang diberikan oleh BTN itu ada dua jenis, yaitu kredit
komersial dan produk konsumer. Masing-masing dari jenis kredit tersebut
masih memiliki spesifikasi produk yang beragam. Maka dari itu, penelitian
ini hanya akan memfokuskan pada satu jenis produk konsumer yaitu Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) yang sudah diketahui umum merupakan produk
kredit unggulan dari BTN. Fokus penelitian ini diharapkan akan membantu
dalam melakukan analisis yang lebih mendalam.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan fasilitas kredit untuk
keperluan kepemilikan rumah. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah salah
satu paket kredit yang diberikan oleh BTN Solo untuk menjawab tuntutan
kebutuhan masyarakat utamanya masyarakat yang berpendapatan menengah
dan tidak mempunyai dana secara tunai untuk membeli rumah yang dibangun
oleh developer (perusahaan pengembang), untuk dimiliki dan dihuni sendiri
dengan angsuran secara kredit. Prinsip dari KPR adalah membiayai terlebih
dahulu suatu kepemilikan rumah, kemudian pengembalian atas dana
dilakukan oleh debitur dengan cara mengangsur setiap bulannya. Besarnya
suku bunga yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
a. Suku bunga 9,75%: maksimal kredit sampai dengan 75 juta.
b. Suku bunga 9,75%: maksimal kredit 75 juta sampai dengan 250 juta.
c. Suku bunga 7,49%: maksimal kredit 150 juta sampai dengan 350 juta.
d. Suku bunga 7,49%: maksimal kredit 350 juta keatas.
Sebelum calon debitur mengetahui prosedur pemberian Kredit
Pemilikan Rumah (KPR), terlebih dahulu calon debitur harus mengetahui
ketentuan dan persyaratan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk mengajukan
permohonan kredit ini.
a. Ketentuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
1) Agunan, yaitu sertifikat dan IMB atas nama penjual dan PBB tahun
terakhir.
2) Maksimal kredit adalah 70% dari taksasi agunan.
3) Jangka waktu maksimal 25 tahun.
4) Denah lokasi jaminan.
5) Biaya proses:
a) Angsuran pertama:
(1) Provisi : 1% dari maksimal kredit.
(2) Appraisal : minimal Rp 500.000,00.
(3) Notaris : Rp 250.000,00.
b) Asuransi kredit terdiri dari asuransi jiwa dan kebakaran.
c) Akte Pemilikan Hak Tanah (APHT).
d) Tabungan mengendap Rp 500.000,00.
e) Biaya administrasi Rp 250.000,00.
b. Persyaratan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Persyaratan umum pemohon Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
adalah WNI dan berdomisili di Indonesia, telah berusia 21 tahun atau telah
menikah, memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap sebagai pegawai
tetap/wiraswasta/profesional dengan masa kerja/usaha minimal 1 tahun,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
memiliki NPWP Pribadi. Catatan khusus bagi yang sudah menikah sah dan
memiliki suami/istri, pengajuan resmi Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
adalah dengan persetujuan kedua belah pihak serta menunjukkan bukti
perkawinan seperti surat nikah. Apabila di kemudian hari terbukti
melakukan rekayasa atau kebohongan, pihak bank dapat menuntut kejalan
hukum. Pernyataan ini dikuatkan oleh Collection Work Out Head, Bapak
Fariuddin: ...bagi yang sudah menikah, harus bisa tunjukin bukti
pernikahan dong, kayak surat nikah apa kartu keluarga gitu. Kalaupun
datang ke sini, sebisa mungkin kita minta bersama pasangannya. Kalau
ketauan bohong di akhir itu nanti kita bisa ambil jalur hukum lho
(wawancara tanggal 20 Oktober 2012).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Marni yang sudah
menjadi nasabah selama 8 tahun di BTN Solo:
kan mengumpulkan berkas ada yang namanya fotokopi surat nikah mbak. Cuman saya dulu kesini nggak ngajak suami nggak papa tuh mbak, malah cuman dianter sama anak. Tapi disitu kan jelas lah mbak di surat nikah ada foto saya, mosok ya saya ngaku-ngaku pake suami orang, hehe (Wawancara tanggal 2 Januari 2013) Selain itu, Ibu Riastuti yang sedang dalam proses pengajuan kredit
mengatakan:
mau ambil kredit di BTN itu pertimbangannya karena mudah ya prosesnya. Saya lihat lebih mudah dari bank lainnya, katanya di sini juga bunganya lebih ringan dibanding lainnya tu mbak. Prosedurnya cukup jelas ya, syaratnya cuma ngisi formulir, surat pegawai tetap, slip gaji, keterangan belum punya pinjaman, KK, KTP, sama (Wawancara tanggal 2 Januari 2013) Hal tersebut memperkuat adanya persyaratan pengambilan KPR di
BTN Solo dengan menyertakan fotokopi identitas, salah satunya berupa
surat nikah bagi yang sudah menikah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
c. Prosedur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang
Digunakan Oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang
Solo
1) Prosedur Pemrosesan Permohonan KPR
Permohonan diawali dengan calon debitur datang ke BTN di
bagian loan service unit untuk mengutarakan keinginannya atas
permohonan mengambil kredit. Proses permohonan KPR diawali dari
adanya permohonan dari debitur tersebut diterima oleh BTN Solo
termasuk berkasnya hingga dikeluarkannya surat keputusan. Waktu
yang biasa diperlukan adalah sekitar 7 hari kerja. Namun yang terjadi
tidak selalu bisa tepat seperti keinginan, ada kalanya lebih cepat atau
bahkan mundur waktunya. Permohonan kredit, dengan loan service
unit memberikan formulir untuk diisi oleh calon debitur sebagai syarat
pengajuan kredit. Selain itu calon debitur juga harus membuka
rekening tabungan Batara sebagai salah satu syarat permohonan KPR
(bagi yang belum menjadi nasabah BTN). Hal ini ditegaskan oleh
salah satu loan service di BTN Solo, Bapak Wahyono:
kalau itu sudah otomatis iya lah mbak, bahwa calon debitur harus punya tabungan batara. Tapi emang kebanyakan yang ngajuin KPR itu sendiri kan sebelumnya udah jadi nasabah BTN mbak, entah itu cuma pernah nabung atau pernah ngajuin kredit sebelumnya gitu
(Wawancara tanggal 17 Desember 2012).
Mengenai syarat kepemilikan tabungan batara tersebut dibenarkan
pula oleh seorang nasabah bernama Ibu Siani yang berdomisili di
daerah Sumber:
kan sudah jadi nasabah BCA duluan mbak. Jadi pas awal tanya-tanya sama satpam di depan itu dikasih tau kalau emang harus punya rekening. Mulai dari situ saya sudah siap-siap. Nah ternyata emang beneran, pas niatnya mau ngisi formulir di bagian loan service, itu saya ditanya udah punya rekening di sini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
belum, saya jawab belum. Trus habis itu langsung disuruh urusan sama CS-nya buat bukaan (Wawancara tanggal 4 Januari 2013)
Berikut ini adalah hal-hal yang mencakup dalam proses
permohonan kredit:
a) Penjelasan produk kepada calon debitur
(1) Pemilihan produk kredit yang sesuai peruntukan
(2) Cara pengisian formulir pengajuan dengan tepat
(3) Data-data dan berkas pendukung yang harus dikumpulkan
(4) Biaya administrasi yang harus disediakan
b) Pemeriksaan formulir pengajuan kredit
(1) Pemeriksaan kelengkapan pengisian formulir dan kelengkapan
pengumpulan berkas serta data pendukung
(2) Memeriksa kelengkapan dokumen permohonan, yaitu:
(a) Karyawan/pegawai tetap
Mengisi formulir permohonan KPR.
Fotokopi identitas (KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah).
Fotokopi identitas kerja (Kartu Pegawai, NIP, NIS, SK,
Slip Gaji, Keterangan Instansi)
NPWP
Fotokopi tabungan Batara.
(b) Wiraswasta/pegawai tidak tetap
Mengisi formulir permohonan KPR.
Fotokopi identitas (KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah).
Fotokopi tabungan Batara.
SIUP/NPWP perusahaan.
Akte pendirian perusahaan/anggaran dari peusahaan.
Neraca, laporan laba rugi/kuitansi penjualan
SPT tahunan/surat keterangan penghasilan tidak tetap
dari kelurahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
(c) Pekerja profesional
Mengisi formulir permohonan KPR.
Fotokopi identitas (KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah).
Fotokopi tabungan Batara.
Fotokopi surat ijin praktek (misalnya: dokter, apoteker,
akuntan publik, notaris, dan pekerjaan profesional
lainnya)
c) Penerimaan formulir permohonan kredit
Dalam hal ini akan dilakukan pencatatan nama dan tanggal
penerimaan formulir dan kelengkapan berkas permohonan KPR
dari calon debitur.
d) Penindaklanjutan berkas permohonan
Dalam hal ini akan dilakukan penjadwalan mengenai hari dan
tanggal untuk wawancarai calon debitur terkait permohonan kredit
yang telah diajukan.
2) Wawancara
Wawancara dipergunakan pihak bank untuk mengetahui watak dan
karakter dari calon debitur serta informasi tambahan lain yang
diperlukan sebagai tambahan/pendukung syarat permohonan kredit.
Selain itu, wawancara juga difungsikan untuk mengetahui kebenaran
data yang telah ditulis calon debitur dalam form pengajuan kredit.
Wawancara dilakukan sesuai dengan prinsip kredit yaitu 6C
(Character, Capacity, Capital, Colleteral, Condition, and
Compliance) untuk menganalisis kepribadian dan kemampuan calon
debitur. Adanya wawancara sebagai salah satu syarat permohonan
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ini dibenarkan oleh seorang calon
nasabah yang sedang dalam proses permohonan bernama Ibu Yuni:
gampang kok mbak. Awalnya itu kan saya lihat-lihat rumahnya dulu to, yang mana saya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
tertarik terus saya booking. Waktu itu formulirnya saya dikasih sama developer. Itu disuruh ngisi sama ngumpulin syarat-syaratnya sekalian kayak KTP, KK, Karpeg, slip gaji gitu lah mbak. Trus ini tadi saya disuruh dateng ke kantor buat wawancara. Ditanya-tanya gitu, soal gaji juga cukup nggak buat bayar cicilan, trus ditanya juga pengeluaran saya sebulan itu kira-
(Wawancara tanggal 7 Januari 2013) Petugas loan service unit mencatat di buku register permohonan
kredit sebagai bukti bahwa debitur telah melakukan wawancara
dengan petugas loan service yang bertugas waktu itu. Keputusan hasil
wawancara harus ditulis dan dibubuhkan secara jelas dan disetujui
pimpinan loan service. Petugas loan service akan memutuskan
menolak atau merekomendasikan calon debitur tersebut. Jika
direkomendasikan, maka petugas loan service akan membuat Daftar
Usulan Pemohon (DUP) yang berisi tentang perekomendasian calon
debitur. Kelengkapan berkas dan hasil wawancara kemudian diajukan
ke Rakomdit (Rapat Komite Kredit) dengan kriteria memenuhi syarat
penilaian kelayakan. Untuk calon debitur wiraswasta akan
dilaksanakan observasi usaha dengan kriteria diyakini kelayakan
penghasilannya. Hal tersebut ditegaskan oleh bagian loan service
BTN Cabang Solo, Bapak Wahyono:
mbak, kalau yang wiraswasta kita harus on the spot, datang ke tempat usahanya, lihat prospeknya kedepan usahanya itu bagus apa nggak. Kalau bagi yang karyawan swasta, pegawai tetap ataupun PNS, kita biasanya cukup telepon ke kantornya, nanti dihubungkan sama bendaharanya kita tanya gajinya berapa trus kita kroscek sama keterangan yang sudah diberikan sebelumnya lewat
(Wawancara tanggal 12 Desember 2012)
Seorang nasabah KPR subsidi, Bapak Agung mengatakan:
nggak pasti pendapatan saya sebagai wiraswasta. Jadinya dulu itu saya nggak cuma diwawancara, tapi hampir 3 bulan di survey sama pihak sini,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
kebetulan usaha saya juga di rumah aja mbak. Desember kayaknya itu saya ajukan permohonan, baru Maret disetujui, bulan Mei tanda tangan kontrak (Wawancara tanggal 2 Januari 2013)
Selanjutnya diadakan Rakomdit (Rapat Komite Kredit) untuk
memutuskan permohonan kredit disetujui atau ditolak. Rakomdit
dihadiri oleh branch manager, loan service unit, dan retail service
section head. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Wahyono
selaku loan service dari BTN Cabang Solo:
-tama kita kumpulkan dulu formulir dan berkas-berkas permohonan dari calon debitur kemudian dijadwalkan untuk wawancara. Trus nanti kalau udah diwawancarain, kita lakukan analisa dengan mengkroscek kebenaran data yang sudah dikumpulkan sebelumnya. Habis itu, nanti kita masukkan ke DUP yang akan dibahas di Rapat Komite Kredit. Lha Rakomdit itulah nanti yang berhak memutuskan calon itu bisa terima KPR apa nggak (Wawancara tanggal 17 Desember 2012)
3) Pengikatan Kredit
Realisasi kredit yaitu apabila setiap permohonan kredit yang telah
disetujui, nantinya akan dilakukan pengikatan kredit yang melibatkan
pihak-pihak terkait KPR tersebut. Pengikatan kredit dilakukan dengan
penandatanganan perjanjian kredit antara calon debitur dengan pihak
BTN Solo yang disaksikan oleh notaris tertunjuk dan developer rumah
yang dibeli calon debitur. Bapak Fariuddin Hamid selaku Collection
Work Out Head BTN Cabang Solo mengatakan:
mbak, karena perjanjiannya kita yang buat, bukan notaris. Notaris hadir pas akad itu cuma buat saksi dan melegalisasi, artinya notaris nggak ikutan tanda tangan. Tapi cuma menjadi semacam regulator aja (Wawancara tanggal 14 November 2012)
Dalam hal penandatanganan perjanjian, notaris hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Notaris beranggapan bahwa materi yang ada, merupakan materi
perjanjian yang dibentuk berdasarkan asas kebebasan berkontrak.
Sejauh debitur telah menandatangani akta perjanjian, maka dianggap
debitur telah dianggap mengerti dan tunduk atas perjanjian tersebut,
sehingga secara prinsip hukum akta tersebut telah memiliki kekuatan
hukum sebagai alat pembuktian yang kuat. Sebelum dilakukan
penandatanganan, terlebih dahulu telah diberikan penjelasan kepada
calon debitur mengenai kredit yang diterimanya (jenis kredit, jumlah
kredit, angsuran kredit, biaya yang harus dikeluarkan, kewajiban
dalam mengangsur, serta konsekuensi keterlambatan). Setelah
disetujuinya semua penjelasan tersebut, maka akan dilakukan
penandatanganan dan sekaligus menjadi tanda bahwa calon debitur
telah resmi menjadi debitur dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk. Cabang Solo.
4) Realisasi Kredit
Realisasi kredit atau pencairan kredit dilakukan dengan cara
pengkreditan nomor rekening yang telah dibuka oleh debitur, realisasi
dilakukan setelah penandatanganan surat pengikatan kredit selesai.
Normalnya, proses awal hingga realisasi kredit di BTN Cabang Solo
membutuhkan waktu satu minggu (7 hari). BTN Cabang Solo
Wahyono selaku loan service:
-subsidi, karena kan sudah jelas yang ambil ini pasti punya kemampuan finansial bagus ya, setidaknya itu golongan menengah ke atas lah,
sudah kita setujui kreditnya, lima hari buat pemberkasan dan kelengkap (Wawancara tanggal 17 Desember 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Kecepatan realisasi ini memang dibenarkan oleh sejumlah nasabah
diantaranya oleh Ibu Siani yang telah menjadi nasabah selama 4
cepet kok mbak, dulu itu kayaknya nggak nyampe
dua minggu saya udah dikasih kabar kredit udah cair (wawancara
tanggal 4 Januari 2013).
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Bapak Helmi yang sudah
Cepet kok mbak setau saya, sejauh
syarat-syaratnya udah terpenuhi lengkap. Dulu itu saya sekitar
seminggu udah ditelepon, trus suruh
tanggal 7 Januari 2012).
Lamanya waktu realisasi yang dibutuhkan tergantung dari waktu
pemberkasan masing-masing nasabah dan jenis KPR yang diambil.
KPR non-subsidi rata-rata realisasinya lebih singkat daripada KPR
subsidi.
d. Analisis Prinsip 6C pada Permohonan Kredit Pemilikan Rumah
(KPR)
Kredit, seperti halnya produk jasa perbankan lainnya, mempunyai
resiko yang sesuai dengan penggunaan dana tersebut. Untuk itu
pengelolaan usaha bank harus menggunakan kebijaksanaan kredit,
terutama mengenai alokasi penenempatan dana yang dipinjamkannya. Hal
tersebut ditegaskan oleh Bapak Fariuddin yang berkedudukan sebagai
Colection Work Out (CWO) Head BTN Cabang Solo:
kan perjanjian pemberian pinjaman dari bank ke debitur dan pada jangka waktu tertentu akan dikembalikan tepat waktu gitu kan ya mbak Lia. Tapi kita sendiri kan tidak bisa ideal. Implementasinya tetap beda. Macet itu sudah
(Wawancara tanggal 14 November 2012). Dalam hal ini objektivitas sumber dan penggunaan dana perbankan
harus benar-benar diperhitungkan posisinya. Kebijaksanaan pemberian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
kredit yang baik tentunya akan memberikan pendapatan maksimum bagi
bank. Pemberian kredit tanpa analisis terlebih dahulu akan sangat
membahayakan debitur, karena akan memunculkan timbulnya kredit
macet. Penilaian kelayakan dengan menggunakan prinsip 6C digunakan
dalam mengetahui apakah debitur layak menerima kredit yang
dimohonkan kepada pihak bank atau tidak.
Pengajuan permohonan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) kepada
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo debitur terlebih
dahulu harus memberikan keterangan yang sebenarnya menyangkut 6C
(Character, Capacity, Capital, Colleteral, Condition, and Compliance)
dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan debitur
dalam mengembalikan pinjaman/kewajibannya. Hasil dari analisis berbasis
6C tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pihak bank dalam memberikan
keputusan kredit agar terhindar dari resiko di kemudian hari. Agar pihak
bank dalam keputusan memberikan kredit pada debitur mempunyai
keyakinan atas kemampuan debitur, maka pihak bank mengadakan survei
langsung ke lapangan untuk mengetahui benar atau tidaknya informasi
yang diberikan oleh debitur. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh
Bapak Fariuddin selaku CWO Head:
berikan kredit agunannya kan jelas, namanya juga KAR, Kredit Agunan Rumah. Kalau KPR orang pengen punya rumah, tapi kalau KAR orang sudah punya rumah istilahnya itu digadaikan mbak buat dapat uang. Selain itu juga ada yang namanya analisis 6C, nanti didalamnya itu ada yang namanya on the spot, petugas independen datang ke lapangan untuk survei lokasi, itu bener apa nggak keterangan yang sudah diberikan debitur. Nggak cuma KAR, KPR, tapi hampir semua pemberian kredit tu ya pasti ada analisis menyangkut 6C itu tadi. (Wawancara tanggal 20 Oktober 2012).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Adapun analisis 6C tersebut terdiri dari:
1) Character
Dalam hal ini, pihak bank melakukan wawancara dan pengamatan
terhadap debitur mengenai:
a) Sikap, karakter debitur seperti apa?
b) Berapa umur debitur?
c) Debitur memiliki berapa orang istri dan berapa orang anak, serta
masing-masing umur anaknya berapa?
d) Dimana debitur bekerja dan posisi/jabatannya sebagai apa?
2) Capacity
Untuk mengetahui analisis capacity, pihak bank perlu mengetahui
debitur seputar:
a) Apakah pendidikan terakhir debitur?
b) Apa usaha yang dijalankan oleh debitur dan berapa omset atau
penghasilan bersih yang diperoleh per bulannya?
3) Capital
Dalam hal capital, pihak bank perlu mengetahui dengan
wawancara dan pengamatan mengenai:
a) Dari manakah modal yang dimilki debitur diperoleh?
b) Berapa besarnya modal tersebut diperoleh?
4) Collateral
a) Agunan yang dijadikan sebagai jaminan kredit berupa apa?
b) Bagaimana kondisi barang jaminannya?
c) Jaminan yang diajukan milik sendiri atau bukan?
d) Jaminannya memiliki harga jual senilai berapa?
5) Condition
Untuk mengetahui suatu analisis condition, pihak bank perlu
mengetahui hal-hal terkait:
a) Lokasi usahanya dimana?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
b) Prospek usaha kedepannya bagus atau tidak, apabila bagus
disebabkan oleh apa dan apabila kurang bagus faktor
penyebabnya apa?
c) Dalam hal usahanya memiliki banyak pesaing atau tidak?
sebonafit apa saingannya?
6) Compliance
a) Dalam lingkungan debitur pernah terlibat dalam perkara hukum
atau tidak?
b) Apakah debitur sedang terlibat perkara hukum atau tidak?
e. Prosedur Keputusan Permohonan Kredit
Dalam pemberian keputusan atas permohonan kredit dari debitur,
bagian loan service terlebih dahulu mengumpulkan data para pemohon,
kemudian membuat Daftar Usulan Pemohon (DUP). Tidak semua yang
telah masuk daftar pemohon tersebut akan diterima, nantinya setelah
diputuskan dalam Rapat Komite Kredit (Rakomdit) tidak menutup
kemungkinan untuk ditolaknya permohonan dari calon debitur atas
pemberian kredit karena tidak terpenuhinya syarat-syarat maupun berkas.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibu Pratiwi Setyaningsih
sebagai MCLU head di BTN Cabang Solo:
dipenuhinya hal-hal yang perlu lewat wawancara, calon debitur mengumpulkan data-data dan syarat ke bagian loan service yang ada di depan itu lho mbak. Nah, yang sebelah kanan pintu itu kan ada tiga meja dan petugas, mereka itu sebagai pihak yang mengumpulkan data-data dari para calon debitur. Setelah data lengkap, kemudian nantinya akan dilakukan data entry. Kalau sudah, kita akan menganalisis, mengkaji ulang dan memverifikasi apakah dari persyaratan serta data yang dikumpulkan calon nasabah dapat menggambarkan secara pasti calon tersebut mendapatkan keputusan pemberian kredit dari pihak bank atau tidak. Bisa saja dikembalikan lho mbak berkasnya, soalnya nggak lengkap atau
(Wawancara tanggal 20 Oktober 2012).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Apabila permohonan dari calon debitur ditolak, bagian loan service
akan menerbitkan surat penolakan, sedangkan untuk keputusan persetujuan
atas permohonan akan diterbitkan Surat Penegasan Persetujuan Pemberian
Kredit (SP3K). Setelah persetujuan pemberian kredit, nantinya akan
dikeluarkan surat perjanjian kredit yang akan ditandatangani kedua belah
pihak yakni pihak BTN sendiri dengan debitur dihadapan notaris tertunjuk
agar memiliki kekuatan hukum. Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang
dilontarkan oleh Bapak Fariuddin CWO head BTN Solo:
emang dilandasi rasa kepercayaan ya mbak. Tapi wong namanya manusia kan ada saja tingkahnya. Lha buat jaga-jaga pas kita tanda tangan kesepakatan perjanjian kredit, kita tunjuk notaris sebagai saksi. Jadi nanti perjanjian tetap punya kekuatan hukum, gitu ya mbak Lia. (Wawancara tanggal 12 Desember 2012). Penandatanganan atas surat perjanjian kesepakatan kredit tersebut,
dilakukan di atas materai Rp 6.000,00, yang berarti perjanjian tersebut
memiliki kekuatan hukum yang sah sehingga dapat ditindaklanjuti melalui
jalur hukum di kemudian hari apabila terjadi pelanggaran atas perjanjian.
f. Sistem Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo
Unsur pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo terdiri dari:
1) Fungsi yang Terkait Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Berikut ini adalah fungsi-fungsi yang terkait dengan pemberian
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di BTN Cabang Solo:
a) Retail Service Section Head
Retail service section membawahi unit kerja head teller service,
customer service, dan loan service yang tugas dan wewenangnya
dalam pemberian kredit ini sebagai anggota Rakomdit dan pemberi
otorisasi jika permohonan kredit tersebut disetujui.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
b) Loan Service Unit
Loan service unit merupakan unit kerja dibawah retail service
section head yang tugasnya melayani pengajuan permohonan
kredit oleh debitur.
c) Teller Service
Teller service merupakan unit kerja dibawah seksi retail service
section head yang tugas dan wewenangnya melayani nasabah
dalam penyetoran tunai angsuran KPR cabang sendiri maupun
cabang lain.
d) Branch Manager
Tugas dan wewenang branch manager adalah menjadi ketua dalam
pelaksanaan Rakomdit dan memberi otoritas jika dalam rapat
tersebut memutuskan permohonan kredit dari calon debitur
dipenuhi.
e) Accounting Control
Accounting control merupakan unit kerja yang terdiri dari report
dan bookkeeping unit. Tugas dari accounting control adalah
sebagai pengelola data akuntansi dari semua transaksi yang terjadi,
melakukan kontrol terhadap kegiatan yang terjadi dan membuat
laporan keuangan.
2) Dokumen yang Digunakan dalam Pemberian Kredit Pemilikan
Rumah (KPR)
Dokumen yang digunakan dalam proses pemberian Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) di BTN Cabang Solo adalah sebagai berikut:
a) Formulir Permohonan Kredit dan Dokumen Syarat
Kelengkapan Data
(1) Formulir Permohonan Kredit
Formulir dari loan service unit oleh calon debitur digunakan
untuk mengajukan permohonan Kredit Pemilikan Rumah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
(KPR) dan dokumen syarat kelengkapan data calon nasabah
digunakan sebagai keterangan data calon debitur yang
diperoleh loan service unit pada waktu wawancara dilakukan.
(2) Dokumen Pokok Debitur
Dokumen yang disimpan oleh loan service unit setelah debitur
realisasi meliputi sertifikat atas nama debitur, akta jual beli,
surat kuasa menjual, surat kuasa hipotik, IMB atas nama
debitur, dan Akta Pembelian Hak Tanggungan (APHT).
(3) Formulir Checking Bank Indonesia
Formulir ini merupakan formulir yang berisikan data dari calon
debitur untuk diserahkan kepada bookeeping dan control unit
untuk mengetahui kredit calon nasabah di bank lain.
(4) Lembar Hasil Wawancara
Lembar hasil wawancara berisi informasi yang diperoleh
analisis kredit ketika mewawancarai calon debitur guna
keperluan penilaian atas kelayakan kredit yang diajukan.
(5) Daftar Usulan Permohonan (DUP)
(6) Hasil wawancara yang dibuat loan service unit digunakan
sebagai dokumen dalam Rapat Komite Kredt (Rakomdit)
untuk pertimbangan kelayakan permohonan kredit debitur. Isi
daftar usulan pemohon meliputi nomor urut, NIP wawancara,
nama pemohon, umur, lokasi perumahan, tipe rumah, blok
kavling, harga jual, pengajuan permohonan (setuju/tolak),
paraf anggota Rapat Komite Kredit (setuju/tolak), alamat
instansi pemohon, dan nomor telepon pemohon.
(7) Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K)
Surat ini adalah surat persetujuan dari pihak bank yang
mencakup ketentuan dan pesyaratan pihak bank yang
disampaikan kepada debitur. Isi dari SP3K meliputi nama
pemohon, rincian permohonan (jumlah rupiah, jangka waktu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
suku bunga, dan angsuran), biaya prarealisasi, tanda tangan
diatas materai Rp 6.000,00 dan diketahui pejabat BTN.
(8) Surat Perjanjian Debitur Rangkap 5 (SPD5)
(9) Dokumen yang dibuat oleh loan service unit saat realisasi
kredit yang meliputi nomor urut, nama pemohon, tipe rumah,
blok kavling, maksimal kredit yang disetujui, jangka waktu,
suku bunga, angsuran, nomor urut debitur, dan tanda tangan
debitur.
(10) Realisasi kredit yang ditandatangani di atas materai oleh pihak
bank dan debitur melalui surat perjanjian kredit. Hal-hal yang
tertera dalam surat ini mencakup maksimal kredit yang
disetujui dan pasal-pasal mengenai peraturan yang ditetapkan
oleh bank.
b) Surat Penolakan
Surat penolakan berisi pernyataan penolakan permohonan
kredit sesuai dengan keputusan Rapat Komite Kredit (Rakomdit)
yang dibuat oleh loan service unit.
4. Timbulnya Kredit Bermasalah
Sebagian besar kredit bermasalah tidak muncul secara tiba-tiba. Hal
ini disebabkan karena pada dasarnya kasus kredit bermasalah merupakan satu
proses. Banyak gejala tidak menguntungkan menjurus kepada kredit
bermasalah, sebenarnya telah bermunculan jauh sebelum kasus itu sendiri
timbul. Bilamana gejala tersebut dapat dideteksi dengan tepat dan ditangani
secara profesional sedini mungkin, ada harapan kredit yang bersangkutan
masih bisa ditolong. Apalagi bila dilihat dari awal sebenarnya penetapan
prosedur pemberian kredit telah sesuai aturan yang ada. Collection Work Out
Head BTN cabang Solo, Bapak Fariuddin Hamid mengatakan:
berian KPR BTN, pihak BTN itu sebenarnya mulai dari staff loan service, staff loan administration, staff accounting and
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
control section head, staff bookkeeping, staff collection work out, dan branch manager sudah menerapkan prosedur pemberian KPR dengan sangat cermat, teliti, dan hati-hati lho mbak (Wawancara tanggal 14 Oktober 2012). Untuk mengelola resiko kredit dan meminimalkan potensi kerugian,
bank wajib melaksanakan prinsip-prinsip prudential, antara lain menjaga
kualitas aktiva produktifnya dan wajib membentuk penyisihan penghapusan
aktiva produktif. Sebagai acuan untuk menilai kualitas aktiva produktif,
berdasarkan Pasal 4 Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia Nomor
30/267/KEP/DIR menetapkan aturan penggolong kredit atau sering disebut
dengan sistem kolektibilitas kredit sebagai berikut:
a. Lancar (pass) yaitu apabila memenuhi kriteria:
1) Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat.
2) Memiliki mutasi rekening aktif.
3) Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash
collateral)
b. Dalam perhatian khusus (special mention) yaitu apabila memenuhi
kriteria:
1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang belum
melampaui 90 hari.
2) Kadang-kadang terjadi cerukan.
3) Mutasi rekening relatif rendah.
4) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan.
5) Didukung oleh pinjaman baru.
c. Kurang lancar (substandart) yaitu apabila memenuhi kriteria:
1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah
melampui 90 hari.
2) Sering terjadi cerukan.
3) Frekuensi mutasi rekening relatif rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
4) Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih
dari 90 hari.
5) Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur atau
dokumen yang lemah.
d. Diragukan (doubtful) yaitu apabila memenuhi kriteria:
1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah
melampaui 180 hari.
2) Terjadi cerukan yang bersifat permanen.
3) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari.
4) Terjadi kapitalisasi bunga.
5) Dokumentasi hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit
maupun pengikatan jaminan.
e. Kredit macet
1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah
melampaui 270 hari.
2) Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru, atau dari
segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat
dicairkan pada nilai wajar.
5. Pelaksanaan Penyelesaian Kredit Bermasalah di PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo
Kredit bermasalah adalah semua kredit yang memiliki resiko tinggi
karena debitur telah gagal atau menghadapi masalah dalam memenuhi
kewajiban yang telah ditentukan. Kredit bermasalah dapat diartikan suatu
keadaan dimana debitur sudah tidak sanggup membayar sebagian atau
keseluruhan dari jumlah kewajibannya menurut perjanjian dengan pihak
bank, atau telah ada suatu indikasi bahwa debitur berpotensial sebagian
maupun keseluruhan kewajiban tidak mampu dilunasi debitur.
Berdasar tingkat resiko yang ada, Kredit Dalam Pengawasan Khusus
(KDPK) dibedakan menjadi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
a. Kredit dengan kolektibilitas dalam perhatian khusus (special
mention).
b. Kredit bermasalah dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan,
dan macet (non-performing loan).
Kredit yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah performing
loan yang mempunyai kelemahan apabila tidak segera diperbaiki akan
semakin memperburuk keadaan dimana debitur semakin menurun
kemampuannya untuk mengembalikan kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Kredit-kredit ini dimasukkan dalam kolektibilitas Dalam Perhatian Khusus
(DPK) sesuai ketentuan yang telah ada, kemudian bank untuk segera
melakukan tindakan perbaikan agar tidak menjadi Non Performing Loan
(NPL).
Langkah yang harus diambil setelah bank mendeteksi adanya gejala
kredit bermasalah adalah menentukan seberapa besar masalah yang dihadapi
debitur. Hal itu diperlukan karena cara penanganan selanjutnya akan akan
ditentukan oleh tingkat besar kecilnya masalah tadi. Dalam menyelesaikan
kredit bermasalah, pihak PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang
Solo melakukan hal sebagai berikut:
a. Pembentukan Organisasi Intern Bank
Pembentukan ini diadakan untuk membentuk team khusus
yang diberi nama bagian Collection Work Out (CWO) atau bagian
penagihan dan penyelamatan kredit. Pertimbangan adanya CWO
adalah faktor waktu yang dibutuhkan untuk menangani kredit
bermasalah, objektifitas penanganan, pengalaman, dan keahlian
yang diperlukan, jumlah saldo kredit tertunggak dan tingkat
beratnya masalah yang dihadapi. Selanjutnya tim ini yang bertugas
untuk melakukan penagihan dan penyelamatan kredit. Bagian ini
dipimpin oleh seorang kepala unit (supervisor) yaitu Bapak
Fariuddin Hamid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
b. Melakukan Konfirmasi Kepada Debitur.
Konfirmasi dilakukan dengan upaya menghubungi pihak
debitur terlebih dahulu via telepon. Apabila upaya pertama tidak
membuahkan hasil, baru akan dikeluarkan surat penagihan yang
ditujukan ke alamat rumah/instansi tempat debitur berada/bekerja.
Kegiatan ini dilakukan oleh staff CWO antara lain Bapak Purnomo,
Bapak Anton Wibowo, dan Bapak Fariuddin.
c. Penagihan On The Spot
Penagihan ini dilakukan langsung di tempat oleh staff
CWO. Untuk melakukan penagihan on the spot, harus dikirimkan
surat tagihan resmi yang memuat tanggal terakhir pelunasan
tunggakan kredit. Penagihan dari BTN Solo ini dibebankan kepada
Bapak Hadi Suwastojo, Bapak Priyono, Bapak Sri Widodo, Bapak
Didik dan penagihan kolektif oleh Bapak Sehono.
d. Surat Peringatan
Surat peringatan dikeluarkan apabila debitur tidak
menanggapi peringatan sebelumnya. Surat ini biasanya ditempeli
sticker yang bertuliskan keterangan di bawah pengawasan Bank
Tabungan Negara. Surat peringatan dikeluarkan tiga kali disertai
pemanggilan debitur untuk datang ke kantor BTN Solo untuk
memberikan keterangan.
e. Restrukturisasi Kredit
f. Penyelesaian kredit macet melalui Panitia Urusan Piutang Negara
(PUPN) dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
Negara (KPKNL)
Penyelesaian kredit atau eksekusi adalah cara terakhir yang
dapat dilakukan oleh pihak BTN Solo dalam mengatasi masalah
wanprestasi apabila dengan cara-cara sebelumnya debitur masih
tetap melalaikan kewajibannya. Pada awalnya akan dilayangkan
somasi, apabila tidak ada iktikad baik dari debitur maka bank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
memerintahkan debitur mengosongkan rumahnya karena dalam
perjanjian kredit agunan rumah yang menjadi agunan adalah rumah
itu sendiri. Lelang dilakukan dengan bantuan KPKNL Solo ataupun
bantuan Pengadilan Negeri setempat maupun Balai Lelang Swasta,
sehingga pada akhirnya kredit macet dapat dilunasi dengan dicover
hasil penjualan agunan secara lelang.
6. Restrukturisasi Kredit
Berdasarkan Surat Edaran Bank BTN yaitu melalui SE Nomor
19/DIR/DKPB/2009 restrukturisasi kredit merupakan upaya perbaikan yang
dilakukan bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami
kesulitan untuk memenuhi kewajibannya. Restrukturisasi dilakukan terhadap
debitur yang memiliki itikad baik untuk memenuhi kewajibannya, namun
belum memiliki kemampuan keuangan. Restrukturisasi kredit hanya dapat
dilakukan pada kredit yang memiliki kolektibilitas non performing loan
(kurang lancar, diragukan dan macet).
Penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan BTN Solo apabila
mereka masih mempunyai harapan dalam suatu masa tertentu (dengan
bimbingan bank) debitur mampu mengumpulkan dana untuk melunasi kredit
dan bunga tunggakan. Restrukturisasi seperti yang diungkapkan Bapak
Fariuddin selaku CWO head BTN Cabang Solo
sifatnya case by case, kasus demi kasus. Kita tahu sendiri lah kalau kreditnya
BTN itu kan kebanyakan kredit jangka panjang. Jadi Kemampuan nasabah itu
benar-benar harus diperhatikan dari awal (wawancara tanggal 14 November
2012).
Pelaksanaan restrukturisasi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk. Cabang Solo dilakukan oleh divisi khusus yang dibentuk, yaitu
Collection Work Out (CWO). Divisi ini bertugas untuk menjalankan fungsi
pembinaan, penyelamatan dan penyelesaian kredit yang bertujuan untuk
menjaga kualitas aset perusahaan. Langkah awal restrukturisasi adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
melakukan pembinaan kepada nasabah debitur. Pernyataan ini disampaikan
oleh Bapak Fariuddin sebagai CWO head:
nggak bayar kita nggak dapet angsuran. Restrukturisasi ada itu juga salah satu upaya meningkatkan kesehatan bank lho mbak. Sebelum melakukan restrukturisasi, kita lihat dulu usahanya, ukur kemampuannya, lakukan pembinaan. Baru nanti ada tuh yang namanya perpanjang waktu tunggakan,
(Wawancara tanggal 14 November 2012) Adapun yang lazim dilakukan BTN Solo dalam upaya restrukturisasi
adalah melalui:
a. Pengurangan tunggakan bunga dan atau denda.
b. Penjadwalan kembali pembayaran kredit (rescheduling).
c. Penundaan pembayaran angsuran (grace period).
d. Pengurangan tunggakan pokok.
e. Penurunan suku bunga kredit.
f. Alih debitur.
g. Penghapus bukuan (write off).
h. Reaktif.
C. Pembahasan
1. Prosedur Pemberian Kredit di PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk. Cabang Solo
Perlu diketahui bahwa jenis produk yang disediakan oleh BTN Solo
meliputi produk jasa dan layanan, produk dana, dan produk kredit. Produk
kredit sendiri dispesifikasikan ke dalam dua jenis kredit, yaitu komersial dan
konsumer. Masing-masing dari jenis kredit itu memiliki ragam produk yang
sangat bervariasi. Sebenarnya secara garis besar, prosedur pemberian kredit
yang ditempuh oleh BTN Solo itu hampir sama antara produk kredit satu
dengan yang lain. Namun untuk memperdalam pengetahuan akan prosedur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
tersebut, penelitian akan memfokuskan pada satu jenis prosedur pemberian
produk kredit konsumer yaitu Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah salah satu jenis dari kredit
konsumer yang diberikan oleh BTN yang dapat dipergunakan oleh debitur
untuk pemenuhan kebutuhan akan tempat tinggal/kepemilikan rumah dengan
jaminan rumah tinggal/apartemen/ruko/rukan milik nasabah debitur seperti
sertifikat dan IMB. Kredit ini diberikan dengan jangka waktu yang sangat
fleksibel sampai dengan 25 tahun, dengan perlindungan asuransi jiwa kredit
dan asuransi kebakaran. Syarat permohonan atas Kredit Pemilikan Rumah
(KPR) adalah WNI dan berdomisili di Indonesia, telah berusia 21 tahun atau
telah menikah, memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap sebagai pegawai
tetap/wiraswasta/profesional dengan masa kerja/usaha minimal 1 tahun, dan
memiliki NPWP pribadi.
Sesuai dengan Surat Edaran BTN yakni SE No. 11/PD/CMO/2011
Tentang Pedoman Kebijakan Perkreditan Bank untuk PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk., kredit yang diberikan pada dasarnya mengandung
resiko yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan bank, maka dalam
pengelolaan kegiatan usaha khususnya perkreditan bank harus membuat dan
melaksanakan kebijakan perkreditan berdasarkan prinsip kehati-hatian.
Dalam mengajukan permohonan kredit ini, prosedur-prosedur yang runtut
harus ditempuh oleh calon debitur. Pada awalnya calon debitur harus datang
ke kantor BTN Solo dan menuju bagian loan service untuk mengutarakan
keinginannya mengambil kredit. Bagian loan service mengambil peran utama
dalam proses awal pengajuan permohonan kredit ini, karena loan service
adalah yang melakukan wawancara dan mengumpulkan data utama lewat
pengisian formulir permohonan pengajuan kredit oleh calon debitur. Dalam
melakukan wawancara, petugas loan service harus mendasarkan pada analisis
6C yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition, dan
Compliance. Masing-masing kriteria akan memberikan gambaran pihak bank
tentang watak pribadi, kemampuan, modal yang dimiliki, agunan yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
dijaminkan, kondisi usaha, serta kepatuhan terhadap hukum calon debitur.
Setelah wawancara menyangkut 6 analisis tersebut dilakukan, pihak bank
akan memberikan keputusan pengajuan awal Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
disetujui atau ditolak.
a. Kriteria Pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang Disetujui
Berdasarkan Analisis Prinsip 6C
1) Character
a) Tidak pernah mempunyai pinjaman di bank lain
b) Seandainya mempunyai pinjaman di bank lain raportnya harus
bersih (sistem pembayarannya lancar)
c) Hubungan dengan relasi terjalin dengan baik
2) Capacity
a) Pendapatan mencukupi untuk membayar angsuran
3) Capital
a) Tempat kerja calon debitur bonafit
4) Collateral
a) Jaminan/ agunan mencukupi dan marketable
5) Condition
a) Prospek usaha bagus dan berada di tempat strategis
6) Compliance
a) Tidak sedang berurusan atau terlibat dengan hukum atas suatu
pelanggaran baik perdata maupun pidana.
b. Kriteria Pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang Ditolak
Berdasarkan Analisis Prinsip 6C
1) Character
a) Mempunyai masa lalu/riwayat kredit yang tidak baik
b) Pernah memiliki pinjaman di bank lain tetapi sering menunggak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
2) Capacity
a) Pendapatan tidak mencukupi untuk membayar angsuran pinjaman
3) Capital
a) Jenis usaha yang sedang dijalankan calon debitur diragukan/ tidak
berprospek baik
b) Tempat kerja calon debitur kurang bonafit
4) Collateral
a) Jaminan/ agunan kurang nilainya atau tidak mencukupi
b) Jaminan/ agunan kurang marketable
5) Condition
a) Prospek usaha tidak bagus
b) Tempat usahanya berada di tempat yang kurang bahkan tidak
strategis
6) Compliance
a) Calon debitur ternyata diketahui sedang berurusan atau terlibat
dengan hukum atas suatu pelanggaran baik perdata maupun pidana.
Walaupun pada kenyataannya, wawancara yang dilakukan oleh
petugas loan service di BTN Cabang Solo tidak selalu berpedoman pada asas
yang runtut prinsip 6C di atas, petugas dan beberapa nasabah mengaku
wawancara dilakukan untuk mengetahui kamampuan finansiil terkait cicilan
hutangnya kepada bank tiap bulannya, nasabah mengungkapkan petugas
mempertanyakan terkait penghasilan dan besaran pengeluaran per bulan
mereka.
Berikut ini adalah syarat-syarat dokumen permohonan yang harus
dilengkapi oleh pemohon kredit yang lolos uji 6C:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Tabel 4.1 Dokumen Permohonan
Dokumen Pegawai/
Karyawan
Wiraswasta/
Swasta/
Pemilik
Profesional
Form aplikasi kredit
Fotocopy KTP, Kartu Keluarga, Surat
Nikah/ Cerai
Pas foto terbaru pemohon & pasangan
Asli slip gaji terakhir atau Surat
Keterangan Penghasilan - -
Fotocopy SK Pengangkatan Pegawai
Tetap - -
Fotocopy tabungan/ giro di bank BTN/
bank lain min. 3 (tiga) bulan terakhir
Fotocopy SPT Pph Ps.21 untuk kredit >
Rp 50 juta s/d Rp 100 juta
Fotocopy NPWP untuk permohonan
kredit > Rp 100 juta
Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan
berikut perubahannya, SIUP, TDP &
SITU
- -
Fotocopy ijin-ijin praktek - -
(Sumber: www.btn.co.id)
Pengumpulan dokumen bersamaan dengan dilakukannya on the spot
oleh loan administration bagi calon nasabah wiraswasta. Dokumen-dokumen
permohonan tersebut dikumpulkan disertai dengan pembuatan Daftar Usulan
Pemohon (DUP) oleh bagian loan service yang akan disampaikan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
branch manager dalam Rapat Komite Kredit (Rakomdit). Dalam rapat
tersebut, akan dibahas mengenai layak atau tidaknya penerimaan atas
permohonan kredit dari para calon debitur. Apabila rapat memutuskan kredit
calon debitur ditolak, maka loan service menerbitkan surat penolakan yang
salah satunya akan dikirimkan ke calon debitur. Sebaliknya apabila
diputuskan untuk menyetujui maka loan service akan menerbitkan Surat
Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K), yang nantinya akan disusul
dengan penerbitan surat Perjanjian Kredit (PK) yang ditandatangani debitur
dengan BTN Solo di depan notaris yang ditunjuk dan disaksikan oleh pihak
developer.
Berikut ini adalah tahapan proses kredit yang ada di PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo:
Gambar 4.2 Alur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
(Sumber: BTN Cabang Solo)
Aplikasi permohonan
kredit
Wawancara Verifikasi data/analisa
OTS/taksasi jaminan
Rapat Komite Kredit
(RAKOMDIT)
Diterima
(SP3K)
Ditolak
Akad
kredit
Surat
tolakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
2. Restrukturisasi Kredit di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Cabang Solo
Dalam pemberian kredit termasuk KPR BTN, pihak BTN Solo mulai
dari staff loan service, staff loan administration, staff accounting and control
section head, staff bookepping, staff collection work out, dan branch
manager, telah melakukan prosedur pemberian kredit dengan sangat cermat,
teliti, dan hati-hati.
Upaya pembinaan dan pengawasan juga terus dilakukan oleh pihak
Collection Work Out kepada para debitur, namun resiko terjadinya kredit
macet memang susah untuk dihindari mengingat banyaknya nasabah debitur
dengan wataknya yang sangat beragam. Faktor-faktor dominan yang biasanya
menyebabkan kredit macet di BTN Solo diantaranya karena debitur
mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan debitur mengalami
kebangkrutan/pailit. BTN Solo selalu berusaha memberi pilihan yang terbaik
bagi para nasabahnya termasuk nasabah debitur. Dalam upaya mengatasi
kredit macet, BTN Solo tetap memperhatikan aspek kemanusiaan seperti
melihat kemampuan penghasilan debitur, keadaan ekonomi keluarga debitur,
dan tentunya mengenai iktikad baik yang ditunjukkan debitur dalam
penyelesaian kredit macetnya tersebut. Salah satu upaya BTN Solo dalam
menanggulangi kredit macet dengan memperhatikan iktikad baik debitur
adalah melalui jalan restrukturisasi kredit.
Restrukturisasi kredit di BTN Solo dilakukan oleh bagian Collection
Work Out yakni oleh Bapak Baehaqi. Adapun yang lazim dilakukan bank
adalah melalui:
a. Pengurangan Tunggakan Bunga dan atau Denda
Pengurangan (discount) bunga/denda adalah berarti akan
mengurangi pendapatan bunga/denda pihak bank karena
pembayaran dari debitur berkurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
b. Penjadwalan Kembali Pembayaran Kredit (Rescheduling)
Jangka waktu perpanjangan masa pembayaran kembali kredit tidak
boleh terlalu lama. Apabila bank merasa perlu mengadakan
perpanjangan masa pembayaran kembali yang kedua dan
seterusnya, hal tersebut hanya dapat diberikan apabila bank yakin
bahwa kondisi keuangan debitur telah menjadi lebih baik dibanding
sebelumnya. Adapun jenis penjadwalan ulang meliputi:
1) Penjadwalan Ulang Sisa Pinjaman (PUSP), artinya yang
dijadwal ulang adalah sisa pokok, sedangkan tunggakan bunga
harus nol (dibayar oleh debitur)
2) Penjadwalan Ulang Sisa Tunggakan (PUST), artinya yang
dijadwalkan adalah tunggakan pokok/tunggakan bunga/dua-
duanya yakni tunggakan pokok dan tunggakan bunga.
c. Penundaan Pembayaran Angsuran (Grace Period)
Hal ini terdiri dari 3 komponen meliputi pokok, bunga, dan
angsuran. Untuk Grace Period (GP) angsuran dan GP pokok,
komponen pokok bisa ditagih secara khusus (tidak diatur).
d. Pengurangan Tunggakan Pokok
Pengurangan/diskon tunggakan pokok dilakukan sesuai
kesepakatan antara pihak bank dan debitur setelah dilakukan
penyesuaian kemampuan finansial debitur.
e. Penurunan Suku Bunga Kredit
Penurunan ini juga dilakukan setelah adanya penyesuaian besaran
pokok pinjaman dan besarnya kemampuan maksimal yang dapat
diberikan oleh debitur dalam melunasi pinjaman.
f. Alih Debitur
Pengalihan dilakukan dari debitur lama ke debitur baru yang sesuai
dengan tuntutan bank.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
g. Penghapus Bukuan (Write Off)
Dilakukan dengan mengubah status account dengan kriteria
h. Reaktif
Dilakukan dengan mengubah status account
3. Analisis Prosedur Pemberian Kredit Sebagai Upaya Meminimalisir
Terjadinya Restrukturisasi Kredit
Lembaga keuangan terdiri dari dua jenis yaitu yang tergolong bank
dan bukan bank. Bank sebagai salah satu yang mengambil peran penting
dalam perekonomian di Indonesia perlu mendapatkan perhatian khusus dari
para pelaku dan lingkungannya. Bank sebagai badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada pihak-pihak yang
membutuhkan. Penyaluran dana dari pihak bank ini tak terkecuali BTN Solo
adalah melalui pemberian kredit.
Pemberian kredit agar dapat berjalan dengan lancar haruslah menaati
prosedur pemberian kredit secara runtut dan tepat, baik dari pihak bank
maupun debitur. Pemohonan kredit oleh para calon nasabah debitur di BTN
Solo pada awalnya harus disampaikan terlebih dahulu kepada bagian loan
service. Bagian ini mengambil peran utama pada awal permohonan kredit
karena bagian inilah yang melakukan wawancara awal dan mengumpulkan
berkas permohonan dari nasabah. Melalui wawancara dan penelitian berkas,
akan terseleksi calon debitur mana yang layak diterima dan ditolak. Apabila
diterima, loan service akan memasukkan nama calon debitur ke Daftar
Usulan Pemohon (DUP) yang nantinya akan disampaikan kepada branch
manager. Namun apabila permohonan ditolak, maka berkas dikembalikan.
Prosedur pemberian kredit tidak bisa lepas dari analisis berbasis 6C
yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition, dan Compliance.
Analisis yang dimaksud adalah mencakup analisis watak, analisis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
kemampuan, analisis modal, analisis agunan kredit, analisis kondisi/prospek
usaha, dan analisis kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang. Analisis
berkas dan laporan analisis berbasis 6C lebih lanjut dibahas oleh branch
manager dalam Rapat Komite Kredit (Rakomdit). Dalam forum inilah
nantinya akan diputuskan kelayakan calon debitur untuk diterima
permohonan kreditnya atau tidak. Apabila ditolak, maka berkas dikembalikan
dan apabila diterima nantinya akan dilakukan upaya penindaklanjutan seperti
pembuatan Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K) dan
penandatanganan atas perjanjian kredit antara pihak bank dan debitur di
depan notaris tertunjuk dan disaksikan oleh perwakilan pihak developer.
Prosedur pemberian kredit tersebut dilaksanakan sesuai peraturan
yang telah ditetapkan, walaupun implementasinya tidak dapat secara tepat
keseluruhannya karena suatu kondisi yang melatarbelakangi baik dari pihak
bank maupun debiturnya. Resiko kredit macet selalu ada di dalamnya. Namun
demikian, keseluruhan prosedur pemberian kredit tersebut dilakukan dengan
runtun dan tepat, disertai dengan kecermatan dan sikap kehatian-hatian dari
pihak bank serta kerja sama yang baik dari pihak debitur, nantinya diharapkan
sebagai upaya meminimalisir terjadinya restrukturisasi kredit.
4. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Upaya Meminimalisir
Terjadinya Restrukturisasi Kredit di PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk. Cabang Solo
Dana yang banyak disalurkan BTN Solo melalui kredit kepada
nasabah debitur sebagian besar adalah simpanan dari nasabah bank, baik
tabungan, deposito, maupun simpanan lainnya. Laba yang diperoleh bank
merupakan selisih dari pemberian suku bunga simpanan dengan suku bunga
kredit yang dibebankan kepada debitur setelah dikurangi beban-beban yang
harus dibayarkan oleh bank, seperti gaji karyawan dan biaya operasional
lainnya. Namun tidak semua dari kredit yang tersalurkan tersebut
memberikan keuntungan atau laba pada BTN Solo. Hal tersebut dikarenakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
banyak dari kredit tidak dapat terhindar dari resiko kemacetan, tak terkecuali
Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Apalagi KPR adalah produk unggulan BTN
Solo dan menyumbang sebagian besar dari total keseluruhan jumlah
penyaluran dana lewat kredit yang ada di sana. Semakin besar kredit macet
yang terjadi, akan semakin menyulitkan usaha bank termasuk juga
mengurangi tingkat kesehatannya. Untuk dapat mempertahankan
keberlangsungan usaha dan kestabilan kesehatan bank, BTN melakukan
upaya restrukturisasi kredit, termasuk KPR.
Dalam usahanya mengurangi terjadinya resiko kredit bermasalah
sehingga mengakibatkan harus diadakannya restrukturisasi kredit di BTN
Solo, terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat yang kembali
harus diperhatikan untuk meningkatkan kinerja.
a. Faktor Pendukung Dalam Upaya Meminimalisir Terjadinya
Restrukturisasi Kredit
1) Faktor Intern
Faktor pendukung intern ini berasal dari bank itu sendiri, biasanya
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) BTN Solo memiliki bidang yang dinamakan Collection Work Out
yang tugasnya melakukan pembinaan debitur bermasalah sampai
bila pada akhirnya harus melakukan restrukturisasi kredit.
b) Dalam pemberian kredit, mulai dari proses awalnya bank telah
melaksanakan prinsip kehati-hatian (prudential banking) mulai dari
staff loan service, staff loan administration, staff accounting and
control section head, staff bookkeeping, staff collection work out,
dan branch manager.
c) Telah diadakannya analisis-analisis pada calon debitur sebelum
keputusan pemberian kredit, seperti analisis watak melalui
wawancara, on the spot, dan analisis berbasis 6C.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
2) Faktor Ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor yang bukan berasal dari bank, yaitu
berasal dari pihak debitur antara lain:
a) Debitur memberikan keterangan yang benar-benar apa adanya,
tidak membuat-buat atau merakayasa suatu kondisi pada saat
mengajukan permohonan kredit.
b) Debitur membayar angsuran pokok dan bunganya secara rutin
berkala sesuai perjanjian kontrak kredit yang telah ditandatangani
dengan pihak bank.
c) Debitur membina hubungan dan komunikasi yang baik dengan
pihak BTN Solo.
b. Faktor Penghambat Dalam Upaya Meminimalisir Terjadinya
Restrukturisasi Kredit
1) Faktor Intern
Faktor penghambat intern ini berasal dari bank itu sendiri, biasanya
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Kadang kala petugas dan pengambil keputusan kredit hanya
mengutamakan pengejaran target peluncuran dana tanpa
mempertimbangkan faktor resiko yang dapat terjadi sewaktu-
waktu. Padahal sudah ada ketentuan mengenai Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK) sesuai taksasi nilai agunan.
b) Karena banyaknya jumlah nasabah KPR BTN, pihak bank tidak
selalu dapat memantau dan menjalin hubungan komunikasi yang
baik dengan nasabah debiturnya.
c) Petugas bank tidak sepenuhnya memahami keseluruhan dari
laporan-laporan keadaan usaha debitur.
d) Petugas bank yang mengelola rekening tidak secara aktif tanpa
diminta, untuk selalu melaporkan pergerakan rekening debitur
utamanya yang diluar kewajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
2) Faktor Ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor yang bukan berasal dari bank, yaitu
berasal dari pihak debitur antara lain:
a) Debitur tidak memberikan keterangan yang benar-benar apa adanya
pada dirinya dan lingkungannya, hanya mengutamakan dana segar
yang akan didapat dari bank saja.
b) Debitur mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau
kepailitan usaha, sehingga mengurangi bahkan menghilangkan
penghasilan guna membayar angsuran kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan yang telah
dipaparkan, berikut adalah simpulan yang dapat dihubungkan pula dengan
jawaban dari perumusan masalah dan tujuan dari penelitian:
1. Penyaluran dana bank lewat kredit yang dilakukan oleh PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo melalui dua jenis kredit yaitu kredit
komersial dan konsumer. Salah satu jenis produk kredit konsumer adalah
Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Prosedur pemberian KPR sesuai yang telah
diatur melalui Surat Edaran BTN yakni SE No. 11/PD/CMO/2011 Tentang
Pedoman Kebijakan Perkreditan Bank untuk PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk., yaitu diawali dengan pemrosesan permohonan KPR.
Pemrosesan ini diawali dengan penjelasan mengenai produk terkait kepada
calon debitur termasuk pengisian formulir dan penjelasan biaya-biaya yang
dibutuhkan, kemudian pemeriksaan pengisian formulir oleh loan service dan
penindaklanjutan berkas permohonan dari calon debitur. Setelah pemrosesan,
tahap selanjutnya adalah wawancara sesuai jadwal yang telah disepakati.
Wawancara ini ditujukan untuk menganalisis debitur terkait 6C yaitu
Character, Capacity, Capital, Colleteral, Condition, dan Compliance.
Masing-masing untuk mengetahui watak, kemampuan, modal,
jaminan/agunan, kondisi usaha dan kepatuhan hukum dari calon debitur.
Setelah wawancara dan adanya keputusan pemberian kredit, akan diadakan
pengikatan kredit yaitu proses penandatanganan kontrak perjanjian yang
melibatkan pihak terkait KPR, yaitu pihak BTN dan nasabah yang disaksikan
oleh notaris tertunjuk dan pihak developer. Barulah setelah itu nantinya akan
ada realisasi kredit/pencairan dana yang masuk ke rekening debitur sejumlah
permohonan yang disetujui BTN Solo.
2. Restrukturisasi kredit di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang
Solo telah ditegaskan melalui Surat Edaran Bank BTN yaitu melalui SE
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Nomor 19/DIR/DKPB/2009, restrukturisasi kredit merupakan upaya
perbaikan yang dilakukan bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur
yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya. Restrukturisasi
dilakukan terhadap debitur yang memiliki itikad baik untuk memenuhi
kewajibannya, namun belum memiliki kemampuan keuangan. Restrukturisasi
kredit hanya dapat dilakukan pada kredit yang memiliki kolektibilitas non
performing loan (kurang lancar, diragukan dan macet). Sesuai dengan Surat
Edaran BTN tersebut, pola dan ketentuan restrukturisasi kredit terdiri dari
tujuh pola, yaitu Penjadwalan Ulang (PUL), Penundaan Pembayaran
Angsuran (grace periode), Pengurangan Tunggakan Bunga dan/Denda,
Pengambilalihan Asset Debitur (set off), Penurunan Suku Bunga Kredit dan
Pengurangan Tunggakan Pokok Kredit.
3. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah salah satu produk unggulan dari BTN
Solo yang menempati posisi unggul dibandingkan dengan jenis kredit lain
yang ditawarkan. Kuantitas kredit yang disalurkan baik dilihat dari segi
nominal maupun jumlah nasabah debiturnya juga menyumbang mayoritas
dari keseluruhan jumlah kredit yang berhasil disalurkan. Resiko penyaluran
kredit selalu ada, apalagi untuk jumlah nominal dan nasabah yang banyak
seperti KPR. Maka dari itu, hal-hal yang dari awal sangat perlu diperhatikan
adalah prosedur pemberian kreditnya. Prosedur ini tidak hanya harus dipatuhi
oleh pihak bank sebagai penyalur dana saja, tetapi juga oleh debitur. Oleh
karena itu, sangatlah penting dilakukan analisis 6C termasuk analisis watak
dan analisis lainnya yang dibutuhkan terkait pertimbangan bank untuk
menerima atau menolak permohonan kredit seorang calon debitur. Dari
adanya prosedur pemberian kredit serta analisis yang tepat dari awal, yang
tidak hanya dipatuhi oleh pihak bank tetapi juga calon debitur, diharapkan
sebagai upaya meminimalisir terjadinya kredit bermasalah ketika jatuh tempo,
yang pada artinya harus dilakukan tindakan restrukturisasi.
4. Terdapat faktor pendukung dan penghambat terkait upaya meminimalisir
terjadinya restrukturisasi kredit di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Cabang Solo. Faktor pendukung yang dominan dari pihak intern bank adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
BTN Solo memiliki bidang yang dinamakan Collection Work Out yang
tugasnya melakukan pembinaan debitur bermasalah sampai bila pada
akhirnya harus melakukan restrukturisasi kredit, sedangkan faktor pendukung
dominan dari pihak ekstern yaitu debitur memberikan keterangan yang
benar-benar apa adanya, tidak membuat-buat atau merakayasa suatu kondisi
pada saat mengajukan permohonan kredit. Kemudian untuk faktor
penghambat upaya meminimalisir terjadinya restrukturisasi kredit adalah
debitur mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau kepailitan usaha,
sehingga mengurangi bahkan menghilangkan penghasilan guna membayar
angsuran kredit.
B. Implikasi
Berdasarkan penelitian dan kesimpulan yang telah diungkapkan di atas,
berikut ini adalah implikasi yang dapat dikaji baik dari segi teoritis maupun
praktis, antara lain:
1. Implikasi Teoritis
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai produk kredit dengan
jumlah penyaluran dana yang mendominasi dari total keseluruhan kredit yang
berhasil disalurkan BTN Solo, hendaknya perlu diperhatikan prosedur
pemberiannya. Hal-hal yang sangat perlu diperhatikan oleh bank dalam
penyalurannya adalah apakah unsur-unsur dalam pemberian kredit telah
dipenuhi secara baik, dan bagaimana proses penggunaan serta pemeliharaan
kredit itu dilakukan para pihak berkepentingan secara berkesinambungan dari
awal pemberian hingga saat pelunasannya. Tahap awal yang harus
dipertimbangkan bank sebelum melaksanakan keputusan pemberian kredit
termasuk KPR adalah terpenuhinya kriteria calon debitur atas analisis 6C,
yaitu Character, Capacity, Capital, Colleteral, Condition, dan Compliance.
Masing-masing untuk mengetahui watak, kemampuan, modal,
jaminan/agunan, kondisi usaha dan kepatuhan hukum dari calon debitur. Hal
ini sangat diperlukan untuk meminimalisir resiko kredit yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
berpotensi menjadi kredit bermasalah sehingga mendorong bank untuk
melakukan tindakan restrukturisasi.
2. Implikasi Praktis
Penerapan prosedur pemberian kredit khususnya KPR di BTN Solo
sebagai produk kredit dominan yang diluncurkan telah dilakukan sesuai
prosedur. Penerapan prosedur yang tepat akan mengurangi dampak buruk
pada saat jatuh tempo termasuk restrukturisasi. Kenyataannya, total debitur
NPL dari tahun 2007-2011 di BTN Solo semakin meningkat masing-masing
471, 521, 442, 423, dan 452. Kenaikan NPL ini ternyata disebabkan adanya
kenaikan pula pada jumlah debitur dari tahun ke tahun, masing-masing
12.264, 12.581, 12.873, 13.485, dan 13.594. Kenaikan jumlah nasabah
dengan bawaan watak yang berbeda semakin memberi tantangan bagi pihak
bank untuk lebih secara mendalam dalam melakukan analisis terkait 6C di
awal pemrosesan permohonan kredit. Namun apabila dihitung tren kenaikan
NPL dalam prosentase dengan tahun 2007 sebagai tahun dasar, maka berikut
adalah tren kenaikan/penurunan dari tahun 2008-2011 masing masing sebesar
10,6% (naik), 6,2% (turun), 10,2% (turun), dan 4% (turun).
C. Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian dan implikasi yang telah
dipaparkan, berikut ini adalah saran yang dapat diberikan antara lain:
1. BTN Solo lebih mempertegas kembali prinsip kehati-hatian (prudential
banking) yang telah ditetapkan dalam prosedur pemberian kredit termasuk
KPR sampai dengan tahap pengembaliannya, karena bank dapat menilai
iktikad baik seorang nasabah salah satunya dengan jalan terpenuhinya semua
berkas dan syarat permohonan kredit pada proses awal permohonan.
2. Manajemen bank sebaiknya memberikan tenggang waktu yang lebih kepada
petugas terkait pemberian kredit sehingga pelaksanaan analisis penilaian
kelayakan pemberian kredit dapat berjalan optimal, termasuk terpenuhinya
keseluruhan analisis yang termuat dalam prinsip 6C.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120 3. Pada tahap awal proses pemberian kredit, bank jangan hanya terpaku pada
nilai agunan saja. Analisis mendalam terhadap prospek usaha calon debitur
perlu dilakukan. Hal ini terkait penyebab kredit bermasalah pada KPR adalah
didominasi oleh kepailitan usaha nasabah.
4. Perhitungan tren kenaikan/penurunan prosentase atas NPL dari tahun 2008-
2011 dengan 2007 sebagai tahun dasar menggambarkan selama tahun 2008-
2010 terjadi penurunan jumlah NPL, namun tahun 2011 kembali naik
dibandingkan tahun sebelumnya (2010). Hal ini perlu kembali diperhatikan
oleh manajemen bank untuk kembali meningkatkan asas manajemen
pengelolaan bank dengan baik dan sejalan dengan asas perbankan yang sehat,
termasuk prosedur pemberian kreditnya, mengingat jumlah debitur KPR dari
tahun ke tahun juga meningkat dengan bawaan karakter dan watak yang
berbeda-beda. Selain itu, upaya restrukturisasi juga perlu dilakukan apabila
memang keadaan kredit bermasalah semakin meningkat, hal ini terkait pula
sebagai upaya bank mempertahankan tingkat kesehatannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Top Related