Analisis Kinerja Perekonomian Propinsi Jambi 2009 ( Kab ... · PDF filepenentuan subsektor...

12
1 Analisis Kinerja Perekonomian Propinsi Jambi 2009 ( Kab. Batang Hari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur, Tebo, Kota Jambi, Kota Sungai Penuh ) Oleh : Bhian Rangga Prodi Geografi FKIP UNS A. Pendahuluan Pembangunan di suatu daerah merupakan proses yang berkesinambungan dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, strategi pembangunan haruslah dapat memacu pertumbuhan ekonomi serta peningkatan kualitas sumber daya manusia. Berdasarkan tujuan dan strategi pembangunan tersebut, maka pelaksanaan pembangunan harus diarahkan pada hal-hal yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan pada umumnya difokuskan pada pembangunan ekonomi melalui usaha peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan diidentikkan dengan upaya peningkatan pendapatan per kapita, atau populer disebut strategi pertumbuhan ekonomi. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu alat untuk mengetahui struktur ekonomi suatu wilayah, diyakini masih merupakan indikator penting dalam menentukan arah pembangunan. Dengan memperhatikan besarnya peranan masing- masing dalam PDRB, skala prioritas pembangunan dapat ditentukan. Berdasarkan sumber data PDRB di suatu daerah maka akan membantu dalam menganalisis kinerja perekonomian suatu daerah Provinsi Jambi Tahun 2009. Penyusunan analisis kinerja perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2009 ini berisi pengklasifikasian wilayah berdasarkan tipologi Klassen, distribusi pendapatan antar daerah melalui indeks Williamson, analisis ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar kabupaten, penentuan subsektor unggulan perekonomian daerah, analisis tingkat spesialisasi daerah dengan menggunakan indeks Krugman serta keterjangkauan antar wilayah. B. Metodologi Penentuan tempat dalam menganalisis kinerja perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2009 mengambil daerah ( Kab. Batang Hari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur, Tebo, Kota Jambi, Kota Sungai Penuh ). Data yang digunakan adalah data sekunder. Data diperoleh BPS Provinsi

Transcript of Analisis Kinerja Perekonomian Propinsi Jambi 2009 ( Kab ... · PDF filepenentuan subsektor...

Page 1: Analisis Kinerja Perekonomian Propinsi Jambi 2009 ( Kab ... · PDF filepenentuan subsektor unggulan perekonomian daerah, analisis tingkat spesialisasi daerah dengan menggunakan indeks

1

Analisis Kinerja Perekonomian Propinsi Jambi 2009

( Kab. Batang Hari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur, Tebo,

Kota Jambi, Kota Sungai Penuh )

Oleh : Bhian Rangga

Prodi Geografi FKIP UNS

A. Pendahuluan

Pembangunan di suatu daerah merupakan proses yang berkesinambungan dengan

tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, strategi

pembangunan haruslah dapat memacu pertumbuhan ekonomi serta peningkatan kualitas

sumber daya manusia. Berdasarkan tujuan dan strategi pembangunan tersebut, maka

pelaksanaan pembangunan harus diarahkan pada hal-hal yang dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Pembangunan pada umumnya difokuskan pada pembangunan

ekonomi melalui usaha peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan diidentikkan

dengan upaya peningkatan pendapatan per kapita, atau populer disebut strategi pertumbuhan

ekonomi. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu alat untuk

mengetahui struktur ekonomi suatu wilayah, diyakini masih merupakan indikator penting

dalam menentukan arah pembangunan. Dengan memperhatikan besarnya peranan masing-

masing dalam PDRB, skala prioritas pembangunan dapat ditentukan. Berdasarkan sumber

data PDRB di suatu daerah maka akan membantu dalam menganalisis kinerja perekonomian

suatu daerah Provinsi Jambi Tahun 2009.

Penyusunan analisis kinerja perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2009 ini berisi

pengklasifikasian wilayah berdasarkan tipologi Klassen, distribusi pendapatan antar daerah

melalui indeks Williamson, analisis ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar kabupaten,

penentuan subsektor unggulan perekonomian daerah, analisis tingkat spesialisasi daerah

dengan menggunakan indeks Krugman serta keterjangkauan antar wilayah.

B. Metodologi

Penentuan tempat dalam menganalisis kinerja perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2009

mengambil daerah ( Kab. Batang Hari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur, Tebo, Kota Jambi,

Kota Sungai Penuh ). Data yang digunakan adalah data sekunder. Data diperoleh BPS Provinsi

Page 2: Analisis Kinerja Perekonomian Propinsi Jambi 2009 ( Kab ... · PDF filepenentuan subsektor unggulan perekonomian daerah, analisis tingkat spesialisasi daerah dengan menggunakan indeks

2

Jambi dan BPS, dan Bappeda di kabupaten / kota tersebut melalui searching internet. Data yang

diperlukan antara lain: PDRB ADHK Provinsi Jambi tahun 2009, PDRB ADHK menurut

kabupaten / kota tahun 2009, Jumlah Penduduk Provinsi Jambi 2009, Jumlah Penduduk

kabupaten/kota di Provinsi Jambi 2009.

Adapun analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Analisis yang digunakan untuk mengetahui gambaran pola dan struktur pertumbuhan

ekonomi masing – masing daerah adalah analisis tipologi klassen. Dengan menentukan

rata – rata pertumbuhan ekonomi sebagai suatu sumbu vertikal dan rata – rata pendapatan

perkapita sebagai sumbu horizontal, daerah yang diamati dapat dibagi menjadi empat

klasifikasi, yaitu : daerah cepat-maju dan cepat tumbuh ( high growth and high income),

daerah maju tapi tertekan(high income but low growth), daerah berkembang cepat ( high

growth but low income), dan daerah relatif tertinggal ( low growth and low income ) (

syafrizal, 1997: 27-38;Kuncoro, 1993;Hill, 1989 )

2. Analisis distribusi pendapatan antar daerah dengan menggunakan indeks Williamson.

Indeks Williamson tersebut dapat diistilahkan dengan Weighted Coeffisien of Variation (

CVw ).

CVw = (𝑌𝑖 − 𝑌𝑘 2 𝑥( 𝑃𝑜𝑝𝑗 / 𝑃𝑜𝑝𝑘 )

𝑌𝑘

Keterangan :

CV w = koefisien variasi yang menunjukkan tingkat kesenjangan pendapatan antar

wilayah

Yi = pendapatan domestik regional bruto per kapita msing – masing wilayah

Yk = pendapatan domestik bruto per kapita provinsi

Popj =jumlah penduduk masing – masing wilayah kabupaten / kota

Popk = jumlah penduduk provinsi

Nilai koefisien atau indeks williamson terletak antara nol sampai satu. Jika mendekati

nol, maka tingkat kesenjangan pendapatan antar wilayah relatif rendah ( cenderung

merata ), namun jika mendekati satu, maka tingkat kesenjangan pendapatan antar wilayah

relatif tinggi ( cenderung timpang ).

3. Analisis penentuan subsektor unggulan perekonomian daerah, dengan teknik analisis

Location Quotient ( LQ ).

Page 3: Analisis Kinerja Perekonomian Propinsi Jambi 2009 ( Kab ... · PDF filepenentuan subsektor unggulan perekonomian daerah, analisis tingkat spesialisasi daerah dengan menggunakan indeks

3

𝐿𝑄 = 𝑋𝑟/𝑅𝑉𝑟

𝑋𝑛/𝑅𝑉𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐿𝑄 =

𝑋𝑟/𝑋𝑛

𝑅𝑉𝑟/𝑅𝑉𝑛

Keterangan :

Xr : nilai produksi subsektor I pada daerah kabupaten

RVr : total PDRB kabupaten

Xn : nilai produksi subsektor I pada kawasan

RVn : total PDRN pada kawasan andalan

4. Analisis spesialisasi regional, untuk penentuan tingkat spesialisasi wilayah.

𝑆𝐼𝑗𝑘 = 𝐸𝑖𝑗

𝐸𝑗−

𝐸𝑖𝑘

𝐸𝑘

𝑛

𝑖=1

5. Analisis keterjangkauan antar wilayah dengan menggunakan indeks gravitasi.

Ig= k.N1.N2/D2

Indeks grafitasi adalah hasil perkalian PDRB dua kabupaten / kota dibagi jarak kuadrat

dua kabupaten / kota

Page 4: Analisis Kinerja Perekonomian Propinsi Jambi 2009 ( Kab ... · PDF filepenentuan subsektor unggulan perekonomian daerah, analisis tingkat spesialisasi daerah dengan menggunakan indeks

4

C. Hasil Analisis

Sumber: BPS Prov Jambi 2009, ( diolah )

TABEL 2. Pertumbuhan PDRB Perkapita ADHK Kabupaten /

Kota di Provinsi Jambi 2008-2009( % )

Kabupaten / kota Rata-rata

Kab. Muaro Jambi 5.52

Kota Sungai Penuh 6.30

Kota Jambi 6.85

Kab. Tanjung jabung timur 5.00

Kab. Tebo 5.01

Kab. Batanghari 5.14

Provinsi Jambi 6.39

Sumber: BPS Prov Jambi 2009, ( diolah )

Nb : Untuk gambar Grafik Tipologi Klassen Propinsi Jambi 2009

( Kab. Batang Hari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur, Tebo, Kota Jambi,

Kota Sungai Penuh ) dapat dilihat pada makalah yang sudah disusun

TABEL 1. PDRB Perkapita ADHK Kabupaten / Kota di Provinsi Jambi

2008-2009

Kabupaten / kota PDRB 2008 PDRB 2009

Jumlah

penduduk

2008

jumlah

penduduk

2009

Pendapatan

perkapita 2008

Pendapatan

Perkapita

2009

Rata - rata

Kab. Muaro

Jambi 1059163.69 1117610.66 310676 314598 3.409223 3.552504 3.480863

Kota Sungai

Penuh 487873.49 518618.13 68672 78102 7.104402 6.640267 6.872334

Kota Jambi 2863622.22 3059810.48 467408 476038 6.126601 6.427660 6.277130

Kab. Tanjung jabung

timur 2163480.17 2271694.46 211789 213781 10.215262 10.626269 10.420766

Kab. Tebo 817651.46 858592.23 253373 257267 3.227066 3.337359 3.282212

Kab. Batanghari 1069406.74 1124399.43 219181 222841 4.879103 5.045748 4.962425

Provinsi Jambi 15297770.57 16274907.72 2788269 2834164 5.486476 5.742402 5.614439

Page 5: Analisis Kinerja Perekonomian Propinsi Jambi 2009 ( Kab ... · PDF filepenentuan subsektor unggulan perekonomian daerah, analisis tingkat spesialisasi daerah dengan menggunakan indeks

5

Sebagai daerah cepat maju dan cepat tumbuh, Kota Jambi memiliki tingkat

pertumbuhan dan pendapatan perkapita yang lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten / kota

di Provinsi Jambi. Dilihat dari PDRB subsektor lapangan usaha, pertumbuhan PDRB didorong

oleh sumbangan terbesar pada sektor pengangkutan dan komunikasi. Kota Sungai Penuh dan

Kab. Tanjung Jabung Timur berada pada klasifikasi maju tapi tertekan, pada dasarnya memiliki

pendapatan perkapita tinggi dan laju pertumbuhan perekonomian yang tinggi, kecuali kabupaten

Tanjung Jabung Timur dengan pertumbuhan ekonomi hanya 5.01%. Kabupaten Muaro Jambi,

Tebo, dan BatangHari merupakan daerah yang berada pada klasifikasi daerah relatif tertinggal

karena pembangunan di wilayah tersebut terlambat.

Berdasarkan pembahasan klasifikasi posisi perekonomian Tipologi Klassen, maka

keberadaan kota Jambi sebagai daerah maju dan cepat tumbuh. Sehingga pada daerah tersebut,

segala aktivitas pembangunan perekonomian, bahkan pembangunan jaringan komunikasi

maupun IT berkembang pesat. Sedangkan pada Kabupaten Tebo, Muaro Jambi, dan Batang Hari

merupakan daerah relatif tertinggal disebabkan lambatnya pembangunan infrastruktur di wilayah

tersebut. Sehingga pemerintah daerah setempat perlu adanya untuk melakukan usaha

pembangunan, sehingga kesejahteraan dapat tercapai.

2. Indeks Williamson

Tabel 3. Indeks williamson

Kabupaten /

kota

PDRB PERKAPITA 2009 ( Yi )

PDRB PROVINSI ( yk )

Yi-Yk ( Yi-Yk )2 Popj popk popj/popk (yi-Yk)2 *

(popj/popk)

Kab. Muaro Jambi 3.552504021 16274907.72 -16274904.17 264872505661178 314598 2834164 0.111002045 29401389805246

Kota Sungai Penuh 6.640266959 16274907.72 -16274901.08 264872405155096 78102 2834164 0.027557333 7299176966267

Kota Jambi 6.427660145 16274907.72 -16274901.29 264872412075405 476038 2834164 0.167964169 44489074485299

Kab. Tanjung jabung timur 10.62626922 16274907.72 -16274897.09 264872275411527 213781 2834164 0.075430003 19979316620263

Kab. Tebo 3.337358581 16274907.72 -16274904.38 264872512664121 257267 2834164 0.090773505 24043406350360

Kab. Batanghari 5.045747551 16274907.72 -16274902.67 264872457056390 222841 2834164 0.078626713 20826050716509

Jumlah (yi-Yk)2 * (popj/popk) 146038414943943

Akar (yi-Yk)2 * (popj/popk) 12084635.49

Indeks williamson 0.742531737

Sumber: BPS Prov Jambi 2009, ( diolah )

Page 6: Analisis Kinerja Perekonomian Propinsi Jambi 2009 ( Kab ... · PDF filepenentuan subsektor unggulan perekonomian daerah, analisis tingkat spesialisasi daerah dengan menggunakan indeks

6

Berdasarkan tabel indeks williamson di tas dapat dilihat bahwa pada tahun 2009, nilai

indeks williamson sebesar 0,7425. Sehingga secara umum terjadi kesenjangan pendapatan antar

wilayah di provinsi Jambi. ( karena nilai tingkat kesenjangan pendapatan antar wilayah

mendekati satu ), sehingga dapat dikatakan bahwa kesenjangan pendapatan antar wilayah relatif

tinggi ( cenderung tertimpang ). Adapun secara umum penyebab ketimpangan antar wilayah

kabupaten / kota di Provinsi Jambi adalah faktor kepemilikan sumberdaya alam dan persebaran

penduduk. Beberapa kabupaten / kota seperti Batanghari, Muaro Jambi, tanjung Jabung Timur,

Kota Jambi memiliki sumber migas, sedangkan kabupaten Sungai Penuh tidak memiliki migas.

Seperti diketahui, komoditas migas produksinya agak sulit diprediksi, begitu juga dengan

harganya. Dari sinilah ketimpangan antar wilayah berasal.

3. Analisis LQ

Tabel 4. Tabel LQ subsektor Pertanian

Kabupaten / kota nilai subsektor pertanian tiap

kabupaten PDRB 2009 xr/RVr

Nilai subsektor pertanian propinsi

Total pdrb

Xn/RVn

Kab. Muaro Jambi 89032.13 1117610.7 0.079663 5003441.11 8950725 0.558998

Kota Sungai Penuh 70404.64 518618.13 0.135754 5003441.11 8950725 0.558998

Kota Jambi 66128.79 3059810.5 0.021612 5003441.11 8950725 0.558998

Kab. Tanjung jabung timur 633022.26 2271694.5 0.278656 5003441.11 8950725 0.558998

Kab. Tebo 423709.2 858592.23 0.493493 5003441.11 8950725 0.558998

Kab. Batanghari 350296.02 1124399.4 0.311541 5003441.11 8950725 0.558998

Kabupaten / kota LQ

Kab. Muaro Jambi 0.14 Kota Sungai Penuh 0.24 Kota Jambi 0.04 Kab. Tanjung jabung timur 0.50 Kab. Tebo 0.88 Kab. Batanghari 0.56 Sumber: BPS Prov Jambi 2009, ( diolah )

Page 7: Analisis Kinerja Perekonomian Propinsi Jambi 2009 ( Kab ... · PDF filepenentuan subsektor unggulan perekonomian daerah, analisis tingkat spesialisasi daerah dengan menggunakan indeks

7

Berdasarkan tabel LQ tersebut dapat diketahui bahwa sektor pertanian di setiap daerah /

kota memiliki nilai LQ sebesar 0,14-0,88. Berdasarkan kriteria pengukuran LQ menurut

Bendavis-Val( 1991:74) yaitu bila LQ>1 berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu di tingkat

daerah lebih besar dari sektor yang sama di tingkat nasiona. Bila LQ<1 berarti tingkat

spesialisasi sektor tertentu di tingkat daerah lebih kecil dari sektor yang sama di tingkat nasional,

bila LQ=1 berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu pada tingkat daerah sama dengan sektor

yang sama nasional. Bila LQ > 1 berarti subsektor tersebut merupakan subsektor unggulan di

daerah dan potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian daerah. Apabila LQ

< 1 berarti subsektor tersebut bukan merupakan subsektor unggulan dan kurang potensial untuk

dikembangkan sebagai penggerak perekonomian daerah.

Berdasarkan uraian tersebut dapat terlihat jelas bahwa jika LQ <1, , maka subsektor

tersebut bukan merupakan subsektor unggulan dan kurang potensial untuk dikembangkan

sebagai perekonomian daerah. Hal ini berarti subsektor pertanian disetiap kabupaten / kota di

Provinsi Jambi bukan merupakan subsektor unggulan dan kurang potensial untuk dikembangkan

sebagai penggerak perekonomian daerah. Salah satu hal yang mendasari adalah daerah tersebut

secara fisik kurang cocok untuk daerah pertanian. Masyarakat Jambi umumnya fokus bekerja di

sektor pertambangan, perdagangan, ataupun jasa.

4. Indeks spesialisasi

Tabel 5. Indeks Spesialisasi

Kabupaten / kota PDRB sektor

pertanian Total PDRB kabupaten

pdrb sektor pertanian

dibagi total pdrb

kabupaten

Kab. Muaro Jambi 89032.13 1117610.66 0.079662921

Kota Sungai Penuh 70404.64 518618.13 0.135754298

Kota Jambi 66128.79 3059810.48 0.021612054

Kab. Tanjung jabung timur 633022.26 2271694.46 0.278656426

Kab. Tebo 423709.2 858592.23 0.493492936

Kab. Batanghari 350296.02 1124399.43 0.311540553

Page 8: Analisis Kinerja Perekonomian Propinsi Jambi 2009 ( Kab ... · PDF filepenentuan subsektor unggulan perekonomian daerah, analisis tingkat spesialisasi daerah dengan menggunakan indeks

8

Kabupaten / kota Kab.

Muaro Jambi

Kota Sungai Penuh

Kota Jambi Tanjungjabung

Timur Kab. Tebo Kab.batanghari rata-rata

Kab. Muaro Jambi -0.06 3.69 0.29 0.16 0.26 0.87

Kota Sungai Penuh 6.28 0.49 0.28 0.44 1.87

Kota Jambi 0.08 0.04 0.07 0.06

Kab. Tanjung jabung timur 0.56 0.89 0.73

Kab. Tebo 1.58 1.58

Kab. Batanghari 0.69

Rata-rata 0.97

Kriteria pengukuran indeks spesialisasi menurut Kim ( 1995: 883 ) adalah “ bila indeks

spesialisasi regional mendekati nol maka kedua daerah tersebut tidak memiliki spesialisasi, dan

bila indeks spesialisasi regional mendekati dua, maka kedua daerah tersebut memiliki

spesialisasi.

Kenaikan spesialisasi kab. Muaro jambi terhadap kota Jambi, menunjukkan

terspesialisasinya subsektor usaha kab. Muaro jambi terhadap kota Jambi. Sedangkan penurunan

spesialisasi terhadap kab. Sungai kota penuh, tanjung jabung timur, tebo, batanghari

menunjukkan tidak terspesialisasinya subsektor usaha kab. Muaro jambi terhadap keempat

kabupaten tersebut.

Kenaikan spesialisasi kab. Sungai penuh terhadap kota Jambi, menunjukkan

terspesialisasinya subsektor usaha kab. Muaro jambi terhadap kota Jambi. Sedangkan penurunan

spesialisasi terhadap, tanjung jabung timur, tebo, batanghari menunjukkan tidak

terspesialisasinya subsektor usaha kab. Sungai penuh terhadap ketiga kabupaten tersebut.

Sedangkan penurunan spesialisasi kota Jambi terhadap tanjung jabung timur, tebo,

batanghari menunjukkan tidak terspesialisasinya subsektor usaha kota Jambi terhadap ketiga

kabupaten tersebut. Penurunan spesialisasi kab. tanjung jabung timur terhadap kab. tebo,

batanghari menunjukkan tidak terspesialisasinya subsektor usaha kab.tanjungjabung timur

terhadap kedua kabupaten tersebut. Kenaikan spesialisasi kab. tebo terhadap kab.batanghari

menunjukkan terspesialisasinya subsektor usaha kab. kab. tebo terhadap kab.batanghari.

Page 9: Analisis Kinerja Perekonomian Propinsi Jambi 2009 ( Kab ... · PDF filepenentuan subsektor unggulan perekonomian daerah, analisis tingkat spesialisasi daerah dengan menggunakan indeks

9

5.Indeks Grafitasi

Tabel 6. Indeks Grafitasi

Kabupaten / kota

Total PDRB kabupaten

Kab. Muaro Jambi 1117610.66

Kota Sungai Penuh 518618.13

Kota Jambi 3059810.48

Kab. Tanjung jabung timur 2271694.46

Kab. Tebo 858592.23

Kab. Batanghari 1124399.43

Hasil perkalian pdrb

Kabupaten / kota

Kab. Muaro Jambi

Kota Sungai Penuh

Kota Jambi Tanjungjabung

Timur Kab. Tebo Kab.batanghari

Kab. Muaro Jambi 579613150557.27 579613150557.27 2538869944758.94 959571828841.17 1256640789065.92

Kota Sungai Penuh 1586873189292.00 1178141932776.56 445281496755.13 583133929759.67

Kota Jambi 6950954516065.94 2627129503400.57 3440449159620.03

Kab. Tanjung jabung timur 1950459212290.05 2554291955958.16

Kab. Tebo 965400614014.43

Kab. Batanghari

Jarak antar kabupaten/kota( di peta dalam cm )

Kabupaten / kota

Kab. Muaro Jambi

Kota Sungai Penuh Kota Jambi Tanjungjabung

Timur Kab. Tebo Kab.batanghari

Kab. Muaro Jambi 20.00 3.00 5.00 12.00 14.00

Kota Sungai Penuh 18.00 21.00 10.00 7.00

Kota Jambi 4.00 11.00 11.00

Kab. Tanjung jabung timur 11.00 14.00

Kab. Tebo 5.00

Kab. Batanghari

Page 10: Analisis Kinerja Perekonomian Propinsi Jambi 2009 ( Kab ... · PDF filepenentuan subsektor unggulan perekonomian daerah, analisis tingkat spesialisasi daerah dengan menggunakan indeks

10

Jarak sesungguhnya antar kabupaten/kota( dalam km )

Kabupaten / kota

Kab. Muaro Jambi

Kota Sungai Penuh Kota Jambi Tanjungjabung

Timur Kab. Tebo Kab.batanghari

Kab. Muaro Jambi 275.00 41.25 68.75 165.00 192.50

Kota Sungai Penuh 247.50 288.75 137.50 96.25

Kota Jambi 55.00 151.25 151.25

Kab. Tanjung jabung timur 151.25 192.50

Kab. Tebo 68.75

Kab. Batanghari

jarak kuadrat kabupaten

Kabupaten / kota

Kab. Muaro Jambi

Kota Sungai Penuh Kota Jambi Tanjungjabung

Timur Kab. Tebo Kab.batanghari

Kab. Muaro Jambi 75625.00 1701.56 4726.56 27225.00 37056.25

Kota Sungai Penuh 61256.25 83376.56 18906.25 9264.06

Kota Jambi 3025.00 22876.56 22876.56

Kab. Tanjung jabung timur 22876.56 37056.25

Kab. Tebo 4726.56

Kab. Batanghari

Indeks Grafitasi

Kabupaten / kota

Kab. Muaro Jambi

Kota Sungai Penuh Kota Jambi

Tanjungjabung Timur Kab. Tebo Kab.batanghari

Kab. Muaro Jambi 7664306.12 340635827.69 537149343.68 35245980.86 33911709.61

Kota Sungai Penuh 25905490.29 14130373.06 23552079.17 62945811.27

Kota Jambi 2297836203.66 114839347.19 150391876.39

Kab. Tanjung jabung timur 85260152.71 68930125.31

Kab. Tebo 204250047.26

Kab. Batanghari

Sumber: BPS Prov Jambi 2009, ( diolah )

Berdasarkan indeks tersebut dapat diketahui bahwa setiap kota / kabupaten memiliki

indeks grafitas yang berbeda – beda. Indeks grafitasi yang paling besar adalah indeks grafitasi

antara kota jambi dengan kab. Tanjung jabung timur. Sedangkan indeks grafitasi yang terkecil

adalah kota sungai penuh dan kab. Muaro jambi. Sehingga jika indeks grafitasi tinggi maka dapat

Page 11: Analisis Kinerja Perekonomian Propinsi Jambi 2009 ( Kab ... · PDF filepenentuan subsektor unggulan perekonomian daerah, analisis tingkat spesialisasi daerah dengan menggunakan indeks

11

diperkirakan bahwa kedua daerah tersebut merupakan daerahyang maju, karena pdrb kedua

daerah tersebut hampir sama, sedangkan jika indeks grafitasi kecil maka dapat diperkirakan

bawa kedua daerah tersebut meruakan daerah reatif tertinggal. Karena dengan adanya indeks

grafitasi, kita dapat mengetahui hubungan kedua daerah tersebut, sehingga dengan adanya

hubungan kedua daerah tersebut dimungkinkan untuk melakukan kerjasama baik dalam bidang

perekonmian maupun bidang – bidang lain.

D. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tersebut dapat disimpulkan :

Berdasarkan klasifikasi posisi perekonomian Tipologi Klassen, maka keberadaan kota

Jambi sebagai daerah maju dan cepat tumbuh. Sehingga pada daerah tersebut, segala aktivitas

pembangunan perekonomian, bahkan pembangunan jaringan komunikasi maupun IT

berkembang pesat. Sedangkan pada Kabupaten Tebo, Muaro Jambi, dan Batang Hari merupakan

daerah relatif tertinggal disebabkan lambatnya pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut.

Sehingga pemerintah daerah setempat perlu adanya untuk melakukan usaha pembangunan,

sehingga kesejahteraan dapat tercapai.

Berdasarkan indek wiliamson, analisis LQ, provinsi Jambi kurang berpotensi untuk

dikembangkan dalam susektor pertanian, karena provinsi Jambi lahannya kurang cocok untuk

pertanian. Masyarakat cenderung ke sektor pertambngan ataupun jasa. Berdasarkan indeks

spesialisasi, setiap daerah / kabupaten memiliki indeks spesialisasi sendiri – sendiri. Sedangkan

berdasarkan indeks grafitasi, hubungan / keterkaitan antara wilayah satu dengan wilayah lainnya

berbeda – beda tergantung pdrb dan keterjangkauan antar wilayah tersebut.

Sehingga dengan adanya pengukuran – pengkuran tersebut bahwa pemerintah provinsi

setempat berserta pemerintah daerah setempat hendaknya mengevaluasi kinerja perekonomian

masing – masing wilayah. Hal ini dikarenakan potensi / kinerja masing – masing wilayah di

provinsi Jambi tergantung pdrb perkapita dan jumlah penduduk. Serta peranan pemerintah

beserta masyarakat dalam membangun perekonomian daerahperlu ditingkatkan, jangan sampai

pada zaman sekarang masih ada daerah yang masih tertinggal. Oleh karena itu perlu adanya

komitmen bersama – sama antara pemerintah dan masyarakat untuk membangun perekonomian

daerahnya masing – masing, khususnya di provinsi Jambi.

Page 12: Analisis Kinerja Perekonomian Propinsi Jambi 2009 ( Kab ... · PDF filepenentuan subsektor unggulan perekonomian daerah, analisis tingkat spesialisasi daerah dengan menggunakan indeks

12

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, 2009, PDRB ADHK Tahun dasar 2000 Propinsi Jambi. Jambi : BPS

http://bpsprovjambi.go.id/index.php?option=com_content&view=category&id=38&Itemi

d=41 diunduh 8 Oktober 2011

Badan Pusat Statistik, 2009, PDRB ADHK Tahun dasar 2000 Kota Jambi. Jambi : BPS

http://jambi.bps.go.id/ diunduh 8 Oktober 2011

Badan Pusat Statistik, 2009, Kab.Muaro Jambi Dalam Angka 2009. Sengeti : BPS

Badan Pusat Statistik, 2009, PDRB ADHK Tahun dasar 2000 Kota Sungai Penuh. Sungaipenuh :

BPS

Badan Pusat Statistik, 2009, Kab. Tanjungjabung TimurDalam Angka 2009. Muarasabak : BPS

Badan Pusat Statistik, 2009, PDRB ADHK Tahun dasar 2000 Kab. tebo. Muaratebo : BPS

http://tebo.bps.go.id/

Badan Pusat Statistik, 2009, PDRB ADHK Tahun dasar 2000 Kab. batanghari. Bangko : BPS

http://batanghari.bps.go.id/, diunduh 8 Oktober 2011

Mudrajad Kuncoro, 2001, Analisis Spasial dan Regional. Yogyakarta: AMP YKPN,