ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur...

167
1 ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTORAL DAERAH PERKOTAAN DI PROVINSI JAWA TIMUR (STUDI TAHUN 1996-2007) Skripsi Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : Farahita Rahmawati Febriantina F.0106037 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur...

Page 1: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

1

ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN

PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTORAL DAERAH

PERKOTAAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

(STUDI TAHUN 1996-2007)

Skripsi

Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

Farahita Rahmawati Febriantina

F.0106037

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2010

Page 2: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan adalah upaya multidimensional yang meliputi

perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap

masyarakat, serta institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu

pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan serta perluasan

kesempatan kerja (Tri Widodo, 2006: 4). Pada dasarnya pembangunan

ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu: (1) pertumbuhan, (2)

penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau transformasi ekonomi, dan (4)

keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat

industri. Transformasi struktural merupakan prasyarat dari peningkatan dan

kesinambungan pertumbuhan dan penanggulangan kemiskinan sekaligus

pendukung bagi keberlanjutan itu sendiri.

Pembangunan di Indonesia telah berhasil memacu pertumbuhan

ekonomi yang tinggi, yang ditandai terjadinya perubahan struktur

perekonomian. Proses perubahan struktur perekonomian ditandai dengan: (1)

merosotnya pangsa sektor primer (pertanian), (2) meningkatnya pangsa sektor

sekunder (industri), dan (3) pangsa sektor tersier (jasa) kurang lebih konstan,

namun kontribusinya akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

Laju pertumbuhan ekonomi untuk skala nasional ditunjukkan oleh

perubahan Produk Domestik Bruto (PDB) sedangkan untuk skala regional

ditunjukkan oleh perubahan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Seiring

1

Page 3: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

3

dengan pertumbuhan ekonomi, transformasi juga terjadi dalam struktur

ekonominya. Transformasi struktural sendiri merupakan proses perubahan

struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri atau jasa,

dimana masing-masing perekonomian akan mengalami transformasi yang

berbeda-beda.

Pada umumnya transformasi yang terjadi di negara sedang

berkembang adalah transformasi dari sektor pertanian ke sektor industri atau

dapat juga dikatakan perubahan struktur atau transformasi ekonomi dari

tradisional menjadi modern. Perubahan struktur yang terjadi dicerminkan oleh

kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB. Terjadinya perubahan

struktural yang dicirikan dengan perubahan kontribusi masing-masing sektor

yaitu dari sektor primer, sekunder dan tersier terhadap PDRB berakibat pada

corak perekonomian daerah perkotaan. Terpusatnya kegiatan ekonomi di

wilayah perkotaan mempunyai kecenderungan makin tingginya tingkat

konsentrasi penduduk pada wilayah tersebut (Sri Kusreni ; 2009 :21).

Tabel 1.1 Kontribusi PDB menurut sektor primer,sekunder dan tersier atas

Dasar Harga Konstan menurut Lapangan Usaha, Tahun 1960-

1990(%)

Sektor 1960 1965 1970 1975 1980 1985 1990 Primer 57,6 56,1 53,05 47,6 39,9 40,8 34,6 Sekunder 10,6 10,3 12,1 16,4 21,6 21,5 25,8 Tersier 31,7 33,6 34,8 35,8 38,3 37,6 39,5

BPS : “ Harga konstan berdasarkan perhitungan tahun dasar 1973 Data tahun 1960-1973 menggunakan tahun dasar 1960

Dari tabel 1.1 diatas, tampak bahwa kontribusi PDB atas dasar

harga konstan 1973 dari sektor primer, sekunder dan tersier pada tahun 1960

masing-masing sebesar 57,6%; 10,6% dan 31,7%. Sedangkan kontribusi sektor

Page 4: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

4

primer, sekunder dan tersier pada tahun 1990 masing-masing sebesar 34,6%;

25,8% dan 39,5%. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan

distribusi PDB atas dasar harga konstan dari tahun 1960-1990 dari sektor

primer, sedangkan untuk sektor sekunder dan sektor tersier telah terjadi

peningkatan. Penurunan distribusi PDB dari sektor primer sebesar 23%

sedangkan untuk sektor sekunder dan sektor tersier terjadi peningkatan masing-

masing sebesar 15,2% dan 7,8%. Data diatas menunjukkan bahwa dalam

struktur perekonomian Indonesia berdasarkan PDB menurut sektor primer,

sekunder dan tersier mulai tahun 1960-1990 telah terjadi pergeseran.

Perekonomian nasional sangat dipengaruhi oleh banyaknya tenaga

kerja yang terserap pada sektor-sektor perekonomian, jumlah tenaga kerja yang

mengisi sektor-sektor perekonomian tersebut mengindikasikan potensi sektor-

sektor perekonomian. Semakin banyak jumlah tenaga kerja yang terserap maka

bisa dikatakan bahwa sektor tersebut mempunyai kontribusi besar terhadap

pertumbuhan ekonomi nasional maupun domestik.

Pada kenyataannya pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak disertai

dengan perubahan struktur tenaga kerja yang berimbang (Swasono dan

Sulistyaningsih, 1993). Artinya laju pergeseran ekonomi sektoral relatif cepat

dibandingkan dengan laju pergeseran tenaga kerja, sehingga Manning (1995)

dalam Suhartini (2001) mengatakan bahwa titik balik untuk aktivitas ekonomi

(economic turning-point) tercapai lebih dahulu dibanding dengan titik balik

penggunaan tenaga kerja (labor turning-point). Jika transformasi kurang

seimbang maka dikuatirkan akan terjadi proses pemiskinan dan eksploitasi

sumberdaya manusia pada sektor primer.

Page 5: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

5

Perubahan struktur penyerapan tenaga kerja merupakan penjelasan

lebih lanjut dari eksistensi perubahan struktural ekonomi. (Hill dalam Ignatia

dan Nachrowi 1996) berpendapat bahwa perubahan distribusi penyerapan

tenaga kerja sektoral biasanya terjadi lebih lambat dibandingkan dengan

perubahan peranan output secara sektoral, mengingat proses penyerapan tenaga

kerja sangat lambat terutama bagi tenaga kerja yang berasal dari sektor dengan

produktivitas rendah seperti sektor pertanian. Pergeseran struktur ekonomi ini

pada akhirnya akan memberikan dampak pada struktur penyerapan tenaga

kerja.

Dinamika ekonomi yang cukup dinamis di Jawa Timur di tengah

kegalauan adanya pengaruh faktor eksternal dan internal, telah menghasilkan

pertumbuhan ekonomi sebesar 6,11 persen pada tahun 2007. Suatu pencapaian

yang cukup fantastis, mengingat pertumbuhan itu melebihi pertumbuhan tahun

sebelumnya yaitu tahun 2006 yang hanya mencapai 5,80 persen. Dari total

PDRB yang dihasilkan, tiga sektor tercatat mendominasi pembentukan PDRB

Jawa Timur dalam kurun lima tahun terakhir yaitu sektor perdagangan, hotel

dan restoran (PHR), sektor industri pengolahan dan sektor pertanian.

Tabel 1.2 Perbandingan antara kontribusi PDRB dan penyerapan tenaga kerja

sektoral Provinsi Jawa Timur Tahun 1998-2003 (%)

Sektor Kontribusi PDRB (%) Kontribusi Penyerapan Tenaga Kerja

Sektoral (%) Primer 21,1 47,7 Sekunder 34,9 16,6 Tersier 43,9 35,4

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur

Melihat pergerakannya sebagaimana terlihat pada tabel 1.2 ada

kecenderungan perekonomian di Jawa Timur semakin menuju ke arah

Page 6: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

6

perekonomian sektor sekunder dan sektor tersier. Gambaran ini tampak dari

kecilnya kontribusi sektor primer dan besarnya kontribusi dari sektor sekunder

dan tersier. Dari tahun 1998-2003 sektor primer hanya menyumbang 21,1%

terhadap PDRB Provinsi Jawa Timur. Tabel 1.2 diatas juga dapat memberi

gambaran mengenai ketenagakerjaan Provinsi Jawa Timur, jumlah tenaga kerja

per sektor di Provinsi Jawa Timur mampu memberikan kontribusi terhadap

pertumbuhan perekonomian daerah tersebut. Sektor-sektor tersebut masing-

masing memberikan kontribusi dengan proporsi berbeda terhadap penyerapan

jumlah tenaga kerja di Provinsi Jawa Timur. Menurut data dari tahun 1998-

2003 di atas sektor primer merupakan penyerap tenaga kerja terbesar yang

memberikan kontribusi sebesar 47,7%, hal ini bertolak belakang dengan

kontribusinya terhadap PDRB. Dari tabel 1.2 dapat diketahui bahwa pada

kenyataannya pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur tidak disertai

dengan perubahan struktur tenaga kerjanya. Artinya laju pergeseran ekonomi

sektoral relatif cepat dibandingkan dengan laju pergeseran tenaga kerja. Hal ini

dapat dilihat bahwa dari tahun 1998-2003 kontribusi PDRB terbesar adalah

dari sektor tersier sedangkan untuk penyerapan tenaga kerjanya kontribusi

terbesar adalah dari sektor primer. Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa di

Provinsi Jawa Timur terjadi dualisme yakni dalam satu sistem terdapat dua

sistem yang berjalan yaitu modern dan tradisional. Boeke menjelaskan teori

dualisme ekonomi sebagai suatu kondisi dimana kedua sektor yaitu pertanian

dan industri tumbuh bersamaan. Tak ada satu sektor pun yang mendominasi

sektor lain, dengan kata lain baik sektor industri maupun pertanian tetap

tumbuh bersamaan dalam berjalannya proses ekonomi. Dalam kerangka

Page 7: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

7

dualistik ini terdapat hipotesis bahwa aktivitas ekonomi di sektor modern

(barat) dipicu oleh kebutuhan ekonomis, sedangkan aktivitas ekonomi di sektor

tradisional (timur) hanya dipicu oleh kebutuhan sosial yang hanya memenuhi

kebutuhan subsisten.

Proses pembangunan ekonomi bisa menyebabkan dualisme. Dualisme

berarti ada sektor besar dengan kemampuan modern berdampingan dan tumbuh

bersamaan dengan sektor kecil dengan kemampuan tradisional. Dualisme

ekonomi ini bisa berdampak sosial sebab ia mencerminkan ketimpangan

(inequality). Sehingga secara implisit mengurangi dualisme merupakan salah

satu tujuan kebijakan ekonomi.

Di perkotaan yang masih menyediakan lahan pertanian, luas lahan

pertaniannya semakin menyempit seiring bertambahnya perubahan fungsi

lahan yang telah bermetamorfosa menjadi bangunan tempat tinggal dan bukan

tempat tinggal. Tetapi karena penyerapan tenaga kerja ini cukup banyak, untuk

kebijakan pembangunan bersifat jangka panjang, beberapa pakar ekonomi

Jawa Timur mengusulkan agar Jawa Timur kembali pada pembangunan

Agrobisnis untuk memperkuat sektor primer ini.

Sementara itu, di beberapa perkotaan seperti Surabaya yang

mempunyai industri pengolahan terbanyak, dirasakan semakin jenuh

keberadaannya industrinya akibat berkurangnya lahan industri, sehingga sektor

ini sulit untuk berkembang lebih besar lagi. Untuk mengatasi ini, pemindahan

kawasan industri di Surabaya ke kabupaten/kota lain, sampai saat ini masih

dalam wacana. Kedua kondisi itulah yang menyebabkan distribusi peranan

sektor primer dan sekunder menurun.

Page 8: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

8

Yang menjadi permasalahan utama nantinya adalah seberapa jauh

jumlah tenaga kerja di Provinsi Jawa Timur meningkat atau terserap apabila

jumlah per sektor di tingkat propinsi meningkat dengan laju pertumbuhan

ekonomi propinsi sama dengan laju pertumbuhan nasional. Masalah ini juga

berkaitan erat dengan peningkatan pembangunan daerah dan strategi

perencanaan yang matang, serta kemampuan pemerintah dalam melihat

pergeseran-pergeseran struktur ekonomi dan penyerapan tenaga kerja dari

tahun ke tahun.

Berdasarkan pada uraian yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini

bermaksud untuk mengidentifikasi perubahan struktur perekonomian dan

menganalisis penyerapan tenaga kerja untuk daerah perkotaan di Jawa Timur

karena ketenagakerjaan merupakan aspek yang amat mendasar dalam

kehidupan manusia yang mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Struktur

ekonomi di Indonesia pada umumnya dapat dilihat dari komposisi produk

regional menurut sektor-sektor perekonomian. Banyaknya tenaga kerja yang

terserap oleh suatu sektor perekonomian dapat digunakan untuk

menggambarkan daya serap sektor perekonomian tersebut terhadap angkatan

kerja. Dengan demikian proporsi pekerja menurut lapangan pekerjaan

merupakan salah satu ukuran untuk melihat potensi sektor perekonomian

dalam menyerap tenaga kerja. Keterkaitan antara bertambahnya jumlah

penduduk dan perkembangan ekonomi merupakan suatu hal yang cukup rumit

namun demikian juga sangat menarik. Dalam penelitian ini dipilih daerah

perkotaan karena pertumbuhan ekonomi dan konsentrasi penduduk di kota-kota

besar cukup pesat. Selain itu alasan dipilih rentang waktu dari tahun 1996-2007

Page 9: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

9

karena dalam rentang waktu tersebut telah dapat dilihat perubahan struktur

pereokonomian untuk daerah perkotaan di Provinsi Jawa Timur.

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis

mengambil judul “Analisis Perubahan Struktur Perekonomian Dan

Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral Daerah Perkotaan Di Provinsi Jawa

Timur (Studi Tahun 1996-2007)”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana perubahan struktur perekonomian yang diukur dengan analisis

Shift Share (SS) untuk daerah perkotaan di Provinsi Jawa Timur (studi

tahun 1996-2007) ?

2. Bagaimana penyerapan tenaga kerja sektoral yang diukur dengan pangsa

penyerapan tenaga kerja persektor untuk daerah perkotaan di Provinsi

Jawa Timur (studi tahun 1998-2004) ?

3. Sektor ekonomi apa yang merupakan sektor basis yang diukur dengan

analisis Location Quotient (LQ) untuk daerah perkotaan di Provinsi Jawa

Timur (studi tahun 1996-2007) ?

4. Termasuk dalam klasifikasi apa saja sektor ekonomi untuk daerah

perkotaan di Provinsi Jawa Timur berdasarkan analisis Tipologi Klassen

(studi tahun 1996-2007) ?

Page 10: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

10

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana perubahan struktur perekonomian yang

diukur dengan analisis Shift Share (SS) untuk daerah perkotaan di Provinsi

Jawa Timur (studi tahun 1996-2007).

2. Untuk mengetahui bagaimana penyerapan tenaga kerja sektoral yang

diukur dengan pangsa penyerapan tenaga kerja untuk daerah perkotaan di

Provinsi Jawa Timur (studi tahun 1998-2004)

3. Untuk mengetahui sektor ekonomi apa yang merupakan sektor basis yang

diukur dengan analisis Location Quotient (LQ) untuk daerah perkotaan di

Provinsi Jawa Timur (studi tahun 1996-2007).

4. Untuk mengetahui termasuk dalam klasifikasi apa saja sektor ekonomi

untuk daerah perkotaan di Provinsi Jawa Timur berdasarkan analisis

Tipologi Klassen (studi tahun 1996-2007).

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Untuk memperkaya khasanah keilmuan.

2. Sebagai wahana pembelajaran untuk menambah wawasan dan

pengetahuan penulis.

3. Sebagai bahan perbandingan dan pengetahuan tambahan bagi penelitian-

penelitian selanjutnya.

4. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah dalam

memantapkan perencanaan pembangunan.

Page 11: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perencanaan Dan Pertumbuhan Ekonomi

1. Perencanaan Ekonomi

Perencanaan sebenarnya suatu proses yang berkesinambungan dari

waktu ke waktu dengan melibatkan kebijaksanaan dari pembuat keputusan

berdasarkan sumber daya yang tersedia dan disusun secara sistematis. Maka

pelaksanaan perancangan pembuatan perencanaan itu pada dasarnya adalah

mengambil suatu kebijaksanaan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai

berikut :

a. Perencanaan berarti memilih berbagai alternatif yang terbaik dari

sejumlah alternatif yang ada.

b. Perencanaan berarti pula alikasi sumber daya yang tersedia baik

c. Sumber daya alam maupun sumber daya manusia

d. Perencanaan mengandung arti rumusan yang sistematis yang didasarkan

pada kepentingan masyarakat banyak

e. Perencanaan juga menyangkut tujuan atau sasaran yang harus dicapai.

Walaupun tidak ada kesepakatan diantara para ekonom berkenaan

dengan istilah perencanaan ekonomi, sebagian besar ekonom menganggap

10

Page 12: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

12

perencanaan ekonomi mengandung arti pengendalian dan pengaturan

perekonomian dengan sengaja oleh pemerintah untuk mencapai sasaran dan

tujuan tertentu di dalam jangka waktu tertentu pula (Lincolin Arsyad,1999).

Menurut Jhingan (1999) perumusan dan kunci keberhasilan suatu

perencanaan biasanya memerlukan hal-hal sebagai berikut :

a. Prasyarat pertama bagi suatu perencanaan adalah pembentukan suatu

komisi perencanaan yang harus diorganisir dengan cara tepat.

b. Perencanaan yang baik membutuhkan adanya analisis yang menyeluruh

tentang potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara beserta segala

kekurangannya, oleh karena itu pembentukan suatu kantor jaringan

statistik dari pusat hingga daerah yang bertugas mengumpulkan

informasi dan data-data statistik menjadi suatu kebutuhan utama.

c. Penetapan berbagai sarana dan tujuan yang ingin dicapai hendaknya

realistis dan disesuaikan dengan kondisi di negara tersebut.

d. Penetapan sasaran dan prioritas untuk pencapaian suatu tujuan

perencanaan dibuat secara makro dan sektoral.

e. Dalam perencanaan ditetapkan adanya pembiayaan oleh pemerintah

sebagai dasar sumber daya yang tersedia.

f. Suatu perencanaan hendaknya mampu menjamin keseimbangan

perekonomian.

g. Administrasi yang baik, efisien, dan tidak korup adalah syarat mutlak

keberhasilan suatu perencanaan.

Page 13: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

13

h. Pemerintah harus menetapkan kebijakan pembangunan yang tepat demi

berhasilnya rencana pembangunan dan menghindari kesulitan yang

mungkin timbul dalam proses pelaksanaannya.

i. Setiap usaha harus dibuat berdampak ekonomis dalam administrasi,

khususnya dalam pengembangan bagian-bagian departemen dan

pemerintahan.

j. Administrasi harus bersih dan efisien memerlukan dasar pendidikan

yang kuat, perencanaan yang berhasil harus memperhatikan standart

moral dan etika masyarakat.

k. Dukungan masyarakat merupakan faktor penting bagi keberhasilan

suatu perencanaan didalam suatu negara yang demokratis, tanpa

dukungan masyarakat tak ada perencanaan yang dapat berhasil.

2. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi sering diartikan sama dengan pembangunan

ekonomi oleh pakar ekonomi, yaitu sebagai kenaikan PDB/PNB saja. Akan

tetapi pertumbuhan ekonomi berbeda dengan pembangunan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan PDB/PNB tanpa

memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat

pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi

atau tidak (Lincolin Arsyad,1999:7).

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting dalam

melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu

negara. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi diharapkan pendapatan

masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan meningkat.

Page 14: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

14

Perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan jika seluruh balas jasa riil

terhadap penggunaan faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar

daripada tahun sebelumnya (pendapatan riil masyarakat pada tahun tertentu

lebih besar dari pendapatan masyarakat pada tahun sebelumnya).

B. Pembangunan Ekonomi

Pembangunan diartikan sebagai suatu proses perbaikan yang dinamis

dan terus-menerus atas suatu masyarakat atau sistem sosial yang membawa

perubahan dan peningkatan keadaan dari yang mempunyai corak sederhana ke

tingkatan yang lebih maju. Sementara itu, pembangunan ekonomi didefinisikan

sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita

penduduk suatu negara dalam jangka panjang disertai oleh perbaikan

kelembagaan (Lincolin Arsyad,1999:6).

Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan

riil per kapita (Irawan dan M. Suparmoko, 1993 :5).

Menurut Todaro (2000:23), proses pembangunan harus memiliki 3

(tiga) tujuan inti, yaitu :

a. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam

barang kebutuhan pokok (pangan, sandang, papan, kesehatan,

perlindungan keamanan).

b. Peningkatan standar kehidupan yang tidak hanya berupa peningkatan

pendapatan, namun juga meliputi penambahan penyediaan lapangan

pekerjaan, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian atas

Page 15: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

15

nilai-nilai kultural dan kemanusiaan, di mana semuanya itu tidak hanya

untuk memperbaiki kesejahteraan materiil melainkan juga untuk

menumbuhkan jati diri pribadi bangsa yang bersangkutan.

c. Perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial bagi tiap individu dan bangsa

secara keseluruhan, yakni dengan membebaskan mereka dari sikap

ketergantungan.

Permasalahan yang timbul akibat kesalahan upaya pembangunan yang

dilakukan adalah (Tri Widodo, 2006 :7) :

a. Kemiskinan

Permasalahan kemiskinan dalam pembangunan sangat sering

dijumpai di hampir seluruh negara di dunia. Permasalahan yang terjadi pun

memiliki karakteristik yang hampir sama di mana kemiskinan yang tinggi

terjadi di sebuah wilayah pedesaan atau sebuah wilayah yang memiliki

tingkat tingkat kepadatan yang sangat tinggi. Secara sederhana kemiskinan

(absolut) dapat didefenisikan sebagai ketidakmampuan sejumlah penduduk

untuk hidup di atas garis kemiskinan atau batas kemiskinan yang

ditetapkan berdasar kategori tertentu.

Untuk menggambarkan tingkat kemiskinan yang terjadi di sebuah

negara atau wilayah tertentu, para ekonom sering menggunakan indikator

tingkat kemiskinan (poverty gap). Indikator ini mengukur total pendapatan

yang dibutuhkan oleh penduduk miskin agar dapat hidup di atas garis

kemiskinan.

Page 16: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

16

b. Pemerataan

Permasalahan kedua yang dihadapi dalam pelaksanaan

pembangunan adalah tidak meratanya distribusi pendapatan yang diterima

oleh penduduk. Ketimpangan ini terjadi karena rata-rata pendapatan per

kapita masyarakat di daerah pedesaan lebih rendah dibandingkan dengan

rata-rata pendapatan per kapita yang diterima oleh penduduk di kawasan

perkotaan. Ketimpangan pendapatan yang terjadi di daerah pedesaan jauh

lebih rendah bila dibandingkan dengan ketimpangan yang terjadi dalam

distribusi pendapatan di kawasan perkotaan. Perbedaan kedalaman

ketimpangan antara yang terjadi di daerah pedesaan dengan ketimpangan

yang terjadi di kawasan perkotaan disebabkan karena variasi tipe

pekerjaan yang terdapat di kedua wilayah tersebut.

c. Pertumbuhan

Proses pembangunan yang dilakukan di setiap negara tidak dapat

dilepaskan dari permasalahan kemiskinan dan ketimpangan distribusi

pendapatan. Profesor Kuznets mengajukan sebuah teori mengenai

perkembangan ketimpangan distribusi pendapatan dimana ketimpangan

yang dialami oleh negara yang sedang membangun akan tinggi ketika

pembangunan sedang berada dalam tahap awal pembangunan. Tingkat

ketimpangan ini akan terus naik seiring dengan pembangunan yang

dilakukan hingga pada titik tertentu tingkat ketimpangan ini akan turun.

Dalam pembahasan mengenai teori pembangunan, khususnya

pembangunan ekonomi terdapat teori-teori pembangunan yang ada yaitu Teori

Page 17: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

17

pertumbuhan linear dan Teori pertumbuhan struktural (Mudrajad Kuncoro,

2000):

1. Teori Pertumbuhan Linear

a. Teori Pertumbuhan Adam Smith

Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan menjadi 5 tahap yang

berurutan yaitu dimulai dari masa perburuan, masa beternak, masa

bercocok tanam, perdagangan dan yang terakhir adalah tahap

perindustrian. Menurut teori ini, masyarakat akan bergerak dari

masyarakat tradisional ke masyarakat modern yang kapitalis. Dalam

prosesnya, pertumbuhan ekonomi akan semakin terpacu dengan adanya

sistem pembagian kerja antar pelaku ekonomi. Adam Smith memandang

pekerja sebagai salah satu input bagi proses produksi. Menurut teori ini,

akumulasi modal akan menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan

ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Proses pertumbuhan akan terjadi

secara simultan dan memiliki hubungan keterkaitan satu sama lainnya.

Timbulnya peningkatan kinerja pada suatu sektor akan meningkatkan

daya tarik bagi pemupukan modal, mendorong kemajuan teknologi,

meningkatkan spesialisasi dan memperluas pasar. Hal ini akan

mendorong pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat. Proses

pertumbuhan ekonomi sebagai suatu fungsi tujuan pada akhirnya harus

tunduk pada fungsi kendala yaitu keterbatasan sumber daya ekonomi

(Mudrajad Kuncoro, 2000 : 38-41).

Page 18: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

18

b. Teori Pembangunan Karl Marx

Karl max dalam bukunya Das Kapital membagi evolusi

perkembangan masyarakat menjadi tiga yaitu dimulai dari feodalisme,

kapitalisme dan kemudian yang terakhir adalah sosialisme. Evolusi

perkembangan masyarakat ini akan sejalan dengan proses pembangunan

yang dilaksanakan. Masyarakat feodalisme mencerminkan kondisi

dimana perekonomian yang ada masih bersifat tradisional. Dalam tahap

ini tuan tanah merupakan pelaku ekonomi yang memiliki posisi tawar

menawar relatif tinggi terhadap pelaku ekonomi lain. Perkembangan

teknologi yang ada menyebabkan terjadinya pergeseran di sektor

ekonomi, dimana masyarakat yang semula agraris-feodal kemudian

beralih menjadi masyarakat industri yang kapitalis. Pada masa kapitalis

ini para pengusaha merupakan pihak yang memiliki tingkat posisi tawar

menawar tertinggi terhadap pihak lain khususnya kaum buruh. Artinya

kaum buruh tidak memiliki posisi tawar menawar sama sekali terhadap

majikannya yang merupakan kaum kapitalis. Sejalan dengan

perkembangan teknologi, para pengusaha yang menguasai faktor

produksi akan berusaha memaksimalkan keuntungannya dengan

menginvestasikan akumulasi modal yang diperolehnya pada input modal

yang bersifat padat kapital. Eksploitasi terhadap kaum buruh dan

peningkatan pengangguran yang terjadi akibat substitusi tenaga manusia

dengan input modal yang padat capital pada akhirnya akan menyebabkan

revolusi sosial yang dilakukan kaum buruh. Fase ini merupakan tonggak

baru bagi munculnya suatu tatanan sosial alternatif di samping tata

Page 19: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

19

masyarakat kapitalis, yaitu tata masyarakat sosialis (Mudrajad Kuncoro,

2000 : 41-42)

c. Teori Pertumbuhan Rostow

Rostow membagi proses pembangunan ekonomi suatu negara

menjadi lima tahap yaitu :

1) Perekonomian Tradisional

Perekonomian pada masyarakat tradisional cenderung bersifat

subsisten. Pemanfaatan teknologi dalam sistem produksi masih sangat

terbatas. Dalam perekonomian semacam ini sektor pertanian

memegang peranan penting (Mudrajad Kuncoro, 2000 :45)

2) Prakondisi Tinggal Landas

Tahap kedua dari proses pertumbuhan Rostow ini pada dasarnya

merupakan proses transisi dari masyarakat agraris menuju masyarakat

industri. Sektor industri mulai berkembang di samping sektor

pertanian yang masih memegang peranan penting dalam

perekonomian (Mudrajad Kuncoro, 2000 :45)

3) Tinggal Landas

Tinggal landas didefinisikan sebagai tiga kondisi yang saling

berkaitan sebagai berikut (Mudrajad Kuncoro, 2000 :46):

a) Kenaikan laju investasi produktif antara 5-10 persen dari

pendapatan nasional.

Page 20: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

20

b) Perkembangan salah satu atau beberapa sektor manufaktur penting

dengan laju pertumbuhan tinggi.

c) Hadirnya secara cepat kerangka politik, sosial dan institusional

yang menimbulkan hasrat ekspansi di sektor modern dan dampak

eksternalnya akan memberikan daya dorong pada pertumbuhan

ekonomi.

4) Tahap Menuju Kedewasaan

Tahap ini ditandai dengan penerapan secara efektif teknologi

modern terhadap sumber daya yang dimiliki. Tahapan ini merupakan

tahapan jangka panjang dimana produksi dilakukan secara swadaya.

Tahapan ini juga ditandai denga munculnya beberapa sektor penting

yang baru (Mudrajad Kuncoro, 2000 :47)

5) Tahap Konsumsi Masa Tinggi

Tahap konsumsi masa tinggi merupakan akhir dari tahapan

pembangunanyang dikemukakan oleh Rostow. Pada tahap ini akan

ditandai dengan terjadinya migrasi besar-besaran dari masyarakat

pusat perkotaan ke pinggira kota, akibat pembangunan pusat kota

sebagai sentral bagi tempat bekerja. Pada fase ini terjadi perubahan

orientasi dari pendekatan penawaran menuju pendekatan permintaan

dalam sistem produksi yang dianut. Sementara itu terjadi pula

pergeseran perilaku ekonomi yang semula lebih banyak

menitikberatkan pada sisi produksi kini beralih ke sisi konsumsi

(Mudrajad Kuncoro, 2000 :47)

Page 21: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

21

2. Teori Perubahan Struktural

a. Teori Pembangunan Arthur Lewis

Teori pembangunan Arthur Lewis pada dasarnya membahas proses

pembangunan yang terjadi antara daerah kota dan desa yang

mengikutsertakan proses urbanisasi yang terjadi diantara diantara kedua

tempat tersebut. Teori ini juga membahas pola investasi yang terjadi di

sektor modern dan juga sistem penetapan upah yang berlaku di sektor

modern, yang pada akhirnya akan berpengaruh besar terhadap arus

urbanisasi yang ada. Mengawali teorinya, Lewis mengasumsikan bahwa

perekonomian suatu negara pada dasarnya akan terbagi menjadi dua yaitu

(Mudrajad Kuncoro, 2000 : 51-52) :

1) Perekonomian Tradisional

Dalam teorinya Lewis mengasumsikan bahwa di daerah

pedesaan, dengan perekonomian tradisionalnya mengalami surplus

tenaga kerja. Surplus tersebut erat kaitannya dengan basis utama

perekonomian yang diasumsikan berada pada perekonomian

tradisional adalah bahwa tingkat hidup masyarakat berada pada

kondisi subsisten pula. Hal ini ditandai dengan nilai produk marginal

dari tenaga kerja yang bernilai nol.

2) Perekonomian Industri

Perkotaan tingkat produktivitasnya tinggi dan menjadi tempat

penampungan tenaga kerja yang ditransfer dari sektor subsisten.

Page 22: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

22

Model ini diarahkan pada terjadinya proses pengalihan tenaga kerja,

pertumbuhan output dan peningkatan penyerapan tenaga kerja di

sektor modern. Keadaan ini ditentukan oleh peningkatan investasi dan

akumulasi modal secara kesuluruhan di sektor modern. Peningkatan

investasi terjadi karena adanya kelebihan keuntungan sektor modern

dari selisih upah dengan asumsi bahwa “parakapitalis” bersedia

menanamkan kembali seluruh keuntungan. Rangkaian proses

pertumbuhan berkesinambungan atas sektor modern dan perluasan

kesempatan kerja diatas diasumsikan akan terus berlangsung sampai

dengan semua surplus tenaga kerja pedesaan diserap habis oleh sektor

industri.

b. Teori Pola Pembangunan Chenery

Teori ini memfokuskan terhadap perubahan struktur dalam tahapan

proses perubahan ekonomi, industri dan struktur institusi dari

perekonomian negara sedang berkembang, yang mengalami transformasi

dari pertanian tradisional beralih ke sektor industri sebagai mesin utama

pertumbuhan ekonominya. Penelitian Hollis Chenery tentang

transformasi struktur perekonomian suatu negara akan bergeser dari yang

semula mengandalkan sektor pertanian menuju ke sektor industri.

Chenery menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi dan peranan

suatu sektor dalam menciptakan produksi nasional tergantung pada

tingkat pendapatan dan jumlah penduduk negara tersebut. Makin besar

pertumbuhan pendapatan suatu daerah dibanding dengan pertumbuhan

Page 23: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

23

penduduk daerah tersebut maka dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi

meningkat (Mudrajad Kuncoro, 2000 : 57-58).

C. Pembangunan Ekonomi Daerah

Menurut Arsyad (1999:108), Pembangunan ekonomi daerah adalah

suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan

antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu

lapangan kerja dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi

(pertumbuhan ekonomi) di dalam wilayah tersebut.

Tujuan dari pembangunan daerah secara umum adalah :

1. Mendorong terciptanya pekerjaan yang berkualitas bagi penduduk, yaitu

dengan mengupayakan peningkatan sumber daya manusia yang lebih

berkualitas, sehingga mampu berperan dalam aktivitas yang lebih

produktif dibanding dengan yang sudah dilakukan.

2. Berusaha menciptakan stabilitas ekonomi dengan cara menyiapkan sarana

prasarana yang dibutuhkan bagi pengembangan aktivitas ekonomi daerah

yang meliputi : penyediaan lahan, tenaga kerja, pembiayaan dan bantuan

teknis/ manajemen untuk mencegah timbulnya ketimpangan-ketimpangan

yang dapat menghambat pembangunan.

3. Mengusahakan terciptanya basis diversifikasi aktivitas ekonomi yang luas,

yang diharapkan dapat memperkecil resiko fluktuasi bisnis. Dengan

adanya basis ekonomi yang kuat maka resiko fluktuasi ekonomi

regional/wilayah dapat diperkecil.

Page 24: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

24

4. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam

barang kebutuhan hidup yang pokok, seperti sandang, pangan, papan,

kesehatan dan perlindungan keamanan.

5. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan

pendapatan tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja,

perbaikan kualitas pendidikan, serta peningktan perhatian atas nilai-nilai

kultural dan kemanusiaan, yang semuanya itu tidak hanya untuk

memperbaiki kesejahteraan materiil, melainkan juga menumbuhkan jati

diri pribadi dan bangsa yang bersangkutan.

6. Perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial bagi setiap individu serta

bangsa secara keseluruhan, yakni dengan membebaskan mereka dari

belitan sikap menghamba dan ketergantungan, bukan hanya terhadap

orang atau bangsa lain, namun juga terhadap setiap kekuatan yang

berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan mereka

(Todaro,2000:23-24).

Pembangunan ekonomi apabila dilihat dari sisi kegiatan ekonomi dan

dari sudut penyebarannya adalah (Lincolin Arsyad, 1999:107-108):

a. Daerah Homogen, yaitu daerah yang dianggap sebagai ruang di mana

kegiatan ekonomi terjadi dan di dalam pelosok ruang terdapat sifat-sifat

yang sama. Kesamaan sifat-sifat tersebut antara lain dari segi pendapatan

per kapita, sosial-budayanya, geografinya dan sebagainya.

b. Daerah Nodal, yaitu daerah yang dianggap sebagai suatu ekonomi ruang

yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi sehingga

perbatasan daerah tersebut ditentukan oleh tempat-tempat di mana

Page 25: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

25

pengaruh dari satu atau beberapa pusat kegiatan-kegiatan ekonomi

digantikan dengan pengaruh dari pusat lainnya.

c. Daerah Perencanaan, yaitu daerah administrasi di mana dalam daerah yang

bersangkutan juga merupakan suatu ekonomi ruang.

d. Yang berada dibawah suatu daerah administrasi tertentu, seperti propinsi,

kabupaten, kota, dan sebagainya. Jadi pengertian daerah disini lebih

ditunjukkan pada pembagian daerah administrasi suatu wilayah.

Ada beberapa teori yang dapat membantu untuk mengetahui arti

penting pembangunan ekonomi daerah. Pada hakekatnya inti dari teori tersebut

berkisar pada dua hal, yaitu : metode dalam menganalisis perekonomian suatu

daerah dan teori-teori yang membahas faktor-faktor yang menentukan

pertumbuhan ekonomi suatu daerah tertentu (Lincolin Arsyad, 1999).

a. Teori Ekonomi Neo-Klasik

Teori ini memberikan dua konsep pokok dalam pembangunan

ekonomi daerah, yaitu keseimbangan (equilibrium) dan mobilitas faktor-

faktor produksi. Artinya sistem perekonomian akan mencapai

keseimbangan alaimiahnya jika modal mengalir tanpa retriksi

(pembatasan). Oleh karena itu, daerah akan mengalir dari daerah yang

berupah tinggi menuju daerah yang berupah rendah (Lincolin

Arsyad,1999:116).

b. Teori Basis Ekonomi

Teori basis ekonomi menyatakan bahwa faktor penentu utama

pertumbuhan ekonomi suatu daerah mempunyai hubungan dengan

permintaan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-industri

Page 26: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

26

yang menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan

penciptaan lapangan kerja (job creation) (Lincolin Arsyad,1999:116).

Strategi pembangunan daerah yang muncul yang didasarkan pada

teori ini adalah penekanan terhadap arti penting bantuan (aid) kepada

dunia usaha yang mempunyai pasar secara nasional maupun internasional.

Implementasi kebijakannya mencakup pengurangan hambatan/batasan

terhadap perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor yang ada dan

akan didirikan di daerah tersebut.

Inti dari teori basis ekonomi ini adalah karena industri basis

menghasilkan barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar daerah

yang bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan menghasilkan

pendapatan bagi daerah tersebut.Terjadi arus pendapatan dari luar daerah

menyebabkan terjadinya kenaikan konsumsi dan investasi di daerah

tersebut, dan pada gilirannya akan menaikkan pendapatan dan

menciptakan kesempatan kerja baru (Lincolin Arsyad,1999:141).

c. Teori Lokasi

Para ekonom regional sering mengatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan daerah yaitu lokasi. Perusahaan cenderung

akan meminimumkan biayanya dengan cara memilih lokasi yang

memaksimumkan peluangnya mendekati pasar. Model pengembangan

industri kuno menyatakan bahwa lokasi terbaik adalah biaya termurah

antara bahan baku dengan pasar. (Lincolin Arsyad,1999:116-117). Dari

keterangan di atas maka dapat diketahui bahwa lokasi sangat

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pemilihan lokasi yang tepat

Page 27: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

27

mendekati pasar dapat meminimumkan biaya dan memaksimumkan

peluang.

d. Teori Tempat Sentral

Teori tempat sentral (central place theory) menganggap bahwa ada

hirarki tempat ( hierarchy of places). Tempat sentral merupakan suatu

pemukiman yang menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang

mendukungnya. Teori ini dapat diterapkan pada pembangunan ekonomi

daerah, baik itu di daerah perkotaan maupun di daerah perdesaan (Lincolin

Arsyad,1999:117).

e. Teori Kausasi Kumulatif

Kondisi daerah-daerah sekitar kota yang semakin buruk

menunjukkan konsep dasar teori ini. Kekuatan-kekuatan pasar cenderung

memperparah kesenjangan antara daerah-daerah tersebut. Daerah yang

maju mengalami akumulasi keunggulan kompetitif dibanding daerah-

daerah lainnya. Hal ini yang disebut Myrdal (1975) sebagai back wash

effects (Lincolin Arsyad,1999:117-118).

f. Model Daya Tarik

Teori daya tarik industri adalah model pembangunan ekonomi yang

paling banyak digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi yang

mendasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi

pasarnya terhadap industrialis melalui pemberian subsidi dan insentif

(Lincolin Arsyad,1999:118).

Page 28: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

28

D. Teori Perkembangan Kota

Perkembangan kota di Indonesia diawali dengan munculnya kota

dekat sungai dan mengadakan kontak dengan wilayah pedalaman. Kota

berfungsi sebagai pusat perkembangan, pusat absorpsi, pusat pelayanan dan

menjadi motor pedesaan. Adanya daya tarik tersebut menyebabkan orang dari

daerah pedesaan banyak yang pindah ke kota. Tingkat perkembangan kota

berdasarkan penduduknya dapat dilihat dari penyebaran penduduk antar kota,

kepadatan penduduk dan pembagian penduduk menurut jenis kelamin, umur

maupun pekerjaannya. Adanya revolusi industri menyebabkan kehidupan kota

mengalami perubahan, kesempatan kerja menjadi terbuka di kota terutama di

sektor industri. Dampak dari revolusi industri menyebabkan produktivitas

meningkat dan terjadinya kosentrasi penduduk di daerah perkotaan.

Kesempatan kerja di kota pada umumnya didominasi oleh sektor jasa

seperti yang dikatakan Reksohadiprojo bahwa di kota-kota di Indonesia

kesempatan kerja kebanyakan pada Public Service, karena itu sektor jasa pada

umumnya mengalami peningkatan yang cukup pesat untuk daerah perkotaan.

Sementara sektor primer mengalami penurunan dalam kontribusinya

sedangkan sektor sekunder relatif konstan. Adanya pertumbuhan tenaga kerja

yang cepat jika tidak diimbangi dengan kesempatan kerja akan menimbulkan

masalah bagi kota itu sendiri.

Pembagian Administratif di Indonesia yaitu :

1. Tingkat Provinsi :

a. Provinsi Daerah Khusus

b. Provinsi Daerah Istimewa

Page 29: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

29

2. Tingkat Kabupaten/Kota :

a. Kabupaten Administrasi

b. Kota Administrasi

3. Tingkat Kecamatan :

a. Kecamatan

b. Distrik

4. Tingkat Kemukiman :

a. Mukim (Khusus Aceh)

5. Tingkat Kelurahan/Desa :

a. Kelurahan

b. Desa Nagari

c. Kampung

d. Gampong

e. Pekon

Daerah tingkat II (Dati II) adalah pembagian wilayah administratif di

Indonesia setelah Daerah Tingkat I (Provinsi). Dati II dapat berupa Dati II

Kabupaten atau Dati II Kotamadya. Perbedaan Kabupaten dengan Kotamadya

(kini bernama kota) adalah pada demografi, luas dan sektor usaha utama

daerah. Saat ini istilah Daerah Tingkat I maupun Daerah Tingkat II tidak

dipergunakan lagi sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun

1999, Daerah Tingkat II Kabupaten dikenal dengan istilah Kabupaten saja dan

Daerah Tingkat II Kotamadya diganti dengan istilah Kota.

Pada dasarnya untuk melihat apakah konsentrasi itu sebagai kota atau

tidak, adalah dari seberapa banyak jenis fasilitas perkotaan yang tersedia dan

Page 30: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

30

seberapa jauh kota itu menjalankan fungsi perkotaan. Fasilitas perkotaan/fungsi

perkotaan antara lain adalah sebagai berikut (Robinson Tarigan :2004) :

a. Pusat perdagangan, yang tingkatannya dapat dibedakan atas melayani

masyarakat kota itu sendiri, melayani masyarakat kota dan daerah pinggiran

(daerah perbatasan), melayani beberapa kota kecil (pusat kabupaten),

melayani pusat provinsi atau pusat kegiatan perdagangan antar pulau/ekspor

di provinsi tersebut dan pusat perdagangan beberapa provinsi sekaligus.

b. Pusat pelayanan jasa,baik jasa perorangan maupun jasa perusahaan. Jasa

perorangan, misalnya tukang pangkas, salon, tukang jahit, perbengkelan,

reparasi alat elektronik, pengacara, dokter, notaries, atau warung kopi/nasi.

Jasa perusahaan, misalnya perbankan, perhotelan, asuransi, pengangkutan,

pelayanan pos dan tempat hiburan.

c. Tersedianya prasarana perkotaan, seperti sistem jalan kota yang baik,

jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan air minum, pelayanan sampah,

sistem drainase, taman kota dan pasar.

d. Pusat penyediaan fasilitas sosial seperti prasarana pendidikan (universitas,

akademi, SMU, SLTP, SD), termasuk berbagai kursus keterampilan,

prasarana kesehatan dengan berbagai tingkatannya, termasuk apotik, tempat

beribadah, prasarana olahraga, prasarana sosial seperti gedung pertemuan

dan lain-lain.

e. Pusat pemerintahan, banyak kota yang sekaligus merupakan lokasi pusat

pemerintahan. Kota terbesar di suatu provinsi seringkali adalah pusat

pemerintahan tingkat provinsi, demikian pula untuk tingkat kota/kabupaten,

tingkat kecamatan dan tingkat kelurahan/desa. Pusat pemerintahan

Page 31: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

31

mempercepat tumbuhnya suatu kota karena banyak masyarakat yang perlu

datang ke tempat itu untuk urusan pemerintahan.

f. Pusat komunikasi dan pangkalan transportasi, artinya dari kota tersebut

masyarakat bisa berhubungan ke banyak tujuan dengan berbagai pilihan alat

penghubung.

g. Lokasi permukiman yang tertata, suatu lokasi dikatakan kota karena jumlah

penduduknya banyak.

Pada daerah perkotaan pertumbuhan penduduk umumnya sangat

cepat. Pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan jumlah tenaga kerja

juga akan tumbuh dengan cepat. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh :

a. Pertumbuhan penduduk alami (perbedaan antara jumlah kelahiran dan

jumlah kematian).

b. Migrasi dari daerah pedesaan ke perkotaan.

c. Reklasifikasi wilayah yang semula merupakan daerah pedesaan menjadi

daerah perkotaan.

E. Ketenagakerjaan

1. Definisi Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk yamg berumur di dalam batas usia

kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda antara negara satu dengan yang lain.

Batasan usia kerja yang dianut oleh Indonesia ialah minimum 10 tahun,

tanpa batas umur maksimum. Tenaga kerja (manpower) dipilah pula ke

dalam dua kelompok yaitu angkatan kerja (laborforce) dan bukan angkatan

kerja. Yang termasuk angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk

Page 32: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

32

dalam usia yang bekerja, atau yang mempunyai pekerjaan namun untuk

sementara sedang tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan. Sedangkan

yang termasuk bukan angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk

dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang

tidak mencari pekerjaan (Dumairy,1996).

Selanjutnya, angkatan kerja dibedakan pula menjadi dua subsektor

yaitu kelompok pekerja dan penganggur. Yang dimaksud pekerja adalah

orang-orang yang mempunyai pekerjaan, mencakup orang yang mempunyai

pekerjaan, dan memang sedang bekerja, serta orang yang mempunyai

pekerjaan namun untuk sementara waktu kebetulan sedang tidak bekerja.

Adapun yang dimaksud penganggur adalah orang yang tidak mempinyai

pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan masih mencari

pekerjaan. (Bellante dan Jackson,1990).

2. Tenaga Kerja dan Pembangunan

Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan

lapangan kerja relatif lambat menyebabkan masalah pengangguran di NSB

menjadi semakin serius. Tingkat pengangguran terbuka terbuka di perkotaan

hanya menunjukkan aspek–aspek yang tampak saja dari masalah

kesempatan kerja di NSB yang bagaikan ujung sebuah gunung es. Tenaga

kerja yang tidak bekerja bekerja secara penuh mempunyai berbagai bentuk,

termasuk berbagai bentuk dan underemployment di NSB sangat jarang,

tetapi dari hasil studi ditunjukkan bahwa sekitar 30 persen dari penduduk

perkotaan di NSB bisa dikatakan tidak bekerja secara penuh

(underutilitized). Untuk itu dalam mengurangi masalah ketenagakerjaan

Page 33: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

33

yang dihadapi NSB perlu adanya solusi yaitu, memberikan upah yang

memadai dan menyediakan kesempatan – kesempatan kerja bagi kelompok

masyarakat miskin. Oleh karena itu, peningkatan kesempatan kerja

merupakan unsur yang paling esensial dalam setiap strategi pembangunan

yang menitikberatkan kepada penghapusan (Lincolin Arsyad,1999).

3. Penawaran Tenaga Kerja yang Tidak Terbatas

Dalam analisisnya Lewis membedakan perekonomian menjadi dua

sektor yaitu :

a. Sektor subsisten pedesaan tradisional, yaitu sektor ekonomi yang

kegiatannya tertutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari.

b. Sektor kapitalis atau disebut juga sektor industri perkotaan modern

umumnya mempunyai produktivitas yang tinggi. Tingkat upah pada

sektor kapitalis umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan sektor

subsisten, sehingga tenaga kerja dari sektor subsisten akan berpindah ke

sektor kapitalis secara bertahap.

Menurut Lewis, faktor yang menyebabkan tingginya tingkat upah

tersebut adalah karena biaya hidup di sektor kapitalis lebih tinggi. Jika

sektor kapitalis memperoleh keuntungan, maka dana tersebut akan

ditanamkan kembali oleh para pengusaha sehingga kegiatan ini akan

menciptakan kesempatan kerja di sektor kapitalis. Dengan demikian tenaga

kerja yang bekerja di sektor kapitalis makin lama akan makin bertambah

banyak jumlahnya.

Page 34: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

34

4. Struktur Tenaga Kerja menurut Sektor (Lapangan Pekerjaan/Usaha)

Menurur konsep Labor Force, kegiatan bekerja didefinisikan

sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud

memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan

paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan

tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam

usaha atau kegiatan ekonomi orang tua/saudara/orang lain (BPS,2008).

F. Penelitian Sebelumnya

1. Sri Kusreni dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh Perubahan

Struktur Ekonomi terhadap Spesialisasi Sektor dan Wilayah serta Struktur

Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral untuk Daerah Perkotaan di Jawa Timur”

memiliki kesimpulan bahwa berdasarkan hasil analisis Structural Equation

Model (SEM) program AMOS 401,SPSS didapat hasil bahwa Perubahan

struktural berpengaruh terhadap spesialisasi regional, Perubahan struktur

ekonomi berpengaruh terhadap spesialisasi sektoral di Jawa Timur,

Spesialisasi regional berpengaruh terhadap struktur penyerapan tenaga kerja

di Jawa Timur, Spesialisasi sektoral berpengaruh terhadap struktur

penyerpan tenaga kerja, Perubahan struktur ekonomi berpengaruh terhadap

penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur.

2. Harry Kiswanto (2009) melakukan penelitian tentang Analisis struktur

perekonomian Kota Depok sebelum dan sesudah otonomi daerah dengan

menggunakan alat analisis Location Quotient (LQ), Dynamic Location

Quotient (DLQ), Shift Share, Metode Rasio Pertumbuhan, Typology

Page 35: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

35

Klassen, Matrik Potensi, Indeks Williamson, Indeks Koefisien Konsentrasi

dan Spesialisasi, dan Overlay. Komponen yang diteliti adalah PDRB atas

dasar harga konstan 2000 Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat kurun waktu

1996-2006 baik pada era sebelum maupun selama otonomi daerah. Dari

hasil analisis dapat disimpulkan; Pertama, kontribusi sektoral dan laju

pertumbuhan sektoral di Kota Depok setelah berjalannya otonomi daerah

terjadi peningkatan di semua sektor; Kedua, diketahui sektor-sektor basis do

Kota Depok kurun waktu sebelun dan sesudah otonomi daerah adalah sektor

listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan

restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan

dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa; Ketiga, sebelum dan sesudah

otonomi daerah, sektor industri pengolahan,dan sektor perdagangan, hotel

dan restoranmenjadi sektor yang prima dan potensial; Keempat, setelah

berlangsungnya otonomi daerah membawa perubahan dalam pergeseran

perekonomian Kota Depok menjadi daerah berkembang cepat; Kelima, pola

pertumbuhan ekonomi Kota Depok baik pada era sebelum otonomi daerah

maupun pada era otonomi daerah adalah tidak terspesialisasi dan

terkonsentrasi; Keenam, sektor industri pengolahan merupakan sektor

poensial untuk dikembangkan menjadi sektor dominan.

3. Yunariah (2007) melakukan penelitian tentang analisis struktur ekonomi

dan struktur perkotaan di Jawa Tengah menurut Kabupaten/Kota dengan

menggunakan teknis analisis deskriptif kualitatif. Komponen yang diteliti

Tengah, data-data adalah data-data sekunder yang diperoleh dari badan atau

instansi terkait yaitu BPS Indonesia dan BPS Jawa Tengah. Dari hasil

Page 36: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

36

analisis menunjukkan adanya variasi struktur ekonomi dan struktur

perkotaan di Jawa Tengah menurut Kabupaten/ Kota. Dilihat dari struktur

ekonominya (kontribusi sektor ekonomi dan PDRB), Jawa Tengah secara

keseluruhan memiliki dominasi di subsektor industri pengolahan sejak tahun

1995, meskipun di tahun 1990 subsektor pertanian masih mendominasinya.

Akan tetapi apabila dilihat secara agregat, maka kontribusi terbesar dalam

PDRB masih diberikan oleh sektor tersier. Sedangkan jika dilihat dan

penyerapan kesempatan kerja menurut lapangan usaha di Jawa Tengah

secara keseluruhan maka sektor primer terutama subsektor pertanian masih

mendominasinya. Kemudian untuk struktur perkotaan di Jawa Tengah yang

diidentifikasi menurut tingkat urbanisasinya tampak mengalami peningkatan

dari tahun ke tahun yang dapat dijadikan sebagai sebuah indikator bahwa di

Jawa Tengah telah terjadi kemajuan ekonomi. Secara lebih khusus, (struktur

sosial ekonomi Kabupaten/Kota di Jawa Tengah) tampak bahwa sebagian

daerah seperti seluruh Kota dan beberapa Kabupaten (Kudus, Sukoharjo,

Karanganyar, Semarang, Klaten dan Kendal) telah memiliki struktur

ekonomi dan struktur perkotaan yang bersifat modern (ditandai dominasi

sektor sekunder dan tingginya tingkat urbanisasi) dan sebagian lagi masih

memiliki struktur ekonomi dan struktur perekotaan yang bercorak rural

(ditandai dominasi sektor primer dan rendahnya urbanisasi) diantaranya

adalah beberapa Kabupaten/Kota seperti Wonosobo, Wonogiri, Grobogan,

Kebumen dan Blora tampak pula bahwa sebagian daerah di Jawa Tengah

yang telah memiliki tingkat perekonomian yang lebih baik atau maju

dibandingkan dengan daerah-daerah yang masih memiliki struktur sosial

Page 37: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

37

ekonomi bercorak rural. Kondisi ini tampak pada tingkat pertumbuhan

ekonomi yang lebih tinggi, tingkat pendapatan perkapita yang lebih besar,

dan juga tingkat kemiskinan maupun tingkat pengangguran yang relatif

rendah. Variasi struktur ekonomi dan struktur perkotaan tampaknya

disebabkan oleh perbedaan kondisi geografis (luas daerah), kondisi

demografi (kepadatan penduduk) dan kondisi sosial (tingkat pendidikan dan

tingkat kesehatan) masing-masing Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.

Page 38: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

38

G. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Dengan menganalisis pertumbuhan ekonomi dan perkembangan

PDRB Provinsi Jawa Timur dan Kota maka kita dapat mengidentifikasikan

perubahan struktur ekonomi dengan analisis Shift Share (SS), penyerapan

Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan PDRB untuk

Kota dan Provinsi Jawa Timur

1.Perubahan struktur perekonomian dengan Shift Share (SS)

2. Sektor basis dengan LQ

3. Pola dan struktur pertumbuhan sektoral dengan Tipologi Klassen

Perubahan penyerapan tenaga kerja sektoral

Masalah Pembangunan Ekonomi

KebijakanPembangunan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi

Kesejahteraan masyarakat

Page 39: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

39

tenaga kerja sektoral, sektor yang menjadi basis ekonomi dengan analisis

Location Quotient (LQ) serta gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan

sektoral dengan analisis Tipologi Klassen untuk dikembangkan di masing-

masing kota. Jika terdapat masalah-masalah dalam pembangunan ekonomi,

maka Pemerintah Daerah diharapkan dapat menentukan kebijakan-kebijakan

yang tepat sehingga pembangunan ekonomi bisa lebih terarah dan keberhasilan

pembangunan ekonomi di Provinsi Jawa Timur dapat tercapai. Hal ini ditandai

dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan

masyarakat Provinsi Jawa Timur pada umumnya.

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, permasalahan dan tujuan penelitian, maka

dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Struktur perekonomian di masing-masing kota di Provinsi Jawa Timur

dengan menggunakan analisis Shift Share (SS), diduga mengalami

pergeseran ke arah sektor sekunder atau tersier.

2. Kondisi penyerapan tenaga kerja sektoral untuk daerah perkotaan di

Provinsi Jawa Timur dengan analisis pangsa penyerapan tenaga kerja

diduga pada sektor sekunder dan tersier.

3. Kondisi basis ekonomi sektoral untuk daerah perkotaan di Provinsi Jawa

Timur dengan analisis Location Quotient (LQ) diduga didominasi sektor

Listrik, gas dan air bersih; perdagangan, hotel dan restoran serta keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan.

Page 40: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

40

4. Sektor ekonomi untuk daerah perkotaan di Provinsi Jawa Timur dengan

analisis Tipologi Klassen diduga mayoritas berada pada kelompok sektor

ekonomi Prima dan Berkembang

Page 41: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Wilayah yang menjadi daerah penelitian adalah kota di Provinsi Jawa

Timur yaitu Kota Blitar, Kota Kediri, Kota Madiun, Kota Malang, Kota

Pasuruan, Kota Probolinggo, Kota Mojokerto dan Kota Surabaya (BPS

Provinsi Jawa Timur). Penelitian ini merupakan suatu upaya untuk mengetahui

perkembangan daerah perkotaan di Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini

dilakukan dengan melakukan survei atas data-data variabel PDRB (Produk

Domestik Regional Bruto) menurut lapangan usaha dan jumlah tenaga kerja

yang berasal dari lembaga atau badan yang bersangkutan (survei atas data

sekunder).

Pembatasan ruang lingkup penelitian ini adalah pada variabel PDRB

menurut lapangan usaha dan jumlah tenaga kerja sektoral untuk daerah

perkotaan di Provinsi Jawa Timur dalam kurun waktu tahun 1996-2007.

B. Jenis Dan Sumber Data

Data yang digunakan adalah data sekunder berasal dari lembaga serta

instansi yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder adalah data

yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada

masyarakat pengguna data (Mudrajat Kuncoro, 2003:127). Data diperoleh

dengan mengambil dari buku-buku statistik yang diterbitkan oleh BPS. Dan

40

Page 42: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

42

data tersebut merupakan data relevan dengan penelitian pada periode waktu

tertentu. Dalam hal ini data yang diperlukan adalah data untuk daerah

perkotaan di Provinsi Jawa Timur.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi :

1. Buku Laporan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk seluruh

Kota di Provinsi Jawa Timur (Kota Blitar, Kota Kediri, Kota Madiun, Kota

Malang, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Kota Mojokerto dan Kota

Surabaya) tahun 1996-2007.

2. Data Sakernas dan Susenas untuk seluruh kota di Provinsi Jawa Timur

(Kota Blitar, Kota Kediri, Kota Madiun, Kota Malang, Kota Pasuruan, Kota

Probolinggo, Kota Mojokerto dan Kota Surabaya) tahun 1996-2007.

3. Buku Laporan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa

Timur tahun 1996-2007.

4. Data Sakernas dan Susenas Provinsi Jawa Timur tahun 1996-2007.

C. Obyek Penelitian

Definisi Kota dan Desa

1. Menurut Menteri Dalam Negeri RI No. 4/1980

Kota adalah suatu wilayah yang mempunyai batas administrasi

wilayah seperti kotamadya dan kota administratif. Kota juga berarti suatu

lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris, misalnya

ibukota kabupaten, ibukota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat

Page 43: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

43

pertumbuhan. Suatu daerah dinamakan kota jika syarat-syarat sebagai

berikut terpenuhi :

a. Heterogenitas penduduk

b. Pusat peradaban

c. Pusat pemerintahan

d. Stratifikasi sosial lebih besar

e. Individualistis

f. Kontak sosial lebih banyak

g. Mata pencaharian non agraris dan heterogen

h. Antara rumah dengan tempat kerja jauh terpisah

i. Kepadatan penduduk tinggi

j. Kepadatan rumah tinggi

2. Secara Geografis

Kota adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur

unsur alami dan non alami dengan gejala pemusatan penduduk tinggi, corak

kehidupan yang heterogen, sifat penduduknya individualistis dan

materialistis.

3. Dalam konteks administrasi pemerintahan di Indonesia

Kota adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah

provinsi, yang dipimpin oleh seorang walikota. Kota merupakan daerah

otonom yang diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan

pemerintahannya sendiri.

Page 44: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

44

4. Kriteria yang digunakan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menetapkan

apakah suatu lokasi sudah memenuhi syarat untuk dinyatakan sebagai kota

yaitu :

a. Kepadatan penduduk sebanyak 5000 orang atau lebih setiap km persegi.

b. Rumah tangga pertanian di daerah perkotaan paling besar 25%.

c. Memiliki delapan atau lebih jenis fasilitas perkantoran.

5. Pengertian Desa Menurut Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 2005

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-

batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang

diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan Republik

Indonesia.

D. Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut (BPS jawa Timur) :

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku

Semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga yang berlaku

pada masing-masing tahun, baik pada saat menilai produksi dan biaya

antara maupun pada penilaian komponen nilai tambah dan komponen

pengeluaran produk domestik regional bruto.

Page 45: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

45

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan suatu

tahun dasar

Semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga yang terjadi

pada tahun dasar. Karena menggunakan harga konstan (tetap), maka

perkembangan agregat dari tahun ke tahun semata-mata disebabkan oleh

perkembangan riil dari kuantum produksi tanpa mengandung harga

(inflasi/deflasi)

3. Keunggulan Kompetitif

Suatu sektor dikatakan memiliki keunggulan kompetitif apabila

sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan lebih pesat dalam suatu wilayah

studi jika dibandingkan sektor yang sama di wilayah referensi.

4. Sektor Basis

Suatu sektor yang tingkat kontribusinya didaerah studi lebih besar

dibandingkan dengan kontribusi sektor yang sama di wilayah referensi.

5. Tenaga Kerja

Tenaga kerja umumnya tersedia di pasar kerja, dan biasanya siap

untuk digunakan dalam suatu proses produksi barang dan jasa. Kemudian

perusahaan atau penerima tenaga kerja meminta tenaga kerja dari pasar

kerja. Apabila tenaga kerja tersebut bekerja, maka mereka akan mendapat

imbalan jasa berupa upah/gaji

Page 46: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

46

6. Permintaan tenaga kerja

Jumlah penyerapan atau permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh :

upah (dalam hal ini dipengaruhi oleh unsur produktivitas dan inflasi),

output (PDRB), net migration (dengan moivasi ekonomi), dan populasi

(dalam hal ini sudah masuk unsur birth dan death).

7. Penawaran tenaga kerja

Penawaran tenaga kerja mencakup semua orang yang mempunyai

pekerjaan dalam masyarakat, ditambah jumlah mereka yang secara aktif

mencari pekerjaan dan jumlah mereka yang seharusnya dapat

diikutsertakan dalam kegiatan ekonomi apabila terdapat kesempatan kerja

yang memadai.

8. Sektor Ekonomi

Sektor ekonomi merupakan struktur ekonomi suatu wilayah yang

terdiri atas tiga sektor utama yaitu sektor primer, sekunder dan tersier.

Menurut ISIC (International Standard of Industrial Classification). Ketiga

sektor ini dibagi lagi menjadi 9 sektor yaitu : sektor pertanian dan sektor

pertambangan dan galian (sektor primer), sektor industri pengolahan,

sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor bangunan (sektor sekunder),

sektor perdagangan, hotel dan restoran sektor pengangkutan dan

komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan serta sektor

jasa-jasa (sektor tersier) (Yunariah dalam Achmad Nuzul, 2009:34). Sektor

yang diteliti meliputi :

Page 47: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

47

1) Sektor Pertanian

Meliputi tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan

dan hasil-hasilnya, kehutanan serta perikanan.

2) Sektor Pertambangan dan Penggalian

Meliputi minyak gas dan bumi, pertambangan non migas dan

penggalian.

3) Sektor Industri Pengolahan

Meliputi industri migas dan non migas

4) Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Meliputi listrik, gas dan air bersih

5) Sektor Konstruksi

6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Meliputi perdagangan besar dan eceran, hotel dan restoran.

7) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Meliputi angkutan kereta api, angkutan jalan raya, angkutan laut/ air,

angkutan udara, jasa penunjang angkutan dan komunikasi.

8) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Meliputi bank, lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang

keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan.

Page 48: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

48

9) Sektor Jasa

Meliputi jasa pemerintahan umum, jasa sosial kemasyarakatan, jasa

hiburan dan kebudayaan serta jasa perorangan dan rumah tangga.

E. Metode Analisa Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua,

yaitu tahap analisis deskriptif dan tahap analisis hipotesa. Analisis deskriptif

digunakan untuk mengetahui dan memberikan gambaran umum struktur

perekonomian serta perkembangan komponen PDRB (Produk Domestik

Regional Bruto) dan jumlah tenaga kerja sektoral untuk daerah perkotaan di

Provinsi Jawa Timur. Sedangkan analisis uji hipotesis digunakan untuk

menguji kebenaran dari pernyataan-pernyataan seperti yang dirumuskan dalam

hipotesis. Analisis uji hipotesis menggunakan rumus-rumus seperti berikut :

1. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk menggambarkan kondisi

perekonomian sektoral di masing-masing Kota di Provinsi Jawa Timur

tahun 1996-2007. Kondisi perekonomian dapat digambarkan dengan

melihat besaran kontribusi sektoral dan pertumbuhan PDRB.

a) Kontribusi Sektoral

Salah satu indikator menilai terjadinya perubahan struktur

perekonomian di suatu wilayah dari tahun ke tahun adalah dengan

Page 49: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

49

melihat pergeseran kontribusi tiap-tiap sektor ekonomi. Adanya

penurunan kontribusi dari sektor primer dan meningkatnya kontribusi

sektor sekunder dan tersier merupakan salah satu ukuran bahwa telah

terjadi transformasi dalam perekonomian di suatu daerah.

Potensi berbagai sektor ekonomi pembentuk PDRB dari sisi

kontribusi atau sumbangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut (Lincolin Arsyad, 1999:236) :

KE of Xit = x100%

Dimana :

KE = Kontribusi Ekonomi

Xit = Sektor Pembentuk PDRB pada tahun t

b) Pertumbuhan

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro

persekonomian daerah. Tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah

dihitung dengan membandingkan angka PDRB setiap tahun. Untuk

mengukur laju pertumbuhan ekonomi digunakan PDRB atas harga

konstan. Laju pertumbuhan PDRB digunakan sebagai indikator makro

untuk menggambarkan laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah atau

wilayah. Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi suatu derah atau wilayah

berpengaruh luas terhadap perubahan struktur perekonomian daerah

atau wilayah tersebut. (BPS, 2004 : 38).

Page 50: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

50

Sedangkan potensi berbagai sektor ekonomi pembentuk PDRB

dari sisi pertumbuhan dapat dilihat dengan menggunakan rumus

(Lincolin Arsyad, 1999 : 246) :

PE of Xit = x 100%

Dimana :

PE = Pertumbuhan Ekonomi

Xit = Sektor Ekonomi Pembentuk PDRB pada tahun t

Xit-1 = Sektor Pembentuk PDRB pada tahun t-1

Dalam melakukan penelitian dimana data-data sekunder seperti

PDB, PNB, PDRB serta IHK dan sebagainya yang merupakan time

series, seiring dengan perkembangannya waktu berbeda-beda tahun

dasarnya. Jika dua seri atau lebih data angka tersebut memiliki periode

dasar yang sama, maka seri-seri tersebut dapat diperbandingkan secara

langsung. Namun, jika dua seri data tersebut memiliki periode dasar

yang tidak sama, maka angka-angka tersebut tidak dapat

diperbandingkan secara langsung. Perbedaan tahun dasar biasanya

disebabkan oleh kebutuhan tertentu untuk mengakomodasi informasi

baru. Langkah-langkah menyamakan tahun dasar yaitu dengan

menggunakan konversi angka indeks. Metode konversi dapat dilakukan

pada pendapatan nasional harga konstan. Dua pendapatan nasional

dengan tahun dasar yang berbeda dapat saling dikonversikan dengan

syarat pada satu titik waktu tertentu yang sama harus ada dua angka

Page 51: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

51

pendapatan nasional harga konstan dengan dua tahun dasar yang

berbeda. Pada periode yang sama, satu PDB harga konstan mengikuti

tahun dasar xx dan satu PDB harga konstan lainnya mengikuti tahun

dasar xy. Rasio xx/xy atau xy/xx menjadi faktor konversi bagi rentetan

data yang menyertainya. ( Haryo Kuncoro, 2008:138)

2. Analisis Hipotesis

a. Analisis Shift Share

Analisis Shift Share ini dikembangkan oleh Daniel B Creamer

(1943) dan dipakai sebagai suatu alat analisis pada permulaam tahun

1960an oleh Asbhi (1964) sampai sekarang teknik ini membagi

pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu variabel wilayah atau

daerah seperti kesempatan kerja, nilai tambah pendapatan jangka

waktu tertentu dalam hal ini akan dipengaruhi pertumbuhan propinsi

(N), bauran industri atau industri mix (M) dan keunggulan kompetitif

(C). Pengaruh terhadap pertumbuhan propinsi disebut pengaruh

pangsa pasar (share), pengaruh bauran industri disebut proporsional

shift, sedangkan pengaruh keunggulan kompetitif disebut regional

share atau differensial shift, sehingga analisa ini disebut analisa shift

share (Presetyo Soepono, 1993 :43-45)

Analisis shift share adalah salah satu teknik kuantitatif yang

biasa digunakan untuk menganalisis perubahan struktur ekonomi

daerah relatif terhadap struktur ekonomi wilayah administratif yang

lebih tinggi sebagai pembanding atau referensi. Untuk tujuan tersebut,

Page 52: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

52

analisis ini menggunakan 3 informasi dasar yang yang berhubungan

satu sama lain yaitu (Tri widodo; 2006:112) :

1) Pertumbuhan ekonomi referensi propinsi atau nasional (national

growth effect) yang menunjukkan bagaimana pengaruh

pertumbuhan ekonomi nasional terhadap perekonomian daerah.

Pertumbuhan ekonomi referensi propinsi atau nasional akan

berpengaruh positif terhadap perekonomian daerah apabila

pertumbuhan ekonomi referensi propinsi atau nasional bernilai

positif. Adapun formula dari pertumbuhan sekonomi referensi

adalah sebagai berikut:

Nij = Eij x rn

2) Pergeseran proporsional (proportional shift) menunjukkan

perubahan relatif kinerja suatu sektor di daerah terhadap sektor

yang sama di referensi propinsi atau nasional. Pergeseran

proporsional ini disebut juga pengaruh bauran industri (industry

mix).

Mij = Eij (rin - rn)

Mij = Merupakan pengaruh industri atau Industry Mix yang

selanjutnya disebut proporsional shift dimana apabila Mij

mempunyai tanda (+) berarti bahwa variabel yang dianalisis

mempunyai tingkat pertumbuhan lebih cepat dari pertumbuhan

keseluruhan (rin > rn) demikian sebaliknya apabila mempunyai

tanda negatif (-) maupun nol.

Page 53: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

53

3) Pergeseran diferensial (differential shift) memberikan informasi

dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah

(lokal) dengan perekonomian yang dijadikan referensi.

Cij = Eij (rij - rin)

Cij = Merupakan keunggulan kompetitif sektor i di wilayah j

(propinsi) atau disebut sebagai differential shift atau regional shift.

Apabila bertanda positif (+) berarti bahwa sektor i mempunyai

kecepatan untuk tumbuh dibandingkan dengan sektor yang sama di

tingkat nasional (rij > rin). Sehingga formula yang digunakan

untuk dampak riil pertumbuhan ekonomi daerah adalah sebagai

berikut:

Dij = Nij + Mij + Cij

Keterangan :

Eij : nilai tambah atau PDRB dari sektor i di wilayah studi j

rij : laju pertumbuhan sektor i di daerah j

rin : laju pertumbuhan sektor i propinsi

rn : laju pertumbuhan ekonomi (PDRB) wilayah referensi

(propinsi)

Page 54: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

54

b. Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja merupakan isu perekonomian makro

suatu daerah yang sangat penting. Pangsa sektoral dalam penyerapan

tenaga kerja ditunjukkan oleh rumus (Tri widodo: 2006) :

STKi =

Dimana :

STKi = Pangsa penyerapan tenaga kerja sektor i

TK = Jumlah penyerapan tenaga kerja sektor i

c. Analisis Location Quotient (LQ)

Location Quotient ini merupakan suatu teknik yang digunakan

untuk memperluas analisis shift share. Teknik ini membantu kita

untuk menentukan kapasitas ekspor perekonomian daerah dan derajat

self-sufficiency suatu ekspor. Dalam teknik ini kegiatan ekonomi suatu

daerah dibagi menjadi 2 golongan yaitu (Lincolin Arsyad, 1999 : 140 -

141).

1) Kegiatan sektor yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun

diluar daerah yang bersangkutan. Industri seperti ini dinamakan

industri basis.

2) Kegiatan sektor yang melayani pasar di daerah tersebut, jenis ini

dinamakan industri non basis atau industri lokal.

Page 55: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

55

Rumus LQ =

VpVip

vkvik

Di mana:

vik = PDRB sektor i daerah studi k

vkt = PDRB total semua sektor di daerah studi k

Vip = PDRB sektor i daerah referensi p

Vp = PDRB total semua sektor daerah referensi p

Terdapat 3 (tiga) kategori yang dihasilkan dari perhitungan

analisis Location Quotient (LQ), sebgai berikut :

1) LQ > 1, maka sektor yang berpengaruh di tingkat kabupaten atau

kota lebih berspesialisasi atau lebih dominan dibanding tingkat

Propinsi. Sektor ini dalam perekonomian di Kota atau Kabupaten

memiliki keunggulan komparatif dan dapat dikategorikan sebagai

sektor basis.

2) LQ = 1, maka sektor tersebut baik di tingkat Kabupaten atau Kota

maupun di tingkat Propinsi memiliki tingkat spesialisasi atau

dominasi yang sama.

3) LQ < 1, maka sektor tersebut di tingkat Kabupaten atau Kota

kurang berspesialisasi atau kurang dominan dibandingkan di

tingkat Propinsi. Sektor ini dalam perekonomian di wilayah studi

Page 56: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

56

tidak memiliki keunggulan komparatif dan dikategorikan sebagai

sektor non basis.

d. Analisis Tipologi Klassen

Teknik Tipologi Klassen dapat digunakan untuk mengetahui

gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan sektoral daerah.

Menurut Tipologi Klassen, masing-masing sektor ekonomi di daerah

dapat diklasifikasikan sebagai sektor yang prima, berkembang,

potensial dan terbelakang. Analisis ini mendasarkan pengelompokan

suatu sektor dengan melihat pertumbuhan dan kontribusi sektor

tertentu terhadap total PDRB suatu daerah. Dengan menggunakan

analisis tipologi klassen, suatu sektor dapat dikelompokkan ke dalam 4

kategori, yaitu :

1) Sektor prima apabila sektor ekonomi tersebut pertumbuhannya

relatif lebih cepat dan sektor tersebut juga memiliki kontribusi yang

relatif besar dibandingkan dengan sektor ekonomi daerah referensi.

2) Sektor potensial apabila sektor ekonomi tersebut pertumbuhannya

relatif lebih lambat dan sektor tersebut memiliki kontribusi yang

relatif besar dibandingkan dengan sektor ekonomi daerah referensi.

3) Sektor berkembang apabila sektor ekonomi tersebut

pertumbuhannya relatif lebih cepat dan sektor tersebut memiliki

kontribusi yang relatif kecil dibandingkan dengan sektor ekonomi

daerah referensi

4) Sektor terbelakang apabila sektor ekonomi tersebut

pertumbuhannya relatif lebih lambat dan sektor tersebut juga

Page 57: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

57

memiliki kontribusi yang relatif kecil dibandingkan dengan sektor

ekonomi daerah referensi

Penentuan kategori suatu sektor ke dalam empat kategori di atas

didasarkan pada laju pertumbuhan kontribusi sektoralnya dan rerata

besar kontribusi sektoralnya terhadap PDRB, seperti yang ditunjukkan

tabel berikut (Tri widodo; 2006 : 120-121) :

Tabel 3 Matrik Tipologi Klassen:

Rerata kontribsi sktrl PDRB

Rerata

Laju pertmbhan

Sektoral

Y sektor ≥

Y PDRB

Y sektor ≤

Y PDRB

r sektor ≥ r PDRB Sektor Prima Sektor

Berkembang

r sektor ≤ r PDRB Sektor Potensial Sektor

Terbelakang

Keterangan :

Y sektor = nilai sektor ke i

YPDRB = rata-rata PDRB

r sektor = laju pertumbuhan sektor ke i

r PDRB = laju pertumbuhan PDRB

Page 58: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Provinsi Jawa Timur

a. Keadaan Geografi

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Timur

57

Page 59: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

59

Provinsi Jawa Timur terletak pada 111,0’ hingga 114,4’Bujur

Timur daan 7,12’ hingga 8,48’ Lintang Selatan. Batas-batas daerah

Provinsi Jawa Timur adalah :

Sebelah Utara : Pulau Kalimantan (Provinsi Kalimantan Selatan)

Sebelah Timur : Pulau Bali

Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

Sebelah Barat : Provinsi Jawa Tengah

Luas wilayah Provinsi Jawa Timur yang mencapai 46.428,57

km2 habis terbagi menjadi 38 Kabupaten/Kota, 29 Kabupaten dan 9

Kota. Dataran tinggi merupakan daerah dengan ketinggian rata-rata

diatas 100 meter diatas permukaan laut. Daerah ini meliputi Kabupaten

Trenggalek, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten

Bondowoso, Kabupaten Magetan, Kota Blitar, Kota Malang dan Kota

Batu. Dataran sedang mempunyai ketinggian antara 45-100 meter diatas

permukaan laut. Daerah ini meliputi Kabupaten Ponorogo,

Tulungagung, Lumajang, Jember, Ngawi, Madiun, Nganjuk, Bangkalan

dan 2 Kota yaiu Kota Kediri dan Kota Madiun. Sedangkan kabupaten

dan kota lainnya merupakan dataran rendah, dengan ketinggian

dibawah 45 meter diatas permukaan laut yang terdiri dari 16 kabupaten

dan 3 kota.

Ditinjau dari pola penggunaan tanah, maka tanah di Jawa

Timur paling banyak dipakai untuk areal kehutanan, kemudian

persawahan, menyusul untuk tegalan dan permukiman. Menurut data

dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), persentase luas areal hutan di

Page 60: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

60

Jawa Timur adalah sekitar 23,36 persen dan 24,29 persen untuk

persawahan. Sementara luas tegalan dan perkampungan memakai 24,36

persen dan 10,37 persen dari total luas wilayah Jawa Timur.

b. Keadaan Ekonomi

Tabel 4.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Provinsi-Provinsi di Jawa

dan Nasional 2003-2007 (Miliar Rp.)

Wilayah 2003 2004 2005 2006 2007 Nasional 2.013.674,60 2.295.826,20 2.774.281,10 3.339.479,60 3.957.403,90 Prov. Banten - - 84.622,80 97.867,27 107.431,96 Prov. DKI Jakarta 334.331,30 375.561,52 433.860,25 501.771,73 566.449,35 Prov. Yogya 19.613,42 22.023,88 25.337,60 29.417,35 32.916,74 Prov. Jawa Barat 275.721,68 305.703,40 389.244,65 473.187,29 526.220,23 Prov. Jawa Tengah 171.881,88 193.435,26 234.435,32 281.996,71 312.428,81 Prov. Jawa Timur 300.609,86 341.065,25 403.392,35 470.627,49 534.919,33 Sumber : BPS Provinsi-Provinsi di Jawa dan Pusat

Dari data series 2003-2007, baik Nasional dan seluruh propinsi

di Jawa mengalami kenaikan PDRB. Tidak dipungkiri PDB Nasional

masih didominasi oleh peran PDRB Provinsi di Jawa, atau sekitar 52-

57 persen memberikan peran pada pembentukan PDB Nasional.

Kecuali tahun 2006, PDRB Jawa Timur memberikan kontribusi

terbesar kedua setelah DKI Jakarta selama kurun waktu 2003-2007.

Pada tahun 2007 perekonomian Jawa Timur mampu tumbuh

sebesar 6,11 persen. Pencapaian pertumbuhan ekonomi itu merupakan

tercepat dibanding empat tahun sebelumnya yang mencapai 4,78

Page 61: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

61

persen (2003); 5,83 persen (2004); 5,84 persen (2005) dan 5,80 persen

(2006).

2. Kota Kediri

a. Keadaan Geografi

Kota Kediri identik dikenal sebagai kota rokok kretek. Karena di

kota itulah berdiri pabrik rokok kretek PT. Gudang Garam di atas

areal seluas 250 hektar dan memiliki sekitar 40.000 karyawan dan

buruh.

Tabel 4.2 Luas Wilayah Kota Kediri

No Kecamatan Luas (km²) 1 Mojoroto 24,60 2 Kota 14,90 3 Pesantren 23,90

Total 63,40 Sumber : BPS Kota Kediri 2003

Kota Kediri terdiri dari 3 kecamatan yaitu Kecamatan Mojoroto,

Kota dan Pesantren. Seluas 63,40 km2 dengan jumlah penduduk

keseluruhan 240.970 jiwa dan 46 kelurahan. Kecamatan dengan luas

wilayah terbesar yaitu Kecamatan Mojoroto (24,6 km2) sedangkan

kecamatan dengan luas terkecil yaitu kecamatan Kota (14,9 km2).

Secara astronomis Kota Kediri terletak di antara 5º9’30’-5º9’37’

Bujur Timur dan 7º45’50”-7º51’30” Lintang Selatan. Secara geografis

Kota Kediri mempunyai luas wilayah 63,40 km2 dengan batas-batas

administrasinya adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Gampengrejo dan Grogol

Sebelah Timur : Kecamatan Gurah dan Wates

Page 62: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

62

Sebelah Selatan : Kecamatan Ngadiluwih dan Kandat

Sebelah Barat : Kecamatan Semen dan Grogol

b. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk Kota Kediri pada tahun 2007 telah mencapai

248.751 jiwa, bertambah 7.261 jiwa dibandingkan dengan tahun 2006.

Tingkat kepadatan penduduk Kota Kediri pada tahun 2007 mengalami

pertambahan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu mencapai

3.923 jiwa per km2 sedangkan tahun 2006 mencapai 3,803 jiwa/km2.

Apabila dirinci menurut kecamatan, maka kecamatan kota mempunyai

tingkat kepadatan penduduk paling tinggi dibandingkan dengan dua

kecamatan lainnya yaitu mencapai 5.659 jiwa per km2 , sedangkan

kecamatan Mojoroto mencapai 3.781 jiwa per km2 dan kecamatan

Pesantren mencapai 3.508 jiwa per km2.

Jumlah pencari kerja tahun 2007 mengalami penurunan

sebanyak 747 orang (15,14 persen) dari 4.935 orang pada tahun 2006.

Jumlah pencari kerja pada tahun 2007 sebanyak 4.188 orang dengan

persentase perempuan adalah 48,83 persen dan 51,17 persen adalah

laki-laki.

Penurunan jumlah pencari kerja yang mencapai 15,14 persen

pada periode 2007 diikuti dengan penurunan jumlah penempatan

tenaga kerja atau yang diterima kerja yang mencapai negatif 912

(39,31%) dari 2.320 orang pada tahun 2006, begitu pula dengan

permintaan tenaga kerja. Pada tahun 2006 permintaan tenaga kerja

Page 63: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

63

sebanyak 1.783 orang sedangkan tahun 2007 turun menjadi 1.653

orang (7,29%).

Jumlah pencari kerja pada tahun 2007 dirinci menurut jenjang

pendidikan yang ditamatkan yang terbanyak adalah SMA mencapai

2.934 orang, sedangkan yang paling rendah adalah lulusan SD

sebanyak 15 orang. Penempatan kerja pada tahun 2007, lulusan SMP

paling banyak diterima kerja yaitu 1.108 orang dan lulusan Perguruan

Tinggi yang diterima kerja sebanyak 69 orang.

c. Keadaan Ekonomi

Dari data tahun 2003, berdasarkan data PDRB kontribusi yang

cukup signifikan membangun perekonomian Kota Kediri yaitu sektor

industri pengolahan (78,96%), kemudian diikuti oleh sektor

perdagangan, hotel dan restoran (17,06%). Sedangkan sektor lainnya

(2,98%) meliputi sektor listrik, pertanian, gas dan air bersih,

keuangan, bangunan, pertambangan dan penggalian, jasa-jasa,

pengangkutan dan komunikasi. Kehadiran PT. Gudang Garam

memang sangat menentukan karena selama ini 68% dari 78%

kehidupan perekonomian Kota Kediri bergantung pada Gudang

Garam. Sedangkan 10% yang lain berasal dari sektor industri

pengolahan lain, seperti industri pengolahan bekicot, pengalengan

jagung muda, industri makanan tahu, industri mebel kayu, kusen dan

saniter

Page 64: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

64

Tabel 4.3 PDRB Kota Kediri Tahun 2002-2003 Atas Dasar Harga

Berlaku (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha/Sektor 2002 2003 1 Pertanian 35.395,20 39.618,21 2 Pertambangan dan penggalian 1.258,50 1.385,49 3 Industri pengolahan 15.571.718,50 17.078.150,19 4 Listrik, gas dan air bersih 38.634,45 49.338,94 5 Bangunan 39.665,65 43.782,47 6 Perdagangan, hotel dan restoran 3.384.486,08 3.689.616,00 7 Pengangkutan dan komunikasi 147.074,57 161.028,20

8 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 353.358,98 394.154,92

9 Jasa-jasa 157.312,01 172.334,77 PDRB dengan Gudang Garam 19.727.903,95 21.629.409,18 PDRB tanpa Gudang Garam 4.132.660,31 4.432.919,28

Sumber : BPS Kota Kediri

3. Kota Blitar

a. Keadaan Geografi

Wilayah Kota Blitar merupakan wilayah terkecil kedua di

provinsi Jawa Timur setelah Kota Mojokerto.

Tabel 4.4 Luas Wilayah Kota Blitar

No Kecamatan Luas km²

1 Sananwetan 12,15 2 Kepanjenkidul 10,50 3 Sukorejo 9,92

Total 32,57 Sumber : BPS Kota Blitar,2002

Kota Blitar terdiri dari 3 kecamatan yaitu kecamatan

Sananwetan, Kepanjenkidul dan Sukorejo seluas 32,57 km2 dengan

jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 123,787 jiwa. Kecamatan

dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Sananwetan (12,15

km2) sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan

Page 65: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

65

Sukorejo (9,92 km2). Lahan terbangun di Kota Blitar seluas 1.416.834

Ha atau sekitar 47,28% dari keseluruhan wilayah. Proporsi terbesar

penggunaan lahannya adalah lahan permukiman, perumahan,

kampong dan lahan persawahan. Sawah irigasi teknis masih cukup

dominan keberadaannya.

Kota Blitar merupakan ibukota Blitar, Jawa Timur. Secara

geografis wilayah Kota Blitar terletak 112°14' - 112°28' Bujur Timur

dan 8°2' - 8°8' Lintang Selatan dengan luas wilayah 32,57 km2 yang

dibagi dalam tiga wilayah kecamatan (Sananwetan, Kepanjenkidul,

dan Sukorejo) dengan jumlah penduduk 19.372 jiwa (Sensus

Penduduk 2002). Adapun batas-batas wilayahnya dapat digambarkan

sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Blitar

Sebelah Selatan : Kabupaten Blitar

Sebelah Barat : Kabupaten Blitar

Sebelah Timur : Kabupaten Blitar

b. Keadaan Demografi

Tabel 4.5 Sebaran dan Kepadatan Penduduk Kota Blitar

No Kecamatan

Jumlah Penduduk

(jiwa)

Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)

1 Sananwetan 45.011 3.704 2 Kepanjenkidul 37.529 3.574 3 Sukorejo 41.247 4.157

Total 123.787 3.812 Sumber : BPS Kota Blitar,2002

Page 66: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

66

Kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu Kecamatan

Sukorejo (4.15jiwa/km2), sedangkan kecamatan dengan tingkat

kepadatan terendah yaitu Kecamatan Kepanjen Kidul (3.574

jiwa/km2).

· Tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun : 0,76%

· Jumlah KK : 27.905

Sektor andalan atau potensi daerah adalah perdagangan dan

pertanian. Mata pencaharian di Kota Blitar sebagian besar :

· Pegawai Negeri/TNI : 9.614 (jiwa)

· Pegawai Perusahaan Swasta : 13.627 (jiwa)

· Pedagang/Pengusaha : 12.188 (jiwa)

· Petani/Peternak : 3.806 (jiwa)

· Lainnya : 5.147 (jiwa)

(penggalian, listrik, konstruksi, angkutan, pensiunan)

c. Keadaan Ekonomi

Tabel 4.6 Beberapa Industri Kecil Unggulan Kota Blitar

Jenis industri Tenaga kerja

Kapasitas produksi (per bulan) Pemasaran

Buah belimbing 9 3 ton Lokal dan regional

Kendang jimbe 40 4.000 unit Nasional dan

ekspor

Kerajinan jati gambol 60 100 unit Nasional dan

ekspor

Kerajinan batu alam 35 500 unit Nasional dan

ekspor

Aneka pisau 21 800 unit Lokal dan regional

sambel pecel 40 15.000 kg Lokal dan regional Sumber: Disperindag Kota Blitar, 2003

Page 67: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

67

4. Kota Malang

a. Keadaan Geografi

Secara geografis wilayah Kota Malang berada antara 07°46'48" -

08°46'42" Lintang Selatan dan 112°31'42" - 112°48'48" Bujur Timur

dengan luas wilayah 110,06 km2 dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Malang

Sebelah Selatan : Kabupaten Malang

Sebelah Timur : Kabupaten Malang

Sebelah Barat : Kabupaten Malang

Kota Malang terdiri dari 5 kecamatan yaitu Kedungkandang,

Klojen, Blimbing, Lowokwaru dan Sukun serta 57 kelurahan.

Penggunaan lahan di daerah ini berupa hutan belukar yang menempati

bagian barat, utara dan timur. Tanah persawahan menempati bagian

selatan yang merupakan pedataran, tanah perkebunan dan selebihnya

merupakan tanah pemukiman penduduk perkotaan dan pedesaan.

b. Keadaan Demografi

Tabel 4.7 Luas wilayah dan jumlah penduduk Kota Malang

No Kecamatan Luas (km2)

Jumlah Penduduk

(jiwa

Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)

1 Kedungkandang 36,89 149.853 3.767 2 Klojen 8,83 117.308 13.307 3 Blimbing 17,77 156.361 8.923 4 Lowokwaru 22,60 166.395 7.459 5 Sukun 20,97 161.750 7.730

Total 110,06 772.642 6.878 Sumber : Kota Malang Dalam Angka 2002

Page 68: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

68

Seperti kondisi kota pada umumnya, bahwa hunian terpadat

berada di pusat kota yaitu di Kecamatan Klojen memiliki hunian

terpadat dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 13.867 jiwa

per km persegi. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk terendah

berada di wilayah Kecamatan Kedungkandang dengan tingkat

kepadatan penduduk sebesar 3.459 jiwa per km persegi.

c. Keadaan Ekonomi

Total kegiatan ekonomi tahun 1999 menunjukkan sektor

perdagangan, hotel dan restoran menjadi penyumbang terbesar kedua.

Nilainya Rp 1,8 trilyun. Sebesar 61 persen dari penduduk usia

produktif kota ini mencari nafkah di sektor perdagangan. Selain

perdagangan, Kota Malang juga dikenal dengan industrinya. Berbagai

macam industri seperti makanan, minuman, kerajinan emas dan perak

sampai garmen berdiri di kota ini. Kawasan Kotalama penuh dengan

industri berukuran sedang sampai berat, juga kerajinan keramik.

Kerajinan di Dinoyo misalnya, mulai berkembang dan mendapatkan

tempat di kalangan pencinta keramik di Tanah Air. Sektor industri,

yang merupakan 37 persen dari total kegiatan perekonomian, menjadi

penyumbang terbesar. Nilainya Rp 2,26 trilyun. Komoditas industri

ini mampu menembus pasaran ekspor. Hanya sayangnya realisasi

ekspor Kota Malang tahun-tahun belakangan ini nilainya terus

menurun. Dari total nilai 74,5 juta dollar AS, menurun setengahnya

menjadi 30,9 juta dollar AS pada tahun 1999, dan tahun 2000 turun

lagi menjadi 20,1 juta dollar AS. Kawasan perdagangan seperti Jalan

Page 69: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

69

Merdeka Timur atau Jalan Pasar Besar mampu melayani kebutuhan

warga. Tidak hanya kebutuhan warga Kota Malang melainkan juga

warga sekitar seperti dari Blitar, Kediri dan Tulungagung.

5. Kota Probolinggo

a. Keadaan Geografi

Kota yang menjadi daerah transit serta penghubung untuk kota-

kota bagian timur di Jawa Timur seperti Jember, Banyuwangi dan

Malang ini memiliki wilayah seluas 56,67 km2 dengan jumlah

penduduk sebanyak 191.522 jiwa (Sensus Penduduk 2000). Adapun

batas-batas wilayahnya sebagai berikut:

Batas Utara : Selat Madura

Batas Selatan : Kabupaten Probolinggo

Batas Barat : Kabupaten Probolinggo

Batas Timur : Kabupaten Probolinggo

b. Keadaan Demografi

Tabel 4.8 Luas wilayah dan jumlah penduduk Kota Probolinggo

No Kecamatan Luas (km2)

Jumlah Penduduk

(jiwa

Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)

1 Kademangan 21,51 45.293 1.922 2 Wonoasih 15,85 41.333 6.616 3 Mayangan 19,31 104.896 7.573

Total 56,67 191.522 3.380 Sumber: Litbang Kompas diolah dari BPS Kota Probolinggo, 2002

Page 70: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

70

c. Keadaan Ekonomi

Tabel 4.9 Ekspor NonMigas Kota Probolinggo Tahun 2001

KOMODITAS VOLUME

(TON) NILAI (US$) TUJUAN Jepang, Kanada, Belgia, Meksiko, jerman, Plywood 92.299,50 31.979.5333,15 Hongkong, Cina, Malaysia, Inggris, AS

Kain dan Pakaian Jadi 7.862,28 30.846.469,00 Asia, Eropa, AS

Malaysia, Taiwan, Cina, Thailand, Korea, Phenolic

Resin* 3.312,46 3.599.544,99

Singapura, Jepang, Filipina, India, Australia.

Kulit 89,29 261.937,61 Malaysia, Singapura Ikan Cacah** 493,00 621.020,00 Singapura , Jepang Kayu Olahan 1.265,02 507.440,66 Jepang, Korea, Taiwan Keramik 19,28 36.719,85 Inggris

Keterangan : * Bahan baku untuk lem ** Tepung dari Ikan Kapasan, Mangia, Cunang

6. Kota Pasuruan

a. Keadaan Geografi

Kota Pasuruan adalah ibukota Pasuruan, Jawa Timur terletak di

persimpangan jalur regional Surabaya-Probolinggo-Malang. Kota

Pasuruan memiliki wilayah seluas 35,29 km2 dengan jumlah

penduduk sebanyak 158.864 jiwa (Sensus Penduduk 2000).

Wilayahnya terdiri dari 3 kecamatan, 19 kelurahan dan 15 desa. Tiga

kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Gading rejo Purworejo dan

Bugulkidul. Kecamatan Bugulkidul memiliki wilayah terbesar (16,24

km2), sedang untuk Gadingrejo dan Purworejo masing-masing 10,46

km2 dan 8,59 km2.

Mengenai kondisi eksisting penggunaan tanah di Kota Pasuruan :

· Luas kawasan terbangun 953,74 Ha atau sebesar 55% dari luas

wilayah administrasi.

Page 71: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

71

· Luas ruang terbuka merupakan sisa dari kawasan terbangun

yaitu sebesar 2445,16 Ha atau sebesar 45% dari luas wilayah

administrasi.

Letak geografi Kota Pasuruan antara 112 0 33` 55” hingga 113

30` 37” Bujur Timur dan antara 70 32` 34” hingga 80 30` 20” Lintang

Selatan dengan batas-batas wilayah yaitu :

Sebelah Utara : Kabupaten Sidoarjo dan Selat Madura

Sebelah Selatan : Kabupaten Malang

Sebelah Timur : Kabupaten Probolinggo

Sebelah Barat : Kabupaten Mojokerto.

b. Keadaaan Demografi

Tabel 4.10 Jumlah, Perkembangan dan Kepadatan Penduduk

Tahun 2001

No Kecamatan Luas (Ha)

Jumlah Penduduk Kepadatan/km²

Rata-rata pertumbuhan

Seks Rasio

1 Gadingrejo 10,46 55.609 5316 0,43 96,21

2 Purworejo 8,59 57.254 6665 (-0,20) 95,21

3 Bugulkidul 16,24 46.933 2889 1,76 94,57

Jumlah 35,29 159.796 4528 0,59 95,37 Sumber : Kota Pasuruan dalam Angka 2001

Dari data kependudukan diatas maka Kota Pasuruan dapat

digolongkan kepada kelas Kota Sedang, dimana berdasar kriteria BPS

mengenai kelas kota, kota sedang adalah kota dengan jumlah

penduduk antara 100.000 sampai 500.000 jiwa.

· Tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun : 0,59%

· Jumlah KK : 35.708

Page 72: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

72

· Sektor andalan/potensi daerah : industri meubel dan logam

· Mata pencaharian : pertanian (60.125 jiwa), industri (19.970),

listrik (158 jiwa), konstruksi (1.290 jiwa), perdagangan

(22.917 jiwa), angkutan (5.132 jiwa), keuangan (1.106 jiwa)

serta jasa-jasa (11.887 jiwa).

c. Keadaan Ekonomi

Kondisi Perekonomian Daerah

Denyut nadi kehidupan perekonomian Pasuruan memang

didominasi sektor industri karena areal pertanian dan perkebunan di

Kota Pasuruan relatif lebih sempit bila dibanding Kabupaten

Pasuruan. Yang menonjol dari Kota Pasuruan ini adalah industri kayu

dan logam cor. Selain sektor industri, Kota Pasuruan juga memiliki

sektor perdagangan yang menjadi tenaga penggerak perekonomian

kota. Kontribusi sektor perdagangan tanpa hotel dan restoran

menyumbang Rp 209,39 milyar bagi kegiatan ekonomi kota. Berikut

tabel komoditi ekspor Kota Pasuruan tahun 2001 .

Page 73: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

73

Tabel 4.11 Komoditas Ekspor Kota Pasuruan Tahun 2001

KOMODITAS JENIS BARANG NILAI (US$) TUJUAN

Makanan Enting-enting jahe 303.907,00

Hongkong, Amerika,

Prancis, Taiwan, Kanada

Kayu olahan Floring, molding 2.170.515,35 Jepang Meubel kayu/furniture Rak,meja,kursi,lemari 731.927,48 Perancis Kerajinan kayu Stir kayu 18.239,80 Malaysia

Swimming trap (rajungan),

Hasil laut froze hair trap (ikan

layur)

78.520,20 Singapura

TOTAL 3.303.109,83 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan, 2002

7. Kota Mojokerto

a. Keadaan Geografi

Kota yang terkenal dengan makanan khas onde-ondenya ini

menyandang predikat kawasan pemerintahan dengan luas lahan

tersempit sekaligus terpadat di Indonesia. Kota ini hanya memiliki

batas administratif seluas 16,46 km2 setara dengan seperempat luas

areal kota mandiri pertama di Indonesia, Bumi Serpong Damai,

sementara penduduknya (2000) sekitar 108.938 jiwa. Berarti

kepadatan per km2 mencapai hampir 6.618 jiwa. Di Jawa Timur, kota

ini menjadi kota terpadat kedua setelah Surabaya. Berdasarkan

penggunaan dan kondisi lahan yang ada, Mojokerto mengembangkan

wilayahnya dalam tiga bagian yaitu : barat, timur dan tengah.

1) Bagian barat merupakan wilayah yang berkarakteristik pertanian

serta masih bersifat relatif rural. Pengembangan daerah ini

berpusat di Kelurahan Prajurit Kulon.

Page 74: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

74

2) Di sebelah Timur yang berkarakteristik urban, pengembangannya

terpusat di Kelurahan Kedundung.

3) Dan di wilayah tengah yang merupakan jantung kota,

pengembangannya dipusatkan di Kelurahan Mentikan.

Secara geografi wilayah Kota Mojokerto berada diantara 7° 33’

LS s/d 122° 28’BT, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Sungai Brantas

Sebelah Timur : Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto

Sebelah Selatan : Kecamatan Sooko dan Puri Kabupaten Mojokerto

Sebelah Barat : Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto

Aspek penggunaan tanah atau lahan di Kota Mojokerto dapat

menggambarkan dominasi penggunaan antara kawasan terbangun dan

belum terbangun serta penyebaranya pada tahun 1999 penggunaan

tanah atau lahan di Kota Mojokerto dapat di diskripsikan sebagai

berikut (berdasar wilayah Kota Mojokerto dengan luas 16,46 km2 :

pendidikan 0,79%, industri 4,34%, pertanian 41,76%, usaha

perdagangan 2,76%, perkantoran 2,46%, kesehatan 0,66%, sarana

perhubungan 2,40%, kuburan atau makam 0,04%, lapangan olahraga

0,15%, peribadatan 0,21%, lain-lain 0,24%.

b. Keadaan Demografi

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk di Kota Mojokerto yaitu sejumlah 112.547

jiwa dengan luas wilayah 1.646,5 Ha sehingga kepadatan

penduduknya 69 jiwa/Ha. Dari data kependudukan di atas maka Kota

Page 75: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

75

Mojokerto dapat digolongkan kepada kelas kota sedang, dimana

berdasar kriteria BPS mengenai kelas kota, kota sedang adalah kota

dengan jumlah penduduk antara 100.000 sampai 500.000 jiwa.

Perkembangan Tenaga Kerja

Masyarakat Kabupaten Mojokerto menurut mata

pencahariannya dapat digambarkan sebagai berikut :

· Pegawai Negeri/TNI : 9.646 (jiwa)

· Pegawai perusahaan swasta : 41.431 (jiwa)

· Pedagang/pengusaha : 6.370 (jiwa)

· Petani/peternak : 769.346 (jiwa)

· Lainnya (pertambangan,TKI) : 1.422 (jiwa)

c. Keadaan Ekonomi

Karena letaknya yang cukup strategis, 50 km arah barat Kota

Surabaya, daerah ini menjadi hinterland kota metropolitan dan

termasuk dalam Gerbangkertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto,

Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan). Daerah-daerah ini merupakan

kelompok kawasan yang menyangga Kota Surabaya. Sebagai daerah

penyangga, roda perekonomian wilayah ini sangat dipengaruhi oleh

kegiatan ekonomi di Surabaya. Oleh karena itu mata pencaharian

penduduk sebagian besar cenderung ke arah lapangan usaha

perdagangan, angkutan dan industri pengolahan. Kegiatan

perdagangan bersama hotel dan restoran pada tahun 2001

menghasilkan Rp 215 milyar dari total kegiatan ekonomi kota yang

mencapai Rp 626,2 milyar. Dari sektor angkutan diperoleh Rp 109

Page 76: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

76

milyar dan dari sektor industri pengolahan mencapai Rp 97,7 milyar.

Usaha perdagangan sendiri, tanpa hotel dan restoran menghasilkan Rp

157,6 milyar. Adapun komoditas yang diperdagangkan pada

umumnya merupakan barang-barang hasil produksi industri

pengolahan, terutama industri pengolahan tekstil, barang kulit dan alas

kaki.

8. Kota Madiun

a. Keadaan Geografi

Kota Madiun yang merupakan ibukota Madiun, Jawa Timur ini

memiliki wilayah seluas 33,23 km2 dengan jumlah penduduk

sebanyak 192.807 jiwa (sensus penduduk 2000). Kota Madiun

merupakan kota transit pada jalur selatan yang menghubungkan kota-

kota di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat seperti Surabaya,

Jombang, Madiun, Solo, Yogyakarta sampai DKI Jakarta, sehingga

Kota Madiun sangat cocok dan menarik untuk mengembangkan sektor

industri, perdagangan, jasa maupun angkutan.

Secara astronomis Kota Madiun terletak di antara 111º29’45”-

111º33’30” Bujur Timur dan 7º35’45”-7º40’ Lintang Selatan. Adapun

batas-batas administrasinya adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Sawahan dan Kecamatan Madiun

Sebelah Timur : Kecamatan Wungu

Sebelah Selatan : Kecamatan Geger

Sebelah Barat : Kecamatan Jiwan

Page 77: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

77

Kota Madiun merupakan daerah urban sehingga dominasi

penggunaan tanahnya adalah untuk kawasan terbangun yang terdiri

dari perumahan, fasilitas umum dan lainnya. Luas kawasan terbangun

ini pada tahun 2000 mencapai 55% dari luas keseluruhan atau sekitar

1.860,323 Ha. Kota Madiun ini terdiri dari 3 kecamatan yaitu

Mangunharjo, Taman dan Kutoharjo dan 27 kabupaten.

Tabel 4.12 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kota Madiun,2002

Penduduk No Kecamatan Luas km² Jumlah Kepadatan

1 Mangunharjo 10,04 59.703 5.946 2 Taman 12,46 79.301 6.364 3 Kartoharjo 10,73 49,340 4.598

Total 33,23 188.344 5.668 Sumber : Litbang KOMPAS diolah dari BPS Kota Madiun,2002

b. Keadaan Demografi

a. Tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun : 0,49%

b. Jumlah KK : 50.168KK

c. Sektor andalan/potensi daerah : industri makanan

d. Mata Pencaharian :

· Pegawai Negeri/TNI : 13.168 (jiwa)

· Pegawai perusahaan swasta : 20.586 (jiwa)

· Pedagang/pengusaha : 5.723 (jiwa)

· Petani/peternak : 1.921 (jiwa)

· Lainnya (penggalian, listrik, konstruksi, angkutan,

pensiunan) : 1.030 (jiwa)

Page 78: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

78

c. Keadaan Ekonomi

Kondisi Perekonomian Daerah

Di Kota Madiun terdapat satu perusahaan yang menjadi urat

nadi industri Kota Madiun sekaligus penggertak utama roda ekonomi

wilayah ini. Perusahaan tersebut adalah PT.Industri Kereta Api (PT

INKA) yang bergerak di bidang pembuatan alat transportasi kereta api

dan kelengkapanyya. PT.INKA adalah produsen kereta api satu-

satunya di Indonesia yang berstatus BUMN yang terbesar baik dari

segi investasi maupun jumlah tenaga kerja diantara enam industri

besar di kota ini. Industri kereta api yang berdiri tahun 1981 ini tidak

hanya menghasilkan produk untuk pasaran dalam negerti melainkan

juga untuk tujuan ekspor ke Malaysia dan Thailand. Kapasitas

produksi per tahun menghasilkan diantaranya 300 gerbong barang, 60

kereta penumpang, 40 KRD dan KRL. Tahun 2001, industri barang

dari logam menyumbang 60,3% dari total nilai industri sebesar Rp

219,1 milyar atau 17% dari total kegiatan ekonomi yang besarnya Rp

788,4 milyar. Sumbangan ini didominasi oleh PT.INKA sebagai satu-

satunya perusahaan besar yang bergerak di bidang pengolahan logam

barang industri lain yang menjadi cirri khas Kota Madiun adalah

industri makanan (home industry) seperti bumbu pecel, kerupuk

lempeng dan brem. Begitu identiknya Madiun dikenal dengan sebutan

kota brem dan pecel Madiun terkenal hingga ke luar kota. Selain

industri, contributor lain yang tak kalah penting dalam menggerakkan

ekonomi Kota Madiun adalah subsector perdagangan. Maraknya

Page 79: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

79

perdagangan ditandai dengan meningkatnya jumlah Tanda Daftar

Perusahaan (TDP) maupun SIUP, khususnya perusahaan kecil yang

dikeluarkan oleh Disperindag Kota Madiun.

Keuangan Daerah

Nilai PDRB di dapatkan dari 9 sektor perekonomian utama yang

ada di Kota Madiun yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan

penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air

bersih, sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran,

sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan

dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa.

9. Kota Surabaya

a. Keadaan Geografi

Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur yang dikenal

sebagai Kota Pahlawan. Surabaya terletak pada 07° 9”- 07° 21”

Lintang Selatan (LS) 112° 36”- 112° 54” Bujur Timur (BT) dan

dibatasi oleh :

Sebelah Utara dan Timur : Selat Madura

Sebelah Selatan : Kabupaten Sudoarjo

Sebelah Barat : Kabupaten Gresik

Posisi demikian menempatkan Kota Surabaya pada kedudukan

sentral di kawasan Indonesia Timur. Luas wilayah Surabaya adalah

52.087 Ha dengan 63,45 persen atau 33,048 Ha dari luas total wilayah

merupakan daratan dan selebihnya sekitar 36,55 persen atau 19,039

Page 80: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

80

Ha merupakan wilayah laut yang dikelola oleh Pemerintah Kota

Surabaya. Jumlah Kecamatan di Kota Surabaya adalah 31 kecamatan.

Jumlah Desa/Kelurahan adalah 163.

b. Keadaan Demografi

Berdasarkan data yang tercatat di Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil, sampai dengan Bulan Desember 2007. Jumlah

penduduk Kota Surabaya yang terdaftar di Kartu keluarga hingga

Desember 2007 adalah 2.861.928 jiwa atau sebanyak 755.914 kepala

keluarga. Komposisi penduduk Kota Surabaya pada tahun 2007

berdasarkan jenis kelamin sebanyak 1.437.682 jiwa penduduk laki-

laki (50,23%) dan 1.424.246 (49,77%) jiwa penduduk perempuan.

Jika dilihat dari komposisi penduduk Kota Surabaya pada tahun

2007 berdasarkan profesi dapat dijelaskan bahwa terbanyak adalah

pegawai swasta sejumlah 684.581 jiwa, selanjutnya adalah sebagai ibu

rumah tangga sejumlah 527.343 jiwa dan sebagai pelajar sebanyak

448.551 jiwa. Komposisi penduduk Kota Surabaya berdasarkan

pendidikan pada tahun 2007 terbanyak adalah pada tingkat pendidikan

SLTA (772.133 jiwa) kemudian SD (769.728 jiwa) serta tidak sekolah

(616.240 jiwa).

c. Keadaan Ekonomi

Berdasarkan data BPS Surabaya, perkembangan perekonomian

Kota Surabaya periode (2002-2004) menunjukkan angka pertumbuhan

yang cukup positif, masing-masing sebesar 3,80 persen (2002), 4,22

persen (2003) dan 5,45 persen (2004), sebagaimana tabel dibawah ini:

Page 81: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

81

Tabel 4.13 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya

Tahun 2002 s/d 2004 (%)

No Sektor 2002 2003 2004

Sektor primer : (-2,26) (-5,09) (-0,14)

Pertanian (-2,24) (-5,23) (-0,21)

1

Pertambangan dan penggalian (-2,85) 0,42 2,08

Sektor sekunder : 1,18 2,67 3,66

Industri pengolahan 0,53 1,77 2,51

Listrik,gas dan air bersih 6,42 9,39 7,50

2

Konstruksi 2,10 3,97 6,51

Sektor tersier : 6,11 5,55 6,90

Perdagangan,hotel dan restoran 6,47 6,38 7,45

Pengangkutan dan komunikasi 7,46 5,98 6,20

Keuangan,persewaan dan jasa perusahaan 5,37 2,44 7,99

3

Jasa-jasa 2,03 2,99 3,04

PDRB 3,81 4,23 5,45 Sumber : Bappeko Surabaya (2005) dalam studi Penyusunan PDRB

Kota Surabaya, tahun 2004

Secara umum peranan sektoral perekonomian Kota Surabaya

(2002-2004) rata-rata didominasi oleh sektor tersier (54,37 persen).

Kemudian diikuti oleh sektor sekunder (45,44 persen) dan terakhir

sektor primer (0,19 persen). Besarnya peranan sektor tersier tersebut

disumbang oleh (i) sektor perdagangan, hotel dan restoran (34,76

persen), (ii) sektor angkutan dan komunikasi (8,98 persen), (iii) sektor

perbankan dan lembaga keuangan (6,17 persen), dan (iv) sektor jasa-

jasa (4,46 persen). Disamping peranan masing-masing sektor usaha,

pertumbuhan ekonomi yang terjadi juga didukung oleh adanya

kecenderungan bahwa tingkta inflasi selama tiga periode terakhir

(2002-2004) terus mengalami penurunan dengan tingkta inflasi

masing-masing sebesar 9,30 persen (2002), 7,68 persen (2003) dan

6,96 persen (2004)

Page 82: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

82

B. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif pada penelitian ini akan membahas mengenai

PDRB Kota di Provinsi Jawa Timur dan PDRB Provinsi Jawa Timur

berdasarkan harga konstan pada tahun 1996-2007.

a. Provinsi Jawa Timur

Tabel 4.14 PDRB Provinsi Jawa Timur menurut sektor primer,

sekunder dan tersier atas Dasar Harga Konstan 2000

menurut Lapangan Usaha, Tahun 1996-2007 (Jutaan

Rupiah)

Sektor Tahun Primer Sekunder Tersier PDRB

1996 44.275.510 85.757.006 92.556.044 221.203.046 1997 44.891.213 91.762.982 97.796.726 232.276.304 1998 40.823.019 71.432.524 83.099.097 194.861.872 1999 42.882.132 70.816.000 83.661.801 197.226.315 2000 44.359.497 72.098.067 87.046.769 203.665.309 2001 44.830.202 73.350.893 92.267.474 210.448.570 2002 45.769.561 73.343.317 99.339.511 218.452.389 2003 46.656.137 76.213.335 106.014.987 228.884.459 2004 47.927.415 80.296.452 114.005.026 242.228.892 2005 49.725.226 83.968.908 122.680.592 256.374.727 2006 51.941.438 86.427.309 132.880.571 271.249.317 2007 53.967.766 90.458.154 143.388.265 287.814.184

Kontribusi (%) 20,29 34,76 45,09 100 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (data diolah)

Dari tabel 4.14 diatas, tampak bahwa distribusi PDRB Provinsi

Jawa Timur atas dasar harga konstan 2000 dari sektor primer,

sekunder dan tersier pada tahun 1996 masing-masing sebesar 20,2%;

38,77% dan 41,84%. Sedangkan distribusi sektor primer, sekunder

dan tersier pada tahun 2007 masing-masing sebesar 18,75%; 31,43%

dan 49,82%. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan

Page 83: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

83

distribusi PDB atas dasar harga konstan dari tahun 1996-2007 dari

sektor primer dan sekunder, sedangkan untuk sektor tersier telah

terjadi peningkatan. Penurunan distribusi PDRB dari sektor primer

dan sekunder masing-masing sebesar 23% dan 8,1%, sedangkan untuk

sektor tersier terjadi peningkatan sebesar 7,8%. Data diatas

menunjukkan bahwa dalam struktur perekonomian Provinsi Jawa

Timur berdasarkan PDRB menurut sektor primer, sekunder dan tersier

mulai tahun 1996-2007 telah terjadi pergeseran. Sektor ekonomi yang

memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Jawa Timur

adalah dari sektor sekunder yaitu sektor industri pengolahan dan

sektor tersier yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Tabel 4.15 Kontribusi PDRB Sektoral Tiap-tiap Kota di Provinsi Jawa

Timur Tahun 1996-2007 (%)

Kota Primer Sekunder Tersier Kediri 0,21 75,98 23,88 Blitar 10,14 21,37 69,09 Malang 0,84 39,36 60,24 Probolinggo 10,42 24,09 66,64 Pasuruan 5,24 28,55 67,14 Mojokerto 1,20 24,58 76,50 Madiun 2,65 41,93 57,73 Surabaya 0,22 45,03 55,44 Sumber : Olah data

Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa sektor primer memiliki

kontribusi terendah hal ini disebabkan karena sesuai dengan kondisi

yang ada lahan pertanian memang sedikit untuk daerah kota karena

lahan yang ada lebih banyak digunakan untuk membangun fasilitas

suatu kota misalnya jalan, jembatan dan gedung sehingga sektor

Page 84: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

84

primer memiliki kontribusi sangat kecil untuk seluruh kota di Provinsi

Jawa Timur.Secara umum sektor tersier memiliki kontribusi dominan,

kecuali Kota Kediri dimana sektor sekunder memiliki kontribusi

terbesar.

b. Kota Kediri

Tabel 4.16 PDRB Kota Kediri menurut sektor primer, sekunder dan

tersier atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan

Usaha, Tahun 1996-2007 (Jutaan Rupiah)

Sektor Tahun Primer Sekunder Tersier PDRB

1996 34.249 11.038.273 2.855.208 13.896.055 1997 34.502 12.347.014 3.032.672 15.335.820 1998 26.779 11.175.359 2.645.628 13.842.218 1999 26.481 11.273.001 2.708.800 13.989.969 2000 27.391 11.138.432 2.790.709 13.942.038 2001 27.444 11.139.555 2.948.923 14.115.921 2002 39.906 12.995.711 4.410.426 17.446.043 2003 39.906 12.995.711 4.410.426 18194983 2004 42.906 14.111.714 5.134.283 19.288.903 2005 43.698 14.049.679 5.500.542 19.593.919 2006 47.058 14.233.882 6.062.313 20.343.252 2007 48.633 14.563.642 6.615.802 21.228.077

Kontribusi (%) 0,21 75,98 23,88 100 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (data diolah)

Dari tabel 4.16 diatas, tampak bahwa distribusi PDRB Kota

Kediri atas dasar harga konstan 2000 dari sektor primer, sekunder dan

tersier pada tahun 1996 masing-masing sebesar 0,25%; 79,4% dan

20,5%. Sedangkan distribusi sektor primer, sekunder dan tersier pada

tahun 2007 masing-masing sebesar 0,23%; 68,6% dan 31,2%. Hal ini

menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan distribusi PDRB atas

dasar harga konstan dari tahun 1996-2007 dari sektor primer dan

Page 85: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

85

sekunder, sedangkan untuk sektor tersier telah terjadi peningkatan.

Penurunan distribusi PDRB dari sektor primer dan sekunder masing-

masing sebesar 0,02% dan 10,8%, sedangkan untuk sektor tersier

terjadi peningkatan sebesar 10,7%. Data diatas menunjukkan bahwa

dalam struktur perekonomian Kota Kediri berdasarkan PDRB menurut

sektor primer, sekunder dan tersier mulai tahun 1996-2007 telah

terjadi pergeseran. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar

bagi perekonomian Kota Kediri adalah dari sektor sekunder yaitu

sektor industri pengolahan dan sektor tersier yaitu sektor perdagangan,

hotel dan restoran.

c. Kota Blitar

Tabel 4.17 PDRB Kota Blitar menurut sektor primer, sekunder dan

tersier atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan

Usaha, Tahun 1996-2007 (Jutaan Rupiah)

Sektor Tahun

Primer Sekunder Tersier PDRB 1996 47.017 91.256 266.198 399.538 1997 47.262 95.925 289.735 423.370 1998 41.149 81.235 244.148 356.064 1999 40.824 79.298 240.616 359.937 2000 41.720 90.002 245.528 374.478 2001 42.251 92.464 258.193 392.908 2002 49.722 101.489 355.610 506.820 2003 51.674 111.330 373.614 536.619 2004 52.296 112.980 402.604 567.878 2005 52.964 120.082 429.293 602.339 2006 54.139 123.284 461.103 638.526 2007 54.828 126.663 497.010 678.502

Kontribusi (%) 10,14 21,37 69,09 100 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (data diolah)

Page 86: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

86

Dari tabel 4.17 diatas, tampak bahwa distribusi PDRB Kota

Blitar atas dasar harga konstan 2000 dari sektor primer, sekunder dan

tersier pada tahun 1996 masing-masing sebesar 11,8%; 22,8% dan

66,6%. Sedangkan distribusi sektor primer, sekunder dan tersier pada

tahun 2007 masing-masing sebesar 8,08%; 18,7% dan 73,2%. Hal ini

menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan distribusi PDRB atas

dasar harga konstan dari tahun 1996-2007 dari sektor primer dan

sekunder, sedangkan untuk sektor tersier telah terjadi peningkatan.

Penurunan distribusi PDRB dari sektor primer dan sekunder masing-

masing sebesar 3,72% dan 4,1%, sedangkan untuk sektor tersier

terjadi peningkatan sebesar 6,6%. Data diatas menunjukkan bahwa

dalam struktur perekonomian Kota Blitar berdasarkan PDRB menurut

sektor primer, sekunder dan tersier mulai tahun 1996-2007 telah

terjadi pergeseran. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar

bagi perekonomian Kota Blitar adalah dari sektor tersier yaitu sektor

perdagangan, hotel dan restoran dan sektor jasa-jasa.

Page 87: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

87

d. Kota Malang

Tabel 4.18 PDRB Kota Malang menurut sektor primer, sekunder dan

tersier atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan

Usaha, Tahun 1996-2007 (Jutaan Rupiah)

Sektor Tahun

Primer Sekunder Tersier PDRB 1996 112.877 4.510.647 5.199.066 9.637.675 1997 120.652 5.330.724 6.004.140 11.215.588 1998 168.665 7.064.593 9.116.589 16.127.414 1999 185.740 7.590.371 9.840.404 17.477.587 2000 51.649 2.597.749 3.885.451 6.580.178 2001 53.050 2.666.006 4.074.046 6.793.102 2002 72.915 3.327.027 5.705.454 9.105.395 2003 72.782 3.469.841 6.018.312 9.560.935 2004 72.044 3.631.536 6.427.473 10.131.053 2005 73.896 3.848.730 6.884.549 10.807.173 2006 74.096 3.929.108 7.448.956 11.452.159 2007 72.560 4.075.473 8.002.305 12.150.336

Kontribusi (%) 0,84 39,36 60,24 100 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (data diolah)

Dari tabel 4.18 diatas, tampak bahwa distribusi PDRB Kota

Malang atas dasar harga konstan 2000 dari sektor primer, sekunder

dan tersier pada tahun 1996 masing-masing sebesar 1,17%; 46,8% dan

53,9%. Sedangkan distribusi sektor primer, sekunder dan tersier pada

tahun 2007 masing-masing sebesar 0,59%; 33,5% dan 65,8%. Hal ini

menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan distribusi PDRB atas

dasar harga konstan dari tahun 1996-2007 dari sektor primer dan

sekunder, sedangkan untuk sektor tersier telah terjadi peningkatan.

Penurunan distribusi PDRB dari sektor primer dan sekunder masing-

masing sebesar 0,58% dan 13,3%, sedangkan untuk sektor tersier

terjadi peningkatan sebesar 11,9%. Data diatas menunjukkan bahwa

Page 88: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

88

dalam struktur perekonomian Kota Malang berdasarkan PDRB

menurut sektor primer, sekunder dan tersier mulai tahun 1996-2007

telah terjadi pergeseran. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi

besar bagi perekonomian Kota Malang adalah dari sektor sekunder

yaitu sektor industri pengolahan dan sektor tersier yaitu sektor

perdagangan, hotel dan restoran.

e. Kota Probolinggo

Tabel 4.19 PDRB Kota Probolinggo menurut sektor primer, sekunder

dan tersier atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut

Lapangan Usaha, Tahun 1996-2007 (Jutaan Rupiah)

Sektor Tahun

Primer Sekunder Tersier PDRB 1996 168.943 477.569 903.927 1.522.269 1997 188.346 561.100 1.024.945 1.735.906 1998 319.958 763.469 1.518.561 2.487.936 1999 378.190 805.874 1.654.224 2.697.429 2000 111.634 309.640 645.125 1.064.525 2001 109.014 301.649 662.196 1.072.859 2002 123.175 293.163 925.089 1.341.427 2003 130.785 274.987 996.712 1.402.484 2004 141.967 264.506 1.077.567 1.484.040 2005 146.090 265.012 1.165.977 1.577.078 2006 155.701 269.681 1.254.946 1.680.326 2007 162.374 277.777 1.349.238 1.789.390

Kontribusi (%) 10,42 24,09 66,64 100 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (data diolah)

Dari tabel 4.19 diatas, tampak bahwa distribusi PDRB Kota

Probolinggo atas dasar harga konstan 2000 dari sektor primer,

sekunder dan tersier pada tahun 1996 masing-masing sebesar 11,09%;

31,3% dan 59,3%. Sedangkan distribusi sektor primer, sekunder dan

tersier pada tahun 2007 masing-masing sebesar 9,07%; 15,5% dan

Page 89: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

89

75,4%. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan distribusi

PDRB atas dasar harga konstan dari tahun 1996-2007 dari sektor

primer dan sekunder, sedangkan untuk sektor tersier telah terjadi

peningkatan. Penurunan distribusi PDRB dari sektor primer dan

sekunder masing-masing sebesar 2,02% dan 15,8%, sedangkan untuk

sektor tersier terjadi peningkatan sebesar 16,1%. Data diatas

menunjukkan bahwa dalam struktur perekonomian Kota Probolinggo

berdasarkan PDRB menurut sektor primer, sekunder dan tersier mulai

tahun 1996-2007 telah terjadi pergeseran. Sektor ekonomi yang

memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Kota Probolinggo

adalah dari sektor sekunder yaitu sektor industri pengolahan dan

sektor tersier yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi.

f. Kota Pasuruan

Tabel 4.20 PDRB Kota Pasuruan menurut sektor primer, sekunder dan

tersier atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan

Usaha, Tahun 1996-2007 (Jutaan Rupiah)

Sektor Tahun

Primer Sekunder Tersier PDRB 1996 34.495 250.879 420.156 676.376 1997 35.864 267.887 448.088 715.718 1998 36.013 207.586 401.340 632.494 1999 35.331 199.859 411.477 645.998 2000 36.747 212.478 424.655 674.529 2001 38.391 218.099 448.314 704.805 2002 39.974 182.674 522.247 744.893 2003 41.547 191.775 549.000 782.321 2004 43.119 195.746 588.418 827.282 2005 44.789 206.205 627.159 878.153 2006 46.943 212.705 672.826 932.472 2007 46.933 227.608 718.452 992.993

Kontribusi (%) 5,24 28,55 67,14 100 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (data diolah)

Page 90: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

90

Dari tabel 4.20 diatas, tampak bahwa distribusi PDRB Kota

Pasuruan atas dasar harga konstan 2000 dari sektor primer, sekunder

dan tersier pada tahun 1996 masing-masing sebesar 5,09%; 37,09%

dan 62,1%. Sedangkan distribusi sektor primer, sekunder dan tersier

pada tahun 2007 masing-masing sebesar 4,7%; 22,9% dan 72,3%. Hal

ini menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan distribusi PDRB atas

dasar harga konstan dari tahun 1996-2007 dari sektor primer dan

sekunder, sedangkan untuk sektor tersier telah terjadi peningkatan.

Penurunan distribusi PDRB dari sektor primer dan sekunder masing-

masing sebesar 0,39% dan 14,19%, sedangkan untuk sektor tersier

terjadi peningkatan sebesar 10,2%. Data diatas menunjukkan bahwa

dalam struktur perekonomian Kota Pasuruan berdasarkan PDRB

menurut sektor primer, sekunder dan tersier mulai tahun 1996-2007

telah terjadi pergeseran. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi

besar bagi perekonomian Kota Pasuruan adalah dari sektor tersier

yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor sekunder yaitu

sektor industri pengolahan.

Page 91: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

91

g. Kota Mojokerto

Tabel 4.21 Tahun 1996-2007 (Jutaan Rupiah) PDRB Kota Mojokerto

menurut sektor primer, sekunder dan tersier atas Dasar

Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun

1996-2007 (Jutaan Rupiah)

Sektor Tahun

Primer Sekunder Tersier PDRB 1996 10.337 222.398 551.217 708.651 1997 10.335 234.165 576.155 733.722 1998 9.773 146.978 507.488 641.832 1999 9.582 144.851 510.677 656.571 2000 9.681 150.675 520.235 678.537 2001 9.770 158.489 552.565 720.824 2002 9.200 210.857 633.557 853.615 2003 9.450 225.496 670.593 905.540 2004 9.669 232.725 719.140 961.533 2005 10.093 242.368 767.495 1.019.956 2006 9.520 245.055 819.053 1.073.629 2007 9.374 253.169 879.738 1.142.281

Kontribusi (%) 1,20 24,58 76,50 100 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (data diolah)

Dari tabel 4.21 diatas, tampak bahwa distribusi PDRB Kota

Mojokerto atas dasar harga konstan 2000 dari sektor primer, sekunder

dan tersier pada tahun 1996 masing-masing sebesar 1,45%; 31,3% dan

77,78%. Sedangkan distribusi sektor primer, sekunder dan tersier pada

tahun 2007 masing-masing sebesar 0,82%; 22,1% dan 77,01%. Hal ini

menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan distribusi PDRB atas

dasar harga konstan dari tahun 1996-2007 dari sektor primer, sekunder

dan tersier. Penurunan distribusi PDRB dari sektor primer, sekunder

dan tersier masing-masing sebesar 0,63%; 9,2 dan 0,71%. Sektor

ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Kota

Page 92: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

92

Mojokerto adalah dari sektor tersier yaitu sektor perdagangan, hotel

dan restoran dan sektor pengangkutan dan komunikasi.

h. Kota Madiun

Tabel 4.22 Tahun 1996-2007 (Jutaan Rupiah) PDRB Kota Madiun

menurut sektor primer, sekunder dan tersier atas Dasar

Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun

1996-2007 (Jutaan Rupiah)

Sektor Tahun

Primer Sekunder Tersier PDRB 1996 23.654 409.449 376.392 737.205 1997 23.518 435.571 424.230 797.929 1998 18.657 306.575 356.015 652.578 1999 18.688 296.806 359.528 662.739 2000 18.893 303.367 366.970 680.325 2001 18.508 305.433 386.133 710.074 2002 21.049 276.230 469.009 766.288 2003 21.228 289.112 491.587 801.927 2004 20.958 297.066 523.332 842.356 2005 21.324 314.947 555.085 891.335 2006 21.471 329.018 589.003 939.492 2007 21.180 359.581 617.410 998.170

Kontribusi (%) 2,65 41,93 57,73 100 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (data diolah)

Dari tabel 4.22 diatas, tampak bahwa distribusi PDRB Kota

Madiun atas dasar harga konstan 2000 dari sektor primer, sekunder

dan tersier pada tahun 1996 masing-masing sebesar 3,2%; 55,5% dan

51%. Sedangkan distribusi sektor primer, sekunder dan tersier pada

tahun 2007 masing-masing sebesar 2,12%; 36% dan 61,8%. Hal ini

menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan distribusi PDRB atas

dasar harga konstan dari tahun 1996-2007 dari sektor primer dan

sekunder, sedangkan untuk sektor tersier telah terjadi peningkatan.

Penurunan distribusi PDRB dari sektor primer dan sekunder masing-

Page 93: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

93

masing sebesar 1,08% dan 19,5%, sedangkan untuk sektor tersier

terjadi peningkatan sebesar 10,8%. Data diatas menunjukkan bahwa

dalam struktur perekonomian Kota Madiun berdasarkan PDRB

menurut sektor primer, sekunder dan tersier mulai tahun 1996-2007

telah terjadi pergeseran. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi

besar bagi perekonomian Kota Madiun adalah dari sektor sekunder

yaitu sektor industri pengolahan dan sektor tersier yaitu sektor

perdagangan, hotel dan restoran.

i. Kota Surabaya

Tabel 4.23 Tahun 1996-2007 (Jutaan Rupiah) PDRB KotaSurabaya

menurut sektor primer, sekunder dan tersier atas Dasar

Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun

1996-2007 (Jutaan Rupiah)

Sektor Tahun

Primer Sekunder Tersier PDRB 1996 277.661 26.486.596 26.486.596 48.090.737 1997 122.597 28.673.248 24.242.351 51.174.876 1998 105.609 20.085.141 20.086.004 39.724.322 1999 93.639 19.374.579 20.722.090 39.997.498 2000 96.774 19.517.605 21.293.084 40.981.399 2001 96.661 19.784.210 22.801.216 42.682.088 2002 102.078 22.384.213 31.943.685 54.429.977 2003 97.502 23.376.434 33.834.960 57.308.898 2004 97.525 24.548.066 36.562.086 61.207.676 2005 94.071 25.937.846 39.674.519 65.705.437 2006 112.459 26.446.749 43.510.409 70.069.618 2007 103.974 27.776.581 46.914.461 74.795.018

Kontribusi (%) 0,22 45,03 55,44 100 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (data diolah)

Dari tabel 4.23 diatas, tampak bahwa distribusi PDRB Kota

Surabaya atas dasar harga konstan 2000 dari sektor primer, sekunder

dan tersier pada tahun 1996 masing-masing sebesar 0,57%; 55% dan

Page 94: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

94

47.5%. Sedangkan distribusi sektor primer, sekunder dan tersier pada

tahun 2007 masing-masing sebesar 0,13%; 37,1% dan 62,7%. Hal ini

menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan distribusi PDRB atas

dasar harga konstan dari tahun 1996-2007 dari sektor primer dan

sekunder, sedangkan untuk sektor tersier telah terjadi peningkatan.

Penurunan distribusi PDRB dari sektor primer dan sekunder masing-

masing sebesar 0,44% dan 17,9%, sedangkan untuk sektor tersier

terjadi peningkatan sebesar 15,2%. Data diatas menunjukkan bahwa

dalam struktur perekonomian Kota Surabaya berdasarkan PDRB

menurut sektor primer, sekunder dan tersier mulai tahun 1996-2007

telah terjadi pergeseran. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi

besar bagi perekonomian Kota Surabaya adalah sektor tersier yaitu

sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor sekunder yaitu

sektor industri pengolahan.

2. Analisis Hipotesis

a. Analisis Shift Share

1) Kota Kediri

Alat analisis Shift Share dalam penelitian ini

menggambarkan kinerja sektor-sektor ekonomi di wilayah Kota

Kediri dibandingkan dengan kinerja perekonomian Provinsi Jawa

Timur. Sehingga dengan alat analisis Shift Share dapat diketahui

adanya perubahan struktur ekonomi Kota Kediri terhadap struktur

ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi yaitu Provinsi Jawa

Timur sebagai referensi atau acuan.

Page 95: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

95

Berdasarkan metode Analisis Shift Share tersebut, maka

hasil penelitian terhadap struktur perekonomian Kota Kediri dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.24 Hasil Analisis Shift Share Kota Kediri Tahun 1996-2007

(Jutaan Rupiah)

Pertumbuhan ( R ) Komponen (Juta Rupiah) Sektor Ekonomi Rn Rin Rij Nij Mij Cij Dij

Pertanian 0,01 0,04 385,4 -155,9 419,2 648,7 Pertambangan & Penggalian 0,08 0,03 -8,5 -18,5 15,9 -11,0 Industri Pengolahan 0,01 0,02 9.1520,0 -54.842,1 59.383,2 96.061,1 Listrik, Gas & Air Bersih 0,07 0,12 1.127,8 2.096,3 2.320,1 5.544,3 Konstruksi -0,02 -0,01 -283,1 568,5 -100,5 184,8 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,04 0,08 80.186,6 71.311,0 106.507,4 258.005 Pengangkutan & Komunikasi 0,05 0,06 2.302,4 2.487,0 1.265,4 6.054,9 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,02 0,12 12.323,0 -329,2 47.787,0 59.780,8 Jasa-Jasa 0,02 0,09 3.715,4 99,2 6.019,7 9.834,4 Total 0,02 0,02 0,04 191.269,0 21.216,31 223.617,8 436.103,2

Sumber : Hasil analisis Shift Share

Pada tabel 4.24 merupakan hasil analisis Shift Share pada

tahun 1996-2007 di Kota Kediri. Berdasarkan tabel 4.30 dapat

diketahui besarnya PDRB Kota Kediri selama kurun waktu1996-

2007 meningkat sebesar Rp 436.103,2 juta. Hal ini dapat dilihat

dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDRB Provinsi

Jawa Timur mempengaruhi peningkatan PDRB Kota Kediri (Nij)

sebesar Rp 191.269 juta. Kegiatan ekonomi di Kota Kediri dalam

kurun waktu tahun 1996-2007 proporsional sehingga meningkatkan

bauran industri (Mij) sebesar Rp 21.216,31 juta. Pengaruh

Page 96: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

96

keunggulan kompetitif (Cij) mampu meningkatkan PDRB Kota

Kediri sebesar Rp 223.617,8 juta.

Berdasarkan pengaruh bauran industri (Mij) terdapat 5

sektor ekonomi yang pertumbuhannya lebih cepat daripada

pertumbuhan pendapatan tingkat nasionalnya (rin > rn) dalam hal

ini adalah Provinsi Jawa Timur yaitu sektor listrik, gas dan air

bersih, sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran,

sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Dan

terdapat 4 sektor yang pertumbuhannya lebih lambat daripada

pertumbuhan pendapatan tingkat nasionalnya. Sektor ekonomi

tersebut antara lain sektor pertanian, sektor pertambangan dan

penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan.

Berdasarkan pengaruh keunggulan kompetitif (Cij)

terdapat 8 sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan pendapatan

secara regional lebih cepat dari pertumbuhan pendapatan secara

nasional dalam hal ini adalah Provinsi Jawa Timur (rij > rin).

Delapan sektor tersebut antara lain sektor pertanian, sektor

pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor

listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran,

sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan

dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sedangkan berdasarkan

pengaruh keunggulan kompetitif terdapat sektor ekonomi yang

mempunyai keunggulan kompetitif rendah yaitu sektor konstruksi.

Page 97: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

97

Hal ini disebabkan karena pertumbuhan pendapatan secara regional

lebih lambat dari pertumbuhan pendapatan secara nasional.

2) Kota Blitar

Alat analisis Shift Share dalam penelitian ini

menggambarkan kinerja sektor-sektor ekonomi di wilayah Kota

Blitar dibandingkan dengan kinerja perekonomian Provinsi Jawa

Timur. Sehingga dengan alat analisis Shift Share dapat diketahui

adanya perubahan struktur ekonomi Kota Blitar terhadap struktur

ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi yaitu Provinsi Jawa

Timur sebagai referensi atau acuan.

Berdasarkan metode Analisis Shift Share tersebut, maka

hasil penelitian terhadap struktur perekonomian Kota Blitar dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.25 Hasil Analisis Shift Share Kota Blitar Tahun 1996-2007

(Jutaan Rupiah)

Pertumbuhan ( R ) Komponen (Juta Rupiah) Sektor Ekonomi Rn Rin Rij Nij Mij Cij Dij

Pertanian 0,01 0,01 217,4 -87,9 13,2 142,7 Pertambangan & Penggalian 0,08 -0,02 -12,7 -27,7 51,5 11,1 Industri Pengolahan 0,01 0,03 581,3 -348,3 576,9 809,8 Listrik, Gas & Air Bersih 0,07 0,10 385,3 716,3 482,4 1.584,2 Konstruksi -0,02 0,001 -39,0 78,4 -42,2 -2,8 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,04 0,07 2.427,8 2.159,1 2.576,1 7.163,2 Pengangkutan & Komunikasi 0,05 0,06 1.265,3 1.366,7 666,4 3.298,4 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,02 0,04 738,3 -33,8 670,7 1.375,3 Jasa-Jasa 0,02 0,06 1.615,6 19,7 2.306,3 3.941,7 Total 0,02 0,02 0,05 7.179,5 3.842,623 7.301,7 18.323,8

Sumber : Hasil analisis Shift Share

Page 98: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

98

Pada tabel 4.25 merupakan hasil analisis Shift Share pada

tahun 1996-2007 di Kota Blitar. Berdasarkan tabel 4.31 dapat

diketahui besarnya PDRB Kota Blitar selama kurun waktu1996-

2007 meningkat sebesar Rp 18.323,8 juta. Hal ini dapat dilihat dari

(Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa

Timur mempengaruhi peningkatan PDRB Kota Blitar (Nij) sebesar

Rp 7.179,5 juta. Kegiatan ekonomi di Kota Blitar dalam kurun

waktu tahun 1996-2007 proporsional sehingga meningkatkan

bauran industri (Mij) sebesar Rp 3.842,623 juta. Pengaruh

keunggulan kompetitif (Cij) mampu meningkatkan PDRB Kota

Blitar sebesar Rp 7.301,7 juta.

Berdasarkan pengaruh bauran industri (Mij) terdapat 5

sektor ekonomi yang pertumbuhannya lebih cepat daripada

pertumbuhan pendapatan tingkat nasionalnya (rin > rn) dalam hal

ini adalah Provinsi Jawa Timur yaitu sektor listrik, gas dan air

bersih, sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran,

sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Dan

terdapat 4 sektor yang pertumbuhannya lebih lambat daripada

pertumbuhan pendapatan tingkat nasionalnya. Sektor ekonomi

tersebut antara lain sektor pertanian, sektor pertambangan dan

penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan.

Berdasarkan pengaruh keunggulan kompetitif (Cij)

terdapat 8 sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan pendapatan

Page 99: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

99

secara regional lebih cepat dari pertumbuhan pendapatan secara

nasional dalam hal ini adalah Provinsi Jawa Timur (rij > rin).

Delapan sektor tersebut antara lain sektor pertanian, sektor

pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor

listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran,

sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan

dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sedangkan berdasarkan

pengaruh keunggulan kompetitif terdapat sektor ekonomi yang

mempunyai keunggulan kompetitif rendah yaitu sektor konstruksi.

Hal ini disebabkan karena pertumbuhan pendapatan secara regional

lebih lambat dari pertumbuhan pendapatan secara nasional.

3) Kota Malang

Alat analisis Shift Share dalam penelitian ini

menggambarkan kinerja sektor-sektor ekonomi di wilayah Kota

Malang dibandingkan dengan kinerja perekonomian Provinsi Jawa

Timur. Sehingga dengan alat analisis Shift Share dapat diketahui

adanya perubahan struktur ekonomi Kota Malang terhadap struktur

ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi yaitu Provinsi Jawa

Timur sebagai referensi atau acuan.

Berdasarkan metode Analisis Shift Share tersebut, maka

hasil penelitian terhadap struktur perekonomian Kota Malang dapat

dilihat pada tabel berikut.

Page 100: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

100

Tabel 4.26 Hasil Analisis Shift Share Kota Malang Tahun

1996-2007 (Jutaan Rupiah)

Pertumbuhan ( R ) Komponen (Juta Rupiah) Sektor Ekonomi Rn Rin Rij Nij Mij Cij Dij

Pertanian 0,01 0,02 -950,0 384,3 -409,7 -975,4 Pertambangan & Penggalian 0,08 -0,01 -106,2 -230,2 387,5 51,0 Industri Pengolahan 0,01 0,03 -8.220,4 4.926,0 -9.224,4 -12.519 Listrik, Gas & Air Bersih 0,07 0,04 306,3 569,5 -299,3 576,5 Konstruksi -0,02 -0,0006 -3.487,5 7.001,6 -3.434,2 79,8 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,04 0,12 61.314,1 54.527,4 179.963,9 295.805,6 Pengangkutan & Komunikasi 0,05 0,01 -2.244,5 -2.424,4 3.409,6 -1.259,3 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,02 0,02 -129,3 3,4 24,1 -101,7 Jasa-Jasa 0,02 0,08 14.504,6 387,5 30.116,5 45.008,7 Total 0,02 0,02 0,06 60.986,9 65.145,25 200.124,2 653.332,6

Sumber : Hasil analisis Shift Share

Pada tabel 4.26 merupakan hasil analisis Shift Share pada

tahun 1996-2007 di Kota Malang. Berdasarkan tabel 4.32 dapat

diketahui besarnya PDRB Kota Malang selama kurun waktu1996-

2007 meningkat sebesar Rp 653.332,6 juta. Hal ini dapat dilihat

dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDRB Provinsi

Jawa Timur mempengaruhi peningkatan PDRB Kota Malang (Nij)

sebesar Rp 60.986,9 juta. Kegiatan ekonomi di Kota Malang dalam

kurun waktu tahun 1996-2007 proporsional sehingga meningkatkan

bauran industri (Mij) sebesar Rp 65.145,25 juta. Pengaruh

keunggulan kompetitif (Cij) mampu meningkatkan PDRB Kota

Malang sebesar Rp 200.124,2 juta.

Page 101: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

101

Berdasarkan pengaruh bauran industri (Mij) terdapat 7

sektor ekonomi yang pertumbuhannya lebih cepat daripada

pertumbuhan pendapatan tingkat nasionalnya (rin > rn) dalam hal

ini adalah Provinsi Jawa Timur yaitu sektor pertanian, sektor

industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor

konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Dan

terdapat 2 sektor yang pertumbuhannya lebih lambat daripada

pertumbuhan pendapatan tingkat nasionalnya. Sektor ekonomi

tersebut antara lain sektor pertambangan dan penggalian dan sektor

pengangkutan dan komunikasi.

Berdasarkan pengaruh keunggulan kompetitif (Cij)

terdapat 5 sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan pendapatan

secara regional lebih cepat dari pertumbuhan pendapatan secara

nasional dalam hal ini adalah Provinsi Jawa Timur (rij > rin).

Delapan sektor tersebut antara lain sektor pertambangan dan

penggalian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor

pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sedangkan berdasarkan

pengaruh keunggulan kompetitif terdapat 4 sektor ekonomi yang

mempunyai keunggulan kompetitif rendah yaitu sektor pertanian,

sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih dan

sektor konstruksi. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Page 102: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

102

pendapatan secara regional lebih lambat dari pertumbuhan

pendapatan secara nasional.

4) Kota Probolinggo

Alat analisis Shift Share dalam penelitian ini

menggambarkan kinerja sektor-sektor ekonomi di wilayah Kota

Probolinggo dibandingkan dengan kinerja perekonomian Provinsi

Jawa Timur. Sehingga dengan alat analisis Shift Share dapat

diketahui adanya perubahan struktur ekonomi Kota Probolinggo

terhadap struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi

yaitu Provinsi Jawa Timur sebagai referensi atau acuan.

Berdasarkan metode Analisis Shift Share tersebut, maka

hasil penelitian terhadap struktur perekonomian Kota Probolinggo

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.27 Hasil Analisis Shift Share Kota Probolinggo Tahun

1996-2007 (Jutaan Rupiah)

Pertumbuhan ( R ) Komponen (Juta Rupiah) Sektor Ekonomi Rn Rin Rij Nij Mij Cij Dij

Pertanian 0,01 0,06 -174,8 70,7 -309,7 -413,8 Pertambangan & Penggalian 0,08 0,22 2,7 5,9 14,7 23,4 Industri Pengolahan 0,01 -0,02 -5.624,3 3.370,2 6547,3 4.293,3 Listrik, Gas & Air Bersih 0,07 0,09 506,7 941,9 466,1 1914,929 Konstruksi -0,02 -0,02 -117,0 234,9 -20,1 97,8 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,04 0,12 9.863,5 8.771,7 29.816,5 48.451,9 Pengangkutan & Komunikasi 0,05 0,03 665,4 718,8 -485,1 899,1 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,02 0,01 -164,5 4,3 48,9 -111.1 Jasa-Jasa 0,02 0,07 1.302,6 34,8 2.585,3 3.922,7 Total 0,02 0,02 0,05 6.260,4 14.153,82 38.664,2 59.078,5

Sumber : Hasil analisis Shift Share

Page 103: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

103

Pada tabel 4.27 merupakan hasil analisis Shift Share pada

tahun 1996-2007 di Kota Probolinggo. Berdasarkan tabel 4.33

dapat diketahui besarnya PDRB Kota Probolinggo selama kurun

waktu1996-2007 meningkat sebesar Rp 59.078,5 juta. Hal ini dapat

dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDRB

Provinsi Jawa Timur mempengaruhi peningkatan PDRB Kota

Probolinggo (Nij) sebesar Rp 6.260,4 juta. Kegiatan ekonomi di

Kota Probolinggo dalam kurun waktu tahun 1996-2007

proporsional sehingga meningkatkan bauran industri (Mij) sebesar

Rp 14.153,82 juta. Pengaruh keunggulan kompetitif (Cij) mampu

meningkatkan PDRB Kota Probolinggo sebesar Rp 38.664,2 juta.

Berdasarkan pengaruh bauran industri (Mij) semua sektor

ekonomi pertumbuhannya lebih cepat daripada pertumbuhan

pendapatan tingkat nasionalnya (rin > rn) dalam hal ini adalah

Provinsi Jawa Timur yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan

dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan

air bersih, sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan

restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa.

Berdasarkan pengaruh keunggulan kompetitif (Cij)

terdapat 6 sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan pendapatan

secara regional lebih cepat dari pertumbuhan pendapatan secara

nasional dalam hal ini adalah Provinsi Jawa Timur (rij > rin).

Delapan sektor tersebut antara lain sektor pertambangan dan

Page 104: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

104

penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air

bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sedangkan

berdasarkan pengaruh keunggulan kompetitif terdapat 3 sektor

ekonomi yang mempunyai keunggulan kompetitif rendah yaitu

sektor pertanian, sektor konstruksi dan sektor pengangkutan dan

komunikasi. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan pendapatan

secara regional lebih lambat dari pertumbuhan pendapatan secara

nasional.

5) Kota Pasuruan

Alat analisis Shift Share dalam penelitian ini

menggambarkan kinerja sektor-sektor ekonomi di wilayah Kota

Pasuruan dibandingkan dengan kinerja perekonomian Provinsi Jawa

Timur. Sehingga dengan alat analisis Shift Share dapat diketahui

adanya perubahan struktur ekonomi Kota Pasuruan terhadap

struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi yaitu

Provinsi Jawa Timur sebagai referensi atau acuan.

Berdasarkan metode Analisis Shift Share tersebut, maka

hasil penelitian terhadap struktur perekonomian Kota Pasuruan

dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 105: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

105

Tabel 4.28 Hasil Analisis Shift Share Kota Pasuruan Tahun

1996-2007 (Jutaan Rupiah)

Pertumbuhan ( R ) Komponen (Juta Rupiah) Sektor Ekonomi Rn Rin Rij Nij Mij Cij Dij

Pertanian 0,01 0,02 294,8 -119,2 124,9 300,4 Pertambangan & Penggalian 0,08 0,32 31,0 67,3 288,0 386,4 Industri Pengolahan 0,01 0,006 6,4 -3,8 -1,0 1,5 Listrik, Gas & Air Bersih 0,07 0,06 339,9 631,8 -164,7 806,9 Konstruksi -0,02 -0,03 -956,0 1.919,3 259,0 1.222,4 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,04 0,05 4.633,4 4.120,6 1.078,7 9.832,8 Pengangkutan & Komunikasi 0,05 0,05 1.282,8 1.385,6 -151,7 2.516,6 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,02 0,03 554,8 -14,8 154,5 694,6 Jasa-Jasa 0,02 0,05 1.344,2 35,9 1.575,0 2.955,1 Total 0,02 0,02 0,03 7.531,5 8.022,765 3.162,92 18.717,2

Sumber : Hasil analisis Shift Share

Pada tabel 4.28 merupakan hasil analisis Shift Share pada

tahun 1996-2007 di Kota Pasuruan. Berdasarkan tabel 4.34 dapat

diketahui besarnya PDRB Kota Pasuruan selama kurun waktu1996-

2007 meningkat sebesar Rp 18.717,2 juta. Hal ini dapat dilihat dari

(Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa

Timur mempengaruhi peningkatan PDRB Kota Pasuruan (Nij)

sebesar Rp 7.531,5 juta. Kegiatan ekonomi di Kota Pasuruan dalam

kurun waktu tahun 1996-2007 proporsional sehingga meningkatkan

bauran industri (Mij) sebesar Rp 8.022,765 juta. Pengaruh

keunggulan kompetitif (Cij) mampu meningkatkan PDRB Kota

Pasuruan sebesar Rp 3.162,92 juta.

Berdasarkan pengaruh bauran industri (Mij) terdapat 6

sektor ekonomi yang pertumbuhannya lebih cepat daripada

Page 106: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

106

pertumbuhan pendapatan tingkat nasionalnya (rin > rn) dalam hal

ini adalah Provinsi Jawa Timur yaitu sektor pertambangan dan

penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor konstruksi,

sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan

komunikasi dan sektor jasa-jasa. Dan terdapat 3 sektor yang

pertumbuhannya lebih lambat daripada pertumbuhan pendapatan

tingkat nasionalnya. Sektor ekonomi tersebut antara lain sektor

pertanian, sektor industri pengolahan dan sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan.

Berdasarkan pengaruh keunggulan kompetitif (Cij)

terdapat 6 sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan pendapatan

secara regional lebih cepat dari pertumbuhan pendapatan secara

nasional dalam hal ini adalah Provinsi Jawa Timur (rij > rin).

Delapan sektor tersebut antara lain sektor pertanian, sektor

pertambangan dan penggalian, sektor konstruksi, sektor

perdagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sedangkan berdasarkan

pengaruh keunggulan kompetitif terdapat 3 sektor ekonomi yang

mempunyai keunggulan kompetitif rendah yaitu sektor industri

pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor

pengangkutan dan komunikasi. Hal ini disebabkan karena

pertumbuhan pendapatan secara regional lebih lambat dari

pertumbuhan pendapatan secara nasional.

Page 107: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

107

6) Kota Mojokerto

Alat analisis Shift Share dalam penelitian ini

menggambarkan kinerja sektor-sektor ekonomi di wilayah Kota

Mojokerto dibandingkan dengan kinerja perekonomian Provinsi

Jawa Timur. Sehingga dengan alat analisis Shift Share dapat

diketahui adanya perubahan struktur ekonomi Kota Mojokerto

terhadap struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi

yaitu Provinsi Jawa Timur sebagai referensi atau acuan.

Berdasarkan metode Analisis Shift Share tersebut, maka

hasil penelitian terhadap struktur perekonomian Kota Mojokerto

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.29 Hasil Analisis Shift Share Kota Mojokerto Tahun

1996-2007(Jutaan Rupiah)

Pertumbuhan ( R ) Komponen (Juta Rupiah) Sektor Ekonomi Rn Rin Rij Nij Mij Cij Dij

Pertanian 0,01 -0,008 -25,2 10,2 23,0 7,9 Pertambangan & Penggalian 0,08 0 0 0 0 0 Industri Pengolahan 0,01 0,03 269,5 -161,5 230,4 338,4 Listrik, Gas & Air Bersih 0,07 0,06 501,7 932,5 -155,1 1.279,1 Konstruksi -0,02 0,005 34,9 -70,1 42,8 7,600297 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,04 0,04 4.483,8 3987,5 -701,6 7.769,7 Pengangkutan & Komunikasi 0,05 0,06 2.477,7 2676,3 643,0 5.797,1 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,02 0,03 704,7 -18,8 379,2 1.065,2 Jasa-Jasa 0,02 0,03 940,8 25,1 179,5 1.145,5 Total 0,02 0,02 0,04 9.388,2 7.381,311 641,41 17.410,9

Sumber : Hasil analisis Shift Share

Pada tabel 4.29 merupakan hasil analisis Shift Share pada

tahun 1996-2007 di Kota Mojokerto. Berdasarkan tabel 4.35 dapat

diketahui besarnya PDRB Kota Mojokerto selama kurun

Page 108: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

108

waktu1996-2007 meningkat sebesar Rp 17.410,9 juta. Hal ini dapat

dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDRB

Provinsi Jawa Timur mempengaruhi peningkatan PDRB Kota

Mojokerto (Nij) sebesar Rp 9.388,2 juta. Kegiatan ekonomi di Kota

Mojokerto dalam kurun waktu tahun 1996-2007 proporsional

sehingga meningkatkan bauran industri (Mij) sebesar Rp 7.381,311

juta. Pengaruh keunggulan kompetitif (Cij) mampu meningkatkan

PDRB Kota Mojokerto sebesar Rp 641,41 juta.

Berdasarkan pengaruh bauran industri (Mij) terdapat 5

sektor ekonomi yang pertumbuhannya lebih cepat daripada

pertumbuhan pendapatan tingkat nasionalnya (rin > rn) dalam hal

ini adalah Provinsi Jawa Timur yaitu sektor pertanian, sektor

listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran,

sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Dan

terdapat 3 sektor yang pertumbuhannya lebih lambat daripada

pertumbuhan pendapatan tingkat nasionalnya. Sektor ekonomi

tersebut antara lain sektor industri pengolahan, sektor konstruksi

dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

Berdasarkan pengaruh keunggulan kompetitif (Cij)

terdapat 6 sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan pendapatan

secara regional lebih cepat dari pertumbuhan pendapatan secara

nasional dalam hal ini adalah Provinsi Jawa Timur (rij > rin).

Delapan sektor tersebut antara lain sektor pertanian, sektor industri

pengolahan, sektor konstruksi, sektor pengangkutan dan

Page 109: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

109

komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan

sektor jasa-jasa. Sedangkan berdasarkan pengaruh keunggulan

kompetitif terdapat 2 sektor ekonomi yang mempunyai keunggulan

kompetitif rendah yaitu sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor

perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini disebabkan karena

pertumbuhan pendapatan secara regional lebih lambat dari

pertumbuhan pendapatan secara nasional.

7) Kota Madiun

Alat analisis Shift Share dalam penelitian ini

menggambarkan kinerja sektor-sektor ekonomi di wilayah Kota

Madiun dibandingkan dengan kinerja perekonomian Provinsi Jawa

Timur. Sehingga dengan alat analisis Shift Share dapat diketahui

adanya perubahan struktur ekonomi Kota Madiun terhadap struktur

ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi yaitu Provinsi Jawa

Timur sebagai referensi atau acuan.

Berdasarkan metode Analisis Shift Share tersebut, maka

hasil penelitian terhadap struktur perekonomian Kota Madiun dapat

dilihat pada tabel berikut.

Page 110: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

110

Tabel 4.30 Hasil Analisis Shift Share Kota Madiun Tahun

1996-2007(Jutaan Rupiah)

Pertumbuhan ( R ) Komponen (Juta Rupiah) Sektor Ekonomi Rn Rin Rij Nij Mij Cij Dij

Pertanian 0,01 -0,007 -63,0 25,5 54,3 16,8 Pertambangan & Penggalian 0,08 0,004 -1,7 -3,8 5,3 -0,2 Industri Pengolahan 0,01 0,009 266,0 -159,4 -15,2 91,3 Listrik, Gas & Air Bersih 0,07 0,1 34,0 633,9 326,7 1.301,7 Konstruksi -0,02 -0,03 -1.913,6 3.841,9 409,0 2.337,2 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,04 0,05 2.428,9 2.160,1 111,2 4.700,3 Pengangkutan & Komunikasi 0,05 0,06 1.635,1 1.766,1 343,2 3.744,5 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,02 0,04 668,6 -17,8 370,0 1.020,9 Jasa-Jasa 0,02 0,06 1.581,8 42,2 1.998,4 3.622,6

Total 0,02 0,02 0,03 4.943,2 8288,78 3.603,3 16.835,4

Sumber : Hasil analisis Shift Share

Pada tabel 4.30 merupakan hasil analisis Shift Share pada

tahun 1996-2007 di Kota Madiun. Berdasarkan tabel 4.36 dapat

diketahui besarnya PDRB Kota Madiun selama kurun waktu1996-

2007 meningkat sebesar Rp 16.835,4 juta. Hal ini dapat dilihat dari

(Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa

Timur mempengaruhi peningkatan PDRB Kota Madiun (Nij)

sebesar Rp 4.943,2 juta. Kegiatan ekonomi di Kota Madiun dalam

kurun waktu tahun 1996-2007 proporsional sehingga meningkatkan

bauran industri (Mij) sebesar Rp 8288,78 juta. Pengaruh

keunggulan kompetitif (Cij) mampu meningkatkan PDRB Kota

Madiun sebesar Rp 3.603,3 juta.

Page 111: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

111

Berdasarkan pengaruh bauran industri (Mij) terdapat 6

sektor ekonomi yang pertumbuhannya lebih cepat daripada

pertumbuhan pendapatan tingkat nasionalnya (rin > rn) dalam hal

ini adalah Provinsi Jawa Timur yaitu sektor pertanian, sektor

listrik, gas dan air bersih, sektor konstruksi, sektor perdagangan,

hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor

jasa-jasa. Dan terdapat 3 sektor yang pertumbuhannya lebih lambat

daripada pertumbuhan pendapatan tingkat nasionalnya. Sektor

ekonomi tersebut antara lain sektor pertambangan dan penggalian,

sektor industri pengolahan, sektor konstruksi dan sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan.

Berdasarkan pengaruh keunggulan kompetitif (Cij)

terdapat 8 sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan pendapatan

secara regional lebih cepat dari pertumbuhan pendapatan secara

nasional dalam hal ini adalah Provinsi Jawa Timur (rij > rin).

Delapan sektor tersebut antara lain sektor pertanian, sektor

pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih,

sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor

pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sedangkan berdasarkan

pengaruh keunggulan kompetitif terdapat sektor ekonomi yang

mempunyai keunggulan kompetitif rendah yaitu sektor industri

pengolahan. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan pendapatan

Page 112: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

112

secara regional lebih lambat dari pertumbuhan pendapatan secara

nasional.

8) Kota Surabaya

Alat analisis Shift Share dalam penelitian ini

menggambarkan kinerja sektor-sektor ekonomi di wilayah Kota

Surabaya dibandingkan dengan kinerja perekonomian Provinsi Jawa

Timur. Sehingga dengan alat analisis Shift Share dapat diketahui

adanya perubahan struktur ekonomi Kota Surabaya terhadap

struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi yaitu

Provinsi Jawa Timur sebagai referensi atau acuan.

Berdasarkan metode Analisis Shift Share tersebut, maka

hasil penelitian terhadap struktur perekonomian Kota Surabaya

dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 113: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

113

Tabel 4.31 Hasil Analisis Shift Share Kota Surabaya Tahun

1996-2007 (Jutaan Rupiah)

Pertumbuhan ( R ) Komponen (Juta Rupiah) Sektor

Ekonomi Rn Rin Rij Nij Mij Cij Dij Pertanian 0,01 -0,06 -4.598,7 1.860,5 14.393,0 11.654,8 Pertambangan & Penggalian 0,08 0,22 48,1 104,3 264,9 417,5 Industri Pengolahan 0,01 0,01 72.604,0 29.097,0 25.217,4 126.918,5 Listrik, Gas & Air Bersih 0,07 0,10 37.374,7 69.471,3 45.648,5 152.494,6 Konstruksi -0,02 -0,04 -76.181,1 152.943,8 43.905,9 120.668,7 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,04 0,07 416.024,9 369.976,4 482.716,0 1.268.717 Pengangkutan & Komunikasi 0,05 0,08 111.447,8 120.380,6 113.574,6 345.403,2 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,02 0,02 19.157,1 -511,8 1.096,7 19.742,09 Jasa-Jasa 0,02 0,11 83.350,7 2.226,9 274.548,4 360.126,2 Total 0,02 0,02 0,04 659.227,7 745549,4 1.001.365,9 2.406.143

Sumber : Hasil analisis Shift Share

Pada tabel 4.31 merupakan hasil analisis Shift Share pada

tahun 1996-2007 di Kota Surabaya. Berdasarkan tabel 4.37 dapat

diketahui besarnya PDRB Kota Surabaya selama kurun

waktu1996-2007 meningkat sebesar Rp 2.406.143 juta. Hal ini

dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDRB

Provinsi Jawa Timur mempengaruhi peningkatan PDRB Kota

Surabaya (Nij) sebesar Rp 659.227,7 juta. Kegiatan ekonomi di

Kota Surabaya dalam kurun waktu tahun 1996-2007 proporsional

sehingga meningkatkan bauran industri (Mij) sebesar Rp 745549,4

juta. Pengaruh keunggulan kompetitif (Cij) mampu meningkatkan

PDRB Kota Surabaya sebesar Rp 1.001.365,9 juta.

Page 114: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

114

Berdasarkan pengaruh bauran industri (Mij) terdapat 8

sektor ekonomi yang pertumbuhannya lebih cepat daripada

pertumbuhan pendapatan tingkat nasionalnya (rin > rn) dalam hal

ini adalah Provinsi Jawa Timur yaitu sektor pertanian, sektor

pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor

listrik, gas dan air bersih, sektor konstruksi, sektor perdagangan,

hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor

jasa-jasa. Dan terdapat sektor yang pertumbuhannya lebih lambat

daripada pertumbuhan pendapatan tingkat nasionalnya. Sektor

ekonomi tersebut antara lain sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan.

Berdasarkan pengaruh keunggulan kompetitif (Cij) semua

sektor ekonomi memiliki pertumbuhan pendapatan secara regional

lebih cepat dari pertumbuhan pendapatan secara nasional dalam hal

ini adalah Provinsi Jawa Timur (rij > rin). Sektor tersebut antara

lain sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor

industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor

konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor

pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa.

Page 115: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

115

b. Analisis Pangsa Tenaga Kerja

1) Provinsi Jawa Timur

Tabel 4.32 Pangsa Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur Tahun

1998-2003 (%)

Kontribusi No Sektor 1998 1999 2000 2001 2002 2003 (%)

1 Pertanian 47,09 46,2 45 48,1 47,2 49,06 47,11

2 Pertambangan & Galian 0,51 0,59 0,48 0,55 0,85 0,59 0,59

3 Industri 11,97 12,5 13,5 12,6 12,8 12,12 12,58

4 Listrik, Gas & Air 0,27 0,18 0,2 0,13 0,16 0,21 0,19

5 Konstruksi 4,12 3,62 4,07 3,95 4,07 3,75 3,92

6 Perdagangan 17,99 18,8 20,2 18,3 18,2 17,9 18,55

7 Komunikasi 4,43 4,53 5,29 4,94 4,86 5,01 4,84

8 Keuangan 0,65 0,66 1,06 1,1 1,05 0,81 0,88

9 Jasa 12,68 12,7 10,2 10,2 10,8 10,37 11,15

Total 100 100 100 100 100 100 100 Sumber : Hasil analisis Pangsa Tenaga Kerja

Tabel 4.32 menunjukkan perkembangan penyerapan

tenaga kerja sektoral Provinsi Jawa Timur. Sektor ekonomi yang

memberikan kontribusi terbesar pada penyerapan tenaga kerja di

Provinsi Jawa Timur yaitu sektor pertanian sebesar 47,11%. Sektor

ekonomi terbesar penyerap tenaga kerja di Provinsi Jawa Timur dari

tahun 1998-2007 adalah sektor primer yaitu sektor pertanian sebesar

47,09% pada tahun 1998 dan 49,06% pada tahun 2003. Sedangkan

kontribusi dari sektor perdagangan yang merupakan sektor tersier

hanya sebesar 18,55% dan sektor industri yang merupakan sektor

sekunder hanya sebesar 12,58%. Sektor yang memiliki pangsa

penyerapan relatif kecil yaitu sektor pertambangan dan penggalian

serta sektor listrik, gas dan air bersih. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 116: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

116

penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Timur masih didominasi

oleh sektor pertanian.

Tabel 4.33 Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral Tiap-tiap Kota di

Jawa Timur Tahun 1996-2007 (%)

Kota Primer Sekunder Tersier Kediri 5,92 30,66 63,35 Blitar 9,66 16,32 73,81 Malang 4,33 27,66 67,83 Probolinggo 14,59 19,08 65,89 Pasuruan 8,22 34,2 57,48 Mojokerto 3,46 30,26 66,17 Madiun 3,59 12,15 75,38 Surabaya 1,66 24,78 64,89

Sumber : Olah data

Sejalan dengan konstribusi PDRB pada tabel 4.33 dapat

dilihat bahwa penyerapan tenaga kerja untuk kota-kota di Provinsi

Jawa Timur, sektor primer merupakan sektor yang menyerap tenaga

kerja paling kecil sedangkan sektor tersier merupakan sektor yang

paling besar penyerapan tenaga kerjanya. Kondisi ini sesuai dengan

corak kehidupan di kota dimana lapangan pekerjaan yang ada lebih

bersifat pelayanan mengingat di kota merupakan pusat

pemerintahan maupun bisnis.

Page 117: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

117

2) Kota Kediri

Tabel 4.34 Pangsa Tenaga Kerja Kota Kediri Tahun 1998-2004 (%)

Kontribusi No Sektor 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 (%)

1 Pertanian 6,56 4,33 5,20 3,80 5,65 6,07 7,94 5,65

2 Pertambangan & Galian 0 0,32 0,31 0,20 0,10 0,289 0,71 0,27

3 Industri 24,24 20,6 23,6 23,9 23,90 22,22 25,87 23,46

4 Listrik, Gas & Air 1,38 1,11 0,71 0,50 0,78 0,58 0,71 0,82

5 Konstruksi 6,65 4,07 7,04 6,60 5,75 7,59 6,96 6,38

6 Perdagangan 27,51 32,30 32,4 30,7 29,80 28,60 31,22 30,35

7 Komunikasi 7,51 9,39 6,13 8,60 7,89 7,03 7,05 7,65

8 Keuangan 1,59 1,26 2,25 2,10 2,63 2,12 2,23 2,02

9 Jasa 24,45 26,6 22,4 23,60 23,50 25,50 17,31 23,33

Total 100 100 100 100 100 100 100 100

Sumber : Hasil analisis Pangsa Tenaga Kerja

Tabel 4.34 menunjukkan perkembangan penyerapan

tenaga kerja sektoral Kota Kediri. Sektor ekonomi yang

memberikan kontribusi terbesar pada penyerapan tenaga kerja di

Kota Kediri yaitu sektor perdagangan sebesar 30,35%. Kontribusi

dari sektor industri terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Kediri

yang merupakan sektor sekunder hanya sebesar 23,46%, padahal

jika dilihat dari PDRB nya sektor industri merupakan sektor yang

memberikan kontribusi terbesar bagi PDRB Kota Kediri.

Sedangkan kontribusi sektor pertanian pada penyerapan tenaga

kerja Kota Kediri hanya sebesar 5,65%. Hal ini menunjukkan

bahwa penyerapan tenaga kerja di Kota Kediri sudah mengarah ke

sektor sekunder yaitu sektor industri dan sektor tersier yaitu sektor

perdagangan.

Page 118: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

118

3) Kota Blitar

Tabel 4.35 Pangsa Tenaga Kerja Kota Blitar Tahun 1998-2004 (%)

Kontribusi No Sektor 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 (%)

1 Pertanian 7,12 9,35 12,4 7,97 11,1 9,03 8,84 9,40

2 Pertambangan & Galian 0,66 0,43 0,3 0,3 0,1 - 0,1 0,26

3 Industri 11,09 12,4 10,6 8,47 10,9 8,54 11,79 10,54

4 Listrik, Gas & Air 0,66 0,43 0,2 0,4 0,29 0,70 0,29 0,42

5 Konstruksi 3,53 5,66 5,25 7,07 5,17 4,86 5,99 5,36

6 Perdagangan 34 33,6 35,2 39,4 35,7 36,05 32,12 35,15

7 Komunikasi 9,53 11 9,56 8,47 7,43 7,55 7,76 8,76 8 Keuangan 0,70 1.5 1,92 3,78 1,66 5,17 3,05 2,53 9 Jasa 32,58 25,4 24,5 24 27,3 27,81 30,06 27,37

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100

Sumber : Hasil analisis Pangsa Tenaga Kerja

Tabel 4.35 menunjukkan perkembangan penyerapan

tenaga kerja sektoral Kota Blitar. Sektor ekonomi yang memberikan

kontribusi terbesar pada penyerapan tenaga kerja di Kota Blitar

yaitu sektor perdagangan sebesar 35,15%. Di Kota Blitar sektor

jasa juga memberikan kontribusi yang besar terhadap penyerapan

tenaga kerja. Kontribusi dari sektor jasa sendiri yang merupakan

sektor tersier adalah sebesar 27,37%. Sedangkan untuk sektor

industri yang merupakan sektor sekunder, walaupun tidak

memberikan kontribusi yang besar namun sektor industri ini

mengalami kenaikan dari tahun tahun 1998-2004 sebesar 0,7%.

Sedangkan kontribusi sektor pertanian pada penyerapan tenaga

kerja Kota Blitar hanya sebesar 9,40%. Hal ini menunjukkan

bahwa penyerapan tenaga kerja di Kota Blitar sudah mengarah ke

sektor sekunder yaitu sektor industri dan sektor tersier yaitu sektor

perdagangan.

Page 119: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

119

4) Kota Malang

Tabel 4.36 Pangsa Tenaga Kerja Kota Malang Tahun 1998-200 (%)

Kontribusi No Sektor 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

(%) 1 Pertanian 2,06 4,28 1,91 10,8 3,6 2,1 3,95 4,10

2

Pertambangan & Galian - 0,12 0,41 0,26 0,12 0,55 0,17 0,23

3 Industri 19.07 19 18,9 27,4 19,4 20,8 20,7 20,73

4 Listrik, Gas & Air 0,61 0,2 0,1 0,13 0,7 0,73 0,51 0,42

5 Konstruksi 6,91 6,79 4,62 6,49 6,4 7,48 6,89 6,51

6 Perdagangan 29,28 33,1 32,7 10,4 34,3 32,76 32,83 29,33

7 Komunikasi 6,81 7,1 6,17 9,21 8,53 9,31 12,27 8,48

8 Keuangan 2,44 1,5 5,71 4,58 1,4 2,83 3,05 3,07 9 Jasa 32,65 27,8 29,5 30,6 25,2 23,45 19,37 26,95

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 Sumber : Hasil analisis Pangsa Tenaga Kerja

Tabel 4.36 menunjukkan perkembangan penyerapan

tenaga kerja sektoral Kota Malang. Sektor ekonomi yang

memberikan kontribusi terbesar pada penyerapan tenaga kerja di

Kota Malang yaitu sektor perdagangan sebesar 29,33%. Di Kota

Malang sektor jasa juga memberikan kontribusi yang besar terhadap

penyerapan tenaga kerja. Kontribusi dari sektor jasa sendiri yang

merupakan sektor tersier walaupun cenderung mengalami

penurunan dari tahun 1998-2004, akan tetapi kontribusinya masih

cukup besar yaitu 26,95%. Untuk sektor industri yang merupakan

sektor sekunder, kontribusi yang diberikan terhadap penyerapan

tenaga kerja juga cukup besar yaitu 20,73%. Sedangkan kontribusi

sektor pertanian hanya sebesar 14,5%. Hal ini menunjukkan bahwa

penyerapan tenaga kerja di Kota Malang sudah mengarah ke sektor

Page 120: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

120

sekunder yaitu sektor industri dan sektor tersier yaitu sektor

perdagangan dan jasa.

5) Kota Probolinggo

Tabel 4.37 Pangsa Tenaga Kerja Kota Probolinggo Tahun

1998-2004 (%)

Kontribusi No Sektor 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 (%)

1 Pertanian 11,93 14,3 14,4 15,7 18 14,31 13,49 14,5

2

Pertambangan & Galian - 0,19 0,05 0,13 - 0,29 - 0,09

3 Industri 12,51 13,5 13,6 16,2 15 15,32 14,8 14,42

4 Listrik, Gas & Air 0,77 0,58 0,4 0,19 0,72 0,29 0,71 0,52

5 Konstruksi 4,78 4,88 4,28 0,19 4,41 7,05 3,44 4,14

6 Perdagangan 31,15 29,4 26,3 30,7 24,6 25,65 27,34 27,88

7 Komunikasi 14,52 11,1 16,9 12,2 14,3 14,55 12,84 13,77

8 Keuangan 1,81 1,68 2,64 1,65 0,75 1,68 1,74 1,70 9 Jasa 22,45 24,1 21,4 22,9 22 19,83 25,64 22,62

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 Sumber : Hasil analisis Pangsa Tenaga Kerja

Tabel 4.37 menunjukkan perkembangan penyerapan

tenaga kerja sektoral Kota Probolinggo. Sektor ekonomi yang

memberikan kontribusi terbesar pada penyerapan tenaga kerja di

Kota Probolinggo yaitu sektor perdagangan sebesar 27,88%.

Walaupun sektor perdagangan cenderung mengalami penurunan

dari tahun 1998-2004 akan tetapi konribusinya terhadap penyerapan

tenaga kerja masih cukup besar. Di Kota Probolinggo sektor jasa

juga memberikan kontribusi yang besar terhadap penyerapan tenaga

kerja yaitu sebesar 22,62% . Untuk sektor industri yang merupakan

sektor sekunder, kontribusi yang diberikan terhadap penyerapan

Page 121: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

121

tenaga kerja yaitu 14,42%. Sedangkan kontribusi sektor pertanian

sebesar 14,5%. Penyerapan tenaga kerja dari sektor industri dan

sektor pertanian sama-sama mengalami peningkatan dari tahun

1998-2004. Walaupun sektor pertanian mengalami peningkatan

akan tetapi kontribusinya masih kecil. Hal ini berarti penyerapan

tenaga kerja di Kota Probolinggo juga sudah mengarah ke sektor

sekunder yaitu sektor industri dan sektor tersier yaitu sektor

perdagangan.

6) Kota Pasuruan

Tabel 4.38 Pangsa Tenaga Kerja Kota Pasuruan Tahun

1998-2004 (%)

Kontribusi No Sektor 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 (%)

1 Pertanian 10,74 7,86 6,79 8,82 9,11 9,30 3,87 8,07

2

Pertambangan & Galian 0,23 0,09 0,26 - - 0,31 0,20 0,15

3 Industri 31,48 29,1 30,3 29,3 31,4 32,13 35,38 31,30

4 Listrik, Gas & Air - 1,01 0,72 0,23 0,32 0,58 0,73 0,51

5 Konstruksi 3,13 2,1 3,14 1,89 1,52 1,36 3,66 2,39

6 Perdagangan 26,61 30,3 31,3 33,5 25,3 25,83 23,83 28,08

7 Komunikasi 7,95 7,84 8,87 7,5 9,28 11,39 9,09 8,84

8 Keuangan 0,86 1,29 2,04 1,61 2,38 1,87 3,66 1,95 9 Jasa 18,93 20,1 16,6 17,2 20,7 17,24 19,59 18,61

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 Sumber : Hasil analisis Pangsa Tenaga Kerja

Tabel 4.38 menunjukkan perkembangan penyerapan

tenaga kerja sektoral Kota Pasuruan. Sektor ekonomi yang

memberikan kontribusi terbesar pada penyerapan tenaga kerja di

Kota Pasuruan yaitu sektor industri yang merupakan sektor

sekunder sebesar 31,30%. Penyerapan tenaga kerja dari sektor

Page 122: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

122

industri mengalami peningkatan dari tahun 1998-2004 sebesar

3,9%. Di Kota Pasuruan sektor perdagangan juga memberikan

kontribusi yang besar terhadap penyerapan tenaga kerja yaitu

sebesar 28,08% . Sedangkan kontribusi sektor pertanian hanya

sebesar 8,07%. Hal ini menunjukkan bahwa penyerapan tenaga

kerja di Kota Pasuruan sudah mengarah ke sektor sekunder yaitu

sektor industri dan sektor tersier yaitu sektor perdagangan.

7) Kota Mojokerto

Tabel 4.39 Pangsa Tenaga Kerja Kota Mojokerto Tahun

1998-2004 (%)

Kontribusi No Sektor 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

(%) 1 Pertanian 2,94 3,02 3,79 2,36 4,07 5,18 1,47 3,26

2 Pertambangan & Galian 0,23 0,2 - 0,39 0,49 0,1 - 0,20

3 Industri 23,39 24,6 29,2 23,9 27,6 25 27,35 25,87

4 Listrik, Gas & Air 0,35 0,6 0,19 0,39 0,29 0,61 0,78 0,45

5 Konstruksi 4,70 3,53 3,1 4,82 2,83 3,74 4,90 3,94 6 Perdagangan 32,74 31,9 30,8 32,6 32,8 28,64 30 31,33 7 Komunikasi 8,08 7,96 8,54 8,95 7,11 9,96 7,94 8,36 8 Keuangan 0,94 1,61 2,13 4,62 1,85 2,63 2,75 2,36 9 Jasa 26,63 26,5 22,2 22 22,8 23,84 24,8 24,12

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 Sumber : Hasil analisis Pangsa Tenaga Kerja

Tabel 4.39 menunjukkan perkembangan penyerapan

tenaga kerja sektoral Kota Mojokerto. Sektor ekonomi yang

memberikan kontribusi terbesar pada penyerapan tenaga kerja yaitu

sektor perdagangan yang merupakan sektor tersier sebesar 31,33%.

Penyerapan tenaga kerja dari sektor industri mengalami

peningkatan dari tahun 1998-2004 sebesar 3,96%. Sedangkan

kontribusi sektor pertanian hanya sebesar 3,26%. Hal ini

Page 123: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

123

menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja di Kota Mojokerto

sudah mengarah ke sektor sekunder yaitu sektor industri dan sektor

tersier yaitu sektor perdagangan.

8) Kota Madiun

Tabel 4.40 Pangsa Tenaga Kerja Kota Madiun Tahun

1998-2007 (%)

Kontribusi No Sektor 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 (%)

1 Pertanian 4,02 3,38 2,71 1,7 3,87 3,25 3,69 3,23

2 Pertambangan & Galian 0,14 0,21 0,25 0,14 0,44 1,28 0,11 0,36

3 Industri 7,68 6,02 9,48 5,25 9,61 9,39 8,46 7,98

4 Listrik, Gas & Air 0,56 0,53 0,62 0,24 0,66 1,51 0,33 0,63

5 Konstruksi 3,59 2,96 3,2 1,13 5,24 5,22 3,47 3,54 6 Perdagangan 34,19 37,9 30,9 14,3 36,3 31,2 38,18 31,84 7 Komunikasi 10,94 9,4 10,2 3,88 9,17 12,41 9,98 9,42 8 Keuangan 2,8 1,8 2,96 1,7 3,32 3,37 2,82 2,68 9 Jasa 35,93 37,2 39,7 14,1 28,8 31,44 32,97 31,44

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 Sumber : Hasil analisis Pangsa Tenaga Kerja

Tabel 4.40 menunjukkan perkembangan penyerapan

tenaga kerja sektoral Kota Madiun. Sektor ekonomi yang

memberikan kontribusi terbesar pada penyerapan tenaga kerja yaitu

sektor perdagangan yang merupakan sektor tersier sebesar 31,84%.

Penyerapan tenaga kerja dari sektor industri yang merupakan sektor

sekunder hanya sebesar 7,98%. Padahal jika dilihat dari kontribusi

terhadp PDRB nya, sektor sekunder menyumbang cukup besar.

Sedangkan kontribusi sektor pertanian hanya sebesar 3,23%. Hal ini

menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja di Kota Madiun

sudah mengarah ke sektor sektor tersier yaitu sektor perdagangan

dan jasa.

Page 124: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

124

9) Kota Surabaya

Tabel 4.41 Pangsa Tenaga Kerja Kota Surabaya Tahun

1998-2004 (%)

Kontribusi No Sektor 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 (%)

1 Pertanian 1,26 1,15 2,17 0,63 1,01 1,89 2,26 1,48

2 Pertambangan & Galian 0,27 0,21 0,27 - 0,3 0,11 0,002 0,18

3 Industri 20,88 20 23,8 8,35 23,3 21,48 21,78 19,92

4 Listrik, Gas & Air 0,61 0,15 0,9 0,1 0,4 0,75 0,65 0,50

5 Konstruksi 5,42 3,85 6,15 2,07 4,48 5,18 0,01 4,36 6 Perdagangan 34,11 33,5 35,2 12,8 33,6 34,18 34,96 31,20 7 Komunikasi 9,27 10,6 11,8 5,24 10,5 10,38 8,28 9,45 8 Keuangan 1,87 3,4 3,82 1,99 3,13 3,36 3,34 2,98 9 Jasa 26,15 27 15,9 9,14 22,8 22,67 25,16 21,26

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 Sumber : Hasil analisis Pangsa Tenaga Kerja

Tabel 4.41 menunjukkan perkembangan penyerapan

tenaga kerja sektoral Kota Surabaya. Sektor ekonomi yang

memberikan kontribusi terbesar pada penyerapan tenaga kerja yaitu

sektor perdagangan dan jasa yang merupakan sektor tersier masing-

masing sebesar 31,20% dan 21,26%. Penyerapan tenaga kerja dari

sektor industri sebesar 19,92%. Sedangkan kontribusi sektor

pertanian hanya sebesar 1,48%. Hal ini menunjukkan bahwa

penyerapan tenaga kerja di Kota Surabaya sudah mengarah ke

sektor sekunder yaitu sektor industri dan sektor tersier yaitu sektor

perdagangan dan jasa.

Page 125: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

125

c. Analisis Location Quotient (LQ)

Tabel 4.42 Hasil Analisis Rerata LQ Tiap-tiap kota di Provinsi Jawa

Timur Tahun 1996-2007

Sektor Kediri

Blitar

Malang

Probolinggo

Pasuruan

Mojokerto

Madiun

Surabaya

Pertanian 0,01 0,54 0,04 0,56 0,27 0,65 0,14 0,01 Pertambangan & Penggalian 0,00 0,06 0,05 0,01 0,08 0 0,02 0,00 Industri Pengolahan 2,59 0,44 1,24 0,73 0,61 0,51 0,86 1,15 Listrik, Gas & Air Bersih 0,12 1,83 0,28 1,24 1,70 2,27 1,15 1,52 Konstruksi 0,04 1,40 0,62 0,09 1,92 1,49 3,58 2,11 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,73 0,86 1,31 1,36 1,39 1,55 0,80 1,25 Pengangkutan & Komunikasi 0,13 2,69 1,09 2,98 2,25 3,08 2,19 1,76 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,46 2,73 1,69 1,47 1,59 1,57 2,26 1,35 Jasa-Jasa 0,10 2,23 1,34 0,87 1,26 1,43 1,65 0,71

Sumber : Hasil analisis Location Quotient

Dengan menggunakan metode LQ, diketahui bahwa selama

periode pengamatan (1996-2007) terdapat beberapa sektor ekonomi

yang bisa dijadikan sebagai sektor ekonomi basis atau potensial. Hal

ini dapat dilihat dari angka rasio masing-masing sektor ekonomi yang

menunjukkan nilai LQ lebih dari satu. Adapun sektor basing di

masing-masing kota di Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :

Page 126: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

126

1. Kota Kediri

Yang termasuk dalam sektor basis di Kota Kediri yaitu :

· Sektor Industri Pengolahan dengan indeks LQ rata-rata 2,59.

Hal ini dikarenakan di Kota Kediri terdapat industri rokok

Gudang Garam.

2. Kota Blitar

Yang termasuk dalam sektor basis di Kota Blitar yaitu :

· Sektor Listrik, gas dan air bersih dengan indeks LQ rata-rata

1,83

· Sektor Konstruksi dengan indeks LQ rata-rata 1,40

· Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan indeks LQ

rata-rata 2,69

· Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan

indeks LQ rata-rata 2,73

· Sektor Jasa-jasa dengan indeks LQ rata-rata 2,23

3. Kota Malang

Yang termasuk dalam sektor basis di Kota Malang yaitu :

· Sektor industri pengolahan dengan indeks LQ rata-rata 1,24

· Sektor Perdagangan, hotel dan restoran dengan indeks LQ

rata-rata 1,31

· Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan indeks LQ

rata-rata 1,09

· Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dengan

indeks LQ rata-rata 1,69

Page 127: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

127

· Sektor Jasa-jasa dengan indeks LQ rata-rata 1,34

4. Kota Probolinggo

Yang termasuk dalam sektor basis di Kota Probolinggo yaitu :

· Sektor Listrik, gas dan air bersih dengan indeks LQ rata-

rata 1,24

· Sektor Perdagangan, hotel dan restoran dengan indeks LQ

rata-rata 1,36

· Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan indeks LQ

rata-rata 2,98

· Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dengan

indeks LQ rata-rata 1,47

5. Kota Pasuruan

Yang termasuk dalam sektor basisi di Kota Pasuruan yaitu :

· Sektor Listrik, gas dan air bersih dengan indeks LQ rata-

rata 1,70

· Sektor Konstruksi dengan indeks LQ rata-rata 1,92

· Sektor Perdagangan, hotel dan restoran dengan indeks LQ

rata-rata 1,39

· Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan indeks LQ

rata-rata2,25

· Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan

indeks LQ rata-rata 1,59

· Sektor Jasa-jasa dengan indeks LQ rata-rata 1,26

Page 128: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

128

6. Kota Kota Mojokerto

Yang termasuk dalam sektor basis di Kota Mojokerto yaitu :

· Sektor Listrik, gas dan air bersih dengan indeks LQ rata-

rata 2,27

· Sektor Konstruksi dengan indeks LQ rata-rata 1,49

· Sektor Perdagangan, hotel dan restoran dengan indeks LQ

rata-rata 1,55

· Sektor Pengangkutan dan komunikasi dengan indeks LQ

rata-rata 3,08

· Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan

indeks LQ rata-rata 1,51

· Sektor Jasa-jasa dengan indeks LQ rata-rata 1,43

7. Kota Madiun

Yang termasuk dalam sektor basis di Kota Madiun yaitu :

· Sektor Litrik, gas dan air bersih dengan indeks LQ rata-

rata 1,15

· Sektor Konstruksi dengan indeks LQ rata-rata 3,58

· Sektor Pengangkutan dan komunikasi dengan indeks

LQ rata-rata 2,19

· Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

dengan indeks LQ rata-rata 2,26

· Sektor Jasa-jasa dengan indeks LQ rata-rata 1,65

8. Kota Surabaya

Yang termasuk dalam sektor basis di Kota Surabaya yaitu :

Page 129: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

129

· Sektor Industri pengolahan dengan indeks LQ rata-rata

1,15

· Sektor Listrik, gas dan air bersih dengan indeks LQ

rata-rata 1,52

· Sektor Konstruksi dengan indeks LQ rata-rata 2,11

· Sektor Perdagangan, hotel dan restoran dengan indeks

LQ rata-rata 1,25

· Sektor Pengangkutan dan komunikasi dengan indeks

LQ rata-rata 1,76

· Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

dengan indeks LQ rata-rata 1,35

Walaupun sektor basis merupakan sektor yang paling potensial

untuk dikembangkan dan untuk memacu pertumbuhan ekonomi di

Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota

Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Madiun dan Kota Surabaya, sektor

non basis juga harus dikembangkan menjadi sektor basis baru

ditunjang dengan adanya sektor basis yang telah ada.

Page 130: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

130

d. Analisis Tipologi Klassen

1) Kota Kediri

Tabel 4.43 Hasil Analisis Tipologi Klassen Kota Kediri Tahun

1996-2007

Tumbuh Cepat (Rij ≥Rin) Tumbuh Lambat (Rij < Rin)

PRIMA : POTENSIAL Kontribusi Besar (Kij ≥

Kin) 1. Industri Pengolahan

Kontribusi Besar (Kij

≥ Kin) BERKEMBANG : TERBELAKANG :

1. Pertanian 1. Pertambangan & Penggalian

2. Listrik, Gas & Air Bersih 2. Konstruksi 3. Perdagangan, Hotel & Restoran 4. Pengangkutan & Komunikasi 5. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

Kontribusi Kecil (Kij <

Kin)

6. Jasa-Jasa

Kontribusi Kecil (Kij <

Kin)

Tumbuh Cepat (Rij ≥Rin)

Tumbuh Lambat (Rij < Rin)

Sumber : Hasil analisis Tipologi Klassen

Selama periode pengamatan, pengelompokkan sektor ekonomi

yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya

kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Kota Kediri tidak

ditemukan adalnya sektor ekonomi yang dalam kualifikasi sektor yang

potensial. Yaitu sektor ekonomi yang pertumbuhannya lambat dan

sektor tersebut memiliki kontribusi yang besar dibandingkan dengan

sektor ekonomi yang ada di tingkat/level Provinsi Jawa Timur. Namun

demikian, sebagian besar sektor ekonomi di Kota Kediri

dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang, sektor ekonomi

tersebut diantaranya yaitu sektor pertanian, sektor listrik, gas dan air

bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan

Page 131: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

131

dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

serta sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi

prima yaitu sektor industri pengolahan. Sedangkan dua sektor

ekonomi yaitu masing-masing sektor pertambangan dan penggalian

serta sektor konstruksi berdasarkan analisis Tipologi Klassen

dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang terbelakang dibandingkan

dengan sektor ekonomi yang sama di level provinsi.

2) Kota Blitar

Tabel 4.44 Hasil Analisis Tipologi Klassen Kota Blitar Tahun

1996-2007

Tumbuh Cepat (Rij ≥Rin) Tumbuh Lambat (Rij < Rin)

PRIMA : POTENSIAL

Kontribusi Besar (Kij

≥ Kin)

1. Listrik, gas dan air bersih 2. Konstruksi 3. Penangkutan&

komunikasi 4. Keuangan,persewaan &

jasa perusahaan 5. Jasa-jasa

Kontribusi Besar (Kij

≥ Kin)

BERKEMBANG : TERBELAKANG : 1. Pertanian 2. Industri pengolahan 3. Perdagangan, hotel

&restoran

1. Pertambangan & Penggalian

Kontribusi Kecil (Kij

< Kin)

Kontribusi Kecil (Kij

< Kin)

Tumbuh Cepat (Rij ≥Rin) Tumbuh Lambat (Rij < Rin)

Sumber : Hasil analisis Tipologi Klassen

Selama periode pengamatan, pengelompokkan sektor ekonomi

yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya

kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Kota Blitar tidak

ditemukan adalnya sektor ekonomi yang dalam kualifikasi sektor yang

Page 132: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

132

potensial. Yaitu sektor ekonomi yang pertumbuhannya lambat dan

sektor tersebut memiliki kontribusi yang besar dibandingkan dengan

sektor ekonomi yang ada di tingkat/level Provinsi Jawa Timur. Namun

demikian, sebagian besar sektor ekonomi di Kota Blitar

dikelompokkan dalam sektor ekonomi prima, sektor ekonomi tersebut

diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih, sektor kontruksi,

sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan

dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk

dalam sektor ekonomi berkembang yaitu sektor pertanian, sektor

industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian berdasarkan analisis

Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang

terbelakang dibandingkan dengan sektor ekonomi yang sama di level

provinsi.

3) Kota Malang

Page 133: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

133

Tabel 4.45 Hasil Analisis Tipologi Klassen Kota Malang Tahun

1996-2007

Tumbuh Cepat (Rij ≥Rin) Tumbuh Lambat (Rij < Rin)

PRIMA : 1. Industri pengolahan 2. Perdagangan,hotel&

restoran 3. Jasa-jasa

POTENSIAL : 1. Pengangkutan &

komunikasi 2. Keuangan,

persewaan & jasa perusahaan

Kontribusi Besar (Kij

≥ Kin)

Kontribusi Besar (Kij

≥ Kin)

BERKEMBANG : 1. Pertanian 2. Konstruksi TERBELAKANG :

1. Pertambangan & Penggalian

2. Listrik, gas & air bersih

Kontribusi Kecil (Kij

< Kin)

Kontribusi Kecil (Kij

< Kin)

Tumbuh Cepat (Rij ≥Rin) Tumbuh Lambat (Rij < Rin)

Sumber : Hasil analisis Tipologi Klassen

Selama periode pengamatan, pengelompokkan sektor ekonomi

yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya

kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Kota Malang

sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi prima, sektor

ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor industri pengolahan, sektor

perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa. Kemudian yang

termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu sektor pengangkutan

dan komunikasi serta sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan. Yang termasuk dalam sektor ekonomi berkembang yaitu

sektor pertanian dan sektor kontruksi. Sedangkan dua sektor ekonomi

yaitu masing-masing sektor pertambangan dan penggalian serta sektor

Page 134: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

134

listrik, gas dan air bersih berdasarkan analisis Tipologi Klassen

dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang terbelakang dibandingkan

dengan sektor ekonomi yang sama di level provinsi.

4) Kota Probolinggo

Tabel 4.46 Hasil Analisis Tipologi Klassen Kota Probolinggo

Tahun 1996-2007

Tumbuh Cepat (Rij ≥Rin) Tumbuh Lambat (Rij < Rin)

PRIMA : 1. Listrik,gas dan air bersih 2. Perdagangan,hotel&

restoran 3. Jasa-jasa

POTENSIAL : 1. Pengangkutan

& komunikasi 2. Keuangan,

persewaan & jasa perusahaan

Kontribusi Besar (Kij

≥ Kin)

Kontribusi Besar (Kij

≥ Kin)

BERKEMBANG : 1. Pertanian 2. Pertambangan &

penggalian 3. Konstruksi

TERBELAKANG : 1. Indutri

pengolahan

Kontribusi Kecil (Kij

< Kin)

Kontribusi Kecil (Kij

< Kin)

Tumbuh Cepat (Rij ≥Rin) Tumbuh Lambat (Rij < Rin)

Sumber : Hasil analisis Tipologi Klassen

Selama periode pengamatan, pengelompokkan sektor ekonomi

yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya

kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Kota Probolinggo

sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi prima dan

berkembang, sektor ekonomi yang termasuk dalam sektor ekonomi

prima tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih,

Page 135: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

135

sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa.

Sedangkan yang termasuk dalam sektor ekonomi berkembang yaitu

sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor

konstruksi. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial

yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan. Yang termasuk dalam sektor ekonomi

berkembang yaitu sektor pertanian dan sektor kontruksi. Sedangkan

sektor industri pengolahan berdasarkan analisis Tipologi Klassen

dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang terbelakang dibandingkan

dengan sektor ekonomi yang sama di level provinsi.

5) Kota Pasuruan

Page 136: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

136

Tabel 4.47 Hasil Analisis Tipologi Klassen Kota Pasuruan Tahun

1996-2007

Tumbuh Cepat (Rij ≥Rin) Tumbuh Lambat (Rij < Rin)

PRIMA : 1. Perdagangan,hotel&

restoran 2. Keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan 3. Jasa-jasa

POTENSIAL : 1. Listrik,gas&air

bersih 2. Konstruksi 3. Pengangkutan

& komunikasi

Kontribusi Besar (Kij

≥ Kin)

Kontribusi Besar (Kij

≥ Kin)

BERKEMBANG : 1. Pertanian 2. Pertambangan

&penggalian

TERBELAKANG : 1. Indutri

pengolahan

Kontribusi Kecil (Kij

< Kin)

Kontribusi Kecil (Kij

< Kin)

Tumbuh Cepat (Rij ≥Rin) Tumbuh Lambat (Rij < Rin)

Sumber : Hasil analisis Tipologi Klassen

Selama periode pengamatan, pengelompokkan sektor ekonomi

yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya

kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Kota Pasuruan

sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi prima dan

potensial, sektor ekonomi yang termasuk dalam sektor ekonomi prima

tersebut diantaranya yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran,

sektor keuangan, persewan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa.

Sedangkan yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu

sektor listrik, gas dan air bersih, sektor konstruksi serta sektor

pengangkutan dan komunikasi. Kemudian yang termasuk dalam

Page 137: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

137

sektor ekonomi berkembang yaitu sektor pertanian dan sektor

pertambangan dan penggalian. Sedangkan sektor industri pengolahan

berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor

ekonomi yang terbelakang dibandingkan dengan sektor ekonomi yang

sama di level provinsi.

6) Kota Mojokerto

Tabel 4.48 Hasil Analisis Tipologi Klassen Kota Mojokerto Tahun

1996-2007

Tumbuh Cepat (Rij ≥Rin) Tumbuh Lambat (Rij < Rin)

PRIMA : 1. Konstruksi 2. Pengangkutan

&komunikasi 3. Keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan 4. Jasa-jasa

POTENSIAL : 1. Listrik,gas&air

bersih 2. Perdagangan,

hotel & restoran

Kontribusi Besar (Kij

≥ Kin)

Kontribusi Besar (Kij

≥ Kin)

BERKEMBANG : 1. Industri pengolahan

TERBELAKANG : 1. Pertanian 2. Pertambangan

&penggalian

Kontribusi Kecil (Kij

< Kin)

Kontribusi Kecil (Kij

< Kin)

Tumbuh Cepat (Rij ≥Rin) Tumbuh Lambat (Rij < Rin)

Sumber : Hasil analisis Tipologi Klassen

Selama periode pengamatan, pengelompokkan sektor ekonomi

yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya

kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Kota Mojokerto

sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi prima. Sektor

Page 138: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

138

ekonomi yang termasuk dalam sektor ekonomi prima tersebut

diantaranya yaitu sektor konstruksi, sektor pengangkutan dan

komunikasi, sektor keuangan, persewan dan jasa perusahaan serta

sektor jasa-jasa. Sedangkan yang termasuk dalam sektor ekonomi

potensial yaitu sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor

perdagangan, hotel dan restoran. Kemudian yang termasuk dalam

sektor ekonomi berkembang yaitu sektor industri pengolahan.

Sedangkan dua sektor ekonomi yaitu sektor pertanian dan sektor

pertambangan dan penggalian berdasarkan analisis Tipologi Klassen

dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang terbelakang dibandingkan

dengan sektor ekonomi yang sama di level provinsi.

7) Kota Madiun

Page 139: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

139

Tabel 4.49 Hasil Analisis Tipologi Klassen Kota Madiun Tahun

1996-2007

Tumbuh Cepat (Rij ≥Rin) Tumbuh Lambat (Rij < Rin)

PRIMA : 1. Listrik,gas &air

bersih 2. Pengangkutan

&komunikasi 3. Keuangan, persewaan

dan jasa perusahaan 4. Jasa-jasa

POTENSIAL : 1. Konstruksi

Kontribusi Besar (Kij

≥ Kin)

Kontribusi Besar (Kij

≥ Kin)

BERKEMBANG : 1. Perdagangan, hotel

&restoran

TERBELAKANG : 1. Pertanian 2. Pertambangan

&penggalian 3. Industri

pengolahan

Kontribusi Kecil (Kij

< Kin)

Kontribusi Kecil (Kij

< Kin)

Tumbuh Cepat (Rij ≥Rin) Tumbuh Lambat (Rij < Rin)

Sumber : Hasil analisis Tipologi Klassen

Selama periode pengamatan, pengelompokkan sektor ekonomi

yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya

kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Kota Madiun

sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi prima. Sektor

ekonomi yang termasuk dalam sektor ekonomi prima tersebut

diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih, sektor

pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewan dan jasa

perusahaan serta sektor jasa-jasa. Sedangkan yang termasuk dalam

sektor ekonomi potensial yaitu sektor konstruksi. Kemudian yang

termasuk dalam sektor ekonomi berkembang yaitu sektor

Page 140: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

140

perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan sektor pertanian, sektor

pertambangan dan penggalian serta sektor industri pengolahan

berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor

ekonomi yang terbelakang dibandingkan dengan sektor ekonomi yang

sama di level provinsi.

8) Kota Surabaya

Tabel 4.50 Hasil Analisis Tipologi Klassen Kota Surabaya Tahun

1996-2007

Tumbuh Cepat (Rij ≥Rin) Tumbuh Lambat (Rij < Rin)

PRIMA : 1. Industri pengolahan 2. Listrik,gas&air bersih 3. Perdagangan,hotel

&restoran 4. Pengangkutan&komunikasi 5. Keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan POTENSIAL :

1. Konstruksi

Kontribusi Besar (Kij

≥ Kin)

Kontribusi Besar (Kij

≥ Kin)

BERKEMBANG : 1. Pertambangan &

penggalian 2. Jasa-jasa

TERBELAKANG : 1. Pertanian

Kontribusi Kecil (Kij

< Kin)

Kontribusi Kecil (Kij

< Kin)

Tumbuh Cepat (Rij ≥Rin) Tumbuh Lambat (Rij < Rin)

Sumber : Hasil analisis Tipologi Klassen

Selama periode pengamatan, pengelompokkan sektor ekonomi

yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya

kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Kota Surabaya

sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi prima. Sektor

ekonomi yang termasuk dalam sektor ekonomi prima tersebut

Page 141: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

141

diantaranya yaitu sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air

bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan

dan komunikasi serta sektor keuangan, persewan dan jasa perusahaan.

Sedangkan yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu

sektor konstruksi. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi

berkembang yaitu sektor pertambangan dan penggalian dan sektor

jasa-jasa. Sedangkan sektor pertanian berdasarkan analisis Tipologi

Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang terbelakang

dibandingkan dengan sektor ekonomi yang sama di level provinsi.

BAB V

Page 142: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

142

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan utama dalam penelitian ini bahwa pada

kenyataannya pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak disertai dengan

perubahan struktur tenaga kerja yang berimbang (Swasono dan

Sulistyaningsih, 1993). Artinya laju pergeseran ekonomi sektoral relatif cepat

dibandingkan dengan laju pergeseran tenaga kerja, sehingga Manning (1995)

dalam Suhartini (2001) mengatakan bahwa titik balik untuk aktivitas ekonomi

(economic turning-point) tercapai lebih dahulu dibanding dengan titik balik

penggunaan tenaga kerja (labor turning-point). Akan tetapi tidak demikian

yang terjadi pada daerah perkotaan di Provinsi Jawa Timur. Pergeseran struktur

perekonomian telah disertai dengan pergeseran penyerapan tenaga kerjanya.

Hal ini dapat dilihat dari kontribusi sektor ekonomi terhadap PDRB yang telah

mengarah ke sektor sekunder dan tersier, begitu juga dengan tenaga kerja yang

kontribusi terbesarnya dari sektor sekunder dan tersier. Kesimpulan yang dapat

diperoleh adalah :

1. Berdasarkan analisis Shift Share dapat diketahui bahwa struktur

perekonomian daerah perkotaan di Provinsi Jawa Timur yaitu Kota Kediri,

Kota Blitar, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota

Mojokerto, Kota Madiun dan Kota Surabaya (studi tahun 1996-2007) sudah

mengarah ke sektor sekunder dan tersier.

141

Page 143: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

143

2. Penyerapan tenaga kerja sektoral yang diukur dengan analisis pangsa

tenaga kerja persektor untuk daerah perkotaan di Provinsi Jawa Timur yaitu

Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan,

Kota Mojokerto, Kota Madiun dan Kota Surabaya (studi tahun 1996-2007)

sudah didominasi oleh sektor sekunder dan tersier. Hal ini bisa dimengerti

karena kehidupan kota pada umumnya lebih bersifat pelayanan.

3. Berdasarkan analisis Location Quotient (LQ), diketahui bahwa yang

termasuk sektor basis di daerah perkotaan Provinsi Jawa Timur didominasi

oleh sektor sekunder yaitu sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas

dan air bersih serta sektor konstruksi dan tersier yaitu sektor perdagangan,

hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Sektor-sektor yang

termasuk dalam sektor basis tersebut adalah sektor yang dapat melayani

pasar di daerah itu sendiri maupun diluar daerah yang bersangkutan.

4. Berdasarkan analisis Tipologi Klassen, dapat diketahui bahwa gambaran

pola dan struktur pertumbuhan sektoral daerah perkotaan di Provinsi Jawa

Timur mayoritas termasuk dalam klasifikasi sektor yang prima yaitu

apabila sektor ekonomi tersebut pertumbuhannya relatif lebih cepat dan

sektor tersebut juga memiliki kontribusi yang relatif besar dibandingkan

dengan sektor ekonomi daerah referensi dalam studi ini yaitu Provinsi Jawa

Timur dan klasifikasi sektor yang berkembang yaitu apabila sektor

ekonomi tersebut pertumbuhannya relatif lebih cepat dan sektor tersebut

memiliki kontribusi yang relatif kecil dibandingkan dengan sektor ekonomi

daerah referensi dalam studi ini Provinsi Jawa Timur.

Page 144: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

144

5. Berdasarkan Hipotesa dari Swasono dan Sulistyaningsih yang mengatakan

bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak disertai dengan perubahan

struktur tenaga kerja yang berimbang tidak terjadi pada daerah perkotaan di

Provinsi Jawa Timur. Hal ini dikarenakan kondisi di daerah perkotaan telah

modern, lahan pertanian yang tersedia pada daerah perkotaan juga semakin

sempit seiring dengan berubahnya fungsi lahan yang telah bermetamorfosa

menjadi bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal. Hal ini

mengakibatkan para pekerja di sektor pertanian yaitu sektor primer

semakin berkurang dan beralih menjadi buruh pabrik ataupun kuli

bangunan yang berada pada sektor sekunder.

B. Saran

1. Upaya yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah sebagai akibat dari

perubahan struktur perekonomian pada daerah perkotaan di Provinsi Jawa

Timur yang telah mengarah ke sektor industri dan jasa yaitu dengan

melakukan restrukturisasi industri yang mengarah kepada kesesuaian

dengan kualitas dan kualifikasi tenaga kerja yang ada sekarang atau

sebaliknya jenis pendidikan yang harus dikembangkan harus disesuaikan

dengan kebutuhan pangsa tenaga kerja, khususnya pasar tenaga kerja pada

sektor industri.

2. Langkah kebijakan yang perlu juga dilakukan untuk mendukung sektor

potensial dalam penyerapan tenaga kerja adalah peningkatan dan

pembenahan kualitas SDM melalui penyuluhan dan pelatihan untuk

menciptakan tenaga kerja yang berkualitas.

Page 145: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

145

3. Sektor usaha yang menjadi sektor basis harus dipertahankan serta

dikembangkan lebih lanjut antara lain dengan berusaha mempromosikan

sektor usaha yang menjadi basis ekonomi ke luar daerah guna menarik

investor baru yang bersedia mengembangkan sektor usaha tersebut,

sehingga dapat merangsang sektor ekonomi non basis untuk berkembang

menjadi sektor ekonomi basis. Pemerintah daerah dan swasta daerah juga

perlu melakukan tindakan pro aktif, konduktif dan konstruktif untuk

merangsang tumbuhnya minat penanaman modal di daerah. Hal yang dapat

dilakukan antara lain mengkaji dan menyempurnakan lebih lanjut baik

infrastruktur dan sarana prasarananya, hal ini dimaksudkan agar tidak

menjadi beban bagi investor yang ingin mengembangkan investasinya

sehingga dapat lebih meningkatkan minat investasi.

4. Untuk memacu pertumbuhan perekonomian daerah perkotaan di Provinsi

Jawa Timur kedepan yang meliputi peningkatan output, peningkatan

pendapatan dan lapangan kerja serta dampaknya terhadap sektor-sektor

lain, hendaknya Pemerintah Daerah lebih memprioritaskan pembangunan

dan investasi kearah sektor-sektor yang termasuk dalam kriteria sektor

prima yaitu sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih,

sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan

komunikasi, sektor kuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor

jasa-jasa.

Page 146: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

146

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin.1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta : BPFE

Bellante, Jackson. 1990. Ekonomi Ketenagakerjaan (terj.),Wimandjaja, Edisi Kedua, Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.

BPS Provinsi Jawa Timur. 1998. Hasil Susenas 1998 Propinsi Jawa Timur : BPS.

BPS Provinsi Jawa Timur. 1999. Hasil Susenas 1999 Propinsi Jawa Timur : BPS.

BPS Provinsi Jawa Timur. 2000. Hasil Susenas 2000 Propinsi Jawa Timur : BPS.

BPS Provinsi Jawa Timur. 2001. Hasil Susenas 2001 Propinsi Jawa Timur : BPS.

BPS Provinsi Jawa Timur. 2002. Hasil Susenas 2002 Propinsi Jawa Timur : BPS.

BPS Provinsi Jawa Timur. 2003. Hasil Susenas 2003 Propinsi Jawa Timur : BPS.

BPS Provinsi Jawa Timur. 2004. Hasil Susenas 2004 Propinsi Jawa Timur : BPS.

BPS Provinsi Jawa Timur. 1997. Jawa Timur dalam Angka. Jawa Timur : BPS.

BPS Provinsi Jawa Timur. 2000. Jawa Timur dalam Angka. Jawa Timur : BPS.

BPS Provinsi Jawa Timur. 2002. Jawa Timur dalam Angka. Jawa Timur : BPS .

BPS Provinsi Jawa Timur. 2008. Laporan Eksekutif Keadaan Angkatan Kerja Di Jawa Timur 2008. Jawa Timur : BPS.

BPS Provinsi Jawa Timur. 2007. Produk Domestik Bruto Provinsi Jawa Timur 2003-2007. Jawa Timur : BPS.

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

Irawan dan M.Suparmoko. 1993. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: BPFE.

Kiswanto, Harry. 2009. “Analisis Struktur Perekonomian Kota Depok Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah”. Skripsi. Surakarta : Fakultas Ekonomi UNS. Tidak dipublikasikan.

Kuncoro, Haryo. 2008. “Statistika Deskkriptif Untuk Manager”. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Kuncoro, Mudrajad. 2000. Ekonomi Pembangunan Teori, Masalah dan Kebijakan. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Page 147: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

147

Kusreni, Sri. 2009. Pengaruh Perubahan Struktur Ekonomi Terhadap Spesialisasi Sektoral dan Wilayah Serta Struktur Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral Untuk Daerah Perkotaan di Jawa Timur. Majalah Ekonomi tahun XIX, No.1 hal 20-31.

Soepono, Prasetyo. 1993. ”Analisis Shift Share : Perkembangan dan Penerapan”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, vol.VIII, No.1, hal 43-54.

Swasono dan Sulistyaningsih. 1993. Pengembangan Sumber Daya Manusia : Konsepsi Makro untuk Pelaksanaan di Indonesia. Jakarta : Izufa Gempita.

Tarigan, Robinson. 2004. Ekonomi Regional : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Todaro, Michael P.1994. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi ketujuh. Jakarta : Erlangga.

Yunariah. 2007. “Analisis Struktur Ekonomi dan Struktur Perkotaan di Jawa Tengah menurut Kabupaten/Kota”. Skripsi. Surakarta : Fakultas Ekonomi UNS. Tidak dipublikasikan.

Widodo, Tri. 2006. Perencanaan Pembangunan: Aplikasi Komputer (Era Otonomi Daerah). Yogyakartas : UPP STIM.

Page 148: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

148

Lampiran 1

PDRB Provinsi Jawa Timur Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

No Sektor/Subsektor 1996 1997 1998 1999 2000I. Pertanian 40.561.270 40.964.739 38.925.865 39.780.132 40.056.30II. Pertambangan & Penggalian 3.714.240 3.926.474 1.897.154 3.102.000 4.303.191III. Industri Pengolahan 70.181.916 75.773.077 59.894.712 59.863.151 60.899.858IV. Listrik, Gas & Air Bersih 2.357.737 2.364.474 2.439.127 2.756.125 3.067.864V. Konstruksi 13.217.348 13.625.431 9.098.686 8.196.724 8.130.345VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 53.982.075 58.149.458 47.233.129 47.375.594 49.473.161VII Pengangkutan & Komunikasi 9.410.439 9.514.022 9.157.881 10.041.343 10.727.733

VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 11.645.654 12.131.761 9.645.973 9.035.305 9.344.831

IX. Jasa-Jasa 17.517.875 18.001.485 17.062.115 17.209.559 17.501.044 PDRB 221.203.046 232.276.304 194.861.872 197.226.315 203.665.309

No Sektor/Subsektor 2003 2004 2005 2006 2007

I. Pertanian 42.143.435 43.331.493 44.700.984 46.486.278 47.942.973

II. Pertambangan & Penggalian 4.512.702 4.595.922 5.024.242 5.455.160 6.024.793

III. Industri Pengolahan 64.133.627 67.520.435 70.635.869 72.786.972 76.163.918

IV. Listrik, Gas & Air Bersih 3.631.943 4.171.616 4.429.542 4.610.042 5.154.635

V. Konstruksi 8.447.765 8.604.401 8.903.497 9.030.295 9.139.601

VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 62.512.781 68.295.968 74.546.736 81.715.963 88.570.615

VII Pengangkutan & Komunikasi 12.953.458 13.830.440 14.521.814 15.504.940 16.710.215

VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 11.122.627 11.783.343 12.666.393 13.611.229 14.763.620

IX. Jasa-Jasa 19.426.121 20.095.275 20.945.649 22.048.439 23.343.815

PDRB 228.884.459 242.228.892 256.374.727 271.249.317 287.814.184Lampiran 2

PDRB Kota Kediri Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

No Sektor/Subsektor 1996 1997 1998 1999 2000

I. Pertanian 32.392 32.998 26.134 25.984 26.559

II. Pertambangan & Penggalian 1.857 1.504 645 497

III. Industri Pengolahan 10.975.160 12.282.172 11.125.549 11.223.674 11.087.550

IV. Listrik, Gas & Air Bersih 16.879 17.042 17.272 20.479 22.655

V. Konstruksi 46.234 47.800 32.538 28.848 28.227

VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 2.418.593 2.586.646 2.220.480 2.283.220 2.355.810

VII Pengangkutan & Komunikasi 88.496 91.331 86.905 89.229 94.037

VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 246.783 249.513 237.920 234.762 237.814

IX. Jasa-Jasa 101.336 105.182 100.323 101.589 103.048

PDRB 13.896.055 15.335.820 13.842.218 13.989.969 13.942.038

Page 149: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

149

No Sektor/Subsektor 2003 2004 2005 2006 I. Pertanian 40.654 41.581 42.396 45.584 47.102II. Pertambangan & Penggalian 1.351 1.325 1.302 1.474 1.531III. Industri Pengolahan 13.363.623 14.029.170 13.963.824 14.143.815 14.468.292IV. Listrik, Gas & Air Bersih 41.965 51.713 54.346 56.947 59.925V. Konstruksi 30.540 30.831 31.509 33.121 35.425VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 3.812.287 4.181.678 4.511.871 5.000.344 5.479.151VII Pengangkutan & Komunikasi 134.320 135.305 139.258 156.663 176.376

VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 572.466 612.498 635.536 677.214 717.128

IX. Jasa-Jasa 197.777 204.802 213.877 228.092 243.147 PDRB 18.194.983 19.288.903 19.593.919 20.343.252 21.228.077

Lampiran 3

PDRB Kota Blitar Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

No Sektor/Subsektor 1996 1997 1998 1999 2000

I. Pertanian 46.145 46.570 40.805 40.562 41.208

II. Pertambangan & Penggalian 873 692.66929 344 262

III. Industri Pengolahan 50.926 55.038 49.719 47.286 58282

IV. Listrik, Gas & Air Bersih 7.667 7.443 7.820 9.289 9.610

V. Konstruksi 32.663 33.444 23.697 22.724 22.111

VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 88.749 93.294 71.662 73.934 75271

VII Pengangkutan & Komunikasi 47.715 49.440 48.397 55.082 58.073

VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 60.187 75.039 57.032 44.700 44.169

IX. Jasa-Jasa 69.547 71.963 67.058 66.900 68.016

PDRB 399.538 423.371 356.065 359.937 374.479

No Sektor/Subsektor 2003 2004 2005 2006 2007I. Pertanian 51.180 51.814 52.463 53.720 54.443II. Pertambangan & Penggalian 494 482 501 419 385III. Industri Pengolahan 66.911 65.997 70.826 71.602 73.115IV. Listrik, Gas & Air Bersih 17.530 18.949 20.060 21.108 22.377V. Konstruksi 26.889 28.034 29.196 30.574 31.171VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 125.294 140.559 155.620 168.554 181.417VII Pengangkutan & Komunikasi 79.362 81.880 79.868 85.705 96.009VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 66.826 71.995 77.541 82.713 88.370IX. Jasa-Jasa 102.132 108.170 116.264 124.131 131.214 PDRB 536.619 567.878 602.339 638.526 678.502

Lampiran 4

PDRB Kota Malang Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

No Sektor/Subsektor 1996 1997 1998 1999

I. Pertanian 98.885 108.975 156.338 175317

II. Pertambangan & Penggalian 13.992 11.678 12.328 10.424

Page 150: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

150

III. Industri Pengolahan 4.113.944 4.881.702 6.496.904 6.969.688 2.370.792

IV. Listrik, Gas & Air Bersih 34.864 41.858 55.350 67.805

V. Konstruksi 361.840 407.165 512.340 552.878

VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 2.634.516 3.170.788 5.456.993 6.003.397 2.020.552

VII Pengangkutan & Komunikasi 597.222 652.222 997.363 1.102.910

VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1.037.571 1.138.243 1.182.733 1.044.473

IX. Jasa-Jasa 929.758 1.042.887 1.479.501 1.689.624

PDRB 9.637.675 11.215.588 16.127.414 17.477.587 6.580.179

No Sektor/Subsektor 2003 2004 2005 2006 I. Pertanian 63.777 63.167 64.668 64.666 II. Pertambangan & Penggalian 9.005 8.877 9.228 9.430 III. Industri Pengolahan 3.233.225 3.387.544 3.596.115 3.663.076 IV. Listrik, Gas & Air Bersih 40.888 45.191 45.858 45.569 V. Konstruksi 195.728 198.801 206.757 220.463 VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 3.630.502 3.942.942 4.251.430 4.638.564 VII Pengangkutan & Komunikasi 436.573 441.581 455.550 476.135 VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 763.398 802.384 871.627 947.933 IX. Jasa-Jasa 1.187.840 1.240.566 1.305.942 1.386.324 PDRB 9.560.935 10.131.053 10.807.173 11.452.159

Lampiran 5

PDRB Kota Probolinggo Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

No Sektor/Subsektor 1996 1997 1998 1999 2000I. Pertanian 168.557 188.010 319.739 378.004 111.537II. Pertambangan & Penggalian 387 337 219 186 98 III. Industri Pengolahan 450.171 528.348 721.426 754.621 285513IV. Listrik, Gas & Air Bersih 18.396 22.400 29.184 38.433 19.689V. Konstruksi 9.002 10.352 12.859 12.821 4439VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 430.262 508.404 853.803 961.686 307.815VII Pengangkutan & Komunikasi 231.862 248.549 355.748 381.348 189.364VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 149.414 163.391 168.408 150.377 75.162IX. Jasa-Jasa 92.389 104.602 140.602 160.815 72.784 PDRB 1.522.270 1.735.907 2.487.936 2.697.429 1.064.526

No Sektor/Subsektor 2003 2004 2005 2006 2007I. Pertanian 130.344 141.532 145.627 155.216 161.882II. Pertambangan & Penggalian 441 435 463 485 492 III. Industri Pengolahan 236.541 222.799 222.353 227.860 235.503IV. Listrik, Gas & Air Bersih 34.133 37.473 38.454 37.405 37.739V. Konstruksi 4.313 4.234 4.205 4.416 4.535VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 555.196 618.791 678.032 743.355 806.734VII Pengangkutan & Komunikasi 223.889 229.141 239.607 246.815 257.263VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 96.572 105.306 118.113 129.631 143.133IX. Jasa-Jasa 121.055 124.329 130.225 135.145 142.108 PDRB 1.402.484 1.484.040 1.577.078 1.680.326 1.789.390

Page 151: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

151

Lampiran 6

PDRB Kota Pasuruan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

No Sektor/Subsektor 1996 1997 1998 1999 I. Pertanian 33.741 34.402 35.622 35.022 II. Pertambangan & Penggalian 754 1.463 391 310 III. Industri Pengolahan 142.324 158.767 136.599 131.357 IV. Listrik, Gas & Air Bersih 14.081 13.884 14.306 15.707 V. Konstruksi 94.474 95.237 56.680 52.797 VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 228.914 244.837 216.036 222.856 225.VII Pengangkutan & Komunikasi 68.200 71.044 69.765 78.323 VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 58.998 65.846 53.148 47.393 IX. Jasa-Jasa 64.044 66.362 62.393 62.906 PDRB 676.376 715.719 632.495 645.998 674.529

No Sektor/Subsektor 2003 2004 2005 2006 I. Pertanian 39.694 41.315 42.939 45.033 II. Pertambangan & Penggalian 1.853 1.804 1.850 1.910 III. Industri Pengolahan 117.632 118.694 126.723 129.647 142.569IV. Listrik, Gas & Air Bersih 21.962 24.282 25.439 26.185 V. Konstruksi 52.181 52.770 54.043 56.873 VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 303.243 332.599 356.435 382.562 405.765VII Pengangkutan & Komunikasi 97.455 99.856 104.119 109.867 117.163VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 57.803 61.208 66.294 72.078 IX. Jasa-Jasa 90.499 94.755 100.311 108.319 115.349 PDRB 782.321 827.282 878.153 932.472 992.993

Lampiran 7

PDRB Kota Mojokerto Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

No Sektor/Subsektor 1996 1997 1998 1999 2000I. Pertanian 10.337 10.335 9.773 9.582 9.682II. Pertambangan & Penggalian 0 0 0 0 0 III. Industri Pengolahan 145.684 156286 79.409 80.109 85.287IV. Listrik, Gas & Air Bersih 18.890 18.965 20.596 22.558 24.295V. Konstruksi 57.825 58.914 46.974 42.187 41.094VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 292.741 313.564 264.887 268.369 274.369VII Pengangkutan & Komunikasi 105.409 106.981 103.899 110.743 113.939VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 62.826 63.320 52.675 45.725 44.763IX. Jasa-Jasa 90.241 92.291 86.027 85.840 87.164 PDRB 708.651 733.722 641.832 656.572 678.537

Page 152: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

152

No Sektor/Subsektor 2003 2004 2005 2006 2007I. Pertanian 9.450 9.669 10.093 9.520 9.374II. Pertambangan & Penggalian 0 0 0 0 0 III. Industri Pengolahan 143.249 146.776 152.839 152.962 155.972IV. Listrik, Gas & Air Bersih 34.243 35.233 36.262 35.937 38.039V. Konstruksi 48.004 50.716 53.267 56.156 59.158VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 366.656 399.351 424.311 438.053 463.881VII Pengangkutan & Komunikasi 138.830 145.331 159.391 180.764 199.979VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 62.304 68.114 73.670 82.452 89.727IX. Jasa-Jasa 102.803 106.344 110.123 117.784 126.151 PDRB 905.540 961.533 1.019.956 1.073.629 1.142.281

Lampiran 8

PDRB Kota Madiun Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

No Sektor/Subsektor 1996 1997 1998 1999 2000I. Pertanian 23.196 23.129 18.390 18.479 18.606II. Pertambangan & Penggalian 459 389 268 210 288III. Industri Pengolahan 213.188 236.612 187.671 188.331 197.936IV. Listrik, Gas & Air Bersih 8.310 8264 8.989 9.799 10.407V. Konstruksi 187.951 190.696 109.916 98.676 95.025VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 145.545 152.878 121.730 124.481 127.452VII Pengangkutan & Komunikasi 66.746 67.959 66.714 79.887 84.154VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 78.568 114.934 85.829 73.365 72.633IX. Jasa-Jasa 85.534 88.460 81.744 81.795 82.731 PDRB 737.205 797.930 652.578 662.739 680.326

No Sektor/Subsektor 2003 2004 2005 2006 2007I. Pertanian 20.854 20.597 20.951 21.091 20.789II. Pertambangan & Penggalian 374 361 373 380 391III. Industri Pengolahan 172.130 176.159 192.611 199.689 223.342IV. Listrik, Gas & Air Bersih 17.304 20.170 19.900 20.536 21.328V. Konstruksi 99.678 100.737 102.436 108.793 114.911VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 181.618 203.473 219.865 232.815 238.254VII Pengangkutan & Komunikasi 96.373 99.687 106.063 116.758 129.154VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 83.573 86.393 93.507 98.440 104.091IX. Jasa-Jasa 130.023 133.779 135.650 140.991 145.911 PDRB 801.927 842.356 891.335 939.492 998.170

Lampiran 9

PDRB Kota Surabaya Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

Page 153: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

153

No Sektor/Subsektor 1996 1997 1998 1999 I. Pertanian 271.399 117.905 103.128 91.595 II. Pertambangan & Penggalian 6.262 4.693 2.481 2.045 III. Industri Pengolahan 18.914.759 20.808.148 14.740.913 14.343.356 14.IV. Listrik, Gas & Air Bersih 708.306 726.085 779.220 887.225 1.016.948V. Konstruksi 6.863.533 7.139.015 4.565.009 4.143.998 4.026.537VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 13.431.663 14.560.565 11.951.479 12.437.153 12.583.003VII Pengangkutan & Komunikasi 3.352.958 3.407.105 3.323.677 3.812.581 4.189.747VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4.059.703 4.179.000 2.861.306 2.451.995 2.499.IX. Jasa-Jasa 2.025.074 2.095.683 1.949.542 2.020.360 2.020.632 PDRB 48.090.737 51.174.876 39.724.322 39.997.498 40.981.399

No Sektor/Subsektor 2003 2004 2005 2006 2007I. Pertanian 86.634 86.760 84.585 10.3353 95.874II. Pertambangan & Penggalian 10.868 10.765 9.486 9.106 8.100III. Industri Pengolahan 18.009.946 18.903.965 20.129.603 20.663.153 21.685.906IV. Listrik, Gas & Air Bersih 1.438.209 1.643.327 1.695.745 1.769.279 2.134.822V. Konstruksi 3.928.280 4.000.774 4.112.498 4.014.317 3.955.854VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 20.304.712 22.269.716 24.411.862 27.168.150 29.310.479VII Pengangkutan & Komunikasi 5.746.068 6.045.070 6.465.323 6.967.435 7.606.692VIII. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3.535.410 3.803.501 4.130.539 4.440.741 4.790.891IX. Jasa-Jasa 4.248.770 4.443.800 4.666.796 4.934.083 5.206.400 PDRB 57.308.898 61.207.677 65.705.437 70.069.619 74.795.018

Lampiran 10

Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Timur Tahun 1996-2007

No 96-97 97-98 98-99 99-00 00-01 00-01 02-03 03-04 04I. 0,0099 -0,0498 0,0219 0,0069 0,0119 0,0203 0,0191 0,0282 0,0316II. 0,0571 -0,5168 0,6351 0,3872 -0,0016 0,0276 0,0221 0,0184 0,0932III. 0,0797 -0,2096 -0,0005 0,0173 0,0156 -0,0073 0,0446 0,0528 0,0461IV. 0,0029 0,0316 0,13 0,1131 0,0749 0,1078 -0,0058 0,1486 0,0618V. 0,0309 -0,3322 -0,0991 -0,0081 0,0089 0,011 0,0186 0,0185 0,0348VI. 0,0772 -0,1877 0,003 0,0443 0,0809 0,0832 0,0792 0,0925 0,0915VII 0,011 -0,0374 0,0965 0,0684 0,0099 0,1303 0,0578 0.0677 VIII. 0,0417 -0,2049 -0,0633 0,0343 0,058 0,0501 0,0713 0,0594 IX. 0,0276 -0,0522 0,0086 0,0169 0,0326 0,0395 0,0341 0,0345 0,0423 0,0501 -0,1611 0,0121 0,0327 0,0333 0,038 0,0478 0,0583 0,0584

Pertumbuhan PDRB Kota Kediri Tahun 1996-2007

No 96-97 97-98 98-99 99-00 00-01 01-02 02-03 03-04 04I. 0,0187 -0,208 -0,0057 0,0221 -0,0012 0,4557 0,0527 0,0228 0,0196II. -0,1901 -0,5711 -0,2295 0,674 0,101 0,4061 0,0489 -0,0192 -0,0174III. 0,1191 -0,0942 0,0088 -0,0121 -6E-05 0,1663 0,0335 0,0498 -0,0047

Page 154: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

154

IV. 0,0097 0,0135 0,1857 0,1063 0,0675 0,4741 0,1772 0,2323 0,0509V. 0,0339 -0,3193 -0,1134 -0,0215 0,0099 0,0273 0,0429 0,0095 0,022VI. 0,0695 -0,1416 0,0283 0,0318 0,0529 0,4383 0,0686 0,0969 0,079VII 0,032 -0,0485 0,0267 0,0539 0,0331 0,3484 0,0254 0,0073 0,0292VIII. 0,0111 -0,0465 -0,0133 0,013 0,101 1,0155 0,0848 0,0699 0,0376IX. 0,038 -0,0462 0,0126 0,0144 0,0626 0,6822 0,0737 0,0355 0,0443 0,1036 -0,0974 0,0107 -0,0034 0,0125 0,2359 0,0429 0,0601 0,0158

Lampiran 11

Pertumbuhan PDRB Kota Blitar Tahun 1996-2007

No 96-97 97-98 98-99 99-00 00-01 01-02 02-03 03-04 04-05I. 0,0092 -0,1238 -0,006 0,0159 0,0133 0,1779 0,0407 0,0124 0,0125II. -0,2063 -0,5028 -0,2386 0,9552 -0,031 0,0905 -0,0886 -0,0243 0,0394III. 0,0807 -0,0966 -0,0489 0,2325 0,0229 0,0611 0,0578 -0,0137 0,0732IV. -0,0293 0,0506 0,188 0,0345 0,079 0,4188 0,1915 0,081 0,0586V. 0,0239 -0,2915 -0,0411 -0,027 0,0167 0,0463 0,1432 0,0426 0,0415VI. 0,0512 -0,2319 0,0317 0,0181 0,0861 0,4506 0,0565 0,1218 0,1072VII 0,0362 -0,0211 0,1381 0,0543 0,0264 0,2624 0,0547 0,0317 -0,0246VIII. 0,2468 -0,24 -0,2162 -0,0119 0,0505 0,3812 0,0427 0,0774 0,077IX. 0,0347 -0,0681 -0,0024 0,0167 0,0356 0,3869 0,0455 0,0591 0,0748 0,0596 -0,159 0,0109 0,0404 0,0492 0,2899 0,0588 0,0583 0,0607

Pertumbuhan PDRB Kota Malang Tahun 1996-2007

No 96-97 97-98 98-99 99-00 00-01 01-02 02-03 03-04 04-05I. 0,102 0,4346 0,1214 -0,7406 0,0193 0,3773 -0,0012 -0,0096 0,0238II. -0,1654 0,0557 -0,1544 -0,4084 0,085 0,3545 -0,0064 -0,0142 0,0395III. 0,1866 0,3309 0,0728 -0,6598 0,0276 0,2707 0,0445 0,0477 0,0616IV. 0,2006 0,3223 0,225 -0,464 0,0268 0,0007 0,095 0,1052 0,0148V. 0,1253 0,2583 0,0791 -0,6552 0,0102 0,0086 0,0079 0,0157 0,04VI. 0,2036 0,721 0,1001 -0,6634 0,0814 0,5445 0,0758 0,0861 0,0782VII 0,0921 0,5292 0,1058 -0,4882 -0,0742 -0,1582 -0,0075 0,0115 0,0316VIII. 0,097 0,0391 -0,1169 -0,4741 0,0454 0,2943 0,0273 0,0511 0,0863IX. 0,1217 0,4187 0,142 -0,5554 0,0547 0,4485 0,035 0,0444 0,0527 0,1637 0,438 0,0837 -0,6235 0,0324 0,3404 0,05 0,0596 0,0667

Lampiran 12

Pertumbuhan PDRB Kota Probolinggo Tahun 1996-2007

No 96-97 97-98 98-99 99-00 00-01 01-02 02-03 03-04 04-05 I. 0,1154 0,7007 0,1822 -0,704 -0,0235 0,1268 0,0621 0,0858 0,0289 II. -0,1299 -0,3499 -0,1504 -0,473 0,0325 3,4257 -0,0134 -0,0136 0,0644 III. 0,1737 0,3654 0,0460 -0,621 -0,0304 -0,0601 -0,0909 -0,0581 -0,002 IV. 0,2176 0,3029 0,3169 -0,487 0,0317 0,4084 0,193 0,0979 0,0262 V. 0,15 0,2422 -0,003 -0,653 0,014 -0,0329 -0,0092 -0,0183 -0,0068 VI. 0,1816 0,6794 0,1264 -0,679 0,0377 0,5769 0,1023 0,1146 0,0957

Page 155: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

155

VII 0,072 0,4313 0,072 -0,503 -0,0006 0,1261 0,0506 0,0235 0,0457 VIII. 0,0936 0,0307 -0,1071 -0,5 0,0623 0,1513 0,0505 0,0904 0,1216 IX. 0,1322 0,3442 0,1438 -0,547 0,0126 0,579 0,0402 0,0271 0,0474 0,1403 0,4332 0,0842 -0,605 0,0078 0,2503 0,0455 0,0582 0,0627

Pertumbuhan PDRB Kota Pasuruan Tahun 1996-2007

No 96-97 97-98 98-99 99-00 00-01 01-02 02-03 03-04 04-05 I. 0,0196 0,0355 -0,0169 0,0369 0,0443 0,0035 0,0431 0,0408 0,0393 II. 0,94 -0,7329 -0,2066 0,4004 0,0803 3,0938 -0,0349 -0,0264 0,0255 III. 0,1155 -0,1396 -0,0384 0,1009 0,029 -0,2427 0,0438 0,009 0,0676 IV. -0,014 0,0304 0,0979 0,0673 0,0377 0,0732 0,1764 0,1056 0,0477 V. 0,0081 -0,4049 -0,0685 -0,032 0,0155 -0,0113 0,017 0,0113 0,0241 VI. 0,0696 -0,1176 0,0316 0,0131 0,0737 0,1718 0,0676 0,0968 0,0717 VII 0,0417 -0,018 0,1227 0,0946 -0,0013 0,1201 0,0162 0,0246 0,0427 VIII. 0,1161 -0,1928 -0,1083 0,0301 0,0777 0,0659 0,0307 0,0589 0,0831 IX. 0,0362 -0,0598 0,0082 0,0227 0,0519 0,2741 0,0496 0,047 0,0587 0,0582 -0,1163 0,0214 0,0442 0,0449 0,0569 0,0503 0,0575 0,0615

Lampiran 13

Pertumbuhan PDRB Kota Mojokerto Tahun 1996-2007

No 96-97 97-98 98-99 99-00 00-01 01-02 02-03 03-04 04-05 I. -0,0002 -0,0544 -0,0196 0,0104 0,0091 -0,0583 0,0272 0,0232 0,0439 II. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 III. 0,0728 -0,4919 0,0088 0,0646 0,0509 0,5159 0,0544 0,0246 0,0413 IV. 0,004 0,086 0,0951 0,0771 0,0994 0,0949 0,171 0,0289 0,0292 V. 0,0188 -0,2027 -0,1019 -0,0259 0,0258 0,0853 0,0493 0,0565 0,0503 VI. 0,0711 -0,1552 0,0131 0,0224 0,0922 0,1327 0,0802 0,0892 0,0625 VII 0,0149 -0,0288 0,0659 0,0289 0,0243 0,154 0,0308 0,0468 0,0967 VIII. 0,0079 -0,1681 -0,132 -0,021 0,0502 0,2841 0,0321 0,0933 0,0816 IX. 0,0227 -0,0679 -0,0022 0,0154 0,0232 0,111 0,0375 0,0344 0,0355 0,0354 -0,1252 0,023 0,0335 0,0623 0,1842 0,0608 0,0618 0,0608

Pertumbuhan PDRB Kota Madiun Tahun 1996-2007

No 96-97 97-98 98-99 99-00 00-01 01-02 02-03 03-04 04-05 I. -0,0029 -0,2049 0,0049 0,0069 -0,0205 0,1341 0,009 -0,0123 0,0172 II. -0,1525 -0,31 -0,2174 0,3704 -0,0135 0,3416 -0,0184 -0,0348 0,0332 III. 0,1099 -0,2068 0,0035 0,051 0,0012 -0,1706 0,0472 0,0234 0,0934 IV. -0,0056 0,0877 0,0902 0,062 0,0573 0,3275 0,1847 0,1656 -0,0134 V. 0,0146 -0,4236 -0,1023 -0,037 0,0129 0,0105 0,0249 0,0106 0,0169 VI. 0,0504 -0,2038 0,0226 0,0239 0,0742 0,2157 0,0912 0,1203 0,0806 VII 0,0182 -0,0183 0,1975 0,0534 0,0375 0,0651 0,0364 0,0344 0,064 VIII. 0,4629 -0,2532 -0,1452 -0,01 0,0312 0,0918 0,0221 0,0337 0,0823 IX. 0,0342 -0,0759 0,0006 0,0114 0,0519 0,4688 0,0173 0,0289 0,014 0,0824 -0,1822 0,0156 0,0265 0,0437 0,0792 0,0465 0,0504 0,0582

Page 156: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

156

Lampiran 14

Pertumbuhan PDRB Kota Surabaya Tahun 1996-2007

No 96-97 97-98 98-99 99-00 00-01 01-02 02-03 03-04 04-05 I. -0,5656 -0,1253 -0,1118 0,0293 -0,0009 -0,0336 -0,0484 0,0015 -0,0251 II. -0,2507 -0,4712 -0,1759 0,2193 -0,0126 3,485 -0,0158 -0,0095 -0,1188 III. 0,1001 -0,2916 -0,027 0,0091 0,0108 0,1797 0,0435 0,0496 0,0648 IV. 0,0251 0,0732 0,1386 0,1462 0,0893 0,1281 0,1508 0,1426 0,0319 V. 0,0401 -0,3606 -0,0922 -0,0283 0,0048 -0,0422 0,0138 0,0185 0,0279 VI. 0,0841 -0,1792 0,0406 0,0117 0,1101 0,3498 0,077 0,0968 0,0962 VII 0,0162 -0,0245 0,1471 0,0989 -0,0264 0,337 0,0536 0,052 0,0695 VIII. 0,0294 -0,3153 -0,1431 0,0195 0,0636 0,3208 0,0068 0,0758 0,086 IX. 0,0349 -0,0697 0,0363 0,0001 0,037 0,9686 0,0301 0,0459 0,0502 0,0641 -0,2238 0,0069 0,0246 0,0415 0,2752 0,0529 0,068 0,0735

Kontribusi Sektoral Kota Kediri Tahun 1996-2007

Sektor Ekonomi 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Pertanian 0,0023 0,0022 0,0019 0,0019 0,0019 0,0019 0,0022 0,0022 0,0022Pertambangan & Penggalian 0,0001 0,0001 0,00005 0,00004 0,00006 0,00006 0,00007 0,00007 0,00007Industri Pengolahan 0,7898 0,8009 0.8037 0,8023 0,7953 0,7854 0,7412 0,7345 0,7273Listrik, Gas & Air Bersih 0,0012 0,0011 0.0012 0,0015 0,0016 0,0017 0,002 0,0023 0,0027Konstruksi 0,0033 0,0031 0.0024 0,0021 0,002 0,002 0,0017 0,0017 0,0016Perdagangan, Hotel & Restoran 0,174 0,1687 0.1604 0,1632 0,169 0,1757 0,2045 0,2095 0,2168Pengangkutan & Komunikasi 0,0064 0,006 0.0063 0,0064 0,0067 0,0069 0,0075 0,0074 0,007 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,0178 0,0163 0.0172 0,0168 0,0171 0,0185 0,0302 0,0315 0,0318Jasa-Jasa 0,0073 0,0069 0.0072 0,0073 0,0074 0,0078 0,0106 0,0109 0,0106

Lampiran 15

Kontribusi Sektoral Kota Blitar Tahun 1996-2007

Sektor Ekonomi 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Pertanian 0,1155 0,11 0,1146 0,1127 0,11 0,1063 0,097 0,0954 0,0912

Pertambangan & Penggalian 0,0022 0,0016 0,001 0,0007 0,0014 0,0013 0,0011 0,0009 0,0008

Industri Pengolahan 0,1275 0,13 0,1396 0,1314 0,1556 0,1517 0,1248 0,1247 0,1162

Listrik, Gas & Air Bersih 0,0192 0,0176 0,022 0,0258 0,0257 0,0264 0,029 0,0327 0,0334

Konstruksi 0,0818 0,079 0,0666 0,0631 0,059 0,0572 0,0464 0,0501 0,0494

Perdagangan, Hotel & Restoran 0,2221 0,2204 0,2013 0,2054 0,201 0,2081 0,234 0,2335 0,2475

Pengangkutan & Komunikasi 0,1194 0,1168 0,1359 0,153 0,1551 0,1517 0,1485 0,1479 0,1442

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,1506 0,1772 0,1602 0,1242 0,1179 0,1181 0,1265 0,1245 0,1268

Jasa-Jasa 0,1741 0,17 0,1883 0,1859 0,1816 0,1793 0,1927 0,1903 0,1905

Page 157: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

157

Kontribusi Sektoral Kota Malang Tahun 1996-2007

Sektor Ekonomi 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Pertanian 0,0103 0,0097 0,0097 0,01 0,0069 0,0068 0,007 0,0067 0,0062

Pertambangan & Penggalian 0,0015 0,001 0,0008 0,0006 0,0009 0,001 0,001 0,0009 0,0009

Industri Pengolahan 0,4269 0,4353 0,4028 0,3988 0,3603 0,3586 0,34 0,3382 0,3344

Listrik, Gas & Air Bersih 0,0036 0,0037 0,0034 0,0039 0,0055 0,0055 0,0041 0,0043 0,0045

Konstruksi 0,0375 0,0363 0,0318 0,0316 0,029 0,0283 0,0213 0,0205 0,0196

Perdagangan, Hotel & Restoran 0,2734 0,2827 0,3384 0,3435 0,3071 0,3217 0,3706 0,3797 0,3892

Pengangkutan & Komunikasi 0,062 0,0582 0,0618 0,0631 0,0858 0,0769 0,0483 0,0457 0,0436

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,1077 0,1015 0,0733 0,0598 0,0835 0,0845 0,0816 0,0798 0,0792

Jasa-Jasa 0,0965 0,093 0,0917 0,0967 0,1142 0,1166 0,126 0,1242 0,1225

Lampiran 16

Kontribusi Sektoral Kota Probolinggo Tahun 1996-2007

Sektor Ekonomi 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004Pertanian 0,1107 0,1083 0,1285 0,1401 0,1048 0,1015 0,0915 0,0929 0,0954Pertambangan & Penggalian 0,0003 0,0002 0,00009 0,00007 0,00009 0,00009 0,0003 0,0003 0,0003Industri Pengolahan 0,2957 0,3044 0,29 0,2798 0,2682 0,258 0,194 0,1687 0,1501Listrik, Gas & Air Bersih 0,0121 0,0129 0,0117 0,0142 0,0185 0,0189 0,0213 0,0243 0,0253Konstruksi 0,0059 0,006 0,0052 0,0048 0,0042 0,0042 0,0032 0,0031 0,0029Perdagangan, Hotel & Restoran 0,2826 0,2929 0,3432 0,3565 0,2892 0,2977 0,3755 0,3959 0,417Pengangkutan & Komunikasi 0,1523 0,1432 0,143 0,1414 0,1779 0,1764 0,1589 0,1596 0,1544Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,0982 0,0941 0,0677 0,0557 0,0706 0,0744 0,0685 0,0689 0,071Jasa-Jasa 0,0607 0,0603 0,0565 0,0596 0,0684 0,0687 0,0868 0,0863 0,0838

Kontribusi Sektoral Kota Pasuruan Tahun 1996-2007

Sektor Ekonomi 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Pertanian 0,0499 0,0481 0,0563 0,0542 0,0538 0,0538 0,0511 0,0507 0,0499Pertambangan & Penggalian 0,0011 0,002 0,0006 0,0005 0,0006 0,0007 0,0026 0,0024 0,0022Industri Pengolahan 0,2104 0,2218 0,216 0,2033 0,2144 0,2111 0,1513 0,1504 0,1435Listrik, Gas & Air Bersih 0,0208 0,0194 0,0226 0,0243 0,0249 0,0247 0,0251 0,0281 0,0294Konstruksi 0,1397 0,1331 0,0896 0,0817 0,0758 0,0736 0,0689 0,0667 0,0638Perdagangan, Hotel & Restoran 0,3384 0,3421 0,3416 0,345 0,3347 0,3439 0,3813 0,3876 0,402 Pengangkutan & Komunikasi 0,1008 0,0993 0,1103 0,1212 0,1271 0,1215 0,1288 0,1246 0,1207Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,0872 0,092 0,084 0,0734 0,0724 0,0747 0,0753 0,0739 0,074 Jasa-Jasa 0,0947 0,0927 0,0986 0,0974 0,0954 0,096 0,1157 0,1157 0,1145

Lampiran 17

Kontribusi Sektoral Kota Mojokerto Tahun 1996-2007

Page 158: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

158

Sektor Ekonomi 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004Pertanian 0,0146 0,0141 0,0152 0,0146 0,0143 0,0136 0,0108 0,0104 0,Pertambangan & Penggalian 0 0 0 0 0 0 0 0 Industri Pengolahan 0,2056 0,213 0,1237 0,122 0,1257 0,1243 0,1592 0,1582 0,Listrik, Gas & Air Bersih 0,0267 0,0258 0,0321 0,0344 0,0358 0,0371 0,0343 0,0378 0,Konstruksi 0,0816 0,0803 0,0732 0,0643 0,0606 0,0585 0,0536 0,053 0,Perdagangan, Hotel & Restoran 0,4131 0,4274 0,4127 0,4087 0,4044 0,4157 0,3976 0,4049 0,Pengangkutan & Komunikasi 0,1487 0,1458 0,1619 0,1687 0,1679 0,1619 0,1578 0,1533 0,Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,0887 0,0863 0,0821 0,0696 0,066 0,0652 0,0707 0,0688 0,Jasa-Jasa 0,1273 0,1258 0,134 0,1307 0,1285 0,1237 0,1161 0,1135 0,

Kontribusi Sektoral Kota Madiun Tahun 1996-2007

Sektor Ekonomi 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004Pertanian 0,0315 0,029 0,0282 0,0279 0,0273 0,0257 0,027 0,026 0,0245Pertambangan & Penggalian 0,0006 0,0005 0,0004 0,0003 0,0004 0,0004 0,0005 0,0005 0,0004Industri Pengolahan 0,2892 0,2965 0,2876 0,2842 0,2909 0,2791 0,2145 0,2146 0,2091Listrik, Gas & Air Bersih 0,0113 0,0104 0,0138 0,0148 0,0153 0,0155 0,0191 0,0216 0,0239Konstruksi 0,255 0,239 0,1684 0,1489 0,1397 0,1356 0,1269 0,1243 0,1196Perdagangan, Hotel & Restoran 0,1974 0,1916 0,1865 0,1878 0,1873 0,1928 0,2172 0,2265 0,2416Pengangkutan & Komunikasi 0,0905 0,0852 0,1022 0,1205 0,1237 0,123 0,1214 0,1202 0,1183Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,1066 0,144 0,1315 0,1107 0,1068 0,1055 0,1067 0,1042 0,1026Jasa-Jasa 0,116 0,1109 0,1253 0,1234 0,1216 0,1226 0,1668 0,1621 0,1588

Lampiran 18

Kontribusi Sektoral Kota Surabaya Tahun 1996-2007

Sektor Ekonomi 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Pertanian 0,0056 0,0023 0,0026 0,0023 0,0023 0,0022 0,0017 0,0015 Pertambangan & Penggalian 0,0001 0,00009 0,00006 0,00005 0,00006 0,00006 0,0002 0,0002 Industri Pengolahan 0,3933 0,4066 0,3711 0,3586 0,3532 0,3428 0,3171 0,3143 Listrik, Gas & Air Bersih 0,0147 0,0142 0,0196 0,0222 0,0248 0,026 0,023 0,0251 Konstruksi 0,1427 0,1395 0,1149 0,1036 0,0983 0,0948 0,0712 0,0685 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,2793 0,2845 0,3009 0,3109 0,307 0,3273 0,3464 0,3543 Pengangkutan & Komunikasi 0,0697 0,0666 0,0837 0,0953 0,1022 0,0956 0,1002 0,1003 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,0844 0,0817 0,072 0,0613 0,061 0,0623 0,0645 0,0617 Jasa-Jasa 0,0421 0,041 0,0491 0,0505 0,0493 0,0491 0,0758 0,0741

Kontribusi Sektoral Propinsi Jawa Timur Tahun 1996-2007

Sektor Ekonomi 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004Pertanian 0,1834 0,1764 0,1998 0,2017 0,1967 0,1926 0,1893 0,1841 0,1789Pertambangan & Penggalian 0,0168 0,0169 0,0097 0,0157 0,0211 0,0204 0,0202 0,0197 0,019

Page 159: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

159

Industri Pengolahan 0,3173 0,3262 0,3074 0,3035 0,299 0,2939 0,2811 0,2802 0,2787Listrik, Gas & Air Bersih 0,0107 0,0102 0,0125 0,014 0,0151 0,0157 0,0167 0,0159 0,0172Konstruksi 0,0598 0,0587 0,0467 0,0416 0,0399 0,039 0,038 0,0369 0,0355Perdagangan, Hotel & Restoran 0,244 0,2503 0,2424 0,2402 0,2429 0,2541 0,2652 0,2731 0,2819Pengangkutan & Komunikasi 0,0425 0,041 0,047 0,0509 0,0527 0,0515 0,0561 0,0566 0,0571Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,0526 0,0522 0,0495 0,0458 0,0459 0,047 0,0475 0,0486 0,0486Jasa-Jasa 0,0792 0,0775 0,0876 0,0873 0,0859 0,0859 0,086 0,0849 0,083

Lampiran 19

Tipologi Klassen Kota Kediri Tahun 1996-2007

Tumbuh cepat Tumbuh lambat Kontribusi besar

Sektor Ekonomi Rij ≥Rin Rij < Rin Kij ≥ Kin

Pertanian 0,0441 ≥ 0,0156

Pertambangan & Penggalian 0,034 < 0,083

Industri Pengolahan 0,0275 ≥ 0,0105 0,756 ≥ 0,291

Listrik, Gas & Air Bersih 0,1288 ≥ 0,0749

Konstruksi -0,071 < -0,0264

Perdagangan, Hotel & Restoran 0,0843 ≥ 0,0495

Pengangkutan & Komunikasi 0,0689 ≥ 0,0545

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,1271 ≥ 0,0255

Jasa-Jasa 0,0954 ≥ 0,0269

Tipologi Klassen Kota Blitar Tahun 1996-2007

Tumbuh cepat Tumbuh lambat Kontribusi besar

Sektor Ekonomi Rij ≥Rin Rij < Rin Kij

Pertanian 0,0172 ≥ 0,0156 Pertambangan & Penggalian -0,0228 < 0,083 Industri Pengolahan 0,0365 ≥ 0,0105 Listrik, Gas & Air Bersih 0,1077 ≥ 0,0749 0,028 ≥ 0,015Konstruksi 0,0019 ≥ -0,0264 0,058 ≥ 0,041Perdagangan, Hotel & Restoran 0,0773 ≥ 0,0495 Pengangkutan & Komunikasi 0,0683 ≥ 0,0545 0,14 ≥ 0,052Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,0493 ≥ 0,0255 0,135 ≥ 0,049Jasa-Jasa 0,0643 ≥ 0,0269 0,186 ≥ 0,083

Lampiran 20

Tipologi Klassen Kota Malang Tahun 1996-2007

Tumbuh cepat Tumbuh lambat Kontribusi besar

Sektor Ekonomi Rij ≥Rin Rij < Rin Kij

Pertanian 0,0269 ≥ 0,0156

Pertambangan & Penggalian -0,0126 < 0,083

Industri Pengolahan 0,0399 ≥ 0,0105 0,363 ≥ 0,291

Listrik, Gas & Air Bersih 0,0493 < 0,0749

Page 160: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

160

Konstruksi -0,0006 ≥ -0,0264

Perdagangan, Hotel & Restoran 0,1264 ≥ 0,0495 0,351 ≥ 0,266

Pengangkutan & Komunikasi 0,0147 < 0,0545 0,056 ≥ 0,052

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,0206 < 0,0255 0,083 ≥ 0,049

Jasa-Jasa 0,0813 ≥ 0,0269 0,112 ≥ 0,083

Tipologi Klassen Kota Probolinggo Tahun 1996-2007

Tumbuh cepat Tumbuh lambat Kontribusi besar

Sektor Ekonomi Rij ≥Rin Rij < Rin Kij

Pertanian 0,062 ≥ 0,0156 Pertambangan & Penggalian 0,2231 ≥ 0,083 Industri Pengolahan -0,02 < 0,0105 Listrik, Gas & Air Bersih 0,099 ≥ 0,0749 0,019 Konstruksi -0,0219 ≥ -0,0264 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,1287 ≥ 0,0495 0,364 Pengangkutan & Komunikasi 0,0354 < 0,0545 0,154 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,0177 < 0,0255 0,075 Jasa-Jasa 0,0789 ≥ 0,0269 0,083

Lampiran 21

Tipologi Klassen Kota Pasuruan Tahun 1996-2007

Tumbuh cepat Tumbuh lambat Kontribusi besar

Sektor Ekonomi Rij ≥Rin Rij < Rin Kij ≥ Kin

Pertanian 0,0267 ≥ 0,0156

Pertambangan & Penggalian 0,3261 ≥ 0,083

Industri Pengolahan 0,0062 < 0,0105

Listrik, Gas & Air Bersih 0,0622 < 0,0749 0,025 ≥ 0,015

Konstruksi -0,0335 < -0,0264 0,081 ≥ 0,04

Perdagangan, Hotel & Restoran 0,0556 ≥ 0,0495 0,37 ≥ 0,266

Pengangkutan & Komunikasi 0,0514 < 0,0545 0,117 ≥ 0,052

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,0328 ≥ 0,0255 0,078 ≥ 0,049

Jasa-Jasa 0,0576 ≥ 0,0269 0,106 ≥ 0,083

Tipologi Klassen Kota Mojokerto Tahun 1996-2007

Tumbuh cepat Tumbuh lambat Kontribusi besar

Sektor Ekonomi Rij ≥Rin Rij < Rin Kij

Pertanian -0,0083 < 0,0156 Pertambangan & Penggalian 0 < 0,083 Industri Pengolahan 0,0329 ≥ 0,0105 Listrik, Gas & Air Bersih 0,0668 < 0,0749 0,034 ≥ 0,015Konstruksi 0,0057 ≥ -0,0264 0,061 ≥ 0,041Perdagangan, Hotel & Restoran 0,0454 < 0,0495 0,411 ≥ 0,266Pengangkutan & Komunikasi 0,0613 ≥ 0,0545 0,16 ≥ 0,052Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,0396 ≥ 0,0255 0,075 ≥ 0,049

Page 161: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

161

Jasa-Jasa 0,0319 ≥ 0,0269 0,12 ≥ 0,083

Lampiran 22

Tipologi Klassen Kota Madiun Tahun 1996-2007

Tumbuh cepat Tumbuh lambat Kontribusi besa

Sektor Ekonomi Rij ≥Rin Rij < Rin Kij ≥ Kin

Pertanian -0,0069 < 0,0156

Pertambangan & Penggalian 0,0042 < 0,083

Industri Pengolahan 0,0098 < 0,0105

Listrik, Gas & Air Bersih 0,0933 ≥ 0,0749 0,018 ≥ 0,015

Konstruksi -0,0322 < -0,0264 0,15 ≥ 0,041

Perdagangan, Hotel & Restoran 0,0507 ≥ 0,0495

Pengangkutan & Komunikasi 0,0632 ≥ 0,0545 0,115 ≥ 0,052

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,0387 ≥ 0,0255 0,111 ≥ 0,049

Jasa-Jasa 0,0569 ≥ 0,0269 0,138 ≥ 0,083

Tipologi Klassen Kota Surabaya Tahun 1996-2007

Tumbuh cepat Tumbuh lambat Kontribusi besar

Sektor Ekonomi Rij ≥Rin Rij < Rin Kij

Pertanian -0,0664 < 0,0156 Pertambangan & Penggalian 0,2272 ≥ 0,083 Industri Pengolahan 0,0196 ≥ 0,0105 0,338 ≥ 0291Listrik, Gas & Air Bersih 0,1069 ≥ 0,0749 0,023 ≥ 0,015Konstruksi -0,0415 < 0,0264 0,089 ≥ 0,041Perdagangan, Hotel & Restoran 0,0799 ≥ 0,0495 0,335 ≥ 0,266Pengangkutan & Komunikasi 0,0812 ≥ 0,0545 0,093 ≥ 0,052Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,027 ≥ 0,0255 0,067 ≥ 0,049Jasa-Jasa 0,1132 ≥ 0,0269

Lampiran 23

Penduduk Kota Kediri Usia 10 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama

No Sektor/Subsektor 1998 1999 2000 2001 20021 Pertanian 7.501 4.800 5.142 5.185 7.3172 Pertambangan & Galian 0 360 303 272 1293 Industri 27.703 22.884 23.293 32.612 30.9034 Listrik, Gas & Air 1.573 1.236 704 682 1.0105 Konstruksi 7.605 4.512 6.964 9.006 7.4476 Perdagangan 31.434 35.856 31.983 41.891 38.5837 Komunikasi 8.580 10.416 6.055 11.735 10.2198 Keuangan 1.820 1.392 2.222 2.865 3.4069 Jasa 27.937 29.460 22.190 32.203 30.385

Jumlah 114.283 110.916 98.856 136.451 129.528

Page 162: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

162

Penduduk Kota Blitar Usia 10 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama

No Sektor/Subsektor 1998 1999 2000 2001 2002

1 Pertanian 3.572 4.991 6.477 5.327 6.963

2 Pertambangan & Galian 330 228 157 200 62

3 Industri 5.560 6.628 5.529 5.661 6.812

4 Listrik, Gas & Air 330 228 106 267 181

5 Konstruksi 1.770 3.021 2.738 4.725 3.237

6 Perdagangan 17.050 17.924 18.375 26.361 22.348

7 Komunikasi 4.780 5.891 4.987 5.661 4.652

8 Keuangan 350 798 999 2.526 1.039

9 Jasa 16.336 13.549 12.798 16.041 17.075

Jumlah 50.144 53.372 52.166 66.835 62.613

Lampiran 24

Penduduk Kota Malang Usia 10 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama

Penduduk Kota Probolinggo Usia 10 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama

No Sektor/Subsektor 1998 1999 2000 2001 2002

1 Pertanian 9.695 11.281 10.783 16.928 14.926

2 Pertambangan & Galian 0 152 40 140 0

3 Industri 10.164 10.688 10.230 17.523 12.400

4 Listrik, Gas & Air 623 456 300 205 596

No Sektor/Subsektor 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 1 Pertanian 6616 14774 5724 34737 12306 7619 15783 2 Pertambangan & Galian 0 422 1224 849 410 1995 687 3 Industri 61077 65420 56688 87914 66286 75465 82774 4 Listrik, Gas & Air 1945 688 305 404 2392 2648 2025 5 Konstruksi 22127 23406 13853 20866 21878 27138 27553 6 Perdagangan 93802 114222 97913 33588 117154 118857 131270 7 Komunikasi 21833 24502 18491 29601 29160 33777 49068 8 Keuangan 7829 5160 17121 14719 4785 10267 12190 9 Jasa 104595 96022 88507 98347 86284 85079 77462

Jumlah 320359 344960 299826 321429 341851 362845 399843

Page 163: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

163

5 Konstruksi 3.885 3.858 3.211 205 3.653

6 Perdagangan 25.312 23.231 19.737 33.240 20.402

7 Komunikasi 11.795 8.763 12.710 13.207 11.853

8 Keuangan 1.470 1.329 1.980 1.784 621

9 Jasa 18.242 19.032 16.073 24.803 18.215

Jumlah 81.249 79.016 75.064 108.153 82.831

Lampiran 25

Penduduk Kota Pasuruan Usia 10 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama

No Sektor/Subsektor 1998 1999 2000 2001 2002

1 Pertanian 7.238 5.240 4.235 7.829 6.584

2 Pertambangan & Galian 152 62 165 0 0

3 Industri 21.210 19.412 18.935 25.964 22.725

4 Listrik, Gas & Air 0 673 449 203 231

5 Konstruksi 2.106 1.399 1.962 1.675 1.098

6 Perdagangan 17.928 20.191 19.508 29.694 18.279

7 Komunikasi 5.353 5.224 5.538 6.658 6.707

8 Keuangan 583 859 1.275 1.427 1.720

9 Jasa 12.752 13.390 10.347 15.294 14.940

Jumlah 67.373 66.636 62.414 88.744 72.284

Penduduk Kota Mojokerto Usia 10 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama

No Sektor/Subsektor 1998 1999 2000 2001 2002

1 Pertanian 1.376 1.380 1.732 1.423 2.143

2 Pertambangan & Galian 110 92 0 235 258

3 Industri 10.955 11.224 13.362 14.409 14.558

4 Listrik, Gas & Air 165 276 89 235 152

5 Konstruksi 2.201 1.610 1.419 2.907 1.490

6 Perdagangan 15.336 14.536 14.066 19.632 17.276

7 Komunikasi 3.783 3.634 3.902 5.398 3.744

8 Keuangan 440 736 975 2.786 974

9 Jasa 12.474 12.098 10.166 13.287 12.019

Jumlah 46.840 45.632 45.711 60.312 52.666

Lampiran 26

Penduduk Kota Madiun Usia 10 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama

No Sektor/Subsektor 1998 1999 2000 2001 2002

1 Pertanian 2782 2.432 1.671 3.451 2.962

2 Pertambangan & Galian 97 152 151 289 335

3 Industri 5.315 4.332 5.840 10.643 7.361

4 Listrik, Gas & Air 388 380 380 477 503

5 Konstruksi 2.483 2.128 1.973 2.300 4.017

Page 164: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

164

6 Perdagangan 23.648 27.284 19.043 28.948 27.775 22.472

7 Komunikasi 7.566 6.764 6.295 7.857 7.026

8 Keuangan 1.940 1.292 1.823 3.451 2.546

9 Jasa 24.850 26.752 24.438 28.650 22.078 22.645

Jumlah 69.166 71.972 61.614 202.752 76.605 72.021

Penduduk Kota Surabaya Usia 10 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama

No Sektor/Subsektor 1998 1999 2000 2001 2002

1 Pertanian 14.918 14.194 23.272 21.945 12.431

2 Pertambangan & Galian 3.206 2.637 2.840 0 3.692

3 Industri 247.344 246.096 254.402 291.346 287.022

4 Listrik, Gas & Air 7.283 1.878 9.654 3.376 4.923

5 Konstruksi 64.155 47.482 65.862 72.168 55.262

6 Perdagangan 403.940 413.293 377.094 446.657 414.410

7 Komunikasi 109.766 131.100 126.643 182.742 129.849

8 Keuangan 22.197 41.942 40.887 69.354 38.524

9 Jasa 309.716 333.016 170.340 318.920 281.483

Jumlah 1.184.337 1.232.264 1.070.994 3.487.595 1.232.675

Lampiran 27

Penduduk Provinsi Jawa Timur Usia 10 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama

No Sektor/Subsektor 1998 1999 2000 2001

1 Pertanian 7.699.823 7.708.240 7.246.286 10.199.564

2 Pertambangan & Galian 83.644 97.656 77.042 117.560

3 Industri 1.957.162 2.087.851 2.165.713 2.671.61

4 Listrik, Gas & Air 44.006 30.796 32.083 27.520

5 Konstruksi 673.298 603.734 655.072 836.203

6 Perdagangan 2.941.227 3.138.429 3.252.765 3.867.705

7 Komunikasi 723.993 756.210 850.706 1.045.783

8 Keuangan 106.813 109.358 171.087 232.866

9 Jasa 2.073.610 2.120.510 1.643.230 2.161.427

Jumlah 16.350.540 16.691.884 16.094.614 21.185.648

LQ Kota Kediri Tahun 1996-2007

LQ Kota Kediri Sektor Ekonomi 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002

Pertanian 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

Pertambangan & Penggalian 0,01 0,01 0,005 0,002 0,003 0,003 0,04

Industri Pengolahan 2,49 2,46 2,62 2,64 2,66 2,67 2,64

Listrik, Gas & Air Bersih 0,11 0,11 0,10 0,11 0,11 0,11 0,12

Konstruksi 0,06 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,04

Perdagangan, Hotel & Restoran 0,71 0,67 0,66 0,68 0,70 0,69 0,77

Page 165: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

165

Pengangkutan & Komunikasi 0,15 0,15 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,34 0,31 0,35 0,37 0,37 0,40 0,64

Jasa-Jasa 0,09 0,09 0,08 0,08 0,09 0,09 0,12

Lampiran 28

LQ Kota Blitar Tahun 1996-2007

LQ Kota Blitar Sektor Ekonomi 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003

Pertanian 0,63 0,62 0,57 0,56 0,56 0,55 0,51 0,52

Pertambangan & Penggalian 0,13 0,10 0,10 0,05 0,06 0,06 0,05 0,05

Industri Pengolahan 0,40 0,40 0,45 0,43 0,52 0,52 0,44 0,45

Listrik, Gas & Air Bersih 1,80 1,73 1,75 1,85 1,70 1,68 1,74 2,06

Konstruksi 1,37 1,36 1,43 1,52 1,48 1,47 1,22 1,36

Perdagangan, Hotel & Restoran 0,91 0,88 0,83 0,86 0,83 0,82 0,88 0,86

Pengangkutan & Komunikasi 2,81 2,85 2,89 3,01 2,94 2,95 2,65 2,61

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2,86 3,39 3,24 2,71 2,57 2,51 2,66 2,56

Jasa-Jasa 2,20 2,19 2,15 2,13 2,11 2,09 2,24 2,24

LQ Kota Malang Tahun 1996-2007

LQ Kota Malang Sektor Ekonomi 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003Pertanian 0,06 0,06 0,05 0,05 0,04 0,04 0,04 0,04Pertambangan & Penggalian 0,09 0,06 0,08 0,04 0,04 0,05 0,05 0,05Industri Pengolahan 1,35 1,33 1,31 1,31 1,21 1,22 1,21 1,21Listrik, Gas & Air Bersih 0,34 0,37 0,27 0,28 0,37 0,35 0,25 0,27Konstruksi 0,63 0,62 0,68 0,76 0,73 0,73 0,56 0,55Perdagangan, Hotel & Restoran 1,12 1,13 1,40 1,43 1,26 1,27 1,40 1,39Pengangkutan & Komunikasi 1,46 1,42 1,32 1,24 1,63 1,49 0,86 0,81Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2,05 1,94 1,48 1,30 1,82 1,80 1,72 1,64Jasa-Jasa 1,22 1,20 1,05 1,11 1,33 1,36 1,47 1,46

Lampiran 29

LQ Kota Probolinggo Tahun 1996-2007

LQ Kota Probolinggo Sektor Ekonomi 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003Pertanian 0,60 0,61 0,64 0,70 0,53 0,53 0,48 0,50Pertambangan & Penggalian 0,02 0,01 0,01 0,004 0,004 0,005 0,02 0,02Industri Pengolahan 0,93 0,93 0,94 0,92 0,90 0,88 0,69 0,60Listrik, Gas & Air Bersih 1,13 1,27 0,94 1,02 1,23 1,21 1,28 1,53Konstruksi 0,10 0,10 0,11 0,11 0,15 0,11 0,09 0,08Perdagangan, Hotel & Restoran 1,16 1,17 1,42 1,48 1,19 1,17 1,42 1,45Pengangkutan & Komunikasi 3,58 3,50 3,04 2,78 3,38 3,43 2,83 2,82Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2,31 2,30 1,44 1,10 1,34 1,45 1,22 1,22Jasa-Jasa 0,77 0,78 0,65 0,68 0,80 0,80 1,01 1,02

Page 166: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

166

LQ Kota Pasuruan Tahun 1996-2007

LQ Kota Pasuruan Sektor Ekonomi 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003Pertanian 0,27 0,27 0,28 0,27 0,27 0,28 0,27 0,28Pertambangan & Penggalian 0,07 0,12 0,06 0,03 0,03 0,03 0,13 0,12Industri Pengolahan 0,66 0,68 0,70 0,67 0,72 0,72 0,54 0,54Listrik, Gas & Air Bersih 1,95 1,91 1,81 1,74 1,65 1,58 1,50 1,77Konstruksi 2,34 2,27 1,92 1,97 1,90 1,89 1,81 1,81Perdagangan, Hotel & Restoran 1,39 1,37 1,41 1,44 1,38 1,35 1,44 1,42Pengangkutan & Komunikasi 2,37 2,42 2,35 2,38 2,41 2,36 2,30 2,20Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,66 1,76 1,70 1,60 1,58 1,59 1,58 1,52Jasa-Jasa 1,20 1,20 1.13 1,12 1,11 1,12 1,35 1,36

Lampiran 30

LQ Kota Mojokerto Tahun 1996-2007

LQ Kota Mojokerto Sektor Ekonomi 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003Pertanian 0,08 0,08 0,08 0,07 0,07 0,070 0,05 0,06Pertambangan & Penggalian 0 0 0 0 0 0 0 Industri Pengolahan 0,65 0,65 0,40 0,40 0,42 0,42 0,57 0,56Listrik, Gas & Air Bersih 2,50 2,54 2,56 2,46 2,38 2,36 2,05 2,Konstruksi 1,37 1,37 1,57 1,55 1,52 1,50 1,41 1,44Perdagangan, Hotel & Restoran 1,69 1,71 1,70 1,70 1,66 1,64 1,50 1,48Pengangkutan & Komunikasi 3,50 3,56 3,44 3,31 3,19 3,14 2,82 2,71Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,68 1,65 1,66 1,52 1,44 1,39 1,49 1,42Jasa-Jasa 1,61 1,62 1,53 1,50 1,50 1,44 1,35 1,34

LQ Kota Madiun Tahun 1996-2007

LQ Kota Madiun Sektor Ekonomi 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003Pertanian 0,17 0,16 0,14 0,14 0,14 0,13 0,14 0,14Pertambangan & Penggalian 0,04 0,03 0,04 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02Industri Pengolahan 0,91 0,91 0,94 0,94 0,97 0,95 0,76 0,77Listrik, Gas & Air Bersih 1,06 1,02 1,10 1,06 1,01 0,99 1,14 1,36Konstruksi 4,27 4,07 3,61 3,58 3,50 3,48 3,34 3,Perdagangan, Hotel & Restoran 0,81 0,77 0,77 0,78 0,77 0,76 0,82 0,83Pengangkutan & Komunikasi 2,13 2,08 2,18 2,37 2,35 2,39 2,17 2,12Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2,02 2,76 2,66 2,42 2,33 2,25 2,25 2,14Jasa-Jasa 1,47 1,43 1,43 1,41 1,42 1,43 1,94 1,91

Lampiran 31

LQ Kota Surabaya Tahun 1996-2007

LQ Kota Surabaya

Page 167: ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN …/Analisis... · 1 analisis perubahan struktur perekonomian dan penyerapan tenaga kerja sektoral daerah perkotaan di provinsi jawa timur

167

Sektor Ekonomi 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 Pertanian 0,03 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,09 Pertambangan & Penggalian 0,01 0,01 0,01 0,003 0,003 0,003 0,01 Industri Pengolahan 1,24 1,25 1,21 1,18 1,18 1,17 1,13 Listrik, Gas & Air Bersih 1,38 1,39 1,57 1,59 1,65 1,66 1,37 Konstruksi 2,39 2,38 2,46 2,49 2,46 2,43 1,88 Perdagangan, Hotel & Restoran 1,14 1,14 1,24 1,29 1,26 1,29 1,31 Pengangkutan & Komunikasi 1,64 1,63 1,78 1,87 1,94 1,86 1,79 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,60 1,56 1,46 1,34 1,33 1,33 1,36 Jasa-Jasa 0,53 0,53 0,56 0,58 0,57 0,57 0,88