ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan...

103
iv ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI KLUB SEPAKBOLA PROFESIONAL YANG DIKELOLA PT PERSIB BANDUNG BERMARTABAT DALAM INDUSTRI SEPAKBOLA INDONESIA Oleh WINDHA AFRINA H24060771 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Transcript of ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan...

Page 1: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

iv

ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG

SEBAGAI KLUB SEPAKBOLA PROFESIONAL

YANG DIKELOLA PT PERSIB BANDUNG BERMARTABAT

DALAM INDUSTRI SEPAKBOLA INDONESIA

Oleh

WINDHA AFRINA

H24060771

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 2: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

v

RINGKASAN

WINDHA AFRINA. H24060771. Analisis Positioning Klub Persib Bandung

sebagai Klub Sepakbola Profesional yang Dikelola PT Persib Bandung

Bermartabat dalam Industri Sepakbola Indonesia. Di bawah bimbingan ABDUL

BASITH.

Klub-klub sepak bola di Indonesia mulai mengarah ke profesional dan tidak

boleh lagi mengharapkan bantuan dari pemerintah yang diperoleh melalui dana

APBD. Banyak cara yang dilakukan klub untuk membangun profesionalitas

pengelolaannya. Klub-klub besar dikelola oleh tim manajemen formal yang

menjadikan sepakbola sebagai industri. Sepakbola sebagai industri menjadikan

olahraga ini tidak hanya sekedar tontonan, nama klub sepakbola merupakan

“brand” yang penting dalam penjualan tiket, merchandise, dan penarik sponsor

serta investor. Sebagai klub sepakbola profesional yang dikelola PT Persib

Bandung Bermartabat, Persib Bandung perlu membangun positioning yang baik.

Penelitian mengenai positioning klub Persib Bandung dilakukan dengan tujuan

(1) mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi penilaian mahasiswa penggemar

sepakbola akan keberadaan suatu klub sepakbola (2) mengidentifikasi pesaing-

pesaing terdekat klub Persib Bandung dan (3) menganalisis positioning klub

Persib Bandung berdasarkan persepsi mahasiswa penggemar sepakbola.

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer

berasal dari hasil penyebaran kuesioner kepada mahasiswa program strata satu

Institut Pertanian Bogor. Data sekunder berasal dari berbagai literatur seperti

buku, tulisan ilmiah, internet dan media massa. Pemilihan sampel dilakukan dua

tahap, dimana pada tahap pertama peneliti merumuskan kategori kontrol atau

quota dari populasi yang akan diteliti dan tahap kedua peneliti menentukan bahwa

sampel akan diambil secara judgement. Pengolahan data dilakukan dengan uji

validitas dan reliabilitas, analisis kesadaran merek, analisis deskriptif dengan

symantec differensial, analisis faktor dengan metode ekstraksi Principal

Component Analysis , dan Multidimensional Scalling serta dibantu dengan

Microsof Excell 2007 dan Software SPSS versi 17.0 for windows.

Hasil uji validitas untuk masing – masing hasil pengukuran tingkat

kepentingan dan tingkat kepuasan terhadap seluruh pernyataan lebih besar dari r

tabel pada selang kepercayaan 95 persen yaitu 0,361. Sedangkan uji reliabilitas

menghasilkan nilai αcronbach yang lebih besar dari 0,6. Berdasarkan analisis faktor,

dihasilkan empat faktor yang menjadi komponen penting penilaian responden

terhadap keberadaan suatu klub sepakbola. Faktor tersebut adalah faktor supporter

dan pencitraan, faktor prestasi, faktor sponsorship, serta faktor kualitas pelatih dan

manajemen, dimana masing-masing faktor tersusun atas beberapa variabel.

Berdasarkan analisis pesaing yang diolah dengan multidimensional scalling, klub

sepakbola yang menempati peringkat pertama pesaing terdekat klub Persib

Bandung adalah Arema Indonesia. Penelitian menghasilkan penilaian responden

terhadap klub Persib Bandung sebagai klub sepakbola yang memiliki positioning

mandiri dalam pendanaan dan pengelolaan, mudah memperoleh merchandise dan

tiket, memiliki banyak sponsor, memiliki banyak supporter yang loyal dan

terorganisir, memiliki popularitas (nama besar) yang baik, dan bertaburan pemain

bintang.

Page 3: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

vi

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG

SEBAGAI KLUB SEPAKBOLA PROFESIONAL

YANG DIKELOLA PT PERSIB BANDUNG BERMARTABAT

DALAM INDUSTRI SEPAKBOLA INDONESIA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

WINDHA AFRINA

H24060771

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 4: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

vii

Judul Skripsi : Analisis Positioning Klub Persib Bandung sebagai Klub

Sepakbola Profesional yang Dikelola PT Persib Bandung

Bermartabat dalam Industri Sepakbola Indonesia

Nama : Windha Afrina

NIM : H24060771

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

(Ir. Abdul Basith, MS)

NIP : 195707091985031006

Mengetahui :

Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc)

NIP : 196101231986011002

Tanggal Lulus :

Page 5: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banjarbaru, pada tanggal 20 April 1988. Penulis

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Akhmad Fauzi dan

Siti Rohani. Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK

Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN Sei Besar 1

pada tahun 1994, kemudian pada tahun 2000 penulis melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi di SMP Negeri 1 Banjarbaru. Jenjang pendidikan

berikutnya dilalui penulis di sebuah SMA semi militer di Magelang yaitu SMA

Taruna Nusantara. Pada tahun 2006, penulis diterima menjadi salah satu

Mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan

Mahasiswa Baru (SPMB) dan menjalani Tingkat Persiapan Bersama (TPB),

kemudian diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen.

Selama berada di jenjang SD, SMP, SMA, penulis beberapa kali meraih

prestasi dalam beberapa kejuaraan di tingkat kota hingga provinsi. Keberhasilan

yang pernah diraihnya antara lain dalam English Singing Contest, English Debate

Competition, English Speech Contest, Lomba Membaca Puisi, Lomba Cerdas

Tangkas, terpilih sebagai siswa teladan antar SMP seprovinsi Kalimantan Selatan,

dan lain-lain. Saat menjadi mahasiswa IPB, penulis juga berhasil menjuarai

beberapa lomba diantaranya lomba Create Song dan Vocal Group. Selain itu,

penulis juga aktif dalam organisasi seperti OSIS dan paduan suara. Selama masa

perkuliahan, penulis berpartisipasi aktif dalam organisasi kemahasiswaan, yaitu

pada periode tahun 2007-2008 menjabat sebagai staff direktorat Human Resources

pada Center of Management (COM@). Pada periode 2008-2009, penulis

bergabung dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM)

IPB sebagai bendahara Kementrian Kebijakan Kampus. Selain itu, penulis juga

aktif dalam kegiatan lingkungan kampus seperti kegiatan kepanitiaan Masa

Perkenalan Fakultas dan Departemen Manajemen sebagai Komisi Disiplin, serta

dalam kepanitiaan beberapa seminar, pelatihan, dan perlombaan.

Page 6: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas segala limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini mengambil judul “Analisis Positioning Klub Persib Bandung

Sebagai Klub Sepakbola Profesional yang Dikelola PT Persib Bandung

Bermartabat dalam Industri Sepakbola Indonesia” yang bertujuan untuk

mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi penilaian responden akan

keberadaan suatu klub sepakbola, mengidentifikasi pesaing-pesaing terdekat klub

Persib Bandung dan menganalisis positioning klub Persib Bandung berdasarkan

persepsi responden.

Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan

skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat

diperlukan untuk kemajuan yang lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi kemaslahatan umat dan bernilai ibadah dalam pandangan Allah

SWT. Amin.

Bogor, November 2010

Penulis

Page 7: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

x

UCAPAN TERIMA KASIH

Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Dalam

penyusunannya, penulis mendapatkan banyak bantuan baik secara moril maupun

materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Ir. Abdul Basith, MS sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan banyak waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi,

dan pengarahan yang sangat berarti kepada penulis.

2. Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd dan Bapak Nurhadi Wijaya, S. TP, MM yang

menjadi dosen penguji utama dalam sidang skripsi penulis. Semua saran dan

kritik merupakan hal yang sangat berguna dan berharga dalam penyempurnaan

skripsi ini.

3. Seluruh Dosen Departemen Manajemen yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuan yang berguna bagi penulis.

4. Kepala Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan Kepala Tata Usaha

Departemen Manajemen beserta staf atas bantuan selama penulis

menyelesaikan perkuliahan.

5. Kedua orang tua (Mama dan Papa), Adik-adikku (Qodli Zaka dan Ghanniyah

Yumna), Nenek, Kakek, serta seluruh keluarga besarku yang senantiasa

memberikan doa yang tulus, rasa cinta yang dalam, kasih sayang, perhatian,

motivasi, serta inspirasi kepada penulis.

6. Keluarga Bapak Buseran dan Ibu Zubaedah yang telah memberikan banyak

bantuan, bimbingan, dan motivasi kepada penulis.

7. Om Budi dan Tante Sukma atas segala bantuan dan perhatiannya kepada

penulis dan keluarga selama berada di Bogor.

8. Abdul Majid yang telah memberikan inspirasi, motivasi, meluangkan waktu,

sehingga membuat penulis tetap dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

dengan penuh semangat.

9. Maung Bandung yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi serta bobotoh sa

alam dunya yang telah memberikan masukan dan semangat.

10. Pundunk Genk (Inyul aka Ayu, Harboy aka Suharman, Jellyboy aka Reza, dan

Jidow aka Ajid) yang telah memberikan indahnya arti persahabatan, keceriaan,

Page 8: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

xi

dan kebersamaan selama ini, seluruh kasih sayang, motivasi, dan masukan

serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

11. Sahabat-sahabat terbaikku yang menjadi sejoliku saat TPB, Melyana, Elva, dan

Widya, serta penghuni kamar 176 yaitu Era, Pipit, dan Vina, juga penghuni

kosan Ananda Putri : Esa, Nessia, Tasya, Isty, Suci, terimakasih atas

kebersamaan kita selama ini.

12. Teman seperjuangan di Kementrian Kebijakan Kampus BEM KM IPB

Gemilang : Kak Adnan, Kak Indri, Wayaw, Ramdhan, Eka, Prapti, Yulia,

Deni, dan Rhomi, untuk semua pengalaman dan pelajaran berharga yg telah

kalian berikan sebagai proses belajar menuju kedewasaan berpikir.

13. Sahabat magang di Bulog, yaitu Rizal dan Teguh serta rekan-rekan di

direktorat Human Resourses COM@ 2007/2008 : Kak Ipul, Kak Rani, Kak

Wulan, Kak Wibi, Winwin, Gilang, dan Au untuk segala hal yang kita bagi dan

pelajari bersama.

14. Rekan-rekan yang telah membantu penyebaran kuesioner, Huda, Fachri, Obbi

dkk, serta Riqi, Nanang dan Afif yang telah membantu penulis dalam banyak

hal.

15. Para Mene43-ers tersayang mulai dari anak-anak LG, Gebog, Lenjeh, Jong

Java, Geng Korea, J-Co, Rempong, dan seluruh anggota Manajemen 43,

terimakasih atas semua moment yang kita lalui bersama.

16. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah

SWT senantiasa memberikan balasan atas seluruh kebaikan yang telah

diberikan.

Bogor, November 2010

Penulis

Page 9: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

xii

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP .................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................... vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2. Perumusan Masalah ......................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5

1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian................................................................ 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sepakbola ....................................................................... 6

2.2. Kesadaran Merek ............................................................................. 6

2.3. STP (Segmentation, Targeting, Positioning) .................................... 9

2.3.1. Segmentation ......................................................................... 9

2.3.2. Targeting ............................................................................... 11

2.3.3 Positioning ............................................................................. 11

2.4. Persepsi Konsumen .......................................................................... 18

2.5. Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................... 19

III.METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................ 21

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 21

3.3. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 22

3.4. Metode Pemilihan Sampel ............................................................... 23

3.4.1. Pemilihan Sampel .................................................................. 23

3.4.2. Ukuran Sampel ...................................................................... 23

3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................... 24

3.5.1. Uji Validitas .......................................................................... 25

3.5.2. Uji Reliabilitas ....................................................................... 25

Page 10: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

xiii

3.6. Metode Deskriptif ........................................................................... 26

3.7. Analisis Faktor ................................................................................ 26

3.8. Multidimensional Scalling ............................................................... 28

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ......................................................... 30

4.1.1. Sejarah Persib Bandung ........................................................ 30

4.1.2. PT Persib Bandung Bermartabat ........................................... 31

4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 33

4.3. Karakteristik Responden ................................................................. 34

4.3.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........... 34

4.3.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .......................... 35

4.3.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan .................. 35

4.3.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Cara Menonton ......... 36

4.3.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Provinsi ............. 37

4.3.5. Tabulasi Silang Karakteristik Responden.............................. 37

4.4. Analisis Kesadaran Merek .............................................................. 41

4.4.1. Klub sepakbola Indonesia yang Paling Diingat Responden .. 41

4.4.2. Klub sepakbola Indonesia yang Dikenal Responden ............. 44

4.4.3. Klub sepakbola Indonesia yang Perlu Diingatkan Kembali

Terhadap Responden ........................................................... 45

4.5. Analisis Faktor-faktor Komponen Utama Positioning ...................... 45

4.5.1. Faktor Pertama .................................................................... 49

4.5.2. Faktor Kedua ....................................................................... 49

4.5.3. Faktor Ketiga ........................................................................ 50

4.5.3. Faktor Keempat .................................................................... 50

4.6 Analisis Pesaing Klub Sepakbola Persib Bandung .......................... 51

4.7 Analisis Positioning Klub Sepakbola Persib Bandung .................... 53

4.7.1 Analisis Deskriptif Persepsi Responden ................................ 53

4.7.2 Positioning Klub Sepakbola Persib Bandung ........................ 60

4.8 Implikasi Manajerial ....................................................................... 61

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan .................................................................................... 64

2. Saran .............................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 66

LAMPIRAN …………………………………………………………………. 69

Page 11: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

xiv

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Klasemen Klub Sepakbola dengan Prestasi Teratas di Indonesia Berdasarkan

Kompetisi Liga Super Indonesia Musim 2009/2010 ............................... 1

2. Jumlah Mahasiswa IPB Tahun 2009 ...................................................... 23

3. Proporsi Sampel Tiap-Tiap Fakultas....................................................... 24

4. KMO .................................................................................................... 27

5. Standar Kruskal untuk Stress ................................................................. 29

6. Struktur Organisasi PBB 2009/2010 ...................................................... 33

7. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Usia (tahun) ............................... 38

8. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Cara Menonton .......................... 38

9. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Asal Provinsi .............................. 39

10. Tabulasi Silang Usia (tahun) dengan Cara Menonton ............................. 39

11. Tabulasi Silang Usia (tahun) dengan Asal Provinsi ................................ 40

12. Tabulasi Silang Cara Menonton Sepakbola dengan Asal Provinsi........... 40

13. Klub Sepakbola yang Paling Diingat Responden ................................... 42

14. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Top of Mind ............................... 42

15. Tabulasi Silang Usia (tahun) dengan Top of Mind .................................. 43

16. Tabulasi Silang Cara Menonton Sepakbola dengan Top of Mind ............ 43

17. Tabulasi Silang Asal Provinsi dengan Top of Mind................................. 44

18. Klub Sepakbola yang Dikenal Responden .............................................. 45

19. Klub Sepakbola yang Perlu Diingatkan Kembali ................................... 45

20. Nilai Communalities Berdasarkan Urutan .............................................. 47

21. Hasil Analisis Faktor ............................................................................. 49

22. Perhitungan Jarak Euclidean dan Peringkat Pesaing Terdekat ................ 52

Page 12: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

xv

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Share dan Rating Putaran I Liga Super Indonesia 2009/2010 ................... 2

2. Share dan Rating Putaran II Liga Super Indonesia 2009/2010 ................. 3

3. Piramida Kesadaran Merek (Aaker,1997) ................................................ 7

4. Kerangka Pemikiran Penelitian .............................................................. 22

5. Kostum Tim Persib Bandung Musim Kompetisi 2009/2010 .................... 32

6. Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 34

7. Persentase Responden Berdasarkan Usia ................................................. 35

8. Persentase Responden Berdasarkan Angkatan ......................................... 36

9. Persentase Responden Berdasarkan Cara Menonton ................................ 37

10. Persentase Responden Berdasarkan Asal Provinsi ................................... 37

11. Peta Posisi Klub Sepakbola .................................................................... 52

12. Analisis Deskriptif Persepsi Responden .................................................. 53

Page 13: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Kuesioner ............................................................................................... 69

2. Uji Validitas ............................................................................................ 75

3. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 81

4. Analisis Faktor ....................................................................................... 84

5. Multidimensional Scalling ...................................................................... 90

Page 14: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

2

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Olahraga sepakbola merupakan cabang olahraga yang memiliki banyak

penggemar di dunia. Di Indonesia sendiri, cabang olahraga ini mulai

berkembang sejak adanya aktivitas dagang dengan Belanda. Organisasi yang

menjadi wadah untuk mengembangkan olahraga sepakbola Indonesia baik di

dalam maupun luar negeri adalah PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh

Indonesia). Kehadiran PSSI memacu berdirinya klub-klub sepakbola di

berbagai daerah di Indonesia.

Di Indonesia terdapat 18 klub anggota Liga Super, 33 klub anggota

divisi utama, 59 klub anggota divisi satu, dan 81 klub anggota divisi dua serta

puluhan klub amatir yang tergabung di divisi tiga. Pengelompokkan klub

tersebut didasarkan pada prestasi klub dalam pertandingan di Liga Indonesia.

Liga Super merupakan kompetisi antar klub sepakbola dengan prestasi

teratas. Sedangkan divisi utama, divisi satu, divisi dua, dan divisi tiga, secara

berurutan merupakan kompetisi klub sepakbola dengan prestasi dalam

klasemen di bawah Liga Super.

Tabel 1. Klasemen Klub Sepakbola dengan Prestasi Teratas di Indonesia

Berdasarkan Kompetisi Liga Super Indonesia Musim 2009/2010

Peringkat Klub Sepakbola Peringkat Klub Sepakbola

1. Arema Indonesia 10. Persema Malang

2. Persipura Jayapura 11. Bontang FC

3. Persiba Balikpapan 12. Persisam Putra Samarinda

4. Persib Bandung 13. PSM Makasar

5. Persija Jakarta 14. Persela Lamongan

6. Persiwa Wamena 15. Pelita Jaya Jawa Barat

7. PSPS Pekanbaru 16. Persik Kediri

8. Sriwijaya FC 17. Persebaya Surabaya

9. Persijap Jepara 18. Persitara Jakarta Utara

Sumber : ligaindonesia.co.id , 2010

Sekarang klub-klub sepak bola di Indonesia mulai mengarah ke

profesional dan tidak boleh lagi mengharapkan bantuan dari pemerintah yang

Page 15: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

3

diperoleh melalui dana APBD. Banyak cara yang dilakukan klub untuk

membangun profesionalitas pengelolaannya. Klub-klub besar dikelola oleh

tim manajemen formal yang menjadikan sepakbola sebagai industri. Sebagai

industri, sepakbola tidak hanya sekedar tontonan, nama klub sepakbola

merupakan “brand” yang penting dalam penjualan tiket, merchandise, dan

kesetiaan penggemar. Bukan itu saja, bahkan beberapa klub sepakbola tanah

air telah semakin kreatif dalam pendanaannya dengan membentuk

konsorsium yang terdiri atas para investor. Setiap klub selalu berkompetisi

untuk berprestasi, memiliki reputasi pertandingan yang baik, manajemen

yang baik dan tim yang solid agar dapat menarik investor serta sponsor untuk

keberlangsungan tim.

Perusahaan yang mensponsori suatu klub sepakbola, tentunya akan

menguntungkan bagi mereka jika mensponsori suatu klub dengan jumlah

pendukung yang besar. Pertandingan klub tersebut tidak hanya akan

mengundang banyak penonton di stadion, tetapi juga menghasilkan rating

yang tinggi bagi stasiun televisi yang menyiarkannya, seperti pada klub

Persib Bandung yang memiliki rating penayangan yang tinggi.

Gambar 1. Share dan Rating Putaran I Liga Super Indonesia 2009/2010

Page 16: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

4

Gambar 2. Share dan Rating Putaran II Liga Super Indonesia 2009/2010

Setiap klub sepakbola berlomba-lomba untuk terus membangun nama

besar timnya. Nama besar sebuah klub sepakbola tidak hanya ditentukan oleh

prestasi tim tersebut di lapangan dalam hal memenangkan pertandingan,

namun juga dipengaruhi oleh profesionalitas tim diluar lapangan, seperti

sistem manajemen klub yang baik maupun kehadiran pendukung klub yang

menjadi pertimbangan sendiri bagi perusahaan untuk menjadi sponsor suatu

klub. Klub yang memiliki banyak penggemar dinilai lebih potensial bagi

perusahaan yang menjadi sponsor. Kecintaan penggemar terhadap suatu klub

sepak bola akan mempengaruhi produk atau merek yang mereka pilih

(Sumarwan, 2007).

Nama besar erat kaitannya dengan positioning klub sepakbola Bagi

klub sepakbola yang ada di Indonesia, positioning erat kaitannya dengan

aktivitas pendanaan klub. Munculnya peraturan dari PT Liga Indonesia

bahwa klub sepakbola peserta Liga Super Indonesia harus mencari dana

sendiri sepanjang mengikuti kompetisi membuat klub sepakbola harus

membangun positioning yang baik untuk menarik sponsor maupun donatur

perorangan. Positioning yang baik juga diperlukan untuk meningkatkan

jumlah penggemar klub sepakbola yang berpengaruh signifikan dari

Page 17: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

5

keuntungan penjualan tiket pertandingan maupun merchandise original klub

sepakbola.

Membangun sebuah positioning tentunya tidaklah mudah, bahkan

penilaian penggemar akan suatu klub bisa berubah seiring dengan perubahan

prestasi maupun peristiwa-peristiwa di luar lapangan seperti kerusuhan saat

pertandingan maupun sistem transfer pemain yang tidak sesuai harapan

penggemar. Penulis memandang perlu adanya penelitian terkait positioning

salah satu klub sepak bola besar yang ada di Indonesia yaitu Persib Bandung

yang dikelola oleh PT Persib Bandung Bermartabat. Peneliti memilih Persib

Bandung dengan pertimbangan bahwa klub sepakbola tersebut merupakan

klub sepakbola yang telah berdiri sejak tahun 1933, memiliki popularitas

yang tinggi, basis supporter yang besar, termasuk klub dengan klasemen

papan atas namun menariknya klub sepakbola ini telah lama tidak memegang

gelar juara sejak tahun 1994. Adapun positioning yang dimaksud adalah

penilaian berdasarkan persepsi mahasiswa strata satu Institut Pertanian Bogor

yang menggemari sepakbola dan mengetahui klub-klub sepakbola profesional

yang ada di Indonesia.

1.2. Perumusan Masalah

Tingkat persaingan yang sangat ketat antar klub sepakbola di Indonesia

di dalam maupun di luar lapangan mengharuskan suatu klub harus memiliki

strategi dan manajemen yang baik agar bisa menarik banyak penggemar dan

sponsor untuk keberlangsungan klub. Salah satu hal yang harus diketahui

dalam rangka memenangkan persaingan tersebut adalah bagaimana pendapat

penikmat sepakbola tentang keberadaan klub yang bersangkutan.

Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dengan

mempertimbangkan kondisi tersebut adalah mengenai faktor apa saja yang

mempengaruhi penilaian mahasiswa penggemar sepakbola akan keberadaan

suatu klub, siapa saja pesaing terdekat klub Persib Bandung, dan bagaimana

positioning klub Persib Bandung berdasarkan persepsi mahasiswa strata satu

Institut Pertanian Bogor yang menggemari sepakbola dan mengetahui klub-

klub sepakbola profesional yang ada di Indonesia.

Page 18: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

6

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Mengidentifikasi faktor apa saja yang mempengaruhi penilaian

mahasiswa strata satu Institut Pertanian Bogor yang menggemari

sepakbola dan mengetahui klub-klub sepakbola professional yang ada di

Indonesia akan keberadaan suatu klub.

2. Mengidentifikasi pesaing-pesaing terdekat klub Persib Bandung.

3. Menganalisis positioning klub Persib Bandung berdasarkan persepsi

mahasiswa strata satu Institut Pertanian Bogor yang menggemari

sepakbola dan mengetahui klub-klub sepakbola professional yang ada di

Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan atau informasi

kepada pihak klub sepakbola Persib Bandung dengan PT Persib Bandung

Bermartabat sebagai perusahaan yang mengelolanya, mengenai penilaian

mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang menggemari sepakbola dan

mengetahui klub-klub sepakbola professional yang ada di Indonesia terhadap

pencapaian Persib Bandung selama ini. Penelitian ini juga diharapkan dapat

memberikan sumbangan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan

sebagai literatur untuk penelitian selanjutnya. Selain itu, penelitian ini

diharapkan dapat berguna bagi penulis untuk mengaplikasikan teori-teori

yang telah diterima selama perkuliahan.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada persepsi mahasiswa strata satu Institut

Pertanian Bogor penggemar sepakbola yang mengetahui klub-klub sepakbola

professional yang ada di Indonesia yang pada akhirnya nanti menghasilkan

positioning klub sepakbola Persib Bandung. Namun terlebih dahulu

dilakukan identifikasi mengenai faktor yang mempengaruhi penilaian

penggemar sepakbola akan keberadaan suatu klub dan analisis pesaing-

pesaing terdekat klub Persib Bandung.

Page 19: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Sepakbola

Sepak bola adalah permainan bola yang sangat populer dimainkan oleh

dua tim, yang masing-masing beranggotakan sebelas orang. Dua tim yang

masing-masing terdiri dari 11 orang bertarung untuk memasukkan sebuah

bola bundar ke gawang lawan (mencetak gol). Tim yang mencetak lebih

banyak gol adalah sang pemenang (biasanya dalam jangka waktu 90 menit,

tetapi ada cara lainnya untuk menentukan pemenang jika hasilnya seri).

Permainan ini memiliki banyak peraturan. Peraturan terpenting dalam

mencapai tujuan ini adalah para pemain (kecuali penjaga gawang) tidak boleh

menyentuh bola dengan tangan mereka selama masih dalam permainan.

(http://pssi-football.com)

2.2. Kesadaran Merek

Kesadaran merek merupakan kesanggupan seorang calon pembeli untuk

mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian

dari kategori produk tertentu. Kesadaran merek membutuhkan jangkauan

kontinum (continuum ranging) dari persamaan yang tidak pasti bahwa merek

tertentu dikenal, menjadi keyakinan bahwa produk tersebut merupakan satu-

satunya dalam kelas produk selanjutnya.

Peran kesadaran merek dalam seluruh ekuitas merek tergantung dari

sejauh mana tingkatan kesadaran yang dicapai oleh suatu merek. Tingkatan

kesadaran merek terdiri atas :

a. Unaware of brand (tidak menyadari merek)

Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek,

dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.

b. Brand Recognition (pengenalan merek)

Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat

seseorang pembeli memilih suatu merek saat melakukan pembelian.

c. Brand Recall (pengingatan kembali terhadap merek)

Page 20: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

8

Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan

seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam kelas produk. Hal ini

diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda

dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan

merek tersebut.

d. Top of Mind (puncak pikiran)

Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan

pengingatan dan ia dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek

yang paling banyak disebutkan pertama sekali merupakan puncak pikiran.

Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai

merek yang ada di dalam benak konsumen.

Tingkatan kesadaran merek secara berurutan dapat digambarkan

sebagai suatu piramida seperti di bawah ini :

Top

of Mind

Brand Recall

Brand Recognition

Unaware of Brand

Gambar 3. Piramida Kesadaran Merek (Aaker, 1997)

Peran kesadaran merek terhadap ekuitas merek dapat dipahami dengan

membahas bagaimana kesadaran merek menciptakan suatu nilai. Menurut

Durianto (2004), penciptaan nilai dapat dilakukan paling sedikit ada 4 cara

yaitu :

a. Anchor to which other association can be attached, artinya suatu merek

dapat digambarkan sebagai suatu jangkar dengan beberapa rantai. Rantai

menggambarkan asosiasi merek tersebut.

Page 21: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

9

b. Familiary-Lingking, artinya dengan mengenal merek akan menimbulkan

rasa terbiasa terutama produk-produk yang bersifat low involvement

(kebiasaan terendah). Suatu kebiasaan dapat menimbulkan keterkaitan

kesukaan yang kadang-kadang dapat menjadi suatu pendorong dalam

membuat keputusan.

c. Substance/commitment, kesadaran akan nama dapat menandakan

keberadaan, komitmen, dan inti yang sangat penting bagi suatu

perusahaan. Secara logika, suatu nama dikenal karena beberapa alasan

mungkin karena program iklan perusahaan yang ekstensif , jaringan

distribusiyang luas, ekstensi yang sudah lama dalam industry, dll. Jika

kualitas dua merek sama, kesadaran merek akan menjadi faktor yang

menentukan dalam keputusan pembelian konsumen.

d. Brand to consider. Langkah pertama proses pembelian adalah menyeleksi

dari suatu kelompok merek-merek yang dikenal untuk dipertimbangkan,

merek mana yang akan diputuskan dibeli. Merek yang memiliki Top of

Mind yang tinggi memiliki nilai yang tinggi. Jika suatu merek tidak

tersimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak dipertimbangkan di benak

konsumen. Biasanya merek-merek yang disimpan dalam ingatan

konsumen adalah merek yang disukai atau dibenci.

Pengenalan maupun pengingatan merek akan melibatkan upaya

mendapatkan identitas nama dan menghubungkannya ke kategori produk.

Menurut Durianto (2004), agar kesadaran merek dapat dicapai dan diperbaiki

dapat ditempuh beberapa cara sebagai berikut:

a. Pesan yang dilakukan harus mudah diingat dan tampil beda dibandingkan

dengan lainnya serta harus ada hubungannya antara merek dengan kategori

produknya.

b. Memakai slogan atau lagu yang menarik sehingga membantu konsumen

untuk mengingat merek.

c. Jika produk memiliki simbol, hendaknya simbol yang dipakai dapat

dihubungkan dengan mereknya.

d. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak diingat

pelanggan.

Page 22: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

10

e. Kesadaran merek dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang

sesuai kategori produk, merek, atau keduanya.

f. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan karena

membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan.

2.3. STP (Segmentation, Targeting, Positioning)

Pada dasarnya, produsen melakukan penciptaan sekaligus penyerahan

nilai. Proses penciptaan dan penyerahan nilai kepada konsumen digabungkan

dalam bentuk Segmentation, Targeting, dan Positioning (Kotler, 1997).

2.3.1. Segmentation

Menurut Kasali (1998), segmentasi pada dasarnya adalah suatu

strategi untuk memahami struktur pasar, sedangkan targeting adalah

persoalan bagaimana memilih, menyeleksi, dan menjangkau pasar.

Bagaimana menyeleksi pasar tergantung atau sangat ditentukan oleh

bagaimana pemasar melihat pasar itu sendiri. Dengan demikian pasar

yang dilihat oleh dua orang berbeda, yang didekati oleh metode

segmentasi yang berbeda akan menghasilkan peta yang berbeda pula.

Segmentasi adalah proses mengkotak-kotakkan pasar yang heterogen ke

dalam kelompok-kelompok ”potential customer” yang memiliki respon

yang sama dalam membelanjakan uangnya.

Menurut Peter dan Olsan dalam Basalmah (2008), segmentasi pasar

didefinisikan sebagai proses membagi suatu pasar ke dalam kelompok

konsumen dan sama menyeleksi kelompok-kelompok yang paling tepat

untuk dilayani oleh perusahaan. Menurut Kasali (1998), setidaknya ada

lima keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan segmentasi

pasar, yaitu :

(1) Mendisain produk-produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan

pasar. Dengan memahami segmen-segmen yang responsif terhadap

suatu stimuli, maka pemasar dapat mendisain produk yang sesuai

dengan kebutuhan/keinginan segmen-segmen ini. Jadi perusahaan

menempatkan konsumen di tempat yang utama dan menyesuaikan

produknya untuk memuaskan konsumen.

Page 23: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

11

(2) Menganalisis pasar

Segmentasi pasar membantu eksekutif mendeteksi siapa saja yang

akan menggerogoti pasar produknya.

(3) Menemukan peluang

Setelah menguasai pasar, mereka yang menguasai konsep segmentasi

dengan baik akan sampai pada ide untuk menentukan peluang.

Peluang ini tidak selalu sesuatu yang besar, tetapi pada masanya kan

menjadi besar.

(4) Menguasi posisi yang superior dan kompetitif

Mereka yang menguasai segmen dengan baik umumnya adalah

mereka yang paham betul konsumennya. Mereka mempelajari

pergeseran-pergeseran yang terjadi di dalam segmennya.

(5) Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien

Setelah tahu persis siapa segmennya, maka pemasar akan tahu

bagaimana berkomunikasi yang baik dengan mereka. Segmentasi

pasar adalah suatu landasan pengembangan strategi pemasaran yang

logis dan merupakan salah satu jembatan besar antara literatur tentang

perilaku konsumen yang berhubungan dengan strategi pemasaran.

Menurut Kotler (2007) segmentasi dibagi kedalam empat bagian

yaitu segmentasi geografis, demografis, psikografis, dan perilaku.

1. Segmentasi geografis mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-

unit geografis yang berbeda, seperti negara, negara bagian, wilayah,

propinsi, kota, atau lingkungan rumah tangga.

2. Dalam segmentasi demografis, pasar dibagi menjadi kelompok-

kelompok berdasarkan variable seperti usia, ukuran keluarga, siklus

hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan,

agama, ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas sosial.

3. Dalam segmentasi psikografis, para pembeli dibagi menjadi kelompok

yang berbeda berdasarkan gaya hidup atau kepribadian atau nilai.

4. Dalam segmentasi perilaku, pembeli dibagi menjadi kelompok-

kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan

mereka terhadap produk tertentu.

Page 24: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

12

2.3.2. Targeting

Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang-peluang segmen

pasarnya, perusahaan harus mengevaluasi beragam segmen dan

memutuskan berapa banyak dan segmen mana yang akan dibidik. Menurut

Kasali (1998) produk dari targeting adalah target market (pasar sasaran),

yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan-

kegiatan pemasaran.

Menurut Kasali (1998) pemasar harus dapat membedakan pasarnya

antara pasar jangka pendek-pasar masa depan dan pasar primer-pasar

sekunder dalam membidik konsumennya. Pasar sasaran jangka pendek

adalah pasar yang ditekuni hari ini yang direncanakan akan dijangkau

dalam waktu dekat. Pasar inilah yang menghasilkan penjualan dalam

waktu dekat. Pasar masa depan adalah pangsa pasar tiga atau lima tahun

dari sekarang. Pasar sasaran primer adalah sasaran utama produk pemasar.

Mereka terdiri dari konsumen-konsumen yang sangat penting bagi

kelangsungan hidup perusahaan. Umumnya target primer adalah pemakai

fanatic (heavy user). Adakalanya target primer adalah para penyalur

(distributor-distributor utama) yang menguasai sebagian besar peredaran

produk. Pasar sekunder adalah pasar yang terdiri dari konsumen-konsumen

yang sering tidak dianggap penting tapi jumlahnya cukup besar.

Menurut Proctor (1996) dalam Kasali (1998) setelah mengetahui

pasar sasaran jangka pendek-pasar sasaran masa depan dan pasar sasaran

primer-pasar sasaran sekunder, marketer harus menimbang-nimbang

berbagai faktor yang mempengaruhi pilihan strategi pasar sasaran. Faktor-

faktor itu bisa berasal dari dalam, bisa dari luar perusahaan. Faktor-faktor

yang harus diperhatikan yaitu tahap dalam product life cycle, keinginan

konsumen dalam keseluruhan pasar, potensi dalam pasar, struktur dan

intensitas kompetisi dan sumber daya.

2.3.3. Positioning

Setelah pasar sasaran dipilih, maka proses selanjutnya adalah

melakukan positioning. Positioning pada dasarnya adalah suatu strategi

untuk memasuki jendela otak konsumen. . Positioning biasanya tidak

Page 25: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

13

menjadi masalah dan tidak dianggap penting selama barang-barang yang

tersedia dalam suatu masyarakat tidak begitu banyak, dan persaingan

belum menjadi suatu yang penting. . Positioning baru akan menjadi

penting apabila persaingan sudah sangat sengit.

Positioning adalah bentuk dari strategi komunikasi untuk memasuki

jendela otak konsumen agar produk dan merek yang ditawarkan

mengandung arti tertentu yang dalam berbagai segi mencerminkan

keunggulan terhadap produk atau merek dalam hubungan asosiatif,

dengan demikian positioning berkaitan dengan bagaimana produsen

memposisikan produk atau mereknya diantara pesaing dan memposisikan

produknya dengan merek dibenak konsumen atau pelanggan (Kasali,

1998)

Dalam pemasaran, positioning adalah teknik yang coba dibuat oleh

pemasar untuk menciptakan gambaran, citra, atau identitas dalam benak

atau pikiran konsumen target terhadap produk, merek, atau perusahaan.

Positioning adalah perbandingan relatif kompetitif dari produk yang

diluncurkan di pasar dan dipersepsikan oleh konsumen target. Posisi

produk adalah bagaimana pembeli potensial melihat dan menilai produk

tersebut.

Menurut Kotler (2007), penetuan posisi (positioning) adalah tindakan

merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati posisi yang

khas (dibandingkan dengan para pesaing) di dalam benak pelanggan

sasarannya. Tujuannya adalah menempatkan merek dalam pikiran

konsumen untuk memaksimalkan potensi manfaat perusahaan.

Positioning tidak boleh dilakukan secara semena-mena. Produk harus

didisain berdasarkan positioning yang diharapkan di dalam pikiran;

positioning harus diputuskan sebelum produk tersebut didisain.

Positioning adalah pemetaan persepsi dan merupakan saat produk

atau jasa sesuai dengan pangsa pasar. Positioning yang efektif

menempatkan produk atau jasa dalam baris pertama ingatan pembeli

potensial. Positioning adalah alat yang sangat kuat untuk menciptakan

citra. Citra adalah hasil reprentasi dari keinginan menjadi apa yang

Page 26: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

14

diinginkan, melakukan apa yang ingin dilakukan dan mendapatkan apa

yang ingin didapatkan.

Menurut Kasali (1998), sebelum menentukan positioning ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Positioning adalah strategi komunikasi

Komunikasi dilakukan untuk menjembatani produk/merek/nama

perusahaan dengan calon konsumen. Meski positioning bukanlah

sesuatu yang dilakukan terhadap produk, komunikasi berhubungan

dengan atribut-atribut yang secara fisik maupun nonfisik melekat

pada produk perusahaan. Warna, disain, tulisan yang tertera di label,

kemasan, nama merek adalah diantaranya. Selain itu perlu diingat

bahwa komunikasi menyangkut aspek yang luas. Ia bukan semata-

mata berhubungan dengan iklan meski iklan menyita porsi anggaran

komunikasi yang sangat besar. Komunikasi menyangkut soal citra

yang disalurkan melalui model iklan, media yang dipilih, outlet yang

menyalurkan produk perusahaan, sikap para manajer dan tenaga

penjual, berbagai bentuk sponsorship, produk-produk terkait, bentuk

fisik bangunan, manajer/CEO/komisaris yang diangkat dan

sebagainya.

2. Positioning yang bersifat dinamis

Perlu diingat bahwa persepsi konsumen terhadap suatu

produk/merek/nama bersifat relatif terhadap struktur persaingan.

Begitu keadaan pasar berubah, begitu sebuah pemimpin pasar jauh,

atau begitu pendatang baru berhasil menguasai tempat tertentu maka

positioning produk perusahaan pun berubah. Oleh karena itu, patut

dipahami bahwa positioning adalah strategi yang harus terus

menerus dievaluasi, dikembangkan, dipelihara, dan dibesarkan.

3. Positioning berhubungan dengan even marketing

Karena positioning berhubungan dengan citra dibenak konsumen,

pemasar harus mengembangkan strategi Marketing Public Relation

(MPR) melalui event marketing yang dipilih sesuai dengan karakter

produk perusahaan.

Page 27: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

15

4. Positioning berhubungan dengan atribut-atribut produk

Konsumen pada dasarnya tidak membeli produk, tetapi

mengkombinasikan atribut. Ekonom Kelvin Lancaster dalam Kasali

(1998) menyatakan bahwa suatu barang tidak dengan sendirinya

memberikan utility. “Barang itu memiliki karakteristik dan

karakteristik- karakteristik itulah yang membangkitkan utility”.

Karakteristik itulah yang didalam positioning disebut atribut. Atribut-

atribut itulah yang ditonjolkan produsen dalam positioning.

5. Positioning memberi arti dan arti itu harus penting bagi konsumen

Pertama-tama pemasar harus mencari tahu atribut-atribut apa yang

dianggap penting oleh konsumen (sasaran pasarnya) dan atribut-

atribut yang dikombinasikan itu mengandung arti.

6. Atribut-atribut yang dipilih harus unik

Selain unik atribut-atribut yang hendak ditonjolkan harus dapat

dibedakan dengan yang sudah diakui milik pesaing. Beberapa jenis

produk yang pesaingnya sedikit, umumnya konsumen tidak memiliki

kesulitan untuk membedakan, tetapi untuk produk-produk lain yang

pasarnya yang demikian banyak mungkin konsumen akan mengalami

kesulitan.

7. Positioning harus diungkapkan dalam bentuk suatu pernyataan

(positioning statement)

Pernyataan ini selain memuat atribut-atribut yang penting bagi

konsumen, harus dinyatakan dengan mudah, enak didengar dan harus

dapat dipercaya. Secara umum, semakin beralasan klaim yang

diajukan, semakin objektif, maka semakin dipercaya.

Ries dan Trout dalam Kotler (2004) berpendapat bahwa

penentuan posisi dimulai dengan produk. Tetapi positioning bukanlah

apa yang dilakukan perusahaan terhadap suatu produk, melainkan apa

yang perusahaan lakukan terhadap akal pikiran calon-calon

pelanggannya. Jadi, perusahaan memposisikan produk itu di dalam

pikiran calon pelanggan. Selain itu produk terkenal pada umumnya

memiliki suatu posisi tersendiri di benak konsumen. Merek-merek

Page 28: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

16

yang sudah memiliki posisinya masing-masing di benak konsumen

akan sulit bagi pesaing untuk mencurinya. Pesaing hanya memiliki tiga

pilihan strategi.

1. Strategi pertama adalah memperkuat posisinya sendiri saat ini

di benak konsumen

2. Strategi kedua adalah mencari dan merebut posisi baru yang

belum ditempati kemudian menggeser (deposition) atau mengubah

(reposition) posisi persaingan. Pemasar harus mengidentifikasi

atribut atau manfaat penting yang dapat dimiliki suatu merek

secara meyakinkan.

3. Strategi ketiga adalah strategi kelompok-eksekutif. Positioning

mengharuskan perusahaan mengerjakan tiap aspek terwujud dari

produk, harga, tempat, dan promosi guna mendukung strategi

positioning yang dipilih. Setelah perusahaan mengembangkan

strategi positioning yang jelas, perusahaan harus

mengkomunikasikan positioning itu secara efektif.

Merek-merek yang tidak berada pada urutan pertama dalam pasar

mereka (diukur dari besarnya perusahaan atau atribut-atribut lainnya)

tidak perlu merasa cemas, yang mereka perlukan hanyalah memilih

atribut lain dan menjadi nomor satu dalam atribut yang dipilih tersebut.

Setiap pesaing akan menarik pelanggan-pelanggan yang cocok dengan

atribut-atribut utama setiap perusahaan tersebut.

Treacy dan Wiersema dalam Kotler (2004) membedakan tiga

positioning utama (yang disebut sebagai “disiplin nilai”) sebagai

berikut: Product leadership (kepemimpinan produk), operational

excellence (keunggulan operasional), dan customer intimacy

(keakraban dengan pelanggan). Beberapa pelanggan paling

menghargai perusahaan-perusahaan yang dapat menawarkan produk-

produk yang terbaik dalam kategorinya; beberapa menghargai

perusahaan karena dapat berorientasi dengan efisien; dan beberapa

lainnya menghargai perusahaan karena mereka dapat memberi respon

yang terbaik atas keinginan-keinginan mereka. Sedangkan Crawford

Page 29: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

17

dan Matthews dalam Kotler (2004) mengusulkan lima kemungkinan

positioning: product (produk), price (harga), ease of acces (kemudahan

dalam mengakses), value-added service (jasa-jasa yang memberi nilai

tambah), dan customer experience (pengalaman pelanggan).

Menurut Kasali (1998), selain menggunakan atribut sebagai alat

untuk mengembangkan pernyataan positioning, praktisi pemasaran

juga dapat mengunakan cara lain:

1. Positioning berdasarkan perbedaan produk. Pemasar dapat

menunjukkan kepada pasarnya dimana letak perbedaan produknya

terhadap pesaing (unique product feature). Produsen yang

menghasilkan produk prioritas dapat melakukan cara ini.

Kelemahan cara ini adalah perbedaan yang ditonjolkan mudah

ditiru oleh pesaing.

2. Positioning berdasarkan manfaat produk. Manfaat produk

dapat pula ditonjolkan sebagai positioning sepanjang dianggap

penting oleh konsumen. Ada banyak bentuk manfaat yang

ditonjolkan seperti waktu, kemudahan, kejelasan, kejujuran,

kenikmatan, murah, jaminan, dan sebagainya. Manfaat yang

bersifat ekonomis (murah, wajar, sesuai dengan kualitasnya), fisik

(tahan lama, bagus, enak dilihat) atau emosional (berhubungan

dengan self image).

3. Positioning berdasarkan pemakaian. Disini distribusi yang

ditonjolkan adalah pemakaian produk itu.

4. Positioning berdasarkan kategori produk. Positioning ini

biasanya dilakukan oleh produk-produk baru yang muncul dalam

suatu kategori produk.

5. Positioning kepada pesaing. Di Indonesia pemasar dilarang

mengiklankan produknya dengan membandingkan dirinya kepada

pesaingnya. Positioning berdasarkan pesaing di dalam periklanan

modern adalah hal yang menjadi biasa dimana-mana. Di Amerika

iklan perbandingan diperkenankan karena terbukti mampu

mengangkat perusahaan-perusahaan kecil yang membandingkan

Page 30: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

18

dirinya dengan perusahaan-perusahaan besar. Di Indonesia, karena

perbandingan langsung dilarang, pemasar biasa menggunakan cara

tidak langsung.

6. Positioning melalui imajinasi. Positioning memang merupakan

hubungan asosiatif. Pemasar dapat mengembangkan positioning

produknya dengan menggunakan imajinasi-imajinasi seperti

tempat, orang, benda-benda, situasi, dan lain sebagainya.

7. Positioning berdasarkan masalah. Terutama untuk produk-

produk/ jasa-jasa baru yang belum begitu dikenal. Produk (barang

atau jasa) baru biasanya diciptakan untuk member solusi kepada

konsumennya. Masalah yang dirasakan dalam masyarakat atau

dialami konsumen diangkat ke permukaan, dan produk yang

ditawarkan diposisikan untuk memecahkan persoalan tersebut.

Persoalan itu biasanya berhubungan dengan sesuatu yang aktual,

dapat berupa persoalan jangka pendek yang waktunya singkat

sekali untuk diatasi (atau masyarakat segera beralih kepada

persoalan lain yang dinilai lebih penting) atau suatu persoalan yang

dinamis dan jangka panjang.

Dalam menentukan positioning perusahaan harus menghindari

empat kesalahan utama dalam positioning, menurut Kotler dalam

Kasali (1998) antara lain:

1. Positioning yang kurang (underpositioning). Produk

mengalami underpositioning apabila keunggulan produknya tidak

dirasakan konsumen. Produk tidak memiliki posisi yang jelas

sehingga dianggap sama saja dengan kumpulan produk lainnya di

pasar. Masalahnya konsumen tidak bisa membedakan mereka

dengan merek-merek lainnya.

2. Positioning yang berlebihan (overpositioning). Adakalanya

pemasar terlalu sempit memposisikan produknya sehingga

mengurangi minat konsumen yang masuk dalam segmen pasarnya.

Page 31: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

19

3. Positioning yang membingungkan (confused positioning).

Konsumen bisa mengalami keragu-raguan karena pemasar

menekankan terlalu banyak atribut.

4. Positioning yang meragukan (doubtful positioning).

Positioning ini diragukan kebenarannya karena tidak didukung

bukti yang memadai. Konsumen tidak percaya, karena selain tidak

didukung bukti yang kuat, mereka mungkin memiliki pengalaman

tertentu terhadap merek tersebut, atau marketing mix yang

diterapkan tidak konsisten dengan keberadaan produk.

Tidak ada satu bentuk positioning yang akan bertahan selamanya.

Sejalan dengan banyaknya perubahan yang terjadi pada konsumen,

para pesaing, teknologi dan ekonomi, perusahaan harus melakukan

evaluasi kembali positioning dari merek-merek utama mereka. Bagi

beberapa merek yang telah kehilangan pangsa pasar kemungkinan

perlu di- positioning ulang. Hal ini harus dilakukan dengan hati-hati.

Mengganti merek memang akan mendatangkan konsumen-konsumen

baru, tetapi mungkin juga akan kehilangan konsumen-konsumen lama

yang lebih suka pada merek yang lama (Kotler, 2004). Positioning

adalah “single statement” yang mengupayakan persepsi terhadap suatu

produk jadi ”unik di benak konsumen” (Kertajaya, 2004).

2.4. Persepsi Konsumen

Konsep persepsi berhubungan erat dengan bagaimana konsumen

memproses informasi. Proses berfikir melibatkan sesuatu yang disebut

persepsi. Persepsi inilah yang menjadi pusat perhatian para ahli positioning.

Dapat dikatakan juga bahwa persepsi mengatur indra-indra kita menafsirkan

berbagai informasi dalam bentuk yang lebih berarti.

Menurut Kotler 1997, persepsi adalah suatu proses dimana seseorang

memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi menjadi

suatu gambaran yang berarti mengenai suatu objek. Persepsi seseorang

tergantung pada seberapa jauh suatu objek memberi arti dan manfaat

terhadap seseorang dan persepsi juga melibatkan derajat kesadaran, suatu arti

atau penghargaan terhadap suatu objek tersebut.

Page 32: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

20

Mowen dalam Apriantoro (2006) mendefinisikan persepsi sebagai suatu

proses dimana individu terekspos oleh informasi, menyediakan kapasitor

prosesor yang lebih luas dan menginterpretasikan informasi tersebut. Persepsi

memegang peranan penting dalam konsep positioning karena manusia

menafsirkan suatu produk atau merek melalui persepsi yaitu hubungan

asosiatif yang disimpan melalui proses sensasi (Kasali 1998).

Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada

rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan

individu itu sendiri. Persepsi dapat sangat beragam antara individu yang satu

dengan yang lain yang mengalami realitas yang sama. Persepsi seseorang

dapat dibedakan atas dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor

internal meliputi pengalaman, kebutuhan saat itu, nilai-nilai yang dianutnya

dan ekspektasi. Sedangkan faktor eksternal meliputi produk, sifat-sifat

stimulus dan situasi lingkungan.

2.5. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai analisis positioning sebelumnya telah dilakukan

oleh Eidri (2009) yang menganalisis positioning Institut Pertanian Bogor

berdasarkan persepsi siswa-siswi SMU di Bogor. Berdasarkan penelitian

tersebut, Institut Pertanian Bogor menempati peringkat kedua perguruan

tinggi yang paling diingat, memiliki pesaing terdekat Universitas Indonesia,

dan diposisikan sebagai perguruan tinggi yang unggul dalam bidang

lingkungan kampus yang asri, program beasiswa, biaya kuliah yang

terjangkau, dan lokasi kampus yang strategis.

Penelitian mengenai analisis positioning juga telah dilakukan oleh

Amelia (2009) yang menganalisis positioning Jagorawi Golf and Country

Club Cibinong Bogor berdasarkan persepsi pelanggan. Berdasarkan

penelitian tersebut, tidak ada pesaing yang cukup dekat dengan Jagorawi Golf

and Country Club (JGCC) serta diposisikan oleh responden sebagai sarana

golf yang memiliki tipe lapangan dan kondisi rumput yang baik.

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Apriantoro (2006) yang

menganalisis positioning Popeyes Chicken and Seafood dalam pasar restoran

fast food di kota Bogor. Berdasarkan penelitian tersebut, restoran Popeyes

Page 33: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

21

Chicken and Seafood memiliki pesaing utama yaitu Mc Donald dan

Kentucky Fried Chicken serta diposisikan oleh responden sebagai restoran

yang memiliki bumbu yang khas.

Pradita (2006) melakukan penelitian mengenai analisis positioning XL

bebas dan jempol pada PT Excelcomindo Pratama. Berdasarkan penelitian

tersebut, XL bebas diposisikan oleh konsumen sebagai produk dengan

kualitas suara yang jernih, promosi yang menarik serta kemudahan dalam

membeli dan mengisi ulang. Sedangkan XL jempol diposisikan oleh

konsumen sebagai produk dengan tarif yang murah.

Page 34: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

22

III. METODE PENELITIAN

1.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Dalam pemasaran, positioning adalah teknik yang coba dibuat untuk

menciptakan gambaran, citra atau identitas dalam benak atau pikiran

konsumen target terhadap produk, merek, atau perusahaan. Dalam industri

sepakbola, positioning suatu klub diperlukan untuk pencitraan klub yang

positif yang tentunya akan berpengaruh dalam hal-hal seperti penjualan tiket,

merchandise, fanatisme penggemar, pendanaan dari investor serta sponsor

yang menjadi kebutuhan vital klub sepakbola professional untuk tetap eksis.

Faktor penting yang harus diperhatikan dalam menentukan positioning

adalah dengan mengidentifikasi pesaing dan memperkuat posisi di benak

konsumen. Tidak ada suatu bentuk positioning yang akan bertahan selamanya

dalam dunia bisnis sejalan dengan banyaknya perubahan yang terjadi

pada konsumen, pesaing, teknologi atau bahkan ekonomi. Karena itulah

perusahaan maupun organisasi perlu selalu melakukan peningkatan terkait

positioning nya.

Adapun kerangka pemikiran penelitian ini menggunakan metode

Multidimensional Scalling dimana hubungannya sangat erat dengan psikologi

konsumen, dengan menggunakan satu merek yaitu Persib Bandung sebagai

acuan yang nantinya akan dibandingkan dengan pesaing terdekat yang

sejenis. Peneliti juga menggunakan analisis faktor dimana tujuan umumnya

adalah menemukan satu atau beberapa variabel atau konsep yang diyakini

sebagai sumber yang melandasi seperangkat variabel nyata. Adapun analisis

deskriptif digunakan untuk membuat gambaran mengenai karakteristik

responden.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Institut Pertanian Bogor. Pemilihan lokasi ini

dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan peneliti.

Penelitian dilakukan selama bulan Mei hingga Juni 2010.

Page 35: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

23

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer didapatkan dari hasil survey, yaitu mengambil sampel

dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data

yang utama. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa strata satu

Institut Pertanian Bogor penggemar sepakbola yang mengetahui klub-klub

sepakbola professional yang ada di Indonesia. Data sekunder adalah data

yang diperoleh dari beberapa sumber data dan literatur yang dapat

mendukung serta memenuhi informasi yang diperlukan dalam penelitian.

Industri Sepakbola Indonesia

Atribut dalam Klub Sepakbola Profesional

Persib

Bandung Persija

Jakarta

Arema

Indonesia

Sriwijaya FC

Palembang Persipura

Jayapura

Posisi Klub Sepakbola Profesional

Pesaing Terdekat

Persib Bandung

Positioning Persib Bandung

Analisis Faktor

Multi Dimensional Scalling Analisis kesadaran merek

Analisis deskriptif

dalam Semantic

Differensial

Page 36: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

24

Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan diantaranya artikel dari

majalah maupun internet, buku, dan sumber lain yang dapat mendukung data

dalam penelitian ini.

3.4. Metode Pemilihan Sampel

3.4.1. Pemilihan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa strata satu Institut

Pertanian Bogor . Pemilihan sampel dilakukan dengan prosedur penarikan

sampel non probabilitas dengan menggunakan metode quota sampling.

Quota sampling dapat dikatakan sebagai judgement sampling dua tahap

(Durianto dkk, 2004). Tahap pertama adalah tahapan dimana peneliti

merumuskan kategori kontrol atau quota dari populasi yang akan diteliti.

Sedangkan tahap kedua adalah penentuan bagaimana sampel akan

diambil, dapat secara convenience atau judgement. Dalam penelitian ini,

sampel diambil secara judgement.

i. Ukuran Sampel

Peneliti menggunakan rumus Slovin (Umar,2003) ntuk menentukan

ukuran minimal sampel yang dibutuhkan dari suatu populasi sehingga

mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan dan mewakili data

populasi. Data jumlah mahasiswa IPB sebagai populasi penelitian ini

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Mahasiswa IPB Tahun 2009

Fakultas Laki-laki Perempuan Jumlah

Pertanian 791 1074 1865

Kedokteran Hewan 275 403 678

Perikanan dan Ilmu Kelautan 795 819 1614

Peternakan 377 585 962

Kehutanan 774 824 1598

Teknologi Pertanian 837 894 1731

Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam

1274 1567 2841

Ekonomi dan Manajemen 556 1195 1751

Ekologi Manusia 238 900 1138

Jumlah 5917 8261 14178

Sumber: Direktorat AJMP-IPB (31 Desember 2009)

Page 37: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

25

Dalam Rumus Slovin ditentukan bahwa :

n = …………………………………………………(1)

dimana :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran Populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan

Berdasarkan rumus tersebut maka :

Agar sampel yang didapat sesuai dengan proporsinya, maka

pembagian sampel per fakultas dilakukan dengan menggunakan metode

kuota. Jumlah sampel untuk setiap fakultas dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Proporsi Sampel Tiap-Tiap Fakultas

Fakultas Jumlah Responden

Pertanian 13

Kedokteran Hewan 5

Perikanan dan Ilmu Kelautan 12

Peternakan 7

Kehutanan 11

Teknologi Pertanian 12

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 20

Ekonomi dan Manajemen 12

Ekologi Manusia 8

Jumlah 100

3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk dapat mengukur besarnya nilai dari suatu variabel yang ingin

diteliti, diperlukan alat ukur berupa skala atau tes yang reliabel dan valid agar

kesimpulan penelitian nantinya tidak keliru dan tidak memberikan gambaran

yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya. Dengan menggunakan

instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, diharapkan akan

Page 38: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

26

memperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabel juga. Berikut akan

dijelaskan mengenai uji validitas dan uji reliabilitas:

3.5.1. Uji Validitas

Langkah awal yang harus dilakukan sebelum menyebar kuesioner

adalah melakukan uji validitas, yaitu pernyataan sampai sejauh mana data

yang akan diambil pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang ingin

diukur (Umar,2003). Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji validitas konstruk, karena menggunakan kuesioner dengan

ukuran skala kepentingan.

Adapun rumus dari korelasi product moment yaitu sebagai berikut :

N ( XY) – ( X Y)

r = ………….(2)

N X2 - X)

2N Y

2 - Y)

2

Keterangan :

N = Jumlah Responden

X = Skor masing-masing pernyataan dari tiap responden

Y = Skor total semua pernyataan dari tiap responden

3.5.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh

mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur tersebut

digunakan berulang kali. (Umar, 2003). Reliabilitas pada dasarnya adalah

sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil

pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasil yang relatif

sama, pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang

baik (Suliyanto,2005). Teknik uji realibilitas yang digunakan yaitu teknik

Cronbach’s Alpha. Rumus pengujian reliabilitas dengan menggunakan

teknik Cronbach’s Alpha adalah :

r11 = ……………………………………….(3)

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrument

k = Banyak butir pertanyaan

b2 = Jumlah ragam butir

t2 = Ragam total

Page 39: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

27

3.6 Metode Deskriptif

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan analisis ini adalah

untuk membuat deskripsi, gambaran, secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta serta hubungan antarfenomena yang diselidiki (Nazir,

1999). Menurut Whitney dalam Nazir (1999) metode deskriptif adalah

pencarian fakta dengan intrepertasi yang tepat. Data yang diperoleh mengenai

karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan dikelompokkan

berdasarkan jawaban-jawaban yang sama kemudian jawaban tersebut

dipersentasekan berdasarkan jumlah responden. Persentase terbesar

merupakan jawaban dominan dari masing-masing peubah yang diteliti.

3.7 Analisis Faktor

Menurut Malhotra dalam Suliyanto (2005) analisis faktor merupakan

salah satu bentuk analisis multivariate yang tujuan umumnya adalah

menemukan satu atau beberapa variabel atau konsep yang diyakini sebagai

sumber yang melandasi seperangkat variabel nyata. Sedangkan menurut

Suliyanto, 2005 analisis faktor merupakan suatu teknik untuk menganalisis

tentang saling ketergantungan (interdependence) dari beberapa variabel

secara simultan dengan tujuan untuk menyederhanakan dari bentuk hubungan

antara beberapa variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih

sedikit daripada variabel yang diteliti. Fungsi analisis faktor antara lain untuk

mengidentifikasi dimensi-dimensi mendasar yang dapat menjelaskan korelasi

dari serangkaian variabel, mengidentifikasi variabel-variabel baru yang lebih

kecil, untuk menggantikan variabel tidak berkorelasi dari serangkaian

variabel asli yang berkolerasi, dan mengidentifikasi beberapa variabel kecil

dari sejumlah variabel yang banyak untuk di analisis dengan analisis

multivariate lainnya (Suliyanto,2005).

Tidak ada ukuran sampel minimal yang diterima dalam analisis faktor,

semakin besar ukuran sampel maka analisis faktor menjadi semakin akurat.

Sebaiknya ukuran sampel berjumlah 100 atau lebih. Namun, ketentuan ini

Page 40: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

28

tidak mutlak. Sebagai aturan umum, jumlah responden minimal adalah tiga

kali jumlah variabel (Simamora,2005). Metode ekstraksi yang digunakan

dalam analisis faktor adalam Principal Compenent Analysis (metode

komponen utama), yaitu untuk mengelompokkan variabel-variabel ke dalam

beberapa komponen utama.

Selanjutnya dilakukan tahapan proses analisis faktor dengan software

SPSS versi 15,0 sebagai berikut :

1. Pemilihan variabel yang layak untuk dimasukkan dalam analisis faktor.

Analisis faktor berupaya untuk mengelompokkan sejumlah variabel,

untuk itu haruslah ada korelasi yang kuat antar variabelnya. Jika

berkorelasi lemah maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari analisis

faktor. Metode yang digunakan untuk menguji hal tersbeut adalah

Bartllet’s Test of Sphericity. Kesesuaian analisis faktor diuji dengan

menggunakan metode Kaiser-Mayer-Olkin (KMO). Angka MSA

berkisar 0 sampai 1, dengan kriteria jika nilai MSA sama dengan satu

artinya variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel

lain. MSA diatas 0,5 artinya variabel masih dapat diprediksi tanpa

kesalahan oleh variabel lain. Data selengkapnya mengenai KMO dapat

dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. KMO

Harga KMO Tingkat Kesesuaian Pengunaan Analisis Faktor

0.9 Sangat memuaskan

0.8 Memuaskan

0.7 Harga menengah

0.6 Cukup

0.5 Kurang memuaskan

<0.5 Tidak dapat diterima

2. Setelah variabel dipilih dengan MSA, kemudian diekstraksikan dengan

metode Principal Component Analysis (PCA) sehingga menghasilkan

satu atau beberapa faktor.

3. Faktor yang terbentuk seringkali kurang menggambarkan perbedaan,

sehingga sulit untuk diinterpretasikan. Untuk itu, perlu dilakukan rotasi

yang secara geometric berarti pemutaran sumbu faktor baru dengan

bobot baru tanpa perubahan konfigurasi asal. Metode rotasi yang

Page 41: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

29

digunakan adalah varimax, karena menitikberatkan pada kesederhanaan

kolom-kolom matriks bobotnya, yang berarti beberapa peubah akan

mempunyai bobot tertinggi hanya pada satu faktor dan sisanya pada

faktor lain, sehingga akan memudahkan dalam interpretasi peubah

untuk setiap faktor.

4. Setelah komponen utama terbentuk, maka proses selanjutnya adalah

interpretasi hasil dari analisis faktor.

Analisis faktor bukan segalanya. Teknik ini tidak terlepas dari berbagai

kelemahan. Keterbatasan utama adalah tingginya subjektivitas dalam

penentuan jumlah faktor, interpretasi setiap faktor, dan pemilihan rotasi.

keterbatasan lainnya tidak adanya kriteria untuk menyatakan bahwa hasil

analisis faktor betul-betul sah.

3.8. Multidimensional Scalling

Multidimensional Scalling merupakan teknik eksplorasi yang digunakan

untuk menggambarkan perhitungan dalam dimensi kecil. Interpretasi dari

dimensi ini akan menuju pada pemahaman dari proses perhitungan, yang

selanjutnya dapat menginterpretasikan pendapat seseorang yang berbeda-

beda sehingga dapat ditentukan suatu solusi. Teknik ini memiliki hubungan

erat dengan psikologi konsumen, menurut Deun, et.al dalam Apriontoro

2006, menjelaskan bahwa pada umumnya Multidimensional Scalling

memetakan variable-variabel dalam dua atau tiga dimensi. Metode

Multidimensional yang dilakukan adalah Anchor Cluster Method, dimana

dengan Anchor Cluster Method kita dapat menggunakan satu merk sebagai

acuan. Pada penelitian ini membahas mengenai siapa pesaing terdekat Klub

Persib Bandung, dengan metodenya yaitu dengan menggunakan satu merk

sebagai acuan dan dalam hal ini Klub Persib Bandung sendiri sebagai subjek

penelitian. Kemudian responden menilai kemiripan sejumlah klub sepakbola

professional lainnya dan memilih karakteristik klub sepakbola yang paling

mirip dengan Klub Persib Bandung. Sehingga diperoleh matriks yang

berbentuk conditional karena tidak dapat membandingkan baris dengan baris

(tidak simetris). Untuk menghitung jarak euclidean perlu diketahui koordinat

setiap objek (dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah karakteristik

Page 42: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

30

klub sepakbola professional lainnya). Dengan koordinat dan perhitungan

jarak euclidean yang dapat dihitung dengan rumus :

ed= (xi-xp)2 + (yi-yp)

2 …………………………………………. (4)

Di mana :

ed = jarak euclidean

xi = absis karakteristik klub sepakbola ke-i pada dimensi 1 (i=1,2,…,n)

yi = ordinat karakteristik klub sepakbola ke-i pada dimensi 2 (i=1,2,…,n)

xp = absis Klub Persib Bandung pada dimensi 1

yp = ordinat Klub Persib Bandung pada dimensi 2

Untuk mengukur seberapa baik Multidimensional Scalling digunakan

stress. Semakin rendah stress berarti semakin baik MDS yang kita gunakan,

menurut Maholtra dalam Simamora (2005). Cara menghitung stress

bermacam-macam tapi yang banyak digunakan adalah stress Kruskal,

sebagaimana yang telah dirumuskan:

Stress = (dy – d)2

(dy – d)2 ………………………………………(5)

Di mana:

d = rata-rata jarak dalam peta

dy = jarak turunan (derived distance) atau kemiripan (similarity data) yang

dihasilkan komputer

dy = data jarak yang diberikan responden

Tabel 5. Standar Kruskall untuk Stress

Sumber : Kruskal dalam Simamora (2004)

Stress (percent) Goodness of Fit

20 Poor

10 Fair

5 Good

2,5 Excellent

0 Perfect

Page 43: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Persib Bandung

Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng

Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini

merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa

itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang

kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R.

Atot.

Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta,

SIVB (Persebaya), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM

Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani

kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo

Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr.

Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar

kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final kompetisi

perserikatan pada tahun 1933 meski kalah dari VIJ Jakarta.

BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang

juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak bola

Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada

tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi

dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih

Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung

kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari,

OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.

Setelah Indonesia merdeka, reputasi Persib sebagai salah satu jawara

kompetisi perserikatan mulai dibangun. Selama kompetisi perserikatan,

Persib tercatat pernah menjadi juara sebanyak empat kali yaitu pada

tahun 1961, 1986, 1990, dan pada kompetisi terakhir pada tahun 1994.

Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua pada

tahun 1950, 1959, 1966, 1983, dan 1985.

Page 44: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

32

Keperkasaan tim Persib yang dikomandoi Robby Darwis pada

kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan keberhasilan

mereka merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1995. Pada

musim pertama kompetisi Liga Super Indonesia 2008/2009, Persib berada

di peringkat 3 klasemen. Setelah itu Persib meraih peringkat 4 di musim

kompetisi 2009/2010. Prestasi juga ditorehkan oleh cikal bakal tim Persib

senior, yaitu Persib U-21 yang berhasil menjadi juara puncak klasemen

Liga Super Indonesia U-21 tahun 2010.

Persib Bandung dalam setiap laga kandangnya biasanya

menggunakan stadion Si Jalak Harupat dan Siliwangi. Pada tahun 2008,

klub Persib Bandung meletakkan batu pertama untuk pembangunan

stadion resmi mereka yang diberi nama Gedebage. Pembangunan stadion

ini diperkirakan selesai pada tahun 2011.

Baik dalam pertandingan kandang maupun tandang, Persib selalu

didukung oleh penggemarnya. Masyarakat pendukung klub Persib

Bandung kerap disebut bobotoh. Pada era Liga Indonesia, bobotoh

kemudian mengorganisasikan diri dalam beberapa kelompok pecinta

Persib seperti Viking Persib Club, Bomber, Rebolan, Jurig Persib, Casper

dan Persib-1337.

4.1.2. PT Persib Bandung Bermartabat

PT Liga Indonesia mewajibkan klub yang mengikuti kompetisi Liga

Super 2009-2010 mengubah statusnya menjadi klub professional

berbadan hukum Klub berstatus profesional dilarang menggunakan dana

APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), sesuai dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13/2006 yang

direvisi menjadi Permendagri Nomor 59/2007. Kondisi itu yang

membuat 36 Persatuan Sepakbola (PS) sebagai pemilik Persib, sepakat

memberikan mandat kepada Walikota Bandung H Dada Rosada untuk

menyelamatkan Persib agar tetap bisa mengikuti kompetisi.

Pada tanggal 20 Agustus 2009 di Pendopo Kota Bandung, diadakan

pertemuan dengan melibatkan elemen sepakbola di Bandung, seperti

pengurus Persib, mantan pemain Persib, pengamat sepakbola,

Page 45: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

33

penggemar, dan pejabat pemerintahan Kota Bandung, untuk

membicarakan masa depan Persib yang harus berubah menjadi badan

hukum. Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan berdirinya PT

Persib Bandung Bermartabat sebagai perusahaan yang bergerak di

bidang pengelolaan Klub Persib Bandung. Gedung kantor PT

Persib Bandung Bermartabat terletak di Jalan Sulanjana nomor 17, lantai

3, Bandung dengan nomor telepon (022) 4221933.

Pada musim kompetisi 2009/2010, PT Persib Bandung Bermartabat

telah menjalankan kerjasama dengan beberapa perusahaan yang menjadi

sponsor Klub Persib Bandung, di antaranya Corsa, Sozzis, Honda,

Evalube, Yomart, BTPN, Djarum Super, dan Sports Station. Logo

produk-produk tersebut terpasang di kostum tim Persib Bandung selama

satu musim kompetisi berselang. Untuk kostum tim sendiri, Persib

Bandung 2009/2010 disponsori oleh Diadora. Selain itu PT Persib

Bandung Bermartabat juga bekerjasama dengan sejumlah musisi asal

Jawa Barat untuk membuat album tentang Persib Bandung.

Gambar 5. Kostum Tim Persib Bandung Musim Kompetisi 2009/2010

Untuk menghadapi Liga Super Indonesia musim 2009/2010 PT

Persib Bandung Bermartabat meluncurkan "Persib Card" yang

merupakan salah satu bentuk program yang ditawarkan oleh PT Persib

Bandung Bermartabat kepada masyarakat umum atau kelompok

pendukung yang biasa disebut bobotoh untuk berpartisipasi dan berperan

aktif mengantarkan Persib Bandung berlaga di Liga Super Indonesia

2009-2010 dan Piala Indonesia 2009-2010.

Page 46: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

34

"Persib Card" diluncurkan kepada publik dengan empat jenis kartu

yakni Platinum senilai Rp 10 juta per tahun, Gold Rp 5 juta, Silver Rp 1

juta dan Blue senilai Rp 100 ribu per tahun. Persib Card menjadi modal

untuk mendapatkan data statistik yang meliputi jumlah 'bobotoh' tercatat

berdasar usia, jenis kelamin, profesi, domisili dan data lainnya yang

berharga dan memperkuat posisi tawar Persib.

Para pemilik kartu Persib itu akan mendapatkan beberapa manfaat

sesuai dengan kategori kartu yang dimilikinya antara lain tiket VIP,

kostum Persib, syal, asuransi kecelakaan dan diskon belanja di gerai

berlogo EC. Selain menjalankan bisnis Persib Card, PT Persib Bandung

Bermartabat juga menyediakan merchandise original edisi terbatas

seperti jersey Persib, menjual tiket pertandingan dan menjadi panitia

pelaksana seluruh pertandingan di kandang Persib.

Sebagai klub sepakbola berbadan hukum, kepengurusan Persib

Bandung dilakukan secara profesional. Pengurus memiliki tanggung

jawab besar terhadap keberlangsungan klub Persib Bandung yang

dikelola PT Persib bandung bermartabat.

Tabel 6. Struktur Organisasi PT PBB 2009/2010

Posisi Nama

Direktur Utama Umuh Muchtar

Wakil Direktur Utama Muhammad Farhan

Direktur Keuangan Merdi Hazizi

Direktur Marketing dan Development Veby Permadi

Direktur Pengembangan Ari D. Sutedi

Komisaris Zainuri Hasyim

Komisaris Kuswara S. Taryono

Wakil Komisaris Utama Pieter Tanuri

4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian terhadap kuesioner dilakukan melalui uji validitas dan

reliabilitas. Pengujian dilakukan terhadap 30 responden awal mahasiswa

strata satu Institut pertanian Bogor dengan metode judgement sampling. Uji

validitas dilakukan dengan menghitung nilai korelasi antara skor masing–

masing pernyataan dengan skor total, memakai rumus teknik korelasi Product

Moment Pearson yang diolah dengan software SPSS versi 17.0 for windows.

Page 47: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

35

Hasil uji validitas untuk masing – masing hasil pengukuran tingkat

kepentingan dan tingkat kepuasan terhadap seluruh pernyataan lebih besar

dari r tabel pada selang kepercayaan 95 persen yaitu 0,361. Hal ini

menunjukkan bahwa semua pernyataan adalah signifikan dan dapat

dinyatakan valid. Dalam hal ini berarti responden dapat mengerti maksud dari

setiap pernyataan yang diajukan penulis dalam kuesioner. Adapun hasil

pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan teknik αcronbach dengan

bantuan software SPSS versi 17.0 for windows. Berdasarkan uji reliabilitas

yang dilakukan, diperoleh nilai αcronbach yang lebih besar dari 0,6. Nilai

αcronbach untuk penilaian tingkat kepentingan atribut, positioning Sriwijaya FC,

positioning Persija Jakarta, positioning Persipura Jayapura, positioning Persib

Bandung, dan positioning Arema Indonesa masing-masing secara berurutan

adalah 0.7782, 0.7369, 0.7660, 0.6690, 0.8065, dan 0.8199. Hal ini

membuktikan bahwa kemungkinan terjadinya kesalahan pengukuran dalam

kuesioner cukup rendah sehingga penggunaannya dapat diandalkan dan

mampu memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pada waktu

yang lain menyebarkan kuesioner ini secara berulang kali. Hasil pengujian

reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.3. Karakteristik Responden

4.3.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 6. Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari 100 orang responden, jumlah responden laki-laki sebesar 89

orang atau 89% sedangkan jumlah responden perempuan adalah 11

Page 48: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

36

orang atau 11% yang mencakup 9 Fakultas di Institut Pertanian Bogor.

Jumlah responden laki-laki jauh lebih banyak daripada responden

perempuan disebabkan hanya sedikit responden berjenis kelamin

perempuan yang melewati pertanyaan screening dalam kuesioner.

4.3.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Jumlah responden yang berusia 20-22 tahun merupakan yang

terbanyak yaitu sebesar 66 orang atau 66%, kemudian disusul oleh

responden berusia 17-19 tahun sebanyak 21 orang atau 21%, sedangkan

yang paling sedikit adalah responden berusia 23-25 tahun yang

berjumlah 13 orang atau 13%. Hasil tersebut dapat diinterpretasikan

bahwa mayoritas mahasiswa IPB yang menggemari sepakbola dan

mengetahui klub-klub sepakbola profesional di Liga Indonesia

merupakan mahasiswa yang telah menempuh kuliah di atas dua tahun

sehingga lebih fleksibel dalam mengatur waktu untuk menonton

pertandingan sepakbola.

Gambar 7. Persentase Responden Berdasarkan Usia

4.3.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan

Karakteristik reponden berdasarkan angkatan di Institut Pertanian

Bogor menghasilkan persentase terbesar responden berasal dari angkatan

43 yaitu sebesar 34% atau 34 orang. Hasil ini mencerminkan bahwa

angkatan yang mahasiswanya paling banyak menggemari sepakbola

Indonesia dan mengetahui klub sepakbola profesional di Indonesia

adalah angkatan 43. Alasan yang dapat ditelusuri dari hasil tersebut

adalah bahwa pada saat penelitian dilakukan, angkatan 43 pada

umumnya tidak lagi memiliki jadwal kuliah yang padat sehingga dapat

Page 49: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

37

lebih leluasa menonton pertandingan sepakbola. Persentase berikutnya

berasal dari angkatan 44 sebesar 24% disusul oleh angkatan 42 dan

angkatan 45 masing-masing sebesar 17%.

Persentase terendah responden dalam penelitian ini berasal dari

angkatan 46 dan angkatan 41 dengan persentase masing-masing sebesar

4%. Persentase yang kecil tersebut disebabkan, pada saat penelitian

dilaksanakan sebagian besar mahasiswa angkatan 41 di IPB telah lulus

sedangkan untuk angkatan 46 masih tinggal di asrama sehingga tidak

leluasa untuk menonton pertandingan sepakbola Liga Indonesia.

Gambar 8. Persentase Responden Berdasarkan Angkatan

4.3.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Cara Menonton Sepakbola

Sebanyak 51 orang atau 51% responden memiliki kebiasaan

menonton sepakbola Indonesia melalui siaran televisi dalam acara

nonton bersama (nobar). Sedangkan jumlah responden yang menonton

sendirian melalui siaran televisi berjumlah 23 orang atau 23%.

Responden yang memiliki kebiasaan menonton sepakbola Indonesia

langsung di stadion berjumlah 21 orang. Selain itu ada pula 5 responden

atau 5% yang termasuk dalam kategori menonton dengan cara lain-lain

yang terdiri dari streaming internet sebanyak 2 orang atau 2%, update

per menit pertandingan melalui website resmi sebanyak 2 orang atau 2%,

dan streaming radio sebanyak 1 orang atau 1%. Interpretasi dari hasil

tersebut adalah bahwa mahasiswa IPB yang gemar menonton sepakbola

sebagian besar senang dengan acara nonton bersama pertandingan

sepakbola dari siaran televisi. Acara nonton bersama dirasakan

responden lebih seru dan menyenangkan.

Page 50: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

38

Gambar 9. Persentase Responden Berdasarkan Cara Menonton

4.3.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Provinsi

Persentase responden berdasarkan asal provinsi menghasilkan

provinsi Jawa Barat sebagai peraih persentase tertinggi yaitu sebesar

30% disusul oleh DKI Jakarta sebesar 27%. Persentase tertinggi ketiga

asal provinsi responden adalah dari Jawa Timur yaitu sebesar 25%.

Persentase besar yang diperoleh ketiga provinsi tersebut menunjukkan

bahwa pada dasarnya mahasiswa IPB memang banyak yang berasal dari

Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur sehingga berbanding lurus

dengan hal tersebut, maka mahasiswa penggemar sepakbola di IPB yang

menjadi responden dalam penelitian ini pun juga sebagian besar berasal

dari tiga provinsi itu. Hasil perolehan persentase lainnya adalah dari

provinsi Banten sebesar 8%, Jawa Tengah 3%, Sumatera Utara 2%, serta

Kalimantan Timur, Jambi, DI Yogyakarta, Sumatera Selatan, dan

Sulawesi Selatan masing-masing sebesar 1%.

Gambar 10. Persentase Responden Berdasarkan Asal Provinsi

4.3.6. Tabulasi Silang Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 100

mahasiswa IPB yang terpilih dan harus bisa menjawab pertanyaan

screening. Tabulasi silang dimaksudkan untuk menyajikan data yang

dinilai berkaitan antara berbagai karakteristik reponden yang telah

didapat.

Page 51: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

39

Tabel 7. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Usia (tahun)

Jenis

Kelamin

Usia (tahun) Jumlah

17-19 20-22 23-25

Laki-laki 18 59 12 89

Perempuan 3 7 1 11

Total 21 66 13 100

Tabel 7 menunjukkan bahwa mahasiswa IPB penggemar sepakbola

yang menjadi responden penelitian ini, baik yang berjenis kelamin laki-

laki maupun perempuan sebagian besar berusia antara 20-22 tahun. Usia

yang menjadi mayoritas sebagian besar responden merupakan usia saat

mahasiswa IPB telah melalui dua tahun masa kuliah sehingga lebih

fleksibel dalam mengatur waktu termasuk kegemaran dalam menonton

acara sepakbola. Usia minoritas responden baik laki-laki maupun

perempuan adalah pada rentang 23-25 tahun karena pada usia tersebut

sebagian besar mahasiswa IPB telah lulus sehingga tidak bisa menjadi

responden.

Tabel 8. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Cara Menonton Jenis

Kelamin

Cara Menonton Sepakbola Jumlah

Bersama

dari TV

Sendiri

dari TV

Langsung

di Stadion

Lain-

lain

Laki-laki 45 20 20 4 89

Perempuan 6 3 1 1 11

Total 51 23 21 5 100

Tabel 8 menunjukkan bahwa mahasiswa IPB penggemar sepakbola

yang menjadi responden penelitian ini, baik yang berjenis kelamin laki-

laki maupun perempuan sebagian besar menonton pertandingan

sepakbola dalam acara nonton bersama dari siaran televisi. Hal ini

dikarenakan suasana keseruan terbangun dengan baik ketika

pertandingan sepakbola ditonton secara bersama-sama dari siaran

televisi. Cara menonton sepakbola yang menjadi pilihan minoritas

responden adalah pada pilihan lain-lain yang terdiri atas streaming

internet, update pertandingan dari website, dan streaming radio. Pilihan

tersebut menjadi minoritas karena membutuhkan fasilitas khusus seperti

saluran internet dan radio.

Page 52: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

40

Tabel 9. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Asal Provinsi

Jenis

Kelamin

Asal Provinsi

Jumlah Jawa

Barat

DKI

Jakarta

Jawa

Timur Banten

Jawa

Tengah

Sumatra

Utara

Lain-

lain

Laki-laki 26 23 23 7 3 2 5 89

Perempuan 4 4 2 1 0 0 0 11

Total 30 27 25 8 3 2 5 100

Tabel 9 menunjukkan bahwa mahasiswa IPB penggemar sepakbola

yang menjadi responden penelitian ini yang berjenis kelamin laki-laki

jumlah terbesar berasal dari provinsi Jawa Barat dan disusul oleh

provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur dengan perbedaan jumlah

responden yang sedikit. Responden yang berjenis kelamin perempuan

memiliki jumlah terbesar asal provinsi dari Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur merupakan asal

mayoritas responden baik laki-laki maupun perempuan. Hal tersebut

disebabkan ketiga provinsi tersebut pada dasarnya merupakan provinsi

dengan jumlah penduduk yang banyak dan memiliki klub sepakbola

yang besar sehingga penggemar sepakbola dari provinsi tersebut juga

banyak.

Tabel 10. Tabulasi Silang Usia (tahun) dengan Cara Menonton

Usia

(tahun)

Cara Menonton Sepakbola

Jumlah Bersama

dari TV

Sendiri

dari TV

Langsung

di Stadion

Lain-

lain

17-19 11 4 3 3 21

20-22 36 16 13 1 66

23-25 4 3 5 1 13

Total 51 23 21 5 100

Penyajian tabulasi silang pada Tabel 10 menunjukkan bahwa

responden dengan rentang usia 17-19 tahun dan 20-22 tahun sebagian

besar memilih cara menonton sepakbola dalam acara nonton bersama

dari siaran TV. Menonton sepakbola secara bersama-sama dari siaran

TV dinilai memberikan keseruan dan praktis karena tidak ada biaya yang

harus dikeluarkan untuk menonton siaran TV dalam suasana yang ramai

dan penuh kebersamaan. Responden dengan rentang usia 23-25 tahun

lebih banyak yang memilih menonton sepakbola langsung di stadion.

Hal itu dikarenakan responden dengan rentang usia 23-25 tahun tidak

lagi disibukkan dengan jadwal kuliah yang masih padat sehingga lebih

Page 53: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

41

leluasa untuk langsung mengunjungi stadion dalam rangka menonton

sepakbola. Pilihan minoritas responden dari semua rentang usia adalah

menonton sepakbola dengan cara lain-lain yang terdiri atas streaming

internet, update pertandingan dari website, dan streaming radio karena

dinilai kurang seru dan membutuhkan fasilitas khusus.

Tabel 11. Tabulasi Silang Usia (tahun) dengan Asal Provinsi

Usia

(tahun)

Asal Provinsi

Jumlah Jawa

Barat

DKI

Jakarta

Jawa

Timur Banten

Jawa

Tengah

Sumatra

Utara

Lain-

lain

17-19 3 7 6 2 1 0 2 21

20-22 24 17 15 5 1 1 3 66

23-25 3 3 4 1 1 1 0 13

Total 30 27 25 8 3 2 5 100

Penyajian tabulasi silang pada Tabel 11 menunjukkan bahwa

responden dengan rentang usia 17-19 tahun sebagian besar berasal dari

DKI Jakarta sedangkan responden dengan rentang usia 20-22 tahun

sebagian besar berasal dari Jawa Barat, dan responden dengan rentang

usia 23-25 tahun mayoritas berasal dari Jawa Timur. Responden dari

semua rentang usia memiliki kalkulasi jumlah yang berdekatan antara

tiga provinsi yang menjadi jawaban mayoritas responden, yaitu Jawa

Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur. Hal tersebut disebabkan ketiga

provinsi tersebut pada dasarnya merupakan provinsi dengan jumlah

penduduk yang banyak dan memiliki klub sepakbola yang besar

sehingga penggemar sepakbola dari provinsi tersebut juga banyak.

Tabel 12. Tabulasi Silang Cara Menonton Sepakbola dengan Asal

Provinsi

Cara

Menonton

Asal Provinsi

Jumlah Jabar DKI Jatim Banten Jateng Sumut Lain-

lain

Bersama dari TV 13 11 17 5 2 1 2 51

Sendiri dari TV 6 7 3 2 1 1 3 23

Langsung di Stadion 10 8 2 1 0 0 0 21

Lain-lain 1 1 3 0 0 0 0 5

Total 30 27 25 8 3 2 5 100

Hasil tabulasi silang yang disajikan Tabel 12 menunjukkan bahwa

responden yang menonton pertandingan sepakbola dalam acara nonton

bersama dari siaran TV sebagian besar berasal dari Jawa Timur. Hal

tersebut menunjukkan responden asal Jawa Timur menyukai suasana

Page 54: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

42

kebersamaan dan keakraban saat menonton bersama dan kemungkinan

jarak yang jauh dari lokasi kuliah dengan asal provinsi kurang

memungkinkan mereka untuk sering melakukan mobilisasi menonton

sepakbola ke stadion. Hal lain yang ditunjukkan Tabel 12 adalah bahwa

responden yang menonton sendiri siaran sepakbola dari televisi sebagian

besar berasal dari DKI Jakarta. Menonton sendiri siaran sepakbola

menjadi pilihan cara menonton bagi mereka yang ingin menonton dalam

suasana tenang dan bisa sambil mengerjakan hal lain. Sedangkan

responden yang senang menonton sepakbola langsung di stadion

sebagian besar berasal dari Jawa Barat. Hal tersebut didukung oleh

adanya komunitas yang mengorganisir mobilisasi penggemar sepakbola

di Jawa Barat untuk menonton sepakbola di stadion.

4.4 Analisis Kesadaran Merek

Sebuah merek akan menghadapi dua buah keadaan, yaitu menjadi merek

yang dikenal (aware brand) atau menjadi merek yang tidak dikenal (unaware

brand). Merek yang dikenal kemungkinan dikenal dengan cara dibantu

mengingat (recognized brand) atau tanpa dibantu mengingat (recalled

brand). Diantara merek-merek yang dikenal tanpa dibantu mengingat, ada

satu merek yang menempati posisi tertinggi yang disebut top of mind.

Dalam kuesioner yang dibagikan kepada responden terdapat pertanyaan

yang diarahkan untuk menghasilkan analisis kesadaran merek. Hasil dari

analisis kesadaran merek tersebut berupa daftar yang memuat klub sepakbola

Indonesia yang paling diingat responden, dikenal responden dan yang perlu

diingatkan kembali terhadap responden.

4.4.1. Klub Sepakbola Indonesia yang Paling Diingat Responden

Untuk menentukan top of mind responden, terdapat pertanyaan

dalam kuesioner yang meminta responden menyebutkan satu saja klub

sepakbola Indonesia yang paling diingat Dari kuesioner yang

dibagikan kepada 100 responden, yang menjadi klub sepakbola

Indonesia yang paling diingat (top of mind) adalah klub Persib

Bandung.. Jumlah responden yang menyebutkan klub Persib Bandung

Page 55: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

43

sebagai top of mind berjumlah 31 orang atau 31%. Data selengkapnya

mengenai top of mind klub sepakbola tersaji pada Tabel 13.

Tabel 13. Klub Sepakbola yang Paling Diingat Responden

Klub sepakbola

Frekuensi Ingat Klub Sepakbola

Jumlah Persentase

Persib Bandung 31 31%

Persija Jakarta 27 27%

Arema Indonesia 21 21%

Persipura Jayapura 5 5%

Sriwijaya FC 4 4%

Lain-lain 12 12%

Total 100 100%

Hasil yang disajikan dalam Tabel 13 dihubungkan dengan

karakteristik responden . Tabulasi silang dimaksudkan untuk

menyajikan data klub sepakbola yang menjadi top of mind responden

dengan karakteristik reponden yang dinilai berkaitan.

Tabel 14. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Top of Mind

Jenis

Kelamin

Top of Mind

Jumlah Persib

Bandung

Persija

Jakarta

Arema

Indonesia

Persipura

Jayapura

Sriwi-

jaya FC

Lain

-lain

Laki-laki 28 23 18 5 3 12 89

Perempuan 3 4 3 0 1 0 11

Total 31 27 21 5 4 12 100

Hasil tabulasi silang yang disajikan Tabel 14 menunjukkan bahwa

responden dengan jenis kelamin laki-laki paling banyak menyebutkan

klub sepakbola Persib Bandung sebagai top of mind. Responden

dengan jenis kelamin perempuan paling banyak menyebutkan klub

sepakbola Persija Jakarta sebagai top of mind. Klub sepakbola yang

disebutkan responden sebagai top of mind dapat diinterpretasikan

sebagai klub sepakbola paling populer menurut mereka.

Page 56: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

44

Tabel 15. Tabulasi Silang Usia (tahun) dengan Top of Mind Usia

(tahun) Top of Mind Jumlah

Persib

Bandung

Persija

Jakarta

Arema

Indonesia

Persipura

Jayapura

Sriwi-

jaya FC

Lain

-lain

17-19 5 7 4 1 2 2 21

20-22 22 17 14 3 1 9 66

23-25 4 3 3 1 1 1 13

Total 31 27 21 5 4 12 100

Tabel 15 menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang

menunjukkan data persilangan antara usia responden dengan klub

sepakbola yang menjadi top of mind. Responden dengan rentang usia

17-19 tahun paling banyak menyebutkan klub sepakbola Persija

Jakarta sebagai top of mind. Adapun responden dengan rentang usia

20-22 tahun dan 23-25 tahun paling banyak menyebutkan klub

sepakbola Persib Bandung sebagai top of mind.

Penyajian data persilangan antara cara menonton sepakbola

dengan top of mind terdapat pada Tabel 16. Hasil yang ditunjukkan

oleh tabulasi silang tersebut adalah reponden yang menonton

sepakbola secara bersama-sama dari siaran televisi sebagian besar

menyebutkan klub sepakbola Arema Indonesia sebagai top of mind.

Responden yang menonton sepakbola sendirian dari siaran televisi

sebagian besar menyebutkan klub sepakbola Persija Jakarta sebagai

top of mind. Responden yang menonton sepakbola secara langsung di

stadion sebagian besar menyebutkan klub sepakbola Persib Bandung

sebagai klub yang paling diingatnya sedangkan responden yang

menonton dengan cara lain-lain menyebutkan klub sepakbola Arema

Indonesia sebagai klub sepakbola paling diingat (top of mind).

Tabel 16. Tabulasi Silang Cara Menonton Sepakbola dengan Top

of Mind

Cara

Menonton

Top of Mind

Jumlah Persib Persija Arema Persipura SFC

Lain-

lain

Bersama dari TV 12 12 13 4 3 7 51

Sendiri dari TV 5 8 3 1 1 5 23

Langsung di

Stadion 13 6 2 0 0 0 21

Lain-lain 1 1 3 0 0 0 5

Total 31 27 21 5 4 12 100

Page 57: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

45

Tabel 17 menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang

menunjukkan data persilangan antara asal provinsi responden dengan

klub sepakbola yang menjadi top of mind. Tabulasi silang tersebut

menunjukkan mayoritas responden asal provinsi Jawa Barat menyebut

Persib Bandung sebagai klub sepakbola yang paling diingat (top of

mind). Responden asal provinsi DKI Jakarta sebagian besar menyebut

klub sepakbola Persija Jakarta sebagai top of mind. Responden asal

provinsi Jawa Timur sebagian besar menyebut klub sepakbola Arema

Indonesia sebagai top of mind. Mayoritas responden asal provinsi

Banten menyebut klub sepakbola Persib Bandung dan Persija Jakarta

sebagai top of mind. Berdasarkan tabulasi silang tersebut terlihat

bahwa responden cenderung menyebutkan klub sepakbola yang

terletak di provinsi tempat mereka berasal sebagai klub sepakbola yang

paling diingat.

Tabel 17. Tabulasi Silang Asal Provinsi dengan Top of Mind Asal

Provinsi Top of Mind Jumlah

Persib

Bandung

Persija

Jakarta

Arema

Indonesia

Persipura

Jayapura

SFC Lain

-lain

Jawa Barat 25 2 1 1 0 1 30

DKI Jakarta 1 21 3 0 0 2 27

Jawa Timur 2 1 16 0 1 5 25

Banten 3 3 0 1 0 1 8

Jawa

Tengah 0 0 1 0 1 1 3

Sumatra

Utara 0 0 0 1 1 0 2

Lain-lain 0 0 0 2 1 2 5

Total 31 27 21 5 4 12 100

4.4.2. Klub Sepakbola Indonesia yang Dikenal Responden

Dalam salah satu butir pertanyaan kuesioner, responden diminta

menyebutkan empat klub sepakbola lain selain klub sepakbola yang

pertama kali disebutkannya (top of mind) di pertanyaan sebelumnya.

Jawaban yang disebutkan responden merupakan daftar klub sepakbola

Indonesia yang dikenal responden. Responden paling banyak

menyebutkan Sriwijaya FC sebagai klub sepakbola yang dikenalnya.

Peringkat selengkapnya klub sepakbola Indonesia yang dikenal

responden dapat dilihat pada Tabel 18.

Page 58: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

46

Tabel 18. Klub Sepakbola yang Dikenal Responden

Klub sepakbola

Frekuensi Kenal Klub Sepakbola

Jumlah Persentase

Sriwijaya FC 83 20,75%

Persipura Jayapura 76 19%

Persija Jakarta 70 17,5%

Persib Bandung 68 17%

Arema Indonesia 63 15,75%

Lain-lain 40 10%

Total 400 100%

4.4.3. Klub Sepakbola Indonesia yang Perlu Diingatkan Kembali

Terhadap Responden

Untuk menentukan klub sepakbola Indonesia yang perlu

diingatkan kembali, responden diberikan pertanyaan dalam kuesioner.

Dalam bagian kuesioner tersebut, responden ditanyakan mengenai

kenalkah mereka terhadap suatu klub sepakbola dan apakah ingat telah

mencantumkan klub tersebut dalam jawaban pertanyaan sebelumnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang harus diingatkan

tentang keberadaan klub sepakbola Persipura Jayapura berjumlah 20

orang. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Klub Sepakbola yang Perlu Diingatkan Kembali

Klub sepakbola

Frekuensi kenal Klub Sepakbola

Jumlah Persentase

Persipura Jayapura 20 38,5%

Arema Indonesia 15 29%

Sriwijaya FC 13 25%

Persija Jakarta 3 6%

Persib Bandung 1 2%

Total 52 100%

4.5.` Analisis Faktor-faktor Komponen Utama Positioning

Penentuan atribut yang membentuk faktor dapat dilakukan dengan

berbagai metode diantaranya metode judgement, metode focus group, dan

metode statistik (Suliyanto, 2005). Metode judgement mengharuskan peneliti

mengidentifikasi secara subjektif atribut-atribut yang akan dimasukkan dalam

penelitian berdasarkan infornasi yang diperoleh peneliti dari berbagai

referensi. Metode judgement adalah metode yang digunakan dalam penelitian

ini. Metode focus group membuat peneliti menentukan atribut berdasarkan

hasil diskusi dari sekelompok orang yang dinilai memiliki tingkat kepahaman

Page 59: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

47

akan produk yang diteliti. Metode statistik merupakan metode penentuan

atribut dengan cara iterasi menggunakan alat statistik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi positioning dianalisis dengan

menggunakan analisis faktor yang didukung oleh software SPSS 17 for

windows. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi variabel-variabel

atau faktor-faktor yang menerangkan pola hubungan dalam seperangkat

variabel. Teknik ini digunakan untuk mengurangi jumlah data dalam rangka

untuk mengidentifikasi sebagian kecil faktor yang dapat menerangkan varian

yang sedang diteliti secara lebih jelas dalam suatu kelompok variabel yang

jumlahnya lebih besar (Sarwono, 2006). Variabel-variabel yang dianalisis

berjumlah 13 variabel.

Pengujian korelasi antar variabel diukur dengan menggunakan Uji

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (K-M-O MSA). Hasil

pengujian dengan menggunakan analisis faktor menghasilkan nilai KMO

sebesar 0,590. Nilai tersebut lebih besar dari 0,5. Hal ini menunjukkan

adanya kedekatan antar variabel. Maka variabel dan sampel yang ada dapat

dianalisis lebih lanjut. KMO yang memiliki nilai faktor antara 0 sampai 1

berfungi untuk menentukan kelayakan analisis faktor. Apabila nilai KMO

berkisar antara 0,5 sampai dengan 1,0 maka analisis faktor layak dilanjutkan.

Sebaliknya jika nilai KMO dibawah 0,5 analisis faktor tidak layak dilakukan

lebih lanjut.

Tahap selanjutnya adalah melakukan ekstraksi sekumpulan variabel

yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan

dalam proses ini adalah analisis komponen utama. Setelah proses ektraksi

dilakukan, diperoleh nilai communalities. Communalities adalah jumlah

varians setiap variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor. Semakin besar nilai

communalities sebuah variabel, berarti semakin erat hubungan dengan faktor

yang terbentuk. Besarnya nilai communalities masing-masing variabel dapat

dilihat pada Tabel 20.

Page 60: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

48

Tabel 20. Nilai Communalities Berdasarkan Urutan

No Variabel Communality

1 Kualitas pelatih 0,723

2 Kemandirian dalam pendanaan dan pengelolaan klub 0,674

3 Kerjasama dengan pihak sponsor 0,657

4 Sportivitas tim dalam pertandingan 0,629

5 Prestasi klub di lapangan 0,603

6 Stadion milik klub 0,559

7 Kemudahan dalam memperoleh merchandise dan tiket

pertandingan

0,535

8 Popularitas dan nama besar klub sepakbola 0,511

9 Keberadaan supporter yang loyal dan terorgansir 0,503

10 Penayangan pertandingan secara live di televise 0,494

11 Frekuensi pemberitaan di media 0,337

12 Adanya pemain bintang 0,292

13 Kondusivitas dalam penyelenggaraan pertandingan kandang 0,153

Tabel Total Variance Explained menjelaskan dasar jumlah faktor yang

didapat dengan perhitungan angka. Persentase varians menjelaskan varians

masing-masing faktor. Bila keseluruhan persentase varians dijumlahkan,

maka faktor-faktor tersebut dapat menjelaskan 100 persen dari variabilitas

seluruh faktor. Nilai eigenvalues menunjukkan kepentingan relatif masing-

masing faktor dalam menghitung varians seluruh variabel yang dianalisis.

Susunan eigenvalues selalu diurutkan dari nilai terbesar hingga terkecil

dengan ketentuan bahwa angka eigenvalues di bawah satu tidak digunakan

dalam menghitung faktor yang terbentuk. Nilai total variance

memperlihatkan hanya ada empat faktor yang terbentuk, karena keempat

faktor memiliki nilai eigenvalues di atas satu. Tabel Total Variance

Explained dapat dilihat pada lampiran 4.

Tabel Component Matrix berisikan nilai factor loading (yaitu nilai

korelasi) antar suatu variabel dengan empat faktor yang telah terbentuk.

Tabel Rotated Component Matrix menunjukkan distribusi 13 variabel yang

telah diekstrak ke dalam faktor yang telah terbentuk berdasarkan factor

loading nya setelah dilakukan proses rotasi. Nilai factor loading

dimungkinkan berubah setelah mengalami rotasi. Variabel yang memiliki

factor loading <0,4 dianggap memiliki kontribusi yang lemah terhadap faktor

yang terbentuk sehingga harus direduksi dari faktor yang dibentuknya.

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka ada dua variabel yang harus direduksi

dari faktor yang dibentuknya, yaitu variabel frekuensi pemberitaan di media

Page 61: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

49

dan kondusivitas penyelenggaraan pertandingan kandang. Kedua variabel

tersebut direduksi dari faktor pertama.

Terdapat dua cara dalam memberikan nama untuk faktor yang terbentuk

dalam analisis faktor. Cara pertama adalah memberikan nama faktor yang

dapat mewakili nama-nama variabel yang membentuk faktor tersebut. Cara

kedua adalah memberikan nama faktor berdasarkan variabel yang memiliki

nilai factor loading tertinggi. Cara kedua dilakukan apabila tidak

memungkinkan untuk memberikan nama faktor yang dapat mewakili semua

variabel yang membentuk faktor tersebut (Suliyanto, 2005).

Berdasarkan pengolahan menggunakan analisis faktor dengan metode

principal component analysis dihasilkan empat komponen utama faktor.

Faktor pertama adalah faktor supporter dan pencitraan yang terdiri atas

variabel supporter yang loyal dan terorganisir, penayangan pertandingan

secara live, popularitas (nama besar), dan stadion. Faktor kedua adalah faktor

prestasi yang tersusun atas variabel prestasi klub di lapangan, sportivitas tim

dalam pertandingan, dan adanya pemain bintang. Faktor ketiga adalah faktor

sponsorship yang meliputi variabel kerjasama dengan pihak sponsor dan

kemudahan dalam memperoleh merchandise dan tiket pertandingan. Faktor

keempat adalah faktor kualitas pelatih dan manajemen yang tersusun atas

variabel kualitas pelatih dan kemandirian dalam pendanaan dan pengelolaan

klub. . Hal ini selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 21 .

Page 62: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

50

Tabel 21. Hasil Analisis Faktor

Faktor Variabel Factor Loading

Faktor pertama:

Faktor Supporter

dan Pencitraan

Keberadaan supporter yang loyal dan

terorganisir

0,691

Frekuensi penayangan secara live di

televise

0,684

Popularitas dan nama besar klub

sepakbola

0,626

Stadion milik klub 0,500

Faktor kedua:

Faktor Prestasi

Prestasi klub di lapangan 0,771

Sportivitas tim dalam pertandingan 0,759

Adanya pemain bintang 0,470

Faktor ketiga:

Faktor

Sponsorship

Kerjasama dengan pihak sponsor 0,741

Kemudahan dalam memperoleh

merchandise dan tiket pertandingan

0,680

Faktor keempat:

Kualitas Pelatih

dan Manajemen

Kualitas pelatih 0,809

Kemandirian dalam pendanaan dan

pengelolaan klub

0,731

4.5.1. Faktor Pertama

Faktor pertama dinamakan faktor Supporter dan Pencitraan. Faktor

ini memiliki eigenvalues sebesar 2,302 dan merupakan faktor dengan

nilai eigenvalues terbesar dibandingkan dengan faktor lainnya. Faktor

ini dapat menerangkan keragaman data sebesar 34,5%. Berdasarkan

tabel, terlihat keempat variabelnya memiliki factor loading positif.

Artinya apabila terdapat supporter yang loyal dan terorganisir,

pertandingan dalam setiap laga ditayangkan secara live, popularitas dan

nama besar klub sepakbola yang baik, serta fasilitas stadion yang baik,

maka hal tersebut akan berdampak positif bagi positioning klub

sepakbola Persib Bandung, baik di mata penggemar sepakbola

Indonesia, maupun pihak lain yang ingin menjalin kerjasama seperti

dalam bentuk sponsorship ataupun kerjasama lainnya.

4.5.2. Faktor Kedua

Faktor kedua dinamakan faktor prestasi. Faktor ini tersusun atas tiga

variabel, yaitu prestasi klub di lapangan, sportivitas tim dalam

pertandingan, dan adanya pemain bintang. Faktor ini memiliki

eigenvalues sebesar 1,729. Faktor ini dapat menerangkan keragaman

Page 63: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

51

data sebesar 26%. Factor lading ketiga variabel tersebut seluruhnya

positif. Artinya apabila klub Persib Bandung memiliki prestasi yang

baik di lapangan, sportivitas yang baik dalam pertandingan, serta

bertabur pemain bintang, maka hal tersebut akan berdampak positif bagi

positioning klub sepakbola Persib Bandung, baik di mata penggemar

sepakbola Indonesia, maupun pihak lain yang ingin menjalin kerjasama

seperti dalam bentuk sponsorship ataupun kerjasama lainnya.

4.5.3. Faktor Ketiga

Faktor ketiga dinamakan faktor sponsorship. Faktor ini tersusun

atas dua variabel, yaitu kerjasama dengan pihak sponsor dan

kemudahan dalam memperoleh merchandise dan tiket pertandingan .

Faktor ini memiliki eigenvalues sebesar 1,377. Faktor ini dapat

menerangkan keragaman data sebesar 20,7%. Factor lading kedua

variabel tersebut seluruhnya positif. Artinya apabila klub Persib

Bandung memiliki kerjasama yang baik dengan pihak sponsor dan

merchandise serta tiket pertandingannya mudah didapatkan maka hal

tersebut akan berdampak positif bagi positioning klub sepakbola Persib

Bandung, baik di mata penggemar sepakbola Indonesia, maupun pihak

lain yang ingin menjalin kerjasama dengan klub tersebut.

4.5.2. Faktor Keempat

Nama dari faktor keempat adalah faktor kualitas pelatih dan

manajemen. Faktor ini tersusun atas dua variabel, yaitu kualitas pelatih

dan kemandirian dalam pendanaan dan pengelolaan klub. Faktor ini

memiliki eigenvalues sebesar 1,257. Faktor ini dapat menerangkan

keragaman data sebesar 18,8%. Factor lading kedua variabel tersebut

seluruhnya positif. Artinya apabila klub Persib Bandung memiliki

pelatih yang kualitasnya terbukti serta memiliki kemandirian dalam

pendanaan dan pengelolaan klub, maka hal tersebut akan berdampak

positif bagi positioning klub sepakbola Persib Bandung, baik di mata

penggemar sepakbola Indonesia, maupun pihak lain yang ingin

menjalin kerjasama seperti dalam bentuk sponsorship ataupun

kerjasama lainnya.

Page 64: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

52

4.6 Analisis Pesaing Klub Sepakbola Persib Bandung

Untuk mendukung penentuan strategi positioning diperlukan analisis

pesaing. Dengan analisis ini dapat dilihat siapa pesaing terdekat dari klub

sepakbola Persib Bandung. Informasi mengenai pesaing terdekat dapat

digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan klub Persib

Bandung dibandingkan pesaingnya. Alat analisis yang digunakan untuk

mengetahui pesaing terdekat klub sepakbola Persib Bandung adalah

multidimensional scalling dengan bantuan software SPSS 17 for windows.

Hasil pengolahan data persepsi konsumen dengan metode

multidimensional scalling menunjukkan peta posisi klub sepabola dengan

nilai stress sebesar 0,22166 dan index of fit (R2

) sebesar 0,65216.

Berdasarkan pedoman nilai stress menurut Johnson dan Wichhern (1982),

nilai stress yang dihasilkan termasuk dalam kategori poor (kurang).

Sedangkan nilai index of fit (R2

) yang dihasilkan telah masuk standar layak

karena lebih dari 60% (Malhotra, 1996).

Derived stimulus configuration menunjukkan konfigurasi peta posisi

hasil dari persepsi responden berdasarkan penilaian terhadap pasangan merek

klub sepakbola. Peta posisi tersebut menunjukkan bahwa jika responden

menilai pasangan merek klub sepakbola sebagai pasangan yang dianggap

paling mirip atau mempunyai kesamaan dibandingkan dengan pasangan

merek lainnya, maka pasangan klub sepakbola tersebut ditempatkan pada

jarak terdekat.

Dari peta posisi terlihat bahwa klub sepakbola Persipura Jayapura dan

Sriwijaya FC berada di kuadran I negatif dan dimensi II positif. Hal tersebut

berarti responden mempersepsikan kedua klub tersebut memiliki kesamaan

atau tidak memiliki perbedaan yang berarti dibandingkan dengan klub

sepakbola lain. Sedangkan klub sepakbola Arema Indonesia, Persib Bandung,

dan Persija Jakarta, masing-masing berada di kuadran II, III, dan IV. Hal

tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang berarti pada setiap klub

dengan klub sepakbola lainnya.

Page 65: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

53

Gambar 11. Peta Posisi Klub Sepakbola

Untuk menentukan peringkat pesaing terdekat klub sepakbola Persib

Bandung dilakukan penghitungan jarak Euclidean. Hasil penghitungan jarak

Euclidean dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22.Perhitungan Jarak Euclidean dan Peringkat Pesaing Terdekat

Klub

Sepakbola

Koordinat Jarak Euclidean

= (xi-xp)2 + (yi-yp)

2

Peringkat X Y

Persib Bandung 0,8405 -1,2355

Sriwijaya FC -0,1659 0,6543 2,141 2

Persija Jakarta -17551 -0,7492 2,640 3

Persipura Jayapura -0,2942 1,3008 2,778 4

Arema Indonesia 1,3748 0,0296 1,373 1

Dari penghitungan jarak Euclidean didapatkan hasil bahwa jarak

terkecil dimiliki oleh klub sepakbola Arema Indonesia. Hal tersebut berarti

Arema Indonesia menempati peringkat pertama sebagai pesaing terdekat klub

sepakbola Persib Bandung. Peringkat kedua, ketiga, dan keempat berturut-

turut diikuti oleh klub sepakbola Sriwijaya FC, Persija Jakarta, dan Persipura

Jayapura.

Page 66: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

54

4.7 Analisis Positioning klub sepakbola Persib Bandung

4.7.1 Analisis deskriptif Persepsi Responden

Analisis deskriptif persepsi responden digunakan untuk melihat

penilaian responden terhadap klub sepakbola Persib Bandung dan keempat

pesaingnya yaitu Persija Jakarta, Arema Indonesia, Sriwijaya FC, dan

Persipura Jayapura. Analisis ini bertujuan meringkas informasi yang

terkandung dalam data atribut berdasarkan pilihan responden. Informasi

yang dihasilkan dapat memperlihatkan positioning klub sepakbola

berdasarkan persepsi responden.

Gambar 12. Analisis Deskriptif Persepsi Responden

Page 67: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

55

Analisis deskriptif persepsi responden menggunakan nilai mean atau

nilai rata yang kemudian diringkas dalam bentuk somantic differensial

agar lebih mudah dan menarik untuk diinterpretasi. Berdasarkan analisis

deskriptif persepsi responden dapat diketahui atribut-atribut yang menjadi

keunggulan dan kelemahan baik klub sepakbola Persib Bandung maupun

pesaingnya yaitu Persija Jakarta, Arema Indonesia, Sriwijaya FC, dan

Persipura Jayapura. Hasil analisis deskriptif persepsi responden terlihat

dalam Gambar 12.

Penilaian persepsi terhadap 11 atribut yang dimiliki 5 klub sepakbola

Indonesia, yaitu Persib Bandung, Sriwijaya FC, Persija Jakarta, Persipura

Jayapura, dan Arema Indonesia menghasilkan informasi sebagai berikut :

1. Berdasarkan analisis atribut kemandirian dalam pendanaan dan

pengelolaan, responden menilai bahwa Persib Bandung merupakan

klub sepakbola yang paling mandiri dalam hal pendanaan dan

pengelolaan dibandingkan dengan klub sepakbola lainnya dengan nilai

rataan sebesar 4,46.

2. Berdasarkan analisis atribut kemudahan memperoleh merchandise dan

tiket, responden menilai bahwa Persib Bandung merupakan klub

sepakbola yang paling memberikan kemudahan dalam memperoleh

merchandise dan tiket dibandingkan dengan klub sepakbola lainnya

dengan nilai rataan sebesar 4,11.

3. Berdasarkan analisis atribut sponsorship, responden menilai bahwa

Persib Bandung merupakan klub sepakbola yang memiliki kerjasama

paling baik dengan pihak sponsorship dibandingkan dengan klub

sepakbola lainnya dengan nilai rataan sebesar 4,64.

4. Berdasarkan analisis atribut prestasi klub di lapangan, responden

menilai bahwa Sriwijaya FC merupakan klub sepakbola yang memiliki

prestasi paling baik dibandingkan dengan klub sepakbola lainnya

dengan nilai rataan sebesar 4,24.

5. Berdasarkan analisis atribut supporter, responden menilai bahwa

Persib Bandung merupakan klub sepakbola yang memiliki basis

Page 68: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

56

supporter paling besar dan terorganisir dibandingkan dengan klub

sepakbola lainnya dengan nilai rataan sebesar 4,12.

6. Berdasarkan analisis atribut popularitas (nama besar), responden

menilai bahwa Persib Bandung merupakan klub sepakbola yang paling

populer dibandingkan dengan klub sepakbola lainnya dengan nilai

rataan sebesar 4,21.

7. Berdasarkan analisis atribut stadion, responden menilai bahwa Arema

Indonesia merupakan klub sepakbola yang memiliki stadion paling

baik dibandingkan dengan klub sepakbola lainnya dengan nilai rataan

sebesar 4,42.

8. Berdasarkan analisis atribut sportivitas, responden menilai bahwa

Sriwijaya FC merupakan klub sepakbola yang memiliki sportivitas

paling tinggi dibandingkan dengan klub sepakbola lainnya dengan nilai

rataan sebesar 3,97.

9. Berdasarkan analisis atribut pemain bintang, responden menilai bahwa

Persib Bandung merupakan klub sepakbola yang memiliki pemain

bintang paling banyak dibandingkan dengan klub sepakbola lainnya

dengan nilai rataan sebesar 4,26.

10. Berdasarkan analisis atribut kualitas pelatih, responden menilai bahwa

Persipura Jayapura merupakan klub sepakbola yang memiliki pelatih

dengan kualitas paling baik dibandingkan dengan klub sepakbola

lainnya dengan nilai rataan sebesar 4,38.

11. Berdasarkan analisis atribut penayangan secara live di televisi,

responden menilai bahwa Arema Indonesia merupakan klub sepakbola

yang pertandingannya paling sering ditayangkan di televisi

dibandingkan dengan klub sepakbola lainnya dengan nilai rataan

sebesar 4,24.

Analisis deskriptif berdasarkan persepsi responden menghasilkan

penilaian persepsi terhadap 5 klub sepakbola Indonesia. Penilaian persepsi

berupa opini mengenai keunggulan dan kelemahan masing-masing klub

sepakbola dijabarkan sebagai berikut :

Page 69: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

57

1. Persib Bandung

Hasil analisis deskriptif menunjukkan Persib Bandung sebagai klub

sepakbola yang memiliki keunggulan utama pada atribut kemandirian dalam

pendanaan dan pengelolaan, kemudahan memperoleh merchandise dan tiket,

sponsorship, supporter, popularitas (nama besar), dan bertaburan pemain

bintang. Responden juga menilai Persib Bandung sangat baik dalam atribut

penayangan secara live di televisi, tetapi atribut tersebut merupakan

keunggulan utama dari pesaingnya.

Keunggulan Persib Bandung dalam atribut kemandirian dalam

pendanaan dan pengelolaan berkaitan dengan target perusahaan

pengelolanya, yaitu PT Persib Bandung Bermartabat untuk lepas dari

kucuran dana APBD sehingga mandiri dan profesional. Dengan memiliki

jumlah sponsor yang banyak, target tersebut dapat terlaksana. Pada musim

kompetisi Liga Super Indonesia 2009/2010, perusahaan yang mesponsori

klub tersebut adalah di antaranya Corsa, Sozzis, Honda, Evalube, Yomart,

BTPN, Djarum Super, dan Sports Station, serta Diadora.

Keunggulan lain klub Persib Bandung lainya adalah pada atribut

merchandise dan tiket Sebagai klub sepakbola professional yang mandiri,

merchandise klub sepakbola yang berjulukan Maung Bandung ini mudah

didapatkan. Selain merchandise original yang diterbitkan oleh PT Persib

Bandung Bermartabat yang mengelolanya, banyak pula merchandise yang

diproduksi oleh pihak luar. Sedangkan untuk tiket pertandingan, di musim

kompetisi Liga Super Indonesia 2009/2010, PT Persib Bandung Bermartabat

telah menunjuk 27 agen resmi yang menjual tiket pertandingan kandang

Persib Bandung.

Persib Bandung memiliki penggemar fanatik yang menamakan diri

sebagai Bobotoh. Pada era Liga Indonesia, Bobotoh kemudian

mengorganisasikan diri dalam beberapa kelompok pecinta Persib seperti

Viking Persib Club, Bomber, Rebolan, Jurig Persib, Casper dan Persib-

1337. Persebaran utama bobotoh adalah di Jawa Barat. Sulit untuk

menentukan statistik pasti jumlah bobotoh. Jumlah bobotoh yang banyak

berpengaruh positif terhadap popularitas Persib Bandung. Dalam sebuah

Page 70: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

58

situs voting bernama www.voteyourteam.com, Persib Bandung menempati

posisi puncak sebagai klub sepakbola paling populer di Indonesia.

Atribut keunggulan Persib Bandung selanjutnya adalah bertaburan

pemain bintang. Klub sepakbola Persib Bandung memiliki pemain yang

telah empat kali berturut-turut menjadi pencetak gol terbanyak di Liga

Indonesia, yaitu Christian Gonzales. Beberapa pemain Persib juga menjadi

punggawa tim nasional sepakbola Indonesia, yaitu Eka Ramdani,. Budi

Sudarsono, Nova Arianto, Maman Abdurrahman, dan Atep. Selain itu di

musim kompetisi Liga Super Indonesia 2009/2010, Persib Bandung

memiliki Suchao dan Kosin, dua pemain dari Thailand yang mencuri

perhatian penggemar sepakbola Indonesia.

Dari hasil analisis deskriptif persepsi responden, atribut klub Persib

Bandung yang dinilai cukup baik adalah prestasi klub di lapangan,

sportivitas, dan kualitas pelatih. Sedangkan atribut yang menjadi kelemahan

utama klub Persib Bandung adalah stadion. Untuk pertandingan kandang,

klub Persib Bandung biasanya memakai stadion Jalak Harupat dan

Siliwangi. Stadion Jalak Harupat secara resmi bukanlah stadion khusus

Persib Bandung karena klub sepakbola lain yaitu Persikab Kabupaten

Bandung juga memakai lapangan tersebut untuk laga kandang. Stadion Jalak

Harupat memiliki kapasitas 40.000 penonton sedangkan stadion Siliwangi

berkapasitas 20.000 penonton. Kapasitas stadion Siliwangi yang kecil

membuat penonton meluber. Selain itu stadion Siliwangi memiliki lapangan

rumput yang kondisinya kurang baik. Untuk mengatasi masalah stadion, di

Kota Bandung saat ini terjadi proses pembangunan stadion Gedebage yang

direncanakan selesai akhir tahun 2011 dan menjadi kandang klub Persib

Bandung.

2. Sriwijaya FC

Hasil analisis deskriptif menunjukkan Sriwijaya FC sebagai klub

sepakbola yang memiliki keunggulan utama pada atribut prestasi klub di

lapangan dan sportivitas. Prestasi klub yang dikelola oleh PT Sriwijaya

Optimis Mandiri memang terbukti unggul dengan menjadi juara 1 Liga

Indonesia 2007, Juara 3 Piala Indonesia 2008, 2009, dan 2010, dan juara 1

Page 71: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

59

Inter Island Cup 2010. Sriwijaya FC juga dikenal sebagai klub yang

memiliki sportivitas tinggi terbukti dengan meraih penghargaan sebagai Fair

Play Team di Liga Super Indonesia musim kompetisi 2009/2010.

Atribut yang dinilai sangat baik pada Sriwijaya FC, tetapi masih

merupakan keunggulan utama dari pesaingnya adalah stadion, pemain

bintang, kualitas pelatih, dan penayangan secara live di televisi. Stadion

kandang Sriwijaya FC yang bernama Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring

dinilai responden sangat baik. Stadion tersebut berkapasitas 40.000

penonton dan merupakan stadion terbesar ketiga di Indonesia. Sriwijaya FC

juga memiliki pelatih yang berkualitas yang dinilai responden sangat baik

dan sebagian besar pertandingannya selalu ditayangkan secara live di

televisi. Responden juga menilai Sriwijaya FC sebagai klub yang bertabur

pemain bintang. Pemain sepakbola popular dan berprestasi seperti Keith

Gumbs, Charis Yulianto, Cristian Warobay, Ambrizal, dan Isnan Ali

bermain untuk klub ini di musim kompetisi Liga Super Indonesia

2009/2010.

Dari hasil analisis deskriptif persepsi responden, atribut klub Sriwijaya

FC yang dinilai cukup baik adalah kemandirian dalam pendanaan dan

pengelolaan, merchandise dan tiket, sponsorship, popularitas, dan

sportivitas. Sedangkan atribut yang menjadi kelemahan klub Sriwijaya FC

adalah keberadaan supporter yang loyal dan terorganisir. Basis pendukung

klub ini memang belum sebesar klub pesaingnya. Selain itu pada musim

kompetisi Liga Super Indonesia 2009/2010 terjadi konflik internal antara

pendukung dan pemain klub Sriwijaya FC yang berujung pada insiden

pemukulan.

3. Persija Jakarta

Hasil analisis deskriptif berdasarkan persepsi responden menunjukkan

Persija Jakarta sebagai klub sepakbola yang memiliki nilai yang sangat baik

pada atribut popularitas (nama besar) dan penayangan secara live di televisi,

namun atribut tersebut masih merupakan keunggulan utama dari pesaingnya.

Atribut klub Persija Jakarta yang dinilai cukup baik, adalah merchandise

Page 72: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

60

dan tiket, sponsorship, prestasi klub di lapangan, supporter, sportivitas,

pemain bintang, dan kualitas pelatih.

Kelemahan klub Persija Jakarta berdasarkan hasil analisis deskriptif

adalah pada atribut kemandirian dalam pendanaan dan pengelolaan serta

stadion. Klub Persija Jakarta dikelola oleh PT Persija Jaya Jakarta dimana

sumber dana utamanya masih tergantung pada APBD DKI Jakarta. Untuk

laga kandang, Persija Jakarta biasanya menggunakan Stadion Utama Gelora

Bung Karno yang merupakan markas kandang tim nasional Indonesia

sedangkan stadion resmi kandang klub ini masih dalam tahap rencana

pembangunan.

4. Persipura Jayapura

Hasil analisis deskriptif berdasarkan persepsi responden menunjukkan

Persipura Jayapura sebagai klub sepakbola yang memiliki keunggulan pada

kualitas pelatih. Prestasi membanggakan klub Persipura Jayapura adalah

hasil racikan pelatih berkualitas asal Brazil, Jacksen F Tiago. Atribut pada

klub Persipura Jayapura yang dinilai sangat baik tapi masih merupakan

keunggulan dari pesaingnya adalah prestasi klub di lapangan, pemain

bintang, dan penayangan secara live di televisi. Prestasi klub Persipura

Jayapura terbukti dengan keberhasilan klub tersebut menjadi juara di Liga

Super Indonesia musim kompetisi 2008/2009 dan runner up Liga Super

Indonesia musim kompetisi 2009/2010. Klub sepakbola yang memiliki

julukan mutiara hitam ini bertabur pemain bintang diantaranya Boaz

Solosa, Victor Igbonefo, dan Ricardo Salampessy. Sebagian besar

pertandingan klub ini selalu ditayangkan secara live di televisi.

Atribut klub Persipura Jayapura yang dinilai cukup baik oleh responden

adalah merchandise dan tiket, supporter, popularitas (nama besar), stadion,

sponsorship dan sportivitas. Kelemahan klub Persipura Jayapura

berdasarkan hasil analisis deskriptif adalah pada atribut kemandirian dalam

pendanaan dan pengelolaan. Meskipun memiliki sumber pendanaan dari

sejumlah sponsor seperti Bank Papua, PT Semen Bosowa dan juga dari PT

Bosowa Mithsubisi Motors, tetapi Persipura Jayapura masih bergantung

Page 73: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

61

pada APBD. Pengelolaan klub ini pun masih dilakukan di kantor walikota

Papua.

5. Arema Indonesia

Hasil analisis deskriptif berdasarkan persepsi responden menunjukkan

Arema Indonesia sebagai klub sepakbola yang memiliki keunggulan pada

atribut stadion dan penayangan secara live di televisi. Stadion yang menjadi

basis dalam laga kandang Arema Indonesia adalah stadion Kanjuruhan

yang dikenal memiliki kualitas rumput yang baik. Pertandingan yang

dijalankan oleh Arema Indonesia sebagian besar selalu ditayangkan secara

live di televisi.

Atribut yang dinilai sangat baik oleh responden terhadap Arema

Indonesia namun masih merupakan keunggulan dari pesaingnya adalah

kemandirian dalam pendanaan & pengelolaan, kemudahan memperoleh

merchandise & tiket, prestasi klub di lapangan, supporter, kualitas pelatih,

dan popularitas (nama besar),. Arema Indonesia dikelola oleh PT Arema

Indonesia sebagai klub sepakbola yang profesional dan mandiri dari segi

pendanaan maupun pengelolaan. Prestasi yang pernah diraih klub

sepakbola yang memiliki julukan singo edan ini diantaranya sebagai juara

di Liga Super Indonesia musim kompetisi 2009/2010 dan runner up Piala

Indonesia 2010. Arema memiliki pendukung fanatik yang disebut

aremania.

Atribut klub Arema Indonesia yang dinilai cukup baik adalah

sponsorship, sportivitas, dan pemain bintang. Berdasarkan analisis

deskriptif persepsi responden, Arema Indonesia dinilai tidak memiliki

kelemahan yang berarti.

4.7.2 Positioning Klub Sepakbola Persib Bandung

Hasil analisis deskriptif persepsi responden menghasilkan atribut-

atribut yang menjadi keunggulan dan kelemahan, baik klub sepakbola

Persib Bandung, Sriwijaya FC, Persija Jakarta, Persipura Jayapura, maupun

Arema Indonesia. Keunggulan dan kelemahan tersebut menjadi penilaian

responden terhadap positioning klub sepakbola di benak mereka. Informasi

mengenai Positioning tentunya sangat penting mengingat positioning

Page 74: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

62

merupakan teknik yang dibuat untuk menciptakan gambaran, citra, atau

identitas dalam benak atau pikiran target terhadap produk, merek, atau

perusahaan.

Responden memposisikan Persib Bandung sebagai klub sepakbola yang

unggul dalam atribut kemandirian dalam pendanaan dan pengelolaan,

kemudahan memperoleh merchandise dan tiket, sponsorship, supporter,

popularitas (nama besar), dan bertaburan pemain bintang. Positioning

Persib Bandung yang dinilai berdasarkan analisis deskriptif persepsi

responden tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk gambaran pemikiran

responden terhadap keberadaan klub sepakbola Persib Bandung. Pencitraan

Persib Bandung oleh responden sedikit banyak dapat menjadi informasi

bagi PT Persib Bandung Bermartabat dalam mengelola Persib Bandung.

4.8 Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka implikasi

manajerial yang direkomendasikan untuk PT Persib Bandung Bermartabat

sebagai pengelola klub Persib Bandung antara lain:

1. Dari analisis karakteristik responden diperoleh hasil bahwa mayoritas

responden menonton pertandingan sepakbola Indonesia dari televisi dalam

acara nonton bersama . Selama ini acara nonton bersama yang dikelola

secara resmi oleh PT Persib Bandung Bermartabat jumlahnya hanya

sedikit sehingga penggemar sepakbola menyelenggarakan sendiri acara

nonton bersama di tempat masing-masing. Hal tersebut bisa menjadi

target pasar baru bagi PT Persib Bandung Bermartabat untuk

mengkoordinir secara resmi lebih banyak lagi acara nonton bersama yang

diselenggarakan di lokasi-lokasi strategis seperti di cafe-cafe. Acara

tersebut dapat menjadi keuntungan bagi PT Persib Bandung Bermartabat

dengan adanya tambahan pendapatan dari penjualan tiket acara, pemasaran

produk merchandise original, dan lahan baru untuk mengundang lebih

banyak sponsor.

2. Berdasarkan analisis kesadaran merek diperoleh hasil bahwa klub Persib

Bandung menempati peringkat teratas sebagai klub sepakbola yang paling

diingat responden. Posisi Persib Bandung sebagai top of mind responden

Page 75: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

63

merupakan kekuatan yang dapat dijadikan modal bagi PT Persib Bandung

Bermartabat untuk menggaet lebih banyak sponsor dan investor.

3. Dari analisis faktor diperoleh hasil bahwa komponen utama positioning

terdiri atas 11 variabel yang terekstraksi ke dalam empat faktor yang

diurutkan berdasarkan besarnya nilai eigenvalue. Faktor pertama adalah

faktor supporter dan pencitraan yang terdiri atas variabel supporter yang

loyal dan terorganisir, penayangan pertandingan secara live, popularitas

(nama besar), dan stadion. Faktor kedua adalah faktor prestasi yang

tersusun atas variabel prestasi klub di lapangan, sportivitas tim dalam

pertandingan, dan adanya pemain bintang. Faktor ketiga adalah faktor

sponsorship yang meliputi variabel kerjasama dengan pihak sponsor dan

kemudahan dalam memperoleh merchandise dan tiket pertandingan.

Faktor keempat adalah faktor kualitas pelatih dan manajemen yang

tersusun atas variabel kualitas pelatih dan kemandirian dalam pendanaan

dan pengelolaan klub. Keempat faktor tersebut tentunya berperan penting

untuk menghasilkan positioning yang baik dan harus diperhatikan oleh PT

Persib Bandung Bermartabat.

4. Berdasarkan analisis pesaing yang diolah dengan multidimensional

scalling, pesaing terdekat klub Persib Bandung adalah Arema Indonesia

disusul oleh Sriwijaya FC, Persija Jakarta, dan Persipura Jayapura. Untuk

menghadapi persaingan yang ketat dalam industri sepakbola, PT Persib

Bandung Bermartabat harus mempertahankan dan meningkatkan variabel

yang menjadi keunggulan utama dan variabel yang dinilai sangat baik oleh

reponden yang menilai klub Persib Bandung. Perusahaan tersebut juga

harus meningkatkan kinerja untuk membangun variabel yang bernilai

cukup dan kurang baik (lemah).

5. Penelitian menghasilkan penilaian mahasiswa penggemar sepakbola

sebagai responden terhadap klub Persib Bandung sebagai klub sepakbola

yang memiliki positioning mandiri dalam pendanaan dan pengelolaan,

mudah memperoleh merchandise dan tiket, memiliki banyak sponsor,

memiliki banyak supporter yang loyal dan terorganisir, memiliki

popularitas (nama besar) yang baik, dan bertaburan pemain bintang.

Page 76: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

64

PT Persib Bandung Bermartabat harus menjaga positioning yang telah

terbentuk agar tetap kuat sehingga dapat digunakan sebagai modal untuk

memperoleh lebih banyak sponsor dan investor.

Page 77: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

65

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat

diambil adalah:

a. Berdasarkan analisis faktor, dihasilkan empat faktor yang menjadi

komponen penting penilaian mahasiswa penggemar sepakbola sebagai

responden terhadap keberadaan suatu klub sepakbola. Faktor pertama

adalah faktor supporter dan pencitraan yang terdiri atas variabel supporter

yang loyal dan terorganisir, penayangan pertandingan secara live,

popularitas (nama besar), dan stadion. Faktor kedua adalah faktor prestasi

yang tersusun atas variabel prestasi klub di lapangan, sportivitas tim dalam

pertandingan, dan adanya pemain bintang. Faktor ketiga adalah faktor

sponsorship yang meliputi variabel kerjasama dengan pihak sponsor dan

kemudahan dalam memperoleh merchandise dan tiket pertandingan.

Faktor keempat adalah faktor kualitas pelatih dan manajemen yang

tersusun atas variabel kualitas pelatih dan kemandirian dalam pendanaan

dan pengelolaan klub.

b. Berdasarkan analisis pesaing yang diolah dengan multidimensional

scalling, klub sepakbola yang menempati peringkat pertama pesaing

terdekat klub Persib Bandung adalah Arema Indonesia disusul oleh

Sriwijaya FC, Persija Jakarta, dan Persipura Jayapura sebagai peringkat

kedua, ketiga, dan keempat.

c. Penelitian menghasilkan penilaian responden terhadap klub Persib

Bandung sebagai klub sepakbola yang memiliki positioning mandiri dalam

pendanaan dan pengelolaan, mudah memperoleh merchandise dan tiket,

memiliki banyak sponsor, memiliki banyak supporter yang loyal dan

terorganisir, memiliki popularitas (nama besar) yang baik, dan bertaburan

pemain bintang.

Page 78: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

66

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan, maka saran bagi PT Persib

Bandung Bermartabat antara lain :

a. Mengkoordinir secara resmi lebih banyak lagi acara nonton bersama yang

diselenggarakan di lokasi-lokasi strategis sebagai target pasar baru.

b. Mempertahankan dan meningkatkan variabel yang menjadi keunggulan

utama dan variabel yang dinilai sangat baik oleh reponden yang menilai

klub Persib Bandung.

c. Meningkatkan kinerja untuk membangun variabel yang bernilai cukup dan

memperbaiki variabel yang dinilai sebagai kelemahan klub Persib

Bandung,

d. Menjaga positioning yang telah terbentuk agar tetap kuat sehingga dapat

digunakan sebagai modal untuk memperoleh lebih banyak sponsor dan

investor.

Page 79: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

67

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, R. 2009. Analisis Positioning Jagorawi Golf and Country Club Cibinong

Bogor Berdasarkan Persepsi Pelanggan. Skripsi pada Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Apriantoro. 2006. Analisis Positioning Popeyes Chicken and Seafood dalam Pasar

Restoran Fast Food di Kota Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Durianto, D, Sugiarto dan T. Sitinjak. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui

Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Eidiri, T. 2009. Analisis Positioning Institut Pertanian Bogor Berdasarkan

Persepsi Siswa Siswi SMA di Bogor. Skripsi pada Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Engel, JF, R.D Blacwell dan P. W. Miniard. 1993. Consumer Behavior. 7th

Edition. Florida: The Dryden Press, Orlando.

Kasali, R. 1998. Membidik Pasar Indonesia : Segmentation, Targeting dan

Positioning. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan,

Implementasi, dan Pengendalian. Salemba Empat, Jakarta.

Kotler, P dan Gary Armstrong. 2003. Dasar-Dasar Pemasaran. PT. Indeks,

Jakarta.

Malhotra, N. K. 1996. Marketing Research : An Applied Orientation. Second

Edition. Mc Graw-Hill. Inc.

Mangkunegara, A. P. 1988. Perilaku Konsumen. PT Eresco, Bandung.

Odictna. 2010. Balada Profesionalisme Klub Sepakbola : Profesionalisme dan

APBD http://odictna.multiply.com/journal/item/2/ [2 Februari 2010]

Pradita. 2006. Analisis Positioning XL Bebas dan Jempol Pada PT Excelcomindo

Pratama. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

PSSI. Sejarah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). 2010. http://pssi-

football.com/id/history.php [4 April 2010]

Rangkuti, F. 2002. The Power Of Brands : Teknik Mengelola Brand Equity

Strategi Pengembangan Merek Plus Analisa Kasus dengan SPSS. PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sarkasme. 2010. Persib Bandung, Klub dengan Sponsor Paling Banyak di

Indonesia. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3583132 [12 Maret

2010]

Page 80: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

68

Simamora, B. 2005. Analisis Multivariat Pemasaran. PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Simamaung. 2009. Sejarah Persib Bandung. http://simamaung.com/sejarah-

persib-bandung/ [Januari 2009]

Sitinjak T.J.R. dan Sugiarto. 2006. Lisrel. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Ghalia Indonesia,

Bogor.

Sumarwan, U. 2002. Perilaku Konsumen. Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.

Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Umar, H. 2003. Metode Riset Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

_______. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Wikipedia. Sriwijaya FC. http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya_FC. (28 Juli 20100

Wikipedia. Persija Jakarta. http://id.wikipedia.org/wiki/Persija_Jakarta. (28 Juli

2010)

Wikipedia. Persipura Jayapura. http://id.wikipedia.org/wiki/Persipura_Jayapura

(28 Juli 2010)

Wikipedia. Arema Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/Arema_indonesia (2

Agustus 2010)

Page 81: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

69

LAMPIRAN

Page 82: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

70

Lampiran 1. Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN No.

Petunjuk:

- Berilah tanda (X) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda

- Pada pertanyaan yang sifatnya terbuka, tuliskan jawaban Anda pada tempat yang telah

disediakan

A. SCREENING

1. Apakah Anda gemar menonton pertandingan sepakbola khususnya Liga Super Indonesia?

a Ya (terus) b Tidak (stop)-Terimakasih

2. Apakah Anda mengetahui klub-klub sepakbola profesional yang ada di Indonesia?

a Ya (terus) b Tidak (stop)-Terimakasih

B. PROFIL RESPONDEN

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

a. Laki-laki b. Perempuan

3. Fakultas :

a. FAPERTA d. FAPET g. FMIPA

b. FKH e. FAHUTAN h. FEM

c. FPIK f. FATETA i. FEMA

4. Departeman / Angkatan :

5. Usia : a. 17-19tahun b. 20-22tahun c. 23-25tahun

6. Cara Menonton Sepakbola Indonesia yang paling sering anda lakukan:

a. Menonton sendiri dari siaran televisi

b. Menonton dari siaran televisi dalam acara nonton bersama

Kuesioner ini merupakan bahan yang digunakan untuk penelitian mengenai “ANALISIS

POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI KLUB SEPAKBOLA

PROFESIONAL YANG DIKELOLA PT PERSIB BANDUNG BERMARTABAT DALAM

INDUSTRI SEPAKBOLA INDONESIA” guna penyelesaian tugas akhir yang dilakukan oleh:

Nama: Windha Afrina

NRP : H24060771

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Penelitian ini sangat penting dalam penyusunan skripsi saya, maka saya mengharapkan kesediaan

Anda untuk mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar. Informasi yang diterima dalam

kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Atas

partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.

Page 83: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

71

Lanjutan Lampiran 1

c. Menonton langsung di stadion

d. Lain-lain…………….. ………….(silakan sebutkan)

C. ANALISIS

1. Sebutkan satu saja klub sepakbola profesional di Indonesia yang paling Anda ingat!

…………………………

2. Selain klub sepakbola yang Anda sebutkan di atas, apa lagi klub sepakbola professional di

Indonesia yang Anda ingat?

a. …………………

b. …………………

c. …………………

d. …………………

3. Seberapa penting menurut Anda atribut ini dalam suatu Klub Sepakbola Profesional?

Keterangan:

1= tidak penting 4= penting

2= kurang penting 5= sangat penting

3= cukup penting

4. Apakah Anda mengenal klub sepakbola Sriwijaya FC?

a. Ya, saya mengenal dan telah menuliskannya dalam jawaban di atas

b. Ya, saya tahu tetapi saya lupa mencantumkan dalam jawaban di atas

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

1 2 3 4 5

1. Kemandirian dalam pendanaan dan

pengelolaan klub

2. Kemudahan dalam memperoleh

merchandise dan tiket pertandingan

3. Kerjasama dengan pihak sponsor

4. Prestasi klub di lapangan

5. Keberadaan supporter yang loyal dan terorganisir

6. Popularitas dan Nama besar klub sepakbola

7. Frekeunsi pemberitaan di media

8. Stadion

9. Sportivitas tim dalam pertandingan

10. Adanya pemain bintang

11. Kualitas pelatih

12. Kondusivitas dalam penyelenggaraan pertandingan kandang

13. Frekuensi penayangan secara live di televisi

Page 84: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

72

Lanjutan Lampiran 1

c. Tidak, saya tidak mengenal klub sepakbola tersebut

5. Jika jawaban Anda ya, apa yang terlintas dalam benak Anda terhadap klub sepakbola

Sriwijaya FC? Berikan penilaian Anda dengan melingkari penilaian angka (1-5). Angka 1

merupakan nilai terendah dan angka 5 merupakan nilai tertinggi.

6. Apakah Anda mengenal klub sepakbola Persija Jakarta?

a. Ya, saya mengenal dan telah menuliskannya dalam jawaban di atas

b. Ya, saya tahu tetapi saya lupa mencantumkan dalam jawaban di atas

c. Tidak, saya tidak mengenal klub sepakbola tersebut

7. Jika jawaban Anda ya, apa yang terlintas dalam benak Anda terhadap klub sepakbola Persija

Jakarta? Berikan penilaian Anda dengan melingkari penilaian angka (1-5). Angka 1 merupakan

nilai terendah dan angka 5 merupakan nilai tertinggi.

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

1 2 3 4 5

1. Pendanaan dan pengelolaan klub dilakukan

secara mandiri dan professional

2. Merchandise dan tiket pertandingan mudah

diperoleh

3. Memiliki banyak sponsor

4. Memiliki prestasi yang baik di lapangan

5. Memiliki banyak supporter yang loyal dan

terorganisir

6. Klub sepakbolapopuler dan memiliki nama

besar yang baik

7. Frekeunsi pemberitaan di media sering

8. Memiliki stadion yang baik

9. Sportivitas tim dalam pertandingan tinggi

10. Memiliki banyak pemain bintang

11. Memiliki pelatih yang berkualitas

12. Dapat menyelenggarakan pertandingan

kandang dengan kondusif

11. Memiliki pelatih yang berkualitas

12. Dapat menyelenggarakan pertandingan

kandang dengan kondusif

13. Pertandingan selalu ditayangkan secara live

di televise

Page 85: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

73

Lanjutan Lampiran 1

8. Apakah Anda mengenal klub sepakbola Persipura Jayapura?

a. Ya, saya mengenal dan telah menuliskannya dalam jawaban di atas

b. Ya, saya tahu tetapi saya lupa mencantumkan dalam jawaban di atas

c. Tidak, saya tidak mengenal klub sepakbola tersebut

9. Jika jawaban Anda ya, apa yang terlintas dalam benak Anda terhadap klub sepakbola

Persipura Jayapura? Berikan penilaian Anda dengan melingkari penilaian angka (1-5). Angka 1

merupakan nilai terendah dan angka 5 merupakan nilai tertinggi.

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

1 2 3 4 5

1. Pendanaan dan pengelolaan klub dilakukan

secara mandiri dan professional

2. Merchandise dan tiket pertandingan

mudah diperoleh

3. Memiliki banyak sponsor

4. Memiliki prestasi yang baik di lapangan

5. Memiliki banyak supporter yang loyal dan

terorganisir

6. Klub sepakbola popular dan memiliki

nama besar yang baik

7. Frekeunsi pemberitaan di media sering

8. Memiliki stadion yang baik

9. Sportivitas tim dalam pertandingan tinggi

10. Memiliki banyak pemain bintang

11. Memiliki pelatih yang berkualitas

12. Dapat menyelenggarakan pertandingan

kandang dengan kondusif

13. Pertandingan selalu ditayangkan secara

live di televise

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

1 2 3 4 5

1. Pendanaan dan pengelolaan klub dilakukan

secara mandiri dan professional

2. Merchandise dan tiket pertandingan

mudah diperoleh

3. Memiliki banyak sponsor

4. Memiliki prestasi yang baik di lapangan

5. Memiliki banyak supporter yang loyal dan

terorganisir

6. Klub sepakbola popular dan memiliki

nama besar yang baik

7. Frekeunsi pemberitaan di media sering

8. Memiliki stadion yang baik

9. Sportivitas tim dalam pertandingan tinggi

Page 86: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

74

Lanjutan Lampiran 1

10. Apakah Anda mengenal klub sepakbola Persib Bandung?

a. Ya, saya mengenal dan telah menuliskannya dalam jawaban di atas

b. Ya, saya tahu tetapi saya lupa mencantumkan dalam jawaban di atas

c. Tidak, saya tidak mengenal klub sepakbola tersebut

11. Jika jawaban Anda ya, apa yang terlintas dalam benak Anda terhadap klub sepakbola Persib

Bandung? Berikan penilaian Anda dengan melingkari penilaian angka (1-5). Angka 1

merupakan nilai terendah dan angka 5 merupakan nilai tertinggi.

12. Apakah Anda mengenal klub sepakbola Arema Indonesia?

a. Ya, saya mengenal dan telah menuliskannya dalam jawaban di atas

b. Ya, saya tahu tetapi saya lupa mencantumkan dalam jawaban di atas

c. Tidak, saya tidak mengenal klub sepakbola tersebut

10. Memiliki banyak pemain bintang

11. Memiliki pelatih yang berkualitas

12. Dapat menyelenggarakan pertandingan

kandang dengan kondusif

13. Pertandingan selalu ditayangkan secara

live di televise

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

1 2 3 4 5

1. Pendanaan dan pengelolaan klub dilakukan

secara mandiri dan professional

2. Merchandise dan tiket pertandingan

mudah diperoleh

3. Memiliki banyak sponsor

4. Memiliki prestasi yang baik di lapangan

5. Memiliki banyak supporter yang loyal dan

terorganisir

6. Klub sepakbola popular dan memiliki

nama besar yang baik

7. Frekeunsi pemberitaan di media sering

8. Memiliki stadion yang baik

9. Sportivitas tim dalam pertandingan tinggi

10. Memiliki banyak pemain bintang

11. Memiliki pelatih yang berkualitas

12. Dapat menyelenggarakan pertandingan kandang dengan kondusif

13. Pertandingan selalu ditayangkan secara

live di televise

Page 87: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

75

Lanjutan Lampiran 1

13. Jika jawaban Anda ya, apa yang terlintas dalam benak Anda terhadap klub sepakbola

Arema Indonesia? Berikan penilaian Anda dengan melingkari penilaian angka (1-5). Angka

1 merupakan nilai terendah dan angka 5 merupakan nilai tertinggi.

14. Bagaimana pendapat anda mengenai pasangan klub sepakbola di bawah ini?

Beikan penilaian dengan ketentuan : 1=sangat sama 4=banyak perbedaan

2=banyak kesamaan 5=sangat berbeda

3=persamaan dan perbedaan seimbang

No Pasangan Klub Skor

1 2 3 4 5 1 Persib Bandung & Sriwijaya FC 2 Persib Bandung & Persija Jakarta 3 Persib Bandung & Persipura

Jayapura

4 Persib Bandung & Arema Indonesia 5 Sriwijaya FC & Persija Jakarta 6 Sriwijaya FC & Persipura Jayapura 7 Sriwijaya FC & Arema Indonesia 8 Persija Jakarta & Persipura Jayapura 9 Persija Jakarta Arema Indonesia 10 Persipura Jayapura & Arema

Indonesia

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

1 2 3 4 5

1. Pendanaan dan pengelolaan klub dilakukan

secara mandiri dan professional

2. Merchandise dan tiket pertandingan

mudah diperoleh

3. Memiliki banyak sponsor

4. Memiliki prestasi yang baik di lapangan

5. Memiliki banyak supporter yang loyal dan

terorganisir

6. Klub sepakbola popular dan memiliki

nama besar yang baik

7. Frekeunsi pemberitaan di media sering

8. Memiliki stadion yang baik

9. Sportivitas tim dalam pertandingan tinggi

10. Memiliki banyak pemain bintang

11. Memiliki pelatih yang berkualitas

12. Dapat menyelenggarakan pertandingan kandang dengan kondusif

13. Pertandingan selalu ditayangkan secara

live di televise

Page 88: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

76

Lampiran 2. Uji Validitas

Correlations

PTG1 PTG2 PTG3 PTG4 PTG5 PTG6 PTG7 PTG8 PTG9 PTG10

PTG11

PTG12

PTG13 TOTAL

PTG1 Pearson Correlation 1 -.020

.425(**)

.297

.023 .063 .171 .022 .253 .152 1.000(**)

-.020 .023

.475(**)

Sig. (1-tailed) . .459 .010

.056

.451 .371 .183 .455 .089 .212 . .459 .451

.004

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PTG2 Pearson Correlation -.020 1 .217

-.134

.331(*)

.329(*)

.392(*)

.118 .073 .058 -.020 1.000(**)

.331(*)

.490(**)

Sig. (1-tailed) .459 . .125

.240

.037 .038 .016 .268 .350 .380 .459 . .037

.003

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PTG3 Pearson Correlation

.425(**)

.217 1 .410(*)

-.141 .095 .201 -.071 .333(*)

.494(**)

.425(**)

.217 -.141

.479(**)

Sig. (1-tailed) .010 .125 .

.012

.228 .309 .144 .354 .036 .003 .010 .125 .228

.004

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PTG4 Pearson Correlation .297 -.134

.410(*)

1 .010 .027 -.206 .199 .491(**)

.290 .297 -.134 .010

.396(*)

Sig. (1-tailed) .056 .240 .012 . .479 .444 .137 .146 .003 .060 .056 .240

.479

.015

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PTG5 Pearson Correlation .023

.331(*)

-.141 .010

1 .477(**)

.422(*)

.192 .153 -.041 .023 .331(*)

1.000(**)

.541(**)

Sig. (1-tailed) .451 .037 .228

.479

. .004 .010 .155 .209 .415 .451 .037 . .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PTG6 Pearson Correlation .063

.329(*)

.095 .027

.477(**)

1 .461(**)

.447(**)

.135 .259 .063 .329(*)

.477(**)

.629(**)

Sig. (1-tailed) .371 .038 .309

.444

.004 . .005 .007 .239 .084 .371 .038 .004

.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PTG7 Pearson Correlation .171

.392(*)

.201 -.206

.422(*)

.461(**)

1 .115 .240 .494(**)

.171 .392(*)

.422(*)

.609(**)

Sig. (1-tailed) .183 .016 .144

.137

.010 .005 . .273 .101 .003 .183 .016 .010

.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PTG8 Pearson Correlation .022 .118 -.071

.199

.192 .447(**)

.115 1 .391(*)

.336(*) .022 .118 .192

.513(**)

Sig. (1-tailed) .455 .268 .354

.146

.155 .007 .273 . .016 .035 .455 .268 .155

.002

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PTG9 Pearson Correlation .253 .073

.333(*)

.491(**)

.153 .135 .240 .391(*)

1 .504(**)

.253 .073 .153

.626(**)

Sig. (1-tailed) .089 .350 .036

.003

.209 .239 .101 .016 . .002 .089 .350 .209

.000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PTG10

Pearson Correlation .152 .058

.494(**)

.290

-.041 .259 .494(**)

.336(*)

.504(**)

1 .152 .058 -.041

.562(**)

Sig. (1-tailed) .212 .380 .003

.060

.415 .084 .003 .035 .002 . .212 .380 .415

.001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PTG11

Pearson Correlation

1.000(**)

-.020 .425(**)

.297

.023 .063 .171 .022 .253 .152 1 -.020 .023

.475(**)

Sig. (1-tailed) . .459 .010

.056

.451 .371 .183 .455 .089 .212 . .459 .451

.004

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PTG12

Pearson Correlation -.020

1.000(**)

.217 -.134

.331(*)

.329(*)

.392(*)

.118 .073 .058 -.020 1 .331(*)

.490(**)

Sig. (1-tailed) .459 . .125

.240

.037 .038 .016 .268 .350 .380 .459 . .037

.003

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PTG13

Pearson Correlation .023

.331(*)

-.141 .010

1.000(**)

.477(**)

.422(*)

.192 .153 -.041 .023 .331(*)

1 .541(**)

Sig. (1-tailed) .451 .037 .228

.479

. .004 .010 .155 .209 .415 .451 .037 . .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

TOTAL

Pearson Correlation

.475(**)

.490(**)

.479(**)

.396(*)

.541(**)

.629(**)

.609(**)

.513(**)

.626(**)

.562(**)

.475(**)

.490(**)

.541(**)

1

Sig. (1-tailed) .004 .003 .004

.015

.001 .000 .000 .002 .000 .001 .004 .003 .001

.

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 89: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

77

Lanjutan Lampiran 2

Correlations

SFC1 SFC2 SFC3 SFC4 SFC5 SFC6 SFC7 SFC8 SFC9 SFC10 SFC1

1 SFC1

2 SFC1

3 TOTAL

SFC1 Pearson Correlation 1

.348(*)

.284 .344(*) -.011 1.000

(**) .348(*) -.011 .212 .125 -.061 .212 .046 .636(**)

Sig. (1-tailed) . .030 .064 .031 .477 . .030 .477 .131 .255 .374 .131 .404 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

SFC2 Pearson Correlation

.348(*)

1 .075 .180 -.120 .348(

*) 1.000(*

*) -.120 .135 -.126 .126 .135

.333(*)

.480(**)

Sig. (1-tailed) .030 . .346 .170 .263 .030 . .263 .239 .254 .254 .239 .036 .004

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

SFC3 Pearson Correlation .284 .075 1 .000 .064 .284 .075 .064 -.057 .301 .162 -.057 -.005 .368(*)

Sig. (1-tailed) .064 .346 . .500 .368 .064 .346 .368 .381 .053 .196 .381 .489 .023

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

SFC4 Pearson Correlation

.344(*)

.180 .000 1 .268 .344(

*) .180 .268 .084 .051 .225 .084 .100 .478(**)

Sig. (1-tailed) .031 .170 .500 . .076 .031 .170 .076 .329 .395 .116 .329 .299 .004

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

SFC5 Pearson Correlation -.011 -.120 .064 .268 1 -.011 -.120

1.000(**)

.264 .112 .369(

*) .264 .133 .483(**)

Sig. (1-tailed) .477 .263 .368 .076 . .477 .263 . .080 .277 .022 .080 .242 .003

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

SFC6 Pearson Correlation

1.000(**)

.348(*)

.284 .344(*) -.011 1 .348(*) -.011 .212 .125 -.061 .212 .046 .636(**)

Sig. (1-tailed) . .030 .064 .031 .477 . .030 .477 .131 .255 .374 .131 .404 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

SFC7 Pearson Correlation

.348(*)

1.000(**)

.075 .180 -.120 .348(

*) 1 -.120 .135 -.126 .126 .135

.333(*)

.480(**)

Sig. (1-tailed) .030 . .346 .170 .263 .030 . .263 .239 .254 .254 .239 .036 .004

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

SFC8 Pearson Correlation -.011 -.120 .064 .268

1.000(**)

-.011 -.120 1 .264 .112 .369(

*) .264 .133 .483(**)

Sig. (1-tailed) .477 .263 .368 .076 . .477 .263 . .080 .277 .022 .080 .242 .003

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

SFC9 Pearson Correlation .212 .135 -.057 .084 .264 .212 .135 .264 1 .185 .079

1.000(**)

.183 .612(**)

Sig. (1-tailed) .131 .239 .381 .329 .080 .131 .239 .080 . .164 .339 . .166 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

SFC10 Pearson Correlation .125 -.126 .301 .051 .112 .125 -.126 .112 .185 1 .167 .185 -.241 .310(*)

Sig. (1-tailed) .255 .254 .053 .395 .277 .255 .254 .277 .164 . .189 .164 .100 .048

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

SFC11 Pearson Correlation -.061 .126 .162 .225

.369(*)

-.061 .126 .369(

*) .079 .167 1 .079 .255 .406(*)

Sig. (1-tailed) .374 .254 .196 .116 .022 .374 .254 .022 .339 .189 . .339 .087 .013

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

SFC12 Pearson Correlation .212 .135 -.057 .084 .264 .212 .135 .264

1.000(**)

.185 .079 1 .183 .612(**)

Sig. (1-tailed) .131 .239 .381 .329 .080 .131 .239 .080 . .164 .339 . .166 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

SFC13 Pearson Correlation .046

.333(*)

-.005 .100 .133 .046 .333(*) .133 .183 -.241 .255 .183 1 .368(*)

Sig. (1-tailed) .404 .036 .489 .299 .242 .404 .036 .242 .166 .100 .087 .166 . .023

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

TOTAL Pearson Correlation

.636(**)

.480(**)

.368(*)

.478(**) .483(

**) .636(

**) .480(**)

.483(**)

.612(**)

.310(*) .406(

*) .612(

**) .368(

*) 1

Sig. (1-tailed) .000 .004 .023 .004 .003 .000 .004 .003 .000 .048 .013 .000 .023 .

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

* Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Page 90: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

78

Lanjutan Lampiran 2

Correlations

JAK1 JAK2 JAK3 JAK4 JAK5 JAK6 JAK7 JAK

8 JAK

9 JAK1

0 JAK1

1 JAK1

2 JAK13 TOTAL

JAK1 Pearson Correlation 1 -.050 .132 .004

1.000(**)

.004 .132 .008 1.000(**)

.004 -.050 .132 .008 .594(**)

Sig. (1-tailed) . .397 .243 .491 . .491 .243 .483 . .491 .397 .243 .483 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

JAK2 Pearson Correlation -.050 1 -.055 -.145 -.050 -.145 -.055

.320(*)

-.050

-.145 1.000

(**) -.055 .320(*) .281

Sig. (1-tailed) .397 . .387 .222 .397 .222 .387 .042 .397 .222 . .387 .042 .066

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

JAK3 Pearson Correlation .132 -.055 1 .300 .132 .300

1.000(**)

-.057 .132 .300 -.055 1.000

(**) -.057 .552(**)

Sig. (1-tailed) .243 .387 . .054 .243 .054 . .383 .243 .054 .387 . .383 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

JAK4 Pearson Correlation .004 -.145 .300 1 .004

1.000(**)

.300 .312(

*) .004

1.000(**)

-.145 .300 .312(*) .571(**)

Sig. (1-tailed) .491 .222 .054 . .491 . .054 .047 .491 . .222 .054 .047 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

JAK5 Pearson Correlation

1.000(**)

-.050 .132 .004 1 .004 .132 .008 1.000(**)

.004 -.050 .132 .008 .594(**)

Sig. (1-tailed) . .397 .243 .491 . .491 .243 .483 . .491 .397 .243 .483 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

JAK6 Pearson Correlation .004 -.145 .300

1.000(**)

.004 1 .300 .312(

*) .004

1.000(**)

-.145 .300 .312(*) .571(**)

Sig. (1-tailed) .491 .222 .054 . .491 . .054 .047 .491 . .222 .054 .047 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

JAK7 Pearson Correlation .132 -.055

1.000(**)

.300 .132 .300 1 -.057 .132 .300 -.055 1.000

(**) -.057 .552(**)

Sig. (1-tailed) .243 .387 . .054 .243 .054 . .383 .243 .054 .387 . .383 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

JAK8 Pearson Correlation .008

.320(*)

-.057 .312(

*) .008 .312(*) -.057 1 .008

.312(*)

.320(*)

-.057 1.000(*

*) .491(**)

Sig. (1-tailed) .483 .042 .383 .047 .483 .047 .383 . .483 .047 .042 .383 . .003

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

JAK9 Pearson Correlation

1.000(**)

-.050 .132 .004 1.000

(**) .004 .132 .008 1 .004 -.050 .132 .008 .594(**)

Sig. (1-tailed) . .397 .243 .491 . .491 .243 .483 . .491 .397 .243 .483 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

JAK10 Pearson Correlation .004 -.145 .300

1.000(**)

.004 1.000(*

*) .300

.312(*)

.004 1 -.145 .300 .312(*) .571(**)

Sig. (1-tailed) .491 .222 .054 . .491 . .054 .047 .491 . .222 .054 .047 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

JAK11 Pearson Correlation -.050

1.000(**)

-.055 -.145 -.050 -.145 -.055 .320(

*) -

.050 -.145 1 -.055 .320(*) .281

Sig. (1-tailed) .397 . .387 .222 .397 .222 .387 .042 .397 .222 . .387 .042 .066

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

JAK12 Pearson Correlation .132 -.055

1.000(**)

.300 .132 .300 1.000

(**) -.057 .132 .300 -.055 1 -.057 .552(**)

Sig. (1-tailed) .243 .387 . .054 .243 .054 . .383 .243 .054 .387 . .383 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

JAK13 Pearson Correlation .008

.320(*)

-.057 .312(

*) .008 .312(*) -.057

1.000(**)

.008 .312(

*) .320(

*) -.057 1 .491(**)

Sig. (1-tailed) .483 .042 .383 .047 .483 .047 .383 . .483 .047 .042 .383 . .003

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

TOTAL Pearson Correlation .594(**) .281

.552(**)

.571(**)

.594(**)

.571(**) .552(

**) .491(

**) .594(**)

.571(**)

.281 .552(

**) .491(**) 1

Sig. (1-tailed) .000 .066 .001 .000 .000 .000 .001 .003 .000 .000 .066 .001 .003 .

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

Page 91: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

79

Lanjutan Lampiran 2

PUR1 PUR2 PUR3 PUR4 PUR5 PUR6 PUR7 PUR8 PUR9 PUR10 PUR1

1 PUR1

2 PUR13 TOTA

L

PUR1 Pearson Correlation 1 .046 -.019

.395(*)

.304 -.032 .395(*

) -.057 -.032 .395(*)

1.000(**)

.304 .114 .633(*

*)

Sig. (1-tailed) . .404 .461 .015 .051 .432 .015 .383 .432 .015 . .051 .274 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PUR2 Pearson Correlation .046 1 -.267 -.049

.396(*)

-.044 -.049 -.129 -.044 -.049 .046 .396(*

) .303

.323(*)

Sig. (1-tailed) .404 . .077 .399 .015 .409 .399 .248 .409 .399 .404 .015 .052 .041

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PUR3 Pearson Correlation -.019 -.267 1 .236 -.217

.769(**)

.236 .074 .769(*

*) .236 -.019 -.217 -.217

.311(*)

Sig. (1-tailed) .461 .077 . .105 .125 .000 .105 .350 .000 .105 .461 .125 .125 .047

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PUR4 Pearson Correlation .395(*) -.049 .236 1 -.267 .137

1.000(**)

-.060 .137 1.000(**

) .395(*

) -.267 -.321(*)

.544(**)

Sig. (1-tailed) .015 .399 .105 . .077 .235 . .377 .235 . .015 .077 .042 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PUR5 Pearson Correlation .304 .396(*) -.217 -.267 1 -.114 -.267 .088 -.114 -.267 .304

1.000(**)

.692(**) .520(*

*)

Sig. (1-tailed) .051 .015 .125 .077 . .274 .077 .321 .274 .077 .051 . .000 .002

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PUR6 Pearson Correlation -.032 -.044

.769(**)

.137 -.114 1 .137 .054 1.000(

**) .137 -.032 -.114 -.114

.393(*)

Sig. (1-tailed) .432 .409 .000 .235 .274 . .235 .388 . .235 .432 .274 .274 .016

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PUR7 Pearson Correlation .395(*) -.049 .236

1.000(**)

-.267 .137 1 -.060 .137 1.000(**

) .395(*

) -.267 -.321(*)

.544(**)

Sig. (1-tailed) .015 .399 .105 . .077 .235 . .377 .235 . .015 .077 .042 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PUR8 Pearson Correlation -.057 -.129 .074 -.060 .088 .054 -.060 1 .054 -.060 -.057 .088 .146 .156

Sig. (1-tailed) .383 .248 .350 .377 .321 .388 .377 . .388 .377 .383 .321 .221 .206

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PUR9 Pearson Correlation -.032 -.044

.769(**)

.137 -.114 1.000(

**) .137 .054 1 .137 -.032 -.114 -.114

.393(*)

Sig. (1-tailed) .432 .409 .000 .235 .274 . .235 .388 . .235 .432 .274 .274 .016

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PUR10

Pearson Correlation .395(*) -.049 .236

1.000(**)

-.267 .137 1.000(

**) -.060 .137 1

.395(*)

-.267 -.321(*) .544(*

*)

Sig. (1-tailed) .015 .399 .105 . .077 .235 . .377 .235 . .015 .077 .042 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PUR11

Pearson Correlation

1.000(**)

.046 -.019 .395(*

) .304 -.032

.395(*)

-.057 -.032 .395(*) 1 .304 .114 .633(*

*)

Sig. (1-tailed) . .404 .461 .015 .051 .432 .015 .383 .432 .015 . .051 .274 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PUR12

Pearson Correlation .304 .396(*) -.217 -.267

1.000(**)

-.114 -.267 .088 -.114 -.267 .304 1 .692(**) .520(*

*)

Sig. (1-tailed) .051 .015 .125 .077 . .274 .077 .321 .274 .077 .051 . .000 .002

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PUR13

Pearson Correlation .114 .303 -.217

-.321(*

)

.692(**)

-.114 -

.321(*)

.146 -.114 -.321(*) .114 .692(*

*) 1

.326(*)

Sig. (1-tailed) .274 .052 .125 .042 .000 .274 .042 .221 .274 .042 .274 .000 . .039

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

TOTAL

Pearson Correlation .633(**) .323(*)

.311(*)

.544(**)

.520(**)

.393(*)

.544(**)

.156 .393(*

) .544(**)

.633(**)

.520(**)

.326(*) 1

Sig. (1-tailed) .000 .041 .047 .001 .002 .016 .001 .206 .016 .001 .000 .002 .039 .

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 92: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

80

Lanjutan Lampiran 2

Correlations

PERSIB1

PERSIB2

PERSIB3

PERSIB4

PERSIB5

PERSIB6

PERSIB7

PERSIB8

PERSIB9

PERSIB1

0

PESIB11

PERSIB1

2

PERSIB1

3 TOTAL

PERSIB1

Pearson Correlation 1 .139 -.058

1.000(**)

-.009 -.058 1.000

(**) .13

9 1.000

(**) -.058

-.00

9 .139 -.009

.536(**)

Sig. (1-tailed) . .232 .380 . .480 .380 .

.232

. .380 .48

0 .232 .480 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PERSIB2

Pearson Correlation .139 1 .056 .139 .289 .056 .139

1.000(**)

.139 .056 .28

9 1.000(**)

.289 .673(**

)

Sig. (1-tailed) .232 . .384 .232 .061 .384 .232 . .232 .384

.061

. .061 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PERSIB3

Pearson Correlation -.058 .056 1 -.058 -.013

1.000(**)

-.058 .05

6 -.058

1.000(**)

-.01

3 .056 -.013 .387(*)

Sig. (1-tailed) .380 .384 . .380 .472 . .380

.384

.380 . .47

2 .384 .472 .017

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PERSIB4

Pearson Correlation

1.000(**)

.139 -.058 1 -.009 -.058 1.000

(**) .13

9 1.000

(**) -.058

-.00

9 .139 -.009

.536(**)

Sig. (1-tailed) . .232 .380 . .480 .380 .

.232

. .380 .48

0 .232 .480 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PERSIB5

Pearson Correlation -.009 .289 -.013 -.009 1 -.013 -.009

.289

-.009 -.013 1.000(**)

.289 1.000

(**) .590(**

)

Sig. (1-tailed) .480 .061 .472 .480 . .472 .480

.061

.480 .472 . .061 . .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PERSIB6

Pearson Correlation -.058 .056

1.000(**)

-.058 -.013 1 -.058 .05

6 -.058

1.000(**)

-.01

3 .056 -.013 .387(*)

Sig. (1-tailed) .380 .384 . .380 .472 . .380

.384

.380 . .47

2 .384 .472 .017

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PERSIB7

Pearson Correlation

1.000(**)

.139 -.058 1.000

(**) -.009 -.058 1

.139

1.000(**)

-.058 -

.009

.139 -.009 .536(**

)

Sig. (1-tailed) . .232 .380 . .480 .380 .

.232

. .380 .48

0 .232 .480 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PERSIB8

Pearson Correlation .139

1.000(**)

.056 .139 .289 .056 .139 1 .139 .056 .28

9 1.000(**)

.289 .673(**

)

Sig. (1-tailed) .232 . .384 .232 .061 .384 .232 . .232 .384

.061

. .061 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PERSIB9

Pearson Correlation

1.000(**)

.139 -.058 1.000

(**) -.009 -.058

1.000(**)

.139

1 -.058 -

.009

.139 -.009 .536(**

)

Sig. (1-tailed) . .232 .380 . .480 .380 .

.232

. .380 .48

0 .232 .480 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PERSIB10

Pearson Correlation -.058 .056

1.000(**)

-.058 -.013 1.000

(**) -.058

.056

-.058 1 -

.013

.056 -.013 .387(*)

Sig. (1-tailed) .380 .384 . .380 .472 . .380

.384

.380 . .47

2 .384 .472 .017

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PESIB11

Pearson Correlation -.009 .289 -.013 -.009

1.000(**)

-.013 -.009 .28

9 -.009 -.013 1 .289

1.000(**)

.590(**)

Sig. (1-tailed) .480 .061 .472 .480 . .472 .480

.061

.480 .472 . .061 . .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PERSIB12

Pearson Correlation .139

1.000(**)

.056 .139 .289 .056 .139 1.000(**)

.139 .056 .28

9 1 .289

.673(**)

Sig. (1-tailed) .232 . .384 .232 .061 .384 .232 . .232 .384

.061

. .061 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PERSIB13

Pearson Correlation -.009 .289 -.013 -.009

1.000(**)

-.013 -.009 .28

9 -.009 -.013

1.000(**)

.289 1 .590(**

)

Sig. (1-tailed) .480 .061 .472 .480 . .472 .480

.061

.480 .472 . .061 . .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

TOTAL Pearson Correlation

.536(**)

.673(**) .387(

*) .536(

**) .590(**)

.387(*)

.536(**)

.673(**

)

.536(**)

.387(*)

.590(**

)

.673(**)

.590(**)

1

Sig. (1-tailed)

.001 .000 .017 .001 .000 .017 .001 .00

0 .001 .017

.000

.000 .000 .

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

Page 93: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

81

Lanjutan Lampiran 2

Correlations

AREMA1

AREMA2

AREMA3

AREMA4

AREMA5

AREMA6

AREMA7

AREMA8

AREMA9

AREMA10

AREMA11

AREMA12

AREMA13

TOTAL

AREMA1 Pearson Correlation

1 -.167 -.017 .207 .386(*

) 1.000

(**) .113 .207

.386(*)

-.017 1.000

(**) -.167 .113

.535(**)

Sig. (1-tailed) . .190 .464 .136 .018 . .277 .136 .018 .464 . .190 .277 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

AREMA2 Pearson Correlation

-.167 1 .292 .298 .189 -.167 .049 .298 .189 .292 -.167 1.000

(**) .049

.535(**)

Sig. (1-tailed) .190 . .059 .055 .159 .190 .398 .055 .159 .059 .190 . .398 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

AREMA3 Pearson Correlation

-.017 .292 1 .235 .100 -.017 -.124 .235 .100 1.000

(**) -.017 .292 -.124

.495(**)

Sig. (1-tailed) .464 .059 . .106 .300 .464 .257 .106 .300 . .464 .059 .257 .003

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

AREMA4 Pearson Correlation

.207 .298 .235 1 -.009 .207 -.164 1.000

(**) -.009 .235 .207 .298 -.164

.539(**)

Sig. (1-tailed) .136 .055 .106 . .480 .136 .194 . .480 .106 .136 .055 .194 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

AREMA5 Pearson Correlation

.386(*)

.189 .100 -.009 1 .386(*

) .249 -.009

1.000(**)

.100 .386(*

) .189 .249

.614(**)

Sig. (1-tailed) .018 .159 .300 .480 . .018 .092 .480 . .300 .018 .159 .092 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

AREMA6 Pearson Correlation

1.000(**)

-.167 -.017 .207 .386(*

) 1 .113 .207

.386(*)

-.017 1.000

(**) -.167 .113

.535(**)

Sig. (1-tailed) . .190 .464 .136 .018 . .277 .136 .018 .464 . .190 .277 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

AREMA7 Pearson Correlation

.113 .049 -.124 -.164 .249 .113 1 -.164 .249 -.124 .113 .049 1.000

(**) .321(*

)

Sig. (1-tailed) .277 .398 .257 .194 .092 .277 . .194 .092 .257 .277 .398 . .042

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

AREMA8 Pearson Correlation

.207 .298 .235 1.000

(**) -.009 .207 -.164 1 -.009 .235 .207 .298 -.164

.539(**)

Sig. (1-tailed) .136 .055 .106 . .480 .136 .194 . .480 .106 .136 .055 .194 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

AREMA9 Pearson Correlation

.386(*)

.189 .100 -.009 1.000

(**) .386(*

) .249 -.009 1 .100

.386(*)

.189 .249 .614(*

*)

Sig. (1-tailed) .018 .159 .300 .480 . .018 .092 .480 . .300 .018 .159 .092 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

AREMA10 Pearson Correlation

-.017 .292 1.000

(**) .235 .100 -.017 -.124 .235 .100 1 -.017 .292 -.124

.495(**)

Sig. (1-tailed) .464 .059 . .106 .300 .464 .257 .106 .300 . .464 .059 .257 .003

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

AREMA11 Pearson Correlation

1.000(**)

-.167 -.017 .207 .386(*

) 1.000

(**) .113 .207

.386(*)

-.017 1 -.167 .113 .535(*

*)

Sig. (1-tailed) . .190 .464 .136 .018 . .277 .136 .018 .464 . .190 .277 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

AREMA12 Pearson Correlation

-.167 1.000

(**) .292 .298 .189 -.167 .049 .298 .189 .292 -.167 1 .049

.535(**)

Sig. (1-tailed) .190 . .059 .055 .159 .190 .398 .055 .159 .059 .190 . .398 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

AREMA13 Pearson Correlation

.113 .049 -.124 -.164 .249 .113 1.000

(**) -.164 .249 -.124 .113 .049 1

.321(*)

Sig. (1-tailed) .277 .398 .257 .194 .092 .277 . .194 .092 .257 .277 .398 . .042

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

TOTAL Pearson Correlation

.535(**)

.535(**)

.495(**)

.539(**)

.614(**)

.535(**)

.321(*)

.539(**)

.614(**)

.495(**)

.535(**)

.535(**)

.321(*)

1

Sig. (1-tailed) .001 .001 .003 .001 .000 .001 .042 .001 .000 .003 .001 .001 .042 .

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 94: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

82

Lampiran 3. Uji Reliabilitas

KEPENTINGAN

****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis

******

_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P

H A)

N of Cases = 30.0

Item Means Mean Minimum Maximum Range

Max/Min Variance

3.9308 3.1667 4.4333 1.2667

1.4000 .2360

Reliability Coefficients 13 items

Alpha = .7782 Standardized item alpha = .7837

SFC ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis

******

_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P

H A)

N of Cases = 30.0

Item Means Mean Minimum Maximum Range

Max/Min Variance

3.5897 2.2333 4.2667 2.0333

1.9104 .6127

Reliability Coefficients 13 items

Alpha = .7369 Standardized item alpha = .7368

Page 95: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

83

Lanjutan Lampiran 3

PERSIJA

****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis

******

_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P

H A)

N of Cases = 30.0

Item Means Mean Minimum Maximum Range

Max/Min Variance

2.7179 2.0000 3.7667 1.7667

1.8833 .4697

Reliability Coefficients 13 items

Alpha = .7660 Standardized item alpha = .7743

PERSIPURA

****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis

******

_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P

H A)

N of Cases = 30.0

Item Means Mean Minimum Maximum Range

Max/Min Variance

3.0897 2.0333 4.2000 2.1667

2.0656 .7728

Reliability Coefficients 13 items

Alpha = .6690 Standardized item alpha = .6802

Page 96: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

84

Lanjutan Lampiran 3

PERSIB

****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis

******

_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P

H A)

N of Cases = 30.0

Item Means Mean Minimum Maximum Range

Max/Min Variance

3.9205 3.5667 4.1000 .5333

1.1495 .0605

Reliability Coefficients 13 items

Alpha = .8065 Standardized item alpha = .8055

AREMA

****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis

******

_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P

H A)

N of Cases = 30.0

Item Means Mean Minimum Maximum Range

Max/Min Variance

3.5795 2.4000 4.1000 1.7000

1.7083 .4773

Reliability Coefficients 13 items

Alpha = .8199 Standardized item alpha = .8261

Page 97: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

85

Lampiran 4. Analisis Faktor

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .590

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 153.765

Df 78

Sig. .000

Communalities

Initial Extraction

VAR00001 1.000 .674

VAR00002 1.000 .535

VAR00003 1.000 .657

VAR00004 1.000 .603

VAR00005 1.000 .503

VAR00006 1.000 .511

VAR00007 1.000 .337

VAR00008 1.000 .559

VAR00009 1.000 .626

VAR00010 1.000 .292

VAR00011 1.000 .723

VAR00012 1.000 .153

VAR00013 1.000 .494

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Page 98: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

86

Lanjutan Lampiran 4

Rotated Component Matrix a

.076 .118 .347 .731

.133 -.223 .680 -.066 -.126 .294 .741 .075 .000 .771 -.028 -.089 .691 .059 .096 .114 .626 .342 .012 -.046 .318 -.203 .441 -.009 .500 .387 -.399 -.035 .210 .759 .037 -.058

-.079 .470 -.125 .223 -.018 -.099 -.243 .809 .344 -.166 .019 .080 .684 .018 .069 -.142

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013

1 2 3 4 Component

a. Rotation converged in 7 iterations.

Page 99: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

87

Anti-image Matrices

VAR00001

VAR00002

VAR00003

VAR00004

VAR00005

VAR00006

VAR00007

VAR00008

VAR00009

VAR00010

VAR00011

VAR00012

VAR00013

Anti-image Covariance

VAR00001 .825 -.051 -.210 .004 -.024 -.022 .014 .043 .004 -.075 -.263 .019 -.107

VAR00002 -.051 .799 -.150 .157 -.136 .026 -.158 .080 -.075 .105 .090 .026 .030 VAR00003 -.210 -.150 .820 -.084 .049 -.083 -.033 .126 -.048 .006 .112 -.017 .031

VAR00004 .004 .157 -.084 .685 -.080 -.015 .063 .002 -.303 .003 .052 .010 .064 VAR00005 -.024 -.136 .049 -.080 .771 -.208 -.062 -.040 .042 -.020 -.082 -.013 -.174 VAR00006 -.022 .026 -.083 -.015 -.208 .724 -.024 -.195 -.037 -.059 .076 -.017 -.083 VAR00007 .014 -.158 -.033 .063 -.062 -.024 .890 .060 -.071 .080 -.034 -.077 -.054 VAR00008 .043 .080 .126 .002 -.040 -.195 .060 .706 -.193 .032 -.065 .024 -.091 VAR00009 .004 -.075 -.048 -.303 .042 -.037 -.071 -.193 .622 -.133 -.013 .001 -.055 VAR00010 -.075 .105 .006 .003 -.020 -.059 .080 .032 -.133 .912 .004 .017 .050 VAR00011 -.263 .090 .112 .052 -.082 .076 -.034 -.065 -.013 .004 .830 -.052 .183 VAR00012 .019 .026 -.017 .010 -.013 -.017 -.077 .024 .001 .017 -.052 .960 -.127

VAR00013 -.107 .030 .031 .064 -.174 -.083 -.054 -.091 -.055 .050 .183 -.127 .782 Anti-image Correlation

VAR00001 .521(a) -.063 -.256 .005 -.030 -.029 .016 .056 .006 -.086 -.318 .021 -.133

VAR00002 -.063 .541(a) -.186 .213 -.173 .034 -.187 .106 -.106 .124 .111 .030 .038 VAR00003 -.256 -.186 .504(a) -.112 .062 -.108 -.039 .166 -.068 .007 .136 -.019 .039 VAR00004 .005 .213 -.112 .574(a) -.111 -.021 .080 .003 -.464 .004 .068 .013 .087

VAR00005 -.030 -.173 .062 -.111 .633(a) -.278 -.075 -.054 .060 -.024 -.102 -.015 -.224

VAR00006 -.029 .034 -.108 -.021 -.278 .706(a) -.029 -.273 -.056 -.073 .099 -.021 -.110

VAR00007 .016 -.187 -.039 .080 -.075 -.029 .631(a) .075 -.095 .089 -.040 -.083 -.065

VAR00008 .056 .106 .166 .003 -.054 -.273 .075 .663(a) -.291 .040 -.084 .029 -.123

VAR00009 .006 -.106 -.068 -.464 .060 -.056 -.095 -.291 .596(a) -.176 -.017 .001 -.079

VAR00010 -.086 .124 .007 .004 -.024 -.073 .089 .040 -.176 .630(a) .005 .018 .059

VAR00011 -.318 .111 .136 .068 -.102 .099 -.040 -.084 -.017 .005 .529(a) -.058 .227

VAR00012 .021 .030 -.019 .013 -.015 -.021 -.083 .029 .001 .018 -.058 .581(a) -.147

VAR00013 -.133 .038 .039 .087 -.224 -.110 -.065 -.123 -.079 .059 .227 -.147 .626(a)

a Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Lan

jutan

Lam

piran

4

86

Page 100: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

88

Lanjutan Lampiran 4

Total Variance Explained

Component

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

1 2.302 17.709 17.709 2.302 17.709 17.709

2 1.729 13.303 31.012 1.729 13.303 31.012

3 1.377 10.596 41.607 1.377 10.596 41.607

4 1.257 9.672 51.280 1.257 9.672 51.280

5 .991 7.625 58.905

6 .967 7.442 66.347

7 .860 6.618 72.965

8 .742 5.705 78.670

9 .710 5.461 84.132

10 .685 5.272 89.403

11 .522 4.017 93.420

12 .470 3.612 97.032

13 .386 2.968 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Page 101: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

89

Lanjutan Lampiran 4

Component Matrix(a)

4 components extracted.

Component

1 2 3 4

VAR00001 .095 .293 .622 .439

VAR00002 -.093 .684 .118 -.212

VAR00003 .084 .407 .594 -.363

VAR00004 .552 -.340 .310 -.294

VAR00005 .519 .378 -.156 .259

VAR00006 .683 .159 -.125 .057

VAR00007 .060 .576 -.033 -.017

VAR00008 .644 -.240 -.237 .174

VAR00009 .687 -.185 .264 -.224

VAR00010 .276 -.316 .336 .061

VAR00011 -.102 -.122 .322 .771

VAR00012 .120 .246 -.173 .218

VAR00013 .495 .358 -.338 .074

Page 102: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

90

Lanjutan Lampiran 4

Eig

en

va

lue

Component number

13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

2.5

2.0

1.5

1.0

.5

0.0

Page 103: ANALISIS POSITIONING KLUB PERSIB BANDUNG SEBAGAI … · Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan pertamanya di TK Rahayu selama dua tahun. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN

91

Lampiran 5. Multidimensional Scalling

Averaged (rms) over matrices

Stress = .22166 RSQ = .65216

Configuration derived in 2 dimensions

Stimulus Coordinates

Dimension

Stimulus Stimulus 1 2

Number Name

1 Persib .8405 -1.2355

2 Sriwijay -.1659 .6543

3 Persija -1.7551 -.7492

4 Persipur -.2942 1.3008

5 Arema 1.3748 .0296

II.