0822.1433.5957, penjual kopi hijau biji | biji kopi hijau | kopi hijau organik
ANALISIS POTENSI INVESTASI KOPI BERBASIS SPASIAL DI DESA … · 2020. 2. 14. · Analisis Potensi...
Transcript of ANALISIS POTENSI INVESTASI KOPI BERBASIS SPASIAL DI DESA … · 2020. 2. 14. · Analisis Potensi...
ANALISIS POTENSI INVESTASI KOPI BERBASIS SPASIAL DI DESA UJUNGBULU KECAMATAN
RUMBIA KABUPATEN JENEPONTO
MAGFIRA ANGRIANI NIM: 105960201115
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
ii
ANALISIS POTENSI INVESTASI KOPI BERBASIS SPASIAL DI DESA UJUNG BULU KECAMATAN
RUMBIA KABUPATEN JENEPONTO
MAGFIRA ANGRIANI 105960201115
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
iii
iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
Analisis Potensi Investasi Kopi Berbasis Spasial di Desa Ujung Bulu,
Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto adalah benar merupakan hasil karya
yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun.
Semua sumber data dan informasi atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Makassar,18 Juli 2019
Magfira Angriani 105960201115
v
ABSTRAK
MAGFIRA ANGRIANI. 105960201115. Analisis Potensi Investasi Kopi Berbasis Spasial di Desa Ujung Bulu, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto. Di bimbing oleh Ir.Hj. Nailah dan ISNAM JUNAIS
Penelian ini bertujuan untuk mengetahui potensi investasi, penilaian faktor dominan potential investasi dan Proyeksi Spasial Desa Ujung Bulu, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto Populasi dalam penelitian ini secara keseluruhan 250 orang petani kopi yang terbagi dari setiap klaster wilayah. Sampel yang diambil sebanyak 187 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan data sensus. Dimana sampel dapat mewakili populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi investasi yang ada di Desa Ujung Bulu, Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto. Potensi investastasi kopi perlu ditingkatkan karena harga sangat rendah dikalangan petani, Karena untuk mendapatkan nilai potensi yang maksimum petani harus melakukan perbaikan mutu produksi, dan menambah pengatahuan petani mengenai budidaya kopi perlu diasah. Sehingga petani dapat memperoleh hasil yang baik dalam usaha kebun kopinya. Adapun faktor-faktor penilaian meliputi kecocokan lahan, ketersediaan lahan, ketersediaan tenaga kerja, produksi kopi ditingkatkan, kelembagaan, infrastruktur, dan akses pinjaman keuangan. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor penunjang dalam meningkatkan potensi investasi yang ada di Desa Ujung Bulu. Adapun potensi eksisting yang di di petani kopi yaitu Rp. 872.380.000 sementara jika petani dapat memperbaiki produksi kopi dengan perbaikan mutu maka potensi pendapatan petani yang seharunya diterima yaitu Rp. 7.076.700.000 selisih antara potensi eksisting dengan potensi pendapatan yaitu Rp. 6.204.320.000 dari rata-rata responden sebanyak 187. Potensi investasi yang paling efisien ditinjau dari Sistem Geografis dengan adanya peta kewilayahan dapat membantu petani dalam memasarkan produksi kopi dan dapat terkenal diseluruh dunia bahwa Desa Ujung bulu memiliki potensi kopi yang dapat dikembangkan.
Kata Kunci : Potensi Investasi, Kopi, Analisis Spasial
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah S W T, karena
atas Rahmat, Hidayah-Nya dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan
kepada penulis. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada
Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya, sehingga dengan penuh ketenangan hati penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Potensi Investasi Kopi
Berbasis Spasial di Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia Kabupaten
Jeneponto”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk
memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Skirpsi ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ibunda Ir.Hj.Naila.M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Isnam
Junais, S.TP, M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa
vii
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis,
sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Bapak Dr. H. Burhanuddin,S,Pi., M.P selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibunda Dr. Sri Mardiyati, S.P.,M.P selaku ketua Jurusan
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Makassar.
4. Kedua orangtua ayahanda H. Zaenal Abidin, ibunda Hj. Hasnah
Insan, dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan
bantuan, baik moral maupun materi sehingga skripsi ini
terselesaikan.
5. Seluruh dosen jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali
segudang ilmu kepada penulis.
6. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Rumbia Khususnya
kepala Desa Ujung Bulu beserta jajarannya yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di daerah
tersebut.
7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari
awal hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.
viii
Sebagai manusia biasa, tentunya penulis masih membutuhkan
masukan dan saran. Oleh karena itu, penulis akan sangat senang jika
menerima masukan dari para pembaca baik berupa kritik maupun
saran yang sifatnya membangun. Harapan penulis, semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat dan dapat memberikan sumbangan yang
berarti bagi pihak yang membutuhkan. Amin.
Makassar, 18 Juli 2019
Magfira Angriani
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ..................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii
I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6
A. Usahatani Kopi ................................................................................. 6
B. Landasan Teori Investasi................................................................... 8
x
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi ................................... 11
D. Kriteria Investasi ............................................................................... 13
E. Mengevaluasi Potensi Investasi ........................................................ 14
F. Analisis Spasial ................................................................................. 15
G. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 17
H. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 21
III METODE PENELITIAN ......................................................................... 22
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 22
3.2 Teknik Penentuan Sampel/inform ..................................................... 22
3.3 Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 24
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 24
3.5 Teknik Analisis Data .......................................................................... 25
3.6 Definisi Operasional ........................................................................... 28
IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................... 31
1.1 Kondisi Geografis ............................................................................. 31
1.2 Kondisi Demografis .......................................................................... 35
1.3 Kondisi Pertanian .............................................................................. 43
V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 49
5.1. Identitas Responden ............................................................. 49
5.2.Potensi Investasi .................................................................... 53
5.3.Assessment Factor Investment Potential ............................... 56
xi
5.4 Sebaran Spasial Potensi Investasi Komoditi Kopi di Desa Ujung
Bulu ....................................................................................... 60
VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 73
6.1. Kesimpulan ......................................................................... 73
6.2. Saran .................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 75
LAMPIRAN .................................................................................................. 77
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................
xii
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman 1. Klasifikasi Potensi Investasi Berdasarkan Derajat Kepentingan ................. 26
2. Skala Penilaian Untuk Pernyataan Positif dan Negatif Sugiono (2010) ..... 26
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................ 38
4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ...................................... 39
5. Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Pendapatan Perbulan .................... 40
6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ...................................... 44
7. Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia Di Desa Ujung Bulu Kecamaatan
Rumbia Kabupaten Jeneponto ..................................................................... 50
8. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden .................................................... 51
9. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga ........... 53
10 Potensi Investasi Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto
..................................................................................................................... 54
11 Sebaran Spasial Jumlah Pohon, Potensi Lahan, Potensi Investasi, Potensi
Eksisting, Rata-Rata Umur, Berdasarkan Klaster ....................................... 61
xiii
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Kerangka Pikir ............................................................................................ 21
2. Peta Lokasi Penelitian ................................................................................ 22
3.Diagram Proses Pembuatan Peta-Peta Tematik ........................................... 28
4.Assessment Factor Investment Potential ...................................................... 56
5. Sebaran Spasial Jumlah Pohon Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia
Kabupaten Jeneponto ................................................................................... 63
6. Sebaran Spasial Luas Lahan Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia Kabupaten
Jeneponto...................................................................................................... 65
7.Sebaran Spasial Potensi Investasi Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia
Kabupaten Jeneponto ................................................................................... 67
8.Sebaran Spasial Potensi Eksisting Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia
Kabupaten Jeneponto ................................................................................... 69
9.Sebaran Spasial Potensi Umur Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia Kabupaten
Jeneponto...................................................................................................... 71
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
1. Kuesioner Penelitian............................................................. ................... 77
2. Identitas Responden di Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia Kabupaten
Jeneponto ........................................................................................ 79
3. Peta Administrasi Wilayah Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia Kabupaten
Jeneponto ........................................................................................ 88
4. Dokumentasi Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto
........................................................................................................ 89
1
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kopi adalah salah satu komoditi yang sangat penting yang dibudidayakan di
seluruh dunia. Kopi merupakan salah satu komoditi ekspor andalan yang besar
artinya bagi kesejahteraan masyarakat petani dan pekebun kopi di berbagai
daerah. Budidaya kopi lebih merupakan usaha petani rakyat yang
mengembangkan kopi Robusta dan Arabika. Persaingan dipasar kopi dunia
diperhitungkan akan semakin ketat dan aspek mutu nyata semakin menentukan
porolehan pasar dengan harga yang baik. Hal ini disebabkan karena komoditi ini
memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan strategis, baik untuk memberikan
peningkatan pendapatan petani bahkan dapat menambah devisa bagi negara. Kopi
arabika di Indonesia umumnya ditanam di Aceh, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan,
Bali, dan Nusa Tenggara Timur.
Sulawesi Selatan adalah pengembang jenis kopi arabika, robusta, kolusi dan
toraja. Kopi kalosi adalah salah satu kopi terbaik di dunia, merupakan salah satu
komoditi unggulan Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan. Di Indonesia, jenis
kopi kalosi ini hanya bisa tumbuh di Kabupaten Enrekang yang terletak di daerah
pegunungan (dengan ketinggian kurang 2.000 meter di atas permukaan laut)
dengan iklim dingin. Kabupaten Enrekang, menjadi salah satu penghasil kopi
berkualitas bagus yang mendapat pengakuan dari beberapa negara di dunia. Sejak
beberapa tahun silam, kopi Kalosi sudah terkenal bahkan diekspor hingga ke luar
negeri dengan harga tinggi, seperti ke Jerman, Jepang dan Amerika. Kopi ini
2
disukai di luar negeri karena rasa dan aromanya yang khas. Memang kopi ini lebih
dikenal diluar negeri, dan untuk di Indonesia sendiri kopi ini masih kalah pamor
dengan kopi luwak, kopi Bali, atau kopi Toraja. Selain itu pemasarannya khusus
di Indonesia masih terbatas karena kelangkaannya.
Petani-petani penanam kopi arabika mendapat penghasilan yang cukup baik
karena produksi dunia tidak melimpah seperti kopi robusta. Dengan sendirinya
harga kopi itu pun stabil. Kopi arabika mampu memberikan kesejahteraan yang
cukup baik bagi para petaninya serta tambahan pendapatan daerah Sulawesi
Selatan . Biji kopi arabika yang dihasilkan Sulawesi Selatan diekspor ke beberapa
negara di Asia, Eropa, dan Amerika. Bahkan Jepang sedari dulu melakukan survei
tanaman kopi dan meyakini kopi dari Sulawesi Selatan dapat berkembang dan
menguasai pasar Internasional yang kemudian menanamkan modal untuk budi
daya kopi arabika di Sulawesi Selatan sejak tahun 1976 patungan bersama
beberapa perusahaan Indonesia. Dan keterbatasan modal dalam pemenuhan
teknologi untuk meningkatkan produksi, sehingga produktivitas masih sulit untuk
ditingkatkan walaupun permintaan global dan pasar domestik cukup besar.
Investasi memegang peranan penting untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi. Hal ini yang menyebabkan mengapa investasi sebagai suatu faktor yang
krusial bagi kelangsungan proses pembangunan ekonomi atau pertumbuhan
ekonomi jangka panjang. Investasi pada hakekatnya merupakan awal kegiatan
pembangunan ekonomi, investasi dapat dilakukan oleh swasta, pemerintah atau
kerjasama antara pemerintah dan swasta. Pendapatan asli daerah merupakan
sumber dana yang diperoleh pemerintah daerah dari pemanfaatan dan pengelolaan
3
sumber-sumber daya yang dimiliki oleh daerah tersebut yang dapat digunakan
untuk membiayai pembangunan daerah.
Investasi juga merupakan kegiatan untuk mentransformasikan sumber daya
potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dimana sumber daya alam yang ada di
masing-masing daerah diolah. dimana sebagian dari investasi tersebut digunakan
untuk pengadaan berbagai barang modal yang akan digunakan dalam kegiatan
proses produksi.
Kabupaten Jeneponto merupakan salah satu Daerah Tingkat II di provinsi
Sulawesi Selatan, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 749,79 km2 dan
berpenduduk sebanyak 330.735 Jeneponto terkenal dengan wilayah yang kering
dan gersang. Namun hal ini tak sepenuhnya benar, dikarenakan ada beberapa
wilayah jeneponto yang berada pada ketinggian 600-1900 mdpl. Salah satu
wilayah di kabupaten Jeneponto yang berada pada ketinggian 1400 mdpl yaitu
desa Ujung Bulu, kecamatan Rumbia, kabupaten Jeneponto. Desa Ujung Bulu
berada di dataran tinggi yang memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang
sangat luas, serta kaya akan potensi sumber daya alam lainnya, seperti sumber
mata air yang dapat ditemukan di setiap dusun.
Berbagai masalah yang dihadapi oleh petani di desa Ujung Bulu dalam
mengembangkan agribisnis kopi diantaranya adalah data potensi wilayah yang
masih belum tersedia, penurunan mutu serta penurunan produktivitas kopi ini
disebabkan oleh budidaya yang kurang efektif dan keterbatasan dana para petani
kopi dalam membangun kebun kopinya. Keterbatasan dana para petani kopi
disebabkan oleh pengeluaran/biaya dengan pendapatan yang tidak seimbang. Dari
4
pernyataan diatas selain menunjukkan lemahnya segi dana bagi pengembangan
kebun kopi yang produktif.
Sedangkan pola alokasi yang masih tertuju kepada pola pemenuhan
kebutuhan pangan, sedangkan pola alokasi pendapatan bagi keperluan non pangan
seperti tabungan, dan investasi yang masih sedikit sekali. Sehingga hal tersebut
mendasari peneliti untuk melakukukan penelitian terkait analisis potensi investasi
komoditi kopi di Desa Ujung Bulu. Analisis ini digunakan untuk melihat besar
potensi investasi yang ada di Desa ujung Bulu sehingga dapat memberikan
informasi kepada pelaku investor dalam menanamkan sahamnya guna
pengembangan agribisnis kopi. Informasi potensi investasi komoditi kopi
kemudian akan ditampilkan dalam bentuk data spasial (pemetaan).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang dapat
dikemukakan yaitu :
1. Bagaimana potensi investasi komoditi kopi di Desa Ujung Bulu, Kecamatan
Rumbia, Kabupaten Je‟neponto.
2. Bagaimana penilaian faktor dominam potential investasi komoditi kopi.
3. Bagaimana sebaran spasial potensi investasi komoditi kopi di Desa Ujung
Bulu, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Je‟neponto
5
1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dan kegunaan penelitian sebagai berikut :
A. Tujuan
Berdasar pada permasalahan yang dihadapi, maka tujuan dalam penelitian
adalah:
1. Untuk mengidentifikasi potensi investasi komoditi kopi di Desa Ujung Bulu
2. Untuk mengetahui penilaian faktor dominan potential investasi.
3. Menggambarkan informasi sebaran spasial potensi investasi komoditi kopi di
Desa Ujung Bulu
B. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini sebagai berukut :
1. Mendapatkan gambaran tentang potensi investasi komoditi kopi sebagai
produk unggulan ekspor.
2. Sebagai bahan masukan bagi pihak pemerintah dalam mengambil suatu
kebijakan untuk menciptakan peluang pasar komoditi kopi yang dianggap lebih
berpotensi dalam menghasilkan devisa negara secara berkelanjutan dengan
menggunkan analisis spasial.
3. Para peneliti lain, peneliti ini diharapkan bisa menjadi salah satu saran dan
rekomendasi, serta sebagai rujukan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.
6
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Usahatani Kopi
Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas ekspor penting dari
Indonesia. Beberapa jenis kopi yang sudah dikenal di Indonesia antara lain kopi
robusta, kopi arabica, dan kopi spesial Indonesia. Kopi spesial Indonesia yang
sudah di ekspor ke luar negeri adalah kopi lintong, kopi gayo, kopi toraja, kopi
sulawesi, kopi luwak, dan lain sebagainya. Konsumsi kopi dunia mencapai 70%
berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari kopi robusta. Kopi arabika
merupakan salah satu jenis kopi yang memiliki kualitas cita rasa tinggi dan kadar
kafein lebih rendah dibandingkan kopi robusta sehingga harganya lebih mahal
(Nursamsiyah dkk., 2014).
Menurut Prastowo dkk. (2011), Indonesia adalah salah satu negara produsen
dan eksportir kopi paling besar di dunia sehingga perlu adanya sistem budidaya
yang baik dan benar. Tanaman kopi dapat tumbuh dengan baik paa ketinggian
tempat di atas 700 m di atas permukaan laut (dpl). Curah hujan yang sesuai untuk
kopi seyogyanya adalah 1500-2500 mm per tahun, dengan rata-rata bulan kering
1-3 bulan dan suhu rata-rata 150C– 250C.
Berikut ini merupakan faktor keuntungan keunggulan mutlak yang dimiliki
Indonesia :
1. Faktor Kondisi (Conditions), kondisi lahan dan tingkat keasaman tanah serta
kondisi alam Indonesia yang sangat cocok untuk perkembangan tanaman kopi
membuat biji kopi Indonesia menghasilkan biji kopi dengan rasa dan aroma
7
yang kuat. Rasa biji kopi Indonesia yang kuat kemudian menarik minat
importir kopi di Amerika Serikat untuk mengimpor kopi dari Indonesia.
2. Faktor persaingan (Rivalry), areal perkebunan kopi di Indonesia yang tersebar
hampir diseluruh daerah dengan tingkat keasaman tanah yang berbeda dari
tiap-tiap daerah di Indonesia telah menciptakan jenis-jenis biji kopi arabika dan
robusta yang beragam. Kondisi tanah yang berbeda di tiap daerah penghasil di
Indonesia menghasilkan karakteristik biji kopi yang memiliki cita rasa yang
unik di tiap-tiap daerah. Biji-biji kopi tersebut kemudian yang disebut sebagai
kopi specialty. Industri coffeeshop di Amerika Serikat telah memasuki era The
Third Wave pada tahun 2001, yaitu jenis kopi yang ditawarkan mulai beragam
dari jenis kopi specialty. Kemunculan era The Third Wave di kalangan
penikmat kopi di Amerika Serikat tentu membuka peluang besar untuk
meningkatkan daya saing ekspor biji kopi specialty Indonesia dipasar kopi
Amerika Serikat.
3. Faktor permintaan (Demand), tingginya tingkat konsumsi kopi di Amerika
Serikat dan besarnya minat konsumen kopi di negara tersebut dalam menikmati
kopi dari Indonesia telah mendorong jumlah permintaan ekspor kopi ke
Amerika Serikat. Tingginya jumlah permintaan impor kopi dari Amerika
Serikat menjadi peluang ekspor bagi Indonesia untuk terus meningkatkan
jumlah ekspor kopi ke Amerika Serikat. Adapun aspek yang mempengaruhi
kelayakan usahatani antara lain :
8
a. Aspek Finansial
Menurut Menurut Arifin (2007), aspek finansial mempunyai peran
strategis sebagai dasar pengambilan keputusan (decision), di samping aspek
lainnya dalam suatu studi kelayakan proyek. Studi kelayakan proyek di bidang
keuangan bertujuan untuk melakukan serangkaian analisa dalam perhitungan-
perhitungan (forecasting) secara tepat dan akurat dari suatu investasi modal
dengan membandingkan aliran biaya (cost) dengan kemanfaatan (benefit)
menggunakan berbagai criteria penilaian investasi. Kompleks suatu proyek
yang direncanakan akan menjadi semakin rumit proses
B. Landasan Teori Investasi
Menurut Mankiw (2000) investasi terdiri dari barang-barang yang dibeli
untuk penggunaan masa depan. Investasi juga dibagi menjadi tiga sub kelompok
yaitu investasi tetap bisnis, investasi tetap rumah tangga, dan investasi persediaan.
Investasi tetap bisnis adalah pembelian pabrik dan peralatan baru oleh perusahaan;
investasi tetap rumah tangga adalah pembelian rumah baru oleh rumah tangga dan
tuan tanah; sedangkan investasi persediaan adalah peningkatan dalam persediaan
barang perusahaan.
Secara umum, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan baik oleh pribadi (natural person) maupun badan hukum (juridical
person) dalam upaya meningkatkan dan/atau mempertahankan nilai modalnya,
baik yang berbentuk uang tunai, peralatan, aset tak bergerak, hak atas kekayaan
intelektual, maupun keahlian (Harjono, 2007). Berdasarkan pengertian tersebut
dapat ditarik unsur-unsur penting dari kegiatan investasi, yaitu:
9
1. Adanya motif untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai modal.
2. Modal tidak hanya mencakup hal-hal yang bersifat kasat mata dan dapat
diraba (tangible), tetapi juga mencakup sesuatu yang bersifat tidak kasat
mata dan tidak dapat diraba (intangible). Intangible mencakup keahlian,
pengetahuan, jaringan, dan sebagainya yang dalam berbagai kontrak kerja
sama (joint venture agreement) yang biasanya disebut valuable services.
a. Penanaman Modal Asing
Pengertian penanaman modal asing menurut Hulman Panjatan dalam
Harjono (2007) adalah suatu kegiatan penanaman modal yang didalamnya
terdapat unsur asing (foreign element) yang ditentukan oleh adanya
kewarganegaraan yang berbeda, asal modal, dan sebagainya. Dalam
penanaman modal asing, modal yang ditanam merupakan modal milik asing
maupun modal patungan antara modal asing dengan modal dalam negeri.
Negara yang sedang berkembang umumnya berkeyakinan bahwa
pembangunan ekonominya akan dapat dikembangkan lebih baik lagi jika
dapat memanfaatkan modal asing. Modal tersebut dimanfaatkan ke dalam
sektor-sektor yang produktif. Banyaknya manfaat yang didapat dari adanya
modal asing dalam suatu negara apabila modal tersebut dapat termanfaatkan
secara bijak maka untuk mendapatkan aliran modal asing yang lebih besar
lagi maka perlu diciptakan iklim yang baik sehingga modal asing tersebut
dapat disertakan dalam pembangunan ekonomi. Oleh karena itu,
persyaratan-persyaratan mengenai masuknya modal asing perlu
dipersiapkan sebaik-baiknya
10
Pada saat ini baik negara maju maupun negara yang sedang berkembang
telah mengusahakan hubungan kerjasama antara pemerintah dan swasta
sebagai salah satu cara yang harus ditempuh dengan tujuan untuk
meningkatkan penanaman modal dari negara maju ke negara sedang
berkembang. Bagi negara maju, motif mencari untung dari kegiatan
penanaman modal akan selalu diutamakan, sedangkan bagi negara
berkembang menganggap bahwa kegiatan penanaman modal asing tersebut
merupakan suatu langkah mendapatkan modal tambahan untuk melakukan
pembangunan ekonomi.
b. Penanaman Modal Dalam Negeri
Keberadaan penanaman modal dalam negeri diatur dalam UU No.6 Tahun
1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri. Menurut ketentuan penanaman
modal tersebut, penanaman modal dalam negeri adalah penggunaan modal
dalam negeri (yang merupakan bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia
termasuk hak-haknya dan benda-benda baik yang dimiliki oleh negara maupun
swasta nasional atau swasta asing yang berdomisili di Indonesia yang
disisihkan atau disediakan guna menjalankan usaha) bagi usaha-usaha yang
mendorong pembangunan ekonomi pada umumnya (Harjono, 2007).
Usaha pengembangan penanaman modal dalam negeri telah dirintis oleh
pemerintah, salah satunya adalah dengan kebijakan kredit investasi. Pemberian
kredit investasi memerlukan keahlian dalam prioritas pembangunan. Sebuah
pengalaman menunjukkan bahwa penyaluran kredit investasi sering didasarkan
pada perintah atau komando dari atasan. Hal demikian telah menimbulkan hal-
11
hal yang tidak diinginkan dimana terjadi pemborosan keuangan negara dan
pengaruhnya kepada laju inflasi
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi
a. Suku Bunga
bunga merupakan balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan
prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Ada
dua jenis bunga yang diberikan kepada nasabah, yaitu bunga simpanan dan bunga
pinjaman. Bunga simpanan merupa kan bunga yang diberikan sebagai rangsangan
bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank, dimana semakin tinggi bunga
simpanan yang ditetapkan oleh perbankan yang mengacu pada suku bunga bank
sentral maka hal ini akan mendorong nasabah untuk menyimpan dananya.
b. Inflasi
tingkat inflasi yang tinggi tidak dapat dikendalikan hanya dengan kebijakan
fiskal saja. Oleh karena itu, perpanduan antara kebijakan moneter dan kebijakan
fiskal diperlukan untuk mengendalikan laju inflasi dalam suatu negara. Teori
kuantitas uang menyatakan bahwa bank sentral yang mengawasi money supply
memiliki kendali tertinggi atas tingkat inflasi Menurut Mishkin (2001),
inflasi merupakan kenaikan tingkat harga yang terjadi secara terus menerus.
Tingkat inflasi berpengaruh secara tidak langsung terhadap investasi. Ketika
terjadi inflasi, maka harga-harga akan mengalami kenaikan termasuk faktor-faktor
produksi. Ketika harga-harga faktor produksi meningkat maka perusahaan atau
investor cenderung mengurangi investasinya. Hal ini dikarenakan peningkatan
harga faktor-faktor produksi akan mendorong terjadinya peningkatan biaya
12
produksi secara keseluruhan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan atau investor
sehingga akan menurunkan tingkat keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan
atau investor tersebut.
c. Pendapatan Riil
Istilah pendapatan nasional dapat berarti sempit dan berarti luas. Dalam arti
sempit, pendapatan nasional merupakan terjemahan langsung dari national
income. Sedangkan dalam arti luas, pendapatan nasional dapat merujuk ke Produk
Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) (Dumairy, 1996).
PDB itu sendiri adalah pendapatan total yang diperoleh secara domestik, termasuk
pendapatan yang diperoleh dari faktor-faktor produksi yang dimiliki asing
(Mankiw, 2000).
Perlu disadari bahwa peranan pendapatan atau PDB terhadap investasi tidak
dapat diabaikan. Dimana pendapatan nasional yang semakin tinggi akan
mendorong terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat, dan selanjutnya
pendapatan masyarakat yang meningkat akan memperbesar permintaan terhadap
barang dan jasa. Hal ini tentu akan menyebabkan keuntungan perusahaan
bertambah dan akan menjadi stimulus untuk terciptanya iklim investasi yang
kondusif sehingga dapat meningkatkan investasi nasional per sektor. Dengan kata
lain, apabila pendapatan nasional bertambah tinggi maka investasi akan
bertambah tinggi pula. Dengan demikian investasi berhubungan positif terhadap
pendapatan nasional (Sukirno, 2001). Selain itu, jika pendapatan masyarakat
tinggi maka bagian dari pendapatan masyarakat tersebut yang dapat dipergunakan
untuk investasi meningkat sehingga investasi dapat meningkat.
13
d. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang
disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan
penduduk. Perubahan keadaan penduduk tersebut dinamakan dinamika penduduk.
Dinamika atau perubahan penduduk cenderung kepada pertumbuhan.
Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk suatu daerah atau
negara. Jumlah penduduk suatu negara dapat diketahui melalui sensus, registrasi
dan survei penduduk. Jumlah penduduk Indonesia sejak sensus pertama sampai
dengan sensus terakhir jumlahnya terus bertambah.
Jumlah penduduk Indonesia berpengaruh positif terhadap nilai total realisasi
investasi nasional per sektor di Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk
mengindikasikan terjadinya peningkatan permintaan akan barang dan jasa,
sehingga memperbesar pangsa pasar.
D. Kriteria Investasi
Kegiatan investasi adalah proses menanamkan modal dalam jangka waktu
tertentu, yaitu dalam bentuk sejumlah pengeluaran awal dan pengeluaran yang
secara periodik perlu dipersiapkan. Pengeluaran tersebut terdiri dari biaya
operasional (operational cost), biaya pemeliharaan (maintenance cost) dan biaya-
biaya lain yang harus dikeluarkan selama berlangsungnya kegiatan investasi
tersebut. Kemudian pada suatu periode tertentu investasi tersebut akan
menghasilkan sejumlah keuntungan atau manfaat dalam bentuk penjualan produk
atau jasa atau penyewaan
14
fasilitas. Untuk melakukukan investasi, maka diperlukan suatu analisis
investasi agar dapat diketahui apakah suatu investasi akan memberikan manfaat
ekonomis (benefit) atau keuntungan (profit) dalam jangka panjang terhadap pihak
yang akan menanamkan investasinya.
E. Mengevaluasi Potensi Investasi
Mengukur potensi investasi suatu wilayah bukanlah satu set sederhana,
namun merupakan sistem yang kompleks dimana sumber daya investasi
digunakan secara sinergi untuk untuk mencapai tujuan (Bulgakova, 2012).
Dalam pengembangan potensi investasi di suatu wilayah berdasarkan karakteristik
ekonomi mikro, terdapat tujuh sumber daya investasi yang tidak dapat dipisahkan,
diantaranya (Mikhailovna IG & Pavlovna, 2014):
1. Sumberdaya dan bahan baku (swasembada rata-rata dengan stok yang
seimbang dari jenis komoditas utama sumber daya alam);
2. Tenaga kerja (tingkat tenaga kerja dan pendidikan);
3. Potensi produksi (hasil kumulatif aktivitas ekonomi penduduk di wilayah
tersebut);
4. Potensi kelembagaan (tingkat pengembangan lembaga);
5. Infrastruktur (berdasarkan posisi geografis ekonomi kawasan dan keamanan
infrastrukturnya);
6. Potensi keuangan (sumber pendanaan investasi);
15
F. Analisis Spasial
a. Model Data Spasial di Dalam SIG
Secara umum persepsi manusia mengenai bentuk representasi entitas spasial
adalah konsep raster dan vektor. Data spasial direpresentasikan di dalam basisdata
sebagai raster atau vector.
1. Data Spasial
Data Spasial merupakan data yang menunjuk posisi geografi dimana setiap
karakteristik memiliki satu lokasi yang harus ditentukan dengan cara yang unik.
Untuk menentukan posisi secara absolut berdasar sistem koordinat. Untuk area
kecil, system koordinat yang paling sederhana adalah grid segiempat teratur.
Untuk area yang lebih besar, berdasarkan proyeksi kartografi yang umum
digunakan
2. Analisa Spasial
Karakteristik utama Sistem Informasi Geografi adalah kemampuan
menganalisis sistem seperti analisa statistik dan overlay yang disebut analisa
spasial. Analisa dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi yang sering
digunakan dengan istilah analisa spasial, tidak seperti sistem informasi yang lain
yaitu dengan menambahkan dimensi „ruang (space)‟ atau geografi. Kombinasi ini
menggambarkan attribut-attribut pada bermacam fenomena seperti umur
seseorang, tipe jalan, dan sebagainya, yang secara bersama dengan informasi
seperti dimana seseorang tinggal atau lokasi suatu jalan. Analisa Spasial dilakukan
dengan mengoverlay dua peta yang kemudian menghasilkan peta baru hasil
analisis
16
4. Overlay Spasial
Salah satu cara dasar untuk membuat atau mengenali hubungan spasial
melalui proses overlay spasial. Overlay Spasial dikerjakan dengan melakukan
operasi join dan menampilkan secara bersama sekumpulan data yang dipakai
secara bersama atau berada dibagian area yang sama. Hasil kombinasi merupakan
sekumpulan data yang baru yang mengidentifikasikan hubungan spasial baru.
5. Pencocokan Alamat (Geocoding)
Alamat jalan merupakan bentuk umum dari informasi lokasi. Walaupun
masih merupakan informasi dalam bentuk teks yang berisi nomor rumah, nama
jalan, arah dan kodepos. SIG memerlukan satu mekanisme untuk mentransfer
infromasi dalam bentuk teks ini untuk menghitung koordinat geografi sebelum
satu alamat bisa ditampilkan pada satu peta. Pencocokan alamat (geocoding)
merupakan proses untuk menggabungkan satu alamat fisik lokasi di bumi dengan
alamat logiknya. Untuk melakukannya SIG menggabungkan alamat-alamat yang
disimpan dalam berkas tabel dengan data spasialnya yang ada alamatnya. SIG
kemudian menggunakan koordinat fitur-fitur jalan untuk menghitung dan
menandai koordinat satu alamat dalam satu file. Hasilnya adalah layer data spasial
yang baru dari titik lokasi yang menggambarkan alamat dari file. Pencocokan
alamat digunakan untuk membuat coverage ARC/INFO.
6. Analisa Buffer
Analisa Buffer digunakan untuk mengidentifikasi area sekitar fitur-fitur
geografi. Proses mengenerate sekitar lingkaran buffer yang ada fitur-fitur geografi
17
dan kemudian mengidentifikasi atau memilih fitur-fitur berdasarkan pada apakah
mereka berada di luar atau didalam batas buffer.
7. Overlay Peta
Merupakan proses dua peta tematik dengan area yang sama dan
menghamparkan satu dengan yang lain untuk membentuk satu layer peta baru.
Kemampuan untuk mengintegrasikan data dari dua sumber menggunakan peta
merupakan kunci dari fungsifungsi analisis Sistem Informasi Geografi.
8. Konsep Overlay Peta
Alamat Overlay Peta merupakan hubungan interseksi dan saling melengkapi
antara fitur-fitur spasial.. Overlay Peta mengkombinasikan data spasial dan data
attribut dari dua theme masukan.
Tiga tipe fitur masukan, melalui overlay yang merupakan polygon yaitu :
a. Titik – dengan - poligon, menghasilkan keluaran dalam bentuk titik-titik
b. Garis – dengan - poligon, menghasilkan keluaran dalam bentuk garis
c. Poligon – dengan - poligon menghasilkan keluaran dalam bentuk polygon
G. Penelitian Terdahulu
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Hosanna Sri Arta (2010) yang
berjudul “Analisis Usahatani Kopi di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten
Karo”, menyatakan kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting
dalam perekonomian nasional. Peranan sektor perkebunan kopi terbukti dalam
penyediaan lapangan kerja dan penyedia devisa negara melalui ekspor.
Perkembangan kopi Indonesia di dominasi oleh perkebunan rakyat dengan total
areal 1,06 juta ha atau 94,14%, sedangkan areal perkebunan besar negara dan
18
perkebunan besar swasta masing-masing memiliki luas 39,3 ribu ha (3,48%) dan
26,8 ribu ha (2,38%). Kelayakan usahatani kopi di Kecamatan Simpang Empat
Kabupaten Karo ditentukan berdasarkan nilai keuntungan dari hasil analisis B/C.
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa usaha tani kopi di Kecamatan
Simpang Empat Kabupaten Karo secara finansial layak untuk dilanjutkan sebab
berdasarkan kriteria investasi nilai NPV>0 yaitu sebesar 8.386.247,8, nilai IRR>i
(15%) yaitu sebesar 16,95% sedangkan nilai Net B/C>1 yaitu sebesar 30,80. Rata-
rata penerimaan adalah sebesar Rp 13.062.700 atau Rp 18.850.597,22 per hektar.
Biaya produksi total adalah sebesar Rp 3.194.223,89 per hektar. Pendapatan yang
diterima petani sebesar Rp 11.536.269,54 atau Rp 15,642.088,95 per hektar.
Menurut hasil penelitian Ati Kusmiati dan Devi Yulisia Nursamsiyah (2015)
yang berjudul “Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika dan Prospek
Pengembangannya di Ketinggian Sedang”, menyatakan bahwa kelayakan usaha
tani kopi arabikadi Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupetan Jember
menggunakan beberapa metode analisis, misalnya dengan menggunakan kriteria
investasi NPV (Net Present Value), Net B/C (Net Benefit-Cost Ratio), Gross B/C
(Gross Benefit-Cost Ratio), IRR (Internal Rate of Return), PR (Profitabilitas
Ratio), da PP (Payback Period). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
nilai NPV bernilai positif dan memberikan tingkat keuntungan bersih sekarang Rp
3.690.704, oleh karena NPV>0 usaha tani kopi arabika layak untuk dilaksanakan
dan menguntungkan secara finansial. Net B/C usahatani kopi arabika di Desa
Karangpring sebesar 1,5 (Net B/C>1) sehingga layak untuk dilanjutkan karena
dapat memberikan manfaat bersih sebesar 1,5. Gross B/C menunjukkan angka 1,6
19
yang berarti Gross B/C>1 sehingga usahatani kopi arabika bersifat feasibleatau
layak untuk dilanjutkan. IRR usahatani kopi arabika di Desa Karangpring adalah
menguntungkan karena IRR menunjukkan hasil 34,38% sedangkan tingkat suku
bunga yang berlaku di desa tersebut sebesar 24%, artinya IRR>tingkat suku bunga
yang berlaku. Hasil perhitungan Profitabilitas Ratio (PR) sebesar 6,4 artinya jika
dikeluarkan satu rupiah biaya investasi maka didapatkan keuntungan sebesar Rp
6,4. Sehingga usahatani kopi arabika layak untuk dikembangkan. Hasil analisis PP
menunjukkan bahwa modal investasi yang ditanamkan telah kembali dalam
jangka waktu 3 tahun 10 bulan 24 hari. Hasil tersebut menggambarkan bahwa
usahatani kopi arabika di Desa Karangpring masih bisa mengembalikan biaya
investasi dengan jangka waktu yang relatif cepat dari umur ekonomis kopi arabika
yaitu 25 tahun dan masih layak untuk dilanjutkan.
Menurut hasil penelitian Syusanti S Sairdama (2013) yang berjudul
“Analisis Pendapatan Petani Kopi Arabika (Coffea arabica) dan Margin
Pemasaran di Distrik Kamu Kabupaten Dogiyai”, menyatakan bahwa terdapat tiga
saluran pemasaran kopi arabika di Distrik Kamu Kabupaten Dogiyai yaitu saluran
pemasaran I terdiri dari petani, pedagang kabupaten, pengecer, konsumen. Saluran
pemasaran II terdiri dari petani, pedagang distrik, pedagang kabupaten, pengecer,
konsumen. Saluran pemasaran III terdiri dari petani, pedagang distrik, pedagang
provinsi, pengecer lalu konsumen. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
Apriyanto Dwi Laksono, Joni Murti Mulyo Aji, dan Julian Adam Ridjal (2014)
yang berjudul “Analisis Kelayakan Pada Usaha Tani Kopi Rakyat di Kabupaten
Jember”, menyatakan bahwa aspek teknis perkebunan rakyat terdiri dari beberapa
20
kriteria diantaranya kriteria peenentuan lokasi, luasan produksi, penggunaan
teknologi dan layout (proses) produksi serta kegiatan on farm yang dilakukan
petani kopi rakyat di Kabupaten Jember.
Kriteria-kriteria tersebut merupakan kriteria yang diharapkan ada untuk
mendukung dan memperlancar kegiatan perkebunan kopi rakyat di Kabupaten
Jember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelayakan teknis usahatani kopi
rakyat berdasarkan lokasi di Kabupaten Jember dikatakan layak sebab telah
memenuhi beberapa kriteria penentuan lokasi antara lain ketersediaan bahan baku
dan pembantu, ketersediaan tenaga kerja langsung, ketersediaan sarana
transportasi, telekomunikasi, air, dan tenaga listrik, kedekatan letak pasar, iklim
dan keadaan tanah, kemungkinan pengembangan, serta strategi kebijakan
pemerintah setempat. Lokasi yang digunakan untuk usahatani kopi rakyat telah
memenuhi semua kriteria dari penentuan lokasi usahatani.
21
H. Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian
Pemetaan Potensi Investasi
Mengenditifikasi potensi Investasi komoditi kopi
Nilai Potensi Investasi Assesment Sumber Daya Potensi Investasi:
1. Sumberdaya dan bahan baku 2. Tenaga kerja 3. Potensi produksi 4. Potensi kelembagaan 5. Infrastruktur 6. Potensi keuangan 7. Potensi konsumen
22
III METODE PENELITIAN
3. 1 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian berada di Kabupaten Jeneponto, merupakan kabupaten
yang masih menyandang status sebagai satu satunya daerah tertinggal yang ada di
Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian akan dilakukan pada Bulan Mei-Juni 2019.
Gambar 2. Peta lokasi penelitian
3.2 Teknik Penentuan Sampel/Inform
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2010) mengemukakan mengenai
populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan, pengertian sampel
menurut Sugiyono (2010) adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.
Cluster Sampling merupakan teknik sampling yang digunakan untuk
membangun data kewilayahan dalam menyusun pemetaan yang melibatkan data
yang cukup luas. Teknik sampling ini digunakan melalui dua tahap, yaitu yang
23
pertama menentukan klaster daerah lokasi sampling dan yang kedua adalah
menentukan sampling variabel/orang dalam setiap klaster wilayah. Dalam
penentuan variabel dapat dilakukan dengan sampel jenuh ( sampel sensus )
Sampel Jenuh yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut harus betul-betul mewakili .sampling jenuh dilakukan
untuk memberikan tingkat keakuratan data dalam menyusun pemetaan masalah.
Masyarakat Desa Ujung Bulu yang berprofesi sebagai petani kopi yaitu sebanyak
250 orang (RPJM Desa Ujung Bulu, 2016) yang terbagi disetiap klaster wilayah
di Desa Ujung Bulu.
Berdasarkan pengertian diatas, populasi merupakan obyek atau subyek
yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan
dengan masalah dalam penelitian maka yang menjadi populasi sasaran dalam
penelitian adalah masyarakat Desa Ujung Bulu yang berprofesi sebagai petani
kopi yaitu sebanyak 816 orang (RPJM Desa Ujung Bulu, 2016).
Berdasarkan penelitian ini populasi ini dibagi menjadi 7 klaster wilayah
berdasarkan jumlah dusun yang ada, serta sampel sebanyak 187 orang responden
selanjutnya ditentukan sampel yang digunakan dalam penelitian ini di setiap
klasternya, sistem pengambilan sampel dilakukan dengan sampel sensus, di mana
setiap sampel dapat mewakili populasi.
24
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini digolongkan dalam dua jenis
yaitu :
Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka. Data
ini berasal dari dalam lokasi penelitian. Sumber data yang digunakan pada
penelitian ini yaitu :
a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lokasi
penelitian, melalui wawancara dengan kaum muda yang berhubungan
dengan masalah yang dibahas.
b. Data sekunder adalah berupa dokumen-dokumen dan laporan tertulis dari
kaum muda serta informasi lain yang ada hubungannya dengan masalah ini.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Beberapa teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini
yaitu:
1. Teknik observasi langsung, yaitu cara mengumpulkan data yang dilakukan
melalui pengamatan langsung di desa penelitian.
2. Interview atau wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara bertanya
kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan.
3. Dokumentasi dengan mengambil gambar di tempat penelitian.
25
3.5 Teknik Analisis Data
Data-data yang diperoleh baik itu data primer maupun data sekunder akan
diolah dan dianalisis untuk menghasilkan kesimpulan. Kemudian disajikan secara
deskriptif guna memberikan pemahaman yang jelas dan terarah dari hasil
penelitian nantinya. Analisis data yang digunakan adalah: Untuk mengetahui
analisis potensi investasi kopi, maka metode analisis data yang digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Potensi Investasi
Unutk mengitung potensi sumberdaya investasi digunakan Rumus
Jumlah Produksi: Jumlah Pohon produksi dalam 1 pohon kopi
Potensi Maks : Jumlah Produksi Harga
2. Assesment Factor Investment potential
Untuk mengukur derajat kepentingan faktor potensial investasi dalam suatu
wilayah digunakan analisis deskripsi . Adapun faktor potensial investasi yang
digunakan meliputi sumberdaya lahan. tenaga kerja. potensi produksi. potensi
kelembagaan. infrastruktur. potensi keuangan. dan potensi konsumen
26
Tabel 1. Klasifikasi potensi investasi berdasarkan derajat kepentingannya
Nilai indikator potensi investasi Karakteristik potensi wilayah
1 – 2 Potensi tidak signifikan
2 – 4 Potensi yang lebih rendah
4 – 6 Potensi rata-rata
6 – 8 Potensi tinggi
8 – 10 Potensi maksimum
a) Untuk melihat variable pengaruh digunakan skala likert. Skala likert menurut
Sugiyono (2010) merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur sikap.
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor. maka responden harus
menggambarkan. mendukung pernyataan. Untuk digunakan jawaban yang
dipilih. Dengan skala likert. maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak ukur menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau
pernyataan.
Tabel 2 Skala Penilaian untuk pernyataan positif atau negatif. Sugiyono (2010).
No Keterangan Skor Positif Skor Negatif
1 Sangat Setuju 5 1
2 Setuju 4 2
3 Ragu-ragu 3 3
4 Tidak Setuju 2 4
5 Sangat Tidak setuju 1 5
27
Skala Penilaian untuk pernyataan positif atau negatif. Sugiyono (2010). Untuk
menentukan batas skala skor dapat digunakan rumus yaitu:
Nilai Maksimum- Nilai Minimum
Skala Rentang
3. Analisis Spasial
Karakteristik utama Sistem Informasi Geografi adalah kemampuan
menganalisis sistem seperti analisa statistik dan overlay yang disebut analisa
spasial. Analisa dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi yang sering
digunakan dengan istilah analisa spasial. tidak seperti sistem informasi yang lain
yaitu dengan menambahkan dimensi „ruang (space)‟ atau geografi. Kombinasi ini
menggambarkan attribut-attribut pada bermacam fenomena seperti umur
seseorang. tipe jalan. dan sebagainya. yang secara bersama dengan informasi
seperti dimana seseorang tinggal atau lokasi suatu jalan.
Analisis Spasial digunakan untuk membangun gambaran berdasarkan
struktur geografis dengan melibatkan unsur perspektif sosial dalam geografi yang
mencoba memahami proses pembentukan dan evolusi bentang lahan dan tempat
(places) dengan referensi prinsip-prinsip universal dan general.
Hasil Anlisis spasial akan memproyeksikan gambaran geografis sebaran
investasi disetiap wilayah. Analisis spasial dan penyajian hasil dilakukan dengan
pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan menggunakan software
utama ArcGIS 10.2
28
Gambar 3. Diagram Proses Pembuatan Peta-peta Tematik
3.6 Definisi Operasional
1. Investasi
Investasi merupakan kegiatan permodalan dengan harapan dana tersebut
dapat menghasilkan keuntungan atau peningkatan nilai investasi. Investasi
dilakukan untuk membentuk faktor produksi kapital, dimana sebagian dari
investasi tersebut digunakan untuk pengadaan berbagai barang modal yang akan
digunakan dalam kegiatan proses produksi.
Peta Analog/Peta Citra
Survey dan Observasi Lapangan
Penentuan Koordinat Lokasi Obyek (GPS)
Geostatistical analysis Peta Vektor
Olah Data Komputer Program ArcGIS 10.2.
Digitasi Peta
Overlay Atribut Peta
Olah Data Komputer Program GIS
Peta Potensi Investasi Berbasis Spasial Data
Spasial
29
2. Komoditi Kopi
Komoditi Kopi adalah salah komoditi ekspor yang sangat potensial, karena
kebutuhan pasar dunia sangat besar dan tidak semua negara dapat memproduksi
kopi. Kebutuhan dan permintaan pasar dunia terhadap kopi (baik dalam bentuk
biji maupun bubuk) masih jauh lebih besar dibandingkan dengan produksi yang
ada.
3. Potensi Desa
Potensi desa merupakan segala sumber daya alam maupun sumber daya
manusia yang terdapat serta tersimpan di desa. Dimana semua sumber daya
tersebut dapat dimanfaatkan bagi kelangsungan dan perkembangan desa.
6. Identifikasi
Identifikasi adalah kegiatan yang mencari, menemukan, mengumpulkan,
meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari “kebutuhan” lapangan.
7. Nilai Potensi investasi
Nilai potensi innvestasi merupakan salah satu keuntungan dimasa yang akan
datang, dan dapat mengukur kondisi bisnis pada waktu mendatang.
8. Assesment Factor Investment potential
Assesment Factor Investment potential adalah Mengukur potensi investasi
suatu wilayah. Namun merupakan sistem yang kompleks dimana sumber daya
investasi digunakan secara sinergi untuk untuk mencapai tujuan faktor potensial
investasi yang digunakan meliputi sumberdaya lahan, tenaga kerja, potensi
produksi, potensi kelembagaan, infrastruktur, potensi keuangan, dan potensi
konsumen.
30
9. Analisis Spasial
Analisis spasial adalah suatu perspektif dalam geografi yang mencoba
memahami proses pembentukan dan evolusi bentang lahan dan tempat (places)
dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi adalah kemampuan
menganalisis sistem seperti analisa statistik dan overlay. Analisa dengan
menggunakan Sistem Informasi Geografi yang sering digunakan dengan istilah
analisa spasial, tidak seperti sistem informasi yang lain yaitu dengan
menambahkan dimensi „ruang (space)‟ atau geografi.
31
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Geografis
Desa UjungBulu terletak di sebelahutara Ibu kota Kecamatan Rumbia pada
koordinat 5°26‟31.56” S 119°53‟00.36‟‟ E dan 5°23‟04.72” S 119°56‟18.09‟‟
E. Desa dengan luas 666,12 ha ini berjarak ± 15 km dari kota kecamatan dan
± 40 km dari Ibu kota Kabupaten. Adapun batas wilayah Desa Ujung Bulu adalah
sebagai berikut:
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sinjai
b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tompobulu
c) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Jenetallasa
d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Gowa
Berdasarkan letak geografisnya, Desa Ujung Bulu berada di dataran tinggi
yang memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang sangat luas, serta kaya akan
potensi sumber daya alam lainnya, seperti sumber mata air yang dapat
ditemukan di setiap dusun. Desa ini merupakan salah satu desa di Jeneponto
yang mempunyai tingkat kesuburan tanah yang sesuai dengan berbagai jenis
tanaman, baik tanaman palawija maupun tanaman hortikultura.
Desa Ujung Bulu termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan
Rumbia, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan. Desa ini terdiri
dari tujuh (7) dusun yaitu:
32
1) Dusun Bonto Manai
2) Dusun Bonto Jai
3) Dusun Kambutta Toa
4) Dusun Kayu Colo
5) Dusun Bungayya
6) Dusun Panakkukang
7) Dusun Balewang.
Desa Ujung Bulu memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau Umumnya musim terjadi pada bulan November hingga April, bahkan
kadang hingga bulan Juni. Sedangkan musim kemarau pada Desa Ujung Bulu
terjadi pada bulan Mei hingga Oktober. Rata-rata curah hujan mencapai 1.535
mm, dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Februari, sedang
kan curah hujan terendah pada bulan Juli, Agustus, dan September.
a) Keadaan Fisik
Keadaan fisik wilayah yang meliputi keadaan topografi wilayah Desa Ujung Bulu
merupakan penggambar relief ataupun bentuk permukaan tanah/lahan wilayah
desa yang dikelompokkan atau ditentukan berdasarkan perbedaan ketinggian
(amplitude) dari permukaan bumi (bidang datar) suatu bentuk bentang lahan
(landform). Sedang topografi secara kualitatif adalah bentang lahan (landform)
dan secara kuantitatif dinyatakan dalam satuan kelas lereng (% atau derajat), arah
lereng, panjang lereng, dan bentuk lereng.
33
Topografi wilayah Desa Ujung Bulu di dominasi dengan bentang alam
perbukitan yang memiliki varian ketinggian 900-1.700 mdpl, di bagian Utara
wilayah desa merupakan bentang alam Pegunungan Lompobattang dengan
ketinggian 1.700-2073 mdpl.
Topografi Desa Ujung Bulu mempengaruhi proses pembentukan tanah
dengan 4 cara: jumlah air hujan yang dapat meresap atau disimpan oleh massa
tanah, kedalaman air tanah, besarnya erosi yang terjadi, arah pergerakan air yang
membawa bahan-bahan terlarut dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah.
Semua komponen relief atau topografi tersebut bersama elemen iklim
secara tidak langsung berkolerasi terhadap: pelapukan fisik dan kimiawi batuan,
transportasi (erosi) bahan terlapuk di permukaan tanah, translokasi (pemindahan
secara gravitasi) atau euvasi dan podsolisi, deposisi dan sedimentasi atau illuviasi
(penimbunan).
Dengan demikian efek langsung relief dan topografi terhadap tanah adalah
pada tebal daging (solum) tanah. Solum tanah pada daerah lembah dan dataran
akan lebih tebal dibandingkan solum tanah yang terdapat dipuncak bukit atau
lereng terjal.
b) Iklim
Desa Ujung Bulu memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Umumnya musim hujan terjadi pada bulan November hingga April,
bahkan kadang hingga bulan Juni. Sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan
Mei hingga Oktober. Rata-rata curah hujan mencapai 1.535 mm, dengan curah
34
hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Februari, sedangkan curah hujan
terendah pada bulan Juli, Agustus, dan September.
c) Keadaan Penutup dan Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan/tanah di Ujung Bulu di dominasi lahan
pertanian/perkebunan yang diklasifikasikan kedalam dua kategorisasi
penggunaan, yaitu penggunaan tanah untuk tegalan/ladang dan penggunaan tanah
untuk kebun campur. Selain itu, penggunaan lahan untuk kawasan Hutan
Lindung, dan penggunaan lahan untuk sarana dan prasarana desa.
Kondisi eksisting penggunaan lahan Desa Ujung Bulu:
1) Tegalan/Ladang
Tegalan/ladang merupakan areal pertanian lahan kering dan ditanami
tanaman semusim. Desa Ujung Bulu memiliki luas penggunaan lahan untuk
tegalan, yaitu seluas 228 Ha, dengan jenis komoditas tanaman yang di dominasi
oleh tanaman hortikultura, dan sebagian tanaman palawija.
2) Kebun/Tanaman Campur
Kebun/Tanaman campur merupakan lahan yang tumbuhi oleh berbagai
jenis vegetasi, utamanya tanaman keras dair berbagai jenis, yang menghasilkan
bunga, buah, getah, dan kayu. Kebun campur di Desa Ujung Bulu memiliki luas
337 Ha, sekitar 50% dari luas wilayah Desa Ujung Bulu.
3) Hutan Lindung
Penggunaan lahan wilayah Desa Ujung Bulu, sekitar 84 Ha digunakan
sebagai oleh Hutan Lindung, yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan
sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
35
mengendalikan erosi, dan memelihara kesuburan tanah. Dan pengaturan
pengelolaan kawasan hutan ini sepenuhnya berada dalam kewenangan
Kementserian Kehutanan.
4) Sarana dan Prasarana Desa
Penggunaan lahan untuk sarana dan prasarana desa seluas 17,8 Ha. Sarana
dan prasarana desa selain ditujukan untuk mendukung layanan pemerintah desa,
juga ditujukan untuk mendukung aktifitas ekonomi pertanian, sosial, dan budaya
masyarakat Ujung Bulu. Selain itu, panjang jalan lokal yang terdapat di Desa
Ujung Bulu 2.322 meter, dan jalan setapak/tani sepanjang 4.148 meter.
4.2. Kondisi Demografis
Jumlah penduduk Desa Ujung Bulu dapat dilihat dari hasil sensus
penduduk yang dilakukan pada tahun 2015. Tercatat jumlah penduduk Desa
Ujung Bulu 2.382 jiwa dengan perbandingan laki-laki 1.223 jiwa dan perempuan
sebanyak 1.159 jiwa. Berdasarkan data pemerintah Desa Ujung Bulu tahun 2015,
jumlah rumah tangga yang ada di Desa Ujung Bulu tercatat sebanyak 807 KK.
Pertambahan penduduk tidak terlalu pesat, hanya saja tingkat pernikahan usia dini
yang masih tinggi dimana perempuan rata-rata menikah diusia 15-18 tahun, yang
mestinya pada usia tersebut mereka masih mengenyam bangku sekolah.
Walaupun demikian angka kepadatan penduduk di Desa Ujung Bulu masih
tergolong kurang padat. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata jumlah anggota
keluarga setiap rumah tangga sebanyak lima jiwa yang terdiri dari dua orang tua
dan tiga anak.
36
Jumlah rumah tangga di Desa Ujung Bulu sangat besar sehingga perlu ada
pemberdayaan baik di tingkat Pemerintah Desa maupun tingkat masyarakat
sehingga pendapatan masyarakat meningkat guna mencukupi kebutuhan rumah
tangga apa lagi dengan potensi yang ada di Desa Ujung Bulu yang apabila
dimanfaatkan dengan baik dapat menunjang peningkatan pendapatan
masyarakat. Berdasarkan hasil sensus penduduk Desa Ujung Bulu pada tahun
2015, tingkat kemiskinan masyarakat mencapai 41%. Hal ini menandakan bahwa
Desa Ujung Bulu memiliki tingkat kesejahteraan yang masih sangat perlu
ditingkatkan. Masyarakat Ujung Bulu umumnya adalah masyarakat yang religius,
sopan, ramah, tekun dan rajin bekerja. Ketekunan ini dibuktikan dengan kebiasaan
masyarakat yang menghabiskan hampir seluruh aktivitasnya di
kebun. Kehidupan sosial masyarakat sehari-hari masih kental dengan budaya
timur yang mempertahankan semangat gotong royong dan bekerja sama dalam
berbagai bidang, baik dalam hal pekerjaan fisik bangunan maupun pertanian.
Hal ini menjadi ciri khas masyarakat Jeneponto pada umumnya dan masya
rakat Desa Ujung Bulu pada khususnya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan
hasil sensus tahun 2015 tingkat pendidikan warga Desa Ujung Bulu meningkat
dibandingkan tahun lalu dan setara dengan pendidikan di desa lainnya. Namun,
masih perlu perhatian yang lebih serius untuk memberi penyadaran kepada
seluruh masyarakat Ujung Bulu akan pentingnya pendidikan bagi pembangunan
desa, karena dengan adanya pendidikan masyarakat lebih mampu melakukan
pengembangan dan pemanfaatan potensi yang ada di desa. Sarana dan prasarana
37
pendidikan cukup memadai dengan adanya bangunan sekolah dasar yang ada di
Desa Ujung Bulu.
Mayoritas penduduk Ujung Bulu memiliki mata pencaharian sebagai
petani dan berkebun, sesuai dengan hasil komoditi terbesar yang bersumber
dari Ujung Bulu adalah kopi. Selain itu, banyak juga yang mengandalkan tanaman
hortikultura seperti bawang merah, kol, wortel, tembakau dan sawi. Berdasarkan
hasil diskusi dan informasi dari masyarakat bahwa di Desa Ujung Bulu tidak ada
penyakit yang mendominasi dikarenakan sarana dan prasarana kesehatan yang
memadai. Penyakit yang umumnya diderita warga adalah penyakit muntaber dan
influenza. Penyakit ini kadang terjadi pada musim hujan dan pada saat pergantian
musim.
Unit pelayanan kesehatan yang ada di Desa Ujung Bulu berupa 1 unit
Pustu yang dijadikan sebagai sarana pertolongan pertama bagi warga desa. Namun
untuk saat ini masih belum bisa dimanfaatkan oleh masyarakat karena adanya
beberapa kendala, seperti sangat jauh dari standar kesehatan serta fasilitas yang
masih belum memadai. Oleh karena itu, diperlukan perhatian dari semua pihak
baik pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten untuk memberikan bantuan
sarana dan prasarana.
Desa Ujung Bulu yang berada di dataran tinggi ini merupakan daerah yang
subur dan memiliki sumber daya alam yang sangat potensial untuk
dikembangkan, baik itu dari sektor pertanian, perkebunan, peternakan, maupun
ekowisata. Pada sektor pertanian dan perkebunan, masyarakat pada umumnya
menanam tanaman sayur-sayuran, jagung, kopi, tembakau, dan cengkeh.
38
Sedangkan untuk sektor peternakan, masyarakat umumnya memelihara sapi,
kambing, kuda, dan lain-lain. Adapun untuk sektor ekowisata, desa ini memiliki
banyak objek wisata yang dapat dikembangkan misalnya wisata hortikultura, air
terjun, dan wisata alam pegunungan. Namun untuk saat ini, masyarakat umumnya
hanya memperoleh pendapatan dari sekor pertanian, perkebunan, dan peternakan.
Kondisi geografis desa Ujung Bulu yang sangat potensial sehingga sangat
memungkinkan bagi masyarakat untuk memiliki mata pencaharian ganda. Selain
bertani masyarakat Ujung Bulu juga memperoleh pendapatan dari sektor
peternakan. Walaupun secara umum teknik beternak masyarakat masih bersifat
tradisional sehingga masih perlu dikembangkan untuk memperoleh pendapatan
yang maksimal demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
1) Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Ujung Bulu dapat dilihat dari hasil sensus
penduduk yang dilakukan pada tahun 2015. Terdapat jumlah penduduk Desa
Ujung Bulu 2.382 jiwa dengan dengan perbandingan, laki-laki 1.223 jiwa dan
perempuan sebanyak 1.159 jiwa. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin
Jiwa Persentase (%)
1. Laki-laki 1223 51,34
2. Perempuan 1159 48,66
Total 2.382 100
Sumber: RPJM Desa Ujung Bulu. 2016
39
Berdasarkan data pemerintah Desa Ujung Bulu tahun 2015, jumlah
rumah tangga yang ada di Desa Ujung Bulu tercatat sebanyak 807 KK.
Pertambahan penduduk tidak terlalu pesat, hanya saja tingkat pernikahan usia dini
yang masih tinggi dimana perempuan rata-rata menikah diusia 15-18 tahun, yang
mestinya pada usia tersebut mereka masih mengenyam bangku sekolah.
Walaupun demikian angka kepadatan penduduk di Desa Ujung Bulu masih
tergolong kurang padat. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata jumlah anggota
keluarga setiap rumah tangga sebanyak lima jiwa yang terdiri dari orang tua dan
tiga anak. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel
4 berikut.
Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
No. Umur (Thn) Jumlah (Org) Persentase (%)
1. 0-5 30 1,42
2. 6-12 281 13,36
3. 13-15 139 6,61
4. 16-18 139 6,61
5. 19-24 244 11,60
6. 25-60 1.119 53,18
7. 61-90 152 7,22
Total 2.104 100
Sumber: RPJM Desa Ujung Bulu. 2016
Tabel 4. menunjukkan bahwa umur dengan jumlah orang paling banyak
yaitu berada pada umur 25-60 tahun dengan persentase 53,18%. Kemudian umur
40
dengan jumlah orang paling sedikit hanya sebesar 30 orang berada pada umur 0-5
tahun dengan persentase sebesar 1,42%.
2) Kondisi Ekonomi
Desa Ujung Bulu yang berada di dataran tinggi ini merupakan daerah yang
subur dan memiliki sumber daya alam yang sangat potensial untuk
dikembangkan, baik itu dari sektor pertanian, perkebunan, peternakan, maupun
ekowisata. Pada sektor pertanian dan perkebunan, masyarakat pada umumnya
menanam tanaman sayur-sayuran, jagung, kopi, tembakau, dan cengkeh.
Sedangkan untuk sektor peternakan, masyarakat umunya memelihara sapi,
kambing, kuda, dan lain-lain. Adapun untuk sektor ekowisata, desa ini memiliki
banyak objek wisata yang dapat dikembangkan, misalnya wisata hortikultura, air
terjun, dan wisata alam pegunungan. Namun, untuk saat ini, masyarakat umunya
hanya memperoleh pendapatan dari sektor pertanian, perkebunana, dan
peternakan. Berikut adalah Tabel 5 pendapatan masyarakat Ujung Bulu pada
tahun 2015
Tabel 5. Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Pendapatan Per bulan
No. Pendapatan Perbulan (Rp)
Jumlah Kepala Keluarga
Persentase (%)
1. < 500.000 98
12,14
2. 500.000 – 1.000.000
327
40,52
3. 1.000.000 – 2.000.000 284
35,19
4. 2.000.000 – 3.000.000 98 12,14
Total
807 100
Sumber: RPJM Desa Ujung Bulu. 2016
41
3) Tingkat Kesejahteraan Masyarakat
Berdasarkan hasil sensus penduduk desa Ujung Bulu pada tahun 2015,
tingkat kemiskinan masyarakat mencapai 41%. Hal ini menandakan bahwa desa
Ujung Bulu memiliki tingkat kesejahteraan yang masih sangat perlu ditingkatkan.
Secara rinci tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
4) Sarana dan Prasarana (Infrastruktur)
a. Jalan
Kondisi jalan poros di Desa Ujung Bulu sudah beraspal, namun mengalami
kerusakan yang sangat parah sehingga membahayakan pengguna jalan. Luapan air
dari drainase yang belum permanen menjadi penyebab kerusakan di semua ruas
jalan, baik jalan poros maupun jalan pemukiman masyarakat. Sebagian jalan
pemukiman masyarakat masih berupa jalan tanah sehingga pada musim hujan
sangat sulit dilalui alat transportasi seperti mobil dan motor sehingga perlu
perhatian seluruh pihak untuk segera memperbaiki jalan-jalan yang ada di Desa
Ujung Bulu
b. Jembatan
Di Desa Ujung Bulu terdapat satu unit jembatan beton yang sudah
permanen, namun masih butuh penambahan jembatana di beberapa titik untuk
menjadi penghubung ke semua wilayah yang ada di Desa Ujung Bulu, baik ke
Dusun-Dusun maupun ke Desa tetangga dan ke Kabupaten Jeneponto.
c. Drainase
Drainase di Desa Ujung Bulu sudah dibangun di beberapa titik, namun
masih banyak titik/daerah yang belum terbangun sehingga sering terjadi luapan air
42
ke jalan-jalan bahkan hingga ke perumahan penduduk. Kondisi drainase yang
belum permanen ditambah dengan debit air yang sangat besar sering
menyebabkan terjadinya penyumbatan pada drainase yang masih berbahan tanah
dan batu. Maka yang terjadi khususnya yang terkait dengan saluran
pembuangan/drainase yang belum cukup memadai.
d. Irigasi
Hampir semua dusun di Desa Ujung Bulu memiliki irigasi. Namun masih
menggunakan irigasi yang dibuat secara tradisional dari batu dan tanah sehingga
terkadang air meluap dan merusak tanaman masyarakat. Meluapnya air
menyebakan air terbuang begitu saja, sehingga masih ada area perkebunan yang
tidak dapat terairi. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan irigasi secara
permanen.
e. Bangunan Pustu
Terdapat 1 unit bangunan Pustu yang kondisinya masih baik, namun masih
belum bisa dimanfaatkan karena adanya beberapa kendala/masalah, perlu adanya
perhatian serius dari pihak yang berwenang dalam rangka mengatasi
kendala/masalah tersebut agar bangunan Pustu tersebut dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat.
F. Posyandu
Di Desa Ujung Bulu terdapat tujuh kelompok kader Posyandu, namun
yang jadi permasalahan ialah belum adanya bangunan sehingga perlu
pembangunan gedung guna meningkatkan pelayanan bagi para balita dan ibu
hamil agar tidak lagi melakukan pelayanan di kolong rumah penduduk. Ini juga
43
akan menjadi motivasi bagi para kader ketika sudah ada wadah di setiap wilayah
dusun di Desa Ujung Bulu, serta masyarakat juga akan mengetahui tempat
pelayanan ketika sudah ada posyandu di setiap Dusun.
g. Bangunan Sekolah Dasar (SD)
Keberadaan bangunan sekolah sangat menunjang siswa dalam belajar. Ada
beberapa sekolah tingkat SD, walaupun kondisi masih sangat baik namun masih
sangat membutuhkan penambahan bangunan yang permanen, baik itu RKB,
kantor, maupun peprustakaan di setiap sekolah. Disamping itu, perlu dibangun
juga PAUD untuk mengajak anak usia dini mengenal pendidikan agar tidak
banyak lagi yang putus sekolah
f. Pemukiman Penduduk
Letak pemukiman penduduk warga di sepanjang poros jalan desa, namun
ada juga yang terletak pada lorong menuju kebun yang tidak begitu jauh dari jalan
poros. Jarak antara rumah warga saling berdekatan. Di sepanjang jalan desa yang
tidak ditempati bangunan rumah warga, ditumbuhi tanaman jangka panjang
seperti kopi, nangka, pisang, cengkeh dan mangga.
4.3 Kondisi Pertanian
Mayoritas penduduk Ujung Bulu memiliki mata pencaharian sebagai
petani dan berkebun. Sesaui dengan hasil komoditi terbesar yang bersumber dari
Ujung Bulu adalah Kopi. Selain itu, banyak juga yang mengandalkan tanaman
hortikultura seperti bawang merah, kol, wortel, tembakau dan sawi.
44
Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah (org) Persentase (%)
1. PNS 10,00 1,07
2. ABRI/POLRI 1,00 0,11
3. Pensiunan 2,00 0,21
4. Petani 816,00 87,65
5. Swasta - -
6. Pedagang 35,00 3,76
7. Buruh Tani 2,00 0,21
8. Tukang 55,00 5,91
9. Lain-lain 10,00 1,07
Total 931 100
Sumber: RPJM Desa Ujung Bulu. 2016
Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah penduduk berdasarkan mata
pencaharian untuk ABRI/POLRI memiliki jumlah orang paling sedikit sebesar
1,00 dengan persentase 0,11. Dan untuk mata pencaharian paling banyak yaitu
memiliki jumlah orang sebesar 816,00 adalah petani dengan persentase 87,65.
Desa merupakan suatu aset dalam memperkuat ekonomi wilayah itu
sendiri. Ujung bulu memiliki potensi dalam memperkuat ekonomi, hal ini ada
karena sumber daya alam yang berlimpah.
Secara geografis desa Ujung Bulu merupakan salah satu desa yang kaya
akan potensi sumber daya alam seperti adanya sumber mata air disetiap dusun
yang merupakan sumber air bersih dan irigasi. Adapun kegiatan lain yang sering
dilakukan masyarakat desa Ujung Bulu yakni beternak.
45
Kesuburan tanah yang sangat baik menjadi alasan utama para petani untuk
bercocok tanam. Untuk itulah desa Ujung Bulu merupakan salah satu desa
penghasil tanaman palawija dan hortikultura seperti sayuran antara lain :
1. Kol
Kubis atau akrab dengan nama kol merupakan sayuran berlapis-lapis.
Pada umumnya kol berwarna hijau, ungu, dan putih. Namun yang kita jumpai di
desa ujung bulu hanyalah warna putih dan hijau. Tanaman yang rata-rata
tingginya 45-60 cm ini dengan berat 0,5-4 kg. Keadaan tanah desa ujung bulu
yang sangat subur dan berada di daerah pegunungan (1400 mdpl) membuat
tanaman kol ini tumbuh dengan baik.
2. Sawi Putih
Tumbuhan memanjang seperti silinder dengan pangkal membulat,
berwarna putih, dan daun berlapis-lapis. Sawi putih ini hanya tumbuh baik pada
daerah yang sejuk. Sawi putih ini memiliki aroma khas. Disebutnya sawi putih
karena daunnya kuning pucat dan tangkai daunnya putih.
3. Bawang merah
Bawang merah ini tumbuh pada daerah dingin, tropis dan sub-tropis .
bawang merah digunakan sebagai bumbu masak, acar, obat tradisional. Bawang
merah mengandung vit. C, kalium, asam folat, kalsium, zat besi, mengandung
hormon auksin dan giberelin. Bawang merah merupakan tanaman berlapis, sejenis
umbi. Masyarakat banyak yang menanam tanaman ini.
46
4. Wortel
Petani pada Desa Ujung Bulu juga sering menanam wortel karenakan
tanaman ini dapat tumbuh dengan baik dengan kondisi iklim yang sangat cocok
untuk Wortel.
5. Tomat
Tomat Solanum lycopersicum adalah tumbuhan berbuah yang dapat
dijadikan bahan dasar makanan. Sepanjang jalan desa ujung bulu kita akan
menjumpai hiasan tomat yang masih melekat pada tangkainya.
6. Seledri
Seledri termasuk sayuran, bumbu masak dan dapat juga dijadikan sebagai
obat. Seledri merupakan tanaman herbal yang rendah akan kalori yaitu 16
kalori/100 g dan mengandung serat non larut, sehingga tidak membuat
pertambahan berat badan saat mengonsumsi, yang jika dikombinasikan dengan
makanan dapat menurunkan berat badan dan kadar kolestrol dalam darah.
Sebagian masyaraakat Desa Ujung Bulu menanam Daun Seledri ini dikarenakan
sangat mudah dalam proses penanaman dan sangat cepat di panen.
7. Tembakau
Tembakau Nicotiana tabacum L adalah tanaman yang hanya mengambil
daunnya saat dipanen. Umumnya tembakau dipanen untuk dijadikan bahan dasar
rokok, bahan dasar untuk dijadikan obat, selain itu dapat juga sebagai bahan dasar
untuk beberapa jenis insektisida. Tembakau mengandung zat adiktif yaitu nikotin.
Masyarakat Desa Ujung Bulu memanen tembakau untuk dijadikan bahan dasar
rokok saja.
47
8. Cengkeh
Tumbuhan yang memiliki aroma khas ini digunakan untuk bumbu masak,
bahan dasar rokok kretek, bahan dasar obat, bahan dasar pestisida nabati dan
sebagainya. Cengkeh atau dalam bahasa latinnyaSyzygium aromaticum adalah
tanaman tropis, umumnya tumbuh pada wilayah yang memiliki suhu diatas rata-
rata seperti di daerah Indonesia Timur (Maluku, Papua,dsb). Tanaman yang
tumbuh di desa ujung bulu ini berukuran kecil daripada tanaman cengkeh pada
umumnya, cengkeh ujung bulu cepat berbuah, dan memudahkan masyarakat pada
saat memanennya. Hal itu dikarenakan ukuran tanaman cengkeh yang pendek.
Sebagian masyarakat lebih menyenangi menjual hasil petikannya langsung tanpa
mengeringkan terlebih dahulu.
9. Kopi
Ujung Bulu merupakan salah satu penghasil kopi terbanyak dengan luas
areal kopi keseluruhannya ialah 150 Ha. Jenis kopi yang dikembangkan oleh
masyarakat desa Ujung Bulu adalah Arabica Gowa yang memiliki tajung yang
lebih pendek. Kopi ini diberi nama Kopi Cita Rasa Madu. Menurut masyarakat
setempat pemberian nama Kopi Cita Rasa Madu dikarenakan pada saat
penjemuran, ada lebah madu yang hinggap di butiran kopi. Anggapannya lebah
akan hinggap karena ada kandungan madu atau sesuatu yang manis di situ.
Sedangkan pada kopi biasa, malah yang hinggap adalah lalat. Secara umum,
proses pembuatan kopi madu diawali dengan proses pemetikan yang sudah
matang di pohon, kemudian kopi digilang agar terkelupasnya kulit kopi dan
diferementasi selama dua hari. Selanjutnya kopi dijemur samping kering/selama
48
tiga hari atau berada pada kadar air 11-12 %. Kemudian kopi disangrai selama 30
menit dengan menggunakan alat manual. Produk kopi ini sudah mulai
dikembangkan dan dipromosikan ke luar daerah Jeneponto. Kopi merupakan salah
satu kekuatan ekonomi tertinggi di Ujung Bulu
49
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Identitas Responden
Responden yang dipilih adalah petani kopi yang bertempat tinggal di Desa
Ujung Bulu sebanyak 187 responden.
5.1.1. Umur Responden
Umur dapat menentukan prestasi kerja atau kinerja seseorang.
Potensi umur petani menjadi tolak ukur kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu aktivitas. Umur petani sangat mempengaruhi
kemampuan bekerja dan cara berfikir, sehingga secara langsung akan
berpengaruh terhadap pengelolaan usahataninya. Semakin berat pekerjaan
secara fisik dan semakin tua tenaga kerja akan semakin turun pula
prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga
kerja tidak akan berpengaruh karena justru semakin berpengalaman
tersebut akan mempengaruhi petani dalam mengelola lahan usahataninya,
selain usia petani, pendidikan petani serta susunan dan besarnya anggota
keluarga petani.
50
Tabel 7. Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia di Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto
No. Umur Responden Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
1. 15-20 4 2
2 21-30 33 18
2. 31-40 51 27
3. 41-50 45 24
4. 51-60 34 18
5. 61 keatas 20 11
Total 187 100
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2019
Pada tabel 8 dijelaskan bahwa golongan usia 15-20 sebanyak 4 orang
dengan persentasi 2%. Usia 31-40 sebanyak 27 %, usia 41-50 sebanyak 45 dengan
persentasi 24 %. Usia 51-60 sebanyak 34 orang dengan persentasi 18 %. Dan usa
60 keatas sebanyak 20 orang dengan persentasi 11 %. Adapun responden
terbanyak yaitu usia 51-60 yang merupakan golongan produktif. Sementara yang
responden yang paling sedikit usia 15-20 yang mestinya pada usia tersebut mereka
masih menduduki bangku sekolah namun tetap saja bertani. Petani yang berumur
produktif mempunyai kemampuan fisik yang lebih baik dan lebih giat dalam
mengadopsi tekhnolgi dan informasi dibandingkan dengan petani yang berumur
tua, namun petani yang berumur tua mempunyai pengalaman yang jauh lebih
banyak dibanding lebih muda sehingga lebih matang dalam mengelolah
usahataninya dan lebih berhati-hati dalam menghadapi tekhnologi dan informasi.
51
Kematangan umur akan berpengaruh terhadap pola pikir dan perilaku baik formal
dan nonformal
5.1.2 Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pola pikir petani. Petani yang
berpendidikan lebih cepat mengerti dan dapat memahami penggunaan teknologi
baru, sehingga para penyuluh lebih muda dalam menyampaikan konsep yang
dibawakannya. Tingkat pendidikan juga sangat berpengaruh dalam penentuan dan
pengambilan keputusan yang tepat untuk pengembangan usaha taninya.
Pengetahuan dan keterampilan ini dapat diperoleh dari dua sumber yaitu
pendidikan formal maupun nonformal. Pendidikan merupakan proses timbal balik
dari setiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman dan
alam semesta. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun
nonformal. Tingkat pendidikan petani baik formal maupun nonformal akan
mempengaruhi cara berfikir yang diterapkan pada usahataninya
Tabel 8. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
No Tingkatan Jumlah (org) Persentase (%)
1. Tidak tamat SD/Tidak sekolah
22 12
2. Tamat SD 125 67
3. Tamat SMP 15 8
4. Tamat SMA 15 8
5. Sarjana 10 6
Total 187 100
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2019
52
Pada tabel 9 di atas menunjukkan bahwa pendidikan responden yang
terbanyak adalah tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 25 orang, yang tidak
sekolah/tidak tamat SD sebanyak 20 orang, tamat SMP sebanyak 16 orang.
Sedangkan yang tamat SMA sebanyak 7 orang, dan tingkat Sarjana sebanyak 2
orang. Tingkat pendidikan di daerah penelitian memberikan suatu perkembangan
pendidikan yang maju untuk masyarakat, walaupun ada beberapa orang yang tidak
tamat SD. Oleh karena itu petani pada umumnya pernah mengikuti pendidikan
formal.
Pendidikan berpengaruh terhadap cara berfikir petani, bila pendidikan
relatif tinggi dan umur yang muda menyebabkan petani lebih dinamis dalam
mengembangkan usahatani untuk memperoleh hasil yang optimal dan pendapatan
yang lebih menguntungkan. Sedangkan apabila petani sudah berumur tua dan
tingkat pendidikan rendah maka petani hanya bekerja seadanya.
5.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga
Tanggungan keluarga adalah semua orang yang tinggal dalam suatu
rumah dengan biaya dan kebutuhan hidup lainnya ditanggung kepala keluarga.
Kepala keluarga adalah orang yang bertanggung jawab atas segala kegiatan dan
kejadian dalam rumah tangga serta berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhan
dari semua anggota keluarga yang menjadi tanggungannya. Semakin besar
tanggungan keluarga petani, maka petani akan cenderung untuk lebih giat
berusaha mengembangkan usahataninya demi kebutuhan hidup keluarganya
karena kebutuhan keluarga selalu meningkat.
53
Jumlah tanggungan keluarga responden di daerah penelitian berkisar
antara 1-3 orang dan 4-6 orang. Untuk lebih jelasnya rata-rata jumlah tanggungan
keluarga dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 9. Klasifikasi Petani Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan
Keluarga
No. Tanggungan Keluarga (orang)
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1. 1 – 3 99 51,4
2. 4 – 6 88 48,6
Total 187 100
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2019
Pada tabel 10 dijelaskan jumlah tanggungan keluarga terbanyak yaitu 1-3
orang yaitu sebanyak 99 orang dengan persentasi 51,4 % , sedangkan jumlah
tanggungan keluarga 4-6 orang sebanyak 88 orang dengan persentasi 48,6 %.
Menunjukkan bahawa rata-rata masih banyak kepala keluarga yang memliki
banyak tanggungan keluarga sehingga responden dituntut bekerja keras agar dapat
memenuhi kebutuhan keluarganya.
5.2 Potensi Investasi
Investasi sangat memegang peranan penting, untuk membangun
perekonomian, investasi juga merupakan kegiatan untuk mentransformasikan
sumber daya potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dimana sumber daya alam
54
yang ada di masing-masing daerah diolah dan dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan seluruh rakyat secara adil dan merata.
Tabel 10. Potensi Investasi Desa Ujung Bulu, Kecamatan Rumbia Kabupaten
Jeneponto
Variabel Ketersediaan Lahan (Ha)
Jumlah Pohon
Umur (Thn)
Produksi (Kg)
Harga (Rp)
Pendapatan (Rp)
Standar Hitung
1 Ha 1200 5 - 10 6000 Rp. 9000 Rp.54.000.000
Potensi Pendapatan Eksisting
131.05 Ha 118364 14.3 174476 Rp. 5000 Rp. 872.380.000
Potensi Pendapatan
131.05 Ha 157260 14.3 786300 Rp. 9000 Rp.7.076.700.000
Selisish 38.896 611.824 Rp. 4.000 Rp. 6.204.320
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2019
Pada Tabel 11 Potensi Investasi diketahui bahwa, dalam standar hitung
dengan ketersediaan 1 Ha lahan yaitu dapat menghasilkan 1200 jumlah pohon
dengan rata-rata umur 5-10 tahun. Dalam 1 Ha menghasilkan produksi 6000 yang
didapatkan dari jumlah pohon dikali dengan jumlah produksi dalam 1 pohon. Dan
harga sebesar Rp. 9000, sehingga didapatkan pendapatan sebesar Rp. 54.000.000
Sementara nilai potensi pendapatan eksisting atau nilai yang sudah ada
dipetani dimana ketersediaan lahan seluas 131.05 Ha dengan jumlah pohon yang
ada 118.364 dengan umur 14,3 dan hasil produksi sebanyak 174.476 dengan harga
petani yang djualkan sebesar Rp. 5000 sehingga didapatkan pendapatan sebesar
Rp. 872.380.000.
55
Potensi pendapatan dimana ketesediaan lahan yang ada seluas 131.05
dengan jumlah pohon yang seharusnya 157.260 yang didapatkan dari ketersediaan
lahan dikalikan dengan jumlah pohon standar umum yaitu 1200 dengan umur
tanaman 14.3 dengan produksi 786.300 dengan harga Rp.9000 jadi pendapatan
yang didapatkan yakni Rp. 7.076.700
Sehingga ditemukan selish antara lain jumlah pohon sebesar 38.896,
produksi 611.824. dan harga Rp. 4000 , serta selisih pendapatan sebesar Rp.
6.204.320.
Dapat disimpulkan bahwa potensi investasi di Desa Ujung Bulu seharusnya
meguntungkan di kalangan petani. Namun dilihat dari nilai eksisting yang ada
dengan selisih pendapatan sebesar Rp. 6.204.320. sangat membuat petani
bimbang dalam mengolah kebun kopinya di akibatkan harga tak sesuai dengan
pendapatan petani yang tidak dapat mencukupi kebutuhannya dan hanya di
dapatkan setahun sekali.
Sehingga beberapa petani mengalihkan lahan kebun kopinya ketanaman
palwija maupun sayuran. Petani menjual kopinya dengan harga murah. Dan petani
kebanyakan menjual kopi nya dengan petik rata. Seperti yang dikatakan Baddi
salah seorang petani kopi bahwa :
“ alele sedikit ji saya tanaman kopiku, baru ta’ satu kaliji di dapat dalam
satu tahun. Lebih baik menanamka tanaman yang permusim 3 kali ki panen
dalam satu tahun ".
56
1.00
1.80
2.60
3.40
4.20
5.00
ASSESSMENT FACTOR INVESTMENT POTENTAL
Indikator Potensi Investasi
Kecocokan Lahan Ketersediaan Lahan Kesulitan Tenaga Kerja
Ketersediaan Tenaga Kerja Produksi d Tingkatkan Kelembagaan
Infrastruktur Pinjaman Keuangan
Sementara yang dikatakan responden Saraba salah satu merupakan petani
kopi bahwa :
“ Banyak tanaman kopi ku saya, kujual campurji kasama ji harganya tapi
memang beda nak, rasa itu kopi merahyya tapi lama baru dipanen tapi ada juga
ku minum. Bru gampangji iya didapat itu pupuk ka. Baru pammalia datang kesini
na ambil. “
5.3 Assesment Factor Investment potential
Untuk mengukur derajat kepentingan faktor potensial investasi dalam suatu
wilayah digunakan analisis Deskripsi. Adapun data yang didapat lapangan, dari
hasil kuisioner dan wawancara dari rumah ke rumah petani dapat dilihat pada
grafik di bawah ini
Grafik Indiakator Potensi Investasi Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia
Kabupatenn Jeneponto
Gambar 4 Grafik Assessment Factor Investment Potential
57
Pada gambar 3. dapat dijelaskan bahwa mengukur potensi investasi
bukanlah satu set sederhana, namun merupakan sistem yang kompleks dimana
sumber daya investasi digunakan secara sinergi untuk mencapai tujuan
(Bulgakova, 2012) adapun pembahasan setiap indikator potensi investasi sebagai
berikut :
Kecocokan Lahan atau kesesuaian lahan Salah satu faktor dalam
mengembangkan produksi kopi. penilaian kecocokan lahan merupakan sebagai
proses penilaian faktor investasi. Secara umum lahan tanah untuk tanaman kopi
arabika memiliki karateristik yaitu kemiringan tanah kurang dari 30 %, kedalaman
tanah efektif lebih dari 100 cm, tekstur tanah berlempung. Dalam bidang lahan Di
Desa Ujung Bulu, Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto sudah di uji. Karena
petani sudah lama mengembangkan kopinya hingga saat ini. karakteristik potensi
wilayah yang didapatkan dilokasi penelitian yaitu potensi sangat tinggi karena
masih banyak petani yang mempertahankan lahannya kopinya.
Ketersediaan Lahan merupakan pemanfaatan dan pengolahan sumber daya
lahan, maka informasi dan data akurat tentang potensi ketersediaan terhadap
sumber daya lahan sangat penting. Di Desa Ujung Bulu, Kecamatan Rumbia
Kabupaten Jeneponto dari faktor penilaian investasi, karakteristik potensi wilayah
yaitu potensi rata-rata. Di karenakan beberapa petani kopi mengalihkan tanaman
nya ke tanaman palwija maupun sayuran. Akibat dari suatu harga yang tak
memadai dalam mencukupi kebutuhan para petani.
Kesulitan tenaga kerja, tenaga kerja sangat penting dalam proses produksi
dan sangat dibutuhkan saat panen. Di Desa Ujung Bulu, Kecamatan Rumbia
58
Kabupaten Jeneponto karakteristik potensi wilayah yaitu potensi yaitu berpotensi
rata-rata, karena petani tidak sulit dalam mencari tenaga kerja bisa didapatkan dari
petani kelurga maupun tetangga. Karena sebagian petani di Desa Ujung Bulu ini
masih mampu menjalankan atau merawat kebun kopinya dengan bantuan kelurga.
Ketersediaan tenaga kerja, di Desa Ujung Bulu, Kecamatan Rumbia
Kabupaten Jeneponto karakteristik potensi wilayah yaitu potensi yang tinggi.
Karena tenaga kerja sudah tersedia dari keluarga, teman, maupun tetangga, yang
saling membantu pada saat pengolahan kopi terutama pada saat panen.
Produksi tanaman di tingkatkan, di Desa Ujung Bulu, Kecamatan Rumbia
Kabupaten Jeneponto karakteristik potensi wilayah yaitu potensi yang tinggi.
Karena masih banyak petani yang bertahan dalam mengolah kopinya. Dan petani
mau belajar bagaimana caranya supaya petani dapat meningkatkan produksi
kopinya. Namun pengetahuan petani masih minim sehingga petani tidak
mengetahui caran meningkatkan produksi nya.
Kelembagaan/ kelompok tani sangat berperan penting agar petani mampu
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses teknologi, permodalan, pasar dan
sumber daya lainnya. Sebagai upaya untuk meningkatkan kesdaran dalam
produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan. Peran koperasi juga sangat penting
karena dapat membantu petani dalam pembangunan kebun. Di Desa Ujung Bulu,
Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto karakteristik potensi wilayah yaitu
potensi yang rendah. Karena tidak ada koperasi, yang diketahui ada nya koperasi
dapat membantu petani segala aspek terutama dalam menjualkan hasil produk
kopi dalam artian pasar serta tidak berfungsinya penyuluhan. Sehingga adanya
59
kelembanggaan dan berfungsinya kelembagaan mempermudah petani dalam
mengolah kebun kopinya. Serta peningkatan keterampilan dalam petani.
Infrastruktur merupakan suatu organ penting demi kelangsungan hidup
sebuah daerah. Yang menunjang dalam melakukan suatu usaha melakukan kebun
kopi. Di Desa Ujung Bulu, Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto karakteristik
potensi wilayah yaitu potensi tinggi. Dikarenakan fasilitas sudah memadai seperti
jalan, listrik. Sehingga petani tidak sulit dalam menjual dan melakukan usaha
kopinya.
Sulitnya mengakses pinjaman keungan, ini merupakan salah satu faktor sulit
dalam melakukan permodalan, di Desa Ujung Bulu, Kecamatan Rumbia
Kabupaten Jeneponto karakteristik potensi wilayah yaitu potensi rendah. Karena
petani meminjam atau melakukan modal di bank dan dimana bank salah satu
tempat petani melakukan peminjaman permodalan namun petani harus menerima
resiko dalam membayar pembiyaan investasi apabila petani telat membayar maka
dikenakan denda. Namun sebelum itu petani dan pihak bank telah melakukan
perjanjian kerjasama. Sehingga sebagian petani bingung dalam mengembalikan
pinjaman ke bank disesuaikan dengan hasil produksi kopi. Jadi sebagian petani
melakukan permodalan pinjaman biasa dari keluarga maupun tetangga dan
melakukan permodalan kopi biasanya melakukan pinjaman terhadap pedagang
pengumpul. Seperti yang dikatakan oleh ibu Hajrah Dg. Bau
“ Kopi turunan ini dari kelurga, lama sekali ma saya menaman kopi, dan bagus
meman itu kopi petik merah karena citra rasa nya beda karena saya ku konsumsi ji
sebagian beda dari kopi yang lainga.” Baru dijemput ji juga ini kopia di rumah.”
60
Seperti yang dikatakan Abdul Hakim seorang petani kopi dan kepala dusun Bonto
Manai Bahwa :
“ murah i balliangnya kopi ya baru sallo dudu di dapat dalam sekre tahunga.
Lebih baik ku jual ratai karena sama ji harganya. Na butuh maki juga uang. masuk
ka juga kelompok tani.
5.4 Sebaran Spasial Potensi Investasi Komoditi Kopi di Desa Ujung Bulu.
Analasis spasial menggunakan sistem informasi geografi. Data yang
diperoleh melalui posisi geografi dengan menentukan posisi secara absolut
berdasarkan titik kordinat. Jika di interpretasikan kedalam spasial sebaran
investasi komoditi kopi terbagi atas 7 wilayah yaitu Dusun Bonto Manai, Dusun
Bonto Jai, Dusun Kambutta Toa, Dusun Kayu Colo, Dusun Bungayya, Dusun
Panakukang, Dusun Balewang. dapat dilihat secara parsial tiap klasternya, dalam
sebaran peta tesrsebut meliputi : jumlah pohon, luas lahan, potensi investasi, dan
potensi eksisting serta rata-rata umur.
61
Tabel 11 Sebaran jumlah pohon, potensi lahan, potensi investasi, berdasarkan
klaster
Klaster Jumlah Pohon
Potensi Lahan
Potensi Investasi Potensi Eksisting
Rata umur
Bonto Manai
13524 17.55 Ha Rp. 947,700,000 Rp. 233,805,000 10.16
Bontojai 19000 26.1 Ha Rp. 1,409,400,000 Rp. 158,255,000 14.41
Balewang 15100 17.4 Ha Rp. 939,600,000 Rp. 44,615,000 16.44
Bungaya 26550 20.7 Ha Rp. 1,117,800,000 Rp. 135,005,000 15.13
Kambutta Toa
25740 22.65 Ha Rp. 1,223,100,000 Rp. 195,650,000 16.67
Kayu Colo 12250 16.3 Ha Rp. 880,200,000 Rp. 80,550,000 15.04
Panakukang 6200 10.35 Ha Rp. 558,900,000 Rp. 24,500,000 12.42
Total 118364 131.05 Ha Rp. 7,076,700,000 Rp. 872,380,000 14.32
Sumber : Data Primer setelah di olah, 2019
Sebaran Spasial potensi investasi dapat dilihat dalam peta dengan
interpretasi warna, dengan memperoleh data dari hasil kuisioner dan wawancara
dari rumah ke rumah petani dengan menghubungkan titik kordinat. Dengan
62
menggunakan pendekatan SIG dengan menggunakan software ArcGIS 10.2 dapat
dilihat dari gambar 4 sampai 7
63
Gambar 5 sebaran spasial jumlah pohon Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto
ntaeng
64
Sebaran spasial jumlah pohon dapat dilihat dari gambar 5 jumlah pohon
yang tinggi ada pada dusun Bungayya sekitar 26.500 pohon dan paling rendah
Dusun Panakukang sekitar 6.200 pohon. Dapat disimpulkan bahwa petani dusun
Bungayya dominan petani kopi dan Dusun Panakukang sebagian petani menanam
tanaman sayuran, dan pekerejaan yang lain seperti tukang batu sehingga hanya
sebagian petani yang mengutamakan menanam tanaman kopi. selain itu pula ada
beberapa petani hanya memberikan sedikit lahannya untuk tanaman kopi jadi
dalam satu lahan biasanya ditanami 2 macam jenis tanaman. Sehingga jumlah
pohon kopi di batasi. Dan ada pula yang menenam di bagian halaman rumahnya
saja.
65
Gambar 6 sebaran luas lahan kopi Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto
66
Berdasarkan hasil analisis spasial dengan pendekatan SIG. Potensi lahan
tertinggi ada di Dusun Bonto Jai seluas 26.1 Ha dan potensi lahan paling terendah
yaitu di Dusun Panakukang seluas 10.35 Ha. Disimpulkan bahwa potensi lahan di
Dusun Bonto Jai sangat dapat di tanami kopi karena potensi lahan yang memadai.
Sementara Dusun Panakukang yang memiliki luas yang paling rendah di sebabkan
karena kurangnya lahan dan sebagaian lahan berahli fungsi yaitu membangun
rumah. Sehingga potensi lahan untuk perkebunan kopi sangat rendah.Dikarenakan
budidaya tanaman kopi masih minim dan harga yang begitu rendah di kalangan
petani kopi.
67
Gambar 7 Sebaran Potensi investasi Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto
68
Berdasarkan hasil analisis spasial dengan pendekatan SIG. Potensi investasi
yang paling tinggi adalah Dusun Bonto Jai sebesar Rp. 1,409,400,000 dan paling
rendah Dusun Panakukang sebesar Rp. 558,900,000. Jika petani dapat
memperbaiki mutu produksi kopinya dan .mulai menjual kopi merah akan
memperbaiki pendapatan petani dan lembaga dapat di fungsikan sehingga
membantu petani dalam menginvestasikan kebun kopinya. Serta memperbanyak
pasar dan mitra sehingga permodalan petani bias diatasi. Seharusnya petani kopi
melakaukan petik merah sehingga petani kopi dapat memberikan harga yang
sepantasnya dalam memenuhi kebutuhan petani. Karena jika petani kopi mau
menunggu hasil panen supaya bisa melakukan petik merah maka rasa dan harga
pula semakin baik Dan pasar kopi dapat ditunjang guna petani bisa menjual hasil
produksi kopi nya. Serta melakukan pembinaan kelompok tani kopi sehingga
dapat meningkatkan mutu kopi menjadi lebih baik.
Gambar 6 Sebaran Potensi Investasi berdasarkan analisis spasial
69
Gambar 8 Sebaran potensi eksisting ber Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto
dasarkan analisis spasial
70
Berdasarkan analisis spasial dengan pendekatan SIG, menunjukkan bahwa
potensi eksisting yang tertinggi berada di Dusun Kambutta Toa Rp. 195,650,000
dan paling rendah Dusun Panakukang sebesar Rp.24,500,000. Dapat disimpulkan
bahwa Dusun Kambutta Toa temasuk petani yang sudah mulai melakukan petik
merah, karena dalam melakukan petik merah membutuh kan waktu yang cukup
lama, harga yang ada dikalangan petani naik turun. Dan harga kopi saat ini
Rp.5000 sehingga petani kopi hanya melakaukan produksi kopi dengan petik
rata. Petani sekarang ini sulit melakukan petik merah. Dan lembaga atau
kelompok tani tidak berfungsi.
71
Gambar 9 Sebaran rata-rata umur berdasarkan analisis spasial Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto
72
Berdasarkan hasil analisis spasial dengan pendekatan SIG rata-rata umur
tanaman yang tertinggi berada di Dusun Kambutta Toa yaitu 16,67 Tahun
sementara terendah Dusun Bonto Manai yaitu 10,16 Tahun. Dapat disimpulkan
Kambutta Toa merupakan dusun yang sudah lama melakukan usaha kopi. Yang
dimana suatu kopi yang sudah tua membutuhkan perawatan yang intensif. Fakta
dilapangan ditemukan bahwa petani asing dengan wawasan budidaya kopi ada
beberapa petani tidak mengatahui cara pemangkasan itu seperti apa. Karena ada
beberapa tanaman kopi yang sudah lama 5 tahun keatas tidak pernah melakukan
pemangkasan. Karena petani hanya membiarkan tanaman kopi nya tumbuh sendiri
disebabkan kurangnya perawatan yang di berikan petani terhadap kebun kopi nya.
Kopi yang terlanjur tinggi dapat merugikan petani kopi disebabkan tidak dirawat
dengan baik, dapat mempengaruhi jumlah buah semakin berkurang.
73
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan kopi di Lokasi yang berada di Desa Ujung
Bulu, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto, dapat ditarik kesimpulan antara
lain :
1. Untuk mendapatkan potensi investasi maksimum dan dapat menguntungkan
bagi petani, maka petani kopi yang ada di Desa Ujung Bulu harus melakukan
perbaikan mutu produksi untuk meningkatkan harga, maka petani kopi perlu
melakukan peremajaan dan melakukan perawatan intensif. Sehingga petani
dapat melakukan petik merah dan memperbaiki produksinya dan penegetahuan
mengenai budidaya kopi perlu di asah lagi. Sehingga petani dapat mengolah
kebun kopinya dengan baik. Karena dilapangan ditemukan potensi eksisting
( yang ada ) yaitu Rp. 872.380.000 sementara potensi pendapatan petani yang
seharunya diterima yaitu Rp. 7.076.700.000 selisih antara potensi eksisting
dengan potensi pendapatan yaitu Rp. 6.204.320.000 dari jumalah keseluruhan
responden 187.
2. Adanya kelembagaan dan bantuan akses peminjaman keuangan maka petani
dapat melakukan usaha kebun kopinya dengan baik. Karena sangat
berpengaruh terhadap potensi investasi kopi yang ada di Desa Ujung Bulu.
3. Potensi investasi yang paling efisien ditinjau dari Sistem Geografis dengan
adanya peta kewilayahan dapat membantu petani dalam memasarkan produksi
74
kopi dan dapat terkenal diseluruh dunia bahwa Desa Ujung bulu memiliki
potensi kopi yang dapat dikembangkan.
6.2. Saran
Untuk petani kopi agar lebih memperhatikan cara budidaya kopi terutama
dengan memperhatikan mutu dan kualitas kopi sehingga harga kopi dapat
ditingkatkan. Serta peran pemerintah sangat diperlukan, sebaiknya memperhatikan
pengetahuan petani, dengan adanya penyuluh untuk membantu menambah
pengetahuan mereka yang masih kurang ilmu pengetahuannya dalam
pembudidayaan kopi. Serta memfasilitasi petani dalam melakukan permodalan
atau mengakses keuagan sehingga peningkatan kapasitas produksi dapat
ditingkatkan. Dan dapat membantu meningkatkan pendapatan petani.
75
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Johar. 2007. Aplikasi Excel dalam studi kelayakan bisnis. Jakarta : PT.Elex Media Kompitundo.
Barus, B, dan U.S Wiradisastra. 2000. Sistem Informasi Geografis – Sarana
Manajemen Sumberdaya Jurusan tanah, Fakultas Pertanian, IPB. Bartono, PH dan Ruffino EM. 2010. Teknik Supervisi & Uji Kompetensi untuk
Pendidikan Pariwisata. Yogyakarta : CV Andi. Bulgakova, L. N. (2012). Methodological aspects of estimation of socio-economic
potential of region. Retrieved from http://www.uecs.ru/uecs-37-372012/item/1004-2012-02-01-05-52-52
Eddy Prahasta, 2001, Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis, Penerbit
Informatika, Bandung Junais, I., Sam-suar., Daniel., Hikmah and Syarif, A. (2018) Integration of socio-
spatial ap-proach in land use planning for agribusi-ness commodities: Case Study of under-developed districts in South Sulawesi, Indonesia. Open Journal of Social Sci-ences.Vol.07,01.2019. https://doi.org/10.4236/07.01.2019
Kusuma, Parama Tirta Wulandari Wening dan N. K. I. Mayasti. 2014. Analisa
Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha Produksi Komoditas Lokal: Mie Berbasis Jagung. Agritech, Vol. 34 (2): 194-202.
Lutfi, Mustafa dan M. Elfi Azhar. 2011. Pengaruh Faktor-faktor Sosial Ekonomi
dan Instabilitas Harga Terhadap Respon Penawaran Kopi Arabika Organik. Manajemen & Bisnis, 11(1): 25-39.
Mikhailovna IG & Pavlovna Y. Assessment and Management of Factors of the
Regional Investment Potential. http://dx.doi.org/10.5539/ass.v11n7p240 Nursamsiyah, Devi Yulistia dan 2014. Analisis Kelayakan Finansial Usahatani
Tanaman Sela Kopi Arabika dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember. Berkala Ilmiah Pertanian, 1(1): 16.
Prastowo, Bambang., E.Karmawati, Rubijo, Siswanto, C.Indrawanto dan
S.J.Munarso. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
76
RPJM Desa Ujung Bulu. 2016. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2016-2021. Kab. Jeneponto, Desa Ujung Bulu
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung Supriadi,Handi.2017.Balittri litbang.persiapan dan kesesuain lahan tanaman kopi.
https://balittri.litbang.pertanian.go.id. Diakases tanggal 17 agustus 2019 Zaputra, Aris., Ismayani dan Romano. 2015. Strategi Pengembangan Kluster
Perkebunan Kopi dan Tebu Untuk Pengembangan Ekonomi Kabupaten Aceh Tengah. Agrisep, 16(2): 39-47.
77
a
QUESIONER PENELITIAN JURUSAN AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kousiner Penelitian
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama: :
No.HP: :
Dusun :
Umur :
Pendidikan :
Jumlah Tanggungan Keluarga
:
Koordinat Rumah : LS :
BT :
78
Potensi Investasi Kopi di Desa Ujung Bulu, Kecamatan Rumbia,
Kabupaten Je’neponto
A. Potensi Investasi komoditi kopi
No Kebun Kopi
Luas Lahan (Ha)
Jumlah Pohon
Rata-rata Umur
Tanaman
Dusun
1 Kebun 1 2 Kebun 2 3 Kebun 3
B. Pendapatan dan Biaya
No TAHUN Harga Jual
Penjualan Kopi ( kg )
1 Tahun 2017 2 Tahun 2018
No TAHUN Total Biaya Produksi/ Tahun Untuk
Pembelian
1 Tahun 2017 2 Tahun 2018
C. Assessment Derajat Kepentingan Faktor
Indikator Potensi Investasi Skala
1 2 3 4 Apakah lahan yang ditanami kopi cocok ditanami kopi ? Apakah masih tersedia lahan untuk pengembangan kopi
?
Apakah anda kesulitan mencari tenaga kerja untuk usahatani kopi ?
Apakah tersedia tenaga kerja untuk usahatani kopi ? Apakah produksi tanaman kopi anda masih ditingkatkan
lagi ?
Apakah terlibat dalam salah satu kelembagaan/kelompok tani untuk usaha tani kopi ?
Apakah infrastruktur yang ada sekarang, seperti jalan, listrik, dll sudah mendukung usahatani kopi yang ada di daerah anda?
Apakah anda sulit mengakses pinjaman keuangan ?
79
Lampiran 2 Identitas Responden di Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto
NO. Nama
Responden
NO. HP DUSUN UMUR PENDIDIKAN Jumlah
Tanggungan
Keluarga
1 Dg. Accang 082188668181 Bonto
Manai
40 SD 4
2 Hamaria 085213995069 Bonto
Manai
35 Tidak Sekolah 5
3 Abdul
Hakim
085215505235 Bonto
Manai
53 SMP 6
4 Nasir - Bonto
Manai
60 SD 7
5 Dg. Munni - Bonto
Manai
37 SD 4
6 Dg. Juma 082336168562 Bonto
Manai
33 SD 4
7 Dg. Haring - Bonto
Manai
30 Tidak Sekolah 2
8 Ansir - Bonto
Manai
29 SD 3
9 Dg. Bakri 085343703130 Bonto
Manai
29 SD 3
10 Dg. Bakaria 082399408499 Bonto
Manai
40 Tidak Sekolah 5
11 Sakaring - Bonto
Manai
39 Tidak Sekolah 3
12 Sulaiman 085299739456 Bonto
Manai
25 SD 2
80
13 Dg. Sanu 085340613553 Bonto
Manai
60 Tidak Sekolah 7
14 Dg.Mukhtar 085396509121 Bonto
Manai
45 SMP 1
15 Dg.Sampara - Bonto
Manai
41 Tidak Sekolah 3
16 Saharia - Bonto
Manai
40 SD 8
17 Asriani 082191305992 Bonto
Manai
27 SMA 3
18 Jupri M 082348355861 Bonto
Manai
41 SD 4
19 Zainuddin - Bonto
Manai
50 SD 5
20 Dg. Haso 085298572953 Bonto
Manai
31 SD 5
21 Syamsuddin - Bonto
Manai
38 SMA 4
22 Nawir 085247300465 Bonto
Manai
40 SD 5
23 Rannu 085280933296 Bonto
Manai
57 Tidak Sekolah 1
24 Saharuddin 085397686579 Bonto
Manai
40 SD 4
25 Malo - Bonto
Manai
36 SD 4
26 Mita 085341822969 Bonto
Manai
20 SMP 4
27 Syamsuddin 085259068 Bonto
Manai
31 SD 4
81
28 Jumanai 081254933295 Bonto
Manai
58 SD 4
29 Liling - Bonto
Manai
60 SD 4
30 Wahyudi - Bonto
Manai
23 SD 3
31 Baharuddin - Bonto
Manai
32 SD 4
32 Haerul - Bontojai 15 SMA 2
33 Muh Ansar 085397536641 Bonto jai 20 S1 5
34 Syarifuddin 085398234883 Bonto jai 35 Tidak Sekolah 6
35 Fina Bonto jai 29 SD 6
36 Dedi 085241545320 Bonto jai 16 SMA 5
37 Asri 085342140938 Bonto jai 26 SMA 3
38 Erni 085348847413 Bonto jai 23 SMP 4
39 Mantang Bonto jai 44 SD 5
40 Nurbaya Bonto jai 19 SD 3
41 Duma 085340930519 Bonto jai 53 SD 4
42 Udin 085340565599 Bonto jai 42 SD 5
43
Nursia
085342751379
Bonto jai
45
SD
3
44 Kati Bonto jai 50 SD 4
45 Nanung Bonto jai 52 SD 3
46 Naing Bonto jai 55 SD 3
47 Anti 082187658967 Bonto jai 22 SD 2
48 Dg, Saha 085342469515 Bonto jai 45 Tidak Sekolah 3
49 Hajrah Dg.
Bau
081343190275 Bonto jai 31 SMP 4
50 Saraba 082345372782 Bonto jai 49 SD 7
51 Syaban 085256318559 Bonto jai 52 SMP 3
82
52 Baddi Bonto jai 48 Tidak Sekolah 5
53 Adi Bonto jai 50 Tidak Sekolah 2
54 H.Ali 085242713153 Bonto jai 43 SMA 3
55 Karim Bonto jai 39 SD 4
56 Agus 085242153873 Bonto jai 37 SD 5
57 Saing 081341970905 Bonto jai 75 Tidak Sekolah 7
58 Mansyur 085298247181 Bonto jai 27 Tidak Sekolah 2
59 Nusi 085255071160 Balewang 52 SD 4
60 Buhari 081251016604 Balewang 60 SD 3
61 Naba Balewang 60 SD 3
62 Sina Balewang 55 SD 3
63 Cu'ding Balewang 50 SD 3
64 Rabana Balewang 50 SD
65 Ilyas 082191919443 Balewang 30 S1 3
66 Syarifuddin 082384256290 Balewang 23 SMA
67 Suli' 081253086986 Balewang 70 SD 1
68 Bakking 082343244367 Balewang 70 SD 1
69 Lela 082347158448 Balewang 31 SD 2
70 Laila 082349072501 Balewang 45 SD 3
71 Sampara' 085251924819 Balewang 40 SD 3
72 Ridwan Balewang 36 Tidak Sekolah 3
73 Sa'di Balewang 40 SD 3
74 Mariani 085231028455 Balewang 25 SD 3
75 Basri - Balewang 32 SD 3
76 Tini - Balewang 70 SD 3
77 Jumpa' - Balewang 80 SD 4
78 Rina 081241316530 Balewang 22 SMA 3
79 Noro' - Balewang 50 SMP 1
80 Sumardi 082399402636 Balewang 33 SD 3
81 Hadriani 085244324485 Balewang 41 SD 7
83
82 Hastuti 085299062484 Balewang 1 SMA 1
83 Hj.Zaenab - Balewang 3 SD 3
84 Dg.La'lang - Bungaya 43 SD 4
85 Amir 082150090573 Bungaya 33 SD 4
86 Samaria - Bungaya 40 SD 4
87 Sari - Bungaya 60 SD 3
88 Hawang - Bungaya 60 SD 2
89 Saintang - Bungaya 38 SD 5
90 Basinong 082187041096 Bungaya 65 SD 2
91 Haniah 082349851602 Bungaya 45 SD 4
92 Hatta - Bungaya 35 SD 4
93 Dewi 085342166445 Bungaya 35 SD 6
94 Risal 082394494352 Bungaya 40 SD 4
95 Simba 081244554593 Bungaya 28 SD 3
96 Samsu - Bungaya 30 SD 2
97 Dg.Tutu 085390280399 Bungaya 60 SD 3
98 Saharuddin 085348008962 Bungaya 31 Tidak Sekolah 4
99 Ma'din - Bungaya 70 SD 6
100 Marsuki 082393524210 Bungaya 27 SMP 2
101 Baring 082348002204 Bungaya 70 SD 1
102 Nurtia 085342870786 Bungaya 40 SD 4
103 Sampara - Bungaya 60 SD 6
104 Syawal - Bungaya 40 SD 4
105 Mansur - Bungaya 30 SD 3
106 Hamid - Bungaya 59 SD 6
107 Jumana 08514854194 Bungaya 38 SD 4
108 Rosmia 085399659345 Bungaya 41 SD 4
109 Rabasing - Bungaya 30 SD 3
110 Hj.Banang - Bungaya 65 SD 2
111 Mulyati 085341446537 Bungaya 32 SMP 4
84
112 Rahmatia 085399460628 Bungaya 23 SMP 2
113 Sahar 082320148369 Bungaya 26 SD 3
114 Dg. Tuttu - Kambutta
Toa
60 SD 6
115 Rahimi 085211484256 Kambutta
Toa
23 SMA 3
116 H. Sangkala - Kambutta
Toa
60 Tidak Sekolah 3
117 Syahrir 082188636048 Kambutta
Toa
30 S1 4
118 Ummi - Kambutta
Toa
40 SD 6
119 Abd, Qadir 085343858922 Kambutta
Toa
32 SD 6
120 Noro - Kambutta
Toa
35 Tidak Sekolah 2
121 Hanafi 085213352675 Kambutta
Toa
30 SD 3
122 Rusdi 085399498122 Kambutta
Toa
33 SD 2
123 Nasu Kambutta
Toa
50 SD 9
124 Bohari 081346215657 Kambutta
Toa
60 SMP 5
125 Baso'din 085240677689 Kambutta
Toa
45 SD 5
126 Hasia Kambutta
Toa
43 SD 5
127 Nuhung Kambutta
Toa
65 SD 2
85
128 Rusdin,
S.Pd.i
085211266039 Kambutta
Toa
48 S1 1
129 Nia - Kambutta
Toa
70 Tidak Sekolah 4
130 Lima
Minarti
085387500292 Kambutta
Toa
SD
131 Suri - Kambutta
Toa
50 SD 2
132 Halifah 082285219139 Kambutta
Toa
50 SD 6
133 Ida 082345372877 Kambutta
Toa
35 SMA 4
134 Sahrini 085299410765 Kambutta
Toa
45 SD 3
135 Sainuddin 085394751728 Kambutta
Toa
36 SD 4
136 Nasir - Kambutta
Toa
38 SD 3
137 Asrul - Kambutta
Toa
24 SMA 3
138 Burhan 082189605544 Kambutta
Toa
42 D3 4
139 Sanabun - Kambutta
Toa
32 SD 5
140 Nabang - Kambutta
Toa
51 SMA 4
141 Aji Syamsul 085242411702 Kambutta
Toa
45 SD 3
142 Rahmawati - Kambutta
Toa
44 SMP 3
86
143 Irma - Kambutta
Toa
32 SMP 4
144 Rahmatia 082292828782 Kayu Colo 29 S1 4
145 Minang - Kayu Colo 45 SD 3
146 Raba 085331369791 Kayu Colo 45 SD 6
147 Junaidi 085242535066 Kayu Colo 30 SMA 5
148 Rosma 085299388915 Kayu Colo 32 S1 4
149 Umi 085255508035 Kayu Colo 28 S1 4
150 Hasan 081290468718 Kayu Colo 48 SD 5
151 Sampara - Kayu Colo 60 SD 2
152 Arfah 085145348165 Kayu Colo 50 SD 5
153 Wawan
Ridwan
- Kayu Colo 36 S1 5
154 Syarifuddin 081242759880 Kayu Colo 36 S1 4
155 Sudding - Kayu Colo 67 SD 2
156 Azis 085398020335 Kayu Colo 50 SD 4
157 Syamsia - Kayu Colo 39 SD 4
158 Dg, Sayani - Kayu Colo 40 SD 3
159 Dg. Misi 085242312608 Kayu Colo 40 SD 11
160 Rusmiati 085271452882 Kayu Colo 27 SD 4
161 Kasiran - Kayu Colo 70 SD 4
162 Dg. Nompo - Kayu Colo 62 SD 1
163 Borong - Kayu Colo 76 SD 3
164 Matia 085248075459 Kayu Colo 40 SD 5
165 Saodah - Kayu Colo 80 SD 2
166 Mahamudin - Kayu Colo 80 SD 4
167 Diah 08218760584 Kayu Colo 40 SD 7
168 Nurdin - Kayu Colo 42 SD 5
169 Lilis 085299701992 Panakukang 22 SMP 2
170 Dg. Sarro - Panakukang 60 SD 3
87
171 Pecci - Panakukang 45 SD 3
172 Taju - Panakukang 35 SD 3
173 Demba - Panakukang 59 SD 4
174 Sabani - Panakukang 54 TIDAK
SEKOLAH
3
175 Saleh - Panakukang 21 SD 4
176 Dg, Liwang 082346637357 Panakukang 52 TIDAK
SEKOLAH
4
177 Kamaruddin - Panakukang 42 SD 4
178 Raú - Panakukang 44 SD 5
179 Dg, Dannu 082311215923 Panakukang 45 TIDAK
SEKOLAH
4
180 Dg, Liwang - Panakukang 31 SD 4
181 Lontang 085259285065 Panakukang 40 SD 4
182 Darwis 085240222249 Panakukang 32 SMP 3
183 Syamsuddin
S
082255687717 Panakukang 46 SD 4
184 Maning - Panakukang 80 SD 1
185 Ita Lestari 085343670867 Panakukang 22 SMK 1
186 Alimuddin - Panakukang 63 SD 4
187 Sayani 085254272653 Panakukang 45 SD 2
88
Lampiran 3 Peta Administrasi wilayah Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto
89
Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan responden
90
Penjemuran kopi salah satu petani di Dusun Kayu Colo
Kebun Kopi salah satu milik petani
91
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bantaeng tanggal 08 januari 1997 penulis
merupakan anak kedelapan dari delapan bersaudara dan
merupakan anak dari pasangan H. Zaenal Abidin dan Ibu Hasnah
Insan. Adapun jenjang pendidikan yang penulis di lalui yaitu masuk
ke SD Inpres Tappanjeng Bantaeng 2004 sampai tahun 2010.
Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di
SMPN 1 Bantaeng dan tamat pada tahun 2013. Kemudian pada tahun yang sama
penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Bantaeng tamat pada tahun 2015.
Kemudian pada tahun 2015 penulis berhasil lulus seleksi masuk pada Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar program Strata 1 (S1), selama
proses perkuliahan penulis aktif di organisasi Korps Sukarelawan ( KSR ) merupakan
salah satu UKM yang ada di Universitas Muhammadiyah Makassar yang bergerak dalam
bidang kepalangmerahan. Penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di
Kecamatan Pujananting, Kabupaten barru selama dua bulan, selain itu penulis juga
pernah magang di Balai Benih Hortikutura Loka, Kabupaten Bantaeng. Dan meraih
sertifikat dari pihak Perusahaan sebagai penghargaan atas pengabdian selama proses
kegiatan magang. Dan pada tahun 2019, telah menyelesaikan masa perkuliahan di
Universitas Muhammadiyah Makassar dengan judul skripsi : “Analisis Potensi Investasi
Kopi Berbasis Spasial di Desa Ujung Bulu, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto”.
ANALISIS POTENSI INVESTASIKOPI BERBASIS SPASIAL DI
DESA UJUNGBULUKECAMATAN RUMBIA
KABUPATEN JENEPONTOby Magfira Angriani Angriani
Submission date: 08-Aug-2019 12:13PM (UTC+0700)Submission ID: 1158532348File name: I_PENDAHULUAN_Bismillah_ACC_FIRA.docx (1,020.72K)Word count: 10749Character count: 67606
19%SIMILARITY INDEX
20%INTERNET SOURCES
5%PUBLICATIONS
0%STUDENT PAPERS
1 11%
2 4%
3 3%
Exclude quotes On
Exclude bibliography On
Exclude matches < 3%
ANALISIS POTENSI INVESTASI KOPI BERBASIS SPASIAL DIDESA UJUNGBULU KECAMATAN RUMBIA KABUPATENJENEPONTOORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
repository.ipb.ac.idInternet Source
Ahmat Adil. "Analisa Spasial Pemetaan LokasiWisata Agro (Studi Kasus Di Lombok Barat)",Jurnal Matrik, 2017Publication
www.scribd.comInternet Source